hubungan penggunaan instagram dengan · 2018-11-28 · hubungan penggunaan instagram dengan...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN PENGGUNAAN INSTAGRAM DENGAN
SELF-PRESENTATION MAHASISWA
(Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta dan Universitas Pamulang)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu
Sosial (S.Sos)
Oleh
Yosa Yunita
NIM: 11140510000103
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H / 2018 M
v
ABSTRAK
Yosa Yunita
Hubungan Penggunaan Instagram dengan Self-Presentation
Mahasiswa Perguruan Tinggi Tangerang Selatan
Instagram merupakan media berbagi foto atau video.
Instagram menggunakan foto sebagai bentuk penyampaian pesan.
Bentuk interaksi dalam Instagram dapat dilakukan dengan
memberikan like atau komentar di dalam unggahan foto. Dalam
menggunakan Instagram tentu seseorang memiliki tujuan masing-
masing. Salah satunya menjadikan Instagram sebagai media
untuk mempresentasikan dirinya. Presentasi diri merupakan
upaya individu untuk menumbuhkan kesan tertentu di depan
orang lain dengan cara menata perilaku agar orang lain memaknai
identitas dirinya sesuai dengan apa yang ia inginkan.
Dalam penelitian ini, penulis ingin mencari tahu apakah
ada hubungan antara penggunaan Instagram dengan presentasi
diri mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Universitas Pamulang, dengan memberikan kuesioner
kepada 100 responden. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan
yaitu kuesioner dan dokumentasi. Dimana kuesioner dalam
penelitian ini menggunakan google form.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
penggunaan Instagram dan presentasi diri. Penulis menggunakan
teori penggunaan Instagram dengan dimensi aktivitas Instagram
yang dikemukakan oleh Atmoko, dan indikator yang digunakan
yaitu posting, followers, following, like, comment, dan geo-
tagging. Sedangkan dalam teori presentasi diri, penulis
menggunakan teori presentasi diri Goffman dengan indikator
Ingratiation, Self-promotion, Intimidation, Exemplification dan
Supplifacation.
Berdasarkan hasil dan penelitian, korelasi atau hubungan
antara penggunaan Instagram dengan presentasi diri mahasiswa
Perguruan Tinggi Tangerang Selatan kuat, dengan nilai 0,743.
Adapun hasil uji hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga ada hubungan antara
penggunaan Instagram dengan presentasi diri mahasiswa
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan
Universitas Pamulang.
Kata kunci: Instagram, presentasi diri, kuantitatif.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim...
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT
yang telah melimpahkan kenikmatan yang begitu luar biasa serta
karunianya yang begitu indah sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Penggunaan
Instagram Dengan Self-Presentation Mahasiswa Perguruan
Tinggi Tangerang Selatan” dengan baik. Shalawat serta salam
selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW
yang menjadi suri tauladan seluruh umat Islam.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak
menemukan suka duka yang terkadang membuat penulis merasa
lelah dan putus asa. Namun dibalik itu semua, Allah SWT selalu
membantu penulis dengan mengirimkan orang-orang yang selalu
memberikan semangat dan membantu penulis untuk bangkit dan
menyelesaikan tugas akhir ini, untuk meraih gelar strata satu.
Oleh karena itu dengan ketulusan, penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu penulis dengan segala arahan, bimbingan, semangat,
motivasi serta semua kebaikan yang telah diberikan kepada
penulis. Terima Kasih kepada:
1. Dr. Arif Subhan, M.A, sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Wakil Dekan I Suparto, M.Ed, Ph.D, Wakil Dekan II Dr.
Roudhonah, M. Ag dan Wakil Dekan III Drs. H. Suhaimi,
vii
M. Si Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Masran, MA sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
4. Fita Fathurokhmah, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam.
5. Amirudin, M.Si sebagai pembimbing penulis yang telah
memberikan bimbingan, petunjuk serta kemudahan dan
dorongan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
dari awal hingga akhir dengan penuh kesabaran dan
dedikasi yang tinggi.
6. Drs. H. Suhaimi, M. Si sebagai Dosen Pembimbing
Akademik.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang telah memberikan ilmu yang sangat
berharga dan dengan harapan ilmu tersebut dapat
bermanfaat untuk penulis.
8. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Responden dalam penelitian ini, yaitu Mahasiswa
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan
Universitas Pamulang, terimakasih sudah meluangkan
waktunya sehingga penelitian ini dapat terlaksana.
10. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Waryono dan Ibunda
Sundarmiwati, terimakasih atas do’a yang tiada hentinya
diberikan kepada penulis sehingga bisa sampai pada tahap
viii
ini, serta selalu memberi semangat dan kasih sayang yang
tidak terhingga. Juga kepada kedua adikku Shafira
Gaidtsa Az-Zahra dan Muhammad Alpariza, semoga
Allah berikan kita kesempatan untuk terus belajar lagi dan
lagi. Amiiin...
11. Teruntuk yang selalu menemani hari-hari penulis selama
kuliah, UNFAEDAH, yaitu Iffah, Dian, Mei dan Dini,
terimakasih atas dukungan dan kegilaan kalian yang
selalu menghibur. Semoga setelah ini kita menjadi orang-
orang yang berfaedah dan tetap menjaga silaturahmi.
12. Kepada peri kecil yang telah benar-benar menjadi
penolong tapi tetap butuh ditolong juga, yang telah
menjadi penyemangat tapi tetap butuh disemangati juga,
yang selalu siap menemani tapi tetap butuh ditemani juga.
Terimakasih sudah selalu ada sedari masa membuat
proposal, bimbingan, mencari data, bahkan sampai
mencari jodoh;). Semoga kita dapat mencapai kesuksesan
dan bisa segera mewujudkan khayalan-khayalan kita.
13. Teman-teman KPI B yaitu Iffah, Dian, Dini, Mei, Caca,
Uum, Dinda, Novi, Amira, Andita, Iis, Firly, Aya, Tiara,
Widya, Salfa, Suci, Aini, Ilka, Rofi, Dimas, Mufid,
Hasyim, Waqid, Firman, Ozi, Ozan, dan kak Dika, yang
selalu menemani hari-hari menghadapi pelajaran dan
tugas-tugas dengan penuh canda tawa. Terimakasih telah
menjadi teman belajar yang sangat menyenangkan.
ix
14. Teman-teman KPI 2014, terimakasih atas
kebersamaannya yang begitu berkesan dan telah menjadi
teman belajar yang sangat menyenangkan.
15. Teman-teman KKN PEMUKA, terimakasih atas
kebersamaannya yang meskipun singkat tapi begitu
berkesan.
16. Sahabatku sejak tahun 2003, Anis Arfian Maulida,
terimakasih selalu memberi tawa setiap kali penulis
merasa jenuh, selalu memberi semangat. Semoga
kebersamaan kita tetap terjalin.
17. Untuk semua orang yang mengenal penulis dan telah
membantu dalam penelitian skripsi ini, yang tidak dapat
disebutkan satu per satu. Tanpa mengurangi rasa hormat,
penulis ucapkan terima kasih yang begitu besar. Semoga
Allah membalas segala kebaikan dengan balasan terbaik-
Nya. Amin.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini
masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan
saran dan kritik yang membangun guna perbaikan di masa yang
akan datang. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat, terutama bagi penulis sendiri serta bagi kemajuan
dunia pendidikan.
Jakarta, Juli 2018
Penulis
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................ vi
DAFTAR ISI ................................................................................ x
DAFTAR TABEL ..................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 9
C. Batasan Masalah ................................................................ 10
D. Rumusan Masalah ............................................................. 10
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................... 11
F. Kajian Terdahulu .................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................... 15
A. Landasan Teori .................................................................. 15
1. New Media ................................................................... 15
2. Media Sosial ................................................................ 17
3. Instagram ..................................................................... 22
4. Self-Presentation ......................................................... 26
B. Kerangka Pemikiran .......................................................... 31
C. Hipotesis ............................................................................ 32
BAB III METODE PENELITIAN .......................................... 33
A. Populasi dan Sampel .......................................................... 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 36
C. Sumber Data ...................................................................... 37
xi
D. Instrumen Penelitian .......................................................... 38
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 39
F. Teknik Analisis Data ......................................................... 40
1. Uji Normalitas Data ..................................................... 41
2. Uji Koefisien Korelasi ................................................. 41
3. Uji Hipotesis ................................................................ 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......... 44
A. Deskripsi Responden ......................................................... 44
B. Pengolahan Uji Instrumen ................................................. 47
1. Tanggapan Responden Tentang Penggunaan Instagram
(Variabel X) ................................................................. 47
2. Tanggapan Responden Tentang Self-Presentation
Mahasiswa Perguruan Tinggi Tangerang Selatan
(Variabel Y) ................................................................. 61
C. Rekapitulasi Validasi dan Reabilitas Instrumen ................ 73
D. Hasil Analisis Data Penelitian ........................................... 76
1. Uji Normalitas Data .......................................................... 76
2. Uji Koefisien Korelasi ................................................. 77
3. Uji Signifikan .............................................................. 78
BAB V PENUTUP ..................................................................... 80
A. Kesimpulan .................................................................... 80
B. Saran ................................................................................ 82
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 83
LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................... 87
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa UIN Jakarta dan UNPAM tahun
2018/2019 .................................................................................... 33
Tabel 3.2 Proportionate Stratified Random Sampling ................ 36
Tabel 3.3 Skala likert .................................................................. 39
Tabel 3.4 Tingkat korelasi dan Kekuatan Hubungan .................. 42
Tabel 4.1 Asal Universitas .......................................................... 44
Tabel 4.2 Jenis Kelamin .............................................................. 45
Tabel 4.3 Pengguna Instagram ................................................... 45
Tabel 4.4 Lama Menggunakan Instagram ................................... 46
Tabel 4.5 Frekuensi Penggunaan Instagram .............................. 47
Tabel 4.6 Tanggapan Responden pada Pernyataan 1 .................. 48
Tabel 4.7 Tanggapan Responden pada Pernyataan 2 ................. 49
Tabel 4.8 Tanggapan Responden pada Pernyataan 3 .................. 50
Tabel 4.9 Tanggapan Responden pada Pernyataan 4 .................. 50
Tabel 4.10 Tanggapan Responden pada Pernyataan 5 ............... 51
Tabel 4.11 Tanggapan Responden pada Pernyataan 6 ................ 53
Tabel 4.12 Tanggapan Responden pada Pernyataan 7 ................ 54
Tabel 4.13 Tanggapan Responden pada Pernyataan 8 ................ 55
Tabel 4.14 Tanggapan Responden pada Pernyataan 9 ................ 56
Tabel 4.15 Tanggapan Responden pada Pernyataan 10 .............. 57
Tabel 4.16 Tanggapan Responden pada Pernyataan 11 .............. 59
Tabel 4.17 Tanggapan Responden pada Pernyataan 12 .............. 60
Tabel 4.18 Tanggapan Responden pada Pernyataan 13 .............. 61
Tabel 4.19 Tanggapan Responden pada Pernyataan 14 .............. 62
xiii
Tabel 4.20 Tanggapan Responden pada Pernyataan 15 .............. 63
Tabel 4.21 Tanggapan Responden pada Pernyataan 16 .............. 64
Tabel 4.22 Tanggapan Responden pada Pernyataan 17 .............. 66
Tabel 4.23 Tanggapan Responden pada Pernyataan 18 .............. 66
Tabel 4.24 Tanggapan Responden pada Pernyataan 19 .............. 67
Tabel 4.25 Tanggapan Responden pada Pernyataan 20 .............. 68
Tabel 4.26 Tanggapan Responden pada Pernyataan 21 .............. 69
Tabel 4.27 Tanggapan Responden pada Pernyataan 22 .............. 70
Tabel 4.28 Tanggapan Responden pada Pernyataan 23 .............. 71
Tabel 4.29 Tanggapan Responden pada Pernyataan 24 .............. 72
Tabel 4.30 Uji Validitas Variabel X ........................................... 73
Tabel 4.31 Uji Validitas Variabel Y ........................................... 74
Tabel 4.32 Uji Reliabilitas Variabel X ........................................ 75
Tabel 4.33 Uji Reliabilitas Variabel Y ........................................ 75
Tabel 4.34 Uji One-Sample Kolmogorov Smirnov Test .............. 76
Tabel 4.35 Uji Correlations ........................................................ 77
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Contoh Self-Presentation Di lihat dari Following
Instagram ....................................................................................... 4
Gambar 1.2 Contoh Self-Presentation Busana yang Fashionable ...... 5
Gambar 2.1 Logo Instagram dan Tampilan Instagram .............. 22
Gambar 4.1 Mahasiswi UIN Jakarta yang Memiliki Banyak Followers
di Instagram .................................................................................. 53
Gambar 4.2 Mahasiswi UNPAM yang Menggunakan Fitur Lokasi
pada Unggahan Foto di Instagramnya .............................................. 58
Gambar 4.3 Mahasiswi UIN Jakarta yang Menunjukkan Kemampuan
Fashionnya di Instagram ............................................................... .64
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi saat ini mempermudah
manusia dalam berinteraksi. Pengiriman maupun
penerimaan pesan dan informasi, kini bisa dilakukan
dengan menggunakan beragam media yakni audio, visual,
audio visual, serta digital. Koran, radio, televisi bahkan
komputer dan telepon genggam dalam media jaringan
internet kini telah dengan mudah didapatkan. Salah satu
layanan internet yang paling populer dikalangan
masyarakat saat ini yaitu media sosial.
Media sosial adalah medium di internet yang
memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya
maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi,
berkomunikasi dengan pengguna lain, dan membentuk
ikatan sosial secara virtual.1 Dengan perkembangan media
sosial saat ini, setiap orang dapat berbagi apa saja secara
cepat dan tak terbatas. Media sosial dinilai bisa menjadi
wadah bagi karya, ide, tanggapan, serta opini. Media
sosial itu seperti Twitter, Blog, Instagram, Facebook,
YouTube.
1 Dr. Rulli Nasrullah, M.Si., Media Sosial Perspektif Komunikasi,
Budaya, dan Sosioteknologi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015), h.
11.
2
Salah satu bentuk media sosial yang paling cepat
pertumbuhannya adalah Instagram. Instagram adalah
media yang memberi kemudahan cara berbagi secara
online foto dan video di Instagram. Sistem sosial di
Instagram adalah dengan menjadi pengikut akun
pengguna lainnya, atau memiliki pengikut Instagram.
Dengan demikian, komunikasi antara sesama pengguna
dapat terjalin dengan memberi tanda suka dan
mengomentari foto yang telah diunggah.
Dikutip dari kompas.com, bahwa sejak April 2017
hingga September 2017 jumlah pengguna aktif Instagram
bertambah sebanyak 100 juta. Secara keseluruhan jumlah
pengguna aktif bulanan Instagram kini sudah mencapai
kisaran 800 juta. Carolyn Everson, Vice President Global
Marketing Solutions Facebook selaku perusahaan induk
Instagram mengatakan bahwa, sebanyak 500 juta dari
angka tersebut merupakan pengguna aktif harian.2 Di
Indonesia sendiri, tak kurang dari 45 juta pengguna
Instagram secara aktif, serta tercatat sebagai pembuat
konten Instagram Story terbanyak di dunia. Hingga
sampai Juli 2017, Indonesia menjadi komunitas Instagram
terbesar di Asia Pasifik, serta salah satu pasar terbesar di
dunia.3
2 https://tekno.kompas.com/read/2019/29/06304447/naik-100juta-
berapa-jumlah-pengguna-instagram-sekarang&hl=id-ID diakses 05 Maret
2018. 3
https://bisnis.tempo.co/read/894605/45-juta-pengguna-instagram-
indonesia-pasar-terbesar-di-asia&hl=id-ID diakses 05 Maret 2018.
3
Semakin berkembangnya Instagram di masyarakat,
beragam pula karakter pengguna media sosial ini. Ada
yang menggunakannya sebagai media mengekspresikan
diri ataupun sebagai media bisnis. Dapat dikatakan bahwa
media sosial saat ini memiliki kekuatan tersendiri untuk
memengaruhi individu, salah satu contohnya adalah
menjadikan media sosial sebagai wadah untuk
mempresentasikan diri.
Saat berinteraksi dengan orang lain, khusunya di dunia
maya, seringkali perhatian individu tertuju pada
bagaimana orang akan menilai perilakunya, bagaimana
orang lain berfikir sesuai dengan pemikiran individu.
Maka perlu dilakukan presentasi diri, yaitu usaha untuk
mengatur kesan yang orang lain tangkap mengenai diri
baik secara disadari maupun tidak.4 Keistimewaan
Instagram dalam menggunakan foto sebagai media
penyampaian pesan memungkinkan media sosial ini
menjadi wadah untuk mempresentasikan diri. Keinginan
untuk membuat kesan yang sempurna dan sesuai kepada
orang lain dengan cara melakukan yang terbaik untuk
terlihat sempurna.
Dalam presentasi diri, media sosial dipandang sebagai
perpanjangan diri penggunanya. Pengguna media sosial
akan menata media yang dipakainya selayaknya ruang
tamu bagi para pengunjungnya. Sementara dalam media
4 Meinarno dan Sarwono S.W., Psikologi Sosial, (Jakarta: Salemba
Humanika, 2009), h. 42.
4
sosial, setiap orang akan memiliki tujuan yang spesifik
saat melakukan presentasi diri. Untuk mendapatkannya,
seseorang harus bisa menyesuaikan cara-cara
mempresentasikan dirinya sesuai dengan sosok yang
diinginkannya. Presentasi diri yang dilakukan meliputi
manipulasi simbol-simbol seperti cara berpakaian,
penggunaan make-up, aksesoris, isi pesan, kekayaan, serta
sikap. Dalam hal ini, kepribadian seseorang juga dapat
dilihat melalui presentasi dirinya di Instagram.
Bentuk presentasi diri dapat dilihat dari following atau
akun apa saja yang banyak diikuti, jika banyak mengikuti
akun tentang olahraga badminton, maka dapat dikatakan
si pemilik akun menyukai olahraga tersebut.
Sumber Gambar : Instagram Penulis
Gambar 1.1
Contoh Self-Presentation Di lihat dari Following Instagram
5
Bentuk presentasi diri juga dapat dilakukan melalui
unggahan fotonya di Instagram, jika pemilik akun ingin
dikatakan sebagai pecinta fashion, maka perbanyak meng-
upload foto terkait gaya busana yang fashionable.
Sumber Gambar : Homepage Instagram @melodyprima
Gambar 1.2
Contoh Self-Presentation Busana yang Fashionable
Saat ini seperti tak ada batasan untuk mengungkapkan
segalanya di media sosial. Apapun dilakukan demi
mendapatkan pengakuan diri di Instagram. Berusaha
menata home page Instagram sebaik mungkin demi
menuntaskan hawa nafsunya agar di akui. Dalam Islam,
Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas
hanya demi duniawi (Surat an naazi’at ayat 37-41):
6
ى )غ
ا من ط م
أيا )73ف
ه الد
حياة
ز ال
وي )73( وآث
أ جحيم هي ال
إن ال
ا من 73( ف م
( وأ
هىي )فس عن ال هى الن
ه وه ام رب
مق
اف
وي )04خ
أ هي ال
ة جن
إن ال
04( ف
“Adapun orang yang melampaui batas. Dan lebih
mengutamakan kehidupan dunia. Maka sesungguhnya
nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang
yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri
dari keinginan hawa nafsunya. Maka sesungguhnya
syurgalah tempat tinggal(nya).”
Ketika mem-posting foto di Instagram, tidak sedikit
orang yang membentuk atau mengelola kesan dengan
melakukan manipulasi keadaan. Sudah marak sekali
pemalsuan dalam media sosial Instagram, meng-upload
foto yang tidak sesuai dengan dirinya demi mendapatkan
pengakuan dari orang lain. Banyak bentuk presentasi diri
seseorang di media sosial saat ini yang dikatakan sebagai
taktik tersembunyi, yaitu membangun penampilan yang
tidak sesuai dengan keadaan aslinya.
Dalam hal tersebut, Islam melarang makhluknya
untuk melakukan manipulasi, dalam surat Ash-Shaff ayat
2-3:
ه بر مقتا عند اال
ىن . ك
فعل
ت
ىن ما ال
قىل
منىا لم ت
ذين ا
ها ال ياي
ىن .فعل
تىن ماال
قىل
ن ت
أ
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu
mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat
7
besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan
apa-apa yang tidak kamu kerjakan.”
Dari memanipulasi keadaan itu, maka bentuk
presentasi diri tersebut sudah terlalu berlebihan hanya
demi mendapatkan sebuah pengakuan dari orang lain.
Dalam surat Al-Maidah ayat 77 Allah SWT bersabda
bahwa tidak menyukai sesuatu yang berlebihan.
.... ى لغ
ت
كتاب ال
هل ال
ل يا أ
حقق
ير ال
م غ
ا في دينك
“Katakanlah, hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-
lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar
dalam agamamu....”
Kalangan anak muda pada usia 18-24 tahun
merupakan pengguna terbanyak dalam fenomena
Instagram ini. Pada bulan Januari 2016 lalu, lembaga riset
Taylor Nelson Sofres (TNS) Indonesia merilis data
pengguna dan beberapa informasi lain terkait Instagram di
Indonesia. Penelitian yang dilakukan secara online oleh
TNS tersebut dilakukan kepada 506 pengguna Instagram
dari usia 18 hingga 44 tahun. Kalangan anak muda (18-24
tahun) mendominasi penggunaan Instagram di Indonesia
dengan persentase sebanyak 59%. Dari 59% penggunanya
merupakan lulusan sarjana atau yang sedang menempuh
pendidikan sarjana, mereka yang terdidik dan mapan.
8
Diurutan kedua dari usia 25-34 tahun, dan posisi terakhir
berusia 34-44 tahun.5
Oleh sebab itu penelitian ini memilih mahasiswa
sebagai objek penelitian. Pada usia tersebut, merupakan
masa peralihan dari remaja akhir ke dewasa awal. Masa
peralihan yang dialami mahasiswa, mendorong
mahasiswa menghadapi berbagai tuntutan dan tugas
perkembangan yang baru.6 Di Tangerang Selatan kurang
lebih terdapat 23 perguruan tinggi. Salah satunya
Universitas Pamulang yang memiliki jumlah mahasiswa
terbanyak di daerah Banten, selain itu ada juga Perguruan
Tinggi Negeri yang menjadi icon di Tangerang Selatan
yaitu Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Universitas Pamulang merupakan perguruan
tinggi besar di Tangerang Selatan dengan jumlah
mahasiswa yang cukup banyak, sangat populer dan sangat
diminati, maka peneliti mengambil populasi mahasiswa di
dua perguruan tinggi tersebut untuk dijadikan bahan
penelitian ini.
Berdasarkan fenomena yang sudah dipaparkan
mengenai maraknya penggunaan Instagram yang salah
satunya dijadikan sebagai tempat untuk
mempresentasikan diri penggunanya, maka penulis
5 Dailysocial.id diakses 05 Maret 2018.
6 Monk, F. J., Knoers, A. M. P., Hadianto, S. R, Psikologi
Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya, (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2001), h. 28.
9
tertarik untuk mencari tahu penggunaan Instagram
dikalangan mahasiswa perguruan tinggi di Tangerang
Selatan pada mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Universitas Pamulang, apakah
terdapat hubungan antara penggunaan Instagram dengan
presentasi diri mahasiswanya. Dari latar belakang masalah
di atas, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul
“Hubungan Antara Penggunaan Instagram dengan
Self-Presentation Mahasiswa (Studi Kasus pada
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Universitas Pamulang)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas,
maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan
sebagai berikut:
1. Perkembangan teknologi semakin berkembang saat
ini, hingga muncul media sosial sebagai dunia
berinteraksi yang paling digemari karena
kemudahannya.
2. Instagram menjadi salah satu media sosial yang paling
digemari dan paling cepat perkembangannya.
3. Salah satu kegunaan Instagram adalah untuk
mempresentasikan diri penggunanya, yaitu upaya
untuk menumbuhkan kesan agar orang lain memaknai
identitas dirinya sesuai dengan apa yang ia inginkan..
10
4. Presentasi diri di Instagram dapat dilakukan melalui
unggahan foto atau video sang pengguna Instagram.
5. Kalangan mahasiswa atau sarjana menjadi pengguna
Instagram terbanyak, yang berada di usia 18-24 tahun.
C. Batasan Masalah
Untuk memudahkan penelitian yang akan dilakukan,
maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada
mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Universitas Pamulang yang memiliki dan
menggunakan Instagram.
D. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah di atas, maka rumusan masalah
pokok dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana penggunaan Instagram di kalangan
mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Universitas Pamulang?
2. Bagaimana presentasi diri mahasiswa Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan
Universitas Pamulang melalui Instagram?
3. Apakah ada hubungan antara penggunaan Instagram
dengan presentasi diri mahasiswa Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan Universitas
Pamulang?
11
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang peneliti ajukan,
maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
bertujuan :
1. Untuk mengetahui penggunaan Instagram di
kalangan mahasiswa Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta dan Universitas
Pamulang.
2. Untuk mengetahui presentasi diri mahasiswa
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Universitas Pamulang melalui
Instagram.
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
penggunaan Instagram dengan presentasi diri
mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Universitas Pamulang.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Akademis
Diharapkan penelitian ini dapat memberi
kontribusi pengetahuan di bidang komunikasi,
yang berkaitan dengan presentasi diri dalam
media.
b. Kegunaan Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan
literatur oleh peneliti selanjutnya yang akan
12
meneliti tentang masalah yang berkaitan dengan
penelitian ini.
F. Kajian Terdahulu
Penyusunan penelitian ini akan menggunakan skripsi
terdahulu sebagai bahan acuan dan referensi tambahan.
Adapun skripsi terdahulu yang akan digunakan adalah:
a. Himasty Nurmaysari menyimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara Aktivitas
Menggunakan Instagram dengan Presentasi Diri
Blogger Perempuan. Penelitian Himasty dan
penelitian ini sama-sama ingin mencari tahu hubungan
antara instagram dengan presentasi diri. Perbedaannya
pada subjek yang diteliti serta teori yang digunakan.
Penelitian terdahulu menggunakan subjek komunitas
blogger perempuan. Sedangkan pada penelitian ini
menggunakan subjek mahasiswa Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan Universitas
Pamulang. Selain itu, pada penelitian Himasty
mencari tahu hubungan antara motivasi menggunakan
Instagram dengan aktivitas menggunakan Instagram,
sehingga pada penelitian terdahulu menggunakan teori
Uses and Gratifications.7
7 Himasty Nurmaysari, Jurnal Instagram dan Presentasi Diri (Studi
Korelasi Aktivitas Menggunakan Instagram dengan Presentasi Diri Komunitas
Blogger Perempuan), (Surakarta, Universitas Sebelas Maret , Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik, 2018).
13
b. Christiany Judita menyimpulkan bahwa sebagian
besar responden mempresentasikan diri di media
sosial Path secara normal (biasa), namun ada juga
yang melakukannya secara berlebihan. Persamaan
kedua penelitian ini terletak pada presentasi diri yang
diteliti. Sedangkan perbedaannya adalah pada
penelitian terdahulu, yang diteliti adalah bagaimana
bentuk presentasi diri di media sosial Path, dan pada
penelitian ini yang diteliti adalah sejauh mana
hubungan antara penggunaan instagram dengan
presentasi diri mahasiswa.8
c. Meidiana Catur Astiani menyimpulkan bahwa pada
panggung depan, pengguna instagram menggunakan
aspek setting dan tampilan untuk mendukung segala
bentuk presentasi diri di instagram, dengan
menampilkan foto-foto terbaik yang sudah diberikan
filter. sedangkan pada panggung belakang, ternyata
para mahasiswa ilmu komunikasi yang menjadi subjek
penelitian ini, memiliki hobi yang sama yaitu
fotografi. Persamaan kedua penelitian ini terletak pada
penggunaan instagram sebagai alat presentasi diri.
Perbedaannya ada pada metode yang digunakan serta
pada aspek yang diteliti. Meidiana menggunakan
metode penelitian kualitatif dengan meneliti aspek
8 Christiany Judita, Jurnal Presentasi Diri dalam Media Sosial Path,
(Makassar: Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan
Informatika, 2014).
14
presentasi diri melalui penggunaan filter foto dalam
Instagram, sedangkan penelitian ini mengunakan
metode kuantitatif dan ingin mencari tahu hubungan
instagram dengan presentasi diri.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. New Media (Media Baru)
Di sepanjang dekade 1980-an teknologi komputer
berkembang pesat, sehingga melahirkan teknologi media
baru atau new media. Menurut Sonia Livington, istilah
“new” disini lebih dipahami sebagai apa yang baru bagi
masyarakat, yakni dalam konteks sosial dan kultur, bukan
dengan semata-mata memahaminya hanya sebagai sebuah
piranti atau artefak dimana lebih berkaitan dengan
konteks teknologi itu sendiri. New media dapat dibatasi
sebagai ide, perasaan, dan pengalaman yang diperoleh
seseorang melalui keterlibatannya dalam medium dan cara
berkomunikasi yang baru, berbeda dan lebih menantang.
New Media atau media baru merupakan media yang
menggunakan internet, media online berbasis teknologi,
berkarakter fleksibel, berpotensi interaktif dan dapat
berfungsi secara publik.1 Media baru dan media lama
sangatlah berbeda. Perbedaan tersebut dapat di lihat
melalui pendekatan interaksi sosial dan integritas sosial
media baru dan media lama. Pendekatan interaksi sosial
membedakan media dengan seberapa mirip media tersebut
dengan model interaksi tatap muka. Media yang lebih
1 Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Salemba
Humanika, 2011), h. 43.
16
lama memiliki peluang interaksi yang sedikit, media yang
lebih menekankan penyebaran informasi dan sedikit
adanya interaksi yang diciptakan seperti halnya radio dan
televisi. Media baru lebih memiliki interaksi didalamnya
komunikator dengan komunikannya lebih bebas
berkomunikasi dan berinteraksi.2
Perkembangan tekonologi yang semakin memudahkan
kita dalam berinterkasi, mengingatkan kita pada firman
Allah SWT dalam surat Alam Nasyrah ayat 5 dan 6:
عسس يسسا ﴿إن مع ال
عسس يسسا ﴿٥ف
﴾٦﴾ إن مع ال
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan.”
Dengan semakin di mudahkan nya komunikasi saat
ini, membuat manusia harus bersyukur dan perlu
mengingat pada firman Allah SWT dalam surat ar-rahman
dan surat ibrahim ayat 7 :
بان ر
ك
ما ت
ك ء زب
ل
ي آ
بأ
ف
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu
dustakan”
2 Littlejohn & Foss, Teori komunikasi, (Jakarta : Salemba Humanika,
2009), h. 413.
17
ابي م إن عر
فست
ئن ك
م ول
ك شيده
م ل
ست
ك
ئن ش
م ل
ك ن زب
ذ
أ ت
وإذ
ديد
ش ل
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;
Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih".
Menurut McQuail (1987: 17-18) media baru memiliki
ciri-ciri utama yang membedakannya dengan "media
lama" yaitu:
1. Desentralisasi, pengadaan dan pemilihan berita tidak
lagi sepenuhnya berada di tangan pemasok
komunikasi.
2. Kemampuan tinggi, pengantaran melalui kabel dan
satelit mengatasi hambatan komunikasi yang
disebabkan oleh pemancar siaran lainnya.
3. Komunikasi timbal-balik (inter-activity), penerima
dapat memilih, menjawab kembali, menukar informasi
dan dihubungkan dengan penerima lainnya secara
langsung.
4. Kelenturan (fleksibilitas) bentuk, isi dan penggunaan.
2. Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media online, dimana para
penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi
18
dan menciptakan isi meliputi blog, wiki, forum dan dunia
virtual. Menurut Van Dijk yang dikutip oleh Dr. Rulli
Nasrullah dalam buku Media Sosial, media sosial adalah
platform media yang memfokuskan pada eksistensi
pengguna yang memfasilitasi mereka dalam beraktivitas
maupun berkolaborasi. Karena itu, media sosial dapat
dilihat sebagai medium (fasilisator) online yang
menguatkan hubungan antarpengguna sekaligus sebagai
sebuah ikatan sosial.3
Media sosial merupakan salah satu platform yang
muncul di media siber. Meski karakteristik media siber
bisa dilihat melalui media sosial, namun media sosial
memiliki karakteristik khusus yang tidak dimiliki oleh
beberapa jenis media siber lainnya. Ada batasan-batasan
dan ciri khusus tertentu yang hanya dimiliki oleh media
sosial dibanding dengan media lainnya. Salah satunya
adalah penggunaan media sosial sebagai sarana sosial di
dunia virtual. Adapun karakteristik media sosial, yaitu:
Jaringan (Network), informasi, arsip, interaksi, simulasi
sosial, dan konten oleh pengguna.4
Menurut Kaplan dan Haenlain ada enam jenis media
sosial:
3 Dr. Rulli Nasrullah, M.Si., Media Sosial Perspektif Komunikasi,
Budaya, dan Sosioteknologi, h. 11. 4 Dr. Rulli Nasrullah, M.Si., Media Sosial Perspektif Komunikasi,
Budaya, dan Sosioteknologi, h. 15-16.
19
1. Proyek Kolaborasi
Website yang mengizinkan usernya untuk dapat
mengubah, menambah, ataupun me-remove konten-
konten yang ada di website ini. Contohnya wikipedia.
2. Blog dan microblog
User lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di
blog ini, seperti curhat ataupun mengkritik kebijakan
pemerintah. Contohnya Twitter, Blogspot, Tumblr,
Path dan lain-lain.
3. Konten
Para user dari pengguna website ini saling men-share
konten-konten media, baik seperti video, e-book,
gambar dan lain-lain. Contohnya Youtube.
4. Situs Jejaring Sosial
Aplikasi yang mengizinkan user untuk dapat
terhubung dengan cara membuat informasi pribadi
sehingga dapat terhubung dengan orang lain.
informasi pribadi itu bisa seperti foto-foto. Contoh
Facebook, Path, Instagram.
5. Virtual Game World
Dunia virtual dimana mereplikasikan lingkungan 3D,
di mana user bisa muncul dalam bentuk avatar-avatar
yang diinginkan.
6. Virtual Social World
Virtual social world dimana orang mampu
berinteraksi dengan orang lain lebih bebas dan lebih
hidup.
20
Media sosial cukup banyak memberikan dampak
positif bagi kehidupan manusia, tetapi juga dapat
berdampak negatif jika penggunanya terlalu berlebihan.
Bagi seorang muslim, hendaknya dalam menggunakan
media sosial harus mampu untuk memfilter dan memilih
hal-hal yang positif, jangan sampai penggunaan media
sosial menjerumuskan ke dalam hal negatif. Dampak
positif dari media sosial yaitu, dapat menyambung tali
silaturahmi dengan mudah di manapun dan kapanpun,
dapat berbisnis tentunya yang sesuai dalam hukum-
hukum islam, dapat mengetahui informasi-informasi
ataupun berita yang di butuhkan. Dari dampak positif
media sosial tersebut kalau tidak teliti dalam
menyikapinya maka dapat terkena dampak negatifnya,
yaitu, terkena tindak kejahatan, seperti penipuan,
pembunuhan, pornografi maupun pornoaksi. Kemudian,
media sosial juga membuat orang menjadi malas dan
kurang bersosialisasi dalam dunia nyata yang lebih
banyak berkahnya.
Sosial dalam islam habluminannaas merupakan suatu
ajaran yang sangat di anjurkan dan di tekankan karena
lebih komplek. Rasulullah SAW. bersabda ketika di
turunkan ke muka bumi untuk menyempurnakan akhlak
(akhlak dalam berinterkasi sosial) manusia.
Terkait dengan media sosial sendiri salah satu dari
beberapa ayat yang sering kita dengar adalah Surat Al-
Hujurat ayat 13,
21
ى وجثهس وأ
ك
م من ذ
قناك
لا خ اس إه ها الن ي
بائليا أ
عىبا وق
م ش
ناك
عل
بير ه عليم خ
م إن الل
قاك
ته أ
م عند الل
سمك
ك
ىا إن أ
لتعازف
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara
kamu.” Potongan ayat tersebut kaitannya dengan media
sosial dapat pula di artikan sebagai penekanan dan
penegasan dari kalimat sebelumnya, “Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal mengenal”, bahwa dalam
berinteraksi sosial tetap harus di sertai dengan ketaqwaan.
Taqwa disini menjadi sebuah etika, aturan, batasan, dan
prinsip serta praktik berdasarkan interaksi sosial.
Terkait dengan dampak yang di timbulkan oleh media
sosial yang positif tapi juga ada negatifnya berdasarkan
dalil-dalil di atas maka menentukan baik tidaknya media
sosial bukan berdasarkan positif atau negatif melainkan
proses dan praktik penggunaan media sosial dalam
ketakwaan diri seseorang. Oleh karena itu, perlu
22
kecermatan dalam menggunakan media sosial saat ini,
karena sifatnya tidak terbatas, maka apapun dapat
dilakukan dan dapat terjadi melalui media sosial.
3. Instagram
a. Sejarah Instagram
Gambar 2.1
Logo Instagram dan Tampilan Instagram
Nama Instagram berasal dari pengertian
keseluruhan fungsi aplikasi ini. Kata “insta” berasal
dari kata “instan”, seperti kamera polaroid yang pada
masanya lebih dikenal dengan sebutan “foto instan”.
Instagram juga dapat menampilkan foto-foto secara
instan, seperti polaroid di dalam tampilannya.
Sedangkan untuk kata “gram” berasal dari kata
“telegram”, dimana cara kerja telegram sendiri adalah
untuk mengirimkan informasi kepada orang lain
23
dengan cepat. Sama halnya dengan Instagram yang
dapat mengunggah foto dengan menggunakan
jaringan internet, sehingga informasi yang ingin
disampaikan dapat diterima dengan cepat. Oleh karena
itulah Instagram berasal dari instan-telegram.
Instagram adalah aplikasi untuk photo-sharing dan
layanan jejaring sosial online yang memungkinkan
penggunanya untuk mengambil gambar, menerapkan
filter digital untuk mereka, dan berbagi hasilnya.
Menurut Bambang, Instagram adalah sebuah aplikasi
dari Smartphone yang khusus untuk media sosial yang
merupakan salah satu dari media digital yang
mempunyai fungsi hampir sama dengan twitter,
namun perbedaannya terletak pada pengambilan foto
dalam bentuk atau tempat untuk berbagi informasi
terhadap penggunanya. Instagram juga dapat
memberikan inspirasi bagi penggunanya dan juga
dapat meningkatkan kreatifitas, karena Instagram
mempunyai fitur yang dapat membuat foto menjadi
lebih indah, lebih artistik dan menjadi lebih bagus.5
Instagram berdiri pada tahun 2010 oleh
perusahaan Burbn, Inc. Dimana perusahaan tersebut
merupakan sebuah teknologi startup yang hanya
berfokus kepada pengembangan aplikasi untuk
telepon genggam. Setelah satu minggu mereka
5 Bambang Dwi Atmoko, Instagram Handbook, (Jakarta: Mediakita,
2012), h. 10.
24
mencoba untuk membuat sebuah ide yang bagus, pada
akhirnya mereka membuat sebuah versi pertama dari
Burbn, namun di dalamnya masih ada beberapa hal
yang belum sempurna. Sulit bagi kedua CEO yaitu
Kevin Systrom dan Mike Krieger untuk mengurangi
fitur-fitur yang ada, dan memulai lagi dari awal,
namun akhirnya mereka hanya memfokuskan pada
bagian foto, komentar, dan juga kemampuan untuk
menyukai sebuah foto. Itulah yang akhirnya menjadi
Instagram. 6
b. Penggunaan Instagram
Kegunaan utama Instagram adalah sebagai tempat
untuk mengunggah dan berbagi foto-foto kepada
pengguna lainnya. Foto yang hendak ingin diunggah
dapat diperoleh melalui kamera iDevice ataupun foto-
foto yang ada di album foto di iDevice tersebut. Foto
yang telah diambil melalui aplikasi Instagram dapat
disimpan di dalam iDevice tersebut. Penggunaan
kamera melalui Instagram juga dapat langsung
menggunakan efek-efek yang ada, untuk mengatur
pewarnaan dari foto yang dikehendaki oleh sang
pengguna.
Atmoko dalam bukunya yang berjudul Instagram
Handbook menjelaskan bahwa ada lima menu utama
6 http://www.instagram.com diakses 3 April 2018.
25
yang dimiliki Instagram dan terletak dibagian bawah,
yaitu:7
a. Home page, halaman utama yang menampilkan
foto-foto terbaru dari pengguna yang telah diikuti.
b. Search, menu pencarian akun pengguna lainnya
dan menu pencarian foto-foto yang sedang
populer.
c. Camera, menu untuk mengunggah foto atau video
serta mengambil foto atau video secara langsung.
d. Profile, menu untuk mengetahui secara detail
aktivitas atau informasi pengguna lain yang sudah
diikuti.
e. News Feed, fitur ini menampilkan notifikasi
terhadap berbagai aktivitas yang dilakukan oleh
pengguna Instagram.
Menurut Atmoko, meski Instagram disebut
layanan photo sharing, tetapi Instagram juga
merupakan jejaring sosial. Karena disini kita bisa
berinteraksi dengan sesama pengguna. Ada beberapa
aktivitas yang dapat kita lakukan di Instagram, yaitu:8
1. Posting, aktivitas mengunggah foto atau video ke
Instagram.
2. Followers, pengikut di Instagram.
7 Bambang Dwi Atmoko, Instagram Handbook, h. 52.
8 Bambang Dwi Atmoko, Instagram Handbook, h. 59.
26
3. Following, mengikuti akun pengguna lain di
Instagram.
4. Like, aktivitas menyukai foto di Instagram.
5. Comment, sama seperti like, komentar adalah
bagian dari interaksi namun lebih hidup dan
personal. Karena lewat komentar, pengguna
mengungkapkan pikirannya melalui kata-kata.
6. Mentions : Fitur ini memungkinkan kita untuk
memanggil pengguna lain. Caranya adalah dengan
menambahkan tanda arroba (@) dan memasukan
akun instagram dari pengguna tersebut.
7. Direct Message : Fitur yang membantu mengirim
pesan secara pribadi yang berupa foto, video
maupun tulisan yang dikirim oleh sesama
pengguna Instagram.
8. Geotagging : Fitur untuk menampilkan lokasi
pengambilan foto.
4. Presentasi Diri
a. Pengertian Presentasi Diri
Dalam interaksi tentunya kita tidak dapat
menghindari untuk mengungkapkan diri kita pada
orang lain. Presentasi diri, menurut Goffman yaitu
suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu tertentu
untuk memproduksi definisi situasi dan identitas sosial
bagi para aktor dan definisi situasi tersebut
memengaruhi ragam interaksi yang layak dan tidak
27
layak bagi para aktor dalam situasi yang ada.9
Presentasi diri merupakan upaya individu untuk
menumbuhkan kesan tertentu di depan orang lain
dengan cara menata perilaku agar orang lain
memaknai identitas dirinya sesuai dengan apa yang ia
inginkan.
Pada dasarnya, setiap orang memiliki langkah-
langkah khusus dalam mempresentasikan dirinya
kepada orang lain. dalam karyanya yang berjudul The
Presentation Of Self In Everyday Live, Erving
Goffman (1959) menyatakan bahwa individu disebut
aktor, mempresentasikan dirinya secara verbal
maupun non-verbal kepada orang lain yang
berinteraksi dengannya.10
Dalam proses presentasi diri biasanya individu
akan melakukan pengelolaan kesan (Impression
management). Pada saat ini, individu melakukan
suatu proses dimana dia akan menseleksi dan
mengontrol perilaku mereka sesuai dengan situasi
dimana perilaku itu dihadirkan serta memproyeksikan
pada orang lain suatu image yang diinginkannya.
Goffman mengatakan bahwa manusia adalah aktor
dalam panggung kehidupan, maka tentulah apa yang
9 Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru
Ilmu Komunikasi Dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2010), Cet. Ke-7, h. 110. 10 Luik, Jandy E, Media Sosial dan Presentasi Diri, jurnal diakses
pada 3 Mei 2018 dari
http://repository.petra.ac.id/15386/1/Media_Sosial_dan_Presentasi_Diri.pdf.
28
ditampilkan di panggung akan berdasarkan penataan.
Individu akan berlomba-lomba menampilkan dirinya
sebaik mungkin.11
Tujuannya adalah supaya orang
lain menyukai kita, kita dapat memengaruhi orang
lain, memperbaiki posisi, memelihara status dan
sebagainya. Dengan demikian presentasi diri atau
pengelolaan kesan dibatasi dalam pengertian
menghadirkan diri sendiri dalam cara-cara yang sudah
diperhitungkan untuk memperoleh penerimaan atau
persetujuan orang lain.12
Kita dapat mengidentifikasikan dua komponen
dari pengelolaan kesan, yakni motivasi pengelolaan
kesan (impression-motivation) dan konstruksi
pengelolaan kesan (impression-construction).
Motivasi pengelolaan kesan menggambarkan
bagaimana motivasi yang kamu miliki untuk
mengendalikan orang lain dalam melihatmu atau
untuk menciptakan pesan tertentu dalam benak pikiran
orang lain. Sedangkan konstruksi pengelolaan pesan
menyangkut pemilihan image tertentu yang ingin
diciptakan dan mengubah perilaku dalam cara-cara
tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Argyle
yang dikutip oleh Tri Dayakisni dan Hudaniyah dalam
buku Psikologi Sosial, ada tiga motivasi primer
11
Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung:
Remaja Rosdakarya,2006), h. 112. 12
Tri Dayakisni & Hudaniah, Psikologi Sosial, (Malang: UMM Press,
2012), h. 65.
29
pengelolaan pesan, yaitu keinginan untuk
mendapatkan imbalan materi atau sosial, untuk
mempertahankan atau meningkatkan harga diri dan
untuk mempermudah pengembangan identitas diri
(menciptakan dan mengukuhkan identitas diri). 13
b. Strategi Presentasi Diri
Pada umumnya presentasi diri atau Impression
Management digunakan dalam konteks untuk
mendapatkan pujian atas pertunjukan, wawancara,
mencari respon balik dan kesuksesan dalam karier.
Para pengguna harus mengatur penampilan mereka
dengan berbagai strategi. Apa yang dipublikasikan
atau konten dalam media sosial harus melalui standar
editorial diri yang dimiliki. Maka dari itu, mereka
harus memiliki strategi dalam mengkonstruksi
identitas mereka. Jones (1990) menyatakan
rangkuman dari lima strategi dalam konstruksi
presentasi diri yang diperoleh dari eksperimen
terhadap situasi interpersonal dalam media sosial:14
1. Ingratiation (Mengambil muka/Menjilat)
Tindakan yang dilakukan untuk terlihat menarik.
Taktik yang umum meliputi menjadi orang yang
ramah, memuji orang lain, menyetujui pendapat
yang ada, menjadi pendengar yang baik,
13
Tri Dayakisni & Hudaniah, Psikologi Sosial, h. 65-66. 14
Tri Dayakisni, Hudaniah, Psikologi Sosial, h. 67-68.
30
melakukan hal-hal baik seperti memberi bantuan
dan hadiah, menutupi kelemahan dengan
menunjukkan kelebihannya. Jones dan Wortman
memberi nama sebagai taktik illicit
(gelap/tersembunyi) karena motivasi pelaku yang
sebenarnya tersembunyi. Sebab yang ditekankan
adalah membangun penampilan sebagai orang
yang benar-benar tulus hatinya dan perilakunya itu
asli.
2. Self-promotion
Orang yang menggunakan strategi ini akan
menggambarkan kekuatan-kekuatan dan berusaha
memberi kesan dengan prestasi mereka. Dilakukan
dengan cara memberikan penjelasan deskriptif,
unjuk kemampuan dan prestasi.
3. Exemplification (Pemberian Contoh/Teladan)
Orang yang menggunakan strategi ini berusaha
memproyeksikan penghargaannya moralitas.
Biasanya mereka mempresentasikan dirinya
sebagai orang yang baik hati atau dermawan,
menunjukkan bahwa dirinya bermoral dan
berintegritas. Dilakukan agar dihormati dan
dikagumi.
4. Intimidation (Mengancam/Menakut-nakuti)
Strategi ini digunakan untuk menimbulkan rasa
takut dan cara memperoleh kekuasaan dengan
meyakinkan pada seseorang bahwa ia adalah orang
31
yang berbahaya. Menimbulkan rasa takut pada
lawan, dengan memberikan ancaman, meluapkan
amarah, menyindir, pamer kekuasaan.
5. Supplication (Permohonan)
Strategi ini dilakukan untuk memperlihatkan
kelemahan atau ketergantungan untuk
mendapatkan pertolongan atau simpati.
Menampilkan dirinya sebagai orang yang lemah,
lelah, kecewa. Agar mendapatkan perhatian dari
orang lain.
B. Kerangka Pemikiran
Penggunaan
Posting
Following
Followers
Like
Comments
Geotagging
(Atmoko, 2012)
Ingratiation
Self-promotion
Intimidation
Exemplification
Supplification
(Jones, 1990)
Presentasi Diri
Hubungan Penggunaan Instagram dengan Self-
Presentation Mahasiswa
(Studi Kasus pada Mahasiswa Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta dan Universitas Pamulang)
32
C. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap pertanyaan
penelitian yang perlu dibuktikan kebenarannya dengan cara
pengujian. Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang
penting dan tidak bisa ditinggalkan karena ia merupakan
instrumen kerja dari teori.15
Adapun hipotesis dalam
penelitian ini dibagi menjadi dua:
Ha: Ada hubungan antara penggunaan Instagram
dengan presentasi diri mahasiswa Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan
Universitas Pamulang.
Ho: Tidak ada hubungan antara penggunaan Instagram
dengan presentasi diri mahasiswa Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan
Universitas Pamulang.
15
Masri Singarimbun dan Sofian Effendy, Metode Penelitian Survai,
(Jakarta: Pustaka LP3S, 2006), h. 46.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono mengemukakan populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
hasilnya dapat ditarik kesimpulannya.1
Adapun populasi dari penelitian ini terdiri dari dua
perguruan tinggi yaitu, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta sebanyak 31.8272 dan Universitas Pamulang
80.0003.
Tabel 3.1
Jumlah Mahasiswa UIN Jakarta dan UNPAM tahun 2018/2019
Perguruan Tinggi di
Tangerang Selatan
Jumlah Mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
31.827
Universitas Pamulang 80.000
Total 111.827 mahasiswa
1 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2007), h.
55. 2 Input data Kabag Akademik UIN Jakarta, Februari 2018.
3 http://m.republika.co.id/berita/pendidikan/dunia-
kampus/18/03/21/universitas-pamulang-gelar-seminar-akutansi-internasional
diakses 30 April 2018.
34
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki
sifat-sifat yang sama dari obyek yang merupakan
sumber data untuk penelitian.4 Besarnya sampel dalam
penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus
Slovin.5
( )
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah populasi
e = Standar Deviasi
Berdasarkan rumus slovin di atas, maka diperoleh
jumlah sampel yang dapat mewakili populasi dengan
menggunakan standar deviasi sebesar 10%.
( )
( )
( )
4 Prof. Ir. Sukandarrumidi M. Sc, Ph. D. dan Dr. Haryanto, M. Pd.,
Dasar-Dasar Penulisan Proposal Penelitian, h.23. 5 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian
Kuantitatif , (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), hlm 137-138.
35
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan
rumus Slovin, maka ditentukan sampel dari penelitian
ini sebanyak 100 orang. Teknik sampling yang
digunakan yaitu kombinasi antara Probability
Sampling dan Nonprobability Sampling. Pada teknik
sampling Probability Sampling, peneliti menggunakan
jenis purposive sampling dan pada teknik sampling
Nonprobability Sampling, peneliti menggunakan jenis
Stratified Random Sampling. Purposive sampling
dilakukan untuk menyaring populasi agar sampel yang
terambil memenuhi kriteria bahwa sampel harus
memiliki Instagram. Stratified Random Sampling
dilakukan dengan memperhatikan strata yang ada
dalam populasi tersebut. Teknik sampel ini digunakan
agar mendapatkan sampel berstrata yang proporsional.
Rumus Proportionate Stratified Random Sampling
adalah:
Keterangan:
Ni = Jumlah populasi penelitian masing-masing
kelompok
36
N = Jumlah populasi peneltian
n = Ukuran sampel penelitian
Tabel 3.2
Proportionate Stratified Random Sampling
No. Universitas Perhitungan ni
1. Univeritas Islam
Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
=
= 28,46
28
2. Universitas
Pamulang
=
= 71,53
72
Jumlah Sampel 100
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jl. Ir. H. Djuanda No. 95, Ciputat, Kota Tangerang
Selatan, Banten 15412.
2. Universitas Pamulang Jl. Surya Kencana no.1, Buaran,
Serpong, Tangerang Selatan, Banten 15310.
Namun dalam pengambilan data, peneliti
menggunakan google form, dengan membagi link
kuesioner pada mahasiswa Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta dan Universitas Pamulang.
Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan terhitung
mulai dari bulan April 2018 – Juli 2018.
37
C. Sumber Data
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah suatu objek ataupun
dokumen asli yang berupa material mentah dari
pelaku utamanya yang disebut sebagai first-hand
information. Data-data yang dikumpulkan di sumber
primer ini berasal dari situasi langsung yang aktual
ketika suatu peristiwa itu terjadi.6 Teknik yang dapat
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer
antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus dan
penyebaran kuesioner.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder berasal dari tangan kedua atau
sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum
penelitian dilakukan. Sumber data sekunder juga dapat
didefinisikan sebagai data yang telah dikumpulkan
oleh orang lain dan kemudian dipergunakan kembali
dengan cara yang berbeda. Data sekunder ini bisa
berupa komentar, interpretasi ataupun pembahasan
tentang materi asli atau pembahasan tentang materi
dari data primer. Selain yang telah disebutkan
sebelumnya, data sekunder ini juga bisa berupa
artikel-artikel dalam surat kabar ataupun majalah yang
populer, buku, artikel-artikel dari jurnal ilmiah,
buletin statistik, laporan-laporan, arsip organisasi,
6 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2009), h. 266.
38
publikasi pemerintah, informasi dari organisasi,
analisis yang dibuat oleh para ahli, hasil survei
terdahulu, catatan-catatan publik mengenai peristiwa-
peristiwa resmi serta catatan-catatan perpustakaan.7
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang dapat
digunakan untuk mendapatkan, mengolah dan
menginterpretasikan informasi yang diperoleh dari para
responden. Alat ukur yang paling utama dalam penelitian
ini adalah kuesioner dengan menggunakan SPSS versi 24
for windows untuk menghitungnya. Jumlah kuesioner
dalam penelitian adalah 24 butir. Pada variabel X
(Penggunaan Instagram) terdapat 12 butir pertanyaan dan
12 butir lainnya dalam kategori variabel Y (Self-
Presentation).
Penelitian ini menggunakan skala likert sebagai
metode pengukuran. Skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial.8 Berikut nilai
yang di gunakan pada skala likert.
7 Ibid, h. 266-268.
8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,
(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 104.
39
Tabel 3.3
Skala likert
Alternatif
Jawaban
Nilai Butir
Positif
Nilai Butir
Negatif
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak
Setuju
1 4
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan informasi dan data, peneliti
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Angket/Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab. Jenis angket dalam penelitian ini
adalah angket tertutup, agar lebih mempermudah
pengumpulan data pada responden. Kuesioner tertutup
yaitu suatu angket di mana responden telah diberikan
alternatif jawaban oleh peneliti.9 Penyebaran
kuesioner pada penelitian menggunakan google form.
9 Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta :
Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 93.
40
b. Dokumentasi
Dokumen adalah kumpulan catatan peristiwa-
peristiwa yang telah lalu, biasanya berupa tulisan,
seperti surat, jurnal, buku, majalah, buku harian, atau
dapat berupa gambar, karya monumental dan
dokumen-dokumen lainnya.10
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif
menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dalam suatu
penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik
inferensial. Dalam penelitian ini, statistik yang digunakan
adalah statistik inferensial yang digunakan untuk
mengkaji, menaksir, dan mengambil kesimpulan
berdasarkan pada data yang diperoleh dari sampel untuk
menggambarkan karakteristik suatu populasi. Statistik
inferensial ini berguna untuk menarik suatu kesimpulan,
bukan hanya menggambarkan, mendeskripsikan atau
menjabarkan suatu peristiwa. Berdasarkan bentuk
parameternya, penelitian ini menggunakan statistik
parametrik. Statistik parametrik adalah statistik yang
mempertimbangkan jenis sebaran/distribusi data yang
berdistribusi normal dan memiliki varian homogen. Pada
10
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Prenada Media
Group, 2011), h.125-126
41
umumnya, data yang digunakan pada statistik parametrik
bersifat interval dan rasio.11
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui
apakah data yang diteliti berdistribusi normal atau
tidak. Menurut Sugiyono, statistik parametris
mensyaratkan bahwa setiap variabel yang akan diteliti
harus berdistribusi normal. Peneliti menggunakan
SPSS 24 dalam perhitungan dengan analisis One-
Sample Kolmogorov Smirnov yang membandingkan
fungsi distribusi kumulatif pengamatan suatu variabel
dengan distribusi tertentu secara teoritis, dan dasar
pengembilan keputusan:
a. Jika sign pada kolom Asymp Sig(2-tailed) ˃ 0,05
maka data dinyatakan berdistribusi normal.
b. Jika sign pada kolom Asymp Sig(2-tailed) < 0,05
maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal.
2. Uji Koefisien Korelasi
Untuk mengetahui tingkat korelasi digunakan uji
korelasi product moment, hal ini dikarenakan data-
data bersifat interval, yaitu dengan cara operasional
rumus:12
11
Ir. Syofian Siregar, M. M., Statistik Parametrik untuk Penelitian
Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 2-3. 12
Ir. Syofian Siregar, M. M., Statistik Parametrik untuk Penelitian
Kuantitatif, h. 339.
42
∑ (∑ ) (∑ )
∑ (∑ ) ∑ (∑ )
Dengan ketentuan sebagai berikut:
r = angka indeks korelasi r product momment
n = jumlah responden
∑XY = Jumlah hasil perkalian antara variabel X
dengan variabel Y
∑X = Jumlah seluruh skor variabel X
∑Y = Jumlah seluruh skor variabel Y
Untuk memberikan penafsiran terhadap koefisien
korelasi yang ditemukan, maka kekuatan hubungan
nilai koefisien korelasi berada di antara -1 sampai 1,
sedangkan untuk arah dinyatakan dalam bentuk positif
(+) dan negatif (-). Apabila rhitung < rtabel maka
instrument dikatakan tidak valid, namun sebaliknya
jika rhitung ˃ rtabel maka instrument dinyatakan valid.13
Tabel 3.4
Tingkat korelasi dan Kekuatan Hubungan
No. Nilai Korelasi (r) Tingkat Hubungan
1. 0,09-0,199 Sangat lemah
2. 0,20-0,399 Lemah
3. 0,40-0,599 Cukup
4. 0,60-0,799 Kuat
5. 0,80-0,100 Sangat Kuat
13
Ir. Syofian Siregar, M. M., Statistik Parametrik untuk Penelitian
Kuantitatif, h. 337.
43
3. Uji Hipotesis
Untuk menguji signifikan koefisien hubungan
yang ditemukan, maka perlu di uji signifikansi
korelasi dengan uji t, sebagai berikut:14
a. Menghitung thitung
√ ( )
Keterangan :
r = Nilai korelasi
n = Jumlah data (responden)
b. Menentukan nilai ttabel
Nilai ttabel dapat dicari dengan
menggunakan tabel distribusi t, dengan
menentukan taraf signifikan terlebih dahulu,
misalnya α = 0,05. Kemudian mencari ttabel dengan
derajat kebebasan (dk) = n – 2. Kemudian
penentuannya mengacu pada:
Jika, thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha
ditolak yang berarti tidak signifikan.
Jika thitung ˃ ttabel maka Ho ditolak dan Ha
diterima yang berarti signifikan.
14
Ibid, h. 340.
44
BAB IV
ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Responden
Penulis telah menyebarkan kuesioner kepada 100
responden di dua Perguruan Tinggi Tangerang Selatan,
yaitu Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Universitas Pamulang. Pada bagian awal
kuesioner, terdiri dari pertanyaan yang menyangkut data
diri responden. Pertanyaan mengenai data diri tersebut
berguna untuk mengetahui karakteristik responden dalam
penelitian ini. Adapun pertanyaan mengenai data diri
responden meliputi:
Tabel 4.1
Seperti yang sudah di tentukan pada bab 3 mengenai
penentuan sampel dari Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Universitas Pamulang ini dengan
menggunakan jenis sampling Stratified Random
Sampling, maka 28 mahasiswa UIN Jakarta menjadi
Asal_Universitas
Frequenc
y Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid UIN Jakarta 28 28,0 28,0 28,0
Universitas
Pamulang
72 72,0 72,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
45
sampel dalam penelitian ini dan 72 lainnya merupakan
mahasiswa Universitas Pamulang.
Tabel 4.2
Jenis_Kelamin
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
Perempuan 70 70,0 70,0 70,0
Laki-laki 30 30,0 30,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Berdasarkan hasil jawaban 100 responden seperti
terlihat pada tabel 4.2, maka responden dengan jenis
kelamin perempuan sebanyak 70 orang yang berarti lebih
banyak dari pada responden laki-laki yang hanya 30
orang. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa
penggunaan Instagram dikalangan perempuan lebih tinggi
dibandingkan laki-laki. Data jenis kelamin dalam
penelitian ini di ambil hanya untuk membandingkan
penggunaan Instagram dengan presentasi diri dikalangan
perempuan dan laki-laki, namun bukan menjadi fokus
utama dalam penelitian ini.
Tabel 4.3
Pengguna_Instagram
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Ya 100 100,0 100,0 100,0
46
Berdasarkan data pada tabel 4.3 di atas, maka
seluruh responden adalah pengguna Instagram. Hal ini
sesuai dengan apa yang akan diteliti oleh peneliti, yaitu
mengenai penggunaan Instagram dengan self-
presentation. Oleh karena itu, yang dijadikan responden
adalah mahasiswa yang memiliki dan menggunakan
Instagram.
Tabel 4.4
Lama_Menggunakan_Instagram
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 1 tahun 12 12,0 12,0 12,0
2 - 4 tahun 61 61,0 61,0 73,0
> 5 tahun 27 27,0 27,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Berdasarkan hasil jawaban 100 responden terkait
lama penggunaan Instagram pada tabel 4.4 di atas, maka
pengguna yang menggunakan Instagram kurang dari 1
tahun sebanyak 12 mahasiswa. 61 mahasiswa yang sudah
menggunakan Instagram selama 2-4 tahun. Kemudian 27
mahasiswa menggunakan Instagram sudah selama lebih
dari 5 tahun. Dari hasil data tersebut, maka mayoritas
responden dalam penelitian ini sudah lama menggunakan
Instagram.
47
B. Pengolahan Uji Instrumen
Pada sub Bab ini akan dijabarkan hasil analisis
mengenai Penggunaan Instagram dan Self-Presentation
dengan melihat dari jawaban-jawaban responden terhadap
setiap indikator dari kuesioner yang sudah diberikan.
1. Tanggapan Responden Tentang Penggunaan
Instagram (Variabel X)
Untuk variabel penggunaan Instagram terdapat 13
pertanyaan yang terdiri dari 1 pertanyaan terkait frekuensi
penggunaan Instagram dan 12 pertanyaan mengenai
aktivitas penggunaan Instagram.
Tabel 4.5
Berdasarkan hasil jawaban 100 responden terkait
frekuensi penggunaan Instagram pada tabel 4.5 di atas,
maka responden yang mengakses Instagram pada kategori
„selalu‟ sebanyak 32 responden. 51 responden lainnya
memilih kategori „sering‟ dan 17 responden memilih
kategori „kadang-kadang‟, sehingga tidak ada satu pun
responden yang memilih kategori „jarang‟ dalam
Frekuensi_Penggunaan_Instagram
Frequenc
y Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Selalu 32 32,0 32,0 32,0
Sering 51 51,0 51,0 83,0
Kadang-
kadang
17 17,0 17,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
48
penelitian ini. Dari hasil data tersebut, maka mayoritas
responden sering mengakses Instagram.
Saat ini media sosial sudah menjadi satu set baru
komunikasi untuk berinteraksi. Media sosial mengajak
siapa saja secara bebas untuk berpartisipasi di dalamnya,
sehingga kita dapat berbagi apa saja secara cepat dan tak
terbatas. Termasuk dengan adanya Instagram ini, media
sosial yang mampu untuk berbagi foto dan video kepada
para pengikutnya di Instagram. Instagram bisa menjadi
media penghibur untuk mengisi waktu senggang karena
begitu banyak konten yang berisi informasi juga hiburan.
Hal ini membuat banyak mahasiswa yang memilih
kategori „sering‟ dalam menggunakan Instagram.
Tabel 4.6
Tanggapan Responden pada Pernyataan 1
Saya mengunggah setiap foto atau video saya yang menarik agar dapat
di lihat oleh pengguna Instagram lainnya.
Pernyataan_1
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
Tdak Setuju 5 5,0 5,0 5,0
Setuju 43 43,0 43,0 48,0
Sangat Setuju 52 52,0 52,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Dari data yang disajikan pada tabel 4.6 di atas, 52
mahasiswa sangat setuju dengan pernyataan “Saya
mengunggah setiap foto atau video saya yang menarik
agar dapat di lihat oleh pengguna Instagram lainnya.” 43
49
responden memilih setuju, dan 5 lainnya memilih tidak
setuju dengan pernyataan tersebut. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa mayoritas responden sangat setuju jika
mereka menggunakan Instagram agar dapat di lihat dan
diketahui oleh pengguna Instagram lainnya dengan cara
mengunggah foto terbaik dirinya.
Tabel 4.7
Tanggapan Responden pada Pernyataan 2
Saya mengunggah foto di Instagram saya dengan tujuan untuk
membuat orang suka kepada saya.
Pernyataan_2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
Tidak Setuju 14 14,0 14,0 14,0
Setuju 65 65,0 65,0 79,0
Sangat Setuju 21 21,0 21,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Dari data yang disajikan pada tabel 4.7, maka
untuk pernyataan “Saya mengunggah foto di Instagram
saya dengan tujuan untuk membuat orang suka kepada
saya,” menghasilkan 65 orang setuju, 21 sangat setuju, 14
tidak setuju, dan tidak ada satu pun responden yang
memilih sangat tidak setuju. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa mayoritas responden setuju jika mereka
mengunggah foto terbaiknya di Instagram bukan semata
hanya untuk menunjukkan dirinya saja. Namun, ada
tujuan untuk membuat pengguna Instagram lain suka
melihat dirinya.
50
Tabel 4.8
Tanggapan Responden pada Pernyataan 3
Saya mem-follow beberapa akun Instagram yang saya sukai.
Pernyataan_3
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
Tidak Setuju 2 2,0 2,0 2,0
Setuju 61 61,0 61,0 63,0
Sangat Setuju 37 37,0 37,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Dari data yang disajikan pada tabel 4.8, maka
untuk pernyataan “Saya mem-follow beberapa akun
Instagram yang saya sukai,” menghasilkan 61 orang
setuju, 37 responden sangat setuju, 2 responden memilih
tidak setuju, dan tidak ada satu pun responden yang
memilih sangat tidak setuju. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan
bahwa pengguna Instagram akan mem-follow atau
mengikuti akun pengguna lain yang di sukai, agar bisa
terus mengetahui aktivitas dan update tentang apa yang
digemarinya.
Tabel 4.9
Tanggapan Responden pada Pernyataan 4
Saya mem-follow akun pengguna lain untuk dapat berkomunikasi baik
dengan mereka.
Pernyataan_4
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Vali Tidak Setuju 7 7,0 7,0 7,0
51
d Setuju 53 53,0 53,0 60,0
Sangat Setuju 40 40,0 40,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Dari data yang disajikan pada tabel 4.9 di atas, 53
mahasiswa setuju dengan pernyataan “Saya mem-follow
akun pengguna lain untuk dapat berkomunikasi baik
dengan mereka.” 40 responden memilih sangat setuju, dan
7 responden memilih tidak setuju, sehingga tidak ada
satupun responden yang memilih sangat tidak setuju
dengan pernyataan tersebut. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa mayoritas responden setuju, bahkan banyak juga
responden yang menjawab sangat setuju dengan
pernyataan di atas.
Sistem sosial di Instagram adalah dengan menjadi
pengikut akun pengguna lainnya, atau memiliki pengikut
di Instagram. Dengan demikian, bentuk komunikasi yang
terjalin antar sesama pengguna yaitu dengan memberi
tanda like atau suka serta mengomentari foto yang telah
diunggah.
Tabel 4.10
Tanggapan Responden pada Pernyataan 5
Saya merasa semakin banyak followers maka semakin banyak orang
yang menyukai dan ingin mengenal saya lebih dekat.
Pernyataan_5
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
Tidak Setuju 27 27,0 27,0 27,0
Setuju 60 60,0 60,0 87,0
52
Sangat Setuju 13 13,0 13,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Dari data yang disajikan pada tabel 4.10 di atas, 60
responden memilih setuju dengan pernyataan “Saya
merasa semakin banyak followers maka semakin banyak
orang yang menyukai dan ingin mengenal saya lebih
dekat.” 13 responden memilih sangat setuju, dan 27
responden memilih tidak setuju, sehingga tidak ada
satupun responden yang memilih sangat tidak setuju
dengan pernyataan tersebut. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa mayoritas responden setuju dengan pernyataan di
atas. Pengguna Instagram akan merasa senang jika banyak
memilki followers atau pengikut di Instagramnya, itu
berarti ia mampu membuat pengguna lain tertarik melihat
dirinya sehingga akan berdampak pada peningkatan
dirinya dalam menampilkan dan membuat branding
tentang dirinya di Instagram.
53
Sumber: Instagram @nunuzoo
Gambar 4.1
Mahasiswi UIN Jakarta yang Memiliki Banyak Followers di
Tabel 4.11
Tanggapan Responden pada Pernyataan 6
Saya memberikan like pada foto-foto yang saya sukai dan menarik.
Pernyataan_6
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
Tidak Setuju 5 5,0 5,0 5,0
Setuju 57 57,0 57,0 62,0
Sangat Setuju 38 38,0 38,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Dari data yang disajikan pada tabel 4.11, maka
untuk pernyataan “Saya memberikan like pada foto-foto
54
yang saya sukai dan menarik,” didapat 57 responden
memilih setuju, 38 responden sangat setuju, 5 responden
memilih tidak setuju, dan tidak ada satu pun responden
yang memilih sangat tidak setuju. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa mayoritas responden setuju jika
mereka akan memberikan like pada setiap unggahan
pengguna lain yang menarik perhatiannya.
Tabel 4.12
Tanggapan Responden pada Pernyataan 7
Jika foto atau video yang saya unggah mendapatkan banyak like, maka
saya merasa banyak yang menyukai dan tertarik dengan foto saya.
Pernyataan_7
Frequenc
y Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
Sangat Tidak
Setuju
1 1,0 1,0 1,0
Tidak Setuju 17 17,0 17,0 18,0
Setuju 71 71,0 71,0 89,0
Sangat Setuju 11 11,0 11,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Dari data yang disajikan pada tabel 4.12, maka
untuk pernyataan “Jika foto atau video yang saya unggah
mendapatkan banyak like, maka saya merasa banyak yang
menyukai dan tertarik dengan foto saya,” didapat 71
responden memilih setuju, 11 responden sangat setuju, 17
responden memilih tidak setuju, dan 1 responden memilih
sangat tidak setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
mayoritas responden setuju dengan pernyataan di atas.
Jika unggahan kita di Instagram mendapatkan banyak like,
55
maka itu artinya banyak yang menyukai dan
mengapresiasi apa yang kita unggah. Banyak pengguna
Instagram yang karena ingin mendapatkan banyak like
dan ingin diketahui oleh pengguna lain, maka
menggunakan hastag (#). Dengan hastag pengguna yang
bukan menjadi followers atau pengikut, akan bisa melihat
unggahan kita, sehingga memungkinkan pengguna lain
memberikan like pada postingan kita.
Tabel 4.13
Tanggapan Responden pada Pernyataan 8
Saya memberikan komentar pada unggahan foto/video yang ada guna
terjalinnya komunikasi antar sesama pengguna instagram.
Pernyataan_8
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
Tidak Setuju 16 16,0 16,0 16,0
Setuju 64 64,0 64,0 80,0
Sangat Setuju 20 20,0 20,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Dari data yang disajikan pada tabel 4.13, maka
untuk pernyataan “Saya memberikan komentar pada
unggahan foto/video yang ada guna terjalinnya
komunikasi antar sesama pengguna Instagram,” didapat
64 responden memilih setuju, 20 responden sangat setuju,
16 responden memilih tidak setuju, dan tidak ada satu pun
responden yang memilih sangat tidak setuju.
Berbalas komentar merupakan bentuk komunikasi
dalam Instagram. Dengan memberikan komentar pada
56
unggahan pengguna lain, atau membalas komentar yang
pengguna lain berikan pada unggahan kita, maka akan
terjalin interaksi yang baik antar pengguna Instagram.
Tidak menutup kemungkinan juga, dengan memberikan
dan membalas komentar maka pengguna lain akan
menilai bahwa kita adalah orang yang ramah dan baik.
Mayoritas responden setuju dengan pernyataan bahwa
mereka akan memberikan komentar agar terjalinnya
komunikasi yang baik sesama pengguna Instagram.
Tabel 4.14
Tanggapan Responden pada Pernyataan 9
Saya merasa senang jika orang lain meninggalkan komentar di foto atau
video saya yang berisi pujian karena itu berarti mereka mengakui saya
menarik.
Pernyataan_9
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
Tidak Setuju 19 19,0 19,0 19,0
Setuju 68 68,0 68,0 87,0
Sangat Setuju 13 13,0 13,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Dari data yang disajikan pada tabel 4.14 di atas, 68
responden setuju dengan pernyataan “Saya merasa senang
jika orang lain meninggalkan komentar di foto atau video
saya yang berisi pujian karena itu berarti mereka
mengakui saya menarik.” 13 responden lainnya memilih
sangat setuju, dan 19 responden memilih tidak setuju,
sehingga tidak ada satupun responden yang memilih
57
sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Dapat
ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden setuju jika
mereka merasa senang ketika pengguna lain
meninggalkan komentar pada unggahannya, yang berarti
ada yang menyukai unggahannya dan ingin berinteraksi
dengannya.
Tabel 4.15
Tanggapan Responden pada Pernyataan 10
Saya menggunakan geotag atau lokasi agar pengguna Instagram lain
dapat mengetahui dimana saya mengambil foto/video yang saya
unggah.
Pernyataan_10
Frequenc
y Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
Sangat Tidak
Setuju
1 1,0 1,0 1,0
Tidak Setuju 39 39,0 39,0 40,0
Setuju 53 53,0 53,0 93,0
Sangat Setuju 7 7,0 7,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Dari data yang disajikan pada tabel 4.15 di atas, 53
responden setuju dengan pernyataan “Saya menggunakan
geotag atau lokasi agar pengguna Instagram lain dapat
mengetahui dimana saya mengambil foto/video yang saya
unggah.” 7 responden lainnya memilih sangat setuju, 39
responden memilih tidak setuju, dan 1 responden
memilih sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden
58
setuju bahwa fitur geotag sangat berarti dalam sebuah
unggahan.
Geotag atau lokasi merupakan fitur yang
disediakan Instagram agar unggahan kita lebih
informative. Dengan menggunakan fitur geotag maka
pengguna lain dapat mengetahui lokasi tempat kita
mengambil gambar atau video, sehingga pengguna lain
yang tertarik dapat mengunjungi tempat tersebut.
Sumber: Instagram @yaisiyahhabibah
Gambar 4.2
Mahasiswi UNPAM yang Menggunakan Fitur Lokasi pada
Unggahan Foto di Instagramnya
59
Tabel 4.16
Tanggapan Responden pada Pernyataan 11
Saya merasa tidak perlu meninggalkan komentar pada unggahan foto
atau video pengguna Instagram yang tidak saya kenal.
Pernyataan_11
Frequenc
y Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
Sangat Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Setuju 25 25,0 25,0 26,0
Tidak Setuju 59 59,0 59,0 85,0
Sangat Tidak
Setuju
15 15,0 15,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Dari data yang disajikan pada tabel 4.16 di atas, 59
responden memilih tidak setuju dengan pernyataan “Saya
merasa tidak perlu meninggalkan komentar pada
unggahan foto atau video pengguna Instagram yang tidak
saya kenal.” 15 responden lainnya memilih sangat tidak
setuju, 25 responden memilih setuju, dan 1 responden
memilih sangat setuju dengan pernyataan tersebut.
Pernyataan tersebut merupakan butir negatif, di mana
peneliti menginginkan jawaban negatif dari responden,
yang berarti responden tidak setuju dengan pernyataan
tersebut. Dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas
responden tidak setuju jika meninggalkan komentar pada
unggahan pengguna lain itu tidak perlu. Mengingat
komentar merupakan bentuk interaksi dalam media sosial
ini, maka meninggalkan komentar pada unggahan
pengguna lain itu perlu meskipun sesekali.
60
Tabel 4.17
Tanggapan Responden pada Pernyataan 12
Bagi saya penggunaan geotag atau lokasi tidak perlu digunakan dalam
postingan foto atau video yang saya unggah.
Pernyataan_12
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
Sangat Setuju 6 6,0 6,0 6,0
Setuju 45 45,0 45,0 51,0
Tidak Setuju 49 49,0 49,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Dari data yang disajikan pada tabel 4.17 di atas, 49
responden memilih tidak setuju dengan pernyataan “Bagi
saya penggunaan geotag atau lokasi tidak perlu digunakan
dalam postingan foto atau video yang saya unggah.” 45
responden setuju dan 6 responden memilih sangat setuju
dengan pernyataan tersebut. Pernyataan tersebut
merupakan butir negatif, di mana peneliti menginginkan
jawaban negatif dari responden, yang berarti responden
tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa mayoritas responden tidak setuju jika
penggunaan geotag tidak perlu dalam unggahan foto atau
video di Intagram. Dengan begitu responden setuju jika
fitur geotag sangat diperlukan guna memberikan
informasi kepada pengguna lain di mana foto atau video
itu di abadikan.
61
2. Tanggapan Responden Tentang Self-Presentation
Mahasiswa Perguruan Tinggi Tangerang Selatan
(Variabel Y)
Untuk variabel Self-Presentation terdapat 12
pertanyaan mengenai strategi presentasi diri. Self-
Presentation atau presentasi diri jika dibawa dalam
kehidupan virtual, maka terbentuk sebuah identitas
virtual. Identitas virtual yang terbentuk akan berbeda-
beda, sesuai dengan apa yang diinginkan penggunanya
dan jenis mediumnya.1 Dalam Instagram ini, setiap
pengguna di persilahkan untuk membentuk kesan yang
mereka inginkan agar sampai kepada pengguna lain.
Tabel 4.18
Tanggapan Responden pada Pernyataan 13
Saya berusaha menciptakan citra diri yang baik dengan memberikan
komentar yang berisi pujian pada foto atau video pengguna Instagram
lainnya.
Pernyataan_13
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
Tidak Setuju 18 18,0 18,0 18,0
Setuju 61 61,0 61,0 79,0
Sangat Setuju 21 21,0 21,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Dari data yang disajikan pada tabel 4.18, maka
untuk pernyataan “Saya berusaha menciptakan citra diri
1
http://repository.petra.ac.id/15386/1/Media_Sosial_dan_Presentasi_Diri.pdf
diakses pada 3 Juli 2018
62
yang baik dengan memberikan komentar yang berisi
pujian pada foto atau video pengguna Instagram lainnya,”
didapat 61 responden memilih setuju, 21 responden sangat
setuju, 18 responden memilih tidak setuju, dan tidak ada
responden yang memilih sangat tidak setuju.
Memberi komentar berisi pujian terhadap unggahan
pengguna lain dapat memberikan kesan baik, sehingga
pengguna lain dapat menarik kesimpulan bahwa kita
adalah orang yang baik, komunikatif, interaktif dan
ramah. Maka melihat dari jawaban responden, mayoritas
dari mereka setuju dengan pernyataan tersebut.
Tabel 4.19
Tanggapan Responden pada Pernyataan 14
Saya menata foto/video yang ingin saya unggah dengan mengeditnya
agar terlihat menarik dan disukai oleh pengguna lain.
Pernyataan_14
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
Tidak Setuju 18 18,0 18,0 18,0
Setuju 61 61,0 61,0 79,0
Sangat Setuju 21 21,0 21,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Dari data yang disajikan pada tabel 4.19, maka
untuk pernyataan “Saya menata foto/video yang ingin
saya unggah dengan mengeditnya agar terlihat menarik
dan disukai oleh pengguna lain,” didapat 61 responden
memilih setuju, 21 responden sangat setuju, 18 responden
memilih tidak setuju, dan tidak ada responden yang
63
memilih sangat tidak setuju. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa mayoritas responden setuju bahwa unggahan yang
bagus akan menghasilkan respon yang bagus pula. Dalam
Instagram, mengedit foto atau video merupakan hal yang
lumrah dilakukan oleh pengguna. Jika unggahan kita
memiliki nilai estetika yang baik, maka tidak menutup
kemungkinan pengguna lain akan tertarik dan mulai
mengikuti akun kita.
Tabel 4.20
Tanggapan Responden pada Pernyataan 15
Dengan mengunggah foto ootd (outfit of the day) saya ingin
menunjukkan kemampuan fashion saya pada pengguna Instagram lain.
Pernyataan_15
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
Tidak Setuju 21 21,0 21,0 21,0
Setuju 59 59,0 59,0 80,0
Sangat Setuju 20 20,0 20,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Dari data yang disajikan pada tabel 4.20, maka
untuk pernyataan “Dengan mengunggah foto ootd (outfit
of the day) saya ingin menunjukkan kemampuan fashion
saya pada pengguna Instagram lain,” didapat 59
responden memilih setuju, 20 responden sangat setuju, 21
responden memilih tidak setuju, dan tidak ada responden
yang memilih sangat tidak setuju. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa mayoritas responden setuju dengan
pernyataan di atas. Setiap orang berlomba-lomba untuk
64
menampilkan dan membuat branding tentang dirinya.
Salah satunya bagi mereka pecinta fashion, maka dia akan
mengunggah foto atau video terkait fashion terbaiknya.
Sumber: Instagram @lolitamarap
Gambar 4.3
Mahasiswi UIN Jakarta yang Menunjukkan Kemampuan
Fashionnya di Instagram
Tabel 4.21
Tanggapan Responden pada Pernyataan 16
Demi terlihat mewah di Instagram maka saya mengunggah foto atau
video ketika berada ditempat yang bagus atau makanan yang saya
makan ketika makan di restoran mewah.
Pernyataan_16
65
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 37 37,0 37,0 37,0
Setuju 63 63,0 63,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Dari data yang disajikan pada tabel 4.21 di atas, 63
responden setuju dengan pernyataan “Demi terlihat
mewah di Instagram maka saya mengunggah foto atau
video ketika berada ditempat yang bagus atau makanan
yang saya makan ketika makan di restoran mewah,” dan
37 responden lainnya memilih tidak setuju. Cara setiap
pengguna Instagram dalam menampilkan dirinya berbeda-
beda, sesuai dengan apa yang diinginkan si pengguna.
Membuat branding tentang dirinya, sehingga orang lain
dapat menilai dirinya sesuai dengan apa yang kita
inginkan. Salah satunya pada pernyataan 15 dan 16 ini,
penampilan setiap pengguna di laman Instagramnya
adalah bentuk atau ciptaan dirinya sendiri. Salah satunya
pada pernyataan ini, jika pengguna ingin dinilai sebagai
orang yang hidup dalam kemewahan, maka mereka akan
mengunggah foto atau video yang menunjukkan
kemewahannya. Seperti pada pernyataan ini, mayoritas
responden menyetujuinya dan melakukan hal tersebut
untuk membangun kesan tentang dirinya.
66
Tabel 4.22
Tanggapan Responden pada Pernyataan 17
Saya suka mengunggah foto/video yang menampilkan prestasi atau
karya-karya terbaik saya.
Pernyataan_17
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
Tidak Setuju 8 8,0 8,0 8,0
Setuju 66 66,0 66,0 74,0
Sangat Setuju 26 26,0 26,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Dari data yang disajikan pada tabel 4.22 di atas, 66
responden setuju dengan pernyataan “Saya suka
mengunggah foto/video yang menampilkan prestasi atau
karya-karya terbaik saya,” 26 responden lainnya memilih
sangat setuju dan 8 responden memilih tidak setuju. Dapat
ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden setuju,
yang berarti banyak responden yang merasa bangga denga
prestasi atau karya yang dimilikinya, sehingga merasa
perlu untuk membagikannya dengan pengguna lain. Ini
merupakan bentuk dari stategi self-promotion,
menunjukkan karya, pencapaian atau prestasi yang
dimiliknya.
Tabel 4.23
Tanggapan Responden pada Pernyataan 18
Saya suka mengunggah foto/video dengan captions yang menunjukkan
contoh dalam tindakan moral seperti bersyukur dan meminta maaf.
Pernyataan_18
67
Frequenc
y Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
Sangat Tidak
Setuju
3 3,0 3,0 3,0
Tidak Setuju 10 10,0 10,0 13,0
Setuju 74 74,0 74,0 87,0
Sangat Setuju 13 13,0 13,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Dari data yang disajikan pada tabel 4.23 di atas, 74
responden setuju dengan pernyataan “Saya suka
mengunggah foto/video dengan captions yang
menunjukkan contoh dalam tindakan moral seperti
bersyukur dan meminta maaf,” 13 responden lainnya
memilih sangat setuju, 10 responden memilih tidak setuju
dan 3 responden memilih sangat tidak setuju. Dari hasil
jawaan responden tersebut, maka banyak responden yang
setuju. Dengan begitu, banyak dari mereka yang
mengunggah foto atau video tentang pemberian contoh
yang baik, mengajak pada kebaikan, sehingga tidak jarang
pengguna lain akan menilai bahwa mereka adalah orang
yang bermoral dan berintegritas.
Tabel 4.24
Tanggapan Responden pada Pernyataan 19
Saya suka mengunggah foto/video yang dapat memotivasi orang
melakukan hal positif seperti memberi bantuan atau dukungan suatu
peristiwa atau musibah.
Pernyataan_19
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
68
Vali
d
Tidak Setuju 34 34,0 34,0 34,0
Setuju 65 65,0 65,0 99,0
Sangat Setuju 1 1,0 1,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Dari data yang disajikan pada tabel 4.24 di atas, 65
responden setuju dengan pernyataan “Saya suka
mengunggah foto/video yang dapat memotivasi orang
melakukan hal positif seperti memberi bantuan atau
dukungan suatu peristiwa atau musibah,” 1 responden
memilih sangat setuju, dan 34 responden lainnya memilih
tidak setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas
responden setuju jika mereka sering mengunggah hal-hal
positif dan mengajak pengguna lain untuk melakukan hal
yang positif. Hal ini juga bisa membangun kesan agar
pengguna lain menilai bahwa kita memiliki citra diri yang
baik.
Tabel 4.25
Tanggapan Responden pada Pernyataan 20
Saya suka memposting foto atau video yang menunjukkan kemarahan
dengan menyindir orang lain.
Pernyataan_20
Frequenc
y Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
Sangat Tidak
Setuju
3 3,0 3,0 3,0
Tidak Setuju 31 31,0 31,0 34,0
Setuju 59 59,0 59,0 93,0
Sangat Setuju 7 7,0 7,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
69
Dari data yang disajikan pada tabel 4.25 di atas, 59
responden setuju dengan pernyataan “Saya suka
memposting foto atau video yang menunjukkan
kemarahan dengan menyindir orang lain,” 7 responden
lainnya memilih sangat setuju, 31 responden memilih
tidak setuju dan 3 responden memilih sangat tidak setuju.
Dalam membentuk kesan diri, tidak hanya kesan yang
positif, terkadang beberapa pengguna akan memberikan
kesan negatif. Pernyataan di atas dapat di sebut
intimidation, di mana pengguna strategi ini ingin
memperoleh kekuasaan dengan karakteristik yang dimiliki
berupa memberikan ancaman, pernyataan kemarahan atau
ketidak senangan terhadap sesuatu. Dapat ditarik
kesimpulan bahwa mayoritas responden setuju dengan
pernyataan di atas, mungkin beberapa dari mereka sering
menunjukkan kekesalannya di Instagram, melihat media
sosial itu bebas dan dapat diakses tanpa batas.
Tabel 4.26
Tanggapan Responden pada Pernyataan 21
Saya tidak pernah membagikan postingan foto atau video yang
menunjukkan saya memberikan bantuan pada suatu peristiwa atau
musibah.
Pernyataan_21
Frequenc
y Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
Sangat Setuju 3 3,0 3,0 3,0
Setuju 44 44,0 44,0 47,0
Tidak Setuju 48 48,0 48,0 95,0
70
Sangat Tidak
Setuju
5 5,0 5,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Dari data yang disajikan pada tabel 4.26 di atas, 48
responden memilih tidak setuju dengan pernyataan “Saya
tidak pernah membagikan postingan foto atau video yang
menunjukkan saya memberikan bantuan pada suatu
peristiwa atau musibah.” 5 responden lainnya memilih
sangat tidak setuju, 44 responden memilih setuju, dan 3
responden memilih sangat setuju dengan pernyataan
tersebut. Pernyataan tersebut merupakan butir negatif, di
mana peneliti menginginkan jawaban negatif dari
responden, yang berarti responden tidak setuju dengan
pernyataan tersebut. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
mayoritas responden memilih tidak setuju, namun hanya
berbeda sedikit dengan responden yang memilih setuju.
Dengan begitu, cukup banyak pengguna Instagram yang
suka menunjukkan kebaikannya dengan cara berbagi
kepada yang membutuhkan. Unggahan seperti itu
nantinya akan memberikan motivasi kepada pengguna
lain untuk ikut membantu.
Tabel 4.27
Tanggapan Responden pada Pernyataan 22
Saya pernah mengomentari foto/video pengguna lain yang saya anggap
tidak terpuji dengan kata-kata kasar yang penuh dengan emosi.
Pernyataan_22
Frequenc
y Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
71
Vali
d
Sangat Tidak
Setuju
6 6,0 6,0 6,0
Tidak Setuju 59 59,0 59,0 65,0
Setuju 34 34,0 34,0 99,0
Sangat Setuju 1 1,0 1,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Dari data yang disajikan pada tabel 4.27, maka
untuk pernyataan “Saya pernah mengomentari foto/video
pengguna lain yang saya anggap tidak terpuji dengan
kata-kata kasar yang penuh dengan emosi,” didapat 59
responden memilih tidak setuju, 1 responden sangat
setuju, 34 responden setuju, dan 6 responden memilih
sangat tidak setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa
mayoritas responden tidak setuju dengan pernyataan
tersebut. Pernyataan di atas merupakan bentuk
menampilkan diri secara negatif. Oleh karena Instagram
dapat diakses tanpa batas, maka apa yang kita unggah
dapat dilihat oleh khalayak Instagram. Sehingga kita perlu
untuk menjaga sikap dan saling menghormati sesama
pengguna.
Tabel 4.28
Tanggapan Responden pada Pernyataan 23
Saya suka mengunggah foto/video yang menunjukkan keadaan yang
tidak berdaya untuk mendapatkan simpati dari pengguna Instagram
lain.
Pernyataan_23
Frequenc
y Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
72
Vali
d
Sangat Tidak
Setuju
7 7,0 7,0 7,0
Tidak Setuju 45 45,0 45,0 52,0
Setuju 48 48,0 48,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Dari data yang disajikan pada tabel 4.28, maka
untuk pernyataan “Saya suka mengunggah foto/video
yang menunjukkan keadaan yang tidak berdaya untuk
mendapatkan simpati dari pengguna Instagram lain,”
didapat 48 responden memilih setuju, 45 responden tidak
setuju, dan 7 responden memilih sangat tidak setuju.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa perbedaan antara
responden yang memilih kategori setuju dan tidak setuju
sangat sedikit, hanya selisih 3 point. Dengan begitu maka
cukup banyak responden yang suka membagikan kisah
sedih nya di Instagram.
Tabel 4.29
Tanggapan Responden pada Pernyataan 24
Saya suka mengunggah foto/video yang menunjukkan kesedihan, lelah
dan kecewa.
Pernyataan_24
Frequenc
y Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Vali
d
Sangat Tidak
Setuju
21 21,0 21,0 21,0
Tidak Setuju 34 34,0 34,0 55,0
Setuju 43 43,0 43,0 98,0
Sangat Setuju 2 2,0 2,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
73
Dari data yang disajikan pada tabel 4.29, maka untuk
pernyataan “Saya suka mengunggah foto/video yang
menunjukkan kesedihan, lelah dan kecewa,” didapat 43
responden memilih setuju, 2 responden sangat setuju, 34
responden tidak setuju, dan 21 responden memilih sangat
tidak setuju. Dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas
responden memilih setuju dengan pernyataan di atas.
pernyataan ini masuk dalam strategi supplication, karakter
utamanya yaitu sering memohon bantuan mengeluh lelah, dan
sebagainya.
C. Rekapitulasi Validasi dan Reabilitas Instrumen
1. Validitas Instagram dan Self-Presentation
a. Validitas Penggunaan Instagram (X)
Tabel 4.30
Uji Validitas Variabel X
Item
Pertanyaan
Pearson
Correlation
(r hitung)
r Tabel
(Signifikansi
0,5)
Keputus
an
Pertanyaan 1 0,597 0,196 Valid
Pertanyaan 2 0,582 0,196 Valid
Pertanyaan 3 0,528 0, 196 Valid
Pertanyaan 4 0,453 0, 196 Valid
Pertanyaan 5 0,559 0, 196 Valid
Pertanyaan 6 0,455 0, 196 Valid
Pertanyaan 7 0,541 0, 196 Valid
Pertanyaan 8 0,574 0, 196 Valid
Pertanyaan 9 0,448 0, 196 Valid
Pertanyaan 10 0,466 0, 196 Valid
Pertanyaan 11 0,325 0, 196 Valid
Pertanyaan 12 0,424 0, 196 Valid
74
Dari hasil perhitungan pada tabel 4.30 di atas
maka seluruh item pertanyaan pada variabel Penggunaan
Instagram (X) dinyatakan valid, karena rhitung lebih
besar dari r tabel. Dimana r tabel sebesar 0,196, dan r
hitung dapat di lihat pada kolom Corrected Item-Total
Correlation.
b. Validitas Self-Presentation (Y)
Tabel 4.31
Uji Validitas Variabel Y
Item
Pertanyaan
Pearson
Correlation
(r hitung)
r Tabel
(Signifikansi
0,5)
Keputusan
Pertanyaan 1 0,619 0,196 Valid
Pertanyaan 2 0,655 0,196 Valid
Pertanyaan 3 0,550 0, 196 Valid
Pertanyaan 4 0,521 0, 196 Valid
Pertanyaan 5 0,744 0, 196 Valid
Pertanyaan 6 0,573 0, 196 Valid
Pertanyaan 7 0,483 0, 196 Valid
Pertanyaan 8 0,401 0, 196 Valid
Pertanyaan 9 0,443 0, 196 Valid
Pertanyaan 10 0,683 0, 196 Valid
Pertanyaan 11 0,584 0, 196 Valid
Pertanyaan 12 0,484 0, 196 Valid
Dari hasil perhitungan pada tabel 4.30 di atas maka
seluruh item pertanyaan pada variabel Self-Presentation
(Y) dinyatakan valid, karena r hitung lebih besar dari r
tabel. Dimana r tabel sebesar 0,196, dan r hitung dapat di
lihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation.
75
2. Reliabilitas
a. Reliabilitas Penggunaan Instagram (X)
Tabel 4.32
Uji Reliabilitas Variabel X
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,719 12
Dari tabel di atas nilai Cronbach‟s Alpha
sebesar 0,719 dalam variabel X (Penggunaan
Instagram). Melihat pada kriteria Cronbach‟s
Alpha dalam tabel 3.13, maka reliabilitas pada
variabel X yaitu kuat.
b. Reliabilitas Self-Presentation (Y)
Tabel 4.33
Uji Reliabilitas Variabel Y
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,801 12
Dari tabel di atas nilai Cronbach‟s Alpha
sebesar 0,760 dalam variabel Y (Self-
Presentation). Melihat pada kriteria Cronbach‟s
Alpha dalam tabel 3.13, maka reliabilitas pada
variabel Y yaitu kuat.
76
D. Hasil Analisis Data Penelitian
1. Uji Normalitas Data
Penelitian dengan menggunakan statistik
parametris mensyaratkan bahwa setiap variabel yang
akan diteliti harus berdistribusi normal.
Di bawah ini disajikan hasil uji data distribusi
normal pada variabel Penggunaan Instagram (X)
dengan Self-Presentation (Y).
Tabel 4.34
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Penggunaa
n Instagram
Self-
Presentatio
n
N 100 100
Normal Parametersa,b
Mean 40,1800 39,8200
Std. Deviation 5,05601 4,68693
Most Extreme Differences Absolute ,077 ,081
Positive ,077 ,081
Negative -,071 -,057
Test Statistic ,077 ,081
Asymp. Sig. (2-tailed) ,153c ,102
c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Dari hasil uji yang tertera pada tabel 4.34 di atas,
nilai sign pada variabel Penggunaan Instagram (X)
sebesar 0,153 dan pada variabel Self-Presentation (Y)
sebesar 0,102. Nilai sign dari kedua variabel tersebut
lebih besar dari 0,05, yang berarti data pada variabel
77
Penggunaan Instagram (X) dan Self-Presentation (Y)
dinyatakan terdistribusi normal dan dapat di uji
dengan statistik parametris.
2. Uji Koefisien Korelasi
Uji koefisien korelasi digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang
signifikan antara variabel Penggunaan Instagram (X)
dengan variabel Self-Presentation (Y). Berikut hasil
uji koefisien korelasi menggunakan perhitungan
Product Moment.
Tabel 4.35
Correlations
X Y
X Pearson Correlation 1 ,743**
Sig. (1-tailed) ,000
N 100 100
Y Pearson Correlation ,743** 1
Sig. (1-tailed) ,000 N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Dari hasil uji koefisien korelasi yang tersaji pada
tabel 4.35 di atas, dapat di lihat bahwa nilai korelasi
Product Moment antara variabel Penggunaan Instagram
(X) dengan Self-Presentation (Y) sebesar 0,743. Melihat
dari tabel 3.4 tentang pedoman interpretasi koefisien
78
korelasi, didapatkan bahwa hubungan antara variabel
Penggunaan Instagram (X) dengan Self-Presentation (Y)
berhubungan kuat, karena nilainya berkisar pada 0,60-
0,799.
3. Uji Hipotesis
Pada bagian ini, akan diberikan hasil uji signifikan
hubungan antara variabel Penggunaan Instagram (X)
dengan Self-Presentation (Y) menggunakan uji t.
Penentuan uji signifikan ini mengacu pada:
Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha
ditolak.
Jika thitung ˃ ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Perhitungannya sebagai berikut:
√
√ ( )
√
√ ( )
Dari perhitungan di atas, maka di dapat
nilai thitung sebesar 10,95. Nilai tersebut kemudian
disandingkan dengan nilai ttabel dengan derajat
79
kesalahan 0,05 dan derajat keabsahan (100-2 = 98,
maka diperoleh nilai ttabel sebesar 1,66 (lihat pada
tabel distribusi t di halaman lampiran). Oleh
karena nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel, maka
Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel
Penggunaan Instagram (X) dengan Self-
Presentation (Y).
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan hasil
uji hipotesis yang dilakukan dengan analisis korelasi
model Product Moment, maka dari penelitian ini dapat di
tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan Instagram yang dilakukan mahasiswa
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
dan Universitas Pamulang dapat dikatakan tinggi,
dilihat dari hasil jawaban responden yang banyak
memilih kategori sangat setuju atau setuju pada setiap
indikator pertanyaan. Menggunakan Instagram
menjadi kegiatan yang biasa dilakukan, bisa untuk
mencari informasi atau hanya sekedar untuk hiburan.
Pengguna Instagram melakukan interaksi melalui
fitur-fitur yang sudah disediakan. Bisa melalui, like,
follow, comment, dan lain sebagainya. Saat ini
interaksi melalui media sosial salah satunya
Instagram, sangat tinggi peminatnya. Dalam
penggunaan Instagram, setiap orang memiliki tujuan
yang berbeda-beda, oleh karena itu bentuk komunikasi
dan interaksinya pun berbeda.
2. Self-Presentation atau presentasi diri merupakan
pembentukan kesan yang dilakukan seseorang agar
orang lain mampu menilai sesuai dengan apa yang
81
diinginkannya. Pada hasil penelitian, di lihat dari
jawaban responden pada setiap indikator pertanyaan
variabel self-presentation, maka mayoritas responden
memilih setuju, sehingga dapat dikatakan bahwa
mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Universitas Pamulang
memang menggunakan Instagram sebagai tempat
mempresentasikan diri. Mahasiswa Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan Universitas
Pamulang ini melakukan presentasi diri nya di
Instagram dengan memberikan informasi mengenai
siapa dirinya melalui setiap postingan foto atau
videonya. Mereka menunjukkan dirinya agar diakui
oleh pengguna lain. Presentasi diri yang dilakukan
setiap orang memiliki bentuk dan cara yang berbeda,
sesuai dengan keinginan si pengguna Instagram.
3. Hasil uji koefisien korelasi dengan menggunakan
perhitungan Product Moment menghasilkan nilai
0,743 yang berarti hubungan antara Penggunaan
Instagram dengan Self-presentation dikalangan
mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dan Universitas Pamulang kuat.
Kemudian, hasil uji hipotesis menunjukkan nilai
10,95, lebih besar dari t tabel (1,66). Dengan begitu,
dalam penelitian ini Ha diterima dan Ho ditolak.
82
B. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka
penulis mengajukan saran sebagai berikut:
1. Semakin lama, semakin banyak fitur tambahan yang
dikeluarkan oleh Instagram. Oleh karena itu,
disarankan bagi pengguna Instagram agar lebih bijak
dan lebih pintar dalam menggunakan fitur-fitur yang
tersedia di Instagram.
2. Dilihat dari hasil penelitian dan kesimpulan, dikatakan
bahwa presentasi diri mahasiswa Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan Universitas
Pamulang. Dengan begitu, disarakan agar mahasiswa
lebih memperhatikan tujuan dari presentasi dirinya di
Instagram. Berbagai hal yang dilakukan dalam
menggunakan fitur Instagram atau ekspresi yang
ditunjukkan di Instagram semuanya akan menjurus
pada jenis-jenis strategi presentasi diri. Media sosial
sudah memberikan ruang seluas-luasnya bagi setiap
individu untuk berkreasi menampilkan siapa dirinya
masing-masing.
3. Hubungan antara penggunaan Instagram dengan Self-
presentation pada mahasiswa Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan Universitas
Pamulang kuat, dengan nilai 0,743. Namun
diharapkan pada penelitian berikutnya untuk melihat
pada faktor lain dari presentasi diri melalui Instagram
agar menghasilkan hubungan yang lebih kuat.
83
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Ardianto, Elvinaro. (2004). Komunikasi Massa : Suatu
Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama.
Atmoko, Bambang Dwi. (2012). Instagram Handbook. Jakarta:
Mediakita.
Bungin, Burhan. (2011). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada
Media Group.
Foss, & Littlejohn. (2009). Teori komunikasi. Jakarta : Salemba
Humanika.
Haryanto, Dr. M. Pd., dan Prof. Ir. Sukandarrumidi M. Sc, Ph.D.
(2014). Dasar-Dasar Penulisan Proposal Penelitian.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Hudaniah, Tridaryani. (2012). Psikologi Sosial. Malang: UMM
Press.
Jannah, Lina Miftahul dan Bambang Prasetyo. (2011). Metode
Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Knoers, A. M. P., Monk, F. J., Hadianto, S. R. (2001). Psikologi
Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kriyanto, Rachmat. (2016). Teknik Praktis Riset Komunikasi.
Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Littlejohn & Foss. (2009). Teori Komunikasi. Jakarta : Salemba
Humanika.
84
McQuail, Dennis. (2011). Teori Komunikasi Massa. Jakarta:
Salemba Humanika.
Mulyana, Dedy. (2006). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Dedy. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif:
Paradigma Baru Ilmu Komunikasi Dan Ilmu Sosial
Lainnya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Cet. Ke-7.
Nasrullah, Rulli. Dr. M.Si. (2015). Media Sosial Perspektif
Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
Nazir, Moh. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Rakhmat, Jalaluddin. (2005). Metode Penelitian Komunikasi.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
Ruslan, Rusady. (2003). Metode Penelitian Public Relations dan
Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sarwono, S.W. dan Meinarno. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta:
Salemba Humanika.
Silalahi, Uber. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Siregar, Syofian, Ir. M. M. Statistik Parametrik untuk Penelitian
Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara, 2013.
Sofian, Effendy dan Masri Singarimbun. (2006). Metode
Penelitian Survai. Jakarta: Pustaka LP3S.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R
& D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2007). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
85
Sukandarrumidi, Prof. Ir. M. Sc, Ph. D. dan Dr. Haryanto, M. Pd.
Dasar-Dasar Penulisan Proposal Penelitian.
JURNAL DAN SKRIPSI
Jurnal Penelitian Komunikasi dan Pembangunan. Christiany
Judita. Presentasi Diri dalam Media Sosial Path. Balai
Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan
Informatika Makassar 2014.
Jurnal. Himasty Nurmaysari. Instagram dan Presentasi Diri
(Studi Korelasi Aktivitas Menggunakan Instagram dengan
Presentasi Diri Komunitas Blogger Perempuan).
Mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta 2018.
Jurnal. Jandy E Luik. Media Sosial dan Presentasi Diri. Diakses
pada 3 Mei 2018
darihttp://repository.petra.ac.id/15386/1/Media_Sosial_d
an_Presentasi_Diri.pdf.
Skripsi. Meidina Catur Astiani. Instagram sebagai Alat
Presentasi Diri Mahasiswa (Studi Deskriptif Kualitatif
Penggunaan Filter Foto dalam Instagram pada
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Angkatan
2014 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta). Mahasiswi Jurusan Fakultas Ilmu Sosial
dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
2017.
86
INTERNET
Dailysocial.id diakses 05 Maret 2018.
https://bisnis.tempo.co/read/894605/45-juta-pengguna-
instagram-indonesia-pasar-terbesar-di-asia&hl=id-ID
diakses 05 Maret 2018.
http://m.republika.co.id/berita/pendidikan/dunia-
kampus/18/03/21/universitas-pamulang-gelar-seminar-
akutansi-internasional diakses 30 April 2018.
https://tekno.kompas.com/read/2019/29/06304447/naik-100juta-
berapa-jumlah-pengguna-instagram-sekarang&hl=id-ID
diakses 05 Maret 2018.
http://www.instagram.com diakses 3 April 2018.
DATA MAHASISWA
Input data Kabag Akademik UIN Jakarta, Februari 2018.
87
LAMPIRAN-LAMPIRAN
88
LAMPIRAN 1
Kuesioner Penelitian
Nama :
Universitas :
a. Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Universitas Pamulang
Apakah anda pengguna media sosial Instagram?
a. Ya b. Tidak
Sudah berapa lama menggunakan Instagram?
a. < 1 tahun
b. 2 – 4 tahun
c. ˃ 4 tahun
Intensitas penggunaan Instagram
a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-Kadang
d. Jarang
No
.
Penggunaan Instagram SS S TS STS
1. Saya mengunggah setiap foto
atau video saya yang menarik
agar dapat di lihat oleh
89
pengguna Instagram lainnya.
2. Saya mengunggah foto di
Instagram saya dengan tujuan
untuk membuat orang suka
kepada saya.
3. Saya mem-follow beberapa akun
Instagram yang saya sukai.
4. Saya mem-follow akun
pengguna lain untuk dapat
berkomunikasi baik dengan
mereka.
5. Saya merasa semakin banyak
followers maka semakin banyak
orang yang menyukai dan ingin
mengenal saya lebih dekat.
6. Saya memberikan like pada foto-
foto yang saya sukai dan
menarik.
7. Jika foto atau video yang saya
unggah mendapatkan banyak
like, maka saya merasa banyak
yang menyukai dan tertarik
dengan foto saya.
8. Saya memberikan komentar
pada unggahan foto/video yang
ada guna terjalinnya komunikasi
90
antar sesama pengguna
instagram.
9. Saya merasa senang jika orang
lain meninggalkan komentar di
foto atau video saya yang berisi
pujian karena itu berarti mereka
mengakui saya menarik.
10. Saya menggunakan geotag atau
lokasi agar pengguna Instagram
lain dapat mengetahui dimana
saya mengambil foto/video yang
saya unggah.
11. Saya merasa tidak perlu
meninggalkan komentar pada
unggahan foto atau video
pengguna Instagram yang tidak
saya kenal.
12. Bagi saya penggunaan geotag
atau lokasi tidak perlu digunakan
dalam postingan foto atau video
yang saya unggah.
No
.
Presentasi Diri SS S TS STS
13. Saya berusaha menciptakan citra
diri yang baik dengan
memberikan komentar yang
91
berisi pujian pada foto atau
video pengguna Instagram
lainnya.
14. Saya menata foto/video yang
ingin saya unggah dengan
mengeditnya agar terlihat
menarik dan disukai oleh
pengguna lain.
15. Dengan mengunggah foto ootd
(outfit of the day) saya ingin
menunjukkan kemampuan
fashion saya pada pengguna
Instagram lain.
16. Demi terlihat mewah di
Instagram maka saya
mengunggah foto atau video
ketika berada ditempat yang
bagus atau makanan yang saya
makan ketika makan di restoran
mewah.
17. Saya suka mengunggah
foto/video yang menampilkan
prestasi atau karya-karya terbaik
saya.
18. Saya suka mengunggah
foto/video dengan captions yang
92
menunjukkan contoh dalam
tindakan moral seperti bersyukur
dan meminta maaf.
19. Saya suka mengunggah
foto/video yang dapat
memotivasi orang melakukan
hal positif seperti memberi
bantuan atau dukungan suatu
peristiwa atau musibah.
20. Saya suka memposting foto atau
video yang menunjukkan
kemarahan dengan menyindir
orang lain.
21. Saya tidak pernah membagikan
postingan foto atau video yang
menunjukkan saya memberikan
bantuan pada suatu peristiwa
atau musibah.
22. Saya pernah mengomentari
foto/video pengguna lain yang
saya anggap tidak terpuji dengan
kata-kata kasar yang penuh
dengan emosi.
23. Saya suka mengunggah
foto/video yang menunjukkan
keadaan yang tidak berdaya
93
untuk mendapatkan simpati dari
pengguna Instagram lain.
24. Saya suka mengunggah
foto/video yang menunjukkan
kesedihan, lelah dan kecewa.
94
SELF-PRESENTATION DALAM INSTAGRAM
Contoh Strategi Ingratiation dan Self-promotion di Instagram
Memberikan pujian pada foto Instagram pengguna lain.
Memposting foto prestasi meraih gelar juara olahraga badminton
pada Japan Open 2018.
Sumber : Foto Instagram @rifka_martha dan @kevin_sanjaya
95
Contoh Strategi Exemplification dan Intimidation dalam Instagram
Sumber : Foto Instagram @jonatanchristieofficial
Memberikan bantuan kepada korban gempa Lombok.
Menyindir seseorang melalui Instagram.
96
Contoh Pengguna Instagram yang mengedit fotonya
agar menarik untuk di lihat.
Contoh penggunaan geotag ketika mengunggah foto
97
Hasil Uji Validitas Variabel X Menggunakan SPSS 24
Correlations
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9
X1
0
X1
1
X1
2
Xtot
al
X1 Pears
on
Corre
lation
1 ,48
1**
,11
5
,24
6*
,33
7**
,34
1**
,43
0**
,22
8*
,18
6
,10
3
-
,11
0
,18
7
,597
**
Sig.
(2-
tailed
)
,00
0
,25
5
,01
4
,00
1
,00
1
,00
0
,02
3
,06
4
,30
9
,27
7
,06
2
,000
N 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
100
X2 Pears
on
Corre
lation
,48
1**
1 ,36
8**
,36
6**
,21
4*
,22
2*
,37
9**
,36
1**
,19
3
-
,01
6
-
,11
0
,00
6
,582
**
Sig.
(2-
tailed
)
,00
0
,00
0
,00
0
,03
3
,02
6
,00
0
,00
0
,05
4
,87
7
,27
4
,95
5
,000
N 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
100
X3 Pears
on
Corre
lation
,11
5
,36
8**
1 ,20
7*
,19
3
,11
5
,27
1**
,17
7
,12
2
,34
3**
,06
5
,28
9**
,528
**
Sig.
(2-
tailed
)
,25
5
,00
0
,03
9
,05
5
,25
5
,00
6
,07
8
,22
7
,00
0
,52
0
,00
4
,000
98
N 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
100
X4 Pears
on
Corre
lation
,24
6*
,36
6**
,20
7*
1 ,40
1**
,10
6
,18
1
,18
2
-
,02
6
-
,09
0
,16
1
-
,08
8
,453
**
Sig.
(2-
tailed
)
,01
4
,00
0
,03
9
,00
0
,29
3
,07
2
,06
9
,79
6
,37
4
,10
9
,38
6
,000
N 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
100
X5 Pears
on
Corre
lation
,33
7**
,21
4*
,19
3
,40
1**
1 ,33
7**
,11
8
,35
4**
,13
2
,02
0
,22
7*
-
,04
5
,559
**
Sig.
(2-
tailed
)
,00
1
,03
3
,05
5
,00
0
,00
1
,24
4
,00
0
,19
1
,84
3
,02
3
,66
0
,000
N 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
100
X6 Pears
on
Corre
lation
,34
1**
,22
2*
,11
5
,10
6
,33
7**
1 ,31
2**
,17
3
,18
6
-
,05
9
-
,05
5
,01
9
,455
**
Sig.
(2-
tailed
)
,00
1
,02
6
,25
5
,29
3
,00
1
,00
2
,08
5
,06
4
,56
2
,58
7
,85
0
,000
N 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
100
99
X7 Pears
on
Corre
lation
,43
0**
,37
9**
,27
1**
,18
1
,11
8
,31
2**
1 ,02
4
,33
7**
,19
6
-
,25
5*
,29
7**
,541
**
Sig.
(2-
tailed
)
,00
0
,00
0
,00
6
,07
2
,24
4
,00
2
,81
5
,00
1
,05
0
,01
0
,00
3
,000
N 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
100
X8 Pears
on
Corre
lation
,22
8*
,36
1**
,17
7
,18
2
,35
4**
,17
3
,02
4
1 ,09
3
,19
7*
,39
2**
,15
1
,574
**
Sig.
(2-
tailed
)
,02
3
,00
0
,07
8
,06
9
,00
0
,08
5
,81
5
,35
9
,04
9
,00
0
,13
4
,000
N 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
100
X9 Pears
on
Corre
lation
,18
6
,19
3
,12
2
-
,02
6
,13
2
,18
6
,33
7**
,09
3
1 ,15
2
,17
3
,14
6
,448
**
Sig.
(2-
tailed
)
,06
4
,05
4
,22
7
,79
6
,19
1
,06
4
,00
1
,35
9
,13
2
,08
5
,14
8
,000
N 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
100
X10 Pears
on
Corre
lation
,10
3
-
,01
6
,34
3**
-
,09
0
,02
0
-
,05
9
,19
6
,19
7*
,15
2
1 ,30
9**
,63
5**
,466
**
100
Sig.
(2-
tailed
)
,30
9
,87
7
,00
0
,37
4
,84
3
,56
2
,05
0
,04
9
,13
2
,00
2
,00
0
,000
N 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
100
X11 Pears
on
Corre
lation
-
,11
0
-
,11
0
,06
5
,16
1
,22
7*
-
,05
5
-
,25
5*
,39
2**
,17
3
,30
9**
1 ,03
2
,325
**
Sig.
(2-
tailed
)
,27
7
,27
4
,52
0
,10
9
,02
3
,58
7
,01
0
,00
0
,08
5
,00
2
,75
1
,001
N 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
100
X12 Pears
on
Corre
lation
,18
7
,00
6
,28
9**
-
,08
8
-
,04
5
,01
9
,29
7**
,15
1
,14
6
,63
5**
,03
2
1 ,424
**
Sig.
(2-
tailed
)
,06
2
,95
5
,00
4
,38
6
,66
0
,85
0
,00
3
,13
4
,14
8
,00
0
,75
1
,000
N 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
100
Xtot
al
Pears
on
Corre
lation
,59
7**
,58
2**
,52
8**
,45
3**
,55
9**
,45
5**
,54
1**
,57
4**
,44
8**
,46
6**
,32
5**
,42
4**
1
Sig.
(2-
tailed
)
,00
0
,00
0
,00
0
,00
0
,00
0
,00
0
,00
0
,00
0
,00
0
,00
0
,00
1
,00
0
101
N 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
102
Hasil Uji Validitas Variabel Y Menggunakan SPSS 24
Correlations
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y7 Y8 Y9
Y1
0
Y1
1
Y1
2
Ytot
al
Y1 Pear
son
Corr
elatio
n
1 ,49
0**
,38
8**
,36
7**
,38
7**
,25
6*
,14
2
,27
7**
,00
8
,40
7**
,30
7**
,28
9**
,619*
*
Sig.
(2-
tailed
)
,00
0
,00
0
,00
0
,00
0
,01
0
,15
8
,00
5
,93
9
,00
0
,00
2
,00
4
,000
N 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
100
Y2 Pear
son
Corr
elatio
n
,49
0**
1 ,50
0**
,21
2*
,31
9**
,30
0**
,42
1**
,06
4
,15
0
,48
9**
,22
3*
,27
7**
,655*
*
Sig.
(2-
tailed
)
,00
0
,00
0
,03
4
,00
1
,00
2
,00
0
,52
7
,13
7
,00
0
,02
6
,00
5
,000
N 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
100
Y3 Pear
son
Corr
elatio
n
,38
8**
,50
0**
1 ,21
6*
,26
6**
,22
7*
,27
7**
,05
1
,06
6
,37
4**
,20
6*
,14
8
,550*
*
103
Sig.
(2-
tailed
)
,00
0
,00
0
,03
1
,00
8
,02
3
,00
5
,61
1
,51
4
,00
0
,04
0
,14
3
,000
N 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
100
Y4 Pear
son
Corr
elatio
n
,36
7**
,21
2*
,21
6*
1 ,33
2**
,28
5**
,04
0
,28
9**
,15
0
,24
0*
,45
4**
,01
2
,521*
*
Sig.
(2-
tailed
)
,00
0
,03
4
,03
1
,00
1
,00
4
,69
3
,00
4
,13
6
,01
6
,00
0
,90
8
,000
N 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
100
Y5 Pear
son
Corr
elatio
n
,38
7**
,31
9**
,26
6**
,33
2**
1 ,45
5**
,42
2**
,32
3**
,42
4**
,43
4**
,32
3**
,35
5**
,744*
*
Sig.
(2-
tailed
)
,00
0
,00
1
,00
8
,00
1
,00
0
,00
0
,00
1
,00
0
,00
0
,00
1
,00
0
,000
N 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
100
Y6 Pear
son
Corr
elatio
n
,25
6*
,30
0**
,22
7*
,28
5**
,45
5**
1 ,43
4**
,14
0
,27
6**
,13
8
,19
9*
,20
0*
,573*
*
104
Sig.
(2-
tailed
)
,01
0
,00
2
,02
3
,00
4
,00
0
,00
0
,16
5
,00
5
,17
2
,04
7
,04
6
,000
N 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
100
Y7 Pear
son
Corr
elatio
n
,14
2
,42
1**
,27
7**
,04
0
,42
2**
,43
4**
1 -
,22
5*
,13
7
,27
1**
-
,01
2
,33
7**
,483*
*
Sig.
(2-
tailed
)
,15
8
,00
0
,00
5
,69
3
,00
0
,00
0
,02
4
,17
6
,00
6
,90
9
,00
1
,000
N 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
100
Y8 Pear
son
Corr
elatio
n
,27
7**
,06
4
,05
1
,28
9**
,32
3**
,14
0
-
,22
5*
1 ,10
9
,40
8**
,36
0**
,06
6
,401*
*
Sig.
(2-
tailed
)
,00
5
,52
7
,61
1
,00
4
,00
1
,16
5
,02
4
,28
1
,00
0
,00
0
,51
3
,000
N 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
100
Y9 Pear
son
Corr
elatio
n
,00
8
,15
0
,06
6
,15
0
,42
4**
,27
6**
,13
7
,10
9
1 ,11
6
,47
5**
,07
4
,443*
*
105
Sig.
(2-
tailed
)
,93
9
,13
7
,51
4
,13
6
,00
0
,00
5
,17
6
,28
1
,25
0
,00
0
,46
7
,000
N 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
100
Y10 Pear
son
Corr
elatio
n
,40
7**
,48
9**
,37
4**
,24
0*
,43
4**
,13
8
,27
1**
,40
8**
,11
6
1 ,35
1**
,35
9**
,683*
*
Sig.
(2-
tailed
)
,00
0
,00
0
,00
0
,01
6
,00
0
,17
2
,00
6
,00
0
,25
0
,00
0
,00
0
,000
N 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
100
Y11 Pear
son
Corr
elatio
n
,30
7**
,22
3*
,20
6*
,45
4**
,32
3**
,19
9*
-
,01
2
,36
0**
,47
5**
,35
1**
1 ,08
7
,584*
*
Sig.
(2-
tailed
)
,00
2
,02
6
,04
0
,00
0
,00
1
,04
7
,90
9
,00
0
,00
0
,00
0
,38
8
,000
N 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
100
Y12 Pear
son
Corr
elatio
n
,28
9**
,27
7**
,14
8
,01
2
,35
5**
,20
0*
,33
7**
,06
6
,07
4
,35
9**
,08
7
1 ,484*
*
106
Sig.
(2-
tailed
)
,00
4
,00
5
,14
3
,90
8
,00
0
,04
6
,00
1
,51
3
,46
7
,00
0
,38
8
,000
N 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
100
Ytot
al
Pear
son
Corr
elatio
n
,61
9**
,65
5**
,55
0**
,52
1**
,74
4**
,57
3**
,48
3**
,40
1**
,44
3**
,68
3**
,58
4**
,48
4**
1
Sig.
(2-
tailed
)
,00
0
,00
0
,00
0
,00
0
,00
0
,00
0
,00
0
,00
0
,00
0
,00
0
,00
0
,00
0
N 10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
10
0
100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).