handout | lks

18
HANDOUT Pertemuan Ke XIII Lembar Kerja Siswa (LKS) A. Pendahuluan Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan diri sekaligus mengembangkan proses pembelajarannya adalah mengembangkan sumber belajar bagi diri maupun peserta didiknya. Sebagai contoh, guru dapat membuat atau menyusun sendiri lembar kerja siswa (LKS) untuk dijadikan sebagai sumber belajar bagi peserta didik. LKS menurut Indrianto (1998) adalah lembar kerja siswa yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang mencerminkan keterampilan proses agar siswa memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang perlu dikuasainya. LKS (student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. LKS biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kaitannya dengan kompetensi yang akan dicapai (Depdiknas, 2008). Untuk mengerjakan tugas-tugas dalam sebuah LKS, siswa dapat menggunakan dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya. B. Langkah-Langkah Menyusun LKS. 1. Menganalisis kurikulum Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar LKS. Biasanya dalam menentukan materi dianalisis dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang akan diajarkan, kemudian kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa. 2. Menyusun peta kebutuhan LKS Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan guna mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis dan sekuensi atau urutan LKS-nya juga dapat dilihat. Sekuens LKS ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan. Diawali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.

Upload: budairi-al-andonesyi

Post on 01-Dec-2014

3.345 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Handout dari dosen geografi Unesa

TRANSCRIPT

Page 1: Handout | Lks

HANDOUT Pertemuan Ke XIII

Lembar Kerja Siswa (LKS)

A. Pendahuluan

Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan diri sekaligus

mengembangkan proses pembelajarannya adalah mengembangkan sumber belajar bagi diri

maupun peserta didiknya. Sebagai contoh, guru dapat membuat atau menyusun sendiri lembar

kerja siswa (LKS) untuk dijadikan sebagai sumber belajar bagi peserta didik.

LKS menurut Indrianto (1998) adalah lembar kerja siswa yang berisi pedoman bagi

siswa untuk melakukan kegiatan yang mencerminkan keterampilan proses agar siswa

memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang perlu dikuasainya. LKS (student worksheet)

adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. LKS biasanya

berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang

diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kaitannya dengan kompetensi yang akan

dicapai (Depdiknas, 2008). Untuk mengerjakan tugas-tugas dalam sebuah LKS, siswa dapat

menggunakan dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya.

B. Langkah-Langkah Menyusun LKS.

1. Menganalisis kurikulum

Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang

memerlukan bahan ajar LKS. Biasanya dalam menentukan materi dianalisis dengan

cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang akan diajarkan,

kemudian kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa.

2. Menyusun peta kebutuhan LKS

Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan guna mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis

dan sekuensi atau urutan LKS-nya juga dapat dilihat. Sekuens LKS ini sangat diperlukan

dalam menentukan prioritas penulisan. Diawali dengan analisis kurikulum dan analisis

sumber belajar.

Page 2: Handout | Lks

3. Menentukan judul-judul LKS.

Judul LKS ditentukan atas dasar KD-KD, materi-materi pokok atau pengalaman belajar

yang terdapat dalam kurikulum. Satu KD dapat dijadikan sebagai judul LKS apabila

kompetensi itu tidak terlalu besar, Besarnya KD dapat dideteksi antara lain dengan cara

apabila diuraikan ke dalam materi pokok (MP) mendapatkan maksimal 4 MP, maka

kompetensi itu telah dapat dijadikan sebagai satu judul LKS. Namun apabila diuraikan

menjadi lebih dari 4 MP, maka perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecah misalnya

menjadi 2 judul LKS.

4. Menulis LKS

Penulisan LKS dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Perumusan KD yang harus dikuasai; rumusan KD pada suatu LKS langsung

diturunkan dari dokumen SI.

b. Penentuan alat penilaian; bahwa penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil

kerja siswa. Karena pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah kompetensi

yang penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompetensi, maka alat penilaian

yang cocok adalah menggunakan pendekatan Panilaian Acuan Kriteria (PAK) atau

Criterion Referenced Assesment.

c. Penyusunan materi; yakni tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi LKS dapat

berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi

yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti buku,

majalah, internet, jurnal hasil penelitian. Agar pemahaman siswa terhadap materi

lebih kuat, maka dapat saja dalam LKS ditunjukkan referensi yang digunakan agar

siswa membaca lebih jauh tentang materi itu. Tugas-tugas harus ditulis secara jelas

guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa

dapat melakukannya, misalnya tentang tugas diskusi. Judul diskusi diberikan secara

jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam kelompok diskusi dan

berapa lama waktunya.

d. Struktur LKS, secara umum adalah sebagai berikut:

* Judul

* Petunjuk belajar (petunjuk siswa)

* Kompetensi yang akan dicapai

* Informasi pendukung

* Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja

* Penilaian

Page 3: Handout | Lks

Saat ini, dibutuhkan bukan sekadar guru yang kompeten dalam tugas pokoknya, namun juga

guru yang selalu ingin dan mau mengembangkan dirinya. Pengembangan kompetensi guru

dalam pembuatan LKS merupakan suatu upaya positif dan bermanfaat. Guru dapat

mengembangkan LKS dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar yang sudah tersedia.

Misalnya, guru dapat mengembangkan LKS berbasis web atau LKS dengan dua-bahasa

(Inggris dan Indonesia). Guru juga dapat mengembangkan LKS dengan pola kerja atau pola

penggunaan tertentu, sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

CONTOH LKS :

LEMBAR KERJA SISWA

“MANUSIA SANGIRAN”

PETUNJUK !

Pada pembelajaran IPS dengan topik “Manusia Sangiran “ ini kamu akan mempelajari :

1. Bentuk permukaan bumi

2. Kehidupan Pra Aksara

3. Interaksi social/proses social, sosialisasi, kepribadian.

4. Makhluk social, makhluk ekonomi, makhluk bermoral, kebutuhan, tindakan ekonomi

(motif dan motif ekonomi)

Kompetensi Dasar

1.1. Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan dan dampaknya

terhadap kehidupan.

1.2. Mendeskripsikan kehidupan pada masa pra aksara.

2.1. Mendeskripsikan interaksi sebagai proses social.

2.2. Mendeskripsikan sosialisasi sebagai proses pembentukan kepribadian.

Page 4: Handout | Lks

2.3. Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi social.

2.4. Menguraikan proses interaksi social.

2.5. Mendeskripsikan manusia sebagai maklhuk social dan ekonomi yang bermoral dalam

memenuhi kebutuhan.

2.6. Mengidentifikasi tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip ekonomi dalam berbagai

kegiatan sehari-hari.

Ringkasan Materi

A. Bentuk Muka Bumi

Relief yang ada di daratan disebut relief daratan, sedang yang ada di dasar laut

dinamakan relief dasar laut.

1. Relief Daratan

Relief daratan antara lain berupa Gunung, pegunungan, lembah, dataran tinggi dan

dataran rendah.

a. Gunung

Adalah permukaan bumi yang menonjol ke atas dengan ketinggian lebih dari

500 m di atas permukaan laut. Biasanya gunung ini dibentuk oleh kegiatan gunung api.

Page 5: Handout | Lks

b. Pegunungan

Adalah sekumpulan gunung antara yang satu dengan yang lain merupakan

suatu rangkaian tidak terpisah-pisah. Ketinggiannya lebih dari 500 m, dan jika

ketinggiannya kurang dari itu dinamakan perbukitan.

c. Dataran tinggi dan dataran rendah

Dataran tinggi adalah permukaan bumi yang relatif datar yang

ketinggiannyalebih dari 200 m, sedangkan jika kurang dari 200 m dinamakan dataran

rendah.

d. Lembah

Lembah adalah permukaan bumi yang lebih rendah dari daerah sekitarnya dan

berbentuk memanjang. Lembah dapat terjadi melalui dua cara, yaitu karena pengikisan,

misalnya lembah sungai, dan karena patahan kulit bumi.

2. Relief Dasar Laut

Relief dasar laut antara lain berupa shelf, palung laut, lubuk laut, punggung laut, dan

gunung laut.

a. Shelf

Adalah dasar laut yang relatif datar dan kedalamannya kurang dari 200 m.

b. Palung laut

Adalah lembah curam dan dalam yang terdapat didasar laut. Palung laut dapat terjadi

karena adanya patahan, rekahan atau karena adanya kikisan arus laut yang sangat kuat.

c. Lubuk laut

Adalah dasar laut yang dalam yang bentuknya seperti mangkuk. Lubuk laut terjadi

karena adanya penurunan dasar laut.

d. Punggung laut

Adalah rangkaian pegunungan yang ada di dasar laut. Punggung laut ini sering juga

disebut dengan “mid oceanic ridge” atau punggungan dasar samudera.

e. Gunung laut

Adalah gunung api yang kakinya berada di dasar laut. Jika puncaknya dapat

melewati/muncul dipermukaan laut akan gunung tersebut akan membentuk pulau.

Page 6: Handout | Lks

2.Struktur Lapisan Bumi

Keterangan:

A = Inti dalam, jari-jarinya 1.300 km. Massa jenisnya = 12 – 15.

B = Inti luar, tebalnya 2.100 km. Massa jenis = 12 - 15

C = Mantel, tebalnya 2.900 km. Massa jenis = 3,0 – 8,0

D = Kulit bumi atau kerak bumi, tebalnya 4 – 80 km.

Massa jenis kerak bumi = 2,6 – 3,0.

3. Tenaga Pembentuk Relief Muka Bumi

Tenaga Geologi

Tenaga Endogen

Bentuk

Kehidupan

Tenaga Eksogen

Tektonisme Vulkanisme Erosi Sedimentasi Seisme Pelapukan

Page 7: Handout | Lks

a. Tektonisme

Tektonisme adalah perubahan letak atau kedudukan lapisan kulit bumi baik secara vertikal

maupun horizontal. Berdasarkan kecepatan gerakannya, tektonisme dibagi dua, yaitu gerak

epirogenesis dan orogenesis.

b. Vukanisme

Proses keluarnya magma dari dalam bumi menuju ke permukaan bumi dinamakan

vulkanisme. Ada dua macam bentuk vulkanisme, yaitu intrusi dan ekstrusi.

c. Seisme

Seisme atau gempa bumi adalah getaran yang berasal dari lapisan kulit bumi dan

dapat dirasakan sampai dipermukaan bumi.

4. Proses Terbentuknya Kubah (dome) Sangiran

Diperkirakan Sangiran pada masa lampu merupakan kawasan subur tempat sumber

makanan bagi ekosistem kehidupan. Keberadaanya di wilayah katulistiwa, pada jaman

fluktuasi jaman glassial-interglassial menjadi tempat tujuan migrasi manusia purba untuk

mendapatkan sumber penghidupan. Dengan demikian kawasan sangiran pada kala pleistocen

menjadi tempat hunian dan ruang subsistensi bagi manusia pada masa itu.

Berdasarkan penelitian geologis, Sangiran merupakan kawasan yang tersingkap

lapisan tanahnya akibat proses orogenesa (pengangkatan dan penurunan permukaan

tanah) dan kekuatan getaran di bawah permukaan bumi (endogen) maupun di atas

permukaan bumi (eksogen). Aliran Sungai Cemoro yang melintasi wilayah tersebut juga

mengakibatkan terkikisnya kubah Sangiran menjadi lembah yang besar yang dikelilingi

oleh tebing-tebing terjal dan pinggiran-pinggiran yang landai. Beberapa aktifitas alam di

atas mengakibatkan tersingkapnya lapisan tanah/formasi periode pleistocen yang

susunannya terbentuk pada tingkat-tingkat pleistocen bawah (lapisan Pucangan),

pleistocen tengah (lapisan Kabuh), dan pleistocen atas (lapisan Notopuro). Fosil-fosil

manusia purba yang ditemukan di laipsan-lapisan tersebut berasosiasi dengan fosil-fosil

fauna yang setara dengan lapisan Jetis, lapisan Trinil, dan lapisan Ngandong

Page 8: Handout | Lks

Setelah beberapa hasil penelitian dan penemuan fosil manusia purba direkonstruksi, maka

dapat digolongkan beberapa jenis manusia purba, sebagai berikut:

1. Jenis Meganthropus

Temuan Von Koenigswald Tahun 1936 dan 1941 yaitu rahang manusia di daerah

Sangiran setelah direkonstruksi bentuknya menunjukkan mahluk yang besar. Hasil

penemuan ini dimasukkan dalam kelompok jenis manusia Meganthropus. Megas artinya

besar atau raksasa dan anthropus artinya manusia. Jadi, Meganthropus itu jenis manusia

raksasa. Jenis Meganthropus hasil penemuan Van Koenigswald kemudian dikenal dengan

nama Meganthropus Palaeojavanicus, artinya manusia raksasa dari Jawa.

2. Jenis Pithecanthropus

Fosil-fosilnya ditemukan tahun 1890 E Dubois di Trinil, dekat Lembah Bengawan Solo,

setelah direkonstruksi terbentuklah sebuah kerangka manusia, tetapi masih terlihat tanda-

tanda kera. Jadi, di antara kera dan manusia. Oleh karena itu disebut jenis Pithecanthropus

Erectus atau manusia kera yang berjalan tegak. Jenis Pithecanthropus merupakan jenis

yang paling banyak ditemukan di Indonesia.

Di Indonesia, selain Pithecanthropus Erectus, juga ada Pithecanthropus Mojokertensis,

yang fosilnya ditemukan di Jetis dekat Mojokerto Jawa Timur. Kehidupan mereka kira-kira

pada Plestosen Tengah. Makanan Pithecanthropus tidak hanya tumbuh-tumbuhan seperti

Meganthropus, tetapi sudah makan segala yang ditemuinya.

3. Jenis Homo

Fosil jenis homo ditemukan di Wajak. Pertama kali ditemukan oleh

Von Rietschoten. Setelah diteliti oleh E. Dubois dan kawan-kawan,

disimpulkan sebagai jenis homo. Ciri-cirinya, muka lebar dengan hidung

yang lebar dan mulutnya menonjol. Dahinya juga masih menonjol ,

sekali pun tidak seperti jenis Pithecanthropus. Bentuk fisiknya sudah

seperti manusia sekarang. Jenis manusia homo tingginya diperkirakan

sekitar 130- 210 cm, dengan berat badan kira-kira 30 -150 kg. Hidupnya diperkirakan di

sekitar 40.000 - 25.000 tahun yang lalu. Jenis manusia inilah jenis manusia yang

sesungguhnya sebagai makhluk yang sempurna di muka bumi.

Page 9: Handout | Lks

B. Hubungan antara Kondisi Alam Sangiran dengan Penemuan Fosil-fosil Manusia Pra

aksara

Kita telah memahami kondisi alam Sangiran yang berada di lembah Bengawan Solo

dilihat dari struktur lapisan tanah antara lain terdiri atas jenis aluvial. Daerah sekitar lembah

Bengawan Solo juga menjadi subur. Kondisi alam lembah Bengawan Solo yang demikian itu

secara alami banyak dihuni oleh makhluk hidup, termasuk jenis manusia. Mengapa demikian?

Tentu kita mengetahui, bahwa manusia agar survive perlu memenuhi kebutuhan dasar antara

lain, kebutuhan akan makan , pakaian, perumahan, kesehatan, dan pemenuhan kegiatan-

kegiatan dasar yang lain. Itulah sebabnya di lembah Bengawan Solo secara hukum alam wajar

kalau dihuni oleh manusia sejak jaman duli hingga sekarang.

C.Kehidupan Ekonomi dan Sosial Manusia Pra aksara

Pada hakekatnya kehidupan individu dan masyarakat tidak dapat terlepas dari

persoalan ekonomi. Manusia juga dikenal sebagai makhluk ekonomi (homo economicus).

Sebagai homo economicus artinya manusia dalam memenuhi kebutuhannya selalu

mempertimbangkan mana yang lebih menguntungkan pada dirinya. Namun demikian bukan

berarti hanya mementingkan dirinya semata, tetapi juga terkait dengan kepentingan untuk

manusia lain atau masyarakat, selain itu manusia juga selalu membutuhkan orang lain agar

bisa bertahan hidup. Hal ini berarti manusia itu tidak akan bisa hidup sendirian tanpa bantuan

orang ain disekitarnya. Ini dapat kita cermati bahwa manusia itu sejak lahir telah melibatkan

orang lain baik dari lingkungan keluarga maupun masyarakat yang lebih luas untuk

merawatnya. Tanpa itu semua manusia pasti akan mati. Begitu pula untuk perkembangan

selanjutnya dalam berkomunikasi dan memenuhi kebutuhan hidup yang lainnya manusia tidak

bisa lepas dari orang lain yang ada di sekitarnya. Dengan demikian manusia dikenal sebagai

makhluk sosial. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia juga tidak bisa mengabaikan etika

dan nilai-nilai moral. Itulah Sebabnya makhluk yang dikenal sebagai manusia itu juga dikenal

sebagai makhluk ekonomi sosial yang bermoral.

Makhluk ekonomi sosial yang bermoral sudah ada sejak zaman praaksara (masa manusia

belum mengenal tulisan), terutama jenis makhluk homo sapien. Dalam kehidupan keseharian,

untuk memenuhi kebutuhannya manusia homo sapien telah hidup menetap dan melakukan

Page 10: Handout | Lks

bercocok tanam. Mengapa mereka hidup menetap? Mengapa mereka melakukan bercocok

tanam? Mereka hidup menetap tinggal di tepi sungai karena tanahnya subur sehingga mudah

untuk melakukan kegiatan bercocok tanam. Inilah sebagai bentuk motif ekonomi masyarakat

praaksara.

Tindakan masyarakat praaksara untuk bercocok tanam ini tentu mempunyai pilihan yang

tepat bila dikaitkan dengan kondisi lingkungan dan teknologi yang dimiliki pada saat itu.

Dengan demikian masyarakat praaksara pada saat itu telah mengenal prinsip ekonomi.

Bagaimana perkembangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat pada zaman pra

aksara? Perkembangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat pada zaman pra-aksara atau

pada manusia purba meliputi beberapa tahap sebagai berikut.

1. Masa Berburu dan Meramu

Pada masa ini kehidupan manusia purba masih sangat sederhana. Kehidupan sosial

ekonomi manusia purba pada masa ini meliputi:

a. Mencari dan Mengumpulkan Makanan

Pada masa ini manusia purba dalam memenuhi kehidupannya dilakukan dengan

cara berburu dan meramu. Di dalam berburu mereka mencari dan menangkap binatang.

Beberapa binatang yang ditangkap pada saat itu antara lain rusa, celeng banteng, kera,

badak, kuda sungai, kerbau liar. Disamping itu mereka juga menangkap ikan.

b. Hidup Bekelompok

Manusia purba pada umumnya hidup secara berkelompok/ bergerombol dimana

tempat tersebut banyak bahan makanan dan air. Pada umumnya mereka tinggal di

tempat yang aman dari gangguan bencana dan ancaman dari binatang buas, seperti di

padang rumput dan hutan yang berdekatan dengan sungai, karena di tempat tersebut

pada umumnya banyak buah-buanhan, daun-dauanan, ubi-ubian dan biasanya dilewati

binatang. Pada tahap ini kehidupan sosial masih sederhana, karena terbatas pada

kelompok kecil ( in group). Interaksinya juga masih terbatas pada lingkup kelompok

kecil tersebut, sehingga norma dan nilai yang mereka pegang juga terbatas pada

kesepakatan kelompok kecil (in group).

Page 11: Handout | Lks

2. Bertempat Tinggal Sementara

Dalam perkembangnnya, pola pemukiman mereka mulai berubah. Sebagian dari

manusia purba ada mulai bertempat tinggal sementara.Tempat tinggal sementara

biasanya di gua-gua, tepi danau, maupun ditepi pantai. Tempat-tempat tersebut

digunakan untuk berteduh dan menimbun bahan makanan.

3. Masa Bermukim dan Bercocok Tanam

Masa ini sudah memasuki zaman Neolithikum ( zaman batu baru). Pada tahap

ini manusia sudah mencapai tingkatan yang cukupmaju.Hal ini ditandai dengan adanya

perkembangan makluk Homo Sapiens Murni. Makhluk ini termasuk jenis manusia

cerdik yang sudah menggunakan akal pikiran secara sempurna. Pada masa ini

kehidupan sosial sudah cukup maju karena sudah menggunakan akal dan pikirannya

secara sempurna. Kehidupan masa ini meliputi:

a. Kehidupan Bermukin dan Berladang

Pada tahap ini kehidupan manusia mulai menetap dan untukmemenuhi kehidupan

sehari-hari mereka mulai mengenal bercocok tanam. Mereka mulai menanam jenis

makanan yang menghasilkan bahan makanan. Untuk mengembangkan kegiatan

berladang mereka mulai berusaha membuka ladang baru dengan cara menebang

hutan dan membakar pohon-pohonan di hutan sekitarnya, sehingga tercipta ladang

baru untuk ditanami. Juga digunakan untuk bercocok tanam dan beternak.

Terjadilah revolusi kebudayaan dan food gathering menjadi food producing.

b. Kehidupan Bercocok Tanam di persawahan

Cara hidup manusia dengan food producing terus berkembang dan mengalami

peningkatan, hal ini didorong oleh makin meningkatnya jumlah penduduk yang

diakibatkan karena pola hidup yang sudah menetap. Dengan bertambahnya jumlah

penduduk food producing semakin meningkat, jenis tanaman yang ditanam juga

semakin bertambah seperti sukun, durian, rambutan, duku, salak maupun kelapa.

Sistem pertanian pada zaman ini dilakukan dengan cara membuat pematang-

pematang untuk menahan air. Di daerah pegunungan mulai dibuat sawah-sawah

Page 12: Handout | Lks

bertingkat-tingkat yang dilengkapi dengan saluran air. Alat yang digunakan pada

masa ini adalah alat yang jenis kapak yakni kapak lonjong dan kapak persegi.

Pada jaman ini, kebutuhan manusia masih relatif sedikit dan sederhana,

setiap orang menghasilkan sendiri barang-barang yang mereka butuhkan tanpa

bantuan orang lain. Makanan, pakaian dan tempat tinggal diproduksi sendiri dan

selanjutnya dikonsumsi sendiri pula. Masyarakat yang seperti ini biasa disebut

dengan masyarakat subsistence. Akan tetapi seiring dengan perkembangan

peradaban manusia, kebutuhan manusia menjadi semakin banyak dan semakin

kompleks. Manusia menjadi semakin tidak mampu mengusahakan sendiri seluruh

alat pemuas kebutuhan mereka. Keadaan ini menyebabkan saling ketergantungan

antar anggota masyarakat. Manusia menjadi lebih suka menukarkan barang hasil

produksinya dengan barang hasil produksi orang lain yang mereka butuhkan.

Pertukaran semacam ini, disebut dengan barter. Pada zaman ini, merka belum

mengenal uang.

Semakin majunya suatu perekonomian, pertukaran dengan cara barter

ternyata menghadapi berbagai kesulitan. Kesulitan yang pertama adalah kesulitan

menemukan barang yang sesuai dengan kebutuhan, kedua adalah kesulitan

menentukan nilai tukar barang dan yang ketiga adalah kesulitan menyimpan barang

yang akan ditukarkan.

Adanya kesulitan-kesulitan yang menyertai pertukaran dengan cara barter,

membuat manusia mulai memikirkan cara baru yang lebih mudah. Mereka kemudian

menetapkan satu jenis benda tertentu yang bisa digunakan untuk menukarkan dengan

segala macam barang dan jasa yang ada dalam masyarakat. Dalam sejarah dikenal

beberapa jenis benda yang pernah digunakan sebagai alat tukar. Cara pertukaran yang

baru ini disebut juga pertukaran dengan menggunakan barang perantara ( pertukaran

uang-barang). Pertukaran dengan uang barang ternyata masih memunculkan kesulitan-

kesulitan yang lain. Kesulitan ini bersumber dari sitaf-sifat umum yang melekat pada

benda yang digunakan sebagai perantara tukar menukar. Sifat-sifat tersebut adalah :

1. sulit untuk dipindah-pindahkan

2. tidak tahan lama atau cepat rusak

3. sulit disimpan

4. nilainya tidak tetap atau bisa berubah

5. sulit dibagi tanpa mengurangi nilainya

Page 13: Handout | Lks

Untuk memudahkan pemahaman kalian mengenai tahap perkembangan tukar

menukar perhatikan bagan berikut !

Tukar menukar barang dengan barang (Barter)

Tukar menukar dengan perantaraan uang barang

Tukar menukar dengan perantaraan uang

Gambar. Tahap-tahap Pertukaran

D. Kehidupan Sosial Budaya

Bagaimanapun juga setiap makhluk hidup tidak dapat hidup sendirian, apalagi manusia

yang dikenal sebagai makhluk sosial. Demikian halnya dengan manusia purba, yang ternyata

telah memiliki tradisi bergaul dan berinteraksi antar sesamanya. Hal ini dapat dibuktikan

misalnya dalam kehidupan mereka yang telah mengenal pembagian tugas. Sebagai contoh

yang jenis laki-laki mencari dan mengumpulkan makanan, sementara jenis perempuan

meramu makanan dan bertugas mengasuh anak keturunannya. Seiring dengan perkembangan

jaman pada masa ini terdapat perubahan sosial budaya pada manusia. Sejalan dengan teori

Durkhin, solidaritas sosial dalam hal ini terdapat pergeseran dari solidaritas mekanic menjadi

solidaritas organic. Ini dapat dicermati bahwa pada waktu itu segala sesuatu yang dilakukan

oleh manusia purba semula serba sama, lama kelamaan berubah menjadi terspesialisasi di

masing-masing bidang. Kehidupan sosial ini semakin berkembang setelah munculnya jenis

manusia Homo Sapien. Mereka sudah bertempat tinggal tetap, hidup berkelompok, membentuk

masyarakat dan mengembangkan aktivitas ekonomi secara teratur.

BARANG BARANG

BARANG UANG BARANG BARANG

BARANG UANG BARANG

Page 14: Handout | Lks

Dalam kehidupan bermasyarakat mereka saling berinteraksi baik interaksi antar individu,

individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Proses interaksi ini akan

mendorong terjadinya proses sosialisasi. Sosialisasi merupakan proses belajar seseorang

untuk mempelajari pola hidup sesuai nilai, norma, dan kebiasaan yang dijalankannya dalam

masyarakat di mana dia berada.

Proses sosialisasi juga akan membantu dalam pergaulan hidup sehari-hari di masyarakat,

sehingga menjadikan setiap individu mengetahui peranan yang dimiliki di tengah-tengah

masyarakat. Proses sosialisasi merupakan proses penting dalam menjaga dan mewujudkan

ketertiban. Dengan demikian, melalui proses sosialisasi individu akan berkembang menjadi

suatu pribadi yang lebih mantap.

Bentuk interaksi dan proses sosialisasi semacam itu juga sudah dikenal sejak masyarakat

praaksara, terutama masyarakat jenis Homo Sapien. Mereka sudah mengenal dan menentukan

wilayah tempat tinggal komunitasnya. Mereka juga sudah mengenal pemilihan pemimpin secara

demokratis, musyawarah, dan mufakat. Dalam kehidupan bermasyarakat mereka saling

membantu, bergotong royong untuk melaksanakan kegiatan. Mereka tidak membedakan si

kaya dan si miskin, sehingga mereka dapat saling membantu dan bergotong royong dalam

berbagai kegiatan (sosialisme). Mereka memiliki solidaritas kelompok dalam wilayahnya untuk

menghadapi bencana, musuh, sehingga terbangun rasa kesatuan dan nasionalisme di antara

mereka. Bahkan masyarakat pra-aksara juga telah mengenal bentuk-bentuk kepercayaan

misalnya animisme dan dinamisme terutama pada zaman Megalithikum.

LATIHAN

PETUNJUK !

A. Kerjakanlah Soal-Soal di bawah ini dengan tepat !

1. Proses pembentukan muka bumi yang ditandai dengan menerobosnya magma di atas

permukaan bumi disebut ….

a. Vulkanisme c. tektonisme

b. Seisme d. orogenesis

2. Gerakan pergeseran lapisan kulit bumi dengan arah vertikal dan horisontal serta gerakannya relatif cepat dalam wilayah yang sempit. Gerakan ini dinamakan ....

a. gerak tektogenesa

Page 15: Handout | Lks

b. gerak orogenesa c. gerak epirogenesa positif d. gerak epirogenesa negatif

3. Pada jaman pleistosen, wilayah Sangiran merupakan bentang lahan …..

a. Gunung

b. Lembah

c. Dasar Laut

d. Palung Laut.

4. Proses pembentukan muka bumi yang ditandai dengan menerobosnya magma

di atas permukaan bumi disebut ….

c. Vulkanisme c. tektonisme d. Seisme d. orogenesis

5. Gambar berikut menunjukkan bentuk muka bumi ....

a. slenk b. lipatan c. dekstral d. flexuur

6. Tenaga endogen yang membentuk kubah Sangiran adalah ……

a. Seisme

b. Pelapukan

c. Pengangkatan

d. Tektonisme.

7. Fosil yang banyak ditemukan di Sangiran adalah ………….

a. Pithecanthropus Erectus

b. Pithecanthropus wajakensis

c. Meganthropus

d. Pithecanthropus mojokertensis

8. Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia jaman pra aksara yang hanya

mencukupi kebutuhan sendiri ……

a. Barter

b. Subsitencies

c. Meramu

d. Berburu

9. Kehidupan manusia pra aksara, yang mulai mengenal kehidupan menetap dialami oleh

……..

a. Meganthropus

b. Pithecanthropus

Page 16: Handout | Lks

c. Homo sapien

d. Jawaban b dan c

10. Bentuk-bentuk kepercayaan yang sudah dianut orang pra aksara atau manusia

Sangiran ………

a. Belum mengenal kepercayaan

b. Animesme

c. Dinamisme

d. Jawaban c dan d.

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini secara tepat !

1. Jelaskan proses geologi terbetuknya kubah (dome) Sangiran !

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………

2. Buatlah skema tentang factor-faktor geologi yang mempengaruhi bentuk muka bumi !

Jelaskan dengan disertai contoh masing-masing tenaga geologi tersebut !

1. ……………….

2. ……………….

3. ……………….

Tenaga Geologi

1. ……………….

2. ……………….

3. ……………….

3.Deskripsikan kehidupan ekonomi manusia Sangiran !

Page 17: Handout | Lks

………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………

4. Deskripsikan kehidupan social-budaya manusia Sangiran !

…………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………

5. Jelaskan alasan bahwa kegiatan ekonomi manusia pra aksara banyak mengenal “barter” ?

…………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………….

6. Jelaskan kegiatan “barter” sulit dilaksanakan pada kegiatan manusia pra aksara !

…………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………...

7. Jelaskan dengan disertai contoh perbedaan food gathering menjadi food producing !

…………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………

8. Jelaskan bentuk-bentuk kepercayaan manusia pra aksara di Sangiran !

…………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………

C. Secara berkelompok, buatlah makalah dengan tema “Sangiran sebagai the world

heritage” !

Page 18: Handout | Lks