hana etiologi karies proksimal d5

22
hana Etiologi, klasifikasi karies proksimal D5, diagnosis, prognosis, dan rencana perawatan Etiologi karies Etiologi karies proksimal D5 sama seperti karies lain (multifaktor), diantaranya: a. Akumulasi dan retensi plak, mengakibatkan peningkatan peluang berfermentasinya karbohidrat oleh bakteri asidogenik yang terdapat pada oral biofilm, menyebabkan produksi dan penyimpanan asam organic pada plak/permukaan gigi. Plak merupakan lapisan semitransparan dari polisakarida yang melekat kuat pada permukaan gigi dan mengandung organisme patogenik. Plak terbentuk pada gigi setiap hari. Banyak tipe bakteri yang menempati rongga mulut dan berkolonisasi lalu membentuk plak secara terus- menerus. Banyak bakteri yang bergantung pada pellicle (lapisan glikoprotein yang terbentuk dari saliva) untuk meningkatkan adherence pada permukaan gigi. Kombinasi dari plak, pellicle, dan bakteri diketahui sebagai oral biofilm. Streptococci merupakan spesies bakteri yang melekat pada gigi dan memulai formasi plak. Organisme paling kariogenik adalah streptococci seperti Streptococcus mutans, S. sobrinus, dan Lactobacillus. Organisme ini selain bisa menghasilkan asam (asidogenik) dari makanan yang mengandung karbohidrat, mereka juga mampu

Upload: fafarizki

Post on 02-Dec-2015

356 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

etiologi karies proksimal

TRANSCRIPT

hanaEtiologi, klasifikasi karies proksimal D5, diagnosis, prognosis, dan rencana

perawatan

Etiologi karies Etiologi karies proksimal D5 sama seperti karies lain (multifaktor), diantaranya:

a. Akumulasi dan retensi plak, mengakibatkan peningkatan peluang

berfermentasinya karbohidrat oleh bakteri asidogenik yang terdapat pada oral

biofilm, menyebabkan produksi dan penyimpanan asam organic pada

plak/permukaan gigi.

Plak merupakan lapisan semitransparan dari polisakarida yang melekat kuat

pada permukaan gigi dan mengandung organisme patogenik. Plak terbentuk

pada gigi setiap hari.

Banyak tipe bakteri yang menempati rongga mulut dan berkolonisasi lalu

membentuk plak secara terus-menerus. Banyak bakteri yang bergantung pada

pellicle (lapisan glikoprotein yang terbentuk dari saliva) untuk meningkatkan

adherence pada permukaan gigi.

Kombinasi dari plak, pellicle, dan bakteri diketahui sebagai oral biofilm.

Streptococci merupakan spesies bakteri yang melekat pada gigi dan memulai

formasi plak. Organisme paling kariogenik adalah streptococci seperti

Streptococcus mutans, S. sobrinus, dan Lactobacillus. Organisme ini selain

bisa menghasilkan asam (asidogenik) dari makanan yang mengandung

karbohidrat, mereka juga mampu bertahan pada lingkungan yang memiliki

kadar asam tinggi (asidurik).

Plak dan pH plak, dipengaruhi oleh Flora bakteri, area kontak retensi plak

dari makanan yang lengket overhang di kontur pit dan fisura, ketebalan konten

plak, buffer saliva, aliran saliva, waktu kontak fluoride, frekuensi asupan

karbohidrat.

b. Frekuensi asupan karbohidrat yang terfermentasi, bakteri pada plak

memetabolisme karbohidrat dan memproduksi konsentrasi asam organic yang

dapat menyebabkan rusaknya mineral apatite.

Sumber dari asam meliputi karbohidrat yang terfermentasi, carbonated soft

drink, sport drink, jus buah, dan gastric reflux.

c. Frekuensi paparan dietary acids, dapat meningkatkan tingkat karies dan erosi.

d. Faktor proteksi natural berperan dalam pencegahan karies atau meminimalisasi

progresi karies.

seperti ion Ca2+, ion HPO42-, pellicle, laju saliva, kemampuan buffer

karbonat dalam saliva, tingkat kebersihan mulut/ oral hygiene dan plak yang

bebas dari bakteri asidogenik

e. Fluoride dan beberapa elemen lain yang dapat mengontrol perkembangan

karies.

Klasifikasi Site 2 secara umum: merupakan karies yang terjadi di daerah aproksimal yang berkaitan dengan daerah kontak dengan gigi yang berdekatan.

Karena karies merupakan penyakit yang progresif, sehingga didalam klasifikasinya ditentukan juga oleh Size secara umum:

Size 0-Lesi awal, merupakan tahap awal demineralisasi-Tidak memerlukan perawatan lebih lanjut-Diatasi dengan menghilangkan penyebab

Size 1-Permukaan kavitas minimal, dapat melibatkan dentin-Mungkin diperlukan restorasi, untuk mengembalikan permukaan dan mencegah akulumasi plak lebih lanjut-Diatasi dengan perawatan non-invasif

Size 2-Kavitas sedang, dapat melibatkan dentin-Struktur gigi masih mampu menyokong restorasi (tidak hancur dalam tekanan oklusi normal)-Diatasi dengan preparasi pada email, dentin masih dapat menyokong dengan baik

Size 3-Lesi lebih besar dari sedang-Struktur gigi melemah di cusp/ terpi insisal (hancur dalam tekanan)-Diatasi dengan perluasan kavitas, sehingga restorasi dapat menyokong struktur gigi

Size 4-Karies yang lebih luas/ kehilangan struktur gigi cukup banyak

-Hilangnya sebagian atau seluruh cusp/ tepi incisal-Diatasi dengan perawatan invasive (biasanya pembuatan crown secara indirek)

Klasifikasi Black Site 2 Merupakan kavitas yang berlokasi di permukaan aproksimal dari gigi (posterior

maupun anterior), berkaitan dengan kontak area antara 2 gigi. Black Class II: Lesi yang terbentuk antar gigi posterior. Karena adanya

keterbatasan material dalam identifikasi Size 0 atau 1, sehingga klasifikasi Black dimulai dari Site 2, Size 2 (2.2)

Black Class III: Lesi yang terbentuk antar gigi anterior. Black Class IV: perluasan dari lesi klas III melibatkan ujung/ insisal edge dari

gigi anterior. Penyebab lainnya dapat disebabkan oleh fraktur traumatic dari ujung insisal, diklasifikasikan sebagai Site 2, Size 4 (2.4)

Klasifikasi site 2 (anterior dan posterior), karies dimulai pada daerah proksimal di titik kontak

Site 2 – Size 0 (2.0)Tidak termasuk dalam klasifikasi G.V. Black

Lesi merepresentasikan demineralisasi email tanpa kavitas. Diharapkan dapat disembuhkan melalui eliminasi penyebab dan remineralisasi.

Site 2 – Size 2 (2.1)Tidak termasuk dalam klasifikasi G.V. Black

Permukaan kavitas dari email dengan melibatkan sedikit dentin, membutuhkan lebih dari remineralisasi. Dapat diidentifikasi dengan radiografik/ transillumination.

Site 2 – Size 2 (2.2)Sedang. Melibatkan dentin yang lebih banyak dengan tepi marginal melemah

atau rusak, tetapi struktur gigi masih memadai/ mampu menyokong restorasi. Dapat disamakan dengan restorasi Black kelas II atau III.

Site 2 – Size 3 (2.3)Pada gigi posterior, memungkinkan terlibatnya sebagian besar dentin dengan

split dari dasar cusp (memiliki potensi untuk menimbulkan split) dengan kepentingan untuk satu atau lebih cusp yang terkena beban oklusi.

Pada gigi anterior, akan terdapat karies proksinal yang luas dengan hilangnya sokongan/ support untuk ujung insisal (sangat merusak).

Site 2 – Size 4 (2.4)Kehilangan sebagian besar cusp (setidaknya salah satu cusp gigi posterior),

atau kehilangan sebagian besar tepi insisal (dari gigi anterior) sebagai hasil dari karies ataupun trauma.

Size 0 atau 1 di gigi posterior baru dapat diidentifikasi setelah dilakukan radiografik/ transillumination. Tetapi, tidak ada metode yang sangat akurat, karena masih tetap terdapat keraguan dari adanya kavitas di permukaan.

Selama permukaan dari email tetap halus, masih terdapat kemungkinan dari remineralisasi yang berhubungan dengan mengeliminasi penyebab.

Rencana perawatan Site 2 – Size 0, designated 2.0

Tidak termasuk dalam klasifikasi G.V. BlackDemineralisasi awal dari email tanpa kavitas. Diharapkan lesi dapat

disembuhkan lewat eliminasi dari penyebab dan remineralisasi. Aplikasi resin sealant mungkin dibutuhkan.

Site 2 – Size 1, designated 2.1Tidak termasuk dalam klasifikasi G.V. Black

Lesi awal umumnya pada email langsung dibawah bidang kontak dan meluas secara fasial dan lingual dalam bentuk elips, dikontrol oleh luasnya bidang kontak.

Pada 2.1 biasanya tidak melibatkan bidang kontak maupun merusak tepi marginal/ ujung insisal sampai batas tertentu dari Size 2. Hal ini sering terjadi, untuk menjaga seluruh permukaan proksimal email. Demineralisasi awal dapat menembus kedalaman penuh email, tetapi menyediakan struktur prisma yang tidak runtuh, dapat melakukan remineralisasi yang cukup untuk mendapatkan kekuatan fisik awal.

Mungkin terjadi perubahan warna dan kerusakan, dilanjutkan dengan penghilangan dentin infected diikuti dengan sealing dengan gic. Jika karies email telah meluas dan terdapat kavitas di permukaan, dapat dilakukan obturasi untuk membuang retensi plak, tetapi dinding proksimal tetap berkontak. Pelepasan ion dari gic dan aplikasi topical fluoride serta CPP-ACP, dengan remineralisasi akan menyokong dan memperkuat email dan mencegah hancurnya gigi.

Internal occlusal fossa approach (tunnel)Ketika lesi email setidaknya 2 mm dari apical

ke puncak tepi marginal atau ujung dari insisal edge yang paling sederhana dan paling konservatif adalah melalui fossa oklusal di medial ke tepi marginal menggunakan fossa oklusal internal maupun tunnel approach.

Akses awal untuk lesi ini harus sekecil mungkin untuk mempertahankan struktur gigi. Pemeliharaan kontur asli proksimal gigi dengan kontak area normal diharapkan, sehingga penghilangan email harus minimal. Entri dimulai dari medial ke tepi marginal dengan mempertahankan email yang tersisa dengan hati- hati.

Slot CavityJika lesi lebih besar dari 2 mm dari puncak tepi

marginal, dan tunnel approach, kemungkinan meninggalkan ridge yang terlalu lemah untuk dipertahankan, akses dapat diperoleh melalui marginal ridge sendiri. Desain ini disebut slot cavity dan mungkin lebih umum digunakan pada gigi anterior.

Proksimal approachAkhirnya, jika gigi yang berdekatan telah mencapai size 3 atau 4, lesi

dipreparasi dengan seluruh permukaan proksimal hilang, mungkinkan terdapat akses langsung ke lesi size 1 melalui proksimal approach. Permukaan oklusal dan marginal ridge dapat tetap utuh dan kavitas yang sangat konservatif dapat didesain untuk menghilangkan karies. Arah normal progres dari karies pada marginal ridge umumnya tidak terlibat/ tidak melemah sama sekali.

Site 2 – Size 1 Internal occlusal fossa approach (tunnel) – 2.1

PreparationPada gigi posterior digunakan bur diamond tapered cylinder kecil, dengan

cara under air/ water spray pada kecepatan tinggi. Dimulai dari fossa oklusal dari medial ke marginal ridge. Masuk melalui email menuju ke lesi karies. Umumnya rasa taktil terjadi pada kecepatan ini akan memungkinkan operator untuk merasakan saat memasuki llesi. Approach secara hati- hati, mengamati progress di bawah pembesaran dan pencahayaan yang baik sampai kecacatan/ karies diidentifikasi.

Dengan bur yang sama diposisikan lebih tegak, melebihi area marginal ridge sampai batas minimum, untuk memperbesar rongga dan meningkatkan visibilitas. Sandarkan bur terhadap area fasial dan lingual untuk membuat bentuk funnel/ corong akses kavitas ke lesi. Entri sekarang akan berbentuk triangular pada outline dengan apeks menuju fossa pusat oklusal dan basis sepanjang aspek medial dari marginal ridge. Karies dentin sekarang akan terlihat dan dapat dihilangkan dengan bur bulat kecil. Mungkin dibutuhkan menggunakan bur tipe long untuk memastika bahwa dinding dan lantai gingival pada dentin yang sehat, sehingga seal yang baik dapat diletakkan disekitarnya. Perlu diingat bahwa penghilangan dentin affected pada dinding aksial tidak diperlukan, terutama jika ada risiko dari mengekspos pulpa. GIC adalah material yang digunakan untuk restorasi ini, karena akan men-seal dan mengisolasi area, diikuti dengan dentin yang akan remineralisasi.

Luasnya karies proksimal email menjadi jelas terlihat dan keputusan dapat dibuat berdasarkan ada tidaknya kavitas di email. Jika email hanya terdemineralisasi dan tidak terbentuknya kavitas, harus dibiarkan/ tidak dilakukan perawatan invasive, tetapi dapat dibantu dengan remineralisasi melalui pemberian semen/ gic dan mengeliminasi penyebab. Jika pada email telah terbentuk kavitas, atau sudah perlu untuk dipreparasi, matriks metal ukuran pendek harus diletakkan di interproksimal dan terjepit untuk melindungi gigi yang berdekatan. Bur bulat kecil dan dan hand instrument dapat digunakan untuk menyelesaikan desain kavitas.

Secara umum mungkin untuk menggunakan perbesaran, untuk melihat margin email gingiva tetapi akses ke margin oklusal lebih sulit. Namun, itu hanya dilakukan untuk menghilangkan email yang pecah, karena sisa email sekitar kavitas margin akan remineralisasi. Tidak ada desain kavitas yang spesifik untuk menimbulkan retensi, karena yang akan digunakan adalah gic. Dapat dilaminasi dengan RK. Jika pada saatnya muncul marginal ridge yang retak atau rusak parah, dapat muncul keputusan untuk menghilangkan marginal ridge Kavitas mungkin sudah diklasifikasikan menjadi Site 2 – Size 2 (2.2).

Kontras antara standar desain rongga G. V. Black Klas II desain kavitas dan tunnel.

RestorationGIC merupakan bahan yang digunakan untuk restorasi (anterior atau

posterior), dapat juga dilakukan laminasi dengan RK, jika terlibat dalam beban oklusal yang besar. Preparasi kavitas sama seperti biasa, lalu cuci dan keringkan (tetapi jaga gigi agar tetap lembab). Gunakan gic tipe II.2 high strength, autocure yang radiopak dan dicampur pada rasio powder/ liquid yang diinginkan. Gunakan strip mylar berukuran pendek sebagai matriks dan wedge, agar posisi kokoh dan kontur proksimal baik. Menumpatkan semen dalam 2 tahap menggunakan syringe. Tempatkan semen pertama ke dalam kavitas menggunakan spons plastik kering kecil/ small dry plastic sponge. Perhatikan kavitas untuk merapihkan semen yang berlebih antara matriks dengan gigi. Tambahkan semen kedua dan memadatkannya untuk memastikan adaptasi yang baik di dinding kavitas. Setelah semen setting, lepaskan matriks dan trim/ poles restorasi agar mendapatkan oklusi yang diinginkan. Aplikasikan glaze/ varnish untuk men-seal gic.

Jika oklusal yang terlibat dalam restorasi terlalu besar, atau terdapat kelebihan gic di labial dan estetik akhir kurang ideal, dapat dilakukan pemotongan menggunakan bur diamond silinder kecil dengan under air/ water spray, untuk memberikan ruang laminasi untuk RK. Meganggap gic sebagai pengganti dentin dan menghilangkannya sebanyak 2 mm, sudah cukup untuk mengekspos seluruh dinding email. Bevel email secukupnya dan etsa selama 15 detik. Pada gic yang dilakukan laminasi juga dietsa selama 15 detik. Cuci dan aplikasikan bonding. Penumpatan RK dilakukan secara bertahap sampai penuh, lalu dipolimerisasi, dilanjutkan dengan polishing sesuai kebutuhan.

Untuk menentukan dilakukannya laminasi dengan RK atau tidak, lebih baik dilakukan setelah gic sudah ditumpatkan selama satu minggu. Karena setelah satu minggu, gic sudah mencapai warna akhir dan translusensi.

Site 2 – Size 1 – Slot cavity 2.1Jika karies lesi sudah besar permukaan proksimal dari gigi posterior meninggalkan kurang dari 2 mm dari marginal ridge oklusogingival atau pecah/ sangat lemah. Dalam keadaan ini, tindakan yang dilakukan adalah preparasi lesi melalui marginal ridge dan membentuk kavitas berbentuk small box untuk mengeliminasi lesi, tetapi tidak diperluas melewati email demineralisasi. Dalam kondisi ini, dimungkinkan untuk mempertahankan kontak antar gigi yang berdekatan dengan margin ligual, fasial, atau keduanya, sehingga dapat mempertahankan kontak normal antara 2 gigi.

PreparationMembuka lesi menggunakan bur diamond fine tapered pada kecepatan tinggi untuk mendapatkan rasa taktil/ sentuhan yang baik. Perluas secara hati- hati sampai lesi karies terlihat jelas dan email yang berkavitas dihilangkan. Secara perlahan menggunakan trimmer margin gingival untuk perluasan tanpa merusak gigi yang berdekatan. Hilangkan karies menggunakan bur bulat kecil dan memastikan margin yang bersih di sekelilingnya. Jangan memperluas ke medial lebih dari setengah marginal ridge karena jika lebih lanjut akan merubah desain kavitas menjadi Site 2 Size 2. Dilakukan pemolesan di margin email menggunakan bur diamond 25 untuk meningkatkan adhesi.

RestorationJika permukaan oklusal mendapat beban kunyah yang besar. Jika hanya digunakan tipe gic II.2 autocure umumnya sudah cukup. Menggunakan strip mylar ukuran pendek sebagai matriks dan dikokohkan dengan wedges di interproksimal gigi. Preparasi kavitas seperti biasa dan menggunakan syringe untuk peletakan semen. Semen akan setting sepenuhnya setelah 3 menit, dibentuk kontur jika diperlukan dan dapat diaplikasikan seal untuk resin unfilled. Semen dijaga agar dalam kondisi lembab. Jika tekanan oklusal besar, lebih baik untuk dilakukan laminasi menggunakan RK.

Site 2 – Size 1 – proksimal approach 2.1Jika preparasi lebih besar dari site 2, size 3 atau 4 kavitas akan memungkinkan akses yang baik dan visibilitas ke permukaan proksimal gigi yang berdekatan dengan lesi Site 2- size 1. Restorasi kavitas cendrung langsung, tanpa melibatkan marginal ridge/ approach melalui fossa oklusal.

PreparationMenggunakan bur diamond tapered kecil pada kecepatan tinggi dengan under air/ water spray. Akses ke lesi dan angle entri akan dikontrol oleh kavitas di gigi yang berdekatan tetapi, saat karies berprogres ke dentin dalam arah apical dan biasanya pada ukuran ini tidak merusak marginal ridge. Tidak masalah untuk menghilangkan semua lapisan infected tanpa melemahkan marginal ridge. Menghilangkan email

sejauh yang dicukupkan dibutuhkan untuk dapat mengakses karies. Menggunakan bur bulat kecil dengan tangkai yang panjang untuk membersihkan kavitas, khususnya disekitar dinding kavitas. Desain rententif tidak diperlukan karena adhesive glass- ionomer akan digunakan untuk restorasi dan dinding kavitas umumnya akan sedikit undercut.

RestorationPenting bahwa material restoratif untuk radiopak, agar menghindari kebingungan mengenai lesi yang telah direstorasi atau tidak. Restorasi yang tidak terkenan begitu banyak beban oklusi dan estetik bukan suatu masalah, cukup menggunakan material semen high strength tipe II.2 autocure. Preparasi kavitas seperti biasa dan peletakan matriks dan wedges di interproksimal. Meletakkan semen dengan syringe dan menekannya dengan matriks agar terbentuk adaptasi positif. Setelah semen set, matriks dapat dilepaskan dan dapat dilakukan pembentukan kontur dan pemolesan.

Site 2- Size 2, designated 2.2Klasifikasi G. V. Black klas II: posteriorLesi proksimal yang lebih luas daripada sebelumnya, dengan marginal ridge dan permukaan proksimal pecah/ melemah, preparasi kavitas biasa tidak lagi berlaku. Luasanya kavitas email proksimal akan menentukan klasifikasi dan outline dari kavitas. Tidak perlu menghilangkan email yang sehat dari dasar gingival, hanya karena rusak/ undermined diikuti dengan penghilangan karies. Email di gingival yang tidak dalam tekanan oklusi besar sehingga dapat dipertahankan, itu yang membuat margin restorasi melebihi dari gingival crevice. Tidak diperlukan elemen retentif dovetail pada oklusal dari gigi posterior atau lingual dari gigi anterior, karena material restoratif adhesif ditempatkan pada bagian yang tidak memerlukan mechanical interlocking. Bentuk outline final proksimal akan lebih melengkung daripada dovetail, sharp point dan line angle kontra indikasi karena sudut mempersulit dari peletakan material restorative dan dapat menyebabkan stress concentration, menghasilkan kegagalan restorasi pada gigi.Untuk restorasi pengganti diikuti pecah dari restorasi sebelumnya, atau eliminasi dari amalgam agar digantikan dengan material yang lebih estetik, hal yang sama tetap berlaku, tetapi kavitas akan menjadi lebih luas (lebih dari yang seharusnya). Kavitas dapat menjadi 2.3 dan dibutuhkan keputusan akhir untuk desain final ketika kavitas hampir selesai.

Jika material amalgam yang digunakan untuk restorasi pada gigi posterior, penyertaan fisura oklusal dibutuhkan, karena tidak mungkin mengerjakan restorasi amalgam tanpa fisur. Preparasi perluasan oklusal tidak relevan dengan retensi restorasi secara keseluruhan, tetapi lebih ke tiap bagian dari restorasi amalgam harus self retentive daripada bergantung pada bagian lain. Bahkan lesi proksimal dapat direstorasi tanpa melibatkan fisur oklusal, maka proksimal bix yang kecil saja cukup.Jika restorasi dengan amalgam, bentuk retensi box proksimal harus dibuat sampai dentin. Jika tiap bagian restorasi melakukan self retentive, tidak akan terjadi kegagalan pada penyempitan isthus yang merupakan gabungan peluasan oklusal ke box proksimal.Jika material RK/ GIC yang digunakan, tidak memerlukan perluasan fisur oklusal yang melebihi dari yang seharusnya dan direkomendasikan untuk penggunaan fissure sealant pada Site 1- size 1, dan tidak diperlukan desain retensi seperti box proksimal. Penghilangan karies dan perluasan outline kavitas diperlukan. Jika email yang terdemineralisasi disekitar box proksimal dan sepanjang dasar gingival, dapat diperkuat dan disupport dengan gic. Tetapi dalam restorasi RK, fasial dan lingual email harus bergantung pada dentin, yang akanmenjadi faktor retensi yang signifikan. PreparationAkses ke lesi didapat menggunakan bur diamond kecil silindris dengan under air/ water spray pada kecepatan sangat tinggi dimulai dari medial ke marginal ridge (mengikuti bentuk karies). Diperluas secara fasial, lingual dan medial dengan bur yang sama secukupnya, untuk membuka karies. Jika menggunakan amalgam, perluasan preparasi dengan sistem fisur oklusal. Akan menghasilkan perluasan sebesar 1 mm, kedalam penuh dari email yang akan menuju dentin, dengan dinding yang parallel/ cukup untuk mempermudah kondensasi. Jika menggunakan RK system fisur tidak terlibat. Tetapi, jika dicurigai ada karies di fisur, dapat dilakukan penegburan dengan bur diamond tapered point.

Menghilangkan karies dengan bur bulat kecil pada kecepatan rendah. Bersihkan dinding fasial dan lingual serta dasar gingiva tetapi sisakan affected dentin pada dinding aksial untuk remineralisasi. Outlie kavitas dapat diselesaikan dengan hand instrument trimmer margin gingiva, untuk menghilangkan email yang telah sepenuhnya terdenaturasi. Perluasan lebih lanjut ke fasial atau lingual tidak diperlukan. Mempertahankan email gingiva sebanyak mungkin, walaupun telah melemah, diikuti dengan penghilangan karies. Akan membuat margin gingiva tidak melebihi gingival crevice. Email yang tidak dikenakan beban oklusi dapat diperkuat dan disupport dengan adhesi gic. Email yang melemah harus tidak disertakan dalam etsa pada teknik RK, karena akan gagal pada proses setting contration.Jika kavitas dimodifikasi karen pergantian restorasi, atau karena restorasi gagal, outline kavitas telah diitentuakan dari desain kavitas sebelumnya. Pada amalgam,

hilangkan restorasi dengan kecepatan sangat tinggi menggunakan bur tungsten carbide agar tidak memperluas kavitas. Perhalus kavitas dengan bur diamond silindris pada kecepatan tinggu untuk memdapat rasa taktil. Hilangkan karies dan lining lama menggunakan kecepatan rendah. Jika amalgam yang akan diletakkan lagi, harus dibuat retensi mekanik. Jika RK yang akan diletakkan, retensi mekanik tidak diperlukan karena ikatan akan didapat melalui etsa. Jika terdapat undercut kecil, diikuti penghilangan karies lebih baik direstorasi menggunakan gic daripada melakukan penghilangan struktur gigi. Poles margin email dengan 25 bur diamond untuk meningkatkan adhesi.

RestorationJika digunakan amalgam pada karies yang telah berkembang menuju lebih dari setengah ruang pulpa, lining atau basis harus diletakkan pada dinding aksial. GIC high strength perlu digunakan, karena akan bertindak sebagai barrier thermal dan dapat menyediakan rangsang remineralisasi dari dinding aksial. Kavitas dan lining harus ditutupi dalam 1 kali aplikasi copal varnish atau resin/ glass ionomer amalgam bonding agent. Copal varnish yan diaplikasikan dibersihkan agar memungkinkan pendeposisian korosi amalgam untuk menutup interface. Amalgam bonding agent diharapkan dapat mebuat ikatan antara struktur gigi dan amalgam, tetapi kekuatannya terbatas pada tensile/ gaya tarik RK/ GIC. Dilakukan pemasangan matriks dan wedges, dilanjutkan dengan kondensasi amalgam.Jika digunakan RK, harus dilakukan dengan teknik laminasi (dengan gic). Sublining kalsium hidroksida tidak diperlukan, karena gic akan memberikan seal yang mencegah mikroleakage dan cukup bioaktif untuk remineralisasi serta tidak menyebabkan respon pulpa.Dengan alasan yang sama dapat juga digunakan hanya gic (tanpa laminasi) pada gigi anterior dan gigi sulung. Karen satu- satunya alasan melapisinya dengan RK adlah saat beban oklusi terlalu besar untuk gic.

Site 2 – Size 3, designated 2.3Klasifikasi G.V. Black Klas II: posteriorPada gigi posterior lesi karies semakin meluas, struktur gigi yang tersisa melemah dimana restorasi yan dilakukan harus disupport. Pembukaan fisur oklusal ke dentin akan menggandakan panjang dari cusp dan akan membentuk box proksimal. Beban oklusi pada ujung tanjakan cusp akan lentur yang dalam beberapa kasus menimbulkan gejala sakit dan tekanan karena pengembangan perpecahan dasar cusp. Pada akhirnya akan menjadi kegagalan dengan hilang sstruktur gigi dalam jumlah besar.

PreparationLangkah- langkah preparasi dari restorasi pelindung/ protektif sebagai berikut. Melakukan pembukaan kavitas secara konservatif dengan menggunakan bur diamond silinder kecil pada kecepatan sangat tinggi dengan under air/ water spray. Untuk menghilangkan restorasi sebelumnya, gunakana bur tungsten carbide. Hilangkan semua karies di dinding secara konservatif (affected dentin ditinggalkan pada dinding aksial). Pada kondisi ini mencegah masalah lebih lanjut dan menentukan apakah struktur gigi yang tersisa memerlukan perlindungan atau tidak. Mengidentifikasi perpecahan di dasar cusp apakah ada atau tidak.Untuk cusp yang terpecah/ memiliki risiko: modifikasi outline kavitas dengan menyandarkan dinding fasial dan lingual dalam garis lurus dari dasar gingival, melewati cusp tip. Teknik ini dapat digunakan untuk menyediakan proteksi untukstruktur gigi yang melemah ataupun rusak/ underminded. Support untuk satu setengah cus atau satu cusp relative diperlukan, tetapi dapat juga proteksi keempat cusp molar sekaligus jika diperlukan. Tetapi pemeliharaan tinggi asli pada setidaknya satu cusp akan memberikan indikasi dari tinggi asli oklusal dan menyederhanakan penggantian sisa anatomi oklusal normal. Retensi tambahan selalu diperlukan, tetapi penggunaan pins kontraindikasi pada kebanyakan kasus.Retensi dapat dicapai dengan memoles margin email dengan 25 bur diamond untuk meningkatkan adhesi.

RestorationKavitas dalam kategori ini cenderung besar dan dilakukan peletakan basis menggunakan gic high strength karena bioaktivitasnya. Jika dasar dari kavitas diperkirakan sangat dekat ke ruang pulpa, digunakan sublining high fluoride, light enhance- gic autocure untuk menstimulasi remineralisasi. Karena ukuran dari kavitas, amalgam biasanya menjadi pilihan. Setelah meletakkan basis, melakukan kondensasi amalgam secara hati- hati dan overfill kavitas sebanyak 1-2 mm di atas tiap cusp yang dilindungi. Bentuk kontur bukal dan lingual sebelum mengukir permukaan oklusal. Tinggi asli cusp dapat dijadikan acuan untuk cusp yang tidak berfungsi/ direstorasi, dalam pembentukan anatomi oklusal. Ketika menyesuaikan oklusi dengan gigi yang berlawanan, akan dilakukan penyesuaian restorasi untuk menghindari intercuspation yang mendalam. Merupakan waktu yang tepat untuk meringankan tekanan lateral yang ada pada cusp dan menghilangkan gangguan di lateral, serta menjaga centric hubungan oklusal yang benar antar lengkungan.Jika RK yang digunakan, gic harus ditempatkan sebagai basis berperan sebagai pengganti dentin dan dilapisi RK sebagai pengganti email. Kesuksesan teknik ini bergantung pada aplikasi secara hati- hati. Pada kondisi ini, disarankan juga melakukan restorasi ekstracoronal (jika diperlukan)

Site 2 – Size 4, designated 2.4Klasifikasi G. V. Black klas II: posteriorRestorasi kavitas posterior gigi menimbulkan masalah lebih lanjut karena sebagian/ seluruh cusp gigi sudah hilang, baik karena karies yang meluas ataupun karena hasil dari split. Biasanya meninggalkan sedikitnya satu margin yang melebih margin mahkota email dan menuju ke akar. Desain kavitas mirip dengan 2.3, tetapi di 2.4 dilakukan pembentukan ketinggian oklusal yang dipersulit dengan hilangnya acupan dari cusp asli.

PreparationMembuka kavitas dan menghilangkan restorasi lama (jika ada) menggunakan bur silinder kecil atau bur tungsten carbide sesuai indikasi, pada kecepatan sangat tinggi dengan under air/ water spray. Menghilagkan karies disekitar dinding untuk mencegah perluasan. Tetap secara konservatif dan mempertahankan dentin affected pada dinding aksial dan dasar pulpa. Mempertahankan tiap cusp yang masih memiliki dentin yang sehat dan melakukan desain kavitas seperti pada 2.2.Cusp yang rusak/ underminded atau split harus dilindungi dengan cara yang sama seperti 2.3. Retensi harus dikembangkan di dinding gingival, di bagian- bagian yang memungkinkan, dengan memotong ditches dan groove dengan bur tapered small fisur. Jika memungkinkan dilakukan pemolesan margin email dengan 25 bur diamond untuk meningkatkan adhesi.

Restoration Pada kavitas yang meluas, yang digunakan adalah amalgam, karena memiliki kekuatan yang tinggi dan tidak fleksibel. Penempatan matriks mungkin rumit dan kondensasi secara cukup akan memakan waktu. Setelahnya dilakukan pembentukan dan pengukiran anatomi. Mengukir fasial dan lingual untuk melindungi cusp yang direstorasi. Perhatikan bagian kontur interproksimal, karena akan mudah terbetuk overcontour pada restorasi besar dan juga sulit untuk membentuk kontak area dengan anatomi yang benar.Ada kekurangan dalam penggunaan RK, umumnya pada restorasi molar (karena beberapa hal). Hanya sedikit email yang sehat (disekitar margin gingival) yang dapat dilakukan etsa, sehingga memungkinkan untuk terjadinya mikroleakage. GIC dapat digunakan sebagai pengganti dentin, seperti yang dijelaskan pada teknik laminasi. Tetapi, juga membutuhkan support dari struktur gigi yang ada. Setting shringkage dari polimerisasi RK menggunakan cahaya dapat diatasi dengan penambalan incremental, tetapi pada restorasi yang luas, menjadi lebih sulit dan memakan waktu serta shringkage yang terjadi lebih besar.

Sumber: Mount