hubungan pengetahuan dan sikap terhadap …repository.helvetia.ac.id/2365/6/robinson... · skripsi...

100
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP KEPATUHAN MENGKONSUMSI OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI APOTEK LESTARI 3 SUNGGAL TAHUN 2019 SKRIPSI OELH : ROBINSON NAINGGOLAN 1701012153 PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN 2019

Upload: others

Post on 25-Jun-2020

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP KEPATUHAN MENGKONSUMSI OBAT HIPOGLIKEMIK

ORAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI APOTEK LESTARI 3 SUNGGAL

TAHUN 2019

SKRIPSI

OELH :

ROBINSON NAINGGOLAN 1701012153

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN

2019

Page 2: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP KEPATUHAN MENGKONSUMSI OBAT HIPOGLIKEMIK

ORAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI APOTEK LESTARI 3 SUNGGAL

TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Pada Program S1 Farmasi Fakultas Farmasi dan Ksehatan Institut Kesehatan Helvetia Medan

OELH :

ROBINSON NAINGGOLAN 1701012153

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN

2019

Page 3: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien
Page 4: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

Telah diuji pada tanggal 26 Agustus 2019

PANITIA PENGUJI SKRIPSI Ketua : Hafizhatul Abadi, S.Farm., M.Kes., Apt Anggota : 1. Yulis Kartika, S.Farm., M.Si., Apt 2. Dini Permata Sari, S.Farm., M.Si., Apt

Page 5: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien
Page 6: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP KEPATUHAN MENGKONSUMSI OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL

PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI APOTEK LESTARI 3 SUNGGAL

TAHUN 2019

ROBINSON NAINGGOLAN 1701012153

Salah satu penyakit degeneratif yang menjadi masalah kesehatan pada saat

ini adalah Diabetes Mellitus (DM). Di dunia kejadian Diabetes Mellitus diperkirakan 8,3 % orang dewasa (382 juta orang) memiliki diabetes dan diperkirakan jumlah orang yang menderita penyakit ini akan bertambah melampaui 592 juta jiwa (meningkat 55 %) dalam waktu kurang dari 25 tahun. Indonesia sendiri menempati urutan ke-7 sebagai negara dengan junlah penderita diabetes (20-70 tahun) terbanyak di dunia setelah China, India, USA, Brazil, Rusia dan Mexico 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap kapatuhan mengkonsumsi obat hipoglikemik oral pada pasien DM tipe 2 di Apotek Lestari 3 Sunggal Medan tahun 2019. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2019 di Apotek Lestari 3 Medan dengan populasi sebanyak 100 orang serta sampel sebanyak 50 orang. Data dianalisis dengan menggunakan Uji analisis Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 0,05.

Hasil penelitian ini menunjukkan variabel pengetahuan memliki hubungan yang ignifikan dengan variabel kepatuhan mengkonsumi obat hipoglikemik oral pada taraf signifikan 0,000<0,05 demikian juga dengan variabel sikap memliki hubungan yang signifikan terhadap kepatuhan mengkonsumsi obat hipoglikemik oral pada taraf signifika 0,037<0,05. Hasil ini menyimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan dan sikap terhadap kepatuhan mengkonsumsi obat hipoglikemik oral pada pasien diabetes mellitus di Apotek Lestari 3 Sunggal tahun 2019.

Disarankan kepada penderita diabetes mellitus agar lebih meningkankan pengetahuan dan informasi tentang OHO ataupun diabetes mellitus baik dari media massa, internet atau mengikuti penyuluhan. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Obat Hipoglikemik Oral

i

Page 7: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

ii

Page 8: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya yang telah memberikan kesehatan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan pengetahuan dan sikap terhadap kapatuhan mengkonsumsi obat hipoglikemik oral pada pasien DM tipe 2 di Apotek Lestari 3 Sunggal Medan tahun 2019” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program S1 Farmasi di Institut Kesehatan Helvetia Medan.

Selama proses penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada : 1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M. Kes., selaku Ketua Pembina

Yayasan Helvetia Medan. 2. Iman Muhammad, S.E, S.Kom, M.M, M.Kes, selaku Ketua Yayasan Institut

Kesehatan Helvetia 3. Dr. H. Ismail Efendi, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan. 4. H. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi dan

Kehatan Institut Kesehatan Helvetia Medan. 5. Adek Chan, S.Si., M.Si., Apt., selaku Ketua Prodi S1 Farmasi Institut

Kesehatan Helvetia Medan dan juga selaku Dosen Pembimbing I yang memberikan masukan yang bermanfaat untuk perbaikan skripsi ini.

6. Drs. Indra Ginting, M.M, Apt, selaku Dosen Pembimbing II yang memberikan masukan yang bermanfaat untuk perbaikan skripsi ini.

7. Seluruh Staf Dosen Institut Kesehatan Helvetia Medan yang telah memberikan Ilmu dan pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama pendidikan.

8. Teristimewa buat istri tercinta yang telah memberikan dukungan baik dari segi moril dan doa sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Bagi teman-teman seperjuangan Program Studi S1 Farmasi yang telah membantu dan mendukung penyelesain skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Agustus 2019 Penulis

Robinson Nainggolan

iii

Page 9: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS Nama Mahasiswa : Robinson Nainggolan TTL : Medan 26 Juni 1986 Agama : Kriten Protestan Anak ke : 2 dari 5 bersaudara Alamat : Jl. Cempaka Gg. Cempaka No. 1 Medan Status : Menikah II. DATA ORANG TUA Nama Ayah : M. P. Nainggolan Nama Ibu : H. Situmorang III. PENDIDIKAN Tahun 1991-1997 : SD Katolik Mariana Medan Tahun 1997-2000 : SMP EKA Prasetya Medan Tahun 2000-2003 : SMA Nila Harahapan Medan Tahun 2014-2017 : D3 Farmasi Universitas Sari Mutiara Tahun 2018-2019 : S1 FFarmasi Institut Kesehatan Helvetia

iv

Page 10: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

DAFTAR ISI

Halaman JUDUL HALAMAN PENGESAHAN LEMBAR PANITIA PENGUJI LEMBAR PERNYATAAN KATA PENGANTAR .................................................................................... DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... iv DAFTAR ISI ......................................................................................... v DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah .................................................................. 4 1.3 Hipotesis Penelitian .................................................................. 4 1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................... 4 1.5 Manfaat Penelitian .................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 6

2.1 Tinjaun Peneliti Terdahulu ....................................................... 6 2.2 Telaah Teori .............................................................................. 8

2.2.1 Pengetahuan .................................................................... 8 2.2.2 Sikap................................................................................ 16

2.2.2. Kepatuhan ....................................................................... 18 2.2.3. Diabetes Mellitus ............................................................ 23

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 38

3.1 Jenis Penelitian ......................................................................... 38 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 38 3.3 Populasi dan Sampel ................................................................. 38

3.3.1 Populasi ........................................................................... 38 3.3.2 Sampel ............................................................................. 38

3.5 Defenisi Operasional dan Aspek Pengukuran .......................... 39 3.5.1 Defenisi Operasional ....................................................... 39

3.5.2. Aspek Pengukuran .......................................................... 40 3.6 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 41

3.6.1 Jenis Data ......................................................................... 41 3.6.2 Teknik Pengumpulan Data .............................................. 41 3.7 Metode Pengolahan Data .......................................................... 42

3.8 Analisis data ............................................................................. 43 3.8.1 Analisis univariat ............................................................ 43 3.8.2 Analisis bivariat .............................................................. 43

v

Page 11: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 45 4.1 Hasil Penelitian ......................................................................... 45

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................... 45 4.1.2. Analisa Univariat ............................................................ 45 4.1.3. Analisa Bivariat............................................................... 48

4.2. Pembahasan .............................................................................. 50 4.2.1. Pengetahuan .................................................................... 50 4.2.2. Sikap................................................................................ 51 4.2.3. Kepatuhan Mengkonsumsi Obat Hipoglikemik Oral...... 52 4.2.4. Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan

Mengkonumsi Obat Hipoglikemik Oral Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Apotek Lestari 3 tahun 2019 ................................................................................. 52

4.2.5. Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Mengkonumsi Obat Hipoglikemik Oral Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Apotek Lestari 3 tahun 2019 .............. 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 57

5.2. Kesimpulan ............................................................................... 57 5.2. Saran ......................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

vi

Page 12: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman Tabel 2.1. Keuntungan dan Kerugian Masing-masing Metode

Pengukuran Kepatuhan Pengobatan ......................................... 21 Tabel 2.2 Pertanyaan pada Morisky Scale Medication Adherence

Scales-8 ..................................................................................... 23 Tabel 2.3 Faktor Risiko Untuk Diabetes Tipe 2. ..................................... 27 Tabel 2.4 Kriteria Penegakan Diagnosis .................................................. 28 Tabel 3.1 Aspek Pengukuran .................................................................... 40 Tabel 4.1 Kerasteristik Reponden .......................................................... 45 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Pasien

Diabetes Melitus Tipe 2 di Apotek Lestari III Tahun 2019 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Pasien Diabetes

Melitus Tipe 2 di Apotek Lestari III Tahun 2019 .................. 46 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Responden Mengkonsumsi

Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Apotek Lestari III Tahun 2019 ........................................ 47

Tabel 4.5. Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan

Mengkonumsi Obat Hipoglikemik Oral Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Apotek Lestari 3 tahun 2019 ......... 48

Tabel 4.5. Tabulasi Silang Hubungan Sikap dengan Kepatuhan

Mengkonumsi Obat Hipoglikemik Oral Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Apotek Lestari 3 tahun 2019 ......... 49

vii

Page 13: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman Gambar 1.1 Kerangka Konsep .................................................................... 5

viii

Page 14: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman 1. Lampiran 1 Kuesioner Penelitian .......................................................... 61 2. Lampiran 2 Master Tabel Penelitian ...................................................... 64 3. Lempiran 3 Hasil Output SPSS .............................................................. 67 4. Lampiran 4 Lembar Pengajuan Judul .................................................... 74 5. Lampiran 5 Survei Awal ........................................................................ 75 6. Lampiran 6 Balasan Survei Awal .......................................................... 76 7. Lampiran 7 Izin Penelitian ..................................................................... 77 8. Lampiran 8 Balasan Izin Penelitian ....................................................... 78 9. Lampiran 9 Lembar Bimbingan Proposal Pembimbing I ...................... 79 10. Lampiran 10 Lembar Bimbingan Proposal Pembimbing II .................. 80 11. Lampiran 11 Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing II ..................... 81 12. Lampiran 12 Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing II ..................... 82 13. Lampiran 13 Lembar Revisi Proposal ................................................... 83 14. Lampiran 14 Lembar Revisi Skripsi ...................................................... 84 15. Lampiran 15 Dokumentasi Penelitian ................................................... 85

ix

Page 15: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu penyakit degeneratif yang menjadi masalah kesehatan pada saat

ini adalah Diabetes Mellitus (DM). Diabetes Mellitus merupakan penyakit

gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak dapat memproduksi cukup

insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara

efektif. Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah.

Akibatnya terjadi peningkatan konsentrasi glukosa di dalam darah (1).

Di dunia kejadian Diabetes Mellitus diperkirakan 8,3 % orang dewasa

(382 juta orang) memiliki diabetes dan diperkirakan jumlah orang yang menderita

penyakit ini akan bertambah melampaui 592 juta jiwa (meningkat 55 %) dalam

waktu kurang dari 25 tahun. Indonesia sendiri menempati urutan ke-7 sebagai

negara dengan jumlah penderita diabetes (20-70 tahun) terbanyak di dunia setelah

China sebagai urutan pertama, India uratan kedua, USA urutan ketiga, Brazil

urutan keempat, Rusia urutan kelima dan Mexico uratan keenam 2013 (2).

Diabetes Mellitus tipe 2 merupakan tipe diabetes yang ditandai dengan

adanya resistensi pada insulin dan berkurangnya sekresi insulin relatif. Sebagian

besar pada individu dengan resistensi insulin menunjukkan adanya obesitas

abdominal yang dengan sendirinya menyebabkan resistensi insulin (3).

Pola hidup merupakan salah satu faktor resiko yang cukup berperan

sebagai penyebab penyakit Diabetes Mellitus tipe 2. Perbaikan pola hidup yang

kurang baik seperti pola makan yang tidak teratur, konsumsi alkohol, merokok

1

Page 16: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

2

dan jarang beraktivitas (olahraga) sebenarnya dapat dijadikan sebagai upaya untuk

pencegahan timbulnya penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 (4).

Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Rahati (5) dapat

disimpulkan bahwa tingkat kejadian penyakit Diabetes Mellitus tipe 2 meningkat

pada negara-negara berkembang akibat pola makan yang tidak sehat. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati dan Setyorogo pada kejadian Diabetes

Mellitus tipe 2 di Puskesmas Kecamatan Cengkareng pada tahun 2012 ditemukan

adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan kejadian Diabetes

Mellitus tipe 2. Orang yang aktivitas fisik sehari-harinya berat memiliki resiko

yang rendah untuk terkena Diabetes Mellitus tipe 2 dibandingkan dengan orang

yang aktivitas fisik sehari-harinya ringan.

Pola konsumsi makanan beragam, bergizi seimbang dan aman melalui

menu makanan tradisional yang diolah dari bahan baku yang segar, tinggi serat

dan menggunakan bumbu herbal ternyata telah bergeser menjadi pola konsumsi

makanan cepat saji yang tinggi kadar lemak jenuh, tinggi garam dan gula serta

miskin serat makanan. Selain itu, peningkatan pendapatan keluarga membawa

perubahan gaya hidup (6).

Pengetahuan tentang penyakit Diabetes Mellitus, sangat penting karena

tidak hanya untuk memahami penyakit tersebut tetapi pasien dapat menentukan

langkah-langkah yang perlu diambil dalam rangka mengurangi beratnya penyakit.

Menurut Karyoso (7), bahwa dengan pengetahuan manusia dapat

mengembangkan apa yang diketahui dan dapat mengatasi kebutuhan

kelangsungan hidup, sehingga akan mempengaruhi seseorang dalam berperilaku.

Page 17: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

3

Terbentuk suatu perilaku baru terutama pada orang dewasa dimulai pada domain

kognitif dalam arti subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa

materi atau obyek diluarnya, sehingga menimbulkan pengetahuan baru dan akan

terbentuk dalam sikap maupun tindakan. Bila seorang pasien mempunyai

pengetahuan, maka pasien akan dapat memilih alternatif yang terbaik bagi dirinya

dan cenderung memperhatikan hal-hal yang penting tentang perawatan Diabetes

Mellitus seperti: pasien akan melakukan pengaturan pola makan yang benar,

berolah raga secara teratur, mengontrol kadar gula darah.

Pengetahuan yang minim terhadap penyakit kronis dan pengobatannya

dapat menimbulkan komplikasi penyakit (8). Persepsi pasien tentang sakit, dalam

hal ini dapat memengaruhi sikap dan perilaku pasien dalam mengunakan obat (9).

Faktor prilaku dapat mempengaruhi ketaatan, yang mana digolongkan sebagai

gangguan perilaku. Oleh karena itu, teori perilaku (behavioral learning theories)

diusulkan untuk membantu menemukan cara untuk menjelaskan dan mengubah

kepatuhan (10). Kepatuhan pasien sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan

terutama pada terapi penyakit tidak menular misalnya diabetes, adanya

ketidakpatuhan pasien pada terapi penyakit dapat memberikan efek negatif (11).

Berdasarkan uraian diatas bahwa pengetahuan mempengaruhi sikap dan

perilaku dalam menggunakan obat, maka peneliti tertarik meneliti hubungan

pengetahuan dan sikap terhadap kapatuhan mengkonsumsi obat hipoglikemik oral

pada pasien DM tipe 2 di Apotek Lestari 3 Sunggal Medan tahun 2019.

Page 18: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

4

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan

pengetahuan dan sikap terhadap kapatuhan mengkonsumsi obat hipoglikemik oral

pada pasien DM tipe 2 di Apotek Lestari 3 Sunggal Medan tahun 2019.

1.3 Hipotesis Penelitian

Ada hubungan pengetahuan dan sikap terhadap kapatuhan mengkonsumsi

obat hipoglikemik oral pada pasien DM tipe 2 di Apotek Lestari 3 Sunggal Medan

tahun 2019 memiliki hubungan yang signifikan.

1.4 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana hubungan pengetahuan dan sikap terhadap

kapatuhan mengkonsumsi obat hipoglikemik oral pada pasien DM tipe 2 di

Apotek Lestari 3 Sunggal Medan tahun 2019.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademik sebagai referensi adanya hubungan pengetahuan dan

sikap terhadap kapatuhan mengkonsumsi obat hipoglikemik oral pada

pasien DM tipe 2 di Apotek Lestari 3 Sunggal Medan tahun 2019

2. Bagi Peneliti selanjutnya sebagai landasan untuk pengembangan

hubungan pengetahuan dan sikap terhadap kepatuhan kapatuhan

mengkonsumsi obat DM tipe 2 di Apotek Lestari 3 Sunggal Medan.

1.6. Kerangka Konsep

Berdasarkan deskripsi landasan teori yang telah dibuat pada bab

sebelumnya, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 19: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

5

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 1.1 Kerangka Konsep

Pengetahuan (X1)

Sikap (X2)

Kepatuhan Mengkonsumsi OHO (Y)

Page 20: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjaun Peneliti Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Octaviani Bella tahun 2018

dengan judul “faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penderita diabetes

mellitus dalam menjalani pengobatan di puskesmas pudak payung kota

semarang”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan kepatuhan pasien Diabetes Mellitus dalam berobat di

Puskesmas Pudak Payung Kota Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian

analitik deskriptif dengan desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional.

Sampel dalam penelitian ini adalah penderita Diabetes Mellitus di wilayah kerja

Puskesmas Puskesmas yaitu 76 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan

antara pengetahuan (p = 0,001), dan tradisi (p = 0,001) dengan kepatuhan pasien

Diabetes Mellitus dalam pengobatan di Puskesmas Pudak Payung Kota Semarang

dan variabel tidak terkait yaitu sikap (p = 0,539) (p = 1,004), fasilitas infrastruktur

(p = 0,115), dukungan tenaga kesehatan (p = 0,072), dan dukungan keluarga (p =

0,578). Dapat disimpulkan faktor pengetahuan dan tradisi terkait kepatuhan pasien

Diabetes Mellitus dalam menjalani perawatan di Puskesmas Pudak Payung Kota

Semarang.

Penelitian yang dilakukan oleh Vera Tombokan tahun 2015 dengan judul

“Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan berobat pasien diabetes

melitus pada praktek dokter keluarga di kota tomohon” Tujuan yang akan dicapai

dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara pengetahuan, sikap,

6

Page 21: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

7

pendidikan dan motivasi dengan kepatuhan berobat pasien diabetes melitus yang

berobat di Klinik Dokter Keluarga Kota Tomohon. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ada hubungan antara pengetahuan, sikap dan motivasi dengan kepatuhan

berobat pasien diabetes melitus di klinik dokter keluarga di Kota Tomohon.

Pengetahuan, Sikap, dan Motivasi berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan

berobat pasien diabetes melitus di klinik dokter keluarga di Kota Tomohon dan

pengetahuan merupakan variabel yang paling berpengaruh.

Penelitian yang dilakukan oleh Ghannissa Putri Nakamireto dengan judul

“hubungan pengetahuan diet diabetes mellitus dengan kepatuhan diet pada pasien

diabetes mellitus di wilayah kerja Puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta”

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

dengan tingkat kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di wilayah

kerja Puskesmas Gamping II Sleman Tahun 2016. Metode penelitian ini adalah

deskriptif analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional dan

menggunakan teknik purposive sampling. Responden pada penelitian ini

berjumlah 57 responden yaitu pasien diabetes mellitus tipe II di wilayah kerja

Puskesmas Gamping II. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang

kemudian dianalisis menggunakan uji statistik bivariat Kendall Tau.

Hasil analisa statistik diketahui bahwa tingkat pengetahuan pasien berada

pada kategori cukup sebanyak 32 orang (56,1%), kepatuhan diet pada pasien

berada pada kategori patuh sebanyak 42 orang (73,7%) dengan p value=0,000

(p<0,050) dan r= 0,766. Kesimpulan Ada hubungan yang kuat antara pengetahuan

Page 22: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

8

diet diabetes mellitus dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus tipe II

di wilayah kerja Puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta.

Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Umi Qoni’ah tahun 2017 dengan judul

hubungan tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan pada pasien diabetes melitus

tipe 2 di RSUD Sukoharjo. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan

tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di

RSUD. Sukoharjo. Metode yang digunakan adalah penelitian analitik korelasi

dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah semua

penderita Diabetes Melitus Tipe 2 yang memenuhi kriteria inklusi di RSUD

Sukoharjo yang berjumlah 72 responden. Teknik pengambilan sampel dengan cara

consecutive sampling. Analisis statistik yang digunakan adalah Spearman Rho

dengan nilai kepercayaan α = 0,05 dengan alat ukur yang digunakan yaitu

kuesioner pengetahuan DKQ-24 dan kepatuhan MMS-6. Berdasarkan hasil

penelitian ini, diketahui bahwa nilai korelasi antara tingkat pengetahuan terhadap

kepatuhan sebesar nilai p-value 0,000. P value lebih kecil dibandingkan dengan

0,05 dan nilai korelasi Spearman’s Rho sebesar 0, 715 sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan pada

pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD. Sukoharjo.

2.2 Telaah Teori

2.2.1 Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan

Page 23: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

9

sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi intensitas perhatian dan persepsi

terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera

pendengaran (12).

Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung 2 aspek, yaitu

aspek positif dan negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang

semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan

sikap semakin positif terhadap objek tertentu (12).

2. Klasifikasi

Budiman (13) menjelaskan bahwa jenis pengetahuan diantaranya sebagai

berikut :

a. Pengetahuan implisit

Merupakan pengetahuan yang masih tertanam dalam bentuk pengalaman

seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak bersifat nyata, seperti keyakinan

pribadi, perspektif dan prinsip.

b. Pengetahuan eksplisit

Merupakan pengetahuan yang telah disimpan dalam wujud nyata, bisa dalam

wujud perilaku kesehatan.

3. Proses Perilaku “Tahu”

Menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmojo (14), perilaku adalah

semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang dapat diamati labgsung dari

maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar (15). Sedangkan sebelum mengadopsi

perilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yakni :

Page 24: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

10

a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest (merasa tertarik) dimana individu mulai menaruh perhatian dan tertarik

pada stimulus.

c. Evaluation (menimbang-ni

d. mbang) individu akan mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap

stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah baik lagi

e. Trial, dimana individu mulai mencoba perilaku baru

f. Adoption, subjek terlah berperilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan

sikapnya terhadap stimulus

Pada penelitian selanjutnya yang dikutip oleh Notoatmojo menyimpulkan

bahwa pengadopsian perilaku yang melalui proses seperti diatas dan disadari

oleh pengetahuan, kesadaran yang positif, maka perilaku tersebut akan

berlangsung langgeng (lost lasting). Namun sebakikntya, jika perilaku tersebut

tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut bersifat

sementara. Perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek yaitu aspek fisik, psikis

dan sosial yang secara terinci merupakan gejolak dari kejiwaan seperti

pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya yang ditentukan dan

dipengaruhi oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan sosial budaya.

4. Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (16) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan

diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu :

1. Baik : Hasil persentase 76-100 %

Page 25: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

11

2. Cukup : Hasil persentase 56-75 %

3. Kurang : Hasil persentase < 56 %

Pengetahuan yang cukup dalam dogmain kognitif mempunyai 6 tingkatan

yaitu:

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah pelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang

tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami ( Comprehention )

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestastikan materi

tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi

harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan

dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi disini

dapat diartikan sebagai aplikasi atau kapatuhan mengkonsumsi hukum-

Page 26: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

12

hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi

yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke

dalam komponen-komponen tetapi masih dalam satu struktur organisasi,

dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat

dilihat dari kapatuhan mengkonsumsi kata kerja seperti dapat

menggambarkan (membuatkan bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu

didasarkan pada kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria

yang telah ada.

5. Cara Memperoleh Pengetahuan

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokkan menjadi 2

menurut Notoatmojo (15) yakni :

Page 27: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

13

6. Cara memperoleh kebenaran non ilmiah

1. Cara coba salah (trial and error)

Cara memperoleh kebenaran non ilmiah yang pernah digunakan oleh

manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara coba-coba

atau yang dikenal dengan “trial and error”. Metode ini telah digunakan oleh

orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah.

Bahkan sampai sekarang pun nmetode ini masih sering digunakan terutama

oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam

memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini telah banyak jasanya

terutama dalam meletakkan dasar-dasar menemukan teori-teori dalam

berbagai cabang ilmu pengetahuan.

2. Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh

orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah penemuan enzim urase

oleh Summers pada tahun 1926.

3. Cara kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan dan

tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang

dilakukan tersebut baik atau tidak kebiasaan seperti ini tidak hanya

terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada

masyarakat modern. Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah,

tokoh agama maupun ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai

mekanisme yang sama dalam penemuan pengetahuan.

Page 28: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

14

4. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini

mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh karena itu pengalaman pribadi

pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini

dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh

dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

5. Cara akal sehat

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori

atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang, para orangtua

jaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasihat orang tuanya, atau agar

anak disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat

salah misalnya dijewer telinganya atau dicubit.

7. Cara ilmiah dalam memperoleh ilmu pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular disebut

metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis

Bachon (1561-1626). Ia mengatakan bahwa dalam memperoleh

kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan

membuat pencatatan terhadap fakta sehubungan dengan objek yang

diamati.

8. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

1) Faktor Internal

a. Pendidikan

Page 29: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

15

Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya

hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan

kualitas hidup. Menurut YB Mantra yang dikutip Notoatmojo (14)

pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku

seseorang (17). Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah

menerima informasi.

b. Pekerjaan

Menurut Tohams yang dikutip dalam Nursalam (17), pekerjaan

adalah kebutuhan yang harus dilakukan untuk menunjang

kehidupannya dan kehidupan berkeluarga.

c. Umur

Menurut Hurlock yang dikutip dalam Nursalam (17), semakin

cukup umur tingkat kematangan seseorang akan lebih matang

dalam berfikir dan bekerja.

2) Faktor Eksternal

a. Faktor lingkungan

Menurut Nursalam (17), lingkungan merupakan kondisi disekitar

manusia dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan

dan perilaku orang atau kelompok.

b. Faktor sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi sikap dalam menerima informasi.

Page 30: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

16

2.2.2 Sikap

1. Defenisi

Sikap merupakan reaksi atau respon terhadap suatu stimulus atau objek.

Newcomb menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesediaan untuk bertindak dan

bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap merupakan kesiapan untuk

bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai penghayatan terhadap

objek (14).

Sikap seseorang terhadap sesuatu dibentuk oleh pengetahuan. Untuk dapat

mempengaruhi seseorang, informasi perlu disampaikan secara pelan dan berulang

dengan memperlihatkan keuntungan dan kerugiannya bila mengadopsi informasi

tersebut (18).

2. Komponen Pokok Sikap

Alport dalam Notoatmojo (19), menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3

komponen pokok :

a. Kepercayaan, ide, dan konsep terhadap suatu objek

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap objek

c. Kecendrungan untuk bertindak

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh.

Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi

memegang peranan penting.

Breckler dalam Budiman (13) menjelaskan bahwa komponen utama sikap

adalah :

a. Kesadaran

Page 31: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

17

b. Perasaan

c. Perilaku

3. Tingkatan Sikap

Notoatmojo (14) membagi sikap dalam berbagai tingkatan :

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek)

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

c. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap.

d. Bertanggungjawab (responsible)

Bertanggung jawab atasa segala sesuatu yang dipilihnya adalah

merupakan sikap yang paling tinggi. Pengukuran sikap dapat dilakukan

secara langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana

pendapat/pernyataan responden terhadap suatu objek.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Sikap

Azwar (20) menjelaskan faktor yang mempengaruhi sikap adalah :

a. Pengalaman pribadi

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

c. Pengaruh kebudayaan

Page 32: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

18

d. Media massa

e. Lembaga pendidikan

f. Pengaruh faktor emosional

2.2.2. Kepatuhan

1 Kepatuhan dalam Mengkonsumsi Obat Hipoglikemik Oral

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, patuh adalah suka menurut

perintah, taat pada perintah, sedangkan kepatuhan adalah perilaku sesuai

aturan dan disiplin. Pranoto mendefinisikan kepatuhan (ketaatan) sebagai

tingkat penderita melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang

disarankan oleh dokter atau orang lain dalam mencapai tujuan terapi.

Secara umum, istilah kepatuhan (compliance atau adherence)

dideskripsikan dengan sejauh mana pasien mengikuti instruksi-instruksi

atau saran medis terkait dengan terapi obat. Kepatuhan pasien

didefinisikan sebagai derajat kesesuaian antara dosis yang sebenarnya

dengan regimen dosis obat yang diresepkan. Oleh karena itu, pengukuran

kepatuhan pada dasarnya mempresentasikan perbandingan antara dua

rangkaian kejadian, yaitu bagaimana nyatanya obat diminum dengan

bagaimana obat diminum sesuai resep (13)

Sedangkan menurut Notoadmodjo kepatuhan (compliance atau

adherence) adalah tingkat pasien dalam melaksanakan cara pengobatan dan

perilaku yang direkomendasikan oleh dokternya atau yang lainnya.

Pendapat lain dikemukan oleh Kozier kepatuhan adalah perilaku individu

(misalnya: minum obat, mematuhi diet, atau melakukan perubahan gaya

Page 33: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

19

hidup) sesuai anjuran terapi dan kesehatan.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku

kepatuhan terhadap pengobatan adalah sejauh mana upaya dan perilaku

seorang individu menunjukkan kesesuaian dengan peraturan atau

anjuran yang diberikan oleh professional kesehatan untuk menunjang

kesembuhannya.

2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan

Menurut BPOM RI yang dikutip dari WHO banyak faktor

berhubungan dengan kepatuhan terhadap terapi diabetes mellitus, yaitu:

1) Faktor struktural dan ekonomi

Tidak adanya dukungan sosial dan kehidupan yang tidak mapan

menciptakan lingkungan yang tidak mendukung dalam program

tercapainya kepatuhan pasien.

2) Faktor pasien

Umur, jenis kelamin dan pendidikan yang berhubungan dengan

kepatuhan pasien di beberapa tempat. Pengetahuan mengenai

penyakit diabetes melitus dan keyakinan terhadap efikasi obatnya

akan mempengaruhi keputusan pasien untuk menyelesaikan

terapinya atau tidak.

3) Kompleksitas regimen

Banyaknya obat yang harus diminum dan toksisitas serta efek

samping obat merupakan faktor penghambat dalam penyelesaian

terapi pasien.

Page 34: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

20

4) Komunikasi antara pasien dengan dokter

Berbagai aspek komunikasi antara pasien dengan dokter

mempengaruhi tingkat ketidakpatuhan, misalnya kurangnya

informasi dengan pengawasan, ketidakpuasan terhadap pengobatan

yang diberikan, frekuensi pengawasan yang minim.

5) Dukungan dari petugas pelayanan kesehatan

Empati dari petugas pelayanan kesehatan memberikan kepuasan

yang signifikan pada pasien. Untuk itu, petugas harus memberikan

waktu yang cukup untuk memberikan pelayanan kepada setiap

pasien.

6) Cara pemberian pelayanan kesehatan

Sistem yang terpadu dari pelayanan kesehatan harus dapat

memberikan pelayanan yang mendukung kemauan pasien untuk

mematuhi terapinya. Dalam sistem tersebut, harus tersedia petugas

kesehatan yang berkompeten melibatkan berbagai multidisiplin,

dengan waktu pelayanan yang fleksibel.

3. Cara Mengukur Kepatuhan

Cara untuk mengukur kepatuhan kapatuhan mengkonsumsi obat

terdiri dari 2 metode yaitu metode langsung dan tidak langsung dapat

dilihat pada tabel 3. Masing- masing metode memiliki keuntungan dan

kekurangan, dan tidak ada metode yang menjadi standart baku.

Page 35: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

21

Tabel 2.1. Keuntungan dan Kerugian Masing-masing Metode Pengukuran Kepatuhan Pengobatan

Pengukuran Kuntungan Kerugian

Langsung Observasi terapi secara langsung

Paling akurat Pasien dapat menyembunyikan pil dalam mulut dan kemudian membuangnya.

Pengukuran kadar obat atau metabolit dalam darah

Obyektif Variasi metabolisme dapat memberikan penafsiran yang salah terhadap kepatuhan, mahal.

Pengukuran penanda biologis dalam darah

Obyektif: dalam uji klinik dapat juga digunakan untuk mengukur plasebo

Memerlukan pengujian kuantitatif yang mahal dan pengumpulan cairan tubuh.

Tidak Langsung Kuesioner Sederhana, tidak

mahal, metode yang paling berguna dalam penentuan klinis

Rentan terhadap kesalahan dengan kenaikan waktu antara kunjungan; hasilnya mudah terdistorsi oleh pasien.

Menghitung pil Obyektif, mudah melakukan

Data mudah diubah oleh pasien.

Monitor obat secara elektronik

Tepat, hasilnya mudah diukur

Mahal, memerlukan kunjungan kembali dan pengambilan data.

Pengukuran penanda fisiologis (contoh: denyut jantung pada kapatuhan mengkonsumsi beta bloker)

Biasanya mudah untuk melakukan

Penanda dapat tidak mengenali penyebab lain (misalnya:peningkatan metabolisme, turunnya absorbsi).

Buku harian pasien Membantu memperbaiki ingatan yang lemah

Mudah diubah oleh pasien.

Jika pasien anak-anak, kuesioner untuk orang tua atau yang merawatnya

Sederhana, obyektif Rentan terhadap distorsi.

Kecepatan menebus resep kembali

Obyektif, mudah untuk memperoleh data

Resep yang diambil tidak sama dengan obat yang dikonsumsi

Penilaian respon klinis pasien

Sederhana, umumnya mudah melakukannya

Faktor lain dari kepatuhan pengobatan dapat berefek pada respon klinik.

Page 36: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

22

4. MMAS-8 (Modified Morisky Adherence Scales-8)

Kuesioner merupakan salah satu cara mengukur kepatuhan.

Kuesioner MMAS-8 terdiri dari 8 pertanyaan yang terkandung didalamnya

untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien. Kuesioner MMAS-8

(Modifed Morisky Adherence Scale-8) yang telah tervalidasi dapat

digunakan untuk mengukur kepatuhan pengobatan pada penyakit-penyakit

dengan terapi jangka panjang diantaranya diabetes melitus. Keunggulan

kuesioner MMAS-8 adalah mudah, murah, dan efektif digunakan untuk

mengetahui kepatuhan pasien dengan penyakit kronis (Plakas et al., 2016).

Morisky secara khusus membuat skala untuk mengukur kepatuhan

dalam mengkonsumsi obat dengan delapan item yang berisi pernyataan-

pernyataan yang menunjukan frekuensi kelupaan dalam minum obat,

kesengajaan berhenti minum obat tanpa sepengetahuan dokter, kemampuan

untuk mengendalikan dirinya untuk tetap minum obat. MMAS-8

dikategorikan menjadi 3 tingkat kepatuhan obat : kepatuhan tinggi (nilai 8),

kepatuhan sedang (nilai 6-7) dan kepatuhan rendah (nilai < 6) (Morisky et

al, 2008).

MMAS-8 merupakan kuesioner modifikasi dari Modified

Morisky Scale (MMS). Kuesioner MMS merupakan kuesioner kepatuhan

kapatuhan mengkonsumsi obat yang terdiri dari sejumlah 6 item

pertanyaan tertutup berupa jawaban “Ya” dan “Tidak”, kemudian

dikembangkan menjadi kuesioner MMAS-8 dengan 2 item pertanyaan

tambahan. Kuesioner MMAS-8 mempunyai nilai reliabilitas lebih tinggi

Page 37: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

23

dibanding MMS yaitu 0,83. Pertanyaan pada Modified Morisky Adherence

Scales-8 dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Pertanyaan pada Morisky Scale Medication Adherence Scales-8

No Pertanyaan Jawaban 1 Apakah Anda kadang-kadang lupa minum obat

untuk penyakit Diabetes Melitus Anda? Ya (0) Tidak (1)

2 Orang kadang-kadang tidak sempat minum obat bukan karena lupa. Selama 2 pekan terakhir ini, pernahkah Anda dengan sengaja tidak meminum obat Anda?

Ya (0) Tidak (1)

3 Pernahkah Anda mengurangi atau berhenti minum obat tanpa memberitahu dokter Anda karena Anda merasa kondisi Anda tambah parah ketika minum obat tersebut?

Ya (0) Tidak (1)

4 Ketika Anda bepergian atau meninggalkan rumah, apakah Anda kadang-kadang lupa membawa obat Anda?

Ya (0) Tidak (1)

5 Apakah Anda kemarin minum obat? Ya (1) Tidak (0) 6 Ketika Anda merasa agak sehat, apakah Anda juga

kadang berhenti minum obat? Ya (0) Tidak (1)

7 Meminum obat setiap hari merupakan hal yang tidak menyenangkan bagi sebagian orang. Apakah Anda pernah merasa terganggu dan meninggalkan kewajiban Anda terhadap pengobatan yang harus Anda jalani?

Ya (0) Tidak (1)

8 Seberapa sering anda mengalami kesulitan minum semua obat anda ?

a. Tidak pernah/jarang b. Beberapa kali c. Kadang kala d. Sering e. Selalu

Tulis : Ya (bila memilih: b/c/d/e; Tidak (bila memilih:a)

2.2.3. Diabetes Mellitus

1. Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai

dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme

Page 38: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

24

karbohidrat, lemak, dan protein. Ini disebabkan karena penurunan sekresi insulin

atau penurunan sensitivitas insulin, atau keduanya. Hal ini akan menyebabkan

terjadinya komplikasi mikrovaskuler, makrovaskuler, dan neuropati (21).

Insulin dalam tubuh dibutuhkan untuk memfasilitasi masuknya glukosa

dalam sel agar dapat digunakan untuk metabolisme dan pertumbuhan sel.

Berkurang atau tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah

dan menimbulkan peningkatan gula darah, sementara sel menjadi kekurangan

glukosa yang sangat dibutuhkan dalam kelangsungan dan fungsi sel (22).

2. Epidemiologi

Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan

peningkatan angka insidensi dan prevalensi DM tipe 2 di berbagai penjuru dunia

pada tahun-tahun mendatang. WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang

DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada

tahun 2030. Senada dengan WHO, International Diabetes Federation (IDF) pada

tahun 2009, memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM dari 7,0 juta pada

tahun 2009 menjadi 12,0 juta pada tahun 2030. Meskipun terdapat perbedaan

angka prevalensi, laporan keduanya menunjukkan adanya peningkatan jumlah

penyandang DM sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2030 (23).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2003, diperkirakan

penduduk Indonesia yang berusia di atas 20 tahun sebanyak 133 juta jiwa. Dengan

prevalensi DM sebesar 8,2 juta penyandang diabetes pada daerah urban dan 5,5

juta penyandang diabetes pada daerah rural dan diperkirakan pada tahun 2030

nanti akan ada 194 juta penduduk yang berusia di atas 20 tahun, maka

Page 39: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

25

diperkirakan prevalensi DM pada daerah urban terdapat 12 juta penyandang

diabetes dan 8,1 juta di daerah rural dan berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar

(RisKesda) 2013, Prevalensi DM di Indonesia yang terdiagnosis dokter atau gejala

adalah 2,1%, dan yang paling tinggi terdapat di Sulawesi Tengah (3,7%),

Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi Selatan (3,4%) dan Nusa Tenggara Timur

(3,3%) dan untuk Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) sebesar 2,6%.

3. Klasifikasi

Klasifikasi etiologis DM menurut American Diabetes Association (ADA)

2010 dibagi dalam 4 jenis yaitu (24):

1. Diabetes Melitus Tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM).

Diabetes Melitus Tipe 1 terjadi karena adanya destruksi sel beta pankreas

karena sebab autoimun. Pada DM tipe ini terdapat sedikit atau tidak sama sekali

sekresi insulin. Manifestasi klinik pertama dari penyakit ini adalah ketoasidosis.

2. Diabetes Melitus Tipe 2 atau Insulin Non-dependent Diabetes Mellitus

(NIDDM)

Pada penderita DM tipe ini terjadi hiperinsulinemia tetapi insulin tidak bisa

membawa glukosa masuk ke dalam jaringan karena terjadi resistensi insulin yang

merupakan turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa

oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa oleh hati. Oleh

karena terjadinya resistensi insulin (reseptor insulin sudah tidak aktif karena

dianggap kadarnya masih tinggi dalam darah) akan mengakibatkan defisiensi

relatif insulin. Onset DM tipe ini terjadi perlahan-lahan karena itu gejalanya

asimtomatik. Adanya resistensi yang terjadi perlahan-lahan akan mengakibatkan

Page 40: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

26

sensitivitas reseptor akan glukosa berkurang. DM tipe ini sering terdiagnosis

setelah terjadi komplikasi.

3. Diabetes Melitus Tipe Lain

DM tipe ini terjadi karena etiologi lain, misalnya pada defek genetik fungsi

sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, penyakit

metabolik endokrin lain, infeksi virus, penyakit autoimun dan kelainan genetik

lain.

4. Diabetes Melitus Gestasional

DM tipe ini terjadi selama masa kehamilan, dimana intoleransi glukosa

didapati pertama kali pada masa kehamilan, biasanya pada trimester kedua dan

ketiga. Penderita DM gestasional memiliki risiko lebih besar untuk menderita DM

yang menetap dalam jangka waktu 5-10 tahun setelah melahirkan

4. Faktor Risiko

Setiap orang yang memiliki satu atau lebih faktor risiko diabetes

selayaknya waspada akan kemungkinan dirinya mengidap DM. Para petugas

kesehatan, dokter, apoteker dan petugas kesehatan lainnya sepatutnya memberi

perhatian kepada orang-orang seperti ini, dan menyarankan untuk melakukan

beberapa pemeriksaan untuk mengetahui kadar glukosa darahnya agar tidak

terlambat memberikan bantuan penanganan. Karena makin cepat kondisi DM

diketahui dan ditangani, makin mudah untuk mengendalikan kadar glukosa darah

dan mencegah komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi. Beberapa factor

risiko untuk DM, terutama untuk DM Tipe 2 dapat dilihat pada tabel dibawah ini

(25).

Page 41: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

27

Tabel 2.3 Faktor Risiko Untuk Diabetes Tipe 2. Riwayat

Diabetes dalam keluarga Diabetes Gestasional Melahirkan bayi dengan berat badan > 4 kg Kista ovarium (Polycystic ovary syndrome) IFG (Impaired fasting Glucose) atau IGT (Impaired glucose tolerance)

Obesitas >120% berat badan ideal Umur 20-59 tahun : 8,7%

> 65 tahun : 18% Etnik/Ras Hipertensi >140/90mmHg Faktor-faktor Lain Kurang olah raga

Pola makan rendah serat

Menurut Suyono, (26) Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia akan terus

meningkat dikarenakan beberapa faktor antara lain :

1. Faktor keturunan (genetik)

2. Faktor kegemukan atau obesitas (IMT > 25 kg/m2)

a. Pola gaya hidup dan pola makan yang salah

b. Makan berlebihan

c. Kurang olah raga

3. Faktor demografi

a. Jumlah penduduk meningkat

b. Urbanisasi

4. Berkurangnya penyakit infeksi dan kurang gizi

5. Diagnosa

Diagnosis klinis DM umumnya ditegakkan bila ada gejala khas DM

berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat

dijelaskan penyebabnya. Keluhan lain yang mungkin disampaikan penderita

Page 42: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

28

antara lain badan terasa lemah, sering kesemutan, gatal-gatal, mata kabur,

disfungsi ereksi pada pria, dan pruritus vulvae pada wanita. Apabila ada keluhan

khas, hasil pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dl sudah cukup

untuk menegakkan diagnosis DM. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa ≥

126 mg/dl juga dapat digunakan sebagai patokan diagnosis DM (25).

Tabel 2.4 Kriteria Penegakan Diagnosis.

Glukosa Plasma Puasa

Glukosa Plasma 2 jam setelah makan

Normal < 100 mg/dL < 140 mg/dL Pra-diabetes IFG atau IGT

100 – 125 mg/dL –

– 140 – 199 mg/dL

Diabetes ≥ 126 mg/dL ≥ 200 mg/dL

Langkah-langkah untuk menegakkan diagnosis DM adalah (27):

1. Didahului dengan adanya keluhan keluhan khas yang dirasakan dan

dilanjutkan dengan pemeriksaan glukosa darah.

2. Pemeriksaan glukosa darah menunjukkan hasil: pemeriksaan glukosa darah

sewaktu ≥ 200 mg/dl (sudah cukup menegakkan diagnosis), pemeriksaan

glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl (patokan diagnosis DM).

2) Untuk kelompok tanpa keluhan khas, hasil pemeriksaan kadar glukosa darah

abnormal tinggi (hiperglikemia) satu kali saja tidak cukup kuat untuk

menegakkan diagnosis DM. Diperlukan konfirmasi atau pemastian lebih

lanjut dengan mendapatkan paling tidak satu kali lagi kadar gula darah

sewaktu yang abnormal tinggi (≥ 200 mg/dL) pada hari lain, kadar glukosa

darah puasa yang abnormal tinggi (≥ 126 mg/dL), atau dari hasil uji

Page 43: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

29

toleransi glukosa oral didapatkan kadar glukosa darah paska pembebanan ≥

200 mg/dL (25).

6. Penatalaksanaan Diabetes Melitus

Penatalaksanaan DM didasarkan pada rencana diet, latihan fisik dan

pengaturan aktivitas fisik, agen-agen hipoglikemik oral, terapi insulin,

pengawasan glukosa dirumah, dan pengetahuan tentang diabetes dan perawatan

diri. Diabetes adalah penyakit kronik, dan pasien perlu menguasai pengobatan dan

belajar bagaimana menyesuaikannya agar tercapai kontrol metabolik yang

optimal. Pasien-pasien dengan gejala diabetes melitus tipe 2 dini, dapat

mempertahankan kadar glukosa darah normal hanya dengan menjalankan rencana

diet dan latihan fisik saja. Tetapi, sebagai penyakit yang progresif, obat-obat oral

hipoglikemik juga dianjurkan (28).

Pada dasarnya ada dua pendekatan dalam penatalaksanaan DM, yang

pertama pendekatan tanpa obat dan yang kedua adalah pendekatan dengan obat.

Dalam penatalaksanaan DM, langkah pertama yang harus dilakukan adalah

penatalaksanaan tanpa obat berupa pengaturan diet dan olah raga. Apabila dengan

langkah pertama ini tujuan penatalaksanaan belum tercapai, dapat dikombinasikan

dengan langkah farmakologis berupa terapi insulin atau terapi obat hipoglikemik

oral, atau kombinasi keduanya (25).

Dalam penatalaksanaan DM menurut Perkeni, (27) ada 4 pilar utama

penatalaksanaan diabetes melitus yaitu:

Page 44: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

30

1) Edukasi.

Keberhasilan pengelolaan diabetes mandiri membutuhkan partisipasi

aktif penderita, keluarga dan masyarakat. Untuk mencapai

keberhasilan perubahan perilaku, dibutuhkan edukasi yang

komprehensif pengembangan ketrampilan dan motivasi. Edukasi

secara individual dan pendekatan berdasarkan penyelesaian masalah

merupakan inti perubahan perilaku yang berhasil. Perubahan perilaku

hampir sama dengan proses edukasi yang memerlukan penilaian,

perencanaan, implementasi, dokumentasi dan evaluasi. Pengetahuan

tentang pemantauan glukosa darah mandiri, tanda dan gejala

hipoglikemika serta cara mengatasinya harus diberikan kepada pasien.

Pemantauan kadar glukosa darah dapat dilakukan secara mandiri,

setelah mendapat pelatihan khusus.

2) Terapi Nutrisi Medis

Terapi Nutrisi Medis (TNM) merupakan bagian dari penatalaksanaan

diabetes secara total. Kunci keberhasilan TNM adalah keterlibatan

secara menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas

kesehatan yang lain serta pasien dan keluarganya). Pada penyandang

diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal

jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang

menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin. Prinsip

pengaturan makan pada penyandang DM hampir sama dengan anjuran

makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan

Page 45: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

31

sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masingmasing individu.

Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang

seimbang dalam hal kabohidrat, protein, lemak, sesuai dengan

kecukupan gizi baik yaitu: Kabohidrat 60-70%, Protein 10-15%,

Lemak 20-25 %.

3) Latihan jasmani

Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur. (3-4

kali seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu

pilar dalam pengelolaan DM tipe 2. Latihan jasmani selain untuk

menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan

memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali

glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan

jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai,

jogging, dan berenang. Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan

umur dan status kesegaran jasmani. Untuk mereka yang relatif sehat,

intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan, sementara yang sudah

mendapat komplikasi DM dapat dikurangi.

4) Terapi Farmakologis

Terapi dan pengelolaan farmakologis diberikan bersama dengan

pengaturan makan dan latihan jasmani (gaya hidup sehat). Terapi

farmakologis DM dapat berupa Obat Hipoglikemik Oral (OHO) dan

terapi Insulin.

Page 46: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

32

7. Terapi Farmakologis Diabetes Melitus

1) Obat Hipoglikemik Oral

Berdasarkan cara kerjanya, OHO dibagi menjadi 4 golongan yaitu:

a. Pemicu Sekresi Insulin

Obat golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan sekresi

insulin oleh sel beta pankreas, dan merupakan pilihan utama untuk

pasien dengan berat badan normal dan kurang, namun masih boleh

diberikan kepada pasien dengan berat badan lebih. Untuk

menghindari hipoglikemika berkepanjangan pada berbagai keadaaan

seperti orang tua, gangguan faal ginjal dan hati, kurang nutrisi serta

penyakit kardiovaskular, tidak dianjurkan kapatuhan mengkonsumsi

sulfonilurea kerja panjang. Glinid merupakan obat yang cara

kerjanya sama dengan sulfonilurea, dengan penekanan pada

meningkatkan sekresi insulin fase pertama. Golongan ini terdiri dari

2 macam obat yaitu: Repaglinid (derivat asam benzoat) dan

Nateglinid (derivat fenilalanin). Obat ini diabsorpsi dengan cepat

setelah pemberian secara oral dan diekskresi secara cepat melalui

hati.

b. Penambah sensitivitas terhadap insulin

a) Tiazolidindion

Tiazolidindion (rosiglitazon dan pioglitazon) berikatan pada

Peroxisome Proliferator Activated Receptor Gamma (PPAR-γ),

suatu reseptor inti di sel otot dan sel lemak. Golongan ini

Page 47: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

33

mempunyai efek menurunkan resistensi insulin dengan

meningkatkan jumlah protein pengangkut glukosa, sehingga

meningkatkan ambilan glukosa di perifer. Tiazolidindion

dikontraindikasikan pada pasien dengan gagal jantung klas I-IV

karena dapat memperberat edema/retensi cairan dan juga pada

gangguan faal hati. Pada pasien yang menggunakan

tiazolidindion perlu dilakukan pemantauan faal hati secara

berkala.

c. Penghambat glukoneogenesis

a) Metformin

Obat ini mempunyai efek utama mengurangi produksi glukosa hati

(glukoneogenesis), di samping juga memperbaiki ambilan glukosa

perifer. Terutama dipakai pada penyandang diabetes gemuk.

Metformin dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan

fungsi ginjal (serum kreatinin > 1,5 mg/dL) dan hati, serta pasien-

pasien dengan kecenderungan hipoksemia (misalnya penyakit

serebro-vaskular, sepsis, renjatan, gagal jantung). Metformin dapat

memberikan efek samping mual. Untuk mengurangi keluhan

tersebut dapat diberikan pada saat atau sesudah makan.

d. Penghambat Alfa Glukosidase (Acarbose)

Obat ini bekerja dengan mengurangi absorpsi glukosa di usus halus,

sehingga mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah sesudah

makan. Acarbose tidak menimbulkan efek samping hipoglikemika.

Page 48: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

34

Efek samping yang paling sering ditemukan ialah kembung dan

flatulens.

e. DPP-IV inhibitor

Glucagon-like peptide-1 (GLP1) merupakan suatu hormon peptida

yang dihasilkan oleh sel L di mukosa usus. Peptida ini disekresi oleh

sel mukosa usus bila ada makanan yang masuk ke dalam saluran

pencernaan. GLP1 merupakan perangsang kuat penglepasan insulin

dan sekaligus sebagai penghambat sekresi glukagon. Namun

demikian, secara cepat GLP1 diubah oleh enzim dipeptidyl

peptidase4 (DPP4), menjadi metabolit GLP1(9,36) amide yang tidak

aktif. Sekresi GLP1 menurun pada DM tipe 2, peningkatan

konsentrasi GLP1 dapat dicapai dengan pemberian obat yang

menghambat kinerja enzim DPP4 (penghambat DPP4). Berbagai

obat yang masuk golongan DPP4 inhibitor, mampu menghambat

kerja DPP4 sehingga GLP1 tetap dalam konsentrasi yang tinggi

dalam bentuk aktif dan mampu merangsang penglepasan insulin

serta menghambat penglepasan glucagon.

2) Terapi Insulin

Insulin mempunyai peran yang sangat penting dan luas dalam

pengendalian metabolisme. Insulin yang disekresikan oleh sel-sel ß

pankreas akan langsung diinfusikan ke dalam hati melalui vena

porta, yang kemudian akan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui

peredaran darah. Efek kerja insulin yang sudah sangat dikenal adalah

Page 49: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

35

membantu transpor glukosa dari darah ke dalam sel. Kekurangan

insulin menyebabkan glukosa darah tidak dapat atau terhambat

masuk ke dalam sel. Akibatnya, glukosa darah akan meningkat, dan

sebaliknya sel-sel tubuh kekurangan bahan sumber energi sehingga

tidak dapat memproduksi energi sebagaimana seharusnya (25).

Insulin berperan penting dalam pengendalian metabolisme dalam

tubuh. Pada DM Tipe I, sel-sel ß langerhans kelenjar pankreas

penderita rusak, sehingga terapi insulin merupakan satu keharusan

bagi penderita DM Tipe 1. Penderita DM yang hamil membutuhkan

terapi insulin, apabila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar

glukosa darah. Penderita DM yang mendapat nutrisi parenteral atau

yang memerlukan suplemen tinggi kalori untuk memenuhi

kebutuhan energi yang meningkat, secara bertahap memerlukan

insulin eksogen untuk mempertahankan kadar glukosa darah

mendekati normal selama periode resistensi insulin atau ketika

terjadi peningkatan kebutuhan insulin (25).

8. Komplikasi

Komplikasi kronis yang dapat terjadi akibat diabetes yang tidak terkendali

adalah (29):

1) Retinopati

Terjadinya gangguan aliran pembuluh darah sehingga mengakibatkan

terjadi penyumbatan kapiler. Semua kelainan tersebut akan

menyebabkan kelainan mikrovaskular. Selanjutnya sel retina akan

Page 50: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

36

berespon dengan meningkatnya ekspresi faktor pertumbuhan endotel

vaskular yang selanjutnya akan terbentuk neovaskularisasi pembuluh

darah yang menyebabkan glaukoma (kebutaan).

2) Nefropati

Peningkatan tekanan glomerular dan disertai meningkatnya matriks

ekstraseluler akan menyebabkan terjadinya penebalan membran basal

yang akan menyebabkan berkurangnya area filtrasi dan kemudian

terjadi perubahan selanjutnya yang mengarah terjadinya

glomerulosklerosis. Gejala-gejala yang akan timbul dimulai dengan

mikroalbuminuria dan kemudian berkembang menjadi proteinuria

secara klinis selanjutnya akan terjadi penurunan fungsi laju filtrasi

glomerular dan berakhir dengan gagal ginjal.

3) Neuropati

Gejala yang timbul berupa hilangnya sensasi distal atau seperti kaki

terasa terbakar dan bergetar sendiri dan lebih terasa sakit di malam

hari.

4) Penyakit jantung koroner

Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan

kadar zat berlemak dalam darah meningkat, sehingga mempercepat

aterosklerosis (penimbunan plak lemak di dalam pembuluh darah).

Aterosklerosis ini 2-6 kali lebih sering terjadi pada penderita DM.

Akibat aterosklerosis akan menyebabkan penyumbatan dan kemudian

menjadi penyakit jantung koroner.

Page 51: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

37

5) Penyakit pembuluh darah perifer.

Mengenali dan mengelola berbagai faktor risiko terkait terjadinya kaki

diabetes dan ulkus diabetes merupakan hal yang paling sering pada

penyakit pembuluh darah perifer yang dikarenakan penurunan suplai

darah ke kaki.

Page 52: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kuantitatif.

Desain penelitian ini digunakan untuk menganalisis dan menyajikan fakta secara

sistematik sehingga dapat lebih mudah disimpulkan (30). Variabel independen

dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dan sikap pasien terhadap

pengobatan diabetes mellitus. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

kapatuhan mengkonsumsi obat hipoglikemik oral pasien Diabetes Mellitus.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2019 di Apotek Lestari 3 Medan.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Pasien DM tipe 2 membeli obat di Apotek Lestari 3 ± 5-10 orang dalam

sehari, maka sampel yang digunakan sebanyak 100 orang, dapat menjadi

perwakilan dalam pengambilan data.

3.3.2 Sampel

n = 𝑁𝑁1+𝑁𝑁 (𝑒𝑒)2

= 1001+100 (0,1)2

= 50 orang

N = populasi

e = tingkat kesalahan

n = sampel yang diambil

Kriteria Inklusi dalam penelitian ini :

38

Page 53: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

39

- Pasien berusia 20-65 tahun

- Sudah mengkonsumsi obat DM minimal sebulan

- Bersedia mengisi kuesioner

Kriteria Eksklusi dalam penelitian ini :

- Pasien berusia dibawah 20 tahun dan diatas 65 tahun

- Pasien tidak bersedia mengisi kuesioner

- Pasien penderita diabetes melitus tipe 1

Teknik yang dipergunakan adalah untuk mengambil sampel dari populasi.

Teknik sampling yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan teknik Cluster

Sampling. Cluster Sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana

pemilihannya mengacu pada kelompok bukan pada individu (30).

3.4 Defenisi Operasional dan Aspek Pengukuran

3.4.1 Defenisi Operasional

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan

sebagainya).

2. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon terhadap suatu stimulus atau objek.

Newcomb menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesediaan untuk

bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.

Page 54: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

40

3. Kepatuhan Mengkonsumsi OHO

Perilaku kepatuhan terhadap mengkonsumsi OHO dan perilaku penderita

diabetes melitus menunjukkan kesesuaian dengan peraturan atau

anjuran yang diberikan oleh professional kesehatan untuk menunjang

kesembuhannya.

3.4.2. Aspek Pengukuran

Tabel 3.1 Aspek Pengukuran

No Variabel Jumlah Pertanyaan

Cara Ukur

Alat Ukur Skala pengukuran

Value Jenis Skala Ukur

Variabel Independen 1. Pengetahuan 15

pernyataan Menghitung Skor Jika Ya=1 Jika tidak=0

Kuesioner Kategori:

1. Baik

(Skor 11-15)

2. Cukup

(Skor 6-10)

3. Kurang (Skor 0-5)

3

2

1

Ordinal

2. Sikap 10 Pertanyaan

Menghitung Skor Jika Setuju=1 Jika tidak Setuju=0

Kuesioner Kategori: 1. Positif Skor (6-10) 2. Negatif Skor (0-5)

2

1

Ordinal

Variabel Dependen 1. Kepatuhan

mengkonsumsi obat Hipoglikemik Oral

8 Perntayaan

Menghitung Skor Jika Ya=1

Jika tidak=0

KuesionerMMAS-8

1. Skor 3-8 Kepatuhan Rendah

2. Skor 1-2

Kepatuhan Sedang

3. Skor 0 =

Kepatuhan Tinggi

3

2

1

Ordinal

Page 55: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

41

3.5 Metode Pengumpulan Data

Ada beberapa metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu

wawancara dan penyebaran kuesioner.

3.5.1 Jenis Data

1. Data Primer

Data primer merupakan data karakteristik responden, melalui wawancara

dan kueseioner untuk mendapatkan informasi penting tentang pengetahuan

responden, sikap dan kepatuhan mengkonsumsi OHO. Kuesioner

disebarkan kepada responden

2. Data Sekunder meliputi deskriptif di lokasi penelitian, data yang diperoleh

tidak secara langsung dari objek penelitian.

3. Data tersier adalah data riset yang dipublikasikan secara resmi seperti

jurnal dan laporan penelitian.

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer dikumpulkan umur pendidikan pekerjaan dari jawaban subjek

atas pertanyaan yang diberikan peneliti yang diperoleh dari variabel yang

akan diteliti yaitu dengan metode wawancara dan kuesioner. Kuesioner

disebarkan kepada responden untuk mengumpulkan data tentang

pengetahuan dan sikap, serta kepatuhan megnkonsumsi OHO.

2. Data tersier adalah data riset yang dipublikasikan secara resmi seperti

jurnal dan laporan penelitian.

Page 56: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

42

3.6 Metode Pengolahan Data

Langkah-langkah yang ditempuh yaitu :

1. Editing

Proses editing dilakukan untuk memeriksa data kuesioner yang sudah

terkumpul dan jika ada kekurangan langsung dilengkapi tanpa dilakukan

penggantian data.

2. Coding

Pada tahap ini dilakukan dengan pemberian kode pada semua variabel agar

mempermudah dalam pengolahan data, mengubah data berbentuk kalimat atau

huruf menjadi data angka atau bilangan.

3. Tabulating

Tabulating yaitu membuat tabulasi untuk pengorganisasian data yang

sudah terkumpul agar mudah dijumlah, disusun dan ditata untuk disajikan serta

dianalisis.

4. Entry

Kegiatan memasukkan data dari kuesioner yang telah di beri kode kedalam

program atau software computer.

5. Cleaning

Apabila semua data setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-

kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian di lakukan

pembetulan atau koreksi.

Page 57: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

43

3.7 Analisis data

3.7.1 Analisis univariat

Menganalisis secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi tiap

variabel penelitian. Variabel yang dianalisis secara univariat pada penelitian ini

adalah karakteristik responden.

3.7.2 Analisis bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diteliti yaitu

pengetahun, sikap dan kepatuhan mengkonsumsi OHO. Tujuan analisis bivariat

adalah untuk melihat ada tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu variabel

terikat dengan variabel bebas. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah uji chi-square. Uji chi-square merupakan uji komparatif yang digunakan

dalam data di penelitian ini. Uji signifikan antara data yang diobservasi dengan

data yang diharapkan dilakukan dengan batas kemaknaan.

Analisa bivariat adalah analisa untuk melihat adanya hubungan

pengetahun, sikap dan kepatuhan mengkonsumsi OHO pada pesien diabetes

melitus tipe 2 di Apotek Lestari 3 tahun 2019. Analisa bivariat dilakukan dengan

uji statistic Chi Square, dengan tingkat kemaknaan 0,05.

Pengolahan data dilakukan dengan komputerisasi yaitu dengan

menggunakan SPSS, dengan rumus :

x2 =∑(0−𝐸𝐸)2

𝐸𝐸

Keterangan :

x2 = Chi Square

O = Nilai Observasi

Page 58: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

44

E = Nilai yang diharapkan

∑ = Jumlah kolom dan baris

Page 59: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Apotek Lestari 3 berlokasi di jalan Setia Makmur no 1 Dusun II Desa

Sunggal Kanan Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, dengan daerah

padat pemukiman penduduk. Pemilik apotek lestari 3 adalah R Nainggolan.

Apotek tersebut ditanggungjawabi oleh seorang Apoteker Theodora Tambun

dengan dibantu oleh 2 asisten apoteker, memulai jam pelayanan ke masyarakat

dari pkl 07.00 pagi sampai 24.00 malam dengan melayani resep dokter kecuali

psikotropika.

4.1.2. Analisa Univariat

1. Kerateristik Responden

Berdasarakan Penelitian yang dilakukan di Apotek Lestari III Sunggal

tahun 2019 didapatkan bahwa distribusi frekuensi karakteristik responden adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.1 Kerasteristik Reponden

Kerakteristik Umur F (%)

20-50 Tahun 32 64,0 >50 Tahun 18 36,0

Jenis Kelamin Laki-laki 33 34,0

Perempuan 17 66,0 Pendidikan

SD 9 18,0 SMP 22 44,0 SMA 13 26,0

PT (Perguruan Tinggi) 6 12,0

45

Page 60: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

46

Pekerjaan PNS 4 8,0

Peg.Swasta 13 26,0 Wiraswasta 16 32,0 Pensiunan 1 2,0 Lain-lain 16 32,0

Berdaarkan Tabel 4.1 diatas dapat diketahui kerteristik reponden

berdasarkan umur dari 50 responden yang berumur 20-50 tahun sebanyak 32

orang (64,0%) dan yang berumur >50 tahun sebanyak 18 orang (36,0%).

Kerateristik reponden berdasarkan jenis kelamin, laki-laki sebanyak 33 orang

(34,0%), dan perempuan sebanyak 17 orang (66,0%). Kerateristik responden

berdasarkan pendidikan, yang berpendidikan SD sebanyak 9 orang (18,0%),

berpendidikan SMP sebanyak 22 orang (44,0%), berpendidikan SMA sebanyak

13 orang (26,0%) dan yang berpendidikan Perguruan Tinggi (PT) sebanyak 6

orang (12,0%).

2. Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Apotek Lestari III tahun

2019 distribusi frekuensi pengetahuan responden adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Apotek Lestari III Tahun 2019

No Pengetahuan F (%) 1 Baik 5 10,0 2 Cukup 32 64,0 3 Kurang 13 26,0

Total 50 100 Berdasarkan tabel 4.1 diatas distrubusi frekuensi pengetahuan pasien

Diabetes Melitus Tipe II di Apotek Lestari 2 tahun 2019 dapat diketahui bahwa

dari 50 responden yang berpengetahuan baik sebanyak 5 orang (10,0%), yang

Page 61: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

47

berpengetahuan cukup sebanyak 32 orang (64,0%) sedangkan yang

berpengetahuan kurang sebanyak 13 orang (26,0%).

2. Sikap

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Apotek Lestari III tahun

2019 distribusi frekuensi sikap responden adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Sikap Responden Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Apotek Lestari III Tahun 2019

No Sikap F (%) 1 Negatif 15 30,0 2 Positif 35 70,0

Total 50 100 Berdasarkan tabel 4.3 diatas distrubusi frekuensi sikap pasien Diabetes

Melitus Tipe II di Apotek Lestari 2 tahun 2019 dapat diketahui bahwa dari 50

responden yang memiliki sikap negatif sebanyak 15 orang (30,0%) sedangkan

yang memiliki sikap positif sebanyak 35 orang (70,0%).

3. Kepatuhan Mengkonsumsi Obat Hipoglikemik Oral

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Apotek Lestari III tahun

2019 distribusi frekuensi kepatuhan mengkonsumsi obat hipoglikemik oral pada

pasien Diabetes Melitus Tipe 2 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Responden Mengkonsumsi Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Apotek Lestari III Tahun 2019

No Kepatuhan F (%) 1 Kepatuhan Rendah 39 78,0 2 Kepatuhan Sedang 11 22,0 3 Kepatuhan Tinggi 0 0,0

Total 50 100

Page 62: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

48

Berdasarkan tabel 4.4 diatas distrubusi frekuensi kepatuhan responden

dalam mengkonsumsi obat hipoglikemik oral pada pasien Diabetes Melitus Tipe

II di Apotek Lestari 2 tahun 2019 dapat diketahui bahwa dari 50 responden yang

kapatuhannya rendah sebanyak 39 orang (78,0%), kepatuhannya sedang sebanyak

11 orang (22,0%).

4.1.3. Analisa Bivariat

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Apotek Lestari 2 tahun

2019 dengan menggunakan tabulasi silang dan uji chi-square didapatkan analisis

bivariat sebagai berikut:

1. Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Mengkonumsi Obat Hipoglikemik Oral Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Apotek Lestari 3 tahun 2019

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Apotek Lestari 3 tahun

2019 didapatkan hubungan pengetahuan dengan kepatuhan mengkonsmsi obat

hipoglekemi oral adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5. Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Mengkonumsi Obat Hipoglikemik Oral Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Apotek Lestari 3 tahun 2019

No Pengetahuan Kepatuhan Jumlah P-

Value Sedang Rendah f % f % F %

0,000 1. Baik 8 16,0 5 10,0 13 26,0 2. Cukup 3 6,0 29 58,0 32 64,0 3 Kurang 0 0,0 5 10,0 5 10,0

Jumlah 11 22,0 39 78,0 50 100

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas menunjukkan hasil tabulasi silang

pengetahuan dengan kepatuhan mengkonsumi obat hipoglikemik oral pada pasien

Diabetes Melitus Tipe 2 di Apotek Lestari 3 tahun 2019 didapatkan dari 50

Page 63: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

49

responden yang berpengetahuan baik dengan kapatuhan sedang sebanyak 8 orang

(16,0%), yang berpengetahuan baik dengan kepatuhan rendah sebanyak 5 orang

(10,0%), yang berpengetahuan cukup dengan kepatuhan sedang sebanyak 3 orang

(6,0%), yang berpengetahuan cukup dengan kepatuhan rendah sebanyak 29 orang

(58,0%) dan yang berpengetahuan kurang dengan kepatuhan rendah sebanyak 5

orang (10,0%).

Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p

value sebesar 0,000<0,05, sehinga ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan

mengkonsumsi obat hipoglekimik oral pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di

Apotek Lestari 3 tahun 2019.

2. Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Mengkonumsi Obat Hipoglikemik Oral Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Apotek Lestari 3 tahun 2019

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Apotek Lestari 3 tahun

2019 didapatkan hubungan sikap dengan kepatuhan mengkonsmsi obat

hipoglekemi oral adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5. Tabulasi Silang Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Mengkonumsi Obat Hipoglikemik Oral Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Apotek Lestari 3 tahun 2019

No Sikap Kepatuhan Jumlah P-

Value Sedang Rendah f % f % F %

0,037 1. Negatif 0 0,0 15 10,0 15 30,0 2. Positif 11 22,0 24 48,0 35 70,0

Jumlah 11 22,0 39 78,0 50 100

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas menunjukkan hasil tabulasi silang

pengetahuan dengan kepatuhan mengkonsumi obat hipoglikemik oral pada pasien

Diabetes Melitus Tipe 2 di Apotek Lestari 3 tahun 2019 didapatkan dari 50

Page 64: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

50

responden yang memiliki sikap negatif dengan kepatuhan rendah sebanyak 5

orang (10,0%), yang memiliki sikap positif dengan kapatuhan sedang sebanyak 11

orang (22,0%), sedangkan yang memiliki sikap positif dengan kaputahan rendah

sebanyak 24 orang (48,0%).

Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p

value sebesar 0,037<0,05, sehinga ada hubungan sikap dengan kepatuhan

mengkonsumsi obat hipoglekimik oral pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di

Apotek Lestari 3 tahun 2019.

4.2. Pembahasan

4.2.1. Pengetahuan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Apotek Lestari 3 didapatkan

hasil distrubusi frekuensi pengetahuan pasien Diabetes Melitus Tipe II di Apotek

Lestari 3 tahun 2019 bahwa dari 50 responden yang berpengetahuan baik

sebanyak 5 orang (10,0%), yang berpengetahuan cukup sebanyak 32 orang

(64,0%) sedangkan yang berpengetahuan kurang sebanyak 13 orang (26,0%).

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan

sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi intensitas perhatian dan persepsi

terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera

pendengaran (12).

Menurut asumsi peneliti sesuai penelitian yang di lakukan di Apotek

Lestari 3 tahun 2019 pengetahuan responden tentang obat hipoglikemik oral

Page 65: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

51

masih tergolong sedang ataupun cukup hal ini terlihat dari mayoritas reponden

memiliki pengetahuan cukup yaitu 32 orang (64,0%), hal ini juga dipengaruhi

kerateristik responden dimana mayoritas responden berpendidikan SMP sebanyak

22 orang (44,0%).

4.2.2. Sikap

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Apotek Letari 3 diperoleh

distrubusi frekuensi sikap pasien Diabetes Melitus Tipe II bahwa dari 50

responden yang memiliki sikap negatif sebanyak 15 orang (30,0%) sedangkan

yang memiliki sikap positif sebanyak 35 orang (70,0%).

Sikap merupakan reaksi atau respon terhadap suatu stimulus atau objek.

Newcomb menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesediaan untuk bertindak dan

bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap merupakan kesiapan untuk

bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai penghayatan terhadap

objek (14).

Penelitian ini menujukkan mayoritas responden memiliki sikap negatif

tentang obat hipoglikemik oral hal ini terlihat dari dimana dari 50 responden 35

orang diantaranya memeliki sikap negatif (70,0%), hal ini terjadi karena

minimnya pengetahuan responden tentang obat hipoglikemik oral. Menurut

Sunaryo (2013), sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dapat dipelajari dan dibentuk

berdasarkan pengalaman individu sepanjang perkembangan selama hidupnya.

Pembentukan sikap dipengaruhi oleh faktor eksternal (pengalaman, situasi, norma,

hambatan dan pendorong) dan internal (fisiologis, psikologis dan motif).

Page 66: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

52

4.2.3. Kepatuhan Mengkonsumsi Obat Hipoglikemik Oral

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Apotek Letari 3 tahun 2019

diperoleh hasil distrubusi frekuensi kepatuhan responden dalam mengkonsumsi

obat hipoglikemik oral pada pasien Diabetes Melitus Tipe II di Apotek Lestari 2

tahun 2019 dapat diketahui bahwa dari 50 responden yang kapatuhannya rendah

sebanyak 39 orang (78,0%), kepatuhannya sedang sebanyak 11 orang (22,0%).

Secara umum dalam kamus besar bahasa Indonesia (2002: 837) yang

dimaksud dengan kepatuhan adalah sifat patuh atau ketaatan dalam menjalankan

perintah atau sebuah aturan.

Penelitian ini menunjukkan mayoritas kepatuhannya dalam mengkonsumsi

obat hipoglikemik oral dari 50 responden 39 diantaranya kepatuhannya rendah

dalam mengkonsumsi obat hipoglikemik oral (78,0%). beberapa faktor yang

mempengaruhi kepatuhan pasien atau penderita DM dalam menjalani pengobatan

didasarkan pada hasil riset tentang kepatuhan pasien yang dilandasi atas

pendangan tradisional mengenai pasien sebagai penerima nasehat dokter yang

pasif dan patuh.

4.2.4. Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Mengkonumsi Obat Hipoglikemik Oral Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Apotek Lestari 3 tahun 2019

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Apotek Lestari 3 tahun 2019

didapatkan hasil tabulasi silang pengetahuan dengan kepatuhan mengkonsumi

obat hipoglikemik oral pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Apotek Lestari 3

tahun 2019 didapatkan dari 50 responden yang berpengetahuan baik dengan

kapatuhan sedang sebanyak 8 orang (16,0%), yang berpengetahuan baik dengan

Page 67: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

53

kepatuhan rendah sebanyak 5 orang (10,0%), yang berpengetahuan cukup dengan

kepatuhan sedang sebanyak 3 orang (6,0%), yang berpengetahuan cukup dengan

kepatuhan rendah sebanyak 29 orang (58,0%) dan yang berpengetahuan kurang

dengan kepatuhan rendah sebanyak 5 orang (10,0%).

Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p

value sebesar 0,000<0,05, sehinga ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan

mengkonsumsi obat hipoglekimik oral pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di

Apotek Lestari 3 tahun 2019.

Penelitian ini sejalan dengan penelitia yang dilkukan oleh Ghannissa Putri

Nakamireto dengan judul “hubungan pengetahuan diet diabetes mellitus dengan

kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus di wilayah kerja Puskesmas Gamping

II Sleman Yogyakarta”. Hasil analisa statistik diketahui bahwa tingkat

pengetahuan pasien berada pada kategori cukup sebanyak 32 orang (56,1%),

kepatuhan diet pada pasien berada pada kategori patuh sebanyak 42 orang (73,7%)

dengan p value=0,000 (p<0,050) dan r= 0,766. Kesimpulan Ada hubungan yang

kuat antara pengetahuan diet diabetes mellitus dengan kepatuhan diet pada pasien

diabetes mellitus tipe II di wilayah kerja Puskesmas Gamping II Sleman

Yogyakarta.

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan

sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi intensitas perhatian dan persepsi

Page 68: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

54

terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera

pendengaran (12).

Menurut asumsi peneliti sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan di

Apotek Lestari 3 tahun 2019 pengetahuan sangat erat hubungannya dengan

kepatuhan mengkonsumsi obat hipoglikemik oral dimana semakin tinggi

pengetahuan seseorang maka kasadaran akan penyakit yang dideritanya semakin

meningkat. Minimnya pengetahuan responden akan obat hipoglikemik oral akan

memicu ketidapatuhan pasien tersebut untuk mengkonsumsinya secara teratur.

Sebagian dari mereka mengaku tidak paham tentang obat hipoglikemik oral

mereka hanya mengkonsumsinya ketika gula darah mereka meningkat disamping

faktor pengetahuan yang minim faktor pekerjaan mereka yang kurang mendukung

untuk mengkonsumsi obat hipoglikemik oral secara teratur hal ini terlihat dari

mayoritas responden bekerja sehingga terkadang mereka lupa membawanya

ketempat kerja dan sebagian dari mereka juga beralasan terkadang sesampai

dirumah sudah lelah dan langsung istirahat ketika tiba dirumah sehingga

terkadang lupa meminumnya. Akibat dari ketidakpahaman akan penyakit DM,

banyak penderita DM yang tidak patuh serta mengalami komplikasi dan

mengakibatkan penyakitnya bertambah parah. Awal mula pemicu timbulnya

masalah-masalah kesehatan yang kronis dan fatal cukup sederhana,

ketidakpatuhan penderita DM dalam menjaga serta menjalani berbagai macam

pengobatan tidak teratur, yang akhirnya menyebabkan terjadinya komplikasi yang

fatal dan berujung pada amputasi dan kematian.

Page 69: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

55

4.2.5. Hubungan Sikap dengan Kepatuhan Mengkonumsi Obat Hipoglikemik Oral Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Apotek Lestari 3 tahun 2019

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Apotek lestari 3 tahun 2019

menunjukkan hasil tabulasi silang pengetahuan dengan kepatuhan mengkonsumi

obat hipoglikemik oral pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 didapatkan dari 50

responden yang memiliki sikap negatif dengan kepatuhan rendah sebanyak 5

orang (10,0%), yang memiliki sikap positif dengan kapatuhan sedang sebanyak 11

orang (22,0%), sedangkan yang memiliki sikap positif dengan kaputahan rendah

sebanyak 24 orang (48,0%).

Hasi uji statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p

value sebesar 0,037<0,05, sehinga ada hubungan sikap dengan kepatuhan

mengkonsumsi obat hipoglekimik oral pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di

Apotek Lestari 3 tahun 2019.

Sikap seseorang terhadap sesuatu dibentuk oleh pengetahuan. Untuk dapat

mempengaruhi seseorang, informasi perlu disampaikan secara pelan dan berulang

dengan memperlihatkan keuntungan dan kerugiannya bila mengadopsi informasi

tersebut (18).

Penelitian ini sejalan denngan penelitian yang dilakukan oleh Vera

Tombokan tahun 2015 dengan judul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan

kepatuhan berobat pasien diabetes melitus pada praktek dokter keluarga di kota

tomohon” Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara

pengetahuan, sikap dan motivasi dengan kepatuhan berobat pasien diabetes

melitus di klinik dokter keluarga di Kota Tomohon. Pengetahuan, Sikap, dan

Page 70: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

56

Motivasi berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan berobat pasien diabetes

melitus di klinik dokter keluarga di Kota Tomohon dan pengetahuan merupakan

variabel yang paling berpengaruh.

Menurut asumsi peneliti sikap sangat erat hubungannya dengan kepatuhan

mengkonsumsi obat hipoglikemik oral sikap merupakan salah satu faktor

pembentuk perilaku. sikap kepatuhan didasarkan atas berbagai macam faktor.

Faktor tersebut bisa dipengaruhi faktor internal maupun eksternal, faktor internal

meliputi kepribadian, kesadaran, pemahaman, serta kontrol diri. Kepatuhan

merupakan suatu perilaku yang ditunjukan seseorang untuk memenuhi perintah

orang lain. Kepatuhan adalah perilaku yang sesuai dengan perintah agar sesuai

dengan peraturan. Kepatuhan sebagai tingkat pasien melaksanakan cara

pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokter atau orang lain. Kepatuhan

adalah sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh

profesional kesehatan. Di dalam penelitian ini, ketidakpatuhan yang dimaksud

adalah pasien yang tidak melaksanakan sebuah program pengobatan yang

disarankan dari pihak luar, yakni otoritas individu yang kuat yang menyebabkan

individu enggan untuk melaksanakan kepatuhan yang disarankan. Dalam hal ini

sosial preasure atau tekanan sosial baik dari petugas dan dokter. Beberapa faktor

yang mempengaruhi kepatuhan pasien atau penderita DM dalam menjalani

pengobatan didasarkan pada hasil tentang kepatuhan pasien yang dilandasi atas

pendangan tradisional mengenai pasien sebagai penerima nasehat dokter yang

pasif dan patuh.

Page 71: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.2. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Apotek Lestari 3 Tahun 2019

maka disimpulkan sebagai berikut :

1. Berpengetahuan baik sebanyak 5 orang (10,0%), yang berpengetahuan cukup

sebanyak 32 orang (64,0%) dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 13

orang (26,0%).

2. Responden yang memiliki sikap negatif sebanyak 15 orang (30,0%)

sedangkan yang memiliki sikap positif sebanyak 35 orang (70,0%).

3. Kapatuhannya rendah sebanyak 39 orang (78,0%), kepatuhannya sedang

sebanyak 11 orang (22,0%).

4. Ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan mengkonsumsi obat

hipoglekimik oral pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Apotek Lestari 3

tahun 2019 dengan hasil uji statistik chi-square nilai p value sebesar

0,000<0,05.

5. Ada hubungan sikap dengan kepatuhan mengkonsumsi obat hipoglekimik

oral pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di Apotek Lestari 3 tahun 2019 Hasil

uji statistik chi-square nilai p value sebesar 0,037<0,05.

57

Page 72: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

58

5.2. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Pengetahuan dan sikap sangat erat hubungannya dengan kepatuhan

mengkonsumsi obat hipoglikemik oral oleh sebab itu disarankan kepada

penderita diabetes mellitus agar lebih meningkankan pengetahuan dan

informasi tentang OHO ataupun diabetes mellitus baik dari media massa,

internet atau mengikuti penyuluhan.

2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar melanjutkan penelitian dengan

metode pengukuran yang lain ataupun menambah variabelnya.

Page 73: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

59

DAFTAR PUSTAKA

1. Kementrian Kesehatan RI. 2013. Diabetes Mellitus. Jakarta 2. International Diabetes Federation. 2013. IDF Diabetes Atlas 6th Edition 3. Dipiro, et all. 2011. Pharmacoteraphy : A Patofisiologi Approach 8th

Edition. The mac Grow-Hill Companies. 4. Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pusat Data dan Informasi : Situasi dan

Analisis Diabetes. Kementrian Kesehatan. Jakarta 5. Rahati. 2014. Food Pattern. Lifestyle and Diabetes Mellitus. Int J High Risk

Behave Addict. 6. Kemenkes RI. 2011. Strategi Nasional Penerapan Pola Konsumsi Makanan

dan Aktivitas Fisik Untuk Mencegah Penyakit Tidak Menular. Kementrian Kesehatan RI : Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta

7. Karyoso. 1999. Pengantar Komunikasi. Jakarta : Kedokteran RGC 8. Dewi, P.N. 2014. Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Dm Tipe

2 Dan Obat Antidiabetes Oral Di Rs Dan Klinik Gotong Royong Surabaya Periode Juni-Juli 2014. Surabaya: Skripsi. Prodi Pendidikan Dokter Universitas Katolik Widya Mandala.

9. Phitri, E.H., Widiyaningsih. 2013. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Penderita Diabetes Mellitus Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus Di Rsud AM. Parikesit Kalimantan Timur. Jurnal Keperawatan Medikal Bedah. 1(1):58-74.

10. Mark H. Beers, MD, 2003. Diabetes Mellitus. The Merck Manual of Medical Information. 2nd ed. Chapter 165: 873-881.

11. WHO and International Diabetes Federation, 2009. Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus and Intermediate Hyperglycemia. Atlas Diabetes. Available from: http://www.who.int/diabetes/publications/Definition%20and diagnosis%20of%20 diabetes new.pdf. Notoatmojo, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta

12. Dewi dan Wayan. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Jakarta : Nuha Medika

13. Budiman. 2013. Kapita Seleksi Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan.Jakarta : Salemba Medika

14. Notoatmojo. 2003. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka 15. Notoatmojo. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta 16. Arikunto. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rhineka Cipta 17. Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

18. Hurlock. 1998.

19. Kurniasari, 2008. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Penderita TBC dengan Keteraturan dalam Pengobatan TBC di UPTD Puskesmas Cibogo Kabupaten Subang.

Page 74: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

60

20. Notoatmojo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rhineka Cipta

21. Azwar. 2013. Sikap Manusia (Teori dan Pengukurannya). Yogyakarta : Pustaka Pelajar

22. Sukandar. 2008. ISO Farmakoterapi. Jakarta: PT. ISFI. Hal. 26 23. Tarwoto. 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin.

Jakarta: Trans Info Media. Hal. 151. 24. Perkeni. 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus

Tipe 2 di Indonesia 2011. Semarang: PB PERKENI. Hal. 1-21 25. Ndraha, S. (2014). Leading Article: Diabetes Melitus Tipe 2 dan

Tatalaksana Terkini. Medicinus. 27(2):9. 26. DepKes RI. 2005. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Melitus.

Jakarta: Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Hal. 19-29

27. Suyono, S., 2009. Kecenderungan Peningkatan Jumlah Penyandang Diabetes. Dalam : Soegondo, S., Soewondo,P., Subekti, I., Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 4-7

28. Perkeni. (2006). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Semarang: PB PERKENI. Hal. 5-6

29. Price, A.S dan Wilson, L.M. (2005). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses Proses Penyakit. Alih bahasa : Brahm U, Pendi. Editor edisi Bahasa Indonesia : Huriawati Hartanto. Ed. 6 . Jakarta: EGC. Hal. 1264-1265

30. Waspadji, S. 2006. Komplikasi kronik Diabetes : Mekanisme Terjadinya, Diagnosa dan Strategi Pengelolaan. Dalam: Sudoyo, A.W., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III edisi IV. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1906-1908Notoatmojo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta

31. Dahlan. 2010. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel Dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika

32. Hidayat. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika

33. Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Page 75: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

61

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP KEPATUHAN MENGKONSUMSI OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN

DIABETES MELITUS TIPE 2 DI APOTEK LESTARI 3 SUNGGAL

TAHUN 2019

Kerateristik Responden

1. No : 2. Umur : tahun 3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 4. Pendidikan : SD SMP

SMA Perguruan Tinggi 5. Pekerjaan : Peg. Negri Wiraswasta

Peg. Swasta Pensiunan Lain-lain

1. Pengetahuan tentang Obat Hipoglikemik Oral

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah obat Hipoglikemik itu untuk obat Dibaetes Melitus?

2 Menurut anda mengkonsumsi obat Hipoglikemik harus sesuai dengan anjuran (resep) Doter?

3 Obat Hipoglikemik Oral (OHO) merupakan obat penurun kadar glukosa pada darah yang diresepkan oleh dokter khusus bagi diabetesei.

4 Apakah Obat hihipoglikemik memiliki efek samping meningkatkan berat badan?

5 Ketika mengkonsumsi obat hipoglikemik oral harus dimulai dari dosis yang rendah kemudian dinaikkan secara bertahap?

6 Sebelum mengkonsumsi obat hipoglikemik haruskah pasien cek gula darah dulu?

7 Jika mengkonsumsi obat Hipglekemik oral kemudian diberikan bersamanan dengan obat lain akankah

Page 76: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

62

menimbulkan interaksi obat?

8 Hipoglikemika harus dihindari terutama pada penderita lanjut usia, oleh sebab itu sebaiknya obat hipoglikemik oral yang bekerja jangka panjang tidak diberikan pada penderita lanjut usia.

9 Obat hipoglikemik oral golongan sulfonilurea merupakan obat pilihan (drug of choice) untuk penderita diabetes dewasa baru dengan berat badan normal dan kurang serta tidak pernah mengalami ketoasidosis sebelumnya?

10 Biasanya obat Hipoglikemik memiliki efek samping seperti sakit kepala?

11 Apakah OHO tetap diperlukan walaupun kadar glukosa darah sudah normal?

12 Obat-obatan seperti metformin, glitazone, dan akarbose apakah termasuk OHO?

13 Apakah Faktor risiko hipoglikemika pada diabetes mellitus tipe 2 (DMT2) adalah riwayat hipoglikemika dan terapi insulin.?

14 Apakah Obat hipoglikemik oral hanya digunakan minimal 3 bulan setelah gagal respon dari diet rendah karbohidrat & energi serta anjuran aktivitas fisik?

15 Jika diet, aktivitas fisik dan obat hipoglikemik oral gagal mengontrol diabetes melitus maka dapat ditambahkan terapi insulin atau obat hipoglikemik oral haruskah digantikan terapi insulin?

Page 77: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

63

2 Sikap tentang Obat Hipoglikemik Oral

No Pertanyaan Setuju Tidak Setuju

1 Setelah mengetahui apa itu DM Tipe 2 apakah tetap mengontrol nya secara rutin

2 Perlukah rutin berolaharaga guna menjaga penyakit DM Tipe 2 tidak naik

3 Setelah penyakit DM Tipe 2 anda normal, apakah anda sudah bebas mengkonsumsi makanan

4 Mengontrol pola makan dapat membantu proses penurunan kadar DM Tipe 2

5 Jenis makanan yang diajurkan untuk penderita DM adalah mengkonsumsi maknanan kaya serat seperti buah-buahan dan sayuran

6 Makan dan minum teratur merupakan langkah mencegah DM Tipe 2

7 Kelelahan saat bekerja dan kurang minum, ada pengaruhnya terhadap DM Tipe 2

8 Mengurangi makanan makanan cepat saji merupakan salah satu cara mencegah penyakit DM tipe 2

9 Apakah anda tetap mengkonsumsi makanan dan minuman instant

10 Saat anda terlambat makan,akankah DM Tipe 2 anda tetap normal

Page 78: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

64

3. Kepatuhan Mengkonsumsi Obat Hipoglikemik Oral

KUESIONER MMAS-8 Petunjuk : tandai (centang) pada kolom yang sesuai dengan jawaban

No Pertanyaan Ya Tidak 1. Apakah anda kadang-kadang lupa minum obat untuk

penyakit diabetes Anda ?

2. Orang kadang-kadang tidak sempat minum obat bukan karena lupa. Selama 2 pekan terakhir ini, pernahkah Anda dengan sengaja tidak meminum obat?

3. Pernakah anda mengurangi atau berhenti minum obat tanpa memberitahu dokter Anda karena Anda merasa kondisi Anda bertambah parah ketika meminum obat tersebut ?

4. Ketika anda pergi berpergian atau meninggalkan rumah, apakah Anda kadang-kadang lupa membawa obat Anda ?

5. Apakah kemarin Anda minum obat ? 6. Ketika Anda merasa sehat, apakah Anda juga kadang

berhenti meminum obat ?

7. Minum obat setiap hari merupakan hal yang tidak menyenangkan bagi sebagian orang. Apakah anda pernah merasa terganggu dengan kewajiban anda terhadap pengobatan yang harus anda jalani ?

8. Seberapa sering anda mengalami kesulitan minum semua obat anda ?

f. Tidak pernah/jarang g. Beberapa kali h. Kadang kala i. Sering j. Selalu

Tulis : Ya (bila memilih: b/c/d/e; Tidak (bila memilih:a)

Page 79: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

67

Lampiran 3

Output SPSS

Frequencies

Notes Output Created 07-SEP-2019 10:32:28 Comments

Input

Data F:\NEW 2019 FILE\ROBIN\master spss.sav

Active Dataset DataSet1 Filter <none> Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working Data File 50

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are

treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.

Syntax

FREQUENCIES VARIABLES=Umur Jenkel Pendidikan Pekerjaan Kat_P Kat_S Kat_H /ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.00 Elapsed Time 00:00:00.00

Statistics Umur Jenis Kelamin Pendidika

n Pekerjaan Kategori

Pengetahuan Kategori

Sikap Kategori

Kepatuhan

N Valid 50 50 50 50 50 50 50 Missing 0 0 0 0 0 0 0

Page 80: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

68

Frequency Table

Umur Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 20-50 Tahun 32 64.0 64.0 64.0 >50 Tahun 18 36.0 36.0 100.0 Total 50 100.0 100.0

Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 33 66.0 66.0 66.0 Perempuan 17 34.0 34.0 100.0 Total 50 100.0 100.0

Pendidikan Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

SD 9 18.0 18.0 18.0 SMP 22 44.0 44.0 62.0 SMA 13 26.0 26.0 88.0 Perguaruan Tinggi (PT) 6 12.0 12.0 100.0 Total 50 100.0 100.0

Pekerjaan Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

PNS 4 8.0 8.0 8.0 Pegawai Swasta 13 26.0 26.0 34.0 Wiraswasta 16 32.0 32.0 66.0 Pensiunan 1 2.0 2.0 68.0 Lain-lain 16 32.0 32.0 100.0 Total 50 100.0 100.0

Kategori Pengetahuan Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Kurang 5 10.0 10.0 10.0 Cukup 32 64.0 64.0 74.0 Baik 13 26.0 26.0 100.0 Total 50 100.0 100.0

Page 81: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

69

Kategori Sikap

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Negatif 15 30.0 30.0 30.0 Positif 35 70.0 70.0 100.0 Total 50 100.0 100.0

Kategori Kepatuhan Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Kepatuhan Sedang 11 22.0 22.0 22.0 Kapatuhan Rendah 39 78.0 78.0 100.0 Total 50 100.0 100.0

Page 82: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

70

Crosstabs

Notes

Output Created 05-SEP-2019 23:27:32

Comments

Input

Data F:\NEW 2019

FILE\ROBIN\master spss.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 50

Missing Value Handling

Definition of Missing User-defined missing values are

treated as missing.

Cases Used

Statistics for each table are

based on all the cases with valid

data in the specified range(s) for

all variables in each table.

Syntax

CROSSTABS

/TABLES=Kat_P Kat_S BY

Kat_H

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ CORR

/CELLS=COUNT EXPECTED

TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Resources

Processor Time 00:00:00.02

Elapsed Time 00:00:00.02

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

Page 83: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

71

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kategori Pengetahuan *

Kategori Kepatuhan 50 100.0% 0 0.0% 50 100.0%

Kategori Sikap * Kategori

Kepatuhan 50 100.0% 0 0.0% 50 100.0%

Kategori Pengetahuan * Kategori Kepatuhan

Crosstab

Kategori Kepatuhan Total

Kepatuhan

Sedang

Kapatuhan

Rendah

Kategori Pengetahuan

Kurang

Count 0 5 5

Expected Count 1.1 3.9 5.0

% of Total 0.0% 10.0% 10.0%

Cukup

Count 3 29 32

Expected Count 7.0 25.0 32.0

% of Total 6.0% 58.0% 64.0%

Baik

Count 8 5 13

Expected Count 2.9 10.1 13.0

% of Total 16.0% 10.0% 26.0%

Total

Count 11 39 50

Expected Count 11.0 39.0 50.0

% of Total 22.0% 78.0% 100.0%

Page 84: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

72

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 16.226a 2 .000

Likelihood Ratio 15.455 2 .000

Linear-by-Linear Association 13.300 1 .000

N of Valid Cases 50

a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count

is 1.10.

Symmetric Measures

Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R -.521 .108 -4.229 .000c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.536 .114 -4.403 .000c

N of Valid Cases 50

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Kategori Sikap * Kategori Kepatuhan

Crosstab

Kategori Kepatuhan Total

Kepatuhan

Sedang

Kapatuhan

Rendah

Kategori Sikap

Negatif

Count 0 15 15

Expected Count 3.3 11.7 15.0

% of Total 0.0% 30.0% 30.0%

Positif

Count 11 24 35

Expected Count 7.7 27.3 35.0

% of Total 22.0% 48.0% 70.0%

Total

Count 11 39 50

Expected Count 11.0 39.0 50.0

% of Total 22.0% 78.0% 100.0%

Page 85: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

73

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 6.044a 1 .014 Continuity Correctionb 4.351 1 .037 Likelihood Ratio 9.117 1 .003 Fisher's Exact Test .021 .011

Linear-by-Linear Association 5.923 1 .015 N of Valid Cases 50

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.30.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Asymp. Std.

Errora

Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R -.348 .065 -2.569 .013c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.348 .065 -2.569 .013c

N of Valid Cases 50

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

c. Based on normal approximation.

Page 86: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

74

Lampiran 4 Lembar Pengajuan Judul

Page 87: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

75

Lampiran 5 Survei Awal

Page 88: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

76

Lampiran 6 Balasan Survei Awal

Page 89: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

77

Lampiran 7 Izin Penelitian

Page 90: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

78

Lampiran 8 Balasan Izin Penelitian

Page 91: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

79

Lampiran 9 Lembar Bimbingan Proposal Pembimbing I

Page 92: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

80

Lampiran 10 Lembar Bimbingan Proposal Pembimbing II

Page 93: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

81

Lampiran 11 Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing II

Page 94: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

82

Lampiran 12 Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing II

Page 95: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

83

Lampiran 13 Lembar Revisi Proposal

Page 96: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

84

Lampiran 14 Lembar Revisi Skripsi

Page 97: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

85

Lampiran 15 Dokumentasi Penelitian

Page 98: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

86

Page 99: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

87

Page 100: HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP …repository.helvetia.ac.id/2365/6/ROBINSON... · SKRIPSI . OELH : ROBINSON NAINGGOLAN . 1701012153 . ... Obat Hipoglikemik Oral pada Pasien

88