hubungan tipe kepribadian (tipe a - tipe b) dengan...

21
1 PENDAHULUAN Dalam era globalisasi, pendidikan merupakan sebuah hal mutlak bagi seseorang agar memiliki daya saing yang tinggi. Tanpa memiliki pendidikan yang memadai, seorang anak akan sulit menghadapi persaingan tenaga kerja yang semakin kompetitif. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses kehidupan dalam mengembangan diri setiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seseorang yang terdidik itu sangat penting. Disamping itu, pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar kehidupan manusia yang akan menentukan kualitas hidup manusia. Memang secara kuantitas, kemajuan pendidikan di Indonesia cukup menggembirakan, namun secara kualitas perkembangannya masih belum merata (Sukmadinata, 2006). Tujuan pendidikan nasional menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 (Wijaya, 2011) tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Tujuan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan siswa setelah melaksanakan pengalaman belajar. Tercapai tidaknya tujuan pengajaran salah satunya adalah terlihat dari motivasi belajar yang dimiliki siswa. Dengan motivasi belajar yang tinggi, para siswa mempunyai prestasi belajar yang baik (Sadirman, 2004). Menurut Lekatompessy (2010) pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan, khususnya pendidikan menengah atas. Indonesia terus mendapat prestasi atau hasil belajar yang rendah dalam uji berstandar internasional. Berdasarkan wawancara dengan guru di SMA Negeri 01 sekampung Udik, Lampung Timur, banyak siswa-siswi dari SMAN tersebut memiliki hasil belajar yang kurang memuaskan. Guru juga menyatakan bahwa banyak dari siswa- siswinya tersebut memiliki sifat malas untuk belajar baik di dalam maupun di luar kelas. Ketika berada di luar sekolah siswa-siswi ini banyak yang tidak belajar

Upload: truongcong

Post on 06-Feb-2018

247 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Tipe Kepribadian (Tipe A - Tipe B) Dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9011/2/T1_802010121_Full... · diartikan sebagai suatu usaha ... perubahan energi

1

PENDAHULUAN

Dalam era globalisasi, pendidikan merupakan sebuah hal mutlak bagi

seseorang agar memiliki daya saing yang tinggi. Tanpa memiliki pendidikan yang

memadai, seorang anak akan sulit menghadapi persaingan tenaga kerja yang

semakin kompetitif. Pendidikan secara umum mempunyai arti suatu proses

kehidupan dalam mengembangan diri setiap individu untuk dapat hidup dan

melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seseorang yang terdidik itu sangat

penting. Disamping itu, pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar

kehidupan manusia yang akan menentukan kualitas hidup manusia. Memang

secara kuantitas, kemajuan pendidikan di Indonesia cukup menggembirakan,

namun secara kualitas perkembangannya masih belum merata (Sukmadinata,

2006).

Tujuan pendidikan nasional menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3

(Wijaya, 2011) tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan. Tujuan dapat

diartikan sebagai suatu usaha untuk memberikan rumusan hasil yang diharapkan

siswa setelah melaksanakan pengalaman belajar. Tercapai tidaknya tujuan

pengajaran salah satunya adalah terlihat dari motivasi belajar yang dimiliki siswa.

Dengan motivasi belajar yang tinggi, para siswa mempunyai prestasi belajar yang

baik (Sadirman, 2004).

Menurut Lekatompessy (2010) pendidikan di Indonesia sangat

memprihatinkan, khususnya pendidikan menengah atas. Indonesia terus mendapat

prestasi atau hasil belajar yang rendah dalam uji berstandar internasional.

Berdasarkan wawancara dengan guru di SMA Negeri 01 sekampung Udik,

Lampung – Timur, banyak siswa-siswi dari SMAN tersebut memiliki hasil belajar

yang kurang memuaskan. Guru juga menyatakan bahwa banyak dari siswa-

siswinya tersebut memiliki sifat malas untuk belajar baik di dalam maupun di luar

kelas. Ketika berada di luar sekolah siswa-siswi ini banyak yang tidak belajar

Page 2: Hubungan Tipe Kepribadian (Tipe A - Tipe B) Dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9011/2/T1_802010121_Full... · diartikan sebagai suatu usaha ... perubahan energi

2

kembali di rumah. Salah satu guru juga menyatakan bahwa ketika menjelaskan

suatu pelajaran di kelas, hanya sedikit siswa yang memperhatikan sehingga proses

pembelajaran di kelas menjadi kurang efektif. Hal ini tentu sangat

memprihatinkan mengingat bahwa motivasi merupakan prasyarat yang amat

penting dalam belajar (Djiwandono, 2002).

Pengertian motivasi menurut Mc.Donald (Sardiman, 1986) adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang disertai dengan munculnya suatu

feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap suatu tujuan. Menurut Sardiman

(1986) bahwa dalam kegiatan belajar, maka motivasi menimbulkan kegiatan

belajar, menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi sangat berperan

dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar

mengajar, dan dengan motivasi itu pula kualitas hasil belajar siswa dapat

diwujudkan dengan baik. Selain itu juga motivasi belajar sangat diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan diri seseorang, sebab seseorang yang tidak memiliki

motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar

(Cahyaningsih,2012).

Motivasi belajar dikatakan oleh Djiwandono (2002) sebagai salah satu

prasarat yang penting dalam belajar, sementara itu dikatakan lebih lanjut bahwa

kesediaan siswa untuk belajar adalah hasil dari banyak faktor seperti kepribadian

siswa dan kemampuan siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolah. Hal yang

sama juga disampaikan oleh Kumala, Citra, Ruspawan, Biomed, dan Rindjani

(2013) bahwa Motivasi setiap individu dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

salah satunya adalah kepribadian. Hal ini disebabkan kepribadian merupakan

suatu totalitas dari disposisi atau kecenderungan suatu individu yg terorganisir,

artinya kepribadian yang berbeda akan menghasilkan kecenderungan berpikir dan

berperilaku yang berbeda pula. Kecenderungan ini akhirnya berdampak pada

dimensi psikologis individu seperti perbedaan persepsi terhadap suatu kebutuhan,

motif, harapan dan insentif (Adityawan, 2013).

Menurut Warpen (dalam Kartono, 1980), kepribadian adalah organisasi

mental manusia pada seluruh tahapan perkembangan yang mencakup

Page 3: Hubungan Tipe Kepribadian (Tipe A - Tipe B) Dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9011/2/T1_802010121_Full... · diartikan sebagai suatu usaha ... perubahan energi

3

temperamen, intelektual, moralitas, dan setiap sikap yang telah terbentuk selam

hidup. Silverman (dalam Satiti, 2007) menyatakan kepribadian adalah kumpulan

dari sejumlah karakteristik, sikap, dan nilai – nilai yang dianut seseorang yang

membedakan dari orang lain. Pada dasarnya setiap orang bahkan siswa memiliki

kepribadian yang berbeda – beda. Berbagai tipe kepribadian tercemin dari pola

dan ciri – ciri prilaku mereka seperti malas, santai, terbuka ataupun menyendiri.

Friedman dan Roseman (1974) menggambarkan kepribadian menjadi dua

tipe kepribadian yaitu kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B. Friedman dan

Roseman menyatakan bahwa tipe kepribadian A adalah orang yang selalu

terbelenggu dengan stres dalam kehidupan sehari – hari. Mereka memiliki ciri –

ciri: mudah marah, aktif dalam bekerja, selalu merasa tergesa – gesa, tidak sabar,

berbincang dengan cepat, dan kompetitif. Sedangkan tipe kepribadian B lebih

rileks, tidak terburu – buru, tidak mudah terpancing untuk marah, dan berbincang

dengan lebih tenang, sabar, tidak ingin bersaing, santai.

Menurut Worrel dan Stiwwel (dalam Siahaan, 2011) ciri-ciri individu yang

memiliki motivasi belajar yang rendah yaitu tidak memiliki sejumlah usaha untuk

belajar. Mereka cenderung memiliki konsentrasi yang rendah terhadap tugas,

mengalami kesulitan untuk menyelesaikan tugas tepat waktu. Kurang bertanggung

jawab terhadap tugas yang dikerjakannya. Kurang mampu menetapkan tujuan dan

sulit berkonsentrasi. Pada ciri-ciri tersebut sejalan dengan orang yang memiliki

tipe kepribadian B. Puspita (2012) mengatakan orang yang mempunyai motivasi

tinggi ialah memiliki keinginan berhasil yang tinggi, berani mempertahankan

pendapat selagi merasa benar dan yakin, siswa tidak mudah menyerah

mengerjakan soal-soal latihan yang dianggap sulit, siswa percaya diri bertanya

tentang materi yang belum dikuasai. Hal ini sejalan dengan tipe kepribadian A

yang salah satunya mempunyai sikap kompetitif.

Hasil Penelitian lain yang dilakukan oleh Lusiana, Risma, dan Lesmana

(2009) mengatakan bahwa motivasi yang tinggi adalah mahasiswa yang memiliki

prestasi akademik yang tinggi, hal ini sependapat dengan teori yang dikemukakan

Roberts bahwa setiap manusia memiliki kekuatan dasar yang memotivasi dirinya

untuk meningkatkan potensi diri sampai batas maksimum termasuk dalam bidang

Page 4: Hubungan Tipe Kepribadian (Tipe A - Tipe B) Dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9011/2/T1_802010121_Full... · diartikan sebagai suatu usaha ... perubahan energi

4

edukasi. Prestasi akademik dengan kategori sangat memuaskan sebagian besar

dimiliki oleh mahasiswa dengan tipe kepribadian A, sesuai dengan ciri

kepribadian dari Tipe A yang cenderung terobsesi dengan keberhasilan dan

memiliki daya saing yang tinggi. Berbeda halnya dengan tipe B mempunyai

motivasi rendah yang cenderung santai termasuk dalam belajar sehingga sering

kali orang dengan tipe kepribadian B kurang menunjukkan prestasi yang optimal

dan orang tipe ini tidak terobsesi untuk menonjolkan keberhasilannya.

Bertolak dari apa yang dipaparkan diatas mengenai pentingnya motivasi

belajar dalam proses belajar maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang: “Hubungan Tipe Kepribadian (Tipe A -Tipe B) dengan Motivasi Belajar

Siswa di SMA Negeri 01 Sekampung Udik”.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian yang dicapai

yaitu untuk mengetahui terdapat hubungan yang positif signifikan antara tipe

kepribadian (tipe A - tipe B) dengan motivasi belajar siswa di SMA Negeri 01

Sekampung Udik.

TINJAUAN PUSTAKA

Motivasi Belajar

Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari

dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas – aktivitas tertentu demi

mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat

diartikan sebagi daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif

pada saat – saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat

dirasakan/mendesak (Sardiman, 2011).

Sedangkan menurut Dalyono (2001), Motivasi belajar adalah suatu daya

menggerakan, mendorong dan memperkuat individu untuk melakukan kegiatan

belajar. seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat akan melaksanakan

semua kegiatan belajarnya dengan sungguh – sungguh, penuh gairah atau

semangat. Sebaliknya belajar dengan motivas yang lemah akan menyebabkan

sikap malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas – tugas yang berhubungan

Page 5: Hubungan Tipe Kepribadian (Tipe A - Tipe B) Dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9011/2/T1_802010121_Full... · diartikan sebagai suatu usaha ... perubahan energi

5

dengan pelajaran. Menurut Mc.Donald (dalam Sardiman, 2011) motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ”feeling”

dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Winkel (2004)

mengatkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di

dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan

belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu untuk mencapai tujuan.

Menurut Pintrich & Groot (dalam Wang, 2012) aspek-aspek motivasi

belajar adalah :

a. Learning strategies yaitu strategi belajar yang dimiliki individu.

b. Self Efficacy yaitu ada tindaknya harga diri untuk belajar dan bekerja.

c. Intrinsic Value yaitu ada tindaknya orientasi tujuan dari dalam diri

individu.

d. Test Anxiety yaitu ada tindaknya kecemasan saat mengikuti tes.

e. Lack of Learning Strategies yaitu kekurangan strategi dalam belajar

Sedangkan faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yang berasal

dari siswa itu sendiri (Dimyati dan Mudjiono, 2013) adalah:

a. Minat

Minat merupakan ketertarikan individu terhadap sesuatu, dimana minat

belajar yang tinggi akan menyebabkan belajar siswa menjadi lebih mudah

dan cepat. Minat berfungsi sebagai daya penggerak yang mengarahkan

seseorang melakukan kegiatan tertentu yang spesifik.

b. Cita-cita

Timbulnya cita-cita bersamaan dengan timbulnya perkembangan akal,

moral, kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan serta oleh

perkembangan kepribadian. Cita-cita untuk menjadi seseorang (gambaran

ideal) akan memperkuat semangat belajar.

c. Kondisi siswa

Motivasi belajar adalah usaha-usaha seseorang (siswa) untuk menyediakan

segala daya (kondisi-kondisi) untuk belajar sehingga ia mau atau ingin

melakukan pembelajaran. Kondisi- kondisi tersebut baik fisik maupun

emosi yag dihadapi oleh peserta didik akan mempengaruhi keinginan

Page 6: Hubungan Tipe Kepribadian (Tipe A - Tipe B) Dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9011/2/T1_802010121_Full... · diartikan sebagai suatu usaha ... perubahan energi

6

individu untuk belajar dan tentunya akan melemahkan dorongan untuk

melakukan sesuatu dalam kegiatan belajar.

Menurut Sardiman (2011) berpendapat bahwa faktor- faktor yang

mempengaruhi motivasi belajar yang berasal dari luar individu adalah:

a. Kecemasan terhadap hukuman

Motivasi ekstrinsik berkenaan dengan insentif eksternal seperti

penghargaan dan hukuman. Motivasi belajar dapat muncul jika ada

kecemasan atau hukuman yang menyertai atau melandasi pembelajaran.

Konsep motivasi belajar berkaitan erat dengan pripsip bahwa perilaku

yang memperoleh penguatan (reinforcement) dimasa lalu lebih memiliki

kemungkinan diulang dibandingkan dengan perilaku yang terkena

hukuman (punishment).

b. Penghargaan dan pujian

Baik orang tua maupun pengajar memiliki cara yang berbeda beda untuk

menumbuhkan motivasi belajar anak. Selain dengan hukuman juga dapat

dilakukan dengan penghargaan atau pujian.

c. Kondisi lingkungan

Sebagai anggota masyarakata maka siswa dapat terpengaruh oleh

lingkungan sekitar. Lingkungan sekitar berupa keadaan alam, tempat

tinggal, pergaulan sebaya dan lingkungan sekitar.

d. Saingan/Kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk

mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun

persaingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar.

Kepribadian Tipe A dan Kepribadian Tipe B

Kepribadian atau personality yang merupakan salah satu faktor yang dapat

menimbulkan perbedaan individu seringkali dirumuskan berbeda oleh banyak

para ahli. Pernyataan tersebut dijelaskan oleh Eysenk (dalam Suryabrata 1984, h:

288) memberi definisi kepribadian sebagai berikut: personality is the sum total of

actual or potensial behavior pattern or the conative sector (character), the

Page 7: Hubungan Tipe Kepribadian (Tipe A - Tipe B) Dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9011/2/T1_802010121_Full... · diartikan sebagai suatu usaha ... perubahan energi

7

affective sector (temprament) and the somatic sector (constution). Ada ungkapan

yang menyatakan bahwa kepribadian adalah jumlah total dari pola tingkah laku

manusia yang aktual atau yang terselubung yang dibentuk oleh faktor keturunan

atau lingkungan, itu berasal dan terbentuk melalui hasil interaksi dari faktor utama

yaitu fakta konatif (karakter), faktor afektif (temperamen), dan faktor somatik

(keadaan tubuh). Allport (dalam Sarwono 1999, h: 81) yang menjelaskan bahwa

personality is dynamic organization within the individual of these psychophiysical

system that determine his uniqe adjustment to his environment yang artinya adalak

kepribadian individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang

khas dalam menyelesaikan diri terhadap lingkungan.

Menurut Hall & Lindzey (1978), kepribadian adalah merupakan suatu

deskripsi yang menerangkan tentang individu yang dikaji dalam keadaan atau

aspek tertentu secara berlainan. Kepribadian tersebut tidak tetap dan dalam

keadaan statis sehingga dapat mengalami perubahan menurut harapan dan

interaksi dalam lingkungan.

Friedman dan Roseman (1974) mangkategorikan manusia pada tingkah

laku tipe A dan Tipe B. Friedman dan Roseman (1974) menjabarkan perilaku Tipe

A sebagai “sebuah hubungan yang kompleks antara emosi dan tindakan yang

diamati pada orang yang terlibat dalam sebuah perjuangan yang kronis dan tiada

henti untuk mencapai hal yang lebih lagi dalam waktu sesingkat mungkin, bahkan

bila perlu melakukannya dengan melawan kekuatan atau orang lain yang

menentangnya”. Friedman & Roseman (1974) juga mengatakan individu tipe A

selalu dibelenggu dengan stres dalam kehidupan kesehariannya. Mereka memiliki

ciri – ciri seperti tidak sabar, selalu tergesah– gesa, mudah marah, aktif dalam

bekerja, ingin kompetitif. Sementara itu, individu tipe B memiliki ciri – ciri yang

berlawanan dengan tipe A seperti sabar, tenang, tidak ingin bersaing.

Pola perilaku Tipe A dapat dibandingkan dengan pola perilaku Tipe B,

yang bercirikan style relaks, tidak tergesa-gesa, lembut, dan puas diri. Hal ini

bukan berarti bahwa Tipe B tidak termotivasi untuk berprestasi, mereka sekedar

mendekati tujuan mereka dalam cara yang lebih lambat, tidak agresif dan lebih

metodologis. Kepribadian tipe B adalah mereka yang lebih santai dan bersikap

Page 8: Hubungan Tipe Kepribadian (Tipe A - Tipe B) Dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9011/2/T1_802010121_Full... · diartikan sebagai suatu usaha ... perubahan energi

8

tenang. Mereka menerima situasi yang ada dan bekerja sesuai dengan situasi

tersebut dan bukan melawanya dengan berkompetisi. Individu seperti ini bersikap

santai walaupun dalam tekanan waktu, sehingga mereka cenderung kurang

mempunyai masalah yang berkaitan dengan stress. Kepribadian tipe B biasanya

lebih pasif, tidak terburu – buru, tidak terlalu ambisius dan individu dengan tipe B

jauh lebih menyadari kemampuan yang dimiliknya. Kepribadian tipe B ini

menganggap jauh lebih mudah baginya jika menganggap segala sesuatu serba

mudah dan tenang( Yeo , 1985).

Kepribadian tipe A menurut Bortner (dalam Edwards, 1992) adalah selalu

tepat waktu, memiliki sikap kompetitif, antisipasi dengan apa yang dikatakan

orang lain, pekerja keras, tegas, mengerjakan tugas dengan cepat, serius dalam

mengerjakan tugas, ambisius, memiliki banyak minat diluar pekerjaan, tergesa –

gesa, tidak sabar menunggu, berusaha mengerjakan pekerjaan sekaligus,

pekerjaannya ingin diakui orang lain, dan ekspresif. Sebaliknya kepribadian tipe B

adalah individu yang kurang memperhatikan pentingnya waktu, kurang memiliki

sikap kompetitif, kurang memiliki keberanian untuk mengungkapkan

perasaannya, lebih santai dalam melaksanakan tugas, kurang berambisi,

menunggu hanya mengerjakan tugas satu persatu, tidak memiliki minat diluar

pekerjaan, tidak tergesa – gesa (tenang), kurang serius dan lamban dalam

melaksanakan tugas. Namun tipe B ini adalah pendengar yang baik, lebih sabar

menunggu, pekerjaan yang dilakukan hanya untuk memuasakan dirinya sendiri,

dan bicara secara perlahan - lahan.

Hubungan Tipe Kepribadian Tipe A dan Tipe B Dengan Motivasi Belajar

Siswa

Tipe kepribadian yang ditampilkan atau tampak melalui perilaku yang

ditampilkan pada saat melakukan pekerjaan merupakan faktor yang mendorong

timbulnya motivasi belajar seseorang. Motivasi belajar berkaitan dengan dapat

tidaknya seseorang menunjukkan aktualisasi diri pada saat melakukan pekerjaan

dan kemampuan menghadapi tekanan dalam tantangan.

Page 9: Hubungan Tipe Kepribadian (Tipe A - Tipe B) Dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9011/2/T1_802010121_Full... · diartikan sebagai suatu usaha ... perubahan energi

9

Dalam institusi pendidikan, motivasi belajar siswa dalam kontek penelitian

ini adalah bahwa dalam kegiatan belajar, maka motivasi menimbulkan kegiatan

belajar, menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Menurut Sardiman, 1986).

Dari uraian diatas, penulis memahami bahwa tipe kepribadian (tipe A –

tipe B) memiliki hubungan dengan motivasi belajar. Pemahaman ini diperkuat

dengan hasil penelitian dilakukan oleh Lusiana, Risma, dan Lesmana (2009)

mengatakan bahwa ada hubungan positif singnifikan antara tipe kepribadian

dengan prestasi akademik pada mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Riau

angkatan 2006, dimana tipe kepribadian yang mendukung prestasi akademik

adalah tipe kepribadian A. Hal ini sesuai dengan ciri kepribadian dari tipe A yang

cenderung terobsesi dengan keberhasilan dan memiliki daya saing yang tinggi

sehingga mendorong mereka untuk memberikan prestasi yang optimal, namun

tipe ini selain rentan terhadap stress juga sulit bersosialisasi. Siswa yang

termotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan memperoleh hasil belajar

yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasi belajarnya, semakin intensitas

usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi prestasi belajarnya yang

diperoleh (Hamdu dan Agustina, 2011).

Sedangkan Tarmidzi (2012) menemukan bahwa tidak ada hubungan yang

signifikan antara tipe kepribadian dengan prestasi akademik. Hal ini dikarenakan

bahwa setiap individu memiliki kepribadian yang berbeda – beda. Sehingga

menyebabkan individu dapat berespon berbeda pada stimulus yang sama. Selain

itu pencapaian prestasi akademik ini tidak hanya dipengaruhi oleh tipe

kepribadian, namun ilmu pengetahuan terkait sikap dan prilaku ketika sedang

menjalankan proses belajar mengajar juga dapat membantu untuk meraih hasil

belajar yang baik.

Sementara Baron (dalam Romadhon, 2006) dalam penelitiannya menemukan

bahwa prestasi yang dihasilkan oleh individu dengan kepribadian tipe A dan

kepribadian tipe B berbeda. Kepribadian dengan tipe A lebih berprestasi jika

diberikan tugas-tugas yang kompleks dibandingkan dengan individu kepribadian

tipe B. Sebaliknya dalam melaksanakan tugas yang mudah, individu yang

Page 10: Hubungan Tipe Kepribadian (Tipe A - Tipe B) Dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9011/2/T1_802010121_Full... · diartikan sebagai suatu usaha ... perubahan energi

10

mempunyai kepribadian tipe B akan menunjukkan prestasi yang lebih tinggi dari

pada individu yang mempunyai kepribadian tipe A.

Hipotesis

Berdasarkan dari uraian dalam latar belakang serta kesimpulan landasan

teori yang ada, maka dapat ditetapkan hipotesis sebagai berikut adanya hubungan

positif dan signifikan antara tipe kepribadian (tipe A - tipe B) dengan motivasi

belajar di SMA Negeri 1 Sekampung Udik, Lampung Timur.

METODE

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian korelasional. Penelitan

dengan cara ini bermaksud mengungkapkan bentuk hubungan timbal balik antara

variabel yang diselidiki (Nawawi, 2005). Jenis penelitian ini adalah non-

eksperimental dengan menggunakan metode kuantitatif, yang terdiri dari dua

variabel yaitu tipe kepribadian (tipe A – tipe B) yang merupakan variabel

tergantung dan motivasi belajar yang merupakan variabel terikat.

Populasi

Menurut Sugiarto (2003) populasi merupakan keseluruhan unit atau

individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti. Populasi dalam penelitian ini

adalah siswa-siswi SMA Negeri 01 Sekampung Udik, Lampung Timur yang

berjumlah 542.

Presedur Sampling

Total sampel yang diambil sebagai objek penelitian berjumlah 84 orang.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cluster

Sampling adalah pengambilan sampel dari populasi dikelompokkan menjadi sub –

sub populasi secara bergerombol dari sub populasi selanjutnya di rinci menjadi

sub populasi yang lebih kecil (Sukandarrumidi, 2006). Sampel dalam penelitian

ini ditentukan dengan mengacu pada rumus penentuan sampel yang dikemukakan

Yamare (dalam Sukandarrumidi, 2006), yakni sebagai berikut:

Page 11: Hubungan Tipe Kepribadian (Tipe A - Tipe B) Dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9011/2/T1_802010121_Full... · diartikan sebagai suatu usaha ... perubahan energi

11

1

2Nd

Nn

Keterangan :

n : jumlah sampel

N : jumlah populasi

2d : Taraf kepercayaan

1 : Angka konstan

Sampel diambil dari total jumlah populasi yang merupakan siswa kelas X,

XI dan XII. Dengan menggunakan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang

dibutuhkan adalah:

1

2Nd

Nn

1

2(0,1)542

542n

1

(0,01)542

542n

6,42

542n = 84,42 = 84 orang:3 tingkatan kelas = 28 orang

Jumlah sampel keseluruhan yang dibutuhkan adalah sebanyak 84 orang,

sehingga pada setiap tingkatan kelas (X,XI dan XII) akan dibutuhkan 28 orang.

PENGUKURAN

Skala Motivasi Belajar

Pada penelitian ini untuk skala mengukur motivasi belajar adalah

Motivated Strategies for Learning Questionnaire for Junior High School yang

disusun berdasarkan pada aspek-aspek dalam Motivated Strategies for Learning

Questionnaire for Junior High School yang dikemukakan oleh Pintrich & Groot

(dalam Wang, 2012).

Pada skala ini pernyataan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu favorable

dan unfavorable. Metode yang digunakan sebagai pola dasar pengukuran skala ini

Page 12: Hubungan Tipe Kepribadian (Tipe A - Tipe B) Dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9011/2/T1_802010121_Full... · diartikan sebagai suatu usaha ... perubahan energi

12

adalah model Likert, yaitu skala Likert yang sudah dimodikasi dengan

menghilangkan kategori jawaban yang berada di tengah. Dengan demikian skala

Likert tersebut mempunyai empat macam pilihan jawaban yaitu, sangat sesuai

(SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS). Penyekoran ini

dilakukan dengan sistematika untuk item-item favorable, jawaban sangat sesuai

(SS) mendapat skor 4 dan bergerak menuju skor 1 untuk jawaban yang sangat

tidak sesuai (STS). Begitu juga dengan item-item unfavorable, jawaban sangat

tidak sesuai (STS) mendapat skor 4 dan bergerak menuju skor 1 untuk jawaban

sangat sesuai (SS). Semakin tinggi skor yang diperoleh pada skala ini, berarti

semakin tinggi motivasi belajar yang dimiliki. Sebaliknya, semakin rendah skor

yang diperoleh maka semakin rendah motivasi belajar yang dimiliki. Skala ini

terdiri dari 28 item. Dari penelitian Pintrich & Groot (dalam Wang, 2012) skala

ini memiliki α yang bergerak antara 0,70 sampai 0,90. Dalam penelitian ini juga

dilakuakan try out terpakai untuk menguji validitas dan reabilitas. Setelah

dilakukan uji daya diskriminasi item terdapat 11 item yang gugur dan 17 item

yang memiliki daya diskriminasi baik sesuai dengan batas koefisien korelasi item

total ≥ 0,25 (Azwar, 2012). Daya diskriminasi item yang diperoleh dalam

penelitian ini bergerak dari 0,283 sampai 0,627, sedangkan reliabilitas item 0,842.

Skala Tipe Kepribadian

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kepribadian dapat diperoleh

dari skala tes kepribadian yang disusun berdasarkan tes yang diadaptasi dari

Bortner (Edwards, 1992) yang berupa “Your Behavior Pattern”. Kuesioner ini

memberikan kesempatan kepada responden untuk menentukan apakah dia

cenderung berkepribadian tipe A atau tipe B. Tes ini berupa skala, dimana

masing-masing skala berisi sepasang kata sifat atau frase yang dipisahkan oleh

serangkaian angka-angka dari 1 sampai 11. Skala ini terdiri dari 14 pasang item

dan setiap item terdiri dari 2 pernyataan. Responden diminta untuk memilih antara

1 sampai 11 yang sesuai dengan dengan kondisi yang dialami responden.

Kemudian respon yang diperoleh, dijumlahkan kemudian dikategorikan dalam

kepribadian tipe A dan tipe B. Maka total skor bisa antara 14 sampai 154 dan

Page 13: Hubungan Tipe Kepribadian (Tipe A - Tipe B) Dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9011/2/T1_802010121_Full... · diartikan sebagai suatu usaha ... perubahan energi

13

dapat ditempatkan pada satu garis kesatuan yang berkesinambungan mulai dari

tipe A ekstrim sampai tipe B ekstrim. Dalam penelitian ini juga dilakukan try out

terpakai untuk menguji validitas dan reliabilitas.Setelah dilakukan uji daya

diskriminasi item terdapat 3 item yang gugur dan 11 item yang memiliki daya

diskriminasi baik sesuai dengan batas koefisien korelasi item total ≥ 0,25 (Azwar,

2012). Daya diskriminasi item yang diperoleh dalam penelitian ini bergerak dari

0,301 sampai 0,636, sedangkan reliabilitas item 0,813.

HASIL PENELITIAN

HASIL DESKRIPTIF

Motivasi Belajar

Tabel 1

Kriteria Skor Motivasi belajar

NO Interval Kategori Frekuen

si

Persentas

e

Mean Standar

deviasi

1. 55,25 ≤ x ≤ 68 Sangat

Tinggi

45 53,58%

53,57

6,47 2. 42,5 ≤ x < 55,25 Tinggi 35 41,66 %

4. 29,75 ≤ x < 42,5 Rendah 4 4,76 %

5 17 ≤ x < 29,75 Sangat

Rendah

0 0

Data di atas menunjukkan tingkat motivasi belajar dari 84 subjek yang

berbeda-beda, mulai dari tingkat sangat rendah hingga sangat tinggi. Pada

kategori sangat rendah didapati prosentase sebesar 0%, kategori rendah 4,76%,

kategori tinggi sebesar 41,66% dan kategori sangat tinggi sebesar 53,58% Mean

atau rata-rata yang diperoleh adalah 53,57 dengan standar deviasi sebesar 6,47.

Maka secara umum dapat dikatakan bahwa motivasi belajar yang dirasakan oleh

siswa SMA Negeri 01 Sekampung Udik, lampung Timur ini berada pada tingkat

yang tinggi.

Page 14: Hubungan Tipe Kepribadian (Tipe A - Tipe B) Dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9011/2/T1_802010121_Full... · diartikan sebagai suatu usaha ... perubahan energi

14

Tipe Kepribadian

Tabel 2

Kriteria Skor Tipe Kepribadian .

NO Interval Kategori Frekuen

si

Persenta

se

Mean Standar

deviasi

1. 93,5 ≤ x ≤ 121 Ekstrim

Tipe A

12 14,28%

66,08

24,67 2. 66 ≤ x < 93,5 Sedang

Tipe A

28

33,35%

4. 38,5 ≤ x < 66 Sedang

Tipe B

34

40,47 %

5 11 ≤ x < 38,5 Ekstrim

Tipe B

10 11,9 %

Data di atas menunjukkan tipe kepribadian dari 84 subjek yang berbeda-

beda, mulai dari tingkat sangat rendah hingga sangat tinggi. Pada kategori ekstrim

tipe B didapati prosentase sebesar 11,9%, kategori sedang tipe B sebesar 40,47%,

kategori sedang tipe A sebesar 33,35% dan kategori ekstrim tipe A sebesar

14,28%. Mean atau rata-rata yang diperoleh adalah 66,08 dengan standar deviasi

sebesar 24,67. Maka secara umum dapat dikatakan bahwa kepribadian siswa SMA

negeri 01 Sekampung Udik, Lampung Timur berada pada kategori sedang tipe B.

UJI ASUMSI

Uji Normalitas

Uji normalitas menggunakan Kolmogrovov-Smirnov pada program SPSS 16.0.

Data dikatakan normal bila memiliki nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 (p >

0,05). Dari hasil perhitungan diperoleh hasil skor tipe kepribadian berdistribusi

normal, yang dapat dilihat dari besarnya nilai K-S-Z sebesar 0,478 dengan nilai

sign. = 0,976 (p > 0, 05). Demikian juga motivasi belajar juga berdistribusi

normal, yang dapat dilihat dari besarnya nilai K-S-Z sebesar 1,224 dengan nilai

sign= 0,100 (p > 0,05).

Page 15: Hubungan Tipe Kepribadian (Tipe A - Tipe B) Dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9011/2/T1_802010121_Full... · diartikan sebagai suatu usaha ... perubahan energi

15

Uji Linearitas

Uji linieritas dilakukan untuk menguji integritas hubungan data yaitu

variabel bebas dan variabel terikat. Dengan kata lain, pengujian ini dilakukan

untuk mengetahui apakah variabel bebas memiliki hubungan yang linear dengan

variabel terikat atau tidak. Untuk perhitungannya, uji linieritas dilakukan dengan

menggunakan SPSS seri 16 for windows.

Berdasarkan hasil analisis hasil uji linearitas yang menggunakan table

Anova nilai Deviation from linearity maka dapat diketahui tipe kepribadian dan

motivasi belajar diperoleh nilai F beda sebesar 1, 015 dengan signifikansi 0,498

(p > 0,05) yang menunjukan hubungan antara variabel tipe kepribadian dengan

motivasi belajar adalah linier.

Uji Korelasi

Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi product moment-Pearson

dengan bantuan SPSS 16.0 didapatkan hubungan sebesar 0,096 dengan sig. =

0,192 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan tidak adanya hubungan positif yang

signifikan antara tipe kepribadian (tipe A – tipe B) dengan motivasi belajar pada

siswa SMA Negeri 01 Sekampung Udik, Lampung Timur.

Tabel 3

Correlations

TK MB

TK Pearson Correlation 1 .096

Sig. (1-tailed) .192

N 84 84

MB Pearson Correlation .096 1

Sig. (1-tailed) .192

N 84 84

Page 16: Hubungan Tipe Kepribadian (Tipe A - Tipe B) Dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9011/2/T1_802010121_Full... · diartikan sebagai suatu usaha ... perubahan energi

16

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi antara variabel tipe kepribadian (tipe

A – tipe B) dengan motivasi belajar pada siswa didapatkan dari kedua variabel

tersebut dengan besar korelasi 0,096 dengan signifikansi sebesar 0,192 (p > 0,05).

Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan positif antara tipe kepribadian

(tipe A & tipe B) dan motivasi belajar pada siswa di SMA Negeri 01 Sekampung

Udik, Lampung Timur. Dengan demikian dinyatakan dalam penelitian ini H0

diterima dan H1 ditolak.

Pada penelitian ini menyatakan bahwa hipotesis awal ditolak, peneliti

menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa hasi; uji statistik

penelitian ini tidak terbukti. Hal ini disebabkan kebanyakan subjek mengerjakan

secara berkelompok, sehingga kemungkinan subjek tidak terlalu fokus dalam

mengerjakan angket karena sambil berbincang dengan subjek yang lainnya.

Waktu yang singkat juga bisa menjadi sebab karena peneliti tidak bisa

mewawancarai subjek yang sedang mengerjakan angket. Beberapa subjek juga

saat mengerjakan angket hanya diam saja setelah menyelesaikan dikerjakan

langsung diberikan pada peneliti.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Tarmidzi

(2012) bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian dengan

prestasi akademik. Tidak adanya hubungan antara tipe kepribadian (tipe A – tipe

B) dengan motivasi belajar dapat dijelaskan dari penelitian Baron (dalam

Romadhon, 2006) yang menemukan bahwa prestasi yang dihasilkan oleh individu

dengan kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B berbeda. Kepribadian dengan

tipe A lebih berprestasi jika diberikan tugas-tugas yang kompleks dibandingkan

dengan individu kepribadian tipe B. Sebaliknya dalam melaksanakan tugas yang

mudah, individu yang mempunyai kepribadian tipe B akan menunjukkan prestasi

yang lebih tinggi dari pada individu yang mempunyai kepribadian tipe A.

Sementara itu penilaian prestasi belajar dalam penelitian ini mengandung tugas

kompleks dan tugas mudah, yang memungkinkan baik tipe kepribadian A maupun

tipe kepribadian B dapat pula sama – sama berprestasi.

Page 17: Hubungan Tipe Kepribadian (Tipe A - Tipe B) Dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9011/2/T1_802010121_Full... · diartikan sebagai suatu usaha ... perubahan energi

17

Selain itu pencapaian prestasi akademik ini tidak hanya dipengaruhi oleh tipe

kepribadian, namun ilmu pengetahuan terkait sikap dan prilaku ketika sedang

menjalankan proses belajar mengajar juga dapat membantu untuk meraih hasil

belajar yang baik. Menurut Azwar (2004) ada dua faktor yang mempengaruhi

prestasi akademik seseorang, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal meliputi faktor fisik dan faktor psikologis. Faktor fisik berhubungan

dengan kondisi fisik umum seperti pengelihatan dan pendengaran. Faktor

psikologis menyangkut faktor – faktor non fisik, seperti minat, motivasi, bakat,

intelegensi, sikap dan kesehatan. Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor fisik

dan faktor sosial. Faktor fisik menyangkut kondisi lingkungan belajar, sarana, dan

perlengkapan belajar, materi belajar dan kondisi lingkungan belajar. Faktor sosial

menyangkut dukungan sosial (keluarga, teman, masyarakat, sekolah) dan

pengaruh budaya.

Hasil penelitian tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lusiana,

Risma, dan Lesmana (2009) menemukan bahwa ada hubungan positif singnifikan

antara tipe kepribadian A dengan prestasi akademik pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Riau angkatan 2006. Penelitian ini tidak mendukung teori

yang menyebutkan bahwa motivasi belajar dengan kategori sangat memuaskan

sebagian besar dimiliki oleh mahasiswa dengan tipe kepribadian A, sesuai dengan

ciri kepribadian dari Tipe A yang cenderung terobsesi dengan keberhasilan dan

memiliki daya saing yang tinggi sehingga mendorong mereka untuk memberikan

prestasi yang optimal, namun tipe ini selain rentan terhadap stress juga sulit

bersosialisasi

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian yang telah disampaikan, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara variabel

tipe kepribadian (Tipe A – Tipe B) dengan variabel motivasi

Page 18: Hubungan Tipe Kepribadian (Tipe A - Tipe B) Dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9011/2/T1_802010121_Full... · diartikan sebagai suatu usaha ... perubahan energi

18

belajar pada siswa SMA Negeri 01 Sekampung Udik, Lampung

Timur.

2. Motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa termasuk dalam kategori

tinggi.

3. Tipe Kepribadian (Tipe A – Tipe B) pada siswi cenderung

memiliki tipe kepribadian B.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diketahui, maka penulis mengajukan

saran kebeberapa pihak yaitu :

1. Bagi Siswa

Siswi diharapkan dapat memiliki motivasi belajar yang baik tanpa perlu

kuatir tentang tipe kepribadian mereka, sehingga siswa dapat mencapai

tujuan dengan maksimal.

2. Bagi peneliti selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode penelitian yang

berbeda, misalnya menggunakan metode kualitatif, sehingga hasil

yang didapat lebih akurat.

b. Peneliti selanjutnya juga dapat menggunakan hasil penelitian ini

dengan mengaitkannya pada faktor-faktor lain yang sesuai dengan

fenomena yang ada, sehingga dapat menjawab fenomena yang

terjadi melalui bukti empiris dan faktual. Misalnya faktor

lingkungan teman sebaya atau konformitas.

c. Peneliti selanjutnya memasukkan variabel jenis pekerjaan yang

sesuai dengan tipe kepribadian (tipe A – tipe B).

Page 19: Hubungan Tipe Kepribadian (Tipe A - Tipe B) Dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9011/2/T1_802010121_Full... · diartikan sebagai suatu usaha ... perubahan energi

19

Daftar Pustaka

Adityawan, P. (2013). Hubungan Tipe Kepribadian Berdasarkan Temperamen

Dengan Tingkat Motivasi Belajar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Media

Husada. Volume 02 Nomor 01. Diunduh 02 Juli 2014 dari

http://www.widyagamahusada.ac.id/psb_detail.php?id=85

Azwar, S. (1999). Penyusuan Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

_________ (2012). Penyusunan skala psikologi. Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Citra, K.A.A.S, Drs. Ruspawan,IDM, Skp, Biomed. M, Rindjani, I. A S.Kep.

(2013). Hubungan antara tipe kepribadian dengan Motivasi belajar

mahasiswa semester viii Program studi ilmu keperawatan Fakultas

kedokteran Universitas Udayana. Skripsi. Universitas Udayana

Dalyono, M. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Dimyanti. Mudjiono. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Djiwandono, S. E. W. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia

Widiasarana Indonesia

Edwards, J. R (1992). Assessing Your Behavior Pattern. University of Virginia

Friedman, M. Rosenman, R. (1974). Type A Behavior And Your Heart. New

York: Alfred A. Knopf Published

Hall & Lindzey. (1993). Psikologi Kepribadian 3. Teori-teori Sifat dan

Behavioristik. Yogyakarta: Kanisius

Hamdu & Agustina. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi

Belajar IPA Di Sekolah Dasar . Jurnal Penelitian Pendidikan . Volume. 12

No. 1. Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

Kartono. (1980). Teori Kepribadian. Bandung. Alumni

Page 20: Hubungan Tipe Kepribadian (Tipe A - Tipe B) Dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9011/2/T1_802010121_Full... · diartikan sebagai suatu usaha ... perubahan energi

20

Lekatompessy, Y. (2010). Hubungan Antara Intensitas Game Online Dengan

Motivasi Belajar Siswa SMU Negeri 1 Salatiga. Skripsi. (Tidak

Diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana

Lusiana. Risina. Lesmana. (2009). Hubungan Tipe Kepribadian dengan Prestasi

Akademik pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau

Angkatan 2006. Jurnal Ilmiah Kedoktern. Volume 03 Nomer 01. Fakultas

Kedokteran Universitas Riau

Nawawi, H, Hadari. (2005). Metode Penelitian Bidang Sosial. Gadjah Mada

University Press Yogyakarta

Romadhon, N. (2011). Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Guru

Sekolah Dasar Dengan Kepribadian Sebagai Variabel Moderasi. Skripsi.

Fakultas Ekonomi Universitas Mihammdiyah Yogyakarta

Sardiman, A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT

Raja Grafindo Persada

Satiti, R.F. (2007). Perbedaan Motivasi Kerja Berdasarkan Kepribadian Tipe A

dan Tipe B. Skripsi. (Tidak diterbitkan). Salatiga . Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Satya Wacana

Sukandarrumidi. (2006). Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti

Semula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Sukmadinata, (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda

Karya

Suryabrata, S. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali

Tardmizi, D. S. (2012). Hubungan antara tipe kepribadian: ekstreovet dan

introvert dengan prestasi akademik mahasiswa fakultas tehnik universitas

indonesia. Skrispi. Depok: Universitas Indonesia.

Wang. (2012). Revised Motivated Strategies for Learning Questionnaire for

Secondary School Students. The International Journal of Research and

Review.

Page 21: Hubungan Tipe Kepribadian (Tipe A - Tipe B) Dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9011/2/T1_802010121_Full... · diartikan sebagai suatu usaha ... perubahan energi

21

Winkel, W. S. (1983). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta. PT

Gramedia

Winkel. 2004. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta. Media Abadi

Wijaya , Mia. (2011). Hubungan Antar Motivasi belajar, Disiplin Belajar Dengan

Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Gugus Ki Hajar Dewantara

Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripi

(Tidak Diterbitkan). Salatiga. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana.