implementasi metode forward chaining dan …digilib.unila.ac.id/33275/11/skripsi tanpa bab...

92
IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR PADA SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TOMAT BERBASIS ANDROID (Skripsi) Oleh Fitria Ramadhani FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: dangdung

Post on 24-Apr-2019

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY

FACTOR PADA SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TOMAT

BERBASIS ANDROID

(Skripsi)

Oleh

Fitria Ramadhani

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

ii

ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF FORWARD CHAINING AND CERTAINTY

FACTOR METHOD ON ANDROID-BASED EXPERT SYSTEM OF

TOMATO DISEASES DIAGNOSIS

By

FITRIA RAMADHANI

Plant disease is one of the reasons cause the destruction of plant. It affects plant

productivity and quality. Most of the farmers made mistake in cope with this

problem because of the lack of knowledge. Expert system is a solution that has

been widely used for identifying disease. This paper presents an Android-based

expert system to help identifying tomato diseases. Data used in this expert system

consist of 16 data of tomato diseases, 53 data of symptoms, and 20 variety of

rules. This paper implements forward chaining and certainty factor method.

Forward chaining is used as a reasoning method to get the result of disease

identification. Certainty factor is used as a calculation method to obtain accuracy

degree of identification results. Testing has been done through two stages, internal

and external. The result from internal testing shows that tomato expert system

works properly and fit perfectly in various android devices. External testing is

done by giving questionnaire to 44 respondents. The result of questionanaires

shows that tomato expert system is categorized as “good” by them.

Keywords : Expert System, Forward Chaining, Certainty Factor, Tomato

Diseases, Android.

Page 3: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

iii

ABSTRAK

IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY

FACTOR PADA SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TOMAT

BERBASIS ANDROID

Oleh

FITRIA RAMADHANI

Penyakit pada tanaman merupakan salah satu penyebab terjadinya kerusakan

tanaman. Hal ini berpengaruh terhadap terjadinya penurunan produktivitas dan

kualitas tanaman. Tidak sedikit petani yang membuat kesalahan dalam mengatasi

masalah ini akibat kurangnya pengetahuan mereka. Sistem pakar merupakan

sebuah solusi yang sudah banyak digunakan untuk mengidentifikasi penyakit.

Penelitian ini telah menghasilkan sebuah sistem pakar berbasis android untuk

membantu masyarakat khususnya petani dalam mendiagnosa penyakit pada tomat.

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 16 data penyakit tomat, 53

data gejala, dan 20 macam aturan. Sistem pakar penyakit tomat ini dibangun

dengan mengimplementasikan metode forward chaining untuk mendapatkan hasil

diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

akurasi dari hasil diagnosa. Untuk melihat efektivitas dan kompatibiltas dari

sistem yang dibangun, telah dilakukan dua tahap pengujian yaitu internal dan

eksternal. Dari hasil pengujian internal dismpulkan bahwa sistem dapat bekerja

sesuai fungsi serta tampil proporsional pada beberapa smartphone android.

Pengujian eksternal dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada 44

Page 4: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

iv

responden. Berdasarkan hasil kuoesioner dari pengujian internal sistem ini masuk

dalam kategori “Baik”.

Kata Kunci : Sistem Pakar, Forward Chaining, Certainty Factor, Penyakit

Tomat, Android.

Page 5: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY

FACTOR PADA SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TOMAT

BERBASIS ANDROID

Oleh

Fitria Ramadhani

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai Gglar

SARJANA KOMPUTER

Pada

Jurusan Ilmu Komputer

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 6: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan
Page 7: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan
Page 8: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan
Page 9: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

ix

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada 27 Februari 1995 di Bandar Lampung,

sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dengan Ayah bernama

Darmawan dan Ibu bernama Aziyar.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD

Negeri 3 Panjang Utara Kecamatan Panjang Bandar Lampung tahun 2007,

menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 23 Bandar

Lampung tahu 2010, kemudian melanjutkan jenjang Sekolah Menengah Atas

(SMA) di SMA YP Unila Bandar Lampung dan lulus di tahun 2013.

Pada tahun 2013, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penulis

melaksanakan kegiatan Kerja Praktik (KP) di Seksi Pengolahan Data dan

Administrasi (PDAD) di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai

(KPPBC) Tipe Madya Pabean B Bandar Lampung pada bulan Januari sampai

Februari 2015 serta melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa

Sri Basuki Kecamatan Kalirejo Kabupaten Lampung Tengah pada bulan Januari

sampai Februari 2016.

Page 10: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

x

PERSEMBAHAN

Teruntuk Orang tua yang sangat kucintai, kupersembahkan skripsi ini

Terimakasih untuk kasih sayang, perhatian, pengorbanan, usaha, dukungan moril maupun materi, motivasi dan do’a-do’a yang tiada henti untuk kesuksesanku....

Teruntuk sahabat dan teman-teman tersayang,

Terimakasih untuk canda tawa, tangis dan perjuangan yang telah kita lewati bersama dan terima kasih untuk setiap rentetan kenangan yang telah terukir selama ini....

Page 11: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

xi

MOTTO

“Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan

sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian

akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.”

(Q.S.An-Najm:39-41)

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya

bersama kesulitan ada kemudahan.”

(Q.S.Al-Insyirah:5-6)

Page 12: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

xii

SANWACANA

Assalamualaikum wr. wb.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah, kesehatan dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi yang berjudul “Implementasi Metode Forward Chaining dan

Certainty Factor pada Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tomat Berbasis Android”

dengan baik. Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah

membantu dan berperan besar dalam penyusunan skripsi ini, seperti antara lain:

1. Kedua orang tua dan keluarga besar yang selalu memberi do’a, motivasi dan

kasih sayang yang tak terhingga.

2. Kakak tercinta Septi Darmayanti yang selalu mengingatkan dan

menyemangati.

3. Bapak Dr. Ir. Kurnia Muludi, M.S.Sc. sebagai pembimbing utama dan

pembimbing akademik serta Ketua Jurusan Ilmu Komputer, yang telah

membimbing, memotivasi serta memberikan ide, kritik dan saran selama

masa perkuliahan dan penyusunan skripsi sehingga penulis bisa sampai di

tahap ini.

4. Bapak Radix Suharjo, SP., M.Agr., Ph.D sebagai pembimbing kedua yang

telah membimbing dan memberikan bantuan, ide, kritik serta saran dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Eng Admi Syarif sebagai pembahas, yang telah memberikan

komentar dan masukan yang bermanfaat untuk perbaikan dalam penyusunan

skripsi ini.

Page 13: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

xiii

6. Bapak Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D. selaku Dekan FMIPA Universitas

Lampung.

7. Bapak Didik Kurniawan, S.Si., M.T., selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Komputer FMIPA Universitas Lampung.

8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Komputer yang telah memberikan ilmu

dan pengalaman hidup selama penulis menjadi mahasiswa.

9. Sahabat tercinta, Afifah Qowwamina Qisty, Annisa Nur Fadhilah, Qory

Aprilarita, Yeni Nuh Richa Sari, Dini Khansa Al-Nakhaiyah, Eria Ayu

Ningtias, Faiq Sulthon Dani, Agung Prasetyo, Megafhit Puspitarini, Sinta

Anggraeni, Nindya Qurniasih, Erika Yuliane, dan Tri Sulistyawati, terima

kasih atas doa dan semangat yang diberikan.

10. Jenny eonnie, Azizah eonnie, Kkeenan eonnie yang selalu menyemangati dan

menghibur dari jauh.

11. SHINee dan SHINee World yang menjadi penghibur terbaik.

12. Teman seperjuangan, keluarga besar Ilmu Komputer ’13.

Semoga Allah memberikan balasan terbaik atas semua kebaikan yang telah

diberikan kepada Penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi orail lain dan

perkembangan ilmu pengetahuan.

Bandar Lampung, 23 Juli 2018

Penulis,

Fitria Ramadhani

1317051026

Page 14: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii

I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

1.3 Batasan Masalah ........................................................................................... 5

1.4 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

1.6 Target Penelitian .......................................................................................... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 7

2.1 Artificial Intelligence ................................................................................... 7

2.2 Sistem Pakar…… ........................................................................................ 7

2.3 Ciri-ciri Sistem Pakar ................................................................................... 8

2.4 Struktur Sistem Pakar ................................................................................... 8

2.5 Mesin Inferensi ........................................................................................... 11

2.6 Certainty Factor ......................................................................................... 12

2.6.1 Menetukan CF Paralel ........................................................................ 15

2.6.2 Menentukan CF Sequensial ................................................................ 15

2.6.3 Menentukan CF Gabungan................................................................. 15

2.7 Penyakit Tanaman Tomat .......................................................................... 16

2.7.1 Jenis Penyakit Tanaman Tomat.......................................................... 17

Page 15: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

xv

2.8 UML (Unified Modeling Language) ........................................................ 23

2.8.1 Jenis-Jenis Diagram UML .................................................................. 24

2.9 Android……… .......................................................................................... 28

2.9.1 SQLite ................................................................................................. 29

2.10 Pengujian……… ....................................................................................... 29

2.10.1 Black Box Testing ............................................................................... 29

2.10.2 Skala Likert ........................................................................................ 30

III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 32

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 32

3.2 Alat Pendukung .......................................................................................... 32

3.3 Tahap Penelitian ......................................................................................... 33

3.3.1 Identifikasi Masalah ........................................................................... 34

3.3.2 Perumusan Masalah............................................................................ 34

3.3.3 Pengumpulan Data ............................................................................. 34

3.3.4 Perancangan Sistem............................................................................ 35

3.3.5 Implementasi Sistem .......................................................................... 64

3.3.6 Pengujian ............................................................................................ 64

3.3.7 Dokumentasi....................................................................................... 68

IV. PEMBAHASAN ............................................................................................ 69

4.1 Analisa Kebutuhan Data ............................................................................ 69

4.2 Representasi Pengetahuan .......................................................................... 70

4.3 Implementasi Sistem ................................................................................. 70

4.4 Analisa Persentase Penyakit ...................................................................... 71

4.5 Tampilan Sistem Pakar Penyakit Tomat .................................................... 73

4.5.1 Tampilan Halaman Intro .................................................................... 73

4.5.2 Tampilan Splash Screen ..................................................................... 75

4.5.3 Tampilan Halaman Splash Screen Update ......................................... 76

4.5.4 Tampilan Menu Utama ...................................................................... 76

4.5.5 Tampilan Menu Diagnosa ................................................................. 77

Page 16: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

xvi

4.5.6 Tampilan Menu Info Penyakit ........................................................... 81

4.5.7 Tampilan Menu Tips .......................................................................... 85

4.5.8 Tampilan Menu Tentang .................................................................... 86

4.5.9 Tampilan Menu Panduan ................................................................... 87

4.6 Pengujian……. .......................................................................................... 89

4.6.1 Pengujian Internal .............................................................................. 89

4.6.2 Pengujian Eksternal ............................................................................ 99

V. PENUTUP .................................................................................................... 112

5.1 Kesimpulan….. ........................................................................................ 112

5.2 Saran………… ........................................................................................ 112

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 114

Page 17: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Statistik Tomat Provinsi Lampung Tahun 2014 s.d. 2016 ............. 2

Tabel 2.1 Daftar Penyakit pada Tanaman Tomat.................................................. 16

Tabel 2.2 Simbol Use Case Diagram ................................................................... 24

Tabel 2.3 Simbol Class Diagram .......................................................................... 26

Tabel 2.4 Simbol Activity Diagram ...................................................................... 27

Tabel 2.5 Simbol Sequence Diagram.................................................................... 28

Tabel 3.1 Daftar Pengujian Black Box untuk User ............................................... 65

Tabel 4.1 Pengujian Versi Android ....................................................................... 90

Tabel 4.2 Pengujian Ukuran Layar ....................................................................... 91

Tabel 4.3 Pengujian User Interface ...................................................................... 92

Tabel 4.4 Pengujian Fungsi dari Menu Aplikasi ................................................... 94

Tabel 4.5 Pengujian Diagnosa Sistem Pakar Penyakit Tomat .............................. 98

Tabel 4.6 Hasil Penilaian Responden Pakar Penyakit Tomat Terhadap Kuesioner

Pengujian Sistem Pakar (Kelompok Responden I)............................. 101

Tabel 4.7 Hasil Penilaian Responden Petani Tomat dan Mahasiswa Fakultas

Pertanian Terhadap Kuesioner Pengujian Sistem Pakar (Kelompok

Responden II) ..................................................................................... 102

Tabel 4.8 Hasil Penilaian Responden Mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer

Terhadap Kuesioner Pengujian Sistem Pakar (Kelompok Responden

III) ....................................................................................................... 103

Tabel 4.9 Kriteria Penilaian Responden.............................................................. 104

Page 18: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar .......................................................................... 9

Gambar 3.1 Alur Tahap Penelitian........................................................................ 33

Gambar 3.2 Use Case Diagram ............................................................................ 36

Gambar 3.3 Activity Diagram Proses Diagnosa Penyakit ..................................... 37

Gambar 3.4 Activity Diagram Proses Melihat Info Penyakit ................................ 38

Gambar 3.5 Activity Diagram Proses Mengakses Menu Tips .............................. 39

Gambar 3.6 Activity Diagram Proses Mengakses Menu Tentang ........................ 40

Gambar 3.7 Activity Diagram Proses Mengakses Menu Panduan ........................ 41

Gambar 3.8 Sequence Diagram Proses Diagnosa Penyakit .................................. 42

Gambar 3.9 Sequence Diagram Proses Melihat Data Penyakit ............................ 43

Gambar 3.10 Sequence Diagram Proses Lihat Menu Tips ................................... 44

Gambar 3.11 Sequence Diagram Proses Lihat Menu Tentang ............................. 45

Gambar 3.12 Sequence Diagram proses Lihat Menu Panduan............................. 46

Gambar 3.13 Class Diagram................................................................................. 47

Gambar 3.14 Rancangan Halaman Intro 1 ............................................................ 49

Gambar 3.15 Rancangan Halaman Intro 2 ............................................................ 49

Gambar 3.16 Rancangan Halaman Intro 3 ............................................................ 50

Gambar 3.17 Rancangan Halaman Splash Screen ................................................ 51

Gambar 3.18 Rancangan Halaman Splash Screen Update ................................... 52

Gambar 3.19 Rancangan Halaman Menu Utama .................................................. 52

Gambar 3.20 Rancangan Halaman Kategori Gejala ............................................. 54

Gambar 3.21 Rancangan Halaman Pertanyaan Kategori Gejala Lokal ................ 54

Gambar 3.22 Rancangan Halaman Pilihan Gejala Lokal ...................................... 55

Page 19: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

xix

Gambar 3.23 Rancangan Halaman Pertanyaan Kategori Gejala Sistemik ........... 55

Gambar 3.24 Rancangan Halaman Pertanyaan Gejala ......................................... 56

Gambar 3.25 Rancangan Halaman Hasil Diagnosa .............................................. 56

Gambar 3.26 Rancangan Halaman Detail Deskripsi Penyakit.............................. 57

Gambar 3.27 Rancangan Halaman Detail Solusi Penyakit ................................... 57

Gambar 3.28 Rancangan Halaman Info Penyakit ................................................. 58

Gambar 3.29 Rancangan Halaman List Penyakit .................................................. 59

Gambar 3.30 Rancangan Halaman Detail Deskripsi Penyakit.............................. 59

Gambar 3.31 Rancangan Halaman Detail Solusi Penyakit ................................... 60

Gambar 3.32 Rancangan Halaman Menu Bantuan ............................................... 60

Gambar 3.33 Rancangan Halaman Menu Tentang 1 ............................................ 61

Gambar 3.34 Rancangan Halaman Menu Tentang 2 ............................................ 62

Gambar 3.35 Rancangan Halaman Menu Panduan 1............................................ 63

Gambar 3.36 Rancangan Halaman Menu Panduan 2............................................ 63

Gambar 4.1 Tampilan Halaman Intro 1 ................................................................ 73

Gambar 4.2 Tampilan Halaman Intro 2 ................................................................ 74

Gambar 4.3 Tampilan Halaman Intro 3 ................................................................ 74

Gambar 4.4 Tampilan Splash Screen .................................................................... 75

Gambar 4.5 Tampilan Splash Screen Update ....................................................... 76

Gambar 4.6 Tampilan Menu Utama ..................................................................... 77

Gambar 4.7 Tampilan Halaman Kategori Gejala ................................................. 78

Gambar 4.8 Tampilan Halaman Konfirmasi Kategori Gejala ............................. 78

Gambar 4.9 Tampilan Kategori Bagian Gejala Lokal ......................................... 79

Gambar 4.10 Tampilan Halaman Pertanyaan Gejala ........................................... 80

Gambar 4.11 Tampilan Halaman Hasil Diagnosa ............................................... 81

Gambar 4.12 Tampilan Halaman Kategori Penyakit ........................................... 82

Gambar 4.13 Tampilan Halaman List Penyakit ................................................... 83

Gambar 4.14 Tampilan Halaman Detail Info Penyakit ....................................... 84

Gambar 4.15 Tampilan Halaman Detail Solusi Info Penyakit ............................ 85

Gambar 4.16 Tampilan Menu Tips ....................................................................... 85

Gambar 4.17 Tampilan Halaman Tentang Aplikasi ............................................. 86

Gambar 4.18 Tampilan Halaman Tentang Kontributor ........................................ 87

Page 20: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

xx

Gambar 4.19 Tampilan Halaman Panduan Diagnosa ........................................... 88

Gambar 4.20 Tampilan Halaman Panduan Info Penyakit ..................................... 88

Gambar 4.21 Grafik Hasil Pernyataan 1 ............................................................. 105

Gambar 4.22 Grafik Hasil Pernyataan 2 ............................................................. 106

Gambar 4.23 Grafik Hasil Pernyataan 3 ............................................................. 107

Gambar 4.24 Grafik Hasil Pernyataan 4 ............................................................. 108

Gambar 4.25 Grafik Hasil Pernyataan 5 ............................................................. 109

Gambar 4.26 Grafik Hasil Pernyataan 6 ............................................................. 110

Gambar 4.27 Grafik Hasil Pernyataan 7 ............................................................. 111

Page 21: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tomat merupakan komoditi tanaman yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat

di Indonesia karena banyaknya kebutuhan terhadap tomat. Tomat memiliki hal

unik karena tanaman ini bisa digolongkan kepada jenis sayuran ataupun buah-

buahan, selain itu tomat dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan ataupun

untuk obat. Tomat merupakan salah satu komoditas pertanian yang sangat

bermanfaat bagi tubuh karena mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan

untuk pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat dapat menjadi salah satu sumber

antioksidan alami. Daya antioksidan yang kuat dalam tomat dapat mencegah atau

meredam aktivitas radikal bebas yang menjadi penyebab kanker, mengonsumsi

tomat juga dapat mengurangi risiko gejala tekanan darah tinggi. Daya antioksidan

kuat dalam buah tomat ini berasal dari senyawa yang terkandung dalam buah

tomat, seperti likopen, serta beberapa senyawa alami lainnya seperti vitamin C

dan vitamin A yang dapat bertindak sebagai antioksidan (Cahyono, 2016).

Dalam budidaya tomat ada beberapa yang harus diperhatikan seperti lokasi lahan,

ketinggian tempat, keadaan tanah, serta suhu dan kelembaban udara. Tanaman

tomat dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Lahan yang dapat

dimanfaatkan untuk penanaman tomat meliputi lahan kering dan lahan bekas

Page 22: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

2

sawah. Suhu ideal untuk budidaya tomat yaitu pada suhu 18 s.d. 25 oC di siang

hari dan 10 s.d. 20 oC di malam hari. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang

diperlukan berkisar antara 5,5 s.d. 6,8 (Cahyono, 2016).

Tomat menjadi salah satu komoditas hortikultura yang bernilai ekonomi tinggi

dan masih memerlukan penanganan serius, terutama dalam hal peningkatan hasil

dan kualitas buah (Zikria, 2014). Hal ini dapat dilihat pada data statistik tomat

dari tahun 2014 s.d. 2016, luas panen tomat di provinsi Lampung mengalami

peningkatan hingga dua kali lipat pada tahun 2016 tetapi tidak diikuti dengan hasil

produksi (Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Perta, 2018).

Tabel 1.1 Data Statistik Tomat Provinsi Lampung Tahun 2014 s.d. 2016

No. Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas

(Ton/Ha)

1. 2014 2.366 23.776 10,05

2. 2015 2.143 24.490 11,43

3. 2016 5.211 23.638 4,54

Salah satu penyebab menurunnya hasil produksi yaitu kegagalan panen yang

disebabkan serangan penyakit, tidak sedikit petani yang melakukan kesalahan

dalam mengatasi permasalahan ini. Penyakit pada tanaman tomat menjadi suatu

kendala yang perlu selalu diantisipasi perkembangannya karena dapat

menurunkan hasil dan kualitas produksi. Dalam budidaya tomat terdapat masalah

yang harus diatasi oleh petani antara lain infeksi mikroba patogen dan faktor

lingkungan. Penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen seperti busuk

phytophtora (Phytophtora infestans), bercak coklat (Altenaria solani), kapang

daun (Fulvia fulva), layu bakteri (Ralstonia solanacearum), layu fusarium

Page 23: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

3

(Fusarium oxysporum) dan mosaik tembakau (virus Tobacco mosaic)

(Semangun, 2007). Ada beberapa faktor lingkungan yang bisa menjadi penyebab

tanaman terserang penyakit seperti sinar matahari, kurangnya unsur hara dan

pestisida (Setiawati et al., 2001).

Sistem pakar pertama kali dikembangkan oleh komunitas AI pada pertengahan

tahun 1960. Sistem pakar yang muncul pertama kali adalah General Purpose

Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newel & Simon (Kusumadewi,

2003). Sistem pakar dibutuhkan untuk membantu para petani mengetahui secara

cepat penyakit apa yang menyerang tanaman tomat mereka berdasarkan gejala

yang muncul. Tidak hanya jenis penyakit, sistem ini juga menginformasikan cara

penanganan untuk tanaman yang terserang penyakit dan cara pencegahannya.

Pada penelitian terdahulu yang berkaitan tentang sistem pakar untuk tanaman

tomat yang berjudul “Sistem Pakar Diagnosa Hama dan Penyakit Tanaman Tomat

dengan Metode Heuristic Search” membahas mengenai sistem pakar berbasis web

untuk mengidentifikasi hama dan penyakit yang menyerang tomat berdasarkan

gejala yang muncul dan cara penanganan serta pencegahan sebelum tomat

terserang penyakit. Data hama dan penyakit yang digunakan yaitu ada 9 jenis

dengan pembagian 5 jenis data hama dan 4 jenis penyakit, serta terdapat 16 gejala

yang dapat dipilih. Penilitian ini menggunakan metode heuristic search, metode

ini memberikan kesimpulan penyakit berdasarkan nilai kebenaran yang tertinggi,

dimana nilai kebenaran ini didapat dari kondisi gejala yang dikenakan aturan-

aturan yang sudah ditetapkan (Pratama & Ilyas, 2016). Penelitian lainnya yang

juga tentang sistem pakar di sektor pertanian berjudul “Sistem Pakar untuk

Page 24: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

4

Mendiagnosa Hama dan Penyakit Tanaman Bawang Merah Menggunakan

Certainty Factor”. Penelitian ini menghasilkan sistem yang dapat

mengidentifikasi penyakit pada tanaman bawang merah, yaitu 16 jenis penyakit

dan 6 jenis hama berbasis desktop. Metode yang digunakan pada penelitian ini

yaitu certainty factor untuk probabilitas diagnosa penyakit (Tuswanto & Fadlil,

2013). Sedangkan pada penelitian kali ini dibangun suatu sistem pakar untuk

mendiagnosa penyakit pada tanaman tomat dengan metode inferensi forward

chaining dan metode probability certainty factor, sistem ini diimplementasikan

pada mobile device berbasis android.

Metode forward chaining merupakan metode inferensi (penarikan kesimpulan)

dengan runut maju, maksudnya untuk mendapatkan kesimpulan mengenai info

penyakit dan solusinya maka harus terlebih dahulu diketahui informasi berupa

gejala-gejala yang menyerang tanaman tomat. Kelebihan dari forward chaining

yaitu metode ini akan bekerja dengan baik ketika problem bermula dari

mengumpulkan atau menyatukan informasi lalu kemudian mencari kesimpulan

yang dapat diambil dari informasi tersebut (Durkin, 1996). Sedangkan certainy

factor digunakan untuk menggambarkan tingkat keyakinan pakar terhadap

masalah yang dihadapi. Faktor kepastian ini juga berguna untuk mengatasai

ketidakpastian dalam menentukan penyakit yang mempunyai gejala yang sama

(Kadir & Heriyanto, 2005).

Hal yang berbeda pada penilitian ini adalah metode yang digunakan, dari

penelitian yang sudah ada metode yang digunakan adalah metode heuristic search

sedangkan pada penilitian kali ini metode yang digunakan yaitu forward chaning

Page 25: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

5

dengan metode probability certainty factor. Selain itu, sistem pakar yang dibuat

pada penelitian sebelumnya menggunakan basis web dan desktop, sedangkan

penelitian ini menghasilkan sistem berbasis android yang memiliki kelebihan

dibanding basis desktop ataupun web. Dengan menerapkan sistem berbasis

android user dapat mengakses sistem ini secara fleksibel karena dapat diakses

melalui smartphone mereka, sehingga menghasilkan informasi yang cepat.

Sistem pakar hanya mendukung pengambilan keputusan, tidak dapat menentukan

hasil secara pasti. Oleh karena itu, dibutuhkan tingkat kepastian untuk mengukur

persentase dari hasil diagnosa yang diperoleh dari perhitungan certainty factor.

Dengan adanya sistem ini diharapkan petani dapat mengetahui penyakit yang

menyerang tomat dengan cepat dan mendapatkan solusi penanganan untuk

tanaman tomat yang sakit.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana membangun sistem pakar

untuk mendiagnosa penyakit pada tomat dengan menerapkan metode forward

chaining dan certainty factor.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sistem ini mendiagnosa penyakit tomat akibat faktor biotik dan abiotik,

dengan jumlah 16 jenis penyakit

2. Sistem pakar dibangun dengan menggunakan metode perhitungan certainty

factor

Page 26: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

6

3. Sistem ini dibuat untuk platform android

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk membangun sistem pakar yang

efektif dan kompatibel pada platform android untuk mendiagnosa penyakit pada

tanaman tomat berdasarkan gejala yang ada serta memberikan solusi

penanggulangan yang tepat dengan pengimplementasin metode certainty factor.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan menghasilkan suatu sistem pakar yang mampu

memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Mempermudah petani mengetahui penyakit tomat sedini mungkin

b. Membantu petani mengetahui cara pengelolaan penyakit tanaman tomat secara

cepat

c. Mengurangi risiko kegagalan panen

d. Menambah wawasan bidang ilmu pengetahuan mengenai sistem pakar

1.6 Target Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menghasilkan suatu output yaitu

aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit pada tomat, yang akan

diunggah di google play agar dapat digunakan oleh masyarakat umum di

Indonesia, terutama petani dan penyuluh tomat.

Page 27: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Artificial Intelligence

Artificial Intelligence (AI) atau yang dikenal dengan kecerdasan buatan adalah

suatu studi khusus yang bertujuan membuat komputer dapat melakukan pekerjaan

seperti dan sebaik yang dilakukan manusia. AI sudah banyak diterapkan dalam

bidang komputer, seperti Natural Languange Processing (Pengolahan Bahasa

Alami), Speech Recognition (Pengenalan Ucapan), Robotics & Sensory Systems

(Robotika & Sistem Sensor) dan Computer Vision serta Expert System (Sistem

Pakar) yang akan menjadi bahasan pada penelitian ini (Kusumadewi, 2003).

2.2 Sistem Pakar

Sistem pakar merupakan salah satu lingkup di bidang Kecerdasan Buatan

(Artificial Intelligence). Beberapa ahli memberikan definisi mengenai sistem

pakar, seperti di bawah ini (Kusumadewi, 2003):

a. Menurut Durkin: Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang

untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan oleh

seorang pakar.

b. Menurut Ignizio: Sistem pakar adalah suatu model dan prosedur yang

berkaitan, dalam suatu domain tertentu, yang mana tingkat keahliannya dapat

dibandingkan dengan keahlian seorang pakar.

Page 28: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

8

c. Menurut Giarratano dan Riley: Sistem pakar adalah suatu sistem komputer

yang bisa menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar.

2.3 Ciri-ciri Sistem Pakar

Sistem pakar memiliki ciri-ciri yang dapat didefinisikan sebagai berikut (Kusrini,

2006):

1. Terbatas pada bidang yang spesifik

2. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau tidak

pasti

3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya dengan cara yang

dapat dipahami

4. Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu

5. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap

6. Output bersifat nasihat atau anjuran

7. Output tergantung dari dialog dengan user

8. Knowledge base dan inference engine terpisah

2.4 Struktur Sistem Pakar

Menurut Kusumadewi (2003) sistem pakar terdiri dari dua bagian pokok, yaitu:

lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi

(consultation environment). Lingkungan pengembangan digunakan oleh pembuat

sistem pakar untuk membangun komponen-komponennya dan memperkenalkan

pengetahuan ke dalam knowledge base (basis pengetahuan). Sedangkan

Page 29: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

9

User

Motor Inferensi

Blackboard

Rencana Agenda

Sousi deskripsi

masalah

Basis Pengetahuan

Fakta: apa yang diketahui tentang area domain

Rule: logical inference

Rekayasa

Pengetahuan

Pengetahuan

Pakar

Penyaring

pengetahuan

Antarmuka

Aksi yang

direkomendasi

Fasilitas

Penjelasan

lingkungan konsultasi digunakan oleh user untuk mendapatkan pengetahuan dan

nasihat dari pakar.

Lingkungan Lingkungan

Konsultasi Pengembangan

Berikut ini merupakan penjelasan dari Gambar 2.1:

1. Subsistem Penambahan Pengetahuan (Knowledge Acquisistion Subsystem)

Bagian ini digunakan untuk memasukkan pengetahuan, mengkonstruksi atau

memperluas pengetahuan dalam basis pengetahuan.

2. Basis Pengetahuan (Knowledge Based)

Basis pengetahuan berisi kebutuhan pengetahuan yang relevan untuk memahami,

menformulasikan, dan menyelesaikan malasah. Terdapat dua elemen dasar: (1)

fakta, seperti situasi masalah dan teori dari area masalah, dan (2) rule-rule yang

Penambahan pengetahuan

Fakta-fakta Tentang kejadian khusus

Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar (Kusumadewi, 2003)

Page 30: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

10

menunjukan kegunaan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah khusus pada

domain tertentu.

3. Mesin Inferensi (Interference Engine)

Program yang berisi metodologi yang digunakan untuk melakukan penalaran

terhadap informasi-informasi dalam basis pengetahuan dan blackboard, serta

digunakan untuk memfomulasikan konklusi. Ada tiga elemen utama dalam mesin

inferensi, yaitu:

- Interpreter : mengeksekusi item-item agenda yang terpilih dengan

menggunakan aturan-aturan dalam basis pengetahuan yang sesuai.

- Scheduler : akan mengontrol agenda.

- Consistency enforcer : akan berusaha memelihara kekonsistenan dalam

mempresentasikan solusi yang bersifat darurat.

4. Blackboard

Blackboard yaitu area pada memori yang berfungsi untuk merekam kejadian yang

sedang berlangsung termasuk keputusan sementara. Ada tiga tipe keputusan yang

dapat direkam pada blackboard yaitu rencana, agenda dan solusi.

5. Antarmuka

Antarmuka digunakan sebagai media komunikasi antara user dan sistem

pakar. Program akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan sistem pakar akan

mengambil kesimpulan berdasarkan jawaban dari user.

6. Subsitem Penjelasan (Explanation Subsystem)

Subsistem penjelasan berfungsi memberi penjelasan kepada user, bagaimana

suatu kesimpulan dapat diambil.

7. Sistem Penyaring Pengetahuan (Knowledge Refining System)

Page 31: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

11

Seorang pakar dapat mengevaluasi dan memperbaiki tentang pengetahuan mereka

saat konsultasi, hal ini juga dibutuhkan oleh pembelajaran komputer agar program

dapat menganalisa alasan dari keberhasilan dan kegagalan yang terjadi saat

memberi kesimpulan sehingga akan menhasilkan kesimpulan yang efektif dan

akurat.

2.5 Mesin Inferensi

Inferensi merupakan proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang

diketahui atau diasumsikan. Inferensi adalah konklusi logis (logical conclusion)

atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar proses

inferensi dilakukan dalam suatu model yang disebut Mesin Inferensi. Ada dua

macam mesin inferensi menurut Kusrini, yaitu (Kusrini, 2008):

1. Runut Maju (Forward Chainning)

Forward Chainning adalah teknik pencarian data yang dimulai dengan fakta yang

diketahui, kemudian mencocokan fakta tersebut dengan bagian if-then. Bila ada

fakta yang cocok dengan if, maka aturan tersebut dapat dieksekusi, maka sebuah

fakta baru ditambahkan kedalam database. Setiap kali pencocokan dimulai dari

aturan teratas. Setiap aturan hanya boleh dieksekusi sekali saja. Proses

pencocokan akan berhenti bila tak ada lagi aturan yang dieksekusi.

Dalam pelacakan ini, aturan diuji satu persatu dalam urutan tertentu. Bila kondisi

telah terpenuhi, maka aturan tersebutlah yang dijalankan dan aturan berikutnya

diuji. Bila kondisi tidak terpenuhi atau aturannya tidak diketahui, maka aturan

tersebut tidak dijalankan.

Page 32: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

12

2. Runut Mundur (Backward Chainning)

Backward chaining adalah metode inferensi yang bekerja mundur kearah kondisi

awal. Proses diawali dengan dari tujuan, kemudian pencarian mulai dijalankan

untuk mencocokan apakah fakta-fakta yang ada cocok dengan premis if. Jika

cocok, aturan dieksekusi dan hipotesis dibagian then ditempatkan sebagai fakta

baru. Jika tidak cocok, simpan premis if ke dalam stack sebagai subgoal. Proses

berakhir jika goal (tujuan) ditemukan atau tidak ada aturan yang bisa

membuktikan kebenaran subGoal atau Goal.

Dalam pelacakan ini, akan dipilih sebuah aturan dari kesimpulan dan

menganggapnya sebagai masalah yang harus diselesaikan. Setelah terselesaikan,

akan dipilih sub masalah untuk dievaluasi yang selanjutnya akan menjadi masalah

baru.

2.6 Certainty Factor

Dalam membangun sebuah sistem pakar dibutuhkan metode pendekatan

perhitungan untuk menghasilkan akurasi dari kesimpulan yang diperoleh.

Terdapat beberapa metode pendekatan perhitungan yang banyak digunakan dalam

beberapa penelitian sebelumnya, seperti metode heuristic, classical probability,

teorema bayes, dan certainty factor.

George Polya pada tahun 1945 mendefinisikan heuristic sebagai rules untuk

memilih cabang yang memiliki kemungkinan paling tinggi untuk memimpin

solusi yang dapat diterima (Luger, 2005). Teori classical probability pertama kali

dikemukakan oleh Pascal dan Fermat pada 1654. Classical probability digunakan

Page 33: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

13

pada sejumlah kasus seperti pada dadu, kartu dan koin (Giarratano & Riley,

2002). Teoroma bayes pertama kali dikemukakan pada tahun 1763 setelah 4 tahun

kematian penemunya, Thomas Bayes. Teorema bayes berhubungan dengan sebab

akibat dimana dengan memahami akibat kita dapat mengetahui kemungkinan

penyebabnya (Luger, 2005).

Metode heuristic memiliki kekurangan karena metode ini berdasarkan pada

pengalaman atau intuisi sehingga dapat menghasilkan kekeliruan. Metode ini

hanya memberikan gambaran langkah selanjutnya dalam menyelesaikan masalah.

Metode ini juga menggunakan informasi yang terbatas dan jarang dapat

memprediksi solusi yang lebih jauh (Luger, 2005). Pendekatan classical

probability dan teorema bayes membutuhkan penerapan probability matematika

dalam manajemen uncertainty. Perbedaan kedua metode ini yaitu classical

probability tidak menerapkan nilai prior (Liang & Mahmud, 2012). Classical

probability hanya memeperhitungkan kemungkinan yang akan dicari, sesuai

dengan rumus dari classical probability yaitu (Giarratano & Riley, 2002):

Keterangan:

angka menang

jumlah keseluruhan kemungkinan yang terjadi

Teorema Bayes lebih baik dibanding classical probability karena memiliki nilai

prior tetapi dalam penerapannya menentukan nilai prior menjadi masalah

tersendiri bagi pakar. Akibatnya jika data nilai prior kurang maka akan

Page 34: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

14

berpengaruh pada terjadinya kesalahan kesimpulan yang diperoleh (Liang &

Mahmud, 2012).

Salah satu contoh sistem pakar yang terkenal yang mengembangkan representasi

uncertainty sebagai tambahan penentuan rule-based expert system yaitu MYCIN.

MYCIN didesain untuk membantu dokter dalam diagnosa dan pengobatan infeksi

bakteri. MYCIN yang pertama mengenalkan metode pendekatan certainty factor

(CF), metode ini dikenalkan oleh Shorliffe Buchanan pada 1975. Ketika sistem

yang menerapkan CF merekomendasikan keputusan, ini membuat CF menentukan

kesimpulan untuk menilai jumlah masing-masing fakta. Karena CF membuat

keputusan tanpa mengacu pada nilai prior (Horvitz et al., 1988). Berikut

merupakan rumus dari Certainty Factor (CF) (Kusrini, 2008):

( ) ( ) ( )

Keterangan:

( ): certainty factor dari hipotesis yang dipengaruhi oleh gejala

(evidence) . Besarnya CF berkisar antara -1 sampai dengan 1. Nilai -1

menunjukkan ketidakpercayaan mutlak sedangkan nilai 1 menunjukkan

kepercayaan mutlak.

( ): ukuran kenaikan kepercayaan (measure of increased belief) terhadap

hipotesis yang dipengaruhi oleh gejala .

( ): ukuran kenaikan ketidakpercayaan (measure of increased disbelief)

terhadap hipotesis yang dipengaruhi oleh gejala .

Page 35: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

15

2.6.1 Menetukan CF Paralel

CF Paralel merupakan CF yang diperoleh dari beberapa premis pada sebuah rule.

Besarnya CF Paralel dipengaruhi oleh CFUser untuk masing-masing premis dan

operator dari premis. Berikut ini adalah rumus untuk masing-masing operator

(Kusrini, 2008):

( ) ( ( ) ( )) (1)

( ) ( ( ) ( )) (2)

( ) ( ) (3)

2.6.2 Menentukan CF Sequensial

CF Sequensial diperoleh dari hasil perhitungan CF Paralel dari semua premis

dalam satu aturan dengan CF aturan yang diberikan oleh pakar. Adapun rumus

perhitungan CF Sequensial adalah sebagai berikut:

( ) ( ) ( )

Keterangan:

( ): CF sequensial

( ): CF paralel dari semua premis

( ): CF pakar

2.6.3 Menentukan CF Gabungan

CF Gabungan merupakan CF akhir dari sebuah calon kesimpulan. CF ini

dipengaruhi oleh semua CF Paralel dari aturan yang menghasilkan kesimpulan

tersebut. CF Gabungan diperlukan jika suatu kesimpulan diperoleh dari beberapa

aturan sekaligus. CF akhir dari satu aturan dengan aturan yang lain digabungkan

Page 36: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

16

untuk mendapatkan nilai CF akhir bagi calon kesimpulan tersebut. Adapun rumus

perhitungan CF Gabungan sebagai berikut (Kusrini, 2008):

( )

{

( ) ( ) ( ( ) ( )) ( ) ( )

( ) ( )

( ( (| | | ( )|))) ( ( ) ( ))

( ) ( ) ( ( ))) ( ) ( )

2.7 Penyakit Tanaman Tomat

Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) berasal dari Amerika Tropika, khususnya

Peru dan Ekuador. Tanaman ini sudah lama dibudidayakan oleh petani di

Indonesia. Tomat biasa ditanam di pekarangan atau dalam petak-petak kecil, dari

dataran rendah sampai dataran tinggi. Salah satu penyebab petani mengalami

kegagalan panen yaitu penyakit yang menyerang tanaman, misalnya sebelum

Perang Pasifik banyak terjadi gagal panen akibat penyakit layu bakteri yang

menyerang tanaman tomat (Semangun, 2007). Berikut merupakan daftar penyakit

pada tanaman tomat (Semangun, 2007) dan (Setiawati et al., 2001) :

Tabel 2.1 Daftar Penyakit pada Tanaman Tomat

No. Nama Penyakit

Biotik Abiotik

Jamur Bakteri Virus

1. Busuk Phytophthora √

2. Bercak Cokelat √

3. Kapang Daun √

4. Layu Fusarium √

Page 37: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

17

Tabel 2. 1 Daftar Penyakit pada Tanaman Tomat (Lanjutan)

5. Layu Bakteri √

6. Mosaik Tembakau √

7. Mosaik Mentimun √

8. Keriting √

9. Daun Kuning

Keriting √

10. Kapang Kelabu √

11. Embun Tepung √

12. Bercak Daun

Corynespora √

13. Intensitas sinar

matahari tinggi √

14. Intensitas sinar

matahari rendah √

15. Kekurangan Kalsium √

16. Keracunan pestisida √

2.7.1 Jenis Penyakit Tanaman Tomat

Penyakit pada tanaman tomat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan faktor

penyebabnya, yaitu biotik dan abiotik.

a. Penyebab yang Disebabkan oleh Jamur

1. Busuk Daun

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans dengan gejala terbagi

ke dalam empat bagian. Pada daun terdapat bercak hitam kecokelatan/keunguan,

daun menguning, dan terdapat beledu berwarna antara pucat dan ungu. Pada

buah, gejala dibedakan pada buah hijau dan buah matang. Apabila pada buah

hijau terdapat bercak cokelat tua. batas bercak jelas, buah agak keras, berkerut,

Page 38: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

18

dan pada bercak nampak cincin-cincin. Sedangkan pada buah matang, terdapat

bercak hijau kelabu kebasahan dan batas bercak tidak jelas.

Penanganan terhadap tomat yang terserang penyakit ada tiga macam yaitu dengan

mengusahakan waktu penanaman tidak di musim hujan, menggunakan mulsa

jerami, padi, jagung, kacang merah dan kedelai, serta dapat menggunakan

beberapa fungisida seperti, asam fosfit, folpet, iprodion, dan kaptan.

2. Bercak Cokelat

Penyakit bercak cokelat, atau bercak kering, disebabkan oleh jamur Alternaria

Solani. Gejala yang timbul pada tanaman yang terinfeksi penyakit ini yaitu

terdapat bercak kecil cokelat tua dan berbentuk lingkaran sepusat pada daun.

Gejala pada batang yaitu terdapat bercak gelap dan berbentuk lingkaran sepusat

pada batang. Pada buah terdapat bercak cokelat gelap/hitam, berlekuk dan

membentuk beledu.

Penanganan yang dapat dilakukan seperti pemberian pupuk yang seimbang,

pembibitan jangan terlalu lembap atau rapat, gunakan fungisida seperti

difenokonazol, heksakonazol, kaptafol, klorotalonil, mankozeb,

oksadisil+mankozeb, dan azoksistrobin. Pada percobaan rumah kaca, lakukan

pemberian abu kelapa sawit dan jamur mikoriza.

3. Kapang Daun

Penyakit kapang daun ini disebabkan oleh jamur yang bernama Fulvi fulva. Gejala

yang timbul yaitu terdapat bercak kuning pada daun dengan batas bercak kurang

jelas, terdapat beledu berwarna ungu kehijauan, dan daun cepat kering.

Page 39: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

19

Solusi yang dapat dilakukan yaitu gunakan fungisida mankozeb dengan cara

penyemprotan dan pada percobaan rumah kaca dengan meningkatkan ventilasi

dalam ruangan.

4. Layu Fusarium

Penyakit layu fusarium disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum f.sp.

lycopersici. Gejala pada penyakit ini terlihat di batang dengan ciri tangkai batang

merunduk, terdapat benang/bintik-bintik pada pangkal batang, lalu tanaman

menjadi layu. Penanganan untuk penyakit ini dapat dengan melakukan pemberian

kompos jerami dua minggu sebelum penanaman, lakukan pencelupan akar

menggunakan fungisida benomil 1000 ppm, dan meningkatkan suhu tanah dengan

mulsa plastik.

5. Kapang Kelabu

Kapang kelabu disebabkan oleh jamur Cercospora sp. Gejala yang timbul pada

penyakit ini adalah terdapat bercak kuning pada daun dan beledu berwarna

kelabu.

6. Embun Tepung

Penyebab embun tepung adalah jamur Oidium sp. Gejala penyakit ini terlihat pada

bagian daun yaitu daun menguning dan terdapat serbuk berwarna putih yang

terdiri atas konidiofor dan konidium jamur. Penanganan untuk penyakit ini dapat

dilakukan dengan beberpa cara seperti memangkas tanaman untuk meningkatkan

sirkulasi udara, mencabut dedaunan yang terserang penyakit dan bersihkan tanah

dari dedaunan yang terserang, membersihkan dedaunan untuk merusak daur hidup

spora, dan melakukan penyiraman di pagi hari, serta gunakan fungisida sulfur dan

semprotkan larutan tembaga.

Page 40: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

20

7. Bercak Daun Corynespora

Penyakit bercak daun corynespora disebabkan oleh jamur Corynespora cassiicola

dengan gejala pada daun terdapat bercak dengan garis tengah 0,5 cm. Pada bercak

terdapat cincin kelabu dan cokelat yang bersilih dan terdapat kapang cokelat

kemerahan.

b. Penyebab yang Disebabkan oleh Bakteri

Layu Bakteri

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum. Penyakit ini

memilik gejala yang muncul di bagian batang, bilang batang dipotong akan

terlihat pembuluh berwarna cokelat dan jika dicelupkan ke dalam air terlihat

benang-benang putih halus, selanjutnya tanaman menjadi layu.

Penanganan yang dapat dilakukan ada beberapa macam disesuaikan dengan

kondisi yang ada. Jika tanah terinfeksi berat oleh bakteri sebaiknya diadakan

pergiliran tanaman dengan menanam tanaman suku kubis-kubisan. Harus dijaga

agar tidak berkembang gulma yang termasuk suku terungan seperti ceplukan dan

buah ranti. Untuk pertanaman skala kecil , tomat dapat disambung di atas batang

bawah yang tahan, antara lain takokak. Pada percobaan di rumah kaca,

penyiraman dengan rendaman kulit kayu jati dan kayu pinus.

c. Penyebab yang Disebabkan oleh Virus

1. Mosaik Tembakau

Penyakit ini disebabkan oleh virus Tobacco Mosaic Virus. Gejala yang timbul

yaitu pada daun terdapat bercak hijau muda/kuning dengan bercak yang tidak

Page 41: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

21

teratur dan daun berkerut. Solusi yang dapat dilakukan yaitu tidak merokok

selama di lahan terutama saat melakukan pesemaian (pembibitan) dan pada waktu

memindah tanaman, cuci tangan dengan sabun atau deterjen untuk mengurangi

virus yang melekat di tangan, pesemaian diperiksa dengan teliti, bibit yang sakit

dicabut agar tidak menjadi sumber infeksi, dan bersihkan sekitar pesemaian dari

gulma, serta usahakan saat tanaman masih muda jangan terlalu sering dipegang

dan tidak dipegang terlalu keras.

2. Mosaik Mentimun

Penyakit ini disebabkan oleh Cucumber Mosaic Virus, gejala yang timbul yaitu

tedapat belang-belang pada daun, daun sempit seperti tali, berwarna hijau muda,

dan mengeriting. Buah berukuran kecil dan pertumbuhan buah pada puncak

batang terhambat. Penanganan yang dapat dilakukan yaitu pesemaian tomat harus

bebas dari gulma dan kutu daun, tanaman sakit di pesemaian dan pertanaman

muda dicabut agar tidak menjadi sumber infeksi, cuci tangan dengan sabun atau

deterjen sehabis memegang tanaman tomat atau gulma yang mungkin

mengandung virus, serta sebisa mungkin jangan menanam tanaman yang dapat

menjadi sumber virus di dekat pertanaman tomat (mentimun, markisah, cabai,

kacang panjang).

3. Keriting

Penyakit ini disebabkan oleh Tobacco Crinkle Virus, penyakit ini memiliki gejala

pada bagian daun, buah, dan sistemik. Gejala pada daun seperti daun berkerut,

mengeriting, dan berwarna tidak rata, serta tulang daun bengkak. Pada Buah, buah

sedikit atau bahkan sama sekali tidak ada. Gejala sistemiknya yaitu tanaman

berukuran kerdil. Solusi yang dapat dilakukan yaitu dengan mengusahakan di

Page 42: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

22

dekat persemaian tidak terdapat gulma atau tanaman yang dapat menjadi sumber

virus.

4. Daun Kuning Keriting

Penyakit ini disebabkan oleh Tomatto Yellow Leaf Curl Virus dengan gejala daun

mengeriting, berwarna kuning tetapi sebagian daun berwarna hijau tua agak gelap

dan permukaan daun tidak rata. Buah berukuran kecil dan tanaman kerdil.

Hal yang dapat dilakukan sebagai solusi adalah membersihkan lahan dari gulma

yang dapat menjadi sumber virus, menggunakan perangkap kuning untuk

memerangkap imago kutu putih, menggunakan musuh alami, seperti kumbang

koksi, dan sebaiknya tutup bibit pesemaian, serta kurangi kontak langsung dengan

tanaman yang dapat menyebabkan terjadi luka-luka.

d. Penyebab Faktor Abiotik

1. Intensitas Sinar Matahari Tinggi

Sinar matahari yang terlalu terikpun akan membuat tanaman tidak berkembang

dengan baik. Gejala pada penyakit ini terlihat di bagian buah, terdapat bercak

besar seperti tersiram air panas, permukaan bercak rata, permukaan daun

berwarna putih keabu-abuan seperti lapisan kertas, dan penyakit ini hanya terjadi

pada buah yang matang. Penanganan yang dapat dilakukan seperti hindari

memangkas daun terlalu banyak karena bisa mengakibatkan buah tidak

terlindungi dan bisa menggunakan kasin pelindung untuk melindungi tanaman.

2. Intensitas Sinar Matahari Rendah

Kekurangan sinar matahari dapat menimbulkan etiolasi, yaitu pertumbuhan

menjadi cepat atau tidak normal serta daun menguning dan kecil. Solusi yang

Page 43: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

23

dapat dilakukan seperti memanfaatkan cahaya dari lampu growing light, dengan

menerapkannya di atas benih tanaman.

3. Kekurangan kalsium

Penyakit ini disebut “busuk ujung buah” atau “blossom-endrot”. Gejalanya berupa

buah agak keras, terdapat bercak cokelat gelap/hitam, terdapat bercak besar pada

ujung buah muda, dan tidak membentuk bulatan buah. Penanganan untuk penyakit

ini adalah seperti menggunakan pupuk yang rendah nitrogen dan fosfor tinggi dan

perhatikan komposisi pemberian pupuk, menggunakan mulsa untuk menjaga

tingkat kelembaban tanah, cabut tanaman yang terserang penyakit, serta

menaburkan tepung tulang ke lahan.

4. Keracunan pestisida

Pada umumnya gejala keracunan pestisida, terutama yang disebabkan oleh

insektisida memberikan gejala pinggiran daun mengering seperti terbakar, warna

daun putih sampai coklat dengan tekstur seperti kertas. Gejala sistemiknya yaitu

tanaman pernah diberi pestisida. Solusi yang dapat dilakukan jika tanaman

terserang penyakit ini yaitu dengan menghindari penggunaan pestisida dan

berikan pupuk secara seimbang.

2.8 UML (Unified Modeling Language)

Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013), UML (Unified Modeling Language)

adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industri

untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis dan desain, serta

menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek. UML

menyediakan serangkaian gambar dan diagram yang sangat baik. Beberapa

Page 44: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

24

diagram memfokuskan diri pada ketangguhan teori object- oriented dan sebagian

lagi memfokuskan pada detail rancangan dan konstruksi. Semua dimaksudkan

sebagai sarana komunikasi antar team programmer maupun dengan user (Rosa &

Shalahuddin, 2013).

2.8.1 Jenis-Jenis Diagram UML

a. Use Case Diagram

Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013), use case merupakan pemodelan untuk

kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use case

mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem

(Rosa & Shalahuddin, 2013). Adapun simbol-simbol yang digunakan dalam use

case adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Simbol Use Case Diagram

No. Simbol Nama Deskripsi

1.

Actor

Orang, proses, atau sistem lain

yang berinteraksi dengan sistem

informasi yang akan dibuat di luar

sistem informasi yang akan dibuat

itu sendiri

2.

Use Case

Fungsionalitas yangdisediakan

sistem sebagai unit-unit yang saling

bertukar pesan antar unit atau aktor

3. Association

Komunikasi antara aktor dan use

case yang berpartisipasi pada use

case atau use case memiliki

interaksi dengan aktor

Page 45: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

25

Tabel 2.2 Simbol Use Case Diagram (Lanjutan)

4.

<<extend>>

Extend

Relasi use case tambahan ke

sebuah use case yang ditambahkan

dapat berdiri sendiri walau tanpa

use case tambahan itu

5. Generalization

Hubungan generalisasi dan

spesialisasi (umum-khusus) antara

dua buah use case dimana

fungai yang satu adalah fungsi

yang lebih umum dari lainnya.

6.

<<include>>

Include

Relasi use case tambahan ke

sebuah use case dimana use case

yang ditambahkan memerlukan

use case ini untuk

menjalankan fungsinya atau sebagai

syarat dijalankan use case ini.

Komponen pembentuk diagram use case adalah:

1. Aktor (actor), menggambarkan pihak-pihak yang berperan dalam sistem.

2. Use case, aktivitas / sarana yang disiapkan oleh bisnis / sistem.

3. Hubungan (link), aktor mana saja yang terlibat dalam use case ini.

b. Class Diagram

Menururt Rosa dan Shalahuddin (2013), class diagram menggambarkan

struktur sistem dari segi pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk

membangun sistem. Class diagram dibuat agar programmer membuat kelas-

kelas sesuai rancangan di dalam class diagram agar antara dokumentasi

perancangan dan perangkat lunak sesuai (Rosa & Shalahuddin, 2013).

Page 46: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

26

Adapun simbol-simbol yang digunakan dalam class diagram adalah sebagai

berikut:

Tabel 2.3 Simbol Class Diagram

No. Simbol Nama Deskripsi

1. Class Kelas pada stuktur sistem

2.

Interface

Sama dengan konsep interface

dalam pemrograman berorientas

objek

3.

Association

Relasi antar kelas dengan makna

umum, asosiasi biasanya juga

disertai dengan multiplicity

4. Directed

association

Relasi antar kelas dengan makna

kelas yang satu digunakan oleh

kelas yang lain

5. Generalization

Relasi antar kelas dengan makna

generalisasi-spesialisasi (umum

khusus)

6.

Dependency Relasi antar kelas dengan makna

kebergantungan antar kelas

7.

Aggregation Relasi antar kelas dengan makna

semua bagian (whole-part)

c. Activity Diagram

Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013), Activity diagram menggambarkan

workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis atau

menu yang ada pada perangkat lunak. Aktivitas yang digambarkan dalam activity

diagram ini merupakan aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem bukan aktor (Rosa

Page 47: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

27

& Shalahuddin, 2013). Adapun simbol-simbol yang digunakan dalam activity

diagram adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4 Simbol Activity Diagram

No. Simbol Nama Deskripsi

1.

Status awal

Status awal aktivitas sistem, sebuah

diagram aktivitas memiliki sebuah

status awal

2.

Aktivitas Aktivitas yang dilakukan sistem

biasanya diawali dengan kata kerja

3.

Decision Asosiasi percabangan dimana jika

ada pilihan aktivitas lebih dari satu

4.

Join Asosiasi penggabungan dimana lebih

dari satu aktivitas digabungkan

menjadi satu 5.

Status akhir Status akhir yang dilakukan sebuah

sistem, sebuah diagram aktivitas

memiliki sebuah status akhir 6. Swimlane

Memisahkan organisasi bisnis yang

bertanggung jawab terhadap aktivitas

yang terjadi

d. Sequence Diagram

Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013), sequence diagram menggambarkan

kelakuan objek pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan

message yang dikirimkan dan diterima antar objek. Sequence diagram

menunjukkan urutan kejadian dalam suatu waktu. Komponen sequence diagram

terdiri atas objek yang dituliskan dengan kotak segiempat bernama Message

diwakili oleh garis dengan tanda panah dan waktu yang ditunjukkan dengan

progress vertikal (Rosa & Shalahuddin, 2013). Simbol- simbol yang digunakan

dalam sequence diagram ditunjukkan pada Tabel 2.5.

Page 48: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

28

Tabel 2.5 Simbol Sequence Diagram

No. Simbol Nama Deskripsi

1.

An Actor

Menggambarkan orang yang

sedang berinteraksi dengan

sistem

2.

Entity Class

Menggambarkan hubungan

kegiatan yang akan dilakukan

3. Boundary

Class

Menggambarkan sebuah

menggambaran dari form

4.

Control Class

Menggambarkan penghubung antara

boundary dengan tabel

5.

A focus of

control

Menggambarkan tempat mulai dan

berakhirnya sebuah message

6. A line of life

Spesifikasi dari komunikasi antar

objek yang memuat informasi-

informasi tentang aktifitas yang

terjadi

2.9 Android

Android merupakan suatu software stack yang terdistribusi open source. Android

erdiri dari sistem operasi, middleware, dan key application (aplikasi dasar).

Sistem operasi Android didesain untuk perangkat mobile dan merupakan turunan

Page 49: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

29

sistem operasi berbasis kernel Linux yang beberapa bagiannya juga identik

dengan sistem operasi GNU-Linux, seperti kernel, pustaka atau library,

framework, dengan penambahan Dalvik virtual machine (Istiyanto, 2013).

2.9.1 SQLite

SQLite adalah manajemen database ber-compliant ACID (Atomicity, consistency,

isolation, durability) yang didesain untuk system embedded karena hanya berupa

built-in library di dalam software stack Android dan berstandar RDBMS

(Relational Database Management System). Library SQLite sangat sederhana

yang hanya berupa library C tunggal dan database disimpan secara terintegrasi di

dalam direktori tiap aplikasi sehingga tidak mempengaruhi database aplikasi

lainnya (Istiyanto, 2013).

2.10 Pengujian

Pengujian perangkat lunak adalah elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat

lunak dan merepresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, desain, dan

pengkodean. Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Back

Box testing.

2.10.1 Black Box Testing

Black box testing merupakan salah satu metode pengujian sistem yang dilakukan

berdasarkan spesifikasi kebutuhan sistem dan tidak perlu memeriksa coding.

Dengan black box testing, pengujian yang dilakukan hanya berdasarkan

pandangan user untuk mengetahui apakah fungsi yang dibutuhkan berjalan sesuai

harapan atau tidak. Keuntungan penggunaan metode ini adalah penguji tidak

memerlukan pengetahuan yang spesifik mengenai bahasa pemrograman yang

Page 50: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

30

digunakan dalam pembuatan sistem tersebut dan juga pengetahuan pada

implementasinya (Nidhra & Dondeti, 2012).

Pada black box testing, ada beberapa teknik yang dapat digunakan, salah satunya

adalah Equivalence Class Partioning. Pengujian dengan Equivalence Class

Partioning didasarkan pada asumsi bahwa input dan output program dapat dibagi

menjadi kelas dengan jumlah terbatas (valid dan non-valid) sehingga semua kasus

yang sudah dipartisi ke dalam kelas-kelasnya akan diuji dengan perilaku yang

sama (Nidhra & Dondeti, 2012).

2.10.2 Skala Likert

Metode ini merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan

distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Nilai skala setiap

pernyataan tidak ditentukan oleh derajat favourable masing-masing, akan tetapi

ditentukan oleh distribusi respons setuju dan tidak setuju dari sekelompok

responden yang bertindak sebagai kelompok uji coba (Azwar, 2011).

Skala Likert, yaitu skala yang berisi 5 tingkat preferensi jawaban dengan pilihan

sebagai berikut : 1= tidak setuju; 2 = kurang setuju; 3 = cukup setuju; 4 = setuju; 5

= sangat setuju. Persentase penilaian berdasarkan kriteria skala likert akan

diperoleh dengan rumus aritmatika mean, yaitu (Djarwanto, 1996):

Keterangan :

= Persentase pernyataan

= Jumlah responden yang memilih

= Nilai pernyataan

= Jumlah keseluruhan responden

Page 51: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

31

= Nilai pernyataan terbaik

Selanjutnya, penentuan interval per kategori digunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

= Interval;

= Jumlah kategori

Page 52: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam dan Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas

Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan pada periode Tahun Ajaran 2017/2018.

3.2 Alat Pendukung

Dalam penelitian ini digunakan alat pendukung dalam pembuatan sistem seperti di

bawah ini:

a. Perangkat Keras

- Perangkat laptop TOSHIBA Satellite L840 dengan spesifikasi Processor

Intel® Core™ i5-3230 CPU @ 2.60 GHz, Harddisk 500GB, RAM 6.00 GB

- Smartphone Android (OPPO F1s A1601 Lollilop 5.1 version)

b. Perangkat Lunak

- Sistem Operasi Windows 7 64-bit

- Android Studio, sebagai tools bantu pembuatan aplikasi

- Java Development Kit (JDK), tools pengembang bahasa pemrograman Java

- Android SDK (Software Development Kit), merupakan tools pengembang

pemrograman android

Page 53: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

33

- SQLite Manager, sebagai software pembuatan dan akses database

- Photoshop CS3, digunakan untuk pembuatan tampilan user interface dan

editing atribut gambar

3.3 Tahap Penelitian

Dalam melakukan penelitian terdapat beberapa tahapan yang dilalui dimulai dari

mengidentifikasi masalah sampai dengan tahap pengujian dan dokumentasi.

Berikut ini merupakan alur tahap penelitian yang dilakukan, antara lain:

\

Gambar 3.1 Alur Tahap Penelitian

Identifikasi

Masalah

Perumusan

Masalah

Pengumpulan

Data

Studi Pustaka Wawancara

Perancangan

Sistem

Implementasi

Sistem

Pengujian Sistem

Semua

fungsi

berjalan

Dokumentasi

Mulai

Selesai

Page 54: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

34

3.3.1 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan proses penting dalam mengawali suatu penelitian,

karena dengan melakukan identifikasi masalah dapat diketahui langkah

selanjutnya dalam penelitian. Tahapan ini merupakan tahapan dalam menemukan

inti dari masalah yang akan menjadi subjek penelitian. Sebagaimana tujuan dari

dilakukannya penelitian ini, dalam tahapan ini tidak hanya menemukan inti dari

masalah tetapi juga penyebab dan solusi yang bisa dilakukan untuk menangani

masalah yang ada.

3.3.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan proses merumuskan dan memberi batasan dalam

penelitian yang akan dilakukan. Dalam melakukan penelitian diperlukan batasan

yang jelas agar penelitian dapat terfokus pada rumusan yang telah ditentukan dan

sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.

3.3.3 Pengumpulan Data

Setelah mengetahui rumusan masalah, hal yang dilakukan selanjutnya adalah

mengumpulkan data yang sesuai dengan subjek penelitian. Dalam hal ini data

berupa gejala penyakit pada tanaman tomat dan juga solusi penanganannya.

Dalam penelitian ini, digunakan dua cara sebagai metode dalam pengumpulan

data, antara lain:

a. Studi Pustaka

Metode pengumpulan data dengan studi pustaka yaitu dengan mengumpulkan

data baik data gejala penyakit pada tomat serta solusi penanganannya ataupun data

untuk landasan teori penulisan, data bersumber dari berbagai literatur seperti

buku, jurnal, atau paper yang berkaitan dengan penelitian ini.

Page 55: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

35

b. Wawancara

Pada metode ini dilakukan proses wawancara kepada pakar untuk mendapatkan

data yang tidak ditemukan pada sumber literatur, selain itu juga untuk

mengevaluasi data yang bersumber dari literatur buku. Wawancara juga dilakukan

untuk mendapatkan bobot nilai certainty factor dari setiap gejala penyakit, yang

dibutuhkan untuk memperoleh nilai kepastian dari hasil diagnosa.

3.3.4 Perancangan Sistem

Tahap perancangan sistem merupakan tahap yang menggambarkan rencana

pengembangan sistem ke dalam bentuk gambar yang bertujuan mempermudah

user dalam memahami konsep sistem yang akan dibangun. Perancangan sistem

pada penelitian ini terdiri dari perancangan Use Case Diagram, Activity Diagram,

Sequence Diagram, dan Class Diagram.

3.3.4.1 Use Case Diagram

Use Case Diagram menggambarkan interaksi antara user dengan sistem, yaitu

aksi apa saja yang yang dapat dilakukan user di dalam sistem. Pada penelitian ini

hanya terdapat satu aktor yaitu user dan aksi utama dalam sistem yaitu diagnosa

penyakit pada tomat. Use case diagram digambarkan sebagai berikut:

Page 56: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

36

Gambar 3.2 Use Case Diagram

Use Case Diagram pada Gambar 3.2 menjelaskan bahwa aktor yaitu user

memiliki lima aktivitas yang dapat dilakukan terhadap sistem seperti melakukan

diagnosa penyakit, melihat data penyakit, mengakses menu tips dan mengakses

menu tentang, serta menu panduan.

3.3.4.2 Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan aliran kerja atau aktivitas dari sebuah sistem

atau proses bisnis. Sesuai dengan use case diagram, dalam penelitian ini terdapat

empat activity diagram, yaitu untuk proses diagnosa penyakit, proses melihat data

penyakit, proses mengakses bantuan, dan proses mengakses menu tentang.

Page 57: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

37

a. Activity Diagram Proses Diagnosa Penyakit

Gambar 3.3 Activity Diagram Proses Diagnosa Penyakit

Proses yang terjadi Gambar 3.3 dijelaskan sebagai berikut:

1. User memulai aktivitas, memilih menu diagnosa dan sistem menampilkan

halaman kategori gejala

2. Selanjutnya user memilih kategori gejala dan system akan menampilkan

halaman konfirmasi gejala

Page 58: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

38

3. Jika user memilih button “Ya” maka system akan menampilkan halaman

pertanyaan gejala, sedangkan jika memilih button “Tidak” maka system akan

kembali ke halaman kategori gejala

4. Saat menampikan halaman kategori gejala, system juga mengambil data gejala

yang dikirim oleh database

5. User dapat menjawab pertanyaan sesuai fakta, lalu system akan mengirimnya

ke database dan disimpan di database

6. Seteleah itu sistem melakukan perhitungan diagnosa dan menampilkan hasil

diagnosa

7. Proses terakhir yaitu user memperoleh informasi hasil diagnosa

b. Activity Diagram Proses Memilih Info Penyakit

Gambar 3.4 Activity Diagram Proses Melihat Info Penyakit

Page 59: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

39

Berikut merupakan penjelasan dari Gambar 3.4:

1. User memulai aktivitas, memilih menu info penyakit dan sistem menampilkan

kategori data penyakit

2. Selanjutnya user memilih kategori data penyakit dan sistem menampilkan list

data penyakit dari kategori yang dipilih

3. Kemudian user memilih data penyakit dan sistem mengambil data penyakit

dari database

4. Setelah itu, sistem menampilkan informasi data penyakit dan user memperoleh

informasi tentang data penyakit

c. Activity Diagram Proses Mengakses Menu Tips

Gambar 3.5 Activity Diagram Proses Mengakses Menu Tips

Page 60: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

40

Berikut merupakan penjelasan dari Gambar 3.5:

1. User memulai aktivitas, memilih menu Tips dan sistem menampilkan halaman

tips

2. User mendapatkan informasi tips

d. Activity Diagram Proses Mengakses Menu Tentang

Gambar 3.6 Activity Diagram Proses Mengakses Menu Tentang

Page 61: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

41

Berikut merupakan penjelasan dari Gambar 3.6:

1. User memulai aktivitas, memilih menu Tentang dan sistem menampilkan

halaman Tentang Aplikasi

2. User dapat memilih button “Selanjutnya” atau menggeser layar ke kiri dan

system akan menampilkan halaman Tentang Kontributor

3. User memeperoleh informasi tentang aplikasi dan kontributor

e. Activity Diagram Proses Mengakses Menu Panduan

Gambar 3.7 Activity Diagram Proses Mengakses Menu Panduan

Page 62: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

42

Berikut merupakan penjelasan dari Gambar 3.7:

4. User memulai aktivitas, memilih menu Panduan dan sistem menampilkan

halaman Panduan Diagnosa

5. User dapat memilih button “Selanjutnya” atau menggeser layar ke kiri dan

sistem akan menampilkan halaman Panduan Info Penyakit

6. User memeperoleh informasi tentang panduan diagnosa dan info penyakit

3.3.4.3 Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan aktivitas objek pada use case dengan

mendeskripsikan waktu hidup objek dan pesan yang dikirim dan yang diterima

objek. Sequence diagram berfungsi untuk melihat spesifikasi button yang terdapat

dalam sistem. Pada sistem ini terdapat empat proses sequence diagram antara lain:

a. Sequence Diagram Proses Melakukan Diagnosa

Gambar 3.8 Sequence Diagram Proses Diagnosa Penyakit

Page 63: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

43

Berikut penjelasan dari Gambar 3.8:

1. User memilih Menu Diagnosa yang menampilkan halaman gejala, selanjutnya

objek controller mendapatkan gejala penyakit

2. Selanjutnya objek controller menampilkan list gejala penyakit

3. Kemudian user memilih gejala penyakit, yang selanjutnya gejala yang dipilih

disimpan di database adapter

4. Selanjutnya memproses perhitungan dan menampilkan hasil diagnosa kepada

user di halaman diagnosa

b. Sequence Diagram Proses Melihat Data Penyakit

Berikut merupakan penjelasan dari Gambar 3.9:

1. User memilih Menu Data Penyakit yang menampilkan Halaman Kategori Data

Penyakit, selanjutnya objek controller mendapatkan Kategori Data Penyakit

2. Selanjutnya objek controller menampilkan kategori data penyakit

3. Lalu masuk ke Form Kategori Data Penyakit, lalu user memilih kategori data

penyakit

Gambar 3.9 Sequence Diagram Proses Melihat Data Penyakit

Page 64: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

44

4. Objek controller mendapatkan List Data Penyakit dan menampilkan List Data

Penyakit

5. Selanjutnya user memilih penyakit dan mengambil dari database

c. Sequence Diagram Proses Lihat Menu Tips

Gambar 3.10 Sequence Diagram Proses Lihat Menu Tips

Penjelasan dari Gambar 3.10 adalah sebagai berikut:

1. User memilih Menu Tips

2. Lalu muncul halaman Tips yang menampilkan informasi tips kepada user

Page 65: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

45

d. Sequence Diagram Proses Lihat Menu Tentang

Gambar 3.11 Sequence Diagram Proses Lihat Menu Tentang

Berikut ini merupakan penjelasan dari Gambar 3.11:

1. User memilih Menu Tentang

2. Lalu muncul halaman Tentang yang menampilkan informasi tentang aplikasi

kepada user

3. Selanjutnya User dapat memilih button “Selanjutnya” atau menggeser layar ke

kiri dan sistem menampilkan informasi tentang kontributor

Page 66: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

46

e. Sequence Diagram Proses Lihat Menu Panduan

Gambar 3.12 Sequence Diagram proses Lihat Menu Panduan

Berikut ini merupakan penjelasan dari Gambar 3.12:

4. User memilih Menu Panduan

5. Lalu muncul halaman Panduan yang menampilkan informasi panduan

diagnosa kepada user

6. Selanjutnya User dapat memilih button “Selanjutnya” atau menggeser layar ke

kiri dan sistem menampilkan halaman panduan info penyakit

3.3.4.4 Class Diagram

Diagram ini digunakan untuk menampilkan beberapa kelas serta paket-paket yang

ada dalam sistem yang sedang dikembangkan. Berikut gambaran class diagram

dari sistem ini:

Page 67: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

47

Gambar 3.13 Class Diagram

Berikut merupakan penjelasan dari Gambar 3.13:

1. Kelas gejala terdiri dari informasi gejala seperti nama gejala, gambar gejala,

dan sumber gambar.

2. Kelas jenis gejala untuk menampung lokasi terjadinya gejala

3. Kelas rules untuk menampung daftar aturan yang akan digunakan dalam

forward chaining

Page 68: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

48

4. Kelas penyakit terdiri dari informasi penyakit seperti nama, gambar, penyebab,

solusi penyakit.

5. Kelas ketegori penyakit untuk menampung jenis penyakit yang dibedakan

menjadi dua, biotik dan abiotik.

6. Kelas cf penyakit untuk menampung nilai cf setiap penyakit.

3.3.4.5 Rancangan Antarmuka (Interface)

Antarmuka sistem dibuat sebagai penghubung antara sistem pakar dengan user.

Pada rancangan antarmuka sistem pakar ini terdapat beberapa halaman yang dapat

diakses oleh user, seperti berikut:

a. Rancangan Halaman Intro

Halaman intro berisi fitur-fitur yang terdapat pada aplikasi, halaman ini terdiri

dari 3 halaman. Halaman 1 berisi tentang fitur diagnosa, halaman 2 tentang fitur

info penyakit, dan halaman 3 berisi fitur tips. Berikut ini merupakan gambar-

gambar rancangan halaman intro:

Page 69: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

49

Gambar 3.14 Rancangan Halaman Intro 1

Gambar 3.15 Rancangan Halaman Intro 2

Page 70: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

50

Gambar 3.16 Rancangan Halaman Intro 3

b. Rancangan Halaman Splash Screen

Halaman splash screen merupakan halaman yang menampillkan screen kilat

selama beberapa detik ketika aplikasi dibuka. Berikut gambar rancangan halaman

splash screen yang akan dibuat:

Page 71: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

51

Gambar 3.17 Rancangan Halaman Splash Screen

c. Rancangan Halaman Splash Screen Update

Halaman splash screen update berbeda dengan halaman splash screen bisa,

karena halaman ini hanya tampil jika pengguna terhubung ke jaringan internet,

halaman ini menunjukan loading update data. Berikut gambar rancangan halaman

splash screen update yang akan dibuat:

Page 72: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

52

Gambar 3.18 Rancangan Halaman Splash Screen Update

d. Rancangan Halaman Menu Utama

Merupakan halaman utama yang menampilkan beberapa pilihan menu kepada

user. Berikut gambar rancangan halaman menu utama yang akan dibuat:

Gambar 3.19 Rancangan Halaman Menu Utama

Page 73: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

53

e. Rancangan Halaman Diagnosa

Halaman diagnosa digunakan oleh user untuk melakukan proses diagnosa

penyakit. Ketika pertama menu Diagnosa dipilih akan muncul halaman Kategori

Gejala, pada halaman ini terdapat kategori gejala penyakit yang dibagi menjadi 2

yaitu lokal dan sistemik. Selanjutnya terdapat halaman pertanyaan yang berisi

penjelasan masing-masing kategori gejala. Halaman ini menginformasikan kepada

user penjelasan tentang kategori gejala, dan terdapat pilihan button “Ya” dan

“Tidak” yang dapat dipilih oleh user. Apabila user memilih “Ya” pada halaman

pertanyaan gejala lokal maka akan muncul halaman yang berisi bagian dari gejala

lokal. User dapat memilih salah satu bagian untuk memulai proses diagnosa.

Sedangkan jika user memilih “Ya” pada halaman pertanyaan gejala sistemik maka

proses diagnosa akan dimulai.

Proses diagnosa dimulai saat user menjawab pertanyaan seputar gejala, pada

halaman pertanyaan gejala terdapat gambar gejala, sumber gambar, kode gejala,

dan checkbox untuk memilih pertanyaan, pilihan “Ya” dan “Tidak” serta daftar

pustaka gejala. Setelah proses diagnosa selesai user akan disajikan hasil diagnosa

yang terdiri dari nama pernyakit, kategori dan persentase akurasi. Kemudian user

bisa melihat detail deskripsi penyakit. Berikut merupakan gambar-gambar

rancangan dari menu diagnosa:

Page 74: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

54

Gambar 3.20 Rancangan Halaman Kategori Gejala

Gambar 3.21 Rancangan Halaman Pertanyaan Kategori Gejala Lokal

Page 75: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

55

Gambar 3.22 Rancangan Halaman Pilihan Gejala Lokal

Gambar 3.23 Rancangan Halaman Pertanyaan Kategori Gejala Sistemik

Page 76: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

56

Gambar 3.24 Rancangan Halaman Pertanyaan Gejala

Gambar 3.25 Rancangan Halaman Hasil Diagnosa

Page 77: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

57

Gambar 3.26 Rancangan Halaman Detail Deskripsi Penyakit

Gambar 3.27 Rancangan Halaman Detail Solusi Penyakit

f. Rancangan Halaman Info Penyakit

Halaman info penyakit digunakan untuk melihat deskripsi data penyakit, pada

halaman info penyakit tendapat kategori penyakit yang terdiri dari dua, biotik dan

Page 78: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

58

abiotik, serta terdapat penjelasan untuk masing-masing kategori. User dapat

memilih salah satu kategori dan akan tampil list penyakit dari tiap kategori.

Selanjutnya user dapat memilih salah satu penyakit dan melihat detail deskripsi

dan solusi penyakit yang dibuat dalam bentuk tab. Berikut ini merupakan gambar-

gambar rancangan pada halaman info penyakit:

Gambar 3.28 Rancangan Halaman Info Penyakit

Page 79: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

59

Gambar 3.29 Rancangan Halaman List Penyakit

Gambar 3.30 Rancangan Halaman Detail Deskripsi Penyakit

Page 80: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

60

Gambar 3.31 Rancangan Halaman Detail Solusi Penyakit

g. Rancangan Halaman Menu Tips

Halaman tips dibuat agar user bisa melakukan pencegahan terhadap serangan

penyakit. Berikut gambaran dari rancangan halaman menu tips:

Gambar 3.32 Rancangan Halaman Menu Bantuan

Page 81: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

61

h. Rancangan Halaman Menu Tentang

Halaman menu tentang dibagi menjadi dua halaman, pada halam pertama berisi

penjelasan tentang aplikasi sedangkan pada halaman kedua bersisi informasi

dosen pembimbing, dosen pembahas, dan pengembang. Berikut gambaran dari

rancangan halaman menu tentang:

Gambar 3.33 Rancangan Halaman Menu Tentang 1

Page 82: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

62

Gambar 3.34 Rancangan Halaman Menu Tentang 2

i. Rancangan Halaman Menu Panduan

Halaman menu panduan merupakan halaman bantuan yang menjelaskan cara

penggunaan aplikasi, di dalamnya terdapat panduan diagnosa pada halaman

pertama dan pada halaman kedua berisi panduan info penyakit. Berikut gambar

rancangan halaman panduan:

Page 83: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

63

Gambar 3.35 Rancangan Halaman Menu Panduan 1

Gambar 3.36 Rancangan Halaman Menu Panduan 2

Page 84: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

64

3.3.5 Implementasi Sistem

Sistem akan mulai dibangun dengan bahasa pemrograman Java dengan Android

Studio sebagai IDE dan database Mysql. Metode inferensi yang diterapkan pada

penelitian ini yaitu metode forward chaining dan untuk metode perhitungan

kepastian digunakan certainty factor.

3.3.6 Pengujian

Sistem yang dihasilkan dari tahapan implementasi sistem harus diuji sebelum

dapat digunakan oleh user. Fungsi dari pengujian sistem adalah untuk memastikan

apakah sistem yang telah dibangun benar-benar berfungsi sesuai dengan

requirement awal. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

pengujian intenal dan pengujian eksternal.

3.3.6.1 Pengujian Internal

Pengujian internal dilakukan oleh peneliti sebagai pengembang sistem untuk

mengkaji fungsionalitas sistem dan menguji kepakaran sistem berdasarkan fakta-

fakta yang diberikan apakah dapat memberi hasil yang akurat atau tidak.

a. Pengujian Fungsional

Pengujian fungsional yang dilakukan yaitu metode black box dengan teknik

Equivalence Partitioning (EP). EP akan membagi domain masukan dari program

ke dalam kelas-kelas sehingga test case dapat diperoleh. Pengujian EP dapat

digunakan untuk mencari kesalahan pada fungsi, mengetahui kesalahan pada

interface, dan kesalahan pada struktur data sehingga dapat mengurangi masalah

terhadap nilai masukan. Berikut tabel untuk skenario pengujian black box:

Page 85: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

65

Tabel 3.1 Daftar Pengujian Black Box untuk User

No. Kelas Uji Daftar Pengujian Kasus Uji Hasil yang

Diharapkan

1. Fungsi pada

menu

Diagnosa

Pengujian

menampilkan

halaman pilihan

kategori gejala

User memilih

menu

diagnosa

Tampil halaman

kategori gejala

User memilih

button “Gejala

Lokal”

Tampil halaman

pertanyaan

konfirmasi kategori

gejala lokal

User memilih

button “Ya”

Tampil halaman

pilihan bagian gejala

Pengujian

menampilkan

halaman pilihan

bagian gejala local

User memilih

button “Daun”

Tampil halaman

pertanyaan diagnosa

pada bagian daun

User memilih

button “Buah”

Tampil halaman

pertanyaan diagnosa

pada bagian buah

User memilih

button

“Batang”

Tampil halaman

pertanyaan diagnosa

pada bagian batang

User memilih

button

“Tidak”

Kembali ke halaman

kategori gejala

User memilih

button

“Gejala

Sistemik”

Tampil halaman

pertanyaan

konfirmasi kategori

gejala sistemik

User memilih

button “Ya”

Tampil halaman

pertanyaan diagnosa

User memilih

button

“Tidak”

Kembali ke halaman

kategori gejala

Page 86: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

66

Tabel 3.1 Daftar Pengujian Black Box untuk User (Lanjutan)

No. Kelas Uji Daftar

Pengujian

Kasus Uji Hasil yang

Diharapkan

User memilih

checkbox pada

gejala

Tampil halaman hasil

diagnosa

2. Fungsi

pada Menu

Info

Penyakit

Pengujian

menampilkan

halaman kategori

penyakit

User memilih

menu info

penyakit

Tampil halaman

kategori penyakit

User memilih

button “Biotik”

Tampil halaman list

data penyakit dari

kategori biotik

User memilih

button “Abiotik”

Tampil halaman list

data penyakit dari

kategori Abiotik

Pengujian

menampilkan list

data penyakit dari

kategori

User memilih

salah satu

penyakit yang

terdapat dalam

kategori biotik

Tampil halaman detail

penyakit, seperti

deskripsi dan solusi

penyakit

User memilih

salah satu

penyakit yang

terdapat dalam

kategori Abiotik

Tampil halaman detail

penyakit, seperti

deskripsi dan solusi

penyakit

3. Fungsi

pada Menu

Tips

Pengujian

menampilkan

halaman tips

User memilih

Menu Tips

Tampil halaman Tips

yang berisi cara

pencegahan tanaman

terserang penyakit

4. Fungsi

pada Menu

Tentang

Pengujian

menampilkan

halaman tentang

aplikasi

User memilih

Menu Tentang

Tampil halaman

Tentang Aplikasi yang

berisi informasi

tentang pengertian dan

fitur dari aplikasi

Page 87: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

67

Tabel 3.1 Daftar Pengujian Black Box untuk User (Lanjutan)

No. Kelas Uji Daftar

Pengujian

Kasus Uji Hasil yang

Diharapkan

Pengujian

menampilkan

halaman tentang

contributor

User memilih

button

“Selanjutnya” atau

dapat menggeser

layar ke bagian kiri

Tampil halaman

Tentang Kontributor

yang berisi informasi

pengembang dan

dosen pembimbing

serta dosen pembahas

5. Fungsi

pada

Menu

Panduan

Pengujian

menampilkan

halaman

panduan

diagnosa

User memilih

menu panduan

Tampil halaman

panduan diagnosa

yang berisi cara

penggunaan aplikasi

dalam melakukan

diagnosa

Pengujian

menampilkan

halaman

panduan info

penyakit

User memilih

button

“Selanjutnya” atau

dapat menggeser

layar ke bagian kiri

Tampil halaman

panduan diagnosa

yang berisi cara

penggunaan aplikasi

dalam melihat info

penyakit

b. Pengujian Kepakaran Sistem

Pengujian kepakaran sistem ini bertujuan untuk menguji kemampuan sistem pakar

dalam mendiagnosa penyakit berdasarkan fakta-fakta yang diberikan dengan

membandingkan persentase diagnosa secara manual dengan persentase diagnosa

dari sistem.

3.3.6.2 Pengujian Eksternal

Pengujian eksternal yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah menggunakan

metode kuesioner. Tujuan dari pengujian menggunakan kuesioner ini yaitu untuk

mengetahui penilaian user mengenai sistem pakar yang telah dibangun.

Page 88: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

68

3.3.7 Dokumentasi

Tahap penyusunan laporan merupakan tahap akhir dalam penelitian ini.

Penyusunan laporan dapat dilakukan ketika beberapa proses sebelumnya telah

selesai, sistem telah selesai dan diuji, serta tidak terdapat kesalahan. Data hasil

pengujian sistem akan dianalisa dan ditarik kesimpulan. Selanjutnya, seluruh data

hasil penelitian akan disusun dan didokumentasikan dalam bentuk laporan.

Page 89: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan

seperti pada penjelasan berikut:

1. Aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit pada tanaman tomat dengan

menerapkan metode forward chaining dan certainty factor telah berhasil

dibangun.

2. Hasil persentase perhitungan diagnosa pada aplikasi akurat dengan hasil

perhitungan manual.

3. Berdasarkan hasil pengujian internal, semua fungsi pada aplikasi berjalan

dengan baik dan aplikasi kompatibel pada smartphone yang diujikan.

4. Berdasarkan hasil pengujian eksternal, dari tujuh jenis pernyataan yang

diajukan, diperoleh nilai kepuasan terhadap aplikasi yaitu 77,86% (Baik) dari

responden kelompok I (Pakar), 80,43% (Sangat Baik) dari responden

kelompok II (Petani dan Mahasiswa Pertanian), dan 83,43% (Sangat Baik) dari

responded kelompok III (Mahasiswa Ilmu Komputer).

5.2 Saran

Adapun saran yang diberikan adalah sebagai berikut :

1. Penambahan data penyakit tomat dan data hama beserta gejala

Page 90: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

113

2. Pengintegrasian sistem dengan menambahkan informasi budidaya tomat mulai

dari prapanen sampai pascapanen.

3. Penyempurnaan desain User Interface (UI) aplikasi.

4. Penyederhanaan bahasa pada deskripsi dan solusi penyakit agar lebih mudah

dimengerti.

Page 91: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

114

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 2011. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Pustaka Belajar,

Yogyakarta.

Cahyono, B. 2016. Teknik Budidaya Tomat Unggul Secara Organik dan

Anorganik. Pustaka Mina, Depok.

Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Perta, 2018. Pusat Informasi

Hortikultura. [Online] Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian

Pertanian Available at: http://hortikultura.pertanian.go.id/ [Diakses 12

Januari 2018].

Djarwanto. 1996. Mengenal Beberapa Uji Statistik dalam Penelitian. Liberty,

Yogyakarta.

Durkin, J. 1996. Expert systems: A view of the field. IEEE Expert.:56-62.

Giarratano, J. & Riley, G. 2002. Expert Systems Principles and Programming. 3rd

ed. PWS Publishing Company, USA.

Horvitz, E.J., Breese, J.S. & Henrion, M. 1988. Decision Theory in Expert.

International Journal of Approximate Reasoning. II:247-302.

Istiyanto, J.E. 2013. Pemrograman Smart Phone Menggunakan SDK Android dan

Hacking Android. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Kadir, A. & Heriyanto. 2005. Algoritma Pemrograman Menggunakan C++.

ANDI, Yogyakarta.

Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. ANDI, Yogyakarta.

Kusrini. 2008. Aplikasi Sistem Pakar Menentukan Faktor Kepastian Pengguna

dengan Metode Kuantifikasi Pertanyaan. ANDI, Yogyakarta.

Kusumadewi, S. 2003. Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Graha

Ilmu, Yogyakarta.

Page 92: IMPLEMENTASI METODE FORWARD CHAINING DAN …digilib.unila.ac.id/33275/11/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diagnosa dan certainty factor sebagai metode perhitungan untuk mendapatkan

115

Liang, Y.W. & Mahmud, R. 2012. A Comparison Model for Uncertain

Information in Expert System. In International Conference on Uncertainty

Reasoning and Knowledge Engineering. Pp 127-130. Kuala Lumpur, IEEE.

Luger, G.F. 2005. Artificial Intelligence Structures and Strategies for Complex

Problem Solving. 5th ed. Pearson Education Limited , London.

Nidhra, S. & Dondeti, J. 2012. Black box and White box testing Techniques - A

literature Review. International Journal of Embedded Systems and

Applications (IJESA). 2:29-50.

Pratama, I.D. & Ilyas, M. 2016. Sistem Pakar Diagnosa Hama dan Penyakit

Tanaman Tomat dengan Metode Heuristic Search. Jurnal Seminar Nasional

Teknologi Informasi dan Multimedia. ISSN: 2302-3805:7-12.

Rosa, A.S. & Shalahuddin, M. 2013. Rekayasa Perangkat Lunak Terstruktur

Berorientasi Objek. Informatika, Bandung.

Semangun, H. 2007. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia Edisi

Kedua. Gadjah Mada University - Press, Yogyakarta.

Setiawati, W., Sulatrini, I. & Gunaeni, N. 2001. Penerapan Teknologi PHT pada

Tanaman Tomat. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Bandung.

Tuswanto & Fadlil, A. 2013. Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Hama dan

Penyakit Tanaman Bawang Merah Menggunakan Certainty Factor. Jurnal

Sarjana Teknik Informatika. I(1):21-31.

Zikria, R. 2014. Outlook Komoditi Tomat 2014. Pusat Data dan Sistem Informasi

Pertanian - Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, Jakarta.