hematemesis melena

26
Hematemesis - Melena Hematemesis - Melena Oleh : Putri Tama Hasandy Pembimbing : dr. Sugeng Budi Rahardjo, Sp.Pd

Upload: fernanda-putri

Post on 02-May-2017

273 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hematemesis Melena

Hematemesis - MelenaHematemesis - Melena

Oleh : Putri Tama HasandyPembimbing : dr. Sugeng Budi Rahardjo, Sp.Pd

Page 2: Hematemesis Melena

Anatomi Saluran Pencernaan

A. Saluran Cerna Bagian Atas :- Cavum Oris - Faring - Esofagus- Lambung- Intestinum tenue- Duodenum B. Saluran Cerna Bagian Bawah :- Jejunum- Ileum- Caecum- Apendix vermiformis- Colon- Rectum- Anus

Page 3: Hematemesis Melena

PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN ATAS DEFINISIPerdarahan saluran cerna bagian atas adalah perdarahan dari saluran cerna bagian atas sampai ligamentum Treitz (sekitar duodenum).

Perdarahan ini dapat berupa hematemesis,Melena,ataupun perdarahan yang terselubung.

Hematemesis di definisikan sebagai muntah darah melena sebagai berak yang berwarna hitam,lembek,terkadang mengandung darah yang sudah berubah warna.

Page 4: Hematemesis Melena

Bentuk . Perdarahan saluran cerna bagian atas warna darah yang dimuntahkan tergantung darikonsentrasi asam lambung dilambung dancampurannya dengan darah,kalau muntah segerasetelah perdarahan akan terlihat kemerahan,sesudahnya akan berubah merah tua,abu-abu atauhitam.Endapan bekuan darah pada muntahan bisaterlihat sebagai “ampas kopi”.

Hematemesis umumnya menandakan perdarahanproksimal dari ligamentum Treitz,.karena perdarahandibawah duodenum sangat jarang masuk kelambung.

Page 5: Hematemesis Melena

Perdarahan yang banyak selain memberikangejala hematemesis juga meemberikan gejalamelena,sedangkan melena tidak selalu disertaioleh hematemesis.

Pada umumnya MELENA berasal dari perdarahanesofagus,lambung atau duodenum.

Warna hitam dari melena karena kontak darahdengan asam lambung yang membentuk hematin,tinja berbentuk seperti teer,agak lengket dan berbau yang khas. ( ACID HEMATIN )

Page 6: Hematemesis Melena

ETIOLOGI Perdarahan SCBA

1. Varises esofagus2. Ulkus peptikum – duodenum3. Robekan Mallory Weiss

VARISES ESOFAGUS• Obstruksi v porta dan tekanan balik pada v gastrika

→ hipertensi portal → v submukosa esofagus berdilatasi

• Hipertensi portal : tekanan vena porta > 30 cm NaCl• Penyebab hipertensi portal :

– intrahepatik : sirosis hati– ekstra hepatik : trombosis v porta, sindrom Budd Chiari

• Gejala klinis– perdarahan, biasanya tanpa disertai nyeri perut– stigmata penyakit hati kronis– koagulopati, trombositopenia

Page 7: Hematemesis Melena

ETIOLOGI• Pemeriksan :

– endoskopi : kondisi dan derajat varises– USG : kolateral vena porta

ULKUS PEPTIKUM- DUODENUM• Riwayat penyakit ulkus sebelumnya• Mual, nyeri perut, diare• Pemeriksaan : endoskopi

ROBEKAN MALLORY-WEISS• Robeknya mukosa pada batas esofago-

gastrik → perdarahan arteri• Berhubungan dengan hiatus hernia, alkohol• Gejala klinis :

– muntah-muntah dan teregangnya abdomen– perdarahan umumnya berhenti spontan

Page 8: Hematemesis Melena

Varise Esofagus Grade 3

Varises Esofagus grade 2

Page 9: Hematemesis Melena

Ulkus Gastric

Robekan Mallory Weiss

Page 10: Hematemesis Melena

PATOGENESIS Perdarahan

Saluran Cerna• Permukaan saluran makan sangat luas

dan kaya akan vaskularisasi → perdarahan

• Etiologi: - Erosi mukosa - Malformasi pembuluh drh - Koagulopatia - Hipertensi portal

• Bersifat akut dan kronik• Terjadi nyata dan banyak; tersembunyi

dan sedikit-sedikit10

Page 11: Hematemesis Melena

Langkah-langkah praktis pengelolaan perdarahan SCBA

Page 12: Hematemesis Melena

Hematemesis, melena, atau hematochezia

Penilaian klinis awal: hemodinamik, urine output, kesadaran, penyakit yang mendasari, pasang NGT

Tidak stabil (perdarahan berat)•Akses intravenaBlood typing dan cross matchingResusitasi Cairan

Stabil ( perdarahan tidak berat)Anamnesis dan pemeriksaan fisik lengkap

Lanjutkan dengan pemeriksaan penunjang

Kondisi membaikLanjutkan monitoring klinis

Anamnesis dan pemeriksaan fisik lengkap

Tidak ada perbaikan

Lanjutkan dengan pemeriksaan penunjang

Konsultasi bedah awal (sesuai

indikasi)

Alur penilaian awal perdarahan saluran cerna

Page 13: Hematemesis Melena

Pemeriksaan awal pada perdarahan SCBA

Tentukan derajat perdarahan dan status hemodinamik :

1) tekanan darah dan nadi posisi baring 2) Perubahan ortostatik tekanan darah dan nadi 3) ada tidaknya vasokonstriksi perifer (akral

dingin) 4) Kelayakan nafas 5) tingkat kesadaran 6) produksi urin (anuria/oliguria <30ml/jam )

FOKUSPENTING

Page 14: Hematemesis Melena

DERAJAT PERDARAHAN

• RINGAN Kehilangan darah < 15%Volume darah dipertahankan oleh

homeostasis tubuh

• SEDANG Kehilangan darah 15 – 30%Takikardi, curah jtg ↑, sekresi hormon

aldosteron & antidiuretik,vasokonstriksi perifer.

• BERAT Kehilangan darah > 30%Hipotensi, curah jtg ↓, kerusakan organ

14

Page 15: Hematemesis Melena

• Perdarahan masif :– membutuhkan > 4 unit darah/12 jam– hematemesis, hematokesia– hemodinamik tidak stabil → hipotensi, syok– DD : varises esofagus, ulkus peptikum,

gastritis, robekan Mallory Weiss, fistula aorta-enterik

• Perdarahan tidak masif :– hematemesis, melena, gejala anemia– hemodinamik stabil – DD : esofagitis, gastritis, ulkus peptikum,

teleangiektasis vaskuler lambung, neoplasma

JUMLAH PERDARAHAN

Page 16: Hematemesis Melena

Stabilisasi Hemodinamik

Page 17: Hematemesis Melena

PEMERIKSAAN LANJUTAN

Page 18: Hematemesis Melena

Membedakan perdarahan

SCBA dan SCBB

Page 19: Hematemesis Melena

DIAGNOSIS PENYEBAB

Page 20: Hematemesis Melena

Klasifikasi aktivitas perdarahan tukak peptik menurut forrest

Page 21: Hematemesis Melena

TERAPI PERDARAHAN SCBA

NON EndoskopiEndoskopi

Terapi RadiologiPembedahan

Page 22: Hematemesis Melena

Terapi non endoskopi - Bilas Lambung lewat pipa nasogastrik dgn air suhu kamar - Pemberian vit. K 3 x 1 ampul - Vasopressin (pitresin & pituritary gland- Encerkan vasopressin 50 unit dlm 100 ml dekstrose 5 % diberikan 0,5-1 mg/menit/iv selama 20-60 menit dapat diulang 3-6 jam- Dilanjutkan per infus 0,1-0,5 U/menit - Vasopressin diberikan bersama nitrogliserin 40 mcg/menit titrasi sampai maks. 400 mcg/menit pertahankan tek. Sistolik › 90 mmHg- Somatostatin : bolus 250 mcg/iv dilanjutkan per infus 250 mcg/jam selama 12-24 jam/ sampai perdarahan berhenti - Octreotide : bolus 100 mcg/iv dilanjutkan per infus 25 mcg/jam selama 8-24 jam/sampai perdarahan berhenti - Omeprazol 80 mg/iv dilanjutkan per infus 8 mg/kgBB/jam selama 72 jam- Antasida, Sukralfat, Antagonis reseptor H2- Balon tamponade utk varises esofagus (Sengstaken Blakemore tube)

Page 23: Hematemesis Melena

Terapi Endoskopi • Untuk tukak dgn perdarahan masih aktif/tukak dgn

pembuluh darah yang tampak • Metode yg digunakan yaitu :• Contact thermal (mono/bipolar elektrokoagulasi,

heater probe)• Non contact thermal (laser)• Non thermal (penyuntikan adrenalin 1: 1000 0,5-1

ml tiap suntik dgn batas maks 10 ml/cyanoacrylate)• Ligasi varises utk varises esofagus dari distal dan

mendekati cardia dlm gerakan spiral setiap 1-2 cm• Skleroterapi Endoskopi dgn sklerosan polidokanol

3%, NaCl 0,9% dan alkohol absolut sama banyak dan disuntikan dimulai dari bagian paling distal ke proksimal bergerak spiral sampai sejauh 5 cm

Page 24: Hematemesis Melena
Page 25: Hematemesis Melena

Alur penatalaksanaan perdarahan saluran cerna bagian atas

Page 26: Hematemesis Melena

TERIMA KASIHTERIMA KASIH