hubungan kedaulatan rakyat dengan pembentukan lpr, dan metode seleksi anggota lpr

43
Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR, dan Metode Seleksi Anggota LPR Dr. Fatmawati, S.H., M.H. Fakultas Hukum Universitas Indonesia

Upload: magnar

Post on 05-Jan-2016

79 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR, dan Metode Seleksi Anggota LPR. Dr. Fatmawati, S.H., M.H. Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Thomas Hobbes, Levi a than (1651). - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR, dan Metode Seleksi Anggota LPR

Dr. Fatmawati, S.H., M.H.Fakultas Hukum

Universitas Indonesia

Page 2: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Thomas Hobbes, Leviathan (1651)

Manusia adalah setara (equal) dalam keadaan alami, akan tetapi karena tidak adanya aturan yang mengatur bersama, maka terjadi keadaan dimana manusia saling berperang antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga yang satu menjadi musuh bagi yang lainnya.

Penyerahan hak pada yang mewakili terjadi karena setiap orang dalam keadaan alami menginginkan adanya jaminan keamanan terhadap hidupnya.

Page 3: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Thomas Hobbes, Leviathan (1651)

Oleh karena itu, maka mereka sebagai satu kesatuan memberikan seluruh kekuasaan (power) dan kekuatan (strength) pada seseorang atau pada sebuah majelis.

Setelah masing-masing individu memberikan kekuasaan dan menyerahkan hak kepada seseorang atau kepada majelis dengan syarat bahwa masing-masing individu memberikan haknya dan memberikan keabsahan seluruh tindakan dalam suatu cara tertentu, maka terbentuklah negara.

Page 4: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Thomas Hobbes, Leviathan (1651)

Pada saat seseorang menyerahkan haknya (yang merupakan perbuatan suka rela), maka dianggap bahwa secara timbal balik orang tersebut menerima suatu kebaikan yang diharapkannya.

Page 5: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Thomas Hobbes, Leviathan (1651)

Setiap orang tetap memiliki hak yang harus tetap dimiliki, karena jika hak tersebut dilepas, maka tidak ada kebaikan yang didapatkan oleh orang tersebut. Hobbes memberikan contoh dari hak tersebut adalah bahwa seseorang tidak dapat membiarkan orang lain membunuhnya, menganiaya, memborgol ataupun mengurung karena hal tersebut tidak membawa kebaikan apapun terhadap seseorang.

Page 6: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

John Locke, Two Treatises of Government, (London: Printed for Thomas Tegg, 1823)

Setiap manusia dalam keadaan alami memiliki kebebasan dan setara, akan tetapi keadaan sangat tidak aman karena ancaman dari orang lain, sehingga saling bergabung untuk secara bersama-sama mempertahankan hidup (lives), kebebasan (liberties) dan tanah milik (estate).

Page 7: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

John Locke, Two Treatises of Government (1690)

Beberapa individu setuju untuk membuat negara. Kekuasaan yang diberikan individu tidak akan dapat dikembalikan pada individu, akan tetapi ada pada masyarakat.

Walaupun ketika bergabung individu menyerahkan hak-haknya, penguasa tertinggi harus memerintah berdasarkan UU yang diketahui masyarakat, dan UU tersebut menjadi dasar hakim mengadili, yang bertujuan untuk kedamaian, keamanan, dan kebaikan umum masyarakat.

Page 8: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

John Locke, Two Treatises of Government (1690)

KELEBIHAN: Hak-hak yang melekat pada individu masih

dimiliki oleh para individu. Setelah negara terbentuk, maka fungsi-fungsi

dalam negara (eksekutif, legislatif, dan federatif) harus dilaksanakan secara terpisah.

Page 9: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

John Locke, Two Treatises of Government (1690)

Penguasa harus menjamin agar tercipta kedamaian, keamanan, dan kebaikan bersama dari masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh legislatif yang merupakan kekuasaan

tertinggi dalam negara.

Page 10: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

John Locke, Two Treatises of Government (1690)

KELEMAHAN: setelah hak-hak diserahkan, maka

kedaulatan berada di tangan yang mewakili

Page 11: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Jean-Jacques Rousseau, The Social Contract, (1762)

Kontrak sosial (social contract) dibuat karena orang-orang dalam keadaan alami memang ingin bersatu karena menyadari bahwa jika mereka tidak menyatukan dan menggerakkan secara bersama kekuatan yang ada, maka mereka akan musnah.

Page 12: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Jean-Jacques Rousseau, The Social Contract (1762)

Pada dasarnya rumusan kontrak sosial adalah: “Bahwa masing-masing dari kita menyerahkan diri dan seluruh kekuasaan untuk kepentingan bersama di bawah kepentingan tertinggi yaitu kehendak umum (general will), dan sebagai sebuah badan, kita menerima anggota sebagai bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan.”

Page 13: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Jean-Jacques Rousseau, The Social Contract (1762)

Kontrak sosial menyebabkan alienasi total dari setiap anggota berikut haknya.

Page 14: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Jean-Jacques Rousseau, The Social Contract (1762)

Jika dibandingkan hak yang dimiliki sebelum dan sesudah kontrak sosial, maka yang hilang dari diri manusia setelah kontrak sosial adalah kebebasan alaminya dan hak tak terbatas atas segala yang diingini dan mungkin dicapainya, sedang yang diperolehnya adalah kebebasan sipil (civil liberty) yang dibatasi oleh kehendak umum dan hak berdasarkan hukum (legal right) untuk memiliki segala yang dimilikinya yang hanya mungkin diperoleh berdasarkan akta resmi.

Page 15: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Jean-Jacques Rousseau, The Social Contract (1762)

Rakyat sebagai satu kesatuan merupakan pemegang kekuasaan tertinggi.

Perjanjian yang membuat rakyat tunduk pada pemimpinnya sama sekali bukan merupakan kontrak karena rakyat adalah pemegang kekuasaan tertinggi, sehingga pemerintahlah yang harus dikorbankan untuk rakyat dan bukan rakyat yang dikorbankan untuk pemerintah.

Page 16: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Jean-Jacques Rousseau, The Social Contract (1762)

KELEBIHAN: Rakyat adalah pemegang kedaulatan,

sehingga seluruh hak-hak berada di tangan rakyat sebagai pemegang kedaulatan

Page 17: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Jean-Jacques Rousseau, The Social Contract (1762)

KELEMAHAN: Pendapat Rousseau yang tidak mungkin

dilakukan kecuali dalam negara-kota, adalah bahwa Rousseau menginginkan rakyat secara keseluruhan dan bersama-bersama merumuskan dan merundingkan secara langsung masalah kenegaraan dan politik.

Page 18: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Jean-Jacques Rousseau, The Social Contract (1762)

Kehendak umum menyangkut kepentingan bersama, sehingga untuk benar-benar memperoleh kehendak umum, perlu diusahakan agar dalam Negara tidak ada berbagai asosiasi.

Page 19: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

John Locke, Two Treatises of Government (1690)

Memisahkan kekuasaan dalam tiap-tiap negara dalam kekuasaan legislatif, eksekutif, dan federatif.

Kekuasaan legislatif yaitu kekuasaan membuat UU.

Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan melaksanakan UU.

Kekuasaan federatif, yaitu kekuasaan yang meliputi kekuasaan mengenai perang dan damai, membuat perserikatan dan aliansi serta segala tindakan dengan semua orang dan badan-badan di luar negeri.

Page 20: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

John Locke, Two Treatises of Government (1690)

Kekuasaan legislatif merupakan lembaga yang dipilih dan disetujui oleh warga (chosen and appointed), berwenang membuat UU dan merupakan kekuasaan tertinggi dalam sebuah negara.

Kekuasaan legislatif tidak perlu dilaksanakan dalam sebuah lembaga yang permanen, selain karena bukan merupakan pekerjaan rutin, juga dikhawatirkan adanya penyimpangan kekuasaan jika dijabat oleh seseorang dalam waktu yang lama.

Page 21: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

John Locke, Two Treatises of Government (1690)

Anggota legislatif dipilih oleh rakyat dalam waktu tertentu dan jika waktu berakhir maka mereka tidak dapat berpartisipasi lagi kecuali jika dipilih kembali atau jika dikumpulkan oleh eksekutif.

Page 22: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Charles-Louis de Secondat, Baron de Montesquieu, L’Esprit des Lois, atau The Spirit of Laws (1748)

Memisahkan 3 (tiga) jenis kekuasaan, yaitu kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif dan kekuasaan yudisial.

Kekuasaan legislatif: membuat UU, dan mengubah atau menghapus UU.

Page 23: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Charles-Louis de Secondat, Baron de Montesquieu, The Spirit of Laws (1748)

Kekuasaan eksekutif: menyatakan perang atau damai, mengirimkan atau menerima duta, menjamin keamanan umum serta menghalau musuh yang masuk.

Kekuasaan yudisial: menghukum para penjahat atau memutuskan perselisihan yang timbul di antara orang perseorangan.

Page 24: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Charles-Louis de Secondat, Baron de Montesquieu, The Spirit of Laws (1748)

Seharusnya kekuasaan legislatif dilaksanakan oleh seluruh rakyat, akan tetapi itu tidak mungkin dilaksanakan pada negara yang wilayahnya luas, bahkan akan banyak ditemui kesulitan jika dilakukan di negara yang wilayahnya dianggap kecil sekalipun; hal tersebut menyebabkan rakyat harus diwakili.

Page 25: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu HTN

Representasi Formal Representasi Substantif

Page 26: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Istilah LPR

Selain istilah representative assembly, juga dikenal istilah lainnya, yaitu legislature (lembaga pembuat UU) sebagaimana yang dikemukakan oleh K.C. Wheare

Page 27: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Istilah LPR

K.C. Wheare. PARLIAMENTS AND CONGRESSES and other similar assemblies are commonly called ‘legislatures’. The use of the name is convenient and indeed justifiable, but it can mislead. For a large part of the time of this bodies is not devoted to law-making at all. One of their most important functions is to critize the executive. In some countries they make or unmake governments. They debate the great issues of public concern. They constitute ‘a grand inquest of the nation’….

Page 28: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Istilah LPR

Arend Lijphart mengemukakan pendapatnya bahwa:

“…the bicameral legislatures as a whole is usually called Congress in presidential systems…and Parliament in parliamentary systems of government. However the term “parliament “ is also often used generically as a synonym for “legislature.”….”

Page 29: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Istilah LPRDari 75 negara yang menggunakan sistem

pemerintahan parlementer: 38 negara menggunakan nama Parlemen 25 negara menggunakan nama Assembly 4 negara menggunakan nama Council 4 negara menggunakan nama Diet 2 negara menggunakan nama House of

Representative 1 negara menggunakan nama General Court 1 negara menggunakan nama Chamber of

Deputy

Page 30: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Istilah LPR

Dari 27 negara yang menggunakan sistem pemerintahan presidensil:

16 negara menggunakan nama Konggres

3 negara menggunakan nama Parlemen9 negara menggunakan nama Assembly1 negara menggunakan nama House of

Representative

Page 31: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Metode Seleksia. Semua anggota pada kamar pertama (first

chambers) dipilih secara langsung oleh pemilih.

b. Anggota-anggota kamar kedua (second chambers) bervariasi, yaitu:

i. dipilih secara langsung oleh pemilih dipilih-sebagian dan dipilih seluruhnya

ii.      dipilih secara tidak langsung garis keturunan & pengangkatan

Page 32: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Metode SeleksiGeorge Tsebelis dan Jeannette Money meneliti

golongan warga negara yang diwakili pada upper house pada 52 negara. Golongan tersebut dapat berupa:

perwakilan daerah (subnational geographics), perwakilan pekerjaan (professional

occupation), perwakilan etnis minoritas (minority ethnic

representation), dan perwakilan komunitas tertentu.

Page 33: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Arend Lijphart, Patterns of Democracy: Government Forms and Performance in Thirty-Six Countries

Dari penelitian yang dilakukan terhadap 36 negara, dari 36 negara tersebut, semua negara berbentuk federal (9 negara) menggunakan sistem bikameral; dan dari 27 negara kesatuan, 13 negara menggunakan sistem unikameral, 13 negara menggunakan sistem bikameral, dan 1 negara menggunakan sistem satu setengah kamar (Norwegia).

Page 34: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Struktur LPR Secara umum, struktur LPR di dunia

terdiri dari sistem satu kamar (unicameralism) dan sistem bikameral (bicameralism). Dari 196 negara di dunia, 76 negara menggunakan sistem bikameral, sedangkan 120 negara lainnya menggunakan sistem unikameral

Page 35: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Struktur LPR

Berdasarkan beberapa konstitusi negara di dunia, diketahui pula bahwa LPR dapat memiliki 3 kamar (tricameralism), bahkan lebih (multicameralism).

Republik Cina Taiwan berdasarkan UUD tahun 1946 memiliki 3 kamar (sebellum tahun 1991), demikian juga Konstitusi Republik Afrika Selatan Tahun 1983

Konstitusi Republik Federal Sosialis Yugoslavia tahun 1963 terdiri dari 5 kamar.

Page 36: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

Kriteria Kamar (Fatmawati)

1.  Memiliki fungsi-fungsi tersendiri.

2. Memiliki anggota tersendiri

3. Memiliki struktur kelembagaan tersendiri dan aturan-aturan tersendiri tentang prosedur dalam lembaga tersebut

Page 37: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

George Tsebelis dan Jeannette Money (Bicameralism)

Dua aspek bagi justifikasi dari sistem bikameral

Politik (political)(1) Dalam sistem bikameral, hak

veto disediakan secara kelembagaan untuk mencegah tirani mayoritas.

Page 38: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

George Tsebelis dan Jeannette Money

(2)Sistem bikameral mencegah tirani minoritas karena kedua kamar mensyaratkan adanya dukungan dari konstituen yang luas untuk mendukung pembentukan UU.

(3)Sistem bikameral mengurangi potensi tirani dari pemimpin individual karena dalam sistem bikameral setiap usulan yang dimajukan harus menghadapi berbagai alternatif yang diajukan oleh kamar kedua.

Page 39: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

George Tsebelis dan Jeannette Money (Bicameralism)

Efisiensi (efficiency)(1)Pembuat UU yang efisien

menghasilkan legislasi yang lebih baik dan hasil yang lebih stabil.

(2) Kehadiran kamar kedua menciptakan kemungkinan kontrol kualitas (quality control).

Page 40: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

George Tsebelis dan Jeannette Money (Bicameralism)

(3) Mengurangi korupsi dan memperlambat proses legislasi, karena kemungkinan dilakukannya kolusi dalam sistem bikameral lebih sulit jika dibandingkan dengan sistem unikameral.

(4)Mengurangi biaya-biaya dalam menghasilkan keputusan, sebab adanya mekanisme conference committees dalam sistem bikameral.

Page 41: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

George Tsebelis dan Jeannette Money (Bicameralism)

Checks and balances tidak akan terjadi dalam hubungan antarkamar dalam sistem bikameral jika: “In those cases where the upper house is merely consultative and the lower house has ultimate power of decision, bicameralism does not create a system of checks and balances.”

Page 42: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

George Tsebelis dan Jeannette Money, Bicameralism

Dua karakteristik khusus dalam sistem bikameral adalah sebagai berikut:

1. Keanggotaan dari kedua kamar berdasarkan metode seleksi dan kategori dari warga negara yang diwakili.

Pada sebagian besar lower house (majelis rendah) dipilih secara langsung oleh warga negara, sedangkan seleksi pada upper house (majelis tinggi) dapat melalui metode seleksi atau golongan yang diwakili (the type of representation).

Page 43: Hubungan Kedaulatan Rakyat dengan Pembentukan LPR,  dan Metode Seleksi Anggota LPR

George Tsebelis dan Jeannette Money, Bicameralism

2. Kewenangan kedua kamar yang tercermin pada mekanisme penyelesaian jika terjadi perbedaan.