hermawan nurhadianto pendidikan yang semestinya diterapkan bagi anak anak kaum muslimin

18
93 Jurnal At-Tajdid PENDIDIKAN YANG SEMESTINYA DITERAPKAN BAGI ANAK-ANAK KAUM MUSLIMIN Hermawan Nurhadianto * Abstract: e development of all kind things that scents with mo- dernity in recent era is remarkable. It can be in the form of the de- velopment of technology, civilization and so forth. However, with the passage of time, we do not realize that there is imbalance of under- standing between values education and religion in the character of the students around us. e imbalance between religious education and technology, and everything smelled the modernization make us sad and frown as people who understand about education. By the num- ber of students’ behavior varieties who do not comply with the rules and norms according to the rules and the spirit of education and re- ligion, this paper will discuss some definitions of education, the way Prophet teaching, and a good place for imparting education that based on religion. Keywords: PENDAHULUAN Bencana yang menimpa dunia akhir-akhir ini adalah bermula dari pola pendidikan yang salah kaprah. Dan sebuah hipotesis yang menya- takan bahwa di antara salah satu faktor terpenting yang memberi sum- bangan terhadap merosotnya peradaban umat dengan segala pranata sejarahnya adalah mundurnya etika dan nilai-nilai yang dijunjung oleh masyarakat, atau dalam bahasa agama sebagai akhlak. * Dosen STIT Muhammadiyah Pacitan

Upload: at-tajdid

Post on 24-Jul-2016

218 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Hermawan nurhadianto pendidikan yang semestinya diterapkan bagi anak anak kaum muslimin

93

Jurnal At-Tajdid

PENDIDIKAN YANG SEMESTINYA DITERAPKAN BAGI ANAK-ANAK KAUM MUSLIMIN

Hermawan Nurhadianto *

Abstract: The development of all kind things that scents with mo-dernity in recent era is remarkable. It can be in the form of the de-velopment of technology, civilization and so forth. However, with the passage of time, we do not realize that there is imbalance of under-standing between values education and religion in the character of the students around us. The imbalance between religious education and technology, and everything smelled the modernization make us sad and frown as people who understand about education. By the num-ber of students’ behavior varieties who do not comply with the rules and norms according to the rules and the spirit of education and re-ligion, this paper will discuss some definitions of education, the way Prophet teaching, and a good place for imparting education that based on religion.

Keywords:

PENDAHULUAN

Bencana yang menimpa dunia akhir-akhir ini adalah bermula dari pola pendidikan yang salah kaprah. Dan sebuah hipotesis yang menya-takan bahwa di antara salah satu faktor terpenting yang memberi sum-bangan terhadap merosotnya peradaban umat dengan segala pranata sejarahnya adalah mundurnya etika dan nilai-nilai yang dijunjung oleh masyarakat, atau dalam bahasa agama sebagai akhlak.

* Dosen STIT Muhammadiyah Pacitan

Page 2: Hermawan nurhadianto pendidikan yang semestinya diterapkan bagi anak anak kaum muslimin

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 2, No. 1, Januari 201394

Pendidikan yang Semestinya Diterapkan bagi Anak-Anak Kaum Muslimin

Dalam dunia negara kita pada saat-saat ini, yaitu praktik-praktik yang terjadi mulai dari tingkat masyarakat bawah hingga masyarakat elit mengindikasikan pada lemahnya pengendalian akhlak (ethical con-trol). Korupsi Kolusi Nepotisme yang masih saja merajalela itu merupa-kan bukti hal tersebut yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap image masyarakat dunia dalam menilai akhlak orang-orang yang hidup di ne-gara kita.

Jika ditilik dari jauh, dekadensi moral yang telah menjadi ‘tradisi’ itu didukung oleh sistem pendidikan yang menjadi kebijakan nasional tampaknya kurang memberi perhatian terhadap pengembangan akhlak, di samping manajemen pendidikan yang kurang baik.

Kalau dilihat dan dipelajari, meskipun banyak sekali buku-buku dari Timur dan Barat yang dijadikan rujukan pembelajaran, ternyata gagal juga untuk melahirkan generasi sekarang ini untuk menjadikan gene rasi yang baik, santun, berakhlak mulia dan bertanggungjawab kepada Allah dan memanusiakan antar manusia sebagai hamba Allah SWT.

Terus seperti apakah pendidikan yang pas dan tepat yang harus di-terapkan bagi bangsa ini? Banyak sekali sesuatu yang disuguhkan un-tuk menjerumuskan manusia yang hidup pada masa modern seperti sekarang ini. Jurang kebablasan yang sangat jauh dari kaidah pendidik-an, sistem pendidikan, berubah-rubahnya penyusunan kurikulum pen-didik an yang selalu mengikuti zaman.

Hal ini dapat dibuktikan, misalnya, oleh minimnya porsi materi-materi (kurikulum) Pendidikan Agama pada jenjang lembaga pendidik-an, baik tingkat SD, SLTP, SLTA, maupun Perguruan Tinggi, dan sering-kali dijumpai materi-materi tertentu yang tumpang tindih (over-lap). Selain itu, kurikulum yang dikembangkan menunjukkan pada keterpi-sahan satu pelajaran dengan pelajaran yang lainnya.

Tetapi, sampai sekarang ini dunia pendidikan di Indonesia masih menyisakan masalah yang tak kunjung selesai dan belum menemukan jalan keluarnya. Dan harus dipaksakan tetap berjalan walaupun dalam kondisi yang tidak sehat. Maka ini adalah tugas bersama untuk me-mecahkan kebuntuan dari pola pendidikan sekarang ini, dan kebutuh-

Page 3: Hermawan nurhadianto pendidikan yang semestinya diterapkan bagi anak anak kaum muslimin

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 2, No. 1, Januari 2013 95

Hermawan Nurhadianto

an ini sangat mendesak. Karena mau tidak mau kita adalah para pelaku pendidikan tersebut.

PENDIDIKAN

Pentingnya Pendidikan

Pendidikan adalah masalah yang selalu menyibukkan pikiran para pemikir dan pecinta perbaikan. Meskipun di luar sana banyak seka-li pandangan-pandangan para pakar yang berbeda-beda pendapatnya tentang batasan pengertian pendidikan dan tujuannya, akan tetapi se-muanya sepakat atas keharusan pendidikan tersebut, demi pencapaian-nya pada tingkat tinggi baik di dunia maupun di akhirat.

Pendidikan itu penting sekali bagi setiap individu, karena indi-vidu tidak mungkin dapat hidup di tengah-tengah masyarakat dengan kehidupan bahagia tanpa pendidikan yang benar. Pendidikan itu lebih penting lagi, ketika hidup pada zaman sekarang ini, yaitu zaman kema-juan pembangunan, era globalisasi yang mana persaingan hidup untuk menjadi yang terbaik diantara yang lainya, dan saling berlomba-lomba untuk kesempurnaan hidup tidak dapat dihindarkan.

Pada zaman klasik, kebutuhan manusia masih sederhana dan men-carinya sangat mudah. Akan tetapi pada masa sekarang, kebutuhan itu semakin beragam banyaknya, belum lagi disertai rintangan yang kian hari semakin bertambah, karena sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan pada masa sekarang.

Apabila pendidikan itu penting bagi setiap individu sampai kepada batas ini, maka pendidikan itu jauh lebih penting bagi suatu bangsa, se-hingga mereka sanggup memelihara kehormatannya sebagai suatu bang-sa dan berusaha untuk membahagiakan setiap individu masyarakatnya.

Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan, tetapi memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat. Anak-anak be-rasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan formal maupun infor-mal dalam lingkungan masyarakat, dan diarahkan bagi kehidupan da-lam masyarakat pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteris-

Page 4: Hermawan nurhadianto pendidikan yang semestinya diterapkan bagi anak anak kaum muslimin

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 2, No. 1, Januari 201396

Pendidikan yang Semestinya Diterapkan bagi Anak-Anak Kaum Muslimin

tik dan kekayaan kebudayaannya, menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.1

Yang lebih mendesak lagi ke arah itu, sekarang ini, ialah adanya persaingan antara bangsa-bangsa, disamping persaingan antara individu tersebut. Setiap bangsa ingin menguasai bangsa lain dalam bidang-bi-dang ilmu pengetahuan perekonomian, peperangan dan politik, pada-hal tidak akan maju keadaan bangsa itu kecuali dengan pendidikan yang sungguh-sungguh, yang akan dijadikan modal pegangan bagi pemuda ataupun pria dan wanita sejak masa kecil mereka. Akan tetapi betapa-pun adanya persaingan semacam ini (pada masa yang lalu), keadaan pe-mikiran di berbagai negara sekarang cukup menggembirakan, dengan timbulnya era baru, bangkitnya rasa tolong menolong dan hidup ber-dampingan/bersama sebagai pengganti permusuhan dan persaingan yang sehat.

Semangat ini mulai nampak dalam pengelolaan sekolah-sekolah dan metode-metode pengajaran. Sebagai tanda usaha keras sekolah da-lam usaha menciptakan kompetisi yang sehat dalam jiwa murid-murid, untuk mendorong mereka kepada kesungguhan dan keaktifan bekerja, maka sekolah membimbing mereka sejak dari kecil kepada cinta tolong-menolong dalam bekerja.

Sebagaimana yang dilaksanakan oleh sekolah-sekolah yang meng-anut teori Dalton. Menurut teori tersebut, bahwa pengaruh tolong-menolong itu, hasilnya dan faedahnya tidak kalah pengaruhnya, dengan persaingan dan kompetisi itu, bahkan melebihinya; karena kesenangan akan tolong-menolong itu akan dapat menghilangkan sifat dengki dan dendam dalam jiwa murid.

Tidak diragukan lagi, bahwa masyarakat yang hidup atas dasar to-long menolong, akan mempunyai dasar atau azas lebih kokoh dan akan mencapai tujuan akhir yang lebih baik, dari pada masyarakat yang hidup atas dasar persaingan dan perlombaan. Pentingnya pendidikan itu telah dianjurkan oleh Islam untuk menuntut ilmu (belajar). Al-Quran menja-min kesuksesan bangsa mana pun yang menempel cara-cara atau jalan yang telah ditetapkan oleh al-Quran itu. Banyak ayat al-Quran yang

Page 5: Hermawan nurhadianto pendidikan yang semestinya diterapkan bagi anak anak kaum muslimin

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 2, No. 1, Januari 2013 97

Hermawan Nurhadianto

meng anjurkan untuk melaksanakan pendidikan dan pengajaran itu; mi-salnya firman Allah, yang artinya:

Dan tentang dirimu apakah kamu tidak memikirkannya? (QS. az-Za-riyat: 21).

Dan apakah mereka tidak memikirkan tentang kejadian mereka sendi-ri, (agar mereka mengetahui) bahwa Allah tidak menjadikan langit dan bumi, dan apa-apa yang ada diantara keduanya, melainkan dengan tu-juan yang benar? (QS. ar-Rum: 8).

Katakanlah: Perhatikan apa yang ada dilangit dan di bumi (QS. Yunus: 101).

Katakanlah: Apakah sama orang-orang yang mengetahui artinya ber-ilmu dengan orang-orang yang tidak mengetahui? (QS. az-Zumar: 9)

Dan Allah berfirman yang ditujukan kepada istri-istri Nabi saw. yang artinya: dan ingatkah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah. (QS. al-Ahzab: 34) dan masih banyak lagi ayat-ayat Allah lainnya.

Rasulullah saw. pernah bersabda: menuntut ilmu itu fardu (wajib hukumnya) bagi setiap orang Islam, laki-laki dan perempuan. Juga Nabi SAW pernah memerintahkan: Tuntutlah ilmu itu dari buaian hingga masuk ke liang lahat atau mati. Tuntutlah ilmu itu walaupun sampai ke negeri Cina.

Berdasarkan itu semua maka setiap orang berpendapat, bahwa pen-didikan itu adalah hak dan kewajibannya dan kewajiban bagi setiap in-dividu dari jenis manusia laki-laki dan perempuan. Pendidikan itu men-jadi tumpuan harapan dan cita-cita setiap orang yang cinta perbaikan, karena pendidikan itulah satu-satunya media untuk mengangkat derajat bangsa dan membangkitkan mereka atau menyadarkan mereka untuk menuju tingkat kebahagiaan dan kesempurnaan.

Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah pengaruh dari segala macam pengaruh yang sengaja diambil untuk dijadikan sebagai penolong anak-anak agar me-reka bisa berkembang (peningkatan) di dalam jasmani mereka, akal dan

Page 6: Hermawan nurhadianto pendidikan yang semestinya diterapkan bagi anak anak kaum muslimin

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 2, No. 1, Januari 201398

Pendidikan yang Semestinya Diterapkan bagi Anak-Anak Kaum Muslimin

akhlaknya secara bertahap menuju kesempurnaan dalam kehidupan pribadinya.2

Berdasarkan berbagai macam uraian tentang pendidikan, jelas bah-wa pendidikan itu mempunyai dua pengertian, yaitu pengertian yang bersifat umum dan pengertian yang bersifat khusus.3

Pendidikan dengan pengertian umum ialah setiap sesuatu yang mempunyai pengaruh dalam pembentukan jasmani seseorang, akalnya dan akhlaknya, sejak dilahirkan hingga dia meninggal dunia. Pendidikan dengan pengertian ini meliputi semua sarana, baik disengaja seperti pendidikan rumah tangga dan pendidikan sekolah, atau yang tidak di-sengaja seperti pendidikan yang datang dengan kebetulan, dari penga-ruh dari lingkungan yang bersifat alamiah dan kemasyarakatan dan lain-lain. Pendidikan dengan pengertian ini, sama halnya dengan pengertian kehidupan itu sendiri dan mungkin cara ini dianggap sekolah yang pa-ling benar, yang masa belajarnya mulai dari buaian, hingga masuk ke li-ang kubur.

Adapun pendidikan dengan pengertian khusus ialah semua media yang dijadikan dan dipergunakan untuk mengembangkan jasmani anak, akalnya, dan untuk pembinaan akhlaqnya (yang mulia), dan hanya me-liputi sarana khusus yang memungkinkan disusun suatu sistem baginya, ini terbatas pada pendidikan rumah tangga dan sekolah.

Dalam Islam, tujuan pendidikan yang dikembangkannya adalah mendidik budi pekerti; oleh karenanya, pendidikan budi pekerti dan akhlak merupakan jiwa dari pendidikan Islam. Mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan yang sempurna dari proses pendidikan itu sendiri. Pemahaman ini tidak berarti bahwa pendidikan Islam tidak memperhatikan terhadap pendidikan Jasmani, akal, dan ilmu pengeta-huan (science). Namun, pendidikan Islam memperhatikan segi-segi pen-didikan akhlak seperti memperhatikan segi-segi yang lainnya.4

Untuk itu, ssebagaimana diungkapkan oleh Dr. Fadil al-Djamaly, umat Islam harus mampu menciptakan sistem pendidikan yang benar dan membimbing umat kepada usaha mendalami hakikat menuntut

Page 7: Hermawan nurhadianto pendidikan yang semestinya diterapkan bagi anak anak kaum muslimin

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 2, No. 1, Januari 2013 99

Hermawan Nurhadianto

ilmu yang benar; dan ilmu yang benar membimbing umat ke arah amal saleh.5

Pendidikan yang dilakukan Rasulullah

Rasulullah saw. adalah contoh yang nyata dari aplikasi pendidikan secara Islami. Terbukti Rasulullah adalah memerankan dengan sendi-rinya peraturan-peraturan hidup Islam seluruhnya di dalam kehidupan beliau. Rasulullah telah membuktikan dasar dan tujuan pendidikannya adalah praktikal dan diterapkan dalam kehidupannya bahkan beliau juga terbukti bisa menciptakan sebuah peradaban yang baik di dalam masyarakatnya di saat itu, dan itu sudah dicatat dalam sejarah masa ke-jayaan Islam.

Umat manusia dalam sejarahnya yang panjang sesungguhnya telah memperhatikan pada pentingnya pendidikan Islam. Hal ini telah ditelu-suri sejak masa Rasulullah saw. Hingga dewasa ini.

Wahyu pertama yang diterima Rasulullah saw. memperlihatkan pada pentingnya proses pembelajaran (pendidikan). Kata-kata seper-ti iqra’, al-qalam, ma lam ya’ lam, dalam surat al-‘Alaq merupakan ter m-term yang menunjukkan adanya pendidikan. Iqra menunjukkan ke giatan membaca, al-qalam mengisyaratkan pada sarana untuk kegiat-an menulis, dan ma lam ya’lam menunjukkan pada objek dalam pen-didikan.6

Rasulullah adalah seorang pendidik, pedagang, pendakwah. Itu se-mua bisa beliau lakukan dalam waktu yang bersamaan. Dengan pendidik-an Rasulullah mengajarkan keutamaan ilmu. Sungguh mulianya orang yang berilmu itu. Bahkan sampai-sampai Rasulullah juga mewajibkan bagi orang muslim baik laki-laki maupun perempuan untuk mencari ilmu. Sabda Rasulullah” Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang lahat.” Sabda beliau juga “menuntut ilmu wajib bagi laki-laki dan perempuan” (HR Ibnu Abdul-Barri). Apa yang dapat kita fahami dari sabda beliau diatas adalah:

Orang belajar ilmu itu tidak mengenal waktu dan harus belajar sam-1. pai kapanpun.

Page 8: Hermawan nurhadianto pendidikan yang semestinya diterapkan bagi anak anak kaum muslimin

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 2, No. 1, Januari 2013100

Pendidikan yang Semestinya Diterapkan bagi Anak-Anak Kaum Muslimin

Semua orang laki-laki dan perempuan, tua, muda dan kanak-kanak 2. wajib menuntut ilmu.Jatah pelajaran dan pendidikan tidak terbatas pada suatu bidang 3. tertentu.Di mana juga mereka berada atau ke mana juga mereka pergi, pro-4. ses pendidikan harus diikuti dengan tekun dan sabar.Setiap orang boleh untuk menyampaikan pelajaran dari ilmu.5. Ilmu tidak semestinya disampaikan di tempat dan majelis-majelis 6. resmi saja. Ia bisa disampaikan di mana saja.7

Untuk melakukan kaidah seperti di atas, perlunya kita banyak membaca dan meniru sikap-sikap Rasulullah yang banyak di bahas da-lam hadis-hadis beliau dan juga kitab-kitab yang dikarang oleh para alim ulama’ yang terdahulu. Di mana beliau mendidik, kapan, kepada siapa, serta ilmu apa yang beliau ajarkan.

Rasulullah mendidik ahli masyarakat, di semua tempat, di atas unta, di masjid, di pasar, di kedai-kedai, ketika dalam melakukan per-jalanan, ketika di majelis-majelis, di medan perang, dan lain sebagainya. Ini menunjukkan bahwa Rasulullah benar-benar memperhatikan yang namanya pendidikan tidak pandang di mana, ke mana, kapan dan lain-lain. Beliau biasanya menyampaikan ajarannya tersebut kepada semua orang. Entah perorangan atau kelompok dengan siapa saja yang beliau temui. Beliau sungguh tidak meperdulikan itu. Beliau sungguh tidak akan membiarkan begitu saja orang-orang di sekitar beliau melakukan kemaksiatan dan dia melakukannya berulang-ulang serta tidak tau un-tuk melakukan perbaikan, baik perbaikan untuk dirinya sendiri khusus-nya dan demi kebaikan masyarakat di sekitarnya.

Cara pendidikan yang seperti Rasulullah lakukan adalah bisa kita kategorikan sebagai pendidikan yang aplikatif. Seperti yang baru-baru ini digalakkan kembali oleh para pelaku pendidikan. Yaitu pendidikan yang memadukan antara pendidikan lisan atau dengan sikap (lisanul hal). Pendidikan seperti ini biasanya adalah pendidikan informal atau tidak resmi. Karena pendidikan ini bisa dilakukan di mana saja, ka-

Page 9: Hermawan nurhadianto pendidikan yang semestinya diterapkan bagi anak anak kaum muslimin

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 2, No. 1, Januari 2013 101

Hermawan Nurhadianto

pan saja, kepada siapa saja dan itu persis seperti yang dilakukan oleh Rasulullah.

Pendidikan seperti ini yang sudah dilakukan sejak zaman Rasulullah. Rusulullah sangat-sangat memprioritaskan sekali pendidikan, seperti ini kenapa? Karena pola pendidikan yang seperti ini sangat simpel, terke-san, praktis dan hasilnya lebih cepat terbukti dan lebih kongkrit daripa-da pendidikan yang formal atau resmi. Dan kita juga sudah mengetahui pendidikan formal tersebut sangatlah membosankan karena kita selalu dihadapkan dengan banyak teori-teori dan itu sangat jarang dipraktik-kan.

Sistem Pendidikan Rasulullah ini kelihatan mempunyai maksud untuk melahirkan manusia yang mengamalkan ilmunya. Beliau tidak menekankan ilmu yang tinggi atau ilmu yang banyak, sebaliknya mem-berikan keutamaan kepada pengalaman ilmu.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Rasulullah, seperti mengadakan ta’lim (pembelajaran) kepada para sahabatnya untuk mengetahui ajaran-ajaran Islam sehingga ia membuat komplek belajar, Dar al-Arqam, meru-pakan salah satu bukti perhatian Rasulullah terhadap pendidikan. Selain itu, kompensasi tawanan perang Badar yaitu bagi tawanan yang pandai baca tulis dapat dibebaskan dengan syarat harus mengajarkan tulis-baca kepada 10 orang anak-anak Madinah. Setelah anak-anak itu pandai tu-lis-baca mereka bebas dari tawanan dan kembali ke negerinya-merupa-kan usaha pertama yang dilakukan Rasulullah saw. dalam memberantas buta huruf8 dan sekaligus merupakan keputusan yang sangat penting da-lam perkembangan dunia pendidikan selanjutnya.

SIAPAKAH YANG BERTANGGUNG JAWAB

Tentulah kalau kita dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan seperti diatas tadi kira-kira kita bisa membayangkan kepada siapa per-soalan tadi di titik beratkan. Maka jelas sudah kepada siapa lagi kalau bukan kepada kita semua yang bertanggungjawab. Perlunya kita meng-optimalkan tri pusat pendidikan.

Kehadiran guru dalam dunia pendidikan sangat penting. Dikarenakan peran dari seorang guru tak dapat digantikan oleh apapun

Page 10: Hermawan nurhadianto pendidikan yang semestinya diterapkan bagi anak anak kaum muslimin

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 2, No. 1, Januari 2013102

Pendidikan yang Semestinya Diterapkan bagi Anak-Anak Kaum Muslimin

itu. Khususnya dalam proses belajar mengajar. Karena di dalam seorang guru banyak sekali unsur-unsur alami dari Allah SWT seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan dan lain-lain.

Dengan demikian dalam sistem pengajaran di manapun itu, guru selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan, hanya peran yang dimain-kannya akan berbeda sesuai dengan tuntutan sistem tersebut. Dalam pengajaran atau proses belajar mengajar guru memegang peran seba-gai sutradara sekaligus aktor. Artinya pada gurulah tugas dan tanggung-jawab merencanakan dan melaksanakan pengajaran di sekolah.9 Selain menjadi sentral di dalam sekolah ternyata guru juga mempunyai per-an yang sangat penting dalam menumbuhkembangkan anak didik dan mengawalnya dalam kehidupan berakhlak.

Kaedah yang tepat untuk menyampaikan tujuan pendidikan di atas ialah dengan mewujudkan hubungan rapat dan mesra antara guru dan murid-murid. Guru semestinya berada di tengah-tengah kehidup-an para murid-muridnya,dia bergaul, saling mengunjungi, menyapa, se ring-sering evaluasi tentang apapun (mudzakarah) dan sebagainya. Guru semestinya mengenali dan mengasihi murid-muridnya sehingga terjadilah hubungan yang harmonis di antara keduanya (dalam arti ke-giatan yang positif).

Selain itu guru hendaknya menjadi contoh yang baik dari segala seginya. Sikap dan cakap guru sepanjang masa di dalam pergaulannya dengan murid mesti bersifat mengajar dan mendidik. Kiranya terjadi hal sebaliknya, artinya guru itu sudah menggagalkan tujuan pendidikannya. Sebab itu, sebagaimana sudah menjadi maklum, jika orang tua kencing berdiri, anak akan kencing berlari. Setelah mengetahui seperti apa peran guru di atas, tentu akan mengetahui betapa penting pendidikan seko-lah.

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan terpen-ting. Dikatakan pertama karena dalam keluarga ini anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Dikatakan terpenting karena se-bagian besar dari kehidupan anak adalah dalam keluarga. Sehingga pen-didikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga.

Page 11: Hermawan nurhadianto pendidikan yang semestinya diterapkan bagi anak anak kaum muslimin

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 2, No. 1, Januari 2013 103

Hermawan Nurhadianto

Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati. Orang tua bertanggung jawab memelihara, mera-wat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang de-ngan baik.

Pendidikan keluarga berfungsi:Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak1. Menjamin kehidupan emosional anak.2. Menanamkan dasar pendidikan moral.3. Memberikan dasar pendidikan sosial4. Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.5.

Betapa mendasarnnya pendidikan keluarga, karena semua insan manusia yang lahir hidup dan tumbuh di dunia ini semuanya melewati pendidikan keluarga. Di situ manusia pertama kali dan sangat mendasar mendapatkan bimbingan dan arahan dari orang tua masing-masing. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan terpenting dan mendasar, dan dari situ pula karakter dan sifat manusia nanti yang selalu akan menjadi lirik dalam menghadapi macam-macam cobaan di dunia ini. Adapun pendidikan di luar dari pendidikan keluarga ini hanya menjadi penyempurna dari pembentukan karakter seseorang. Dan sebagai peran aktif di dalam keluarga tentulah orang tua.

Setelah keluarga, kelompok sebaya mungkin paling besar penga-ruhnya terhadap pembentukan kepribadian, terutama pada saat anak berusaha melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan orang tua. Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini telah mulai ke-tika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.

Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentuk-an kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertian-pengertian (penge-

Page 12: Hermawan nurhadianto pendidikan yang semestinya diterapkan bagi anak anak kaum muslimin

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 2, No. 1, Januari 2013104

Pendidikan yang Semestinya Diterapkan bagi Anak-Anak Kaum Muslimin

tahuan), sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan ke-agamaan.

Beberapa pakar juga mengistilahkan lingkungan fisik tempat belajar dengan istilah “Milieu” yang berarti konteks terjadinya pengalaman be-lajar. Lingkungan ini meliputi keadaan ruangan, tata ruang, dan berbagai situasi fisik yang ada di sekitar kelas atau sekitar tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Lingkungan ini pun dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi situasi belajar.10

Yang dimaksud dengan faktor lingkungan di sini adalah da pat berupa benda-benda, orang-orang, ataupun kajadian-kejadian serta peristiwa-peristiwa yang di sekitar kita. Semua hal dan kejadian-keja-dian yang ada di sekitar anak mempunyai pengaruh langsung terhadap pembentukan dan perkembangan anak. Lingkungan dapat memberikan pengaruh positif terhadap pembentukan dan perkembangan, tetapi se-baliknya, lingkungan dapat pula lingkungan dapat memberikan penga-ruh yang negatif.

Adapun yang dimaksud dengan pengaruh positif adalah apabila lingkungan itu dapat memberikan dorongan atau motivasi terhadap pembentukan dan perkembangan anak. Sedangkan yang dimaksud de-ngan pengaruh yang negatif adalah apabila lingkungan itu tidak mem-berikan kesempatan yang baik dan bahkan menghambat proses pendi-dikan.11

PENTINGNYA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Islam adalah agama ilmu pengetahuan (science) dan penerangan, bukan agama kebodohan dan kegelapan. Ayat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah saw. berisi suruhan kepada beliau secara berulang-ulang untuk membaca dan menghormati ilmu pengetahuan dan belajar, menghormati pendidikan, yang secara jelas dikaitkan pendidikan. Allah SWT berfirman yang artinya:

“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah mencip-takan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan mullah Yang Maha Pemurah Yang Mengajari (manusia) dengan perantara pena. Dia Mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Page 13: Hermawan nurhadianto pendidikan yang semestinya diterapkan bagi anak anak kaum muslimin

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 2, No. 1, Januari 2013 105

Hermawan Nurhadianto

Pada ayat lain, Allah menyuruh Rasulullah berdo’a,

“Ya Tuhan-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu yang pengetahuan,”

Dan juga:

“Tuhan bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Dia, dan malaikat-mslsikat yang memiliki pengetahuan menjaga keadilan. Dan Allah te-lah memulai pertama kali dengan menggunakan Diri-Nya, kedua para Malaikat dan ketiga orang-orang mukmin yang berilmu.”

Belajar merupakan suatu kewajiban dalam agama Islam, dan orang-orang muslim yang berilmu dan mengamalkan ilmunya adalah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, mendekati posisi Rasul. Untuk itu, Rasulullah bersabda bahwa ulama adalah pewaris Nabi dan Rasul.12

Pendidikan agama Islam adalah upaya dan terencana dalam menyi-apkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, meng-imani, bertaqwa, beraklak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Quran dan al-Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.13

Dan di dalam Pendidikan Islam pendidikan moral adalah sebagai esensi Pendidikan Islam itu sendiri. Terbukti dari seluruh filosof Islam telah sepakat, bahwa pendidikan Islam, dengan prestasi individu ada-lah tuntunan yang benar. Hal ini bukan berarti kita mengesampingkan aspek fisik, mental, ilmiah, dan praktek. Tetapi kita memandang bahwa pendidikan moral itu sebagai tipe-tipe yang lainnya.

Para pendidik Islam sepakat tujuan pendidikan bukanlah sekedar mengisi otak para pelajar dengan fakta-fakta, melainkan juga mem-perbaiki mereka dengan mendidik jiwanya. Menyebarkan kebaikan, hidup dengan kemudahan dan menyiapkan mereka untuk hidup penuh keikhlasan dan kemurnian. Tujuan pokok dari pendidikan Islam ada-lah pembentukan moral dan latihan jiwa. Oleh karena itu, setiap materi pelajaran harus berformulasikan ajaran moral. Setiap pembimbing harus menjadikan etika agama di atas segala sesuatu. Berbudi tinggi adalah ba-sis dari pendidikan Islam.14

Page 14: Hermawan nurhadianto pendidikan yang semestinya diterapkan bagi anak anak kaum muslimin

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 2, No. 1, Januari 2013106

Pendidikan yang Semestinya Diterapkan bagi Anak-Anak Kaum Muslimin

Islam juga menentukan bahwa bakat seseorang anak itu telah dite-tapkan oleh Tuhan sejak berada dalam kandungan ibu. Akan tetapi de-ngan melalui pendidikan, bakat tersebut dapat dibimbing dalam per-kembangannya. Dalam hubungannya dengan sosial pembawaan ini dapat diperjelas lagi dengan firman Allah sebagai berikut: “Katakanlah bahwa setiap orang itu bekerja menurut bakatnya masing-masing”. (QS. al-Isra’: 84).

Tetapi Islam tidaklah berpendapat bahwa pembawaan sebagi fak-tor yang berkuasa secara mutlak, melainkan usaha dari luar pun dapat turut menentukan pula. Usaha dari luar ini melalui sarana pendidikan. Hal ini dibuktikan oleh sabda Nabi sebagai berikut: “Anak itu dilahirkan atas bakatnya, orang tuanyalah yang dapat menjadikan Yahudi, Nasrani maupun Majusi”. (HR. Buchari Muslim).

Agama Islam amat menghormati dan mendorong potensi intelek-tual serta menggariskan media-media khusus yang dapat membantu da-lam mengembangkan potensi intelektual seseorang. Menumbuhkan ke-sadaran intelektual sejak dini hingga dewasa, juga merupakan salah satu tanggung jawab umat Islam. Untuk itu Islam menganjurkan agar anak diberi peluang untuk menimba berbagai peradaban dan sains. Adapun media-media khusus yang dapat membantu dalam mengembangkan potensi intelektual tersebut hanyalah melalui pendidikan.15

Pada zaman terdahulu, ketika Pendidikan Islam dirintis oleh Ra-sulullah saw., pada zaman itu pula Islam sangat unggul peradabannya. Sudah banyak kita baca tentang pendidikan ala Rasulullah saw. Dan salah satu tempat yang beliau pakai untuk berdakwah, mengajar adalah masjid. Tetapi sekarang itu masjid di beberapa tempat selain untuk sha-lat berjamaah sudah berkurang perannya dengan berbagai macam se-bab. Pada zaman dahulu ini cara-cara ini sempat diterapkan oleh suku Minang di Sumatera Barat yang terkenal dengan sistem surau.

Masjid dibangun dengan dasar untuk takwa kepada Allah SWT. Keberadaan masjid secara fungsional guna menopang berbagai kegiat-an yang bernilai positif bagi kehidupan manusia. Dalam klasifikasi yang diberikan dewasa ini, masjid termasuk sarana pendidikan di luar seko-

Page 15: Hermawan nurhadianto pendidikan yang semestinya diterapkan bagi anak anak kaum muslimin

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 2, No. 1, Januari 2013 107

Hermawan Nurhadianto

lah. Masjid, merupakan tempat pendidikan dasar-dasar ke-Islaman. Di tempat ini, biasanya diadakan pendidikan dan pengajaran Islam, baik individu maupun kelompok. Masjid berperan dalam menyuburkan ke-hidupan beragama, terutama dikalangan anak-anak. Tempat ini mampu mampu menumbuhkan anak gemar beribadah, suka beramal, rajin ber-jamaah serta senang kepada amal jariyah.

Manusia, sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan bermo-ral, juga sekaligus makhluk ber-Tuhan. Dimasjid itulah anak-anak dike-nalkan tentang konsepsi manusia sebagi makhluk ber-Tuhan. Dengan sadar atau tidak sadar tiap manusia mengakui bahwa dia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah yang hidup di dunia ini. Karena sebagai makhluk ciptaan Allah, maka dalam dirinya telah dianugerahi sesuatu oleh ciptaannya. Adapun sesuatu yang dianugerahkan Allah kepada ma-nusia adalah berupa pribadi manusia itu sendiri yang dilengkapi oleh potensi-potensi esensinya sebagai manusia, antara lain: pikiran, pera-saaan, kemauan, anggota-anggota basan dan sebagainya. Karena secara sempurna dan integral dianugerahi Allah kepada manusia sesuai dengan missi yang dibawanya. Pengertian ini yang selalu ditanamkan, baik ditu-jukan kepada anak-anak maupun orang dewasa, sebagai dasar pendidik-an keagamaan di lingkungan masjid mempunyai dampak edukatif dalam mengembangkan potensi/kemampuan dasar/fitrah beragama dari anak-anak.

Pendidikan keagamaan di masjid merupakan awal siraman rohani bagi anak-anak. Hal yang perlu diketahui bahwa, manusia tidak akan berkembang secara utuh dan tidak akan mencapai hakikat kemanusia-annya yang sejati kecuali jika ia senantiasa membersihkan jiwanya, ber-upaya secara terus menerus untuk menjalin hubungan dengan Allah.16

Dengan cara pendidikan demikian, maka lahir generasi awal para sahabat yang jiwa, mental dan fisik mereka sangat terpimpin. Akhlak dan amal soleh mereka tiada tandingnya. Peradaban yang mereka ban-gun hebat dan mengagumkan

Maka jikalau terjadi sitem pendidikan yang seperti diatas maka itu tidak akan merusak tatanan pendidikan yang seperti kita pelajari dan

Page 16: Hermawan nurhadianto pendidikan yang semestinya diterapkan bagi anak anak kaum muslimin

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 2, No. 1, Januari 2013108

Pendidikan yang Semestinya Diterapkan bagi Anak-Anak Kaum Muslimin

tidak merusak sunnatul ilmu antara guru dan murid sehingga tidak akan terjadi kerusakan pendidikan akhlaq seperti sekarang ini. Sehingga pen-didikan seperti yang dicanangkan oleh para pakar pendidikan tersebut tercapai yaitu pendidikan yang memanusiakan manusia.

PENUTUP

Kenakalan remaja, di saat-saat ini bisa diatasi dengan cara dan pen-didikan yang pas. Perlunya bersinergi dari semua pihak. Ini bukanlah tanggung jawab dari seseorang atau salah satu pihak saja, melainkan ini adalah suatu permasalahan yang harus di atasi bersama-sama.

Maka perlunya kita membuka kembali sistem dan cara Rasulullah mendidik, yang telah berjaya dan telah terbukti membawa agama Islam dengan budayanya mencapai kejayaan, keamanan di masa itu.

Maka jikalau terjadi sitem pendidikan yang seperti diatas maka itu tidak akan merusak tatanan pendidikan yang seperti kita pelajari dan tidak merusak sunnatul ilmu antara guru dan murid sehingga tidak akan terjadi kerusakan pendidikan akhlaq seperti sekarang ini. Sehingga pen-didikan seperti yang dicanangkan oleh para pakar pendidikan tersebut tercapai yaitu pendidikan yang memanusiakan manusia.

Dengan cara pendidikan di atas, maka lahirlah generasi awal para sahabat yang jiwa, mental dan fisik mereka sangat terpimpin. Akhlak dan amal soleh mereka tiada tandingnya. Peradaban yang mereka ba-ngun hebat dan mengagumkan.

Dan tidak kalah pentingnnya peran adanya masjid di sekitar kita dengan mengaktifkan kegiatan-kegiatan yang positif demi menanam-kan kepada generasi di bawah kita, agar nanti tumbuh dengan jiwa dan akhlak yang mulia. Sehingga sikap-sikap yang negatif dari anak-anak ini bisa dicegah. [ ]

Page 17: Hermawan nurhadianto pendidikan yang semestinya diterapkan bagi anak anak kaum muslimin

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 2, No. 1, Januari 2013 109

Hermawan Nurhadianto

ENDNOTES1 Nana Syaodih Sukma Dinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,

Cet. 5 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 58 2 Mahmud Yunus dan Muhammad Kosim Bakar, at-Tarbiyyatu wa at-Ta’liim,

juz 1A (Ponorogo: Darussalam Perss, t.t.), hlm. 7.3 Abu Bakar Muhammad, Pedoman Pendidikan dan Pengajaran (Surabaya: Usa-

ha Nasional, 1981), hlm. 5.4 Muhammad ‘Athiyah al-Abrasyi, al-Tarbiyah al-Islamiyat wa Falasafatuha (Bei-

rut: Dar-Al-Fikr, t.t.), hlm. 22.5 Muzayin Arifin, Pendidikan Islam dalam Arus Dinamika Masyarakat: Suatu

Pendekatan Filosofis, Pedagogis, Psikososial dan Kultural Cet. 1 ( Jakarta: Gold-en Terayon Press, 1988), hlm. 66.

6 Untuk lebih jauh baca Abdurrahman Sahalih Abdullah, Educational Theory: a Quranic Outlook, (Mekkah: Umm al-Qura University, 1982)

7 Abuya Syekh Imam Ashari Muhammad At Tamimi, Pendidikan Rasulullah (ttp.: Giliran Timur 1990), hlm. 55.

8 Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, Cet. 7 ( Jakarta: Hidakarya Agung, 1992), hlm. 22.

9 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Al-gensindo, 1998), hlm. 13.

10 Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000), hlm 6.

11 Amir Daein Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan (Surabaya: Usaha Na-sional, 1973), hlm 32.

12 M.Atiya Al-Abrashi, at-Tarbiyah al-Islamiyah, (Ponorogo: PSIA, 1990, hlm 913 Lihat Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMA dan MA ( Jakarta: Depdinas, 2003), hlm. 4.14 M.Atiya Al-Abrashi, at-Tarbiyah., hlm. 215 Maimunah Hasanah, Membangun Kreativitas Anak Secara Islami (Yogyakar-

ta: Bintang Cemerlang, 2010), hlm. 208.16 Ibid., hlm 212

Page 18: Hermawan nurhadianto pendidikan yang semestinya diterapkan bagi anak anak kaum muslimin

Jurnal Ilmu Tarbiyah "At-Tajdid", Vol. 2, No. 1, Januari 2013110

Pendidikan yang Semestinya Diterapkan bagi Anak-Anak Kaum Muslimin

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abdurrahman Sahalih, Educational Theory: a Quranic Outlook, Mekkah: Umm al-Qura University, 1982.

al-Abrasyi, Muhammad ‘Athiyah, at-Tarbiyah al-Islamiyat wa Falasafa-tuha, Beirut: Dar-Al-Fikr, t.th.

al-Abrashi, M.‘Athiyah, at-Tarbiyah al-Islamiyah, (Terj.), Ponorogo: PSIA 1990.

Ali, Muhammad, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2000.

Arifin, Muzayin, Pendidikan Islam dalam Arus Dinamika Masyarakat: Su a tu Pendekatan Filosofis, Pedagogis, Psikososial dan Cultural, Cet. 1, Jakarta: Golden Terayon Press, 1988.

At-Tamimi, Abuya Syekh Imam Ashari Muhammad, Pendidikan Ra su-lullah, ttp.: Giliran Timur 1990.

Dinas Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA dan MA, Jakarta: Dep-diknas, 2003.

Dinata, Nana Syaodih Sukma, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002.

Hasanah, Maimunah, Membangun Kreativitas Anak Secara Islami, Yog-yakarta: Bintang Cemerlang, 2010

Indrakusuma, Amir Daein, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1973.

Muhammad, Abu Bakar, Pedoman Pendidikan dan Pengajaran, Surabaya: Usaha Nasional, 1981.

Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Ba ru Algensindo, 1998.

Yunus, Mahmud dan Muhammad Kosim Bakar, at-Tarbiyyatu wa At-Ta’liim, Ponorogo: Darussalam Perss, t.th.

Yunus, Mahmud, Sejarah Pendidikan Islam, Cet. 7, Jakarta: Hidakarya Agung, 1992.