hubungan halitosis dengan gingivitis

4
Hubungan Halitosis dengan gingivitis Penyebab Halitosis (Bau Mulut) Halitosis adalah bau nafas yang tidak menyenangkan yang berasal dari ndalam atau luar mulut. Halitosis hanya merupakan suatu gejala bukan suatu penyakit. Halitosis juga dapat menjadi indiaksi adanya transisi dari sehat menjadi gingivitis dan kemudian menjadi periodontitis. Dapat terjadi pada semua usia. Jika terus bertahan dapat mempengaruhi kepercayaan diri. Kondisi gingivitis ditandai dengan perubahan warna gusi yang semula merah muda menjadi lebih merah atau malah pucat. Gusi membengkak, permukaannya mengkilat dan licin, mudah berdarah, lebih lunak dari gusi normal, dan biasanya disertai dengan munculnya halitosis (bau mulut). Penyebab Halitosis Bau mulut (Halitosis) dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor fisiologis dan patologis. 1. Faktor fisiologis terdiri dari : a. Kurangnya aliran ludah selama tidur Air liur sangat penting untuk menjaga kesegaran nafas. Pengeluaran air liur akan berkurang ketika tidur, hal ini menyebabkan mulut kering dan menimbulkan bau mulut. b. Makanan Bau mulut dapat terjadi karena pengaruh makanan. Beberapa jenis makanan yang dapat menyebabkan bau mulut (Halitosis), diantaranya adalah makanan yang mengandung sulfur seperti bawang putih, kubis, brokoli serta makanan yang berbau khas seperti petai, jengkol, dan durian . c. Minuman atau alkohol Alkohol dapat mengurangi produksi air ludah sehingga mengiritasi jaringan mulut yang akhirnya semakin memperparah bau mulut. d. Kebiasaan merokok Merokok dapat memperburuk status kebersihan gigi dan mulut sehingga bisa memicu terjadinya radang gusi dan dapat berakibat terjadinya bau mulut (Soemantri, 2008).

Upload: barcim

Post on 19-Jan-2016

45 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

halitosis

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Halitosis Dengan Gingivitis

Hubungan Halitosis dengan gingivitis

Penyebab Halitosis (Bau Mulut)

Halitosis adalah bau nafas yang tidak menyenangkan yang berasal dari ndalam atau luar mulut. Halitosis hanya merupakan suatu gejala bukan suatu penyakit. Halitosis juga dapat menjadi indiaksi adanya transisi dari sehat menjadi gingivitis dan kemudian menjadi periodontitis. Dapat terjadi pada semua usia. Jika terus bertahan dapat mempengaruhi kepercayaan diri. Kondisi gingivitis ditandai dengan perubahan warna gusi yang semula merah muda menjadi lebih merah atau malah pucat. Gusi membengkak, permukaannya mengkilat dan licin, mudah berdarah, lebih lunak dari gusi normal, dan biasanya disertai dengan munculnya halitosis (bau mulut).

Penyebab Halitosis

Bau mulut (Halitosis) dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor fisiologis dan patologis.

1. Faktor fisiologis terdiri dari :a. Kurangnya aliran ludah selama tidur

Air liur sangat penting untuk menjaga kesegaran nafas. Pengeluaran air liur akan berkurang ketika tidur, hal ini menyebabkan mulut kering dan menimbulkan bau mulut.

b. MakananBau mulut dapat terjadi karena pengaruh makanan. Beberapa jenis makanan yang dapat menyebabkan bau mulut (Halitosis), diantaranya adalah makanan yang mengandung sulfur seperti bawang putih, kubis, brokoli serta makanan yang berbau khas seperti petai, jengkol, dan durian .

c. Minuman atau alkoholAlkohol dapat mengurangi produksi air ludah sehingga mengiritasi jaringan mulut yang akhirnya semakin memperparah bau mulut.

d. Kebiasaan merokokMerokok dapat memperburuk status kebersihan gigi dan mulut sehingga bisa memicu terjadinya radang gusi dan dapat berakibat terjadinya bau mulut (Soemantri, 2008).

e. MenstruasiWanita dalam masa haid (menstruasi) dapat mengalami bau mulut (halitosis) disebabkan karena sekresi air ludah dalam mulut berkurang sebagai akibat kekacauan endokrin yang pada kenyataannya menguntungkan pertumbuhan kuman anaerob, sehingga halitosis sudah pasti akan terjadi

2. Faktor patologis terdiri dari :a. Oral hygiene buruk

Kebersihan mulut yang tidak baik dapat menyebabkan terjadinya halitosis, misalnya karena sisa-sisa makanan yang menempel dan sulit dibersihkan terutama pada gigi berbehel.

b. Plak

Page 2: Hubungan Halitosis Dengan Gingivitis

Plak adalah suatu deposit lunak yang terdiri atas kumpulan bakteri yang berkembangbiak diatas suatu matrik yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi apabila seseorang mengabaikan kebersihan gigi dan mulutnya.

c. KariesKaries gigi adalah suatu penyakit yang merupakan interaksi dari 4 faktor yaitu:Host (penjamu), Agent (penyebab), Enviorenment (lingkungan) dan Time (waktu) yang menghasilkan kerusakan pada jaringan keras gigi yang tidak bisa pulih kembali yaitu email, dentin dan sementum.Gigi yang terserang karies (rusak atau berlubang) dapat menjadi salah satu sumber bau mulut. Lubang pada gigi tersebut dapat menjadi penyimpanan makanan yang menjadi tempat kuman memperoleh media untuk proses makanan serta menjadi tempat kuman memperoleh media untuk proses pembusukan dan berkembangbiak. Bau dari gigi berlubang secara langsung dapat dirasakan sendiri oleh individu yang bersangkutan.

Lima strategi umum yang merupakan kunci dalam mencegah terjadinya karies gigi :

Menjaga kebersihan mulut : Kebersihan mulut yang baik mencakup gosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur malam serta membersihkan plak dengan benang gigi (flossing) setiap hari.

Makanan : Semua karbohidrat dapat menyebabkan kerusakan gigi, tetapi yang paling jahat adalah gula. Gula sederhana termasuk gula meja (sukrosa), gula didalam madu (levulosa dan dekstrosa), buah-buahan (fruktosa) dan susu (laktosa) memiliki efek yang sama terhadap gigi.

Fluor : Fluor menyebabkan gigi terutama email tahan terhadap asam yang menyebabkan terbentuknya karies. Efektif mengkonsumsi fluor pada saat gigi sedang tumbuh dan mengeras yaitu sampai usia 11 tahun.

Penambalan : Penambalan dapat digunakan untuk melindungi lekukan pada gigi belakang yang sulit dijangkau.

Terapi antibakteri : Orang-orang yang cenderung menderita karies gigi perlu diberikan terapi antibakteri. Daerah yang rusak dibuang dan semua lubang di tambal serta lekukan ditambal maka diberikan obat kumur yang kuat (chlorhexidine) selama beberapa minggu untuk membunuh bakteri didalam plak yang tersisa.

d. BakteriBakteri adalah penyebab utama Halitosis. Bakteri ini hidup dan berkembangbiak di dalam mulut dengan memakan sisa protein makanan yang melekat di celah gigi dan gusi.Bakteri dalam ludah bukan karena kuman tersebut ikut diproduksi bersama ludah dalam kelenjar ludah, tetapi oleh karena mulut selalu berhubungan dengan udara terbuka maka memudahkan masuknya berbagai kuman dari udara luar tersebut. Kuman di dalam mulut yang

Page 3: Hubungan Halitosis Dengan Gingivitis

terbanyak adalah berada didalam plak. Kuman plak terdapat 100 kali lebih banyak dibanding yang ada dalam ludah.

e. GingivitisGingivitis adalah awal penyakit gusi akibat kuman yang berada dalam plak ditandai dengan gusi merah, bengkak dan berdarah. Gingivitis adalah peradangan pada gingiva yang menunjukkan adanya tanda-tanda penyakit/kelainan pada gingiva. Gingivitis disebabkan oleh plak dan di percepat dengan adanya faktor-faktor iritasi lokal dan sistemik4) Rongga hidung dan sinus, baik oleh benda asing yang tertinggal di dalam maupun dari infeksi yang menghasilkan nanah. Jika infeksi dalam sinus, pernanahan dalam sinus bisa berkepanjangan, bau yang dihasilkan sebenarnya dari rongga hidung tapi bisa terkesan dari mulut. Dibutuhkan antibiotika jangka panjang, atau irigasi sinus sampai bersih.

Sumber:: http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2013/07/bau-mulut-halitosis-dan cara.html#ixzz2yaE4LGOq