hyperemesis gravidarum, stikes bhakti husada mulia madiun, pdf

16
“Hyperemesis Gravidarum” Disusun Oleh : 1.Aftina Eka Rahmayanti 2.Dwi Noviani 3.Serniawati Rambu Djati Oey .T 4.Siti Munawwaroh 31/12/2012 1 "Hyperemesis Gravidarum" , Tingkat IA, DIII Kebidanan, Bahasa Indonesia

Upload: aftina-eka-rahmayanti

Post on 25-Oct-2015

74 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

“Hyperemesis Gravidarum”

Disusun Oleh : 1.Aftina Eka Rahmayanti 2.Dwi Noviani 3.Serniawati Rambu Djati Oey .T 4.Siti Munawwaroh

31/12/2012 1 "Hyperemesis Gravidarum" , Tingkat IA, DIII Kebidanan, Bahasa Indonesia

31/12/2012 2 "Hyperemesis Gravidarum" , Tingkat IA, DIII Kebidanan, Bahasa Indonesia

Tujuan ........

Mahasiswi tingkat IA, D3 Kebidanan mengetahui pengertian Hyperemesis Gravidarum.

Mahasiswi tingkat IA, D3 Kebidanan mengetahui dan memahami beberapa aspek lainnya mengenai Hyperemesis Gravidarum.

Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Semester I Tingkat IA, D3-Kebidanan.

31/12/2012 3 "Hyperemesis Gravidarum" , Tingkat IA, DIII Kebidanan, Bahasa Indonesia

A. Pengertian Hyperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita

mengalami mual dan muntah/ tumpah yang berlebihan, lebih dari

10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu

kesehatan dan pekerjaan sehari-hari.

( Arief. B, 2009 )

Hyperemesis gravidarum adalah mual-muntah yang berlebihan

pada wanita hamil sampai menganggu pekerjaan sehari-hari

karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi.

( Obstetri patologi. 1984 : 84 ).

Ѯ Etiologi merupakan studi yang mempelajari tentang sebab dan asal muasal. Kata tersebut berasal dari bahasa Yunani, aitiologia, yang artinya "menyebabkan“.

Ѯ Penyebab hyperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.

Beberapa faktor yang telah ditemukan yaitu :

1. Faktor Presdisposisi yang sering dikemukakan adalah prininggravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda.

2. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan, ini merupakan faktor organik.

31/12/2012 4 "Hyperemesis Gravidarum" , Tingkat IA, DIII Kebidanan, Bahasa Indonesia

B. Etiologi

31/12/2012 5 "Hyperemesis Gravidarum" , Tingkat IA, DIII Kebidanan, Bahasa Indonesia

Etiologi . . . . .

3. Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.

4. Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan. Takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, di duga dapat menjadi faktor kejadian hyperemesis gravidarum.

5. Faktor adaptasi dan hormonal, pada ibu hamil yang kekurangan darah lebih sering terjadi hyperemesis gravidarum. Yang termasuk dalam ruang lingkup adaptasi adalah ibu hamil dengan anemia, wanita primigravida, dan overdistensi rahim pada kehamilan ganda dan mola hidatidosa.

(Sarwono P, 2007).

31/12/2012 6 "Hyperemesis Gravidarum" , Tingkat IA, DIII Kebidanan, Bahasa Indonesia

C. Gejala Hyperemesis Gravidarum

Tanda dan gejala hyperemesis gravidarum pada umumnya, yaitu : - Muntah yang berat. - Berat badan turun. - Haus. - Keadaan umum mundur. - Dehidrasi. - Icterus. - Kenaikan suhu. - Gangguan cerebral (kesadaran menurun delirium). - Laboratorium : protein, aseton, urobilinogen, dalam urine

bertambah, silinder +

31/12/2012 7 "Hyperemesis Gravidarum" , Tingkat IA, DIII Kebidanan, Bahasa Indonesia

D. Tingkatan Hyperemesis Gravidarum

• Hyperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi ke dalam 3 tingkatan, yaitu :

Tingkat 1 : Ringan Mual muntah terus menerus mempengaruhi

keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, tidak nafsu makan, berat badan turun dan rasa nyeri pada epigastrium, nadi sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah kering, mata cekung.

Tingkat 2 : Sedang Penderita lebih lemah dan apatis, turgor

kulit lebih mengurang, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik, dan mata sedikit ikterik, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi. Dapat pula terjadi acetonuria dan nafas bau aceton.

31/12/2012 8 "Hyperemesis Gravidarum" , Tingkat IA, DIII Kebidanan, Bahasa Indonesia

Tingkatan Hyperemesis Gravidarum . . . .

Tingkat 3 : Berat Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari

somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat kesadaran, suhu badan meningkat, tensi menurun, icterus, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf pusat (ensefalopati wernicks) dengan gejala : nistagmus, diplopia, perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.

(Sarwono P, 2007).

31/12/2012 9 "Hyperemesis Gravidarum" , Tingkat IA, DIII Kebidanan, Bahasa Indonesia

E. Patofisiologi Patofisiologi adalah reaksi fungsi tubuh terhadap suatu penyakit yang masuk ke dalam tubuh. •Hyperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi.

• Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang.

• Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah – muntah lebih banyak.

•Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss) dengan akibat perdarahan gastro intestinal.

F. Penatalaksanaan Langkah yang paling baik adalah pencegahan, sehingga emesis gravidarum

yang dijumpai pada wanita hamil tidak berkembang menjadi hyperemesis gravidarum.

Peran bidan dan perawat adalah memberi penyuluhan kepada calon ibu dalam

menghadapi gangguan mual dan muntah pada awal kehamilannya. Para calon ibu perlu diyakinkan bahwa kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologis dan gangguan mual muntah ini akan menghilang setelah kehamilan 4 bulan (16 minggu).

Ibu dianjurkan untuk makan lebih sering dengan porsi kecil dan menghindari

makanan berlemak, terlalu manis dan yang berbau serta berbumbu

merangsang makanan yang mengandung karbohidrat (biskuit kering, roti

bakar) lebih baik dari pada gula-gula dan coklat sebagai sumber energi.

31/12/2012 10 "Hyperemesis Gravidarum" , Tingkat IA, DIII Kebidanan, Bahasa Indonesia

Apabila muntah terus berlanjut dan menganggu kehidupan sehari-hari, wanita

tersebut perlu dirawat inap di RS, dengan penatalaksanaan sebagai berikut :

1. Obat-obatan. 2. Isolasi. 3. Terapin Psikologi. 4. Cairan Parenteral. 5. Penghentiann Kehamilan Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasi

komplikasi organis adalah delirium, kebutuhan

takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian perlu dipertimbangan

untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung

diantaranya.

• Gangguann Kejiwaan

• Gangguann Penglihatan

• Gangguan Faal

31/12/2012 11 "Hyperemesis Gravidarum" , Tingkat IA, DIII Kebidanan, Bahasa Indonesia

G. Diet Hyperemesis Gavidarum Tujuan diet Hyperemesis Gravidarum

Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur, memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.

Diet Hyperemesis Gravidarum memiliki beberapa syarat,

diantaranya :

31/12/2012 12 "Hyperemesis Gravidarum" , Tingkat IA, DIII Kebidanan, Bahasa Indonesia

Lemak rendah ; Protein sedang ; Makanan diberikan dalam bentuk kering;

pemberian cairan disesuaikandengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari ;

Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan diberikan sering dalam porsi kecil ;

Karbohidrat tinggi ; Bila makan pagi dan siang sulit diterima,

pemberian dioptimalkan pada makanmalam dan selingan malam ;

Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuaidengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien.

Macam-macam Diet Hyperemesis Gravidarum

a) Diet Hyperemesis I

Diet hyperemesis I diberikan kepada pasien dengan hyperemesis gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya.

b) Diet Hiperemesis II

Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan makanan.

c) Diet Hiperemesis III

Diet hyperemesis III diberikan kepada pasien hyperemesis gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan bersama makanan.

31/12/2012 "Hyperemesis Gravidarum" , Tingkat IA, DIII Kebidanan, Bahasa Indonesia 13

Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan

III adalah :

1) Roti panggang, biskuit, crackers. 2) Buah segar dan sari buah. 3) Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer.

Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III

adalah :

makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga tidak dianjurkan.

31/12/2012 "Hyperemesis Gravidarum" , Tingkat IA, DIII Kebidanan, Bahasa Indonesia 14

H. Karasteritik Ibu yang Mengalami Hyperemesis Gravidarum

Gravida ; Pendidikan ; Riwayat Kehamilan ; Riwayat Penyakit Ibu .

31/12/2012 15 "Hyperemesis Gravidarum" , Tingkat IA, DIII Kebidanan, Bahasa Indonesia

31/12/2012 16 "Hyperemesis Gravidarum" , Tingkat IA, DIII Kebidanan, Bahasa Indonesia

شُكْرًا عَلَيْكُمْ

and

BYE…BYE…