ii. landasan teori - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/bab ii.pdf · observasi, teks...

32
II. LANDASAN TEORI Di antara ragam jenis buku, salah satu jenis buku yang paling penting dan fungsional bagi para pelajar adalah buku teks. Setiap mata pelajaran seharusnya ditunjang oleh minimal satu buku teks. Dengan buku, pelaksanaan pendidikan dapat lebih lancar. Dalam dunia pendidikan, buku teks merupakan sarana yang pokok untuk keberhasilan pembelajaran. Seorang guru erat kaitannya dengan buku teks. Penggunaan buku teks dalam pembelajaran merupakan hal yang penting karena buku teks memberikan dua hal sekaligus yaitu menyediakan materi pelajaran yang akan diajarkan serta mengurutkan materi tersebut dengan sistematis. Dalam pembelajaran di kelas guru tidak lepas dari buku yang digunakan sebagai sumber dan media pembelajaran. Selain itu, guru juga dapat mengelola kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien melalui sarana buku teks. Siswa pun dalam mengikuti kegiatan belajar akan dapat maksimal dengan menggunakan buku teks. Keberhasilan pendidikan juga sangat dipengaruhi oleh penyediaan buku teks yang berkualitas. Buku teks sebagai buku pendukung dalam pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting yaitu karena guru menggunakan buku teks tersebut sebagai acuan dalam membelajarkan materi. Jika kualitas buku teks yang digunakan oleh guru di sekolah baik, besar kemungkinan kualitas pembelajaran

Upload: dinhkhanh

Post on 05-Jul-2018

303 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

II. LANDASAN TEORI

Di antara ragam jenis buku, salah satu jenis buku yang paling penting dan

fungsional bagi para pelajar adalah buku teks. Setiap mata pelajaran seharusnya

ditunjang oleh minimal satu buku teks. Dengan buku, pelaksanaan pendidikan

dapat lebih lancar. Dalam dunia pendidikan, buku teks merupakan sarana yang

pokok untuk keberhasilan pembelajaran. Seorang guru erat kaitannya dengan

buku teks. Penggunaan buku teks dalam pembelajaran merupakan hal yang

penting karena buku teks memberikan dua hal sekaligus yaitu menyediakan materi

pelajaran yang akan diajarkan serta mengurutkan materi tersebut dengan

sistematis.

Dalam pembelajaran di kelas guru tidak lepas dari buku yang digunakan sebagai

sumber dan media pembelajaran. Selain itu, guru juga dapat mengelola kegiatan

pembelajaran secara efektif dan efisien melalui sarana buku teks. Siswa pun

dalam mengikuti kegiatan belajar akan dapat maksimal dengan menggunakan

buku teks.

Keberhasilan pendidikan juga sangat dipengaruhi oleh penyediaan buku teks yang

berkualitas. Buku teks sebagai buku pendukung dalam pembelajaran memiliki

peranan yang sangat penting yaitu karena guru menggunakan buku teks tersebut

sebagai acuan dalam membelajarkan materi. Jika kualitas buku teks yang

digunakan oleh guru di sekolah baik, besar kemungkinan kualitas pembelajaran

Page 2: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

10

yang dilakukan akan baik. Oleh karena itu, seorang guru harus dapat

mempertimbangkan buku yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

2.1 Hakikat Buku Teks

Banyak para pakar yang mendefinisikan pengertian dari buku teks. Definisi para

pakar tersebut menyatakan Buku teks adalah rekaman pikiran rasional yang

disusun untuk maksud-maksud dan tujuan-tujuan instruksional (Hall Quest dalam

Tarigan, 2009: 12). Bacon (dikutip Tarigan, 2009: 12) mengatakan bahwa buku

teks adalah buku yang dirancang buat penggunaan di kelas, dengan cermat

disusun dan disiapkan oleh para pakar atau para ahli dalam bidang itu

diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi. Berbeda

dengan Buckingham (dikutip Tarigan, 2009: 12) mengatakan bahwa buku teks

adalah sarana belajar yang biasa digunakan di sekolah-sekolah dan di perguruan

tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran.

Selain ketiga definisi di atas, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 11

Tahun 2005 menjelaskan bahwa buku teks (buku pelajaran) adalah buku acuan

wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam

rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan, budi pekerti dan kepribadian,

kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan

kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar

nasional pendidikan.

Dari beberapa definisi tersebut, di dalam buku Telaah Buku Teks Bahasa

Indonesia (Tarigan, 2009: 13—14) disimpulkan bahwa buku teks adalah buku

pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar, yang

Page 3: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

11

disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud dan tujuan-tujuan

intruksional, yang diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi dan

mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi

sehingga dapat menunjang suatu program pengajaran.

2.2 Fungsi Buku Teks

Penyusunan buku teks dalam upaya pengembangan pembelajaran di sekolah

tidaklah disusun tanpa fungsi yang jelas. Fungsi dan peranan buku teks itu adalah

sebagai berikut.

1. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai

pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang

disajikan.

2. Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan

bervariasi yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa, sebagai dasar

bagi program-program kegiatan yang disarankan di mana keterampilan-

keterampilan ekspresional diperoleh di bawah kondisi-kondisi yang

menyerupai kehidupan yang sebenarnya.

3. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai

keterampilan-keterampilan ekspresional yang mengemban masalah pokok

dalam komunikasi.

4. Metode dan sarana penyajian bahan dalam buku teks harus memenuhi syarat-

syarat tertentu, misalnya harus menarik, menantang, merangsang, bervariasi

sehingga siswa benar-benar termotivasi untuk mempelajari buku teks tersebut.

5. Menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam) awal yang perlu dan juga

sebagai penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis.

Page 4: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

12

6. Sumber atau alat evaluasi dan pengajaran remidial yang serasi dan tepat guna.

(Green dan Petty dalam Tarigan 2009: 17).

2.3 Kurikulum 2013

Kurikulum merupakan bahan tertulis yang berisi segala kegiatan dan pengalaman

belajar, berbagai strategi pembelajaran, alat-alat pembelajaran, dan teknik-teknik

penilaian yang diprogramkan dan dilaksanakan secara bersistem oleh suatu

lembaga pendidikan dengan maksud untuk mencapai pendidikan tertentu (Husen,

1997: 6).

Kurikulum itu selalu dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh perubahan-

perubahan dalam faktor-faktor yang mendasarinya. Kurikulum juga dapat

mengalami perubahan bila terdapat pendirian baru mengenai proses belajar,

sehingga timbul bentuk-bentuk kurikulum. Perubahan kurikulum itu berkaitan

dengan perubahan dasar-dasarnya, baik mengenai tujun maupun alat-alat atau

cara-cara untuk mencapai tujuan itu (Nasution, 2008: 251—252).

Kurniasih dan Sani (2014:3) mengatakan bahwa kurikulum merupakan alat yang

sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Kurikulum ibarat jantung

pendidikan, jika jantung itu berfungsi dengan baik maka keseluruhan badanpun

akan berfungsi dengan baik. Demikian dengan kurikulum, Jika kurikulum itu

dapat berfungsi dengan baik maka tujuan dan sasaran pendidikan akan tercapai.

Saat ini pemerintah telah menetapkan Kurikulum 2013 sebagai penyempurna dari

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 bertujuan untuk

mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai

pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif

Page 5: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

13

serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara,

dan peradaban dunia.

2.4 Buku Teks Bahasa Indonesia Berdasarkan Kurikulum 2013

Pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri dari empat keterampilan berbahasa yaitu

berbicara, menyimak, membaca, dan menulis. Dalam Kurikulum 2013, bahasa

Indonesia tidak hanya difungsikan sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai

sarana berpikir. Bahasa adalah sarana untuk mengekspresikan gagasan, dan

sebuah gagasan yang utuh biasanya direalisasikan dalam bentuk teks.

Teks dimaknai sebagai ujaran atau tulisan yang bermakna, yang memuat gagasan

yang utuh. Dengan asumsi tersebut, fungsi pembelajaran bahasa adalah

mengembangkan kemampuan memahami dan menciptakan teks karena

komunikasi terjadi dalam teks atau pada tataran teks. Pembelajaran berbasis teks

inilah yang digunakan sebagai dasar pengembangan kompetensi dasar mata

pelajaran bahasa Indonesia ranah pengetahuan dan keterampilan dalam Kurikulum

2013 (Priyatni, 2014: 37).

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di

seluruh jenjang pendidikan. Arah pembelajaran pada semua jenjang pendidikan

adalah sama, yaitu untuk mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana tercantum

dalam kurikulum yang berlaku. Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran Bahasa

Indonesia menggunakan teks sebagai sarana pembelajaran. Oleh karena itu, dapat

dinyatakan bahwa kurikulum 2013 untuk mata pelajaran bahasa Indonesia

berbasis teks. Pada jenjang SMP/MTS terdapat 14 jenis teks, yaitu teks hasil

observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita

Page 6: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

14

pendek, teks cerita moral, teks ulasan, teks diskusi, teks cerita prosedur, teks cerita

biografi, teks eksemplum, teks tanggapan kritis, teks tantangan, dan teks rekaman

percobaan (Permendikbud No.68 Tahun 2013 Tentang Kurikulum SMP-MTS).

2.5 Kualitas Buku Teks

Buku teks yang baik, tentu memunyai kriteria-kriteria tertentu. Menurut Greene

dan Petty kriteria penilaian buku teks dapat dikatakan berkualitas tinggi adalah

sebagai berikut.

1. Buku teks haruslah menarik minat anak-anak, yaitu para siswa yang

mempergunakannya.

2. Buku teks itu haruslah mampu memberi motivasi kepada para siswa yang

memakainya.

3. Buku teks itu haruslah memuat ilustrasi yang menarik hati para siswa yang

memanfaatkannya.

4. Buku teks itu seharusnya mempertimbangkan aspek-aspek linguistik sehingga

sesuai dengan kemampuan para siswa yang memakainya.

5. Buku teks itu isinya haruslah berhubungan erat dengan pelajaran-pelajaran

lainnya; lebih baik lagi kalau dapat menunjangnya dengan rencana, sehingga

semuanya merupakan suatu kebulatan yang utuh dan terpadu.

6. Buku teks itu haruslah dapat menstimulasi, merangsang aktivitas-aktivitas

pribadi para siswa yang mempergunakannya.

7. Buku teks itu haruslah dengan sadar dan tegas menghindari konsep-konsep

yang samar-samar dan tidak biasa, agar tidak sempat membingungkan para

siswa yang memakainya.

Page 7: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

15

8. Buku teks itu haruslah mempunyai sudut pandangan atau “point of view” yang

jelas dan tegas sehingga juga pada akhirnya menjadi sudut pandangan para

pemakainya yang setia.

9. Buku teks itu haruslah mampu memberi pemantapan, penekanan pada nilai-

nilai anak dan orang dewasa.

10. Buku teks itu haruslah dapat menghargai perbedaan-perbedaan pribadi para

siswa pemakainya.

(Grenee dan Petty dalam Tarigan dikutip Husen,1997:187—188).

Selain kualitas buku teks yang disampaikan oleh Green dan Petty di atas, buku

teks yang dinyatakan layak pakai bagi satuan pendidikan dasar dan menengah

ditetapkan oleh peraturan menteri. Dalam hal ini, Peraturan Pemerintah (PP) No.

19/2005 pasal 43 ayat 5 menyatakan bahwa “Kelayakan isi, bahasa, penyajian,

dan kegrafikaan buku teks pelajaran dinilai oleh BSNP dan ditetapkan dengan

Peraturan Menteri”.

2.6 Penilaian Buku Teks

Mengenai pemilihan dan pemakaian buku teks pada dasarnya tidak jauh berbeda

dengan masalah pemilihan dan pemakaian materi pembelajaran. Hal ini

disebabkan oleh kenyataan bahwa buku teks berisi rangkaian materi

pembelajaran. Sebagaimana yang terjadi pada pemilihan materi bahan ajar,

masalah umum pemilihan buku teks meliputi jenis materi, kedalaman, ruang

lingkup, urutan penyajian, perlakuan terhadap materi pembelajaran, kesesuaian

dengan kurikulum, dan kekinian. Hal ini harus benar-benar dipahami guru

sebelum menjatuhkan pilihan buku teks yang akan dipakai sebagai rujukan

pembelajaran. Sebab selama ini ada kecenderungan guru memilih buku teks lebih

Page 8: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

16

dititikberatkan pada pertimbangan penampilan buku teks, harga, dan kemudahan

atau fasilitas bagi guru.

Ditinjau dari jumlah, jenis, maupun kualitasnya, buku teks yang berada di

lapangan sangatlah bervariasi. Sementara itu, buku teks pada umumnya menjadi

rujukan utama guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Secara umum, ada dua

kategori buku teks yang beredar saat ini yaitu sebagai berikut.

1. Buku teks yang telah terstandar.

2. Buku teks yang tidak/belum terstandar.

Secara legalitas-formal, buku teks yang dianggap standar adalah buku yang telah

dinyatakan lulus penilaian oleh Pusat Perbukuan dan/atau Badan Standar Nasional

Pendidikan. Tanda kelulusan ini ditandai dengan Keputusan Menteri Pendidikan

Nasional. Buku yang tidak standar atau belum standar adalah buku teks yang

belum mendapat penilaian atau tidak lulus penilaian dari Pusat Perbukuan

dan/atau Badan Standar Nasional Pendidikan. Penilaian dalam rangka

standardisasi buku teks ini dilakukan secara berkala untuk semua jenis mata

pelajaran pada semua tingkat satuan pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA

dan SMK/MAK). Dengan demikian, buku-buku yang diedarkan telah memenuhi

standar mutu.

Terkait dengan penilaian buku teks, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

telah mengembangkan instrumen penilaian buku teks. Instrumen ini dipakai untuk

menentukan kelayakan sebuah buku teks untuk dapat dikategorikan sebagai buku

standar. Menurut BSNP (2007), buku teks yang berkualitas wajib memenuhi

empat unsur kelayakan, yaitu kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan

kebahasaan dan kelayakan kegrafikaan.

Page 9: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

17

2.6.1 Penilaian Kelayakan Isi

Dalam Standar Isi (SI) KTSP kita mengenal adanya Standar Kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD) yang memuat pokok-pokok materi pembelajaran yang

akan diberikan kepada siswa. Pada kurikulum 2013 istilah yang dipakai adalah

Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 32 tahun 2013 tentang perubahan atas

PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) , Kompetensi

Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan

(SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau

program.

KI terdiri dari empat kelompok yang saling terkait, yakni berkaitan dengan sikap

keagamaan/spiritual (KI 1), sikap sosial (KI 2), pengetahuan (KI 3) dan penerapan

pengetahuan (KI 4). KI 1 dan KI 2 tidak diajarkan dalam bentuk materi,

melainkan secara tidak langsung (indirect teaching) pada saat siswa mempelajari

aspek pengetahuan (KI 3) dan penerapan pengetahuan (KI 4). KI 1 dan KI 2

ditanamkan melalui keteladanan sikap guru dan lingkungan belajar. Sedangkan

KD adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi inti yang harus diperoleh

peserta didik melalui pembelajaran.

Dalam hal kelayakan isi, ada tiga indikator yang harus diperhatikan, yaitu (1)

kesesuaian uraian materi dengan Kurikulum Inti (KI) dan kompetensi dasar (KD)

yang terdapat dalam kurikulum mata pelajaran yang bersangkutan; (2) keakuratan

materi; dan (3) pendukung pembelajaran.

Page 10: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

18

2.6.1.1 Kesesuaian Materi dengan KI dan KD

Sudah merupakan keharusan sebuah materi yang ada pada sebuah buku teks

pelajaran memiliki relevansi yang erat dengan Kurikulum Inti (KI) dan

Kompetensi Dasar (KD) sebuah kurikulum yang berlaku saat ini. KI dan KD

merupakan dasar penyusunan sebuah materi pelajaran yang akan disampaikan

kepada siswa. Kesesuaian KI dan KD ini meliputi dua aspek yaitu kelengkapan

materi dan kedalaman materi.

2.6.2.2 Keakuratan Materi

Indikator keakuratan materi diarahkan pada sasaran berikut.

a. Akurasi Konsep dan Definisi

Materi dalam buku teks harus disajikan secara akurat untuk menghindari

miskomunikasi yang dilakukan siswa, konsep dan definisi harus dirumuskan

dengan tepat untuk mendukung tercapainya KI dan KD.

b. Akurasi Prinsip

Prinsip yang tersaji dalam buku teks perlu dirumuskan secara akurat agar tidak

menimbulkan multi-tafsir bagi siswa.

c. Akurasi Prosedur

Prosedur harus dirumuskan secara akurat sehingga siswa tidak melakukan

kekeliruan secara sistematis.

d. Akurasi Contoh, Fakta, dan Ilustrasi

Konsep, prinsip, prosedur, atau rumus harus diperjelas dengan contoh, fakta,

ilustrasi yang disajikan secara akurat.

e. Akurasi Soal

Penguasaan siswa atas konsep, prinsip, prosedur, harus dibangun oleh soal-soal

yang disajikan secara akurat.

Page 11: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

19

2.6.1.3 Materi Pendukung Pembelajaran

Menurut Masnur Muslih (2010: 295), indikator materi pendukung pembelajaran

diarahkan pada hal-hal berikut.

a. Kesesuaian dengan Perkembangan Ilmu dan Teknologi

Materi (termasuk contoh dan latihan) yang terdapat dalam buku teks harus

sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

b. Keterkinian Fitur, Contoh, dan Rujukan

Fitur (termasuk uraian, contoh, dan latihan) mencerminkan peristiwa atau

kondisi terkini. Keterkinian ini terlihat pada sumber atau rujukan yang

digunakan.

c. Penalaran (Reasoning)

Penalaran berperan pada saat siswa harus membuat kesimpulan. Oleh karena

itu, materi dalam buk teks perlu memuat uraian, contoh, tugas, pertanyaan, atau

soal latihan yang mendorong siswa untuk secara runtut membuat kesimpulan

yang valid.

d. Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Pemecahan masalah meliputi memahami masalah, merancang model,

memecahkan model, memeriksa hasil (mencari solusi yang layak) dan

menafsirkan solusi yang diperoleh.

e. Keterkaitan Antar-konsep

Keterkaitan antar-konsep dalam buku teks dapat dimunculkan dalam uraian

atau contoh. Hal ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam membangun

jaringan pengetahuan yang utuh.

f. Komunikasi (Write dan Talk)

Page 12: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

20

Materi dalam buku teks hendaknya memuat contoh atau latihan untuk

mengomunikasikan gagasan, baik secara lisan maupun tertulis untuk

memperjelas keadaan atau masalah yang sedang dipelajari.

g. Penerapan (Aplikasi)

Materi dalam buku teks hendaknya memuat uraian, contoh, atau soal-soal yang

menjelaskan penerapan suatu konsep dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini

dimaksudkan agar siswa dalam menerapkan dalam kehidupan nyata setiap

konsep yang dipelajari.

h. Kemenarikan Materi

Materi dalam buku teks hendaknya memuat uraian, strategi, gambar, foto,

cerita sejarah, atau soal-soal menarik yang dapat menimbulkan minat siswa

untuk mengkaji lebih jauh.

i. Mendorong untuk Mencari Informasi Lebih Jauh

Materi dalam buku teks hendaknya memuat tugas-tugas yang mendorong siswa

untuk memperoleh informasi lebih lanjut dari berbagai sumber.

j. Materi Pengayaan (Enrichment)

Materi dalam buku teks sebaiknya menyajikan uraian, contoh-contoh atau soal

pengayaan yang berkaitan dengan topik yang dibicarakan sehingga sajian

materinya lebih luas dari materi yang dituntut KD.

2.6.2 Penilaian Kelayakan Penyajian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Hasan Alwi, 2000 : 979) penyajian

adalah proses, cara, perbuatan menyajikan, pengaturan penampilan. Dalam hal

kelayakan penyajian, ada tiga indikator yang harus diperhatikan, yaitu (1) teknik

Page 13: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

21

penyajian; (2) penyajian pembelajaran; dan (3) kelengkapan penyajian. Berikut ini

penjelasan dari masing-masing indikator kelayakan penyajian.

2.6.2.1 Teknik Penyajian

Dalam hal teknik penyajian, Masnur Muslich dalam bukunya yang berjudul “Text

Book Writing” mengemukakan beberapa indikator teknik penyajian buku teks.

Menurut Masnur Muslich (2010: 297—298), indikator teknik penyajian buku teks

diarahkan pada hal-hal berikut.

a. Sistematika penyajian

1. Setiap bab dalam buku teks minimal memuat pembangkit motivasi,

pendahulu, dan isi.

2. Pembangkit motivasi dapat disajikan dalam bentuk gambar, ilustrasi, foto,

sejarah, susunan kalimat, atau contoh penggunaan dalam kehidupan sehari-

hari yang sesuai dengan topik yang disajikan.

3. Pendahulu minimal memuat materi prasyarat yang diperlukan oleh siswa

untuk memahami pokok bahasan yang akan disajikan.

4. Isi memuat hal-hal yang tercakup dalam subkomponen kelayakan isi.

b. Keruntutan Penyajian

1. Penyajian dalam buku teks sesuai dengan alur berpikir induktif dan

deduktif.

2. Penyajian alur berpikir induktif (khusus ke umum) untuk membuat

kesimpulan dari suatu fakta dan data.

3. Penyajian alur berpikir deduktif (umum ke khusus) untuk menyatakan

kebenaran suatu proporsi. Konsep disajikan dari yang mudah ke yang sukar,

Page 14: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

22

dari yang sederhana ke yang kompleks, atau dari yang informal ke yang

formal sehingga siswa dapat mengikutinya dengan baik.

4. Materi prasyarat disajikan mendahului materi pokok sehingga siswa dapat

memahami materi pokok dengan baik.

c. Keseimbangan Antar-bab

Uraian substansi antar-bab (tercermin dalam jumlah halaman) tersaji secara

proposional dengan tetap mempertimbangkan KI dan KD. Uraian substansi

antarsubbab dalam bab (tercermin dalam jumlah halaman) juga tersaji secara

proposional dengan mempertimbangkan KD yang ingin dicapai.

2.6.2.2 Penyajian Pembelajaran

Menurut Masnur Muslich (2010: 299—301) indikator penyajian pembelajaran

dalam buku teks diarahkan pada hal-hal berikut.

a. Berpusat pada Siswa

Penyajian materi dalam buku teks bersifat interaktif dan partisipatif sehigga

memotivasi siswa untuk belajar mandiri, misalnya dengan menggunakan

petanyaan-pertanyaan, gambar yang menarik, kalimat-kalimat ajakan, dan

sebagainya.

b. Mengembangkan Keterampilan Proses

Penyajian dan pembahasan dalam buku teks lebih menekankan pada keterampilan

proses (berpikir dan psikomotorik) sesuai dengan kata kerja operasional pada KI

dan KD, bukan hanya pada perolehan hasil akhir.

c. Memerhatikan Aspek Keselamatan Kerja

1. Kegiatan yang disajikan untuk mengembangkan keterampilan proses aman

dilakukan oleh siswa. Bahan, peralatan, tempat, dan bentuk kegiatan yang

Page 15: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

23

dilakukan tidak mengandung bahaya bagi siswa. Apabila ada risiko bahaya,

maka perlu ada petunjuk yang jelas.

2. Observasi, Investigasi, Eksplorasi atau Inkuiri

a. Sajian materi dalam buku teks memuat tugas observasi, investigasi, eksplorasi

atau inkuiri.

b. Observasi dilakukan untuk mengenal, mendeteksi pola, fenomena yang

sama/berulang, atau ciri-ciri untuk membangun pengetahuan siswa secara

informal.

c. Investigasi adalah suatu aktivitas dalam memecahkan masalah, yang

berpeluang memiliki lebih dari satu jawaban.

d. Eksplorasi adalah kegiatan yang diawali dengan masalah, pengumpulan data,

atau informasi, analisis data, dan diakhiri dengan penyimpulan.

e. Inkuiri adalah suatu proses menyusun pertanyaan-pertanyaan dan

mengumpulkan data yang relevan serta memuat kesimpulan berdasarkan data

tersebut.

3. Masalah Kontekstual

a. Materi dalam buku menyajikan masalah kontekstual yang akrab, menarik, atau

bermanfaat bagi siswa.

b. Masalah kontekstual sedapat mungkin dimunculkan pada bagian awal sajian

dengan maksud untuk memfasilitasi penemuan konsep, prinsip, atau prosedur.

c. Masalah tersebut dapat pula disajikan di bagian akhir sebagai uji pemahaman,

ilustrasi aplikasi, atau generalisasi.

Page 16: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

24

4. Menumbuhkan Berpikir Kritis, Kreatif, dan Inovatif

a. Penyajian materi dalam buku teks memuat masalah yang dapat merangsang

tumbuhnya pemikiran kritis, kreatif, atau inovatif.

b. Sajian materi yang dapat menumbuhkan berpikir kritis adalah sajian materi

yang membuat siswa tidak lekas percaya, selalu berusaha menemukan

kesalahan atau kekeliruan, atau tajam analisisnya dalam menguji kebenaran

jawaban.

c. Sajian materi yang dapat menumbuhkan kreativitas siswa ditandai oleh

dimilikinya daya cipta siswa yang tinggi atau kemampuan siswa dalam

mencipta.

d. Sajian materi yang dapat menumbuhkan inovasi siswa ditandai oleh adanya

pembaruan atau kreasi baru dalam gagasan atau metode penyajian.

5. Memuat Hands-on Activity

a. Penyajian dalam teks hendaknya memuat hands-on activity yang merupakan

bagian dari upaya melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran

untuk menemukan dan mengidentifikasi.

b. Aktivitas ini dapat memacu siswa untuk berinteraksi dan mengomunikasikan

gagasan yang sedang dipelajari.

c. Aktivitas ini berupa kegiatan nyata yang antara lain meliputi mengidentifikasi,

memotong atau menggunting, memasangkan, atau menyusun benda sehingga

terbentuk pola atau keteraturan yang merupakan sifat, rumus, atau teorema.

6. Variasi Penyajian

a. Materi disajikan dengan berbagai metode agar tidak membosankan, misalnya

deduktif (umum ke khusus), induktif (khusus ke umun). Demikian pula

Page 17: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

25

digunakan berbagai jenis ilustrasi (gambar, foto, grafik, tabel, atau peta) untuk

mendukung materi yang disajikan.

b. Untuk ilustrasi-ilustrasi yang dilindungi, harus dicantumkan sumbernya.

2.6.2.3 Kelengkapan Penyajian

Indikator kelengkapan penyajian dalam buku teks diarahkan pada hal-hal berikut.

a. Bagian Pendahuluan

Menurut Iyan WB (2007: 18) secara sederhana, pendahuluan dapat diartikan

sebagai pengantar dan pembuka isi buku. Pendahuluan dapat memberikan

pengenalan kepada pembaca tentang materi yang akan dibahas di dalam buku

sedangkan Masnur Muslich (2010: 302) pada bagian awal buku teks terdapat

prakata, petunjuk penggunaan dan daftar isi dan/atau daftar simbol atau notasi.

1. Prakata memuat secara umum isi buku yang dibahas.

2. Petunjuk penggunaan memuat penjelasan tujuan, isi buku, serta petunjuk

pemakaian buku bagi siswa untuk mempelajarinya.

3. Daftar isi memberikan gambaran mengenai isi buku yang diikuti dengan nomor

halaman kemunculan.

4. Daftar simbol atau notasi merupakan kumpulan simbol atau notasi beserta

penjelasannya yang dilengkapi dengan nomor halaman kemunculan simbol

atau notasi dan disajikan secara alfabetis.

b. Bagian Isi

Bagian isi merupakan inti dari sebuah buku. Oleh karena itu, bagian isi harus

disusun secara terpadu dengan bagian lainnya. Penyajian materi dalam buku teks

dilengkapi dengan gambar, ilustrasi, tabel, rujukan/sumber acuan, soal latihan

Page 18: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

26

bervariasi dan bergradasi, atau rangkuman setiap bab. Menurut Masnur Muslich

(2010: 302) dijelaskan sebagai berikut.

1. Gambar, ilustrasi, atau tabel disajikan dengan jelas, menarik, dan sesuai dengan

topik yang disajikan sehingga materi lebih mudah dipahami oleh siswa. Teks,

tabel, dan gambar yang bukan buatan sendiri (dikutip dari sumber lain) harus

menyebutkan rujukan atau sumber acuan.

2. Rujukan atau sumber acuan dapat langsung disebutkan atau disertakan dalam

daftar rujukan atau sumber.

3. Penyajian setiap bab atau subbab memuat soal latihan bervariasi dengan tingkat

kesulitan bergradasi secara proposional yang dapat membantu menguatkan

pemahaman konsep atau prinsip.

Penyajian setiap bab atau subbab memuat soal latihan bervariasi dengan tingkat

kesulitan bergradasi, secara proposional yang dapat membantu menguatkan

pemahaman konsep atau prinsip. Tingkat pertanyaan berdasarkan kata kunci

pertanyaan menurut Kurniasih dan Sani (2014: 48-51) terbagi menjadi dua

tingkatan, yaitu tingkat kognitif yang lebih rendah dan tingkat kognitif yang lebih

rendah. Berikut ini adalah tabel tingkat prtanyaan.

Tabel 2.1 Tingkat Pertanyaan

No. Tingkatan Subtingkatan Kata-Kata Kunci

Pertanyaan

1. Kognitif yang lebih

rendah

Pengetahuan Apa...

Siapa...

Kapan...

Di mana...

Sebutkan...

Jodohkan atau

pasangkan...

Persamaan kata...

Golongkan...

Berikanlah nama...

Dll.

Pemahaman Terangkanlah...

Bedakanlah...

Page 19: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

27

Terjemahkanlah...

Simpulkanlah...

Bandingkan...

Ubahla...

Berikanlah

iterpretasi...

Penerapan Gunakanlah...

Tunjukanlah...

Buatlah...

Demonstrasikanlah...

Carilah hubungan...

Tulislah contoh...

Siapkanlah...

Klasifikasikanlah...

2. Kognitif yang

lebih tinggi

Analisis Analisislah...

Kemukakanlah bukti-

bukti...

Mengapa...

Identifikasikanlah...

Tunjukanlah

sebabnya...

Berilah alasan...

Sintesis Ramalkanlah...

Bentuklah...

Ciptakanlah...

Susunlah...

Rancanglah...

Tulislah...

Bagaimana kita dapat

memecahkan...

Apa yang terjadi

seandainya...

Bagaimana kita dapat

memperbaiki...

Kembangkanlah...

Evaluasi Berilah pendapat...

Alternatif mana yang

lebih baik...

Setujukah anda...

Kritiklah...

Berilah alasa...

Nilailah...

Bandingkanlah...

Bedakanlah...

Sumber: Kurniasih dan Sani (2014: 48-51)

4. Rangkuman merupakan kumpulan konsep kunci, bab yang dinyatakan dengan

kalimat ringkas dan bermakna, serta memudahkan siswa untuk memahami isi

Page 20: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

28

bab. Rangkuman ini dapat disajikan pada akhir setiap bab agar siswa dapat

mengingat kembali hal-hal penting yang telah dipelajari.

c. Bagian Penyudah

Bagian penyudah merupakan bagian akhir sebuah buku sebelum sampul belakang.

Keberadaan bagian penyudah di dalam buku, tidak dapat dipisahkan dari bagian

sebelumnya. Pada akhir buku teks terdapat daftar pustaka, indeks subjek, daftar

istilah (glosarium), atau petunjuk pengerjaan/jawaban soal latihan terpilih.

Apabila tidak terdapat di awal buku, daftar simbol atau notasi dapat dicantumkan

pada akhir buku. Masnur Muslich (2010: 303) mengemukakan hal-hal sebagai

berikut.

1. Daftar pustaka menggambarkan bahan rujukan yang digunakan dalam

penulisan buku dan ditulis secara konsisten. Setiap pustaka yang dibuat diawali

dengan nama pengarang (disusun secara alfabetis), tahun terbit, judul buku,

tempat, dan nama penerbit.

2. Indeks subjek merupakan kumpulan kata penting, antara lain objek materi

sajian, nama tokoh, atau pengarang, yang diikuti dengan nomor halaman

kemunculan dan disajikan secara alfabetis.

3. Daftar istilah merupakan kumpulan istilah penting beserta penjelasannya yang

dilengkapi dengan nomor halaman kemunculan istilah yang disajikan secara

alfabetis.

4. Petunjuk pengerjaan (hint) atau jawaban soal latihan terpilih disajikan pada

akhir suatu bahasan, atau akhir buku disertakan.

Page 21: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

29

Tabel 2.2 Kriteria Kelayakan Penyajian Buku Teks

Indikator Sub Indikator Deskriptor

1. Teknik

Penyajian

a. Sistematika

Penyajian

1) Pada awal bab dalam buku teks

minimal memuat pembangkiatan

motivasi yang disajikan dalam

bentuk gambar.

2) Pada awal bab dalam buku teks

minimal memuat pembangkiatan

motivasi yang disajikan dalam

uraian.

3) Setiap bab dalam buku teks

minimal memuat pendahulu.

Pendahulu minimal memuat

materi prasyarat yang diperlukan

oleh siswa untuk memahami

pokok bahasan yang akan

disajikan dalam bentuk tujuan

pembelajaran.

4) Isi memuat kesesuain uraian

materi dengan KI dan KD yang

menjadi tujuan pembelajaran.

b. Keruntutan

Penyajian

1) Penyajian dalam buku teks sesuai

alur berpikir deduktif atau

induktif.

c. Keseimbangan

Antar-bab

1) Uraian substansi antar-bab

(tercermin dalam jumlah

halaman) tersaji secara

proporsional dengan tetap

mempertimbangkan KI dan KD.

2) Uraian substansi antarsubbab

dalam bab (tercermin dalam

jumlah halaman) juga tersaji

secara proporsional dengan

mempertimbangkan KD yang

ingin dicapai.

2. Penyajian

Pembelajaran

a. Berpusat Pada

Siswa

1) Penyajian materi dalam buku

teks bersifat interaktif dan

partisipatif dengan menggunakan

pertanyaan-pertanyaan.

2) Penyajian materi dalam buku

teks memuat kegiatan kelompok.

b. Mengembangkan

Keterampilan Proses

1) Penyajian dan pembahasan

dalam buku teks lebih

menekankan pada keterampilan

proses berfikir dan psikomotorik)

sesuai dengan kata kerja

operasional pada KI dan KD,

bukan hanya pada perolehan

hasil akhir.

c. Memerhatikan

Aspek

Keselamatan

1) Kegiatan (observasi, inquiri,

eksplorasi atau sebagainya) yang

disajikan untuk mengembangkan

Page 22: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

30

Kerja

keterampilan proses aman

dilakukan oleh siswa. Bahan,

peralatan, tempat, dan bentuk

kegiatan yang dilakukan tidak

mengandung bahaya dan logis

dilakukan oleh siswa.

2) Materi dalam buku menyajikan

masalah kontekstual yang akrab,

menarik atau bermanfaat bagi

siswa yang disajikan baik pada

awal materi maupun akhir.

3) Variasi Penyajian Materi

disajikan dengan berbagai

metode agar tidak membosankan,

misalnya deduktif (umum ke

khusus), induktif (khusus ke

umum).

3. Kelengkapan

Penyajian

1) Bagian

Pendahuluan

1) Pada bagian awal buku teks

terdapat prakata

2) Terdapat petunjuk penggunaan.

3) Terdapat daftar isi

4) Terdapat dan/atau daftar tabel,

gambar, simbol atau notasi.

2) Bagian isi

1) Penyajian materi dalam buku

teks yang memuat gambar,

ilustrasi, atau tabel disertai

rujukan atau sumber acuan.

2) Penyajian materi setiap subbab/

bab dilengkapi soal latihan.

Bervariasi dengan tingkat

kesulitan bergradasi.

3) Penyajian materi dalam buku

teks dilengkapi rangkuman setiap

bab.

4) Petunjuk pengerjaan (hint) atau

jawaban soal terpilih disajikan

pada akhir suatu bab, akhir suatu

bahasan, atau akhir buku

disertakan.

5) Bagian Penyudah 1) Pada akhir buku teks terdapat

daftar pustaka

2) Buku teks terdapat halaman

indeks,

3) Buku teks terdapat daftar istilah

(glosarium). 4) Buku teks terdapat jawaban soal

terpilih

Sumber : Muslich ( 2010: 297—303)

Page 23: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

31

2.6.3 Penilaian Kelayakan Bahasa

Dalam hal kelayakan bahasa, ada tiga indikator yang harus diperhatikan, yaitu (1)

kesesuaian pemakaian bahasa dengan tingkat perkembangan siswa; (2) pemakaian

bahasa yang komunikatif; dan (3) pemakaian bahasa memenuhi syarat keruntutan

dan keterpaduan alur perpikir.

2.6.3.1 Kesesuaian dengan Tingkat Perkembangan Siswa

Menurut Masnur Muslich (2010: 304) indikator pemakaian bahasa yang sesuai

dengan tingkat perkembangan siswa diarahkan pada hal-hal berikut.

a. Kesesuaian dengan Tingkat Perkembangan Intelektual

Bahasa yang digunakan dalam buku teks untuk menjelaskan konsep atau aplikasi

konsep atau ilustrasi sampai dngan contoh yang abstrak sesuai dengan tingkat

intelektual siswa (yang secara imajinatif dapat dibayangkan oleh siswa).

b. Kesesuaian dengan Tingkat Perkembangan Sosial Emosional

Bahasa yang digunakan dalam buku teks sesuai dengan kematangan sosial

emosional siswa dengan ilustrasi yang menggambarkan konsep-konsep mulai dari

lingkungan terdekat (lokal) sampai dengan lingkungan global.

2.6.3.2 Kekomunikativan Bahasa

Masnur Muslich (2010: 304—305) menyebutkan bahwa indikator pemakaian

bahasa yang komunikatif diarahkan pada hal-hal berikut.

a. Keterbacaan Pesan

Pesan dalam buku teks disajikan dengan bahasa menarik, jelas, tepat sasaran,

tidak menimbulkan makna ganda (menggunakan kalimat efektif), dan lazim dalam

Page 24: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

32

komunikasi tulis bahasa Indonesia sehingga mendorong siswa untuk mempelajari

buku tersebut secara tuntas.

b. Ketepatan kaidah bahasa

Kata dan kalimat yang digunakan untuk menyampaikan pesan mengacu pada

kaidah bahasa Indonesia, ejaan yang digunakan mengacu pada pedoman Ejaan

Yang Disempurnakan (EYD). Penggunaan istilah yang menggambarkan suatu

konsep, prinsip, asas, atau sejenisnya harus tepat makna dan konsisten.

2.6.3.3 Keruntutan dan Keterpaduan Alur Pikir

Masnur Muslich (2010: 305) menyebutkan bahwa indikator keruntutan dan

keterpaduan alur pikir dalam pemakaian bahasa diarahkan pada hal-hal berikut.

a. Keruntutan dan Keterpaduan Antar-bab

Penyampaian pesan antara satu bab dan bab lain yang berdekatan dan

antarsubbab dalam bab mencerminkan hubungan yang logis.

b. Keruntutan dan Keterpaduan Antar-paragraf

c. Penyampaian pesan antarparagraf yang berdekatan dan antarkalimat dalam

paragraf mencerminkan hubungan logis.

2.6.4 Penilaian Kelayakan Kegrafikaan

Dalam hal kelayakan kegrafikaan, ada tiga indikator yang harus diperhatikan

dalam buku teks, yaitu (1) ukuran buku; (2) desain buku; dan (3) desain isi buku.

2.6.4.1 Ukuran Buku

Indikator ukuran diarahkan pada hal-hal berikut.

a. Kesesuaian Ukuran Buku dengan Standar ISO

Page 25: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

33

1. Ukuran buku teks adalah A4 (210 x 297 mm), A5 (148 x 210 mm) dan B5 (176

x 250 mm).

2. Toleransi perbedaan ukuran antara 0—20 mm.

b. Kesesuaian Ukuran dengan Materi Isi Buku

Pemilihan ukuran buku teks perlu disesuaikan dengan materi isi buku

berdasarkan bidang studi tertentu. Hal ini akan memengaruhi tata letak bagian

isi dan jumlah halaman buku.

(Masnur Muslich, 2010: 306)

2.6.4.2 Desain Kulit Buku

Indikator desain kulit buku diarahkan pada hal-hal berikut.

a. Tata Letak

1. Penampilan unsur tata letak pada kulit muka, belakang, dan punggung secara

harmonis memiliki irama dan kesatuan serta konsisten.

a. Desain kulit muka, belakang, dan punggung merupakan kesatuan yang utuh.

b. Elemen warna, ilustrasi, dan tipografi ditampilkan secara harmonis dan saling

terkait satu sama lainnya.

c. Adanya kesesuaian dalam penempatan unsur tata letak pada bagian kulit

maupun isi buku berdasarkan pola yang telah ditetapkan dalam perencanaan

awal buku.

2. Penampilan pusat pandang (center point) yang baik.

Sebagai daya tarik awal dari buku yang ditentukan oleh ketepatan dalam

penempatan unsur/materi desain yang ingin ditampilkan atau ditonjolkan di

antara unsur/materi desain lainnya sehingga memperjelas tampilan teks

maupun ilustrasi dan elemen dekoratif lainnya.

Page 26: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

34

3. Komposisi dan ukuran unsur tata letak (judul, pengarang, ilustrasi, logo, dll.),

proporsional, seimbang,dan seirama dengan tata letak isi (sesuai pola).

Adanya keseimbangan unsur tata letak (judul, pengarang, ilustrasi, logo, dll.)

dan ukuran unsur tata letak (tipografi, ilustrasi, dan unsur pendukung lainnya,

seperti kotak, lingkaran, dan elemen dekoratif lainnya) secara proporsional

dengan ukuran buku.

4. Warna unsur tata letak harmonis dan memperjelas fungsi tertentu.

Memperhatikan tampilan warna secara keseluruhan yang dapat memberikan

nuansa tertentu dan dapat memperjelas materi/isi buku.

5. Menempatkan unsur tata letak konsisten dalam satu seri.

Tidak ada perbedaan antar penampilan desain kulit buku (tipografi, pola, dan

irama) dalam satu serial buku.

b. Tipografi Kulit Buku

1. Huruf yang digunakan menarik dan mudah dibaca.

2. Ukuran huruf judul buku lebih dominan dan proporsional dibandingkan

(ukuran buku, nama pengarang, dan penerbit).

Judul buku harus dapat memberikan informasi secara cepat tentang materi isi

buku berdasarkan bidang studi tertentu.

3. Warna judul buku kontras dengan warna latar belakang.

Judul buku ditampilkan lebih menonjol daripada warna latar belakangnya.

c. Penggunaan Huruf

1. Tidak menggunakan terlalu banyak kombinasi jenis huruf.

Menggunakan dua jenis huruf agar lebih komunikatif dalam menyampaikan

Page 27: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

35

informasi. Untuk membedakan dan mendapatkan kombinasi tampilan huruf,

dapat menggunakan variasi dan seri huruf.

2. Tidak menggunakan huruf hias dan jenis huruf sesuai dengan huruf isi buku.

(Masnur Muslich, 2010: 306—308)

2.6.4.3 Desain Buku

Indikator desain buku diarahkan pada hal-hal berikut.

a. Pencerminan Isi Buku

1. Menggambarkan isi/materi ajar dan mengungkapkan karakter objek

Dapat dengan cepat memberikan gambaran tentang materi ajar tertentu dan

secara visual dapat mengungkapkan jenis ilustrasi yang ditampilkan

berdasarkan materi ajarnya.

2. Bentuk, warna, ukuran, dan proporsi objek sesuai realita

Ditampilkan sesuai dengan bentuk, warna, dan ukuran ojeknya sehingga tidak

menimbulkan salah penafsiran maupun pengertian siswa. Kemudian warna

yang digunakan sesuai sehingga tidak menimbulkan salah pemahaman dan

penafsiran.

3. Penempatan unsur tata letak konsisten berdasarkan pola

Penempatan unsur tata letak (judul, daftar ilustrasi, dll.) pada setiap awal bab

konsisten. Penempatan unsur tata letak pada setiap halaman mengikuti pola,tata

letak dan irama yang telah ditetapkan.

4. Pemisahan antarparagraf jelas

Susunan teks pada akhir paragraf terpisah dengan jelas, dapat berupa jarak

(pada susunan teks rata kiri-kanan/blok) ataupun dengan inden (pada susunan

teks dengan alenia).

Page 28: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

36

5. Tidak ada widow atau orphan

Jumlah baris minimal tiga baris pada paragraf akhir susunan teks yang terpisah

dengan halaman berikutnya.

b. Keharmonisan Tata Letak

1. Bidang cetak dan marjin proporsional

Penempatan unsur tata letak (judul, subjudul, teks, ilustrasi, keterangan

gambar, dan nomor halaman) pada bidang cetak secara proporsional.

2. Margin dua halaman yang berdampingan proporsional

Susunan tata letak halaman genap berpengaruh terhadap tata letak halaman

ganjil di sebelahnya, mengacu pada prinsip dua halaman dan terbuka (centered

spread).

3. Spasi antara teks dan ilustrasi sesuai

Merupakan kesatuan tampilan antara teks dengan ilustrasi dalam satu halaman.

c. Kelengkapan Tata Letak

1. Judul bab, subjudul bab, dan angka halaman/folios

a. Judul bab ditulis secara lengkap disertai dengan angka bab (Bab I, Bab II, Bab

III, dst.).

b. Penulisan subjudul dan sub-subjudul disesuaikan dengan hierarki penyajian

materi ajar.

c. Penempatan nomor halaman disesuaikan dengan pola tata letak.

2. Ilustrasi dan keterangan gambar (caption)

a. Mampu memperjelas penyajian materi, baik dalam bentuk, ukuran yang

proporsional, maupun warna yang menarik sesuai objek aslinya.

Page 29: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

37

b. Keterangan gambar/legenda ditempatkan berdekatan dengan ilustrasi dengan

ukuran lebih kecil daripada huruf teks.

d. Daya Pemahaman Tata Letak

1. Penempatan hiasan/ilustrasi sebagai latar belakang tidak mengganggu judul,

teks, dan angka halaman.

Menempatkan hiasan/ilustrasi pada halaman sebagai latar belakang jangan

sampi mengganggu kejelasan dan penyampaian informasi pada teks sehingga

dapat menghambat pemahaman siswa.

1. Penempatan judul, subjudul, ilustrasi, dan keterangan gambar tidak

mengganggu pemahaman.

Judul, subjudul, ilustrasi, dan keterangan gambar ditempatkan sesuai dengan

pola yang telah ditetapkan sehingga tidak menimbulkan salah interpretasi

terhadap materi yang disampaikan.

e. Tipografi Isi Buku

1. Kesederhanaan

a. Tidak menggunakan terlalu banyak jenis huruf

Maksimal menggunakan dua jenis huruf sehingga tidak mengganggu peserta

didik dalam menyerap informasi yang disampaikan. Untuk membedakan unsur

teks, dapat mempergunakan variasi dan seri huruf dari suatu keluarga huruf.

b. Tidak menggunakan jenis huruf hias/dekoratif

Akan mengurangi tingkat keterbacaan susunan teks.

c. Penggunaan variasi huruf (bold, italic, all capital, dan small capital) tidak

berlebihan

Page 30: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

38

Digunakan untuk membedakan jenjang/hierarki judul, dan subjudul, serta

memberikan tekanan pada susunan teks yang dianggap penting dalam bentuk

tebal/miring.

2. Daya Keterbacaan

a. Jenis huruf sesuai dengan isi materi

Disesuaikan dengan materi bidang studi.

b. Lebar susunan teks antara 45—75 karakter (sekitar 5—11 kata)

Sangat mempengaruhi tingkat keterbacaan susunan teks. Jumlah perkiraan

tersebut di atas termasuk tanda baca, spasi antarkata, dan angka.

c. Spasi antarbaris susunan teks normal

Jarak normal yang dapat digunakan antarbaris susunan teks berkisar antara

10%—140 %.

d. Spasi antarhuruf (kerning) normal

Mempengaruhi tingat keterbacaan susunan teks (tidak terlalu rapat atau terlalu

renggang).

3. Daya Kemudahan Pemahaman

a. Jenjang/hierarki judul-judul jelas, konsisten, dan proporsional

Menunjukkan urutan/hierarki susunan teks secara berjenjang sehingga mudah

dipahami. Hierarki susunan teks dapat dibuat dengan perbedaan yang jenis

huru, ukuran huruf, dan variasi huruf (bold, italic, all capital, dan small

capital). Hierarki judul ditampilkan secara proporsional dan tidak

menggunakan peredaan ukuran huruf yang terlalu mencolok.

b. Tidak terdapat alur putih dalam susunan teks

Perlu dihindari agar tidak mengganggu keterbacaan susunan teks.

c. Tanda pemotongan kata (hyphenation)

Page 31: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

39

Pemotong kata lebih dari dua baris akan mengganggu keterbacaan susunan

teks.

f. Ilustrasi Isi

Ilustrasi merupakan gambar untuk membantu memperjelas isi buku dan

memperjelas gagasan penulis. Ilustrasi isi dalam buku teks berkaitan dengan

daya pemerjelas dan mempermudah pemahaman serta kedayatarikan ilustrasi

isi.

1. Daya Pemerjelas dan Mempermudah Pemahaman

a. Mampu mengungkapkan makna/arti dari objek.

Berfungsi untuk memperjelas materi/teks sehingga mampu menambah

pemahaman dan pengertian peserta didik pada informasi yang disampaikan.

b. Bentuk akurat dan proporsional sesuai dengan kenyataan.

Bentuk dan ukuran ilustrasi harus realistis dan secara rinci dapat memberikan

gambaran yang akurat tentang objek yang dimaksud. Bentuk ilustrasi harus

proporsional sehingga tidak menimbulkan salah tafsir peserta didik pada objek

yang sesungguhnya.

2. Kedayatarikan Ilustrasi Isi

a. Keseluruhan ilustrasi serasi

Ditampilkan secara serasi dengan unsur materi/isi buku (judul, subjudul, teks,

dan keterangan gambar) pada seluruh halaman.

b. Goresan garis dan raster tegas dan jelas

Menghindari salah pemahaman atau kurang kejelasan dari ilustrasi yang

ditampilkan.

Page 32: II. LANDASAN TEORI - digilib.unila.ac.iddigilib.unila.ac.id/16002/15/BAB II.pdf · observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, teks cerita . 14 pendek,

40

c. Kreatif dan dinamis

Menampilkan ilustrasi dari berbagai sudut pandang tidak hanya ditampilkan

dalam tampak depan dan mampu divisualisasikan secara dinamis yang dapat

menambah kedalaman pemahaman dan pengertian peserta didik.

(Masnur Muslich, 2010: 308—312)