hotel resor di pantai nirwana, bau-bau

41
HOTEL RESOR DI PANTAI NIRWANA, BAU-BAU LAPORAN PERANCANGAN PERIODE III TAHUN 2011-2012 OLEH : TRI FANY WAHYUNI D511 07 037 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

HOTEL RESOR DI PANTAI NIRWANA, BAU-BAU

LAPORAN PERANCANGAN

PERIODE IIITAHUN 2011-2012

OLEH :

TRI FANY WAHYUNID511 07 037

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2012

1

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulisan Laporan Perancangan ini dapat terselesaikan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian sarjana Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

Penulis menydari laporan perancangan ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan data dan imu yang dimiliki oleh penulis dalam mengumpulkan dan mengolah data-data yang ada. Karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif adanya guna penyempurnaan lebih lanjut. Pada kesempatan ini, penulis ingin pula menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:1. Pembimbing I Prof. Dr. Ir. Ananto Yudoyono, M.Eng dan

Pembimbing II Syahriana Syam, ST, MT.2. Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Bapak Baharuddin Hamzah ST, MT, Ph. D. 3. Ibu Ir. Riekje H. Pangkerego selaku Ketua studio Akhir Arsitektur.4. Bapak dan Ibu serta seluruh Staf dan Karyawan Jurusan Teknik

Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.5. Yang terkasih Ayahanda Ir. H. Zahimu Wahid dan Ibunda Hj. Hurlis

Rambitan atas segala cinta kasih, pengorbanan dan doanya.6. Rekan-rekan seperjuangan Studio Akhir Periode III 2011/2012.7. Rekan-rekan Angkatan 2007 yang saya banggakan. Serta seluruh

pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima kasih.

Akhirnya teriring doa, semoga segala bantuan dan apa yang telah Bapak/Ibu serta rekan-rekan perbuat dapat bernilai jariyah di sisi Allah SWT. Dan harapan penulis, semoga Laporan Perancangan ini dapat memberikan manfaat sekecil apapun kepada kita semua, khususnya kepada penulis sendiri.

Makassar, April 2012Penulis,

Tri Fany WahyuniD5 11 07 037

2

ABSTRAKSI

Laporan perancangan ini mendeskripsikan hasil olahan berpikir selama proses studio akhir berlangsung dan bagaimana tahapan proses pengaplikasiannya ke perancangan fisik.

Hotel Resor di Pantai Nirwana, Bau-Bau ini merupakan sebuah ruang yang memanfaatkan potensi-potensi dari Pantai Nirwana di Bau-Bau, diwujudkan dalam bentuk ruang yang mengikutsertakan aspek budaya lokal. Merupakan jasa penginapan yang menyediakan sarana akomodasi, rekreasi, makanan dan minuman, serta fasilitas umum lainnya dengan tujuan sebagai tempat beristirahat dan berekreasi untuk berhenti sejenak melepaskan kejenuhan dari rutinitas keseharian.

Hotel resor ini diharapakan dapat mewadahi kebutuhan akan fasilitas akomodasi dan ruang rekreatif dengan dan sarana penunjang bagi pengunjung Pantai Nirwana dimana belum terdapat sarana akomodasi yang memadai di sekitar pantai. Keberadaan Hotel Resor ini nantinya akan mengangkat nama Pantai Nirwana akan keberadaannya dalam dunia kepariwisataan, sehingga secara tidak langsung juga membantu menambah pendapatan masyarakat sekitar pada khususnya dan pendapatan daerah Kota Bau-Bau pada umumnya.

Keyword : hotel, resor, Pantai Nirwana, pariwisata, dan rekreatif.

3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR ...................................................................... iABSTRAKSI ................................................................................... iiDAFTAR ISI .................................................................................... iiiDAFTAR GAMBAR ....................................................................... vDAFTAR TABEL ............................................................................. viBAB I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ...................................................... 1

B. FUNGSI DAN TUJUAN ................................................ 4

C. MANFAAT .................................................................... 4

D. SASARAN PELAYANAN .............................................. 4

BAB II. DESKRIPSI PROYEKA. DATA FISIK .................................................................. 4

B. PENGERTIAN PROYEK .............................................. 4

C. PELAKU KEGIATAN .................................................... 6

D. PENGELOMPOKAN KEGIATAN................................... 10

E. BESARAN RUANG ....................................................... 10

BAB III. HASIL PERANCANGANA. TATA RUANG MAKRO.............................................. 11

1. Potensi Lokasi ....................................................... 11

2. Penentuan Tapak .................................................. 13

3. Pengolahan Tapak ................................................. 13

a. Kondisi eksisting ......................................... 13

b. Orientasi Matahari dan View........................ 14

c. Arah Angin ................................................... 15

d. Sirkulasi/Pencapaian ................................... 15

e. Kebisingan .................................................. 16

f. Sempadan.................................................... 17

4. Penzoningan dan Tata Massa ............................... 17

5. Penempatan Entrance ........................................... 19

6. Sistem Sirkulasi Dalam Tapak ............................... 20

7. Penataan Ruang Luar ............................................ 20

4

B. RANCANGAN BANGUNAN ........................................ 21

1. Bentuk dan Penampilan Bangunan ....................... 21

a. Bentuk Bangunan Cottage ............................... 21

b. Ide Bentuk Bangunan ....................................... 25

2. Sistem Struktur dan Material Bangunan ................ 26

3. Sistem Utilitas dan Perlengkapan Bangunan ........ 26

DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 26LAMPIRAN-LAMPIRAN

6

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Besaran Ruang Akomodasi ................................................. 7

Tabel 2 Besaran Ruang Bangunan Utama....................................... 7

Tabel 3 Besaran Ruang Restoran .................................................... 8

Tabel 4 Besaran Ruang Function Room .......................................... 9

Tabel 5 Besaran Ruang Servis ......................................................... 9

Tabel 6 Besaran Ruang Luar............................................................ 9

Tabel 7 Rekapitulasi Besaran Ruang ............................................... 10

5

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Foto Udara Kawasan Pantai Nirwana .............................11

Gambar 2 Peta Potensi Wisata Kawasan Pantai Nirwana ...............12

Gambar 3 Tapak Terpilih..................................................................13

Gambar 4 Existing Condition Site.....................................................14

Gambar 5 Orientasi Matahari dan View ...........................................15

Gambar 6 Arah Angin Pada Tapak...................................................15

Gambar 7 Sirkulasi Pada Tapak.......................................................16

Gambar 8 Sumber-Sumber Kebisingan ...........................................17

Gambar 9 Tanggapan Terhadap Kebisingan Yang Bersumber

Dari Darat Dan Laut.........................................................17

Gambar 10 Sempadan Pantai ............................................................18

Gambar 11 Pendekatan Penzoningan Pada Tapak ...........................18

Gambar 12 Penzoningan Pada Tapak ...............................................19

Gambar 13 Bagian-bagian rumah tradisisonal ..................................23

Gambar 14 Denah, Tampak dan Potongan Cottage Tipe

Standar ............................................................................24

Gambar 15 Denah, Tampak dan Potongan Cottage Tipe Deluxe .....24

Gambar 17 Denah, Tampak dan Potongan Cottage Tipe

Presidential ......................................................................24

Gambar 18 Perspektif Mata Burung ...................................................25

Gambar 19 Denah Bangunan Utama .................................................25

1

`BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangBidang pariwisata merupakan salah satu bidang yang dapat

diandalkan oleh kota Bau-Bau sebagai penggerak perekonomian

daerah. Kota Bau-Bau sebagai salah satu wilayah tujuan wisata di

Indonesia menawarkan berbagai macam objek wisata baik objek

wisata alam, budaya maupun buatan sebagai potensi penting dalam

perkembangan pariwisata yang sangat sayang untuk tidak

didayagunakan.

Kawasan Pantai Nirwana merupakan kawasan yang

direncanakan sebagai salah satu kawasan wisata di Kota Bau-Bau.

Pengembangan kawasan tersebut telah dilandasi oleh beberapa

kebijakan Pemerintah Kota Bau-Bau, di antaranya yaitu:

a. RTRW Kota Bau-Bau tahun 2003-2012, Pantai Nirwana

direncanakan sebagai salah satu kawasan pusat rekreasi.

b. RIPPDA Kota Bau-Bau tahun 2005-2014, Pantai Nirwana

merupakan salah satu kawasan yang direncanakan sebagai

Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP) 3, yaitu kawasan

wisata pantai.

Pantai Nirwana adalah salah satu objek wisata yang

menawarkan wisata alam yang sangat indah berupa bentaran pantai

pasir putih dan nyiur. Pantai ini berada jauh dari pusat keramaian dan

merupakan salah satu bagian dari rute perjalanan wisata Kota Bau-

Bau. Adanya potensi alam yang sangat baik maka tidak salah jika

pengembangan kawasan ini menjadi aset wisata yang sangat

potensial bagi Kota Bau-Bau khususnya dan Sulawesi Tenggara pada

umumnya sehingga menjadi salah satu tujuan wisata di Indonesia.

2

Sampai saat sekarang ini, keberadaan hotel ataupun

penginapan memang telah ada tetapi hanya berada di jantung Kota

Bau-Bau. Di kawasan wisata Pantai Nirwana sendiri, fasilitas

akomodasi perhotelan yang representatif dirasa belum memadai.

Mengingat kunjungan para turis dalam dan luar negeri ke Kota

Bau-Bau, khususnya di kawasan wisata Pantai Nirwana, maka

pengadaan fasilitas perhotelan yang yang representatif mutlak

diperlukan, khususnya yang berada dekat dengan objek wisata

tersebut.

Maka dari itu pengadaan hotel resort dengan fasilitas rekreasi

bahari di Pantai Nirwana diharapkan dapat menjadi sebuah pilihan

baru untuk para wisatawan baik dalam dan luar negeri untuk

memenuhi kebutuhan mereka dalam berwisata dan berekreasi.

B. Fungsi dan Tujuan1. Fungsi

a. Menyediakan jasa penginapan, makan dan minum serta jasa

lainnya yang dimaksudkan untuk dapat memenuhi kebutuhan

hidup para wisatawan.

b. Hotel menggantikan fungsi rumah “di luar rumah” (away home

from home) bagi para wisatawan atau pelaku perjalanan dengan

berusaha memberikan :

1) Rasa aman (secure)

2) Rasa kenyamanan (comfort)

3) Kesendirian (privat)

2. Tujuan

Hal ini tidak terlepas dari motivasi para wisatawan untuk

berwisata antara lain, adanya motivasi fisik, budaya, motivasi

pribadi dan motivasi prestise dan status. Mewadahi kebutuhan

manusia akan rekreasi dan relaksasi. Ditunjang dengan tujuan

secara ekonomi, pemilik hotel akan meraup keuntungan atas jasa

3

pelayanan yang diberikan kepada tamu hotel atau wisatawan pada

umumnya sebagai pemakai hotel.

Motivasi pengadaan hotel juga tidak terlepas karena adanya

pengaruh kebijakan-kebijakan dan potensi daerah/kota setempat

yang dapat mendukung keberadaan bangunan hotel.

C. Manfaata. Terpenuhinya kebutuhan jasmani dan rohani manusia akan

hiburan, tempat rekreasi, dan kegiatan relaksasi.

b. Membantu menciptakan sekaligus menambah lapangan pekerjaan

di berbagai sektor, misalnya :

- perhubungan / jasa angkutan (transportasi)

- jasa akomodasi

- hiburan

- industri kecil / cindera mata

- kantor perjalanan wisata, dan lain-lain.

c. Membantu pengembangan industri-industri lainnya di daerah tujuan

wisata, seperti kerajinan, pertokoan, restoran, warung-warung

makan, konstruksi dan lain-lain.

d. Memberikan pendapatan bagi pemerintah daerah/kota setempat

yang dapat digunakan untuk kelangsungan pembangunan pada

umumnya.

D. Sasaran Pelayanan1. Wisatawan

Yang menjadi sasaran pelayanan dari Hotel Resor ini adalah

wisatawan dari luar negeri (mancanegara) dan dari dalam negeri

(domestik)

2. Instansi

Bagi mereka yang ingin menggunakan fasilitas hotel untuk kegiatan

seminar, rapat, pelatihan, dan lain-lain. Sebagai bentuk suasana

baru selain di kantor.

4

BAB IIDESKRIPSI PROYEK

A. Data FisikNama Proyek : Hotel Resor di Pantai Nirwana, Bau-Bau

Lokasi Proyek : Pantai Nirwana, Bau-Bau, Sulawesi Tenggara,

Indonesia

Pemilik : Swasta

B. Pengertian ProyekSebuah ruang yang memanfaatkan potensi-potensi dari Pantai

Nirwana di Bau-Bau, diwujudkan dalam bentuk ruang yang mengikutsertakan aspek budaya lokal. Berjenis usaha jasa penginapan yang menyediakan sarana akomodasi, rekreasi, makanan dan minuman, serta fasilitas umum lainnya dengan tujuan sebagai tempat beristirahat dan berekreasi untuk berhenti sejenak melepaskan kejenuhan dari rutinitas keseharian.

C. Pelaku Kegiatan1. Tamu

Ditinjau dari maksud dan tujuannya, dibedakan menjadi 2

kelompok, yaitu :

a.Tamu yang menginap

Pengunjung yang datang untuk menggunakan fasilitas hotel yang

tersedia dengan harapan mendapat pelayanan akomodasi yang

memuaskan.

b.Tamu yang tidak menginap

Pengunjung yang datang untuk sementara (tidak menginap)

dimana kunjungannya ada yang bersifat formal (mengadakan

diskusi, rapat kerja, seminar, dan lain-lain) dan ada yang bersifat

non formal (rekreasi pantai, olahraga air, kunjungan keluarga dan

lain-lain).

2. Pengelola

Pengelompokan staf dan karyawan hotel berdasarkan tingkatan :

5

a. Tingkatan eksekutif, terdiri dari :

1) Direktur Utama (General Manager), 1 orang

2) Manajer Hotel (Resident Manager) 1 orang

3) Sekretaris, 1 orang

4) Manajer Divisi Unit Kamar (Room Division Manager), 1 orang

5) Manajer Makanan dan Minuman (Food & Beverage Manager),

1 orang

6) Manajer Akunting (Accountant Manager), 1 orang

7) Manajer Penjualan dan Pemasaran (Sales & Marketing

Manager), 1 orang

8) Chief Engineering (CE), 1 orang

9) Manajer Personalia (Personnel Manager), 1 orang

b. Tingkatan staff eksekutif, terdiri dari :

1) Kepala Outlet (Out Let Heads), 1 orang

2) Manager Restoran (Restaurant Manager), 1 orang

c. Tingkatan pembantu staff (level supervisor), terdiri dari :

1) Supervisor Outlet, 1 orang

2) Kepala Bagian Makanan dan Minuman (Food & Beverage

Captain, 1 orang

3) Kepala Pelayan Hotel (Bell Captain), 1 orang

d. Karyawan biasa (workers), terdiri dari :

1) Pelayan (Waiter/ess), 15 orang

2) Housekeeper, 15 orang

3) Greeters, 2 orang

4) Clerker (reception, receiving, accounting), 5 orang

5) Pelayan Hotel / Penjaga Pintu (Bell Boy / Doorman), 5 orang

6) Room Boy, 15 orang

7) Penjaga (Guard / Attendant), 4 orang

8) Tukang Kebun (Gardener), 3 orang

D. Pengelompokan Kegiatan

6

Jenis aktifitas pada hotel resor dapat dibedakan antara

pengelola dan pemakai tamu hotel, antara lain :

1. Aktifitas pengelola (service)

a. Pengelola melakukan kewajibannya sesuai dengan tugasnya

masing-masing.

b. Staff melakukan tugasnya masing-masing meliputi:

1) Opresional akomodasi, seperti mempersiapkan unit-unit

kamar (guest room), mencuci, membersihkan, dan merawat

unit-unit kamar.

2) Operasional administrasi, seperti mengatur penjadwalan

penggunaan akomodasi, mengatur pelaksanaan program

pertukaran liburan, mengontrol kegiatan resort dalam

manajerial.

3) Operasional rekreasi dan komersial, seperti pelayanan

makanan, pelayanan kesehatan, rekreasi, olahraga, dan lain-

lain.

2. Aktifitas pemakai (tamu hotel)

a. Lingkup Pelayanan Akomodasi, yaitu pelayanan utama yang

diberikan oleh suatu hotel bagi tamu-tamu yang hendak

menginap baik untuk istirahat, tidur, mandi dan lain-lain.

b. Lingkup Pelayanan Konvensi, yaitu pelayanan hotel bagi tamu

yang hendak mengadakan aktifitas pertemuan seperti seminar,

lokakarya, pameran, rapat dinas/instansi, pesta perkawinan dan

lain-lain.

c. Lingkup Pelayanan Rekreasi, pelayanan hotel bagi tamu yang

melakukan aktifitas rekreasi misalnya berbelanja, bersantai,

mendengarkan musik, olahraga, makan-minum dan lain-lain.

E. BESARAN RUANG1. Ruang Dalam

7

Tabel 1. Besaran Ruang Akomodasi

        Akomodasi (cottage) Luas36 cottage standar   3045 m2

16 cottage deluxe   1524 m2

2 cottage presidential suite 376 m2

Jumlah 4945 m2

Tabel 2. Besaran Ruang Bangunan Utama

Lantai 1 LuasFront office 40,12 m2

Entrance hall 136,64 m2

Lobby lounge 36,66 m2

Shopping arcade 153,3 m2

Tangga 25,48 m2

Gudang 16 m2

ATM center 24,6 m2

Rg. Resident Mgr 12 m2

Rg. Purchasing Mgr 12 m2

Rg. Staff administrasi 20,24 m2

Save deposite room 20,87 m2

Locker dan rg.ganti pria 20 m2

Locker dan rg.ganti wanita 20 m2

Lavatory pria 21,66 m2

Lavatory wanita 20,67 m2

Ruang makan pegawai 35,18 m2

Purchasing & Receiving 20 m2

Tangga servis 15,45 m2

Selasar 90,35 m2

Jumlah 741,22 m2

8

Lantai 2 LuasMeeting room 32 m2

General manager 18 m2

Sekretaris 17,67 m2

Marketing manager 20,34 m2

Accounting manager 20,34 m2

Fitness room 64 m2

Lavatory pria 19,82 m2

Lavatory wanita 18,82 m2

Selasar 180 m2

Mushallah 16,23 m2

Void 132,47 m2

Tangga servis 15,45 m2

Jumlah 555,14 m2

Tabel 3. Besaran Ruang Restoran

F & B outlet LuasRestaurant Utama 170,99 m2

Restaurant Terapung 150 m2

Coffee shop 120,91 m2

Dapur saji 39,26 m2

Area persiapan 6,5 m2

Area mencuci 9,86 m2

Dairy chiller 5,5 m2

Fruites & vegetables chiller 5,5 m2

Baverage chiller 5,5 m2

Meat & fish chiller 5,5 m2

Gudang 8,34 m2

F & B manager 9,75 m2

Housekeeping manager 9,22 m2

Chief room 7,5 m2

Laundry 10,2 m2

Linen & uniform 10,2 m2

Lavatory pria 17,36 m2

Lavatory wanita 17,36 m2

Selasar 40,3 m2

Jumlah 649,75 m2

9

Tabel 4. Besaran Ruang Function Room

Function Room LuasBall Room 270,57 m2

Ball Room Foyer 62 m2

Ruang Rias 25,74 m2

Gudang 6 m2

Lavatory pria 20,12 m2

Lavatory wanita 20,12 m2

Selasar 45 m2

Jumlah 178,98 m2

Tabel 5. Besaran Ruang Servis

Servis LuasRoom boy station 60 m2

Ruang linen 53,72 m2

Pantry 31,56 m2

Gudang 63,22 m2

Ruang duduk 37,4 m2

Toilet (karyawan) 22,88 m2

R. Genset 25 m2

R. Pompa 9,5 m2

R. Panel 9,5 m2

Bengkel 9,5 m2

Lavatory pria 30,26 m2

Lavatory wanita 30,26 m2

Selasar 109,2 m2

Jumlah 378,28 m2

2. Ruang LuarTabel 6. Besaran Ruang Luar

10

Ruang Luar LuasKolam renang 334 m2

Lapangan Tennis 264 m2

  Jumlah 598 m2

3. RekapitulasiTabel 7. Rekapitulasi Besaran Ruang

Rekapitulasi LuasAkomodasi 4945 m2

Bangunan Utama 1296,36 m2

Restoran   649,75 m2

Function room 178,98 m2

Servis   378,28 m2

R. Luar   598 m2

  Jumlah 8046,37 m2

Total luas bangunan sesuai dengan gambar perancangan

seluruhnya adalah 8046,37 m2 sedangkan total luas bangunan dalam

acuan perancangan sebesar 7567 m2, perbandingan (deviasi) besaran

ruang perencanaan dengan acuan perancangan dengan acuan adalah

sebagai berikut :

Deviasi = Luas total terbangun – Luas total perencanaan X 100%Luas total perencanaan

= 8046,37 m2 – 7567 m2 X 100%8046,37 m²

= 5,95 %

Tedapat deviasi sebesar 5,95 %dari perencanaan semula, hal ini

terjadi karena adanya penyesuaian ruang terhadap modul, bentuk dan

estetika denah. Selain itu adanya kebutuhan pertambahan luas

disebabkan oleh flow sirkulasi dan open space pada luasan tapak.

11

BAB III

KONSEP DASAR PERANCANGAN

A. TATA RUANG MAKRO

1. Potensi Lokasi

Gambar 1. Foto Udara Kawasan Pantai Nirwana Sumber: Google Earth (2011)

a. Sesuai dengan program pemerintah dalam rencana induk

kota tentang lokasi bagi kegiatan jasa pelayanan dan

pelayanan. Dimana dalam RTRW Kota Bau-Bau tahun

2003-2012, Pantai Nirwana direncanakan sebagai salah

satu kawasan pusat rekreasi. Dan dalam RIPPDA Kota

Bau-Bau tahun 2005-2014, Pantai Nirwana merupakan

salah satu kawasan yang direncanakan sebagai Kawasan

Pengembangan Pariwisata (KPP) 3, yaitu kawasan wisata

pantai.

b. Adanya lokasi yang memiliki potensi wisata pantai. Pantai

Nirwana memiliki potensi alam yang sangat menunjang

bagi kegiatan wisata bahari diantaranya, panorama indah,

hamparan pasir putih, laut biru kehijauan, biota laut.

c. Berdekatan dengan kawasan wisata lainnya. Pantai

Nirwana berdekatan dengan objek wisata lainnya yaitu

objek wisata sejarah Gua Moko yang menyimpan

12

peninggalan-peninggalan yang bernilai historis dan

berjarak kurang lebih 500 meter dari pantai ini.

d. Dari aspek bencana geologi kemungkinan relatif kecil.

Pantai Nirwana relatif aman dari bencana seperti Tsunami

dan gelombang besar karena bukan merupakan daerah

potensial tsunami dan terlindungi oleh dua pulau yaitu

Pulau Kadatua dan Pulau Siompu

e. Daerah yang tenang jauh dari keraimaian, namun

didukung oleh aksesibilitas yang baik. Pantai Nirwana

tidak berada di pusat kota sehingga suasana tenang dapat

diwujudkan dengan maksimal. Pantai Nirwana Berjarak 5

km dari bandar udara, 13 km dari Pelabuhan Murhum, dan

12 km dari terminal Kota Bau-Bau dengan kondisi jalan

yang beraspal.

Gambar 2. Peta Potensi Wisata Kawasan Pantai Nirwana Sumber: Konsep Pengembangan Wisata Pantai Berkelanjutan

Pada Kawasan Pantai Nirwana, Kota Bau-Bau

13

2. Penentuan Tapak

Gambar 3. Tapak Terpilih Sumber: Analisa Penulis

Deskripsi tapak :

a. Tapak terpilih berada di sebelah timur kawasan pantai.

b. Tapak memiliki luas yang memadai bagi wadah kegiatan

yang direncanakan yaitu sekitar 8 Ha.

c. View pantai terutama saat sunset dapat dinikmati secara

maksimal.

d. Tapak ini memiliki posisi yang berdekatan dengan objek

wisata lain yaitu Gua Moko.

e. Posisi tapak yang menjorok ke pantai juga sangat sesuai

dengan peruntukan sebuah resort karena dengan posisi

tersebut kesan tenang dan eksklusif dapat diperoleh.

f. Posisi tapak tidak berada pada area permukiman penduduk

sehingga aktivitas pengunjung tidak mengganggu hunian

masyarakat lokal.

14

3. Pengolahan Tapak

a. Kondisi Eksisting

Pengelolaan lingkungan disekitar tapak perlu memperhatikan

kondisi yang telah ada pada tapak tersebut, serta fasilitas-

fasilitas apa saja yang ada di sekitar tapak sehingga dalam

perencanaan nantinya tidak merusak keadaan lingkungan

yang telah ada.

Gambar 4 . Existing Condition Site Sumber: Analisis Penulis

b. Orientasi Matahari dan View

Orientasi matahari dan iklim dapat mempengaruhi kondisi di

dalam dan di luar bangunan selain itu karena bangunan ini

merupana sebuah resort maka view dan orientasi matahari

meiliki hubungan yang erat. Untuk ruang-ruang hunian selain

1. Rumah kios

2. Tangki air

3. View laut

4. Kondisi site ditumbuhi

semak

KETERANGAN :

5. Gazebo (sebelah barat)

6. Jalan akses masuk ke pantai

7. Toilet umum

8. Gazebo (sebelah tenggara)

15

untuk mendapatkan view yang baik juga diupayakan agar view

ke arah sunset/sunrise diperoleh secara maksimal.

Gambar 5. Orientasi Matahari dan View Sumber: Analisis Penulis

c. Arah Angin

Arah angin yang berasal dari darat maupun dari laut

dimanfaatkan sebagai penghawaan alam. Vegetasi yang berada

di sekitar tapak dapat dimanfaatkan sebagai buffer atau

penyangga angin yang kemungkinan terlalu kencang taupun

membawa udara anas. Sehingga dengan adanya buffer berupa

vegetasi tersebut maka dapat melembutkan dan menyejukkan

hembusan angin.

Gambar 6 . Arah Angin Pada Tapak Sumber: Analisis Penulis

16

d. Sirkulasi/Pencapaian

Pendekatan

pencapaian agar

dapat diperoleh

arahan yang

jelas mengenai

penentuan pintu

masuk dan pintu

keluar bagi

sirkulasi

pengunjung,

pengelola, dan

barang.

a) Sirkulasi pejalan kaki unit rekreasi menggunakan

pedestarian jalan dan plaza menuju area rekreasi.

a) Sirkulasi pejalan kaki penghuni dan pelayan pada fungsi

hotel menggunakan pedestrian jalan dan plaza menuju

unit-unit cottage. Jika kondisi cuaca tidak memungkinkan

(misalnya: hujan deras) maka penghuni akan diantarkan

menggunakan mobil servis setelah melakukan registrasi.

b) Sirkulasi penghuni hotel dengan tipe cottage presidential

diantarkan menggunakan mobil servis.

d) Sirkulasi karyawan dan pengelola dapat berlangsung

bersamaan dengan sirkulasi pengunjung sedangkan

sirkulasi ke dalam masing-masing fasilitas dipisahkan

sesuai dengan tuntutan kebutuhan.

e) Sirkulasi barang dan service langsung berhubungan

dengan dermaga servis sehingga barang-barang

Gambar 7. Sirkulasi pada tapak Sumber: Analisis Penulis

Keterangan:

Sirkulasi kendaraan

Sirkulasi service

Sirkulasi manusia

17

kebutuhan hotel dapat mudah beredar ke dalam-ke luar

tapak tanpa mengganggu sirkulasi pengunjung.

e. Kebisingan

Penanaman pohon/vegetasi di sekitar bangunan dapat

berfungsi sebagai penyaring/filter dari suara bising yang datang

dari luar bangunan. Sehingga suara bising dapat dikurangi.

Suara dari kendaraan bermotor baik dari laut maupun darat

merupakan sumber bising yang dapat mengganggu jalannya

aktivitas yang terjadi di dalam bangunan.sehingga suara bising

dapat dikurangi.

Gambar 8. Sumber-sumber kebisingan

Sumber: Analisis Penulis

Gambar 9. Tanggapan terhadap kebisingan yang bersumber dari darat dan laut

Sumber: Analisis Penulis

f. Sempadan

Sesuai dengan Kepres 32/1990 tentang pengolahan kawasan

lindung, garis sempadan pantai 100 m diukur dari pasang

tertinggi. Dan menurut Ditjen CK, 2000 tentang Bangunan di

tepian pantai, di area sempadan boleh tempat ibadah, toilet

18

umum, pos penjaga pantai, bangunan tempat berteduh tanpa

dinding. Di area sempadan hanya taman, ruang publik, tempat

bermain, dan tempat duduk.

Gambar 10. Sempadan Pantai Sumber: Analisis Penulis

4. Penzoningan dan Tata Massa

a. Pendekatan penzoningan

1) Kondisi lingkungan tapak yang ada.

2) Orientasi bangunan.

3) View dari ke luar tapak

4) Sifat dan fungsi ruang.

Gambar 11. Pendekatan penzoningan pada tapak Sumber: Analisis Penulis

19

b. Penzoningan tapak

Dari analisa site dan kebutuhan ruang, fasilitas dibagi dalam

empat zona yaitu :

1) Zona private : unit-unit hunian

2) Zona semi publik : fasilitas rekreasi air dan olahraga.

3) Zona publik : plaza, bangunan utama

4) Zona service : area service dan ME.

Gambar 12. Penzoningan pada tapak Sumber: Analisis Penulis

A : Area ini difungsikan untuk bangunan utama daripada hotel

resort ini. Di dalamnya terdapat fasilitas registrasi dan

penerimaan, fasilitas-fasilitas penunjang lainnya, serta

bagian pengelola.

B : Merupakan area serbaguna yang dapat digunakan untuk

pertemuan, rapat, acara pernikahan dan sebagainya

C : Merupakan area yang digunakan untuk restoran utama

dan restoran terapung diatas danau buatan.

D : Area ini digunakan sebagai fungsi akomodasi yaitu

cottage yang letaknya dapat memaksimalkan view ke laut

dan pantai

20

E : Area ini difungsikan sebagai area parkir

F : Area ini difungsikan untuk ruang terbuka hijau (RTH) ,

serta wet land yang menyerupai danau yang berfungsi

sebagai instalasi pengolahan limbah. Diletakkan jauh dari

fungsi akomodasi agar tidak mengganggu privasi dari

pengunjung.

c. Pola tata massa

Tata massa yang digunakan adalah pola linear yang

memungkinkan pencapaian dari suatu tempat ke tempat

yang lain secara efektif. Sedangkan untuk unit hunian pola

tata massa disusun secara cluster. Dimana unit-unit hunian

ini dikelompokkan menjadi 5 cluster dimana masing-masing

cluster terdapat unit servis. Hal ini memudahkan pihak

pengelola dalam melayani para tamu yang menginap.

5. Penempatan Entrance

a. Main entrance

Persyaratan main entrance (pencapaian utama):

1) Kemungkinan arah datang pengunjung terbesar;

2) Kemudahan pencapaian ke tapak bangunan;

3) Kelancaran arus lalu lintas di sekitarnya.

Perletakan main entrance dipertimbangkan agar :

1) Mudah dilihat, dengan cara membuat ruang penerima

pada entrance.

2) Harus dekat dengan arah datangnya pengunjung.

b. Service entrance

Service entrance sebagai jalan bagi para pengelola,

karyawan, instruktur, dan barang-barang keperluan hotel.

21

6. Sistem Sirkulasi Dalam Tapak

Sistem sirkulasi dalam tapak harus memperhatikan :

a. Pelaku kegiatan Hotel Resor.

b. Aktivitas pelaku kegiatan;

c. Kemudahan, kejelasan, keamanan dan kenyamanan

sirkulasi.

d. Perletakan main entrance, side entrance dan service

entrance.

e. Pencapaian beberapa fungsi yang ada dalam bangunan.

Sirkulasi dalam tapak dibuatkan jalan paving atau selasar,

agar lebih teratur, rapi dan nyaman serta menghindari

terjadinya “crossing”.

7. Penataan Ruang Luar

a. Pendekatan ruang luar (landscape)

Penataan ruang luar harus berdasarkan pada

pertimbangan terhadap :

1) Fungsi dan tujuan bangunan, sebagai sarana akomodasi

untuk berwisata bahari.

2) Tata ruang luar harus dapat memisahkan daerah privat

dan publik secara visual dan struktural dengan tidak

menghilangkan sudut pandang yang menarik, misalnya

dengan mempertahankan kondisi topografi tapak.

3) Mengungkapkan kondisi tapak dan vegetasi lingkungan

dengan kesan alamiah. Dipertegas dengan pemakaian

unsur-unsur penunjang seperti lampu hias, dan vegetasi.

4) Fungsi masing-masing elemen lansekap.

b. Tata ruang luar (landscape)

Elemen-elemen lansekap yang digunakan adalah :

1) Elemen lunak, Adapun jenis-jenis tanaman yang dapat

hidup di daerah pantai yang akan digunakan, adalah :

22

(a) Palm botol ditempatkan pada bagian-bagian tapak

yang langsung menghadap jalanan karena dapat

memberikan kesan indah.

(b) Kiara payung ditempatkan pada beberapa areal

parkir yang berfungsi sebagai peneduh.

(c) Rumput jarum sebagai penutup tanah sehingga

memberi kesan bersih.

(d) Pohon Kelapa merupakan vegetasi existing yang

ada di sekitar pantai

2) Elemen keras seperti pedestrian dan koridor sebagai jalur

sirkulasi yang dilalui pengunjung diluar bangunan ditata

dengan tujuan relaksasi dan rekreasi, sehingga dihindari

kesan yang monoton dan membingungkan.

3) Plaza, fungsinya sebagai daerah interaksi antar – individu

di luar bangunan, membutuhkan penataan yang spesifik,

tidak seperti ruang terbuka biasa.

4) Gazebo, sebuah bangunan terbuka, yang berfungsi

sebagai tempat duduk – duduk menikmati keindahan

alam terbuka, sehingga ditempatkan pada area yang

strategis dengan view menunjang

5) Lampu taman, selain sebagai penerangan di malam hari,

pencahayaannya juga dapat dijadikan unsur estetis,

dengan menghadirkan nightscape yang menampilkan

suasana berbeda, dengan menonjolkan sisi – sisi

tertentu sebagai daya tarik dari penataan lansekap di

malam hari.

23

B. Rancangan Bangunan

1. Bentuk dan Penampilan Bangunan

a. Bentuk Bangunan Cottage

Unit bangunan hunian yang keseluruhannya berupa cottage

nantinya akan didesain dengan mengadaptasi rumah

tradisional Wolio yang merupakan rumah panggung dengan

tiang-tiang kayu dan atap pelana yang terdiri dari dua

susun.

Gambar 13. Bagian-Bagian Rumah Tradisional Wolio Sumber: Dokumentasi pribadi

Adapun keuntunga dari rumah panggung diantaranya: 1) Terhindar dari banjir tentunya, karena ketinggian rumah

panggung jauh lebih tinggi dari lingkungan sekitar.

2) Konstruksi rumah panggung diciptakan supaya bangunan

memungkinkan bergerak jika terkena gempa, agar

bangunan tidak rusak atau rubuh.

3) Kolong rumah panggung menjadi area resapan air yang

optimal. Bisa dibuat sumur biopori atau menanam rumput-

rumputan agar lingkungan kita tampak lebih hijau.

4) Penyesuaian suhu di dalam rumah cepat berubah karena

tidak langsung bersentuhan dengan tanah atau beton

sehingga sirkulasi udara lebih bagus.

5) Pada rumah panggung zona privat dan publik terpisah

secara tegas

24

Gambar 14. Denah, tampak dan potongan cottage tipe standar

Gambar 15. Denah, tampak dan potongan cottage tipe deluxe

Gambar 16. Denah, tampak dan potongan cottage tipe presidential

25

Gambar 17. Prspektif mata burung

b. Bentuk Bangunan Utama

Gambar 18. Denah bangunan utama

Bangunan yang terletak di bagian paling depan ini

memiliki fungsi sebagai area penerimaan/ regsitrasi. Bentuk

denah bangunan yang menyerupai huruf V memberikan

kesan „menyambut‟ bagi para tamu yang datang. Bentuk

atap bangunan masih mengadapatasi dari bentuk bangunan

atap rumah tradisional msayarakat bau-bau yaitu atap

pelana bersusun dua pada bagian depan, sedangkan pada

bagian samping berupa atap pelana biasa. Bangunan ini

terdiri dari dua lantai dimana pada lantai pertama area

penerimaan sperti lobby, resepsionis dan front office selain

26

itu juga terdapat shopping arcade. Pada lantai dua terdapat

kantor pengelola, ruang fitness, dan mushallah.

2. Sistem Struktur Dan Material Bangunan

Sistem struktur pada bangunan ini terbagi atas tiga bagian

utama, yaitu sub struktur, mid struktur, dan upper struktur. Sub

struktur pada bangunan hunian yaitu cottagenya menggunakan

struktur rumah tradisional Bau-Bau yaitu sistem rumah

panggung. Struktur bawah menggunakan pondasi umpak

sedangkan struktur atas menggunakan konstruktur kayu dan

material atap bersal dari lembaran-lemabaran kayu yaitu atap

sirap.

Untuk bangunan penerima terdiri dari 2 lantai,

menggunakan konstruksi beton dengan sistem konvensional.

Pondasi yang digunakan adalah pondasi poor plat dan pondasi

batu kali. Kolom yang digunakan berdiameter 50 cm dengan

jarak antar kolom (modul) yaitu 8 m. Struktur atap brupa kuda-

kuda kayu dengan penutup atap berupa sirap

Untuk restoran dan function room terdiri dari satu lantai

menggunakan konstruksi beton. Pondasi yang digunakan

adalah pondasi batu kali. Kolom yang digunakan yaitu kolom

beton dengan dimensi 30cm x 30 cm, dengan jarak antar kolom

5m. Struktur atap brupa kuda-kuda kayu dengan penutup atap

berupa sirap

3. Sistem Utilitas dan Perlengkapan Bangunan

Sistem jaringan utilitas pada kampung pada Hotel

Resor Taka Bonerate menggunakan sistem sentralisasi, yaitu

memusatkan beberapa peralatan utama pada unit pelayanan

dengan menempatkan panel-panel kontrol.

27

a. Pempipaan (plumbing)

Sistem pempipaan pada bangunan ditujukan bagi

penyediaan air bersih maupun pembuangan air kotor.

1) Air bersih

Sumber air bersih diperoleh dari air tanah dan air

laut dengan sistem penyulingan air laut sebagai sumber

utama air bersih. Terdapat reservoir berkapasitas 200

m3 untuk pemakaian sehari-hari, penyiraman taman, air

mancur, dan kebutuhan darurat. Sistem pembuangan air

hujan dipadukan dengan sistem pertamanan berupa

saluran-saluran berbentuk alamiah sebagai elemen

penunjang tata hijau.

Air bersih yang berasal dari sumber air ditampung

dalam sebuah bak penampungan selanjutnya di pompa

dari reservoir bawah dan didistribusikan ke unit-unit

ruang.

Air yang berasal dari sumber air, dihisap dengan

pompa dan ditampung pada bak penampungan,

selanjutnya dipompakan ke atas (rumah panggung).

2) Air kotor

Pembuangan air kotor yang berasal dari air

buangan kamar mandi serta air hujan dialirkan melalui

bak penampungan lebih terdahulu kemudian disalurkan

ke wet land. Wet land ini selain berfungsi sebagai unsur

lansekap juga merupakan instalasi pengolahan air

limbah yang nantinya dapat digunakan untuk menyirami

tanaman dan mengisi hidran.

b. Elektrikal

Sumber listrik yang berasal dari genset dialirkan

melalui sistem gerak kerja peralihan dengan automatic

transfer switch (ATS). Selanjutnya panel utama

28

menyebarkan aliran ke sub-sub panel pada unit-unit

kegiatan yang memerlukan panel sendiri.

c. Komunikasi

System komunikasi pada bangunan pada umumnya melalui

sistem intern dan ekstern, dengan tujuan dapat memudahkan

hubungan antara pelaku kegiatan baik di dalam maupun di luar

bangunan. Sistem komunikasi yang digunakan adalah:

1) Telepon untuk komunikasi ke dalam dan ke luar bangunan

dan diperuntukkan bagi pihak pengelola.

2) Interkom untuk komunikasi lebih dekat dan privat secara

timbal balik.

3) Loudspeaker sebagai pengeras suara untuk memberikan

pengumuman atau informasi dalam lingkup bangunan

4) Operator PABX untuk komunikasi ke dalam dan ke luar

bangunan bagi pengelola dan pengunjung yang berada

dalam ruangan.

d. Sistem Pembuangan Sampah

Sampah yang terdapat pada bangunan memerlukan

tempat serta pembuangan yang tidak mengganggu

kenyamanan serta kebersihan masing-masing ruang yang ada.

Guna menjaga kebersihan serta kebutuhan akan tempat

sampah, maka sistem pembuangan sampah pada bangunan

sebagai berikut :

1) Secara vertikal melalui petugas sampah

2) Secara horisontal melalui penampungan sementara pada

tempat-tempat tertentu.

e. Pemadam Kebakaran

1) Pencegahan kebakaran di luar bangunan

Pencegahan bahaya kebakaran di luar bangunan

menggunakan fire hydrant yang diletakkan di halaman

29

dengan jarak antar hydrant + 90-150 m. (Departemen Pekerjaan

Umum, Pemasangan Sistem Hydrant)

2) Pencegahan kebakaran di dalam bangunan

Pencegahan kebakaran dalam bangunan terdiri dari :

a) Smoke detector

b) Fire Hydrant

c) Fire Alarm

d) Alat pemadam kebakaran ringan, alat bantu evakuasi

yang terdiri dari :

- Sumber listrik darurat

- Lampu darurat

- Pintu kebakaran

f. Keamanan

Dalam menanggulangi masalah keamanan, dipergunakan

sistem CCTV (Central Circuit Television). Seluruh monitor

tersebut dikendalikan dan dikontrol oleh petugas keamanan di

sebuah ruangan khusus (CCTV room). Selain itu juga

ditugaskan satuan pengamanan atau stapam yang bertugas

enjaga keamanan lingkungan hotel resor ini.

g. Penangkal Petir

Sistem tongkat Franklin yang diletakkan di atas bangunan

dengan penghantar listrik yang baik dan dihubungkan dengan

kabel penghantar dengan suatu plat atau pipa logam yang

ditanam di dalam tanah.

Pada bangunan hunian dimana tata massanya berupa cluster

maka tongkat Franklin ini diletakkan di atas sebuah menara

dengan perhitungan sudut perlindungan yang dapat

menjangkau masing-masing cluster hunian.

30

LAMPIRAN 2

PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR BERSIH

Jenis Bangunan Kebutuhan Air Dingin/Hari/Orang

Kebutuhan Air Panas/Hari/Orang

Teater

Hotel

Perkantoran

Rumah sakit

Umum

5 galon = 19 liter

100 galon = 400 liter

25 galon = 100 liter

150 galon = 600 liter

75 galon = 300 liter

3 galon = 12 liter

40 galon = 160 liter

3 galon = 12 liter

100 galon = 400 liter

50 galon = 200 literSumber: Mechanical Electrical and Equipment for Building

A. AKOMODASI

1. 17 buah Cottage Standard Room (double bed), dengan kapasitas 2

org/kmr

Jumlah pengunjung terpadat = 34 orang

Jadi total penggunaan air pada cottage standard :

34 orang x (400+160) liter = 5.600 liter / hari

2. 17 buah Cottage Standard Room (single bed), dengan kapasitas 1

org/kmr

Jumlah pengunjung terpadat = 17 orang

Jadi total penggunaan air pada cottage standard :

17 orang x (400+160) liter = 9.520 liter / hari

3. 16 buah Cottage Deluxe, kapasitas 2 org/kmr

Jumlah pengunjung terpadat = 32 orang

Jadi total penggunaan air pada Cottage Deluxe:

32 orang x (400+160) liter = 17.920 liter / hari

4. 2 buah Cottage Presidential, 2 kamar tidur, kapasitas 2 org/kmr

Jumlah pengunjung terpadat = 8 orang

Jadi total penggunaan air pada Cottage Deluxe:

8 orang x (400+160) liter = 4.480 liter / hari

Total penggunaan air bersih pada sarana akomodasi (penginapan)

dalam 1 (satu) hari adalah 37.520 liter atau 3,8 m3.

B. FASILITAS PENUNJANG

1. Café n Resto

Kapasitas = 215 kursi

Standar kebutuhan air bersih tiap kursi = 75 liter / orang / hari

Jadi total kebutuhan 215 orang x 75 liter = 16.125 liter / hari

2. Ball room

Kapasitas = 200 kursi

Standar kebutuhan air bersih tiap kursi = 20 liter / orang / hari

Jadi total kebutuhan 200 orang x 75 liter = 15.000 liter / hari

3. Mushallah

Standar kebutuhan air bersih = 10 liter / orang / hari

Jadi total kebutuhan 30 orang x 10 liter = 300 liter / hari / waktu

shalat > 5 waktu shalat adalah 1500 liter / hari

4. Souvenir Shop

Jumlah Staf = 3 orang

Standar kebutuhan air bersih = 45 liter / orang / hari

Jadi total kebutuhan 3 orang x 45 liter = 135 liter / hari

5. Travel Biro

Jumlah Staf = 5 orang

Standar kebutuhan air bersih = 45 liter / orang / hari

Jadi total kebutuhan 5 orang x 45 liter = 225 liter / hari

6. Drug Store

Jumlah Staf = 3 orang

Standar kebutuhan air bersih = 45 liter / orang / hari

Jadi total kebutuhan 3 orang x 45 liter = 135 liter / hari

7. Beauty Saloon

Jumlah Staf = 5 orang

Standar kebutuhan air bersih = 45 liter / orang / hari

Jadi total kebutuhan 5 orang x 45 liter = 225 liter / hari

8. Fitness

Kapasitas = 40 orang

Standar kebutuhan air bersih = 75 liter / orang / hari

Jadi total kebutuhan 40 orang x 75 liter = 3000 liter / hari

Total penggunaan air bersih pada fasilitas penunjang dalam 1 (satu)

hari adalah 36.645 liter atau 3,7 m3.

C. PENGELOLA

Jumlah personil pengelola = 100 orang

Standar kebutuhan air bersih = 45 liter / orang / hari

Maka kebutuhan air bersih = 100 x 45 = 4500 liter.

Total kebutuhan air bersih dalam 1 hari yaitu 99580 liter, di bulatkan

menjadi 100.000 liter atau 10 m3/hari.

Total penggunaan air bersih pada fasilitas penunjang dalam 1 (satu)

hari adalah 36.645 liter atau 3,7 m3.

LAMPIRAN 3

PERHITUNGAN LISTRIK

(Sumber : Utilitas Bangunan)

Pemakaian listrik untuk penerangan :

Jumlah listrik yang dibutuhkan untuk hotel adalah 30 watt/m2

Total besaran ruang resort adalah = 7.448 m2

Jadi jumlah kebutuhan listrik yang diperlukan adalah

30 watt/m2 x 7.448 m2 = 223.440 watt = 223 Kw

Pemakaian listrik untuk Air Conditioning (AC) :

10 % dari jumlah luas bangunan = 744,8 m2

Jumlah listrik yang dibutuhkan untuk hotel adalah 30 m2/ TR,

Dimana 1 ton R = 1,25 KW

Jadi untuk kebutuhan hotel = 744,8 m2 : 30 m2 /TR

= 50 TR x 1,25

= 24,8 Kw

Jadi Total Kebutuhan Energi Listrik untuk Hotel resort = 223 + 24,8 Kw = 247,8 Kw