hubungan antara konformitas dalam media sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media...

153
Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan Persepsi Tubuh pada Remaja di Sekolah Homogen Perempuan di Yogyakarta Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh: Bayu Indrarini 139114096 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 07-Dec-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan Persepsi Tubuh

pada Remaja di Sekolah Homogen Perempuan di Yogyakarta

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

Disusun Oleh:

Bayu Indrarini

139114096

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

ii

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

iii

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN MOTTO

Work hard in silence.

Let your success be your noise. -Frank Ocean-

One day you will thank yourself

for never giving up. -unknown-

Nikmati saja setiap “hadiah-Nya” -Penulis-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Yesus Kristus Juru Selamatku

Semesta

Keluargaku tercinta

Orang-orang yang ku sayang

Diriku sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

vi

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DALAM MEDIA SOSIAL

DAN PERSEPSI TUBUH PADA REMAJA DI SEKOLAH

HOMOGEN PEREMPUAN DI YOGYAKARTA

Bayu Indrarini

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara konformitas dalam media

sosial dan persepsi tubuh remaja perempuan. Hipotesis penelitian ini adalah

terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara konformitas dalam media

sosial dan persepsi tubuh pada remaja perempuan. Partisipan dalam penelitian ini

berjumlah 246 remaja yang berusia 13-21 tahun dan sedang bersekolah di sekolah

homogen perempuan di Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan teknik

convenience sampling sebagai metode pemilihan partisipan. Alat pengumpulan

data yang peneliti gunakan adalah skala konformitas dalam media sosial yang

terdiri dari 34 item dengan koefisien reliabilitas 0.932 dan skala persepsi tubuh

yang terdiri dari 37 item dengan koefisien reliabilitas 0.852. Uji hipotesis

menggunakan analisis non parametrik spearman’s rho dan menghasilkan koefisien

korelasi 0.089 dengan nilai signifikansi 0.082. Hasil analisis data menunjukkan

bahwa hipotesis awal dari penelitian ini ditolak atau tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja

di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor usia, sosiokultural, norma

sosial, dan keinginan individuasi merupakan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi hasil penelitian.

Kata kunci: konformitas, persepsi tubuh, remaja, sekolah homogen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

vii

THE CORRELATION BETWEEN CONFORMITY IN SOCIAL MEDIA

AND BODY IMAGE ON ADOLESCENT AT GIRL’S

HOMOGENEOUS SCHOOL IN YOGYAKARTA

Bayu Indrarini

ABSTRACT

This research aims to see the correlation between conformity in social media and

body image in adolescent girls. The hypothesis of this study is that there is a

negative and significant relation between conformity in social media and body

image in adolescent girls. Participants in this research are 246 adolescent girls

aged 13-21 years old who are currently studying in homogeneous school in

Yogyakarta. This research used convenience sampling technique as a method to

select participant. Researcher used conformity in media social scale and body

image scale to collect the data. Conformity in social media scale consists of 34

items, it has 0.932 reliability coefficient and body image scale consists of 37 items

with 0.852 reliability coefficient. The hypothesis uses Spearman’s rho non

parametric test analysis and produces 0.089 correlation coefficient with 0.082

significant value. The data analysis result shows that the initial hypothesis of this

study is rejected or there is no significant relationship between conformity in

social media and body image in adolescent at girl’s homogeneous school in

Yogyakarta. Age, sociocultural, social norms, and individuation desire are factors

that can influence the result of research.

Keyword: adolescence, body image, conformity, girl’s homogeneous school

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

viii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Yesus Kristus yang selalu

membimbing penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas

penyertaan-Mu dalam setiap usaha penulis sehingga pada akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Bagi penulis, penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan antara

Konformitas dalam Media Sosial dan Persepsi Tubuh pada Remaja di Sekolah

Homogen Perempuan di Yogyakarta” ini merupakan suatu tantangan. Walaupun

tidak mudah, tetapi peneliti berhasil menyelesaikannya. Penulis juga menyadari

bahwa proses penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Dr. Titik Kristiyani M.Psi., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma.

2. Monica Eviandaru Madyaningrum Ph.D., selaku Kepala Program Studi

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

3. P. Henrietta P.D.A.D.S, S.Psi., M.A., selaku Wakil Kepala Program Studi

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

4. Edward Theodorus M.App.Psy., selaku dosen pembimbing skripsi. Terima

kasih atas kesediaan dan kesabaran bapak dalam membimbing dan

memberikan masukan selama proses pengerjaan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

x

5. Dr. Tjipto Susana, M.Si. dan Diana Permata Sari, S.Psi., M.Sc., selaku

dosen penguji. Terima kasih atas waktu yang telah ibu luangkan untuk

menguji dan memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.

6. Timotius Maria Raditya Hernawa M.Psi., selaku Dosen Pembimbing

Akademik dan kepala Pusat Pelayanan Tes dan Konsultasi Psikologi

(P2TKP) Sanata Dharma. Terima kasih atas bimbingan dan kepercayaan

bapak selama ini.

7. Prof. Dr. Augustinus Supratiknya, selaku Dosen Pembimbing Akademik.

Terima kasih atas bimbingan dan bantuan bapak selama beberapa semester

terakhir ini.

8. Dr. Yohannes Babtista Cahya Widiyanto M.Si., yang telah memberikan

kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk belajar dan

berkembang di P2TKP. Terima kasih atas bimbingan serta ilmu yang

diberikan.

9. Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima

kasih atas segala bimbingan dan pembelajaran selama proses perkuliahan.

10. Segenap Karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Terkhusus kepada Bu Nanik, Pak Sidiq, Mas Gandung, dan Mas Muji.

Terima kasih banyak atas bantuan dalam segala hal yang berkaitan dengan

administrasi dan urusan laboratorium.

11. Tidak Lupa untuk Pak Gik, yang selama penulis kuliah sampai beliau

pensiun dengan senang hati selalu menawarkan membukakan lift dengan

kartu identitas beliau saat penulis kuliah jam 7 pagi di lantai 4. Selain itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

xi

untuk Pak Boni, terima kasih atas bantuan bapak berkaitan dengan sarana

dan prasarana selama penulis bertugas di P2TKP.

12. Kepada Ibu Eny dan Bapak Darmanto, kedua orang tua tercinta yang

selalu memberikan kepercayaan, dukungan, dan pengertian kepada saya

sehingga saya jarang mendengar pertanyaan “Kapan lulus?” dari beliau

berdua. Hal tersebut membuat penulis cukup tenang. Terima kasih.

13. Kepada Mas Sinung, yang selalu gengsi untuk menunjukkan perhatian

kepada adiknya. I know you love me hehehe.

14. Kepada Mas Angga yang selalu mau direpoti untuk membantu saya

mengurus ini itu. Terima kasih atas dukungannya, maaf merepotkan.

15. Kepada rekan kerja serasa keluarga saya di P2TKP yang sangat banyak

jika disebutkan satu persatu. Terima kasih atas dinamika selama dua tahun

ini, senang mengenal kalian. Untuk adik-adikku yang masih bertugas,

semangat ya.

16. Untuk Dea Ruth, Maria Ika, Liliani Luky, Dewi Ayu, Pancaring, Koleta

Acintya, Age Tiara, Andreas, Theresia Wira, dan Robertus Doni. Terima

kasih atas semangat yang kalian berikan. Sukses selalu. See you on top.

17. Untuk teman-teman satu bimbingan, terima kasih atas keseruannya saat

ambil undian untuk bimbingan. Memang ngeri-ngeri sedap kok kalau

ambil undian hari ini dan sorenya langsung bimbingan. Semangat nyekrip,

jangan kasih kendor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

xii

18. Untuk teman-teman Psikologi 2013, khususnya kelas B terima kasih atas

dinamika saat proses perkuliahan. Sukses terus untuk kalian di mana pun

kalian berada.

19. Untuk semua pihak yang telah berperan dan membantu dalam pengerjaan

skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas

doa dan dukungannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................. vi

ABSTRACT ............................................................................................................ vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................. viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL............................................................................................... xviii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Pengantar ....................................................................................................... 1

B. Latar Belakang ............................................................................................... 4

C. Rumusan Permasalahan ............................................................................... 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

xiv

D. Ruang Lingkup ............................................................................................ 22

E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 22

F. Pertanyaan Penelitian................................................................................... 22

G. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 23

1. Bagi Orang tua ........................................................................................ 23

2. Bagi Guru, dan Dinas Pendidikan ........................................................... 23

3. Bagi Ilmuwan dan Praktisi Psikologi ...................................................... 24

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 25

A. Pengantar ..................................................................................................... 25

B. Remaja Siswi Sekolah Homogen ................................................................ 26

1. Perspektif Perkembangan........................................................................ 26

2. Perspektif Sosial...................................................................................... 28

3. Remaja Siswi Sekolah Homogen ............................................................ 29

C. Persepsi Tubuh ............................................................................................. 31

1. Definisi Persepsi Tubuh .......................................................................... 31

2. Aspek-Aspek Persepsi Tubuh ................................................................. 32

3. Faktor-faktor Persepsi Tubuh .................................................................. 36

4. Proses dan Dampak ................................................................................. 39

D. Persepsi Tubuh Remaja Siswi Sekolah Homogen ....................................... 42

E. Konformitas ................................................................................................. 44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

xv

1. Definisi Konformitas .............................................................................. 45

2. Aspek-aspek Konformitas ....................................................................... 46

3. Faktor-faktor Konformitas ...................................................................... 50

4. Proses dan Dampak ................................................................................. 53

F. Konformitas Remaja Siswi Sekolah Homogen ........................................... 55

G. Hubungan Antara Konformitas dan Persepsi Tubuh Remaja Siswi Sekolah

Homogen ........................................................................................................... 56

H. Kerangka Konseptual................................................................................... 58

I. Hipotesis ...................................................................................................... 61

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 62

A. Pengantar ..................................................................................................... 62

B. Rancangan Penelitian................................................................................... 62

C. Partisipan ..................................................................................................... 63

1. Populasi ................................................................................................... 63

2. Sampel..................................................................................................... 64

D. Identifikasi dan Definisi Variabel Penelitian ............................................... 64

1. Identifikasi Variabel ................................................................................ 64

2. Definisi Operasional ............................................................................... 65

E. Prosedur Pelaksanaan .................................................................................. 67

F. Pengumpulan Data ....................................................................................... 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

xvi

1. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 69

2. Alat Pengumpulan Data .......................................................................... 69

G. Validitas dan Reliabilitas ............................................................................. 78

1. Validitas Skala ......................................................................................... 78

2. Reliabilitas Skala .................................................................................... 79

3. Daya Diskriminasi Item .......................................................................... 81

H. Metode Dan Teknik Analisis Data ............................................................... 84

1. Uji Asumsi .............................................................................................. 84

2. Uji Hipotesis ........................................................................................... 85

I. Pertimbangan Etis ........................................................................................ 85

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 88

A. Pengantar ..................................................................................................... 88

B. Hasil Penelitian ............................................................................................ 88

1. Deskripsi Partisipan Penelitian ............................................................... 88

2. Uji Normalitas ......................................................................................... 90

3. Uji Linearitas .......................................................................................... 91

4. Deskripsi Data Penelitian ........................................................................ 92

5. Uji Hipotesis ........................................................................................... 93

C. Analisis Tambahan ....................................................................................... 94

D. Pembahasan ................................................................................................. 96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

xvii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 100

A. Kesimpulan ................................................................................................ 100

B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 101

C. Saran .......................................................................................................... 103

1. Bagi Remaja .......................................................................................... 103

2. Bagi Orang Tua ..................................................................................... 104

3. Bagi Guru Bimbingan Konseling, dan Dinas Pendidikan .................... 104

4. Bagi komunitas Ilmuwan Psikologi ...................................................... 105

D. Komentar Penutup ..................................................................................... 106

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 107

LAMPIRAN ......................................................................................................... 113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Penskoran Skala Konformitas ................................................................... 70

Tabel 2 Blue print Skala Konformitas .................................................................... 71

Tabel 3 Sebaran Item Skala Konformitas untuk Uji Coba ..................................... 73

Tabel 4 Tabel Penskoran Skala Persepsi tubuh ...................................................... 74

Tabel 5 Blue print Skala Persepsi Tubuh ............................................................... 75

Tabel 6 Sebaran Item Skala Persepsi Tubuh untuk Uji Coba ................................. 77

Tabel 7 Reliabilitas skala Konformitas .................................................................. 80

Tabel 8 Reliabilitas skala Persepsi tubuh ............................................................... 80

Tabel 9 Sebaran Item Skala Konformitas Setelah Seleksi Item ............................. 82

Tabel 10 Sebaran Item Skala Persepsi tubuh Setelah seleksi item......................... 83

Tabel 11 Rentang Usia Partisipan .......................................................................... 89

Tabel 12 Asal Sekolah Partisipan ........................................................................... 89

Tabel 13 Hasil Uji Normalitas Residu ................................................................... 90

Tabel 14 Hasil Uji Linearitas Data Penelitian ........................................................ 91

Tabel 15 Hasil Pengukuran Deskripsi Variabel Konformitas dan Persepsi tubuh . 92

Tabel 16 Uji Hipotesis Data Penelitian .................................................................. 93

Tabel 17 Kategorisasi Konformitas Berdasarkan Mean Empiris ........................... 94

Tabel 18 Pembagian Kategori berdasarkan Skala Konformitas ............................. 94

Tabel 19 Kategorisasi Persepsi Tubuh Berdasarkan Mean Empiris ....................... 95

Tabel 20 Pembagian Kategori berdasarkan Skala Persepsi tubuh ......................... 95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan Persepsi Tubuh

Remaja Siswi Sekolah Homogen……………………………..………61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Reliabilitas Skala Penelitian ............................................................. 114

Lampiran 2 Uji Normalitas dan Linearitas........................................................... 118

Lampiran 3 Uji T ................................................................................................. 119

Lampiran 4 Kategorisasi Partisipan .................................................................. 120

Lampiran 5 Google form online ......................................................................... 121

Lampiran 6 Informed Concent ........................................................................... 122

Lampiran 7 Item Skala Penelitiam ...................................................................... 125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengantar

Penelitian ini membahas mengenai persepsi remaja perempuan terhadap

tubuh mereka, khususnya pada siswi sekolah homogen di Yogyakarta. Ada empat

alasan yang mendasari peneliti mengambil topik tersebut, yaitu; 1) peneliti merasa

prihatin dan penasaran ketika melihat remaja yang berdandan layaknya orang

dewasa sehingga terkesan membuang waktu, 2) peneliti merasa kagum pada

remaja yang berdandan apa adanya tetapi memiliki banyak prestasi, 3) peneliti

merasakan pergulatan yang serupa dengan remaja perempuan tersebut mengenai

penilaian akan penampilan fisik, 4) penelitian ini merupakan usaha dari peneliti

untuk mengurangi rasa prihatin serta memuaskan rasa ingin tahu mengenai

penilaian remaja perempuan terhadap tubuhnya. Yang pertama, peneliti merasa

prihatin ketika melihat perempuan yang masih berusia remaja berdandan secara

berlebihan dan terlihat jauh lebih tua dari usia aslinya. Selain itu, ada pula

beberapa remaja yang sengaja menggunakan baju-baju ketat dan mini hanya untuk

mengikuti tren yang sedang berlangsung. Peneliti menganggap bahwa

berpenampilan secara berlebihan tersebut merugikan bagi remaja karena akan

membuang waktu dan juga uang jajan yang diberikan orang tua. Saat ini banyak

bermunculan kabar mengenai remaja yang memaksakan diri baik dari segi waktu

bahkan finansial hanya untuk berdandan agar memiliki penampilan yang dianggap

kekinian. Waktu dan juga dana yang remaja perempuan keluarkan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

2

berdandan sebenarnya dapat digunakan untuk mengembangkan bakatnya, selain

itu uang yang biasa digunakan untuk membeli make up dapat juga digunakan

untuk menyalurkan hobinya.

Kedua, peneliti merasa kagum dan cenderung menilai positif para remaja

perempuan yang berdandan sesuai dengan kenyamanan dirinya. Tidak semua

remaja perempuan merasa nyaman menggunakan make up dan berdandan

berlebihan. Ada beberapa remaja perempuan yang lebih nyaman ketika ia

berpenampilan sederhana seakan tidak memakai make up, mengenakan pakaian

santai, dan tidak mengikuti tren yang sedang berlangsung. Walaupun

berpenampilan tidak serupa dengan tren fashion kekinian, beberapa teman peneliti

tersebut memiliki prestasi menonjol di bidang akademik dan/atau olahraga. Dari

perbincangan peneliti dengan beberapa teman, terungkap bahwa mereka merasa

waktu yang digunakan untuk berdandan dapat mereka gunakan untuk kegiatan

lain yang lebih bermanfaat dan dapat mengasah kemampuan mereka. Hal tersebut

yang membuat peneliti kagum pada remaja perempuan yang berani tampil apa

adanya namun memiliki prestasi yang menonjol.

Ketiga, pergulatan remaja perempuan dengan bentuk tubuh dan

penampilan juga dirasakan oleh peneliti. Sebagai seorang perempuan, peneliti

juga pernah merasa kurang puas dengan bentuk tubuh yang dimiliki dan terkadang

membuat peneliti merasa kebingungan ketika menentukan riasan dan busana yang

cocok. Peneliti juga beberapa kali mengikuti anjuran diet untuk mengurangi berat

badan agar dapat dinilai memiliki tubuh yang ideal. Rasa tidak percaya diri

muncul ketika peneliti mencoba baju-baju di sebuah toko baju dan kebanyakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

3

baju yang peneliti coba ternyata tidak cocok dan beberapa tidak cukup untuk

peneliti kenakan. Saat itu peneliti berpikir bahwa peneliti memiliki bentuk tubuh

yang tidak ideal karena tidak sesuai dengan ukuran baju-baju yang dijual di toko

tersebut. Selain itu, pernyataan dari orang-orang di sekitar peneliti mengenai

bentuk tubuh peneliti saat ini juga membuat peneliti semakin tidak percaya diri.

Ketertarikan untuk mendalami tentang persepsi tubuh menjadi salah satu alasan

peneliti untuk melakukan penelitian ini.

Dan yang keempat, peneliti berusaha untuk mengurangi rasa prihatin serta

memuaskan rasa ingin tahu mengenai remaja perempuan yang berdandan secara

berlebihan. Sebagai mahasiswa psikologi peneliti dapat memaparkan proses dan

dampak pada remaja perempuan ketika menilai tubuhnya berdasarkan literatur

yang ada. Peneliti ingin melihat apakah remaja perempuan pada saat ini hanya

mengikuti temannya dalam hal penampilan atau mereka sudah berdandan dan

berpenampilan sesuai dengan kenyamanannya. Peneliti mencoba untuk

mengetahui perilaku seorang remaja perempuan ketika mengikuti suatu tren

terutama dalam hal fashion melalui skala yang peneliti buat. Selain itu, remaja

diharapkan dapat melakukan refleksi pribadi dengan mengacu pada hasil

penelitian ini sehingga remaja perempuan dapat melihat dan memperkirakan

dalam kategori mana ia menilai tubuhnya, apakah rendah, sedang, atau tinggi.

Dari empat hal yang sudah peneliti jelaskan di atas, dapat dilihat bahwa

peneliti memiliki ketertarikan akan persepsi tubuh remaja perempuan. Peneliti

juga menggunakan penelitian ini sebagai wadah untuk memberikan informasi

mengenai persepsi tubuh pada remaja perempuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

4

Setelah menerangkan ketertarikan pribadi peneliti, pada bagian selanjutnya

dari bab ini akan dipaparkan berbagai informasi terkait hal-hal yang mendasari

penelitian dan kejelasan mengenai batasan-batasan penelitian ini. Pemaparan

dimulai dari latar belakang, rumusan permasalahan, dan pertanyaan penelitian.

B. Latar Belakang

Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan fenomena-fenomena yang

terjadi di masyarakat berkaitan dengan kepuasan terhadap tubuh. Peneliti akan

membahas mengenai fenomena remaja yang menggunakan make up secara

berlebihan, mengenakan seragam ketat, dan bahkan melakukan operasi plastik.

Akhir-akhir ini muncul fenomena baru yang beredar di media sosial, yaitu potret

remaja perempuan usia Sekolah Menengah Atas (SMA) yang mengenakan rok

dan seragam ketat lalu berpose seakan menunjukkan lekuk tubuhnya (Aladhi,

2016; Wirman, 2016). Seperti yang disampaikan oleh Wirman (2016) di kota

Bogor masih banyak siswa yang mengenakan seragam tidak sesuai dengan

peraturan sekolah. Hal tersebut membuat pihak sekolah terutama guru Bimbingan

dan Konseling kewalahan untuk menegur siswa-siswinya. Fenomena yang muncul

seakan menjadi tren di kalangan pelajar. Prasetya (2013) mengatakan bahwa

tayangan media yang dilihat oleh remaja akan menimbulkan rasa penasaran yang

besar, remaja yang cenderung ingin mencoba dan melakukan apa yang ia lihat

agar disebut sebagai remaja kekinian. Wirman (2016) juga mengatakan bahwa

pembina OSIS SMA di Bogor tersebut telah mencoba untuk menegur, akan tetapi

siswa-siswinya tetap mengenakan seragam yang tidak sesuai dengan peraturan di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

5

sekolahnya. Lebih parahnya, ternyata siswa maupun siswi di sekolah tersebut rela

membawa dua seragam sekolah untuk menghindari teguran gurunya.

Tidak hanya berseragam ketat saja, tetapi remaja perempuan juga sudah

mulai belajar menggunakan make up. Menurut Asrianti (2018) perilaku berdandan

merupakan salah satu indikasi bahwa seorang perempuan memiliki penilaian dan

ketidakpuasan terhadap tubuhnya. Berdasarkan situs gaya hidup Nuyoo, 66% dari

852 perempuan muda mulai memakai kosmetik antara usia 13 sampai 15 tahun.

Sementara 11% lainnya mulai berias antara umur 10 sampai 12 tahun (Asrianti,

2018). Remaja menghabiskan waktunya kurang lebih satu jam untuk berdandan

(Gentina, Palan, & Fosse-Gomez, 2012). Selain waktu yang cukup banyak

terbuang, ternyata remaja perempuan juga mengeluarkan uang yang lumayan

banyak untuk merias dirinya. ZAP Clinic bersama MarkPlus melakukan survei

dan menunjukkan hasil bahwa perempuan yang memasuki usia 18 tahun, dalam

sebulan remaja akan menghabiskan uang kurang dari 1 juta rupiah untuk

berbelanja kebutuhan sehari-hari. Menariknya, 40% dari uang belanja bulanan

tersebut digunakan untuk membeli produk fashion dan kecantikan. Biasanya,

biaya yang mereka habiskan adalah sebesar Rp. 200.000,- hingga Rp. 399.000,-

(Dimara, 2018).

Featherstone (1999 dalam Grogan, 2008) yang mengatakan bahwa ada

peningkatan besar dalam praktik modifikasi tubuh atau dalam hal ini termasuk

penyisipan implan, branding, tattoo, dan tindik. Hal tersebut dikonfirmasi dengan

berita yang cukup mengagetkan dari seorang remaja perempuan asal

Middlesbrough, North Yorkshire yang rela mengeluarkan uang senilai 15 ribu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

6

poundsterling atau sekitar 279 juta rupiah untuk mengubah dirinya menjadi seperti

artis idolanya (Siahaan, 2018). Di tempat lain yaitu Praha, Republik Ceko ada

pula seorang gadis yang menghabiskan uang sekitar seribu poundsterling atau

setara 19 juta rupiah dalam sebulan untuk melakukan operasi plastik agar dirinya

terlihat seperti boneka barbie (Ambar, 2018).

Selain itu, American Academy of Plastic Facial and Reconstructive

Surgery (AAFPRS) menemukan bahwa tekanan untuk menampilkan hasil swafoto

yang sempurna di media sosial, membuat permintaan operasi plastik semakin

meningkat (Ardina, 2017). Alasan para pasien melakukan operasi plastik adalah

agar tampak sempurna ketika melakukan swafoto, dan pantas diunggah di

Instagram, Snapchat maupun Facebook. American Society of Plastic Surgeons

menunjukkan semakin banyak orang dewasa muda di bawah usia 30 tahun dan

remaja yang memilih untuk melakukan koreksi estetika seperti pembesaran

payudara, sedot lemak, pengecilan perut, suntik botoks, sampai pengencangan

wajah. Kebanyakan pasien semakin merasa mantap untuk melakukan operasi

plastik karena telah mendapatkan banyak informasi dan berkonsultasi dengan

temannya melalui media sosial (Ardina, 2017).

Remaja rela menghabiskan waktu dan uang agar dirinya terlihat lebih

menarik dan sesuai dengan harapannya mengenai penilaian bentuk tubuh ideal.

Dalam harian kompas online dikatakan bahwa telah dilaksanakan sebuah riset

mengenai pandangan cantik pada awal bulan Mei 2017 lalu di 11 kota besar di

Indonesia yang meliputi Medan, Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

7

Denpasar dan Makassar. Riset pemasaran ini dilakukan oleh Sigma Research

terhadap 1200 responden wanita yang memiliki rentang usia 15-55 tahun. Dari

hasil riset dapat diketahui bahwa 40% responden mendefinisikan kecantikan

berdasarkan kondisi fisik, 14.8% mendefinisikan kecantikan berdasarkan

kepribadian yang menarik, sedangkan yang menganggap perilaku ramah sebagai

tolok ukur cantik hanya 9.5%. Sementara kemampuan intelektual sepertinya tidak

terlalu dianggap sebagai salah satu sifat yang menentukan definisi cantik, karena

yang menganggap orang cerdas sebagai orang cantik hanya 6.1% (Lemmung,

dalam Wisnubrata 2017). Hal tersebut diperkuat dengan pesan di media yang

mengatakan bahwa seorang wanita cantik ketika memiliki tubuh yang kurus,

berkulit putih, gigi rapi, dan juga rambut yang mengkilap (Matlin, 2012). Oleh

karena itu, bukanlah suatu hal yang mengherankan apabila seorang remaja

perempuan mulai belajar merawat dirinya agar terlihat lebih menarik menurut

lingkungan sosialnya. Dari contoh-contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa

remaja sangat dekat dengan media khususnya media sosial. Suatu keinginan untuk

tampil sempurna dan ditunjang dengan lengkapnya informasi yang disediakan

oleh media maka menguatlah keinginan untuk mempercantik diri meskipun harus

mengeluarkan banyak biaya.

Akan tetapi, jika remaja kurang mendapatkan pendampingan maka akan

timbul berbagai persoalan seperti yang dikatakan Rully (2017) mengenai seorang

remaja usia 20 tahun asal Malaysia yang menjadi korban akibat memakai make up

berupa masker muka dengan harga murah yang ia beli di pasar malam. Setelah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

8

ditelusuri diduga dalam kosmetik tersebut terdapat zat tretinoin yang biasa

digunakan untuk obat jerawat akan tetapi sangat kuat efek sampingnya. Hal itu

berakibat wajah remaja tersebut menjadi kemerahan dan berlendir serta nanah

kering bertumpuk-tumpuk pada wajahnya.

Fenomena yang terjadi di masyarakat seperti di atas menunjukkan bahwa

terlalu mementingkan penampilan fisik akan berdampak negatif bagi remaja

perempuan dan cenderung merugikan baik itu secara fisik dan juga material. Akan

tetapi, untuk mengesampingkan penampilan, tampaknya akan sulit untuk

dilakukan oleh remaja perempuan karena salah satu tugas perkembangannya

adalah ia harus membiasakan diri dan menerima segala perubahan yang terjadi

karena pada usianya ia akan merasakan banyak perubahan baik secara fisik dan

juga psikologis (Stolz & Stolz, 1951 dalam Hurlock, 1973).

Dalam perkembangannya remaja akan mengalami tiga perubahan besar

dalam dirinya yaitu perubahan dari segi fisik, kognitif, dan juga sosial (Hurlock,

1973). Dari segi fisik, remaja perempuan akan mengalami menarche (menstruasi

pertama), dan yang paling sering dikeluhkan adalah terjadinya perubahan

perasaan yang tiba-tiba (mood swing) saat menjelang hari datang bulan (Matlin,

2012). Menarche akan membawa perubahan-perubahan fisik remaja perempuan

seperti perubahan suara, membesarnya payudara, dan juga bertumbuhnya rambut

halus di bagian kemaluan dan ketiak. Bayaknya perubahan yang terjadi, umumnya

membuat remaja merasa tidak nyaman. Dalam menjalani perubahan fisiknya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

9

remaja perempuan sering merasa kebingungan dengan apa yang terjadi pada

dirinya. Hal tersebut terkonfirmasi dengan wawancara awal dengan Delima.

“…waktu aku pertama kali mens, aku tu kaget plus bingung gitu, terus

nanya ke mamah ini tu kenapa? Terus mamah bilang oo.. itu biasa kok

buat anak perempuan. Nah, waktu mamah bilang gitu aku jd lega

gitu…”(Delima,15 tahun).

Delima mengatakan bahwa ia merasa kebingungan untuk menyesuaikan

diri dengan perubahan tubuhnya ketika SMP dan bahkan ia sempat merasa gelisah

serta bingung saat mengalami menarche. Akan tetapi kebingungannya

terpecahkan ketika ada orang dewasa yang mendampingi yaitu ibunya.

Selain mengalami menarche dan perubahan bentuk pada tubuh, pada usia

remaja umumnya perempuan juga mengalami perkembangan pada cara

berpikirnya, sehingga remaja perempuan dapat berpikir mengenai hal-hal yang

lebih kompleks (Matlin, 2012). Seperti yang dikatakan oleh Delima, ketika ia

sudah memasuki usia remaja ia mulai dapat memperkirakan sebab dan akibat dari

perilakunya berdasar pada nilai-nilai di lingkungannya.

“…jadi setelah mens itu kan aku masuk SMP, nah pas SMP tu mulai bisa

mikir kalo aku ngelakuin gini nanti jadinya gimana ya?...” (Delima, 15

tahun).

Ketika memasuki usia remaja seseorang akan mengalami perubahan pada

cara berpikirnya berkaitan dengan kondisi fisik, psikologis, dan lingkungan

sosialnya (Markus, 2008 dalam Matlin, 2012). Markus (2008, dalam Matlin,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

10

2012) juga mengatakan bahwa kemampuan berpikir kompleks akan berpengaruh

pada pencarian identitas diri. Identitas tersebut akan melekat pada diri remaja

seperti, asal kota kelahiran, suku, dan juga agama. Oleh karena itu akan ada

perbedaan perilaku yang dimunculkan oleh masing-masing remaja perempuan

sesuai dengan karakteristik budaya di tempat tinggalnya.

Selain perubahan fisik dan kognitif, remaja perempuan juga mengalami

perubahan pada interaksi sosialnya. Remaja perempuan menaruh perhatian pada

interaksi sosialnya baik itu dalam keluarga dan juga pertemanan. Bagi remaja

perempuan, teman dekat memiliki peran yang penting dalam kehidupannya oleh

sebab itu pertemanan remaja perempuan terlihat jauh lebih intim jika

dibandingkan dengan remaja laki-laki. Hal tersebut sesuai dengan yang telah

disampaikan Hurlock (1973) bahwa teman dekat akan memberikan lingkungan

yang suportif. Ketika remaja perempuan berkumpul biasanya mereka melakukan

hal yang sama-sama mereka sukai seperti menonton film, makan bersama,

membicarakan mengenai busana dan juga membicarakan mengenai lawan jenis.

Selain bersosialisasi dengan teman yang memiliki jenis kelamin yang sama, pada

usia transisi ini remaja juga sudah mulai mencoba memikirkan dan menjalani

relasi romantis seperti yang dikatakan oleh Lavender:

“…setelah mens dulu itu, aku jadi mulai suka sama cowok mbak

hehehe …” (Lavender, 18 tahun).

Dengan malu-malu Lavender mengatakan bahwa ia mulai memikirkan

tentang lawan jenisnya setelah ia mengalami menarche. Hal tersebut membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

11

remaja perempuan lebih memperhatikan penampilannya agar dapat menarik

perhatian dari lawan jenisnya (Hurlock, 1973). Hal-hal yang biasanya dilakukan

oleh remaja perempuan untuk menarik perhatian dari lawan jenis adalah mereka

mulai belajar menggunakan make up dan juga memakai baju yang akan

menunjang penampilan mereka. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Delima yang

mengatakan bahwa teman-teman sekolahnya mulai belajar berdandan saat jam

istirahat berlangsung, dan riasan tersebut dibiarkan hingga jam pulang sekolah.

Untuk melihat bagaimana remaja menilai tubuhnya, tiga aspek di atas

dapat dia jadikan acuan untuk melihat apakah remaja terlalu mementingkan

penampilan fisiknya atau tidak. Dari ketiga aspek perkembangan yang dialami

remaja perempuan dapat dilihat pula bahwa aspek fisik sangat berpengaruh pada

bagaimana remaja menilai diri mereka.

Penjelasan di atas berlaku bagi remaja perempuan pada umumnya. Akan

tetapi ada satu populasi khusus yang karakteristiknya menarik untuk diteliti yaitu

siswi sekolah homogen. Siswi sekolah homogen menarik untuk diteliti karena ada

penelitian yang dilakukan Tiggemann (2001) menemukan bahwa pada dasarnya

tidak ada perbedaan antara siswi yang bersekolah di sekolah homogen maupun

heterogen mengenai pandangan dan penilaian pada tubuh yang ideal. Meskipun

demikian, siswi yang bersekolah pada sekolah homogen memiliki pencapaian

(achievement) dan pandangan mengenai sex role yang lebih modern. Dalam

penelitian tersebut dikatakan bahwa siswi di sekolah homogen cenderung

mengasosiasikan wanita yang memiliki kemampuan dan intelegensi yang tinggi

memiliki bentuk tubuh yang kurus (ideal). Dari penelitian tersebut dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

12

disimpulkan bahwa lingkungan sekolah merupakan faktor sosiokultural yang

penting dalam mempengaruhi sikap dari remaja perempuan mengenai tubuhnya.

Oleh karena itu, sekolah homogen menciptakan lingkungan yang menuntut

siswinya memiliki pencapaian tinggi dalam intelegensi dan kesuksesan secara

profesional (Tiggemann, 2001). Keunikan karakteristik tersebut membuat

populasi siswi sekolah homogen perempuan menjadi menarik untuk diteliti.

Dalam ilmu psikologi, fenomena yang sudah dijabarkan di atas, bagaimana

remaja perempuan menerima perubahan yang ada dalam dirinya, serta dinamika

siswi sekolah homogen itu terkait dengan konsep persepsi tubuh. Secara lebih

spesifik Cash dan Smolak (2011) menerangkan bahwa persepsi tubuh merupakan

suatu sikap yang dimiliki oleh seorang individu terhadap tubuhnya yang berupa

suatu penilaian baik itu positif maupun negatif. Cash (2016) memaparkan ada

sepuluh aspek yang nantinya akan digunakan untuk melihat apakah seseorang

memiliki penilaian yang positif atau negatif terhadap tubuhnya. Kesepuluh aspek

tersebut adalah Appearance evaluation, Appearance orientation, Fitness

evaluation, Fitness orientation, Health evaluation, Health orientation, Illness

orientation, Body areas satisfaction, Overweight preoccupation, dan Self-

classified weigh. Ketika seseorang menilai tubuhnya secara positif maka ia akan

cenderung bahagia dan memiliki kontrol diri yang baik (Cash & Smolak, 2011)

sehingga ia akan lebih menghargai dirinya sebagai pribadi yang unik (Grogan,

2008). Akan tetapi ketika seseorang memiliki penilaian yang negatif terhadap

tubuhnya maka ia akan berusaha mengubah tubuhnya secara ekstrem agar

terhindar dari penilaian negatif orang lain (Smolak & Thompson, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

13

Penilaian yang negatif terhadap tubuh dapat membuat seseorang

melakukan perubahan ekstrem terhadap tubuhnya seperti yang telah disampaikan

(Smolak & Thompson, 2009) di atas oleh karena itu penelitian terkait persepsi

tubuh sangat dibutuhkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada

remaja perempuan.

Beberapa penelitian sudah pernah dilakukan terkait persepsi tubuh. Dua

penelitian akan dibahas di sini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Gentina et al.,

(2012) dan Scott (2015). Pada bagian pendahuluan dari jurnal yang ditulis oleh

Gentina, disebutkan bahwa terlihat atraktif secara fisik merupakan hal yang sangat

penting di kalangan remaja. Sehingga pada usia 15 tahun ke atas merupakan hal

yang wajar ketika seorang perempuan menggunakan make up, tampil dengan

busana yang sedang diminati banyak orang, bahkan melakukan operasi plastik

(Schouten 1991, Park 1998, Rudd 1997 dalam Gentina et al., 2012). Penelitian

tersebut menemukan bahwa ritual menggunakan make up merupakan sebuah

perilaku yang menunjukkan bahwa seorang remaja mulai tumbuh menjadi orang

dewasa (Gentina et al., 2012). Selain itu, penelitian dari Scott pada tahun 2015

yang dilakukan di Amerika menemukan bahwa perempuan selalu lekat dengan

anggapan cantik, oleh karena itu banyak perempuan menggunakan make up

karena perempuan percaya bahwa hal itu akan mempengaruhi level daya tariknya

(Scott, 2015). Dari dua penelitian di atas dapat dilihat bahwa perempuan mulai

memperhatikan penampilannya dan akan berusaha agar terlihat menarik ketika

memasuki usia remaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

14

Seorang remaja akan berusaha untuk mendapatkan penampilan yang ideal

seperti penilaian orang lain ketika ia memiliki penilaian yang buruk pada

tubuhnya. Oleh karena itu, ia akan berusaha untuk mencari informasi mengenai

tubuh yang ideal dan bagaimana cara mendapatkannya melalui media. Sepertinya

yang telah dikatakan oleh (Deutsch & Gerard, 1955; Insko, 1985 dalam Robert. A.

Baron & Nyla R. Branscombe, 2012) ada dua motif kuat yang menjadi alasan

seseorang untuk menyesuaikan diri yaitu, keinginan untuk disukai atau diterima

oleh orang lain dan keinginan untuk berperilaku benar. Saat memasuki masa puber,

remaja perempuan mulai membandingkan tubuhnya dengan teman sebayanya.

Dengan keadaan emosi remaja yang belum stabil serta pandangan lingkungan

sekitar mengenai bagaimana seharusnya penampilan dari seorang perempuan,

membuat remaja berusaha untuk berpenampilan seperti yang lingkungan sosialnya

harapkan. Keinginan untuk diterima oleh teman sebayanya membuat remaja

berusaha untuk mencari info-info terbaru termasuk gaya berbusana. Melalui

media komunikasi, periklanan dan juga industri kosmetik, remaja mencoba untuk

tampil cantik seperti model-model dalam iklan (Smolak & Thompson, 2009)

karena konten-konten dalam media sosial mengandung unsur persuasif yang

mengajak masyarakat untuk mengikuti tren yang ada.

Dari uraian yang sudah peneliti sampaikan di atas dapat dilihat bahwa

kemungkinan ada hubungan antara konformitas di media sosial dan juga persepsi

tubuh. Konformitas adalah suatu usaha seseorang untuk menyesuaikan diri dengan

orang lain baik dari sisi pendapat, penilaian, atau tindakan agar sesuai dengan

standar normatif suatu kelompok atau situasi sosial (American Psychological

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

15

Association, 2009). Orang-orang cenderung melakukan konformitas bila cukup

banyak orang yang mempengaruhi atau pengaruh itu datang dari seseorang yang

memiliki hubungan dengan orang tersebut (Matlin, 2012). Penerimaan dan

pengakuan dari teman sebaya merupakan suatu hal yang penting sehingga

membuat remaja berusaha menyesuaikan diri agar tidak dijauhi oleh teman-

temannya karena peran teman sebaya sangat penting dalam kehidupan mereka

(Hurlock, 1973) dan media sosial merupakan salah satu media di mana remaja

mendapatkan informasi-informasi yang aktual.

Selain itu, pada penelitian lain disebutkan pula bahwa persepsi tubuh

memiliki pengaruh yang cukup besar pada konformitas (Christanto, 2014;

Handayani, 2011; Tiggemann, 2001). Senada dengan penelitian itu (Laili, Soeranti,

& Pertiwi, 2015; Sebayang, Yusuf, & Priyatama, 2011; Yuliantari & Herdiyanto,

2015) menemukan bahwa ada hubungan antara konformitas, persepsi tubuh dan

juga perilaku konsumtif pada remaja. Penelitian dari Andriani dan Ni’matuzahroh,

(2013) serta Nursanti (2009) juga mengatakan bahwa konsep diri yang rendah

akan diikuti pula oleh konformitas yang tinggi. Dari penelitian-penelitian tersebut

dikatakan bahwa remaja mencoba untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

sosialnya dengan membeli barang-barang yang menunjang penampilannya.

Remaja juga mencoba untuk menyesuaikan diri dengan artis idola yang ia lihat di

media karena remaja mulai mengerti betapa pentingnya memperhatikan

penampilan untuk memperoleh pengakuan sosial. Akan tetapi ada penelitian lain

yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara konformitas dan juga

konsep diri (Indrayana & Hendrati, 2013) serta harga diri (Erawati, 2016) pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

16

remaja. Menurut Potter dan Perry (2005) persepsi tubuh, ideal diri, harga diri,

peran dan juga identitas diri merupakan bagian atau komponen dari konsep diri

sehingga dua penelitian terakhir dapat pula dijadikan acuan dalam penelitian ini.

Adanya perbedaan hasil tersebut membuat peneliti semakin tertarik untuk

melihat seperti apa gambaran seorang remaja perempuan mengenai tubuhnya dan

juga bagaimana sikap yang dimunculkan mengenai tubuhnya berdasarkan tuntutan

lingkungannya terutama ketika seorang remaja berada dalam suatu lingkungan.

Sekolah homogen berjenis kelamin perempuan peneliti pilih karena belum banyak

penelitian yang mengambil populasi tersebut. Penelitian yang dilakukan di

Yogyakarta dengan partisipan siswi perempuan di sekolah homogen ini

diharapkan mampu menambah kelengkapan pengetahuan dari penelitian yang

sudah pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.

Orang-orang yang memiliki peran besar terhadap penilaian tubuh remaja

adalah orang tua, pihak sekolah atau guru Bimbingan dan Konseling, serta Dinas

Pendidikan. Peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mendampingi walaupun

terkadang ada perbedaan pendapat antara anak dengan orang tuanya. Remaja dan

juga orang tua tumbuh dalam budaya dan generasi yang berbeda, walaupun dalam

beberapa hal seperti pandangan mengenai agama, politik, pendidikan, dan juga

norma sosial akan relatif sama tetapi tetap ada beberapa perbedaan cara pandang

antara keduanya (Matlin, 2012).

“…aku tu nggak terlalu suka cerita sama ibu, soalnya aku ngerasa gak

bebas gitu mbak nanti dikit-dikit aku di judge gini lah gitu lah. Enak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

17

cerita sama temen, jadi berasa sepenanggungan gitu soalnya…”

(Camelia, 15 thn).

Pernyataan Camelia tersebut sesuai dengan apa yang disampaikan Matlin

(2012) bahwa perbedaan pendapat sering kali membuat remaja perempuan merasa

tidak nyaman dan cenderung terlibat banyak perdebatan dengan orang tua

terutama dengan ibu sehingga menyebabkan remaja perempuan merasa lebih

nyaman ketika bersama dengan teman sebayanya. Remaja perempuan bahkan

cenderung lebih banyak mengungkapkan perasaannya kepada teman atau

sahabatnya.

Walaupun remaja lebih nyaman bercerita pada teman sebayanya, tetapi

pengawasan peran orang tua sangat diharapkan. Hal itu dikarenakan ketika remaja

perempuan merasa puas dan nyaman dengan dirinya ia akan cenderung memiliki

kepercayaan diri yang lebih tinggi dalam mengembangkan kemampuannya yang

lain (Charulata, 2011). Hal itu sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Canada,

penelitian tersebut menemukan bahwa remaja yang memiliki harga diri yang

tinggi cenderung tidak menggunakan make up dan dalam hal akademik biasanya

mereka lebih mampu mengungkapkan pendapat dan kemampuannya di depan

umum (Charulata, 2011). Akan tetapi, ketika seorang remaja memiliki penilaian

yang rendah ia akan cenderung mengikuti seseorang yang menjadi idolanya

seperti yang berita yang telah disampaikan di atas. Dari penjelasan di atas dapat

dilihat bahwa peran orang tua sangat penting untuk menanamkan nilai yang positif

pada tubuh remaja perempuan agar remaja memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

18

Selain peran orang tua, ada pihak lain yang turut mengambil peran dalam

perkembangan remaja yaitu pihak sekolah dan juga Dinas Pendidikan. Seperti

yang telah dikatakan oleh Tiggemann (2001) sebagian besar remaja menghabiskan

waktunya di sekolah, sehingga peran dari para guru juga sangat besar dalam

pembentukan penilaian terhadap tubuh. Sekolah merupakan tempat yang sangat

penting untuk membantu remaja agar dapat melakukan penanggulangan pada

permasalahan sosial dan psikologis yang akan berdampak pada akademiknya.

Sekolah diharapkan dapat membantu remaja dalam memilih sikap seperti apa

yang lebih tepat untuk diambil daripada hanya memberikan label negatif kepada

siswanya. Oleh karena itu, para guru khususnya guru Bimbingan dan Konseling

(BK) dapat mendampingi siswi ketika mereka memiliki permasalahan dengan

persepsi tubuh. Dinas Pendidikan secara tidak langsung juga memiliki peran

untuk membangun penilaian yang positif terhadap tubuh. Hal tersebut dapat

dilakukan dengan membuat keputusan mengenai pentingnya pemberian materi

tentang persepsi tubuh, dan mewajibkan sekolah-sekolah menerapkannya.

Ilmuwan dan praktisi psikologi juga memiliki peran untuk menumbuhkan

persepsi tubuh positif pada remaja perempuan. Upaya yang dapat dilakukan

adalah dengan memberikan seminar, pelatihan, atau workshop yang berkaitan

dengan persepsi tubuh agar materi dapat diberikan secara lebih tepat, jelas, dan

mendalam karena disampaikan oleh orang yang lebih ahli. Suatu informasi akan

lebih dipercaya ketika disampaikan oleh orang yang ahli dalam bidangnya

sehingga dapat mengurangi kemungkinan remaja mendapatkan informasi yang

berujung pada menurunnya penilaian terhadap tubuhnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

19

Selain peran yang harus dilakukan oleh orang-orang yang berada di sekitar

remaja perempuan, persepsi tubuh juga penting untuk diketahui dan dipelajari.

Penilaian mengenai persepsi tubuh penting untuk diketahui oleh orang tua karena

strategi preventif perlu dilakukan untuk meningkatkan kepuasan persepsi tubuh

pada remaja. Orang tua harus dapat menyediakan kebutuhan fisik, emosional, dan

intelektual, sehingga remaja akan tumbuh dengan memiliki persepsi tubuh dan self

esteem yang positif (Charulata, 2011). Menurut Kenny (dalam Asrianti, 2018),

akan menjadi masalah serius apabila ketergantungan merias diri memengaruhi

cara berpikir remaja jangan sampai remaja putri menganggap nilai diri mereka

semata-mata didasarkan pada penampilan fisik. Kenny juga mengungkapkan

bahwa sebagian besar anak-anak berada di bawah tekanan berat untuk

menampilkan diri mereka dengan baik. Generasi saat ini ingin selalu terlihat

sempurna di depan kamera. Tekanan dari lingkungan sosial tampaknya membuat

remaja berusaha cukup keras untuk mempercantik penampilan mereka, bahkan

mereka rela mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk membeli peralatan make

up. Oleh karena itu, ada baiknya apabila orang tua mengajak remaja berdiskusi

mengenai hal itu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang telah

dipaparkan di bagian sebelumnya.

Penelitian mengenai persepsi tubuh ini penting untuk diketahui oleh guru

BK serta Dinas Pendidikan. Peneliti bersekolah di sekolah negeri yang siswanya

heterogen atau siswa laki-laki dan perempuan campur menjadi satu. Ketika masih

duduk di bangku sekolah, peneliti belum pernah mendapatkan materi mengenai

cara meningkatkan harga diri dan kepuasan terhadap tubuh sehingga penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

20

diharapkan dapat menunjukkan betapa pentingnya peran sekolah dalam

memberikan penilaian positif terhadap tubuh remaja perempuan. Penelitian ini

dapat dijadikan acuan bagi guru BK agar membuat materi pembelajaran agar lebih

tepat sasaran. Dinas Pendidikan juga penting untuk mengetahui perkembangan

dari usaha yang telah dilakukan oleh guru BK dan perlu memeriksa kesesuaian

materi secara berkelanjutan.

Bagi komunitas ilmuwan Psikologi, penelitian ini penting dilakukan agar

para ilmuwan psikologi mendapatkan informasi tambahan terutama mengenai

keadaan siswi di sekolah homogen perempuan khususnya mengenai persepsi

tubuh dan konformitas. Praktisi psikologi dapat menjadikan hasil penelitian ini

sebagai gambaran keadaan siswi di sekolah homogen sehingga ketika dibutuhkan

praktisi psikologi dapat memberikan intervensi yang tepat saat menghadapi

remaja perempuan yang memiliki permasalahan dengan persepsi tubuh dan juga

perilaku konformitas bersekolah di sekolah homogen sesuai dengan konteks di

sekolahnya.

C. Rumusan Permasalahan

Dari teori yang sudah disampaikan pada bagian latar belakang dapat

dilihat bahwa ketika seseorang menilai tubuhnya secara positif maka ia akan

cenderung bahagia dan memiliki kontrol diri yang baik (Cash & Smolak, 2011)

sehingga remaja perempuan akan lebih menghargai dirinya sebagai pribadi yang

unik (Grogan, 2008). Akan tetapi kenyataan di lapangan berbeda dengan hal itu.

Para remaja kurang mampu menilai dirinya secara positif sehingga remaja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

21

berlomba-lomba untuk tampil menarik dan cenderung mengikuti tren saat ini

dengan berperilaku konform dengan lingkungannya. Penelitian-penelitian

sebelumnya mengatakan bahwa ada hubungan yang negatif dan signifikan antara

konformitas dan juga persepsi tubuh (Christanto, 2014; Handayani, 2011;

Tiggemann, 2001; Andriani & Ni’matuzahroh, 2013; Nursanti, 2009). Hal itu

berarti, ketika penilaian terhadap tubuh cenderung tinggi atau positif maka

perilaku konform yang ditunjukkan cenderung rendah. Akan tetapi ada pula

beberapa penelitian yang mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara

konformitas dan juga persepsi tubuh (Indrayana & Hendrati, 2013; Erawati, 2016).

Adanya perbedaan hasil dari penelitian sebelumnya menjadikan penelitian

ini penting untuk dilakukan. Perbedaan hasil dapat diakibatkan oleh perbedaan

karakteristik partisipan penelitian. Siswi sekolah homogen menarik untuk diteliti

karena memiliki karakteristik yang berbeda dari sekolah heterogen. Selain itu,

jumlah sekolahnya pun tidak sebanyak sekolah heterogen sehingga cukup sulit

untuk meneliti siswi homogen. Dalam penelitian korelasional, hubungan antara

variabel terikat dan bebas sering kali bersifat timbal balik dan belum tentu

merupakan hubungan sebab-akibat (Azwar, 2017b) sehingga peneliti

menggunakan penelitian-penelitian sebelumnya untuk melihat keterkaitan antara

kedua variabel tersebut. Pemilihan variabel bebas yaitu konformitas dalam media

sosial dikarenakan peneliti hanya akan melihat variasi tingkatan dari partisipan

yang menjadi sampel dan apakah konformitas dalam media sosial ada

hubungannya dengan persepsi tubuh remaja perempuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

22

D. Ruang Lingkup

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak dapat menggambarkan

semua populasi remaja perempuan di Yogyakarta sehingga peneliti berusaha untuk

mengisi sedikit celah dari penelitian sebelumnya dengan menggunakan partisipan

remaja perempuan yang bersekolah di sekolah homogen di wilayah Yogyakarta.

Sekolah homogen berjenis kelamin perempuan peneliti pilih karena belum banyak

penelitian yang mengambil populasi tersebut.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menjawab rumusan permasalahan yang

telah peneliti temukan dengan ruang lingkup yang sudah ditentukan. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui tinggi rendahnya perilaku konformitas dalam media

sosial dan juga hubungannya dengan tinggi rendahnya penilaian atau persepsi

tubuh remaja perempuan di Yogyakarta dengan karakteristik partisipan siswi SMA

di tiga sekolah homogen di Yogyakarta.

F. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti menyimpulkan pertanyaan

yang akan dijawab melalui penelitian ini. Pertanyaan tersebut adalah sebagai

berikut: Apakah ada hubungan antara konformitas dalam media sosial dan

persepsi tubuh remaja perempuan di sekolah homogen?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

23

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini tidak hanya menarik bagi peneliti akan tetapi penelitian ini

juga bermanfaat bagi orang-orang di sekitar remaja perempuan. Penelitian ini

bermanfaat bagi orang tua, guru dan juga Dinas Pendidikan, serta Ilmuwan dan

Praktisi Psikologi.

1. Bagi Orang tua

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi orang tua dari siswi sekolah

homogen khususnya di Yogyakarta. Orang tua dapat mengetahui gambaran

dari persepsi tubuh dan juga perilaku konform dari putrinya yang bersekolah

di sekolah homogen. Selain itu, orang tua juga dapat mengetahui pentingnya

membantu remaja untuk membiasakan diri menilai tubuhnya secara lebih

positif.

2. Bagi Guru, dan Dinas Pendidikan

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, sekolah merupakan

lingkungan yang turut membangun persepsi tubuh pada remaja perempuan.

Penelitian ini dapat digunakan oleh dinas pendidikan sebagai bahan

pertimbangan mengenai peraturan pemberian materi pembelajaran mengenai

persepsi tubuh kepada siswi SMA khususnya sekolah homogen. Dengan acuan

dari hasil penelitian ini, guru BK juga dapat membuat dan memberikan materi

yang lebih sesuai dengan karakteristik siswi sekolah homogen agar lebih tepat

sasaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

24

3. Bagi Ilmuwan dan Praktisi Psikologi

Bagi komunitas ilmuwan psikologi, penelitian ini diharapkan mampu

menambah informasi mengenai gambaran kondisi remaja perempuan di

Yogyakarta mengenai sikap konformis pada media sosial dan kaitannya

dengan persepsi tubuh. Selain itu, ilmuwan dan komunitas psikologi juga

dapat memberikan penanganan yang tepat untuk meningkatkan penilaian

positif terhadap tubuh remaja perempuan siswi sekolah homogen ketika

dibutuhkan.

Dalam bab ini, peneliti telah memaparkan latar belakang penelitian

mengapa penelitian ini penting untuk dilakukan, hasil penelitian terdahulu, serta

manfaat dari penelitian ini. Peneliti juga memberikan batasan atau ruang lingkup

yang dapat diberikan oleh penelitian ini, serta memberikan sedikit paparan

mengenai teori yang akan peneliti gunakan sebagai landasan penelitian. Pada bab

selanjutnya, peneliti akan membahas secara lebih rinci mengenai variabel yang

akan diteliti yaitu konformitas dan juga persepsi tubuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

25

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengantar

Pada bab sebelumnya peneliti telah memberi gambaran singkat mengenai

topik yang akan menjadi fokus penelitian berdasar pada fenomena-fenomena yang

terjadi dalam masyarakat. Peneliti juga menjabarkan mengenai ruang lingkup

penelitian, tujuan, serta manfaat dari penelitian ini. Kemudian pada bab ini,

peneliti akan memberikan gambaran secara umum mengenai dinamika remaja

perempuan berkaitan dengan persepsi tubuh dan kecenderungan remaja

perempuan untuk melakukan konformitas melalui media sosial berdasarkan

tinjauan pustaka yang nantinya akan peneliti gunakan sebagai dasar penelitian.

Peneliti mencoba mengawali dengan memberikan gambaran mengenai dinamika

psikologis remaja perempuan dari perspektif psikologi perkembangan dan juga

perspektif psikologi sosial. Dari kedua perspektif tersebut peneliti kemudian

melanjutkan dengan dinamika remaja di sekolah homogen perempuan.

Setelah memaparkan mengenai dinamika remaja siswi sekolah homogen,

peneliti akan memaparkan mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Peneliti

akan menjelaskan mengenai persepsi tubuh secara lebih rinci, dimulai dari definisi,

aspek-aspek dari persepsi tubuh, serta faktor-faktor yang mempengaruhi. Untuk

melihat usaha yang dilakukan remaja untuk terlihat cantik ideal sesuai dengan tren

saat ini, peneliti mencoba untuk menjelaskannya lewat teori konformitas yang

juga dijelaskan mulai dari definisi, aspek-aspek, dan juga faktor yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

26

mempengaruhi. Setelah itu, peneliti mencoba untuk menjelaskan proses dan

dampak dari masing-masing variabel serta membuat sebuah kerangka konseptual.

Bab ini akan diakhiri dengan hipotesis penelitian yang nantinya akan diuji dalam

penelitian ini.

B. Remaja Siswi Sekolah Homogen

Pada bagian ini, akan dipaparkan mengenai dinamika psikologis remaja

siswi sekolah homogen. Pemaparan akan dibagi menjadi tiga bagian dimulai dari

perspektif perkembangan, perspektif sosial, dan yang terakhir ditutup dengan

dinamika remaja siswi sekolah homogen.

1. Perspektif Perkembangan

Seorang individu dalam rentang kehidupannya akan mengalami masa

transisi dari masa anak-anak menuju dewasa. Masa transisi ini disebut dengan

masa remaja. Menurut Hurlock (1973) kata remaja berasal dari bahasa latin,

adulenscentia, yang berarti masa muda. Pada masa transisi ini terdapat

perubahan-perubahan yang harus diterima oleh remaja. Perubahan yang akan

dialami oleh remaja meliputi perubahan fisik, psikologis dan emosi (Hurlock,

1973). Dalam hal kematangan seksual, terdapat perbedaan antara laki-laki dan

perempuan. Pada perempuan, usia remaja dimulai dari 13 sampai dengan 18

tahun sedangkan pada laki-laki baru dimulai dari 14 sampai dengan 18 tahun.

Pada rata-rata usia 13 tahun, remaja perempuan mengalami menarche atau

menstruasi pertama. Menarche mengakibatkan terjadinya perubahan-

perubahan fisik pada diri remaja perempuan (Hurlock, 1973). Tugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

27

perkembangan utama pada usia remaja adalah menerima perubahan yang

terjadi pada tubuhnya sebagai simbol perubahan dirinya, sehingga perubahan

pada tubuh lebih banyak menyebabkan distress daripada kepuasan terhadap

dirinya (Smolak & Thompson, 2009). Oleh karena itu, remaja akan

mengusahakan untuk menjaga penampilan dirinya, walaupun mungkin saja

tetap berujung pada ketidakpuasan terhadap diri mereka (Hurlock, 1973).

Selain perubahan dalam segi fisik, remaja juga mengalami

perkembangan dari segi psikologis, perkembangan tersebut membuat seorang

remaja mulai dapat berpikir secara abstrak dan juga kompleks (Hurlock, 1973).

Melalui kemampuan berpikir kompleks tersebut, remaja mulai

mempertanyakan dan menilai tentang dirinya sendiri mengenai karakteristik

personal dalam hal fisik, psikologis, dan juga dimensi sosial (Reid et al., 2008;

Rhodes et al., 2007; Whitbourne, 2008 dalam Matlin, 2012). Erikson (dalam

Gunarsa & Gunarsa, 1981) juga mengemukakan bahwa masa remaja

merupakan masa terbentuknya identitas diri seseorang. Identitas diri tersebut

mencakup cara hidup pribadi yang dikenali dan dialami sendiri dan sulit

dikenali oleh orang lain. Cara berpikir yang kompleks juga membuat remaja

mulai membandingkan dirinya dengan teman sebayanya.

Dalam perkembangannya, remaja juga mengalami perubahan-

perubahan emosi. Cote (1994 dalam Mensinger, 2001) mengatakan bahwa

masa remaja merupakan periode dari “storm and stress” yang diakibatkan

oleh interaksi antara ketidakseimbangan biologis yang dirangsang pubertas

dan juga dipengaruhi oleh budaya. Usia remaja merupakan saat di mana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

28

seorang individu dalam keadaan emosi tampak lebih tinggi atau dapat dilihat

dalam berbagai bentuk tingkah laku seperti bingung, emosi yang mudah

meledak, bertengkar, tidak bergairah, pemalas, dan membentuk mekanisme

pertahanan diri (Hurlock, 1973). Emosi tersebut merupakan akibat dari

kebutuhan untuk meninggalkan kebiasaan yang lama pada saat anak-anak dan

menghadapi lingkungan yang baru (Hurlock, 1973). Pada remaja perempuan,

perubahan emosi yang mencolok (mood swing) mulai terjadi ketika

mengalami menarche dan akan muncul mendekati haid.

2. Perspektif Sosial

Selain perubahan fisik dan emosi, perubahan sosial juga akan dialami

oleh remaja. Sejak kecil seseorang telah mengetahui hal-hal mengenai

kesesuaian antara penampilan dan peran seperti apa yang akan dimainkan

sesuai jenis kelamin mereka dalam penyesuaian sosial (Hurlock, 1973).

Melalui pola asuh dan didikan dari orang tua, anak belajar bahwa mereka

hidup dalam lingkungan sosial yang memiliki suatu nilai-nilai tertentu. Dalam

perkembangannya, anak diharapkan dapat sedikit demi sedikit mengadaptasi

budaya dari lingkungannya. Selain itu, anak juga belajar bahwa mereka harus

memenuhi penilaian dan tuntutan yang diberikan oleh lingkungannya.

Perasaan dinilai akan memunculkan rasa khawatir mengenai kesesuaian antara

aspek tubuh dengan jenis kelamin mereka (Hurlock, 1973). Oleh karena itu,

dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, remaja kurang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

29

mempertimbangkan nilai-nilai yang mereka miliki dan cenderung langsung

melebur bersama teman sebayanya.

Remaja juga mulai belajar untuk bersosialisasi dengan masyarakat.

Hidup bermasyarakat merupakan suatu proses belajar untuk menyesuaikan diri

dengan standar, moral, dan tradisi dari masyarakat. Pengelompokan sosial

yang berdasarkan pada negara asal, kelompok etnis, atau agama akan

membentuk identitas budaya dari seseorang (Markus 2008 dalam Matlin,

2012). Penyesuaian pada masyarakat akan menentukan luasnya tingkatan

bagaimana ia akan bersosialisasi pada usia dewasanya (Hurlock, 1973).

Identitas yang dimiliki nantinya akan mempengaruhi perilaku remaja ketika

berinteraksi di lingkungannya ketika dirinya sudah dewasa.

3. Remaja Siswi Sekolah Homogen

Suatu identitas akan mempengaruhi pandangan dan juga perilaku

seseorang termasuk pilihan hidunya termasuk untuk menentukan di mana ia

harus melanjutkan pendidikan. Pilihan tempat untuk melanjutkan pendidikan

dapat didasarkan pada dua pilihan yaitu diri sendiri, dan juga orang tua. Dalam

menentukan sekolah lanjutan, remaja biasanya mendengarkan masukan dari

orang tuanya. Di Indonesia ada dua jenis sekolah yaitu sekolah homogen yang

berisi dengan siswa atau siswi yang berjenis kelamin sama dalam satu sekolah

dan juga sekolah heterogen di mana siswa dan siswinya bercampur menjadi

satu. Mensinger (2001) mengatakan bahwa beberapa orang tua yang memilih

sekolah lanjutan untuk anak perempuannya dengan berdasar pada pengalaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

30

di masa lalunya. Orang tua yang memilih sekolah homogen perempuan

berdasarkan struktur tradisional memiliki pertimbangan bahwa sekolah

homogen merupakan sekolah yang bergengsi, selain itu sekolah homogen juga

memiliki lingkungan yang konservatif dan protektif sehingga orang tua

mempercayakan anak perempuannya untuk bersekolah di sana (Mensinger,

2001). Pengalaman keluarga di masa lalu yang bersekolah di sekolah homogen

semakin memperkuat keyakinan orang tua untuk menyekolahkan anaknya di

tempat itu (Mensinger, 2001). Di samping itu, Mensinger (2001) mengatakan

bahwa ada pula orang tua yang memiliki pendapat bahwa sekolah homogen

merupakan sekolah yang potensial untuk menambah pengalaman anaknya

karena sekolah homogen lebih berfokus pada kegiatan-kegiatan akademik dan

kurangnya distraksi dalam hal sosialisasi. Hal tersebut membuat orang tua

memiliki harapan jika lulus nanti anak perempuannya akan memiliki

kemampuan dan kepercayaan diri untuk mengatasi diskriminasi gender dan

perbedaan kelas-kelas sosial.

Pemilihan sekolah homogen perempuan atau sekolah heterogen akan

berpengaruh pada diri remaja perempuan. Remaja yang bersekolah di sekolah

homogen cenderung memiliki achievement yang tinggi dan juga kemampuan

leadership yang lebih menonjol (Mensinger, 2001; Schneider & M. Coutts,

1982). Hal itu disebabkan oleh lingkungan sekolah yang mengedepankan

kontrol dan disiplin pada peraturan sekolahnya. Selain itu siswi di sekolah

homogen juga diberikan keleluasaan untuk menggunakan make up atau

berdandan dengan tujuan agar siswi sekolah homogen terlihat layaknya wanita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

31

sesungguhnya karena di sekolah homogen para siswi dituntut untuk dapat

melakukan pekerjaan yang tidak kalah oleh pria akan tetapi tetap terlihat

anggun seperti wanita (Mensinger, 2001).

C. Persepsi Tubuh

Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan mengenai definisi, aspek, serta

faktor yang mempengaruhi persepsi tubuh. Setelah itu, peneliti akan memaparkan

proses dan dampak ketika seseorang menilai tubuhnya dan kemudian dilanjutkan

dengan pemaparan persepsi tubuh remaja perempuan di sekolah homogen.

1. Definisi Persepsi Tubuh

Smolak dan Thompson (2009) mengatakan bahwa secara luas persepsi

tubuh dapat didefinisikan sebagai evaluasi partisipantif mengenai penampilan

seseorang, berbeda dengan daya tarik fisik, yang merupakan penilaian

penampilan eksternal atau objektif. Persepsi tubuh juga merupakan suatu sikap

yang dimiliki oleh seorang individu terhadap tubuhnya yang berupa suatu

penilaian baik itu positif maupun negatif (Cash & Smolak, 2011). Kemudian

menurut Grogan (2008) secara singkat persepsi tubuh merupakan gambaran

dari tubuh kita sendiri yang kita bentuk dalam pikiran kita, yaitu bagaimana

penampilan tubuh muncul pada diri kita sendiri. Secara singkat, persepsi tubuh

dapat diartikan sebagai gambaran dan penilaian seseorang mengenai

penampilannya sendiri baik itu positif maupun negatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

32

2. Aspek-Aspek Persepsi Tubuh

Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan aspek-aspek dari persepsi

tubuh menurut Cash (2016) yaitu; Appearance evaluation, Appearance

orientation, Fitness evaluation, Fitness orientation, Health evaluation, Health

orientation, Illness orientation, Body areas satisfaction, Overweight

preoccupation, dan Self-classified weigh. Kesepuluh aspek tersebut akan

dipaparkan sebagai berikut:

a. Appearance Evaluation (Perasaan mengenai Penampilan)

Appearance Evaluation merupakan suatu perasaan seseorang

mengenai daya tarik fisik atas kepuasan atau ketidakpuasan terhadap

penampilannya. Seseorang yang memiliki nilai tinggi cenderung lebih

puas dengan penampilannya, sedangkan orang dengan nilai rendah

cenderung merasa tidak puas dengan penampilan fisiknya.

b. Appearance Orientation (Pemahaman mengenai Penampilan)

Appearance Orientation adalah luasnya pandangan seseorang

mengenai penampilannya. Orang yang memiliki nilai yang tinggi lebih

mementingkan penampilan mereka, memperhatikan penampilan mereka,

dan melakukan perawatan pada tubuhnya. Sedangkan orang yang memiliki

nilai rendah, cenderung apatis tentang penampilan mereka. Mereka merasa

bahwa penampilan bukanlah suatu hal yang terlalu penting dan mereka

tidak berusaha banyak untuk "terlihat baik".

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

33

c. Fitness Evaluation (Perasaan mengenai Kebugaran Fisik)

Fitness Evaluation merupakan perasaan seseorang mengenai sehat

atau tidak sehat dirinya secara fisik. Orang dengan nilai yang tinggi

merasa diri mereka sehat secara fisik dan terlihat dalam bentuk tubuh yang

atletik, aktif, dan kompeten. Orang dengan nilai tinggi juga cenderung

terlibat aktif dalam aktivitas untuk meningkatkan kebugaran. Sedangkan

orang dengan skor lebih rendah merasa tidak sehat secara fisik, memiliki

bentuk tubuh yang tidak bagus atau tidak atletik serta tidak kompeten.

Orang dengan nilai rendah juga cenderung tidak menghargai kebugaran

fisik dan tidak secara teratur melakukan aktivitas olahraga dan

membiasakannya dalam gaya hidup mereka.

d. Fitness Orientation (Pemahaman mengenai Kebugaran Fisik)

Fitness Orientation adalah luasnya suatu pandangan seseorang

mengenai anggapan sehat secara fisik atau kompeten secara atletik. Nilai

tinggi akan diperoleh oleh orang yang menghargai kebugaran dan secara

aktif terlibat dalam aktivitas untuk meningkatkan atau mempertahankan

kebugaran mereka. Sedangkan nilai yang rendah akan didapatkan oleh

orang yang cenderung tidak menghargai kebugaran fisik dan tidak secara

teratur melakukan aktivitas olahraga dan membiasakan ke dalam gaya

hidup mereka.

e. Health Evaluation (Perasaan mengenai Kesehatan)

Health Evaluation merupakan perasaan seseorang mengenai

kesehatan fisik atau kebebasan dari penyakit fisik. Orang dengan nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

34

tinggi merasa tubuh mereka sehat. Sedangkan orang dengan skor rendah

merasa tidak sehat dan mengalami gejala penyakit atau kerentanan pada

suatu penyakit.

f. Health Orientation (Pemahaman mengenai Kesehatan)

Health Orientation adalah luasnya pandangan seseorang mengenai

gaya hidup sehat secara fisik. Seseorang dengan nilai tinggi akan

cenderung sadar akan kesehatan dan mencoba menjalani gaya hidup sehat.

Sedangkan seseorang dengan nilai rendah lebih apatis tentang kesehatan

mereka.

g. Illness Orientation (Pemahaman mengenai Penyakit)

Illness Orientatiton merupakan suatu pandangan atau reaktivitas

seseorang mengenai penyakit. Seseorang dengan nilai tinggi cenderung

waspada terhadap gejala penyakit fisik dan cenderung mencari tahu

tentang penanganan medis yang kira-kira dibutuhkan. Orang dengan nilai

rendah cenderung tidak terlalu waspada terhadap gejala fisik penyakit.

h. Body Areas Satisfaction (Kepuasan terhadap Bagian Tubuh)

Body Areas Satisfaction merupakan penilaian seseorang mengenai

kepuasan atau ketidakpuasan terhadap bagian tubuhnya. Seseorang dengan

nilai tinggi umumnya menyukai dan puas pada sebagian besar wilayah

tubuh mereka. Sedangkan orang dengan nilai yang rendah cenderung tidak

senang dengan ukuran atau penampilan beberapa daerah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

35

i. Overweight Preoccupation (Kecemasan menjadi Gemuk)

Overweight Preoccupation merupakan penilaian seseorang

mengenai sebuah konstruksi yang mencerminkan kegelisahan dan

kewaspadaan pada berat badan, diet, dan pengendalian makan. Semakin

tinggi nilai yang dimiliki seseorang maka semakin ia berusaha untuk

menjaga berat badannya agar tetap ideal.

j. Self-Classified Weight (Kemampuan Mengategorikan Bentuk

Tubuh)

Self-Classifoed Weight merupakan pandangan dan pemberian label

pada berat seseorang, dari yang sangat kurus hingga sangat kelebihan berat

badan. Orang yang memiliki skor tinggi akan lebih mudah untuk

menentukan atau menilai berat badannya dan juga orang lain dan ia juga

akan memiliki pandangan yang hampir sama dengan orang lain ketika

menentukan berat badan seseorang.

Menurut Cash (2016) dalam variabel persepsi tubuh terdapat sepuluh

aspek yang terdapat di dalamnya. Aspek Appearance, Fitness, dan Helath

masing-masing terbagi menjadi dua yaitu orientation dan evaluation. Bagian

orientation menekankan pada pandangan atau penilaian seseorang, sedangkan

pada bagian evaluation lebih menekankan pada perasaan seseorang mengenai

suatu hal dalam dirinya. Selain itu, masih ada empat aspek yang lain yaitu

Illness Orientation, Body Areas Satisfaction, Overweight Preoccupation, dan

Self-Classified Weigh. Berdasarkan sepuluh aspek yang telah dijelaskan di atas,

persepsi tubuh memiliki dua kategori yaitu rendah dan tinggi. Jadi, penilaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

36

tinggi rendahnya persepsi tubuh remaja akan dilihat dari perolehan nilai dari

sepuluh aspek tersebut.

3. Faktor-faktor Persepsi Tubuh

Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi persepsi tubuh yaitu usia,

kelas sosial, kultural, seksualitas, dan juga media. Faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi tubuh tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi

tubuh. Grogan (2008) mengatakan bahwa, baik anak laki-laki dan juga

perempuan mulai kritis terhadap tubuh mereka ketika memasuki usia pra

remaja. Sehingga dimulai dari usia praremaja, seseorang akan mulai

memberikan penilaian kepada tubuhnya. Seorang remaja mulai merasa di

bawah tekanan untuk menjadi lebih langsing ketika mereka berada di

Sekolah Dasar. Remaja juga cenderung menginginkan berat badan yang

normal, sehingga tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus (Grogan,

2008).

b. Kelas Sosial

Kelas sosial juga akan mempengaruhi bagaimana seseorang

menilai tubuhnya. Seseorang yang berada dalam kelas sosial yang lebih

tinggi akan cenderung lebih memperhatikan penampilan dan perawatan

tubuh yang ia jalani. Sebagai contoh, seorang perempuan yang berada

dalam kelas sosial yang lebih tinggi memiliki perhatian yang lebih

mengenai tubuhnya dan cara diet yang akan dilakukannya. Kelas sosial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

37

yang lebih tinggi akan cenderung melihat tubuh dari segi estetik dan bukan

fungsionalnya sehingga akan cenderung mengikuti kegiatan olahraga agar

penampilannya tetap terjaga (Grogan, 2008).

c. Etnik/kultural

Pengaruh sosiokultural telah terbukti signifikan dalam menentukan

standar kecantikan dan menunjukkan betapa pentingnya penampilan bagi

seseorang. Pengaruh ini terdiri dari konteks sosial secara umum yang

digambarkan melalui gambar dan pesan media, mainan yang dijual di toko,

dan masukan dari orang-orang terdekat (Smolak & Thompson, 2009).

Setiap negara memiliki standar kecantikan yang berbeda-beda, hal itulah

yang membuat kepuasan dan penilaian terhadap tubuh berbeda-beda di

setiap negara (Grogan, 2008). Grogan (2008) juga mengatakan bahwa

pada usia remaja gadis Asian cenderung lebih mungkin merasa bahwa

mereka kelebihan berat badan dan lebih banyak terlibat dalam program

diet dan konsumsi pil diet yang tidak sehat jika dibandingkan dengan gadis

African dan American.

d. Seksualitas

Dalam hal seksualitas, seseorang akan lebih menyukai atau menilai

lebih baik tentang pasangan yang sehat dan juga bugar. Oleh karena itu

seseorang akan berusaha untuk terlihat menarik dan berusaha untuk

menjadi seperti apa yang diinginkan oleh pasangannya (Grogan, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

38

e. Media

Media juga membawa pengaruh tersendiri dalam penilaian

terhadap tubuh seseorang. Tayangan dalam media, memiliki pengaruh

terhadap internalisasi seseorang mengenai bentuk tubuh ideal, kurus yang

ideal, dan ketidakpuasan terhadap diri (Cash & Smolak, 2011). Media

khususnya media sosial dapat mempengaruhi persepsi tubuh seseorang

(Fardouly & Vartanian, 2016). Media sosial dapat berpengaruh pada

persepsi tubuh ketika penggunanya aktif dalam membandingkan dirinya

dengan tayangan di akun media sosialnya. Fardouly dan Vartanian (2016)

juga mengatakan bahwa media sosial yang lebih berbasis pada gambar

seperti Instagram dan Snapchat memiliki peluang lebih besar untuk

mempengaruhi persepsi tubuh seseorang.

Setiap negara memiliki standar kecantikan yang berbeda-beda,

penilaian standar tersebut didapatkan dari tayangan di media (Grogan,

2008). Orang dengan usia dan juga kelas sosial yang berbeda akan

memberikan penilaian serta menunjukkan sikap yang berbeda pula pada

standar yang ditunjukkan oleh media. Selain itu, bagaimana seseorang

menilai tubuhnya juga dipengaruhi oleh penilaian pasangannya.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dilihat bahwa persepsi tubuh dapat

dipengaruhi oleh lima faktor yaitu usia, kelas sosial, kultural, seksualitas,

dan juga media.

Selanjutnya di bawah ini akan dijelaskan mengenai bagaimana

proses seseorang mengenai dalam memersepsi tubuhnya dan seperti apa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

39

dampak-dampak yang ditimbulkan baik dari persepsi tubuh yang tinggi

dan juga rendah. Penelitian ini akan lebih banyak membahas faktor usia,

etnik/kultural, serta media sebagai faktor yang mempengaruhi persepsi

tubuh.

4. Proses dan Dampak

Setelah memaparkan definisi persepsi tubuh, aspek-aspek, serta faktor-

faktor yang mempengaruhi di bawah ini akan dijelaskan mengenai proses

seseorang menilai tubuhnya serta dampaknya bagi diri sendiri dan orang lain.

Dalam beberapa tahun pertama kehidupan, tidak ada perbedaan besar

yang terlihat antara anak laki-laki dan anak perempuan dalam menggambarkan

dirinya akan tetapi ketika masih dalam kandungan, janin sudah mulai bisa

merasakan bahwa tubuh mereka berbeda dengan lingkungannya (Lowes &

Tiggemann 2003 dalam Smolak & Thompson, 2009). Pada usia 2 tahun anak-

anak baru memiliki perasaan yang jelas mengenai siapa dirinya. Hal tersebut

dapat dilihat dari refleks anak yang menoleh ketika ada orang yang memanggil

namanya. Kemudian pada usia prasekolah yaitu 4-6 tahun anak-anak mulai

membandingkan perilaku mereka dengan salah satu anak lain dan pada usia

tersebut anak cenderung lebih menginginkan tubuh dengan ukuran yang lebih

besar dari dirinya. Sebagian besar anak perempuan lebih memilih untuk

menjadi lebih kurus, dan ini dapat terjadi pada anak perempuan yang berusia 5

tahun. Lowes dan Tiggemann (2003 dalam Smolak & Thompson, 2009)

menemukan 59% gadis berusia 5 sampai 8 tahun memilih sosok ideal yang

lebih kurus dari sosok mereka saat ini. Ketika usia 8 tahun barulah seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

40

anak mulai membandingkan dirinya dengan lebih banyak anak lain (Cash &

Smolak, 2011). Dalam usia sekolah dasar, peran teman sebaya juga

memberikan dampak yang besar pada persepsi tubuh terutama pada anak

perempuan. Karena pada lingkaran pertemanannya, mereka akan bertukar

informasi mengenai body attitudes (Paxton et al 1999 dalam Smolak &

Thompson, 2009).

Sebuah sistem norma kecantikan menyatakan gagasan tubuh ideal

yang hampir mustahil, perempuan diharapkan memiliki tubuh yang langsing

namun berpayudara besar (Grogan, 2008). Studi penggambaran tubuh wanita

di media telah menemukan bahwa penampilan model akan menjadi kurus dan

semakin kurus antara tahun 1960an dan 1980an (Grogan, 2008). Brownmiller

(1984 dalam Grogan, 2008) juga mengatakan bahwa tubuh perempuan telah

dikendalikan dan dibatasi oleh peradaban sehingga pengaruh dari budaya di

lingkungan menjadi faktor yang secara signifikan menunjukkan bagaimana

gambaran tubuh yang ideal dan pentingnya penampilan pada perempuan.

Pengaruh dalam berpenampilan dapat dengan mudah ditemui di media,

mainan anak yang di jual di toko-toko, dan juga informasi dari orang tua dan

orang terdekat dari anak. Ketika anak tumbuh dan masuk pada usia remaja,

Hurlock (1973) mengatakan bahwa perempuan menjadi lebih peduli dengan

perkembangan tubuh mereka karena bagi mereka tubuh mereka lebih terkait

erat dengan peran mereka dalam kehidupan, terutama dalam perkawinan dan

pernikahan. Hal tersebut membuat perempuan mencoba untuk menyesuaikan

diri dengan estetika yang berlaku, dan hal ini berhasil melemahkan perempuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

41

secara fisik dan lebih bergantung pada pria sehingga penilaian perempuan

terhadap diri mereka cenderung rendah.

Selain itu, Eagly et.al (1991 dalam Grogan, 2008) mengemukakan

bahwa efek stereotip daya tarik fisik paling kuat adalah untuk persepsi

kompetensi sosial (sociability and popularity). Salah satu proses yang

mempengaruhi tingkat ketidakpuasan terhadap tubuh adalah ketika seseorang

mulai peka dan sadar pada penilaian sosial (Smolak & Thompson, 2009). Oleh

karena itu, perempuan khususnya pada usia remaja cenderung tidak mau kalah

dan berusaha untuk mencapai tubuh yang ideal menurut penilaian teman

sebayanya. Ketidakpuasan terhadap tubuh dapat menjadi suatu penyebab

seseorang menjadi tertekan dan melakukan perilaku ekstrem mengubah

tubuhnya untuk menghindari penilaian negatif (Smolak & Thompson, 2009).

Konsen pada berat dan bentuk tubuh juga merupakan suatu prediksi

peningkatan pada permasalahan makan seperti diet, dorongan untuk menjadi

kurus, simptom bulimia, bigne eating, dan sindrom BN. Persepsi tubuh juga

dapat dijadikan prediktor dari keseluruhan well-being. Ketidakpuasan terhadap

tubuh akan menimbulkan perkembangan self esteem yang rendah.

Sebaliknya, ketika seseorang memiliki penilaian yang positif terhadap

tubuhnya, ia akan cenderung puas dan lebih menghargai dirinya (Grogan,

2008). Orang yang puas terhadap tubuhnya dapat dilihat dari bagaimana ia

menghargai dirinya sebagai pribadi yang unik dan berbeda dari orang lain.

Perasaan puas terhadap tubuh juga akan memunculkan perasaan nyaman,

percaya diri, merasa menarik, dan juga merasa bahagia dengan tubuhnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

42

Orang yang merasa puas dengan tubuhnya akan memiliki kontrol diri yang

baik sehingga ia akan memiliki koneksi dengan tubuhnya dan dapat segera

mengetahui apa yang dibutuhkan oleh tubuhnya (Cash & Smolak, 2011).

Perasaan puas terhadap tubuh juga akan meningkatkan kemampuan seseorang

dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal relationship),

meningkatkan perilaku altruistik, waspada terhadap penyakit, dan membangun

daya tahan tubuh. Perasaan-perasaan positif tersebut akan terpancar dari

perilaku seseorang yang akan berusaha untuk mendorong dan meyakinkan

orang lain untuk mencintai dan menghargai tubuhnya. Orang tersebut juga

akan cenderung tidak terpengaruh oleh media-media yang menampilkan sosok

tubuh yang ideal dalam masyarakat saat ini (Cash & Smolak, 2011).

Dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa usia, kelas sosial,

etnik/kultural, seksualitas, serta media merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi tubuh. Pada bagian proses dan dampak juga telah

dipaparkan mengenai dampak penilaian yang positif serta negatif pada tubuh bagi

diri sendiri dan orang lain. Pada bagian selanjutnya, peneliti akan mengaitkan

persepsi tubuh remaja pada karakteristik siswi sekolah homogen.

D. Persepsi Tubuh Remaja Siswi Sekolah Homogen

Ketika memasuki usia remaja awal terdapat perbedaan yang signifikan

antara laki-laki dan perempuan dalam menilai tubuh ideal. Semua remaja baik itu

laki-laki maupun perempuan pasti memiliki minat untuk mengikuti perkembangan

tubuh mereka. Pada usia 9-12 tahun, melalui perbincangan antar teman, remaja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

43

akan mulai membandingkan tubuh mereka dan memperbincangkan mengenai

berat badan yang berujung pada meningkatnya ketidakpuasan terhadap tubuh.

Tingkat perasaan puas dengan tubuh atau berbagai bagiannya, lebih penting bagi

remaja perempuan daripada laki-laki karena masyarakat memberi nilai lebih pada

penampilan remaja perempuan (Smolak & Thompson, 2009). Pada usia remaja,

perempuan lebih merasa tidak puas pada tubuhnya daripada laki-laki Knauss,

Paxton, dan Alsaker (2007 dalam Smolak & Thompson, 2009). Lebih dari 70%

remaja perempuan yang tidak puas terhadap bentuk tubuhnya ingin menjadi lebih

kurus. Penghargaan diri yang rendah akan mengembangkan pemikiran bahwa

tubuh yang kurus merupakan suatu keharusan dan sangat penting, hal itu tentu

saja akan meningkatkan rasa tidak puas terhadap tubuh (Smolak & Thompson,

2009). Jika remaja tidak puas dengan tubuhnya setelah transformasi masa pubertas,

ia akan mengembangkan perasaan cemas dan tidak aman (Hurlock, 1973) berbeda

dengan orang dewasa baik laki-laki atau perempuan merasa lebih puas dengan

tubuhnya terutama saat mereka berusia 60-85 tahun (Cash & Smolak, 2011).

Persepsi tubuh yang positif memainkan peran penting dalam membina

perkembangan psikologis dan fisik yang sehat pada anak perempuan. Sebaliknya,

persepsi tubuh yang buruk memiliki berbagai konsekuensi negatif (Smolak &

Thompson, 2009).

Lee dan Bryk (dalam Guglielmi, 2010) mengatakan bahwa sekolah

homogen membantu untuk menanggulangi jenis kelamin yang lain dalam

mempengaruhi gambaran diri seseorang karena pada usia remaja merupakan

periode yang riskan dalam membangun sikap terhadap dirinya sendiri. Remaja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

44

yang bersekolah di sekolah homogen memiliki kemauan yang tinggi untuk

mewujudkan apa yang ia inginkan sehingga mereka saling bersaing untuk

mendapatkan nilai yang tinggi terutama dalam bidang akademik (Tiggemann,

2001). Dalam wawancara dengan Loren Bridge ditemukan bahwa di sekolah

homogen tidak ada sexual harassment, dan bully dari siswa laki-laki sehingga

tidak adanya tekanan dari laki-laki di sekolah homogen perempuan membuat

remaja perempuan lebih mudah mengekspresikan diri dan lebih dekat dengan

teman-temannya yang lain sehingga mereka bersaing secara sehat untuk mencapai

kesuksesan (Knuckey, 2016). Hal tersebut berbeda dari siswi di sekolah heterogen

di mana remaja perempuan cenderung memperhatikan tubuhnya karena ada

penilaian dari teman sebaya yang berjenis kelamin laki-laki (Tiggemann, 2001).

Siswi di sekolah homogen cenderung memiliki evaluasi yang rendah terhadap

penampilan fisiknya sehingga daya tarik fisik cenderung tidak diperhatikan hal

tersebut disebabkan oleh reaksi sosial yang dimunculkan karena mereka hanya

berinteraksi dengan teman yang berjenis kelamin sama. Dari situ dapat

disimpulkan bahwa remaja perempuan yang bersekolah di sekolah homogen

memiliki penilaian yang tinggi pada tubuhnya.

E. Konformitas

Setelah memaparkan mengenai persepsi tubuh pada bagian sebelumnya,

pada bagian ini peneliti akan memaparkan mengenai definisi, aspek, serta faktor

yang mempengaruhi konformitas. Setelah itu, peneliti akan memaparkan proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

45

dan dampak ketika seseorang melakukan konformitas dan kemudian dilanjutkan

dengan konformitas yang dilakukan remaja perempuan di sekolah homogen.

1. Definisi Konformitas

Alldden (1965 dalam Cialdini & Trost, 1998) menyatakan bahwa para

ahli masih memunculkan pandangan yang bervariasi mengenai definisi dari

konformitas. Asch (1956 dalam Cialdini & Trost, 1998) berpendapat bahwa

konformitas berbeda dengan perilaku normatif, konformitas ditandai dengan

adanya suatu perpindahan posisi seseorang dari posisi awal ke posisi

bertentangan yang dimunculkan karena adanya perbandingan dengan orang

lain atau orang-orang di dalam kelompok. Baron dan Branscombe (2012)

mendefinisikan konformitas sebagai tekanan untuk berperilaku dengan cara

yang dipandang dapat diterima atau sesuai oleh kelompok atau masyarakat

pada umumnya. Menurut Taylor, Peplau, dan Sears (2009) konformitas adalah

tindakan yang secara sukarela dilakukan seseorang karena orang lain juga

melakukan hal yang sama. Dengan demikian, konformitas mengacu pada

perubahan perilaku seseorang agar sesuai dengan respon orang lain (Cialdini

& Goldstein, 2003) yang dilakukan karena adanya perbandingan dengan orang

lain dalam suatu group. Tekanan untuk mengubah perilaku muncul karena

adanya keinginan agar dapat diterima di lingkungannya

Konformitas dalam psikologi sosial tradisional, cenderung

mengabaikan dampak perkembangan teknologi pada pengalaman sosial

seseorang (Kende, Ujhelyi, Joinson & Greitemeyer, 2015). Dalam beberapa

tahun terakhir, seseorang dapat membuat dan berinteraksi dalam lingkaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

46

sosial baru dalam media sosial, dan untuk menavigasi modal sosial mereka

(Yoo, Choi, Choi & Rho, 2014). Hal ini menyajikan peluang yang tampaknya

tak terbatas bagi individu untuk tumbuh dan berkembang, sementara juga

memfasilitasi peredaran norma dan pengaruh sosial yang tidak akan dapat

diakses atau berpengaruh di dunia offline (Kende, et al., 2015). Pengaruh

sosial dalam media sosial akan membuat seseorang cenderung melakukan hal

yang juga disukai oleh orang yang ia kenal di media sosial (Egebrark &

Ekström 2011). Informasi dan akses yang lebih mudah secara online akan

memfasilitasi bentuk-bentuk baru konformitas, yang dapat mengarah pada

internalisasi keyakinan sosial baru dan mengubah cara orang bertindak (Yoo et

al., 2014)

Dari definisi yang sudah disebutkan oleh para ahli, dapat disimpulkan

bahwa konformitas adalah suatu tekanan yang mendorong seseorang untuk

mengubah perilakunya secara sukarela agar sesuai dan dapat diterima oleh

orang-orang dalam kelompoknya. Kemudahan mendapatkan informasi dari

media sosial tentunya akan mempermudah persebaran norma dan juga

pengaruh sosial, sehingga seseorang akan cenderung mengubah perilaku

berdasarkan informasi yang mereka dapatkan.

2. Aspek-aspek Konformitas

Ada beberapa motivasi yang mendorong seseorang untuk

menyesuaikan diri dengan orang lain. Cialdini dan Goldstein (2003)

memaparkan bagaimana konformitas memberikan kemudahan bagi seseorang

untuk mencapai tujuannya, yaitu memiliki keinginan untuk: berlaku efektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

47

dan tepat, membangun dan memelihara hubungan dengan orang lain, dan

mempertahankan konsep diri. Berikut ini adalah penjelasan mengenai motivasi

yang mendasari perilaku konformitas:

a. Motivasi Akurasi

Keinginan untuk membentuk interpretasi akurat dari realita serta

berperilaku benar (Cialdini & Goldstein, 2003).

1) Perceived Concencus

Perceived Concencus merupakan persepsi mengenai

persetujuan umum bagaimana seseorang bereaksi terhadap

kepercayaan yang dianut oleh orang lain. Sehingga bergantung

pada tingkat keyakinan dan persetujuan dari orang tersebut.

2) Dynamical System

Individu yang menempati ruang sosial tertentu akan

cenderung menyesuaikan diri dengan sikap, kepercayaan dan

kecenderungan perilaku yang ditunjukkan oleh mayoritas hal itu

disebut Dynamical System.

3) Automatic Activation

Konformitas juga mungkin merupakan produk dari

automatic activation atau tujuan berorientasi afiliasi yang kurang

sadar, memberikan jalan pintas adaptif yang memaksimalkan

kemungkinan tindakan efektif terhadap sumber daya kognitif

seseorang dengan usaha yang minimal (Chartrand & Bargh 1999

dalam Cialdini & Goldstein, 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

48

b. Motivasi Afiliasi

Didasarkan pada tujuan mendapatkan persetujuan sosial dari orang

lain (Cialdini & Goldstein, 2003).

1) Behavioral Mimicry

Behavioral mimicry dijuluki efek bunglon, istilah ini

menggambarkan perilaku yang cocok dengan postur, ekspresi

wajah, karakteristik vokal, dan perilaku yang terjadi di antara dua

individu atau lebih (Chartrand & Bargh 1999 dalam Cialdini &

Goldstein, 2003).

2) Gaining Social Approach

Individu sering terlibat dalam usaha yang lebih sadar dan

disengaja untuk mendapatkan persetujuan sosial dari orang lain,

untuk membangun hubungan yang bermanfaat dengan mereka, dan

dalam prosesnya, untuk meningkatkan harga diri mereka disebut

dengan gaining social approach (Cialdini & Goldstein, 2003).

Terdapat sedikit kesamaan antara sub aspek gaining social

approach dan automatic activation, perbedaannya adalah pada sub

aspek gaining social approach perubahan perilaku dilakukan

secara lebih sadar agar membangun suatu hubungan yang

bermanfaat bagi seseorang sedangkan pada automatic activation

dilakukan dengan kurang sadar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

49

c. Motivasi mempertahankan konsep diri.

Salah satu motivasi seseorang untuk menyesuaikan diri dengan

perilaku dan pandangan orang lain adalah untuk meningkatkan, menjaga,

dan memperbaiki harga dirinya. Oleh karena itu dapat dilihat bahwa

perilaku menyesuaikan diri memiliki peran dalam menegaskan konsep diri

seseorang. Seseorang yang fokus pada dasar-dasar harga dirinya seperti

sifat (self-attribute), akan memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk

menyesuaikan diri. Mempertahankan konsep diri dapat melalui cara

perlindungan harga diri maupun proses kategorisasi diri (Cialdini &

Goldstein, 2003). Dibawah ini, peneliti akan menjelaskan mengenai

perspektif dasar kategorisasi diri mengenai pengaruh mayoritas dan

minoritas, dan juga efek deindividuasi pada konformitas:

1) Majority and minority Influence

Majority and minority influence merupakan sejauh mana

seseorang mengidentifikasi sumber pesan, merupakan faktor

penting dalam menentukan strategi pemrosesan informasi yang

akan digunakan serta hasil usaha dan pengaruhnya. Pandangan

mengenai pengaruh mayoritas dan minoritas meningkatkan

ketertarikan dan dukungan pada perspektif kategorisasi diri. Efek

dari pengaruh mayoritas dan minoritas hanya dapat dilihat jika

seseorang menjadi anggota dari suatu group tertentu (David &

Turner 2001 dalam Cialdini & Goldstein, 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

50

2) Deindividuation Effect

Deindividution effect adalah suatu proses di mana seorang

individu akan menyesuaikan perilakunya dengan norma lokal dan

situasi spesifik yang ditentukan oleh identitas kelompok (Cialdini

& Goldstein, 2003). Respons seseorang terhadap norma kelompok

bukanlah suatu proses tanpa berpikir atau irasional tetapi mungkin

saja merupakan proses sadar dan rasional yang berkaitan dengan

identitas diri (Spears et al, 2001 dalam Cialdini & Goldstein, 2003).

Postmes dan Spears (1998 dalam Cialdini & Goldstein, 2003)

mengungkapkan bahwa daripada terlibat dalam kegiatan anti

normatif, individu mengalami proses deindividuation yang tidak

sesuai dengan perilaku mereka, akan tetapi untuk mengikuti

norma-norma atau situasi khusus yang didefinisikan oleh identitas

kelompok.

3. Faktor-faktor Konformitas

Dalam kondisi tertentu seseorang akan cenderung menyesuaikan

perilakunya dengan orang lain (Cialdini & Trost, 1998). Ada beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi sikap seseorang dalam menentukan perilakunya,

apakah ia akan menyesuaikan diri pada lingkungannya atau membangkang.

Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi konformitas, yaitu sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

51

a. Cohesiveness (Kohesivitas)

Cohesiveness merupakan salah satu cara seseorang untuk mencoba

menyesuaikan diri dengan cara mengikuti perilaku yang berlaku dalam

situasi tertentu dan didasarkan pada pengaruh orang lain. Seseorang

melakukan hal tersebut agar dapat diterima oleh anggota kelompok. Jadi,

semakin seseorang ingin menjadi anggota dan diterima oleh anggota

lainnya, semakin orang itu berusaha untuk menghindari melakukan

sesuatu yang akan memisahkan dirinya dari kelompok tersebut (Baron &

Branscombe, 2012).

b. Ukuran Kelompok

Ukuran kelompok juga mempengaruhi karena konformitas

cenderung meningkat apabila ukuran kelompok meningkat, setidaknya

sampai titik tertentu (Sarwono, 2014). Jadi semakin banyak jumlah orang

dalam kelompok yang berperilaku dengan cara tertentu, maka akan

semakin besar pula kecenderungan seseorang untuk menyesuaikan diri

dengan melakukan apa yang orang-orang tersebut lakukan (Baron &

Branscombe, 2012).

c. Komitmen pada kelompok

Komitmen adalah suatu kekuatan positif maupun negatif yang

membuat individu tetap berhubungan atau tetap setia berada dalam

kelompok (Taylor et al., 2009). Kekuatan positif tersebut misalnya adalah

rasa suka atau rasa percaya yang membuat kelompok tersebut bekerja

dengan baik. Dan kekuatan negatif adalah halangan keluar karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

52

seseorang telah berinvestasi besar dalam kelompok tersebut, sehingga ia

akan mengalami kerugian jika keluar dari kelompok tersebut. Semakin

besar komitmen seseorang terhadap kelompok, semakin besar tekanan ke

arah konformitas terhadap standar kelompok (Taylor et al., 2009).

d. Norma Sosial

Norma sosial akan mempengaruhi perilaku hanya jika norma

tersebut relevan pada orang-orang yang terlibat pada saat atau situasi

tertentu (Baron & Branscombe, 2012). Seseorang yang berhadapan dengan

mayoritas yang kompak akan cenderung menyesuaikan diri dengan

mayoritas itu (Taylor et al., 2009). Norma sosial dibagi menjadi 2, yaitu:

1) Deskriptif

Norma Deskriptif menggambarkan apa yang akan

dilakukan oleh kebanyakan orang dalam suatu situasi. Norma

deskriptif mempengaruhi perilaku dengan cara memberikan

informasi yang spesifik untuk dilakukan dan perilaku seperti apa

yang diterima dan tidak diterima dalam situasi tertentu (Baron &

Branscombe, 2012).

2) Injunctive

Norma injunctive adalah norma umum yang menentukan

perilaku seperti apa yang disetujui atau tidak disetujui dalam

situasi tertentu dengan pertimbangan secara etis dan tidak etis

(Cialdini & Goldstein, 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

53

e. Keinginan Individuasi

Masing-masing orang memiliki kesediaan yang berbeda untuk

melakukan hal-hal yang secara mencolok berbeda dengan orang lain.

Beberapa orang lebih suka melebur dalam kelompok dan mengikuti opini

kelompok, sedangkan sebagian lainnya memilih tampil berbeda (Taylor et

al., 2009). Jadi keputusan seseorang untuk mengikuti keinginan kelompok

atau tidak, bergantung pada seberapa tingkat keinginan individuasi mereka.

4. Proses dan Dampak

Seseorang akan merasa sangat tidak nyaman dan tertekan bila ia

memiliki pendapat atau perilaku yang berbeda dari kebanyakan orang di

sekitarnya karena pada umumnya pendapat atau perilaku dari pihak minoritas

akan berujung pada ejekan (Asch, 1956; Crutchfield, 1955; Deutsch & Gerard,

1955, Schachter, 1951 dalam Cialdini & Trost, 1998). Untuk menghindari rasa

tidak nyaman tersebut, kebanyakan orang akan memilih untuk menyesuaikan

dirinya dengan orang di sekitarnya. Perubahan pendapat atau perilaku tersebut

akan semakin meningkat ketika seseorang diminta untuk menyampaikannya

secara langsung dalam kelompok yang besar, dan akan cenderung menurun

ketika respon disampaikan secara personal (Cialdini & Trost, 1998). Hal

tersebut juga dirasakan oleh seseorang yang mulai memasuki usia remaja

dimana mereka ingin selalu terlihat baik di depan teman sebayanya. Remaja

memilih untuk menyesuaikan diri mereka dengan teman sebayanya agar

mereka tidak dijauhi oleh-teman-temannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

54

Penyesuaian diri pada remaja terjadi karena adanya 2 motivasi yang

mempengaruhi konformitas yaitu; 1) seseorang akan cenderung bersikap

konform ketika tujuannya ingin membuat suatu penilaian yang valid sehingga

ia tidak akan merasa sendirian dalam memberikan jawaban atau berperilaku.

2) seseorang akan cenderung merasa lebih percaya diri ketika ada orang lain

yang sependapat dengan dirinya sehingga seseorang bersikap konform agar

dapat meningkatkan persetujuan terhadap diri sendiri, karena jika ia berbeda

dari orang lain ia akan cenderung merasa cemas dan bersalah (Kiesler &

Kiesler, 1969; Myers, 1996 dalam Cialdini & Trost, 1998; Cialdini &

Goldstein, 2003). Ketika berada dalam kondisi yang demikian akan ada 2 jenis

perilaku individu yang berbeda dalam menentukan sikap, yang pertama adalah

early conformist yaitu mereka yang akan terus menerus menyesuaikan diri

dengan kelompok mereka (konformitas tinggi). Sarwono (2001 dalam Susanti

& Nurwidawati, 2014) mengatakan bahwa ada pengaruh positif yang

diberikan ketika seseorang menyesuaikan diri dengan kelompoknya di

antaranya hubungan akrab yang diikat oleh minat yang sama, kepentingan

bersama dan saling membagi perasaan, setia saling tolong menolong untuk

memecahkan masalah bersama, juga adanya perasaan gembira akibat

penghargaan terhadap diri dan hasil usaha dan prestasinya. Hal tersebut

memegang peranan penting dalam menumbuhkan rasa percaya diri individu

tersebut, sehingga ikatan emosi bertambah kuat dan saling membutuhkan.

Akan tetapi Sarwono dan Meinarno (2014) mengatakan ada pula pengaruh

negatif dari konformitas yaitu seseorang akan cenderung tidak memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

55

pendirian dan hanya mengikuti temannya sehingga bisa berujung pada

perkelahian serta perilaku-perilaku negatif yang lainnya.

Jenis yang kedua adalah non conformist (konformitas rendah),

kelompok ini cenderung memilih bertahan dalam perselisihan atau perbedaan

pendapat dan tetap berdiri secara independen (Cialdini & Trost, 1998). Tingkat

konformitas yang rendah menunjukkan bahwa remaja dapat memberikan

keputusan tanpa takut ditolak oleh kelompok.

Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa kohesivitas, ukuran kelompok,

komitmen pada kelompok, norma sosial, serta keinginan individuasi merupakan

faktor yang mempengaruhi konformitas. Proses dan dampak dari tingkat

konformitas yang tinggi dan juga rendah juga sudah peneliti paparkan pada bagian

sebelumnya. Pada bagian selanjutnya, peneliti akan menjelaskan mengenai

dinamika konformitas pada remaja sisi sekolah homogen.

F. Konformitas Remaja Siswi Sekolah Homogen

Sebagai makhluk sosial, tentu saja seorang indivdu akan melakukan

interaksi dengan individu yang lainnya. Begitu pula dengan remaja, sesuai dengan

teori Erikson (dalam Papalia, Olds, Feldman, & Gross, 2008) dikatakan bahwa

remaja berada pada fase di mana ia ingin dikenal dan diterima oleh kelompok

peer-nya. Remaja memperlihatkan upaya mencari kesamaan dan kesinambungan

dengan orang lain untuk menjelaskan arti kehadiran mereka. Identifikasi diri ini

muncul ketika remaja memilih nilai dan orang tempat ia memberikan loyalitasnya

seperti pada teman sebayanya. Pada masa ini rentan bagi remaja untuk mencoba-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

56

coba. Dari dulu pria cenderung memegang jabatan dan posisi status yang lebih

tinggi di banyak masyarakat daripada perempuan (Herdiansyah, 2016). Ada

hubungan antara status dan kerentanan terhadap pengaruh sosial, status yang lebih

rendah menyebabkan kecenderungan yang lebih besar untuk menyesuaikan diri

Eagly (1987 dalam Baron & Branscombe, 2012) itulah sebabnya perempuan

memiliki kemungkinan lebih besar untuk berlaku konform.

Bagi remaja perempuan yang bersekolah di sekolah homogen, banyak

sekali hal yang dapat dijadikan pembanding dengan dirinya. Hal tersebut

dikarenakan banyaknya dinamika yang mereka lakukan dengan teman sebaya

yang berjenis kelamin sama sehingga terdapat kecenderungan untuk tidak mau

kalah. Siswi di sekolah homogen berlomba-lomba untuk mendapatkan prestasi

yang tinggi. Lee & Bryk (1986) mengatakan bahwa sekolah homogen khususnya

perempuan memberikan manfaat dalam kaitannya dengan prestasi akademik, juga

pandangan terhadap peran jenis. Keinginan yang tinggi untuk berprestasi

membuat remaja perempuan di sekolah homogen merasa tidak perlu memenuhi

harapan dari kelompoknya sehingga kecenderungan untuk melakukan konformitas

menjadi rendah.

G. Hubungan Antara Konformitas dan Persepsi Tubuh Remaja Siswi

Sekolah Homogen

Budaya masyarakat di Indonesia cenderung bersifat kolektivistik, dan ciri

khas dari budaya ini adalah konformitas. Dengan demikian maka orang-orang

mudah mengikuti kegiatan, aktivitas, ataupun tren yang diikuti oleh banyak orang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

57

Hal tersebut membuat masyarakat Indonesia cenderung menyesuaikan diri dengan

lingkungannya dan mengikuti tren yang sedang berlangsung agar tidak dianggap

aneh oleh lingkungan sekitarnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa budaya Barat

mempromosikan suatu bentuk tubuh yang tidak realistis bagi perempuan,

ketidaksesuaian terhadap gambaran ideal tubuh ini menyebabkan penolakan sosial.

Chapkis (1986 dalam Grogan, 2008) berpendapat bahwa perempuan

ditindas oleh industri periklanan, media komunikasi, dan industri kosmetik.

Media-media tersebut mempromosikan tren mengenai kecantikan yang kebarat-

baratan bagi perempuan di seluruh dunia. Para peneliti bersepakat bahwa tekanan

sosial untuk menyesuaikan diri dengan bentuk tubuh yang ideal lebih besar

dialami oleh perempuan daripada pada laki-laki (Grogan, 2008). Hal tersebut

menyebabkan perempuan akan selalu memperhatikan bagaimana penampilan

mereka dan adanya rasa ketidakpuasan terhadap tubuh membuat perempuan

berusaha untuk terlihat lebih menarik agar tidak dinilai negatif oleh

lingkungannya. Penjelasan di atas menunjukkan adanya kemungkinan bahwa

persepsi tubuh memiliki hubungan dengan konformitas pada remaja yang

bersekolah di sekolah homogen perempuan.

Penelitian dari Andriani & Ni’matuzahroh (2013) mengatakan bahwa

konsep diri yang rendah akan diikuti pula oleh konformitas yang tinggi. Salah satu

komponen dari konsep diri adalah persepsi tubuh. Disebutkan pula bahwa

persepsi tubuh memiliki pengaruh yang cukup besar pada konformitas. Penelitian

sebelumnya menjelaskan bahwa ada hubungan yang negatif antara konformitas

dan juga persepsi tubuh (Christanto, 2014; Handayani, 2011; Tiggemann, 2001).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

58

Remaja mencoba untuk menyesuaikan diri dengan teman sebayanya dengan

membeli barang-barang yang akan membuatnya tampil lebih menarik. Perilaku

belanja tersebut terkadang melampaui batas sehingga remaja cenderung konsumtif

(Laili, Soeranti, & Pertiwi, 2015; Sebayang, Yusuf, & Priyatama, 2011; Yuliantari

& Herdiyanto, 2015). Remaja perempuan tahu bahwa mereka dapat menggunakan

kosmetik dan memilih pakaian untuk melakukan kamuflase bagian tubuh yang

mereka anggap buruk (Hurlock, 1973) sehingga ada kemungkinan bahwa remaja

perempuan cenderung menetapkan standar tertentu bagi tubuh mereka sesuai

dengan tayangan yang ia lihat dan berupaya agar dapat mencapai target tersebut.

Melalui apa yang remaja lihat di media komunikasi, ia berusaha untuk

menyesuaikan diri agar mencapai penilaian yang ideal. Penyesuaian diri tersebut,

mereka lakukan agar tidak mendapat mendapatkan penolakan dari lingkungan

sosial mereka terutama teman sebaya. Selain itu, remaja juga mencoba untuk

menyesuaikan diri dengan artis idola yang ia lihat di media karena remaja mulai

mengerti betapa pentingnya memperhatikan penampilan untuk memperoleh

pengakuan sosial.

H. Kerangka Konseptual

Seperti yang sudah dikatakan Hurlock (1973) pada bagian sebelumnya,

pada perempuan usia remaja dimulai dari 13 sampai dengan 18 tahun dengan

ditandai dengan menarche. Pada masa pubertas, banyak sekali perubahan-

perubahan yang akan dialami oleh remaja. Pada masa ini remaja memerlukan

orang lain seperti teman sebaya dan orang tua untuk memenuhi tugas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

59

perkembangannya tersebut. Orang tua dan teman sebaya memiliki peran yang

sangat penting dalam pengambilan keputusan bagi seorang remaja. Orang tua

memiliki peran yang penting dalam memberikan contoh perilaku yang nantinya

akan diimitasi oleh remaja perempuan, begitu pula dengan teman sebaya di mana

seorang remaja sangat membutuhkan pengakuan dari lingkungan sosialnya

terutama teman sebayanya (peer group). Dalam beberapa hal, remaja tetap masih

membutuhkan orang tua untuk menentukan pilihan, termasuk pilihan untuk

bersekolah di sekolah homogen (Mensinger, 2001).

Lingkungan sekolah tentu saja mempengaruhi perilaku remaja dalam

pergaulannya. Perasaan ingin diterima oleh teman sebaya membuat remaja

cenderung ingin mengikuti perilaku atau menggunakan pakaian, aksesoris bahkan

riasan yang saat itu sedang digemari oleh teman sebayanya. Tren fashion yang

sedang digemari tersebut remaja dapatkan dari media massa dan juga media sosial.

Dari akun-akun media sosial yang dimiliki, remaja mendapatkan informasi-

informasi mengenai gaya berbusana yang terbaru. Akan tetapi informasi-informasi

yang ditunjukkan di media sosial justru membuat remaja cenderung merasa

kurang percaya diri karena membandingkan dirinya dengan model-model yang

ditampilkan di media massa dan juga media sosial sehingga remaja cenderung

memiliki kepuasan yang rendah terhadap tubuhnya dan tentunya berpengaruh

pada penilaian terhadap tubuhnya yang juga akan cenderung rendah. Ketika

keinginan untuk tampil lebih menarik tidak dikelola dengan baik maka seorang

remaja akan memiliki penilaian dan kepuasan pada tubuh yang rendah sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

60

cenderung menimbulkan kecenderungan eating disorder karena terlalu

memaksakan diri untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal.

Persepsi atau penilaian tubuh yang rendah akan berpengaruh pada

meningkatnya permasalahan makan seperti munculnya keinginan untuk diet

karena adanya dorongan untuk menjadi kurus, sehingga muncullah simptom

bulimia, bigne eating, dan sindrom BN (Grogan, 2008). Selain itu persepsi tubuh

yang rendah juga akan berpengaruh pada perkembangan self esteem yang rendah.

Perasaan-perasaan tertekan yang muncul akan berpengaruh pada munculnya

perilaku ekstrem dalam mengubah tubuh seperti implan, bahkan operasi plastik.

Hal tersebut membuat remaja tumbuh menjadi individu yang tidak bahagia dan

sehat mental. Akan tetapi bagi remaja yang tetap percaya diri dengan

penampilannya dan tidak terpengaruh dengan iklan-iklan dan model di media

sosial akan lebih menghargai dirinya sebagai pribadi yang unik dan berbeda dari

orang lain. Oleh karena itu akan muncul perasaan nyaman, percaya diri, merasa

menarik, dan juga merasa bahagia dengan tubuhnya. Remaja perempuan juga

akan memiliki kontrol diri yang baik sehingga ia akan memiliki koneksi dengan

tubuhnya dan dapat segera mengetahui apa yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Hal-

hal tersebut tentu saja akan meningkatkan kemampuan remaja perempuan dalam

berhubungan dengan orang lain (interpersonal relationship), meningkatkan

perilaku altruistik, waspada terhadap penyakit, dan membangun daya tahan tubuh

oleh karena itu remaja tersebut lebih cenderung sehat mental. Jika digambarkan

dalam kerangka konseptual akan menjadi sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

61

Gambar 1 Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan Persepsi Tubuh

Remaja Siswi Sekolah Homogen

I. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan dan

negatif antara konformitas dan persepsi tubuh pada remaja perempuan. Semakin

rendah sikap konformitas yang dilakukan remaja, maka semakin tinggi persepsi

tubuhnya. Sebaliknya, semakin tinggi sikap konformitas remaja, maka semakin

rendah persepsi terhadap tubuhnya.

Remaja siswi sekolah homogen

Belajar bersosialisasi dengan lingkungan

Remaja dengan perilaku konformitas

rendah

Remaja dengan perilaku konformitas

tinggi

Berdiri secara independen

Berani mengambil keputusan tanpa

takut ditolak

Merasa percaya diri dan nyaman

dengan dirinya

Ingin terlihat baik di mata teman

sebaya

Mengambil keputusan dan berlaku

sesuai dengan keinginan lingkungan

Remaja dengan persepsi tubuh tinggi Remaja dengan persepsi tubuh rendah

Menghargai diri

Memiliki kontrol dan koneksi diri

yang baik

Merasa puas dan bahagia dengan

tubuhnya, menjadi individu yang

sehat mental

Merasa tertekan

Melakukan perubahan pada

penampilan bahkan tubuhnya

Merasa kurang puas dengan

tubuhnya, menjadi individu yang

kurang sehat mental

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

62

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pengantar

Dalam bab sebelumnya, peneliti telah menjabarkan mengenai tinjauan

pustaka yang peneliti gunakan sebagai dasar dalam penyusunan penelitian ini.

Selanjutnya, peneliti akan menjelaskan mengenai metode penelitian yang akan

peneliti gunakan secara keseluruhan. Penjelasan akan dimulai dengan ulasan

mengenai rancangan penelitian, variabel penelitian, partisipan penelitian, prosedur

dan metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas dari skala, serta metode

dan teknik analisis data. Dalam bab ini, peneliti juga akan memberikan rancangan

atau blue print penelitian yang akan peneliti gunakan dalam penyusunan skala

konformitas dan juga skala persepsi tubuh.

B. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis

penelitian kuantitatif bertujuan untuk menguji suatu teori secara objektif dengan

cara meneliti hubungan antar variabel-variabel penelitian (Supratiknya, 2015).

Variabel-variabel penelitian harus dapat diukur sehingga dihasilkan data numerik

yang bisa dianalisis secara statistik (Creswell, 2009 dalam Supratiknya, 2015).

Desain penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah desain

surveys-analytics. Dengan metode surveys-analytics, peneliti hendak

menggambarkan dan membuat generalisasi pada suatu populasi mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

63

hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti berdasarkan sampel.

Kelebihan desain survei adalah sifatnya yang relatif sederhana untuk

mengidentifikasi keadaan populasi berdasarkan penelitian terhadap salah satu

sampel yang relatif kecil (Coolican, 2014).

C. Partisipan

Dalam bagian ini, peneliti akan menjelaskan populasi dan juga sampel

yang akan digunakan dalam penelitian. Penjelasan akan dimulai dari populasi dan

kemudian dilanjutkan dengan jumlah yang lebih sedikit yaitu sampel penelitian.

1. Populasi

Populasi adalah semua anggota yang berada dalam suatu kelompok

tertentu (Coolican, 2014). Partisipan yang menjadi populasi dalam penelitian

ini adalah remaja yang berjenis kelamin perempuan. Adapun kriteria

partisipan dalam penelitian ini adalah remaja perempuan dalam rentang usia

13-21 tahun sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Hurlock, 1973).

Secara lebih spesifik peneliti memilih siswa SMA homogen khusus

perempuan di kota Yogyakarta untuk menjadi populasi. Di Yogyakarta

terdapat 3 sekolah homogen perempuan yang sesuai kriteria yaitu SMA

Stelladuce 1, SMA Stelladuce 2, dan juga SMA Santa Maria. Karena jumlah

populasi tersebut cukup besar, maka peneliti akan menggunakan sampel dari

populasi untuk menjadi partisipan penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

64

2. Sampel

Sampel adalah sub kelompok dari populasi target yang direncanakan

diteliti oleh peneliti untuk menggeneralisasikan hasil dari keseluruhan

populasi target (Coolican, 2014; Creswell, 2014). Dalam menentukan sampel,

peneliti menggunakan proses seleksi opportunity sample atau sering disebut

dengan convenience sampling (Coolican, 2014). Peneliti memilih teknik

convenience sampling karena anggota sampel akan dipilih berdasarkan

kemudahan atau ketersediaan untuk mengakses sampel yang sesuai dengan

kriteria partisipan yang akan diteliti (Coolican, 2014; Supratiknya, 2015).

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, populasi dari penelitian ini

adalah remaja perempuan yang bersekolah di sekolah homogen perempuan di

Yogyakarta. Selanjutnya, pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik

convenience sampling dengan pertimbangan kemudahan peneliti.

D. Identifikasi dan Definisi Variabel Penelitian

Di bawah ini akan dijelaskan secara lebih rinci mengenai variabel-variabel

yang akan diteliti. Penjelasan dimulai dari identifikasi variabel, dan dilanjutkan

dengan definisi operasional dari variabel konformitas dan juga persepsi tubuh.

1. Identifikasi Variabel

Variabel adalah atribut atau karakteristik yang melekat pada individu

yang dapat diobservasi atau bahkan diukur serta bervariasi antara satu individu

dengan individu yang lainnya (Creswell, 2009 dalam Supratiknya, 2015).

Variabel yang dalam penelitian ini adalah :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

65

Variabel bebas : Konformitas dalam media sosial

Variabel terikat : Persepsi tubuh

2. Definisi Operasional

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing variabel:

a. Konformitas Media Sosial

Konformitas adalah suatu tindakan yang mengacu pada perubahan

perilaku seseorang agar sesuai atau sama dengan respon orang lain

(Cialdini & Goldstein, 2003). Kemudahan mendapatkan informasi dari

media sosial tentunya akan mempermudah persebaran norma dan juga

pengaruh sosial, sehingga seseorang akan cenderung mengubah perilaku

berdasarkan info yang mereka dapatkan (Egebrark & Ekström 2011;

Kende, et al., 2015; Yoo et al., 2014). Peneliti akan mengukur variabel

konformitas dengan skala konformitas yang terdiri dari tiga aspek yaitu

motivasi akurasi, motivasi afiliasi dan juga motivasi mempertahankan

konsep diri. Perilaku yang muncul dari tiga aspek tersebut adalah 1)

berperilaku sesuai dengan realita di lingkungannya karena adanya

keinginan untuk berperilaku benar, 2) melakukan hal yang sama dengan

orang lain agar mendapat persetujuan dari orang tersebut, 3)

mempertahankan harga diri melalui perlindungan harga diri maupun

proses kategorisasi diri (Cialdini & Goldstein, 2003). Perilaku konformis

ini akan diukur menggunakan alat ukur yang peneliti susun. Skala

konformitas ini akan melihat tingkatan dari perilaku konformitas remaja

perempuan berdasarkan nilai dari masing-masing item dalam skala, mulai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

66

dari perilaku konformitas yang rendah hingga tinggi. Semakin tinggi nilai

yang diperoleh, maka akan mengindikasikan bahwa partisipan memiliki

kecenderungan melakukan perilaku konformitas yang tinggi, begitu pula

sebaliknya.

b. Persepsi Tubuh

Persepsi tubuh adalah suatu sikap seseorang mengenai tubuhnya

yang berupa suatu penilaian baik itu positif maupun negatif (Cash &

Smolak, 2011). Skala persepsi tubuh akan digunakan untuk mengukur

variabel persepsi tubuh. Menurut Cash (2000) skala persepsi tubuh ini

dibagi menjadi sepuluh cara penilaian yaitu; 1) perasaan mengenai

penampilan (Appearance evaluation), 2) pemahaman mengenai

penampilan (Appearance orientation), 3) perasaan mengenai kebugaran

fisik (Fitness evaluation), 4) pemahaman mengenai kebugaran fisik

(Fitness orientation), 5) perasaan mengenai kesehatan (Health evaluation),

6) pemahaman mengenai kesehatan (Health orientation), 7) pemahaman

tentang penyakit (Illnes orientation), 8) kepuasan terhadap bagian tubuh

(Body area satisfaction), 9) kecemasan menjadi gemuk (Overweight

preoccupation), dan 10) kemampuan mengategorikan ukuran tubuh (Self-

classified weight). Penilaian terhadap tubuh ini akan diukur dengan skala

persepsi tubuh yang disusun oleh peneliti. Alat ukur ini akan melihat

tingkatan dari penilaian remaja perempuan terhadap tubuhnya berdasarkan

nilai dari masing-masing item dalam skala, mulai dari penilaian yang

rendah hingga tinggi. Semakin tinggi nilai yang diperoleh menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

67

semakin puas remaja pada tubuhnya dan cenderung positif penilaian

terhadap tubuhnya, begitu pula sebaliknya.

Setelah memaparkan mengenai identifikasi variabel serta definisi

operasional dari variabel dalam penelitian ini, peneliti akan menguraikan prosedur

pelaksanaan penelitian. Uraian prosedur dimulai dari awal penyusunan skala

hingga peneliti mendapatkan data yang mencukupi.

E. Prosedur Pelaksanaan

Pada prosedur pelaksanaan, peneliti mengawali penelitian dengan

menyusun skala konformitas dan skala persepsi tubuh. Peneliti menyusun item

dalam sebuah blue print untuk mempermudah peneliti menentukan indikator dan

menyusun item-item dari skala yang akan peneliti buat. Peneliti meminta bantuan

dari dosen pembimbing sebagai expert judgement untuk memberikan penilaian

mengenai sejauh mana pertanyaan-pertanyaan yang tercantum dalam skala sudah

sesuai dengan topik dan teori yang menjadi acuan peneliti. Peneliti juga meminta

bantuan dari 6 orang peer-rater untuk memberikan rating pada skala peneliti.

Penilaian tersebut bertujuan untuk melihat kesesuaian antara item yang peneliti

buat dengan teori yang diacu.

Setelah item-item diseleksi, terbentuklah skala konformitas dengan jumlah

56 item dan skala persepsi tubuh berjumlah 80 item. Setelah itu, peneliti

menyusun skala penelitian dalam google form. Dalam skala yang peneliti buat,

peneliti mencantumkan informed consent sebagai tanda persetujuan dari partisipan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

68

untuk berpartisipasi. Selain itu, peneliti juga mencantumkan cara pengisian skala

agar mempermudah partisipan dalam pengisian skala ini. Dalam kolom identitas

peneliti hanya meminta partisipan untuk mengisikan nama berupa inisial, usia,

dan juga asal sekolah hal tersebut peneliti lakukan agar partisipan merasa aman

akan kerahasiaan data yang ia berikan. Peneliti juga mencantumkan identitas

peneliti secara jelas sehingga partisipan dapat menghubungi peneliti jika

partisipan memiliki pertanyaan mengani topik penelitian.

Setelah skala siap digunakan, peneliti menyebarkan skala penelitian dalam

bentuk google form ke siswa yang bersekolah di sekolah homogen. Untuk waktu

pengambilan data, peneliti mulai menyebarkan skala try out pada tanggal 25 Mei

2018 dan berakhir pada 4 Juni 2018. Peneliti mendapatkan 39 partisipan mengisi

skala try out yang peneliti buat. Setelah pengambilan data try out dirasa cukup,

peneliti kemudian melakukan seleksi item dengan melihat korelasi total antar item

untuk memilih item-item yang layak dijadikan item skala penelitian. Analisis

terhadap data yang sudah didapatkan dengan bantuan program SPSS for Windows

versi 22.

Setelah memeriksa validitas dan reliabilitas dari kedua skala yang peneliti

susun, terbentuklah skala konformitas dengan jumlah 34 item dan skala persepsi

tubuh dengan jumlah 37 item. Ketika telah mendapatkan persetujuan dari dosen

pembimbing, peneliti segera mengambil data penelitian pada partisipan remaja

usia 13-21 tahun dan sedang bersekolah di sekolah homogen perempuan di

Yogyakarta. Pengambilan data dimulai dari tanggal 17 Agustus 2018 sampai

dengan 13 September 2018. Penyebaran skala dilakukan secara online dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

69

bantuan ketua osis dan official account dari media sosial di setiap sekolah

homogen perempuan di Yogyakarta. Dari proses pengambilan data, peneliti

mendapatkan 246 partisipan.

F. Pengumpulan Data

Dalam bagian ini, peneliti akan menjelaskan mengenai metode dan alat

pengumpulan data yang akan peneliti gunakan. Penjelasan akan dimulai dari

metode pengumpulan data, sampai penyusunan alat pengumpulan data.

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

skala atau kuesioner agar peneliti mendapatkan data primer atau data yang di

dapatkan langsung dari partisipan. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan

pengumpulan data dengan menggunakan skala yang disebarkan kepada

partisipan penelitian dalam bentuk google form.

2. Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala persepsi tubuh dan

skala konformitas yang peneliti susun berdasarkan tinjauan pustaka yang

peneliti jadikan acuan. Berikut adalah penjelasan mengenai kedua skala

tersebut:

a. Skala Konformitas

Skala konformitas berguna untuk mengukur bentuk-bentuk

perilaku konformitas yang dilakukan oleh remaja perempuan. Skala yang

peneliti susun berdasar pada teori yang dikemukakan oleh Cialdini dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

70

Goldstein (2003). Peneliti menggunakan model skala Likert yang sedikit

dimodifikasi sehingga setiap itemnya memuat empat respon yaitu; SS

(Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), dan STS (Sangat Tidak

Sesuai). Partisipan diminta untuk memilih satu dari empat pilihan respon

yang tersedia. Modifikasi jumlah pilihan jawaban dimaksudkan agar dapat

menghindari kecenderungan partisipan memilih jawaban netral. Hasil skor

yang tinggi dalam skala konformitas ini akan menunjukkan semakin

tingginya kecenderungan remaja untuk semakin konformis dengan

kelompoknya, begitu pula sebaliknya. Penskoran skala konformitas dapat

dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 1

Penskoran Skala Konformitas

Respon Penskoran

Favorable Unfavorable

Sangat Sesuai 4 1

Sesuai 3 2

Tidak Sesuai 2 3

Sangat Tidak Sesuai 1 4

Skor tinggi yang diperoleh dari skala ini mengindikasikan bahwa

partisipan memiliki kecenderungan yang tinggi dalam menyesuaikan diri

dengan orang lain di lingkungannya. Sedangkan skor yang rendah

mengindikasikan bahwa partisipan cenderung tidak mudah terpengaruh

untuk menyesuaikan diri dengan orang lain. Di bawah ini akan disajikan

blue print dari skala konformitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

71

Tabel 2

Blue Print Skala Konformitas

Konsep Aspek Sub Aspek Indikator

Motivasi Akurasi

Perceived

Concencus

Memutuskan sesuatu setelah diyakinkan oleh

orang lain.

Merasa melakukan suatu hal yang benar ketika

banyak orang juga melakukannya.

Dynamical

System

Berperilaku sesuai dengan situasi dan kondisi saat

itu.

Mengikuti apa yang dilakukan oleh kebanyakan

orang di lingkungannya.

Automatic

Activation

Mengikuti hal-hal yang dilakukan banyak orang

agar diterima di lingkungannya.

Menyesuaikan diri agar diperhatikan orang di

sekitarnya.

Motivasi Afiliasi Behavioral

Mimicry

Menyesuaikan perilaku dengan orang yang

diidolakan/ dikagumi.

Menyesuaikan penampilan dengan orang yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

72

diidolakan/dikagumi.

Gaining Social

Approach

Menirukan perilaku orang lain untuk menjaga

hubungan baik dengan mereka.

Merasa lebih berharga ketika diterima di

kelompok tertentu

Mempertahankan

konsep diri

Majority and

minority

Influence

Menunjukkan perilaku yang sesuai dengan suara

mayoritas.

Tidak terpengaruh pada perilaku yang

dimunculkan minoritas.

Deindividuation

Effect

Menyesuaikan perilaku dengan identitas dan

norma kelompok.

Menunjukkan perilaku yang sesuai dengan situasi

kelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

73

Tabel 3

Sebaran Item Skala Konformitas untuk Uji Coba

Sub Aspek

Nomor Item

Total

Favorable Unfavorable

Perceived Concencus 45, 29, 27, 4 22,30, 56, 1 8

Dynamical System 41, 47, 5, 32 14,49, 17, 46 8

Automatic Activation 26, 44, 40, 48 2, 19, 35, 51 8

Behavioral Mimicry 36, 6, 18, 17 16, 23, 11, 24 8

Gaining Social Approach 53, 20, 9, 13 25, 54, 34, 33 8

Majority and minority

Influence

50, 39, 31, 8 42, 15, 55, 21 8

Deindividuation Effect 28, 10, 12, 3 52, 43, 37, 38 8

TOTAL 28 28 56

b. Skala Persepsi tubuh

Skala persepsi tubuh juga menggunakan model skala Likert yang

mengacu pada aspek-aspek dari teori yang dikemukakan oleh Cash (2000).

Dalam skala Persepsi tubuh ini terdapat empat respon yaitu; SS (Sangat

Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), dan STS (Sangat Tidak Sesuai).

Partisipan diminta untuk memilih satu dari empat pilihan respon yang

tersedia. Skala tersebut telah dimodifikasi oleh peneliti untuk menghindari

kecenderungan partisipan menjawab netral sebagai pilihannya. Hasil skor

yang tinggi dalam skala persepsi tubuh ini akan menunjukkan semakin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

74

tingginya penilaian remaja perempuan terhadap tubuhnya, dan sebaliknya.

Penskoran skala persepsi tubuh dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4

Tabel Penskoran Skala Persepsi tubuh

Respon Penskoran

Favorable Unfavorable

Sangat Sesuai 4 1

Sesuai 3 2

Tidak Sesuai 2 3

Sangat Tidak Sesuai 1 4

Skor tinggi diperoleh oleh partisipan yang memiliki penilaian yang

tinggi dan cenderung positif serta puas terhadap tubuhnya. Sedangkan

partisipan yang memiliki skor rendah cenderung memiliki penilaian yang

rendah terhadap tubuhnya dan tidak puas pada tubuhnya. Pada halaman

selanjutnya, akan dipaparkan blue print dari skala persepsi tubuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

75

Tabel 5

Blue Print Skala Persepsi Tubuh

Konsep Aspek Indikator

Persepsi tubuh juga

merupakan suatu sikap

yang dimiliki oleh

seorang individu

terhadap tubuhnya

yang berupa suatu

penilaian baik itu

positif maupun negatif

(Cash & Smolak, 2011)

Appearance

evaluation

Merasa bangga dan percaya diri dengan kondisi fisiknya saat ini.

Tidak membandingkan tubuhnya dengan orang lain.

Appearance

orientation

Memperhatikan penampilan secara detail.

Memperhatikan fashion yang cocok untuk dipakai dan mengikuti tren yang

ada saat ini.

Fitness

Evaluation

Merasa memiliki fisik yang sehat dan tubuh yang atletis.

Merasa berkompeten dalam kegiatan yang membutuhkan aktivitas fisik.

Fitness

Orientation

Terlibat dalam aktivitas fisik untuk meningkatkan kebugaran.

Membiasakan diri untuk berolahraga dan menjadikan rutinitas dalam gaya

hidupnya.

Health Memiliki perhatian pada kesehatan tubuhnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

76

Evaluation Merasa sehat dan tidak mudah tertular penyakit.

Health

orientation

Mengetahui cara-cara hidup sehat.

Melakukan gaya hidup sehat agar terhindar dari penyakit.

Illnes Orientation

Waspada terhadap gejala penyakit fisik yang muncul.

Mencari tahu tentang penanganan medis yang tepat ketika merasa tidak sehat.

Body area

satisfaction

Merasa puas dengan bentuk dan ukuran dari setiap bagian tubuh yang dimiliki.

Merasa bahagia dengan setiap bagian tubuh yang dimiliki.

Overweight

preoccupation

Menghindari hal-hal yang akan membuat gemuk

Melakukan pengendalian terhadap berat badan.

Self-classified

weight

Memiliki penilaian yang tepat pada tubuh yang kurus sampai kelebihan berat.

Memiliki penilaian yang sama dengan orang lain mengenai ketegorisasi berat

badan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

77

Tabel 6

Sebaran Item Skala Persepsi Tubuh untuk Uji Coba

Sub Aspek

Nomor Item

Total Favorable Unfavorable

Appearance evaluation 57, 65, 75, 35 8, 2, 49, 27 8

Appearance orientation 78, 53, 26, 15 66, 10, 64, 70 8

Fitness Evaluation 67, 28, 30, 47 13, 52, 22, 21 8

Fitness Orientation 69, 73, 18, 33 31, 19, 6, 71 8

Health Evaluation 74, 59, 79, 7 63, 55, 36, 12 8

Health orientation 4, 39, 45, 16 50, 5, 60,58 8

Illnes Orientation 40, 80, 37, 68 44, 56, 38, 43 8

Body area satisfaction 3, 48, 11, 14 72, 46, 23, 54 8

Overweight preoccupation 34, 24, 25, 51 17, 29, 41, 77 8

Self-classified weight 62, 32, 61, 1 9, 20, 76, 42 8

TOTAL 40 40 80

Dari pemaparan di atas dapat dilihat bahwa peneliti menyusun item-item

yang akan digunakan dalam skala penelitian dengan menggunakan bantuan blue

print. Item-item dalam skala konformitas dan juga persepsi tubuh akan diuji-

cobakan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian

yang sebenarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

78

G. Validitas dan Reliabilitas

Untuk mendapatkan skala penelitian yang layak digunakan, item-item

dalam suatu skala harus diuji validitas dan juga reliabilitasnya. Di bawah ini akan

dipaparkan mengenai validitas dan juga reliabilitas penelitian.

1. Validitas Skala

Validitas adalah kualitas esensial yang menunjukkan sejauh mana

suatu tes sungguh-sungguh dapat mengukur atribut psikologis yang hendak

diukurnya (Supratiknya, 2014). Di samping itu, Azwar (2009) mengatakan

bahwa validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu

alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur yang valid tidak

sekedar mampu mengungkapkan data dengan tepat akan tetapi juga harus

memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Dari pengertian-

pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa validitas pengukuran

menunjukkan kualitas mengenai ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

dalam melakukan fungsinya mengukur suatu atribut psikologis tertentu.

Tipe validitas umumnya dibagi menjadi tiga kategori, yaitu; content

validity (validitas isi), construct validity (validitas konstruk), dan criterion-

related validity (validitas berdasar kriteria) (Azwar, 2009; Supratiknya, 2014).

Peneliti menggunakan prosedur validitas isi atau content validity untuk

melakukan validasi terhadap penelitian ini. Validitas isi merupakan validitas

yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan bantuan dari

profesional judgement (Azwar, 2009). Peneliti meminta bantuan dosen

pembimbing skripsi sebagai expert judgement untuk melihat kesesuaian antara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

79

alat ukur dan konstruk yang diukur. Peneliti juga melakukan peer-rating untuk

mendapatkan validitas isi yang baik. Setelah peneliti mendapatkan penilaian,

peneliti menetapkan nilai IVI-I > 0,83 untuk dipakai dalam skala penelitian.

Penentuan nilai 0,83 berdasar pada nilai IVI-I minimun 0.78 dari Lynn (1986

dalam Supratiknya, 2016). Akan tetapi peneliti mempertimbangkan beberapa

item yang memiliki nilai 0.83 untuk direvisi dan digunakan kembali. Nilai

IVI-S pada kedua skala yaitu konformitas dan persepsi tubuh adalah 0.90. Hal

itu berarti item-item dalam skala sudah dapat dinilai valid dari segi isinya

(Supratiknya, 2016). Selain itu peneliti juga memanfaatkan blue print yang

memuat cakupan dari skala menurut teori yang dapat membantu agar validitas

muka dan validitas logik terpenuhi.

2. Reliabilitas Skala

Setelah validitas tes, bagian ini merupakan pemaparan dari reliabilitas

skala. Reliabilitas adalah konsistensi hasil pengukuran jika prosedur

pengetesannya dilakukan secara berulang kali terhadap suatu populasi

individu atau kelompok (AERA, APA, & BNCME, 1999 dalam Supratiknya,

2014). Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya

(Azwar, 2009). Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

reliabilitas adalah konsistensi hasil dari suatu pengukuran yang dapat

dipercaya jika prosedur tesnya dilakukan berulang kali pada populasi atau

kelompok yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

80

Ada tiga jenis pendekatan koefisien reliabilitas yaitu; Koefisien bentuk

alternatif, Koefisien tes-retest, dan Koefisien konsistensi internal (Supratiknya,

2014). Pengujian reliabilitas yang peneliti gunakan adalah pendekatan

konsistensi internal Alpha Cronbach yang dilakukan untuk menguji reliabilitas

skala konformitas dan persepsi tubuh. Koefisien reliabilitas berkisar mulai dari

0.0 sampai dengan 0.1. Koefisien reliabilitas rxx’= 1.0 menandakan adanya

konsistensi yang sempurna pada hasil ukur yang bersangkutan (Azwar, 2009).

Setelah melakukan uji coba, peneliti menemukan bahwa koefisien reliabilitas

dari skala konformitas adalah 0.932 untuk 34 item sedangkan skala persepsi

tubuh menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar 0.852 untuk 37 item. Kedua

skala yang peneliti susun memiliki reliabilitas yang cukup tinggi. Berikut

adalah hasil penghitungan reliabilitas dari skala konformitas dan persepsi

tubuh:

Tabel 7

Reliabilitas Skala Konformitas

Cronbach’s Alpha N of Items

0.932 34

Tabel 8

Reliabilitas Skala Persepsi tubuh

Cronbach’s Alpha N of Items

0.852 37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

81

3. Daya Diskriminasi Item

Daya diskriminasi item merupakan penilaian mengenai sejauh mana

item mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang

memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur, atau dalam penelitian

ini atribut yang diukur adalah konformitas dalam media social dan juga

persepsi tubuh. Item yang berdaya beda tinggi adalah item yang mampu

membedakan mana partisipan yang memiliki nilai positif dan mana yang

negatif (Azwar, 2017). Untuk mengetahui hal tersebut, peneliti melakukan try

out pada dua skala yang telah peneliti buat. Hal tersebut peneliti lakukan untuk

mengetahui apakah alat ukur tersebut memenuhi nilai reliabilitas suatu alat

ukur karena dalam suatu penelitian tidak menutup kemungkinan adanya error.

Berikut adalah hasil dari try out dari dua skala yang peneliti buat:

a. Skala konformitas

Awalnya skala konformitas memiliki 56 item dan setelah try out

tersisa 34 item. Sehingga dari proses tersebut terdapat 22 item yang gugur.

Banyaknya item yang gugur tersebut dapat terjadi karena error penelitian

seperti terlalu banyak jumlah item yang digunakan untuk uji coba sehingga

partisipan kelelahan dan cenderung menjawab dengan asal-asalan. Setelah

melakukan uji coba, peneliti melakukan seleksi item berdasarkan koefisien

korelasi ≥ 0,25. Walaupun banyak item yang gugur, aspek-aspek dalam

skala konformitas masih dapat tergambarkan dari item-item yang tersisa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

82

Tabel 9

Sebaran Item Skala Konformitas setelah Seleksi Item

Sub Aspek

Nomor Item

Total Favorable Unfavorable

Perceived Concencus *45, 29, 27, 4 *22,30, *56, 1 5

Dynamical System 41, 47, *5, 32 14,*49, *17, 46 5

Automatic Activation 26, 44, 40, 48 2, 19, *35, *51 6

Behavioral Mimicry *36, *6, 18, 17 16, 23, *11, *24 4

Gaining Social Approach *53, 20, 9, 13

25, *54, *34,

*33 4

Majority and minority

Influence 50, *39, 31, *8 *42, 15, 55, *21 4

Deindividuation Effect 28, *10, 12, 3 *52, 43, 37, 38 6

TOTAL 20 14 34

Catatan. nomor item yang bertanda bintang ( * ) adalah item yang gugur

b. Skala persepsi tubuh

Awalnya skala persepsi tubuh memiliki 80 item jadi 37 item.

Setelah melakukan uji coba, peneliti melakukan seleksi item berdasarkan

koefisien korelasi ≥ 0,25. Sehingga dari proses tersebut terdapat 48 item

yang gugur. Banyaknya item yang gugur tersebut dapat terjadi karena

error penelitian seperti terlalu banyak jumlah item yang digunakan untuk

uji coba sehingga partisipan kelelahan dan cenderung menjawab dengan

asal-asalan. Akan tetapi, untuk memenuhi jumlah target awal yaitu

minimal 3 item dalam setiap aspek peneliti, memasukkan kembali item

nomor 33, 59, 39, 24, dan 25. Peneliti memasukkan kembali item-item

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

83

tersebut dengan pertimbangan penambahan item tersebut tidak berdampak

pada nilai reliabilitasnya dan nilai Cronbach’s Alpha cukup memuaskan

yaitu 0.852. Walaupun banyak item yang gugur, aspek-aspek dalam skala

persepsi tubuh masih dapat tergambarkan dari item-item yang tersisa.

Tabel 10

Sebaran Item Skala Persepsi Tubuh Setelah Seleksi Item

Sub Aspek

Nomor Item

Total Favorable Unfavorable

Appearance evaluation 57, *65, *75, 35 *8, *2, 49, *27 3

Appearance

orientation 78, 53, *26, 15 *66, *10, *64, 70 4

Fitness Evaluation 67, 28, *30, 47 *13, 52, 22, 21 6

Fitness Orientation *69, 73, *18, (33) *31, 19, *6, *71 3

Health Evaluation 74, (59), *79, 7 *63, *55, *36, *12 3

Health orientation 4, (39), *45, 16 *50, *5, *60, *58 3

Illnes Orientation 40, *80, *37, 68 44, 56, 38, *43 5

Body area satisfaction *3, 48, *11, *14 *72, 46, 23, *54 3

Overweight

preoccupation *34, (24), (25), 51 *17, 29, *41, *77 4

Self-classified weight *62, *32, *61, 1 9, *20, *76, 42 3

TOTAL 23 14 37

Catatan. nomor item yang diberi tanda ( * ) adalah item yang gugur, dan

nomor item dalam tanda kurung ( ) adalah item yang dimasukkan

kembali

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa setelah peneliti memeriksa validitas

dan juga reliabilitas dari skala yang peneliti buat telah di dapatkan item-item yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

84

layak dijadikan skala penelitian sesungguhnya. Skala konformitas terdiri dari 34

item, dan skala persepsi tubuh terdiri dari 37 item.

H. Metode Dan Teknik Analisis Data

Metode dan teknik analisis data yang digunakan adalah uji asumsi dan

juga uji hipotesis. Penjelasan lebih lengkap akan dibahas pada bagian selanjutnya.

1. Uji Asumsi

Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti melakukan uji asumsi

dengan uji normalitas dan juga linearitas.

a. Uji Normalitas

Santoso (2010) mengatakan bahwa uji normalitas dilakukan untuk

memeriksa apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya

normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis Kolmogorov-Smirnnov. Data dapat dikatakan memiliki

persebaran data yang tidak normal ketika p < 0.05 sedangkan data

dikatakan memiliki persebaran yang normal ketika memiliki nilai p > 0.05

(Santoso, 2010).

b. Uji Linearitas

Santoso (2010) mengatakan bahwa uji linearitas berfungsi untuk

melihat apakah ada hubungan antar variabel yang hendak dianalisis. Jika

terdapat hubungan antara kedua variabel maka data yang dianalisis akan

mengikuti suatu garis lurus. Jadi peningkatan atau penurunan kuantitas

dari suatu variabel akan diikuti secara linear oleh variabel yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

85

Peneliti akan menggunakan program SPSS For Windows version 22 untuk

melakukan uji linearitas.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui hubungan dari variabel yang

akan diteliti. Oleh karena itu, uji hipotesis akan dilakukan ketika data yang

dimiliki telah memenuhi syarat linearitas atau data yang dianalisis sudah

mengikuti suatu garis lurus (Santoso, 2010). Peneliti akan menggunakan

bantuan program SPSS For Windows versi 22 untuk melakukan uji hipotesis.

Uji normalitas dan juga uji linearitas akan dilakukan sebelum peneliti

melaju pada uji hipotesis. Keseluruhan teknik analisa data dalam penelitian ini

menggunakan bantuan dari program SPSS For Windows versi 22.

I. Pertimbangan Etis

Dalam suatu proses penelitian, seorang peneliti pasti membutuhkan

bantuan dari orang lain sehingga peneliti harus mempertimbangkan kesejahteraan

dari orang-orang yang terlibat dalam penelitian ini termasuk partisipan penelitian.

Pada jalannya suatu penelitian, tidak menutup kemungkinan akan adanya suatu

kejadian yang akan merugikan partisipan baik itu secara materi maupun

psikologis. Oleh karena itu, seorang peneliti harus mempertimbangkan

kemungkinan-kemungkinan dampak yang akan terjadi dan bagaimana cara

mengantisipasi dampak yang akan muncul.

Peneliti menggunakan acuan dari Kode Etik Psikologi yang diterbitkan

oleh HIMPSI untuk mengantisipasi terjadinya hal yang akan merugikan partisipan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

86

penelitian. Dalam Buku kode Etik yang diterbitkan oleh HIMPSI terdapat pasal-

pasal yang dapat membantu psikolog dan ilmuwan psikologi agar senantiasa

menghargai dan menghormati harkat dan martabat serta menjunjung tinggi

kesejahteraan hak asasi manusia (HIMPSI, 2010). Dalam penelitian ini, peneliti

mengacu pada beberapa pasal yang terkait dengan penyelenggaraan penelitian.

Pada pasal 45 dikatakan bahwa dalam penulisan rancangan penelitian diharapkan

menggunakan format dan acuan yang sesuai dengan standar penelitian sehingga

dapat dipahami oleh pihak lain yang berkepentingan, sehingga peneliti

menggunakan acuan format yang telah diberikan oleh dosen pembimbing. Peneliti

juga melakukan konsultasi pada pihak yang lebih ahli (expert) dalam penulisan

penelitian hal tersebut sesuai dengan Pasal 46 sehingga peneliti mengikuti

bimbingan rutin dengan dosen pembimbing.

Kemudian pada pasal 53 peneliti tidak diperkenankan untuk merekayasa

atau melakukan langkah-langkah lain yang tidak bertanggungjawab dan

mengancam kesejahteraan partisipan. Selain itu, pada pasal 55 peneliti tidak

diperkenankan melakukan plagiarisme pada karya cipta pihak lain serta mengutip

tanpa menuliskan sumber secara jelas dan lengkap.

Dalam interaksi dengan partisipan, peneliti juga mengacu pada beberapa

pasal yaitu pasal 48 peneliti diharapkan hanya berinteraksi dengan partisipan di

lokasi dan dalam hal-hal yang sesuai dengan rancangan penelitian. Pada pasal 50,

peneliti tidak diperbolehkan untuk melakukan manipulasi atau menutupi informasi

yang akan mempengaruhi keikutsertaan partisipan sehingga seperti pada pasal 49

peneliti diharapkan memberikan informed consent yang berisi tujuan dan prosedur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

87

dari penelitian sebagai antisipasi keadaan yang akan membuat partisipan merasa

tidak nyaman. Oleh karena itu akan ada kemungkinan pengunduran diri dari

partisipan penelitian, akan tetapi peneliti tidak diperkenankan untuk memaksa

partisipan yang akan mengundurkan diri agar kembali bergabung dalam penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

88

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengantar

Pada bab ini peneliti akan memaparkan hasil dari penelitian yang sudah

peneliti lakukan. Peneliti akan memaparkan mulai dari deskripsi data partisipan

yang diteliti, setelah itu peneliti akan memaparkan mengenai perbandingan mean

teoretis dan mean empiris. Selanjutnya, peneliti akan menampilkan perhitungan

statistika mengenai distribusi data dari partisipan, dan membuktikan hubungan

dari kedua variabel yang peneliti teliti. Dalam perhitungan statistik, peneliti

menggunakan bantuan dari SPSS for Windows versi 22. Kemudian pada bagian

pembahasan peneliti akan menjelaskan mengenai paparan data yang telah dibahas

pada sub bab sebelumnya.

B. Hasil Penelitian

Setelah melakukan penelitian dan mendapatkan data, peneliti dapat

melihat gambaran usia dan juga asal sekolah dari keseluruhan partisipan. Berikut

adalah deskripsi dari data partisipan :

1. Deskripsi Partisipan Penelitian

Berikut merupakan deskripsi data partisipan dalam penelitian ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

89

Tabel 11

Rentang Usia Partisipan

Usia Jumlah Partisipan Persentase

14 tahun 3 1.22%

15 tahun 25 10.16%

16 tahun 106 43.09%

17 tahun 90 36.59%

18 tahun 22 8.94%

TOTAL 246 100%

Kriteria partisipan dalam penelitian ini adalah remaja

perempuan dalam rentang usia 13-21 tahun sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh (Hurlock, 1973). Berdasarkan tabel di atas,

diketahui bahwa mayoritas partisipan penelitian ini adalah remaja

perempuan yang berusia 16 tahun dengan persentase sebesar 43.09%

dari total partisipan berjumlah 246 orang.

Tabel 12

Asal Sekolah Partisipan

Asal Sekolah Jumlah Partisipan Persentase

SMA Santa Maria Yogyakarta 32 13%

SMA Stelladuce 1 Yogyakarta 81 32.93%

SMA Stelladuce 2 Yogyakarta 133 54.07%

TOTAL 246 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

90

Dari data yang telah peneliti dapatkan, dapat dilihat bahwa siswi dari

tiga sekolah homogen di Yogyakarta berkontribusi dalam penelitian ini. Dari

tabel tersebut diketahui bahwa peneliti mendapatkan data dengan jumlah

terbesar sebanyak 54.07% atau berjumlah 133 orang dari total jumlah 246 dari

SMA Stelladuce 2 Yogyakarta.

2. Uji Normalitas

Seperti yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, uji normalitas

dilakukan untuk memeriksa apakah data penelitian berasal dari populasi yang

sebarannya normal atau tidak (Santoso, 2010). Uji normalitas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis Kolmogorov-Smirnnov. Santoso (2010)

mengatakan bahwa data dapat dikatakan memiliki persebaran data yang tidak

normal ketika p < 0.05 sedangkan data dikatakan memiliki persebaran yang

normal ketika memiliki nilai p > 0.05.

Tabel 13

Hasil Uji Normalitas

Variabel Sig. N

Konformitas 0.079 246

Persepsi tubuh 0.015 246

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa data konformitas tersebar

secara normal, karena p > 0.05 yaitu p = 0.079 sedangkan untuk persepsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

91

tubuh p < 0.05 atau p = 0.015 sehingga dapat diartikan bahwa sebaran datanya

tidak normal.

3. Uji Linearitas

Uji linearitas berfungsi untuk melihat apakah ada hubungan antar

variabel yang hendak dianalisis. Jika terdapat hubungan antara kedua variabel

maka data yang dianalisis akan mengikuti suatu garis lurus. Jadi peningkatan

atau penurunan kuantitas dari suatu variabel akan diikuti secara linear oleh

variabel yang lain (Santoso, 2010). Peneliti akan menggunakan program SPSS

For Windows ver 2.2 untuk melakukan uji linearitas dan menentukan asusmsi

linearitas berdasarkan Deviation from Linearity pada tabel ANOVA.

Tabel 14

Hasil Uji Linearitas Data Penelitian

Anova Table

Persepsi tubuh

Konformitas

F Sig.

Linearity 2.551 0.112

Deviation from Linearity 0.963 0.552

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa hubungan antar variabel

memenuhi asumsi linier karena nilai F Deviation from linearity berada pada

rentang tidak signifikan (F= .963 atau p > 0,05) (Widhiarso, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

92

4. Deskripsi Data Penelitian

Berkaitan dengan skala pada variabel yang sedang diteliti, peneliti

melakukan analisis terhadap data penelitian dengan menentukan mean teoretis

dan mean empiris. Penghitungan ini digunakan untuk melihat gambaran

umum mengenai tingkat konformitas dan persepsi tubuh dari partisipan

penelitian. Berikut adalah data yang diperoleh:

Tabel 15

Hasil Pengukuran Deskripsi Variabel Konformitas dan Persepsi Tubuh

Variabel N Item

Data Teoretis Data Empiris

Min Max Mean SD Min Max Mean SD

Konformitas 34 34 136 85 17 37 115 70.38 12.364

Persepsi

tubuh 37 37 148 92.5 18.5 49 130 96.26 9.719

Mean empiris dari variabel konformitas adalah 70.38, sehingga dapat

dilihat bahwa nilainya lebih rendah dari mean teoretis, hal itu berarti

konformitas remaja siswi sekolah homogen yang menjadi sampel penelitian

cenderung lebih rendah dari rata-rata teoretis. Selain itu mean variabel

persepsi tubuh adalah 96.26 atau lebih tinggi dari mean teoretisnya hal itu

menandakan persepsi tubuh remaja cenderung lebih tinggi dari rata-rata

teoretis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

93

5. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel

konformitas dan juga persepsi tubuh. Peneliti menggunakan teknik analisis

Spearman’s rho dengan bantuan SPSS for Windows versi 22 karena data dari

salah satu variabel tidak terdistribusi secara normal. Hal tersebut sesuai

dengan pernyataan Santoso (2015) yang mengatakan bahwa metode non

parametrik dapat digunakan ketika data terdistribusi secara tidak normal.

Untuk data yang bersifat ordinal dapat digunakan korelasi Spearman (Santoso,

2015). Berikut adalah hasil perhitungan melalui bantuan SPSS.

Tabel 16

Uji Hipotesis Data Penelitian

Correlations

Konformitas

Persepsi

tubuh

Spearman's

rho

Konformitas

Correlation Coefficient 1.000 .089

Sig. (1-tailed) . .082

N 246 246

Persepsi

tubuh

Correlation Coefficient .089 1.000

Sig. (1-tailed) .082 .

N 246 246

Penelitian ini menggunakan uji satu ekor (one-tailed) karena hipotesis

penelitian merupakan hipotesis yang berarah, yakni terdapat hubungan yang

negatif antara konformitas dengan persepsi tubuh. Santoso (2010) mengatakan

bahwa apabila koefisien korelasi memiliki taraf signifikasi p < 0.05 maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

94

terdapat korelasi yang signifikan. Akan tetapi berdasarkan tabel di atas dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara Konformitas

dan persepsi tubuh karena nilai Sig > 0.005 (Sig = 0.082).

C. Analisis Tambahan

Data dari hasil penelitian ini baik variabel konformitas maupun persepsi

tubuh dapat dikategorisasikan ke dalam tiga kategori, yakni; rendah, sedang, dan

tinggi. Berikut adalah tabel kategorisasi variabel konformitas dan berdasar mean

empiris.

Tabel 17

Kategorisasi Konformitas Berdasarkan Mean Empiris

Kategorisasi Nilai

Rendah X < 58.016

Sedang 58.016 ≤ X < 82.744

Tinggi 82.744 ≤ X

Tabel 18

Pembagian Kategori Berdasarkan Skala Konformitas

Frequency Percent

Rendah 41 16.7

Sedang 174 70.7

Tinggi 31 12.6

TOTAL 246 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

95

Berdasarkan hasil kategorisasi skor partisipan penelitian pada skala

konformitas, terlihat bahwa sebagian besar partisipan mengarah ke kategori

sedang. Hal tersebut dibuktikan dengan sebanyak 174 siswi masuk dalam kategori

sedang, 41 siswi masuk dalam kategori rendah, dan sebanyak 31 siswi masuk ke

dalam kategori tinggi. Dengan demikian, partisipan pada penelitian ini paling

banyak memiliki tingkat konformitas yang sedang. Cukup banyak partisipan yang

menunjukkan tingkat konformitas yang rendah, dan lebih sedikit partisipan yang

memiliki nilai konformitas tinggi. Pada bagian selanjutnya akan dipaparkan

mengenai kategorisasi skala persepsi tubuh berdasarkan mean empiris.

Tabel 19

Kategorisasi Persepsi Tubuh Berdasarkan Mean Empiris

Kategorisasi Nilai

Rendah X < 86.541

Sedang 86.541 ≤ X < 105.979

Tinggi 105.979 ≤ X

Tabel 20

Pembagian Kategori Berdasarkan Skala Persepsi Tubuh

Rendah

Sedang

Tinggi

Frekuensi Persentase

29 11.8

185 75.2

32 13.0

TOTAL 246 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

96

Dari data di atas dapat dilihat bahwa kategori skor partisipan lebih

mengarah ke kategori sedang. Terlihat bahwa sebanyak 29 partisipan memiliki

persepsi tubuh yang rendah, 185 siswi memiliki persepsi tubuh yang sedang, dan

32 siswi memiliki persepsi tubuh yang tinggi. Dengan demikian, partisipan pada

penelitian ini paling banyak memiliki tingkat persepsi tubuh yang sedang.

D. Pembahasan

Uji hipotesis dilakukan pada subyek yang bersekolah di sekolah homogen

perempuan dan berusia 14-18 tahun. Dari perhitungan statistika yang

menggunakan uji satu ekor (one-tailed) yang telah dilakukan sebelumnya

ditemukan bahwa uji hipotesis menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0.081 (p >

0.05). Dengan demikian, hasil penelitian pada partisipan remaja siswi sekolah

homogen di Yogyakarta menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara konformitas dengan persepsi tubuh sehingga hipotesis awal

ditolak. Konformitas yang tinggi tidak berhubungan dengan persepsi tubuh yang

rendah dan begitu pula sebaliknya, konformitas yang rendah tidak berhubungan

dengan persepsi tubuh yang tinggi. Hasil penelitian hanya dapat digeneralisasikan

ke dalam sampel penelitian saja karena penelitian ini menggunakan teknik

convenience sampling, akan tetapi hasilnya cukup dapat dipercaya karena

populasinya cukup homogen yaitu remaja perempuan yang bersekolah di sekolah

homogen dengan rentang usia yang tidak terlalu jauh.

Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan beberapa penelitian

sebelumnya. Penelitian terdahulu mengatakan bahwa konsep diri yang rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

97

akan diikuti pula oleh konformitas yang tinggi (Andriani & Ni’matuzahroh, 2013;

Nursanti, 2009) dalam penelitian ini disebutkan pula bahwa persepsi tubuh adalah

satu komponen dari konsep diri. Di samping itu penelitian lain menjelaskan

bahwa ada hubungan yang negatif antara konformitas dan juga persepsi tubuh

(Christanto, 2014; Handayani, 2011; Tiggemann, 2001). Dalam penelitian tersebut

juga disebutkan bahwa persepsi tubuh memiliki pengaruh yang cukup besar pada

konformitas sehingga untuk menyesuaikan diri dengan teman sebayanya dengan

membeli barang-barang yang akan membuatnya tampil lebih menarik dan

terkadang melampaui batas sehingga remaja cenderung konsumtif (Laili, Soeranti,

& Pertiwi, 2015; Sebayang, Yusuf, & Priyatama, 2011; Yuliantari & Herdiyanto,

2015). Akan tetapi penelitian yang dilakukan oleh Indrayana dan Hendrati (2013)

mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara konformitas dengan konsep diri

serta harga diri (Erawati, 2016) pada remaja. Dengan demikian, hasil penelitian

dari Indrayana dan Hendrati (2013) serta Erawati (2016) tersebut lebih

memperkuat hasil penelitian ini.

Diperlukan pembahasan lebih lanjut mengenai tidak adanya hubungan

antara konformitas dan juga persepsi tubuh pada remaja perempuan di sekolah

homogen. Pembahasan tersebut dibagi menjadi beberapa bagian yaitu, pertama

rancangan penelitian, dan yang kedua faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

tubuh dan juga konformitas. Yang pertama dari segi rancangan penelitian,

penelitian ini menggunakan convenience sampling di mana pemilihan partisipan

berdasar pada kemudahan peneliti untuk mendapatkan partisipan penelitian.

Penggunaan non-probability sampling dinilai kurang menggambarkan variasi data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

98

dari populasi karena hanya dapat di generalisasikan ke sampel yang menjadi

partisipan penelitian.

Yang kedua, dari segi faktor yang mempengaruhi. Salah satu faktor yang

mempengaruhi penilaian seseorang terhadap tubuh adalah usia. Hurlock (1973)

menggolongkan usia remaja dalam tiga tingkatan yaitu preadolescent dari usia 10-

12 tahun, early adolescent 13-16 tahun, dan late adolescent 17-21 tahun. Dari data

yang peneliti dapatkan, partisipan yang mengikuti penelitian ini berusia 14-18

tahun, sehingga jika ditinjau dari teori Hurlock (1973) para partisipan masuk ke

dalam tingkatan early adolescent dan juga late adolescent. Grogan (2008)

mengatakan bahwa anak mulai kritis dan mulai menilai tubuh mereka ketika

memasuki usia preadolescent. Peneliti mengasumsikan bahwa partisipan sudah

mulai menerima diri dan mulai memiliki penilaian yang positif terhadap tubuhnya

karena partisipan sudah tidak berada dalam tahapan usia preadolecent, sehingga

partisipan merasa tidak perlu untuk mengikuti tren yang sedang berlangsung.

Lingkungan sekolah juga merupakan faktor sosiokultural yang

mempengaruhi hasil penelitian karena siswi lebih banyak menghabiskan

waktunya di sekolah. Seperti yang telah dikatakan oleh Knuckey (2016) bahwa di

sekolah homogen tidak ada distraksi dari lawan jenis mengenai sexual harassment

dan juga bullying pada penampilan fisik, sehingga siswi sekolah homogen

diharapkan dapat lulus dengan memiliki kemampuan dan kepercayaan diri untuk

mengatasi diskriminasi gender dan perbedaan kelas-kelas sosial. Remaja

perempuan di sekolah homogen juga dibiasakan untuk mengekspresikan dirinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

99

melalui ekstrakulikuler yang ada di sekolah sehingga mereka merasa lebih

percaya diri karena memiliki prestasi yang sesuai dengan minatnya.

Faktor-faktor dari konformitas yaitu norma sosial dan keinginan

individuasi juga mempengaruhi hasil penelitian. Remaja perempuan di sekolah

homogen tidak berlomba-lomba untuk berpenampilan menarik hanya karena ingin

mendapatkan perhatian dari lawan jenis sehingga mereka cenderung

berpenampilan sesuai dengan kenyamanannya. Hal tersebut berbeda dari siswi di

sekolah heterogen di mana remaja perempuan cenderung memperhatikan

tubuhnya karena ada penilaian dari teman sebaya yang berjenis kelamin laki-laki

(Tiggemann, 2001).

Hal-hal mengenai rancangan penelitian, faktor usia, sosiokultural, norma

sosial, dan keinginan individuasi seperti yang telah disampaikan di atas dapat

berpengaruh pada hasil penelitian. Akan tetapi, hasil penelitian dan pembahasan

hanya dapat di generalisasikan pada sampel penelitian saja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

100

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan perhitungan statistika dan penjelasan dari bab sebelumnya

dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan

antara persepsi tubuh dan juga konformitas. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai

korelasi r = 0.082. Hal itu berarti tingginya tingkat konformitas tidak diikuti

dengan rendahnya persepsi tubuh, dan begitu juga sebaliknya. Penelitian ini

bertolak belakang dengan beberapa penelitian sebelumnya yang menemukan

bahwa ada hubungan antara konformitas dan juga konsep diri. Akan tetapi ada

pula penelitian yang mendukung hasil penelitian ini yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Indrayana dan Hendrati (2013) yang menerangkan bahwa tidak

ada hubungan antara konformitas dengan konsep diri serta harga diri (Erawati,

2016) pada remaja. Persepsi tubuh, ideal diri, harga diri, peran dan juga identitas

diri merupakan bagian atau komponen dari konsep diri (Potter & Perry, 2005)

Faktor usia dan juga sosiokultural sekolah juga berpengaruh pada hasil

penelitian ini terutama pada penilaian seseorang terhadap tubuh mereka. Selain itu,

ada pula faktor yang mempengaruhi tingkat konformitas dari partisipan yaitu

sosiokultural, norma sosial di dalam sekolah, dan juga keinginan individuasi.

Partisipan penelitian ini adalah siswi dari sekolah homogen perempuan di

Yogyakarta dan berusia 14-18 tahun yang masuk ke tahapan early dan late

adolescent sehingga sudah lebih mampu mengolah pikiran dan perasaannya jika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

101

dibandingkan dengan remaja dalam tahap preadolescent sehingga perilaku

konform tidak terlalu tinggi. Peraturan dan budaya di sekolah homogen juga

cenderung membebaskan siswinya dalam mengkespresikan diri mereka. Hal

tersebut terbukti dari banyaknya ekstrakulikuler yang dapat menjadi wadah

siswinya untuk mengkespresikan diri. Secara tidak langsung hal tersebut membuat

para siswinya dapat menyalurkan minat dan bakatnya dan membuat para siswi

dapat lebih percaya diri.

B. Keterbatasan Penelitian

Setelah melalui proses penelitian, peneliti menyadari bahwa ada beberapa

hal yang menunjukkan keterbatasan dan kekurangan dari penelitian ini. Ada lima

hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini yaitu berkaitan dengan jumlah

sampel try out, teknik sampling, item, uji hipotesis, dan juga latar belakang

pendidikan peneliti. Yang pertama mengenai sampel try out, peneliti mengambil

sampel try out yang jumlahnya tidak cukup banyak yaitu 39 orang sehingga

variasi data yang didapatkan rendah.

Yang kedua, pengambilan sampel dengan teknik convenience sampling.

Peneliti menggunakan convenience sampling dengan pertimbangan kemudahan

peneliti dalam mendapatkan data. Akan tetapi teknik sampling ini kurang

menggambarkan populasi yang menjadi target group peneliti karena hanya dapat

memberikan generalisasi pada sampel yang diambil (Neuman, 2007).

Ketiga, berkaitan dengan item penelitian. Untuk memenuhi kebutuhan

jumlah minimal item dalam setiap aspek yaitu minimal 3 item peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

102

memasukkan kembali item yang memiliki nilai < 0.25 yaitu nomor 33, 59, 39, 24,

dan 25 pada skala persepsi tubuh untuk memenuhi target minimal dari jumlah

item. Peneliti memasukkan kembali item-item tersebut dengan pertimbangan

bahwa penambahan item tersebut tidak berdampak pada nilai reliabilitasnya. Nilai

Cronbach’s Alpha juga tergolong masih memuaskan yaitu 0.852 akan tetapi item-

item tersebut memiliki daya diskriminasi yang rendah (Azwar, 2017a). Selain itu,

terjadi overlapping pada indikator dan item antara aspek automatic activation dan

gaining social approach.

Keempat, data yang peneliti dapatkan pada variabel persepsi tubuh tidak

tersebar secara normal sehingga peneliti menggunakan uji statistik nonparametrik

yaitu spearman’s rho dalam uji hipotesis peneliti. Penggunaan uji hipotesis

spearman’s rho memiliki keterbatasan pada hasil karena hasil yang di dapatkan

lebih umum dan kesimpulan yang diambil lebih lemah (Santoso, 2015)

Kelima, format informed conscent yang digunakan dalam penelitian ini

belum tepat. Peneliti adalah seorang mahasiswa S1 yang masih belum

berpengalaman dalam bidang penelitian sehingga membutuhkan pendampingan

oleh ahli. Selain itu, analisis dan juga pembahasan yang peneliti lakukan belum

terlalu mendalam.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa keterbatasan

penelitian yang peneliti temukan. Keterbatasan tersebut dapat dijadikan tolok ukur

bagi peneliti selanjutnya agar dapat menutup keterbatasan yang ada dalam

penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

103

C. Saran

Seperti yang telah peneliti sampaikan pada Bab I, penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak oleh karena itu pada bagian ini

peneliti akan memaparkan saran bagi remaja perempuan, orang tua, guru BK dan

dinas pendidikan, serta komunitas ilmuwan psikologi. Uraian saran akan peneliti

sampaikan sebagai berikut:

1. Bagi Remaja

Remaja perlu berefleksi mengenai bagaimana penilaiannya terhadap

tubuhnya sendiri. Remaja juga perlu belajar untuk menilai tubuhnya secara

positif agar remaja merasa lebih percaya diri untuk menampilkan dirinya

walaupun tanpa make up dan juga fashion yang kekinian. Hal tersebut

berdasar pada data penelitian yang menunjukkan bahwa persepsi tubuh pada

partisipan masuk dalam kategori sedang dan belum banyak yang masuk pada

kategori tinggi. Selain itu, remaja juga diharapkan dapat menyadari bahwa

tayangan-tayangan mengenai tubuh ideal yang ditampilkan di media terkadang

berlebihan dan tidak selalu cocok jika diterapkan pada diri sendiri sehingga

tidak perlu membandingkan dirinya dengan apa yang di tampilkan oleh media.

Remaja juga tidak perlu mengikuti tuntutan lingkungan sosial mengenai

fashion dan cara berdandan jika memang merasa tidak nyaman. Dan pada

akhirnya remaja juga perlu menyadari bahwa berdandan bukanlah suatu hal

yang utama sehingga waktu dan tenaga dapat digunakan untuk kegiatan yang

lebih produktif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

104

2. Bagi Orang Tua

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

gambaran persepsi tubuh dan juga konformitas serta pengaruh media pada

pengambilan keputusan remaja untuk melakukan sesuatu. Dari hasil penelitian

dapat dilihat bahwa penilaian terhadap tubuh remaja siswi sekolah homogen

masih tergolong sedang dan bahkan masih ada yang rendah, di samping itu

perilaku konformitas juga masuk dalam kategori sedang dan bahkan ada

beberapa yang tinggi. Peran orang tua sangat dibutuhkan untuk menanamkan

dan meningkatkan penilaian positif remaja terhadap tubuhnya dan juga

menurunkan perilaku konform remaja. Orang tua dapat membantu remaja

dengan cara mengajak berdiskusi dan mengajak remaja menonton tayangan-

tayangan yang dapat membantu remaja meningkatkan penilaian positif pada

tubuhnya serta perilaku-perilaku remaja dalam mengikuti tren saat ini.

3. Bagi Guru Bimbingan Konseling, dan Dinas Pendidikan

Guru di sekolah juga merupakan lingkup inner circle remaja yang

memiliki peran penting untuk mendidik remaja khususnya agar memiliki

kepercayaan diri dan penilaian yang positif terhadap tubuhnya. Guru BK di

sekolah homogen dapat menata dan menyusun materi pembelajaran khususnya

materi yang berkaitan dengan peningkatan penilaian tubuh dan juga

mengurangi perilaku konformitas. Selain itu, guru BK juga dapat memberikan

pendampingan pribadi bagi siswi yang memiliki indikasi tidak puas dengan

dirinya dan/atau memiliki perilaku konform yang tinggi. Hal tersebut penting

untuk dilakukan karena data penelitian ini menunjukkan bahwa masih ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

105

siswi yang memiliki penilaian yang rendah terhadap tubuhnya dan ada pula

beberapa siswi yang cenderung berperilaku konform dengan teman sebayanya.

Dinas pendidikan secara tidak langsung juga dapat memberikan sumbangan

untuk membiasakan remaja menilai tubuhnya dengan positif dengan cara

menyususn materi pembelajaran yang dapat disampaikan oleh guru BK. Selain

itu, Dinas pendidikan juga diharapkan memeriksa secara berkala apakah

materi yang disampaikan sudah sesuai dengan keadaan sekolah yang

bersangkutan.

4. Bagi komunitas Ilmuwan Psikologi

Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

gambaran mengenai bagaimana remaja perempuan di sekolah homogen menilai

tubuh mereka dan bagaimana mereka bersikap ketika menghadapi tekanan dari

lingkungan sosialnya. Bagi peneliti yang tertarik untuk meneliti populasi siswi

sekolah homogen dan ingin menggunakan metode kuantitatif ada baiknya jika

menggunakan teknik probability sampling agar lebih mampu menggeneralisasikan

hasil penelitian pada populasi dengan baik. Bagi peneliti yang ingin mendalami

bagaimana dinamika remaja perempuan menilai tubuhnya dan menyesuaikan diri

dengan lingkungannya dapat menggunakan metode kualitatif agar dapat

memperoleh informasi yang lebih dalam. Selain itu, penulisan informed conscent

dalam penelitian ini belum tepat sehingga peneliti yang selanjutnya dapat

menggunakan format informed conscent yang sesuai dengan aturan yang berlaku.

Berkaitan dengan keterbatasan penelitian mengenai overlapping pada indikator

antara aspek automatic activation dan gaining social approach, peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

106

selanjutnya diharapkan melakukan analisis faktor terlebih dahulu dan lebih cermat

dalam melakukan seleksi item.

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa peneliti memberikan beberapa

masukan atau saran. Peneliti berharap bahwa saran yang peneliti sampaikan dapat

diterima dan ditindaklanjuti dengan bijaksana oleh pihak yang bersangkutan.

D. Komentar Penutup

Setelah menyelesaikan penelitian ini, peneliti cukup senang karena

mendapatkan hasil bahwa sebagian besar partisipan penelitian yang bersekolah di

sekolah homogen tidak memiliki penilaian yang rendah terhadap tubuhnya.

Sebagian besar partisipan di sekolah homogen juga tidak menunjukkan perilaku

konform yang tinggi. Walaupun baik dari penilaian terhadap tubuh dan juga

perilaku konformitas masih masuk dalam kategori sedang. Peneliti berharap

remaja yang bersekolah di sekolah homogen dapat lebih meningkatkan penilaian

mereka terhadap tubuh dan lebih menghargai diri sendiri tanpa perlu

membandingkannya dengan orang lain. Peneliti juga berharap bahwa penelitian

ini bermanfaat bagi orang lain sehingga penelitian ini tidak hanya bermanfaat bagi

diri peneliti tetapi bagi orang lain juga khususnya orang tua dan guru BK. Orang

tua dan guru BK merupakan orang-orang yang dekat dengan remaja sehingga

diharapkan agar dapat membantu para remaja perempuan untuk dapat menilai

tubuhnya dengan lebih positif. Upaya yang dilakukan orang tua, dan juga guru BK

tidak akan cukup jika dinas pendidikan dan juga komunitas ilmuwan psikologi

tidak ikut mengambil bagian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

107

DAFTAR PUSTAKA

Aladhi. (2016, April 26). Meme seragam ketat siswi SMA jadi viral di sosial

media. belitung.tribunnews.com. Diunduh dari

http://belitung.tribunnews.com/2016/04/26/meme-seragam-ketat-siswi-

sma-jadi-viral-di-sosial-media

Ambar, P. (2018, Februari 25). Gila! Remaja ini habiskan uang orangtuanya Rp 19

juta setiap bulan hanya untuk bisa mirip barbie. tribuntravel.com.

Diunduh dari http://travel.tribunnews.com/2018/02/25/gila-remaja-ini-

habiskan-uang-orangtuanya-rp19-juta-setiap-bulan-hanya-untuk-bisa-

mirip-barbie?page=all

American Psychological Association. (2009). APA concise dictionary of

psychology. Washington, DC: American Psychological Association.

Andriani, M., & Ni’matuzahroh. (2013). Konsep diri dengan konformitas pada

komunitas hijaber. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, l(1). Doi:

10.22219/jipt.v1i1.1362

Ardina, I. (2017, Juli 11). Tekanan di media sosial picu operasi plastik.

beritagar.id. Diunduh dari https://beritagar.id/artikel/gaya-hidup/tekanan-

di-media-sosial-picu-operasi-plastik

Asrianti, S. (2018, Desember 4). Psikolog ungkap penyebab remaja “kecanduan”

kosmetik. republika.co.id. Diunduh dari

https://www.republika.co.id/berita/gaya-

hidup/trend/18/04/12/p7288h284-psikolog-ungkap-penyebab-remaja-

kecanduan-kosmetik

Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Azwar, S. (2017a). Penyusunan skala psikologi (2nd ed.). Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Azwar, S. (2017b). Metode penelitian psikologi (2nd ed.). Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Baron, R.A., & Branscombe, N. R. (2012). Social psychology (13th ed.). Boston,

AS : Pearson Education, Inc.

Camelia. (2008, 28 Januari). Wawancara Personal.

Cash, T. F. (2000). The multidimensional body-self relations questionnaire. Third

revision. Norfolk, England : Old Dominion University

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

108

Cash, T. F.(2016). Encyclopedia of feeding and eating disorders. (T. Wade, Ed.).

Singapore: Springer Singapore. Doi: 10.1007/978-981-287-087-2_3-1

Cash, T. F., & Smolak, L. (2011). Body Image: A handbook of science, practice,

and prevention (2nd ed). New York, AS: Guilford Press.

Charulata, G. (2011). The relation between body image satisfaction and self-

esteem to academic behaviour in adolescents and pre-adolescents.

University of Manitoba. Diunduh dari

https://umanitoba.ca/faculties/education/media/Gupta-11.pdf

Christianto, N. W. (2014). Hubungan antara body image dan konformitas dalam

perilaku konsumtif pada remaja. (Skripsi). Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta, Indonesia. Diunduh dari

http://www.library.usd.ac.id/web/index.php?pilih=ta&mod=yes&aksi=ful

l&id=de2b7a0b2c7a41562731ec1ebcf33f69

Cialdini, R B., & Goldstein, N.J. (2003). Social Influence: Compliance and

conformity. Review in Advance. Doi:

10.1146/annurev.psych.55.090902.142015

Cialdini, R. B., & Trost, M. R. (1998). Social influence: Social norms, conformity

and compliance. In the handbook of social psychology. New York, AS:

McGraw-Hill.

Coolican, H. (2014). Research methods and statistics in psychology (6th edition).

New York, AS: Psychology Press.

Creswell, J. W. (2014). Research design. qualitative, quantitative, and mixed

method approaches (4th ed.). United Kingdom: SAGE Publication Ltd.

Delima. (2018, 3 Februari). Wawancara Personal.

Dimara, G. Y. (2018, Agustus 25). Berapa pengeluaran bulanan perempuan

indonesia untuk membeli makeup?.kumparan.com. Diunduh dari

https://kumparan.com/@kumparanstyle/berapa-pengeluaran-bulanan-

perempuan-indonesia-untuk-membeli-makeup-1535173218344351524

Egebrark, J. & Ekström, M. (2011). Like What You Like or Like What Others

Like? Conformity and Peer Effects on Facebook. (IFN Working Paper No.

886). Stockholm, Sweden: Research Institute of Industrial Economics.

Erawati, C. K. (2017). Hubungan antara konformitas dan harga diri pada

mahasiswa yang menggunakan hijab. Jurnal Ilmiah Psikologi,10 (1),

142-151. Diunduh dari

http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/view/1552.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

109

Fardouly, J & Lenny R. V. (2016). Social media and body image concerns:

Current research and future direction. Social Media and Applications to

Health Behavior.9, 1-5. Doi : dx.doi.org/10.1016/j.copsyc.2015.09.005

Gentina, E., Palan, K. M., & Fosse-Gomez, M.-H. (2012). The practice of using

makeup: A consumption ritual of adolescent girls: Adolescent girls’ ritual

use of makeup. Journal of Consumer Behaviour, 11(2), 115–123. Doi:

10.1002/cb.387

Grogan, S. (2008). Body Image: Understanding body dissatisfaction in men,

women, and children (2nd ed). New York, AS: Routledge.

Guglielmi, A. (2010). Girls’ self-esteem rates in single sex & coed high schools

(Thesis). Trinity College, Hartford, CT.

Gunarsa, S. D., & Gunarsa, N. S. D. (1981). Psikologi remaja. Jakarta: Tira

Pustaka.

Handayani, M. W. S. (2011). Hubungan antara konformitas dengan citra tubuh

pada remaja putri (Skripsi). Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta,

Indonesia. Diunduh dari

http://www.library.usd.ac.id/web/index.php?pilih=ta&mod=yes&aksi=ful

l&id=e680b4cd0824ee525d529dd46c78e8cd

Herdiansyah, H. (2016). Gender dalam perspektif psikologi. Jakarta: Salemba

Humanika.

HIMPSI. (2010). Kode etik psikologi Indonesia. Kebayoran: Pengurus Pusat

Himpunan Psikologi Indonesia.

Hurlock, E. B. (1973). Adolescent development (4th ed). New York, AS: McGraw-

Hill.

Indrayana, P., & Hendrati, F. (2013). Hubungan antara kecerdasan emosional dan

konformitas kelompok teman sebaya dengan konsep diri remaja. Persona,

Jurnal Psikologi Indonesia, 2, 199–207.

Kende, A., Ujhelyi, A., Joinson, A. & Greitemeyer, T. (2015). Putting the social

(psychology) into social media. European Journal of Social Psychology,

45, 277-278. Doi: 10.1002/ejsp.2097

Knuckey, D. (2016). [Interview with Loren Bridge]. All girl schools. Diunduh dari

http://www.saasso.asn.au/wp-content/uploads/2016/11/SAASSO-

Bulletin-All-Girl-Schools.pdf

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

110

Laili, Q., Soeranti, T., & Pertiwi, Y. (2015). Hubungan antara persepsi tubuh

dengan perilaku konsumtif pada siswi smk farmasi sari farma depok.

Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Bekasi,1. Diunduh dari

https://jurnalpsikologi.ubharajaya.ac.id/buletin/jurnal/lihat_jurnal/5

Lavender. (2018, Februari 3). Wawancara Personal.

Matlin, M. W. (2012). The psychology of women (7th ed). Australia : Wadsworth.

Mensinger, J. (2001). Conflicting gender role prescriptions and disordered eating

in single-sex and coeducational school environments. Gender and

Education, 13, 417–429. Doi: 10.1080/09540250120081760

Neuman, W. L. (2007). Basic of social research qualitative and quantitative

approaches (2nd ed.). New York, AS: Pearson Education Inc.

Nursanti, Y. D. (2009). Hubungan antara konformitas dan konsep diri pada

remaja yang bergaya harajuku di yogyakarta (Skripsi). Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia. Diunduh dari

http://www.library.usd.ac.id/web/index.php?pilih=ta&mod=yes&aksi=ful

l&id=31d9b00c424bd5cbf9cc08b8e3e5b229

Papalia, D. E., Sally W. O., Feldman, R. D., & Dana Gross. (2008). Human

development (9 ed.). Jakarta: Kencana.

Potter P.A. & Perry A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep,

Proses dan Praktik (4 Ed). Jakarta: EGC.

Prasetya, C. (2013, November 2). Seks pra nikah trend remaja masa

kini?.lensaindonesia.com. Diunduh dari

https://www.lensaindonesia.com/2013/02/11/seks-pra-nikah-trend-

remaja-masa-kini.html

Rully, A. (2017, April 13). Beli make up di pasar malam, muka gadis ini jadi rusak

parah. plus.kapanlagi.com. Diunduh dari https://plus.kapanlagi.com/beli-

make-up-di-pasar-malam-muka-gadis-ini-jadi-rusak-parah-98b300.html

Santoso, A. (2010). Statistik untuk psikologi dari blog menjadi buku. Yogyakarta:

Penerbit Universitas Sanata Dharma.

Santoso, S. (2015). Menguasai statistik non paramterik. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

Sarah Grogan. (2008). Persepsi tubuh. understanding body dissatisfaction in men,

women, and children. (2nd ed.). New York, AS: Taylor & Francis Group.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

111

Sarwono, S. W., & A. Meinarno, E. (2014). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba

Humanika.

Schneider, F. W., & M. Coutts, L. (1982). The high school environment: A

comparison of coeducational and single-sex school. American

Psychological Association, Inc, 74, 898–906. Doi: 0022-0663/82/7406-

0898$00.75

Scott, S. (2015). Influence of cosmetics on the confidence of college women: an

exploratory study. citeseerx.ist.psu.edu. Diunduh dari

https://psych.hanover.edu/research/Thesis07/scottpaper.pdf

Sebayang, J., Yusuf, M., & Priyatama, A. N. (2011). Hubungan antara persepsi

tubuh dan konformitas dengan perilaku konsumtif pada siswi kelas XI

SMA Negeri 7 Surakarta. Jurnal Wacana Psikologi,3 (2). Diunduh dari

http://jurnalwacana.psikologi.fk.uns.ac.id/index.php/wacana/article/view/

36

Siahaan, S. (2018, Agustus 15). Demi mirip Kim Kadarshian, remaja ini rela

keluarkan uang hingga Rp 279 juta. medan.tribunnews.com. Diunduh

dari http://medan.tribunnews.com/2018/08/15/demi-mirip-kim-

kardashian-remaja-ini-rela-keluarkan-uang-hingga-rp-279-juta?page=all

Smolak, L., & Thompson J.K. (2009). Body Image, eating disorders, and obesity

in youth. assessment, prevention, and treatment (2nd ed.). Amerika

Serikat: American Psychological Association.

Sudariyanti, N. M. (2011). Perbedaan body image antara remaja putri di sekolah

homogen dengan sekolah heterogen (Skripsi). Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta, Indonesia. Diunduh dari

http://www.library.usd.ac.id/web/index.php?pilih=ta&mod=yes&aksi=ful

l&id=089a9beff66d88530b7210f31a68c807

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran psikologis. Penerbit Universitas Sanata

Dharma.

Supratiknya, A. (2015). Metode penelitian kuantitatif & kualitatif dalam psikologi.

Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Supratiknya, A. (2016). Kuantifikasi validitas isi dalam asesmen psikologi.

Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

112

Susanti, E., & Nurwidawati, D. (2014). Hubungan antara kontrol diri dan

konformitas dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa program

studi psikologi Unisa. Jurnal Mahasiswa Unesa, 2 (3). Diunduh dari

http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/character/article/view/1099

5

Taylor, S. E., Peplau, L. A., & Sears, D. O. (2009). Psikologi sosial (12 ed.).

Jakarta: Kencana.

Tiggemann, M. (2001). Effect of gender composition of school on body concerns

in adolescent women. International Journal Eat Disorder, 29 (2). 239–

243. Doi: 10.1002/1098-108X(200103)29:2<239::AID-

EAT1015>3.0.CO;2-A

Widhiarso, W. (2010). Catatan pada uji linieritas hubungan. Manuskrip tidak

dipublikasikan. Diunduh dari

http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/widhiarso_2010_uji_linieritas_hubu

ngan.pdf

Wirman, A. (2016). Miris! Siswa-siswi di kota bogor masih kenakan baju sekolah

ketat. mediabogor.com. Diunduh dari https://mediabogor.com/miris-

siswa-siswi-dikota-bogor-masih-kenakan-baju-sekolah-ketat/amp/

Wisnubrata. (2017, Juni 14). Apa definisi perempuan cantik?. kompas.com.

Diunduh dari

http://lifestyle.kompas.com/read/2017/06/14/135648020/apa.definisi.pere

mpuan.cantik

Yoo, J., Choi, S., Choi, M. & Rho, J. (2014). Why people use Twitter: Social

conformity and social value perspectives. Online Information Review,

38 (2), 265-283. Doi: 10.1108/OIR-11-2012–0210

Yuliantari, M. I., & Herdiyanto, Y. K. (2015). Hubungan konformitas dan harga

diri dengan perilaku konsumtif pada remaja putri di kota denpasar. Jurnal

Psikologi Udayana, 2, 89–99. Diunduh dari

https://ojs.unud.ac.id/index.php/psikologi/article/view/25144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

113

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

114

Lampiran 1

Reliabilitas Skala Penelitian

Skala Konformitas

Item-Total Statistics

Scale

Mean if

Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if

Item Deleted

Skor Jawaban Skala2.29 63.95 198.103 .432 .931

Skor Jawaban Skala2.30 65.03 205.078 .408 .931

Skor Jawaban Skala2.27 65.13 198.430 .614 .929

Skor Jawaban Skala2.4 64.46 190.150 .740 .927

Skor Jawaban Skala2.1 65.00 196.474 .587 .929

Skor Jawaban Skala2.41 65.26 198.669 .626 .929

Skor Jawaban Skala2.47 65.03 195.762 .708 .928

Skor Jawaban Skala2.14 64.28 194.366 .644 .928

Skor Jawaban Skala2.32 64.95 195.734 .609 .929

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 39 100.0

Excludeda 0 .0

Total 39 100.0

a. Listwise deletion based on all variabels in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.932 34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

115

Skor Jawaban Skala2.46 64.87 200.957 .417 .931

Skor Jawaban Skala2.44 64.28 190.576 .730 .927

Skor Jawaban Skala2.2 64.64 197.815 .558 .929

Skor Jawaban Skala2.26 64.28 195.839 .520 .930

Skor Jawaban Skala2.40 63.56 195.779 .576 .929

Skor Jawaban Skala2.48 64.44 193.726 .636 .928

Skor Jawaban Skala2.16 65.51 206.099 .286 .932

Skor Jawaban Skala2.23 65.08 203.020 .284 .932

Skor Jawaban Skala2.18 64.97 195.605 .607 .929

Skor Jawaban Skala2.7 65.18 200.993 .397 .931

Skor Jawaban Skala2.25 65.21 205.115 .318 .931

Skor Jawaban Skala2.20 65.10 203.831 .236 .933

Skor Jawaban Skala2.9 63.87 195.799 .491 .930

Skor Jawaban Skala2.13 63.69 198.903 .381 .932

Skor Jawaban Skala2.50 64.54 190.887 .727 .927

Skor Jawaban Skala2.15 65.28 202.682 .471 .930

Skor Jawaban Skala2.31 64.69 196.903 .504 .930

Skor Jawaban Skala2.55 65.10 206.779 .250 .932

Skor Jawaban Skala2.43 65.28 201.208 .483 .930

Skor Jawaban Skala2.28 65.23 197.287 .593 .929

Skor Jawaban Skala2.12 65.03 196.078 .625 .928

Skor Jawaban Skala2.37 65.08 200.810 .711 .929

Skor Jawaban Skala2.38 65.21 201.799 .588 .929

Skor Jawaban Skala2.3 64.69 199.166 .544 .929

Skor Jawaban Skala2.19 65.49 203.993 .480 .930

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

66.77 210.445 14.507 34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

116

Skala Persepsi tubuh

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 39 100.0

Excludeda 0 .0

Total 39 100.0

a. Listwise deletion based on all variabels in the procedure.

Item-Total Statistics

Scale Mean

if Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if

Item Deleted

Skor Jawaban Skala1.57 91.13 154.273 .248 .851

Skor Jawaban Skala1.49 90.44 153.252 .387 .847

Skor Jawaban Skala1.35 91.18 152.730 .348 .848

Skor Jawaban Skala1.78 90.72 151.418 .404 .846

Skor Jawaban Skala1.53 91.13 154.167 .252 .851

Skor Jawaban Skala1.15 91.38 154.506 .305 .849

Skor Jawaban Skala1.70 91.10 151.568 .445 .845

Skor Jawaban Skala1.67 90.97 154.289 .326 .849

Skor Jawaban Skala1.52 90.97 149.552 .481 .844

Skor Jawaban Skala1.22 90.54 153.887 .360 .848

Skor Jawaban Skala1.21 90.62 155.822 .297 .849

Skor Jawaban Skala1.19 91.08 152.020 .394 .847

Skor Jawaban Skala1.73 91.97 155.447 .376 .848

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.852 37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

117

Skor Jawaban Skala1.33 91.26 157.827 .181 .852

Skor Jawaban Skala1.74 90.69 152.745 .430 .846

Skor Jawaban Skala1.59 92.08 157.073 .247 .850

Skor Jawaban Skala1.7 90.64 154.184 .395 .847

Skor Jawaban Skala1.4 90.90 154.621 .306 .849

Skor Jawaban Skala1.39 90.97 155.920 .219 .851

Skor Jawaban Skala1.16 90.97 152.657 .441 .846

Skor Jawaban Skala1.40 90.79 153.273 .345 .848

Skor Jawaban Skala1.44 90.77 152.709 .496 .845

Skor Jawaban Skala1.68 90.82 148.362 .583 .842

Skor Jawaban Skala1.38 91.13 153.378 .259 .851

Skor Jawaban Skala1.48 91.49 154.256 .294 .849

Skor Jawaban Skala1.46 91.05 153.892 .353 .848

Skor Jawaban Skala1.23 90.49 148.888 .532 .843

Skor Jawaban Skala1.29 91.21 154.220 .349 .848

Skor Jawaban Skala1.24 91.97 157.920 .182 .852

Skor Jawaban Skala1.25 91.90 157.042 .213 .851

Skor Jawaban Skala1.51 91.77 154.551 .349 .848

Skor Jawaban Skala1.9 91.10 153.884 .311 .849

Skor Jawaban Skala1.1 91.36 154.026 .338 .848

Skor Jawaban Skala1.42 91.31 155.903 .300 .849

Skor Jawaban Skala1.28 91.59 155.617 .285 .849

Skor Jawaban Skala1.47 91.03 156.131 .305 .849

Skor Jawaban Skala1.56 91.49 156.362 .285 .849

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

93.67 162.018 12.729 37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

118

Lampiran 2

Uji Normalitas dan Linearitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Persepsi

tubuh .065 246 .015 .959 246 .000

Konformitas .054 246 .079 .985 246 .011

a. Lilliefors Significance Correction

ANOVA Table

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

Persepsi

tubuh *

Konformitas

Between

Groups

(Combined) 5069.210 54 93.874 .992 .498

Linearity 241.387 1 241.387 2.551 .112

Deviation

from

Linearity

4827.822 53 91.091 .963 .552

Within Groups 18072.140 191 94.619

Total 23141.350 245

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

119

Lampiran 3

Uji T

One-Sampel Test

Test Value = 0

T df Sig.

(2-tailed)

Mean

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Konformitas 89.277 245 .000 70.378 68.83 71.93

Persepsi

tubuh 155.347 245 .000 96.260 95.04 97.48

One-Sampel Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Konformitas 246 70.38 12.364 .788

Persepsi tubuh 246 96.26 9.719 .620

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

120

Lampiran 4

Kategorisasi Partisipan

Kategorisasi Konformitas Berdasarkan Mean Empiris

Kategorisasi Rumus Nilai

Rendah X <(μ-1,0σ) X < 58.016

Sedang (μ-1,0σ) ≤ X < (μ+1,0σ) 58.016 ≤ X < 82.744

Tinggi (μ+1,0σ) ≤ X 82.744 ≤ X

Kategori berdasarkan skala konformitas

Konformitas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Rendah 41 16.7 16.7 16.7

Sedang 174 70.7 70.7 87.4

Tinggi 31 12.6 12.6 100.0

Total 246 100.0 100.0

Kategorisasi Persepsi Tubuh Berdasarkan Mean Empiris

Kategorisasi Rumus Nilai

Rendah X <(μ-1,0σ) X < 86.541

Sedang (μ-1,0σ) ≤ X < (μ+1,0σ) 86.541 ≤ X < 105.979

Tinggi (μ+1,0σ) ≤ X 105.979 ≤ X

Pembagian kategori berdasarkan Skala Persepsi tubuh

BodyImage

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Rendah 29 11.8 11.8 11.8

Sedang 185 75.2 75.2 87.0

Tinggi 32 13.0 13.0 100.0

Total 246 100.0 100.0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

121

Lampiran 5

Google form online

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

122

Lampiran 6

Informed Concent

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

125

Lampiran 7

Item Skala Penelitian

Skala Konformitas

Sub Aspek Indikator Item Lolos

Favorable Unfavorable

1

Perceived

Concencus

1. Memutuskan sesuatu

setelah diyakinkan orang

lain.

Saya yakin dengan penampilan

saya ketika dipuji oleh teman-teman.

Saya yakin dengan penampilan saya

walaupun tidak ada yang memuji.

2. Merasa melakukan suatu

hal yang benar ketika

banyak orang juga

melakukannya.

Saya langsung membeli model

pakaian yang dipakai oleh

kebanyakan orang populer di media

sosial.

Saya lebih percaya diri ketika

mengikuti tren fashion yang ada

saat ini.

Saya lebih percaya diri dengan

fashion saya saat ini, walaupun berbeda

dengan tren.

2

Dynamical

System

1. Berperilaku sesuai dengan

situasi dan kondisi saat

itu.

Saya mengikuti tren fashion saat

ini agar tidak dijauhi oleh teman-

teman.

Saya berpenampilan hampir

sama dengan teman dekat saya,

Saya kurang mengikuti tren fashion

saat ini dan tidak masalah jika saya

dijauhi teman-teman karena hal itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

126

karena kami mengikuti tren di media

sosial.

2. Mengikuti apa yang

dilakukan oleh

kebanyakan orang di

lingkungannya.

Saya menyesuaikan dandanan

saya dengan teman-teman dekat

saya.

Saya memilih dandanan yang

berbeda dari teman-teman dekat saya.

3

Automatic

Activation

1. Mengikuti hal-hal yang

dilakukan banyak orang

agar diterima di

lingkungannya.

Saya sedih ketika teman-teman

saya tidak menyukai penampilan

saya.

Saya senang jika teman-teman

menerima saya karena saya dapat

mengikuti tren fashion saat ini.

Saya senang dengan penampilan

saya saat ini walaupun teman-teman saya

tidak suka.

Saya senang jika teman-teman

menerima saya walaupun saya tidak

mengikuti tren fashion saat ini.

2. Menyesuaikan diri agar

diperhatikan orang

disekitarnya.

Saya senang ketika usaha saya

untuk berdandan dipuji oleh teman-

teman saya.

Saya nyaman ketika mengikuti

saran untuk berdandan dari teman

saya.

4

Behavioral

Mimicry

1. Menyesuaikan perilaku

dengan orang yang

diidolakan/ dikagumi.

Saya berusaha meraih prestasi sesuai

dengan minat dan kemampuan saya.

Saya memiliki gaya hidup yang jauh

berbeda dari idola saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

127

2. Menyesuaikan penampilan

dengan orang yang

diidolakan/dikagumi.

Saya mengikuti dandanan teman

saya yang sering kali mendapat

pujian dari banyak orang.

Saya ingin terlihat menarik

seperti artis idola saya yang sering

muncul di media sosial sehingga

saya mengikuti dandanannya.

5

Gaining Social

Approach

1. Menirukan perilaku orang

lain untuk menjaga

hubungan baik dengan

mereka.

Saya menuruti apa saja yang

dikatakan teman saya agar ia tidak

menjauhi saya.

Saya melakukan hal yang menurut

saya baik walaupun akan ada orang yang

tidak suka.

2. Merasa lebih berharga

ketika diterima di

kelompok tertentu

Saya merasa berharga ketika

dandanan saya diterima oleh teman-

teman yang up to date dalam gaya

berpakaian.

Saya senang jika pendapat saya

diterima oleh teman-teman yang

saya anggap lebih hebat dari saya.

6

Majority and

minority

1. Menunjukkan perilaku

yang sesuai dengan suara

mayoritas.

Saya mengikuti tren fashion saat

ini.

Saya tidak memaksakan diri untuk

berdandan seperti teman-teman saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

128

Influence

2. Tidak terpengaruh pada

perilaku yang

dimunculkan minroitas.

Saya melihat suatu tren fashion

akan dinilai bagus dari seberapa

jumlah orang yang memakainya.

Saya menilai tren fashion tertentu

tetap bagus walaupun orang yang

memakainya sedikit.

7

Deindividuatio

n effect

1. Menyesuaikan perilaku

dengan identitas dan

norma kelompok.

Saya menggunakan aksesoris

yang sama dengan teman-teman

dekat saya.

Saya mengenakan pakaian sesuai

kenyamanan saya walaupun tidak sama

dengan teman-teman dekat saya.

2. Menunjukkan perilaku

yang sesuai dengan situasi

kelompok.

Saya mengikuti tren fashion

yang ada karena teman-teman saya

juga mengikutinya.

Saya berusaha untuk

menyesuaikan gaya berpakaian saya

dengan teman-teman baru saya.

Saya tetap berdandan semau saya,

walaupun teman-teman saya mengikuti

tren saat ini.

Saya tetap mengenakan pakaian

sesuai gaya saya walaupun teman-teman

saya berbeda gaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

129

Skala Persepsi tubuh

Aspek Indikator Item Lolos

Favorable Unfavorable

1

Appearance

evaluation

1. Merasa bangga dan percaya

diri dengan kondisi fisiknya

saat ini.

Saya tidak perlu mengubah apa

pun pada bentuk tubuh saya.

2. Tidak membandingkan

tubuhnya dengan orang lain.

Saya bahagia dengan bentuk tubuh

saya saat ini, sehingga saya tidak

ingin memiliki bentuk tubuh seperti

orang lain.

Saya tetap merasa kurang

menarik walaupun sudah

menggunakan make up seperti artis

idola saya.

2

Appearance

orientation

1. Memperhatikan penampilan

secara detail.

Saya menggunakan produk

kecantikan (seperti; lulur, body lotion,

lip butter, dll) untuk menunjang

penampilan saya.

Saya bercermin setiap kali ada

kesempatan untuk memastikan

penampilan saya walaupun

membutuhkan waktu yang lama.

2. Memperhatikan fashion yang

cocok untuk dipakai dan

mengikuti tren yang ada saat

Saya berusaha mengikuti tren

fashion yang sedang populer saat ini

agar saya terlihat lebih menarik.

Saya membeli 8u. Saya kurang

memperhatikan tren fashion yang

sedang populer karena saya tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

130

ini. terlalu peduli dengan penampilan

saya.

3

Fitness

Evaluation

1. Merasa memiliki fisik yang

sehat dan tubuh yang atletis.

Saya memiliki tubuh yang sehat

dan tidak mudah tertular penyakit.

Saya memiliki bentuk tubuh yang

atletis sehingga terlihat ideal.

Saya memiliki bentuk tubuh yang

terlalu kurus/gemuk.

2. Merasa berkompeten dalam

kegiatan yang membutuhkan

aktivitas fisik.

Saya mendapat nilai yang bagus

dalam mata pelajaran olahraga di

sekolah.

Saya kurang pandai dalam bidang

olahraga apa pun.

Saya mendapat nilai yang buruk

dalam mata pelajaran olahraga.

4

Fitness

Orientation

1. Terlibat dalam aktivitas fisik

untuk meningkatkan

kebugaran.

Saya rajin datang ke club

olahraga/gym karena tubuh yang

sehat adalah prioritas saya.

Saya malas untuk datang ke club

olahraga/gym karena jika saya sakit

merupakan hal yang wajar.

2. Membiasakan diri untuk

berolahraga dan menjadikan

rutinitas dalam gaya

hidupnya.

Saya berusaha membiasakan diri

untuk rutin berolahraga setiap harinya.

5

Health

Evaluation

1. Memiliki perhatian pada

kesehatan tubuhnya.

Saya sadar dengan cepat ketika

tubuh saya mulai menunjukkan gejala

dari suatu penyakit.

Saya rutin melakukan medical

check up agar dapat memantau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

131

kesehatan tubuh saya.

2. Merasa sehat dan tidak

mudah tertular penyakit.

Saya memegang kendali penuh

atas kesehatan tubuh saya sehingga

kegiatan saya dapat berjalan lancar.

6

Health

orientation 1. Mengetahui cara-cara hidup

sehat.

Saya memahami bahwa meminum

suplemen atau multivitamin dapat

menjaga kesehatan tubuh saya.

Saya suka mencari dan membaca

artikel-artikel mengenai cara hidup

sehat.

2. Melakukan gaya hidup sehat

agar terhindar dari penyakit.

Saya berusaha mengatur asupan

gizi dari makanan yang saya

konsumsi.

7

Illnes

Orientation

1. Waspada terhadap gejala

penyakit fisik yang muncul.

Saya dapat mencermati gejala-

gejala fisik yang timbul ketika saya

akan sakit.

Saya kurang peka dengan gejala

yang muncul pada tubuh saya ketika

mengalami suatu penyakit

Saya tetap melakukan aktivitas

walaupun saya merasa kurang sehat.

2. Mencari tahu tentang

penanganan medis yang tepat

Saya mencoba bertanya pada orang

lain yang mengetahui penanganan

yang tepat ketika saya mulai merasa

Saya hanya membeli obat-obatan

yang diberikan oleh dokter ketika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

132

ketika merasa tidak sehat. tidak enak badan. saya sakit.

8

Body area

satisfaction

1. Merasa puas dengan bentuk

dan ukuran dari setiap bagian

tubuh yang dimiliki.

Saya merasa percaya diri ketika

mengenakan model pakaian yang

menunjukkan bentuk tubuh saya.

Saya memilih mengenakan

pakaian yang longgar untuk

menutupi bentuk tubuh, karena saya

merasa kurang percaya diri.

2. Merasa bahagia dengan

setiap bagian tubuh yang

dimiliki.

Saya merasa kurang percaya diri

dengan setiap bagian tubuh saya.

9

Overweight

preoccupation

1. Menghindari hal-hal yang

akan membuat gemuk

Saya menghindari makanan

berlemak karena saya tidak mau

bertambah gemuk.

Saya memakan makanan yang

berlemak karena tidak masalah bagi

saya jika terlihat gemuk.

2. Melakukan pengendalian

terhadap berat badan.

Saya memperhatikan jam makan

saya agar berat badan saya tidak

bertambah.

Saya rutin berolahraga karena takut

berat badan saya akan naik dengan

cepat.

10

Self-classified

1. Memiliki penilaian yang

tepat pada tubuh yang kurus

sampai kelebihan berat.

Saya kurang memahami cara

menggolongkan bentuk tubuh yang

kurus, ideal, dan juga gemuk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan ...signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor

133

weight

2. Memiliki penilaian yang

sama dengan orang lain

mengenai ketegorisasi berat

badan.

Saya memiliki penilaian yang sama

dengan orang lain ketika menentukan

berat badan seseorang.

Saya memiliki penilaian yang

berbeda dengan orang lain ketika

menentukan berat badan seseorang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI