good mining practice book adaro indonesia

Upload: ayubpasomba

Post on 01-Jun-2018

636 views

Category:

Documents


90 download

TRANSCRIPT

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    1/142

     

    To be A Leading Indonesian Mining & Energy Group

    Monthly IssuesOf

    Good Mining Practice (GMP) 2010 

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    2/142

     

    BAB IKONTROL ELEVASI(APLIKASI GRADE BOX)

    1.1  Pendahuluan

    1.1.1  TujuanManual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT AdaroIndonesia dan kontraktor dalam membentuk kesejajaran bidangpada front loading   atau front dumping untuk mengarahkanpenggalian maupun penimbunan agar sesuai dengan arah umumpola aliran bidang area kerja.

    1.1.2  Ruang LingkupManual book ini membahas mengenai design/konstruksi,penggunaan dan evaluasi hasil implementasi Grade Box di areakerja PT Adaro Indonesia.

    1.1.3  Definisia.  Grade Box adalah adalah peralatan sederhana yang terdiri

    dari rangkaian besi berbentuk kerangka balok atau kubus

    berwarna putih dan rangkaian tali yang digunakan untukmenunjukkan kesejajaran bidang pada front loading  atau frontdumping. 

    b.  Level Info adalah papan berwarna putih yang menunjukkanelevasi bidang kerja (front loading   atau front dumping ) baikuntuk Elevasi Target (TRG) maupun Elevasi Aktual (ACT).

    c.  Front Loading   adalah area kerja pemuatan batubara atauoverburden oleh excavator  ke dump truck .

    d. 

    Front Dumping   adalah area kerja penumpahan overburden oleh dump truck  ke disposal .

    e.  Elevasi Target (TRG) adalah elevasi design front loading/ frontdumping  yang harus dipenuhi oleh operator.

    f.  Elevasi Aktual (ACT) adalah elevasi aktual dari frontloading/front dumping .

    g.  Grade  (GRD) adalah perbandingan antara beda vertikaldengan jarak horisontal.

    h. 

    Drainage  adalah sistem saluran atau metode untukmengalirkan air permukaan dari satu tempat ke tempat yang

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    3/142

     

    ditentukan dengan cara membuat paritan atau contourdrainage (kemiringan suatu area).

    i.  Undulasi adalah ketidakrataan permukaan tanah yang tidakmengikuti arah umum pola pengaliran bidang.

     j. 

    Deviasi adalah penyimpangan Elevasi Aktual terhadap ElevasiTarget.

    k.  Overcut   adalah pemotongan batubara atau overburden  yangmelebihi dari Elevasi Elevasi.

    l.  Undercut  adalah pemotongan batubara atau overburden yangkurang dari Elevasi Target.

    m.  On grade adalah pemotongan batubara atau overburden yangsudah sesuai dengan design.

    n. 

    Total Station  adalah alat pengukur sudut yang sudahdilengkapi dengan alat pengukur jarak yang bekerja dengansistem elektronis.

    o.  GPS adalah Global Positioning System,  yaitu alat untukmengetahui lokasi/posisi koordinat dengan menggunakansinyal yang diterima dari satelit GPS.

    p.  Form Pengecekan adalah form yang diisi oleh tim Survey,Produksi/Pit Service kontraktor dan PT Adaro Indonesia sesuaidengan tugas dan tanggung-jawabnya.

    1.1.4  Tugas & Tanggung Jawaba.  Mine Survey Section PT Adaro Indonesia bertanggung jawab

    untuk melakukan pengawasan dan verifikasi data hasilpemasangan grade box dan Level Info

    b.  Mine Production Section PT Adaro Indonesia bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan terhadap kesesuaianantara hasil pemotongan batubara dan overburden dengan

    design.c.  Mine Survey Section kontraktor bertanggung jawab untuk

    memasang, memindah dan mengeset posisi benang kontrolpada grade box sehingga grade box siap untuk dijadikanacuan kerja.

    d.  Mine Production/ Pit Services Section kontraktor bertanggung jawab untuk melakukan pekerjaan agar operator alatloading/dozing  membentuk bidang sesuai benang kontrol pada

    grade box.

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    4/142

     

    1.2  Isi

    1.2.1  Design dan Konstruksi Grade BoxGrade box terbuat dari besi dan dicat dengan warna putih dengan

    dimensi sebagai berikut.

    Gambar 1.2.1.1 Dimensi Grade Box

    Grade box dilengkapi dengan benang kontrol. Benang kontroladalah benang dari jenis yang kuat dan diameter maksimal 1 mmyang dipasang melingkar pada kerangka besi sebagai alat bidikuntuk kesejajaran front   dengan target . Berikut adalah carapemasangannya pada grade box:

     

    Pemasangan benang kontrol pada grade box harusdisesuaikan dengan Aktual Elevasi (ACT) dari front loading  atau front dumping   yang tertulis pada Level Info dan sudahdilakukan adjustment  sesuai dengan target pengukuran padamasing-masing alat berat yang sudah disepakati oleh PT Adaro Indonesia.

    Benang Kontrol

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    5/142

     

    Perhitungan adjusment  adalah sebagai berikut.

    Front Loading  (ACT>TRG)

    Tinggi Benang = 1,5 + (TRG – ACT)

    Contoh:

    TRG : 16 / 16

     ACT : 16.2

    GRD : 0%

    Tinggi Benang = 1,5 + (16 – 16,2)

    = 1,3

    Gambar 1.2.1.2 Adjustment Tinggi Benang Untuk Grade Box diFront Loading (ACT>TRG)

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    6/142

     

    Front Loading  (ACT

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    7/142

     

    Front Dumping  (ACT>TRG)

    Tinggi Benang = 1,5 - (TRG – ACT)

    Contoh:

    TRG : 16 / 16

     ACT : 16,2

    GRD : 0%

    Tinggi Benang = 1,5 – (16 – 16,2)

    = 1,7

    Gambar 1.2.1.4 Adjustment Tinggi Benang Untuk Grade Box diFront Dumping (ACT>TRG)

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    8/142

     

    Front Dumping  (ACT

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    9/142

     

      Pengukuran tinggi untuk pemasangan benang kontrol padagrade box harus menggunakan alat survey seperti TS danGPS. Pemasangan benang pada penggalian flat , dilakukandengan alat waterpass. Pada penggalian dengan kemiringan

    tertentu, kesejajaran bidang datar ditentukan dengan alatwaterpass kemudian kemiringan arah penggalian disesuaikandengan kemiringan dari rencana penggalian.

    Gambar 1.2.1.7 TS dan GPS 

     

     Arah kemiringan penggalian (jika melakukan penggaliandengan grade tertentu) harus sesuai dengan arah kemiringanbenang kontrol.

    Gambar 1.2.1.8 Posisi Benang untuk Penggalian dengan Grade Tertentu 

    Untuk grade 8%, benang dinaikkan 8 cm

    Untuk grade -4%, benang diturunkan 4 cm

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    10/142

     

    Grade box juga harus dilengkapi dengan papan Level Info. Levelinfo berisikan informasi mengenai Elevasi Target (TRG), Elevasi Aktual (ACT) dan Grade (GRD). Elevasi Target ditulis denganwarna biru/hitam. Elevasi Aktual dengan warna merah. Grade

    dengan warna hitam. Ukuran tinggi minimal huruf 8 cm dan tulisanharus jelas.

    Gambar 1.2.1.8 Papan Level Info 

    Keterangan:

    TRG : 2 digit pertama adalah target elevasi dari lantai kerja(front ) berdasarkan dari kemampuan unit produksi,

    yaitu kelipatan 2 m, 3 m, 4 m, atau 8 m.2 digit kedua (setelah garis miring) adalah targetelevasi bench dari mining sequence untuk kegiatanproduksi alat tersebut sesuai dengan design (perkelipatan 16 m)

     ACT : angka ini elevasi aktual pada kaki grade box (satuangka dibelakang koma/hingga fraksi desimeter)

    GRD : adalah grade atau kemiringan dari ramp yang akan

    dibentuk jika penggalian merupakan pembentukanramp atau kemiringan dari front loading  untuk menujuelevasi target dari lantai kerja atau 0% jika pekerjaan difront loading/dumping  tersebut flat /datar. 

    1.2.2  Aplikasi Grade BoxSecara umum, aturan yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:  Sisi grade box dengan panjang 1 m harus searah dengan

    penggalian atau penimbunan atau pengecekan benang ketarget stiker di alat-alat berat.

    TRG : 66 / 64 

    ACT : 68.1GRD :  4 %

    40 cm

    60 cm

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    11/142

     

      Pada front loading  yang terlalu sempit (kurang dari 2.5 x lebardump truck ), grade box dapat dipasang dengan jarak lebih dari50 m dan harus dibantu dengan pemasangan patok kontrolelevasi secara kontinu setiap kemajuan penggalian 10 m.

     

    Pada grade box, harus ada form monitoring. Setelah formtersebut di-update  oleh Survey, pengawas wajib melakukankontrol dan mengisi form monitoring minimal 3 x dalam 1 shift(awal, pertengahan, dan akhir). Dengan kontrol seperti inidiharapkan kondisi unstandard   dapat segera dilakukanperbaikan. Form monitoring ini harus ditempatkan secaraaman dan terhindar dari hujan.

    Gambar 1.2.2.1 Form Pengecakan

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    12/142

     

      Pada grade box di front loading , harus ada informasi nama unitloader . Pada grade box di front dumping , selain nama unitloader  juga nama disposal .

    Gambar 1.2.2.2 Informasi Nama Unit Loader

      Pada grade box, harus ada petunjuk cara penggunaan gradebox.

    Gambar 1.2.2.3 Petunjuk Cara Penggunaan Grade Box  

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    13/142

     

      Pemasangan grade box di lapangan harus dikelilingi olehsafety line warna merah-putih untuk mengamankan grade boxdari lalu lintas alat berat.

    Gambar 1.2.2.4 Safety Line di Sekeliling Grade Box  

    Berikut adalah cara pemasangan grade box berdasarkan lokasi.a.  Pemasangan Grade Box di Front Loading

      Pada saat digging pembentukan ramp, benang kontrolgrade box dipasang sesuai dengan kemiringan.

    Gambar 1.2.2.5 Posisi Grade Box Ketika Pembentukan Ramp

      Pada saat elevasi lantai kerja/layer 1 tercapai, dipasang

    patok kontrol elevasi untuk menandakan bahwa digger  harus membentuk lantai kerja yang flat .

    Gambar 1.2.2.6 Pemasangan Patok Kontrol Elevasi

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    14/142

     

      Jika panjang lantai kerja/front loading   sudah mencapai>30 m, maka grade box dipindah ke posisi lantai kerja danbenang grade box disesuaikan dengan elevasi lantaikerja.

    Gambar 1.2.2.7 Posisi Grade Box di Front Loading

    b.  Pemasangan Grade Box di Front Dumping    Grade box dipasang dengan jarak maksimal dari front

    dumping  pada radius 50 m.  Benang grade box disesuaikan dengan target dumping  

    untuk menjaga agar front dumping   sesuai dengan targetelevasi per 12 m.

     

    Patok offset toe line disposal harus dipasang jika ada frontdumping  yang aktif.

    Gambar 1.2.2.8 Grade Box di Front Dumping

    c.  Penggunaan Grade Box  Pengamat berdiri di depan grade box dan menghadap

    lurus ke target dengan jarak maksimal 50 m untuk frontdumping  dan 100 m untuk disposal .

     

    Bandingkan posisi benang kontrol dengan target yangterpasang pada bumper  unit dump truck .

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    15/142

     

      Jika posisi benang sejajar dengan target berarti kondisiongrade.

    Gambar 1.2.2.9 Kondisi Ongrade

      Untuk front loading , jika posisi benang berada di atastarget berarti kondisi overcut .

    Gambar 1.2.2.10 Kondisi Overcut  Jika posisi benang berada di bawah target berarti kondisiundercut.

    Gambar 1.2.2.11 Kondisi Undecut

      Untuk front dumping, jika posisi benang berada di atastarget berarti kondisi underfill .

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    16/142

     Gambar 1.2.2.12 Kondisi Undefill  

    Jika posisi benang berada di bawah target berarti kondisioverfill .

    Gambar 1.2.2.12 Kondisi Overfill

    1.3  Penutup1.3.1  Evaluasi Grade Box

    Implementasi grade box di tambang dievaluasi dengan mengacupada tabel berikut.

    Tabel 1.3.1.1 Evaluasi Implementasi Grade Box

    1.3.2  Referensi  MIHA.WIN.0182.R00 Pemasangan Grade Box dan Level info

    (1 Juli 2010)

    No. SWM.1001.GMP KONTROL ELEVASI (APLIKASI GRADE BOX).R00

    TanggalEfektif

    01 Februari 2010

    PenyusunBanjarsari SetiawanMuhammad Zaim Nur Hidayat

    Penyunting

    Disetujui OlehSuhernomo

    Rommel Lucinda Cruz

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    17/142

     

    BAB IIDRAINAGE

    1.4  Pendahuluan

    1.4.1  TujuanManual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT AdaroIndonesia dan kontraktor dalam membuat sistem drainage sesuaistandard agar mendukung terlaksananya penambangan batubarayang produktif .

    1.4.2  Ruang Lingkup

    Manual book ini membahas mengenai design, pembuatan, danpemeliharaan sistem drainage di area kerja PT Adaro Indonesia.

    1.4.3  Definisia.  Drainage  adalah sistem saluran atau metode untuk

    mengalirkan air permukaan dari satu tempat ke tempat yangdi tentukan dengan cara membuat paritan atau contourdrainage (kemiringan suatu area).

    b.  Grade box adalah rangkaian besi berbentuk kerangka balokberdiri dan dilengkapi dengan rangkaian tali yang digunakansebagai acuan membentuk kesejajaran bidang pada frontloading  atau front dumping. 

    c.  Undulasi adalah ketidakrataan permukaan tanah yang tidakmengikuti arah umum pola pengaliran bidang.

    d.  Front loading   adalah area kerja pemuatan batubara atauoverburden oleh excavator  ke dump truck .

    e.  Front dumping   adalah area kerja penumpahan overburden

    oleh dump truck  ke disposal .f.  Toe line  adalah garis batas bawah dari suatu kemiringan

     jenjang.g.  Crest line  adalah garis batas atas dari suatu kemiringan

     jenjang.h.  Culvert  (gorong-gorong) adalah bangunan fisik yang dibangun

    memotong jalan/galengan/bangunan lain yang berfungsi untukpenyaluran air.

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    18/142

     

    i.  Floor   adalah bagian atas suatu lapisan batubara yangmempunyai kontak langsung dengan lapisan non-batubara,dilihat dari sisi kemiringan lapisan batubara.

     j.  Roof   adalah bagian bawah suatu lapisan batubara yang

    mempunyai kontak langsung dengan lapisan non-batubara,dilihat dari sisi kemiringan lapisan batubara..

    k.  Grade adalah perbandingan antara beda vertikal dengan jarakhorisontal.

    l.  Back slope adalah kemiringan yang dibuat menurun dari crestline  ke toe line  suatu bench  disposal dengan tujuan untukmencegah air mengalir melewati crest line disposal.

    m.  Super elevasi adalah kemiringan jalan ke satu arah, biasanya

    di area tikungan.n.  Catchment area  adalah daerah aliran sungai (DAS), yaitudaerah yang dibatasi oleh punggung - punggunggunung/pegunungan dimana air hujan yang jatuh di daerahtersebut akan mengalir menuju sungai utama pada suatutitik/stasiun yang ditinjau.

    o.  Intensitas curah hujan rencana adalah kedalaman hujan persatuan waktu atau jumlah curah hujan dalam satu satuanwaktu yang direncanakan berdasarkan periode ulang tertentu.

    p. 

    Debit rencana adalah adalah besaran debit yang digunakanuntuk mendimensi bangunan hidraulik (settling pond , gorong-gorong, paritan) dan strukturnya sehingga kerusakan yangditimbulkannya baik langsung maupun tidak langsung tidakboleh terjadi selama besaran debit rencana tidak terlampaui.

    q.  Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh partikelair untuk mengalir dari titik terjauh di dalam DAS sampai titikyang ditinjau.

    r. 

    Sedimentasi adalah endapan material yang dapat menggangualiran dalam sistem drainage. 

    s.  Spoil adalah gundukan material yang terdapat di  pit, disposal  atau jalan tambang yang seharusnya di-loading/dozing. 

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    19/142

     

    1.4.4  Tanggung Jawaba.  Mine Production Section PT Adaro Indonesia bertanggung

     jawab untuk memastikan bahwa kontraktor selalu melakukanpembuatan dan pemeliharaan sistem drainage  yang sesuai

    standard di semua lokasi yang diperlukan.b.  Mine Production Section kontraktor bertanggung jawab untuk

    membuat dan memelihara sistem drainage  yang sesuaistandard di semua lokasi yang diperlukan.

    1.5  IsiDalam dunia pertambangan inti dari pada drainage  adalah menjaga agarkondisi air di pit terkendali sehingga tidak mengganggu proses

    penambangan.Pada umumnya drainage  pada tambang terbuka terbagi menjadi 2, yaitu:  Saluran terbuka (paritan/open channel )

    Saluran terbuka biasanya berupa paritan yang sengaja dibuat untukmengendalikan air yang akan masuk ke pit dan atau dialirkan kesumuran yang sudah disediakan. Saluran terbuka ini biasanya dibuat diarea berikut:-  Di luar area pit dan mengelilingi pit-  Di samping kiri/kanan ramp jalan menuju pit- 

    Di disposal  Untuk dimensi dari paritan ini tergantung dari catchment area  sekitar paritdan debit air yang mengalir ke parit tersebut.

    Gambar 2.2.1 Open Channel

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    20/142

     

      Saluran bawah tanah (gorong-gorong/culvert )Saluran bawah tanah biasanya berupa gorong-gorong/culvert   yangditanam dengan dimensi sesuai debit air yang melewati area tersebut.

    Gambar 2.2.2 Culvert

    Untuk menjaga kelancaran aktifitas penambangan maka drainage  harusmenjadi perhatian di seluruh area tambang, baik itu di pit, disposal , jalan,

    dan bahkan area di luar tambang.

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    21/142

     

    1.5.1  Design Drainage (Paritan dan Gorong – Gorong)a.  Design Paritan

     Ada berbagai macam bentuk penampang paritan. Namun yangakan dibahas di sini adalah bentuk penampang yang sering

    diaplikasikan di area tambang PT Adaro Indonesia yaitubentuk penampang trapesium.

    Gambar 2.2.1.1 Paritan Penampang Trapesium

    Debit paritan (Qp) harus lebih besar dari penjumlahan debitaliran catchment (Qc) dan debit air dari pompa (Qs).

     A IC0,002855cQ    

    Besarnya intensitas curah hujan dihitung berdasarkanpersamaan Mononobe, yaitu:

    32

    t

    24

    24

    24R

    I    

    Keterangan:Qc  = Debit Aliran Catchment (m3/s)C = Koefisien Run-offI = Curah Hujan Rencana Per Hari (mm)

     A = Catchment Area ha

    Keterangan:R24  = Curah Hujan Rencana Per Hari (mm)t = Lama Hu an mm

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    22/142

     

    Sedangkan Qs dihitung dengan rumus berikut:

    PompaDebitPompaLineJumlahsQ    

    Berikut nilai koefisien run-off   atau koefisien limpasanberdasarkan kemiringan dan jenis permukaan.

    Tabel 2.2.1.1 Koefisien Run-off

    Sedangkan debit paritan dihitung dengan rumus berikut.

    B0,5

    GradeParit362

    bm

    1pQ    

    ddZbB    

    Dimana m adalah koefisien kekasaran Manning untuk paritan.

    Tabel 2.2.1.2 Koefisien Manning Untuk Paritan

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    23/142

     

    b.  Design Gorong – GorongSama dengan design paritan, debit gorong-gorong (Qg) haruslebih besar dari penjumlahan debit aliran catchment   (Qc) dandebit air dari pompa (Qs).

    Gambar 2.2.1.2 Penampang Gorong-Gorong

    dπP

    P

    aR

    2

    2

    dπa

    1

    S32

    Rn

    1V

    aVgQ

     

      

     

     

      

     

     

    Berikut koefisien kekasaran Manning untuk gorong-gorong (n).

    Tabel 2.2.1.3 Koefisien Manning Untuk Gorong-Gorong

    Keterangan:Qg  = Debit Gorong-Gorong (m3/s)V = Kecepatan Aliran Gorong-Gorong (m/s)a = Luas Penampang Gorong-Gorong (m2)n = Koefisien Kekasaran ManningR = Jari-Jari Hidrolik (m)S = Kemiringan Dasar Pipa (%)d = Diameter Gorong-Gorong (m)

    P = Keliling Penampang Gorong-Gorong (m)

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    24/142

     

    1.5.2  Pembuatan & Pemeliharaan Drainagea.  Pembuatan & Pemeliharaan Drainage  di Front Loading

    Overburden Dalam pembuatan drainage  di front loading overburden,

    langkah-langkah yang harus diikuti adalah sebagai berikut.  Pastikan ke Strategic Planning Section PT Adaro

    Indonesia bahwa front  penggalian sudah sesuai dengan

    plan yang diajukan.

      Front   penggalian dan pemuatan harus sesuai dengan

    standard.

      Pastikan disetiap front   terdapat grade box, untuk

    membantu pengontrolan arah kemiringan front   danmeminimalisasi undulasi.

      Pastikan arah kemiringan f ront   sudah sesuai dengan

    arah drainage  yang ditetapkan oleh Strategic Planning

    Section PT Adaro Indonesia.

    Gambar 2.2.2.1 Pembuatan Drainage di Toe Line

    Drainage 

     Arah Kemiringan Front  

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    25/142

     

      Buatlah drainage pada sisi toe line , sehingga aliran air

    tidak menyeberang di atas jalan.

    Gambar 2.2.2.2 Pembuatan Drainage di Toe Line

       Apabila aliran air harus diseberangkan, gunakan

    gorong-gorong sehingga tidak merusak jalan.

      Buat sodetan didekat front  penggalian untuk drainage.

    Gambar

     

    Lakukan maintenance berkala pada drainage.Gambar

    b.  Pembuatan & Pemeliharaan Drainage di Front Loading Coal  Dalam pembuatan drainage  di front loading coal , langkah-langkah yang harus diikuti adalah sebagai berikut.  Pastikan front   penggalian sudah sesuai dengan  plan 

    yang diajukan. 

    Pastikan disetiap front   terdapat grade box, untukmembantu pengontrolan arah kemiringan front   danmeminimalisasi undulasi. Arah kemiringan front harussesuai dengan arah drainage  yang ditetapkan oleh

    Strategic Planning Section PT Adaro Indonesia.  Buat drainage  di toe line  sisi floor   atau di toe line  sisi

    roof  batubara dengan alat gali proporsional.

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    26/142

     

    Gambar 2.2.2.3 Pembuatan Drainage di Sisi Floor Batubara

      Pastikan proses penggalian dimulai dari outlet   (hilir)terlebih dahulu mengarah ke posisi inlet  (hulu).

    Gambar    Pastikan coal   yang digali segera di angkut ke ROM

    Stockpile sebagai produk hi-ash.

    c.  Pembuatan & Pemeliharaan Drainage di Jalan TambangDalam pembuatan drainage di jalan tambang, langkah-langkahyang harus diikuti adalah sebagai berikut.  Pastikan lokasi jalan sesuai dengan rencana baik jalur

    maupun elevasinya dan sesuai dengan standar.  Pada jalan belokan atau menikung, buat super elevasi

    atau kemiringan jalan satu arah 1 – 2 %.

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    27/142

     

    Gambar 2.2.1.? Superelevasi

      Pada jalan lurus buat kemiringan jalan dua arah 1-2 %,ke sisi kiri dan sisi kanan sehingga air tidak tergenang.

    Gambar 2.2.2.5 Kemiringan Jalan Dua Arah 

    2% 

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    28/142

     

      Pada ramp  jalan turunan buat paritan di sisi toe line,tempat mengalirnya air sampai titik tertentu dimana airberkumpul untuk diseberangkan.

    Bund WallBund Wall

    Parit

    1 – 2 % 1 – 2 %

    Toe Line

    Bund WallBund Wall

    Parit

    1 – 2 % 1 – 2 %

    Bund WallBund Wall

    Parit

    1 – 2 % 1 – 2 %

    Toe Line

     

    Gambar 2.2.1.? Paritan di Sisi Toe Line Untuk Ramp Turunan

      Sedangkan pada jalan yang datar buatlah paritan dimasing-masing sisi dan buatlah sodetan untukmengalirkan air dari jalan ke dalam paritan.

    Bund WallBund Wall

    Parit Parit

    1 – 2 % 1 – 2 %

    Bund WallBund Wall

    Parit Parit

    1 – 2 % 1 – 2 %

     Gambar 2.2.1.? Paritan di Sisi Toe Line Untuk Ramp Turunan

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    29/142

     

    Gambar 2.2.1.? Sodetan 

     

    Bila air akan diseberangkan pasanglah gorong-gorongsesuai dengan catchment area.

      Lakukan perawatan berkala terhadap paritan, untukmenghindari penyumbatan dari material sedimentasi

      Lakukan perawatan berkala terhadap sodetan agartidak tertutupi spoil .

    Gambar 2.2.1.? Perawatan Paritan 

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    30/142

     

      Berikut contoh drainage jalan yang baik dan buruk.

    Gambar 2.2.1.? Drainase Jalan Jelek  

    Gambar 2.2.1.? Drainase Jalan Baik

    d.  Pembuatan & Pemeliharaan Drainage di Disposal  Dalam pembuatan drainage di disposal , langkah-langkah yangharus diikuti adalah sebagai berikut.  Pastikan ke Strategic Planning Section PT Adaro

    Indonesia bahwa disposal   sesuai dengan  plan  yangsudah ditetapkan

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    31/142

     

      Pastikan terdapat grade box di area disposal   untukmembantu melakukan pengontrolan arah kemiringandisposal .

      Pastikan arah kemiringan disposal  sesuai dengan arah

    drainage  yang sudah ditetapkan. Kemiringan disposal  dibuat maksimal 1%.

      Untuk menghindari aliran air ke bagian crest   disposal ,maka benching   berbentuk back slope  dengankemiringan 1%.

    Gambar 2.2.1.? Back Slope di Disposal  

    Arah & Grade Disposal

    Arah & Grade Back Slope

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    32/142

     

      Untuk mengalirkan air tersebut sampai di kolampenampungan dan mengatasi air dari luar area disposal  maka sekeliling disposal   dibuat paritan sesuai dengancatchment area-nya.

    Gambar 2.2.1.? Paritan di Sekeliling Disposal

    e.  Pembuatan & Pemeliharaan Drainage di Luar Area Tambang

    Dalam pembuatan drainage  di luar area tambang, langkah-langkah yang harus diikuti adalah sebagai berikut.  Pastikan ke Strategic Planning Section PT Adaro

    Indonesia arah drainage  yang direncanakan dan areasudah dilakukan pembebasan.

      Tentukan catchment area dan hitung waktu konsentrasi/waktu yang diperlukan air terjauh untuk berkumpul diparitan.

     

    Buatlah paritan sesuai dengan catchment area  yangditentukan.

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    33/142

     

    Gambar 2.2.1.? Pembuatan Paritan untuk di Luar Area Tambang  

     

    Untuk areal yang melewati permukaan aktif pasanggorong – gorong.

      Lakukan perawatan secara berkala untuk mengurangipenyumbatan karena material sedimentasi.

    1.6  Penutup1.6.1  Evaluasi Implementasi Drainage

    Implementasi Drainage dievaluasi dengan mengacu pada tabel

    berikut.

    Tabel 2.3.1.1 Evaluasi Implementasi Drainage

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    34/142

     

    1.6.2  Referensi  MIHA.WIN.0294.R00 Pembentukan Drainage di Pit (10 Juni

    2010)

     

    MIHA.SOP.0555.R01 Pembuatan Disposal (8 Juni 2010)  MIHA.SOP.0556.R01 Penggalian Batu Bara (8 Juni 2010)  MIHA.SOP.0557.R01 Pembuatan Jalan Di Area Tambang (8

    Juni 2010)  Hidrologo Terapan; Bambang Triatmojo; 2008  Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan; Dr. Ir. Suripin,

    M. Eng; 2004

    No. SWM.1002.GMP DRAINAGE.R00Tanggal Efektif 01 Maret 2010

    Penyusun Auzer NazarudinDeni Irawan

    Penyunting

    Disetujui Oleh SuhernomoRommel Lucinda Cruz

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    35/142

     

    BAB IIIRUN OFF MINE (ROM) MANAGEMENT

    3.1  Pendahuluan

    3.1.1  TujuanManual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT AdaroIndonesia dan kontraktor untuk menentukan standar pembuatandan perawatan Run Off Mine (ROM) batubara sesuai karakteristikbatubara di tambang PT Adaro Indonesia, sehingga mudahdikontrol dengan baik, aman dari resiko kontaminasi, spontaneouscombustion, mengurangi debu atau fine coal dan meredam

    komplain masyarakat akibat pencemaran udara dan air.

    3.1.2  Ruang LingkupManual book ini membahas mengenai design, konstruksi,operasional dan pemeliharaan ROM batubara untuk wilayah PT Adaro Indonesia.

    3.1.3  Definisi

    a. 

    ROM adalah tempat penumpukan batubara dari  pit   sebelumdibawa ke Pelabuhan Kelanis, di tempat ini terjadi prosesrehandling  batubara ke dalam vessel trailer  menggunakan alatloading  seperti excavator  dan wheel loader .

    b.  Base  ROM adalah landasan atau basement   dari ROM yangdiharapkan padat dan tidak menyebabkan terjadinyakontaminasi atau pencemaran pada batubara.

    c.  Drainage  adalah sistem saluran atau metode untukmengalirkan air permukaan dari satu tempat ke tempat yang

    di tentukan dengan cara membuat paritan atau contourdrainage (kemiringan suatu area).

    d.  Bundwall  adalah tanggul pengaman.e.  Fine coal   adalah fragmen batubara (T100,T200,T300 dan

    seam lainnya) yang berukuran kurang dari 2,00 mm.f.  Fine Coal Trap (FCT) adalah tempat atau lokasi pengendapan

    batubara yang masih dapat digunakan, yang ikut hanyut atauterlarut bersama air dari ROM.

    g. 

    Coal Seam Series  adalah klasifikasi batubara berdasarkankualitasnya, misalnya Total Moisture atau Calorific Value.

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    36/142

     

    h.  Grade ROM adalah arah kemiringan base ROM yang menujuke fine coal trap atau tempat tertentu.

    i.  Muster point  adalah tempat berkumpul darurat. j.  Drying pond   adalah tempat mengeringkan fine coal   dari fine

    coal trap sebelum dibawa ke disposal .k.  Coal seam sign board   adalah papan pemberitahuan tempat

    penumpukan batubara per seam.l.  Kontaminasi adalah pencemaran batubara oleh material/bahan

    lainnya yang menyebabkan turunnya kualitas batubara.m.  Channel Radio Sign Board   adalah papan pemberitahuan

    penggunaan channel  radio ROM.n.  FIFO adalah First-In-First-Out , yaitu sistem penjadwalan

    penumpukan dan pengangkutan batubara di ROM.o.  Spontaneous Combustion  adalah batubara yang terbakardengan sendirinya.

    p.  Lux  adalah satuan dari kuat pencahayaan (illumination), yaitukerapatan flux  cahaya yang jatuh pada bidang penerima.

    3.1.4  Tanggung Jawaba.  Mine Hauling Section PT Adaro Indonesia bertanggung jawab

    terhadap pelaksanaan sistem FIFO, fine coal trap, base ROMdan semua operasional di area ROM.

    b.  Quality Control Section PT Adaro Indonesia bertanggung jawab terhadap monitoring kontaminasi, temperatur tumpukan,penempatan batubara berdasarkan seam series.

    c.  Mine Production Section PT Adaro Indonesia bertanggung jawab terhadap hauler  yang mengangkut batubara dari  pit  keROM dan berkoordinasi mengenai semua pekerjaan general diarea ROM.

    d. 

    Mine Production Department Head kontraktor bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan di area ROM.

    3.2  Isi3.2.1  Design and Konstruksi

    a.  Design  Kapasitas ROM ditentukan dengan pedoman sederhana,

    seperti : 7 kali target daily coal hauling .

     

    Design ROM harus meliputi semua unsur seperti: lokasiROM (diusahakan agar tidak banyak proses cut   dan fill ),

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    37/142

     

    ketersediaan akses trailer , tempat penumpukan batubara,fasilitas pendukung, grade ROM, dan area reklamasi.

    Gambar 3.2.1.1 De

    b.  Konstruksi  Base ROM

    Base ROM dibentuk dari material keras seperti mudstone,siltstone  ataupun claystone  pada bagian dasar danlapisan pasir yang terletak di atasnya setelah dikompaksi.Lapisan basement  harus dikompaksi layer per layer (max.20 cm) dengan mengacu pada superposisi di bagiantengah ROM) untuk mencegah rusaknya base  karenaaliran air dan dilalui oleh alat-alat berat (Dump Truck,Excavator, Wheel Dozer , dll). Di atas basement diperlukan

    lapisan batubara (bedding coal ) terkompaksi sebagaicovering  permukaan basement .

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    38/142

     

      Grade ROMPada base  ROM harus memiliki grade antara 1-2%sehingga memiliki arah aliran air dan ditujukan ke arahparitan di sisi tanggulan ROM, yang dialirkan ke Fine Coal

    Trap.

    Gambar 3.2.1.2 Grade ROM

      DrainageDrainage yang dibuat adalah berupa paritan di sisi ROM

    agar air dari ROM tidak langsung keluar, sehingga dapatdi tangkap di fine coal trap.

    Gambar 3.2.1.3 Drainage

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    39/142

     

      BundwallTanggulan/bundwall   harus dibuat sekeliling ROM agarmempermudah pengaturan lalu-lintas alat dan dapatmengendalikan air yang mengalir dari luar tidak masuk ke

    dalam ROM.

      Fine Coal Trap (FCT)Fine Coal Trap  harus dibuat sebelum ROM digunakan,untuk memperkecil loose  batubara dari dalam ROM dan juga mengurangi pencemaran oleh batubara dan sedimenlainnya.

    Gambar 3.2.1.4 Fine Coal Trap

    Dimensi dari FCT harus memenuhi perhitungan sbb.

     

    Dimension =Catchment

    area (ha)x

    30

    mm/dayx

    7

    day/weekx

    10 (for weekly

    maintenance)

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    40/142

     

      Drying PondDrying pond   dibuat di dekat FCT, yang berfungsi untukmengeringkan fine coal   dari FCT sebelum dibuang ditempat pembuangan.

    Gambar 3.2.1.5 Fine Coal Trap

      Coal Seam Sign BoardPapan tanda seam  dibuat di atas tanggul agar terlihat jelas oleh operator HD dan trailer   dan juga mengaturpengelompokan batubara di ROM.

    Gambar 3.2.1.6 Coal Seam Sign Board

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    41/142

     

      PeneranganUntuk operasional malam hari, penerangan yangdiharuskan yaitu minimal 50 lux   di titik dumping   HD dantempat loader  memuat batubara ke trailer .

    Gambar 3.2.1.7 Penerangan di ROM  

      Check Vessel Area dan Sign Board  Harus ada lokasi khusus di ROM untuk pengecekanvessel trailer   sebelum loading   untuk memastikan vessel  bersih dari kontaminasi dan dalam keadaan kosong, tidakada parts yang rusak.

    Gambar 3.2.1.8 Sign Board untuk Check Vessel Area

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    42/142

     

      Channel Radio ROM Sign BoardPapan pemberitahuan yang menginformasikan untukmenggunakan channel radio ROM saat berada di dalamROM yang hurufnya harus jelas terbaca.

    Gambar 3.2.1.9 Sign Board untuk Channel radio ROM

      Muster Point Sign BoardRambu tempat berkumpul darurat harus ada danterpasang di tempat yang aman di sisi ROM.

    Gambar 3.2.1.10 Sign Board untuk Muster Point

    3.2.2  Operationsa.  Pos Checker  & Toilet

    Pos checker  digunakan untuk memantau aktivitas di ROM dandiletakkan di tempat yang aman, serta tidak menggangguaktivitas operasional dari ROM.Untuk mendukung operasional ROM, di dekat ROM juga harusdisediakan toilet.

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    43/142

     

    Gambar 3.2.1.11 Pos Checker & Toilet

    b.  Unit Perapian MuatanUnit perapian muatan berfungsi merapikan muatan trailer  yangtelah di isi oleh loader , agar tidak ada loose/tercecer atautumpah di jalan hauling  serta memaksimalkan muatan dari unittrailer  tersebut.

    Gambar 3.2.1.12 Unit Perapian Muatan

    c.  First In First Out (FIFO)  dan Coal Temperature MonitoringReport & Board  FIFO adalah sistem penjadwalan penumpukan danpengangkutan batubara di ROM, dimana setiap batubara yangmasuk dari tambang ke ROM dikelompokkan, tidak hanyaberdasar seam-nya, tetapi juga berdasarkan pada waktupenumpukan, agar batubara tidak terlalu lama berada di ROM,yang dapat memicu terbakarnya batubara di ROM.

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    44/142

     

    Perlunya dilakukan pemantauan temperatur untukpengawasan suhu tumpukan batubara di ROM. Dimanapenjadwalan FIFO dan pemantauan suhu batubara harusdilaporkan setiap hari oleh pengawas ROM ke Tim Quality

    Control  Adaro.

    Gambar 3.2.1.13 Peta FIFO 

    d. 

    Coal Seam FlagSetiap timbunan batubara di ROM harus memiliki benderapenanda sebagai acuan pengkodean seam di ROM agar tidaktercampur dan memudahkan Tim Quality Control   untukmemonitor kualitas batubara per-seam-nya.

    Gambar 3.2.1.14 Coal Seam Flag

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    45/142

     

    3.2.3  Maintenancea.  Base ROM

    Perawatan base  dilakukan setiap hari oleh grader   untukmenghindari timbulnya undulasi akibat dilalui oleh alat-alat

    berat lainnya dan juga memelihara bedding coal  dengan baiksehingga batubara jauh dari potensi kontaminasi basementmaterial dan mengurangi debu.

    Gambar 3.2.1.15 Maintenance Base ROM

    b.  Grade ROMSaat melakukan perawatan pada base  setiap hari, operatorgrader  harus memastikan grade pada base tetap terjaga padakondisi yang telah ditentukan, yaitu 1-2%.

    c.  DrainageMaintenance  pada saluran drainage dapat dilakukan berkala,misal 1 minggu sekali, bisa tergantung dari cuaca (intensitas

    hujan) yang menyebabkan penyumbatan oleh sedimen disaluran air yang ada, dan harus selalu di pantau setip hari olehpengawas di ROM tersebut.

    d.  Fine Coal Trap (FCT)Maintenace  pada FCT dilakukan berkala agar fungsi utamadari FCT tetap dapat maksimal.

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    46/142

     

    Gambar 3.2.1.16 Maintenance Fine Coal Trap 

    e.  Jadwal Maintenance Penjadwalan maintenance  dilakukan poin per poin di setiapbagian ROM, harus terjadwal dan dilaporkan setiap hari. 

    3.3  Penutup3.3.1  Evaluasi Implementasi ROM Management

    Implementasi ROM Management dievaluasi dengan tabel berikut.

    Tabel 3.3.1.1 Evaluasi Implementasi ROM Management

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    47/142

     

    3.3.2  Referensi  Kep. Menteri Pertambangan No 555.K/26/M.PE/1995  MIHA.SOP.0603.R01 Management ROM (20 Oktober 2008)  MIHA.SOP.0611.R00 Operasional Konstruksi ROM (23

    Oktober 2009)  MIHA.SOP.0608.R00 Pengukuran Temperatur Batubara di

    Stockpile dan Stock ROM (12 Desember 2008)

    No. SWM.1003.GMP ROM MANAGEMENT.R00

    Tanggal Efektif 01 April 2010

    Penyusun Marianus Antimus Buku

    Muhammad Anurian AnjarPenyunting

    Disetujui Oleh SuhernomoRommel Lucinda Cruz

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    48/142

     

    BAB IVSURVEY PEGS (PATOK SURVEY)

    4.1  Pendahuluan

    4.1.1  TujuanManual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT. AdaroIndonesia dan kontraktor dalam pekerjaan pemasangan danpemeliharaan Survey  Pegs (patok survey) di lapangan.

    4.1.2  Ruang LingkupManual book ini membahas mengenai preparasi, implementasi dan

    evaluasi penggunaan patok ( pegs) di area kerja PT AdaroIndonesia

    4.1.3  Definisia.  Patok survey adalah kayu dengan ukuran panjang 5 cm, lebar

    3 cm dan tinggi 80 cm.b.  Batter Pegs adalah papan dengan ukuran panjang 80 cm dan

    lebar 10 cm yang dipasang di permukaan tambang sebagai

    acuan sudut untuk kegiatan penambangan.c. 

    Pita survey adalah pita dengan lebar 3 cm dan warna yg telahdistandarisasi dengan maksud tertentu.

    d.  Total Station  adalah alat pengukur sudut yang sudahdilengkapi dengan alat pengukur jarak yang bekerja dengansistem elektronis.

    e.  GPS - RTK adalah Global Positioning System  –  Real TimeKinematic , yaitu alat untuk mengetahui lokasi/posisi sesuatu.

    f.  Clinometer  adalah alat bantu yang digunakan untuk mengukur

    kemiringan suatu bidang.g.  Crest line  adalah garis batas atas dari suatu kemiringan

     jenjang.h.  Toe line  adalah garis batas bawah dari suatu kemiringan

     jenjang.i.  Pit Limit  adalah batas rencana area yang akan ditambang. j.  Ramp adalah jalur melandai yang dipakai sebagai akses untuk

    unit produksi ataupun non-produksi yang memiliki dimensi

    tertentu yang kemiringannya diukur dengan satuan grade (perbandingan antara beda vertikal dengan jarak horisontal).

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    49/142

     

    k.  Land clearing   adalah pembersihan lahan yang akan ditambang atau lahan yang akan ditimbun.

    l.  Offset  adalah penggeseran patok survey karena kondisi yangbelum sesuai dengan design.

    m. 

    Stake-out design  adalah pengukuran dilapangan untukmemposisikan koordinat sesuai dengan perencanaanpenambangan.

    4.1.4  Tanggung Jawaba.  Mine Survey Section PT Adaro Indonesia bertanggung jawab

    untuk memastikan penyediaan, pemasangan dan pengawasansurvey pegs  yang dilakukan oleh Mine Survey Section

    kontraktor sudah benar.b.  Mine Operations Section PT Adaro Indonesia bertanggung jawab untuk memastikan persiapan lahan dan pembentukanpit dan disposal sesuai dengan panduan survey pegs  yangsudah dipasang.

    c.  Mine Survey Section kontraktor bertanggung jawab untukmenyediakan, memasang dan mengawasi survey pegs.

    d.  Mine Operation Section kontraktor bertanggung jawab untukmelakukan persiapan lahan dan pembentukan pit dan disposalsesuai panduan survey pegs.

    4.2  Isi4.2.1  Alat dan Bahan

    a.  Total Station

    Gambar 4.2.1.1 Salah Satu Jenis Total Station (TPS1200)

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    50/142

     

    Gambar 4.2.1.2 Penggunaan Total Station

    b.  GPS – RTK

    Gambar 4.2.1.3 Salah Satu Jenis GPS – RTK (Trimble5700)

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    51/142

     

    c.  Clinometer

    Gambar 4.2.1.4 Clinometer

    d. 

    Patok & Pita Survey

    Gambar 4.2.1.5 Patok dan Pita Survey

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    52/142

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    53/142

     

    Hijau Hijau Batas Serah Terima Disposal

    Hijau Putih Toe Line Design Disposal

    Merah Merah Mineable Coal

    Merah Putih Digging / Dumping Limit

    Pink Pink Check Elevasi / On Grade

    Pink Orange Kurang Fill

    Pink Putih Over fill

    Pink Hijau Inventory Blasting

    Tabel 4.2.2.1 Kode Pita Survey

    4.2.3  Penggunaan Survey Pegs Sebelum patok dipasang, pastikan area yang akan dipasang patoksesuai design tambang yang dikeluarkan Strategic PlanningSection PT Adaro Indonesia atau kesepakatan yang disetujui olehPT Adaro Indonesia.Pemasangan patok design harus menggunakan alat-alat ukur

    survey (TS dan GPS-RTK) yang disetujui, terkalibrasi dandidaftarkan di Mine Survey Section PT Adaro Indonesia.a.  Pemasangan Acuan Design Pit

      Patok cres tline menggunakan pita berwarna orange padatongkat kayu minimal setinggi 80 cm.

      Jarak antar patok 10 m.  Jarak antar batter peg  20 m.

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    54/142

     

     Act…….?, RL……..?, cut………..? Slope ... ?

    Gambar 4.2.3.1 Jarak Antar Patok & Antar Batterpeg

      Pada bendera orange tanda crest line  ditulis informasisebagai berikut:

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    55/142

     

    Gambar 4.2.3.2 Cara Penulisan di Pita dan Pemasangan Batter Peg  

      Pada patok crest line  dilengkapi dengan patok acuankemiringan slope  menggunakan batter peg   warna putih,dengan ujung-ujungnya warna merah. Papan batter peg  sejajar dengan kemiringan slope  dan jarak papan daritanah adalah 20 cm.

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    56/142

     

      Setiap penurunan per 4 atau 8 m dan seterusnya, designpit harus dikontrol dengan pemasangan patok toe line,saat/ setelah dilakukan sloping .

    Gambar 4.2.3.3Pemasangan Patok “Toe” S aat dilakukan Sloping  

     

    Patok toe line dipasang maksimal setiap 40 m.  Pemasangan acuan kemiringan menggunakan clinometer .  Pada papan batter peg   dituliskan kemiringan slope 

    sebagai acuan kontrol.  Patok  pit limit /crest limit   sebagai batas acuan untuk

    pemotongan pit terluar dipasang menggunakan pitaberwarna orange-hijau dengan jarak antar patok maksimal20 m.

     

    Pemasangan patok menggunakan Total Station untuk pitarea harus berada di titik kontrol yang disetujui dandisiapkan oleh Mine Survey PT Adaro Indonesia.

      Penyimpangan pemasangan terhadap design harusdibuatkan Berita Acara.

    b.  Pemasangan Design Disposal  Patok toe line dipasang dengan pita warna putih dengan

    interval antar patok maksimal 20 m.

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    57/142

     

      Patok toe line  dipasang dengan offset   pada arah masukdisposal.

      Setelah dumping, untuk pembentukan disposal tepatmengenai patok toe line  yang dipasang offset, posisi

    patok toe line diletakkan kembali tepat pada garis toe line sesuai design (patok dengan pita warna putih-hijau)

      Pada pembentukan disposal dengan bench lebih dari 3 m,patok crest line  tidak dipasang. Tetapi elevasi dumpingharus dikontrol agar sesuai dengan rencana elevasisesuai dengan design. Kontrol elevasi dumpingmenggunakan peralatan grade box.

      Survey kontraktor bertanggung jawab atas ketersediaan

    alat kontrol elevasi dumping pada setiap pelaksanaanpembentukan disposal.  Pada posisi crest line  dan toe line  bertemu, dipasang

    patok berwarna orange dan putih dalam satu patok.

    Gambar 4.2.3.3 Patok Toe Line untuk Disposal

    c.  Pemasangan Design Ramp Jalan dan Patok Acuan Drainage  

    Patok as jalan yang dipasang untuk mine haul road  dipasang dengan pita berwarna putih-biru yangbertuliskan informasi sebagai berikut:

     Act…….?, RL……..?, cut………..?,  (akses ramp .....................)

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    58/142

     

    Gambar 4.2.3.4 Patok Survey untuk Jalan

      Patok as/rencana drainage  dipasang dengan pitaberwarna biru-pink yang bertuliskan informasi sebagaiberikut:

    Gambar 4.2.3.5 Patok Survey untuk Drainage 

    d.  Pemasangan Design Area Blasting  Daerah batas blasting  diberi patok dengan warna pita kuning.

    Gambar 4.2.3.6 Pita Area Blasting

     Act…….?, RL……..?, cut………..?, (Drainage ke arah ............) 

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    59/142

     

    Gambar 4.2.3.7 Penulisan di Pita Area Blasting

    e.  Prosedur Offset  Pada pemasangan di posisi topografi original atau pada posisi

    bench yang mengalami overcut  dan undercut  atau ditemukanbahwa elevasi titik stake-out   berbeda dengan titik design,maka posisi patok crest line  harus dilakukan offset  (penggeseran) sesuai dengan prosedur seperti dibawah ini.

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    60/142

     

    Gambar 4.2.3.8 Offset Procedure

    Untuk menentukan nilai b (offset  titik adalah)

     tan

    ab

     

    Untuk memudahkan pencarian nilai offset   patok crest line  diposisi original maka dapat dilihat dalam tabel berikut.

    KemiringanJenjang

    (deg)

    TinggiJenjang

    (m)

     Angle ofRepos(deg)

    Jarak Datar"Slope" (m)

    Nilai Offset(m)

    20 3 35 8.2 2.020 6 38 16.5 4.4

    20 12 45 33.0 10.5

    Tabel. 4.2.3.1 Nilai Offset

    4.2.4  Pemeliharaan Survey PegsSurvey pegs yang sudah dipasang sesuai dengan fungsinya harusselalu dipelihara agar jangan sampai berubah posisinya atau

    bahkan hilang, baik karena kesengajaan maupunketidaksengajaan.Selain itu, survey pegs  juga memiliki potensi menjadi sumberkontaminasi bagi batubara. Terutama ketika pengerjaan penggalianoleh loader . Operator loader  harus hati-hati, jangan sampai survey pegs ikut tergali.

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    61/142

     

    4.3  Penutup4.3.1  Pelanggaran & Evaluasi Implementasi Survey Pegs

    Konsekuensi terhadap tidak adanya pemasangan survey pegs adalah stop operasi untuk area tersebut.

    Untuk evaluasi implementasi survey pegs digunakan tabel berikut.

    Tabel 4.3.1.1 Evaluasi Implementasi Survey Pegs

    4.3.2  Referensi  MIHA.SOP.0638.R00 Pengawasan Survey Pit (1 Januari

    2008)  MIHA.WIN.0077.R00 Pemasangan Patok Design (1 Juni 2009)  MIHA.SOP.0624.R00 Pengukuran Untuk Blasting (1 Januari

    2009)

    No. SWM.1004.GMP SURVEY PEGS.R00

    Tanggal Efektif 01 Mei 2010

    Penyusun Wisnu Adi

    Muhammad Zaim Nur HidayatPenyunting

    Disetujui Oleh SuhernomoRommel Lucinda Cruz

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    62/142

     

    BAB VMINING FACE OVERBURDEN

    1.7  Pendahuluan

    1.7.1  TujuanManual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT AdaroIndonesia dan kontraktor dalam melakukan pekerjaan mining faceoverburden  (OB), yaitu pemotongan OB yang sesuai dengandesign dengan memperhatikan aspek keselamatan, tipe material,equipment   yang digunakan (loader, hauler , dan support ), dimensiarea kerja (front loading ), dan drainage  sehingga target produksidapat tercapai.

    1.7.2  Ruang LingkupManual book ini membahas mengenai tipe material, equipment  yang digunakan, dimensi area kerja (front loading ), dan sistemdrainage dalam pekerjaan mining face OB di area kerja PT AdaroIndonesia.

    1.7.3  Definisia.  Overburden (OB)  adalah lapisan tanah (batuan) yang

    menutupi lapisan batubara.b.  Loader   adalah unit yang digunakan untuk melakukan

    pengupasan OB dan memuatnya ke unit hauler .c.  Hauler   adalah unit yang digunakan untuk mengangkut OB

    hasil pemotongan unit loader  dari front loading  ke disposal.d.  Unit support adalah unit yang melakukan sloping, dozing  dan

    perapian front loading .e.  Front loading   adalah area kerja pemuatan batubara atau

    overburden oleh excavator  ke dump truck .f.  Disposal adalah tempat (areal) pembuangan batuan atau

    tanah penutup lapisan batubara.g.  Drainage  adalah sistem saluran atau metode untuk

    mengalirkan air permukaan dari satu tempat ke tempat yangditentukan dengan cara membuat paritan atau contourdrainage (kemiringan suatu area).

    h.  Grade box adalah adalah rangkaian besi berbentuk kerangka

    balok berdiri dan dilengkapi dengan rangkaian tali yang

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    63/142

     

    digunakan sebagai acuan membentuk kesejajaran bidangpada front loading  atau front dumping  

    1.7.4  Tanggung Jawab

    a. 

    Mine Operatios Section PT Adaro Indonesia bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan terhadap pekerjaanpemotongan overburden  agar sesuai dengan design danmemperhatikan aspek-aspek yang telah ditentukan.

    b.  Mine Operations Section kontraktor bertanggung jawab untukmelakukan pekerjaan pemotongan overburden  denganmengacu pada design dan memperhatikan aspek-aspek yangtelah ditentukan.

    1.8  Isi1.8.1  Tipe Material

    Tipe material atau overburden  yang harus dipotong/digali akanmempengaruhi metode kerja. Berikut klasifikasi metode kerjaberdasarkan tipe material.

    Tipe Material Ketebalan (m) Metode Kerja

    Top Soil 1 – 2 Direct Digging

    Sub Soil 2 – 3 Direct Digging

    Sandstone 0,76 – 44,27 Blasting

    Sandstone & Clay  –  Blasting

    Mudstone 0,6 – 53,71 BlastingTabel 5.2.1.1 Tipe Material dan Metode Kerja

    1.8.2  Equipment  dan Dimensi Front Loading  Equipment yang digunakan dalam pekerjaan mining face OB terdiri

    atas unit loader , unit hauler  dan unit support . Unit loader  digunakanuntuk melakukan pemotongan overburden dan memuatnya ke unithauler . Unit hauler  digunakan untuk mengangkut overburden hasilpemotongan unit loader  dari front loading  ke disposal. Sedangkanunit support   melakukan pekerjaan sloping, dozing   dan perapianfront loading .Jenis loader   dan hauler   yang digunakan akan mempengaruhidimensi front loading . Dimensi front loading  adalah tinggi dan lebar

     jenjang kerja sesuai dengan besar kecilnya alat muat (loader )sehingga operasional dapat berjalan dengan benar dan aman.

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    64/142

     

    Tabel 5.2.2.1 Loader dan Dimensi Kerja

    Secara ideal, lebar bench  untuk operasional shovel   merupakanpenjumlahan dari operating radius, clearance radius  dan safety

    distance dari loader  yang digunakan.

    Gambar 5.2.2.1 Lebar Bench

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    65/142

     

    4.38m 4.00m

    4.00m

    8.00m

    Max digging

    Depth 8.70m

    OHT 777

    Layer 2

    Layer 1

    Liebherr 9250

    Tinggi bench  berkaitan erat dengan produktivitas alat dan faktorsafety .kedalaman yang mampu digali oleh loader .

    Gambar 5.2.2.2 Penggalian Loader Tipe Shovel dan Tipe Backhoe

    Sebagai contoh tinggi bench 4 m, sedangkan maksimumkedalaman penggalian loader 8,70 m.

    Gambar 5.2.2.3 Tinggi Bench dan Maximum Digging Depth

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    66/142

     

    Gambar 5.2.2.4 Kondisi Aktual Pemotongan Overburden dengan LoaderTipe Shovel

    Gambar 5.2.2.4 Kondisi Aktual Pemotongan Overburden dengan Loader

    Tipe Backhoe

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    67/142

     

    1.8.3  Drainage di Front Loading   Arah drainage  bisa memanjang atau melintang (tanda panahmerah. Permukaan front loading   dibuat miring ke arah darinage (tanda panah biru).

    Gambar 5.2.3.1 Arah Drainage di Front Loading  

    1.9  Penutup1.9.1  Evaluasi Implementasi Mining Face OB

    Drainage

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    68/142

     

    1.9.2  Referensi  MIHA.SOP.0558.R01 Pengupasan Tanah Penutup (8 Juni

    2010)

    No. SWM.1005.GMP MINING FACE OB.R00Tanggal Efektif 01 Juni 2010

    Tim Penyusun Banjarsari Setiawan

    Penyunting

    Disetujui Oleh SuhernomoRommel Lucinda Cruz

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    69/142

     

    BAB VIMINING FACE COAL

    1.10 Pendahuluan

    1.10.1  TujuanManual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT AdaroIndonesia dan kontraktor dalam melakukan pekerjaan mining facecoal , yaitu penggalian batubara yang sesuai dengan designdengan memperhatikan aspek keselamatan, seam  batubara,equipment   yang digunakan (loader, hauler , dan support ), dimensiarea kerja (front loading ), dan drainage  sehingga target produksidapat tercapai.

    1.10.2  Ruang LingkupManual book ini membahas mengenai seam batubara, equipment  yang digunakan, dimensi area kerja (front loading ), dan sistemdrainage  dalam pekerjaan mining face  batubara di area kerja PT Adaro Indonesia.

    1.10.3  Definisia.  Batubara (coal) adalahb.

     

    Loader   adalah unit yang digunakan untuk melakukanpenggalian batubara dan memuatnya ke unit hauler .

    c.  Hauler   adalah unit yang digunakan untuk mengangkutbatubara hasil penggalian unit loader   dari front loading   keROM (Run Off Mine).

    d.  Unit support adalah unit yang melakukan sloping, dozing  danperapian front loading .

    e.  Front loading   adalah area kerja pemuatan batubara atau

    overburden oleh excavator  ke dump truck .f.  Disposal adalah tempat (areal) pembuangan batuan atau

    tanah penutup lapisan batubara.g.  Drainage  adalah sistem saluran atau metode untuk

    mengalirkan air permukaan dari satu tempat ke tempat yangditentukan dengan cara membuat paritan atau contourdrainage (kemiringan suatu area).

    h.  Grade box adalah adalah rangkaian besi berbentuk kerangka

    balok berdiri dan dilengkapi dengan rangkaian tali yang

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    70/142

     

    digunakan sebagai acuan membentuk kesejajaran bidangpada front loading  atau front dumping  

    1.10.4  Tanggung Jawab

    a. 

    Mine Production Section PT Adaro Indonesia bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan terhadap pekerjaanpenggalian batubara agar sesuai dengan design danmemperhatikan aspek-aspek yang telah ditentukan.

    b.  Mine Production Section kontraktor bertanggung jawab untukmelakukan pekerjaan penggalian batubara dengan mengacupada design dan memperhatikan aspek-aspek yang telahditentukan.

    1.11 Isi1.11.1  Seam Batubara

    a.  Batubara di Pit TutupanPit Tutupan mempunyai tiga lapisan batubara utama (majorseam), yaitu T100, T200, dan T300. Selain itu, adabeberapa minor seam, yaitu: A, B, C, D, E, F dan G. Ketebalanbatubara mencapai 50 m dan kemiringan lapisan berkisarantara 30° sampai 50°.

    Gambar 6.2.1.1 Cross Section Batubara di Pit TutupanBatubara di Tutupan memiliki spesifikasi sebagai berikut.

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    71/142

     

    TotalMoisture

    Proximate AnalysisTotal

    Sulphure

    CalorificValue(adb)

    HGIInherentMoisture

    VolatileMatter

    FixedCarbon

     Ash

    25.92% 14.42% 42.78% 39.81% 2,43% 0,10% 5.864 49

    Tabel 6.2.1.1 Spesifikasi Batubara Tutupan

    b.  Batubara di Pit WaraPit Wara mempunyai tiga lapisan batubara utama, yaitu W100,W200 dan W300, dengan ketebalan 12 – 14 m dan kemiringan10° sampai 35°.

    Gambar 6.2.1.2 Cross Section Batubara di Pit Wara

    Batubara di Wara memiliki spesifikasi sebagai berikut.

    TotalMoisture

    Proximate AnalysisTotal

    Sulphure

    CalorificValue(adb)

    HGIInherentMoisture

    VolatileMatter

    FixedCarbon

     Ash

    40% 20% 40% 38% 2,0% 0,15% 5.100 60

    Tabel 6.2.1.2 Spesifikasi Batubara Wara

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    72/142

     

    c.  Batubara di Pit ParinginDi pit Paringin saat ini terdapat dua seam  utama yangexposed , yaitu P600 dan P700 dengan ketebalan sampai 38m dan kemiringan 10° sampai 25°.

    Gambar 6.2.1.3 Cross Section Batubara di Pit Paringin

    Batubara di Paringin memiliki spesifikasi sebagai berikut.

    TotalMoisture

    Proximate AnalysisTotal

    SulphureCalorific

    Value (adb)HGIInherent

    MoistureVolatileMatter

    FixedCarbon

     Ash

    23,5% 16,5% 40% 42,5% 1,0% 0,10% 5.900 45

    Tabel 6.2.1.3 Spesifikasi Batubara Wara

    1.11.2  Equipment  dan Dimensi Front Loading  Equipment yang digunakan dalam pekerjaan mining face coalterdiri atas unit loader , unit hauler   dan unit support . Unit loader  digunakan untuk melakukan penggalian batubara dan memuatnya

    ke unit hauler . Unit hauler  digunakan untuk mengangkut batubarahasil pemotongan unit loader   dari front loading   ke ROM.Sedangkan unit support  melakukan pekerjaan sloping, dozing  danperapian front loading .Jenis loader   dan hauler   yang digunakan akan mempengaruhidimensi front loading . Dimensi front loading  adalah tinggi dan lebar jenjang kerja sesuai dengan besar kecilnya alat muat (loader )sehingga operasional dapat berjalan dengan benar dan aman.

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    73/142

     

    Tabel 6.2.2.1 Loader dan Dimensi Kerja

    Secara ideal, lebar bench  untuk operasional shovel   merupakan

    penjumlahan dari operating radius, clearance radius  dan safetydistance dari loader  yang digunakan.

    Gambar 6.2.2.2 Lebar Bench

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    74/142

     

    4.38m 4.00m

    4.00m

    8.00m

    Max digging

    Depth 8.70m

    OHT 777

    Layer 2

    Layer 1

    Liebherr 9250

    Tinggi bench berkaitan erat dengan produktivitas dan faktor safety.kedalaman yang mampu digali oleh loader .

    Gambar 6.2.2.3 Penggalian Loader Tipe Shovel dan Tipe Backhoe

    Sebagai contoh tinggi bench 4 m, sedangkan maksimumkedalaman penggalian loader 8,70 m.

    Gambar 6.2.2.4 Tinggi Bench dan Maximum Digging Depth

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    75/142

     

    Gambar 6.2.2.5 Kondisi Aktual Pemotongan Overburden dengan LoaderTipe Shovel

    Gambar 6.2.2.6 Kondisi Aktual Pemotongan Overburden dengan Loader

    Tipe Backhoe

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    76/142

     

    1.11.3  Drainage di Front Loading   Arah drainage  bisa memanjang atau melintang (tanda panahmerah. Permukaan front loading   dibuat miring ke arah darinage (tanda panah biru).

    Gambar 6.2.3.1 Arah Drainage di Front Loading  

    Drainage

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    77/142

     

    1.11.4  Penggalian BatubaraPenggalian batubara di tambang dapat diilustrasikan sebagaiberikut.

    Gambar 6.2.4.1 Cara Penggalian Batubara

    a.  Persiapan Penggalian Batubara

     

    Pastikan bahwa front loading  telah layak untuk melakukanaktifitas penggalian batubara (coal digging ). Overburden disisi roof   harus sudah lebih rendah dari batubara danbatubara sudah di-expose  dengan bersih. Dilarangmelakukan expose batubara terlau tinggi, yaitu lebih dari4 m.

      Pastikan bahwa unit-unit yang terlibat seperti: excavator ,dump truck  dan alat support lainnya telah dilakukan P2H,

    pembersihan, dan penyemprotan terhadapnya sehingga

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    78/142

     

    layak untuk dipakai termasuk juga label seam yang akandikerjakan.

      Bersihkan spoil-spoil   sebelum melakukan kegiatan coaldigging .

    Gambar 6.2.4.2 Spoil-spoil

      Bentuk pola drainage yang efektif (aliran air terkoordinasidi sisi roof  atau floor ) di sekitar front loading . 

      Hindari aliran air atau lumpur yang masuk ke dalam frontloading   atau batubara exsposed   karena drainage  yang jelek banyak membawa masalah baik dari aspek kualitasmaupun dari aspek produksi. 

     

    Gunakan alat digger /gali sesuai dengan ketebalan seam yang akan digali.

      Gunakan unit khusus ber-tailgate  untuk mengangkutbatubara dan juga label seam batubara yang diangkut.

      Tempatkan operator dan pengawas yang kompeten padafront loading   yang rawan kontaminasi, seperti: kondisibanyak sisipan, struktur geologi yang komplek dan rawanlongsor.

     

    Pastikan batubara yang akan digali sudah di-cleaning  dengan menggunakan excavator  ber-cutting edge.

      Untuk penggalian batubara di malam hari, sediakanpenerangan yang standar untuk menerangi front loading  agar proses penggalian terhindar dari kontaminasi. 

    b.  Pelaksanaan Penggalian Batubara  Lakukan digging  dengan membuat jenjang, setiap jenjang

    minimal 3 m. 

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    79/142

     

      Lakukan penggalian sesuai dengan kemiringan lapisanatau penggalian searah dengan dip pada minor seam. 

      Lakukan proses digging  dari arah roof  ke arah floor  untukseam  batubara yang mengandung sisipan. Hal ini untuk

    menghindari terbentuknya “candi” dan banyaknyabatubara hilang. 

      Hindari digging overcut  hingga interburden floor seam ikutterambil. 

      Sisakan batubara 30 cm dari floor   kemudian golongkanproduk tersebut ke dalam pure product . 

      Lanjutkan penggalian terhadap batubara sisa 30 cm kearah floor   hingga bersih dari batubara, kemudian

    golongkan ke dalam blend product  (Hi-Ash).   Gunakan excavator  kecil untuk digging  batubara tipis atau

    sisa.   Pembuatan channel   dilakukan untuk mengetahui kondisi

    permukaan floor   batubara sehingga akan terhindar dariovercut . 

    Gambar 6.2.4.3 Pembuatan channel

      Sisipan/ parting   berupa material selain batubara yangmempunyai ketebalan kurang dari 10 cm bisa langsung

    dicampur dengan produk batubara dalam proses digging -nya. 

      Koordinasikan dengan pihak engineering   atau pihakblasting   untuk menghindari masuknya flying rock   kebatubara expose/collected . 

      Lakukan selective loading   dengan alat gali yang efektif(PC-200 s/d PC-300) di area batubara yang banyakdidapati splitting clay   atau sisipan-sisipan yang sulit

    teridentifikasi. 

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    80/142

     

      Lakukan cleaning parting atau sisipan denganmenggunakan excavator   kecil, misal: PC-200/PC-300sebelum menggali batubara di bawahnya. 

      Maksimalkan pengambilan dengan cara menempatkan

    pengawas khusus untuk daerah dengan selective loading .   Hindari pengambilan  batubara secara drop cut karena 

    berpotensi terhadap kontaminasi dan loss coal .   Koordinasi dengan pihak QC anda jika akan melakukan

    hal ini.   Gunakan barikade pita atau tanda lain jika menemukan

    kondisi yang berpotensi terhadap kontaminasi danbahaya. 

     

    Hindari penurunan yang tidak seimbang antara OB danbatubara yang akhirnya akan menimbulkan longsoran dibatubara exposed .

      Hindari genangan air di floor   batubara karena akanberpotensi terhadap bahaya longsor.

      Tidak dibenarkan menghasilkan batubara ukuran besar(diameter > 50 cm), hal ini akan mengganggu kinerjacrusher  .

      Lakukan pemecahan batubara besar di ROM serta beriperingatan ke pihak tambang untuk tidak mengulangi halyang sama.

      Hindari salah dumping  akibat tidak efektifnya komunikasidan koordinasi antara operator dan pengawas terutamapada loading kombinasi batubara dan OB.

      Tidak dibenarkan menggunakan batubara produk sebagaibundwall   ataupun barikade air/drainage channel , sebabakan meningkatkan keberadaan ash dan TM di batubara

     product , apalagi terlalu lama (lebih dari satu minggu).  Pada daerah bersisipan dilarang melakukan expose 

    batubara terlalu tinggi (jauh) karena akan menyulitkandalam pemotongan generalisasi sisipannya. 

      Lakukan pencarian dengan metal detector  dan excavator  kecil jika salah satu bagian metal  dari alat berat terlepas difront loading   batubara (misalnya: tooth bucket, pin toothbucket , baut, dll). 

     

    Buat berita acara dari kasus ini agar tidak terulang dikemudian hari. 

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    81/142

     

      Gunakan alat support wheel  dozer  atau loader  untukmerapikan front loading. 

      Lakukan perapian front loading  sebelum ditinggal.  Sebelum meninggalkan front loading  sebaiknya batubara

    yang sudah lose segera di-loading  ke ROM.   Jangan menyisakan batubara di floor , hal ini akan

    berakibat longsor dan terbakarnya batubara.

    1.12 Penutup1.12.1  Evaluasi Implementasi Mining Face Coal

    1.12.2  Referensi 

    MIHA.SOP.0558.R01 Pengupasan Tanah Penutup (8 Juni2010)

    No. SWM.1006.GMP MINING FACE COAL.R00

    Tanggal Efektif 01 Juli 2010

    Tim Penyusun Auzer Nasarudin

    Penyunting

    Disetujui Oleh SuhernomoRommel Lucindo Cruz

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    82/142

     

    BAB VIIDISPOSAL MANAGEMENT

    1.13 Pendahuluan

    1.13.1  TujuanManual book ini berfungsi sebagai panduan bagi PT AdaroIndonesia dan kontraktor dalam melakukan pekerjaanpembentukan disposal  dengan memperhatikan aspek keselamatandan mencakup disain, konstruksi, dan maintenance sehingga targetproduksi dapat tercapai.

    1.13.2  Ruang Lingkup

    Manual book ini membahas mengenai disain, konstruksi, danmaintenance disposal  di area kerja PT Adaro Indonesia.

    1.13.3  Definisia.  Disposal adalah tempat pembuangan / penumpukan

    material penutup lapisan batubara.b.  Disposal   adalah tempat pembuangan / penumpukan

    material tak “dipakai” ( OB, Sub Soil, Dll ).c.  Disposal adalah tempat (areal) pembuangan batuan atau

    tanah penutup lapisan batubara.d.  Disposal   adalah tempat yang dirancang untuk

    menampung material dari proses overburden removal .e.  Bench adalah jenjang yang dibuat untuk menjaga

    kestabilan lerang,yang biasa dibuat dengan tinggi dangrade tertentu.

    f.  Grade adalah perbandingan antara beda vertikal dengan jarak horisontal.

    g. 

    Berm adalah tanggul yang biasanya dibuat permanenuntuk menghilangkan potensi bahaya karena adanyabeda tinggi.

    h.  Single slope adalah kemiringan dari crest   ke toe  padabench.

    i.  Overall slope adalah kemiringan total dari beberapa slope,yaitu dari crest   tertinggi sampai ke toe  yang palingterdalam.

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    83/142

     

     j.  Back slope adalah kemiringan yang dibuat menurun daricrest line ke toe line suatu bench disposal  dengan tujuanuntuk mencegah air mengalir melewati crest line disposal .

    k.  Top soil stock adalah tempat pengumpulan soil   atau

    humus di area tertentu yang nantinya akan digunakanuntuk proses rehabilitasi / reklamasi.

    l.  Drop structure adalah konstruksi yang dibuat berupatangga/teras yang berfungsi untuk mengurangi kecepatanaliran air dan mengurangi erosi pada paritan.

    m.  First layer disposal adalah lapisan/layer  pertama disposal  dari topografi original.

    n.  Windrow adalah tanggul pengaman buangan dump truck  

    yang berfungsi sebagai pembatas atau patokan saatmembuang overburden.o.  Frame adalah bagian terluar dari lapisan pertama

    disposal. p.  Dump man adalah orang yang kompeten untuk

    mengawasi aktifitas operasional di disposal. q.  Unspread dump  adalah buangan dari dump truck   ke

    disposal yang tidak didorong oleh unit support (dozer).r.  Undulasi   adalah ketidakrataan permukaan tanah yang

    tidak mengikuti arah umum pola pengaliran bidang.

    1.13.4  Tanggung Jawaba.  Mine Production Section PT Adaro Indonesia bertanggung

     jawab untuk melakukan pengawasan terhadap pembentukandisposal   agar sesuai dengan design dan memperhatikanaspek-aspek yang telah ditentukan.

    b.  Mine Production Section kontraktor bertanggung jawab untuk

    melakukan pekerjaan pembentukan disposal  dengan mengacupada design  dan memperhatikan aspek-aspek yang telahditentukan.

    1.14 Isi1.14.1  Disposal Design

    a.  KapasitasKapasitas disposal   ditentukan berdasarkan pembagian

    material dari pit, misalnya untuk tahun 2010 dengan design tertentu untuk sisi high wall (HW)l  akan mengeluarkan material

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    84/142

     

    sebanyak 10 juta bcm. Jumlah disposal di sisi HW sebanyak 2disposal , berarti masing-masing harus menampung volume 5 juta bcm, dengan memperkirakan luas dan ketersediaan area.Disposal di-design dengan mengunakan software Minescape.

    Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:  Misal diperlukan disposal  dengan volume x juta bcm.  Buat polygon di area yang telah ditentukan.  Drape terhadap topography  terbaru (end of month)   Pada  polygon  hasil drape, ubah elevasinya dengan

    elevasi terendah.  Lakukan Project  20 dan Offset  24 untuk polygon tersebut  Buat triangle  – nya 

    Intersect triangle terhadap topography    Lakukan triangle volume, untuk mengetahui volumenya

    sudah cukup atau tidak.  Jika itu disposal  final, kemudian breakdown menjadi yearly

    design  berdasarkan scheduling -nya yang mengacu padablock  & strip.

    Gambar 7.2.1.1 Design Disposal pada Minescape 

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    85/142

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    86/142

     

    d.  Sequence

    Gambar 7.2.1.3 sequence disposal

    Faktor-faktor yang mempengaruhi disposal sequence adalah: 

    Kapasitas dari topografi original  Lebar bench (cress – toe)   Tinggi bench   Waktu penimbunan yang diperlukan tiap layer (bench) 

    Dari faktor-faktor tersebut, dapat dibuat sequence  dari suatu disposal  yang berfungsi sebagai estimator untuk mempersiapkan rencanabuangan overburden setiap waktu tertentunya.

    e.  Lokasi Stock Soil, Mud , dan Drop Structure 

    Gambar 7.2.1.4 Lokasi Stock Soil, Mud dan Drop Structure

      Penentuan lokasi untuk stock soil   memperhatikan

    beberapa faktor, yaitu berapa lama soil   tersebut akan

    Mud Location

    Drop Structure

    Stock Top Soil

    Connect W/ Sispal

    Drainage

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    87/142

     

    digunakan, kapasitas stock soil , dan jarak bila soil  tersebutdigunakan meng-cover frame disposal.

      Mud location  digunakan untuk membuang material jelek(material lembek/lumpur) dan bisa juga berupa creek  yang

    ada di disposal , dengan perhitungan bahwa adanya mudlocation  tidak mengakibatkan timbulnya gangguankesttabilan lereng nantinya. Jarak minimal antara frame terluar disposal dengan mud location adalah 100 m.

      Drop structure dibuat untuk mengurangi kecepatan aliranair dan meminimalisir erosi oleh air. Dibuat pada lokasi-lokasi tertentu yang berpotensi memiliki tingkat erositinggi, dengan perhitungan sama dengan menentukan

    luasan dimensi saluran terbuka.

    f.  ReklamasiReklamasi di PT Adaro Indonesia menggunakan beberapa cara, yaitu:metode hydroseeding , metode alat mekanis, metode handseeding  danmetode penanaman pohon.

    Gambar 7.2.1.5 Metode Reklamas

    Metode Hydroseeding Metode Alat Mekanis

    Metode HandseedingMetode Penanaman Pohon

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    88/142

     

    g.  DrainageDrainage sengaja dibuat untuk mengendalikan air yang ada di  pit  ataupun disposal   sehingga dapat terkendali dan tidak menggangguproses penambangan. Pada umumnya drainage pada tambang terbuka

    menggunakan paritan dan gorong-gorong.Untuk dimensi dari paritan ini tergantung dari catchment area  sekitarparit dan debit air yang mengalir ke parit tersebut.Debit paritan (Qp) harus lebih besar dari penjumlahan debit alirancatchment (Qc) dan debit air dari pompa (Qs).

     A IC0,002855cQ    

    Gambar 7.2.1.6 Open Channel

    Dalam pembentukan drainage di disposal , langkah-langkah yang harusdiikuti adalah sebagai berikut.

      Pastikan ke Strategic Planning Section PT Adaro

    Indonesia bahwa disposal  sesuai dengan plan yang sudahditetapkan

      Pastikan terdapat grade box di area disposal   untukmembantu melakukan pengontrolan arah kemiringandisposal .

      Pastikan arah kemiringan disposal   sesuai dengan arahdrainage  yang sudah ditetapkan. Kemiringan disposal  dibuat maksimal 1%.

    Keterangan:Qc  = Debit Aliran Catchment (m3/s)

    C = Koefisien Run-offI = Curah Hujan Rencana Per Hari (mm) A = Catchment Area ha

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    89/142

     

      Untuk menghindari aliran air ke bagian crest   disposal ,maka benching  berbentuk back slope dengan kemiringan1%.

      Untuk mengalirkan air tersebut sampai di kolam

    penampungan dan mengatasi air dari luar area disposal  maka sekeliling disposal   dibuat paritan sesuai dengancatchment area-nya.

    Gambar 7.2.1.7 Saluran Drainage di Disposal

    Posisi SISPAL menyambung dengan system main drainage yang terdapatdi disposal.

    1.14.2  Disposal Construction a.  First Layer Disposal

    First layer disposal   merupakan layer buangan overburden  pertamayang melapisi topografi originl. Sebelum melakukan pembuanganoverburden, harus dilakukan land clearing   terlebih dahulu sehinggatumbuhan dan top soil  tidak tertimbun karena hal ini bisa menyebabkansliding  yang diakibatkan pembusukan pepohonan.

    Gambar 7.2.2.1 First Layer Disposal

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    90/142

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    91/142

     

    f.  Back-SlopePembentukan back-slope  mutlak harus dikerjakan untuk menghindariadanya aliran air mengarah ke crest disposal  yang dapat menyebabkanrobeknya frame disposal   dan dapat mengakibatkan terganggunya

    kesetabilan lereng disposal . Grade dari back-slope adalah antara 1% -2%. 

    Gambar 7.2.2.4 Back-Slope

    g.  Level ControlKontrol elevasi perlu dilakukan untuk menjaga agar pengerjaanoperasional di lapangan tidak berbeda dengan design  yang telahdisetujui dan diperhitungkan oleh engineer, sehingga tidakmempengaruhi sequence pembentukan disposal. 

    Gambar 7.2.2.5 Grade Box  

    h.  Framing  dengan Top Soil  Pelapisan final frame dengan top soil  dimaksudkan untuk mempercepattumbuhnya tanaman yang ditanam (tanaman keras) ataupun

    disiramkan (hydroseeding ) oleh tim reklamasi guna menghindari

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    92/142

     

    terjadinya erosi pada bagian frame  yang dapat mempengaruhikesetabilan lereng itu sendiri. 

    Gambar 7.2.2.6 Framing

    i.  Dumping Sequence BoxDumping sequence box   digambar pada peta dan digunakan sebagaiacuan untuk mengetahui limit atau batas areal dumping  yang diijinkanuntuk sequence saat itu dan memberikan informasi keterkaitan denganpihak-pihak tertentu (environment, waste, survey,dll).

    Gambar 7.2.2.7 Dumping Sequence Box  

     j.  Unit SupportSaat operasional di disposal   berjalan, maintenance bench  dan aksesdisposal   harus kontinyu dilakukan dengan unit-unit support   sepertigrader   untuk menghilangkan undulasi di akses jalan, dozzer   kecil

    (misal: DZ85) untuk spreading top soil   di frame disposal   dan dozzer  sedang atau besar untuk mendorong material overburden. 

    RL 120

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    93/142

     

    Gambar 7.2.2.8 Unit Support  

    k.  Dump-ManDump-man  adalah orang yang kompeten dalam mengawasioperasional pembuangan material di disposal . Dump-man bertanggung jawab atas keselamatan, design  dan produktifitas alat support   dantruck .

    Gambar 7.2.2.9 Dump-Man

    l. 

    Night-Shift OperationOperasional pembuangan material ke disposal  saat shift  malam harusdisertai dengan penerangan yang cukup, dimana pada area dumping point  memiliki minimum pencahayaan adalah 20 lux.Dimana 20 lux memiliki arti :- Tingginya ±7m (harus lebih tinggi dari unit hauling tertinggi)

    - Jumlah lampu  3- Jenis lampu Halogen atau Mercury 1000 - 1500 Watt- Sudut kemiringan 30° - 60°.

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    94/142

     

    l i i ii l l i

    i l i l

     

    i ii i

      i i

    i l i ii i i i i

    l i i il i i .

     

    Grade box dipasang dengan jarak maksimal dari Front Dumppingpada radius 50 meter.

    Benang Grade Box disesuaikan dengan target Dumpinguntuk menjaga agar Front Dumping sesuai dengan targetelevasi per 12 meter 

    Patok OFFSET Toe line Disposal harus dipasang jika ada Front Dumping yang aktif 

     Arah sinar ke obyek yang paling bagus dari atas atau samping, tidakdianjurkan searah atau berlawanan karena menimbulkan silau ataubayangan.

    m.  Dumping  di Atas Lumpur/AirUntuk dumping   di atas lumpur/air yang berpotensi adanyaretakan/patahan pada disposal, diharuskan membuang (dumping ) ±10m dari sisi tebing dan adanya pengawasan terus-menerus selamaaktivitas dumping  di atas lumpur/air berlangsung. 

    Gambar 7.2.2.10 Jarak untuk Dumping di Atas Lumpur/Air  

    1.14.3  Disposal Maintenancea.  Undulating

    Untuk mengatasi undulating , sebelum aktifitas penimbunan dimulai,pastikan grade box sudah terpasang pada area yang ditentukansebagai acuan arah disposal .

    Gambar 7.2.3.1 Penempatan Grade Box di Disposal  

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    95/142

     

    Saat operasional di disposal   berjalan, maintenance bench  dan aksesdisposal   harus kontinyu dilakukan dengan unit-unit support   sepertigrader   untuk menghilangkan undulating   di akses jalan. Dozzer   kecil(misal: DZ85) untuk spreading top soil   di frame disposal   dan dozzer  

    sedang atau besar untuk mendorong material overburden.

    b.  DrainageDrainage Maintenance dilakukan secara berkala. Apabila saluran dalamkeadaan rusak ataupun kritis maka digunakan grader   untukpembentukan cross fall  pada akses jalan disposal , excavator  kecil/longarm  untuk saluran open chanel , dan dozzer   untuk membantupembentukan back slope pada disposal .

    Gambar 7.2.3.1 Penempatan Grade Box di Disposal

    Arah dan grade back slope

    Arah dan grade disposal

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    96/142

     

    1.15 Penutup1.15.1  Evaluasi Implementasi Disposal Management  

    1.15.2  Referensi  MIHA.SOP.0555.R01 Pembuatan Disposal ( 8 Juni 2010 )  MIHA.SOP.0557.R01 Pembuatan Jalan Di Area Tambang (8

    Juni 2010)

      Kepmen 555.K/26/M.PE/1995 

    No. SWM.1007.GMP DISPOSAL MANAGEMENT.R00Tanggal Efektif 01 Agustus 2010

    Tim Penyusun Marianus Antimus BukuMuhammad Anurian Anjar

    Penyunting

    Disetujui Oleh SuhernomoRommel Lucinda Cruz

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    97/142

     

    BAB VIIISUMP MANAGEMENT

    1.16 Pendahuluan

    1.16.1  TujuanManual book   ini berfungsi sebagai panduan bagi PT AdaroIndonesia dan kontraktor dalam melakukan pekerjaan dalamrangkaian aktifitas  sump, yaitu mulai perencanaan, proseskonstruksi dan operasional dengan tetap memperhatikan aspekK3LH.

    1.16.2  Ruang Lingkup

    Manual book   ini membahas mengenai rangkaian aktifitas  sump,yaitu mulai perencanaan, proses konstruksi dan operasionaldengan tetap memperhatikan aspek K3LH di area kerja PT AdaroIndonesia.

    1.16.3  Definisia.  Sump  adalah sumuran atau kolam terbuka tempat

    penampungan air sementara di dalam pit sebelumdilakukan pemompaan ke luar pit.

    b. 

    Catchment Area adalah daerah tangkapan hujan yangdibatasi oleh punggung - punggung gunung/pegunungandimana air hujan yang jatuh di daerah tersebut akanmengalir menuju suatu titik/stasiun yang ditinjau (dalamhal ini sump). 

    c.  Pompa adalah peralatan atau media yang berfungsisebagai penghisap material bersifat cair untukmemindahkannya kesuatu tempat yang telah ditentukan. 

    d. 

    Outlet  pompa adalah tempat keluarnya air dari rangkaianpemompaan.

    e.  Front loading  adalah area kerja pemuatan oleh alat muatke alat angkut.

    f.   Area kerja pemuatan batubara atau overburden  olehexcavator  ke dump truck .

    g.  Drainage  adalah sistem saluran atau metode untukmengalirkan air permukaan dari satu tempat ke tempat

    yang ditentukan dengan cara membuat paritan ataucontour drainage (kemiringan suatu area).

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    98/142

     

    h.  Pipa HDPE  adalah pipa tempat mengalirnya material fluida (cairan) yang terbuat dari bahan  High DensityPolyethyline. 

    i.  Settling Pond adalah sarana pengolahan air tambang agar

    aliran ke aliran masyarakat sesuai baku mutu.

    1.16.4  Tanggung Jawaba.  Mine Plan Section PT Adaro Indonesia bertanggung jawab

    untuk melakukan perhitungan, perencanaan mengenaipenentuan lokasi sump, kebutuhan pompa setiap periode danmelakukan evaluasi.

    b.  Mine Production Section PT Adaro Indonesia bertanggung

     jawab untuk melakukan pengawasan terhadap pekerjaanpembuatan sump agar sesuai dengan design, memastikan danmemperhatikan aspek-aspek yang telah ditentukan.

    c.  Kontraktor bertanggung jawab untuk melakukan pekerjaandengan mengacu pada design, hal yang telah disepakati dantentunya tetap memperhatikan aspek-aspek yang telahditentukan.

    1.17 IsiPada metode penambangan open pit   mempunyai kelemahan,salah satunya adalah terpengaruh oleh cuaca (hujan). Untuk itupembuatan sump sendiri dimaksudkan agar semua air yang jatuhke dalam pit menuju satu titik lokasi yaitu sump,  agar prosespenambangan batubara tetap berjalan baik tanpa terganggugenangan air yang menutupi front   / area kerja. Seperti gambardibawah ini.

    Gambar 8.2.1 Sump di Pit Wara (Area kerja PT RMI)

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    99/142

     

     Adapun tahap – tahap pembuatan sump yaitu :

    1.17.1  PerencanaanPada tahap perencanaan ada beberapa tahap yaitu: pengumpulan,

    olah data (curah hujan, luas catchment dll), perhitungan debit air(surface water & ground water),  pengendapan lumpur di sump,penentuan lokasi sump, dan perhitungan kebutuhan pompa.Hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan sump  adalahsebagai berikut:  Cukup dari segi kapasitas volume air yang di tampung.

    Kapasitas minimum sump  harus mampu menampung 3 kalicurah hujan maksimum tanpa pemompaan)

     

    Posisi pada elevasi terendah  Tidak terganggu dalam waktu yang lama  Diusahakan jarak terhadap outlet  pemompaan pendek karena

    berhubungan dengan kebutuhan pipa HDPE nantinya

    Gambar 8.2.1.1 Design Sump Pit Central (Area Kerja PT BUMA)

    Setelah menentukan lokasi dan design sump, maka selanjutnyamenghitung dan mensimulasikan kebutuhan jumlah pompa yangharus beroperasi pada periode tertentu.Untuk di area PT Adaro Indonesia di tentukan juga elevasi kritisyaitu 2 m dari atas permukaan air maksimum yang ada di sump. Inidimaksudkan agar area kerja tidak sampai tergenang air . Seperti ditunjukan grafik dibawah ini.

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    100/142

     

    Gambar 8.2.1.2 Grafik Critical Leveli vs Actual Level(Sump Pit Wara Area Kerja PT RMI) 

    Selain menghitung dan membuat perencanaan mengenai mainsump, maka perlu juga di buat perencanaan untuk temporarysump. Karena sump temporary   merupakan kunci sukses dalampembuatan main sump.

    1.17.2  Pembuatan Sump 

    Setelah mengetahui hasil perencanaan konstruksi sump  berupalokasi, design (pemasangan menggunakan acuan patok survey),dan volume material (volume lumpur, overburden & batubara) yangharus di pindahkan maka langkah  – langkah dalam pengerjaannyayaitu:a.  Pembuatan Temporary Sump 

     Adapun maksud pembuatan temporary sump  adalahmengalihkan air yang semula terkonsentrasi di main sump 

    menjadi terkonsentrasi di temporary sump agar proses loading  lumpur atau proses konstruksi sump  (pendalaman elevasi)tidak terganggu oleh air. Adapun waktu pembuatan padamusim panas dimana kuantitas air sedikit di pit. Dan tentunyaberada di elevasi terendah, juga harus tetap di pasang pompayang cukup untuk dapat segera mengeringkan air, karenasalah satu fokus pekerjaan pada dry season  adalahpendalaman tambang. Fungsi main sump juga bisa digantikantemporary sump  (lihat gambar 8.2.2.1) apabila main sump 

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    101/142

  • 8/9/2019 Good Mining Practice Book Adaro Indonesia

    102/142

     

    Gambar 8.2.2.3 Metode Loading Lumpur(lokasi sump HW area kerja PT SIS)

    c.  Konstruksi Main Sump BaruKonstruksi main sump  baru di laksanakan pada dry season (quarter III & IV), dengan harapan pada saat musim hujandatang maka sump  sudah siap dan telah sesuai apa yan