hukum rangkaian arus

Upload: adi-pamungkas

Post on 04-Apr-2018

240 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Hukum Rangkaian Arus

    1/24

    HUKUM RANGKAIAN ARUS

    Tujuan Khusus Pembelajaran

    Peserta dapat :

    Menjelaskan hukum Ohm dan hukum Kirchhoff

    Menggunakan hukum Ohm dan hukum Kirchhoff dalam pengerjaan soal

    Mengetahui macam-macam rangkaian dasar dalam teknik listrik

    Memberikan contoh praktis rangkaian dasar teknik listrik

    1. Hukum Ohm

    Kita hubungkan sebuah tahanan pada suatu tegangan dan membentuk suatu

    rangkaian arus tertutup, maka melalui tahanan tersebut mengalir arus yang

    besarnya tertentu. Besar kecilnya arus tergantung pada tahanan dan tegangan

    yang terpasang.

    Penjelasan tentang hubungan antara tegangan, kuat arus dan tahanan pada

    suatu rangkaian arus diperlihatkan oleh percobaan berikut :

    Percobaan :

    a) Pengukuran kuat arus pada bermacam-macam tegangan (2V,

    4V, 6V) dan besarnya tahanan konstan (10).

    I = 0 , 4 A

    U = 4 V R = 1 0

    I = 0 , 6 A

    U = 6 V R = 1 0

    I = 0 , 2 A

    U = 2 V R = 1 0

    A A A

    Gambar 2.1Arus pada bermacam-macam tegangan

    Perhatikan : Kuat arus Iberbanding langsung dengan tegangan U

    Percobaan :

    Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 50

  • 7/30/2019 Hukum Rangkaian Arus

    2/24

    b) Pengukuran kuat arus pada bermacam-macam tahanan (10,

    20, 30).dan besarnya tegangan konstan (6V).

    I = 0 , 3 A

    U = 6 V R = 2 0

    I = 0 , 2 A

    U = 6 V R = 3 0

    I = 0 , 6 A

    U = 6 V R = 1 0

    A A A

    Gambar 2.2Arus pada bermacam-macam tegangan

    Perhatikan : Kuat arus I berbanding terbalik dengan tahanan R

    Secara umum berlaku :

    Kuat arus Iadalah : a) berbanding langsung dengan tegangan U

    b) berbanding terbalik dengan tahanan R

    Hal tersebut diringkas kedalam suatu formula, maka kita peroleh hukum Ohm.

    RTahananUTegangan=IarusKuat

    Dalam simbol formula :R

    U=I

    I Kuat arus dalam A

    U Tegangan dalam V

    R Tahanan dalam

    Melalui penjabaran persamaan kita dapatkan dua bentuk hukum Ohm yang lain

    I.R=U

    I

    U=R

    Dalam hal ini digunakan satuan Volt, Ampere dan Ohm.

    1.1. Grafik tegangan fungsi arus

    Kita tempatkan tegangan termasuk juga arusnya kedalam suatu sistim koordinat

    yang bersudut siku-siku (pada sumbu horisontal tegangan Usebagai besaran

    Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 51

  • 7/30/2019 Hukum Rangkaian Arus

    3/24

    yang diubah-ubah dan pada sumbu vertikal arus Iyang sesuai sebagai besaran

    yang berubah) dan titik ini satu sama lain saling dihubungkan, maka kita

    dapatkan grafik tegangan fungsi arus.

    Untuk percobaan a) yang dilaksanakan dengan tahanan R = 10

    diperolehgrafik sebagai berikut :

    1 2 3 4 5 6 7

    0 , 1

    0 ,2

    0 , 3

    0 ,4

    0 , 5

    0 , 6

    0 , 7

    A

    V

    U Gambar 2.3 Grafik tegangan fungsi arus

    Pada tahanan yang tetap konstan maka grafiknya lurus seperti diperlihatkan

    pada gambar.

    Contoh :

    1. Suatu kompor listrik untuk 220 V menyerap arus sebesar 5,5 A.

    Berapa besarnya tahanan kompor listrik ?

    Diketahui : U= 220 V; I= 5,5 A

    Ditanyakan : R

    Jawaban :I

    U=R ; 40

    A5,5

    V220=R =

    2. Pada suatu tahanan tertulis data 4 k dan 20 mA.

    Berapa besarnya tegangan maksimum yang boleh terpasang ?

    Diketahui : R= 4 k = 4000

    I = 20 mA = 0,02 A

    Ditanyakan : U

    Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 52

  • 7/30/2019 Hukum Rangkaian Arus

    4/24

    Jawaban : U = I . R U= 4000 . 0,02 A = 80 V

    3. Pada gambar 2.4 ditunjukkan grafik tegangan fungsi arus untuk tiga

    buah tahanan. Berapa besarnya nilai-nilai tahanan tersebut ?

    Gambar 2.4

    Grafik tegangan fungsi arus

    G r a f i k a

    U

    G r a f i k b

    G r a f i k c

    1 0 2 0 3 0 4 0 V

    1 0

    2 0

    5

    1 5

    m A

    Jawaban :

    Grafik a : Untuk U= 10 V besarnya arus I= 20 mA = 0,02 A

    I

    U=R ; 500

    A0,02

    V10=R =

    Grafik b : Untuk U= 40 V besarnya arus I= 20 mA = 0,02 A

    k2=2000A0,02

    V40=R =

    Grafik c : Untuk U= 30 V besarnya arus I= 5 mA = 0,005 A

    k6=6000A0,005

    V30=R =

    Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 53

  • 7/30/2019 Hukum Rangkaian Arus

    5/24

    2. Rangkaian seri tahanan

    Suatu rangkaian seri tahanan terbentuk, jika untuk tegangan yang terpasang

    pada semua tahanan berturut-turut mengalir arus yang sama.

    Gambar 2.5 Rangkaian seri tahanan

    I

    U

    R 1 R 2 R 3

    Penjelasan tentang tegangan, arus dan tahanan untuk rangkaian seri dapat

    diperhatikan pada percobaan berikut ini :

    Percobaan :

    a)1 Pengukuran arus I dengan memasang alat pengukur arus

    didepan, diantara dan dibelakang tahanan.

    Gambar 2.6

    Arus pada rangkaian seri

    U = 1 2 V

    A A A

    I = 0 , 1 A I = 0 , 1 A I = 0 , 1 A

    A

    I = 0 , 1 A

    R 1 = 2 0 R 2 = 4 0 R 3 = 6 0

    Pada rangkaian seri kuat arus di semua tahanan besarnya sama.

    Disini pada rangkaian arus tak satupun tempat bagi elektron-elektron untuk

    dapat keluar. Yaitu arus yang tidak pernah digunakan !

    Percobaan :

    b) Pengukuran tegangan U1, U2, U3, Utotal dengan alat pengukur

    tegangan dan pengukuran arus I dengan alat pengukur arus

    pada rangkaian seri yang diberikan.

    Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 54

  • 7/30/2019 Hukum Rangkaian Arus

    6/24

    Hasil pengukuran : U1 = 2 V; Utotal = 12 V; I= 0,1 A

    U2 = 4 V; U3 = 6 V

    G a m b a r 2 . 7 T e g a n g a n

    p a d a r a n g k a i a n s e r i

    A

    U = 4 V2

    VV

    R 2 = 4 0 R 3 = 6 0

    VV

    I= 0 , 1 A U = 2 V1 U = 6 V3

    R 1 = 2 0

    U = 1 2 Vt o t a l

    Kita jumlahkan tiga tegangan bagian (tegangan jatuh) U1, U2, U3, maka kita

    dapatkan, bahwasanya jumlah tegangan-tegangan tersebut sama dengan

    tegangan terpasang Utotal.

    Secara umum dinyatakan :

    Tegangan total sama dengan jumlah tegangan bagian

    Utotal = U1 + U2 + U3 +

    Tahanan total rangkaian seri secara langsung dapat ditentukan dengan suatu

    alat pengukur tahanan. Namun dalam praktik lebih banyak dipilih metode tidak

    langsung, yaitu melalui pengukuran tegangan dan arus, tahanan dihitung

    dengan bantuan hukum Ohm.

    I

    U=R totaltotal

    120=A0,1

    V12=Rtotal

    Dengan demikian terbukti :

    Tahanan total sama dengan jumlah tahanan bagian.

    Rtotal = R1 + R2 + R3 +

    Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 55

  • 7/30/2019 Hukum Rangkaian Arus

    7/24

    Dengan demikian dapat diterangkan, bahwa arus berturut-turut harus

    mengatasi/menguasai semua tahanan bagian.

    Karena tahanan total diganti juga dengan tahanan secara tersendiri, yang mana

    hal ini disebut juga sebagai tahanan pengganti (Rpengganti).

    Kita bandingkan perbandingkan tegangan

    2

    1

    4V

    2V

    U

    U

    2

    1==

    3

    2

    6V

    4V

    U

    U

    3

    2==

    1

    6

    2V

    12V

    U

    U

    1

    total==

    U1 : U2 : U3 = 2V : 4V : 6V = 1 : 2 : 3

    perbandingan untuk tahanan yang ada

    2

    1

    40

    20

    R

    R

    2

    1==

    3

    2

    60

    40

    R

    R

    3

    2==

    1

    6

    20

    120

    R

    R

    1

    total==

    R1 : R2 : R3 = 20 : 40 : 60 = 1 : 2 : 3,

    Dengan demikian kita dapatkan, bahwasanya kedua hal tersebut sesuai/cocok

    satu sama lain.

    Ini membuktikan :

    Tegangan bagian satu sama lain mempunyai karakteristik seperti

    tahanan yang ada.

    misal

    2

    1

    2

    1

    R

    R=

    U

    U

    3

    2

    3

    2

    R

    R=

    U

    U

    1

    total

    1

    total

    R

    R=

    U

    U

    U1 : U2 : U3 = R1 : R2 : R3

    Hal tersebut dapat diterangkan sebagai berikut :

    Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 56

  • 7/30/2019 Hukum Rangkaian Arus

    8/24

    Disetiap tahanan mengalir arus yang sama. Pada tahanan yang sama arus

    tersebut menimbulkan tegangan jatuh yang sama pula. Pada tahanan yang

    berbeda arus yang mengalir mengakibatkan terjadinya tegangan jatuh yang

    berbeda pula, untuk tahanan yang besar tahanan jatuhnya besar, untuk tahanan

    kecil tegangan jatuhnya kecil.

    Pada pemakaian, seperti misalnya lampu pijar, jarang dihubungkan secara seri,

    disini kerugian suatu pemakai/beban yang seluruhnya terhubung seri dengan

    yang lain maka dapat terjadi beban tersebut tanpa arus. Salah satu pemakaian

    yang ada yaitu lampu hias warna-warni atau rangkaian seri pembangkit

    tegangan

    Contoh :

    1. Tiga tahanan R1 = 50, R2 = 100 dan R3 = 200 terhubung

    seri pada 175V.

    Berapa besarnya tahanan total, arus dan tegangan jatuh ?

    Buatlah gambar rangkaiannya !

    Diketahui : R1 = 50

    ; R2 = 100

    ; R3 = 200

    ; U= 175VDitanyakan : Rtotal, I, U1, U2, dan U3

    Jawaban : Rtotal = R1 + R2 + R3

    Rtotal = 50 + 100 + 200 = 350

    0,5A350

    175V=I;

    R

    U=I

    total

    =

    U1 = I. R1 ; U1 = 0,5A . 50 = 25V

    U2 = I. R2 ; U2 = 0,5A . 100 = 50V

    U3 = I. R3 ; U3 = 0,5A . 200 = 100V

    U = 1 7 5 V

    R 3 = 2 0 0

    IU 3U 2

    R 2 = 5 0 R 2 = 1 0 0

    U 1

    Gambar 2.8

    Skema rangkain soal no. 1

    Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 57

  • 7/30/2019 Hukum Rangkaian Arus

    9/24

    2. Lampu pijar 10V/0,2A dan lampu pijar yang lain 15V/0,2A

    terhubung seri pada tegangan 20V.

    Berapa besarnya arus pada rangkaian tersebut ?

    Diketahui : Utotal = 20 V; U1 = 10 V; I1 = 0,2 A; U2 = 15 V; I2 = 0,2 A

    Ditanyakan : I

    Jawaban :

    Kedua lampu menyerap arus nominal sebesar 0,2 A pada tegangan seluruhnya

    10 V + 15 V = 25 V. Tetapi karena tegangan total yang digunakan untuk

    mencatu kedua lampu tersebut lebih kecil, maka arusnya harus ditentukan

    dengan cara sebagai berikut :

    A0,16125

    V20I;

    R

    UI

    total

    ===

    Disini tahanan total masih belum diketahui, yang mana merupakan jumlah

    tahanan bagian

    Rtotal = R1 + R2 ; Rtotal = 50 + 75 = 125

    Tahanan bagian dapat ditentukan dengan hukum Ohm dan selanjutnya

    dimasukkan ke persamaan diatas :

    50A0,2

    V10R;

    I

    U=R 1

    1

    11 ==

    75A0,2V15R;

    IU=R 22

    22 ==

    3. Sebuah tahanan panas sebesar 15 terpasang untuk kuat arus

    2,5 A. Sebuah tahanan kedua sebesar 35 terhubung seri.

    Berapa besarnya tegangan yang harus terpasang pada tahanan

    tersebut, jika kuat arusnya tetap dipertahankan ?

    Buatlah gambar rangkaiannya !

    Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 58

  • 7/30/2019 Hukum Rangkaian Arus

    10/24

    Diketahui : R1 = 15 ; I1 = 2,5 A; R2 = 35 ;

    Ditanyakan : Utotal

    Jawaban : Utotal = I. Rtotal ; Utotal = 2,5 A . 50

    = 125 VRtotal = R1 + R2 ; Rtotal = 15 + 35 = 50

    Gambar 2.9

    Skema rangkaian soal nomer 3U t o t a l

    R 1 = 1 5

    I= 2 , 5 A

    R 2 = 3 5

    2.1. Pembagi tegangan tanpa beban

    Pembagi tegangan terdiri atas dua tahanan (R1, R2) yang terhubung seri,

    Dengan bantuannya maka tegangan terpasang (U) dapat terbagi kedalam dua

    tegangan (U1, U2).

    Gambar 2.10 Pembagi tegangan tanpa beban

    R 2

    U

    I

    U 1

    U 2

    R 1

    Disini tahanan R1 dan R2 berturut-turut dialiri oleh arus I yang sama, untuk

    rangkaian seri tahanan tersebut berlaku :

    2

    1

    2

    1

    R

    R=

    U

    U

    Selanjutnya tahanan total Rtotal :

    Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 59

  • 7/30/2019 Hukum Rangkaian Arus

    11/24

    total

    11

    R

    R=

    U

    U

    total

    22

    R

    R=

    U

    U

    21

    11

    RR

    R=

    U

    U

    + 21

    22

    RR

    R=

    U

    U

    +

    Disusun menjadi :

    21

    11

    RR

    RU=U

    +

    Rumus pembagi tegangan

    21

    11

    RR

    RU=U

    +

    Persamaan tersebut hanya berlaku, jika melalui kedua tahanan mengalir arus

    yang sama, berarti bahwa pada tap pembagi tegangan tidak ada arus yang

    diambil (pembagi tegangan tidak berbeban).

    Melalui pemilihan R1 dan R2 yang sesuai, seluruh nilai tegangan dapat disetel

    antara nol dan tegangan total U.

    Untuk rangkaian pembagi tegangan dapat juga menggunakan suatu tahanan

    dengan tap yang variable (dapat berubah), biasa disebutpotensiometer.

    U

    U 2

    R 1

    R 2

    Gambar 2.11 Potensiometer

    Contoh :

    1. Sebuah pembagi tegangan tidak berbeban untuk 140 V terdiri

    atas tahanan R1 = 20 k dan R2 = 40 k.

    Berapa besarnya tegangan bagian (U1 dan U2) ?

    Diketahui : U= 140 V; R1 = 20 k; R2 = 40 k

    Ditanyakan : U1 dan U2

    Jawaban :21

    11

    RR

    RU=U

    +

    Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 60

  • 7/30/2019 Hukum Rangkaian Arus

    12/24

    V46,67=V3

    140.1=V

    00060

    00020.140

    00040+00020

    00020V.140=U1 =

    21

    22

    RR

    RU=U

    +

    V93,33=V3

    140.2

    00060

    00040V.140=U2 =

    2. Sebuah pembagi tegangan tidak berbeban dengan tahanan

    total 20 k harus membagi tegangan 120 V kedalam tegangan

    20 V dan 100 V.

    Berapa besarnya tegangan bagian dan arus yang melalui

    tahanan?

    Diketahui : Rtotal = 20 k =20 000

    U = 120 V; U1 = 20 V; U2 = 100 V

    Ditanyakan : R1, R2 dan I

    Jawaban : total

    1

    R

    R1

    U

    U=

    ; U

    U

    RR1

    total1 =

    k33,333333V120

    V2000020R1 ===

    Rtotal = R1 + R2 ; R2 = Rtotal - R1

    R2 = 20.000 - 3333 = 16.667 = 16,66 k

    mA6A0,006=A.10620.10

    V120

    00020

    V120=I

    R

    U=I

    3-

    3

    total

    ===

    2.2. Tahanan depan

    Dengan bantuan tahanan yang terpasang seri pada beban, maka tegangan

    pada beban dapat diperbesar. Tahanan semacam ini disebut tahanan depan.

    Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 61

  • 7/30/2019 Hukum Rangkaian Arus

    13/24

    Contoh :

    Sebuah lampu pijar 1,5V/0,2A melalui tahanan depan harus

    dihubungkan ke tegangan yang tersedia U= 4,5 V.

    Berapa besarnya tahanan depan yang harus terpasang agar data

    nominal lampu pijar terpenuhi ?

    U = 4 , 5 V

    I = 0 , 2 A

    U = 1 , 5 V L

    R d

    U d

    Gambar 2.12 Rangkaianarus dengan tahanandepan

    Tahanan depan harus menyerap tegangan sebesar :

    Ud = U- UL; Ud = 4,5 V - 1,5 V = 3 V

    Arus nominal lampu I= 0,2 A mengalir juga melalui tahanan depan dan disini

    menimbulkan tegangan jatuh Ud = 3 V.

    Dengan hukum Ohm tahanan depan dapat ditentukan sebagai berikut :

    15A0,2

    V3R;

    I

    U=R d

    d

    d ==

    Tahanan depan dapat mereduksi kelebihan tegangan, didalam

    tahanan tersebut terjadi panas.

    Oleh karena itu tahanan depan harus mampu dialiri sebesar arus nominal

    beban, jika tidak maka tahanan terbakar.

    Dengan tahanan depan, suatu tegangan tidak dapat diturunkan hingga nol

    seperti pada pembagi tegangan, disini untuk maksud tersebut tahanan depan

    harus memiliki nilai tahanan yang tak terhingga besarnya.

    Tahanan depan digunakan untuk menurunkan tegangan dan dengan demikian

    menurunkan kuat arus putaran motor, lampu, alat ukur dan sebagainya.

    Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 62

  • 7/30/2019 Hukum Rangkaian Arus

    14/24

    2.3. Tegangan jatuh pada penghantar

    Percobaan :

    a) Sebuah lampu pijar dihubung ke tegangan sumber (misal

    akumulator) melalui ampermeter dengan menggunakan kawat

    yang panjang dan dengan diameter kecil.

    Sebelum dan sesudah lampu dihidupkan, tegangan pada ujung

    awal dan ujung akhir penghantar diperbandingkan.

    Gambar 2.13 Teganganjatuh pada penghantar

    I

    U 1

    SA

    U 2

    R L

    R L

    Perhatikan: Sebelum lampu dihidupkan tegangan pada ujung awal dan ujung

    akhir penghantar sama besarnya.

    Setelah lampu dihidupkan tegangan pada ujung akhir penghantar berkurang

    dibanding pada ujung awal penghantar.

    Penyebab berkurangnya tegangan tersebut terletak pada tegangan jatuh

    (simbol formula Ua) didalam penghantar masuk dan keluar.

    Tegangan jatuh ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui

    tahanan kawat.

    b) Percobaan a) diulang dengan menambahkan lampu pijar yang

    lain serta penghantarnya diperpanjang lagi.

    Perhatikan: Setelah kedua lampu dihidupkan maka tegangan jatuh Ua semakin

    berkurang, demikian pula pada perpanjangan penghantar.

    Penyebab semakin berkurangnya tegangan jatuh disebabkan oleh semakin

    besarnya arus dan semakin besarnya tahanan penghantar.

    Tegangan jatuh Ua pada penghantar semakin besar,

    Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 63

  • 7/30/2019 Hukum Rangkaian Arus

    15/24

    jika arus Ididalam penghantar makin besar dan

    jika tahanan penghantarRL makin besar.

    Tegangan jatuh U a = I. RL Ua Tegangan jatuh dalam VI Arus penghantar dalam A

    RL Tahanan penghantardalam

    Tegangan jatuh merupakan penanggung jawab terjadinya kerugian pada

    penghantar, dia menurunkan tegangan pada beban yang bisa jadi hingga

    berada dibawah tegangan nominal yang dibutuhkan.

    Atas dasar hal tersebut maka tegangan jatuh yang diijinkan untuk instalasi arus

    kuat hingga 1000 V ditetapkan dalam prosent dari tegangan kerjanya (simbolformula ua). Pada pengukuran penghantar perlu memperhatikan tegangan jatuh

    yang diijinkan.

    Saluran masuk rumah hingga kWh meter ua = 0,5 %

    kWh meter hingga lampu pijar dan peralatan ua = 1,5 %

    kWh meter hingga motor ua = 3,0 %

    Contoh :

    Melalui penghantar alumunium dengan luas penampang 6 mm2

    dan panjang 40 m untuk satu jalur mengalir 20 A. Penghantar

    terhubung pada tegangan 220 V. Berapa besarnya tegangan jatuh

    dalam V dan dalam prosent dari tegangan jala-jala?

    Diketahui : A = 6 mm2 ; l= 40 m; I= 20 A; U= 220 V

    Ditanyakan : Ua, ua

    Jawaban : Ua = I. RL ; Ua = 20 A . 0,371 = 7,42 V

    %3,37V220

    100V7,42=u;U

    100Uu

    0,371mm6

    m40m

    mm0,02782

    R;A

    l2R

    aaa

    2

    2

    LL

    =

    =

    =

    =

    =

    Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 64

  • 7/30/2019 Hukum Rangkaian Arus

    16/24

    3. Rangkaian parallel tahanan

    Suatu rangkaian parallel beberapa tahanan terbentuk, jika arus yang

    ditimbulkannya terbagi dalam arus-arus cabang dan serentak mengalir menuju

    tahanan-tahanan tersebut.

    Gambar 2.14 Rangkaian parallel

    A

    R 1 R 3R 2

    B

    I 2

    I 1

    I

    U

    I 3

    Bagaimana karakteristik arus, tegangan dan tahanannya, diperlihatkan melalui

    pemikiran dan percobaan berikut :

    Diantara kedua titik percabangan arus yaitu titik A dan B (gambar 2.14) terletak

    tegangan total U. Disini semua tahanan bagian bergantung pada klem-klemnya,

    semua tahanan terhubung pada tegangan yang sama U.Dengan demikian sebagai ciri utama rangkaian parallel berlaku :

    Pada suatu rangkaian parallel semua tahanan terletak pada

    tegangan yang sama.

    Percobaan :

    Pengukuran arus I, I1, I2 dan I3 pada rangkaian yang diberikan

    (gambar 2.15).

    Gambar 2.15 Pembagianarus pada rangkaian

    R =

    6 0 3R =

    4 0 2

    U = 1 2 V

    A

    I = 1 , 1 A

    A A AI =

    0 , 6 A 1 I =

    0 , 3 A 2

    I =

    0 , 2 A 3

    R =

    2 0 1

    Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 65

  • 7/30/2019 Hukum Rangkaian Arus

    17/24

    parallel

    Hasil pengukuran:

    I= 1,1 A; I1 = 0,6 A; I2 = 0,3 A; I3 = 0,2 A

    Suatu pemikiran yang lebih terperinci tentang nilai hasil pengukuran arus

    diperlihatkan oleh hubungan berikut:

    Arus total adalah sama dengan jumlah arus-arus bagian (cabang).

    I = I1 + I2 + I3 + . . .

    Penjelasan untuk hal tersebut dalam hal ini, bahwasanya arus total hanya dibagi

    melalui tiga lintasan arus, tetapi nilai seluruhnya tetap konstan.

    Kita perbandingkan kuat arus dengan nilai tahanan yang ada, maka diketahui:

    Pada tahanan terbesar mengalir arus terkecil dan pada tahanan

    terkecil mengalir arus terbesar.

    Pengertian ini dapat dibuktikan dengan hukum Ohm. Disini berlaku .R

    UI = Pada

    tegangan yang sama maka cabang dengan tahanan besar harus mengalir arus

    yang kecil.

    Perbandingan arus

    13

    A0,2A0,6

    II

    23

    A0,2A0,3

    II

    12

    A0,3A0,6

    II

    3

    1

    3

    2

    2

    1 ======

    Dengan perbandingan yang sama, untuk tahanan yang ada

    3

    1

    60

    20

    R

    R

    3

    2

    60

    40

    R

    R

    2

    1

    40

    20

    R

    R

    3

    1

    3

    2

    2

    1======

    diperlihatkan, bahwa perbandingan-perbandingan tersebut berkebalikan.

    Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 66

  • 7/30/2019 Hukum Rangkaian Arus

    18/24

    Dengan demikian berlaku:

    Arus bagian (cabang) satu sama lain berbanding terbalik sebagai-

    mana tahanan bagian (cabang) yang ada.

    mis.

    1

    2

    2

    1

    R

    R

    I

    I=

    2

    3

    3

    2

    R

    R

    I

    I=

    1

    3

    3

    1

    R

    R

    I

    I=

    Jadi arus total terbagi dalam suatu perbandingan tertentu atas arus cabang,

    yang tergantung pada masing-masing tahanan.

    Tahanan total, yang juga dikenal sebagai tahanan pengganti, dapat ditentukan

    dengan hukum ohm (lihat gambar 2.15).

    10,9A1,1

    V12R

    I

    UR tottot ===

    Kita bandingkan nilai tahanan-tahanan bagian (cabang) dengan tahanan total,

    maka menarik perhatian, bahwa semua tahanan bagian (cabang) lebih besar

    dari pada tahanan total.

    Tahanan total lebih kecil dari tahanan bagian/cabang yang terkecil.

    Hal tersebut dapat diterangkan bahwa setiap merangkai tahanan secara parallel

    menghasilkan arus tersendiri dari nilai tahanannya, sehingga arus total untuk

    tahanan parallel menjadi meningkat, berarti tahanan totalnya berkurang dan

    menjadi lebih kecil dari tahanan bagian (cabang) yang terkecil.Misal kita kombinasikan tahanan 1 dengan tahanan 1000 , maka tahanan

    1000 memang hanya menghasilkan arus yang sangat kecil dibanding arus

    pada tahanan 1, tetapi arus totalnya meningkat, artinya tahanan total menjadi

    lebih kecil dari 1.

    Setiap menghubungkan cabang parallel (tahanan parallel) menghantarkan

    rangkaian arus yang lebih baik. Daya hantarnya meningkat. Maka daya hantar

    total suatu rangkaian parallel menjadi

    Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 67

  • 7/30/2019 Hukum Rangkaian Arus

    19/24

  • 7/30/2019 Hukum Rangkaian Arus

    20/24

    M o t o r

    I 3

    M

    I t o t

    L a m p u

    I 1

    U = 2 2 0 V

    P e m a n a s

    I 2

    Gambar 2.16 Rangkaianparallel dalam praktik

    Contoh :

    1. Dua tahanan R1 = 4 dan R2 = 6 dihubung parallel.

    Berapa besarnya tahanan total ?

    Diketahui : R1 = 4 ; R2 = 6

    Ditanyakan : Rtotal

    Jawaban:21

    21tot

    R+R

    R.RR =

    2,410

    24

    6+4

    6.4R

    2

    tot ===

    2. Tiga tahanan R1 = 20 ; R2 = 25 dan R3 = 100 terpasang

    parallel pada 100 V.

    Berapa besarnya

    a) tahanan total ?

    b) arus total ?

    Diketahui : R1 = 20 ; R2 = 25 ; R3 = 100

    Ditanyakan : Rtotal , Itotal

    Jawaban: Penyelesaian cara 1

    321tot R

    1+

    R

    1+

    R

    1

    R

    1=

    Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 69

  • 7/30/2019 Hukum Rangkaian Arus

    21/24

    10,1

    10,01

    10,04

    10,05

    100

    1+

    25

    1+

    20

    1

    R

    1

    tot

    =

    ++==

    Dengan membalik kedua sisi persamaan diperoleh

    A1010

    V100I

    R

    UI

    100,1

    1R

    tot

    tot

    tot

    tot

    ==

    =

    ==

    Penyelesaian cara 2

    10A10

    V100R

    I

    UR

    A10=1A4A5AIIIII

    A1100

    V100

    R

    UI

    A425

    V100

    R

    UI

    A520

    V100

    R

    UI

    tot

    tot

    tot

    tot

    321tot

    3

    3

    2

    2

    1

    1

    ==

    =

    ++=

    ++=

    ===

    ===

    ===

    3. Pada rangkaian arus terpasang tahanan 25 . Dengan

    memasang tahanan kedua secara parallel, tahanan rangkaian

    harus diperkecil menjadi 5 .

    Berapa nilai tahanan parallel yang memenuhi ?

    Diketahui : R1 = 25 ; Rtotal = 20

    Ditanyakan : R2

    Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 70

  • 7/30/2019 Hukum Rangkaian Arus

    22/24

    Jawaban: 21tot R

    1+

    R

    1

    R

    1=

    100=0,01

    1R

    10,01

    10,04

    10,05

    25

    1

    20

    1

    R

    1

    R

    1

    R

    1

    R

    1

    2

    2

    1tot2

    =

    ===

    =

    4. Pada suatu alat pemanas terpasang parallel dua tahanan

    pemanas yang sama besarnya pada tegangan 220 V dan

    seluruhnya menyerap arus 11 A.

    Berapa besarnya arus yang terserap, jika kedua tahanan

    tersebut dihubung seri ?

    Diketahui : U= 220 V; Itotal = 11 A

    Ditanyakan : Iseri

    Jawaban: Pada rangkaian parallel setiap tahanan pemanas menyeraparus sebesar

    A5,52

    A11

    2

    II tot ===

    Dengan demikian diperoleh tahanan

    40A5,5

    V220R

    I

    UR

    ==

    =

    Tahanan total dalam rangkaian seri menjadi

    Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 71

  • 7/30/2019 Hukum Rangkaian Arus

    23/24

    A2,7580

    V220I

    R

    UI

    80=402R

    R2R

    Seri

    tot

    Seri

    tot

    tot

    ==

    =

    =

    =

    3.1. Tahanan samping (tahanan shunt)

    Dengan bantuan tahanan yang dipasang parallel pada beban, arus yang besar

    pada beban dapat diatasi. Tahanan semacam ini disebut tahanan samping

    (tahanan shunt).

    Contoh :

    Instrumen suatu pengukur arus dengan tahanan dalam 40 boleh

    dibebani hingga 25 mA. Untuk memperluas batas ukur menjadi

    150 mA suatu tahanan harus dipasang parallel.

    Berapa nilai tahanan samping (tahanan shunt) yang sesuai ?

    Gambar 2.17

    Alat ukur dengan tahanan shunt

    A

    I = 1 5 0 m A I = 2 5 m A

    R S

    R = 4 0 iI S

    i

    Tahanan samping (tahanan shunt) RS harus menyerap arus sebesar

    IS = I- Ii ; IS = 150 mA - 25 mA

    Tegangan jatuh pada tahanan samping (tahanan shunt) dan pada instrumen

    ukur sama besarnya. Dihitung dengan hukum Ohm.

    U= Ri . Ii ; U= 40 . 0,025 A = 1 V

    Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika 72

  • 7/30/2019 Hukum Rangkaian Arus

    24/24

    Dengan demikian maka pada tahanan samping (tahanan shunt), besarnya

    tegangan terpasang dan arus yang mengalir melalui tahanan telah diketahui,

    sehingga besarnya tahanan samping (tahanan shunt) dapat ditentukan.

    8=A0,125

    V1=R;

    I

    U=R S

    S

    S

    Melalui tahanan samping (tahanan shunt) sebesar 8 maka arus totalnya

    terbagi, sehingga tidak terjadi beban lebih pada instrumen ukur.

    P K D Li t ik d El kt ik 73