halo internis edisi khusus th.2006 (flash back) 7

10
20 20 2006 EDISI KHUSUS Penanggung Jawab : Prof.Dr.H.A. Aziz Rani (Ketua Umum PB PAPDI), Pimpinan Redaksi : Prof.DR.Dr. Sidartawan Soegondo, Wakil Pimpinan Redaksi : DR.Dr. Mardi Santoso, Anggota Redaksi : Prof.Dr. Herdiman T. Pohan, Prof.Dr. Suwandi Widjaja, Dr. Nanang Sukmana, Dr. Ari Fahrial Syam, Dr. Indra Marki, Dr. Ika Prasetya Widjaja, Dr. Ida Ayu Kshanti, Sekretaris Redaksi : M. Muchtar, Siti Romlah, Kontribusi : Cabang-cabang PAPDI, Alamat Redaksi : Sekretariat PB PAPDI Lt. 2 Departemen Ilmu Penyakit Dalam, FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkususmo, Jl. Raya Salemba No. 6, Jakarta 10440, Telp/Fax.(021) 31931384, E-mail: [email protected], [email protected], website: http://www.papdi.or.id, Desain Grafis dan Penerbitan: PT. Wahana Melati Sejahtera, Jl. Salemba Bluntas No. 1, Jakarta 10440, Telp/Fax. (021) 3923346 Kegiatan Simposium Gastroenterologi, Penanganan Mutakhir Dispepsia Dalam Rangka Pelantikan Penggurus PAPDI Cabang Purwokerto pada 3 April 2005 PAPDI Cabang Purwokerto PAPDI Cabang Purwokerto PAPDI Cabang Aceh PAPDI Cabang Sumatera Utara PAPDI Cabang Palembang Rapat Anggota PAPDI Cabang Sumatera Utara yang berlangsung di Balai Citra Hotel Tiara Medan pada 24 September 2005 “7” Scientific Annual Meeting of Internal Medicine

Upload: adam-hartono

Post on 06-Dec-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

Page 1: Halo Internis Edisi Khusus Th.2006 (Flash Back) 7

2020 2006EDISI KHUSUS

Penanggung Jawab : Prof.Dr.H.A. Aziz Rani (Ketua Umum PB PAPDI), Pimpinan Redaksi : Prof.DR.Dr. Sidartawan Soegondo, Wakil Pimpinan Redaksi : DR.Dr. MardiSantoso, Anggota Redaksi : Prof.Dr. Herdiman T. Pohan, Prof.Dr. Suwandi Widjaja, Dr. Nanang Sukmana, Dr. Ari Fahrial Syam, Dr. Indra Marki, Dr. Ika Prasetya Widjaja, Dr.Ida Ayu Kshanti, Sekretaris Redaksi : M. Muchtar, Siti Romlah, Kontribusi : Cabang-cabang PAPDI, Alamat Redaksi : Sekretariat PB PAPDI Lt. 2 Departemen Ilmu PenyakitDalam, FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkususmo, Jl. Raya Salemba No. 6, Jakarta 10440, Telp/Fax.(021) 31931384, E-mail: [email protected], [email protected],website: http://www.papdi.or.id, Desain Grafis dan Penerbitan: PT. Wahana Melati Sejahtera, Jl. Salemba Bluntas No. 1, Jakarta 10440, Telp/Fax. (021) 3923346

Kegiatan Simposium Gastroenterologi, Penanganan Mutakhir DispepsiaDalam Rangka Pelantikan Penggurus PAPDI Cabang Purwokerto pada 3 April 2005

PAPDI Cabang PurwokertoPAPDI Cabang Purwokerto

PAPDICabang Aceh

PAPDI CabangSumatera Utara

PAPDI Cabang Palembang

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○○

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Rapat Anggota PAPDI Cabang Sumatera Utarayang berlangsung di Balai Citra Hotel Tiara Medanpada 24 September 2005

“7” ScientificAnnual Meeting

of InternalMedicine

Page 2: Halo Internis Edisi Khusus Th.2006 (Flash Back) 7

1919192006 EDISI KHUSUS

SEKAPURSIRIH

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

22222 2006EDISI KHUSUS

Harus Bisa JadiCommunity Leader

erhimpunan Dokter SpesialisPenyakit Dalam Indonesia (PAPDI)adalah salah satu organisasi profesiyang paling tua dengan jumlahanggotanya sekarang mencapai

sekitar 1500 anggota dari seluruh Indonesia.Organisasi ini masih ditambah sekitar 600anggota muda yang sedang mengikuti pen-didikan spesialis.

Tentunya dalam kiprahnya sebagaisuatu organisasi profesi, PAPDI

sekarang ini dituntut untuk mampumengembangkan suatu manajemenorganisasi yang profesional gunamengemban misi untuk kepentingananggota maupun masyarakat.Jumlah anggotanya yang cukupbanyak tentu merupakan kekuatantersendiri bagi organisasi profesiini. Sekaligus memiliki tanggung-jawab yang besar untuk mem-pertahankan eksistensi orga-nisasinya.

“PAPDI saat ini merupakangabungan dari 12 sub spe-sialisasi yang menciptakankekuatan sekaligus kelemahanbagi organisasi ini. Menjadikelemahan bila organisasiprofesi ini tidak bisa melakukankoordinasi yang baik. Tanpa

koordinasi yang baik, dikha-watirkan yang menonjol nantinya

justru kegiatan-kegiatan yangdiselenggarakan oleh sub-sub spe-sialisasi itu, bukan kegiatan yangdiselenggarakan oleh PAPDI sen-diri,” tutur Prof HA Aziz Rani, SpPD-KGEH, Ketua Departemen Penyakit

Dalam FKUI/RSCM dan Ketua PBPerhimpunan Dokter Spesialis Pe-

nyakit Dalam Indonesia (PAPDI).Sebagai Ketua Umum PB PAPDI,

Prof Aziz Rani semula membayangkanmendapat tugas berat sebagai pimpinan

PB PAPDI. “Ternyata tugas berat yang sayabayangkan itu tidak menjadi kenyataan.Sebaliknya tidak berat seperti yang sayaduga, berkat dukungan dan bantuan dariseluruh rekan sejawat,” kata ayah dari tigaanak ini.

Tampaknya pengurus PAPDI harus mu-lai membenahi organisasi profesinya itu agarPAPDI tidak tenggelam dibalik hingar bingarkegiatan sub spesialis yang bernaung di-bawah PAPDI. Mengingat menurut Prof. AzizRani, sejauh ini kegiatan yang diseleng-garakan oleh sub spesialis justru lebihmenonjol dibandingkan dengan kegiatan yangdilaksanakan oleh PAPDI.

Hendaknya kegiatan dari sub spesialisdiupayakan agar disesuaikan/disinkronkan

dengan kegiatan PAPDI agar secara ber-sama-sama bisa mencapai tujuan

yang lebih baik lagi. Saat ini PAPDItelah mempunyai cabang di hampir

P

Dokter SpesialisPenyakit Dalam Kegiatan PAPDI Cabang

Konkernas PAPDI XTahun 2005

di Banjarmasin

P erhelatan tahunan PAPDI kembalidigelar pada tahun 2005. Kali ini,Kota Banjarmasin didaulat sebagaituan rumah Konferensi Kerja Nasio-

nal (Konkernas) PAPDI X pada 29 Aprilsampai 1 Mei 2005. Bukan hanya menggelarKonkernas, Ibukota Provinsi Kalimantan Se-latan juga menggelar Pertemuan Ilmiah Na-sional Penyakit Dalam.

Sebelum Konkernas PAPDI X digelar,pada 28 April 2005 diadakan pertemuan pra-Konker. Sebanyak 22 wakil dari cabangPAPDI dari seluruh Indonesia, termasuk pe-ngurus PB PAPDI dan Kolegium PAPDI turuthadir.

Setelah kegiatan Konkernas PAPDI Xdilanjutkan dengan Pertemuan Ilmiah Nasio-nal selama dua hari yang diisi dengan sim-posium. Aspek pembahasannya meliputikardiovaskuler, endrokin metabolic, hema-tologi-onkologi, gastro hepatologi, paru daninfeksi, ginjal dan hipertensi, dan rheuma-tologi. Kegiatan yang berlangsung 31 April-1 Mei 2005 dihadiri sekitar 500 peserta yangterdiri dari dokter spesialis, dokter umum danmahasiswa dari fakultas kedokteran.

Dengan diadakan pameran farmasi Kon-kernas dan Pertemuan Ilmiah yang berlang-sung di kota dengan julukan ‘Kota SeribuSungai’ itu semakin semarak. Sebanyak 20perusahaan farmasi turut memeriahkan ke-giatan. Konkernas PAPDI X dan PertemuanIlmiah Nasional di Banjarmasin berlangsungsukses. Paserta yang datang dari seluruhcabang PAPDI di Indonesia dapat mengikutisemua acara dengan konsetrasi penuh.

Ketua Panita Konkernas PAPDI X Ban-jarmasin Dr HA Soefyani, Sp.PD mengung-kapkan, rasa terima kasihnya kepada PBPAPDI. “Atas kepercayaannya yang dibe-rikan Cabang PAPDI Kalimatan Selatan danTengah sebagai penyelegara dan segala pe-tunjuk serta bimbingannya, kegiatan Konker-nas PAPDI X dan Pertemuan Ilmiah Nasio-nal Penyakit Dalam di Banjarmasin dapatterlaksana dengan lancer,” katanya.

(Lely AW)

PAPDI Cabang Lampung

PAPDI CabangBanjarmasinSelamat datang bagi peserta Kongres

Nasional Perhimpunan DokterSpesialis Penyakit Dalam Indonesia(PAPDI) XIII di Kota Palembang.Kongres kali ini tentunya bukan

sekadar ajang silahturahmi antar anggotaPAPDI dari seluruh Indonesia. Tetapi banyakagenda lainnya penting yang dibicarakan dandibahas.

Kongres yangmemilih lokasi diHotel Aston Con-vention Center danHotel Horisonmengambil tema“Dengan KOPAPDIXIII Kita TingkatkanMutu PelayananDokter SpesialisPenyakit Dalamyang BerbasisKompetensi me-nuju IndonesiaSehat 2010”. Jelas,

tema yang diemban itu tidaklah ringan. Tetapidi sisi lain anggota PAPDI juga tidak bolehmemandang harapan yang dicanangkanorganisasi itu membuat pesimis. Diyakini,untuk mewujudkan peningkatan pelayaanberbasis kompetensi menuju IndonesiaSehat tidak semudah membalikan telapaktangan. Sederet kendala pasti akanmenghadang.

Tetapi sebagai anggota di bawah naunganPAPDI, harapan itu harus dijadikan temaKongres Nasional. Tantangan untukmeningkatkan kualitas dan memberi yangterbaik kepada masyarakat dan bangsaIndonesia harus dicapai. Tentu saja, hanyasemangat untuk membuktikan tantangan itutidaklah cukup. Semangat yang membara didada harus diiring kerja keras.

Sebagaimana Pengurus Besar PAPDI2003-2006 yang terus berupaya memberiyang terbaik bagi anggotanya. Kendati tidaklepas dari kekurangan, namun sejumlahprestasi telah ditoreh. Di sisi lain prestasitidak boleh statis, tetapi harus dinamis.Sambil meminimalisasi kekurangan, PAPDIharus terus berupaya menorehkan prestasi-prestasi lain. Bukan hanya prestasi bersifatnasional, tetapi prestasi yang membuat duniainternational melirik dunia kedokteranIndonesia.

Untuk mewujudkan semua itu, kuncinyaadalah memperkokoh eksistensi PAPDIsebagai organisasi. Jangan dilupakan pula,eksistensi PAPDI semakin dilirik bila paraanggotanya membuktikan prestasinya.Karena itu, harapan ke depan, mari peraskeringat dan otak demi PAPDI. Sehinggatinta emas yang ditorehkan PAPDI tidakterhenti dan jalan di tempat. Majulah PAPDI.

Selamat Membaca

Pelantikan PAPDI Cabang Lampung

Kegiatan PAPDI Cabang

PAPDI Cabang JakartaMalam Klinik

Dalam musibah gempa di Yogyakarta,PAPDI Cabang Jakarta jugaberangkat memberi bantuan medisdan obatan-obatan untuk para

korban. Selain mengirimkan tenaga medis,PAPDI Cabang Jakarta memberi bantuanobat-obatan senilai Rp 21.017.000, bantuanlogistic Rp 3.836.300 dan bantuan alat kese-

hatan senilai Rp 14 juta. Obat-obatan itulangsung diberikan kepada Depkes melaluiDirjen Pelayanan Medis untuk disalurkan keRS Orthopedi Prof Dr Soeharsi, RSUDWirosaban Yogyakarta, RSUD Klaten Jateng,dan RSUD Bantul Yogyakarta. Selain itu timdari PAPDI Cabang Jakarta memberi poskopelayanan kesehatan.

SEMINAR RTDberlangsung di Hotel Acacia Jakarta

pada Sabtu, 13 Agustus 2005yang diselenggarakan atas kerjasama

antara PAPDI JAYA dan Komisariat PAPDIwilayah Jakarta Pusat

Page 3: Halo Internis Edisi Khusus Th.2006 (Flash Back) 7

Dyaitu peradilan disiplin. Tetapi peradilan itupenjabarannya tidak jelas. Beberapa masa-lah administrasi, papan nama Surat IzinPratek (SIP), Surat Tanda Registrasi (STR),rekam medis mengalami kriminalisasi danmasalah malpraktek tidak dibahas.

Djaja menilai, UUPK tidak membela dok-ter, justru menambah jumlah peradilanuntuk dokter. UUPK telah melakukan krimi-nalisasi terhadap pelanggaran administrasi.“Pasal 80 melanggar pasal prinsip hukumpidana. Perlu dilakukan upaya ada materiUUPK diamandemen atau dilakukan judicialreview atau sekurangnya peraturan tu-runannya lebih doctor friendly”, katanya.

Praktisi hukum Todung Mulya Lubis SHmenyajikan materi UU no 29 tahun 2004tentang Praktek Kedokteran: Amandemen,Judicial Review, atau Implementasi. Menu-rut dia, UUPK bila dilihat kembali dari sisidokter sangat menakutkan. Namun dari sisipublic sangat mendukung. Seperti pada tin-jauan pasal 79: apakah tidak membuat pa-pan nama atau tidak membuat rekam medissuatu tindakan pidana? Apakah ini bukansuatu pelanggaran administrasi? PembuatUU cukup realistis untuk tidak menjatuhkanancaman hukuman yang berat.

“Tinjauan umum atas UU No 29 tahun2004: Profesi kedokteran menjadi semakinakuntabel, rakyat semakin mendapat perlin-

dungan medis. Dokter/dokter gigi harusmemiliki asuransi profesional (professional,liability insurance), implementas di daerahharus tidak kaku sesuai keadaan tertentu,”katanya.

Sementara Dr Pranawa, SpPD KGHyang mewakili sikap IDI Wilayah Jawa Timurmempresentasikan materi UUPK No 29tahun 2004 dan Permenkes 1419 Tahun2005. Dia menilai, akibat langsung dariUUPK yaitu kecaman dokter berprofesiyang terdapat pada pasal 37 tentang 3tempat praktek, pasal 79-80 tentang sanksipidana dan pasal 66 tentang dapat dituntutbersama.

Pada kenyataanya di lapangan, kataPranawa, timbul masalah. Pada jejaringlayanan pemerintah, swasta, klinik swastapraktek dengan layanan spesialis terbatas,klinik kantor, layanan canggih di rumah sakitmemerlukan sub spesialis yang jumlahnyasangat terbatas. Dengan peraturan pemba-tasan praktek, dikhawatirkan masyarakatakan berkurang kesempatan untuk men-dapat pelayanan kesehatan.

Direktur RS PGI Cikini Dr Tunggul D Situ-morang, Sp.PD KGH mengatakan seharus-nya UUPK mampu menumbuhkan socialawareness. Namun, katanya, perlu dire-nungkan kembali bahwa pendidikan masihmenjadi masalah besar bagi bangsa ini.

Seminar tentang UUPKSeminar tentang UUPKForum Komunikasi Perhimpunan Seminat

Seminar tentang UUPKSeminar tentang UUPKokter, paramedis merupakan actorutama dalam pelayanan kesehat-an. Aktivitasnya tidak lepas dariUndang-undang No 29 tahun 2004

tentang Praktek Kedokteran (UUPK). Namunundang-undang itu masih perlu ditelaah. Be-berapa pasalnya justru tidak ada kepastiandokter dalam menjalankan tugasnya.

Untuk itu, PB PAPDI menyelenggarakanseminar bertajuk Undang-undang PraktekKedokteran No 29 Tahun 2004, PerlukahAmandemen dan Judicial Review? Seminaryang digelar Rabu, 30 November 2005 dipan-du Prof dr Zubairi Djeorban SpPD, KHOM.

Pada sambutanya, Prof Dina yang me-wakili PB PAPDI, mengatakan selama initidak ada kepastian hukum dalam praktekkedokteran. Setelah disahkan UUPK padaOktober 2004, dunia kedokteran Indonesiadibuat cemas. Karena beberapa pasal diUUPK sangat memberatkan.

Pembicara pertama, Dr Djaja SuriaAtmaja, Sp.F, SH menyajikan materi Prak-tek Dokter dalam Era UU Praktek Kedok-teran. Menurut dokter lulusan Fakultas Ke-dokteran Universitas Indonesia tahun 1986,UUPK hanya mengatur tentang bagaimanadokter atau dokter gigi melakukan praktekdan menambah satu peradilan untuk dokter

PAPDI FORUMPAPDI FORUMPAPDI FORUM

Dampak Buruk Formalin Bagi KesehatanDampak Buruk Formalin Bagi KesehatanDampak Buruk Formalin Bagi Kesehatanormalin yang digunakan untuk produkpengawet makanan sangat berbahaya bagitubuh manusia. Karena formalin bersifatkarsiogenik atau penyebab penyakit kanker.

Dihadapan peserta simposium Dampak Buruk Forma-lin Bagi Kesehatan Manusia, Guru Besar PenyakitDalam Fakultas Kedoketaran Universitas IndoenesiaProf Dr Herdiman T Pohan mengatakan formalin sa-ngat berbahaya bagi manusia karena dapatmenimbulkan kanker di hidung dan tenggorokan sertaberbagai penyakit lainnya seperti kerusakan ginjal danhati, batuk kronis hingga kebutaan.

F o r m a l i nyang biasa di-gunakan dalambidang kedokteran tidak sajaditemukan dalam berbagaimakanan tetapi juga ditemu-kan pada produk berbahandasar untuk kotak plastik.

Walau formalin dalamtubuh manusia dapat cepatmenguap dan larut dalam air

karena formalin bersifat konsinogen dapat merubah pertumbuhansel menjadi abnormal sehingga menimbulkan penyakit kanker.

“Kalau kadarnya tinggi, itu efek korosifnya itu besar sekali se-

FFF hingga langsung me-rusak kerongkongansampai lambung, tapiusus jarang terkena.Namun kalau dosisnyakecil yang dimakantiap hari, yakni yangmerupakan konta-minasi, hal itu susahkarena akan hilangdengan sendirinya,karena waktu paruh-nya pendek” demikiandikatakan oleh ProfFrans D Suyatna,

SpFK (Farmakologi Klinik FKUI). Selanjutnya ditambahkan pulaoleh Prof Nurul Akbar, Kadiv Hepatoloi FKUI-RSCM, bahwasekarang ini penyakit kanker hati meningkat drastis di Indonesiadiduga akibat efek formalin tersebut.

PAPDI menghimbau kepada masyarakat agar menjagakebersihan makanan seperti sebelum mengkonsumsi tahu dan ikan,hendaknya mencuci tahu atau ikan kemudian merendamnya dalamwaktu lama.

Masyarakat juga dihimbau agar mengkonsumsi makanan yangmengandung antioksidan dan makan seimbang serta banyakmeminum air putih atau susu.

KETUA UMUMKETUA UMUMPB PPB PAPDIAPDI

Prof.Dr. Utojo SukatonPeriode 1971 - 1975Periode 1981 - 1987

Prof.Dr. H. Slamet SuyonoPeriode 1993 - 2000

Prof. DR. Dr.Samsuridjal Djauzi

Periode 2000 - 2003

Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah NoerPeriode 1987 - 1993

Prof. Dr. H.A. Aziz RaniPeriode 2003 - saat ini

seluruh Indonesia, dan saat inisedang merintis untuk mencirikancabang di Papua.

Sebagai Ketua Umum PBPAPDI, kakek dari tiga cucu ini me-ngimbau agar di masa mendatang,organisasi profesi ini mampu me-ningkatkan profesionalisme orga-nisasinya ini. Sehingga kelakPAPDI dan anggotanya diharapkanlebih berkiprah untuk kesejahteraanmasyarakat, tidak hanya di bidangilmunya saja.

“Sosok seorang dokter spesialispenyakit dalam jangan hanya seba-gai dokter, tapi harus bisa menjadicommunity leader yang mampumenciptakan perubahan kearahberbaikan kehidupan masyarakat.Untuk itu, dimasa mendatang,PAPDI hendaknya perlu membuatprogram atau divisi yang berfungsisebagai perpanjangan tangan dariPAPDI, misalnya untuk menanganimasalah bencana, masalah sosialdan kesejahteraan masyarakat,”katanya.

Dikatakan oleh Prof Aziz Rani,sebagai organsasi profesi PAPDIharus mampu meningkatkan pela-yanan profesionalnya. “Untuk itu,kami perlu terciptanya suatu meka-nisme organisasi yang tugasutamanya untuk kepentingan ma-syarakat. Antara lain PAPDI telahmendirikan PAPDI Medical Reliefatau semacam LSM yang bertugasmembantu masyarakat di wilayahbencana. Bencana tsunami telahmembuka pemikiran para anggotaPAPDI bahwa organisasi profesi-nya perlu membentuk PAPDIMedical Relieve. Mengingat tanpadisadari ternyata masyarakat Indo-nesia hidup di wilayah bencana,”tutur penggemar olahraga tenis ini.

Salah satu tugas PAPDI MedicalRelief ini adalah mendirikan RumahSehat Jeumpa Aceh yang terutamabertujuan untuk melakukan tindak-an preventif dan promotif masalah-masalah kesehatan paska musibahtsunami di Aceh. PAPDI MedicalRelief ini akan bekerjasama dengancabang PAPDI terdekat denganwilayah bencana.

Secara internal PAPDI terus ber-usaha untuk mempertahankan danmeningkatkan sikap profesionalis-me melalui program ContinuingProfesionalism development(CPD), yang dirancang oleh PAPDI.

Program ini lebih banyak me-ngadakan workshop dan kursusuntuk para anggota PAPDI diluarPusat Pendidikan. Kegiatan ilmiah

Prof. Aziz Rani

ini tampaknya harus lebih digalak-kan untuk mengantisipasi pember-lakuan UU Praktik Kedokteran yangmengisyaratkan agar para dokterspesialis harus mengikuti programsertifikasi dan resertifikasi kompetensi yang diberikan oleh organisasiprofesi yaitu Kolegium PenyakitDalam.

Program CPD membantu dokterspesialis penyakit dalam untuk me-ngikuti program resertifikasi, de-ngan cara mengikuti kegiatan-ke-giatan ilmiah yang dilaksanakanoleh program CPD untuk kemudiandievaluasi untuk mendapatkan ser-tifikasi yang baru.

“Setifikat ini menurut rencanaharus diperbarui 10 tahun sekali.Tapi sejak 5 tahun sebelumnyaseorang dokter spesialis penyakitdalam harus mulai mengumpulkankredit guna mengikuti programresertifikasi. Dengan dasar pemi-kiran bahwa begitu lulus sebagaidokter spesialis sampai lima tahunkemudian masih up to date keah-liannya, tapi setelah lima tahunharus mulai memperbarui kemam-puan ilmu pengetahuan dan skill-nya. Pola ini juga diterapkan dinegara-negara maju, yang akanditiru di Indonesia,” kata Prof AzizRani.

Dimasa mendatang dibidangprofesionalisme, anggota PAPDIakan membuat sistem guna mem-berikan status fellow of IndonesianInternal Medicine Society bagidokter spesialis yang telah memilikisertifikasi. Status ini merupakankelaziman dalam organisasi profesidi dunia internasional. Tujuannyauntuk memberikan identitas danstatus profesionalismenya agar le-bih memiliki komitmen terhadapprofesinya. (Ratih Sayidun)

33318181818 2006EDISI KHUSUS 2006 EDISI KHUSUS

YYang Pertama & Yang Pertama & Yang Kiniang Kini

Dr. H. Achmad DachlanPeriode 1975 - 1981

Page 4: Halo Internis Edisi Khusus Th.2006 (Flash Back) 7

1. Mengadakan pembahasan Kurikulum Gizi Medik Indonesia padapertemuan tanggal 30 September 2003

2. Dalam pertemuan Seminat dengan para tokoh senior penyakitdalam (9 Maret 2004) ditekankan perlunya public relation yangkuat dengan mempererat hubungan dengan media massasehingga setiap kegiatan PAPDI bisa lebih dikenal dan di-manfaatkan masyarakat luas.

3. Dan bersama dengan bidang Sp-2 dalam rapat yang digelar padatanggal 6 April 2004 dibahas mengenai:a. Keseragaman recruitment peserta Pendidikan Dokter Spesialis

(PPDS)b. Masukan dari wakil seminat untuk menyempurnakan buku ku-

rikulum Sp-2 yang sudah ada seperti: Pola Standard dan Pem-buatan paper akhir Sp-2 yang setara dengan disertasi S3

c. Pelaksanaan program pendidikan Sp-2d. Evaluasi dalam pemberian brevet dan evaluasi hasil

pembelajaran (EHB)e. Pembentukan konsep Kolegium yang didukung Seminat

4. Lebih lanjut dalam pertemuan tanggal 31 Agustus 2004 denganKIPD disepakati

KKesulitan komunitasi menjadi salahsatu kendala bagi para internisterutama yang ber- tugas dipropinsi/kabupaten di luar P.Jawa dan Sumatra. Bagi internis,

informasi mengenai kemajuan ilmu penyakitdalam amat dibutuhkan untuk menambahwawasan pengetahuan dan keahlian se-hingga lebih mampu memberikan pelayanankesehatan sesuai dengan kebutuhan ma-syarakat. Dengan alasan inilah maka ke-giatan pertemuan ilmiah termasuk Kongresmenjadi ajang pertemuan yang berperanpenting untuk menyebar luaskan berbagaikemajuan ilmu pengetahuan di bidang ilmupenyakit dalam bagi para internis, terutamainternis yang bertugas di luar P. Jawa danSumatera. Paling tidak supaya keahlianmereka tidak ketinggalan zaman ataukualitas pelayanan kesehatan yang diberikansama dengan rekan sejawat mereka yangbertugas di kota-kota besar di P. Jawa danSumatera.

Inilah salah satu alasan PerhimpunanDokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia(PAPDI) untuk menyelenggarakan KongresPAPDI (KOPAPDI) XIII di Palembang, 5-9Juli 2006, bertemakan: Dengan KOPAPDIXIII Kita Tingkatkan Mutu Pelayanan DokterSpesialis Penyakit Dalam yang BerbasisKompetensi Menuju Indonesia Sehat 2010.Menurut Kepala Bagian Ilmu Penyakit DalamFK UNSRI Palembang yang juga menjadiKetua Panitia KOPAPDI XIII Prof dr AliGhanie, pihaknya telah melakukan segalapersiapan untuk melaksanakan kegiatanakbar PAPDI ini. Antara lain menjalinkerjasama dengan pemerintah KotaPalembang untuk memastikan agar semuaaspek di kota Palembang siap menyambutkehadiran peserta Kongres ini. Dari aspekpublikasi, panitia KOPAPDI membuat finalannouncement mengenai rencana kegiat-an itu yang disebarluaskan pada akhir April.Publikasi lainnya adalah pembuatan websiteyang mulai dapat diakses sejak minggukedua bulan April 2006.

“Tujuan KOPAPDI adalah untuk menye-barluaskan informasi tentang kemajuanilmiah ilmu penyakit dalam serta merumus-kan arah gerak PAPDI di masa mendatang.Pada Kongres itu juga akan dibicarakanmengenai sejauh mana peran PAPDI dalammembina dan mengayomi anggotanya,

Ajang Pertukaran Informasi Diantara Sesama Internis

disamping tentunya Kongres ini juga menjadisalah satu sarana untuk memperkenalkankota Palembang pada semua anggotaPAPDI sebagai duta daerah di Indonesia,”kata Prof dr Ali Ghanie, SpPD-KKV.

Palembang dipilih sebagai tempat penye-lenggaraan KOPAPDI XIII karena PAPDICabang Sumbagsel belum pernah menjadituan rumah KOPAPDI sekaligus memper-kenalkan wisata kota Palembang. Diharap-kan seluruh anggota PAPDI dan keluarganyaakan memanfaatkan sarana wisata di kotaPalembang yang tentunya akhirnya akanmemberdayakan masyarakat di kotaPalembang terutama sektor usaha kecil danmenengah.

Menurut Kepala Bagian Ilmu PenyakitDalam FK UNSRI Palembang ini, kegiatan

KOPKOPAPDIAPDIKOPAPDIKongres semacam ini amat penting artinyabagi dokter spesialis penyakit dalam/internis,terutama yang bertugas di kota-kota kecil,daerah terpencil dan wilayah pelosokIndonesia. Mengingat kendala yang merekahadapi adalah minimnya informasi mengenaiberbagai kemajuan dibidang ilmu penyakitdalam, mulai dari jurnal, literature maupundari internet. Kesibukan para internis dalammenjalankan tugasnya pun bisa menjadikendala bagi mereka untuk menerimainformasi tersebut. Kendala ini mungkinkurang dirasakan oleh para internis yangterbiasa bertugas di kota-kota besar di P.Jawa dan Sumatera. Karena itu, KOPAPDIdalam dimanfaatkan sebagai ajang salingtukar informasi diantara sesama rekansejawat. Mengingat Kongres ini dihadiri olehseluruh dokter spesialis penyakit dalam diIndonesia.

Sebagai Ketua Panitia KOPAPDI, Prof drAli Ghanie, SpPD-KKV merasa khawatirdengan kendala akomodasi dan transportasibagi seluruh peserta Kongres ini.

“Seperti layaknya diluar P. Jawa dan Bali,fasilitas akomodasi masih kurang. Walaupunkota Palembang menjadi tuan rumahpenyelenggaraan PON XVI tahun lalu,namun peserta KOPAPDI, yang berjumlahsekitar 3.000 peserta ini, umumnyamembutuhkan memerlukan hotel yangberbintang, bahkan sebagian besar pesertaingin mengingat di hotel tempat penyeleng-garaan acara Kongres ini. Namun tampak-nya panitia tidak dapat memenuhi keinginanitu karena sebagian besar akomodasi di hoteltersebut digunakan untuk tempat menginappembicara, moderator, peserta senior danutusan cabang,” tuturnya. Namun kendalaini tentunya tidak akan melemahkan se-mangat para internis untuk meramaikankegiatan KOPAPDI ini. (Ratih Sayidun)

4444 171717172006EDISI KHUSUS 2006 EDISI KHUSUS

X

Prof dr Ali Ghanie

Para undanganacara pembukaan

KOPAPDI XIIdi Manado

Prof dr Ali Ghanie, SpPD-KKV (tanda X) foto bersama rekan-rekan seprofesi

PERKENIMengusulkan kejelasan bahwa Forum Seminat PAPDI tidak otomatisberanggota Perhimpunan Seminat, karena anggota Perhimpunan Seminattidak semua spseialis penyakit dalam Anggota Forum Seminat PAPDI adalahDokter Spesialis Penyakit Dalam yang anggotanya perhimpunan seminattersebut (personnya). Forum Seminat PAPDI dapat bekerjasama dengan

anggota yang sudah di-tunjuk oleh perhimpun-an seminat (PDSP) un-tuk merencanakan pro-gram-program PAPDI,spt: pembentukan Pok-ja, kegiatan ilmiah danlain-lain.

Dari ide tersebut di-putuskan untuk mengi-rim surat ke perhimpun-an seminat untuk me-nunjuk anggotanyayang akan duduk diForum Seminat PAPDIsebagai anggota dan

yang ditunjuk harus dokter spesialis penyakit dalam.Pada KOPAPDI XIII di Palembang, PERKENI juga akan meluncurkan 2

(dua) konsensus yaitu : Konsensus tentang Dislipidemia dan Konsensustentang Terapi Pansulin.

PERGEMIHingga saat ini tidak ada masalah yang timbul.

Kegiatan Temu Ilmiah GERIATRI di Hotel Sahid Jayapada 27 - 28 Mei 2006

Kegiatan Basic Course on Endocrine Aspects of Obesity and Lipidology Updatepada tanggal 16-18 Juli 2004 di Hotel Salak – Bogor

PERNEFRI

Dr Siti Fadilah Supari,SpJP, berkenan membuka secara resmikongres ahli penyakit hati se-Asia Pasifik, dalam salah satukegiatan yang dilaksanakan oleh PPHI.

PPHI(Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia)

a. Wakil Perhimpunan Seminat yang akan duduk sebagai anggotaDewan Penilai keahlian KIPD dan KPS Konsultan (KPSK)tergabung dalam suatu Badan Perwakilan Keahlian (lihat strukturorganisasi KIPD)

b. Penentuan tugas-tugas Badan Perwakilan Keahlianc. Jabatan anggota DKP, KIPD, dan KPSK bisa (diharapkan)

dirangkap oleh 1 orangd. Untuk menilai calon konsultan, maka dibentuk Panitia AdHock.

Penilai kehalian yang terdiri dari 5 (lima) orange. Masing-masing anggota KPSK dibantu dengan peer grup

diharapkan menyampaikan kurikulum yang sudsah ada sesuaidengan draft kurikulum pendidikan Sp2 FKUI

f. Berkaitan dengan penyusunan kurikulum diatas, untuk modul tahap1 hanya diperuntukkan bagi mereka yang belum mendapatkanmodul tersebut. Sedang bagi yang sudah harus menunjukkan buktilulus

g. Mengenai alur penerimaan, diperlukan MOU antara KIPD denganDekan sehingga dapat disepakati bersama bahwa penerimaanpeserta pendidikan Sub Spesialis adalah melalui KIPD denganmemenuhi persyaratan administrasi dan akademik

h. Skema alur penerimaan/pendaftaran seyogyanya sesuai denganyang telah dibuat oleh KIPD

i. Untuk memberlakukan sistem pendidikan spesialis konsultan olehKIPD secara nasional diperlukan MOU antara KIPD dengan DirjenDIKTI Depdiknas.

PKPI (Perhimpunan KedokteranPsikosomatik Indonesia)Kurikulum sudah ada namun menghadapi kendala kaderisasiyang sangat sulit (termasuk kesulitan mencari SDM).

PERALMUNIPermasalahan baru yangdihadapi adalah bahwainternis alergi-immunologitidak dibolehkan menanganiasma.

Kegiatan lain yang telahdilaksanakan adalah :

Salah satu kegiatan Seminat PERNEFRI di Hotel Borobudur Jakarta

Persiapan pembukaan klinik diabetes

Page 5: Halo Internis Edisi Khusus Th.2006 (Flash Back) 7

Kegiatan Forum KomunikasiKegiatan Forum KomunikasiPerhimpunan Seminat PPerhimpunan Seminat PAPDIAPDI

Periode : 2003 - 2006Periode : 2003 - 2006

Kegiatan Forum KomunikasiPerhimpunan Seminat PAPDI

PP erhimpunan Dokter SpesialisPenyakit Dalam Indonesia(PAPDI) yang beranggotakan1500 dokter spesialis penyakitdalam dari seluruh Indonesia,

berperan besar dalam kemajuan bangsaIndonesia. Dengan demikian, setiap dokterspesialis penyakit dalam menjadi bagian darisuatu jejaring yang besar dengan kemampuanintelektual yang tinggi dan tanggungjawabyang besar untuk memberikan pelayanan ke-pada masyarakat. Namun organisasi profesiini sebenarnya masih bisa ditingkatkan peran-nya dalam masyarakat. Diperlukan suatu gera-kan public relations yang terencana dan mem-punyai sasaran masyarakat luas. Apresiasi ter-hadap eksistensi bidang spesialisasi penyakitdalam beserta ruang lingkup pelayannya akanlebih cepat terjadi bila masyarakat luas me-ngetahuinya. Dari bawah ke atas.

Seyogyanya, PAPDI mampu terus me-ngembangkan organisasinya agar mampumemberikan kontribusi yang lebih besar bagikepentingan masyarakat.

Menurut ahli Hematologi dan Onkologi Me-dik dan Ketua PAPDI Jaya DR dr, Aru W. Su-doyo, salah satu upaya untuk mengembang-kan PAPDI adalah dengan cara meningkatkanrasa memiliki (sense of belonging) para anggo-tanya. “Dari pengalaman saya di PAPDI Jaya,rasa memiliki organisasi di kalangan anggo-tanya masih harus ditingkatkan. Bukti yangpaling mudah dilihat saja, misalnya pengurusmasih kesulitan menarik iuran dari para ang-gotanya. Mungkin alasannya karena anggotatidak mendapatkan keuntungan besar dariPAPDI,” tutur DR dr, Aru W. Sudoyo.

Dia mengimbau agar para anggota PAPDImempunyai rasa memiliki yang berasal daridiri sendiri. Sedangkan hal yang harus diper-baiki dari segi organisasi adalah bagaimanaorganisasi mampu memberikan kelebihan/kemudahan bagi anggotanya. Sehingga dok-ter spesialis penyakit dalam merasa mendapatkeuntungan dari organisasi ini.

Berbeda dengan keadaan di luar negeridimana dokter spesialis yang menjadi anggotasuatu organisasi profesi akan mendapatkanbeberapa keuntungan. Mulai dari mendapatdiskon untuk melakukan registrasi gunamenghadiri sebuah kongres atau acara ilmiah,diskon biaya langganan jurnal profesi sampaimenerima informasi tentang kemajuan ilmukedokteran secara berkala dan teratur. Ber-bagai keuntungan seperti ini belum dinikmati

oleh para dokter spesialis di Indonesia. Yangterjadi, para dokter di Indonesia dininabobokanoleh beberapa keuntungan yang tidak men-didik,mulai dari menghadiri kongres/temuilmiah secara gratis karena mendapat sponsoratau mendapat majalah resmi PAPDI, ActaMedica Indonesiana (Indonesian Journal ofInternal Magazine) secara gratis pula. “Kemu-dahan yang serba gratis ini memang mengu-ntungkan anggota organisasi profesi, tapimenjadi counter productive. Sebab akhirnyamenimbulkan anggapan bahwa kemudahanserba gratis itu sebagai hak sehari-hari kala-ngan profesi dokter,” tuturnya.

Penyelenggaraan simposium/acara ilmiahmenjadi bagian dari kehidupan professional.Kegiatan serupa juga dilaksanakan olehPAPDI Jaya. Hanya saja dikemas da-lam bentuk temu ilmiah dalamskala kecil berupa round tablediscussion yang dihadiri 25-30 peserta saja untuk mem-bahas kasus-kasus yang su-lit dengan menghadirkan 1-2 pakar/senior sebagainara sumber.

Temu ilmiah semacamini terbukti lebih efektifdan dari segi dana jauhlebih murah sehinggakegiatan ini dapatdilaksanakan 6(enam) kali se-tahun. Dari segipeserta, tentuakan lebih ber-manfaat karenap e m b a h a s a nakan lebih terfokusdan bisa lebih in-tensif dalam mela-kukan diskusi, seka-ligus menjadi ajang kon-sultasi.

Sejak tahun lalu,setiap RTD berisi satutopik ilmiah dan satutopik hukum ataumedikolegal yangdiberikan olehsejawat dari kedok-

Public Relations Public Relations PAPDIPAPDIteran forensik. Acara ‘sisipan’ ini ternyatamenjadi ‘acara utama’ dalam daya tarik.

DR dr, Aru W. Sudoyo juga mengimbauagar kepengurusan di cabang-cabang PAPDIhendaknya melibatkan para dokter spesialispenyakit dalam dari berbagai rumah sakit atauinstitusi pendidikan lain, artinya janganlahhanya dari FK atau Rumah Sakit Pusat Pro-pinsi saja. Seperti di banyak cabang PAPDI,pimpinan dan pengurus PAPDI di daerahumumnya memiliki posisi di FK atau RumahSakit Pusat Propinsi. “Memang hal ini baik, tapipada akhirnya kurang melibatkan rekan seja-wat dari luar FK atau Rumah Sakit UmumPropinsi. Pada awal kepengurusan, saya ber-inisiatif untuk mengajak dokter spesialis pe-nyakit dalam dari luar RSCM untuk menjadipengurus di PAPDI Jaya.

Tujuannya supaya para pengurus dan ang-gota merasa dilibatkan dalam organisasiprofesi ini. Sehingga akhirnya akan sama-sama mempunyai sense of belonging terha-dap organisasi profesi ini,” tuturnya.

Satu hal yang tak kalah pentingnya me-nurut Aru, adalah pentingnya PAPDI mencip-takan komunikasi yang baik dengan parapembuat keputusan di pemerintah Pusat mau-pun Pemerintah Daerah. Selain itu, Aru me-ngimbau agar organisasi profesi ini juga me-lengkapi organisasinya dengan divisi yang

mengurus masalah perlindu-ngan dan medikolegal (ko-

misi pembelaan anggo-ta) bagi para anggota-nya. Hal yang terakhirinilah yang mungkin

akan menjadi dayatarik untuk ‘merasamemiliki organisasi,

karena organsisi ha-nya akan membelaanggotanya.

(Ratih Sayidun)

MerevitalisasiMerevitalisasi

16161616 5552006EDISI KHUSUS 2006 EDISI KHUSUS

Sebagai salah satu amanat Kongres PAPDI XII diManado, 6 - 9 Agustus 2003, dibentuk ForumKomunikasi Seminat dalam ruang lingkup PenyakitDalam. Forum ini beranggotakan PerhimpunanSeminat. Untuk menjalankan dan mengor-

gansasikan forum ini, maka forum dipimpin oleh seorangKetua yang ditetapkan dengan SK No. 016/SK. PB. PAPDI/IX/03 tanggal 15 September 2003. Dalam SK tersebutForum Komunikasi Seminat akan bekerja dalam masa baktiperiode 2003 - 2006.

Forum ini bertujuan meningkatkan mutu pelayananDokter Spesialis Penyakit Dalam sehingga mampu bersaingmenghadapi era globalisasi. Tujuan forum meliputi, komu-nikasi, pengembangan Ilmu, dan peningkatan layananmasyarakat. Untuk mendukung tujuan itu dibuat beberapaprogram yang terdiri dari program website, guidelines,Medical Informatics and the Internet, Evidence BasedMedicine, pertemuan organisasi, pertemuan ilmiah lintasseminat, kerjasama dengan media, Promosi Healthy People2010, dan Good Medical Practice.

Kegiatan yang telah dilaksanakan selama periode 2003 - 2006 :

Kerjasama dengan IDIPada tanggal 17 September 2003mengesahkan Perhimpunan DokterEmergensi Indonesia (PDEI) yangmendapat dukungan dari 8 (dela-pan) organisasi profesi yaitu: IKABI,PERKI, IDSAI, PAPDI, IDAI, PDPI,PERDOSSI dan PDGI, sebagaibagian dari Perhimpunan DokterSeminat (PDSm) IDI.

PERPARI(PerkumpulanRespirologiIndonesia)Diungkapkan bahwakurikulum Sp2 yangada perlu di revisisehingga dapat meng-hasilkan pendidikanyang mampu mengan-tisipasi kejadian-keja-dian di lapangan. Permasalahan yang dihadapi adalah dalam standar pelayananmedik, penyakit dalam tidak diikutsertakan sehingga diperlukan sosialisasitentang Paru dan diusulkan untuk membuat surat serta mengadakan kunjunganke Ibu Dirjen Yanmed.

Sehubungan dengan rencana pertemuan ILUNI diharapkan ada wakil yangbisa bertemu dengan Ibu Dirjen Yanmed mengenai masalah: dokter penyakitdalam yang tidak boleh melaksanakan tindakan bronoskopi: Jantung mengenaipembacaan EKG: dan Alergi: tidak boleh menangani asma.

PB IKKIMelaporkan kejadian di lapangansecara keseluruhan serta mengusulbuat panitia kecil/panitia lobby untukbicara dengan Ibu Dirjen

Mengharapkan agar seluruhanggota tetap solid sehingga tidakdisepelekan oleh spesialisasi lainkarena secara keilmuan InternistKardiologi lebih unggul, namun kitatidak mau mengunggulkan. Atau sepertikejadian ketika IKKI menyelenggarakanacara, sponsor ditahan oleh PERKI.

IKKI menawarkan program pendi-dikan 2 tahun namun hal tersebut tidakdapat disetujui.

Fakta di lapangan Internist Kardio-logi tidak diperbolehkan melakukantindakan: EKG, Echo, treatment dankateterisasi, sehingga diputuskan untukmendukung KKV dengan:

a. Kaderisasib. Kompetensi: KKV telah menguasai

EKG, treatment, kateterisasi, echoada di Subbagian

c. Yang belum ada nuclear medicinekita bisa belajar di PERKI selama 3bulan (tidak perlu 3 tahun)

d. Perlu dijalin solidaritas sesamainternis.

PGI (PerhimpunanGastroenterologiIndonesia)Hingga saat ini tidak ada masalah.Untuk mendapatkan konsultanmasih diprioritaskan dari institusipendidikan mengingat prospek di-luar institut masih sulit, walaupunkeputusan PB PAPDI telah terbukakonsultan untuk diluar institusi pen-didikan namun proses yang diha-dapi untuk mendapatkan konsultansangat berbelit dan melalui silabusyang lama serta keharusan mening-galkan tempat kerja. Hal terakhirsangat memberatkan.

PETRIMengusulkan agar kurikulum yang ada harus di-sosialisasikan untuk lebih menarik peserta didik baru,terutama bila konsultan Sp2 disetarakan dengan S3.Selain itu masalah pendidikan tidak boleh ditetapkansepihak oleh intern.

PERGEMIHingga saat ini tidak ada masalahyang timbul.

Dr. Aru ketika masih muda

Bernyanyi bersama rekan-rekan DR dr, Aru W. Sudoyo, Ketua PAPDI Jaya

Page 6: Halo Internis Edisi Khusus Th.2006 (Flash Back) 7

K ongres PAPDI 6-9 Agustus 2003 di Manado,Sulawesi Utara menjadi titik tolak berbagaikeputusan yang dilakukan PB PAPDI.Sebelum melaksanakan hasil kongres itu,formatur yang telah dibentuk menyusun kepe-

ngurusan PB PAPDI periode 2003-2006. Penyusunankepengurusan dilengkapi pula dengan dibentuknyabadan kelengkapannya.

Selama masa kepengurusan PB PAPDI 2003-2006,telah banyak kegiatan yang turut mengangkat namaPAPDI. Bahkan dari waktu ke waktu keanggotaan PAPDIterus berkembang termasuk wilayah cakupannya. Halini terbukti dengan persiapan dibentuknya cabang-cabang PAPDI yang baru. PAPDI Cabang Papua dalamtahap persiapan, sedangan PAPDI Cabang Purwokertodan PAPDI Cabang Lampung telah terbentuk.

Sebagai organisasi profesi, PB PAPDI tidak pernahdiam berpangku tangan. PAPDI terus membina danmenjalin hubungan dengan mitra seperti IDI, DepkesDepdiknas dan sejumlah instansi lain. Tentu saja, jalinanhubungan ini memiliki makna penting dalam membukakiprah PB PABDI secara nasional untuk melaksanakantugas, termasuk pula sumbangsihnya kepada negaradan masyarakat.

Amanat Kongres XII PAPDI di Manado merupakanguidance melaksanakan tugas selama masa kepe-ngurusannya. Salah satu amanatnya adalah melakukanrevisi buku teks atau buku ajar Ilmu Penyakit Dalam jilidI dan II. Revisi telah dilakukan Bidang Publikasi danPenelitian PB PAPDI.

Untuk meningkatkan profesi kedokteran, PB PAPDItelah melahirkan sejumlahbuku standar dan buku acuanbagi para anggotanya. Bukuacuan yang telah diterbitkanadalah buku standar profesimedik dan standar peralatan,buku standar pelayanan me-dik, dan kumpulan buku ten-tang konsesus ilmu penyakitdalam.

Program kerja khusus yangtelah direalisasikan PB PAPDIadalah Pertemuan Ilmiah Na-sional (PIN). PIN ini diseleng-garakan setiap tahun. Dalampelaksanaan PIN ini, PBPAPDI melakukan kerjasama dengan PAPDI Cabangyang dipilih sebagai tuan rumah. PIN yang telah men-jadi agenda tetap telah menunjukkan sukses. Hal ituterbukti dari antusiasnya para anggota PAPDImenghadiri PIN.

Yang tidak kalah pentingnya, PB PAPDI membuatwadah komunikasi dan informasi antara PB PAPDI danPAPDI Cabang. Wadah yang berupa tabloid dikemas

dengan gaya populer. Berkat ide bidang Humas danKemitraan PB PAPDI lahirlah tabloid “Halo Internis” yangterbit empat kali dalam setahun.

PB PABDI yang membawahi PAPDI Cabang terusmenghimpu anggotanya dan sekaligus menunjukkaneksistensinya. Untuk melengkapi anggotanya, makaPAPDI mengeluarkan kartu anggota baru yang masaberlakunya 2005-2009.

Bencana yang melanda Indonesia datang silihberganti. Korban pun terusberjatuhan. Bencana terbesaryang telah membuat duka danlara bangsa Indonesia adalahgempa dan tsunami yang me-landa daerah Nanggroe AcehDarussalam dan Nias, Suma-tera Utara. Sebagai organisasiprofesi, PAPDI turut aktif danturun tangan membantu parakorban.

PB PAPDI tidak hanya me-ngirimkan bantuan dan men-dirikan posko, sejumlah dokterdan tenaga medis lainnya telahdikirimkan untuk menangani

korban dan para pengungsi. PAPDI juga bukan hanyamengirimkan tenaga medis pada bencana di Aceh danSumatera Utara, pada sejumlah bencana lain turut me-ngulurkan bantuan.

Aktivitas sosial yang dilakukan anggota PAPDI telahberjalan sukses. Namun pengurus PB PAPDI sadarbahwa kesuksesan dalam berpartisipasi tidak sematakegigihan anggota tetapi adanya peran serta dari ber-bagai pihak. Karena itu, PB PAPDI mengucapkan terimakasih kepada instansi atau perorangan yang turutmemberi bantuan melalui PB PAPDI.

Kabar gembira datang berkaitan dengan akreditasiActa Medika Indonesiana (AMI). Akreditasi dari Direk-torat Jenderal Pendidikan Tinggi No 49 tahun 2003tertanggal 9 Desember 2003 telah menyatakan bahwaActa Medika Indonesiana telah mendapat nilai yang lebihbaik dari sebelumnya. Nilai akreditasi sebelum “C”menjadi terakreditasi “B”.

Tidak mendapat akreditasi yang lebih baik, tim redaksitelah melakukan sejumlah upaya. Perubahan yangdilakukan adalah perubahan susunan tim redaksi denganmelibatkan pakar nasional dan internasional yang ahlidalam bidang penyakit dalam, perubahan nama jurnalmenjadi “The Indonesian Journal of Internal Medicine”.

Jurnal diterbitkan dalam dua bahasa, Indonesia danInggris untuk memenuhi permintaan pelanggan, terbitrutin, empat periode setiap tahun. Bahkan kini jurnal telahterbit secara rutin setiap bulan dengan cover yang lebihmenarik serta dilakukan perubahan isi.

Kegiatan PB-PAPDI 2003-2006666 1515152006EDISI KHUSUS 2006 EDISI KHUSUS

Salah satu kegiatan PB PAPDI

Rapat Pleno PB PAPDIdi Hotel Sanur ParadiseBali pada tanggal23-25 September 2004

1. Mengusulkan Amandemen AD dan ART PAPDIl Prakarta AD, perlu di perbaiki dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik

dan benar.l Pasal IV ART, 1.Keanggotaan ayat 1 ¬ Anggota biasa ialah Dokter Spesialis

yang berwarganegara Indonesia (WNI)¬ Bagaimana dengan anggota yang bukankewarganegaraan Indonesia?

l Pasal IV ART, 1.Keanggotaan ayat 5b di sempurnakan menjadi Ë b. Pendermaperorangan yang ditunjuk badan yang memberikan sumbangan berupa apapunyang tidak mengikat.

l Pasal IV ART, 2.Cabang ayat 2 : Cabang dapat didirikan bila di daerah tersebutsekurang kurangnya ada 10 anggota biasa

l Pasal V ART, 3. Pengurus ¬ Susunan ayatnya dan tatacara pemilihanyadipisahkan antara Pengurus Cabang dan Pengurus Besar.

l Pasal V ART, 5 Kongres :Perlu di masukan pasal mengenai syarat syarat menjadituan rumah penyelenggaraan Kongres dan Konker, dengan ketentuan ketentuansebagai berikut :¬Penyelenggara siap menerima (dapat menampung) seluruh delegasi konker

atau kongres¬Penyelenggara siap membebaskan registrasi pengurus cabang¬ dibatasi

sesuai dengan jumlah komisi yang ada¬Cabang siap membebaskan registrasi PB PAPDI dan menyiapkan minimal 10

kamar (Ketua Umum, Sekjen, Bendahara, Ka Bidang, Kolegium)¬Cabang siap mendanai biaya pelaksanaan sidang.¬Panitia sanggup memberikan kontribusi kepada PB PAPDI sebesar 30% dari

keuntungan bersihl Akan di bentuk Tim Penilai bagi calon penyelenggara Konker dan KOPAPDI.l Pasal VII ART, Keuangan : perlu dimasukan bab mengenai besarnya iuran anggota

untuk mempertegas pengumpulan iuran anggota dengan ketentuan sebagaiberikut :Anggota ¬Rp. 25.000,- /bln/anggota (PB = 15.000, Cabang =10.000)Anggota Muda ¬Rp. 15.000,-/bln/anggota (PB = 7.500, Cabang =7.500)

l AD / ART yang ada sebaiknya disesuaikan dengan undang undang praktekkedokteran dan undang undang Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat.

2. PB PAPDI perlu membuat juklak mengenai KONKER dan KOPAPDI

3. Usulan tempat KONKER XI TAHUN 2008Padang, Surabaya dan Semarang

4. Usulan tempat KONGRES NASIONAL KE XIV tahun 2009Bandung, Jakarta, Denpasar, Malang

5. Konsep Wilayah kerja Cabang PAPDIl Perlu mempertegas pembagian wilayah Cabangl PB PAPDI harus membuat aturan untuk pemekaran PAPDI wilayahl Perlu dibicarakan tentang coordinator cabang dalam suatu propinsi.

6. Program CME dan Komunikasi Anggota dengan PB PAPDIl Menggiatkan aktivitas CME melalui Internet

l Mensosialisasikan web site PAPDI keseluruh Cabang dan anggota PAPDI, agarberpartisipasi mengisi dan memanfaatkannya.

l Membuat forum diskusi melalui e-mail groupl Koordinasi acara-acara ilmiah yang dilaksanakan oleh cabang-cabang, sehingga

diketahui oleh semua anggotal Menyediakan Informasi tempat pendidikan keahlian/keterampilan khususl Menerbitkan Tabloid halo internis, banyak permintaan agar halo internis dapat dikirim

ke alamat anggota anggota.l Kegiatan Ilmiah PIN PB PAPDI dan diharapkan kegiatan ini dapat terselenggara

dengan rutin.

7. Tanggapan Terhadap UU Praktek Kedokteran. Mengingat makin bertambahbanyak kasus pengaduan terhadap dokter maka perlu diingatkan kembalimengenai :l Penyegaran kembali mengenai; Kode etik Kedokteran, Good Medical Practice,

Hukum Kedokteran, Hospital by law, Komunikasi dokter-pasien. Pada setiappertemuan Cabang, Nasional diadakan 1 sesi mengenai ini

l Bantuan Hukum bagi anggota yang terkena pengaduan. PB PAPDI akan menjajakikerjasama dengan lembaga hukum

l Asuransi Tenaga KesehatanSudah berjalan dengan asuransi ALLIANZ, dan Asuransi Bintang. Agardisosialisasikan ke anggota

8. Membuka hubungan dengan organisasi profesi sejenis di Luar Negeri

9. Menghimbau tiap Cabang untuk menjalankan Kode Etik Kedokteran dan GoodMedical Practicel Dalam pendidikan, setiap PPDS harus memiliki SIP sebelum masa pendidikan

di mulai.

HASIL KEPUTUSAN KONKER PAPDI KE XKONKER PAPDI Ke X di Banjarmasin pada tanggal 28 - 29 April 2005

telah berhasil membuat keputusan sebagai berikut :

10. Meningkatkan hubungan kemitraan dengan pemerintah, organisasi profesidan LSM

11. Revisi buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam selesai akhir tahun 2005l Tim Revisi diminta untuk menghimbau para penulis untuk segera mengirim

tulisannya.l Tim Revisi membuat pemberitahuan ke penulis di tembuskan ke Ketua Bagianl Tim Revisi perlu menyamakan istilah, sebaiknya didalam artikel tulisan

mencantumkan Evidance Base tentang suatu topik.

12. Rencana pendirian Rumah Sehat di NAD

13. Membentuk LSM PAPDI/PAPDI-Reliefl Visi : menjadi wadah yang professional bagi dokter spesialis penyakit dalam

Indonesia dalam pengabdian kepada masyarakat yang terkena musibahl Misi : - Membantu meringankan penderitaan masyarakat yang terkena musibah

- Membantu pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan yangtepat bagi masyarakat yang terkena musibah

14. Mensosialisasikan buku buku standar profesi & peralatan, standar pelayananmedik (SPM), ke Cabang-Cabang PAPDI.l Usulan dari Cabang PAPDI bahwa untuk buku SPM akan dikonsultasikan ke

Direktur Rumah Sakit, apakah SPM ini dapat diterapkan di rumah sakit setempat.l Standar tersebut menjadi patokan/dasar SOP masing masing rumah sakitl Disesuaikan dengan fasilitas yang ada di rumah sakit karena menjadi bahan

untuk “Juridis Formal”l Buat prakata yang menyebutkan bahwa SPM tersebut disesuaikan dengan

fasilitas yang ada.l Berikan batas waktu untuk menyesuaikan SOP rumah sakit dengan SPM PAPDI.

15. Membentuk suatu lembaga mediasi yang anggotanya terdiri dari ahli-ahlihukum dan dokter- yang mengerti tentang hukum. Yang tujuannya:l Sebagai lembaga bantuan hukum bagi anggota PAPDI yang menghadapi

masalah tuntutan hukum dalam praktek di Rumah Sakit/Pribadi.

16. Pembuatan tabloid untuk awam disetujui, namun untuk penerbitannya ta-bloid tersebut ditunda dahulu dalam waktu tidak terlalu lama, mengingat pe-nyebaran Halo Internis pun belum merata

17. Perlu kerjasama dengan DEPKES dalam rangka penempatan tenaga dokterspesialis (SpPD).l Diperlukan surat rekomendasi dari PB.PAPDI dalam penempatan dokter spesialis

(SpPD) tersebut.l Permohonan rekomendasi ke PB.PAPDI untuk dokter yang bersangkutan,

diajukan/diketahui oleh Cabang setempat.

18. Resertifikasi, tujuannya :l Menjaga kualitas dokter spesialis penyakit dalaml Baru merupakan wacana, PB.PAPDI akan menyusun Tim Khusus untuk menilai

perlu/tidaknya resertifikasi dan tehnis pelaksanaannya.l Di susun sistimnya dan diperhatikan konsekuensi logisnya.

19. Hubungan Kolegium Ilmu Penyakit Dalam (KIPD) dengan PB.PAPDI (sudahdiatur dalam Anggaran Dasar Pasal VIII ayat 2 c, dan Pasal VI AnggaranRumah Tangga (ART).Dalam acara Konker & Kongres kedepan KIPD mengusulkan :l Pendidikan Countinuing Professional Development (CPD) terpisah dari KIPDl Pada acara Konker & Kongres KIPD agendanya masing-masing (terpisah dari

agenda PB.PAPDI)l Panitia Konker & Kongres menyediakan ruang sidang komisi untuk KIPD minimal

2 ruang sidang komisi (diluar ruang sidang komisi yang disediakan untukPB.PAPDI)

l Pengurus KIPD dibebaskan biaya registrasi Konker dan Kongresl Delegasi Kolegium di bebaskan bebaskan biaya registrasi Konker dan Kongres

sejumlah komisi yang ada.

Konferensi KerjaNasional PAPDI ke-10dan Pertemuan IlmiahIlmu Penyakit Dalamdi Banjarmasin pada29 April - 1 Mei 2005

Banjarmasin, 28 - 29 April 2005

Jakarta, 14 Juni 2005

Ketua Umum,

Prof. Dr. H.A. Aziz Rani, SpPD, KGEHSoegondo, SpPD, KEMD, FACE

Sekretaris Jenderal,

DR. Dr. Sidartawan

Page 7: Halo Internis Edisi Khusus Th.2006 (Flash Back) 7

BB idang organisasi terus mengupayakankiprah PAPDI untuk mengembangkanorganisasinya. Berkat pengurus bidangorganisasi PAPDI terus mengepaksayapnya yang mencakup wilayah

Nusantara. Upaya kerja kerasnya, akhirnyamembuahkan hasil dengan dibentuknya PAPDICabang Purwokerto danPAPDI Cabang Lampung.

Tentunya, pembentukancabang baru itu tidak harusmembuat bidang organisasiberpuas diri.

Untuk semakin meyakin-kan keanggotaan PAPDI,bidang organisasi membuatkartu anggota PAPDI. Inibukan sekedar kartu, tetapikartu identitas ini merupakanalat pemersatu dan rasamemiliki PAPDI semakin me-nguat. Semangat untuk me-numbuhkan dan mengem-bangkan eksistensi organisasiprofesi PAPDI menjadi lebihberperan.

Dalam upaya re-evaluasi keanggotaan, bidangorganisasi melakukan registrasi ulang anggotaPAPDI. Dengan registrasi ulang ini, bidangorganisasi mengetahui keanggotaan PAPDI.Apakah ada anggota yang telah mutasi, mening-gal, dan sebagainya. Upaya ini penting dilakukandalam organisasi yang bersifat dinamis.

Sebagai organisasi yang aktif dan dinamis, parapengurus PB PAPDI tidak bisa tinggal diam.Karena itu, kontak dan komunikasi dengan PAPDICabang terus dilakukan secara intensif. Me-nyampaikan informasi dan sosialisasi organisasitelah menjadi agenda tetap.

Ketua Umum PB PAPDI dan pengurus telahmelakukan kunjungan ke sejumlah cabang. Kun-jungan pengurus PB PAPDI ke PAPDI CabangBanten bertepatan pula dengan pelantikanpengurus. Hal yang sama dilakukan pula kun-jungan dan pelantikan pengurus di PAPDI CabangBogor, Purwokerto.

Sedangkan kunjungan pengurus PB PAPDI kePAPDI Cabang Aceh dalam rangka visitasi keBagian Penyakit Dalam dan Fakultas Kedokteran

Unsyiah. Kunjungan kePAPDI Cabang Banjarmasibertepatan dengan KONKERPGI.

Sebagian besar programtelah berjalan sukses, namunsebagian program masihdalam proses. Bidang Orga-nisasi PB PAPDI masih mem-proses membantu pemekarandan pembentukan PAPDI Ca-bang PAPDI. Dengan diben-tuknya PAPDI Cabang diha-rapkan setiap cabang me-miliki kantor dan alamat sertasekretariat yang dilengkapitelepon, komputer, dan alatkomunikasi lainnya yangsetiap saat bisa dihubungi.

Diharapkansetiap cabang

PAPDI memilikikantor dan alamat

serta sekretariat yangdilengkapi telepon,komputer, dan alat

komunikasi lainnya.

PELANTIKAN PENGURUSPAPDI CABANG BANTEN

PELANTIKAN PENGURUS PAPDICABANG PUWOKERTO

PELANTIKANPENGURUS PAPDICABANG LAMPUNG

Kepak Sayap BidangKepak Sayap BidangOrganisasi PB PAPDIOrganisasi PB PAPDI

Periode 2003-2006Periode 2003-2006

Kepak Sayap BidangOrganisasi PB PAPDI

Periode 2003-2006

1414 7772006EDISI KHUSUS 2006 EDISI KHUSUS

LaporanLaporanKegiatan BidangKegiatan BidangPengembanganPengembanganProfesiProfesi

LaporanKegiatan BidangPengembanganProfesi

B eberapa keputusan telah diambil oleh Sidang Komisi Pengembangandan Sidang Komisi Organisasi PB PAPDI. Keputusan ini dihasil padaKongres XII PAPDI yang berlangsung pada 6-9 Agustus 2003 diManado. Salah satu keputusannya adalah Pertemuan Ilmiah Nasional(PIN) dilaksanalan PB PAPDI minimal setahun sekali.

Bahkan untuk meningkatkan kualitas anggota, PB PAPDI juga menye-lenggarakan acara ilmiah padaKongres dan Konker. Tujuanyatidak lain adalah untuk mening-katkan kompetensi dokter dandokter spesialis penyakit dalam.Dalam pelaksanaanya, PB PAPDImenjalin kerjasama denganPAPDI Cabang.

PIN IIPIN IIPIN IISebagaimana hasil kuisioner padaPIN I di Yogyakarta, maka PIN perludiadakan setiap tahun. PB PAPDImenetapkan PAPDI Cabang Baliditunjuk sebagai tuan rumah PIN II.PIN II yang berlangsung pada 1-3Oktober 2003 dilaksanakan di SanurParadise Plaza Hotel & Suites ,Denpasar, Bali.

PIN II yang berlangsung berjalansukses. Dari 398 dokter yang telahmendaftarkan diri, sebanyak 305dokter hadir. PIN II diisi berbagaikegiatan. Bidang ilmiah menyajikansymposium, diskusi panel, danlokakarya. Pada acara PIN ber-langsung di seputar hotel digelar pulapameran yang terdiri dari 41 stand.

PIN IIIPIN IIIPIN IIISetelah sukses menggelar di Bali, PB PAPDI kembalimenggelar PIN III. Sebagai tuan rumah pelaksanaanPIN III adalah PAPDI Cabang Jawa Barat. PIN IIIyang berlangsung 23-25 September 2005 digelar diHotel Horison.

Panitia PIN ke-1yang diselenggarakan

di Hotel Sheraton Mustika,Yogyakarta 2 - 5 Mei 2003

Dr. Bambang Setyohadi Ketua PIN -I

Page 8: Halo Internis Edisi Khusus Th.2006 (Flash Back) 7

KKeputusan KOPAPDI XII, 6-9Manado menyampaikanlaporan Kegiatan Kolegiumselama periode 2000-2003.Hasilnya laporan diterima

tanpa catatan. Selain itu Kolegiummenjadi badan otonomi PAPDI. Un-dang-undang Sisdiknas 2003 yangbaru, pelaksanaan pendidikan pro-fesional termasuk Pendidikan Spe-sialis Penyakit Dalam dikembalikanlagi kepada institusi pendidikan yangada (Universitas).

Selain itu, PAPDI tetap konsekuenmelaksanakan UU Sisdiknas terma-suk pendidikan spesialisasi ke institusipendidikan (Universitas). Institusipendidikan diputuskan merupakanlembaga yang menentukan kebijakanpendidikan. Sedangkan KolegiumPAPDI menentukan strategi pendidik-an, standarisasi pendidikan. NamunKolegium harus tetap independen, ko-legium harus diperkuat. Oleh karenaitu, hubungan PAPDI (Kolegium) de-ngan IDI (MKKI) : Bersifat koordinatif.

KIPDKIPDKIPDFoto bersama pada acara Pertemuan Nasional Kolegium Ilmu Penyakit Dalam (KIPD) di Hotel Sahid tahun 2003

S ebagai organisasi yang dinamis,PB PAPDI terus mengem-bangkan diri. Sekretaris JenderalPB PAPDI membentuk mediasebagai sarana informasi dan

komunikasi. Media ini dikenal dengansebutan Buletin Halo Internis.

Buletin ini sengaja disajikan tidak terlaluilmiah, tetapi bergaya popular. Maka sesuaihasil keputusan rapat PB PAPDI pada 14Oktober 2003 diterbitkan buletin HaloInternis secara rutin. Berdasarkan suratkeputusan PB PAPDI No 086/SK PB PAPDI/IV/04, buletin Halo Internis terbit per tigabulan.

Kegiatan yang tidak kalah pentingnyaadalah audensi dengan Menteri Kesehatanpada 16 Juni 2004. Pada pertemuan itu,dilaporkan mengenai hasil KongresNasional XOO di Manado pada 6-9 Agustus2003. Selain itu, dihadapan Menkes,pengurus PB PAPDI menyampaikanmengenai anggaran dasar dan rumahtangga serta susunan pengurus PB PAPDIPeriode 2003-2006.

Kiprah Bidang HumasKiprah Bidang Humas

(Periode 2003-2006)(Periode 2003-2006)

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Tentu saja, momen pertemuan pentingitu dimanfaatkan PB PAPDI untuk me-nyampaikan programnya. Program pertamayang disampaikan adalah upaya PB PAPDIuntuk terus meningkatkan kemampuananggotanya.

Program kedua, PAPDI yang men-dukung pelayanan medis yang sesuaidengan program Depkes. Program itumeliputi penyakit menular (communicable),mendukung program pencegahan dantatalaksana lanjut penderia HIV/AIDS sepertipenyuluhan dan membantu prosespenyediaan obat murah. Program ketiga,PAPDI mendukung program penangananTBC dengan bantuan dari Sub SpesialisParu Penyakit Dalam.

Program PB PAPDI lain adalah menge-nai penanganan penyakit tidak menular (noncommunicable). Upaya yang telah dilakukanmeliputi penyuluhan serta panduan untuktatalaksana penyakit kardiovaskular. Terma-suk pula, mendukung program menigkatkangizi masyarakat untuk mencapai danmendukung program Indonesia Sehat 2010.

gota PAPDI yang bekerja di rumah sakit yangtersebar di seluruh Indonesia.

Untuk memuluskan jalannya prosespembuatan buku SPM yang dijadikan BukuStandar Pelayanan Medik Penyakit DalamPAPDI dibentuklah tim. Akhirnya dengankeluarnya Surat Keputusan No 126/SK PB

PAPDI/VII/04 tertanggal 12 Juli2004 tim beranggotakan delapandokter.

Akhirnya tim yang diketuai

DDepartemen Ilmu Pelayanan PenyakitDalam FKUI/RSCM di bawahKoordinator Pelayanan Masyarakat

telah membuat buku Standar PelayananMedik (SPM) RS Dr Cipto MangunkusumoJakarta. Untuk meningkatkan kualitas anggo-tanya, PB PAPDI mengu-sulkan agar buku SPMitu dapat dijadikanr u j u k a nanggotaPAPDI dis e l u r u hIndonesia.

S e b a g a itindak lanjutnya,pada 19 Maret2004 PB PAPDI me-ngadakan rapat untukmembahas buku SPM.Hasil dari rapat itu, dipu-tuskan buku SPM akhirnyadijadikan rujukan untuk ang-

Publikasi PB-PAPDI 2003-2006DR Dr Sidartawan Soegondo, SpPD, KEMD,FACE menyusun dan mengoreksi kembaliuntuk menyempurnakan buku SPM. Selan-jutnya anggota PAPDI di cabang-cabangPAPDI diminta pendapatnya. Setelah mele-wati beberapa tahap, akhirnya buku StandarPelayanan Medik Penyakit Dalam-PAPDIdapat diselesaikan. Kemudian buku dila-porkan Direktur Pelayanan Medik DepartemenKesehatan.

Selain buku SPM, PB-PAPDI juga mener-bitkan The Indonesian Journal of InternalMedicine (IJIM), Standar Profesi Dokter

Spesialis Penyakit Dalam, sertaBuku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam.

888 131313132006EDISI KHUSUS 2006 EDISI KHUSUS

Kiprah Bidang HumasKiprah Bidang HumasKemitraan & Pengabdian MasyarakatKemitraan & Pengabdian Masyarakat

(KOLEGIUM ILMU PENY(KOLEGIUM ILMU PENYAKIT DALAM)AKIT DALAM)

Selanjutnya pada perte-muan dengan KIPDpada tanggal 29 Juni2004 disimpulkan:a. Pendidikan Sp-2 di

lingkungan IPD yangsudah berjalan saatini :- Pelaksanaan Pendidikan oleh Perhimpunan Seminat dan Institusi pendidikan- Brevet oleh Dewan Penilai Keahlian PB PAPDI

b. Rencana ke depan, pengalihan Dewan Penilai Keahlian PB. PAPDI ke Kolegium IPD- Pendidikan Sp-2 oleh organisasi profesi (PAPDI = KIPD)- Kurikulum subspesialisasi sudah ada- Selanjutnya pendidikan Sp-2 akan dilaksanakan oleh institusi pendidikan, bekerjasama

dengan perhimpunan seminat dan dikoordinasi oleh KIPD

Prof. DR.Wiguno (Ketua KIPD)

Page 9: Halo Internis Edisi Khusus Th.2006 (Flash Back) 7

K etika perhatian masyarakat tertujupada bahaya letusan GunungMerapi, tiba-tiba wilayah DaerahIstimewa Yogyakarta dan sebagianJawa Tengah digoncang gempa.

Goncangan berkuatan 5,9 skala richter meng-hancurkan ribuan rumah. Bahkan gempamenelan lebih dari 5.000 korban jiwa. Air matadan kesedihan melanda kedua daerah.

Sebagai wadah para dokter spesialispenyakit dalam, PAPDI selalu siap memberibantuan setiap terjadi bencana. Sebagai-mana telah dilakukan PAPDI-Medical Reliefsaat tsunami dan gempa melanda provinsiNanggroe Aceh Darussalam dan Nias. Kaliini PAPDI-Medical Relief yang menjalinkerjasama dengan ESQ Peduli langsungterjun ke lokasi gempa. Tim yang terdiri daridokter spesialis penyakit dalam, dokterumum, dan perawat. Tim juga dilengkapi duaambulans dan bantuan obat-obatan senilaiRp 23 juta. Tim medis yang berangkat keYogya dan Jateng adalah dr H Ari FahrialSyam, SpPD, MMB, KGEH, dr Zaidul Akbar,dr Arif Wardoyo, Maulana Hidayat, Skp danDumadi SKm.

Tim yang berangkat ke Yogya dan Jatengterdiri dari tiga gelombang. Gelombang per-tama, keberangkatan tim medis, gelombangkedua dan ketiga, kebarangkatan tim medisdengan membawa bantuan obat.

Pada Selasa, 30 Mei, Tim Medis PAPDI-Medical Relief terjun memberi bantuan padakorban di Desa Nogosari, Kecamatan Imogiri,Bantul. Bantuan diberikan pada tiga titik loka-si. Tim medis dapat menangan korban gempasebanyak 93 orang.

Selanjutnya, Rabu, 31 Mei 206, Tim MedisPAPDI-Medical Relief bersama tim medisPertamina memberi bantuan medis di DesaKarang Wuden, Kecamatan Bambang Lipuro,Bantul. Dengan terfokus pada satu lokasipengungsi, tim medis menangani 95 orangkorban. Bukan hanya, tim juga memberi ban-tuan pada warga korban gempa di sepanjangjalan Desa Kretek.

Keesokan harinya, Kamis, 1 Juni 2006,

Tim Medis PAPDI-Medical Relief bersama timmedis dari Pertamina dan PMI Sleman mem-berikan bantuan medis di tiga lokasi di DesaTirto, Gayamaharjo Prambanan. Sebanyak153 orang korban mendapat perawatanmedis dan pengobatan. Selanjutnya PAPDI-Medical Relief bersama ESQ Peduli memberibantuan obat-obatan kepada bidang PolindesGayamitan Prambanan. Masyarakat DesaJambu Kulon, Kecamatan Ceper Klaten, Ja-wa Tengah yang menderita luka, gangguanotot/mialgia, infeksi saluran pernapasan akut,hipertensi, sakit mag, penyakit kulit, dan pe-nyakit lain mendapat perawatan dan pengo-batan.

ΔYOGYAKU SAYANGΔ Aksi PAPDI Gempa

Pada aksi PADI-Medical Relife untuk‘Gempa, Yogyaku Sayang’ yang bertugas se-lama lima hari dari 28 Mei hingga 2 Juni 2006,tim yang berangkat terdiri dari dr Tri Juli EdiT, dr Muhadi, dan dr Prasetyo. Tim berangkatbersama dengan rombongan LSM WAMY de-ngan menggunakan dua kendaraan. Sesam-paianya di Yogyakarta, tim langsung berkoor-dinasi dengan LSM lainnya seperti ACT, LKC,Masyarakat Relawan Indonesia dan LAZISUII.

1212 99992006EDISI KHUSUS 2006 EDISI KHUSUS

Kegiatan KemanusiaanPAPDI MEDICAL RELIEFPAPDIMEDICALRELIEFPAPDIMEDICALRELIEFPAPDI MEDICAL RELIEFPAPDIMEDICALRELIEFPAPDIMEDICALRELIEF

Bencana gempa dan gelombang tsunamimenghantam sebagian Asia, takterkecuali Nanggroe Aceh Darussalam(NAD) dan Sumatera Utara pada 26Desember 2004. Tangis pilu dan kese-

dihan menyayat hati. Kota Banda Aceh luluhlantak disapu gelombang laut. Laut yang meng-gulung memasuki daratan NAD itu menjadibencana terbesar selama kurun waktu 100tahun.

Perhimpunan Dokter Spesialis PenyakitDalam Indonesia (PAPDI) pun turun tangan danterjun mengerahkan anggotanya membantupara korban dan pengungsi di NAD.

Sejak hari ke-3 pasca gempa dan tsunamidi NAD, PAPDI telah menurunkan sejumlah ang-gotanya yang tergabung dalam tim PAPDIMedical Relief ke medan bencana. Tim awalsaat itu terdiri dari 4 dokter spesialis yaitu KetuaUmum PAPDI Prof Dr HA Aziz Rani selaku pim-pinan tim, Dr Murdani Abdullah, Dr M Yamin,dan Dr Azhari.

Relawan PAPDI yang tergabung dengan timRS Cipto Mangunkusumo bantuan Depkesbekerja sama dengan tim dari FakultasKedokteran Universitas Indonesia, tim medisIkatan Dokter Indonesia (IDI), dan TNI AngkatanDarat. Tim terbesar ditugaskan di Banda Aceh,

PPPPAPDI Peduli AcehAPDI Peduli AcehAPDI Peduli AcehAPDI Peduli AcehPulau Nasi, Lhok Nga dan Calang.

Sesuai dengan peran dan fungsi para doktermaka PAPDI tergerak hatinya untuk berbuatbanyak membantu saudara-saudara di Acehyang sedang tertimpa bencana.

Sementara itu tim yang terdiri dari ahli pe-nyakit dalam, PPDS, dan perawat dari AkademiPerawat Universitas Muhammadiyah, Jakartamenjumpai pasien di RS Fakinah dan RSKesdam paling banyak menderita pneumoniaaspirasi (radang paru) akibat menghirup air kotorsaat tenggelam terbawa ombak laut yangbergulung-gulung ke daratan.

Tidak hanya itu, banyak korban yang me-ngalami tetanus akibat luka yang terlambat ter-tangani. Tetapi hingga minggu ke-3, belumdijumpai para pengungsi yang menderitapenyakit diare, hepatitis, malaria dan gejalademam berdarah dengue (DHF).

Sekretariat PAPDI juga menjadi poskopenerimaan bantuan Aceh. Penerimaan dalam

bentuk obat-obatan dan dana telah disalurkanlangsung tim medis yang berangkat ke Aceh.Sedangkan penerimaan dalam bentuk barangtelah disalurkan langsung PB IDI. Tenaga medisyang dikirimkan sudah mencapai puluhandokter dan puluhan perawat ke Aceh. BahkanPAPDI secara bertahap terus mengirimkanbantuan hingga 31 Januari 2005.

Belajar dari pengalaman bencana di Aceh,PAPDI telah membentuk Disaster MedicalAssistant Team (DMAT). juga sebagai orga-nisasi profesi, PAPDI sudah selayaknya mem-berikan kontribusi terhadap penanganan ben-cana di Indonesia. Tidak lain, untuk memberibantuan cepat dan tepat dibentuk tim pe-

nanganan bencana. Komposisi tim-nya terdidi dari dokter, dokter gigi,perawat, paramedis, dan teknisi.

Tugas tim penanggulangan ben-cana harus mampu memberikanpelayanan medis dasar pada awalbencana untuk mengurangi pen-deritaan korban. Selanjutnya, mere-ka harus mampu beraktivitas secaramandiri paling tidak selama 3 haripertama dan mampu bekerja samada berkoordinasi dengan depar-temen terkait. Mereka juga harusdibekali training yang memadaiuntuk bekerja pada situasi dankondisi bencana.

P engurus Besar PAPDIbekerjasama dengan Pe-ngurus Cabang PAPDI

Nanggroe Aceh Darussalam meng-gulirkan program bagi masyarakatAceh yang diberi nama RumahSehat “Jeumpa Aceh”.

Rumah Sehat ini didirikan dengantujuan untuk meringankan kesulitanpara pengungsi korban tsunami di bi-dang kesehatan, membantu peme-rintah menyediakan pelayanan ke-sehatan di daerah pengungsian,memberikan pelayanan kesehatanspesialistik bagi masyarakat di lokasipengungsian, membantu programpromotif dan preventif kesehatan se-hingga masyarakat tercegah daripenyakit akibat lingkungan yangburuk dan memperkenalkan pro-gram pengabdian masyarakatPAPDI.

Program ini dipersembahkanuntuk masyarakat Aceh yang masihtinggal di pengungsian. Lokasipelaksanaan program ini terletak di

Desa Tibang Kecamatan SyiahKuala, Banda Aceh. Di daerah ini ter-dapat tempat pengungsian terutamamasyarakat nelayan.

Program ini direncanakan ber-langsung satu tahun. Namun jikaprogram ini masih diperlukan masihdimungkinkan untuk diperpanjangsesusai dengan kemampuan keua-ngan dan kebutuhan di lapangan.

Rumah Sehat ini diresmikan pada 30Juli 2005. Semoga usaha ini dapatmengurangi kesulitan yang dihadapisaudara-saudara kita di TanangRencong Aceh.

Rumah SehatRumah SehatRumah SehatRumah SehatJeumpa AcehJeumpa AcehJeumpa Aceh

PAPDI MENDIRIKAN

Peninjauan lokasiPengurus PB PAPDI yang terdiri dari dr Krisna WSucipto, SpPD dan dr Fauzi Yusuf SpPD bersamalurah Desa Timbang Kecamatan Syah Kuala sedangmeninjau lokasi untuk pembangunan Rumah Sehat. Kinitelah berdiri Rumah Sehat yang diresmikan 30 Juli 2005.

Page 10: Halo Internis Edisi Khusus Th.2006 (Flash Back) 7

Bencana tak henti-hentinyaterjadi di bumi pertiwi.Gunung Merapi yang beradadi wilayah Daerah IstimewaYogyakarta dan Jawa Te-

ngah (Jateng), tiba-tiba kembali aktif.Kepulan asap dari kubah gunungterus bertambah. Aktivitas gunungmeningkat dan terjadi getaran kecil.

Badan Kegunungapian mengu-mumkan meningkatnya aktivitasgunung berapi perlu diwaspadai.Dengan bantuan pemerintah setem-pat, warga di sekitar gunung Merapidiminta untuk mengungsi. Merekadiperintahkan menjauh dari daerahyang berbahaya. Tindakan itu dilaku-kan untuk menghindari terjadinyaasap panas yang dikenal masyarakatsetempat sebagai ‘wedhus gembel.’

PAPDI-Medical Relief yang selalutanggap setiap terjadinya bencana,tidak ketinggalan turun memberibantuan. Dengan status gunungMerapi yang semula ‘Siaga Merapi’menjadi ‘Awas Merapi’. Artinya gu-nung Merapi siap memuntahkanlaharnya. Senin, 15 Mei 2006 sekitarpukul 08.30 WIB, gunung Merapiakhirnya memuntahkan laharnya. TimPAPDI-Medical Relief yang terdiri daridr Tri Juli Edi Tarigan, dr Eka Gianjar,dan Eko Lantip W,ST bertolak kelokasi bencana di daerah Yogyakartadan Jateng.

Bantuan Medis PAPDI

Untuk Korban Bencana AlamGunung Merapi

Selasa, 16 Mei 2006, tim PAPDI-Medical Relief sampai di Yogyakarta.Sebelum terjun langsung ke lokasibencana, tim melakukan koordinasidengan lembaga swadaya masyara-kat (LSM) setempat. Aksi CepatTanggap (ACT). Tim PAPDI-Medicalpun mendapat informasi mengenaititik-titik pengungsi yang tersebar.

Keesokan harinya, Rabu, 17 Mei2006, sebelum berangkat ke titikpengungsi tim PAPDI-Medical Reliefmembekali diri dangan obat-obatan.

Namun sebelum ke lokasi pe-ngungsi, tim terlebih dahulu berkoor-dinasi dengan Satuan Pelaksana(Satlak) di Kecamatan Pakem, Yog-yakarta. Setelah itu, tim langsungmenuju ke lokasi pengungsi. Dibeberapa lokasi, tim memberi ban-tuan obat-obatan.

Di Desa Kelapahan, KecamatanSawangan, Kabupaten Magelang, timmemberi pelayanan medis. Desa itubelum mendapat pelayanan kese-hatan, karena letak desa tersebut diantara Gunung Merapi dan GunungMerbabu. Bahkan di desa terpencilitu, tim memberi pelayanan kesehat-an kepada 41 orang.

Aktivitas gunung Merapi semakinmeningkat, dan hujan abu terjadi. TimPAPDI-Medical Relief menyisir dae-rah di Kecamatan Sawangan. Sejum-lah warga yang ditemui tim, banyakyang menderita ISPA. Tim pun mem-beri bantuan obat dan pelayananmedis.

Setelah beberapa hari, menyusuridaerah lokasi bencana gunung Me-rapi dan mengobati ratusan warga,tim kembali ke Jakarta. Pada Minggu,21 Mei sebelum bertolak ke Jakarta,tim menyerahkan sisa obat-obatankepada LAZIZ UII.

101010 1111112006EDISI KHUSUS 2006 EDISI KHUSUS

Bencana tsunami yang meluluh lantakan BandaAceh telah mengejutkan kita semua. Dukamembasahi bumi Nanggroe Aceh Darussalam.

Ribuan korban terenggut nyawanya. Ribuan orang harusterpisah selamanya dengan sanak saudara. Rumah-rumah, gedung-gedung serta harta benda lenyap disapugelombang laut. Belum usai penderitaan sirna, menyusulgempa yang menghantam Nias.

Tentu kedatangan bencana bukan suatu yangdisesali. Tetapi yang paling penting adalah bagaimanakesiapan menghadapi bencana termasuk di antaranyabantuan medis. Seringkali pelayanan kesehatanmengalami kendala dan hambatan. Penyebabnya taklain karena kekurangsiapan mengantisipasi kedatanganbencana. Sehingga kasus lambatnya memberi per-tolongan menjadi permasalahan yang terulang.

Namun rasanya lahirnya lembaga swadaya ma-syarakat (LSM), PAPDI-Medical Relief patut mendapatsambutan. LSM yang didirikan saat KONKER X PAPDIdi Banjarmasin pada 28 April 2005 diharapkan men-dorong PAPDI untuk lebih berperan aktif dalam mem-bantu korban di daerah bencana. Tak hanya itu, LSM dibawah atap PAPDI diharapkan mampu membantukorban bencana secara profesional.

PAPDI Peduli Nias

PenyuluhanFlu Burung oleh PAPDI

Dalam rangka mendukung pela-yanan medis sesuai dengan pro-gram Depkes yaitu ≈MendukungIndonesia Sehat 2010Δ serta me-ningkatkan kemampuan DokterSpesialis Penyakit Dalam (PAPDI),maka PB PAPDI merealisasikanprogram-program tersebut denganmengadakan penyuluhan-penyu-luhan. Diantaranya yang telah di-laksanakan oleh PAPDI adalah pe-nyuluhan tentang Flu Burung dikecamatan-kecamatan di DKIJakarta.

Bantuan PAPDIuntuk Banjirdi Jember

Bantuan obat-abatan yang akan disalurkan PB PAPDI untuk menangani korban bencana di Nias

Sementara untuk bencana banjirdi Trenggalek, PAPDI mengirimkan

bantuan dana melaluiPAPDI Cabang Surabaya