Daftar Isi

Pendahuluan ....................................................................................................................................... 3

Apa itu indikator Ichimoku Kinko Hyo? ........................................................................................... 3

Komponen dan Konsep Penting ...................................................................................................... 4

Komponen garis pembentuk ........................................................................................................... 4

Kumo/ Cloud ................................................................................................................................... 6

Strategi Trading Ichimoku Kinko Hyo ................................................................................................ 10

Sinyal Cross Over ........................................................................................................................... 10

Sinyal Breakout ............................................................................................................................. 14

Studi Kasus ........................................................................................................................................ 16

Pendahuluan

Sebelum perang dunia ke II, sebelum banyak indikator teknikal bermunculan di dunia barat, di Jepang telah ada usaha penyusunan sebuah alat analisis yang ditujukan untuk membantu para trader mengambil kesimpulan dari pergerakan harga, baik dari sisi penentuan trend, pengenalan level support dan resistance dan tentu saja tidak melupakan poin praktis dari setiap alat analisis; sinyal.

Ichimoku Kinkyo Hyo, adalah indikator yang menjadi topik pembahasan kita dalam dua atau tiga edisi ke depan.

Apa itu indikator Ichimoku Kinko Hyo?

Secara umum indikator ini dapat kita artikan sebagai indikator teknikal yang digunakan untuk mengukur momentum harga, support dan resistance bersamaan dengan pengukuran potensi pergerakan harga kedepan.

Indikator ini dibuat oleh seorang penulis surat kabar Jepang, Goichi Hosoda dan pertama kali dipublikasikan pada tahun 1968 setelah lebih dari 20 tahun berada dalam masa pengujian yang melibatkan banyak pelajar Jepang karena penggunaan komputer belum dikenal pada masa itu.

Dalam bahasa Jepang, "Ichimoku" memiliki arti “sekilas” atau a glance dalam bahasa Inggris, sementara Kinko berarti balance atau keseimbangan dan Hyo berarti Chart atau Grafik. Sehingga dalam bahasa Indonesia secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai “sekilas keseimbangan grafik”.

Dari nama tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa indikator ini berusaha memberikan gambaran keseimbangan pergerakan harga hanya dalam satu lirikan.

Umumnya pengguna yang belum terbiasa akan sulit mendapatkan pemahaman seperti yang dijanjikan oleh nama indikator ini, faham dalam sekilas. Namun demikian, walaupun terlihat kompleks dan rumit saat pertama kali melihat tampilan Ichimoku pada grafik, namun yakinlah kerumitan tersebut akan segera hilang setelah Anda memahami setiap garis yang terlibat dan alasan apa yang mendasari garis-garis tersebut digunakan.

Komponen dan Konsep Penting

Garis pembentuk

Indikator Ichimoku Kinko Hyo memiliki 5 garis penting yang saling berbeda dan memiliki kegunaan tersendiri, namun secara bersama-sama akan membentuk gambaran yang menyeluruh.

Tenkan-sen (turning line/ garis balik)

Adalah garis rata-rata antara harga tertinggi dan harga terendah (highest high – lowest low/2) selama 9 (default) periode tertentu. Ringkasnya, Tenkan Sen merupakan garis tengah pergerakan harga, yang ditujukan untuk mengenal trend harga sekaligus level support dan resistance jangka pendek.

Kijun-sen (Standard line)

Merupakan garis yang sama dengan garis tankan sen namun dengan periode yang lebih panjang, dan default-nya bernilai 26. Dengan penggunaan periode yang lebih panjang ini, Kijun Sen memberikan indikasi harga yang lebih memadai, bergerak lebih lambat namun lebih diandalkan. Kombinasi kedua garis rata-rata ini mirip dengan prinsip penggunaan crossover moving average.

Chikou Span

Garis yang cukup unik ini, merupakan garis penutupan harga terkini (saat ini) yang ditampilkan mundur sebanyak 26 periode, periode yang sama dengan Kijun Sen. Garis ini dipergunakan untuk mendapatkan gambaran jelas tentang perbedaan pergerakan harga sekarang dengan pergerakan 26 periode sebelumnya, dan dapat memberikan indikasi pergerakan selanjutnya. Dengan kata lain, jika harga sekarang (yang diindikasikan oleh Chikou span) berada di atas harga 26 periode yang lalu, maka terdapat kecenderungan harga bergerak lebih tinggi, dan begitu juga sebaliknya.

Senkou span A (1st leading line)

Garis yang merupakan hasil rata-rata dari garis tenkan sen dan kijun sen dan kemudian di tempatkan maju ke depan sebanyak 26 periode, yang dengan sendirinya menggambarkan keseimbangan antara harga sekarang dengan potensi harga ke depan. Garis ini bersama dengan Senkou span B penting sekali fungsinya dalam pembentukan Kumo yang menjadi inti dari penggunaan indikator.

Senkou span B (2nd leading line)

Berbeda halnya dengan Senkou span A, garis ini merupakan rata-rata antara harga tertinggi dan harga terendah selama 52 (default) periode tertentu, baru kemudian ditempatkan maju sesuai dengan periode span B, 26. Melalui garis ini, praktisi diharapkan dapat melihat keseimbangan harga dalam periode lebih panjang.

Kumo/ Cloud Kumo – atau awan dalam bahasa Indonesia– ini merupakan konsep terpenting dan yang paling unik yang lebih dulu harus di pahami. Terbentuk akibat adanya perbedaan antara dua garis Span A (1st span) dan Span B(2nd span), (-pada edisi sebelumnya), dimana Senkou span A mewakili garis rata-rata tenkan sen dan kijun sen (periode 9 dan 26 -default) dan Senkou span B sebagai representasi rata-rata harga tertinggi dan terendah dari 52 (default) periode tertentu.

Kalangan trader sering menggunakan istilah Up Kumo dan Down Kumo untuk menggambarkan posisi awan yang terbentuk pada grafik. Up Kumo terjadi ketika garis Senkou Span A berada di atas garis Senkou Span B. Dan Down Kumo terbentuk ketika garis Senkou Span A berada di bawah garis Senkou Span B.

Penggunaan Kumo Kumo sendiri memiliki banyak kegunaan yang dapat membantu analisis dan aktifitas transkasi. Kegunaan tersebut dapat diringkas dalam 3 katagori, adalah identifikasi trend, identifikasi area support dan resistance dan terakhir indikator volatilitas harga.

1. Trend

Seseorang dapat dengan mudah mengenali trend dengan cara yang sederhana, hanyadengan membandingkan posisi Kumo terhadap harga;

Jika Kumo berada di bawah harga, maka trend secara keseluruhan diasumsikan bullish.

Jika Kumo bergerak di atas harga maka asumsi keseluruhan trend adalah bearish.

Dan jika harga bergerak di dalam area Kumo/ awan, maka asumsi trend sideways atau bias.

Melalui identifikasi seperti ini juga, mudah bagi pengguna Ichimoku Kinko Hyo untuk menyimpulkan kapan terjadinya reversal atau perubahan trend. Dalam gambar 4, GBP memberikan ilustrasi perubahan trend yang baik. Pada poin A dan F, trend turun dimulai setelah harga berhasil menembus area up Kumo, dan memulai trend naik kembali ketika GBP berhasil menembus area down Kumo pada poin D.

Faktor timing dan price yang disediakan oleh Kumo ketika reversal terjadi, ini saja, telah memenuhi standar pembuatan suatu sistem trading. Namun demikian, Kumo juga dapat memberikan indikasi dari berlanjutnya sebuah trend, seperti yang diilustrasikan pada poin B,C,E dan G. Hanya saja, validitas continuation ini tidak sekuat dan setinggi sinyal reversal.

2. Support dan Resistance

Goichi Hosoda sendiri telah menyadari bahwa support dan resistance tidak dapat terdiridari satu atau dua level pasti saja, namun lebih kepada susunan level yang bergerakfleksibel dan dinamis sesuai dengan pergerakan harga. Kebutuhan tersebut jugaterpenuhi secara unik dengan penggunaan Kumo. Pedomannya pun cukup sederhana,hanya dengan menjadikan garis-garis pembentuk Kumo sebagai support atau resistance.Ketika up trend, garis bagian atas Kumo akan berperan sebagai support pertama dangaris atau batas terbawah Kumo berperan level support lanjutan.Dan sebaliknya, ketika trend turun (Kumo berada di atas harga) maka bagian terendahdari Kumo akan berfungsi sebagai resistance pertama dan bagian tertingginya bertindaksebagai batas resistance akhir.

Dan ketika harga bergerak di dalam Kumo, maka dengan sendirinya bagian teratas Kumo merupakan level resistance dan bagian terbawah Kumo sebagai support. Pada grafik 5, Euro Daily di atas terlihat bahwa support dan resistance yang disediakan oleh Kumo, selain memiliki tingkat validitas tinggi, level-level tersebut juga bersifat fleksibel yang terus bergerak mengikuti harga.

3. Volatilitas

Kumo memiliki ketebalan yang berbeda sesuai dengan pergerakan harga. Istilahketebalan tersebut, maksudnya adalah besarnya jarak perbedaan antara dua garis

pembentuk Kumo (Senkou Span A&B). Semakin tebal Kumo yang terjadi mengindikasikan semakin tinggi volatilitas pergerakan harga. Demikian juga jika semakin

volatilitas yang mengecil diindikasikan dengan oleh tipisnya awan (Kumo) yang terbentuk. Dan bermaksud bahwa jarak antara dua garis yang membentuk Kumo Semakin tebal Kumo maka semakin tinggi volatilitas harga, sebaliknya semakin tipis Kumo, maka volatilitas harga pun semakin kecil.

Ini terjadi karena perbedaan periode antara dua garis pembentuk Kumo, sehingga, tingginya volatilitas harga akan memaksa garis span A bergerak menjauh dari span B, yang kemudian akhirnya membentuk ketebalan Kumo itu sendiri. Demikian juga sebaliknya, jika volatilitas mengecil maka Kumo akan turut mengecil. Dari perspektif trader, hal itu tentu akan memudahkan pengelolaan resiko.

Strategi Trading Ichimoku Kinko Hyo Ichimoku memiliki banyak metode penghasil sinyal transaksi yang dapat Anda manfaatkan untuk meningkatkan kinerja trading Anda. Anda dapat menggunakan satu dari metode tersebut atau bahkan menggabungkan beberapa diantaranya untuk saling memberikan konfirmasi satu sama lain.

Sinyal Cross Over Sinyal cross over – atau bisa juga disebut dengan perpotongan – muncul ketika terjadi perpotongan antara satu garis komponen Ichimoku dengan garis yang lain atau dengan pergerakan harga. Metode perpotongan ini adalah yang terbanyak sebagai penghasil sinyal dari indikator Ichimoku Kinko Hyo.

Dalam kategori di bawah, terdapat beberapa metode perpotongan yang memberikan identifikasi bullish atau bearishnya pergerakan harga, dengan tingkat akurasi yang berbeda.

Keseluruhan metode-metode tersebut lebih lanjut dapat di bagi dalam 3 katagori;

1. Sinyal kuat untuk beli (strong buy) dihasilkan ketika perpotongan bullish terjadi diatas Kumo (awan). Sebaliknya, sinyal kuat untuk sell (strong sell) ketikaperpotongan bearish terjadi di bawah Kumo.

2. Sinyal netral untuk beli maupun jual dihasilkan ketika perpotongan bullish/ bearishterjadi di dalam Kumo.

3. Sinyal lemah untuk beli muncul ketika perpotongan bullish terjadi di bawah Kumo,dan sinyal lemah untuk sell dihasilkan ketika perpotongan bearish berada di atasKumo.

Penting sekali untuk memperhatikan tiga kategori di atas untuk mengenali setiap sinyal yang dihasilkan oleh metode cross over.

Tenkan & Kijun Cross Melalui perpotongan kedua garis Tenkan dan Kijun Sen, sinyal Bullish diperoleh ketika garis Tenkan Sen memotong ke atas garis Kijun Sen, dan Bearish ketika Tenkan Sen memotong ke bawah garis Kijun Sen.

Gambar 7 memberikan ilustrasi tentang kuat atau lemahnya sinyal yang dihasilkan pada grafik Euro Daily.

Kijun & Price Cross Sinyal ini diperoleh ketika terjadi perpotongan antara harga dengan garis Kijun Sen, bullish ketika harga memotong ke atas garis Kijun Sen bearish ketika memotong ke bawah Kijun Sen. Seperti halnya cross Tenkan dan Kijun sebelumnya, kualitas sinyal yang dihasilkan juga dapat dinilai kuat atau lemah berdasarkan letak perpotongan terhadap posisi Kumo atau awan.

Gambar 8 sebagai ilustrasi sinyal yang lebih cepat dihasilkan oleh perpotongan harga dengan garis Kijun Sen. Pada saat downtrend, yaitu ketika harga bergerak di bawah Kumo, koreksi umumnya terjadi dan hal ini biasanya akan membentuk sinyal weak buy terlebih

dahulu, dan jika harga melanjutkan penurunannya, maka secara otomatis akan membentuk sinyal strong sell.

Namun, sinyal weak buy juga dapat menjadi indikasi awal dari uptrend yang akan terjadi, gambar 9 memberikan ilustrasi tersebut pada saat harga membentuk dasar. Hal yang sama juga dapat terjadi pada awal downtrend yang umumnya dimulai oleh sinyal weak sell. Dan sebagai tambahan, terkadang sinyal strong sell (atau sinyal strong buy) dapat menjadi lemah ketika terjadi pada saat berubahnya trend.

Chikou Span Cross Oleh kalangan trader Ichimoku, perpotongan antara Chikou Span dengan harga biasanya diambil sebagai sarana konfirmasi sinyal sebelumnya dengan sentimen yang telah terjadi di pasar selama periode tersebut.

Cross ini diperoleh dengan cara membandingkan posisi Chikou Span pada saat ini (yang secara default diletakkan mundur 26 periode ke belakang) terhadap harga pada 26 periode yang lalu.

Jika Chikou Span memotong harga ke atas harga (dari bawah) maka sinyal ini dikatakan bullish atau sebagai konfirmasi valid dari sinyal buy yang lain. Dan sebaliknya, jika Chikou Span bergerak dari atas memotong ke bawah harga, maka sinyal tersebut negatif /bearish, selain juga sebagai konfirmasi valid bagi sinyal sell yang lain. (Lihat grafik 10).

Senkou Span Cross Selain berfungsi sebagai garis pembentuk Kumo, Senkou Span A dan B dapat memberikan sinyal tersendiri untuk mengambil keputusan transaksi, dengan kondisi sebagai berikut;

Senkou Span A dari bawah memotong ke atas garis Senkou Span B, maka akan menghasilkan sinyal bullish. Dan sebaliknya, ketika Senkou Span A dari arah atas memotong ke bawah garis Senkou Span B, maka akan menghasilkan sinyal bearish.

Pada gambar 11, terdapat dua contoh sinyal kuat dari buy dan sell yang di hasilkan oleh Senkou Span Crossover.

Sinyal Chikou Span dan Senkou Span crossover memiliki cara memahami yang unik, pada awalnya bisa jadi para pembaca sedikit

bingung, karena penempatan kedua garis tersebut yang mundur atau maju selama 26 periode, sehingga membaca sinyal-nya pun memerlukan gerakan mata ke kiri dan kanan untuk menyesuaikan dengan penempatan yang berbeda tersebut.

Gambar 12 memberikan ilustrasi bantuan untuk memahami posisi sinyal dan harga yang dimaksudkan.

Sinyal Breakout Seperti yang telah diulas di bagian awal buku kecil ini, Kumo memiliki peran yang sangat penting dalam penggunaan indikator Ichimoku Kinko Hyo. Selain sebagai pengenal trend, penyedia support resisten dan pengukur volatilitas harga, Kumo juga dapat digunakan sebagai sinyal transaksi sama halnya sinyal lain, dengan menggunakan konsep breakout.

Breakout Kumo terjadi ketika harga bergerak melewati area Kumo, atau dalam bahasa lain, keberhasilan harga dalam melewati area “awan” merupakan sinyal tersendiri yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan transaksi.

Buy Breakout - Harga bergerak dari Pergerakan harga yang berhasil melewati ke area atas Kumo dengan konfirmasi penutupan (closed) dapat dijadikan sebagai sinyal buy, seperti yang diilustrasikan oleh gambar 13.

Sell Breakout - Sebaliknya harga yang berhasil menembus ke bagian bawah Kumo dengan konfirmasi closing price dapat dijadikan sinyal sell.

Filter Walaupun breakout Kumo dapat berdiri sendiri dalam sebuah sistem trading, namun tentunya diperlukan beberapa ‘kondisi’ yang-paling tidak mampu meminimalkan terjadinya false breakout, dan beruntungnya, beberapa dari ‘kondisi’ tersebut juga tersedia dalam

indikator Ichimoku.

Masih ingatkah Anda dengan konsep up dan down Kumo? Dibagian awal buku kecil ini, konsep tersebut sudah di ulas, dimana sinyal breakout Kumo dapat disaring melalui arah Kumo saat terjadinya breakout. Kondisi-kondisi tersebut sebagai berikut;

Jika breakout bullish (buy) terjadi pada saat Kumo mengarah ke atas maka indikasi sinyal buy yang dihasilkan pun semakin baik. Dan sebaliknya, jika breakout bearish muncul dan Kumo mengindikasikan hal yang sama (mengarah turun) maka sinyal sell yang dihasilkan semakin baik (lihat gambar 14).

Selain itu juga filter breakout dapat diperoleh dari flat (datar) atau tidaknya bentuk teratas atau terbawah Kumo. Dengan kata lain, filter yang dibutuhkan adalah kondisi flat yang terjadi pada bagian terbawah Up Kumo, dan flat pada bagian teratas down Kumo. Garis flat yang menjadi filter tersebut hanya terbentuk oleh satu garis saja, yaitu Senkou Span B. Karena bentuk flat kumo merupakan resisten atau support, maka breakout pada kondisi tersebut pun umumnya berlaku sementara saja (lihat gambar 15).

Studi Kasus Selanjutnya, untuk menutup bagian akhir dari serial ini kita akan melakukan studi kasus pada mata uang Euro (EUR/USD) time frame 1 Jam, sebagai panduan Anda mengaplikasikan Ichimoku Kinko Hyo dalam aktifitas trading.

Kasus ideal untuk posisi sell dapat ditemukan pada gambar 16, Euro H1, periode 7-11 Maret 2011. Sinyal sell (weak) telah dibentuk pada tanggal 7 (poin 1), dan satu hari setelahnya harga berhasil menembus ke bagian bawah Kumo (poin 2). Setelah mengalami penurunan harga melakukan konsolidasi dan membentuk sinyal weak buy (poin b); cross antara Tenkan Sen dan Kijun Sen namun terjadi di bawah Kumo. Pada poin 3, sinyal strong sell muncul karena terbentuk di bawah Kumo.

Jika Anda memutuskan mengambil posisi sell pada poin 2, maka stop yang baik dan perlu Anda pertimbangkan adalah yang mewakili tingkat fluktuasi harga, dalam hal ini lebarnya Kumo antara poin 2 dan a, atau sekitar 60-70 pips. Dan jika Anda memutuskan mengambil posisi tambahan pada poin 3, stop yang perlu Anda pertimbangkan adalah high pada saat sinyal weak buy (b) sebelumnya terbentuk. Atau dapat juga menggunakan poin 2 sebagai stop dari pengambilan posisi pada poin 4. Poin c adalah exit yang perlu Anda pertimbangkan, 2 kali besar dari lebar Kumo 2 dan a.

Pada gambar 17, Anda dapat melakukan observasi lebih pada sinyal-sinyal Ichimoku, disini pembahasan hanya ditujukan untuk menguji dan mengaplikasikan ulasan-ulasan sebelumnya.

Poin 1 sinyal weak buy terbentuk didahului oleh failure pada sinyal strong sell. Poin 2, harga berhasil menembus Kumo sebagai konfirmasi buy namun masih dibayangi oleh down leading Kumo, dan harga sempat menguat 130 pips sebelum membentuk sinyal weak sell pada poin 3 dan failure menembus Kumo. Harga kemudian berlanjut menguat, namun kembali melemah dan membentuk sinyal weak sell dan diikuti oleh keberhasilan harga menembus Kumo pada poin 5. Namun kali ini bereakout Kumo terjadi pada saat leading Kumo masih up. Selanjutnya pada poin 6, sinyal weak buy terbentuk dan di ikuti oleh breakout Kumo yang sangat ideal (poin 7) dengan dukungan leading Kumo yang juga up (garis panah kanan) bersamaan dengan garis Chikou Span yang berhasil melakukan cross up (garis panah kiri).

Happy Trading.

PakarInvestasi.com 089664739153