hub pers ( pln )
TRANSCRIPT
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA
BARAT DAN BANTEN
Disusun oleh:
Fani Wifagandini 210203070031
Rina Ayu Purwanti 210203077001
KEHUMASAN A
PROGRAM DIPLOMA III KEHUMASAN
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Rina Ayu Purwanti
210203077001
ISLAM
Sumedang, 04 Juli ‘89
Fani Wifagandini
210203070031
ISLAM
Majalengka, 12 Januari ‘89
i
DEDIKASI
Keberhasilan tidak di ukur dengan apa yang telah kau raih,
Namun kegagalan yang telah kau hadapi,
Dan keberanian yang membuatmu tetap berjuang,
Melawan rintangan yang datang bertubi-tubi…
(Orison Sweet Marden)
Dipersembahkan untuk Ibu dan Ayah Kami yang tercinta,
Juga Kakak dan keluarga besar Kami sebagai tanda
Bakti, Cinta, dan Terima kasihku
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena
atas rakhmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Hubungan
Pers yang berkaitan dengan hubungan seorang Public Relations Officer dengan media
massa.
Dalam penyusunan tugas ini kami juga menghadapi hambatan dan kesulitan.
Namun berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak yang dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Rasa hormat dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami berikan kepada
Orang Tua karena atas do’a, kasih sayang, bimbingan,dan pengorbanan yang telah
diberikan. Pada kesempatan ini pula, kami ingin menyampaikan rasa hormat,
penghargaan, dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Drs. AS Haris
Sumadiria, M.Si selaku dosen mata kuliah Hubungan Pers yang telah memberikan
pengarahan dan saran yang berguna untuk menyelesaikan tugas ini.
Akhirnya kami berharap agar tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Jatinangor, Mei 2008
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Public Relations adalah proses yang kontinyu dari usaha-usaha manajemen untuk
memperoleh good will dan pengertian dari para langganannya, pegawainya, dan
public umumnya. Ke dalam dengan mengadakan analisis dan perbaikan-perbaikan
terhadap diri sendiri, dan ke luar dengan mengadakan pernyataan-pernyataan
(J.C.Seidel).
Seorang Public Relations ( Humas ) memiliki peranan penting dalam
kelangsungan hidup suatu perusahaan. Apabila ditelusuri secara cermat dan
mendalam dengan pendekatan Ilmu Humas, baik atau buruknya suatu perusahaan di
mata public itu disebabkan oleh kinerja humas tersebut.
Selain itu seorang humas juga harus mampu membina hubungan yang baik
dengan kalangan media massa, karena melalui media massa itulah informasi-
informasi yang ingin disampaikan oleh suatu perusahaan dapat sampai kepada
khalayak / masyarakat secara cepat dan serempak.
Media massa merupakan tempat atau wadah untuk menyampaikan komunikasi,
media massa pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua katagori, yakni media massa
cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria sebagai media
massa adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan media elektronik yang memenuhi
criteria media massa adalah radio siaran, televise, film, media on-line (internet).
Media massa juga berfungsi sebagai alat untuk mempublikasikan suatu
perusahaan, agar perusahaan tersebut dapat dikenal oleh masyarakat luas, baik dalam
publisitas ataupun hanya sekedar memberikan suatu informasi.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari pengamatan ini adalah menggambarkan secara terperinci kegiatan
humas di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten mengenai hubungan
baik dengan media massa.
Adapun tujuan dari pengamatan yang kami lakukan dengan wawancara kepada
humas PT PLN (Persero) Distribusi Jawa dan Banten adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
mempunyai lembaga Kehumasan yang terstruktur.
2. Untuk mengetahui fungsi dan tugas pokok divisi humas PT PLN (Persero)
Distribusi Jawa dan Banten.
3. Untuk mengetahui apakah humas PT PLN (Persero) Distribusi Jawa dan Banten
menjalin hubungan dan kerja sama dengan media, serta terbiasa mengirimkan
press release, melaksanakan press conference, press breafing dan press tour.
4. untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang biasa di hadapi oleh Humas PT
PLN (Persero) Distribusi Jawa dan Banten dalam bekerja sama dengan pihak
Media Massa.
1.3 Kegunaan
Kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk Program ilmu kehumasan, penelitian ini diharapkan memberikan
sumbangan mengenai apa saja yang harus dilakukan oleh seorang humas di
dalam suatu perusahaan, yang berkaitan dengan media massa.
2. Bagi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa dan Banten, penelitian ini diharapkan
memberikan masukan untuk kedepannya tentang menjalin hubungan baik dan
kerja sama dengan media massa.
3. Bagi kepentingan penulis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana
untuk menambah pengetahuan tentang kegiatan humas yang berkaitan dengan
kerja sama dengan media massa.
1.4 Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam pengamatan ini diperoleh dengan menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1.Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung
oleh pewawancara (pengumpulan data) kepada responden dan jawaban-jawaban
responden dicatat dengan alat perekam (tape recorder). Wawancara ini
dilakukan secara langsung kepada bagian humas Ibu Rida Khaerina, S.Sos .
2.Studi Kepustakaan
Studi Kepustakaan dilakukan untuk melengkapi data yang diperoleh dari hasil
wawancara dengan mengadakan tinjauan kepustakaan yang bersumber dari
bahan tertulis.
1.5 Lokasi dan Waktu
Lokasi pengamatan bertempat di kantor PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat dan Banten yang beralamat di Jl. Asia Afrika no.63 Bandung. Adapun
waktu pengamatan yang dilakukan yaitu pada hari Senin, 12 Mei 2008.
1.6 VISI Perusahaan
“ Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Tumbuh Berkembang,
Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani “
1.7 MISI Perusahaan
1. Melakukan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi kepada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Public Relations
2.1.1 Pengertian Public Relations
Public Relations menyangkut kepentingan setiap organisasi, baik itu
organisasi yang bersifat komersial maupun yang nonkomersial, jadi pada dasarnya
setiap perusahaan atau organisasi melaksanakan public relations dalam
kegiatannya, meskipun seringkali perusahaan atau organisasi tersebut tidak
menyadari bahwa sebenarnya kegiatan yang mereka lakukan itu adalah salah satu
bentuk Public Relations.
Glenn dan Denny Griswold dalam bukunya “your public relations” yang
dikutip oleh Oemi Abdurrachman mengemukakan definisi public relations
sebagai berikut, “ public relations adalah suatu fungsi manajemen yang menilai
sikap public, menunjukan kebijaksanaan dan prosedur dari individu atau
organisasi atas dasar kepentingan public dan melaksanakan rencana kerja untuk
memperoleh pengertian dan pengakuan dari public.” (Abdurrachman, 1993:26).
Selain itu dikatakan juga bahwa “public relations merupakan fungsi
manajemen yang menilai sikap public, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan
tata cara seseorang atau organisasi demi kepentingan public, serta merencanakan
dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian, pemahaman,
dan dukungan dari publiknya.” (Ruslan, 2005:5).
Dari pengertian-pengertian di atas menunjukkan bahwa public relations
merupakan suatu bidang atau hal yang dalam pelaksanaannya membutuhkan
perencanaan, dan dilakukan dengan komunikasi secara persuasive yang ditujukan
untuk mempengaruhi public yang diinginkan.
2.1.2 Fungsi Public Relations
Menurut Ralph Currier dan Allan C. Filley dalam bukunya principles of
management dikatakan bahwa istilah fungsi disini menunjukkan suatu tahap
pekerjaan yang jelas dan dapat dibedakan bahwa terpisah dari tahapan dengan
pekerjaan lain. Oleh karena itu public relations dikatakan berfungsi dalam suatu
organisasi atau lembaga apabila public relations telah menunjukan suatu kegiatan
yang jelasdan dapat dibedakan dari kegiatan lainnya. (Ruslan: 2000:9).
Menurut Prof. Drs. Onong U Effendy, M.A. dalam bukunya, Hubungan
Masyarakat Suatu Komunikologis, fungsi public relation adalah sebagai berikut:
a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai organisasi.
b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan public internal dan
eksternal.
c. Menciptakan komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari organisasi
kepada publiknya dan menyalurkan opini public kepada organisasi.
d. Melayani public dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan umum.
e. Operasionalisme dan organisasi public relations adalah sebagaimana membina
hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya, untuk mencegah
terjadinya rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari pihak organisasi
maupun dari pihak publiknya. (Ruslan: 2000: 9-10)
2.1.3 Tujuan Public Relations
Salah satu tujuan dari public relations adalah untuk membangkitkan opini
dari public perusahaan yang positif mengenai perusahaan atau organisasi yang
bersangkutan. Dalam mencapai opini public yang positif tersebut tentunya tidak
semudah membalikan telapak tangan, karena dibutuhkan rencana dan bentuk
kegiatan yang diharapkan dapat mencapai suatu tujuan.
Charles S. Steinberg mengungkapkan bahwa tujuan public relations
adalah untuk menciptakan opini public yang favourable tentang kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh badan yang bersangkutan. (Abdurrachman: 1995:26).
Untuk mencapai tujuan public relation yang telah diungkapkan di atas,
diantaranya ialah mengembangkan good will dan memperoleh opini public yang
favourable atau menciptakan kerja sama berdasarkan hubungan yang harmonis
dengan berbagai public, kegiatan public relations harus dikerahkan kedalam dan
keluar. Kegiatan yang ditujukan kedalam disebut internal public relations dan
kegiatan yang ditujikan keluar disebut external public relations.
2.1.4 Kegiatan External Public Relations
Public Relations dalam suatu organisasi atau instansi memiliki tanggung
jawab dan tugas yang bisa dikatakan merupakan tugas yang ruang lingkupnya
luas dibandingkan dengan jabatan lainnya, mengingat banyak sekali hubungan
dan komunikasi yang diciptakan dan dilakukan oleh seorang public relations.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh seorang public relations semata-
mata membuat organisasi tempat dia bekerja dapat diakui dan memiliki citra
(image) yang baik dimata semua kalangan masyarakat, pemerintah, dan pers.
Berdasarkan itu, tugas penting external public relations adalah
mengadakan komunikasi yang efektif, yang sifatnya informative dan persuasive,
yang ditujukan kepada public di luar badan itu.
Komunikasi yang diselenggarakan external public relations harus timbal
balik juga. Karena seorang pemimpin yang baik, bukan saja pandai memberi
informasi, tapi juga harus pandai menerima informasi-informasi.
Perhatian yang besar terhadap kepentingan public dan bertindak sesuai
dengan keinginan mereka dapat membangkitkan simpati dan kepercayaan public
terhadap badan itu. Sebaliknya sikap dan tindakan seorang pemimpin atau petugas
yang tidak memperhatikan kepentingan public akan membawa kerugian pada
badan tersebut.
Suatu kegiatan external relations, baik yang berjangka panjang maupun
pendek, harus direncanakan dengan cermat dan hati-hati sehingga akan diperoleh
hasil-hasil yang nyata. Tanpa adanya suatu program yang terencana, sebuah
perusahaan terancam akan mengalami kegagalan. Pada akhirnya, perusahaan
tersebut sulit memastikan sejauh mana kemajuan yang sudah dicapai, dan apa saja
hasil-hasil konkrit yang telah dihasilkannya.
Suatu program humas baik itu yang berjangka panjang atau pendek, harus
direncanakan dengan cermat dan hati-hati sehingga diperoleh hasil-hasil yang
nyata. Menurut Frank Jefkins, model perencanaan humas terbagi dalam enam
langkah, yaitu:
1. Pengenalan Situasi
Yang terdiri dari apa yang mendasari kegiatan ittu akan diselenggarakan, dan
dalam bentuk apa kegiatan itu akan terwujud. Disinipun direncanakan secara
matang bagaimana prosesnya dalam menghadapi hal yang tidak baik menjadi
baik, menyelidiki latar belakang kegiatan itu diangkat, selain itu mengumpulkan
pendapat dan bagaimana kegiatan itu akan terwujud menjadi suatu kegiatan yang
menarik.
2. Penetapan tujuan
Tetapkan tujuan sesuai dengan tema, hal ini dimaksudkan agar rencana kegiatan
terarah sesuai tujuan semula dan tidak melebar kea rah lain. Selain itu, harus
memperhatikan factor yang diperhatikan dalam penetapan skala prioritas.
3. Penetapan Khalayak
Khalayak disini dimaksudkan agar dalam penetapan khalayak sesuai dengan
keinginan yang dilaksanakan. Perlu diperhatikan juga khalayak dengan
mengenalinya dan membatasi khalayak agar tujuan semula dari kegiatan itu
terarah.
4. Penetapan Media
Media disini berperan sebagai jalan dalam menyampaikan informasi yang tidak
bisa langsung dijelaskan kepada khalayak oleh penyelenggara. Selain itu, media
sebagai penyebarluas informasi secara seentak dan menyeluruh.
5. Perencanaan Anggaran
Biaya-biaya yang akan digunakan harus diperhitungkan, mengingat hal itu sangat
mendasar bagi kelangsungan kegiatan. Perencanaan itu harus sesuai dengan target
yang sudah direncanakan semula dan adanya perhitungan yang baik.
6. Pengukuran Hasil
Pengukuran hasil ini dilakukan apabila kegiatan ini sudah terlaksana, dan perlu
kita ukur dimana ada keberhasilsn dan kegagalan dari perencanaan yang sudah
dibuat. Selain itu, perlu diperhatikan teknik, metode, dan program yang harus
dilakukan.
2.2 Kerjasama dengan Media Massa Sebagai Salah Satu Kegiatan
Public Relations
2.2.1 Public Relations dan Media Massa
Public Relations (PR) dan mitranya media massa atau pers, tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya, keduanya saling membutuhkan, membentuk sinergi
yang positif. PR menjadi sumber berita bagi pers, sedang pers menjadi sarana
publisitas bagi PR agar perusahaan dan para komunikator lebih dikenal oleh
public atau masyarakat. Kedua belah pihak, PR dan pers harus saling memiliki
kepercayaan bahwasanya PR bukan “bulan-bulanan” pers, dan pers tidak boleh
diperalat oleh PR, sehingga memuat pemberitaan yang mencerminkan
kebohongan kepada public (Ardianto.2004:91).
Kegiatan yang paling banyak dilakukan PR adalah berkaitan dengan
media massa, dimana fungsi komunikasi praktik PR menjadi bagian yang tidak
terpisahkan. Tidaklah berlebihan bila PR dan media massa mempunyai saling
ketergantungan. Tanpa adanya sumbangsih PR, media massa cetak dan elektronok
tidak dapat memperoleh atau mendekati suatu keakuratan berita, sebagaimana
yang diinginkan.
Komunikasi PR, meskipun tidak dibatasi terhadap media massa, dapat
dilakukan dengan pembuatan berita khusus, seperti dalam booklet atau media
yang terbit secara periodic (house journal), motion picture (gambar hidup), slide,
film, video dan presentasi audio visual lainnya yang diperuntukkan public khusus.
PR adalah sebuah payung besar yang menaungi banyak bidang keahlian,
dan jelas lebih luas dari pada sekadar penghubung antara pers dank lien seperti
yang biasa dilakukan sebelumnya. Publisitas hanya bagian kecil dari PR,
demikian pula dengan penggunaan berbagai jenis media mulai dari koran, film
atau majalah (Rivers, et.al.,2003:265). Bernays dan para pakar lainnya menyebut
PR sebagai suatu “program total” yang mengikuti banyak kegiatan yang lebih
kompleks dari pada publisitas.
Selain memasok berbagai materi yang layak diterbitkan atau disiarkan,
pejabat PR perlu memahami media massa, seperti bagaimana surat kabar dan
majalah itu diterbitkan, bagaimana pula caranya memproduksi program-program
siaran radio dan siaran televisi. Sebagian pengetahuan tentang media dapat
dipelajari dengan mengamatinya saja. Untuk itu, adakanlah kunjungan kesejumlah
penerbitan, stasiun radio siaran dan studio televise (atau rumah produksi yang
memasok program-programnya). Pejabat PR harus mengetahui segala sesuatunya
tentang media itu selengkap mungkin.
Menurut Jefkins (1995), hal-hal pokok pers yang perlu diketahui oleh
seorang PR adalah:
1. Kebijakan redaksi
2. Frekuensi penerbitan
3. Tanggal terbit
4. Proses percetakan
5. Daerah sirkulasi
6. Jangkauan pembaca
7. Metode distribusi
Lebih jauh Jefkins menyebutkan prinsip-prinsip hubungan pers yang baik:
Pertama, memahami dan melayani media. Seorang PR harus mampu
menjalin kerja sama dengan pihak media. Ia harus menciptakan suatu hubungan
timbal balik yang saling menguntungkan.
Kedua, membangun reputasi sebagai orang yang dapat dipercaya. Para
pejabat PR harus senantiasa siap menyediakan waktu atau memasok materi-materi
yang akurat dimana saja dan kapan saja hal itu dibutuhkan. Hanya dengan cara
inilah Ia akan dinilai sebagai suatu sumber inspirasi yang akurat dan dapat
dipercaya oleh pers.
Ketiga, menyediakan salinan naskah yang baik. Misalnya saja
menyediakan reproduksi foto-foto yang baik, menarik, dan jelas. Dengan adanya
teknologi input langsung melaluai computer akan sangat mudah mengoreksi dan
menyusun ulang siaran berita atau news release.
Keempat, bekerja sama dalam penyediaan materi. Sebagai contoh, pejabat
PR dan wartawan dapat bekerja sama dalam mempersiapkan sebuah wawancara
atau temu pers dengan tokoh-tokoh tertentu.
Kelima, menyediakan fasilitas verifikasi. Para pejabat PR juga perlu
memberi kesempatan kapada para wartawan untuk melakukan verifikasi
(membuktikan kebenaran) atas setiap materi yang mereka terima. Contoh
konkritnya, para wartawan itu diijinkan melihat fasilitas atau kondisi-kondisi
organisasi yang hendak diberikan.
Keenam, membangun hubungan personal yang kokoh. Suatu hubungan
personal yang kokoh dan positif hanya akan tercipta serta terpelihara apabila
dilandasi oleh keterbukaan, kejujuran, kerja sama dan sikap saling menghormati
profesi masing-masing.
Hubungan baik dengan pers dapat dibina dengan mengamati beberapa
prinsip yang diajukan oleh pejabat PR Tidewater Oil Company, dalam Moore.
1998, sebagai berikut :
1. Keterbukaan dan kejujuran harus menjadi asas utama, jangan berdalih;
2. Selalu siap menerima pers;
3. Jangan mencampur baurkan siaran berita dengan pesanan untuk iklan;
4. Jangan melebih-lebihkan perusahaan atau mewarnai fakta;
5. Selalu siapkan diri untuk dikutip dalam berita dan berhati-hatilah serta
seksamalah dalam membuat pertanyaan;
6. Hindari pernyataan of the record, tetapi kalau perlu, perjelaslah sebagai
pernyataan “tidak untuk publikasi”; jangan mendiskriminasikan atau
menganakemaskan salah satu media;
7. Jangan mengeluh karena kesalahan kecil dalam pencetakan;
8. Jangan membingungkan wartawan, jika anda tidak dapat bicara, katakana saja
demikian;
9. Jangan menyalahkan redaktur, jika sebuah berita tidak dimuat;
10. Jangan melangkahi wartawan dengan lamngsung mengadu kepada atasannya;
11. Ketahui dulu minat seorang wartawan dan siapkan faktanya;
12. Bantulah dengan berita yang buruk maupun yang baik (Moore. 1987: 202-
203).
Hubungan dengan media massa (media relations), ungkap Moore. 1987,
yang semula merupakan hubungan kerja yang sederhana antara pejabat PR
dengan pers, telah menjadi semakin kompleks, karena meningkatnya jumlah
media. Media semakin terspesialisasi, dan persaingannya media semakin tajam.
Kendati para pejabat PR semakin propesional dalam melakukan publisitas, media
tetap bersikap kritis terhadap perusahaan. Pengelola media seperti redaktur
menyadari bahwa PR merupakan sumber berita asli dan sumber informasi teknis,
yang dapat mengembangkan kisah berita, gambar, artikel, dan bahan penunjang
lainnya.
Menurut Soemirat dan Ardianto (2002:128), dalam upaya membina media
relations (hubungan pers), maka PR melakukan berbagai kegiatan yang
bersentuhan dengan media massa atau pers antara lain: konferensi pers, press
breafing, press tour, press release, special event, press luncheon, wawancara
pers.
2.2.2 Pengertian press conference
Press conference adalah informasi yang diberikan secara simultan /
berbarengan oleh seseorang pejabat pemerintah atau swasta kepada sekelompok
wartawan, bahkan bisa ratusan wartawan sekaligus. MIsalnya Presiden, Raja,
Menteri, Gubernur, Bupati, Direktur atau Pengusaha ternama, tokoh olahraga,
tokoh kebudayaan, bisa saja memberikan press conference (Amar, dalam
Soemirat dan Ardianto, 2002). Ia menyebutkan syarat utama dari sebuah press
conference adalah berita yang disampaikan sangat penting. Sebuah press
conference akan kehilangan fungsinya bila berita yang disampaikan kurang
penting, apalagi diliput juga oleh televise dan radio siaran. Menurut Oemi
Abdurachman, press conference diselenggarakan bila ada peristiwa-peristiwa
penting di suatu instansi/perusahaan/badan, atas inisiatif sendiri atau permintaan
wakil-wakil pers.
2.2.3 Pengertian Press Breafing
Press breafing adalah pemberian informasi yang diselenggarakan secara
regular oleh seorang pejabat PR. Dalam kegiatan ini disampaikan informasi-
informasi mengenai kegiatan yang baru terjadi kepada pers, juga diadakan
tanggapan atau pertanyaan bila wartawan belum puas dan menginginkan
keterangan lebih terperinci.
2.2.4 Pengertian Press Tour
Press Tour adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan
atau lembaga untuk mengunjungi daerah tertentu dan merekapun (pers / media)
diajak menikmati objek wisata yang menarik. Misalnya suatu departemen
mengajak wartawan berwisata sambil, meninjau proyek-proyek pembangunan
seperti bendungan, pelabuhan, dan lainnya atau suatu perusahaan kayu yang
berkantor pusat di Jakarta mengajak pers berwisata sambil melihat pabrik kayu
lapisnya di Kalimantan.
2.2.5 Pengertian Press Release
Press Release (news release) atau siaran pers sebagai publisitas, adalah
media yang banyak digunakan dalam kegiatan PR untuk menyebarkan berita.
2.2.6 Pengertian Special Event
Sepecial Event adalah peristiwa khusus sebagai suatu kegiatan PR yang
penting dan memuaskan banyak orang untuk ikut serta dalam suatu kesempatan,
yang mampu meningkatkan pengetahuan dan memenuhi selera public, seperti
peresmian gedung, peringatan ulang tahun perusahaan, seminar, pameran,
lokakarya, open house, dan lainnya. Dalam kegiatan ini PR biasanya mengundang
pers atau media untuk meliputnya.
2.2.7 Pengertian Press Luncheon
Press Luncheon adalah pejabat PR mengadakan jamuan makan siang bagi
para wakil media massa / wartawan / reporter, sehingga pada kesempatan ini
pihak pers bisa bertemu dengan top manajemen perusahaan / lembaga guna
mendengarkan perkembangan perusahaan atau lembaga tersebut.
2.2.8 Pengertian Wawancara Pers
Wawancara Pers adalah wawancara yang sifatnya lebih pribadi, lebih
individu. PR atau top manajemen yang di wawancarai hanya berhadapan dengan
wartawan atau reporter yang bersangkutan. Meskipun pejabat itu diwawancarai
seusai meresmikan suatu acara oleh banyak wartawan, bahkan diliput radio siaran
dan televise, tetap saja wawancara itu bersifat individu.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan / Wawancara
Organisasi PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten sebagai
Kantor Induk yang di nakhodai oleh seorang General Manager. Pada jenjang
berikutnya di bawah General Manager terdapat enam Manajer Bidang, yaitu
Manajer Bidang Perencanaan, Manajer Bidang Niaga, Manajer Bidang
Distribusi, Manajer Bidang Keuangan, Manajer Bidang SDM dan Organisasi,
dan Manajer Bidang Komunikasi, Hukum dan Administrasi.
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten ini mempunyai lembaga
kehumasan yang terstruktur. Karena sudah menjadi kebijakan di perusahaan tersebut.
Lembaga kehumasan ini berada dalam Deputi Manajer Komunikasi dan Bina
Lingkungan di bawah Manajer Bidang Komunikasi, Hukum dan Administrasi
Di perusahaan ini lembaga kehumasan dibentuk menjadi satu tim sehingga tidak
terdapat pembagian humas internal dan eksternal, jadi setiap permasalahan yang ada
akan ditanggulangi bersama. Adapun yang menjadi ketua Deputi Manajer
Komunikasi dan Bina Lingkungan adalah Bapak Bambang Dwi Yanto.
Yang menjadi tugas-tugas pokok divisi humas PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat dan Banten dibagi menjadi dua, yaitu internal dan eksternal.
Bagian internal bertugas menyampaikan kebijakan-kebijakan manajemen kantor
pusat kepada karyawan-karyawan yang ada di bagian lain ataupun kantor-kantor
cabang yang berada dibawah kawasan area Jawa Barat dan Banten, yaitu :
- PLN APJ Bandung - PLN APJ Garut
- PLN APJ Banten - PLN APJ Karawang
- PLN APJ Bekasi - PLN APJ Majalaya
- PLN APJ Bogor - PLN APJ Purwakarta
- PLN APJ Cimahi - PLN APJ Sukabumi
- PLN APJ Cirebon - PLN APJ Sumedang
- PLN APJ Cianjur - PLN APJ Tasikmalaya
- PLN APJ Depok
Adapun kegiatan humas eksternal di perusahaan ini yaitu membina hubungan baik
dengan masyarakat, intansi yang lain, dan yang paling penting adalah dengan media.
Dari awal perusahaan berdiri, PLN sudah menjalin kerja sama dengan media massa
baik cetak maupun elektronik seperti Pikiran Rakyat, Radar Bandung, Gala Media,
Republika, Tempo, dan sebagainya ( untuk koran lokal ) selain itu contoh dari media
elektronik yang digunakan yaitu radio dan televisi.
Dengan menjalin hubungan baik dengan media massa dapat menjadi jembatan
bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi-informasi yang perlu diketahui oleh
masyarakat luas secara serempak. Seperti program penghematan listrik kalau tidak
disampaikan melalui media dari mana masyarakat akan tahu.
3.1.1 Kegiatan Press Release Humas PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
dan Banten
Humas di PT PLN ( Persero ) Distribusi Jawa Barat dan Banten
sudah terbiasa mengirim press release kepada media massa apabila ada event-
event tertentu dan press release tersebut selalu dimuat dan dipublikasikan.
3.1.2 Kegiatan Press Conference Humas PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat dan Banten
Ketika ada kegiatan, humas PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat dan Banten juga selalu mengadakan press conference seperti yang telah
dilakukan pada acara yang dilaksanakan di Bandung, dengan tema “energy
goes to school” yaitu mengajak kepada anak-anak sekolah untuk menghemat
energi listrik dan pada saat itu PT PLN mengundang media untuk melakukan
press conference.
3.1.3 Kegiatan Press Breafing Humas PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat dan Banten
Humas PT PLN juga sering memberikan penjelasan kepada pers
(press breafing). Walaupun pihak perusahaan tidak meminta untuk
dipublikasikan, tetapi terkadang para media massa tersebut mempunyai
inisiatif sendiri untuk menjadikan penjelasan tersebut sebagai suatu berita.
3.1.4 Kegiatan Press Tour Humas PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
dan Banten
PT PLN ( Persero ) Distribusi Jawa Barat dan Banten juga sering
melaksanakan press tour, seperti yang pernah dilakukan pada hari pers
nasional pada tanggal 9 Februari, PT PLN mengundang wartawan dari setiap
APJ (Area Palayanan dan Jaringan) sekitar 40 orang untuk melakukan
kunjungan ke PLTU Suralaya Banten. Disana para wartawan mendapatkan
penjelasan mengenai dunia listrik, bagaimana terjadinya listrik dan bisnis
listrik sehingga dari yang tidak tahu menjadi tahu.
Perusahaan PLN ini dalam pemberitaan kategori publisitas terhitung sering,
karena ketika berita itu dimuat di media maka gaungnya lebih besar sehingga
masyarakat pun akan lebih cepat tanggap.
Adapun contoh dari penayangan iklan yang berkaitan dengan kepentingan
perusahaan adalah ‘17-22’ yaitu pangkaslah listrik dari jam lima sore sampai jam
sepuluh malam dan selalu rutin menyampaikan iklan-iklan yang berkaitan dengan
hemat listrik.
Selain itu PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten sudah terbiasa
memuat rubric tanya jawab yang berkaitan dengan PT PLN. Hal tersebut sudah
terbiasa dilaksanakan setiap satu minggu sekali.
3.2Profil Perusahaan
Lambang memiliki arti yang penting bagi perusahaan dan
merupakan tanda pengenal yang tetap. Lambang mampu
mencerminkan keberadaan suatu perusahaan. Adapun anggapan
bahwa lambing, symbol, atau logo, mampu membangkitkan
semangat.
3.2.1 Sejarah Perusahaan
Pasca kemerdekaan Republik Indonesia, penguasaan pengelolaan tenaga
listrik ditangani langsung oleh Pemerintah Indonesia. Salah satunya ditandai
dengan terbentuknya perusahaan listrik di Jawa Barat dengan nama PLN
Exploitasi XI pada tahun 1961 hingga pertengahan tahun 1975. Kemudian pada
kurun waktu 1975-1994, PLN Exploitasi XI diubah namanya menjadi
Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara Distribusi Jawa Barat. Ditahun
1994, sejalan dengan perkembangan ekonomi dan pertumbuhan kelistrikan yang
bergerak begitu cepat, Badan Hukum PLN mengalami perubahan dari
Perusahaan Umum (Perum) menjadi Perseroan. Perubahan ini turut mengubah
nama perusahaan listrik di Jawa Barat menjadi PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa Barat.
Oleh karena wilayah kerjanya tidak hanya menjangkau Jawa Barat saja,
tetapi juga Provinsi Banten maka sejak tanggal 27 Agustus 2002 hingga saat ini
nama PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dilengkapi menjadi PT PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten.
Dan kini, PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten disingkat
menjadi PLN DJBB dengan jumlah karyawan sebanyak 3644 orang. Dan masih
menempati bangunan lawas bernilai sejarah yang beralamat di Jl. Asia Afrika
no.63 Bandung.
3.2.2 Falsafah Perusahaan
“ Pembawa Kecerahan dan Kegairahan Dalam Kehidupan Masyarakat
Yang Produktif ”. Falsafah Perusahaan melandasi keyakinan kami, bahwa kami
bukan sekedar penyedia energi listrik akan tetapi juga berkontribusi pada
pengembangan masyarakat produktif dan peningkatan kualitas kehidupan
masyarakat. Dan ini sekaligus memberikan pondasi yang kuat bagi kami untuk
mewujudkan VISI DAN MISI PERUSAHAAN.
3.2.3 VISI Perusahaan
“ Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Tumbuh Berkembang,
Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani “
3.2.4 MISI Perusahaan
1. Melakukan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi kepada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
3.2.5 MOTTO Perusahaan
“ Electricity For a Better Life” ( Listrik untuk kehidupan yang lebih baik)
3.2.6 Nilai - Nilai Perusahaan
- Saling Percaya (Mutual Trust) - Pembelajar (Learner)
- Integritas (Integrity)
- Peduli (Care)
3.2.7 Organisasi Perusahaan
3.3 Profil Pejabat Humas
Nama : Rida Khaerina
Hobby : Baca
Alamat : Jl Telephon Braga
Agama / Suku Bangsa : Islam / Banjarmasin
Status : Single
Riwayat Pendidikan : S1 Ilmu Komunikasi UGM
Pengalaman kerja : Humas PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
dan Banten
Menjabat sebagai Humas di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
sejak Juli 2007, Beliau menggeluti bidang kehumasan dikarenakan latar belakang
pendidikannya, yaitu sebagai lulusan dari Ilmu Komunikasi UGM jurusan Humas.
Yang menjadi kendala beliau adalah harus mengerti juga tentang seluk beluk masalah
teknis, bidang niaga yang berhubungan dengan pelanggan.
Tetapi sebagai seorang humas yang professional maka harus mempunyai
kemauan untuk terus belajar. Menurut Beliau yang menjadi tugas pokok dari seorang
humas adalah bisa menjadi jembatan baik di dalam perusahaan, dari atas ke bawah
ataupun di luar perusahaan. PT PLN juga sering melakukan seminar, lokakarya,
pelatihan kehumasan yaitu seperti Rapat Kordinasi Humas di dalam Lembaga
Pendidikan Indonesia Prancis yang biasa dilakukan tiga bulan sekali. Didalam
pelatihan kehumasan tersebut, PT PLN sering mengundang seorang humas yang
professional. Kegiatan itu dilaksanakan untuk me-refresh kembali pengetahuan-
pengetahuan tentang kehumasan dan hal-hal teknis yang perlu dipelajari.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang kami lakukan di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
dan Banten mengenai fungsi humas yang berhubungan dengan media massa, kami
menyimpulkan bahwa seorang praktisi humas harus bisa menjalin hubungan baik
dengan media massa.
Sudah selayaknya bahwa seorang humas itu memberikan pelayanan-pelayanan,
yaitu dengan menyampaikan informasi kepada khalayaknya tentang suatu
perusahaan/ organisasi, dan biasanya berita atau informasi tersebut akan mudah
sampai kepada khalayak apabila disampaikan melalui medi massa. Maka dari itu
seorang humas haruslah bisa menjalin hubungan yang baik dan juga bekerja sama
dengan media massa.
Begitupun yang dilakukan oleh Pejabat Humas di PT PLN (Persero) Distribusi
Jawa dan Banten, merekan membina hubungan baik serta bekerja sama dengan media
massa guna mendapat publisitas.
Salah satu bentuk dari terjalinnya suatu hubungan antara media dengan Pejabat
Humas PT PLN (Persero) Distribusi Jawa dan Banten tersebut, tergambar dari
seringnya melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti : press release (siaran pers), press
conference (konferensi pers), press breafing (penjelasan pers), dan press tour
(kunjungan jurnalistik).
4.2 Rekomendasi / Saran
PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten merupakan satu-satunya
perusahaan yang menangani bidang kelistrikan, oleh karena itu disamping
memberikan kontribusi-konstribusi yang sangat baik pada pelayanan terhadap
masyarakat susunan organisasi di dalamnya juga harus lebih terstruktur.
Melihat dari fakta yang ada, kami ingin memberikan suatu rekomendasi atau
saran yang mudah-mudahan dapat menjadikan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat dan Banten menjadi lebih baik lagi. Adapun saran yang akan kami sampaikan
adalah :
Menjadikan Lembaga Kehumasan di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan
Banten lebih terstruktur, yaitu dengan dipisahkannya antara lembaga humas
external dan internal, supaya dalam pembagian tugasnya bisa lebih terfokus.
Lebih tingkatkan hubungan baik dengan kalangan media massa.
Meningkatkan mutu kinerja PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
itu sendiri khususnya dalam bidang humas.
DAFTAR PUSTAKA
www.pln-jabar.co.id
Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto. 2003. Dasar-dasar Public Relations.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sumadiria, AS Haris. 2005. Jurnalistik Inddonesia. Bandung: Simbiosa.
Ardianto, Elvinaro., Lukiati Komala. Dan Siti Karlinah.2007. Komunikasi Massa.
Bandung: Simbiosa.
DAFTAR ISI
1. Profil Penulis………………………………………………………………….i
2. Dedikasi……………………………………………………………………….ii
3. Kata Pengantar………………………………………………………………...iii
4. Daftar Isi……………………………………………………………………….iv
5. BAB I Pendahuluan
Latar Belakang…………………………………………………………….1
Maksud dan Tujuan…2
Kegunaan……………………………………………………..3
Teknik Pengumpulan Data………………………………………………...3
Lokasi dan Waktu………………………………………………………….4
Visi Perusahaan……………………………………………………………4
Misi Perusahaan……………………………………………………………4
6. BAB II Kajian Pustaka
Public Relations……………………………………………5
◄ Pengertian Public Relations………5
◄ Fungsi Public Relations…..6
◄ Tujuan Public Relations……….7
◄ Kegiatan External Public Relations.7
Kerjasama dengan Media Massa sebagai salah satu kegiatan PR…10
◄ Public Relations dan media massa….10
◄ Pengertian Press Conference………….15
◄ Pengertian Press Breafing……15
◄ Pengertian Press Tour…….16
◄ Pengertian Press Release……..16
◄ Pengertian Special Event..16
◄ Pengertian Press Luncheon……..17
◄ Pengertian Wawancara Pers………………………………17
7. BAB III Pembahasan
Hasil Pengamatan / wawancara………………………...18
◄ Kegiatan Press Release Humas PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
dan Banten……..20
◄ Kegiatan Press Conference Humas PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat dan Banten…..20
◄ Kegiatan Press Breafing Humas PT PLN (Persero) Distribusi Jawa
Barat dan Banten……….20
◄ Kegiatan Press Tour Humas PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
dan Banten……………..21
Profil Perusahaan………...……………………………………….22
◄ Sejarah Perusahaan……..23
◄ Falsafah Perusahaan………………………….23
◄ Visi Perusahaan……….23
◄ Misi Perusahaan……………23
◄ Motto Perusahaan……………24
◄ Nilai-nilai Perusahaan……………………24
◄ Organisasi Perusahaan…………………..24
Profil Pejabat Humas………………..25
8. BAB IV Penutup
a.Kesimpulan………………….27
b.Rekomendasi atau Saran…………..28
9. Daftar Pustaka…………………………………….29
10. Lampiran