ijtihad
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
IJTIHAD
Oleh : Hidayat Aji Pambudi S.Ag
Pengertian Ijtihad
Ijtihad adalah sendi Islam yang ketiga sesudah
Al-Quran dan Sunnah. Menurut harfiah, ijtihad
berasal dari kata ijtahada, artinya mencurahkan
tenaga, memeras pikiran, berusaha sungguh-
sungguh, bekerja semaksimal mungkin. Ada
juga yang mengartikan bahwa ijtihad adalah
penggunaan pendapat bebas
Pengertian Ijtihad
Menurut para ahli ushul fiqh antara lain
Imam asy-Syaukani dan Imam az-
Zarkasy, ijtihad adalah mencurahkan
kemampuan untuk mendapatkan syara’
(hukum Islam) yang bersifat operasional
dengan istinbath (mengambil
kesimpulan hukum).
Pengertian Ijtihad
Menurut Imam Al-Amidi dalam bukunya
al-Ahkam fi Ushul al-Ahkam
(penyempurnaan dalam Dasar-Dasar
Hukum), ijtihad adalah mencurahkan
semua kemampuan untuk mencari
syara’ yang bersifat dzanni (dugaan)
sampai merasa dirinya tidak mampu
mencari tambahan kemampuan itu.
Pengertian Ijtihad
Secara terminologis Ijtihad berarti suatu
pekerjaan yang mempergunakan segala
kesanggupan daya rohaniyah untuk
mengeluarkan hukum syara’, menyusun
suatu pendapat dari suatu masalah
hukum berdasarkan Al-Qur'an dan
Sunnah.
Dasar Hukum Ijtihad
Dasar hukum ijtihad dalam Al-Qur’an Surat an-Nisa: 83
6ذ6اع4وا أ ;خ6و;ف9 ال و96 أ األم;ن9 م9ن6 Bم;ر
6 أ ج6اء6ه4م; 9ذ6ا و6إ
األم;ر9 4ول9ي أ 9ل6ى و6إ س4ول9 Nالر 9ل6ى إ دPوه4 ر6 6و; و6ل 9ه9 ب
6و;ال و6ل ;ه4م; م9ن 6ه4 9ط4ون ;ب 6ن ت 6س; ي Nذ9ين6 ال 9م6ه4 6ع6ل ل ;ه4م; م9ن
;ط6ان6 ي Nالش 4م4 6ع;ت Nب الت 4ه4 ح;م6ت و6ر6 4م; ;ك 6ي ع6ل Nه9 الل ف6ض;ل4
9يال ق6ل 9ال إ
Artinya: Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan atau pun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut setan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).
Dasar Hukum Ijtihad
Dasar ijtihad dalam sunnah ialah sabda
Nabi SAW yang diriwayatkan oleh
Bukhari dan Muslim yang artinya
”apabila seorang hakim berijtihad dan
benar, maka bagiannya dua pahala,
tetapi jika berijtihad lalu keliru maka
bagainnya datu pahala”.
Jenis Hukum Ijtihad
Begitu pentingnya ijtihad itu dilakukan, sehingga ahli ushul fiqh menetapkan bahwa hukum ijtihad itu ada tiga (Keterangan ini ada dalam buku Ihya ’Ulum ad-Din), yakni
1. Fardu ’ain (wajib bagi setiap orang). Hukum ijtihad menjadi fardhu ’ain apabila timbul suatu persoalan yang sangat mendesak untuk ditentukan atau dicarikan kepastian hukumnya.
Jenis Hukum Ijtihad
2. Fardhu Kifayah (cukup dilakukan oleh sebagian orang)Hukum ijtihad menjadi fardhu kifayah apabila ada persoalan yang muncul yang diajukan kepada beberapa ulama untuk dijawab dan kewajiban mereka menjadi gugur jika salah seorang diantara mereka memberi jawaban atas persoalan tersebut.
Jenis Hukum Ijtihad
3. Mandub (sunnah)Ijtihad menjadi mandub /sunnah apanila masalah-masalah yang akan dicarikan kepastian hukumnya adalah masalah yang belum mendesak, misalnya persoalan yang ditanyakan itu belum terjadi di masyarakat.
Kenapa Ada Konsep Ijtihad?
Dalam kehidupan duniawi, ummat Islam perlu merumuskan dan menegakkan suatu sistem kebudayaan Islam yang mampu menciptakan kebaikan bagi manusia seluruhnya. Suatu sistem kebudayaan yang harus mengalami perkembangan terus dan maju sebagaimana watak dari kebudayaan itu sendiri yang selalu seirama dengan semangat dan tuntutan zaman, tetapi tetap dengan nafas Islam.
Kenapa Ada Konsep Ijtihad? Maka dalam usaha menghadapi kehidupan
yang serba berubah dan menjawab setiap tantangan zaman, Islam meletakan doktrin pemikiran bebas yang bernama Ijtihad.
Jika Al-Qur’an dan Sunnah sebagai dua sumber asasi Islam, maka Ijtihad berfungsi sebagai penggeraknya. Ajaran Ijtihad adalah menopang ajaran Islam yang abadi. Ia menjadi bukti bagi manusia bahwa Islam selalu memberikan pintu terbuka buat intelek manusia yang selalu mencari-cari.
Kenapa Ada Konsep Ijtihad? Disebutkan dalam Al-Qur’an Surat Al-
Maidah 48:
;ه6اجuا و6م9ن uع6ة ر; ش9 4م; ;ك م9ن 6ا ;ن ج6ع6ل x4ل 9ك ل
“untuk tiap orang dari kamu, kami telah ciptakan suatu Syari’ah dan satu jalan terbuka”
Lapangan Ijtihad
1. Ijtihad berlaku pada hal-hal atau hukum-hukum yang belum ditetapkan dalam Al-Qur’an secara terperinci.
2. Apabila Syariah tidak menentukan suatu hukum yang terperinci, melainkan asas umum belaka atau tidak hendak melakukan suatu perundang-undangan hukum misalnya: soal pemerintahan, teknologi, sosial budaya, politik dan sebagainya.
Lapangan Ijtihad
Obyek Ijtihad haruslah masalah Syari’ah.
Obyek Ijtihad tidak boleh mengenai hal-
hal yang telah mendapat dalil-dalil
positif semisal ketuhanan, kenabian dan
hal-hal yang termasuk dalam rukun
iman.
Syarat-Syarat Mujtahid
Menurut Yusuf Qardhawi (ahli ushul dan fiqih) dalam bukunya al-Ijtihad fi-asy-Syari’ah al-Islamiyah menyebutkan ada delapan syarat mujtahid yakni:
1. Memahami Al-Qur’an dengan asbab an-Nuzul (sebab-sebab turunnya ayat), ayat nasikh dan mansukh
2. Memahami hadits, ilmu hadits dan sebab-sebab wurud (sebab munculnya hadits-hadits)
3. Mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang bahasa Arab
Syarat-Syarat Mujtahid
4. Mengetahui tempat-tempat ijmak5. Mengetahui ushul fiqih6. Mengetahui maksud-maksud syari’ah7. Memahami masyarakat dan adat
istiadatnya8. Bersifat adil dan taqwa
Jenis-Jenis Ijtihad
1. IjmaIjma artinya kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum-hukum dalam agama berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits dalam suatu perkara yang terjadi
Hasil dari ijma adalah fatwa, yaitu keputusan bersama para ulama dan ahli agama yang berwenang untuk diikuti oleh seluruh ummat.
Jenis-Jenis Ijtihad
2. QiyasAda beberapa definisi tentang qiyas Menyimpulkan hukum dari yang asal menuju
kepada cabangnya, berdasarkan titik persamaan diantara keduanya
Membuktikan hukum definitif untuk yang definitif lainnya, melalui suatu persamaan diantaranya
Tindakan menganalogikan hukum yang sudah ada penjelasan di dalam Al-Qur’an atau hadits dengan kasus baru yang mempunyai persamaan sebab (illat)
Jenis-Jenis Ijtihad
3. IstihsanAda beberapa definisi tentang istihsan Fatwa yang dikeluarkan oleh seorang faqih
(ahli fiqih) karena dia merasa hal itu adalah benar
Argumentasi dalam pikiran seseorang faqih tanpa bisa diekspresikan secara lisan olehnya
Mengganti argumen dengan fakta yang dapat diterima, untuk maslahat orang banyak, memutuskan suatu perkara untuk mencegah suatu kemadharatan
Jenis-Jenis Ijtihad
4. Maslahah MursalahYakni tindakan memutuskan masalah yang tidak ada nash nya dengan pertimbangan kepentingan hidup manusia berdasarkan prinsip menarik manfaat dan menghindari kemadharatan
5. Suddudz DzariahAdalah tindakan memutuskan sesuatu yang mubah menjadi makruh, atau haram demi kepentingan ummat
Jenis-Jenis Ijtihad
6. IstihsabAdalah tindakan menetapkan berlakunya suatu ketetapan sampai ada alasan yang bisa mengubahnya
7. UrfAdalah tindakan menentukan masih bolehnya suatu adat istiadat dan kebiasaan masyarakat setempat selama kegiatan tersebut tidak bertentangan dengan aturan-aturan prinsipal dalam Al-Qur’an dan hadits.
Tingkatan Dalam Ijtihad
Berdasarkan ijtihad yang dilakukan, ulama mengelompokkan mujtahid dalam beberapa tingkatan. Muhammad Abu Zahrah (ahli usul, fiqih dan kalam) dalam bukunya Usul al-Fiqh menyebut enam tingkatan, yakni:
1. Mujtahid MustaqilYaitu mujtahid yang mengeluarkan hukum-hukum dari Al-Qur’an dan sunnah, melakukan qiyas, berfatwa, dan beristihsan. Mereka menempuh segala cara ber istidlal (pengambilan dalil) yang ditentukan sendiri dan tidak mengikuti pendapat siapapun. Mujtahid Mustaqil adalah tingkatan mujtahid yang paling tinggi.
Tingkatan Dalam Ijtihad
2. Mujtahid MuntasibYaitu mujtahid yang memilih perkataan-perkataan seorang imam pada hal-hal yang bersifat mendasar dan berbeda berbeda pendapat dengan mereka dengan mereka dalam hal-hal furu’ (cabang) walaupun pada akhirnya ia akan sampai pada hasil yang serupa dengan hal yang telah dicapai imam tersebut.
Tingkatan Dalam Ijtihad
3. Mujtahid fi-al madzhabYaitu mujtahid yang mengikuti pendapat imam madzhab, baik dalam hal-hal ushul (pokok) maupun furu’. Usahanya hanya sebatas meng-istinbath-kan (menyimpulkan) hukum-hukum bagi persoalan-persoalan yang belum ditemui hukumnya dalam pendapat imam madzhab
Tingkatan Dalam Ijtihad
4. Mujtahid MurajjihYakni mujtahid yang meng-istinbath-kan hukum-hukum yang tidak diijtihadkan oleh para ulama sebelumnya. Sebenarnya, mujtahid pada tingkat ini tidak meng-istinbath-kan hukum-hukum tetapi hanya melakukan tarjih (mencari pendapat imam madzhab yang lebih kuat)
Tingkatan Dalam Ijtihad
5. Mujtahid Muhafiz.Yaitu mujtahid yang mengetahui hukum-hukum yang telah di tarjih-kan oleh para ulama sebelumnya.
6. Mujtahid MuqallidYaitu mujtahid yang hanya sanggup memahami pendapat-pendapat mujtahid lain, tidak mampu melakukan tarjih.
Tingkatan Dalam Ijtihad
Sedangkan menurut Yusuf al-Qardhawi, menyebutkan empat tingkatan mujtahid yaitu:
1. Mujtahid mustaqil2. Mujtahid muntasib3. Mujtahid fi-al-madzhab4. Mujtahid fatwa
Tingkatan Dalam Ijtihad
Ada juga ulama yang membagi tingkatan mujtahid sebagai berikut:
1. Mujtahid MutlakYaitu mereka yang mempunyai persyaratan-persyaratan lengkap sebagai seorang Mujtahid. Seperti para pendiri Madzhab yang telah menciptakan sistem Madzhab dan berhasil menarik pengikut-pengikut dan pendukung. Sampai sekarang mereka adalah mujtahid paling tinggi.
Tingkatan Dalam Ijtihad
2. MuttabiApabila Ijtihad tidak mungkin dilakukan, maka minimal seseorang menjadi muttabi. Yakni mengikuti dan menerima fatwa dari pendapat seorang ulama atau pemimpin dengan daya kritis, berusaha memikirkan, menimbang-nimbang dan memperbandingkan dengan fatwa atau pendapat para ulama dan pemimpin-pemimpin lain, kemudian memutuskan sendiri mana yang dianggap lebih benar.
Tingkatan Dalam Ijtihad
3. Orang Yang BermadzhabYaitu orang yang memilih salah satu aliran yang ada dan berpengaruh. Orang yang bermadzhab adalah yang dengan sadar dan dengan ilmu mengikuti aliran yang dipeganginya, bukan karena ikut-ikutan, tetapi dengan pengetahuan dan pemahaman.
1. Madzhab Imam Abu Hanifah (699-767 M)2. Madzhab Imam Maliki (714-798 M)3. Madzhab Imam Syafi’i (767-854 M)4. Madzhab Imam Ahmad bin Hanbal (780-855
M)
Tingkatan Dalam Ijtihad
4. MuqallidGolongan ini tidak memiliki kecakapan untuk melakukan penyelidikan Ijtihad. Orang yang bertaqlid akan menerima secara apriori segala fatwa dari seseorang ulama atau pemimpin serta menganggapnya sebagai ajaran yang wajib ditaati. Orang bertaqlid adalah orang yang tidak mempergunakan pertimbangan akal pikiran dalam mengikuti sesuatu.
Perkembangan Ijtihad
Pada masa sahabat, ijtihad mulai banyak dipakai karena dengan wafatnya Rasulullah SAW, wahyu dengan sendirinya tidak lagi diturunkan dan hadits juga tidak lagi bertambah. Sementara itu masalah-masalah yang dihadapi ummat islam semakin bertambah dan memerlukan ketentuan hukum. Pada masa Abu Bakar ketika menghadapi persoalan dan tidak menemukan nash nya dalam Al-Qur’an dan Hadits, ia mengumpulkan para sahabat untuk bermusyawarah dan menentukan hukum dari masalah itu.
Perkembangan Ijtihad
Demikian pula pada masa Umar bin Khatab, usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Mereka menggunakan ijtihad terhadap masalah-masalah yang tidak didapati nashnya dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul
Akan tetapi dari ke empat khalifah itu, hanya Umar yang diketahui paling banyak memakai ijtihad . Walaupun demikian, keempat sahabat itu sangat berhati-hati dalam mengeluarkan suatu pendapat yang merupakan hasil ijtihad.
Perkembangan Ijtihad
Setelah masa sahabat, ijtihad semakin berkembang. Hal ini ditandai dengan munculnya mujtahid-mujtahid besar seperti Abdullah bin Umar bin Khattab, ibnu Syihad Al-Zuhri, Abdullah bin Abbas, Alqamah bin Qais, Anas bin Malik, Umar bin Abdul Aziz, Abdullah bin Amr dan Wahbah bin Munabbih.
Perkembangan Ijtihad
Ijtihad mengalami masa perkembangan yang paling pesat pada abad kedua sampai dengan abad keempat hijriah. Masa itu dikenal dengan periode pembukuan sunnah serta fiqih dan munculnya mujtahid-mujtahid terkemuka yang kemudian dikenal sebagai imam-imam madzhab, yaitu Imam Malik, Imam Hanafi, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hambal.
Perkembangan Ijtihad
Setelah abad keempat Hijriyah, perkembangan ijtihad mengalami kemunduran, bahkan muncul pendapat bahwa pinyu ijtihad telah tertutup. Hal ini disebabkan antara lain karena ummat Islam memandang bahwa semua masalah telah ditetapkan hukumnya oleh para fuqaha (ahli hukum Islam), sehingga mereka hanya boleh menjelaskan dan menafsirkan ajaran-ajaran yang telah disepakati oleh fuqaha terdahulu.
Perkembangan Ijtihad
Pada masa itu tidak lagi muncul mujtahid-mujtahid yang memiliki kemampuan dan keunggulan seperti yang dimiliki oleh para mujtahid sebelumnya sehingga tidak ada lagi muncul mujtahid mutlak
Contoh Ijtihad Tentang persoalan masa Kini
1. Zakat profesi2. Operasi jenis kelamin3. Perbankan syari’ah4. Transplantasi organ tubuh5. Bayi tabung dan kloning6. Penggunaan internet7. Rebonding8. Shalat di luar angkasa9. Infotaimen di televisi
Contoh Ijtihad Tentang persoalan masa Kini
10.Masalah rokok11. Operasi plastik12. Pakai behel13. Tindik bagi laki-laki14. Donor darah15. Mengecat rambut16. KB17. Menindik yang tidak pada tempatnya18. Nyambung rambut
19. Olahraga tinju20. Pegadaian Syari’ah21. Pernikahan (ijab melalui media
televisi)22. Perdagangan on line23. Face book24. Membonceng ngangkang bagi
perempuan