halitosis 2 rename
TRANSCRIPT
HALITOSIS
DEFINISIHalitus = nafas osis = keadaan
Halitosis adalah bau nafas yang tidak menyenangkan
hanya merupakan suatu gejala bukan suatu penyakit
Nama lain : fetor ex ore, fetor oris, oral malodor, bad breath, dragon breath, jungle mouth
EPIDEMIOLOGI
• Sejarah : Islam nafas yg segar oral hygiene yg baik
• Untuk menyegarkan nafas : cengkeh (Irak), kulit jambu biji (Thailand). Kulit telur (China)
• Howe abad 19 : Timbulnya halitosis krn VSC (Volatile Sulfur Compound) terutama hidrogen sulfida dan metil merkaptan
• Prevalensi : Penelitian Jepang 6-23% subjek
Amerika : 24% manula >60th
KLASSIFIKASI
1. Halitosis genuine ( Halitosis sebenarnya ) a. Halitosis fisiologis ( transien atau sementara ) b. Halitosis patologis - Etiologi intra oral - Etiologi ekstra oral2. Pseudohalitosis Mempunyai keluhan ada halitosis , tetapi
sebenarnya setelah pemeriksaan tidak ada halitosis - Termasuk kategori fisiologis3. Halitofobia Setelah perawatan halitosis masih merasa halitosis
Etiologi
Etiologi fisiologis intra oral• Tidak ada aktifitas makan, selama tidur , saliva
berkurang, aktivitas pipi dan lidah berkurang untuk menghilangkan epitel deskuamasi dan sisa makanan selama tidur halitosis bangun tidur pagi hari hilang setelah menyikat gigi, dan makan meningkatkan aliran saliva dan membantu menyingkirkan sisa makanan
• Kebiasaan bernafas melalui mulut atau mendengkur• Bersifat sementara (temporary halitosis)
lanjutan
• Bertambah sejalan dengan usia krn perubahan metabolisme dalam tubuh
• Akibat makanan dan minuman berbau atau obat-obatan tertentu spt rokok, kopi, alkohol, bawang merah, bawang putih, petai, jengkol, obat anti histamin
• Perokok berat hairy tongue penumpukan sisa makanan dan bau tembakau
Etiologi
Etiologi patologis intra oral 1 - Oral hygiene yang jelek cendrung terjadi
pembusukan sisa makanan di sela gigi oleh bakteri - Bertambah parah dengan pembentukan kalkulus - Letak gigi yang tidak teratur - Karies gigi yang besar/dalam - Resesi gingiva dan pseudopoket pada gigi yg
sedang erupsi - Kelainan lidah spt hairy tongue, fissured tongue
krn merupakan tempat sisa makanan
lanjutan
2. Penyakit jaringan lunak mulut- Proses keganasan nekrosis jaringan Stomatitis
gangrenous dan noma• Lesi-lesi ulseratif yg berhubungan dengan kelainan
darah• Socket bekas ekstraksi gigi yang infeksi (dry socket)
streptokokus anaerob bakteri proteolotik gas H2S dari sulfur yg mengandung asam amino di mulut
• Degenerasi darah di mulut setelah operasi, pencabutan gigi, perdarahan gusi
• Kotoran dibawah bridge atau appliance• Mulut kering
lanjutan
3.Penyakit periodontal
• Ginggivitis (terutama gingivitis nekrosis)
• Periodontitis kronis dg pembentukan saku pembusukan makanan dalam saku, cairan ludah cepat membusuk jaringan nekrotik dan suplai darah berkurang kadar O2 berkurang halitosis
lanjutan
4. Penyakit gigi• Gangren pulpa : hasil fermentasi bakteri
klostridium reaksi metabolisme asam dan gas gangren bau gangren
• Pyorrhoea atau kista dentigerous disertai fistel nanah ke mulut bau nanah
Penyebab ekstra oral
* Starvation ( keadaan kurang makan ) dapat
karena stagnasi oral
* Obat-obatan : - Solvent abuse
- Chloral hydrate
- Nitrat
- Dimethyl sulphoxite
- disulfiram
- agen sitotolsik
Etiologi ekstra oral
* Penyakit sistemik
- Ketosis diabetik : nafas bau aseton
- Sepsis hidung atau benda asing, infeksi
paranasal atau saluran pernafasan; tonsilitis,
bronkhitis, infeksi paru, tumor paru
- Penyakit gastrointestinal : helicobacterpylorii
- Kegagalan hepar
- Gagal ginjal
- Psikogenik atau faktor psikosomatik
halitofobia
PATOGENESIS
*Intra oralPenyebab utama halitosis adalah bakteri anaerob negatif mengkonsumsi makanan dan mengeluarkan kotoranProtein dari sisa makanan, sel-sel epitel yg terkelupas dari mukosa mulut, bakteri yg mati, senyawa protein saliva sumber makanan bakteriProtein dipecah bakteri asam amino senyawa sulfur yi; Volatile Sulfur Compound ( VSCs) tdd : -Hidrogen sulfida (H2S) bau pada telur busuk- Mercaptan bau pada makanan hewan- Sulfur dimetil mercaptan bau di laut
lanjutan
Bakteri juga menghasilkan kotoran lain :- Cadaverin Bau yg berhubungan dg mayat- Putrescin Senyawa yg menyebabkna bau
daging busuk- Isovaleric acid Bau kaki berkeringat
lanjutan
Tempat bakteri yg sering :- Lidah bagian posterior seing ada plak- Lidah dg tekstur bercelah dan berfisur- Ketebalan plak 0,1-0,2 mm lingkungan anaerob - Batas gusi dan interdental Penyakit periodontal :
ANUG, periodontitis ( fusospirocheta)- Gingivitis Produksi VSC meningkat- Karies gigi penimbunan makanan bakteri
PATOGENESIS
* Penyakit sistemik
- Bau aseton : Diabetes
- Gagal ginjal : bau amonia (gas dimetilamin dan
trimetilamin
- Penderita sirosis hepatis : fetor hepatikus dari
gas aliphatic acid, metilmerkaptan, etanetiol dan
dimetil sulfid bau amis (fishy odor)
DIAGNOSIS
• Riwayat pasien• Cara sederhana :
– Bagian posterior lidah dikeruk , dapat dengan menggunakan
sendok
– Menjilat pergelangan tangan bagian belakang (bagian anterior lidah), setelah mengering dicium baunya
– Dental floss yang dilewatkan pada interdental gigi belakang
– Kain atau sapu tangan yang bersih yang diusapkan pada lidah bagian belakang
– Cara Brenning : Ps mengatupkan bibir, menghembuskan nafas melalui hidung, jika tercium bau berarti berasal dari luar mulut dan sebaliknya
DIAGNOSIS
Menggunakan alat
* Metode organoleptic ( Membaui udara yang
keluar )
* Pengukuran gas chromatografi Oral Chroma
* Pengukuran objektif dengan Halimeter
* Tes untuk flora mulut dengan tes BANA
( benzoyl -arginine-naphthyl-amide ) atau
dengan dark field microscopy
* Kemiluminessns
1. Uji organoleptikBersifat subjektif berdasarkan persepsi penguji
yang berpengalaman terhadap aroma nafas subjek.
Skor Kriteria
0 Tidak ada bau mulut/ tdk terdeteksi
1 Ada sedikit bau mulut yang sulit terdeteksi
2 Ada sedikit bau mulut yang mengganggu
3 Bau mulut yang sedang/ benar-benar nyata
4
5
Bau mulut yang sedang msh dpt ditoleransi
Bau mulut yang sangat menyengat, tdk dpt ditoleransi
2. Pengukuran menggunakan gas
kromatografi (GC) • dengan alat yang disebut Oral Chroma atau Refres-101
alat ini bisa mengenali tiga jenis gas VSC seperti hidrogen sulfida, metil mercaptan, dan dimetil sulfida
3. Halimeter
• modifikasi gas kromatografi yang hanya khusus mendeteksi senyawa senyawa sulfur yaitu VSC (Volitile Sulfur Compounds)
• Seseorang dengan VSC > 75ppb(part perbilion) dianggap akan mempunyai masalah bau mulut
4. Tes BANA
• Metode ini dilakukan di Laboratorium dengan mengidentifikasi bakteri yang berperan menghasilkan VSC yaitu pengujian enzim .
• Dapat dideteksi bakteri penyebab penyakit periodontal yang dapat menyebabkan bau mulut yang menghasilkan enzim yg mendegradasi benzoyl-D, L-arginine-naphtylamide (BANA)
Kemiluminessens
• Pada pemeriksaan ini sampel yg mengandung sulfur dicampur dengan senyawa merkuri yang akan menghasilkan fluoressens
PERAWATAN
• Setelah pemeriksaan ditentukan kebutuhan perawata atau treatment need (TN)
• TN-1 : untuk Halitosis fisiologis• TN-1 dan TN-2 : untuk Halitosis oral patologis • TN-1 dan TN-4 : untuk pseudo Halitosis• TN-3 : untuk Halitosis patologis ekstra oral• TN-5 : untuk Halitophobia
KEBUTUHAN TERAPINo. TN Kebutuhan terapi
1 TN-1 Edukasi dan penjelasan tentang halitosis berdasarkan data pemeriksaan
Pasien diminta menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi mencakup bgn interdental secara teratur, membersihkan dorsum lidah, pembersihan plak dan kumur dengan antiseptik oral untuk menyingkirkan bakteri gram negatif penyebab bau
2. TN-2 Mencakup profilaksis oral pd TN-1, pembersihan oral oleh profesional dan pengobatan penyakit oral terutama penyakit periodontal
Kebutuhan terapi
3.
4.
TN-3
TN-4
Merujuk ke bagian penyakit dalam atau spesialis lainny
Memberi penjelasan berdasarkan data, memberi edukasi, menenangkan pasien agar tdk terlalu cemas dan meminta pasien menjaga kebersihan mulut termasuk berkumur dg antiseotik oral utk memberi keyakinan dan percaya diri pada pasien
5. TN-5 Merujuk pada ahli psikologi atau psikiater
PENANGGULANGAN HALITOSIS
Sepuluh langkah untuk mengontrol bau nafas 1. Merawat semua penyebab yang dapat diidentifikasi
(dapat dengan antimikroba) 2. Hindari makanan yang mengeluarkan bau seperti :
bawang, bawang putih dan bumbu 3. Hindari kebiasaan yang memperburuk bau nafas
seperti : alkohol, merokok 4. Makan yang teratur 5. Makan buah segar secara teratur, nenas mempunyai enzim yg membantu membersihkan mulut 6. Sikat gigi setelah makan
lanjutan
7. Menjaga oral hygiene secara teratur dan baik dengan :
- profilaksis
- Sikat gigi
- Flossing
- Kumur dengan klorheksidin, setilpiridinium
atau obat kumur lain 2 kali sehari
lanjutan
8. Jaga mulut tetap selembab mungkin dg menggunakan : permen karet bebas gula, permen diabetik
9. Gunakan preparat penyegar nafas yang sesuai
10. Bila memakai gigi tiruan, buka pada malam hari dalam
hipoklorid atau klorheksidin
2. Penanggulangan
• Edukasi pasien, pendidikan kesehatan mulut• Merawat penyebab ekstra dan intra oral• Menghindari merokok, makanan spt bawang, bawang
putih, durian dan sayuan seperti kubis, bunga kol, lobak• Makan teratur dengan OH yg baik dengan dental
profilaksis, sikat gigi, flossing, pembersihan lidah dg scraper sebelum tidur
• Penggunaan antiseptik oral seperti : klorheksidin, setilpiridinium, triklosan, minyak esensial atau zinc klorid efektif mengurangi bau mulut paling sedikit 3 jam , berupa obat kumur, pasta gigi
lanjutan
• Penggunaan preparat penyegar nafas seperti : chewing gum, mint, cengkeh dll
• Penggunaan obat kumur 2 atau 3 kali sehari paling sedikit selama 30 detik
• Pada kasus yang membandel, dapat menggunakan I minggu metronidazol 200 mg 3 kali sehari menghilangkan infeksi bakteri anaerob yg tidak teridentifikasi
Bahan-bahan anti Halitosis Bahan yg mempunyai kemampuan mengubah
dan menurunkan kadar VSC
• Chlorine dioxide : Dalam obat kumur menjadi aktif pada PH rendah dan asam dg adanya bakteri bahan chlorine mengubah VSC yang berbau menjadi tidak berbau tidak mudah menguap
• Baking soda : dapat membunuh bakteri penyebab bau mulut ( anti mikroba jangka panjang ) dengan H2O2 utk terapi periodontal konservatif
• H2O2 (oksidator) : - daya bakterisidal thd bakteri anaerob dan menghambat metabolisme asam amino menjadi VSC
• Bahan lain : Zn Chloride, Anthium chloride, Thimol, Eucalyptus