hubungan motivasi kerja terhadap kinerja perawat …
TRANSCRIPT
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT
INSTALASI RAWAT INAP RS METHODIST MEDAN
TAHUN 2018
TESIS
OLEH:
ARIFIN CHANDRA
1602011124
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2018
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT
INSTALASI RAWAT INAP RS METHODIST MEDAN
TAHUN 2018
TESIS
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister
Kesehatan Masyarakat (M.K.M.) pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat Minat Studi Manajemen Rumah Sakit
Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia
OLEH:
ARIFIN CHANDRA
1602011124
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2018
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Tesis : Hubungan Motivasi Kerja Dengan Kinerja
Perawat Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Methodist Medan Tahun 2018
Nama Mahasiswa : Arifin Chandra
Nomor Induk Mahasiswa : 1602011124
Minat Studi : Manajemen Rumah Sakit
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
(Dr. dr. Mangatas Silaen, Sp.OG, M.K.M) (dr. Jamaluddin, MARS)
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Institut Kesehatan Helvetia
Dekan
(Asriwati, Dr., S.Kep., Ns., S,Pd., M.Kes.)
Telah diuji pada tanggal : 29 Juni 2019
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Mangatas Silaen, Dr.,dr., Sp.OG, M.K.M
Anggota : 1. Jamaluddin, dr., MARS
: 2. Razia Begum Suroyo, Dr., dr., M.Sc., M.Kes
: 3. Anto, SKM, M.Kes, M.M
LEMBAR KEASLIAN PENELITIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Tesis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar
akademik Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M.), di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.
2. Tesis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan masukkan tim
penelaah/ tim penguji.
3. Dalam Tesis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain,kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di perguruan tinggi ini.
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI
Sebagai sivitas akademika Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan
Helvetia Medan, saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Arifin Chandra
Nim : 1602011124
Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas : Kesehatan Masyarakat
Jenis Karya : Tesis
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Fakultas Kesehatan Masyarakat Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non
Exclusive Royalty Freeb Right) atas tesis saya yang berjudul :
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT DI
INSTALASI RAWAT INAP RS METHODIST MEDAN TAHUN 2018
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) dengan Hak Bebas Royalti Non
Eksklusif ini Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan
berhak menyimpan, mengalih media format, mengelola dalam bentuk pangkalan
data (Database), merawat dan mempublikasi tesis saya tanpa meminta izin dari
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis, pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Demikian persyaratan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Medan
Pada Tanggal : Maret 2019
Yang menyatakan,
(Arifin Chandra)
ABSTRACT
THE RELATION BETWEEN WORK MOTIVATION AND NURSE
PERFORMANCE OF INPATIENT INSTALLATIONS AT METHODIST
GENERAL HOSPITAL MEDAN 2018
ARIFIN CHANDRA
1602011124
Motivation is defined as something in a person that can be pushed, and
direct person behaviour. In other word, motivation is intentions in ourself, hope,
desire and purposed to be achieved. Nurses have an important role in determining
good or bad quality hospital service. Motivation owned by nurses is important as
a force spesifically to provide health service to health service users in the
hospital.
This research is quantitative and using cross sectional design. The
purpose of this research is to see what factors that can related over the
performance of nurses of emergency room in Methodist Hospital Medan 2018.
This research use total sampling and the source data of this research is using
questionnaire and then followed by using univariate analysis, bivariate analysis,
multivariate analysis with SPSS program.
The results of this research is that responsibility (p=0,004), supervision
(p=0,001), insentive (p=0,003), achievement (p=0,002), promotion (p=0,004),
related to nurse performance and the most related variable is supervision with
r square 0,026, F=1,279, and sign F 95% CI=0,264.
The result showed that there related between motivation and nurse
performance. The most related factor is supervision. Supervision done by head of
nursing routinely to all nurse. In order optimize performance, quality and health
services increase the motivation for this to work and to the way of administering
the able more, creates an enabling environment, companion at good relations
with, guarantee work, good relations between superiors with subordinate, and
including nurse in seminars and sustainable trainings nursing.
Keywords : nurse performance, responsibility, supervision, insentive,
promotion, achievement
Refrences : 24 books +25 journal (1999-2017)
ABSTRAK
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PERAWAT DI
INSTALASI RAWAT INAP RS METHODIST MEDAN TAHUN 2018
ARIFIN CHANDRA
1602011124
Motivasi diartikan sebagai sesuatu yang ada pada diri seseorang yang
dapat mendorong, mengaktifkan, mengarahkan perilaku seseorang. Dengan kata
lain motivasi itu ada dalam diri seseorang dalam wujud niat, harapan, keinginan
dan tujuan yang ingin dicapai. Perawat memiliki peran yang sangat penting dalam
menentukan baik atau buruknya kualitas rumah sakit. Motivasi yang dimiliki oleh
perawat merupakan sebuah dorongan khusus untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada pengguna jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif
dengan pendekatan cross sectional study. Dengan tujuan untuk menilai hubungan
motivasi kerja terhadap kinerja perawat di instalasi rawat inap RS Methodist
Medan Tahun 2018. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total
sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner serta
dilakukan analisa data univariat, analisa bivariat dan analisa multivariat
menggunakan program SPSS.
Hasil penelitian diperoleh bahwa tanggung jawab (p=0,004), supervisi
(p=0,001), insentif (p=0,003), prestasi (p=0,002), promosi (p=0,004) berhubungan
terhadap kinerja perawat dan variabel yang paling berhubungan dengan kinerja
perawat adalah variabel supervisi dengan nilai r square 0,026 dan nilai F 1,279
dengan nilai Sign.F dengan 95% CI 0,264.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah motivasi sangat berpengaruh
terhadap kinerja perawat. Faktor yang paling berpengaruh terhadap tingkat
motivasi seorang perawat adalah supervisi. Supervisi dilakukan oleh Kepala
Bidang Keperawatan secara rutin kepada seluruh perawat. Dalam rangka
mengoptimalkan mutu kinerja dan pelayanan kesehatan, maka upaya untuk
meningkatkan motivasi kerja yaitu dengan cara pemberian penghargaan bagi yang
mempunyai kemampuan yang lebih, menciptakan lingkungan yang kondusif,
menjalin hubungan baik dengan teman sejawat, memberikan jaminan kerja,
menjalin hubungan baik antara atasan dengan bawahan, serta mengikutsertakan
perawat dalam seminar dan pelatihan-pelatihan keperawatan berkelanjutan.
Kata kunci : motivasi kerja, kinerja perawat, tanggung jawab, supervisi,
insentif, promosi, prestasi.
Daftar Pustaka : 24 buku + 25 Jurnal (1999-2017)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
“Hubungan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Perawat Instalasi Rawat Inap RS
Methodist Medan Tahun 2018”
Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M.) pada Program Studi S2
Ilmu Kesehatan Masyarakat minat studi Manajemen Rumah Sakit Fakultas
Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.
Penulisan tesis ini tidak terlepas dari peran serta dan dukungan dari
berbagai pihak dan orang-orang terdekat penulis yang selalu meluangkan waktu,
tenaga dan pikirannya. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku Pembina Yayasan
Helvetia Medan.
2. Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes, selaku Ketua Yayasan
Helvetia Medan.
3. Dr. H. Ismail Efendi, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia.
4. Dr. Asriwati, S.Kep, Ns, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.
5. Anto, SKM, M.Kes, M.M, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia.
6. Dr. dr. Mangatas Silaen, Sp.OG, M.K.M, selaku Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan mencurahkan waktu, perhatian, ide, dan motivasi
selama penyusunan tesis ini.
7. dr. Jamaluddin, MARS, selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan
waktu dan memberikan pemikiran dalam membimbing penulis selama
penyusunan tesis ini.
8. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes., selaku Penguji I dan Anto,
SKM, M.Kes, M.M, selaku Penguji II yang telah meluangkan waktunya
untuk memberikan kritik dan saran yang membangun dalam penyempurnaan
tesis ini.
9. Seluruh Dosen Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah
mendidik dan mengajarkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
10. dr. Hendra W. Djuang, MARS, selaku Direktur Rumah Sakit Methodist
Medan
11. Teristimewa kepada ayahanda Hendry Gani yang selalu ada dalam doa saya,
ibunda Sri Linawati yang selalu memberikan pandangan, mendukung baik
moril maupun materil, mendoakan dan selalu memotivasi penulis dalam
penyelesaian tesis ini.
12. Teristimewa juga kepada teman dan rekan kerja saya yang memberikan
pandangan, mendukung baik moril maupun materil, dan selalu memotivasi
penulis dalam penyelesaian tesis ini.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
tesis ini baik dari segi isi maupun penyajianya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan
tesis ini.
Medan, Maret 2019
Penulis
Arifin Chandra
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis bernama Arifin Chandra yang dilahirkan pada tanggal 26 Oktober
1985 di Medan dari orang tua Hendry Gani (Alm) dan Sri Linawati. Penulis
beragama Budha. Saat ini penulis tinggal di Jl. Gatot Subroto No. 73 B bersama
keluarga.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar di SD Methodist 3
pada tahun 1997, pada tahun 2000 penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah
Menengah Pertama di SMP Methodist 3. Pada Tahun 2003 penulis menyelesaikan
pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Sutomo 1 Medan. Pada tahun 2007
penulis menyelesaikan S1 Kedokteran di Universitas Methodist. Pada tahun
2003 - 2010 penulis menyelesaikan pendidikan S1 Kedokteran dan profesi dokter.
Pada tahun 2016 hingga sekarang penulis menjalani pendidikan S2 Kesehatan
Masyarakat di Institut Kesehatan Helvetia Medan
Penulis saat ini bekerja sebagai dokter di Rumah Sakit Methodist, dan
Rumah Sakit Bunda Thamrin.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PANITIA PENGUJI TESIS
LEMBAR KEASLIAN PENELITIAN
ABSTRACT ..................................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR TABEL........................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
........................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................ 10
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................... 11
1.3.1 Tujuan Umum .......................................................... 11
1.3.2 Tujuan Khusus ......................................................... 11
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................... 11
1.4.1. Bagi Peneliti ...................................................... 11
1.4.2 Bagi Rumah Sakit ............................................. 11
1.4.2. Bagi Akademik ................................................ 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ...................................... 13
2.2 Telaah Teori .................................................................. 16
2.2.1. Beban Kerja ...................................................... 16
2.2.1.1 Pengertian Beban Kerja ........................ 16
2.2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja 16
2.2.2. Stres Kerja ......................................................... 19
2.2.2.1 Pengertian Stres Kerja........................... 19
2.2.2.2 Jenis Stres.............................................. 21
2.2.2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Stres ........ 21
2.2.2.4 Tahapan Stres ........................................ 22
2.2.2.5 Mekanisme Stres ................................... 24
2.2.2.6 Dampak Stres Terhadap Tubuh ............ 27
2.2.2.7 Pengaruh Stres ...................................... 29
2.2.2.8 Pencegahan dan Pengendalian Stres di
Tempat Kerja ........................................ 29
2.2.3. Kompetensi ........................................................ 30
2.2.3.1 Karakteristik Kompetensi ..................... 32
2.2.4. Masa Kerja .......................................................... 34
2.2.5. Motivasi Kerja .................................................... 35
2.2.5.1. Faktor Motivasi Yang Mempengaruhi
Kinerja .................................................... 36
2.2.6 Kinerja .............................................................. 40
2.2.6.1 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja .... 44
2.2.6.2 Penilaian Kinerja.................................... 46
2.3 Kerangka Teori…………… ......................................... 54
2.4 Kerangka Konsep .......................................................... 55
2.5 Hipotesis Penelitian ...................................................... 56
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ............................................................. 57
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................ 57
3.2.1. Lokasi Penelitian ............................................... 57
3.2.2. Waktu Penelitian ............................................... 57
3.3 Populasi dan Sampel ..................................................... 58
3.3.1. Populasi ............................................................. 58
3.3.2. Sampel............................................................... 58
3.4 Metode Pengumpulan Data .......................................... 58
3.4.1. Data Primer ....................................................... 58
3.4.2. Data Sekunder ................................................... 59
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............... 59
3.5.1. Variabel Penelitian ............................................ 59
3.5.2. Definisi Operasional ......................................... 59
3.6 Metode Pengukuran Variabel ....................................... 60
3.7. Metode Pengolahan Data .............................................. 66
3.8. Metode Analisa Data .................................................... 67
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................. 69
4.1.1. Visi ...................................................................... 69
4.1.2. Misi ..................................................................... 69
4.1.3. Nilai .................................................................... 69
4.1.4. Motto ................................................................... 70
4.1.5. Akreditasi Rumah Sakit ...................................... 70
4.1.6. Struktur Organisasi ............................................. 71
4.1.7. Pelayanan ............................................................ 71
4.2. Hasil Penelitian ............................................................. 72
4.2.1. Karakteristik Responden ................................... 72
4.2.2. Analisis Univariat ............................................. 75
4.2.3. Analisis Bivariat................................................ 78
4.2.4. Analisi Multivariat ............................................ 81
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden terhadap Kinerja Perawat ..... 82
5.1.1 Jenis Kelamin ....................................................... 82
5.1.2 Umur .................................................................... 82
5.1.3 Pendidikan ........................................................... 83
5.1.4 Status Pernikahan ................................................. 83
5.2. Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat ........ 84
5.3. Hubungan Stres Kerjai Dengan Kinerja Perawat ......... 86
5.4. Hubungan Kompetensi Dengan Kinerja Perawat ......... 88
5.5. Hubungan Insentif Dengan Kinerja Perawat ................ 89
5.6. Hubungan Masa Kerja Dengan Kinerja Perawat .......... 90
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ................................................................... 92
6.2. Rekomendasi ................................................................. 93
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 94
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Teori.................................................................... 31
2.2 Kerangka Konsep Penelitian ............................................... 32
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
3.1 Defenisi Operasional ...................................................................... 40
4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin....................... 47
4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur……………………….48
4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan .......................... 48
4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Gaji ........................................ 49
4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Status Pernikahan............... 49
4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja ................... 49
4.7 Distribusi Frekuensi Tanggung Jawab ....................................... 50
4.8 Distribusi Frekuensi Supervisi ................................................... 50
4.9 Distribusi Frekuensi Insentif ...................................................... 51
4.10 Distribusi Frekuensi Prestasi ...................................................... 51
4.11 Distribusi Frekuensi Promosi ................................................... 52
4.12 Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat…………………………...52
4.13 Hubungan Tanggung Jawab Terhadap Kinerja Perawat……… 53
4.14 Hubungan Supervisi Terhadap Kinerja Perawat ............................ 53
4.15 Hubungan Insentif Terhadap Kinerja Perawat………………… 53
4.16 Hubungan Prestasi Terhadap Kinerja Perawat………………… 54
4.17 Hubungan Promosi Terhadap Kinerja Perawat………………….54
4.18 Pengaruh Tanggungjawab, Supervisi, Insentif, Prestasi,Promosi
Terhadap kinerja perawat ……………………………………….55
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1 Kuesioner Penelitian ...................................................................... 70
2 Master Data.................................................................................... 76
3 Hasil Pengolahan Data SPSS ......................................................... 92
4 Dokumentasi Penelitian ............................................................... 101
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era yang semakin maju, permintaan masyarakat akan barang dan jasa
semakin meningkat seiring dengan perkembangan zaman. Perkembangan zaman
yang begitu pesat menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin pesat,
sehingga perusahaan dituntut bekerja lebih efektif dan efisien dalam
melaksanakan aktifitasnya. Persaingan yang semakin pesat dan ketat membuat
banyak organisasi menyadari pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas,
berintegritas, dan memiliki komitmen yang tinggi untuk mampu mendorong
kinerja organisasi yang semakin lama semakin membutuhkan daya dukung yang
kuat dalam usaha untuk mencapai misi dan tujuannya.
Rumah sakit merupakan salah satu lembaga yang bergerak dibidang
pelayanan jasa kesehatan. Sebagai salah satu penyedia jasa di bidang pelayanan
kesehatan, rumah sakit bersaing untuk menarik perhatian dari masyarakat. Hal ini
disebabkan, banyaknya penyedia jasa di bidang pelayanan kesehatan yang
berusaha memberikan pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan pelayanan
kesehatan lainnya. Pelayanan kesehatan yang dimaksud dapat berupa praktik
dokter, perawat, dan bidan, klinik, rumah sakit pemerintah dan swasta.
Menurut Undang – Undang No.44 tahun 2009 (1) tentang Rumah Sakit,
rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah
sakit dapat didirikan oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau swasta. Rumah
sakit yang didirikan oleh pemerintah dan pemerintah daerah harus berbentuk unit
pelaksana teknis dan instansi yang bertugas di bidang kesehatan, instansi tertentu
atau lembaga teknis daerah dengan pengelolaan badan layanan umum daerah
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Rumah sakit yang didirikan oleh
swasta harus berbentuk badan hokum yang kegiatan usahanya hanya bergerak
dibidang perumahsakitan.
Dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan di bidang kesehatan, sumber
daya di rumah sakit memiliki peran yang sangat penting. Sumber daya yang
dimaksud adalah sumber daya manusia seperti dokter, perawat, farmasi dan
sumber daya manusia lainnya. Manusia sebagai sumber daya menggunakan setiap
pikiran, tenaga, produktivitas untuk menghasilkan kinerja yang baik di suatu
rumah sakit sehingga dapat menghasilkan kepuasan dari pasien. Dengan adanya
kepuasan dari pasien maka rumah sakit akan menerima manfaat yang besar.
Sumber daya manusia yang memiliki peran paling banyak dalam
meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit adalah perawat. Menurut
Undang- Undang No. 38 tahun 2014 (2) tentang perawat, perawat adalah
seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam maupun
di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang- undangan. Mengingat perawat adalah sumber daya terpenting dalam
menjalankan pelayanan suatu rumah sakit, maka perawat dituntut untuk memiliki
kemampuan intelektual, komunikasi interpersonal, kemampuan teknis dan moral.
Dengan keadaan tersebut, perawat dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik
kepada pasien.
Perawat memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan baik atau
buruknya kualitas rumah sakit karena perawat merupakan sumber daya manusia
yang paling banyak melakukan kontak langsung dengan pasien. Pelayanan yang
dilakukan oleh perawat yaitu pada rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Pelayanan yang diberikan oleh perawat terbanyak adalah pada rawat inap. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa perawat merupakan ujung tombak pelayanan di
rumah sakit.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, perawat memiliki
motivasi untuk mendorong perawat memberikan pelayanan yang terbaik. Motivasi
perawat merupakan komponen yang sangat penting bagi perawat dalam
memberikan pelayanan kepada pasien. Motivasi yang dimiliki oleh perawat
merupakan sebuah dorongan khusus untuk memberikan pelayanan kesehatan
kepada pengguna jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit. Motivasi dapat
bersumber dari dorongan dalam diri maupun dari luar diri perawat. Pelayanan
keperawatan memberikan kontribusi dalam menentukan kualitas pelayanan
dirumah sakit, sehingga setiap upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan
rumah sakit harus juga disertai upaya untuk meningkatkan kuaitas pelayanan
keperawatan salah satunya dengan peningkatan kinerja perawat (3).
Abdullah (4) mengatakan bahwa kinerja merupakan singkatan dari kinetika
energi kerja yang padanannya dalam Bahasa Inggris adalah performance. Kinerja
adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi – fungsi atau indikator – indikator
suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Kinerja penting untuk
dilakukan penilaian karena dapat mengevaluasi suatu pekerjaan yang dilakukan
oleh seseorang apakah telah sesuai dengan yang seharusnya. Salah satu faktor
yang mempengaruhi kinerja adalah motivasi yang dimiliki oleh seseorang,
termasuk perawat yang melaksanakan tugasnya di instalasi rawat inap. Dengan
motivasi yang dapat menghasilkan kinerja perawat yang baik maka tujuan rumah
sakit dapat tercapai, yaitu memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pasien
sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Hasil survey awal dengan jumlah pasien rawat inap di tahun 2017 berjumlah
2.372 pasien dan di tahun 2018 berjumlah 2.468 pasien. Dari 15 perawat yang di
survei awal tidak sepenuhnya perawat memiliki motivasi dalam bekerja. Dari hasil
survei awal yang dilakukan menunjukkan bahwa sebanyak 5 orang perawat (33%)
menganggap rendahnya motivasi kerja pada perawat di ruang rawat inap
dikarenakan tidak adanya evaluasi kinerja secara rutin. Dari 10 perawat (67%)
merasa tidak mendapatkan pelatihan asuhan keperawatan. Dari 12 orang perawat
(87%) perawat merasa kurang dengan pemberian insentif serta sebanyak 10
perawat (67%) perawat menganggap penghargaan/promosi tidak dilakukan oleh
atasan terhadap perawat serta tidak diberikan penghargaan pada perawat yang
berprestasi.
Menurut hasil survey awal yang dilakukan oleh Gultom (5) di Rumah Sakit
Umum Bina Kasih medan diruang rawat inap, ditemukan komunikasi antar
perawat dan pasien kurang baik, komunikasi antar sesama perawat kurang baik,
karena adanya pelimpahan tugas dimana harus bekerja membantu perawat di
ruang rawat inap lainnya, perawat kurang memperhatikan pasiennya, kurang
ramah, kurang menerapkan 3S (Senyum, Sapa, Salam), perawat jarang
memberikan penjelasan kepada pasien sebelum melakukan tindakan keperawatan,
kurangnya respon cepat tanggap perawat dalam menangani keluhan pasien.
Sehingga pasien dan keluarga pasien memberikan penilaian bahwa kinerja
perawat di ruang rawat inap RSU Bina Kasih kurang baik.
Dari hasil observasi yang dilakukan terhadap beberapa perawat di ruang
rawat inap diasumsikan bahwa rendahnya kinerja perawat di ruang rawat inap
RSU Bina Kasih dikarenakan tidak adanya evaluasi kinerja secara rutin, beban
kerja yang berlebih, mereka tidak mendapatkan pelatihan asuhan keperawatan
untuk meningkatkan keahliannya, komunikasi antara perawat dengan kepala
ruangan kurang baik, kepala ruangan tidak pernah memberikan pujian kepada
perawat yang telah melaksanakan tugasnya dengan baik serta tidak ada
penghargaan yang diberikan pihak rumah sakit kepada perawat yang berprestasi.
Hasil penelitian Ramadini dan Jasmita (6) tentang hubungan motivasi
dengan kinerja perawat pelaksana di ruangan rawat inap RSUD DR Rasidin
Padang, mengatakan bahwa adanya hubungan antara motivasi kebutuhan fisiologi
(p=0,012), kebutuhan keamanan (p=0,001), kebutuhan sosial (0,008), kebutuhan
penghargaan (0,01), dan kebutuhan aktualisasi diri (p=0,001) dengan kinerja
perawat pelaksana. Hasil penelitian tersebut menyarankan bahwa pimpinan untuk
mengoptimalisasi motivasi perawat pelaksana sehingga dapat meningkatkan
kinerja. Terdapat beberapa perbedaan yang signifikan dengan hasil penelitian
Mulyono (7) tentang faktor yang berpengaruh terhadap kinerja perawat di rumah
sakit tingkat III, hasil penelitian ini memperlihatkan nilai p value 0,615 (p>0.05),
berarti tidak ada hubungan antar kedua variabel, pada hasil uji regresi tahap
pertama motivasi kerja mempunyai pengaruh yang lemah dengan koefisien regresi
(B=0,283) dengan p value=0,780 (P>0.05) sehingga tidak bisa dimasukkan dalam
persamaan regresi, hasil penelitian menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan antara motivasi kerja dan kinerja perawat.
Tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Sipatu (8) tentang pengaruh
motivasi, lingkungan kerja dan stress kerja terhadap kinerja perawat diruang rawat
inap RSUD Undata Palu, Hasil penelitian menyimpulkan bahwa motivasi
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja perawat, begitujuga
dengan lingkungan kerja, lingkungan kerja berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap kerja perawat. Menurut Tasmin, 2011 dalam Sipatu (8)
mengatakan bahwa pencapaian kinerja perawat sangat didukung oleh motivasi
seorang perawat. Hal ini disebabkan salah satu faktor yaitu perawat selalu percaya
diri dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien sehingga bisa
meningkatkan kinerja perawat.
Dalam lingkungan kerja, setiap karyawan dituntut untuk dapat
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jabatan yang dipegang dan beradaptasi
dengan lingkungan serta rekan kerja yang memiliki karakter berbeda-beda.
Interaksi antar individu dalam lingkungan kerja dapat menimbulkan dampak
negatif yang memicu terjadinya konflik dan masalah dalam pekerjaan dan dampak
positif yaitu terciptanya kondisi lingkungan kerja yang dinamis karena adanya
penyesuaian terhadap tantangan dalam lingkungan internal organisasi dan
eksternal karena pengaruh globalisasi, ledakan informasi melalui teknologi, obsesi
kualitas, yang dapat menimbulkan terjadinya konflik di tempat kerja (9).
Berdasarkan latar belakang diatas dan beberapa hasil penelitian yang
menunjukkan hasil berbeda-beda, menjadi alasan peneliti untuk melakukan
penelitian dengan judul “Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Perawat di Instalasi Rawat Inap RS Methodist Kota Medan Tahun 2018.”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, pertanyaan penelitian dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apakah tanggungajawab berhubungan dengan motivasi kinerja perawat
di instalasi rawat inap RS Methodist Kota Medan Tahun 2018?
2. Apakah supervisi berhubungan dengan motivasi kinerja perawat di
instalasi rawat inap RS Methodist Kota Medan Tahun 2018?
3. Apakah insentif berhubungan dengan motivasi kinerja perawat di instalasi
rawat inap RS Methodist Kota Medan Tahun 2018?
4. Apakah prestasi berhubungan dengan motivasi kinerja perawat di instalasi
rawat inap RS Methodist Kota Medan Tahun 2018?
5. Apakah promosi berhubungan dengan motivasi kinerja perawat di instalasi
rawat inap RS Methodist Kota Medan Tahun 2018.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis hubungan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di
Instalasi Rawat Inap RS Methodist Kota Medan Tahun 2018.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk menganalisa hubungan tanggungjawab dengan kinerja perawat di
instalasi rawat inap RS Methodist Kota Medan Tahun 2018.
2. Untuk menganalisa hubungan supervisi dengan kinerja perawat di instalasi
rawat inap RS Methodist Kota Medan Tahun 2018.
3. Untuk menganalisa hubungan insentif dengan kinerja perawat di instalasi
rawat inap RS Methodist Kota Medan Tahun 2018.
4. Untuk menganalisa hubungan prestasi dengan kinerja perawat di instalasi
rawat inap RS Methodist Kota Medan Tahun 2018.
5. Untuk menganalisa hubungan promosi dengan kinerja perawat di instalasi
rawat inap RS Methodist Kota Medan Tahun 2018.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan
mengetahui tentang pengaruh motivasi dengan kinerja perawat di ruang rawat
inap RSU Methodist Medan.
1.4.2 Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan dalam peningkatan
motivasi, dengan kinerja perawat sehingga dapat diharapkan dari penelitian ini
maka prestasi kerja petugas akan lebih baik.
1.4.3 Bagi Akademik
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan atau sumber di dalam
mempelajari ilmu rekam medis dan informasi kesehatan serta meningkatkan
wawasan informasi mengenai hal yang diteliti.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu
Menurut penelitian Ke Liu, PhD, RN, et al (10) dengan judul “ The
relationship between hospital work environment and nurse outcomes in
Guangdong, China: a nurse questionnaire survey” data survey yang dikumpulkan
dari 1104 perawat di 89 unit perawatan medis, bedah dan intensif di 21 rumah
sakit di seluruh provinsi Guangdong di Cina dengan metode-Stratified
convenience sampling digunakan untuk memilih rumah sakit, dan sampling
sistematis digunakan untuk memilih unit. Semua perawat staf yang bekerja pada
unit yang berpartisipasi disurvei. Survei perawat rumah sakit China, termasuk
Skala Lingkungan Praktik Indeks Pekerjaan Keperawatan dan Maslach Burnout
Inventory, digunakan untuk mengumpulkan data dari perawat. Tingkat
signifikansi statistik ditetapkan pada 0,05 dengan hasil 37% dari para perawat
mengalami kelelahan tinggi, dan 54% tidak puas dengan pekerjaan mereka.
Meningkatkan lingkungan kerja perawat menjadi lebih baik menimbulkan
penurunan 50% dalam ketidakpuasan kerja dan penurunan 33% dalam kelelahan
yang terkait pekerjaan di antara para perawat
Lambrou et al (11) dengan judul “Motivation and job satisfaction among
medical and nursing staff in a Cyprus public general hospital” Metode: Instrumen
yang dikembangkan dan divalidasi sebelumnya yang membahas empat motivator
yang berhubungan dengan pekerjaan (atribut pekerjaan, remunerasi, rekan kerja
dan prestasi) digunakan. Dua kategori profesional perawatan kesehatan, dokter
dan dokter gigi (N = 67) dan perawat (N = 219) berpartisipasi dalam motivasi dan
kepuasan kerja dibandingkan di seluruh sosio-demografi dan variabel pekerjaan.
Hasil survei menunjukkan bahwa pencapaian menduduki peringkat pertama di
antara empat motivator utama, diikuti oleh remunerasi, rekan kerja dan atribut
pekerjaan. Faktor remunerasi mengungkapkan perbedaan yang signifikan secara
statistik menurut jenis kelamin, dan sektor rumah sakit, dengan dokter rawat jalan
perempuan dan perawat serta dokter rawat jalan kecelakaan dan darurat (A + E)
melaporkan skor rata-rata lebih besar (p <0,005). Staf medis menunjukkan
kepuasan kerja yang secara statistik lebih rendah dibandingkan dengan staf
perawat. Perawat sektor bedah dengan usia >55 tahun melaporkan kepuasan kerja
yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok lain.
Temamen Tesfaye et al (12) dengan judul “Assessment of Factors
Affecting Performance of Nurses Working at Jimma University Specialized
Hospital in Jimma Town, Oromia Region, South-West Ethiopia” dengan metode
studi cross-sectional dilakukan pada 239 perawat yang bekerja di rumah sakit
spesialis Universitas Jimma dari 20-25 Januari 2015. Para peserta penelitian
dipilih menggunakan metode simple random sampling. Data dikumpulkan
menggunakan kuesioner terstruktur. Dengan analisis yang dilakukan adalah
analisis univariat, bivariat, dan multivariat (regresi logistik). Didapat hasil
P <0,05. Hasil yang didapat menunjukkan lebih dari 53,1% responden adalah laki-
laki dan usia rata-rata 27 tahun. Kualifikasi responden menunjukkan bahwa 54,4%
memiliki diploma keperawatan dan sekitar 49,8% dari mereka memiliki
pengalaman kerja kurang dari dua tahun. Sekitar 32,2% perawat menilai kinerja
mereka sebagai kinerja yang buruk. Tingkat pengetahuan dan keterampilan
[Adjusted Odds Ratio 14.0 dengan confidence interval 95% dan umpan balik pada
penilaian kinerja [Adjusted Odds Ratio 4.6 di 95% Confidence Interval (1.8,11.2)]
diidentifikasi sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja perawat. Meskipun,
kurangnya pengenalan, lingkungan kerja yang tidak aman dan penghitungan &
manfaat yang tidak memuaskan tidak signifikan secara statistik, perawat
memeriksanya sebagai faktor yang menghambat kinerja mereka.
Menurut LumingKewas Mega, Warouw Herman Dan Hamel Rivelino
(13), mengenai Hubungan Kondisi Kerja dengan Stress Kerja Perawat di Ruang
IGD Medik RSUP. Prof. DR. R.D Kandou Manado dengan jenis penelitian survey
dengan rancangan cross sectional, sampel penelitian sebanyak 31 perawat yang
diambil dengan teknik total sampling. Instrumen menggunakan kuesioner. Uji
statistik dengan uji chi-square hasil penelitian yang didapatkan ada hubungan
antara kondisi kerja dengan stress kerja perawat (p=0,001).
Menurut Bara, M dan Suryati B (14) Hubungan Motivasi Perawat dengan
Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Pasar
Rebo dengan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional. Sampel penelitian sebanyak 80 perawat pelaksana yang diambil dengan
teknik proportional random sampling. Instrumen menggunakan kuesioner studi
dokumentasi. Uji statistik dengan uji chi- square dan hasil penelitian yang
didapatkan adalah adanya hubungan yang bermakna antara motivasi dengan
Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Pasar
Rebo (p=0.004).
Penelitian Siregar (9) tentang pengaruh motivasi terhadap kinerja perawat
pelaksana di ruang rawat inap RSUD Swadana Tarutung Tapanuli Utara,
didapatkan hasil bahwa besarnya pengaruh motivasi (meliputi: prestasi,
pengembangan, kondisi kerja, pengakuan, tanggung jawab dan pendapatan)
terhadap kinerja perawat pelaksana sebesar 85,7%, sisanya 14,3% dipengaruhi
oleh faktor tingkat keterampilan, teknologi yang digunakan, sikap manajemen,
cara ,mereka memperlakukan perawat, lingkungan kerja fisik dan psikologis, serta
aspek-aspek lain dari kultur korporasi juga merupakan faktor-faktor penting yang
mempengaruhi kinerja perawat (15).
Hasil penelitian yang telah dilakukan Rohayati (16) dalam penelitiannya
tentang hubungan motivasi kerja terhadap kinerja yang diukur berdasarkan
insentif, kondisi kerja, hubungan interpersonal, supervisi mengatakan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut.
Hasil penelitian Ayyash (17) yang berjudul “Nurses' Motivation and their
Performance at European Gaza Hospital in Gaza Strip” menyebutkan bahwa :
“The study concluded that nurses working at EGH are generally motivated and
their performance was high. The results of the study raised the need of training
and equitable work schedule to enhance motivation and reinforce performance.
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar perawat belum pernah mengikuti
pelatihan yaitu sebesar 75,2%. Menurut Ayyash (17) , salah satu upaya untuk
meningkatkan motivasi dan meningkatkan kinerja perawat adalah dengan
mengikuti berbagai macam pelatihan tentang perkembangan suatu penyakit
khususnya perkembangan keperawatan sehingga dapat menghasilkan pelayanan
yang maksimal kepada pasien
Hafizurrahman (18) dalam penelitiannya yang berjudul “beberapa faktor
yang memengaruhi kinerja perawat dalam menjalankan kebijakan keperawatan di
rumah sakit umum daerah” menyebutkan bahwa salah satu faktor yang
mempengaruhi kinerja perawat adalah lingkungan kerja. Kemampuan perawat dan
keadaan lingkungan kehidupan yang kondusif terutama ketersediaan tempat kerja
atau suasana kerja yang menyenangkan, aturan yang lebih jelas dan melindungi
perawat akan lebih meningkatkan kinerja.
2.2 Telaah Teori
2.2.1 Kinerja Perawat
2.2.1.1 Definisi Kinerja
Kinerja sebagai hasil–hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau
kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk
mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Kinerja (prestasi kerja)
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Kinerja atau performance adalah usaha yang dilakukan dari hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing–masing dalam rangka
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum
dan sesuai dengan moral maupun etika.
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan di rumah sakit memegang
peranan penting dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan.
Keberhasilan pelayanan kesehatan bergantung pada partisipasi perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas bagi pasien. Hal ini terkait
dengan keberadaan perawat yang bertugas selama 24 jam melayani pasien, serta
jumlah perawat yang mendominasi tenaga kesehatan di rumah sakit, yaitu berkisar
40–60%. Oleh karena itu, rumah sakit harus memiliki perawat yang berkinerja
baik yang akan menunjang kinerja rumah sakit sehingga dapat tercapai kepuasan
pelanggan atau pasien.
Kinerja perawat adalah aktivitas perawat dalam mengimplementasikan
sebaik–baiknya suatu wewenang, tugas dan tanggung jawabnya dalam rangka
pencapaian tujuan tugas pokok profesi dan terwujudnya tujuan dan sasaran unit
organisasi. Kinerja perawat sebenarnya sama dengan prestasi kerja diperusahaan.
Perawat ingin diukur kinerjanya berdasarkan standar objektif yang terbuka dan
dapat dikomunikasikan. Jika perawat diperhatikan dan dihargai sampai
penghargaan tertinggi, mereka akan lebih terpacu untuk mencapai prestasi pada
tingkat lebih tinggi.
2.2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, yaitu:
a. Faktor internal, yaitu faktor yang berhubungan dengan kecerdasan,
keterampilan, kestabilan emosi, sifat–sifat seseorang, meliputi sikap, sifat–
sifat kepribadian, sifat fisik, keinginan atau motivasi, umur, jenis kelamin,
pendidikan, pengalaman kerja, latar belakang budaya dan variabel-variabel
personal lainnya.
b. Faktor eksternal yaitu faktor–faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
yang berasal dari lingkungan, meliputi peraturan ketenagakerjaan,
keinginan pelanggan, pesaing, kondisi ekonomi, kebijakan organisasi,
kepemimpinan, tindakan–tindakan rekan kerja jenis latihan dan
pengawasan, sistem upah dan lingkungan sosial.
Karakteristik individu yang berhubungan dengan kinerja perawat adalah
pendidikan, pelatihan, promosi, jenjang karir, lama bekerja, sistem penghargaan,
gaji, tunjangan, insentif dan bonus.
2.2.1.3 Penilaian Kinerja Perawat
Penilaian kinerja merupakan alat yang paling dapat dipercaya oleh manajer
perawat dalam mengontrol sumber daya manusia dan produktifitasnya. Proses
penilaian kinerja dapat dilakukan secara efektif dalam mengarahkan perilaku
pegawai dalam rangka menghasilkan jasa keperawatan dalam kualitas dan volume
yang tinggi. Perawat manajer dapat menggunakan proses aprasial kinerja untuk
mengatur arah kerja dalam memilih, melatih, bimbingan perencanaan karir, serta
pemberian penghargaan kepada perawat yang berkompeten. Ukuran pengawasan
yang digunakan oleh manajer perawat guna mencapai hasil organisasi adalah
sistem penilaian pelaksanaan kerja perawat. Melalui evaluasi reguler dari setiap
pelaksanaan kerja pegawai, manajer harus dapat mencapai beberapa tujuan. Hal
ini berguna untuk membantu kepuasaan perawat dan untuk memperbaiki
pelaksanaan kerja mereka, memberitahu perawat bahwa kerja mereka kurang
memuaskan serta mempromosikan jabatan dan kenaikan gaji, mengenal pegawai
yang memenuhi syarat penugasan khusus, memperbaiki komunikasi antara atasan
dan bawahan serta menentukan pelatihan dasar untuk pelatihan karyawan yang
memerlukan bimbingan khusus. Prinsip-prinsip penilaian kinerja perawat adalah
sebagai berikut.
a. Evaluasi pekerja sebaiknya didasarkan pada standar pelaksanaan kerja
orientasi tingkah laku untuk posisi yang ditempati. Karena diskripsi kerja
dan standar pelaksanaan kerja disajikan pegawai selama orientasi sebagai
tujuan yang harus diusahakan, pelaksanaan kerja sebaiknya dievaluasi
berkenaaan dengan sasaran-sasaran yang sama.
b. Sampel tingkah laku perawat yang cukup representative sebaiknya diamati
dalam rangka evaluasi pelaksanaan kerjanya. Perhatian harus diberikan
untuk mengevaluasi tingkah laku umum atau tingkah laku konsistennya
serta guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
c. Perawat sebaiknya diberi salinan diskripsi kerjanya, standar pelaksanaan
kerja, dan bentuk evaluasi untuk peninjauan ulang sebelum pertemuan
evaluasi sehingga baik perawat maupun supervisior dapat mendiskusikan
evaluasi dari kerangka kerja yang sama.
d. Jika diperlukan, manajer sebaiknya menjelaskan area mana yang akan
diprioritaskan seiring dengan usaha perawat untuk meningkatkan
pelaksanaan kerja . Pertemuan evaluasi sebaiknya menjelaskan area mana
yang akan diprioritaskan seiring dengan usaha perawat untuk
meningkatkan pelaksanaan kerja .
e. Baik laporan evaluasi maupun pertemuan sebaiknya disusun dengan
terencana sehingga perawat tidak merasa kalau pelaksanaan kerjanya
sedang dianalisa.
Jenis alat evaluasi pelaksanaan kerja perawat yang umum digunakan
antara lain yaitu laporan tanggapan bebas dan chek list pelaksanaan kerja
a. Laporan tanggapan bebas yaitu pemimpin atau atasan diminta memberikan
komentar tentang kualitas pelaksanaan kerja bawahan dalam jangka waktu
tertentu. Karena tidak adanya petunjuk yang harus dievaluasi, sehingga
penilaian cenderung menjadi tidak sah. Alat ini kurang obyektif karena
mengabaikan satu atau lebih aspek penting, dimana penilai hanya berfokus
pada salah satu aspek.
b. Chek list pelaksanaan kerja terdiri dari daftar kriteria pelaksanaan kerja
untuk tugas yang penting dalam deskripsi kerja karyawan, dengan
lampiran formulir dimana penilai dapat menyatakan apakah bawahan
dapat memperlihatkan tingkah laku yang dinginkan atau tidak.
2.2.1.4. Tujuan Penilaian Kinerja
Menurut Nursalam (19) tujuan dari penilaian kinerja yaitu:
1. Meningkatkan prestasi kerja staf secara individu atau kelompok dengan
memberikan kesempatan pada mereka untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri
dalam rangka pencapaian tujuan pelayanan Rumah sakit.
2. Peningkatan yang terjadi pada prestasi staf secara perorangan pada gilirannya
akan mempengaruhi atau mendorong sumber daya manusia secara
keseluruhannya.
3. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan tujuan meningkatkan
hasil karya dan prestasi dengan cara memberikan umpan balik kepada mereka
tentang prestasinya.
4. Membantu untuk dapat menyusun program pengembangan dan pelatihan staf
yang lebih tepat guna, sehingga mempunyai tenaga yang cakap dan terampil.
5. Menyediakan alat dan sarana untuk membandingkan prestasi kerja dengan
meningkatkan gajinya atau sistem imbalan yang baik.
6. Memberikan kesempatan kepada pengawai atau staf untuk mengeluarkan
perasaannya tentang pekerjaannya atau hal lain yang ada kaitanya melalui jalur
komunikasi dan dialok, sehingga dapat mempererat hubungan antara atasan dan
bawahan.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil
penilaian terhadap pekerjaan yang diukur dari aspek-aspek perilaku seseorang
dalam bekerja meliputi kesetiaan, prestasi kerja tanggung jawab, ketaatan,
kejujuran, kerja sama, prakarsa dan kepemimpinan.
2.2.2 Motivasi Kerja
2.2.2.1 Defenisi Motivasi Kerja
Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin, yakni movere yang
berarti “menggerakkan” (to move). Motivasi merupakan proses psikologis yang
membangkitkan dan mengarahkan perilaku pada pencapain tujuan atau goal-
directed behavior (15). Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang
memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Motivasi sebagai proses
yang menyebabkan insensitas, arah, dan usaha terus menerus individu menuju
pencapain tujuan. Secara sederhana urgensi motivasi adalah menciptakan
semangat dan gairah kerja sehingga produktivitas kerja meningkat, jadi motivasi
adalah sesuatu yang pokok yang menjadi dorongan seseorang untuk bekerja.
Ada beberapa teori motivasi, yaitu : teori hirarki kebutuhan dari Maslow, Teori
dua faktor dari Herzberg, teori prestasi dari Mc.Clelland, teori harapan, teori
keadilan, teori klasik dari F.W. Taylor dan teori Human Relations.
2.2.2.2 Teori Motivasi
Menurut Hasibuan (20) teori-teori motivasi dikelompokkan atas:
1. Teori kepuasan (Cont ent Theory).
Pendekatannya atas fak tor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang
menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Teori
memusatkan perhatian pada faktor dalam diri orang yang menguatkan,
mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilakunya, yang memotivasi
semangat orang bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan materil
dan nonmateril yang diperoleh dari hasil pekerjaannya. Teori kepuasan (Content
Theory) dikenal antara lain:
a. Teori Motivasi Klasik;
b. Teori Hirarki Kebutuhan ;
c. Teori Dua faktor;
d. Teori Motivasi Human Relation;
e. Teori ERG (Existe nce, Related, and Growth);
f. Teori Motivasi Prestasi.
2. Teori Motivasi Proses ( Process Theory).
Teori ini merupakan proses sebab akibat bagaimana seseorang bekerja serta hasil
apa yang diperolehnya. Jika bekerja baik saat ini, maka hasilnya akan diperoleh
baik untuk hari esok. Jadi hasil yang dicapai tercermin dalam bagaimana proses
kegiatan yang dilakukan seseorang, hasil hari ini merupakan kegiatan hari
kemarin.
Teori Motivasi Proses (Process Th eory), yaitu:
a. Teori Harapan;
b. Teori Keadilan;
c. Teori Pengukuhan.
Dari kedua teori-teori motivasi diatas, dapat dijelaskan lebih rinci sebagai berikut:
1. Teori Kepuasan
a. Teori Motivasi Klasik (teori kebutuhan tunggal).
Teori ini dikemukakan oleh Frederick Winslow Taylor, menurut teori ini motivasi
pekerja hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologisnya saja.
Kebutuhan biologis adalah kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup seseorang. Kebutuhan dan kepuasan biologis ini akan
terpenuhi, jika pendapatan yang diberikan cukup besar. Jadi jika pendapatan
karyawan dinaikkan semangat bekerja meningkat.
b. Teori Motivasi Dua Faktor
Pada teori dua faktor menunjukkan adanya 2 kelompok faktor yang memengaruhi
kerja seseorang dalam organisasi, yaitu faktor kepuasan (satisfactionfactor) atau
motivator dan faktor bukan kepuasan (dissatisfies) sering disebut dengan
pemeliharaan atau hygienic factors. Teori ini dikemukakan oleh Herzberg
menurutnya motivasi yang ideal yang dapat merangsang usaha adalah peluang
untuk melaksanakan tugas yang lebih membutuhkan keahlian dan peluang untuk
mengembangkan keahlian. Herzberg menyatakan bahwa orang dalam
melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan
kebutuhan, yaitu:
1) Faktor motivasi adalah sejumlah faktor intrinsik yang menyangkut kebutuhan
psikologis yaitu perasaan yang sempurna dalam melakukan pekerjaan. Yang
termasuk dalam faktor motivator adalah: prestasi, tanggung jawab, pengakuan,
pekerjaan itu sendiri, pengembangan potensi individu, pencapaian.
2) Faktor pemeliharaan adalah sejumlah kondisi ekstrinsik yang apabila tidak ada
menyebabkan ketidakpuasan, yaitu: gaji, jaminan pekerjaan, kebijakan
perusahaan, status.
c. Teori Motivasi Prestasi dari David McClelland
McClelland menemukan bahwa kebutuhan berprestasi dapat dikembangkan pada
orang dewasa. Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi memiliki
karakteristik tertentu yang dapat dikembangkan, yaitu:
1) Menyukai pengambilan resiko yang layak sebagi fungsi keterampilan,
2) Menyukai suatu tantangan dan menginginkan tanggung jawab pribadi bagi
hasil yang dicapai,
3) Kecendrungan menetapkan tujuan prestasi yang layak dan menghadapi resiko
yang telah diperhitungkan,
4) Memiliki kebutuhan terhadap umpan balik apa yang dikerjakan,
5) Mempunyai keterampilan perencanaan jangka panjang dan memiliki
kemampuan organisasi.
Teori McClelland ini berkaitan dengan kebutuhan tertinggi pada kebutuhan
Maslow yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan ini mengharuskan seseorang
untuk belajar agar menguasai keterampilan yang memungkinkan seseorang
mencapai prestasi.
d. Teori Motivasi Human Relation
Teori ini mengutamakan hubungan seseorang dalam lingkungannya. Menurut
teori ini seseorang akan berprestasi baik jika ia diterima di lingkungan, diakui
dalam pekerjaan serta lingkungannya. Teori ini menekankan peran aktif pimpinan
organisasi. Memelihara hubungan dan kontak pribadi dengan bawahannya dan
membangkitkan gairah kerja. Teori ini menganjurkan bila dalam memotivasi
bawahan memerlukan kata-kata, hendaknya kata-kata itu mengandung kebijakan,
sehingga dapat menimbulkan rasa dihargai dan sikap optimis.
e. Teori ERG
Teori ini dikemukakan oleh Clayton Alderfer merupakan teori penyempurnaan
dari teori Maslow. Teori ini menurut para ahli lebih mendekati keadaan
sebenarnya berdasarkan fakta empiris. Mengemukakan bahwa ada tiga kelompok
kebutuhan, yaitu: kebutuhan akan keberadaan, kebutuhan akan afiliasi, dan
kebutuhan akan kemajuan.
2. Teori Motivasi Proses
a. Teori Pengharapan
Teori pengharapan ini dikenal dengan Victor Vroom, menyatakan bahwa
kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam pekerjaannya
tergantung hubungan timbal balik antara apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari
hasil pekerjaan itu. Berapa besar ia yakin perusahaan akan memberikan pemuasan
bagi keinginannya sebagai imbalan atas usaha yang dilakukannya. Teori harapan
ini didasarkan atas, harapan, nilai, peraturan.
b. Teori Keadilan
Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang,
jadi atasan harus bertindak adil terhadap semua bawahannya. Penilaian dan
pengakuan mengenai perilaku bawahan harus dilakukan secara objektif bukan atas
suka atau tidak suka. Jika prinsip ini diterapkan dengan baikoleh pimpinan maka
semangat kerja bawahan cenderung meningkat.
c. Teori Pengukuhan
Teori ini didasarkan 2 prinsip, yaitu: prinsip hukum ganjaran, prinsip respon dan
rangsangan. Berdasarkan prinsip pertama seseorang akan mengalami penguatan
tingkah laku bila mendapat ganjaran positif/menyenangkan. Seseorang yang
merasa berhasil menunaikan pekerjaan/kewajibannya dengan sangat memuaskan,
memperoleh dorongan positif untuk bekerja keras lagi dimasa yang akan datang
sehingga meraih keberhasilan yang lebih besar dalam karir, motivasi bersifat
positif. Sebaliknya jika seseorang berhasil melakukan kewajiban/tugas maka
mendapat teguran dari atasannya, teguran merupakan faktor negatif oleh yang
bersangkutan yang dijadikan dorongan untuk memperbaiki kekurangan atau
kesalahan sehingga dimasa depan situasi ketidakberhasilan tidak terulang kembali.
2.2.2.3. Tujuan Motivasi
Menurut Sunyoto (21), tujuan motivasi antara lain sebagai berikut :
1. Mendorong gairah dan semangat kerja perawat
2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja perawat
3. Meningkatkan produktivitas kerja perawat
4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan perawat
5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan\absensi perawat
6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
7. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi perawat
8. Meningkatkan kesejahteraan perawat
9. Mempertinggi rasa tanggung jawab perawat terhadap tugas-tugas.
2.2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
Menurut Herzberg (Motivation-Hygiene Theory) bahwa staf atau pegawai dapat
dibagi menjadi dua golongan besar: mereka yang termotivasi oleh faktor-faktor
intrinsik, yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri masing-masing, dan
faktor-faktor ekstrinsik, yaitu pendorong yang datang dari luar diri seseorang,
terutama dari organisasi tempatnya bekerja. Makna dari teori ini adalah bahwa
orang yang bekerja terdorong secara intrinsik atau lebih mudah diajak
meningkatkan kinerjanya dibandingkan mereka yang terdorong secara ekstrinsik
(22).
Menurut Mc. Gregor, para manajer menggolongkan para bawahannya pada dua
kategori berdasarkan asumsi tertentu. Asumsi pertama adalah, bahwa para
bawahan tidak menyenangi pekerjaan, pemalas, tidak senang memikul tanggung
jawab dan harus dipaksa agar menghasilkan sesuatu. Bawahan seperti ini
dikategorikan sebagai “manusia X”. Sebaliknya staf yang senang bekerja, kreatif,
menyenangi tanggung jawab dan mampu mengendalikan diri, mereka
dikategorikan “manusia Y” (23).
Dari pendapat para pakar tersebut diatas yang dapat memengaruhi motivasi kerja
yaitu: faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik serta tipe individu itu sendiri apakah
tipe manusia X atau tipe manusia Y.
2.2.2.5 Proses Motivasi
Setiap manusia pada hakikatnya mempunyai sejumlah kebutuhan yang menuntut
untuk dipuaskan. Secara umum, menurut Anoraga (24) motivasi dikatakan sebagai
kebutuhan yang mendorong perbuatan kearah tujuan tertentu.
Proses bagaimana perilaku seseorang ditunjukkan oleh motivasinya dimulai ketika
seseorang menyadari bahwa dirinya memiliki kebutuhan tertentu. Maka langkah
selanjutnya adalah mengambil tindakan dengan mencari pemuasan akan
kebutuhannya, misalnya dengan mencari alternatif pekerjaan atau dengan bekerja
lebih keras lagi. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk memotivasi
karyawan/pegawai menurut Hasibuan (20) antara lain adalah:
1. Tujuan
Sebelum memotivasi pegawai hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah
menentukan tujuan organisasi.
2. Kepentingan
Dengan mengetahui keinginan pegawai, maka pimpinan tidak hanya melihat dari
sudut pandang atasan atau organisasi saja.
3. Komunikasi Yang Efektif
Pegawai harus tahu apa yang menjadi kewajibannya jika ia ingin mendapatkan
apa ia inginkan.
4. Integritas Tujuan
Tujuan organisasi dan tujuan pegawai harus dapat disatukan agar kedua belah
pihak bisa saling memperoleh apa yang diinginkan.
5. Fasilitas
Fasilitas penting untuk menunjang kelancaran aktivitas organisasi.
6. Team work
Team work penting untuk menyatukan berbagai bagian yang ada dalam organisasi
2.2.2.6. Faktor Motivasi Yang Mempengaruhi Kinerja
Motivasi kerja perawat diukur dari variabel tanggung jawab, kondisi kerja,
supervisi dan insentif, dengan definisi sebagai berikut:
1. Tanggung Jawab
Menurut Mustari (25) tanggung jawab adalah “sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dilakukan
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), Negara
dan Tuhan”. Tanggung jawab adalah orang yang bisa melakukan kontrol internal
sekaligus eksternal dan yakin bahwa ia dapat mengontrol dirinya dan yakin bahwa
kesuksesan yang dicapainya adalah hasil usahanya sendiri. Menurut Hawari
(26) tanggung jawab adalah “perilaku yang menentukan bagaimana kita bereaksi
setiap hari, apakah kita cukup bertanggung jawab untuk memegang komitmen,
menggunaka sumber daya, menjadi toleran dan sabar, menjadi jujur dan adil,
membangun keberanian serta menunnjukan kerjasama”. Sedangkan menurut
Abdullah (4) tanggung jawab adalah “kemampuan seseorang untuk menjalankan
kewajiban karena dorongan didalam dirinya atau bias disebutdengan panggilan
jiwa”
Menurut penjelasan dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tanggung
jawab adalah melaksanakan segala sesuatu atau pekerjaan dengan bersungguh-
sungguh dengan sukarela, berani menanggung segala resiko dan segala sesuatunya
baik dari perkataan, perbuatan dan sikap. Dengan adanya rasa tanggung jawab
dalam diri seseorang maka hal ini akan mempengaruhi kinerja yang
dihasilkannya.
2. Kondisi Kerja
Pada umumnya karyawan akan merasakan kepuasan dalam bekerja apabila
didukung oleh kondisi kerja atau lingkungan kerja yang baik, sehingga kinerja dan
output perusahaan dapat meningkat. Sebaliknya apabila kondisi kerja atau
lingkungan tempat kerja buruk maka kepuasan karyawan akan menurun, sehingga
secara tidak langsung faktor kondisi kerja tersebut akan memengaruhi kinerja
karyawan itu sendiri dan outputnya terhadap perusahaan. Kondisi kerja atau
lingkungan kerja ialah semua aspek fisik kerja, psikologis kerja dan peraturan
kerja yang dapat memengaruhi kepuasan kerja dan pencapaian produktivitas kerja
karyawan. Sedarmayanti, (35) menjelaskan bahwa kondisi kerja secara garis besar
dibagi menja di dua, yaitu: Pertama, Kondisi lingkungan kerja fisik. Yaitu semua
keadaan yang berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat
memengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Lingkungan kerja fisik ini dibagi menjadi dua, antara lain:
1) Lingkungan yang berhubungan secara langsung dengan karyawan. Misalnya:
meja, kursi.
2) Lingkungan perantara yang dapat memengaruhi kondisi karyawan. Misalnya:
sirkulasi udara, bau tidak sedap.
Kedua, kondisi lingkungan kerja non-fisik. Yaitu merupakan seluruh kondisi yang
terjadi dan berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan
maupun hubungan dengan sesama rekan kerja, atau hubungan dengan bawahan.
3. Supervisi
Supervisi berasal dari kata super (latin = di atas) serta videre (latin = melihat),
dengan demikian jika ditinjau dari asal kata, supervisi berarti melihat dari atas.
Secara umum supervisi dapat didefinisikan sebagai pengamatan secara langsung
dan berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilaksa nakan oleh bawahan
untuk kemudian apabila ada masalah, segera diberikan petunjuk atau bantuan
yang bersifat langsung guna mengatasinya. Definisi lain mengenai supervisi
dikemukakan Nursalam (19) yaitu upaya untuk membantu pembinaan dan
peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan
tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Nursalam (19)
mengemukakan tiga kegunaan supervisi. Pertama, supervisi berguna untuk
meningkatkan kemampuan supervisor dalam memberikan layanan kepada para
pelaksana kegiatan (perawat). Kemantapan kemampuan akan dialami apabila
supervisor sering melakukan supervisi. Kedua, supervisi bermanfaat untuk
meningkatkan kemampuan para pelaksana kegiatan. Ketiga, hasil supervisi
berguna untuk menyusun pedoman atau petunjuk pelaksanaan layanan profesional
kepada pelaksana kegiatan. Proses memberikan layanan, format-format yang
digunakan, catatan, dan laporan supervisi, serta interaksi melalui hubungan
kemanusiaan antara supervisor dan yang disupervisi merupakan informasi yang
bermanfaat untuk menyusun patokan-patokan supervisi berdasarkan pengalaman
lapangan.
Menurut Herzberg terdapat serangkaian kondisi intrinsik yang dapat
membentuk motivasi yang kuat sehingga dapat menghasilkan kinerja yang
baik.Kondisi ini disebut faktor motivator. Yang termasuk ke dalam faktor
motivator adalah
1. Prestasi
Aspek ini berhubungan dengan usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai
prestasi kerja yang optimal.
2. Tanggung jawab
Aspek ini meliputi hal-hal yang berhubungan dengan tanggung jawab dan otoritas
pada karyawan.
3. Kemajuan
Aspek ini berhubungan dengan kesempatan karyawan untuk dapat maju dalam
pekerjaannya.
4. Pekerjaan itu sendiri
Aspek ini berhubungan dengan tantangan yang dirasakan karyawan dari
pekerjaannya.
5. Penghargaan/promosi
Aspek ini berhubungan dengan pengakuan atau penghargaan yang diberikan
kepada karyawan atas kinerjanya.
Jadi, teori motivasi kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori
Herzberg, yaitu faktor motivasional adalah faktor-faktor yang melekat pada
karyawan sehingga menghasilkan kinerja yang baik. Faktor ini adalah faktor
intrinsik dengan aspek prestasi, aspek tanggung jawab, aspek pekerjaan itu
sendiri, aspek penghargaan dan aspek kemajuan. Faktor Hygiene (faktor
kesehatan) adalah faktor pekerjaan yang penting untuk adanya motivasi ditempat
kerja. Faktor ini adalah faktor ekstrinsik dalam meningkatkan motivasi. Faktor
hygiene adalah gambaran kebutuhan fisiologis individu yang diharapkan untuk
dipenuhi. Faktor hygiene meliputi gaji, supervisi, kondisi kerja, jaminan kerja,
hubungan antar pribadi.
2.3 Kerangka Teori
Gambar 2.1. Kerangka Teori
Motivasi Kerja
(McClelland)
- Motivasi Mencapai
Prestasi
- Motivasi Mencapai
Kekuaasaan
Motivasi Kerja (Sagir dalam
Siswanto Sastrohadiwiryo
(2003: 269 – 270)
- Kinerja
- Penghargaan/promosi
- Tantangan
- Tanggungjawab
- Pengembangan
- Ketertiban
- Kesempatan
Gambar 2.1. Kerangka Teori Penelitian
Motivasi Kerja (Hezberg)
- Faktor Motivasi Yang
Mempengaruhi Kinerja
- Tanggungjawab
- Kondisi Kerja
- Supervisi
- Insentif
Kinerja Perawat
- Defenisi Kinerja
- Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi
Kinerja
- Penilain Kinerja
- Tujuan Penilaian
Kinerja
2.4 Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel Independen
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian
Kinerja
Perawat
: Variabel Dependen
: Hubungan Variabel Yang Diteliti
Motivasi Kerja
- Tanggungjawab
- Supervisi
- Insentif
- Prestasi
- Promosi
2.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan motivasi kerja dengan
kinerja perawat di Instalasi Rawat Inap RSU Methodist Kota Medan Tahun 2018.
1. Ada hubungan tanggung jawab dengan kinerja perawat di instalasi rawat inap
RS Methodist Kota Medan Tahun 2018.
2. Ada hubungan supervisi dengan kinerja perawat di instalasi rawat inap RS
Methodist Kota Medan Tahun 2018.
3. Ada hubungan insentif dengan kinerja perawat di instalasi rawat inap RS
Methodist Kota Medan Tahun 2018.
4. Ada hubungan prestasi dengan kinerja perawat di instalasi rawat inap RS
Methodist Kota Medan Tahun 2018.
5. Ada hubungan promosi dengan kinerja perawat di instalasi rawat inap RS
Methodist Kota Medan Tahun 2018.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan pendekatan
deskriptif yang bertujuan untuk menyajikan gambaran secara terstruktur, faktual,
dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara variabel yang akan diteliti,
serta dengan design cross sectional dimana variable dependen dan variable
independen diukur dalam satu waktu. Variabel independen dalam penelitian ini
adalah motivasi yang terdiri dari sub variabel tanggung jawab, supervisi, insentif,
prestasi, promosi. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah
kinerja perawat.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Methodist, Kota Medan,
Sumatera Utara. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada pertimbangan karena
adanya peningkatan jumlah kunjungan di rawat inap pada tahun 2017, serta RSU
Methodist telah melakukan ekspansi dan penambahan jumlah gedung dan fasilitas
yang juga berpengaruh terhadap kapasitas pelayanan pasien.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dimulai pada bulan Juni - September 2018.
3.3. Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang ada di ruang
rawat inap RSU Methodist Medan sebanyak 50 perawat.
3.3.2. Sampel
Sehubungan dengan ketebatasan jumlah populasi, maka penetapan jumlah
sampel dalam penelitian yang digunakan menggunakan metode “total sampling”
dimana seluruh populasi yang ada menjadi sampel penelitian.
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer, yaitu data berasal dari objek penelitian secara langsung
dengan membagikan kuisioner kepada responden.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari hasil pencatatan data-data dan laporan yang
dibutuhkan dari RSU Methodist.
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data
Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti memperkenalkan diri terlebih
dahulu, menjelaskan maksud dan tujuan serta prosedur pelaksanaan penelitian
yang dilakukan. Peneliti mengakui hak-hak responden dalam menyatakan
kesediaan atau ketidaksediaan menjadi subjek penelitian dan memiliki hak untuk
membuat keputusan sendiri (Otonomy). Jika calon responden bersedia, maka
responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (Informed consent)
penelitian dan memberikan kuesioner untuk diisi. Jika dalam pengisian kuesioner
responden kurang mengerti, maka peneliti memberikan penjelasan. Setelah
seluruh kuesioner telah selesai dijawab oleh responden, kemudian dikembalikan
kepada peneliti. Jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden
berhak untuk menolak dan mengundurkan diri selama proses pengumpulan data
berlangsung.
Peneliti melindungi subjek dari semua kerugian (Nonmaleficence) baik
material, nama baik dan bebas dari tekanan fisik dan psikologis yang timbul
akibat penelitian ini. Untuk menjaga kerahasiaan (Confidentiality), peneliti tidak
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data, tetapi dengan
memberi kode pada masing-masing lembar tersebut.kerahasiaan informasi
responden dijamin oleh peneliti dan hanya digunakan dalam penelitian ini
(anonymity). Dalam melakukan penelitian ini, peneliti juga bersikap adil (Justice)
kepada setiap calon responden dan tidak membeda-bedakan calon responden.
3.5. Variabel dan Defenisi Operasional
3.5.1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independen) dan
variabel terikat (dependen). Adapun yang menjadi variabel bebas (independen)
yaitu motivasi dan lingkungan kerja sedangkan variabel yang terikat (dependen)
yaitu kinerja perawat.
3.5.2. Defenisi Operasional
1. Motivasi Kerja
Motivasi kerja perawat diukur dari variabel tanggung jawab, kondisi kerja,
supervisi, prestasi, dan pengakuan/promosi dengan menggunakan kuisioner baku
model Herzberg disertai nilai validitas 0,312 dan telah dinyatakan valid. Definisi
sebagai berikut :
a. Tanggung jawab adalah suatu kewajiban yang timbul dalam diri perawat
untuk melaksanakan fungsi yang ditugaskan dengan sebaik-baiknya sesuai
dengan pengarahan yang diterima, berkaitan dengan pelaksanaan asuhan
keperawatan di instalasi rawat inap rumah sakit meliputi: pelaksanaan
asuhan keperawatan tepat waktu sesuai kebutuhan penderita, tanggung
jawab, pelaksanaan tugas sesuai jadwal yang diberikan, dan kewenangan
dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Terdiri dari 5 pernyataan dan
dibagi dalam 3 Skor yaitu:
1) Skor 3, sangat setuju
2) Skor 2, setuju
3) Skor 1, tidak setuju
b. Supervisi adalah bimbingan dan arahan dari atasan untuk melaksanakan
pekerjaandalam asuhan keperawatan. Terdiri dari 6 pernyataan dan dibagi
dalam 3 skor yaitu:
1. Skor 3, sangat setuju
2. Skor 2, setuju
3. Skor 1, tidak setuju
c. Insentif adalah wujud tindakan yang di implementasikan dalam bentuk
penghargaan yang bersifat material (uang/barang) dari pihak rumah sakit.
Terdiri dari 5 pernyataan dan dibagi menjadi 3 skor yaitu:
1. Skor 3, sangat setuju
2. Skor 2, setuju
3. Skor 1, tidak setuju
d. Prestasi
berhubungan dengan usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai
prestasi kerja yang optimal. Terdiri dari 10 pernyataan dan dibagi menjadi
3 skor yaitu:
1. Skor 3, sangat setuju
2. Skor 2, setuju
3. Skor 1, tidak setuju
e. Pengakuan/Promosi
Promosi berhubungan dengan pengakuan atau penghargaan yang diberikan
kepada karyawan atas kinerjanya. Terdiri dari 15 pernyataan dan dibagi
menjadi 3 skor yaitu:
1. Skor 3, sangat setuju
2. Skor 2, setuju
3. Skor 1, tidak setuju
2. Kinerja Perawat
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai
oleh perawat sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Standar praktek
keperawatan telah di jabarkan oleh PPNI (Persatuan Perawat Nasional
Indonesi) (2000) yang mengacu dalam tahapan proses keperawatan yang
meliputi: (1) Pengkajian; (2) Diagnosa keperawatan; (3) Perencanaan; (4)
Implementasi; (5) Evaluasi. Kuisioner kinerja perawat dikembangkan
melalui tahapan proses keperawatan sehingga terdapat 20 pernyataan di
dalam kuisioner kinerja perawat dibagi menjadi 3 skor yaitu:
1. Skor 3, selalu
2. Skor 2, kadang-kadang
3. Skor 1, jarang
3.6 Metode Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel disesuaikan dengan jenis variabel. Penilaian kategori tersebut
dilakukan dengan cara menilai jawaban/tanggapan responden terhadap kuesioner
yang telah ditentukan nilai-nilainya berdasarkan jawaban/tanggapan yang
diberikan.
Adapun pembagian Kelas menurut Setiadi (36), yaitu;
Kelas = sBanyakkela
rterendahyataanXskoJumlahpernrtertinggiyataanXskoJumlahpern
No Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Skala
Ukur
Cara Ukur Skor Nilai
I. Variabel Independen
1. Motivasi
Kerja
Dorongan (baik dari
dalam maupun luar
diri responden) yang
digunakan responden
untuk mengarahkan
perilaku dalam
mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Kuesioner baku
model Hezberg
motivasi terdiri
dari
tanggungjawab,
supervisi,
prestasi dan
pengakuan/
promosi
Interval Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Tanggung
jawab:
1. Skor 3, sangat setuju
2. Skor 2, setuju
3. Skor 1, tidak setuju
Supervisi:
1. Skor 3, sangat setuju
2. Skor 2, setuju
3. Skor 1, tidak setuju
Insentif:
1. Skor 3, sangat setuju
2. Skor 2, setuju
3. Skor 1, tidak setuju
Prestasi
1. Skor 3, sangat setuju
2. Skor 2, setuju
3. Skor 1, tidak setuju
Pengakuan/Promosi
1. Skor 3, sangat setuju
2. Skor 2, setuju
3. Skor 1, tidak setuju
Tanggungjawab:
5-8= Rendah,
9-12= Sedang
13-15= Tinggi
Supervisi:
6-10= Buruk
11-15= Sedang
16-18= Baik
Insentif:
5-8= Rendah
9-12= Sedang
13-15= Tinggi
Prestasi:
10-16= Rendah
17-23= Sedang
24-30= Tinggi
Penghargaan/Promosi:
15-25= Rendah
26-35= Sedang
36-45= Tinggi
Tabel 3.1 Defenisi Operasional
II. Variabel Dependen
2. Kinerja
Perawat
Hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas
yang dapat dicapai
oleh perawat sesuai
dengan bidang tugas
dan fungsinya
Kuesioner Interval Selalu
Kadang-
kadang
Tidak Pernah
1. Skor 3, selalu
2. Skor 2, kadang-
kadang
3. Skor 1, jarang
1. 20-33 = rendah
2. 34-47 = sedang
3. >47 = tinggi
3.7. Metode Pengolahan Data
Untuk memperoleh informasi/data yang diperlukan, maka digunakan pengolahan
dan penyajian data yang merupakan penunjang dalam penelitian yaitu sebagai
berikut :
a. Data Editing
Editing adalah memeriksa kelengkapan, kesinambungan, keseragaman data dan
kejelasan jawaban responden pada pengisian kuesioner. Editing untuk data
kuantitatif dalam penelitian ini dilakukan pada saat peneliti menyebarkan
kuesioner dan kuesioner tersebut diperiksa apakah seluruh data sudah lengkap dan
terisi semua dan apakah jawaban tersebut sesuai dengan pertanyaan yang diajukan
dalam kuesioner.
b. Data Coding
Coding adalah menyederhanakan data yang memberikan kode-kode tertentu.
Coding yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pada saat menyederhanakan
kategori data kuantitatif untuk jawaban tentang kinerja perawat. Penyederhanaan
kategori dilakukan agar memberikan kemudahan kepada peneliti untuk dapat
menganalisis data kuantitatif. Penyederhanaan kategori untuk kinerja perawat
adalah dalam 2 skala penilaian yaitu baik dan kurang baik.
c. Data Entry
Entry dalam penelitian ini dilakukan setelah semua isian kuisioner terisi penuh
dan benar dan juga sudah melakukan pengkodingan, maka langkah selanjutnya
adalah memproses data agar dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan
cara memasukan data dari kuesioner ke paket aplikasi program komputer untuk
42
pengolahan data. Data yang di entry adalah data jawaban dari setiap item
pertanyaan variabel penelitian. Kemudian dari data tersebut, dihitung total skor
dan rata-rata skor dari setiap variabel. Hal ini dilakukan untuk mempermudah
dalam menganalisis data selanjutnya di program aplikasi pengolah data
d. Data Cleaning
Cleaning, atau pembersihan data merupakan kegiatan peneliti dalam pengecekan
kembali data yang sudah dimasukkan ke dalam aplikasi program komputer untuk
pengolahan data, apakah data ada kesalahan atau tidak dan apakah ada data yang
missing atau tidak. Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada saat
memasukkan data ke komputer.
3.8. Metode Analisis Data
3.8.1 Analisis Univariat
Analisis univariat merupakan analisis yang menitikberatkan pada
penggambaran atau deskripsi data yang telah diperoleh. Menggambarkan
distribusi frekuensi dari masing-masing variabel bebas dan variabel terikat,
sehingga dapat gambaran variabel penelitian.
3.8.2 Analisis Bivariat
Analisis ini bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen.Uji yang digunakan pada analisis bivariat ini adalah
uji korelasi Pearson.
3.8.3 Analisis Multivariat
Analisis ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara variabel dependen
dengan variabel independen. Uji yang digunakan yaitu uji statistik regresi linear
untuk melihat bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja perawat
instalasi rawat inap RS Methodist Medan.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah sakit Methodist merupakan rumah sakit yang berada di Kota
Medan Provinsi Sumatera Utara, Indonesiadengan memiliki kode RS 1275126,
RS yang tergolong kelas C pada tanggal 7 desember 2017 yang dipimpin oleh Dr.
Hendra Wiria Djuang, MARS, RSU terselenggara oleh Organisasi Protestan
Indonesia. Visi Rumah sakit Methodist yaitu menjadi rumah sakit pilihan
masyarakat berdasarkan iman, pengharapan, dan kasih.
4.1.1 Misi
Adapun misi rumah sakit Methodist Medan adalah “Terwujudnya
Pelayanan Yang Bermutu Pada Tahun 2015” dan dengan Motto : “Melayani
Dengan Kasih”, kami berharap bisa memberikan pelayanan kesehatan maksimal
terhadap semua pasien.
4.1.2 Fasilitas RS Methosidt
a. Instalasi Gawat Darurat (IGD), terdiri atas : Triage, Ruang Resusitasi, Ruang
Bedah, Ruang Non Bedah, Ruang Observasi, Monitor Pasien, Alat DC Shock,
Alat Suction dan Alat EKG 12 Lead
b.Laboratorium, terdiri atas peralatan : Sphera (pemeriksaan Kimia Klinik),
Nycocard Reader II (Pemeriksaan HBA1c, D.Dimer, CRP, U-Albumin),
Coatron M I (Pemeriksaan Protrombin, APTT, Trombin), Cobas h 32
(Pemeriksaan Troponin T), ERBA (pemeriksaan kimia klinik), Elektrolit
Analyzer Roche, Aution Eleven (Pemeriksaan urin rutin), Mini Vidas
(pemeriksaan HbsAG, Anti HBS, Anti HCV, TPSA, α Feto Protein, FT3, FT4,
TSH).
c. Radiologi, sampai sekarang ini fasilitas yang ada yaitu : X-Ray Diagnostik
Merk Hitachi 150 KV/630 MA, CT-Scan Toshiba 4 Slice 135 KV/300MA,
USG Diagnostik.
d. Endoscopy, adapun pelayanan tindakan yang dapat dilakukan adalah
Gastroscopy, Colonscopy, Endo Therapeutik (Ligasi, Hematik, Polipcetrum,
Sclerotherapi, CLO (H. Pyloric Test), Biopsy.
E. Ruang Bedah
Selain bisa dilakukan tindakan-tindakan bedah umum, RS Methodist juga
melakukan penambahan alat-alt bedah untuk tindakan yang spesifik yaitu : Alat
TUR/ Lithotripsi pada Tahun 1996, alat URS pada tahun 2004, alat
Laparascopic pada Tahun 2006.
F. Unit Hemodialisa
Unit Hemodialisa RSM mulai berdiri pada tahun 2003, dan mulai beroperasi
pada bulan Desember 2004 dimula dari 2 unit mesin dan 3 perawat yang telah
bersertifikat Dialysis di RS Pantai Mutiara Penang dan RS. Sardjito
Yogyakarta.
G. Klinik Spesialis
Adapun klinik-klinik spesialis yang telah ada yaitu : Klinik Spesialis Syaraf,
Klinik Spesialis Penyakit Dalam, Klinik Spesialis Paru, Klinik Spesialis Bedah
Urologi, Klinik Spesialis Bedah Gastro, Klinik Spesialis Bedah Tulang, Klink
Spesialis Kandungn, Klinik Spesialis Jiwa, Klinik Spesialis Mata, Klinik
Spesialis Mata, Klinik Spesialis Anak, Klinik Spesialis Bedah Umum, dan
Klinik Spesialis THT.
4..2 Hasil Penelitian
4.2.1 Karakteristik Responden
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi (f) %
1 Laki-laki 12 24,0
2 Perempuan 38 76,0
Total 50 100
Berdasarkan tabel diatas distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
mayoritas adalah perempuan sebanyak 38 orang (76%) dan laki-laki sebanyak 12
orang (24%).
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Berdasarkan tabel diatas distribusi responden berdasarkan umur
didominasi oleh kelompok berumur 30-40 tahun berjumlah 29 orang (58%).
Sedangkan <30 tahun berjumlah 19 orang (38%) dan kelompok umur 41-50 tahun
berjumlah 2 orang (4%).
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Frekuensi (f) %
1 D3 41 82,0
2 S1 9 18,0
Total 50 100
Berdasarkan tabel diatas distribusi responden berdasarkan pendidikan
didominasi oleh tingkat pendidikan DIII Keperawatan berjumlah 41 orang (82%)
sedangkan untuk tingkat pendidikan S1 berjumlah 9 orang (18%).
No Umur Frekuensi (f) %
1 <30 tahun 19 38,0
2 30-40 tahun 29 58,0
3 41-50 tahun 2 4,0
Total 50 100
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Gaji
No Gaji Frekuensi (f) %
1 <2.700.000 32 64,0
2 >2.700.000 18 36,0
Total 50 100
Berdasarkan tabel diatas distribusi responden berdasarkan gaji didominasi
oleh perawat yang mendapat gaji <2.700.000 berjumlah 32 orang (64%)
sedangkan untuk yang mendapat gaji >2.700.000 berjumlah 18 orang (36%).
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Status Pernikahan
No Status Pernikahan Frekuensi (f) %
1 Belum Menikah 23 46,0
2 Menikah 27 54,0
Total 50 100
Berdasarkan tabel diatas distribusi responden berdasarkan status
pernikahan didominasi oleh status menikah berjumlah 27 orang (54%) sedangkan
untuk yang belum menikah berjumlah 23 orang (46%).
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Bekerja
No Lama Bekerja Frekuensi (f) %
1 <5 tahun 24 48,0
2 5 – 10 tahun 22 44,0
3 >10 tahun 4 8,0
Total 50 100
Berdasarkan tabel diatas distribusi responden berdasarkan lama bekerja
didominasi oleh waktu kerja <5 tahun berjumlah 24 orang (48%), untuk waktu
kerja 5-10 tahun berjumlah 22 orang (44%), sedangkan untuk waktu kerja >10
tahun berjumlah 4 orang (8%).
4.2.2 Analisis Univariat
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Variabel Tanggung Jawab
No Tanggung Jawab Frekuensi (f) %
1 Buruk 1 2,0
2 Sedang 11 22,0
3 Baik 38 76,0
Total 50 100
Berdasarkan tabel diatas distribusi frekuensi variabel tanggung jawab
didominasi oleh tingkat tanggung jawab yang baik berjumlah 38 orang (76%),
untuk tingkat tanggung jawab sedang berjumlah 11 orang (22%), sedangkan untuk
tingkat tanggung jawab yang buruk berjumlah 1 orang (2%).
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Variabel Supervisi
No Tanggung Jawab Frekuensi (f) %
1 Buruk 4 8,0
2 Sedang 19 38,0
3 Baik 27 54,0
Total 50 100
Berdasarkan tabel diatas distribusi frekuensi variabel supervisi didominasi
oleh tingkat supervisi yang baik berjumlah 27 orang (54%), untuk tingkat
supervisi sedang berjumlah 19 orang (38%), sedangkan untuk tingkat supervisi
yang buruk berjumlah 4 orang (8%).
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Variabel Insentif
No Tanggung Jawab Frekuensi (f) %
1 Rendah 6 12,0
2 Sedang 15 30,0
3 Tinggi 29 58,0
Total 50 100
Berdasarkan tabel diatas distribusi frekuensi variabel insentif didominasi
oleh insentif yang tinggi berjumlah 29 orang (58%), untuk insentif sedang
berjumlah 15 orang (30%), sedangkan untuk insentif rendah berjumlah 6 orang
(12%).
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Variabel Prestasi
No Tanggung Jawab Frekuensi (f) %
1 Buruk 3 6,0
2 Sedang 14 28,0
3 Baik 33 66,0
Total 50 100
Berdasarkan tabel diatas distribusi frekuensi variabel prestasi didominasi
oleh prestasi yang baik berjumlah 33 orang (66%), untuk prestasi sedang
berjumlah 14 orang (28%), sedangkan untuk prestasi yang buruk berjumlah 3
orang (6%).
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Variabel Promosi
No Tanggung Jawab Frekuensi (f) %
1 Buruk 4 8,0
2 Sedang 19 38,0
3 Baik 27 54,0
Total 50 100
Berdasarkan tabel diatas distribusi frekuensi variabel promosi didominasi
oleh tingkat promosi yang baik berjumlah 27 orang (54%), untuk tingkat promosi
sedang berjumlah 19 orang (38%), sedangkan untuk promosi buruk berjumlah 4
orang (8%).
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat
No Variabel Frekuensi %
1 Buruk 2 4,0
2 Sedang 28 56,0
3 Baik 20 40,0
Total 50 100
Berdasarkan tabel diatas distribusi frekuensi kinerja perawat didominasi
oleh kinerja perawat yang sedang berjumlah 28 orang (56%), untuk kinerja
perawat yang baik berjumlah 20 orang (40%), sedangkan untuk kinerja perawat
yang buruk berjumlah 2 orang (4%).
4.2.3 Analisis Bivariat
Tabel 4.13 Hubungan Tanggung Jawab Terhadap Kinerja Perawat
Variabel Pearson correlation (r) P value
Tanggung Jawab 0,455 0,004
Berdasarkan tabel diatas Sub variabel independen tanggungjawab
memiliki r= 0.455 dengan p value= 0.004. Tanggungjawab memiliki hubungan
yang sedang, signifikan dan positif dengan kinerja perawat, artinya semakin besar
tanggungjawab yang diberikan kepada perawat maka kinerja perawat semakin
baik.
Tabel 4.14 Hubungan Supervisi Terhadap Kinerja Perawat
Variabel Pearson correlation (r) P value
Supervisi 0,674 0,001
Berdasarkan tabel diatas Sub variabel independen supervisi memiliki r=
0,674 dengan p value= 0.001. Supervisi memiliki hubungan yang sedang,
signifikan dan positif dengan kinerja perawat, artinya semakin besar supervisi
yang diberikan kepada perawat maka kinerja perawat semakin baik.
Tabel 4.15 Hubungan Insentif Terhadap Kinerja Perawat
Variabel Pearson correlation (r) P value
Insentif 0,4999 0,003
Berdasarkan tabel diatas Sub variabel independen insentif memiliki r=
0,4999 dengan p value= 0.003. Insentif memiliki hubungan yang sedang,
signifikan dan positif dengan kinerja perawat, artinya semakin besar insentif yang
diberikan kepada perawat maka kinerja perawat semakin baik.
Tabel 4.16 Hubungan Prestasi Terhadap Kinerja Perawat
Variabel Pearson correlation (r) P value
Prestasi 0,572 0,002
Berdasarkan tabel diatas Sub variabel independen prestasi memiliki r=
0,572 dengan p value= 0.002. Prestasi memiliki hubungan yang signifikan dan
positif dengan kinerja perawat, artinya semakin besar prestasi yang diberikan
kepada perawat maka kinerja perawat semakin baik.
Tabel 4.17 Hubungan Promosi Terhadap Kinerja Perawat
Variabel Pearson correlation (r) P value
Promosi 0,772 0,004
Berdasarkan tabel diatas Sub variabel independen promosi memiliki r=
0,772 dengan p value= 0.004. Promosi memiliki hubungan yang signifikan dan
positif dengan kinerja perawat, artinya semakin besar promosi yang diberikan
kepada perawat maka kinerja perawat semakin baik.
4.2.4 Analisis Multivariat
Tabel 4.18 Pengaruh Tanggungjawab, Supervisi, Insentif, Prestasi, Promosi
Terhadap Kinerja Perawat
Variabel R Square F Sign. F (95%
CI)
Kinerja Perawat
terhadap Tanggung
Jawab
0,030 1,477 0,230
Kinerja Perawat
terhadap Supervisi
0,026 1,279 0,264
Kinerja Perawat
terhadap Insentif
0,062 3,151 0,082
Kinerja Perawat
terhadap Prestasi
0,130 7,152 0,010
Kinerja Perawat
terhadap Promosi
0,102 5,458 0,024
Berdasarkan tabel 4.18, subvariabel supervisi memiliki nilai r square
0,026 dan nilai F 1,279 dengan nilai Sign.F dengan 95% CI 0,264. Nilai
subvariabel supervisi memiliki nilai r square dan F yang paling kecil dengan nilai
Sign. F yang paling tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa supervisi adalah
subvariabel yang paling dominan dan berhubungan terhadap kinerja perawat.
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden Terhadap Kinerja Perawat
5.1.1 Jenis Kelamin
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas perawat di instalasi rawat
inap berjenis kelamin perempuan berjumlah 38 orang (76%). Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Asmadi (27) dibandingkan dengan laki-
laki, perempuan secara tabiat lebih intuitif, sehingga sebagai suatu pekerjaan yang
didasarkan atas naluri keperawatan banyak dilakukan dan diminati oleh
perempuan.
5.1.2 Umur
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas perawat di instalasi rawat
inap berusia 30-40 tahun berjumlah 29 orang (58%). Menurut pendapat Siagian
(28) yang menyatakan bahwa usia mempunyai ikatan yang erat dengan berbagai
segi kehidupan organisasional. Usia dikaitkan dengan tingkat kedewasaan
seseorang, dalam arti tingkat kedewasaan teknis yaitu keterampilan dalam
melaksanakan tugas, anggapan yang berlaku bahwa semakin lama seseorang
berkarya maka kedewasaan teknisnya pun semakin meningkat pula.
Namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yana, Ratna
& Luknis (29) hasilnya umur tidak ada hubungan dengan kinerja (p value = 0,018
< ɑ =0,05).
5.1.3 Pendidikan
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas perawat dengan tingkat pendidikan
DIII berjumlah 41 orang (82%). Siagian (28) mengatakan bahwa perbedaan latar
belakang tingkat pendidikan akan mempengaruhi pelaksanaan terhadap pemberian
asuhan keperawatan. Pendidikan tinggi keperawatan diharapkan menghasilkan
tenaga keperawatan profesional yang mampu mengadakan pembaruan dan
perbaikan mutu pelayanan atau asuhan keperawatan serta penataan
perkembangan kehidupan profesi keperawatan.
5.1.4 Status Pernikahan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas perawat yang bekerja di
instalasi rawat inap berstatus menikah berjumlah 27 orang (54%). Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Soeroso (30) dengan hasil bahwa status
perkawinan memiliki pengaruh yang nyata dengan arah negatif terhadap kinerja.
Dengan p value = 0,03, ini artinya status perkawinan berhubungan dengan kinerja
perawat.
5.1.5 Lama Bekerja
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas perawat bekerja dengan masa kerja
<5 tahun berjumlah 24 orang (48%). Robbins dan Judge (31) mengemukakan
bahwa kinerja masa lalu cenderung dikaitkan dengan produktivitas kerja yang
lebih baik, namun sesungguhnya lama bekerja tidak bisa menjadikan patokan
seseorang akan memiliki produktivitas bekerja yang lebih baik dibandingkan
dengan seseorang yang belum lama bekerja.
5.2 Hubungan Tanggung Jawab Dengan Kinerja Perawat
Hasil analisis bivariat dengan nilai p value 0.004 dan nilai r= 0.455 yang
berarti bahwa tanggungjawab memiliki hubungan yang signifikan dan positif
dengan kinerja perawat, artinya semakin besar tanggungjawab yang diberikan
kepada perawat maka kinerja perawat semakin baik.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gultom (5)
berdasarkan hasil Uji Korelasi Pearson dengan menggunakan bantuan aplikasi
pengolah data diperoleh nilai Pearson Correlation antara hubungan tanggung
jawab dengan kinerja perawat yaitu sebesar 0,416 dengan nilai Sig. (2-tailed) =
0.000. Suatu variabel dikatakan berhubungan signifikan jika nilai signifikansi
yang dimiliki lebih kecil dari tingkat probabilitas 5% (0,05). Maka dengan
ketentuan tersebut dapat diartikan bahwa tanggung jawab kerja memiliki
hubungan yang signifikan (nyata/bermakna) terhadap kinerja perawat karena
memiliki signifikan yang lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.000. Dari hasil Uji Korelasi
Pearson dapat dilihat bahwa tanggung jawab memiliki nilai Korelasi Pearson
sebesar 0,416.Sehingga dapat diketahui bahwa arah hubungan antara tanggung
jawab dengan kinerja perawat adalah positif. Hal ini berarti jika tanggung jawab
seorang perawat ditingkatkan maka kinerja dari perawat tersebut juga akan
meningkat.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Murniyati,dkk (3) dengan
hasil uji Fisher's Exact diperoleh nila p sebesar 0,021 yang mengindikasikan
bahwa terdapat hubungan antara tanggung jawab dengan kinerja perawat
pelaksana.
5.3 Hubungan Supervisi Dengan Kinerja Perawat
Hasil analisis bivariat dengan dengan p value= 0.001 dan nilai r= 0.674
yang berarti sub variabel supervisi memiliki hubungan yang kuat dan signifikan
dengan variabel depeneden kinerja perawat, artinya semakin besar supervisi yang
diberikan semakin baik maka kinerja perawat semakin baik.
Hal ini sejalan dengan peneltian yang dilakukan oleh Gultom (5)
Berdasarkan hasil uji Korelasi Pearson diperoleh nilai signifikan sebesar 0.008
yang lebih kecil dari tingkat probabilitas 5% (0,000 < 0,05). Maka dengan hasil
tersebut dapat diartikan bahwa supervisi memiliki hubungan yang signifikan
(nyata/bermakna) terhadap kinerja perawat. Dari hasil uji Korelasi Pearson dapat
dilihat bahwa jika tingkat supervisi seorang perawat meningkat maka kinerja yang
dimilikinya juga akan semakin meningkat, begitu juga sebaliknya semakin rendah
tingkat supervisi yang dimiliki perawat maka kinerjanya juga akan semakin
menurun.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Qolbia (32) dengan
Hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square diperoleh nilai p=0.002, karena
nilai p < 0.05 maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan yang signifikan antara
supervisi dengan kinerja perawat pelaksana dalam menerapkan patient safety di
ruang rawat inap RS Universitas Hasanuddin. Selain itu, melalui uji phi dan
cremer diperoleh bahwa hubungan variabel berada dalam kategori sedang.
Menurut Andriani (33) mengatakan bahwa supervisi merupakan upaya
untuk membantu pembinaan dan peningkatan kemampuan pihak yang di supervisi
agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara
efisien dan efektif.
Menurut Nirwan dan Zamzami (34) pelaksanaan pengawasan pada dasarnya
merupakan tanggung jawab manajemen rumah sakit. Keberhasilan pengawasan
sangat dipengaruhi oleh supervisor. Dalam hal ini bisa atasan langsung, pimpinan
kantor, aparat fungsional, maupun masyarakat. Supervisor ini dekat dengan
karyawan dan menguasai liku-liku pekerjaan serta penuh dengan sifat- sifat
kepemimpinan maka suasana kerja akan bergairah dan bersemangat dan
sebaliknya, apabila supervisor tersebut angkuh, mau benar sendiri, tidak mau
mendengarkan, akan menciptakan situasi kerja yang tidak mengenakkan, dan
dapat menurunkan semangat kerja. Pengawasan tetap dibutuhkan untuk mencegah
ketidakpuasan pada kinerja.
Andriani (33) mengatakan bahwa supervisi merupakan upaya untuk
membantu pembinaan dan peningkatan kemampuan pihak yang di supervisi agar
mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien
dan efektif.
5.4 Hubungan Insensif Dengan Kinerja Perawat
Hasil analisis bivariat dengan r= 0.499 dengan p value= 0.003, artinya
semakin besar insentif yang diberikan kepada perawat maka kinerja perawat
semakin baik.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gultom (5) dengan
hasil uji Korelasi Pearson diperoleh nilai signifikan sebesar 0.000 yang lebih kecil
dari tingkat probabilitas 5% (0,000 < 0,05). Maka dengan hasil tersebut dapat
diartikan bahwa insentif memiliki hubungan yang signifikan (nyata/bermakna)
terhadap kinerja perawat. Dari hasil uji Korelasi Pearson dapat dilihat bahwa jika
tingkat insentif yang diterima seorang perawat ditingkatkan maka kinerja yang
dimilikinya juga akan semakin meningkat, begitu juga sebaliknya semakin rendah
tingkat insentif yang diterima perawat maka kinerjanya juga akan semakin
menurun karena hal tersebut.
Secara teoritis, menurut Marwansyah (35) insentif merupakan seluruh
kompensasi yang diterima oleh pegawai berupa kompensasi finansial (remunerasi)
dan kompensasi non finansial (promosi, mutasi, pujian, penghargaan). Insentif
dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi para karyawan guna mewujudkan
tujuan organisasi, karena insentif merupakan pendekatan kompensasi dengan
memberi imbalan atas hasil kerja tertentu yang telah dicapai karyawan.
Menurut Marwansyah (35) kompensasi dikelompokkan kedalam dua
bentuk umum, yaitu kompensasi langsung (terdiri atas gaji dan upah pokok,
insentif dan bagi hasil) dan kompensasi tidak langsung (berbentuk program
kesejahteraan dan pelayanan). Sehingga dengan adanya insentif yang diberikan
perusahaan terhadap karyawannya akan mendorong karyawan untuk memperbaiki
kinerja dan kualitas kerja yang dilaksanakannya.
5.5. Hubungan Promosi Dengan Kinerja Perawat
Hasil analisis bivariat dengan r= 0.772 dengan p value= 0.004, artinya jika
perawat diberikan kesempatan untuk dipromosikan oleh atasan maka kinerja
perawat semakin baik. Hasil penelitian yang didapatkan sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Agus (36) menemukan adanya hubungan yang
bermakna antara promosi kerja dengan kinerja tenaga kesehatan di Kabupaten
Polmas.
Hasil penelitian terkait promosi terhadap kinerja perawat juga sesuai dengan
penelitian Nurjahjani (37) tentang pengaruh imbalan financial, imbalan
interpersonal, dan promosi terhadap prestasi kerja karyawan yang menunjukkan
adanya hubungan yang positif dan signifikan antara variable imbalan finansial,
imbalan interpersonal, dan promosi prestasi kerja, yang artinya apabila karyawan
diberikan kesempatan untuk promosi akan memacunya untuk berprestasi dalam
bekerja,
Promosi memberikan peranan penting bagi perawat bahkan menjadi idaman
yang selalu dinantikan. Karena hal itu menunjukkan adanya kepercayaan dan
pengakuan mengenai kemampuan serta kecakapan karyawan bersangkutan untuk
menduduki suau jabatan yang tinggi.
Promosi merupakan salah satu pemberi motivasi. Promosi merupakan suatu
dorongan untuk berprestasi karena menginginkan adanya promosi atau kenaikan
status sebagai bentuk dari penghargaan pimpinan terhadap prestasi keja yang baik.
5.6 Hubungan Prestasi Dengan Kinerja Perawat
Hasil analisis bivariat dengan r= 0.572 dengan p value = 0.002 yang berarti,
semakin besar prestasi yang diberikan kepada perawat maka kinerja perawat
semakin baik. Hasil penelitian Suryono (38) menyimpulkan bahwa tidak adanya
hubungan antara prestasi kerja dengan kinerja pegawai.
Berbeda dengan hasil penelitian Nurjahjani (37) tentang pengaruh imbalan
financial, imbalan interpersonal, dan promosi terhadap prestasi kerja karyawan,
hasil penelitian menyimpulkan prestasi kerja mempengaruhi kinerja perawat,
dengan meningkatnya prestasi seorang karyawan maka promosi yang diperoleh
semakin tinggi. Prestasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
motivasi perawat untuk meningkatkan kinerja.
BAB VI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
6.1 KESIMPULAN
6.1.1 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perawat adalah
perempuan, usia 30-40 tahun, pendidikan DIII keperawatan, pendapatan
<2.700.000, menikah dan masa bekerja < 5 tahun.
6.1.2 Ada hubungan antara tanggung jawab dengan kinerja perawat. Dengan r=
0.455 dengan p value= 0.004 yang berarti tanggung jawab memiliki
hubungan yang sedang, signifikan, dan positif dengan kinerja perawat
artinya semakin besar tanggung jawab maka kinerja perawat semakin baik.
6.1.3 Ada hubungan antara supervisi dengan kinerja perawat. Dengan hasil
r = 0.672 dengan p value= 0.001 yang berarti semakin tinggi supervisi
yang dilakukanmaka kinerja perawat semakin baik.
6.1.4 Ada hubungan antara insentif dengan kinerja perawat. Dengan r insentif=
0.499 dengan p value= 0.003yang berarti insentif memiliki hubungan yang
sedang, signifikan, dan positif dengan kinerja perawat artinya semakin
besar insentif yang diberikan maka kinerja perawat semakin baik.
6.1.5 Ada hubungan antara prestasi dengan kinerja perawat. Dengan r= 0.572
dengan p value=0.002 yang berarti prestasi memiliki hubungan yang
sedang, signifikan, dan positif dengan kinerja perawat artinya semakin
tinggi tingkat prestasi maka kinerja perawat semakin baik.
6.1.6 Ada hubungan antara promosi dengan kinerja perawat. Dengan hasil
r=0.772 dengan p value= 0.004 yang berarti semakin besar promosi yang
diberikan maka kinerja perawat semakin baik.
6.1.7 Dari seluruh variabel yang paling berhubungan terhadap kinerja perawat
adalah variabel supervisi dengan nilai R square= 0,026, F=1,279, dengan
nilai Sign F = 0.264.
6.2 REKOMENDASI
6.2.1 Bagi Rumah Sakit Umum Methodist Medan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan terhadap
perkembangan kualitas pelayanan di RSU Methodist dengan cara meningkatkan
mutu pelayanan dengan secara rutin memberikan pelatihan kepada perawat
pelaksana, memberikan hal-hal yang dapat meningkatkan motivasi kerja pada
perawat seperti kenaikan gaji pada perawat sesuai dengan beban kerjanya,
memberikan insentif kepada perawat, memberikan perhatian positif terhadap
kinerja perawat dengan kenaikan pangkat dan promosi, serta melakukan supervisi
terkait kinerja perawat pelaksana secara rutin guna memberikan pelayanan yang
baik kepada pasien. Serta, merekrut supervisor yang kompeten sehingga supervisi
perawat dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Selain itu, bagi rumah sakit
agar melakukan perekrutan pegawai dengan usia produktif kerja yang diharapkan
dapat membantu rumah sakit mewujudkan visi misi serta memberikan pelayanan
terbaik yang sesuai dengan standar.
6.2.2 Bagi pelayanan keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan bagi pelayanan
keperawatan dengan mempertimbangkan kebutuhan perawat sehingga kinerja
perawat menjadi lebih baik, khususnya di unit-unit pelayanan. Diharapkan para
perawat pelaksana dapat meningkatkan kemampuan, keterampilan dan sikap
sehingga dapat memberikan pelayanan yang profesional dengan kinerja yang baik,
sekaligus terdorong melakukan asuhan keperawatan lebih baik lagi. Pelaksanaan
supervisi dan evaluasi rutin juga sangat penting dilakukan oleh Kepala Keperawatan
guna mengawasi dan memonitoring kinerja perawat.
6.2.3 Bagi penelitian selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan
penelitian selanjutnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja
terhadap kinerja perawat. Untuk penelitian selanjutnya perlu diteliti lebih dalam
mengenai fenomena ini karena belum ada solusi yang signifikan untuk
meningkatkan motivasi kinerja perawat.
67
DAFTAR PUSTAKA
1. Undang – Undang Republik Indonesia No.44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
2. Undang – Undang Republik Indonesia No.38 Tahun 2009 tentang Perawat.
3. Murniyati, Ayu, Tilaar C dk. Hubungan Antara Motivasi Kerja Dengan
Kinerja perawat Pelaksana Di Instalasi Rawat Inap A Badan Layanan
Umum Rumah Sakit Umum Prof. DR. R. D. Kandou Manado. Skripsi:
Universitas Sam Ratulangi; 2013;
4. Abdullah M. Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan Edisi Pertama.
Jakarta: Aswara Pressindo; 2014.
5. Gultom S. Hubungan Motivasi dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat
RSU Bina Kasih.Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. 2017;
6. Ramadini, I. & J. Hubungan Motivasi dengan Kinerja Perawat Pelaksana di
Ruangan Rawat Inap RSUD DR Rasidin Padang. Ners J Keperawatan.
2015;Vol 1, No.:86–101.
7. Mulyono, M. H. et al. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Perawat
di Rumah Sakit Tingkat III. 2013; Available from: http//journal:Unhas.ac.id
8. Sipatu L. Pengaruh Motivasi, Lingkungan Kerja, dan Stress Kerja Terhadap
Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Undata Palu. e-journal
katalogis. 2013;Vol.1:147–58.
9. Siregar M. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di
Ruang Rawat Inap RSUD Swadana Tarutung Tapanuli Utara, Tesis:
Sekolah Pascasarjana USU. 2008;
10. Liu K. The Relationship Between Hospital Work Environment And Nurse
Outcomes In Guangdong, China: A Nurse Questionnaire Survey ; 21(9-
10): 1476–1485. Doi:10.1111/J.1365-2702.2011.03991. 2012;
11. Lambrou, P., Kontodimopoulos, N., & Niakas D. Motivation And Job
Satisfaction Among Medical And Nursing Staff In A Cyprus Public
General Hospital.;15(1):3110.1186/S12960-017-0204-5. 2017;
12. Tesfaye, T., Semachew, A., Belachew, T.,& Adinew Y. Predictors Of Job
Satisfaction Among Nurses Working In Ethiopian Public Hospitals:
Institution-Based Cross-Sectional Study. Jurnal Human Resources for
Health; 2017;
13. Lumingkewas, M., Warouw, H., & Hamel R. Hubungan Kondisi Kerja
Dengan Stres Kerja Perawat Dirungan Intasalasi Gawat Darurat Medik
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Ejournal Keperawatan (E-Kp).
2015;Vol 3, No.
14. Bara, M., & Suryati B. Hubungan Motivasi Perawat Dengan Pelaksanaan
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Pasar Rebo,
Jenis Penelitian Observasional Analitik Dengan Pendekatan Cross
Sectional. Jurnal Health Quality. 2014;Vol. 5 No.
15. Suarli dan Bahtiar. Manajemen Keperawatan: Dengan pendekatan Praktis.
Jakarta: Erlangga; 2009.
16. Rohayati. Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Perawat di RSUD
Kabupaten Sidrap. Skripsi : Universitas Hasanuddin. 2003;
17. Hala A. Nurses Motivation and Their Performance at European Gaza
Hospital in Gaza Strip”. Journal of Al-Azhar University-Gaza (Natural
Sciences). 2011;13: 55 – 68.
18. Hafizurrahman. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Perawat
dalam Menjalankan Kebijakan Keperawatan di Rumah Sakit Umum
Daerah”. Artikel Penelitian J Indon Med Assoc. Volume : 6.
19. Nursalam. Manajemen Keperawatan, Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Penerbit Salemba Medika Edisi 1; 2002.
20. Hasibuan. Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas.
Jakarta: Aksara; 2005.
21. Sunyoto D. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CAPS (Center
For Academic Publishing Service); 2012.
22. Tanjung I. Manajemen Motivasi. Jakarta: Penerbit Grasindo; 2003.
23. Ahmad. Teori-Teori Motivasi. 2018;
24. Anoraga P. Manajemen Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta; 2005.
25. Mustari M. Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan Karakter.
Yogyakarta: Laksbang Pressindo; 2011.
26. Hawari. Guru Yang Berkarakter Kuat. Yogyakarta: Laksana; 2012.
27. Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC; 2008.
28. Siagian SP. Manajemen Sumber Daya Manusia. 10 th ed. Jakarta: Bumi
Aksara; 2003.
29. Yana R& L. . Faktor-faktor Motivasi Kerja: Supervisi, Penghasilan, dan
Hubungan Interpersonal Memengaruhi Kinerja Perawat Pelaksana. Jurnal
Keperawatan Indonesia. 2011;Vol. 14, N.
30. Soeroso S. Manajemen Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit: Suatu
Pendekatan Sistem. Jakarta: EGC; 2003.
31. Robbins, S. P., & Judge TA. Perilaku organisasi. Jakarta: Salemba Medika;
2008.
32. Nur, Qolbia dkk. Hubungan Motivasi Dan Supervisi Terhadap Kinerja
Perawat Pelaksana Dalam Menerapkan Patient Safety Di Rawat Inap Rs
Universitas Hasanuddin Tahun 2013. Skripsi : Universitas Hasanuddin;
2013;
33. Andriani L. Kepuasan Kerja Perawat pada Aplikasi Metode Tim Primer
dalam Pelaksanaan Tindakan Asuhan Keperawatan (Studi Kuantitatif di
Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang). Jurnal Aplikasi Manajemen,.
Vol.10 No.:419–24.
34. Nirwan dan Zamzami F. Motivasi Kerja Pegawai Dinas Kehutanan
Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Jurnal Manajemen & Bisnis; 1999;
35. Marwansyah. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta;
2012.
36. Agus H. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat di RSUD
Sinjai. Skripsi Fakultas Keperawatan. 2013.
37. Nurjahjani F. Pengaruh Imbalan Ekstrinsik Terhadap Prestasi Kerja Jurnal
EkonomiModernisasi:http//203.201.172.174/ejournal/media/download.php
?via=http&paper_id=122.; Vol 3, No.
38. Suryono. Hubungan Antara Prestasi Kerja dan Perilaku Kerja dengan
kinerja Pegawai di Puskesmas Amurang Kabupaten Minahasa. 2014;
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
JUDUL TESIS : HUBUNGAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA
PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RS METHODIST KOTA MEDAN
TAHUN 2018.
A. IDENTITAS SAMPEL
Pertanyaan-pertanyaan berikut akan kami jaga kerahasiaannya. Beri tanda (X)
pada salah satu jawaban yang menurut Bapak/Ibu/Saudara/i paling tepat.
1. Nama :
2. Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
3. Usia anda saat ini
Dibawah 30 tahun
30 tahun – 40 tahun
41 tahun – 50 tahun
Diatas 50 tahun
4. Pendidikan terakhir
D III Keperawatan
D IV Keperawatan
S1 Keperawatan
5. Pendapatan
<Rp. 2.700.000
>Rp.2.700.000
6. Status pernikahan
Belum menikah
Menikah
7. Lama bekerja di RS Methodist
Kurang dari 5 tahun
5 tahun – 10 tahun
Diatas 10 tahun
8. Insentif
Ada, Jika ada ……. (mohon dituliskan)
Tidak
70
B. VARIABEL MOTIVASI
Petunjuk Pengisian :
Untuk no. 1 - 10. Berikan tanda silang (x) pada satu kolom yang tersedia dibawah
huruf – huruf: SS, S, TS dan sesuai sikap saudara terhadap pernyataan-
pernyataan berikut.
SS :berarti sangat setuju
S : berarti setuju
TS: berarti tidak setuju
NO PERNYATAAN JAWABAN
SS S TS
A. Tanggung Jawab
1
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan saya bekerja
dengan penuh tanggung jawab
2
Saya selalu menyusun jadwal dan jenis pekerjaan yang
akan menjadi tugas saya
3
Saya selalu melaksanakan asuhan keperawatan tepat
waktu sesuai kebutuhan pasien
4 Setiap tugas yang telah dibuat dan ditetapkan oleh
atasan, saya melakukan dengan baik
5 Saya selalu hadir tepat waktu
B. Supervisi
1 Terjalin hubungan yang baik antara perawat dan atasan
2 Atasan saya selalu memberikan pujian dan dukungan
atas hasil kerja saya yang baik
3 Atasan saya selalu mendengarkan dengan baik
pendapat/keluhan dalam melaksanakan pekerjaan
4 Atasan memberikan kesempatan kepada perawat untuk
mendiskusikan masalah dalam pekerjaan
5 Atasan saya selalu memberikan penjelasan tentang
perkembangan/info terbaru tentang asuhan keperawatan
6 Atasan saya selalu membantu dan memberikan solusi
atau keputusan yang baik dan bijak
71
C. Insentif
1 Pemberian insentif secara adil sesuai dengan prestasi
kerja perawat
2 Pemberian insentif sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
3 Saya termotivasi untuk bekerja dengan adanya
pemberian insentif
4 Saya menerima insentif waktu melaksanakan tugas
dengan baik
5 Saya merasa puas atas insentif yang diberikan
D. Prestasi
1 Apakah pihak perusahaan perduli atas pencapaian
prestasi kerja pegawai
2 Apakah penilaian prestasi kerja pegawai sudah
dilakukan secara obyektif
3 Promosi kerja dan kenaikan pangkat dilakukan
berdasarkan atas kemampuan dan prestasi pegawai
4 Apakah di perusahaan ini standar prestasi kerja yang
harus dicapai seorang pegawai telah ditetapkan dan
disosialisasikan secara jelas
5 Atasan selalu memberikan penghargaan bagi bawahan
yang mampu menunjukkan prestasi kerja
6 Pemberian penghargaan bagi pegawai yang berprestasi
jarang dilakukan di perusahaan ini
7 Perusahaan memberikan imbalan atas prestasi dalam
bentuk bonus atau insentif kepada pegawai
8 Perusahaan memberikan imbalan kepada semua
pegawai tanpa mempedulikan prestasi kerja
9 Apabila kebutuhan hidup anda sudah terpenuhi, apakah
anda masih merasa perlu berprestasi dalam pekerjaan
10 Prestasi yang anda raih saat ini sudah sangat
memuaskan
E. Penghargaan/Promosi
1 Saudara mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari
teman kerja saat berhasil melakukan tugas pekerjaan
72
dengan baik
2 Atasan memberikan penghargaan bagi pegawai yang
berprestasi bilamana mampu mencapai target yang
telah ditetapkan perusahaan
3 Apakah selama ini pihak manajemen perusahaan
mengakui dan menghargai hasil kerja saudara
4 Atasan selalu memberikan pujian bilamana ada
pegawai yang mampu menjalankan tugas pekerjaan
dengan memuaskan
5 Pemberian penghargaan bagi pegawai yang berprestasi
jarang dilakukan di perusahaan ini
6 Keterampilan dan kemampuan saya dalam bekerja
mendapat pengakuan dari rekan-rekan kerja
7 Pengakuan atas prestasi kerja mampu memotivasi
pegawai untuk berprestasi
8 Saya merasa bila pengabdian saya selama bekerja di
perusahaan ini diakui oleh atasan
9 Hasil kerja saya selalu mendapatkan pujian dan
penghargaan dari atasan saya
10 Saya selalu mendapatkan penghargaan dari perusahaan
atas prestasi kerja saya selama ini
11 Saya bekerja keras untuk memperoleh penghargaan dan
pengakuan atas hasil kerja saya
12 Setiap hasil kerja yang telah dilaksanakan dengan baik
73
layak mendapatkan penghargaan
13 Atasan saya selalu berterima kasih terhadap pekerjaan
yang telah saya selesaikan
14 Saya mendapatkan cukup pengakuan saat melakukan
pekerjaan dengan baik
15 Saya merasa dihargai saat berhasil menyelesaikan suatu
tugas
A. VARIABEL KINERJA PERAWAT
Petunjuk pengisian: 1 – 20
Berikan tanda silang (x) pada satu kolom yang tersedia dibawah huruf – huruf:
SS, KK, TP, sesuai sikap saudara terhadap pernyataan – pernyataan berikut.
SS : berarti Selalu (apabila kegiatan tersebut senantiasa dilakukan terus
menerus)
KK : berarti kadang – kadang (apabila kegiatan tersebut tidak kerap
kali/sesekali dilakukan
J : berarti Jarang (apabila kegiatan tersebut jarang dilakukan)
NO PERNYATAAN JAWABAN
S KK J
1. Saya melakukan anamnesa awal sewatu pasien tiba sesuai dengan pedoman pengkajian asuhan keperawatan
2. Dalam melakukan pengkajian data, saya melakukannya dengan pengamatan, wawancara, dan pemeriksaan fisik.
3. Saya mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian
4. Saya melakukan konfirmasi kepada ketua tim sebagai penanggung jawab
5.
Saya membuat diagnosis awal asuhan keperawatan terhadap semua pasien yang saya tangani
74
6.
Saya membuat diagnosis awal asuhan keperawatan hasil
pemeriksaan fisik dan penunjang medis
7.
Masalah yang telah dirumuskan mengacu pada diagnosis
awal asuhan keperawatan
8.
Saya membuat diagnosis asuhan keperawatan
berdasarkan prioritas gejala gejala yang dominan
9. Saya merencanakan tindakan asuhan keperawatan
berdasarkan format pengkajian
10. Saya membuat tindakan asuhan keperawatan berdasarkan diagnosis asuhan keperawatan yang telah ditetapkan
11. Saya melibatkan keluarga pasien dalam rencana
tindakan asuhan keperawatan
12. Rencana tindakan yang saya buat melibatkan
kerjasama dengan tim kesehatan lain
13.
Saya melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri secara mandiri, makan, berdandan (pada wanita) pada
seluruh pasien-pasien yang kurang perawatan diri
14. Saya memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga pasien tentang cara-cara merawat pasien
15. Saya mengajari pasien tentang manfaat obat-obatan, waktu makan obat dan cara makan obat
16. Saya berperan serta dalam melaksanakan terapi aktivitas kelompok
17. Saya mengevaluasi kemampuan seluruh pasien setelah pasien diberi tindakan asuhan keperawatan
18. Saya mengevaluasi kemampuan keluarga dalam merawat pasien
19. Saya membuat rencana lanjutan jika hasil tindakan asuhan keperawatan tidak memuaskan
20. Saya memberikan reinforcement (penguatan) pada pasien-pasien yang mengalami perubahan positif
Medan,………………….2018
(Responden)
75
Lampiran 2. Master Data
MASTER DATA VARIABEL TANGGUNG JAWAB
No p1 p2 p3 p4 p5 total Kategori
R1 3 3 3 3 3 15 3
R2 2 2 2 2 2 10 2
R3 2 3 2 2 3 12 2
R4 3 3 3 3 3 15 3
R5 3 2 3 2 2 12 2
R6 3 3 3 3 3 15 3
R7 3 2 3 2 3 13 3
R8 3 3 2 2 2 12 2
R9 2 3 3 3 2 13 3
R10 3 3 3 2 2 13 3
R11 3 2 2 2 3 12 2
R12 3 3 3 3 3 15 3
R13 2 2 2 2 2 10 2
R14 1 1 1 1 1 5 1
R15 2 2 3 3 2 12 2
R16 2 2 3 3 2 12 2
R17 3 3 3 3 3 15 3
R18 3 3 3 3 3 15 3
R19 3 3 3 3 3 15 3
R20 2 3 2 3 3 13 3
R21 3 3 3 2 2 13 3
R22 3 3 3 3 3 15 3
R23 3 3 3 3 3 15 3
R24 3 3 3 3 2 14 3
R25 3 3 3 3 3 15 3
R26 2 2 2 2 2 10 2
R27 2 2 2 2 3 11 2
R28 3 2 2 3 3 13 3
R29 3 2 3 3 3 14 3
R30 3 2 2 3 3 13 3
R31 2 3 3 3 3 14 3
R32 3 3 3 3 3 15 3
R33 3 3 3 3 2 14 3
R34 3 3 3 3 2 14 3
R35 3 3 3 3 3 15 3
R36 3 3 3 3 3 15 3
R37 3 3 3 3 3 15 3
76
R38 3 3 3 3 3 15 3
R39 3 3 3 3 3 15 3
R40 3 3 3 3 3 15 3
R41 2 2 3 3 2 12 2
R42 3 3 3 3 3 15 3
R43 3 3 3 3 2 14 3
R44 3 3 3 3 2 14 3
R45 3 3 3 3 3 15 3
R46 3 3 3 3 3 15 3
R47 3 3 3 3 3 15 3
R48 3 3 3 3 3 15 3
R49 3 3 3 3 3 15 3
R50 3 3 3 3 3 15 3
MASTER DATA VARIABEL SUPERVISI
No p1 p2 p3 p4 p5 p6 total Kategori
R1 3 3 2 3 3 3 17 3
R2 2 2 2 2 2 2 12 2
R3 2 2 2 2 2 2 12 2
R4 3 1 1 3 1 1 10 1
R5 2 2 2 2 2 2 12 2
R6 3 3 3 3 3 3 18 3
R7 2 2 2 2 2 2 12 2
R8 2 2 3 2 3 2 14 2
R9 3 3 2 2 2 2 14 2
R10 3 3 2 2 2 3 15 2
R11 3 3 3 2 2 2 15 2
R12 3 1 1 1 1 1 8 1
R13 3 3 3 3 3 3 18 3
R14 1 1 1 1 1 1 6 1
R15 3 3 2 3 3 3 17 3
R16 3 3 2 3 3 3 17 3
R17 3 3 3 3 3 3 18 3
R18 3 1 1 1 1 1 8 1
R19 3 3 3 2 2 2 15 2
R20 3 3 3 3 2 2 16 3
R21 2 2 2 3 2 2 13 2
R22 3 3 2 3 3 3 17 3
R23 3 3 3 3 3 3 18 3
R24 3 3 2 1 1 2 12 2
77
R25 3 3 3 3 3 3 18 3
R26 2 2 2 2 2 2 12 2
R27 2 2 2 2 2 2 12 2
R28 3 2 2 2 2 2 13 2
R29 3 3 2 2 2 2 14 2
R30 3 2 2 2 2 2 13 2
R31 3 3 3 3 3 2 17 3
R32 3 3 3 3 3 3 18 3
R33 3 3 3 2 2 2 15 2
R34 3 3 3 3 3 3 18 3
R35 3 2 3 3 3 3 17 3
R36 3 3 3 3 2 2 16 3
R37 3 2 3 3 1 2 14 2
R38 3 2 3 2 2 3 15 2
R39 3 2 3 3 3 2 16 3
R40 3 3 3 3 3 3 18 3
R41 3 2 2 3 3 3 16 3
R42 3 3 3 3 2 3 17 3
R43 3 3 3 2 2 3 16 3
R44 3 3 3 3 2 3 17 3
R45 3 3 3 3 3 3 18 3
R46 3 3 3 3 3 3 18 3
R47 3 3 3 2 3 3 17 3
R48 3 3 3 3 3 3 18 3
R49 3 3 3 2 3 2 16 3
R50 3 3 3 3 3 3 18 3
MASTER DATA VARIABEL INSENTIF
No p1 p2 p3 p4 p5 total Kategori
R1 3 2 2 3 3 13 3
R2 2 2 2 2 2 10 2
R3 2 2 3 2 2 11 2
R4 3 3 1 3 1 11 2
R5 3 3 3 3 1 13 3
R6 2 2 2 2 2 10 2
R7 2 2 2 2 2 10 2
R8 2 2 2 3 3 12 2
R9 2 2 2 3 2 11 2
R10 3 3 3 2 2 13 3
R11 3 3 3 3 2 14 3
78
R12 1 1 1 1 1 5 1
R13 1 1 1 1 1 5 1
R14 1 3 3 3 3 13 3
R15 1 1 1 1 1 5 1
R16 1 1 1 1 1 5 1
R17 3 3 3 3 3 15 3
R18 3 3 3 3 3 15 3
R19 2 2 2 2 3 11 2
R20 3 3 2 2 2 12 2
R21 3 2 2 3 2 12 2
R22 3 3 3 3 3 15 3
R23 3 3 3 3 3 15 3
R24 3 3 3 3 3 15 3
R25 3 3 3 3 3 15 3
R26 2 2 2 2 2 10 2
R27 2 2 2 2 2 10 2
R28 1 2 1 2 2 8 1
R29 2 2 2 2 2 10 2
R30 2 2 1 1 2 8 1
R31 3 3 2 3 3 14 3
R32 3 2 2 3 3 13 3
R33 3 3 2 2 3 13 3
R34 2 2 3 3 3 13 3
R35 3 3 2 2 3 13 3
R36 3 3 2 3 2 13 3
R37 3 3 3 3 3 15 3
R38 3 3 3 2 3 14 3
R39 3 2 2 3 3 13 3
R40 3 3 3 3 3 15 3
R41 3 3 2 2 2 12 2
R42 3 3 2 3 3 14 3
R43 2 3 3 3 2 13 3
R44 2 3 3 3 2 13 3
R45 3 3 3 2 3 14 3
R46 3 3 3 3 3 15 3
R47 3 3 3 3 2 14 3
R48 3 2 3 3 3 14 3
R49 3 3 3 2 3 14 3
R50 2 2 2 2 2 10 2
79
MASTER DATA VARIABEL PRESTASI
No p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 total Kategori
R1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 28 3
R2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 19 2
R3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 22 2
R4 1 1 1 1 1 3 1 1 3 1 14 1
R5 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 12 1
R6 2 2 2 2 2 2 3 1 2 2 20 2
R7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 2
R8 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 24 3
R9 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 24 3
R10 2 2 2 2 3 3 3 2 1 2 22 2
R11 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 24 3
R12 1 1 1 1 1 3 3 1 3 1 16 1
R13 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 26 3
R14 2 2 2 1 1 1 3 3 3 3 21 2
R15 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 25 3
R16 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 25 3
R17 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 28 3
R18 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 26 3
R19 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 23 2
R20 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 22 2
R21 2 3 2 2 2 1 2 2 3 2 21 2
80
R22 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 27 3
R23 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 26 3
R24 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 27 3
R25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3
R26 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 2
R27 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 2
R28 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 2
R29 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 18 2
R30 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 17 2
R31 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 28 3
R32 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 27 3
R33 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 28 3
R34 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 26 3
R35 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 27 3
R36 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 28 3
R37 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 28 3
R38 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 28 3
R39 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 28 3
R40 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 27 3
R41 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 25 3
R42 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 29 3
R43 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 27 3
R44 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 28 3
81
R45 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 28 3
R46 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 28 3
R47 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 28 3
R48 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 29 3
R49 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 26 3
R50 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29 3
82
MASTER DATA VARIABEL PROMOSI
No p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 total Kategori
R1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 41 3
R2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 2
R3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 29 2
R4 3 1 1 1 3 3 1 1 1 1 3 3 1 1 1 25 1
R5 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 25 1
R6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 3
R7 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 31 2
R8 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 33 2
R9 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 34 2
R10 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 40 3
R11 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 35 2
R12 3 1 1 1 3 3 1 1 1 1 3 3 1 1 1 25 1
R13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 3
R14 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 1
R15 2 2 2 3 1 3 3 3 2 2 1 2 2 2 2 32 2
R16 2 2 2 3 1 3 3 3 2 2 1 2 2 2 2 32 2
R17 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 3
R18 3 1 3 1 1 3 3 1 1 3 3 3 1 3 3 33 2
R19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 31 2
R20 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 32 2
R21 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 35 2
83
R22 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 43 3
R23 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 40 3
R24 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 3
R25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 3
R26 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 2
R27 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 2
R28 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 2
R29 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 28 2
R30 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 28 2
R31 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 39 3
R32 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 43 3
R33 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 41 3
R34 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 39 3
R35 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 41 3
R36 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 41 3
R37 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 41 3
R38 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 44 3
R39 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 38 3
R40 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 42 3
R41 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 2 1 1 34 2
R42 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 39 3
R43 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 37 3
R44 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 38 3
84
R45 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 41 3
R46 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 42 3
R47 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 41 3
R48 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 42 3
R49 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 42 3
R50 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 2
85
MASTER DATA VARIABEL KINERJA PERAWAT
No p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 Total Kategori
R1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 36 2
R2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 1 1 1 1 1 40 2
R3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 45 2
R4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 1 3 1 1 1 3 1 46 2
R5 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 1 1 2 1 1 3 3 46 2
R6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 58 3
R7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 58 3
R8 3 3 2 2 1 1 2 1 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 42 2
R9 3 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 46 2
R10 3 3 3 3 2 2 3 1 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 52 3
R11 3 3 3 3 3 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 47 3
R12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 40 2
R13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 44 2
R14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 49 3
R15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 44 2
R16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 3
R17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 44 2
R18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 51 3
R19 3 3 3 2 2 2 2 1 1 1 3 2 2 3 3 3 2 2 1 1 42 2
R20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 2 2 3 2 3 3 3 54 3
R21 3 3 3 3 3 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 47 3
86
R22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 56 3
R23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 58 3
R24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 55 3
R25 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 43 2
R26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 2 2 2 1 3 52 3
R27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 54 3
R28 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40 2
R29 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 57 3
R30 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 57 3
R31 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 35 2
R32 2 2 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 37 2
R33 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 35 2
R34 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 37 2
R35 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 34 2
R36 1 1 2 2 1 3 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1 35 2
R37 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 30 1
R38 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22 1
R39 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 58 3
R40 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 57 3
R41 3 3 2 1 3 3 2 3 3 1 3 2 2 3 3 3 3 2 1 1 47 3
R42 2 3 3 2 3 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 41 2
R43 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 39 2
R44 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 40 2
87
R45 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 34 2
R46 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 37 2
R47 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 38 2
R48 2 2 2 3 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 37 2
R49 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 2 35 2
R50 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 54 3
88
MASTER DATA DEMOGRAFI RESPONDEN
No Nama JK USIA PENDIDIKAN TERAKHIR PENDAPATAN STATUS PERNIKAHAN LAMA BEKERJA INSENTIF
R1 MP 2 2 3 1 1 2 1
R2 E 2 2 1 2 1 2 2
R3 MM 2 1 1 2 1 1 2
R4 B 1 2 1 2 2 2 1
R5 S 2 2 1 1 1 2 2
R6 N 2 2 1 2 2 2 1
R7 EMP 2 2 1 2 2 2 2
R8 HKI 2 2 1 1 1 2 1
R9 RSN 2 1 1 1 1 1 1
R10 LM 2 2 1 1 2 2 1
R11 IDS 2 2 1 1 1 1 1
R12 MRS 1 1 1 1 1 1 2
R13 DNM 2 1 1 1 1 1 2
R14 D 2 1 3 2 2 2 1
R15 FR 2 3 1 2 2 3 2
R16 SA 2 2 3 2 1 2 2
R17 HST 1 2 1 2 2 2 1
R18 MNN 1 2 1 2 2 2 1
R19 RC 1 2 1 1 2 1 1
R20 MAM 1 2 2 1 2 2 1
R21 LAT 1 2 1 1 2 1 1
89
R22 DSW 2 1 1 1 2 1 1
R23 NS 2 1 1 1 1 1 1
R24 RS 2 1 3 2 2 2 1
R25 FAT 2 1 1 1 2 1 2
R26 RA 1 1 1 2 1 1 2
R27 A 2 1 1 2 1 1 2
R28 DYS 2 1 3 2 1 3 2
R29 B 2 2 3 2 2 2 2
R30 LK 2 2 1 2 2 3 2
R31 ZO 1 2 1 1 2 1 1
R32 MDA 2 3 1 1 2 3 1
R33 OCM 2 1 1 1 2 1 1
R34 SRA 2 2 3 2 2 2 1
R35 DHI 2 1 1 1 2 1 1
R36 LN 1 1 1 1 1 1 1
R37 RUL 1 2 3 2 2 2 1
R38 RVB 2 1 1 1 1 1 1
R39 MAF 2 1 1 1 1 1 1
R40 SSR 2 2 1 1 1 2 1
R41 MU 2 2 1 1 1 1 1
R42 ARL 2 2 1 1 2 1 1
R43 PAT 2 2 1 1 1 2 1
R44 FO 1 2 1 1 2 2 1
90
R45 SMP 2 2 1 1 2 2 1
R46 RS 2 2 1 1 2 2 1
R47 MI 2 2 1 1 2 1 1
R48 SW 2 1 1 1 1 1 1
R49 NFS 2 2 1 1 1 1 1
R50 INM 2 1 1 1 1 1 1
91
Lampiran 3. Hasil Output SPSS
Data Demografi
Jenis Kelamin
12 24.0 24.0 24.0
38 76.0 76.0 100.0
50 100.0 100.0
Laki-laki
Perempuan
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Usia
19 38.0 38.0 38.0
29 58.0 58.0 96.0
2 4.0 4.0 100.0
50 100.0 100.0
>30 Tahun
31-40 Tahun
41-50 Tahun
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Pendidikan
41 82.0 82.0 82.0
1 2.0 2.0 84.0
8 16.0 16.0 100.0
50 100.0 100.0
D-III Keperawatan
D-IV Keperawatan
S1 Keperawatan
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Pendapatan
32 64.0 64.0 64.0
18 36.0 36.0 100.0
50 100.0 100.0
<Rp. 2.700.000.-
>Rp.2.700.000,-
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
80 91 91
92
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
tanggungjawab 50 1 3 2.90 .364
supervisi 50 1 3 2.65 .597
insentif 50 1 3 2.65 .631
prestasi 50 1 2 1.31 .466
promosi 50 1 3 2.55 .542
kinerjaperawat 50 1 3 2.30 .544
Valid N (listwise) 50
Status Pernikahan
23 46.0 46.0 46.0
27 54.0 54.0 100.0
50 100.0 100.0
Belum Menikah
Menikah
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Lama Bekerja
24 48.0 48.0 48.0
22 44.0 44.0 92.0
4 8.0 8.0 100.0
50 100.0 100.0
<5 Tahun
5-10 Tahun
>10 Tahun
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Insentif
36 72.0 72.0 72.0
14 28.0 28.0 100.0
50 100.0 100.0
Ada
Tidak Ada
Total
Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
93
Tanggung Jawab
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Buruk 1 2.0 2.0 2.0
Sedang 11 22.0 22.0 24.0
Baik 38 76.0 76.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Supervisi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Buruk 4 8.0 8.0 8.0
Sedang 19 38.0 38.0 46.0
Baik 27 54.0 54.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Insentif
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Rendah 6 12.0 12.0 12.0
Sedang 15 30.0 30.0 42.0
Tinggi 29 58.0 58.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Prestasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Buruk 3 6.0 6.0 6.0
Sedang 14 28.0 28.0 34.0
Baik 33 66.0 66.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
9
4
94
Penghargaan (Promosi)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Buruk 4 8.0 8.0 8.0
Sedang 19 38.0 38.0 46.0
Baik 27 54.0 54.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Kinerja Perawat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Buruk 2 4.0 4.0 4.0
Sedang 28 56.0 56.0 60.0
Tinggi 20 40.0 40.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Analisis Bivariat
Correlations
tanggungjawab kinerjaperawat
Tanggungjawab Pearson Correlation 1 .455
Sig. (2-tailed) .004
N 50 50
Kinerjaperawat Pearson Correlation .455 1
Sig. (2-tailed) .004
N 50 50
Correlations
95
Correlations
kinerjaperawat insentif
kinerjaperawat Pearson Correlation 1 .499
Sig. (2-tailed) .003
N 50 50
insentif Pearson Correlation .499 1
Sig. (2-tailed) .003
N 50 50
Correlations
kinerjaperawat prestasi
kinerjaperawat Pearson Correlation 1 .572
Sig. (2-tailed) .002
N 50 50
prestasi Pearson Correlation .572 1
Sig. (2-tailed) .002
N 50 50
kinerjaperawat Supervisi
kinerjaperawat Pearson Correlation 1 .674
Sig. (2-tailed) .001
N 50 50
supervisi Pearson Correlation .674 1
Sig. (2-tailed) .001
N 50 50
96
Correlations
kinerjaperawat promosi
Kinerjaperawat Pearson Correlation 1 .722
Sig. (2-tailed) .004
N 50 50
Promosi Pearson Correlation .722 1
Sig. (2-tailed) .004
N 50 50
Reliability Statistics
Cronbach's
Alphaa N of Items
.846 6
a. The value is negative due to a negative average
covariance among items. This violates reliability model
assumptions. You may want to check item codings.
Analisis Multivariat
1. Kinerja dan Tanggung Jawab
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .173a .030 .010 .560
a. Predictors: (Constant), Tanggung Jawab
97
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .463 1 .463 1.477 .230a
Residual 15.057 48 .314
Total 15.520 49
a. Predictors: (Constant), Tanggung Jawab
b. Dependent Variable: Kinerja Perawat
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.907 .457 6.360 .000
Tanggung Jawab -.200 .164 -.173 -1.215 .230
a. Dependent Variable: Kinerja Perawat
2. Kinerja dan supervisi
Model Summaryb
Mo
del
R R
Squar
e
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change
df1 df2 Sig. F Change
1 ,16
1a
,026 ,006 8,919 ,026 1,279 1 48 ,264
a. Predictors: (Constant), supervisi
b. Dependent Variable: kinerjaperawat
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1 Regression 101,755 1 101,755 1,279 ,264b
Residual 3818,745 48 79,557
Total 3920,500 49
a. Dependent Variable: kinerjaperawat
b. Predictors: (Constant), supervisi
98
3. Kinerja dan Insentif
4. Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change
df1 df2 Sig. F
Change
1 ,248a ,062 ,042 8,755 ,062 3,151 1 48 ,082
a. Predictors: (Constant), insentif
b. Dependent Variable: kinerjaperawat
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1 Regression 241,478 1 241,478 3,151 ,082b
Residual 3679,022 48 76,646
Total 3920,500 49
a. Dependent Variable: kinerjaperawat
b. Predictors: (Constant), insentif
4. Kinerja dan Prestasi
Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,360a ,130 ,112 8,431 ,130 7,152 1 48 ,010
a. Predictors: (Constant), prestasi
b. Dependent Variable: kinerjaperawat
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1 Regression 508,399 1 508,399 7,152 ,010b
Residual 3412,101 48 71,085
Total 3920,500 49
a. Dependent Variable: kinerjaperawat
b. Predictors: (Constant), prestasi
99
5. Kinerja dan Penghargaan
6. Model Summaryb
Model R R
Square
Adjusted
R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change
df1 df2 Sig. F Change
1 ,320a ,102 ,083 8,564 ,102 5,458 1 48 ,024
a. Predictors: (Constant), penghargaan
b. Dependent Variable: kinerjaperawat
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1 Regression 400,287 1 400,287 5,458 ,024b
Residual 3520,213 48 73,338
Total 3920,500 49
a. Dependent Variable: kinerjaperawat
b. Predictors: (Constant), penghargaan
100
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1. Pembagian Kuesioner
Gambar 2. Penjelasan petunjuk pengisian kuesioner
Lampiran 4
Gambar 3. Penjelasan petunjuk pengisian kuesioner
Gambar 4. Pengisian Kuesioner