implementasi pendidikan agama islam berbasis...

72
i i IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA (Studi di Madrasah Tsanawiyah Sudirman Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017) oleh YASIN NIM. 12010150004 Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

Upload: nguyennhan

Post on 28-Mar-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

i

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BERBASIS KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP

DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA (Studi di Madrasah Tsanawiyah Sudirman Getasan Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2016/2017)

oleh

YASIN

NIM. 12010150004

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

ii

iii

iv

ABSTRAK

Implementasi Pendidikan Agama Islam Berbasis Konservasi Lingkungan

Hidup dalam Membentuk Karakter Siswa (studi di Madrasah Tsanawiyah

Sudirman Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017). Tesis.

Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga. 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) konsep Pendidikan

Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup, 2) implementasi Pendidikan

Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup, 3) hasil pembentukan

karakter siswa melalui Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan

hidup di Madrasah Tsanawiyah Sudirman Getasan Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2016/2017.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, pendekatan yang digunakan

adalah studi kasus. Subjek penelitian ini adalah Kepala Madrasah, Wakil kepala

Madrasah, Guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, Siswa

Madrasah. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi

dan trianggulasi data. Teknik analisis data menggunakan model Miles and

Huberman.

Hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1) Konsep Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup telah

tertuang dalam kurikulum pendidikan Madrasah dengan mengintegrasikan

pendidikan lingkungan hidup dalam materi-materi PAI yang meliputi Al-Qur’an

Hadits, Akidah Akhlak dan Fiqih, 2) Implementasi Pendidikan Agama Islam

melalui integrasi kegiatan belajar mengajar di dalam kelas (indoor) dan integrasi

outdoor tertuang dalam kegiatan pembiasaan piket kelas, Jumat bersih, dan

melalui berbagai slogan tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

3) Karakter yang terbentuk melalui Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi

lingkungan hidup digolongkan menjadi 2 yaitu karakter individual antara lain:

religius, disiplin, kreatif, mandiri. Kemudian yang kedua yaitu karakter sosial

antara lain: peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.

Kontribusi yang dapat diberikan dalam penelitian ini dapat

memberikan paradigma baru yaitu untuk mengatasi kerusakan lingkungan dapat

dilakukan melalui pemahaman dan penanaman cinta lingkungan kepada siswa

melalui lembaga pendidikan, dengan memasukan materi-materi tentang

lingkungan alam dalam materi-materi yang tertuang dalam mata pelajaran.

Kata kunci: pendidikan agama islam, konservasi lingkungan, karakter.

v

ABSTRACT

Implementing Islamic Religion Education Based on the Environment

Conservation to Build the Students Character (Study in MTs Sudirman Getasan

Kabupten Semarang in the academic year 2016/2017). Thesis. Graduate Program

Islamic Institute Salatiga. 2017.

This research aims to determine: 1) The concept of Islamic Religion

Education based on the environment conservation, 2) The Implementationof

Islamic Religion Education based on the environment conservation, 3) the results

of the students character building through Islamic Religion education based

environment conservation in MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang

Academic Year 2016 / 2017.

This research is a qualitative research approach used is a case study.

The subjects were Principals, the vice head master, the al-Qur'an Hadith, Morals

Aqeedah, Fiqh teachers, Students. The technique of collecting data through

observation, interviews, documentation and data triangulation. Data were

analyzed using a model of Miles and Huberman.

The results of the implementation showed that has been done that: 1)

The concept of Islamic Religion Education based on the environment

conservation has been stated in the curriculum MTs Sudirman Getasan by

integrating of environment education in the subject matter of the which include of

Al -Qur'an Hadith, Morals Aqeedah and Fiqh, 2) Implementation of Islamic

Religion education through the integration of teaching and learning activities in

the classroom (indoor) and the integration of outdoor activities in habituation of

picket class on Friday, and through various slogans about the importance of

keeping the environment . 3) The result of character formed through Islamic

Religion education based on the environment conservation was classified into

two, individual characters such as: religious, disciplined, creative, independent.

And the social character such as: environment care, social care, responsibility.

Hopetully the findings on the research could benefit in providing

a new paradigm one way to resolve the natural harm that can be done through

understanding and implanting of loving the environment to the students through

the educational institutions, by including materials about the natural environment

in the materials of subjects matters.

Keywords: Islamic religion education, environment conservation, character.

vi

PRAKATA

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT dan

mengharapkan ridho yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis yang berjudul " Implementasi Pendidikan Agama Islam

Berbasis Konservasi Lingkungan Dalam Membentuk Karakter Siswa (studi di

Madrasah Tsanawiyah Sudirman Getasan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran

2016/2017).)". Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar

Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri

Salatiga. Shalawat dan salam disampaikan kepada junjungan kita Nabi

Muhammmad SAW, mudah-mudahan kita semua mendapatkan safaat-Nya di

yaumul akhir nanti, Amin.

Berbagai bentuk kerusakan lingkungan alam dewasa ini telah memperoleh

perhatian dari berbagai pihak, upaya-upaya juga telah dilakukan agar kerusakan

terhadap terhadap lingkungan alam tidak semakin parah. Penelitian merupakan

salah satu upaya agar lingkungan alam tetap lestari dan terpelihara, yakni dengan

melihat konsep-konsep kurikulum yang terkait dengan lingkungan alam.

Pendidikan ternyata dapat mengambil peran yang signifikan dalam upaya untuk

mencegah berbagai kerusakan lingkungan alam melalui penanaman karakter

positif terhadap siswa untuk cinta terhadap alam.

vii

Sebagai manusia, Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam

penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak baik secara moral maupun spiritual. Untuk itu pada kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada:

1. Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag Direktur Program Pascasarjana Institut Agama Islam

Negeri Salatiga.

2. Dr. Phil. Asfa Widiyanto, MA Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

3. Dr. Imam Sotomo, M. Ag, Pembimbing dalam penulisan tesis ini yang dengan

sabar memberikan bimbingan dan arahan sejak penulisan sampai dengan

selesainya tesis ini.

4. Prof. Dr. Mansur, M.Ag, selaku penguji tesis ini yang telah memberikan

arahan dan wawasan untuk perbaikan.

5. Istiqomah, S.Pd, pendamping sejati, terima kasih untuk semua kesabaran,

pengertian dan motivasinya.

6. Natisya Adha Hanindya dan Raisya Ayunda Happy, bidadari-bidadari kecilku

yang telah menghilangkan setiap lelah, dan maaf telah mengurangi waktu

berkasih sayang buat kalian, semoga menjadi anak-anak yang sholehah, amin.

7. Bapak dan ibu dosen Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga yang

telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu kepada penulis selama

menempuh pendidikan.

viii

8. Kepala MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang atas ijin belajar dan

kebijaksanaan yang diberikan kepada penulis.

9. Teman-teman guru dan karyawan MTs Sudirman Getasan atas dukungannya.

10. Teman-teman mahasiswa Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga,

sebagai teman berbagi rasa dalam suka dan duka dan atas segala bantuan dan

kerjasamanya sejak mengikuti studi sampai penyelesaian penelitian dan

penulisan tesis ini.

11. Semua orang yang meluangkan waktu untuk membaca karya ini

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Penulis menyadari atas segala keterbatasan dan kekurangan dari isi

maupun tulisan tesis ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak

sangat diharapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan

kontribusi bagi pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di masa

mendatang.

Salatiga, Maret 2017

Yasin

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................

i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ii

HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

PRAKATA ..............................................................................................................v

DAFTAR ISI

........................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………...1

A. Latar Belakang Masalah .........................................................................1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................3

C. Signifikansi Penelitian ............................................................................4

D. Kajian Pustaka ........................................................................................5

E. Metode penelitian ..........................................................................

…...11

F. Sistematika Penulisan

............................................................................12

BAB II KONSEP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KONSERVASI

LINGKUNGAN HIDUP ………………………………………………13

x

A.Paradigma Integratif Mengatasi Kerusakan Lingkungan ……………13

B. Membumikan Nilai-Nilai Sosial Islam.................................................19

BAB III IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS

KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP ………………………….25

A. Gambaran Umum MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang …...25

B.Upaya Realisasi Pemaknaan Fungsi Khalifatullah fi Al-ardh ………..26

C.Upaya Konkret Penyelamatan Krisis Lingkungan Hidup …………….29

BAB IV PEMBENTUKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KOSERVASI

LINGKUNGAN HIDUP ………………………………………………32

A. Aktualisasi Nilai-Nilai Karakter Individual ………………………….32

B. Aktualisasi Nilai-Nilai Karakter Sosial ………………………………35

BAB V PENUTUP ……………………………………………………………...39

A.Simpulan ……………………………………………………………..39

B. Saran …………………………………………………………………40

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................41

LAMPIRAN

BIOGRAFI PENULIS

xi

DAFTAR GAMBAR

A. Struktur Organisasi MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang

TahunPelajaran 2016/2017 ………………………………………….44

B. Kondisi Lingkungan Madrasah ……………………………………...45

C. Aktivitas Siswa Membersihkan Lingkungan Madrasah …………….48

xii

DAFTAR LAMPIRAN

A. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ………………………………………50

B. Jadwal Observasi Penelitian …………………………………………52

C. Pedoman Wawancara Guru………………………………………….54

D. Pedoman Wawancara Siswa…………………………………………56

E. Pedoman Observasi ………………………………………………….58

F. Pedoman

G. Dokumentasi ………………………………………………59

H. Surat ijin mengadakan penelitian ……………………………………60

I. Surat Keterangan telah mengadakan penelitian ……………………..61

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kerusakan lingkungan yang terjadi dewasa ini telah mengakibatkan

terganggunya ekosistem baik di darat maupun di laut. Berbagai aktivitas

manusia yang tanpa kendali telah menyebabkan dampak yang buruk terhadap

lingkungan. Berbagai kerusakan yang begitu parah pada puncaknya adalah

bencana-bencana yang semakin sering terjadi akhir-akhir ini. dimana manusia

mengalami dampak yang parah.

Fenomena bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini, mayoritas

akibat kerusakan lingkungan yang sudah semakin parah. Selama tahun 2016

kejadian bencana naik 35% jika dibandingkan dengan jumlah bencana pada

tahun 2015.1 Dari berbagai bencana yang terjadi, bencana banjir, longsor,

kombinasi banjir dan longsor dan kebakaran hutan mendominasi. Banjir

adalah bencana paling banyak seperti yang terjadi di Pangkal Pinang,

Bandung maupun Bima. Bencana tersebut terjadi selain karena faktor cuaca

maupun alam, juga karena berbagai aktivitas manusia yang belum

mempunyai kesadaran menjaga kelestarian lingkungan.

1 Selama tahun 2016 terdapat 2.342 kejadian bencana, menurut Sutopo Purwo Nugroho

selaku kepala pusat data informasi dan humas BNBP merupakan yang tertinggi sejak pencatatan

kejadian bencana pada tahun 2002. Selama tahun 2016 terjadi 766 bencana banjir, 612 longsor,

669 puting beliung, 74 kombnasi banjir dan tanah longsor, 178 kebakaran hutan dan lahan, 13

gempa, 7 gunung meletus, 23 gelombang pasang dan abrasi. Pusat Data Informasi Badan Nasional

Penanggulangan Bencana per Oktober 2016 http://www.bnbp.go.id.

2

Fakta bahwa krisis lingkungan sudah begitu kritis adalah data yang

dilansir oleh World Wide Fund for Nature (WWF),2 bahwa Indonesia

merupakan negara pemilik hutan hujan tropis terluas ke-3 sedunia setelah

Brazil dan Kongo dengan luas hutan sekitar 109 juta hektar (2003). Akan

tetapi, dari luasan hutan yang tersisa itu, hampir setengahnya terdegradasi.3

Rehabilitasi terhadap lingkungan hidup yang telah mengalami kerusakan

wajib dilakukan untuk menyelamatkan lingkungan dari kerusakan yang lebih

parah lagi, sehingga dapat mengancam kehidupan manusia di bumi.

Penanaman karakter yang peduli terhadap pelestarian dan

pemeliharaan lingkungan pada generasi muda merupakan salah satu upaya

menyelamatkan lingkungan. Kemudian lembaga-lembaga pendidikan dapat

memberikan kontribusi dalam upaya menanamkan karakter positif dalam

berbagai usaha pelestarian lingkungan. Generasi penerus perlu diberikan

pemahaman yang tepat tentang pemanfaatan dan penjagaan kekayaan

ekosistem, sehingga keseimbangan alam akan terjaga untuk kelangsungan

kehidupan manusia. MTs Sudirman Getasan sebagai lembaga pendidikan

dapat berkontribusi dalam melakukan konservasi lingkungan hidup melalui

pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang di dalamnya terdapat materi-

materi tentang lingkungan sebagai basis dalam membentuk karakter siswa.

2World Wide Fund for Nature (WWF) adalah sebuah organisasi non-pemerintah internasional

yang menangani masalah-masalah tentang konservasi, penelitian dan restorasi lingkungan, dulunya

bernama World Wild Life Fund dan masih menjadi nama resmi di Kanada dan Amerika Serikat.

WWF adalah organisasi konservasi independen terbesar di dunia dengan lebih dari 5 juta

pendukung di seluruh dunia yang bekerja di lebih dari 100 negara, mendukung sekitar 1.300

proyek konservasi dan lingkungan. http://www.wwf.or.id/tentang_wwf/whoweare. 3 Abd. Aziz, “ Konservasi Alam Dalam Perspektif Etika Islam: Tantangan dan Tuntutan

Globalisasi”, Jurnal Akademika, Volume 19, Nomer 2, (Juli 2014), 305-321.

3

B. Rumusan Masalah

1. Identifikasi masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi berbagai

masalah sebagai berikut, (a) kerusakan lingkungan alam yang disebabkan oleh

manusia, (b) fenomena bencana alam akibat kerusakan lingkungan,

(c) pembiaran terhadap eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan,

(d) peran lembaga pendidikan melalaui Pendidikan Agama Islam untuk

menumbuhkan kesadaran melestarikan alam belum maksimal, (e) karakter

untuk menjaga dan memelihara lingkungan hidup belum tertanam secara kuat.

2. Pembatasan Masalah

Objek penelitian: konsep dan implementasi Pendidikan Agama

Islam berbasis konservasi lingkungan hidup dalam membentuk karakter siswa,

lokasi penelitian: MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang, waktu

penelitian: bulan Nopember Tahun 2016 sampai bulan Pebruari Tahun 2017.

3. Perumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang di atas maka dirumuskan masalah

sebagai berikut:

a. Bagaimanakah konsep Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi

lingkungan hidup?

b. Bagaimanakah implementasi Pendidikan Agama Islam berbasis

konservasi lingkungan hidup?

c. Bagaimanakah hasil pembentukan karakter siswa melalui Pendidikan

Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup?

4

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah keinginan-keinginan seorang peneliti atas

hasil penelitian yang dilakukannya terutama terkait dengan variabel-variabel

yang diteliti.4 Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di

atas, maka tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui:

konsep Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup,

implementasi Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup

dan hasil pembentukan karakter siswa melalui Pendidikan Agama Islam

berbasis konservasi lingkungan hidup. Penelitian ini semoga juga menjadi

pondasi dalam pembentukan karakter bagi generasi yang cinta dan peduli

terhadap lingkungan.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan penjelasan mengenai kegunaan dari

penelitian itu sendiri.5 Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan

yang berguna bagi peningkatan keilmuan, juga dapat menjadi sumber yang

akurat untuk memberikan informasi dan rekomendasi bagi guru mengenai

konsep-konsep pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi

lingkungan hidup dalam membentuk karakter siswa. Dan juga bagi para

penyelenggara pendidikan untuk dapat dijadikan salah satu sumber dalam

membentuk karakter bagi peserta didik yang peduli, cinta terhadap

lingkungan.

4 Riduan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2009,

11. 5 Riduan, Metode dan Teknik...,2009, 11.

5

D. Kajian Pustaka

1. Tinjauan Pustaka

Hasil penelitian B Hadia Martanti, bahwa Islam memiliki konsep

mengenai etika terhadap lingkungan hidup, konsep tersebut tersurat dalam

Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagai sumber hukum.6 Tesis Binti Salamah

konsep implementasi Pendidikan Agama Islam berwawasan lingkungan hidup

di MAN Yogyakarta II dengan mengintegrasikan berbagai mata pelajaran

seperti : Biologi, Bahasa Indonesia, Akidah Akhlak, Fiqih, Al-Qur’an Hadist.7

Penelitian lain tesis oleh Afik Ahsanti bahwa program wawasan lingkungan

hidup dalam Pendidikan Agama Islam adalah untuk mewujudkan peserta didik

yang cinta lingkungan.8 Berikutnya Mumtaz Akhter menyampaikan bahwa,

Islam melalui lembaga-lembaga pendidikan mempunyai peran penting dalam

menyelesaikan masalah-masalah lingkungan.9

Selanjutnya Haleema Sadia Mian dkk menyampaikan bahwa, Islam

memiliki etika yang tertuang dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist, bagaimana

hubungan manusia dengan alam.10

Berikutnya Azila Ahmad Sarkawi dkk

Islam mempunyai pandangan tentang konsep keberlanjutan pada konteks

sumber daya terbarukan dan kemampuan ekologi untuk mendukung

6B Hadia Martanti, “Kajian Etika Islam Tentang Lingkungan Hidup

(Tinjauan Filosofis)”, Tesis, UIN Yogyakarta, 2009. 7Binti Salamah, “Implementasi Pendidikan Agama Islam Berwawasan

Lingkungan Hidup di MAN Yogyakarta II”, Tesis, UIN Yogyakarta, 2014. 8 Afik Ahsanti, “Pendidikan Agama Islam Berwawasan Lingkungan Hidup (Studi Kasus

di SMA Negeri Banyumas Kabupaten Banyumas)", Tesis, UIN Yogyakarta, 2015. 9 Mumtaz Akhter, “Islamic Educational Approach to Environment Protection:A Strategic

Approach for Secure and Peaceful World” , International Journal of Business and Social Science,

Volume 1, Number 3 ( Desember 2010 ), 182 – 191. 10

Haleema Sadia Mian, Janas Khan, “Ata ur Rahman, Environmental Ethics of Islam”,

Journal of Culture, Society and Development, Volume 1, ( 2013 ), 69 – 74.

6

kehidupan manusia sebagai khalifah di bumi.11

Kemudian Abdur-Rahman

Olalekan Olayiwola berpendapat bahwa alam semesta, air dan bumi, tanaman,

hewan dan manusia perlu diperlakukan dengan hormat yang disebabkan

makhluk Allah.12

Penelitian berikutnya O.M. Ashtankar menyampaikan

manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan karena sesuai

dengan amanah yang telah diberikan kepada manusia yaitu sebagai khalifah.13

Menurut Ekpenyong Obo Ekpenyong, Bahwa Islam memiliki potensi untuk

menempatkan hubungan, alam dan manusia yang berkaitan dengan makna

dan tanggung jawab melalui otoritas moral dan kekuatan institusional yang

membantu efek perubahan.14

Menurut peneliti, dari berbagai penelitian yang telah dilakukan

masih menfokuskan kepada relevansi Pendidikan Islam dengan lingkungan

baik dari aspek normatif maupun konseptual, ataupun kontribusi Islam

terhadap lingkungan yang baru sebatas pada substansi. Oleh karena itu peneliti

berusaha melanjutkan penelitian yang terdahulu dengan menfokuskan pada

proses pembentukan karakter melalui Pendidukan Agama Islam berbasis

konservasi lingkungan.

11

Azila Ahmad Sarkawi, Alias Abdullah, Norimah Md. Dali, “The Concept of

Sustainability From The Islamic Perspectives”, International Journal of Business, Economics and

Law, Volume 9, ( April 2016 ), 112 – 116. 12

Abdur-Rahman Olalekan Olayiwola, “Mass Media of Communication

and Environmental Problems: Islamic Religious Communication Solutions Perspectives”,

International Journal of Academic Research and Reflection, Volume 2, Number 4 ( 2014 ), 1 –

18. 13

O.M. Ashtankar, “Islamic Perspectives on Environmental Protection” , International

Journal of Applied Research, Volume 2, Number 1, ( 2016 ), 438 – 441. 14

Ekpenyong Obo Ekpenyong, “Islam and Global Ecological Crisis: An Eco-Theological

Review”, International Journal of Asian Social Science, Volume 3, Number 7, ( 2013 ), 1591 –

1596.

7

2. Kerangka Teori

a. Pendidikan Agama Islam Berbasis Konservasi Lingkungan

Pendidikan Agama Islam merupakan proses transinternalisasi

pengetahuan dan nilai Islam kepada peserta didik melalui upaya

pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasan,

pengarahan, pengembangan potensi-potensinya guna mencapai

keselarasan dan kesempurnaan hidup di dunia dan di akhirat, jasmani dan

rohani.15

Pendidikan Islam juga merupakan proses pembentukan individu

berdasarkan ajaran Islam yang diwahyukan Allah kepada Muhammad

SAW yaitu Al-Qur’an. Melalui proses dimana individu dibentuk agar

dapat mencapai derajat yang tinggi sehingga ia mampu menunaikan

tugasnya sebagai khalifah di muka bumi.16

Bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT adalah untuk

mengelola bumi dengan sebaik-baiknya agar dapat memberikan

kesejahteraan, kemakmuran dan kenyamanan untuk hidup, Allah

memberikan kewenangan kepada manusia untuk mengelola alam semesta

tapi tidak dibenarkan apabila manusia merusakanya.17

Sehingga tugas

untuk merawat dan memelihara lingkungan merupakan kewajiban manusia

yang harus dilaksanakan secara istiqomah.

15

Muhammad Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Penerbit Teras,

2011, 26. 16

Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi di Tengah Tantangan

Mileniun III, Jakarta: Kencana2010, 6. 17

Diah Soeprobowati, Akhlak Siswa Terhadap Alam, Semarang: PT. Sindua Press, 2008,

11.

8

Konservasi merupakan amanah bagi manusia untuk menjaga dan

memelihara beraneka ragam kehidupan, konservasi dapat dilakukan

melalui pelestarian, pemanfaatan secara lestari, rehabilitasi dan

peningkatan mutu lingkungan untuk dapat menjamin terus berlangsungnya

kemaslahatan manusia beserta seluruh makhluk hidup lainnya dalam

jangka panjang dan berkesinambungan.18

Etika pengelolaan lingkungan dalam Islam mencari keselarasan

dengan alam sehingga manusia tidak hanya memikirkan kepentingan diri

sendiri tetapi menjaga lingkungan dari kerusakan. Setiap perusakan

terhadap lingkungan harus dilihat sebagai perusakan terhadap manusia itu

sendiri. Sikap ini berbeda dengan cara pandang para teknokrat yang

melihat alam sebagai modal untuk mencapai tujuan komsumtif.19

Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan adalah

konsep Pendidikan yang mengembangkan kesadaran, pengetahuan, sikap,

ketrampilan, dan partisipasi peserta didik terhadap konservasi lingkungan

dan permasalahannya melalui materi-materi dan kurikulum yang

semuanya didasarkan pada ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an

dan Al-Hadist.20

Islam telah memberikan berbagai contoh tentang

pentingnya penanaman kesadaran kepada anak sejak dini mengenai alam

beserta isinya.

18

Mudhofir Abdullah, Al-Qur’an dan Konservasi Lingkungan, Jakarta: Dian Rakyat,

2010, 329. 19

M Quraish Shihab, Membumikan Al Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam

Kehidupan Masyarakat, Bandung: Penerbit Mizan, 2004, 297. 20

Muhammad Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan…, 2011, 26.

9

Penddidikan Agama Islam yang didalamnya terdapat muatan

materi-materi tentang lingkungan hidup, menjadi investasi strategis untuk

mewujudkan madrasah yang hijau dimana salah satu tujuan pembelajaran

yang dilakukan adalah untuk membentuk siswa yang peduli terhadap

kelestarian lingkungan. menciptakan madrasah hijau selaras dengan

program Kementerian Lingkungan Hidup melalui pembentukan sekolah

adiwiyata atau dikenal dengan green school,21

merupakan program

Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya

pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam pelestarian lingkungan

hidup.

Secara bahasa green school yaitu sekolah hijau, tetapi bukan hanya

tampilan fisik sekolah yang hijau atau rindang, tetapi wujud sekolah yang

memiliki program dan aktifitas pendidikan mengarah pada kesadaran dan

kearifan terhadap lingkungan hidup. Green school yaitu sekolah yang

memiliki komitmen dan secara sistematis mengembangkan program program

tertentu untuk menginternalisasikan nilai nilai lingkungan kedalam seluruh

aktifitas sekolah. Tampilan fisik sekolah ditata secara ekologis sehingga

menjadi wahana pembelajaran bagi seluruh warga sekolah untuk bersikap arif

dan berperilaku ramah terhadap lingkungan. Sehingga konsep Pendidikan

Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup dapat dijadikan model

untuk mewujudkan madrasah hijau dimana materi tentang lingkungan hidup

include dalam kurikulum madrasah.

21

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun2013

Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata.

10

b. Karakter

Karakter terbentuk oleh tiga macam bagian yang saling berkaitan

yaitu: pengetahuan moral, perasaan moral, perilaku moral, karakter yang

terdiri atas mengetahui kebaikan, menginginkan kebaikan, dan melakukan

kebaikan kebiasaan pikiran, kebiasaan hati, kebiasaan perbuatan.22

Karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru

untuk mengajarkan nilai-nilai kepada siswanya.23

Bahwa penanaman dan

penumbuhan karakter penting dilakukan sejak dini seperti juga yang

disampaikan Ratna Megawangi tentang pilar-pilar karakter yang perlu

ditanamkan pada anak sejak dini.24

Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter

pada satuan pendidikan telah teridentifikasi nilai-nilai karakter yang

bersumber dari agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan

nasional,25

yang sudah dilaksanakan pada satuan pendidikan diberbagai

tingkatan. Implementasi penanaman karakter kepada anak dilakukan

melalaui berbagai aktivitas baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler.

22

Thomas Lickona, Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa

Menjadi Baik dan Pintar, Terjemahaan Lita S, Bandung: Nusa Media, 2014, 70. 23

Albertus dan Doni Kusuma, Pendidikan Karakter di Zaman Keblinger:

Mengembangkan Visi Guru Sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik Karakter, PT Grasindo,

Jakarta, 2009, 43. 24

Sembilan karakter baik yaitu: (1) mulai dari cinta Tuhan dan alam semesta beserta

isinya, (2) Tanggung Jawab, Kedisiplinan, Kemandirian, (3) Kejujuran, (4) hormat dan Santun, (5)

Kasih Sayang, Kepedulian, dan Kerjasama, (6) Percaya Diri, Kreatif, Kerja Keras dan Pantang

Menyerah, (7) Keadilan dan Kepemimpinan, (8) Baik dan Rendah Hati, (9) Toleransi, Cinta

Damai, Persatuan. Ratna Megawangi, Pendidikan Karakter Solusi Yang Tepat Untuk Membangun

Bangsa Cetakan Kedua (Revisi), Bogor: Indonesia Heritage Foundation, 2007, 24. 25

Delapan belas nilai karakter yaitu: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin,

(5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat

Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14)

Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, (18) Tanggung

Jawab. Kemendiknas, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Jakarta: Pusat Kurikulum dan

Perbukuan, 2011, 7.

11

E. Metode Penelitian

Menurut jenisnya penelitian ini merupakan penelitian lapangan

(field reseacrh), pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah studi

kasus. Teknik pengumpulan data, Observasi untuk mengamati aktivitas guru

dan siswa dalam kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Wawancara,

dengan Kepala Madrasah dan Wakil Kepala Madrasah untuk mengetahui

program-program berkaitan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam

berbasis konservasi lingkungan hidup, wawancara dengan siswa untuk

mengecek pemahaman siswa tentang materi-materi yang berkaitan dengan

lingkungan hidup.

Dokumentasi, dalam penelitian ini untuk mengecek dokumen

kurikulum, materi-materi Pendidikan Agama Islam yang berkaitan dengan

lingkungan hidup, dokumen pembelajaran, dokumen kegiatan-kegiatan siswa

yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Trianggulasi data dalam penelitian

ini untuk mengecek informasi yang telah didapatkan melalui observasi,

wawancara dan dokumentasi.

Teknik analisis menggunakan model Miles and Huberman. Miles

and Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interakatif dan berlangsung secara terus menerus sampai

tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu data

reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.26

26

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R & D. Bandung: Alfabeta, 2014, 337.

12

F. Sistematika Penulisan

1. BAB I, pendahuluan, yang mengantarkan pada inti pembahasan selanjutnya

yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, signifikansi

Penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

2. BAB II, memuat konsep Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi

lingkungan hidup, paradigma integratif mengatasi kerusakan lingkungan,

membumikan nilai-nilai sosial Islam.

3. BAB III, memuat implementasi Pendidikan Agama Islam berbasis

konservasi lingkungan hidup, meliputi pembahasan tentang gambaran

umun MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang, upaya realisasi

pemaknaan fungsi khalifatullah fi Al-ardh, upaya konkret penyelamatan

krisis lingkungan hidup.

4. BAB IV, pembahasan tentang pembentukan karakter dalam pembelajaran

Penddikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup, yang terdiri

aktualisasi nilai-nilai karakter individual, aktualisasi nilai-nilai karakter

sosial.

5. BAB V, penutup, yang berisikan simpulan dari pembahasan bab-bab

sebelumnya dan saran yang bertujuan untuk memberi masukan kepada

Kementerian Agama, Kepala Madrasah dan Guru.

13

\

BAB II

KONSEP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BERBASIS KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP

A. Paradigma Integratif Mengatasi Kerusakan Lingkungan

Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan

jasmani dan rohani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan,

mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi. Melalui interaksi sosial,

diharapkan pendidikan lingkungan hidup dapat tersampaikan dengan baik di

sekolah. Proses belajar-mengajar sebagai salah satu bentuk interaksi sosial,

mempunyai peran dalam menghasilkan pribadi murid yang sadar lingkungan.27

Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan

bertujuan untuk meningkatan rasa kepedulian, memberikan prespektif baru,

memberikan pengetahuan, yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku dan

kebiasaan yang mendukung pelestarian lingkungan hidup sesuai dengan nilai-

nilai yang diajarkan oleh agama Islam. Sebagaimana penjelasan dari Bapak

Risnan, S.Ag, selaku Wakil Kepala Madrasah bidang kurikulum mengatakan:

Materi-materi yang berkaitan dengan lingkungan diajarkan melalui Pendidikan Agama

Islam yang terdiri dari al-Qur’an Hadist, Fiqih dan Aqidah akhlak yang di dalamnya

terdapat muatan-muatan tentang lingkungan, dengan tujuan siswa memiliki

27

Anisa Muslicha, “Metode Pengajaran dalam Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Siswa

Sekolah Dasar (Studi Pada Sekolah Adiwiyata di DKI Jakarta)”, Jurnal Pendidikan, volume 16,

Nomer 2, (September 2015), 110-126.

14

pemahaman dan pengetahuan untuk menjaga lingkungan di sekitar mereka.Tentang

pemeliharaan lingkungan.28

Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan yang

disampaikan melalui materi-materi yang terkait dengan lingkungan hidup di MTs

Sudirman Getasan Kabupaten Semarang, materi tentang lingkungan hidup

disampaikan melalui kegiatan belajar mengajar yang sudah dirangcang dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hal ini sejalan dengan apa yang

dikemukakan Guru mata pelajaran Fiqih dan al-Qur’an Hadist, Bapak Sholihin,

S.Pd.I mengatakan:

Pendidikan yang terkait tentang lingkungan hidup di madrasah kami ini memang

diajarkan kepada anak didik, pada awalnya, anak didik kami perkenalkan kepada

lingkungan yang ada disekitar baik tumbuhan, hewan dan bagaimana cara

merawatnya. Siswa juga diajak untuk melihat berbagai fenomena alam misalnya

tentang bencana alam, kerusakan lingkungn maupun berbagai fenomena tentang

tanda-tanda terjadinya kiamat. Adapun materi pendidikan islamnya akan kami

masukkan di dalam kegiatan tersebut dengan model pembelajaran lebih bersifat

tematik teaching.29

Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang didalamnya

terkait dengan materi lingkungan hidup di MTs Sudirman Getasan disajikan

dengan berusaha mengajak siswa untuk belajar menangkap informasi lalu

mengolahnya menjadi bermanfaat bagi kebutuhan dirinya maupun dapat

memberikan manfaat untuk lingkungan sekitar mereka yang mayoritas tinggal

di sekitar lereng gunung Merbabu dan Telomoyo. Hal ini terlihat bahwa

Pendidikan Agama Islam yang dikembangkan adalah bagaimana memadukan

pengetahuan siswa yang didapat di madrasah dengan aplikasi di masyarakat.

Sehingga siswa dibekali dengan pengetahuan tentang pentingnya menciptakan

28

Wawancara dengan Wakil Kepala Bidang Kurikulum tanggal 21 Januari 2017. 29

Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Fiqih Tanggal 25 Januari 2017.

15

lingkungan yang bersih,siswa diajak secara langsung menjaga kebersihan

madarasah. Lebih lanjut Bapak Risnan, S.Ag guru Aqidah Akhlak mengatakan:

Pendidikan Agama Islam yang terkait dengan lingkungan hidup di MTs Sudirman

Getasan ini bersifat kontekstual learning, jadi pembelajaran dengan menyampaikan

materi-materi yang terkait lingkungan hidup dengan melihat berbagai fenomena

tentang lingkungan alam yang ada disekitar mereka agar anak-anak dapat memahami

bahwa setiap materi pelajaran itu ada didalam kehidupan sehari-hari terutama terkait

lingkungan hidup.Misalnya tentang materi Aqidah Akhlak yang terkait akhlak

terhadap lingkungan, anak-anak akan diberikan pemahaman bahwa seluruh

lingkungan hidup ini adalah hasil ciptaan Allah yang diberikan kepada manusia dan

kita harus menjaga dan melestarikannya.30

Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di madrasah dapat langsung

diterapkan dalam kehidupan masyarakat, terkait dengan kesadaran tentang

menjaga lingkungan yang sudah disampaikan oleh guru merupakan konsep

yang dapat diaplikasikan pada lingkungan masing-masing siswa. Dengan

demikian manfaat tidak hanya terciptanya lingkungan yang bersih di madrasah

tetapi juga di rumah masing-masing.

Nilai-nilai yang terkandung di dalam Al Qur’an dan Hadist dapat

dijadikan sebagai landasan berpikir dan bertindak bagi umat islam dalam

menyikapi kerusakan lingkungan, dengan kekayaan nilai yang terkandung

dalam ayat-ayat Al Qur’an maupun Hadist Nabi Muhammad SAW dapat

menjadi pendorong bagi umat Islam dalam melastarikan alam dan lingkungan

karena merupakan perintah suci. Pendidikan lingkungan yang diajarkan secara

Islami merupakan sarana penting bagi muslim untuk mengenal dan menyadari

lingkungan hidup mereka secara baik dan benar sehingga mampu berperan

secara sadar dan aktif dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup,

30

Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Tanggal 21 Januari 2017.

16

yang dapat memberikan manfaat untuk dirinya sendiri sebagai individu dan

masyarakat dalam konteks sosial.

Lembaga pendidikan utamanya madrasah memiliki peran penting

dalam upaya mencegah terjadinya kerusakan lingkungan, karena lembaga

madrasah yang dalam sistem pembelajarannya tidak terlepas dari konsep-

konsep Al Qur’an dan Hadits. Selain itu Islam perlu melakukan modernisasi

ekologis melalui pemutahiran contents pemahaman syari’ah tentang konservasi

lingkungan dan mengintegrasikannya pada strategi kebudayaan, yakni melalui

Pendidikan Agama Islam disemua jenjang. 31

Karena dalam karakteristik

Pendidikan Agama Islam tidak hanya untuk diketahui dan dikembangkan

melainkan sekaligus dipraktikkan dalam kehidupan nyata.32

Madrasah dapat mengambil peran yang konkret dalam mengatasi

berbagai kerusakan lingkungan melalui pembelajaran yang berbasis lingkungan

hidup, yang sudah tertuang dalam kurikulum madrasah yang didalamnya

tedapat materi-materi tentang lingkungan hidup. Dari berbagai mata pelajaran

materi tentang lingkungan sudah terintegrasi di dalamnya, misalnya yang

terdapat dalam mata pelajaran Al Qur’an Hadist, Akidah Akhlak dan Fiqih,

membahas tentang fenomena alam, adab terhadap lingkungan maupun tentang

kebersihan diri. Pembelajaran untuk memberikan pengetahauan ekologis

kepada siswa dengan menggunakan media lingkungan sekitar secara langsung

yang merupakan media faktual, dapat memberikan gambaran secara konkret

31

Mudhofir Abdullah, Al-Qur’an dan Konservasi Lingkungan …, 2010, 331. 32

Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi …., 2010, 10.

17

berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan hidup, yang dapat dimulai dari

lingkungan madrasah maupun lingkungan mereka masing-masing.

Penanaman pengetahuan tidak hanya dilakukan melalui

pembahasan teoretis, tetapi melalui pengalaman-pengalaman aktual pada

lingkungan sekitar mereka tinggal. Alam sebagai media pembelajaran original

yang dapat membantu guru dalam upaya menanamkan kepedulian terhadap

lingkungan alam kepada siswa. Berbagai fenomena yang terjadi pada

lingkungan merupakan sumber pengetahuan yang berharga, bagi guru maupun

siswa. Memelihara kelestarian lingkungan adalah kewajiban penting dalam

kehidupan ekosistem bumi seperti yang disampaikan Bapak Sholihin, S.Pd.I,

“materi-materi tentang berbagai fenomena kerusakan lingkungan dapat

memberikan gambaran kepada siswa, dapat menjadi sumber pengetahuan

mengenai pentingnya menjaga lingkungan sekitar”.33

Lingkungan yang buruk dapat memberikan dampak yang negatif

dan mempengaruhi seluruh aspek aktivitas manusia. Sehingga implementasi

pembelajaran yang mengakomodasi pemeliharaan lingkungan sebagai kajian

dalam kelas merupakan upaya nyata mengatasi kerusakan ekosistem. Melalui

aktivitas pembelajaran yang mengaplikasikan lingkungan hidup sebagai bahan

kajian, maka proses pengkaderan terhadap relawan penyelamatan lingkungan

telah dilakukan. Siswa yang nantinya kembali kepada lingkungan sosialnya

dapat menjadi relawan yang tangguh dalam melakukan upaya-upaya

penyelamatan kerusakan lingkungan, yang dimulai dari lingkungan mereka

33

Wawancara dengan guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadist kelas 9 Tanggal 2 Pebruari

2017.

18

masing-masing. Aktivitas pencegahan kerusakan lingkungan yang sederhana

tetapi dapat menjadi efek global.

Efektivitas penanaman kesadaran penjagaan lingkungan melalui

pembelajaran akan menjadi sarana strategis dalam mencetak relawan

penyelamatan kerusakan lingkungan. Pendidikan Agama Islam mempunyai

akses yang luas untuk menjangkau berbagai jenjang pendidikan baik

pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi, sehingga akan

menjadi sarana yang sangat strategis untuk mengembangkan peradaban

manusia yang mempunyai kepedulian terhadap upaya pelestarian lingkungan.

Berbagai aktivitas yang dilakukan dalam dunia pendidikan dapat mendorong

berbagai upaya pencegahan terhadap kerusakan lingkungan pada dewasa ini

sudah semakin akut dan mengancam berlangsungnya kehidupan manusia.

Aktivitas yang dilaksanakan dalam lembaga pendidikan, baik

berupa kegiatan belajar mengajar ataupun pembiasaan merupakan upaya

konkret untuk menanamkan, menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya

menjaga lingkungan hidup agar tidak terdegradasi sehingga menimbulkan

bencana alam yang dapat merugikan manusia. Pembentukan kondisi

lingkungan yang bersih, sehat, rapi akan membantu proses pembelajaran di

sekolah, sehingga penting dibuat pembiasaanyang dapat menciptakan kondisi

lingkungan sekolah yang aman dan nyaman untuk ditempati seluruh komunitas

sekolah. Siswa sebagai salah satu aspek penting dalam lingkungan sekolah

perlu ditanamkan berbagai pembiasaan positif sehingga menjadi karakter yang

19

tertanam misalnya menjaga kebersihan, menanamkan kedisiplinan, menanam

dan merawat tumbuhan.34

B. Membumikan Nilai-Nilai Sosial Islam

Aktivitas yang dilaksanakan di MTs Sudirman Getasan dalam

rangka untuk membentuk siswa yang peduli terhadap lingkungan, dilakukan

dalam berbagai pembiasaan dalam aktivitas sehari-hari. Sehingga konsep

tentang kesadaran menjaga lingkungan tidak hanya tekstual yang didapat

melalui pembelajaran tetapi juga melalui berbagai aktivitas konkret

sebagaimana yang disampaikan oleh Bapak Zakaria, S.Pd.I selaku Wakil

Kepala Madrasah bidang kesiswaan:

Untuk membentuk siswa yang peduli terhadap kebersihan Madrasah siswa dibiasakan

untuk membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan, dan untuk itu terus

dilakukan bentuk penyadaran secara lesan dalam apel pagi. Siswa juga di ingatkan

untuk melakukan aktivitas membersihkan ruang kelasnya masing-masing sesuai

dengan jadwal yang sudah ditempael dikelas. Kewajiban untuk menjaga kebersihan

lingkungan Madrasah juga dituangkan dalam Tata Tertib yang ditempelkan dalam

ruang kelas. Selanjutnya untuk menjaga kebersihan lingkungan Madrasah siswa diajak

untuk membawa alat-alat kebersihan dari rumah yang dilakukan melalui program

Jumat bersih. Semuanya dilakukan untuk menjaga lingkungan Madrasah agar tetap

bersih dan nyaman untuk kegiatan belajar juga membiasakan siswa untuk hidup

dengan lingkungan yang bersih. Harapannya juga siswa dapat menerapkan apa yang

sudah dilaksanakan di Madrasah dapat diaplikasikan di lingkungan masing-masing.35

Pembiasaan yang dilakukan oleh madrasah juga bagian proses pembentukan

karakter terhadap siswa, begitu juga terkait dengan menanamkan kesadaran

terhadap pelestarian lingkungan. Pembiasaan yang sudah tertanam akan

menumbuhkan budaya positif bagi setiap siswa, yang dapat dijadikan bekal

34

Diah Soeprobowati, Akhlak Siswa…, 2008, 11.

35

Wawancara dengan Wakil Kepala Bidang Kesiswaan Tanggal 24 Januari 2017.

20

bagi untuk ikut serta menjaga dan melestarikan lingkungannya dimana mereka

tinggal, sebagai bagian aktivitas sosial.

Penanaman kesadaran menjaga kelestarian lingkungan hidup yang

dilakukan melalui aktivitas pembelajaran melalui Pendidikan Agama Islam

merupakan penanaman doktrin tentang pentingnya menjaga keseimbangan

ekosistem antara manusia dan alam. Islam melalui mata pelajaran Al Qur’an

Hadist, Aqidah Akhlak dan Fiqih, memberikan pondasi dalam membentuk

pribadi yang cinta lingkungan. sebagaimana yang tertuang dalam Kompetensi

Inti maupun Kompetensi Dasar mata pelajaran Al Qur’an Hadist.36

Contents dalam ketiga mata pelajaran tersebut dapat menjadi

jembatan untuk mengarahkan peserta didik dalam memahami lingkungan

hidup sebagai objek yang tidak boleh dirusak keberadaannya, sebagaimana

yang disampaikan Bapak Sholihin, S.Pd.I “materi-materi dalam mata pelajaran

36

Al-Qur’an Hadist Kelas IX: Kompetensi Inti: 1. Menghargai dan menghayati ajaran

agama yang di anutnya. Kompetensi Dasar: 1.1. Menyadari pentingnya kelestarian alam, 1.2.

Meyakini kekuasaan allah pada fenomena alam yang terjadi. Kompetensi Inti: 2. Menghargai dan

menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,

percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya. Kompetensi Dasar: 2.1. Terbiasa menyikapi dengan baik fenomena-

fenomena alam sebagai penerapan isi kandungan QS al Qori’ah (101), QS al Zalzalah (99). 2.2.

Memiliki sikap peduli terhadap lingkungan sesuai isi kandungan Hadits tentang kelestarian ling

kungan. Kompetensi Inti: 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya

terkait fenomena dan kejadian tampak mata. Kompetensi Dasar: 3.1. Memaknai isi kandung an QS

al Qori’ah (101) QS al Zalzalah (99) tentang fenomena alam. 3.2. Memahami keterkaitan isi

kandungan QS al Qori’ah (101) QS al Zalzalah (99) tentang feno mena alam. 3.3. Memahami

keterkaitan isi kandungan Hadits tentang perilaku menjaga dan melestarikan ling kungan dengan

fenomena kehidupan dan akibatnya. Kompetensi Inti: 4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam

ranah konkret (meng gunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah

abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai dengan yang

dipelajarai disekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. Kompetensi Dasar:

4.2. Menulis Hadits tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam.4.3. Menerjemahkan

Hadits tentang menjaga dan melestarikan lingkungan alam.4.4. Menghafal Hadits ten tang

menjaga dan melesta rikan lingkungan alam.

21

Al-Qur;an Hadist dapat memberikan bekal bagi siswa untuk menjaga

lingkungannya masing-masing”.37

Materi mata pelajaran Al-Qur’an Hadist

tertuang dalam tema “kulestarian alam dengan melestarikan bumiku”, dalam

bab tersebut membahas tentang fenomena alam yang terjadi berdasarkan surat

Al-Qari’ah dan surat Al-Zalzalah mempunyai kesamaan dan keterkaitan yang

erat. Keduanya menjelaskan fenomena alam pada saat terjadinya kiamat.

Diantaranya hancurnya alam semesta, gunung meletus, gempa bumi, angin

ribut, badai dan lain-lain dalam waktu yang bersamaan dan maha dahsyat.

Islam melalui Pendidikan agama Islam terlihat telah memberikan

gambaran bahwa menjaga lingkungan hidup tidak hanya memiliki dampak

bagi kehidupan dunia, tetapi menjaga lingkungan juga dapat memberikan

kebahagian akherat. Sehingga aktivitas menjaga kelestarian lingkungan hidup

dengan seluruh ekosistemnya merupakan ibadah dengan nilai yang tinggi,

ibadah yang di dalamnya melibatkan individu-individu lain yang mana

manusia juga sebagai mahkluk sosial. Pendidikan lingkungan yang diajarkan

secara Islami merupakan sarana penting bagi Muslim untuk mengenal dan

menyadari lingkungan hidup mereka secara baik dan benar sehingga mampu

berperan secara sadar dan aktif dalam pengelolaan dan pembinaan

lingkungan.38

Keterlibatan agama dalam gerakan konservasi lingkungan

sangat penting, untuk mengatasi krisis lingkungan yakni melalui Pendidikan

37

Wawancara dengan guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadist kelas 9 Tanggal 2 Pebruari

2017. 38

Jumarddin La Fua, “Aktualisasi Pendidikan Islam Dalam Pengelolaan Lingkungan

Hidup Menuju Kesalehan Ekologis”, Jurnal Al-Ta’dib, Volume 7, Nomer 1 (Januari-Juni 2014),

19-36.

22

Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup yang diajarkan melalui

berbagai institusi pendidikan dalam berbagai jenjang.

Penghormatan terhadap lingkungan termasuk di dalamnya adalah

meletakkan pada bagian ibadah kepada Allah SWT, karena lingkungan beserta

potensinya merupakan karya monumental di bumi. Aktivitas ibadah tidak

hanya ritual individual misalnya sholat, puasa, zakat dan haji. Menjaga

lingkungan juga dapat menjadi sumber amaliyah bagi manusia jika mampu

menjadikannya tetap dalam kondisi yang stabil, artinya apabila lingkungan

telah mengalami kerusakan maka manusia akan terganggu dalam menjalankan

amaliyah-amaliyah positif, yang berarti juga ibadah menjadi tidak khusyu’.

Penyelamatan lingkungan hidup dapat menjadi ibadah sosial, yang

mempunyai nilai lebih karena tidak hanya melakukan kebaikan untuk manusia

sebagai individu tetapi kabaikan yang mempunyai dampak sosial yang luas

karena mengandung nilai untuk kebaikan bersama seperti yang disampaikan

Bapak Risnan, S.Ag, “pembelajaran tentang lingkungan hidup di madrasah

dapat dipraktekan siswa setelah kembali kemasyarakat”.39

Sebagaimana

digambarkan ketika seorang individu melakukan sholat sendiri akan

mempunyai nilai yang berbeda ketika individu melakukan sholat dengan

individu lainnya secara berjamaah, yang jelas mempunyai nilai lebih.

39

Wawancara dengan guru mata pelajaran Akidah Akhlak kelas 9 Tanggal 6 Pebruari

2017.

23

Pemeliharaan, penyelamatan lingkungan merupakan bentuk kepedulian sosial

yang dapat memberikan kebaikan untuk orang banyak. Aspek sosial sangat

terlihat dalam aktivitas manusia memelihara lingkungan, karena manfaatnya

akan memiliki dampak yang luas.

Berbagai gerakan untuk peduli terhadap lingkungan telah banyak

dilakukan melalui lembaga-lembaga pendidikan, madrasah juga telah mampu

menjadi yang terdepan dalam berbagai gerakan untuk mencegah terjadinya

kerusakan lingkungan. Melalui Pendidikan Agama Islam yang didalamnya

terdapat materi-materi yang terkait dengan menjaga kelestarian lingkungan

maupun pembentukan akhlak yang baik terhadap lingkungan,40

merupakan

modal dasar bagi madrasah untuk melakukan usaha-usaha yang lebih konkret

dalam upaya menjaga, melestarikan maupun mengembalikan lingkungan yang

nyaman untuk dijadikan tempat tinggal manusia. Islam tidak melarang manusia

untuk melakukan eksploitasi terhadap alam, karena memang Allah SWT

menyediakan alam beserta isinya untuk aktivitas kehidupan manusia, hanya

40

Aqidah Akhlak Kelas IX: Kompetensi Inti: 1. Menghargai dan menghayati ajaran

agama yang di anutnya. Kompetensi Dasar: 1.1. Menghayati adab terha dap lingkungan yaitu:

kepada binatang dan tum buhan di tempat umum dan di jalan. Kompetensi Inti: 2. Menghargai dan

menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,

percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya. Kompetensi Dasar: 2.3. Terbiasa beradab islami terhadap

lingkungan yaitu: kepada binatang dan tum buhan di tempat umum dan di jalan. Kompetensi Inti:

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa

ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian

tampak mata. Kompetensi Dasar: 3.3. Memahami adab ter hadap lingkungan yaitu: kepada

binatang dan tum buhan di tempat umum dan di jalan. Kompetensi Inti: 4. Mengolah, menyaji dan

menalar dalam ranah konkret (meng gunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat)

dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai dengan

yang dipelajarai disekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. Kompetensi

Dasar: 4.4. Mensimulasikan adab terhadap lingkungan yaitu: kepada binatang dan tum buhan di

tempat umum dan di jalan.

24

bentuk pengambilan manfaat tidak bisa dilakukan dengan mengabaikan

ketentuan-ketentuan yang telah digariskan. Bahwa alam mutlak dijaga

keberadaannya, agar kehidupan dunia seimbang karena alam dan manusia

saling membutuhkan.

Melalui interaksi sosial, diharapkan pendidikan lingkungan hidup

dapat tersampaikan dengan baik di sekolah.41

Sebagaimana penjelasan dari

Bapak Risnan, S.Ag, selaku Wakil Kepala Madrasah bidang kurikulum

mengatakan:

Tentang pemeliharaan lingkungan juga dilakukan melalui pembiasaan kepada anak

misalnya menjaga kebersihan kelas, membuang sampah pada tempatnya maupun

kegiatan jumat bersih dan juga bhakti masyarakat dengan membersihkan masjid dan

mushola di sekitar madrasah, dan kegiatan bekerjasama dengan Balai Taman Nasional

Gunung Merbabu wilayang Kopeng yaitu menanam pohon.42

Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup bertujuan

untuk meningkatan rasa kepedulian, memberikan prespektif baru, memberikan

pengetahuan, yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku dan kebiasaan

yang mendukung pelestarian lingkungan hidup sesuai dengan nilai-nilai yang

diajarkan oleh agama Islam. Materi tentang lingkungan hidup yang tertuang

dalam kurikulum melalui berbagai mata pelajaran di atas merupakan konsep

dalam menanamkan kepedulian terhadap lingkungan hidup kepada siswa yang

disampaikan melalui aktivitas kegiatan belajar mengajar. Selain melalui

pembelajaran di kelas konsep penanaman kesadaran untuk peduli terhadap

lingkungan juga dituaangkan dalam berbagai program madrasah, yang

41

Anisa Muslicha, “Metode Pengajaran dalam Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Siswa

Sekolah Dasar (Studi Pada Sekolah Adiwiyata di DKI Jakarta)”, Jurnal Pendidikan, volume 16,

Nomer 2, (September 2015), 110-126. 42

Wawancara dengan Wakil Kepala Bidang Kurikulum tanggal 21 Januari 2017.

25

dilaksanakan melalalui aktivitas pembiasaan bagi seluruh warga madrasah.

Berbagai yang telah dilakukan di atas dapat mendukung terbentuknya

madrasah yang hijau, yang sangat relevan dengan program Kememterian

Lingkungan Hidup tentang pembentukan sekolah-sekolah adiwiyata.

26

BAB III

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BERBASIS KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP

A. Gambaran Umum MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang

MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semaraang berdiri pada tahun

1991 yang dipelopori oleh para guru agama dan tokoh masyarakat muslim.

Pada Tahun 1991 hingga Tahun 1997 adalah satu – satunya Madrasah

Tsanawiyah di Kecamatan Getasan. Mengingat waktu itu belum ada lembaga

pendidikan Islam setingkat Sekolah Menengah Pertama. Oleh karena sekolah

berbasis Islam sangat dibutuhkan,untuk mencetak generasi yang Islami yang

tertuang dalam visi dan misi,43

maka para tokoh masyarakat muslim merasa

terpanggil untuk mendirikan lembaga pendidikan yang berbasis Islam.

Madrasah ini berada dibawah pengelolaan Yayasan Pusat Pendidikan Islam

(YAPPIS) Ambarawa. Guru dan karyawan di MTs Sudirman Getasan 23 orang

dengan rincian guru 20 orang, karyawan 3 orang. Sedangkan jumlah siswa 357,

dengan rincian kelas 7: 123 siswa, kelas 8: 121, kelas 9: 113.44

43Visi dan Misi MTs Sudirman Getasan: Visi, Beriman, Berprestasi, Terampil dan

Berakhlakul Karimah. Misi, a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga

setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki. b. Menumbuhkan

semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga Madrasah.c. Mendorong dan

membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat berkembang secara optimal. d.

Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama Islam dan juga budaya bangsa sehingga

menjadi sumber kearifan dalam bertindak. e. Menerapkan manajemen partisipasi dengan

melibatkan warga Madrasah dan kelomlok kepentingan yang terkait dengan Madrasah. f.

Mendorong dan menyediakan fasilitas untuk meningkatkan wawasan IMTAQ dan IPTEK seluruh

warga Madrasah. 44

Dokumen Emis Pendis MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang Tahun 2016.

27

B. Upaya Realisasi Pemaknaan Fungsi Khalifatullah fi Al-ardh

Dalam ajaran Islam menegaskan bahwa manusia ditugaskan Allah

menjadi khalifah di bumi yang mempunyai derajat istimewa dibandingkan

dengan makhluk lain, namun demikian manusia juga mempunyai tugas dan

tanggung jawab yang besar karena manusia sebagai makhluk yang ditunjuk

sebagai pengelola bumi. Khalifah, dapat diartikan sebagai pemimpin para

makhluk Allah. Oleh karena itu, adanya saling mendukung dan menopang

antara makhluk adalah fitrah yang berarti hidup mempunyai manfaat atas

sesama makhluk dalam satu ekosistem. Manusia sebagai makhluk Allah yang

diberi amanat dan dijadikan khalifah di bumi, wajib mengelola daya sumber

alam dan lingkungan hidupnya. Sebab sumber daya alam ini merupakan unsur

penting yang sangat menunjang kehidupan manusia dalam satu lingkungan

hidup.

Khalifah bukan berarti raja yang mempunyai kekusaan penuh

dengan tindakan yang sewenang-wenang terhadap lingkungan, tetapi khalifah

merupakan penjaga lingkungan beserta isinya sebagai amanah yang yang harus

dipertanggung jawabkan kepada pencipta alam. Tanggung jawab yang

diembannya tidak hanya secara horizontal kepada manusia yang dipimpinnya

tetapi khalifah mempunyai tanggung jawab secara vertikal kepada Allah

terkait lingkungan yang ditempatinya, karena merupakan ciptaan-Nya. Sebagai

seorang pemimpin yang memegang kebijakan politik, seorang khalifah

mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap upaya pemeliharaan,

pelestraian maupun penyelamatan lingkungan.

28

Dengan kekuasaan politik yang dimiliki khalifah dapat melahirkan

kebijakan terkait pengelolan lingkungan, disini jelas hubungan yang terkait

antara politik dan lingkungan. Peran yang dimiliki seorang khalifah bukan

peran biasa, tetapi peran istimewa yang terkait dengan manusia maupun

pencipta manusia itu sendiri, yaitu Allah SWT. Pararel antara politik dan

lingkungan dapat menjadi keuntungan untuk melakukan berbagai upaya

pelestarian lingkungan, artinya bahwa Islam mempunyai visi yang jelas tentang

kepemimpinan yaitu sebagai pemelihara bumi. Sikap khalifatullah fi al-ardh

merupakan sikap yang peduli terhadap lingkungan, sikap yang tanggap secara

cepat dan tepat terhadap fenomena yang terjadi pada alam. Islam memandang

bahwa ada hubungan yang sangat erat antara manusia dan alam yang

terkandung dalam makna khalifatullah fi al-ardh.

Bahwa manusia sebagai penjaga bumi mempunyai fungsi

melindungi keberadaan seluruh makhluk yang berada di dalamnnya dengan

sebaik-baiknya. Harmonisasi yang tercipta merupakan wujud saling

membutuhkan antara manusia dengan makhluk bumi lainnya. Melalui proses

pengajaran keterlibatkan manusia dalam upaya menjaga dan memelihara

lingkungan dibumi dapat diarahkan secara tepat, karena di dalamnya

melibatkan aspek-aspek sosial, religius yang merupakan edukasi yang

seimbang dalam memberikan penyadaran-penyadaran ekologis terhadap

manusia sebagai pengelola bumi beserta seluruh kekayaannya. Pengelola juga

mempunyai makna kewajiban untuk menjaga dan melestarikan seluruh

lingkungan hidupnya.

29

Etika lingkungan perlu dibangun melalui uswatun hasanah seorang

pemimpin, contoh sikap positifnya akan mudah diadopsi oleh masyarakat

lainnya. Perwujudan khalifah adalah tokoh sentral dalam kehidupan

masyarakat, berbaur dalam lingkungan sosial yang luas, begitu juga dengan

pengaruh yang dimiliki. Sehingga etika yang memiliki rasa cinta terhadap

lingkungan patut dimiliki seorang pemimipin kemudian dapat diimitasi seluruh

anggota masyaratkat. Sebagai wakil (khalifah) Allah di muka bumi, manusia

harus aktif dan bertanggung jawab untuk menjaga bumi. Menjaga bumi ini

berarti menjaga keberlangsungan fungsi bumi sebagai tempat kehidupan

makhluk Allah termasuk manusia, sekaligus menjaga keberlanjutan

kehidupannya.

Seluruh ekosistem bumi secara tidak langsung merupakan tugas

manusia untuk menjaganya, manusia telah diberikan kepercayaan dan

tanggung jawab oleh Allah SWT, termasuk di dalamnya melakukan upaya

melestarikan lingkungan yang merupakan bagian ekosistem bumi. Tugas mulia

untuk menjaga lingkungan bumi yang dilekatkan pada khalifah merupakan

bentuk penghargaan, sehingga menjaganya merupakan bagian upaya syukur,

yakni memanfaatkannya tanpa melupakan tugas utama untuk menjaga

kelestarinnya. Keramahan ekologis perlu ditanamkan sehingga adab-adab

positif terhadap lingkungan dapat menjadi budaya seluruh manusia bumi untuk

menjamin berlangsungnya kehidupan ekosistem bumi dan membangun

peradaban penduduk yang ramah terhadap lingkungan dan meninggalkan pola

perilaku destruktif terhadap lingkungan.

30

C. Upaya Konkret Penyelamatan Krisis Lingkungan Hidup

Peran serta guru sebagai pendidik, adalah menumbuh-kembangkan

kesadaran siswa akan pelestarian lingkungan. Karena bagaimanapun kurikulum

mengenai lingkungan itu dibuat, tidak akan efektif jika belum adanya

kesadaran dari para peserta didik, dan kalangan lain yang peduli akan

kelestariannya. Pelestarian lingkungan dapat diartikan sebagai upaya

menjadikan lingkungan itu tetap pada posisinya dan fungsinya sebagai unsur-

unsur alam yang saling terkait antara satu dengan yang lainnya dalam

ekosistem.

Upaya penyelamatan terhadap berbagai kerusakan lingkungan

dapat dimulai dari poses pembelajaran di madrasah, sehingga guru merupakan

tokoh penting, guru perlu mempunyai pemahaman secara tepat tentang

keberadaan lingkungan, pemanfaatan maupun usaha-usaha yang dapat

dilakukan untuk menjaga kelestariannya. Guru sebagai model dalam

menanamkan kepedulian terhadap lingkungan , melalui uswatun khasanah

dengan demikian guru merupakan agen prolingkungan yang akan membantu

siswa dalam memahami pentingnya menjaga keberadaan lingkungan tetap

nyaman untuk ditinggali sebagaimana disampaikan Bapak Saderi, S.Ag,

M.Pd.I, “guru harus dapat memberi contoh kepada siswa tentang menjaga

kebersihan dan keindahan madrasah, yang dapat memberikan manfaat kepada

seluruh warga madrasah”.45

45

Wawancara dengan Kepala Madrasah Tanggal 8 Pebruari 2017.

31

Guru dapat menanamkan tentang pentingnya penyelamatan

lingkungan dari kerusakan karena perilaku yang tidak peduli terhadap

lingkungan, misalnya membuang sampah sembarangan yang dapat

mengakibatkan bencana banjir, sehingga merugikan lebih dari satu manusia.

Satu perilaku buruk yang dapat menyebabkan keburukan sosial yang luas,

disini peran guru menjadi sangat vital bagaimana agar terbentuk perilaku yang

sehat yang diawali dari diri sendiri, sebagaimana tentang konsep thaharah

dalam mata pelajaran fiqih.46

Siswa perlu diberikan pemahaman secara benar terhadap pemanfaatan

maupun pemeliharaan lingkungan, sehingga akan memberikan dampak

terhadap perilaku mereka terhadap lingkungan alam disekitar mereka. Aktivitas

pembelajaran yang mengacu pada kurikulum Pendidikan Agama Islam

kemudian dijabarkan dalam silabus dan diuraikan melalui langkah-langkah

konkret dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dengan

menampilkan karakter-karakter yang ingin ditanamkan dalam proses

pembelajaran utamanya terkait dengan kesadaran pentingnya konservasi

terhadap lingkungan.

46

Fiqih Kelas VII: Kompetensi Inti: 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang di

anutnya. Kompetensi Dasar: 1.1. Meyakini ketentuan ber suci dari hadas dan najis. Kompetensi

Inti: 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi,

gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Kompetensi Dasar: 2.1. Menghayati

kaifiah ber suci dari hadas dan najis. Kompetensi Inti: 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan

(faktual, konseptual dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. Kompetensi Dasar: 3.1.

Memahami najis dan tatacara mensucikan. Kompetensi Dasar: 3.2. Menganalisis hadas dan

kaifiyah mensucikan.

32

Pemahaman tentang konsep menjaga kelestarian lingkungan perlu

diberikan kepada siswa yang pada masa depan akan menjadi generasi yang

akan menempati dan juga memanfaatkannya. Sehingga upaya penanaman

terhadap konsep melestarikan lingkungan sama dengan upaya untuk mencegah

terjadinya kerusakan lingkungan yang lebih parah lagi pada masa datang.

Ketika kebiasaan untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan telah menjadi

budaya maka siswa merupakan aset berharga dalam upaya membangun

kembali hubungan yang harmonis antara manusia dan alam. Dengan demikian

kerusakan lingkungan alam yang semakin akut akan dapat ditangkal melalui

pola perilkau menghargai alam sebagai komunitas yang perlu dijaga

kelestariannya, karena manusia dan alam saling membutuhkan.

Tanggung jawab moral yang diemban oleh seorang guru untuk

mencegah terjadinya kerusakan lingkungan mendapatkan ruang yang tepat

yakni melalui konsep belajar mengajar, pembelaran dapat dilakukan dengan

dengan metode kontekstual dengan melihat berbagai fonemena yang terjadi,

baik yang dapat disaksikan secara langsung di lingkungan sekitar ataupun yang

dapat didengar, dilihat melalui berbagai media. Partisipasi yang dilakukan guru

secara tidak langsung merupakan kontribusi terhadap usaha untuk mencegah

kerusakan lingkungan, yang akan berdampak kedepan. Berbagai degradasi

lingkungan yang telah terjadi tidak sepenuhnya harus diberikan solusi secara

fisik, tetapi pembangunan pemahaman cara memperlakukan lingkungan secara

arif juga merupakan langkah strategis dalam upaya mencegah terjadinya

kerusakan lingkungan.

33

BAB IV

PEMBENTUKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BERBASIS KONSERVASI LINGKUNGAN HIDUP

C. Aktualisasi Nilai-Nilai Karakter Individual

Pembentukan karakter siswa terkait dengan perilaku menjaga

kelestarian lingkungan dilakukan melalui pembelajaran mata pelajaran al

Qur’an Hadist, Aqidah Akhlak dan Fiqih. Dalam mata pelajaran tersebut

melalui Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dicantumkan karakter yang

ingin capai setelah proses pembelajaran berlangsung. Selama proses

pembelajaran siswa memperoleh berbagai pengalaman yang merupakan bagian

dari penanaman karakter kepada siswa. Penanaman karakter kepada siswa juga

dilakukan melalui berbagai aktivitas pembiasaan, misalnya melalui piket kelas,

aktivitas membersihkan lingkungan madrasah melalui jumat bersih. Aktivitas

tersebut merupakan penanaman karakter kepada siswa dengan memberikan

pengalaman secara langsung kepada anak terkait pentingnya menjaga menjaga

kebersihan dan kelestarian lingkungan. Karakter peduli terhadap pemeliharaan

lingkungan hidup yang tertanam terhadap siswa dapat diajadikan salah satu

upaya dalam mencegah terjadinya degradasi lingkungan hidup. Penanaman

karakter sejak dini melalui lembaga pendidikan yang terintegrasi dalam

berbagai mata pelajaran, merupakan upaya konkret dalam menyelamatkan

kerusakan lingkungan.

34

Efek terciptanya lingkungan yang sehat di masa depan adalah

tujuan dari penanaman karakter peduli terhadap lingkungan kepada siswa,

kondisi lingkungan yang sehat dapat mendukung berbagai aktivitas manusia,

keutuhan lingkungan hidup sebagai sebuah ekosistem, juga akan memberikan

dampak posistif terhadap makhluk lainnya yang di bumi. Heru Santoso (dalam

Jumarddin La Fua) menyampaikan prinsip-prinsip yang harus dipenuhi untuk

menumbuhkan kesadaran ekologi manusia dalam berinteraksi dengan

lingkungan hidup sebagai berikut: 1) Sikap hormat terhadap alam (respect for

nature), 2) Prinsip tanggung jawab (Moral responsibility for nature), 3)

Solidaritas kosmic (cosmic solidarity), 4) Prinsip kasih sayang dan kepedulian

terhadap alam (caring for nature).47

Dengan menanamkan prinsip-prinsip di atas pada setiap individu

sejak dini merupakan pondasi yang kuat bagi penyelamatan kerusakan

lingkungan yang lebih parah lagi, karena perlu pembentukan pola pikir dan

sikap yang peduli terhadap keselamatan lingkungan melalui lembaga

pendidikan dalam berbagai jenjang melalui kurikulum, sehingga penanaman

kesadaran terhadap menjaga kelestarian lingkungan memiliki role yang jelas.

Karakter individual yang ditanamkan terkait dengan kepedulian terhadap

lingkungan yang dikembangkan dalam implementasi Pendidikan Agama Islam

berbasis konservasi lingkungan, yang dikembangkan Kementerian Pendidikan

Nasional, antara lain:

47

Heru Santoso, Landasan Etis bagi Perkembangan Teknologi, Yogyakarta: Tiara

Wacana, 2000, dikutip Jumarddin La Fua, “Aktualisasi Pendidikan Islam Dalam Pengelolaan

Lingkungan Hidup Menuju Kesalehan Ekologis”, Jurnal Al Ta’dib, Volume 7, Nomer 1, (Januari-

Juni 2014), 19-36.

35

1. Religius

Menjaga kelestarian lingkungan merupakan perwujudan syukur manusia

kepada sang pencipta atas keberkahan alam, manusia selalu mengambil

manfaat dari lingkungan sekitarnya, karena alam diciptakan merupakan

perwujudan kasih sayang Allah SWT kepada manusia, sehingga menjaga

keutuhan, kelestariannya bagian dari ibadah.

2. Disiplin

Kedisiplinan merupakan pola sikap yang terbentuk karena kebiasaan,

karakter disiplin erat kaitannya dengan aktivitas menjaga lingkungan, yakni

bagaimana memperlakukan lingkungan sebagaimana mestinya, tidak

melakukan tindakan destruktif, ataupun melakukan eksploitasi yang

berlebihan. Sikap disiplin dalam memperlakukan lingkungan, merupakan

bagian upaya untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.

3. Kreatif

Karakter yang kreatif terkait dengan lingkungan adalah bagaimana seorang

individu mampu melakukan inovasi-inovasi dalam usaha pemeliharaan

lingkungan misalnya pembuatan biopori dan pengolahan sampah dalam

upaya untuk mencegah banjir.

4. Mandiri

Karakter mandiri dalam konteks pemeliharaan lingkungan yakni dapat

dimulai dari sendiri secara mandiri, yang tentunya usaha terkait

penyelamatan lingkungan secara mandiri dapat memiliki efek sosial untuk

menyelamatkan orang banyak.

36

D. Aktualisasi Nilai-Nilai Karakter Sosial

Berbagai kerusakan yang terjadi pada lingkungan perlu segera di

berikan solusi salah satunya dengan jalan mengubah pola pandang, ideologi

yang bisa mengarah pada perubahan perbaikan lingkungan, estetika dan

budaya.48

Pelestarian lingkungan merupakan tugas dan tanggung jawab seluruh

umat manusia. Namun demikian, perlu adanya pengetahuan yang mendasar

untuk meningkatkan kesadaran untuk secara aktif mengambil bagian dalam

pelestarian lingkungan, baik itu melalui kegiatan sehari-hari atau melalui

kegiatan-kegiatan yang difokuskan dalam pemeliharaan lingkungan. Budaya

yang mengakar kuat akan menjadi modal berharga dalam upaya untuk

membantu mencegah terjadinya penghancuran ekosistem yang lebih parah

akibat ulah manusia.

Dalam agama Islam, pendidikan karakter merupakan misi utama

Nabi Muhammad SAW ketika diutus menjadi Nabi atau dengan kata lain

adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Al-Qur’an adalah buku

ajarnya di dalam menghadapi “peserta didik” masyarakat Arab yang ketika

dulu sangat jahiliyah. Dimulai dari perintah membaca, karakter Islam dibentuk

kemudian perlahan-lahan diingatkan untuk bangun dari selimut, menghayati

pergantian alam semesta, menghargai sesuatu dengan kodratnya dan

membersihkan perilaku.49

48

Fachruddin M. Mangunjaya, Konservasi Alam Dalam Islam, Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 2005, 36. 49

Fauzi Annur, “Pendidikan karakter berbasis keagamaan (studi kasus di SDIT Nur

Hidayah Surakarta)”, Jurnal At-Tarbawi, Volume 1, Nomer 1, (Januari-Juni 2016), 39-56.

37

Karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing),

acting, menuju kebiasaan (habit). Karakter tidak sebatas pada pengetahuan,

karakter lebih dalam lagi menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri. Hal

ini diperlukan agar siswa mampu memahami, merasakan, dan mengerjakan

sekaligus nilai-nilai kebijakan.50

Proses pembentukan karakter kepada anak

yang dilaksanakan di sekolah melalui aktivitas pembelajaran merupakan salah

satu proses. Selanjutnya aktivitas melatih siswa dalam bentuk perilaku positif

yang pada akhirnya menjadi kebiasaan, maka sangat penting apabila suatu

lembaga pendidikan memiliki program-program pembiasaan untuk melatih

siswa melaksanakan aktivitas konkret dalam rangka menunjang penanaman

dan penumbuhan karakter siswa.

Institusi pendidikan yang dirancang dengan tujuan agar manusia

memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku yang rasional dan bertanggung

jawab terhadap pemanfaatan sumber daya alam sehingga terwujud pribadi-

pribadi yang peduli pada kelestarian lingkungan. Ajaran Islam yang dihayati

dan diresapi dalam kepribadian seseorang akan mampu menangkal dampak

negatif perubahan paradigma nilai di masyarakat dan akan memperkuat dan

memunculkan suatu dinamika paradigma nilai baru yang lebih harmonis dan

stabil.51

Pembentukan kepribadian terhadap anak dalam lingkungan

pendidikan dapat menumbuhkan pola piker bahwa lingkunganadalah mitra

dalam komunitas bumi yang mutlak untuk dijaga kualitasnya.

50

Hardianto Rahman, “Pengembangan Karakter Anak Melalui Fungsi Edukatif Agama

Islam”, Jurnal Lisan Al-Hal, Volume 4, Nomer 2, (Desember 2012), 251-272. 51

Siswanto, “Islam Dan Pelestarian Lingkungan Hidup: Menggagas Pendidikan Islam

Berwawasan Lingkungan”, Jurnal Karsa, Volume XIV, Nomer 2, (Oktober 2008), 82-90.

38

Karakter tidak sebatas pada pengetahuan, karakter lebih dalam lagi

menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri.52

Proses pembentukan karakter

kepada anak yang dilaksanakan di sekolah melalui aktivitas pembiasaan

merupakan salah satu proses yang dapat dilakukan, sebagaimana yang

disampaikan oleh Bapak Zakaria, S.Pd.I selaku Wakil Kepala Madrasah bidang

kesiswaan:

Untuk menciptakan lingkungan yag bersih seluruh warga madrasah diajak untuk

melakukan berbagai aktivitas pembiasaan misalanya melalui kegiatan jumat bersih

dengan mengajak siswa membawa alat-alat kebersihan dari rumah sebagai bentuk

penanaman tanggung jawab. Semuanya dilakukan untuk menjaga lingkungan

Madrasah agar tetap bersih dan nyaman untuk kegiatan belajar juga membiasakan

siswa untuk hidup dengan lingkungan yang bersih. Dalam berbagai aktivitas

pembiasaan yang telah dilakukan melalui program-program madrasah juga bertujuan

melakukan pembentukan karakter positif kepaada seluruh siswa, agar di masyarakat

dapat memberikan contoh yang baik, berbagai aktvitas pembiasaan ini akan terus

dilakukan dalam rangka untuk menciptakan lingkungan madrasah yang nyaman untuk

aktivitas seluruh warga madrasah termasuk di dalamnya kegiatan belajar mengajar

siswa.53

Aktivitas pembiasaan merupakan bagian dari proses pembentukan

karakter terhadap siswa, terkait dengan menanamkan kesadaran terhadap

pelestarian lingkungan hidup maka berbagai pembiasaan melalui piket kelas,

jumat bersih merupakan upaya untuk menuju green school yang dapat

memberikan kenyamanan kepada seluruh siswa madrasah dalam melaksanakan

pembelajaran. Sehingga program pembiasaan untuk melatih siswa

melaksanakan aktivitas konkret dalam rangka menunjang penanaman dan

penumbuhan karakter siswa merupakan salah satu komponen strategis.

52

Hardianto Rahman, “Pengembangan Karakter Anak Melalui Fungsi Edukatif Agama

Islam”, Jurnal Lisan Al-Hal, Volume 4, Nomer 2, (Desember 2012), 251-272.

53

Wawancara dengan Wakil Kepala Bidang Kesiswaan Tanggal 24 Januari 2017.

39

Karakter sosial yang ditanamkan terkait dengan kepedulian

terhadap lingkungan yang dikembangkan dalam implementasi Pendidikan

Agama Islam berbasis konservasi lingkungan, yang dikembangkan

Kementerian pendidikan Nasional dapat, antara lain:

1. Peduli lingkungan

Peduli terhadap lingkungan mencakup aspek yang luas, misalnya

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Karakter peduli lingkungan dalam upaya untuk menjaga kelestarian

lingkungan dapat dimulai dari masing-masing lingkungan tempat seorang

individu tinggal.

2. Peduli sosial

Kepedulian sosial sangat dibutuhkan dalam usaha untuk mencegah

terjadinya kerusakan lingkungan, sikap peduli sosial terkait kepekaan

seorang individu terhadap kondisi lingkungannya, misalnya kebersihan,

keasrian maupun keindahan.

3. Tanggung jawab

Dalam upaya untuk menjaga kondisi lingkungan tetap nyaman untuk

ditinggali, karakter tanggung jawab diimplentasikan lebih kepada

tanggung jawab sosial untuk memberikan kenyamanan umum dengan

menciptakan lingkungan yang bersih terbebas dari polusi.

40

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil observasi dan analisis peneliti tentang implementasi

Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan hidup dalam

membentuk karakter siswa di MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2016/2017, beberapa hal yang dapat disimpulkan adalah

sebagai berikut:

1. Konsep Pendidikan Agama Islam berbasis konservasi lingkungan telah

tertuang dalam kurikulum pendidikan madrasah, dengan mengintegrasikan

pendidikan lingkungan hidup dalam materi-materi PAI yang meliputi

Al-Qur’an Hadist, Akidah Akhlak dan Fiqih, serta pengembangannya yang

dilakukan oleh guru yang dimulai dari membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) hingga proses penyampaiannya di dalam kelas, untuk

itu kompetensi guru tentang pentingnya menjaga keestarian lingkungan

hidup menjadi hal yang sangat penting.

2. Implementasi Pendidikan Agama Islam melalui integrasi kegiatan belajar

mengajar di dalam kelas (indoor), dan integrasi outdoor tertuang dalam

kegiatan pembiasaan piket kelas, Jumat bersih. Pendidikan Agama Islam

berbasis konservasi lingkungan hidup yang dapat membentuk karakter

peduli terhadap lingkungan juga diimplementasikan melalui metode

keteladanan (uswatun khasanah), latihan, pembiasaan dan praktik .

41

3. Karakter yang terbentuk melalui Pendidikan Agama Islam berbasis

konservasi lingkungan digolongkan menjadi 2 yaitu karakter individual

antara lain: religius, disiplin, kreatif, mandiri. Kemudian yang kedua yaitu

karakter sosial antara lain: peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung

jawab.

B. Saran

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi selama

proses penelitian, penyusun memberikan saran yang dapat menjadi

masukan dan bahan pertimbangan, khususnya guru mata pelajaran PAI

guna perbaikan kedepan. Berikut ini merupakan beberapa saran dari

peneliti :

1. Kepada Kementerian Agama, untuk memasukan materi-materi tentang

lingkungan hidup ke dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam untuk

semua jenjang pendidikan.

2. Kepada Keapala Madrasah, meningkatkan kerjasama dengan berbagai

pihak untuk menumbuhkan budaya peduli terhadap lingkungan pada

madrasah.

Keapada guru, dalam penulisan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

seharusnya guru juga memperlihatkan integrasi pendidikan lingkungan hidup

dalam materi Pendidikan Agama Islam secara jelas. Hal ini sangat penting karena

RPP merupakan acuan pembelajaran yang digunakan oleh guru ketika

melaksanakan proses pembelajaran.

42

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mudhofir. Al-Qur’an dan Konservasi Lingkungan. Jakarta: Dian

Rakyat, 2010.

Ahsanti, Afik, “Pendidikan Agama Islam Berwawasan Lingkungan Hidup (studi

kasus di SMA Negeri Banyumas Kabupaten Banyumas)”, Tesis, UIN

Yogyakarta, 2015.

Annur, Fauzi, “Pendidikan karakter berbasis keagamaan (studi kasus di SDIT Nur

Hidayah Surakarta)”, Jurnal At-Tarbawi, (J2016), 39-56.

Akhter, Mumtaz, “Islamic Educational Approach to Environment Protection:A

Strategic Approach for Secure and Peaceful World”, International

Juornal of Busines and Social Sains 1 ( 2010 ): 182 – 191.

Ashtankar, O.M, “Islamic Perspectives on Environmental Protection”,

International Journal of Applied Research 2, ( 2016 ): 438 – 44.

Aziz, Abd, “ Konservasi Alam Dalam Perspektif Etika Islam: Tantangan dan

Tuntutan Globalisasi”, Jurnal Akademika, (2014): 305-321.

Azra, Azyumardi. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi di Tengah

Tantangan Milenium III. Jakarta: Kencana, 2010.

Doni Kusuma dan Albertus. Pendidikan Karakter di Zaman Keblinger:

Mengembangkan visi guru Sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik

Karakter. Jakarta: PT Grasindo, 2009.

43

Ekpenyong, Ekpenyong Obo, “Islam and Global Ecological Crisis: An Eco-

Theological Review”, International Journal of Asian Social Science 3

( 2013 ): 1591 – 1596.

Kemendiknas. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Pusat

Kurikulum dan Perbukuan, 2011.

La Fua, Jumarddin., “Aktualisasi Pendidikan Islam Dalam Pengelolaan

Lingkungan Hidup Menuju Kesalehan Ekologis”, Jurnal Al-Ta’dib,

(2014): 19-36.

Lickona, Thomas. Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa

Menjadi Baik dan Pintar. Terjemahaan Lita S. Bandung: Nusa Media,

2014.

Megawangi, Ratna, Pendidikan Karakter Solusi Yang Tepat Untuk Membangun

Bangsa Cetakan Kedua (Revisi), Bogor: Indonesia Heritage Foundation,

2007.

Majid bin Aziz, Abdul, Mujizat Al-Qur’an dan As-Sunnah Tentang IPTEK,

Jakarta: Gema Insani Press, 1997.

Mangunjaya, Fachruddin Majeri, “Lingkungan Hidup dan Konservasi Alam

Dalam Perspektif Islam”, Jurnal Islamia, 90-96.

Mangunjaya, Fachruddin M, Konservasi Alam Dalam Islam, Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia, 2005.

44

Martanti, B Hadia, “Kajian Etika Islam Tentang Lingkungan Hidup (Tinjauan

Filosofis)”, Tesis, UIN Yogyakarta, 2009.

Mian, Haleema Sadia, Janas Khan, Ata ur Rahman, “Environmental Etichs of

Islam”, Journal of Culture, Society and Development 1 ( 2002 ): 69 – 74.

Muslicha, Anisa, “Metode Pengajaran Dalam Pendidikan Lingkunganhidup Pada

Siswa Sekolah Dasar (Studi Pada Sekolah Adiwiyata di DKI Jakarta)”,

Jurnal Pendidikan, volume 16, (2015), 110-126.

Nafis, Muhammad Muntahibun. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: Penerbit

Teras, 2011.

Olayiwola, Abdur-Rahman Olalekan, “Mass Media of Communication and

Environmental Problems: Islamic Religious Communication Solutions

Perspectives”, International Juornal of AcademicResearch and

reflection 2 (2014): 1 – 16.

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013

Tentang Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Islam dan Bahasa Arab.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun2013

Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata.

Rahman, Hardianto, “Pengembangan Karakter Anak Melalui Fungsi Edukatif

Agama Islam”, Jurnal Lisan Al-Hal, (2012): 251-272.

Riduan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian, Bandung: Alfabeta,

2009.

Safrilsyah dan Fitriani, “Agama dan Kesadaran Menjaga Lingkungan Hidup”,

Jurnal Substansia, (2014): 61-78.

Salamah, Binti, “Implementasi Pendidikan Agama Islam Berwawasan

Lingkungan Hidup di MAN Yogyakarta II”, Tesis, UIN Yogyakarta,

2014.

45

Heru Santoso, Landasan Etis bagi Perkembangan Teknologi, Yogyakarta: Tiara

Wacana, 2000, dikutip Jumarddin La Fua, “Aktualisasi Pendidikan Islam

Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Menuju Kesalehan Ekologis”,

Jurnal Al Ta’dib, (2014): 19-36.

Sarkawi, Azila Ahmad, Alias Abdullah, Norimah Md. Dali, “The Concept of

Sustainability From The Islamic Perspectives”, International Journal of

Business, Economics and Law 9 ( 2016 ): 112 – 116.

Shihab, M Quraish. Membumikan Al Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu Dalam

Kehidupan Masyarakat. Bandung: Penerbit Mizan, 2004.

Siswanto, “Islam Dan Pelestarian Lingkungan Hidup: Menggagas Pendidikan

Islam Berwawasan Lingkungan”, Jurnal Karsa, (2008), 82-90.

Soeprobowati, Diah. Akhlak Siswa Terhadap Alam. Semarang: PT. Sindua Press,

2008.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R & D. Bandung: Alfabeta, 2014.

46

GAMBAR 1

Kondisi Lingkungan Madrasah

1.1 Gambar depan madrasah

47

1.2 Gambar kamar kecil guru dan siswa

48

1.3 Gambar ruang kelas

49

GAMBAR 2

Aktivitas Siswa Membersihkan Lingkungan Madrasah

2.1 Gambar siswa dalam kegiatan jumat bersih

50

2.2 Gambar siswa dalam kegiatan piket kelas

51

Lampiran 1: Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

NO DATA YANG

DIPERLUKAN

SUB DATA SUMBER

DATA

PENGAMBILAN

DATA

1. Gambaran Umum

MTs Sudirman

Getasan Kab. Se-

marang

Profil MTs

Sudir-man

Getasan

Kepala Madrasah

Observasi Wawancara, Dokumentasi

Letak Geografis Dokumen Dokumentasi

Sejarah berdiri

dan proses per-

kembangannya

Kepala ma-

drasah dan

dokumen

Wawancara,

Dokumentasi

Visi, Misi Kepala

madrasah

dan doku-

men

Wawancara,

Dokumentasi

Struktur Organi-sasi

Staff TU Dokumentasi

Keadaan guru, pegawai, karya-wan, dan peserta

didik

Staff TU Dokumentasi, Wawancara, Observasi

Keadaan sarana

dan Prasarana

Dokumen Dokumentasi,

Wawancara, Observasi

2. Konsep Pendidikan Agama Islam ber-basis konservasi

lingkungan hidup

Kurikulum di MTs Sudirman Getasan

Kepala Madrasah, Waka Kuri-

kulum,Guru PAI

Wawancara, Dokumentasi

3. Implementasi Pen-

didikan Agama Islam Berbasis konservasi ling-

kungan hidup

Proses Pembela-

jaran PAI

Guru PAI Wawancara,

Observasi

Implementasi

Pendidikan Agama Islam Berbasis konser-

vasi lingkungan hidup melalui integrasi indoor,

outdoor, dan pe-

Guru PAI,

Siswa

Wawancara,

Observasi, Dokumentasi

52

mbudayaan sikap cinta lingkungan

4. Hasil pembentukan karakter siswa me-

lalui Pendidikan Agama Islam Ber-basis konservasi

lingkungan hidup

Karakter yang ditampilkan

siswa

Guru PAI, Siswa

Wawancara , Observasi

53

Lampiran 2: Jadwal Observasi Penelitian

NO TANGGAL KETERANGAN

1. 8 Januari 2017 Observasi Lokasi Penelitian

2. 8 Januari 2017 Dokumentasi Data Madrasah

3. 9 Januari 2017 Wawancara dengan Bapak Saderi, S.Ag, M.Pd.I,

selaku Kepala Madrasah, mengenai sejarah singkat

berdirinya MTs Sudirman Getasan Kab. Semarang.

4. 9 Januari 2017 Dokumentasi

5. 10 Januari 2017 Dokumentasi Kurikulum

6. 11 Januari 2017 Dokumentasi Arsip Tata Usaha

7. 12 Januari 2017 Dokumentasi Kurikulum

8. 13 Januari 2017 Dokumen Kurikulum

9. 13 Januari 2017 Wawancara dengan Bapak Risnan, S.Ag., Selaku

Waka Kurikulum

10. 13 Januari 2017 Dokumentasi Data Madrasah Bagian Tata Usaha

Bapak Muh Mujiono

11. 13 Januari 2017 Dokumentasi Data Madrasah Bapak Nurkus

Budiyantomo, SH

12. 13 Januari 2017 Dokumentasi Arsip Tata Usaha Bapak Jumali, A.Md

13. 13 Januari 2017 Dokumentasi Arsip Tata Usaha

14. 14 Januari 2017 Observasi dan Wawancara denga Bpak Jumali, A.Md

di Perpustakaan

15. 20 Januari 2017 Wawancara dan Observasi dengan Bapak Saderi,

S.Ag, M.Pd.I Selaku Kepala Madrasah

16. 21 Januari 2017 Wawancara dan Observasi dengan Bapak Risnan,

S.Ag Selaku Waka Kurikulum

17. 25 Januari 2017 Wawancara dan Observasi dengan Bapak Sholihin,

S.Pd.I, Selaku guru mata pelajaran Fiqih kelas 7

18. 25 Januari 2017 Wawancara dan Observasi dengan Bapak Risnan,

S.Ag, Selaku guru mata pelajaran Aqidah Akhlak

kelas 9

19. 26 Januari 2017 Wawancara dan Observasi dengan Bapak Risnan,

S.Ag Selaku Waka Kurikulum

20. 26 Januari 2017 Wawancara dan Observasi dengan Bapak

Zakaria,S.Pd.I, Selaku Waka Kesiswaan

21. 30 Januari 2017 Wawancara dan Observasi dengan Bapak Sholihin,

S.Pd.I.Selaku Guru mata pelajaran Fiqih kels 7

22. 2 Februari 2017 Wawancara dan Observasi dengan Bapak Sholihin,

S.Pd.I., guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas 9

23. 6 Februari 2017 Wawancara dan Observasi dengan Bapak Risnan,

S.Ag, Akidah Akhlak kelas 9

54

24. 8 Februari 2017 Wawancara dan Observasi dengan Bapak Saderi,

S.Ag, M.Pd.I Selaku Kepala Madrasah

25. 9 Februari 2017 Wawancara dan Observasi dengan Bapak Sholihin,

S.Pd.I., guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas 9

26. 11 Februari 2017 Observasi Proses Pembelajaran Fiqih kelas 7a

27. 17 Februari 2017 Observasi Proses Pembelajaran Al-Qur’an Hadits

kelas 9

28. 19 Februari 2017 Wawancara dan observasi dengan Bapak Risnan,

S.Ag, Selaku Guru Akidah Akhlak kelas 9

29. 21 Februari 2017 Observasi Proses pembelajaran Akidah Akhlak kelas 9

30. 22 Februari 2017 Wawancara dengan Ayu Oktaviani, Uswatun

Khasanah, Siti Sulistyowati, Putrid Ayu pratiwi, Azis,

Kelas 9

31. 23 Februari, 2017 Wawancara dengan Yumratun, Ahmad Mudzain,

wahyudi kelas 7

32. 25 Februari 2017 Wawanacara dengan Dwi handoyo, AA Baharis,

Nasrul Sani, Wahyu Hidayat Fetiawan, agus Setiawan,

Sholihin kelas 9

33. 26 Februari 2017 Observasi kegiatan ekstra pramuka kelas 7

34. 1 Maret 2017 Observasi Kegiatan sholat berjamaah

35. 3 Maret 2017 Obsrevasi kegiatan jumat bersih

36. 3 Maret 2017 Wawancara dengan Bapak Zakaria, S.Pd.I, selaku

Waka Kesiswaan

37. 3 Maret 2017 Wawancara dengan Bapak Risnan, S.Ag selaku Waka

Kurikulum

38. 3 Maret 2017 Wawancara dengan Bapak Sholihin, S.Pd.I selaku

guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dan Fiqih kelas

9 dan kelas 7

39. 4 Maret 2017 Wawancara dan Observasi dengan Bapak Nurkus

Budiyantomo, SH selaku operator data emis

40. 5 Maret 2017 Wawancara dan Observasi dengan Bapak Saderi,

S.Ag, M.Pd.I selaku Kepala Madrasah

55

Lampiran 3: Pedoman wawancara

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KONSERVASI

LINGKUNGAN HIDUP DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA

(Studi di Madrasah Tsanawiyah Sudirman Getasan Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2016/2017)

1. Bagaimana kurikulum Penddikan Agama Islam di MTs Sudirman Getasan

Kabupaten semarang

2. Apakah Materi tentang lingkungan hidup masuk ke dalam kurikulum

3. Bagaimanakan konsep-konsep pembelajaran yang disiapkan guru

Pendidikan Agama Islam

4. Apakah dalam melaksanakan pembelajaran guru Pendidikan Agama Islam

menggunakan media pembelajaran

5. Bagaiamana langkah-langkah guru Pendidikan Agama Islam dalam

melaksankan pembelajaran

6. Mengapa materi tentang lingkungan dijarakan kepada siswa

7. Bagaimana evalusi yang dilakukan setelah pembelajaran terkait materi-

materi tentang lingkungan

8. Bagaimana bentuk pendidikan lingkungan hidup di MTs Sudirman

Getasan Kabupaten Semarang

9. Apakah tujuan pembelajaran tentang lingkungan hidup

10. Apakah ada perbedaan perilaku siswa sebelum dan setelah memperoleh

materi lingkungan hidup

11. Bagaimana peran Madrasah dalam menciptakan lingkungan yang bersih

12. Bagaimana upaya-upaya guru dalam menciptakan lingkungan Madrasah

yang bersih dan nyaman

13. Program-program apa saja yang dimiliki madrasah untuk mencipatakan

lingkungan yang nyaman untuk pembelajaran

14. Bagaiman cara untuk membangun kesadaran siswa agar membuag sampah

pada tempatnya

56

15. Apakah ada hambatan-hambatan untuk menciptakan lingkungan Madrasah

yang bersih dan nyaman

16. Apakah ada kerjasama dengan pihak lain untuk memberikan pembelajaran

terhadap siswa dalam menjaga lingkungan hidup

17. Bagaiamana respon siswa terhadap program-program Madrasah terkait

menciptakan lingkungan yang bersih

18. Bagaimana kondisi kebersihan Madrasah saat ini

19. Apakah ada program khusus terkait menjaga kebersihan Madrasah

20. Bagaimana peran guru Pendidikan Agama Islam dalam menjaga

lingkungan Madrasah

57

Lampiran 4: Pedoman wawancara

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KONSERVASI

LINGKUNGAN HIDUP DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA

(Studi di Madrasah Tsanawiyah Sudirman Getasan Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2016/2017)

1. Apakah guru Penddikan Agama Islam menyampaikan materi-materi

tentang lingkungan hidup

2. Materi apa yang saja yang disampaikan

3. Apakah guru menyampaikan contoh-contoh nyata tentang kerusakan

lingkungan hidup

4. Apakah kamu tertarik dengan materi lingkungan hidup

5. Apakah guru melakukan evalusi setelah melaksanakan pembelajaran

terkait materi lingkungan hidup

6. Mengapa lingkungan perlu dijaga keberadaannya

7. Apakah kamu pernah melihat kerusakan lingkungan didaerah kamu

8. Apakah kamu pernah membuang sampah disembarang tempat

9. Apakah ada fasilitas tempat sampah di kelas

10. Apakah ada fasilitas tempat sampah yang disediakan Madrasah

11. Dimana saja letak tempat sampah

12. Apakah manfaat lingkungan yang bersih

13. Apakah kamu pernah berpartisi dalam kerja bhakti di daerah tempat kamu

tinggal

14. Apakah kamu senang dengan lingkungan Madrasah yang nyaman

15. Apakah kamu pernah ikut dalam kegiatan membersihkan Madrasah

16. Mengapa kamu ikut dalam kegiatan menjaga Madrasah

17. Apakah ada jadwal piket di kelas kamu

18. Bagaimana piket kelas dilaksanakan

58

19. Apakah kamu pernah tidak ikut piket di kelas kamu

20. Apakah ada sanksi apabila tidak ikut piket kelas

21. Apakah ada alat-alat kebersihan di kelas kamu

22. Apakah ada fasilitas untuk berwudhu di Madrasah

23. Apakah ada sholat berjamaah di Madrasah

24. Kegiatan ekstrakurikuler apa yang kamu ikuti

25. Apakah kamu tahu ada program untuk membersihkan madrasah

26. Apakah kamu merasa nyaman berada di Madrasah ini

27. Aktivitas apa yang kamu lakukan apabila ada kegiatan membersihkan

Madrasah

28. Bagaimana pendapatmu tentang kegiatan membersihkan madrasah

29. Bagaimana uasaha-usaha kamu untuk menjaga agar lingkungan Madrasah

tetap bersih

30. Apakah kegiatan yang kamu lakukan kamu praktekan di rumah kamu

59

Lampiran 4: Pedoman Observasi

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KONSERVASI

LINGKUNGAN HIDUP DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA

(Studi di Madrasah Tsanawiyah Sudirman Getasan Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2016/2017)

NO PENGAMATAN VARIBEL INDIKATOR

1. Lingkungan Madrasah Kondisi Fisik 1.Tata ruang

lingkungan

2.Kondisi ruang

kelas

3.Kondisi

toilet/WC

2. Guru Pembelajaran 1.Persiapan materi

2.Proses Pembela-

jaran di kelas

3. siswa karakter 1.Aktivitas siswa

dalam pembela-

jaran

2.Aktivitas siswa

dalam member-

sihkan lingku-

ngan Madrasah

3.Aktivitas siswa

dalam kegiatan

ekstrakurikuler

4.Aktivitas siswa

dalam kegitan

berwudhu dan

sholat berja-

maah

60

Lampiran 4: Pedoman Dokumentasi

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KONSERVASI

LINGKUNGAN HIDUP DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA

(Studi di Madrasah Tsanawiyah Sudirman Getasan Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2016/2017)

1. Data Kelembagaan

a. Sejarah MTs Sudirman Getasan Kabupaten Semarang

b. Data Emis Madrasah

2. Data Pembelajaran

a. Kurikulum

b. Rencana Pelaksaan Pembelajaran

c. Silabus Pembelajaran

d. Jadwal Pelajaran

3. Data siswa

a. Aktivitas siswa dalam pembelajaran

b. Aktivitas siswa dalam membersihkan lingkungan Madrasah

3.