gizi buruk
DESCRIPTION
Gizi BurukTRANSCRIPT
Laporan KasusGIZI BURUK KWASHIORKOR
Pembimbing : dr. Ariani Setyaningsih, Sp. A, M. Biomed
LABORATORIUM ILMU KESEHATAN ANAKRSUD KANJURUHAN KEPANJEN KAB. MALANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG2015
Oleh : Dedy Murianto(207.121.0020)
IDENTITAS
Keluhan utama
Pasien datang ke poli anak RSUD Kepanjen atas rujukan PUSKESMAS Gondang Legi dengan keluhan bengkak di seluruh tubuh. Bengkak diketahui ibu pasien pada tanggal 30 agustus 2015. Bengkak bermula pada kedua kaki, beberapa hari kemudian kaki semakin membengkak, bengkak juga muncul pada tangan dan wajah selain itu kulit pasien terlihat pecah-pecah dan mengelupas. Berat badan pasien juga menurun dalam dua bulan (dari 9kg – 6,5kg) walaupun nafsu makan dan minum pasien tidak berkurang. Pasien sering mengalami demam dan diare yang hilang timbul, terakir diare mulai 4 hari sebelum masuk rumah sakit sampai masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluhkan batuk dan pilek.
Bengkak
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Kehamilan & Persalinan ANC di Bidan setiap bulan, Usia kehamilan 9 bulan, selama hamil
ibu pasien tidak pernah menderita penyakit apapun, Riwayat persalinan spontan di bidan. Kondisi bayi saat lahir: Berat badan lahir: 3900 gram Panjang badan: (lupa), Lingkar kepala: (lupa), Langsung menangis: (+), Warna kulit kemerahan: (+), Nilai APGAR: (tidak tahu).
Riwayat Tumbuh Kembang Pertumbuhan dan perkembangan dalam batas normal: tangan dan kaki bergerak aktif, kepala menoleh ke samping kanan dan kiri, bereaksi terhadap suara dan menatap wajah ibu/pengasuh
Riwayat ImunisasiImunisasi wajib : Lengkap sesuai jadwal
PEMERIKSAAN FISIKGeneral: Keadaan umum : Tampak sakit sedang, rewel Kesadaran : Compos Mentis Status Gizi : Baik
Vital Sign Tensi : - Nadi : 115 x/menit, regular, kuat
angkat. RR : 30 x/menit Suhu : 36,1 °C Spo2 : 98%
PEMERIKSAAN FISIKKulit : Warna kuning, pucat (-), berkeringat (-), turgor kulit menurun, kulit kering (+), sianosis (-)Kepala : Bentuk normocephal, rambut tipis,warna merah kecoklatan (rambut jagung) rambut tidak mudah dicabut,kulit kepala kering, mata cowong (-) Mongolian face (-).Mata : Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
mata cowong (-)Telinga : Bentuk normal, sekret (-), pendengaran normalHidung : Nafas cuping hidung (-), sekret (-), Epistaksis (-).Mulut : Bibir kering (-), hiperemi dan mengelupas (-),
bibir cianosis (-), tonsil membesar (-), faring hiperemis (-), mukosa edema (-), tonsil T1/T1.
Leher : Trakea ditengah, pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran kGB colli (-)
ThoraxBentuk : normochest, retraksi (-/-), gerakan simetris kanan kiriPulmo inspeksi: pengembangan dada = kiri
Palpasi: fremitus taktil tidak di lakukanPerkusi: sonor/sonorAuskultasi: vesikuler, Rh Wh
Cor inspeksi: iktus cordis tidak tampak
Palpasi: iktus cordis kuat angkatPerkusi: batas jantung kesan normalAuskultasi: bunyi jantung I-II, murmur (-), gallop(-).
Abdomen Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada, spasme (-) Auskultasi: bising usus (+) normal Perkusi : timpani Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar lien tidak teraba,
Ekstremitas: AH
PEMERIKSAAN FISIK
- -- -- -
- -- -- -
+ ++ +
Pemeriksaan Laboratorium
Gizi Buruk Kwarshiorkor
Diagnosa
MedikamentosaIVFD D5 NS 7 tpmO2 2-3 lpmNebul PZ+Ventolin 1 respul tiap 8 jamInjeksi Cefotaxim 3x500 mg ivInjeksi Ranitidinl 2x20 mg ivP.O Puyer batuk 3x1 pulv (PO) II.9.4 Monitoring Keadaan umumSesakVital Sign dan SPO2
TERAPI
12
TINJAUAN PUSTAKA
KWASHIORKOR
Cicely Williams pada tahun 1933 melukiskan suatu sindrom yang sering
ditemukan pada anak di Ghana. Dimana diduga terdapat defisiensi bahan makanan
yaitu defisiensi protein.
Penyakit ini terdapat pada:Anak dari golongan penduduk yang berpenghasilan
rendah.Pengetahuan yang kurang tentang nilai bahan
makanan. Cara pemeliharaan anak.
PENDAHULUAN
Kwashiorkor adalah suatu bentuk kurang gizi disebabkan oleh
kekurangan protein. Istilah "kwashiorkor" berasal dari kata yang
digunakan di Ghana yang berarti "disease of a baby deposed from the
breast when the next one is born”.
DEFINISI
1. Peranan Diet
2. Peranan Faktor Sosial
3. Peranan Kepadatan Penduduk
4. Peranan Infeksi
5. Peranan Kemiskinan
ETIOLOGI
Pada negara berkembang
Pada area tropik dan subtropik
Kelaparan
Persediaan makanan yang terbatas
Pengetahuan yang kurang
Prevalensi: - Anak-anak dibawah umur 5 tahun (balita)
- Ibu yang sedang mengandung dan
menyusui
EPIDEMIOLOGI
PATOLOGI
Klasifikasi kualitatif Menurut Wellcome Trust
Klasifikasi menurut Waterlow
KLASIFIKASI KEP
Berat Badan (%) Edema
Tidak ada Ada
> 60 %
< 60 %
Gizi Kurang
Marasmus
Kwashiorkor
Marasmus – Kwashiorkor
Kategori Stunting (Tinggi menurut umur) Wasting (Berat menurut tinggi)
0
1
2
3
>95 %
90 – 80 %
80 – 70 %
< 70 %
>90 %
90 -80 %
80 – 70 %
< 70 %
Klasifikasi menurut Jelliffe
Klasifikasi Bengoa
Kategori BB/ U (%)
KEP I
KEPII
KEP III
KEP IV
90 – 80
80 – 70
70 – 60
< 60
Kategori BB/ U (%)
KEP I
KEP II
KEP III
90 -76
75 -61
Semua penderita dengan edema
Klasifikasi Gomez (1956)
Kategori
(Derajat KEP)
BB/ U (%)
0 = Normal
1 = Ringan
2 = Sedang
3 = Berat
< 90 %
89 – 75 %
74 – 60 %
< 60 %
Gejala Klinis/ Laboratoris Angka
Edema
Dermatosis
Edema disertai Dermatosis
Perubahan pada rambut
Hepatomegali
Albumin serum atau protein total serum/ g %
< 1.00 < 3.25
1. – 1.49 3.25 – 3.99
1.50 – 1.99 4.00 – 4.75
2.00 – 2.49 4.75 – 5.49
2.50 – 2.99 5.50 – 6.24
3.00 – 3.49 6.25 – 6.99
3.50 – 3.99 7.00 – 7.74
> 4.00 > 7.75
3
2
6
1
1
7
6
5
4
3
2
1
0
Klasifikasi Kualitatif menurut McLaren, dkk (1967)
1. Gejala terpenting ialah pertumbuhan yang terganggu
2. Perubahan mental
3. Pada sebagian besar penderita ditemukan edema baik ringan maupun yang berat.
4. Gejala gastrointestinal
5. Perubahan rambut sering dijumpai
6. Kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih
mendalam dan lebar
7. Pembesaran hati
8. Anemia ringan
9. Kelainan kimia darah
10. Biopsi hati ditemukan perlemakan
GEJALA
OEDEMA
CRAZY PAVEMENT DERMATOSIS
FLAK SIGN
Defisiensi vitamin A
Tuberculosis paru
Bronkopneumonia
Askariasis
PENYAKIT PENYERTA
KWASHIORKOR MARASMUS
-Edema
-Wajah membulat dan sembab
-Pandangan mata sayu
-Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut
jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok
-Perubahan status mental, apatis, dan rewel
-Pembesaran hati
-Otot mengecil (hipotrofi)
-Kelainan kulit berupa crazy pavement
dermatosis
-Sering disertai : - penyakit infeksi
- anemia
- diare.
-Tampak sangat kurus, tinggal tulang
terbungkus kulit
-Wajah seperti orang tua
-Cengeng, rewel
-Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat
sedikit sampai tidak ada (baggy pant/pakai
celana longgar)
-Perut cekung
-Iga gambang
-Sering disertai penyakit infeksi
- diare kronik atau konstipasi/ susah buang air
PEMERIKSAAN FISIK
Marasmik-Kwashiorkor
Gambaran klinik merupakan campuran dari
beberapa gejala klinik Kwashiorkor dan Marasmus,
dengan BB/U <60% baku median WHO-NCHS
disertai edema yang tidak mencolok.
Pemeriksaan Fisik:
-Pedal edema
-Perut yang buncit
-Rambut rontok
-Gangguan
pertumbuhan
-Depigmentasi kulit
dan dermatitis
-Iritabilitas dan
anoreksia.
Laboratorium:
-Kadar albumin serum
yang rendah
-Kadar globulin yang
normal atau sedikit
meninggi
-Kadar kolesterol serum
merendah
-Uji turbiditas timol
meninggi
-Kekurangan asam amino
-Penurunan kalium
-Natrium dan klorida
meningkat
Penunjang:-Biopsi hati-Radiologi-Pemeriksaan sumsum
tulang
-SADT
DIAGNOSIS
OEDEMA KULIT
Gagal Jantung
Gagal Ginjal
Marasmus Kwashiorkor
Pellagra
DIAGNOSIS BANDING
No FASE STABILISASI TRANSISI REHABILITA
SI
Hari ke 1-2 Hari ke 2-7 Minggu ke-2 Minggu ke 3-7
1 Hipoglikemia -----------------2 Hipotermia -----------------3 Dehidrasi -----------------4 Elektrolit --------------------------------------- -----------------5 Infeksi -------------------- ----------------- -----------------6 Mulai Pemberian makanan -------------------------------------- -----------------
7 Tumbuh kejar (Meningkatkan
Pemberian Makanan)
----------------- ----------------
8 Mikronutrien ------------------Tanpa Fe -------------------------------dengan Fe-------9 Stimulasi ------------------------------------------ -------------------- -----------------10 Tindak lanjut -----------------
Fase dalam Proses Pelayanan KEP
1. Pengobatan atau pencegahan hipoglikemia (kadar gula dalam darah
rendah)
- Hipoglikemia merupakan salah satu penyebab kematian.
- Anak terlihat lemah, suhu tubuh rendah.
- Makanan saring/ cair 2 - 3 jam sekali (sadar).
- Berikan air gula dengan sendok (masih mau minum).
- Berikan infus cairan glukosa dan segera rujuk (gangguan
kesadaran).
SEPULUH LANGKAH UTAMA PADA TATA LAKSANA KEP
BERAT/ GIZI BURUK
2. Pengobatan dan pencegahan hipotermia (suhu tubuh rendah)
Hipotermia ditandai dengan suhu tubuh yang rendah dibawah 360C.
Anak harus dihangatkan:
-Ibu atau orang dewasa lain mendekap anak di dadanya lalu ditutupi selimut
(Metode Kanguru). Perlu dijaga agar anak tetap dapat bernafas.
-Membungkus anak dengan selimut tebal, dan meletakkan lampu didekatnya.
Dilakukan pengukuran suhu anak pada dubur setiap setengah jam sekali.
Suhu normal& stabil tetap bungkus (selimut/ pakaian rangkap)
HIPOTERMI
5. Lakukan Pengobatan dan pencegahan infeksiUMUR
ATAU
BERAT BADAN
KOTRIMOKSASOL
(Trimetoprim + Sulfametoksazol)
Beri 2 kali sehari selama 5 hari
AMOKSISILIN
Beri 3 kali
sehari untuk 5
hari
Tablet dewasa
80 mg
trimetoprim +
400 mg
sulfametoksazol
Tablet Anak
20 mg
trimetoprim +
100 mg
sulfametoksazol
Sirup/5ml
40 mg
trimetoprim +
200 mg
sulfametoksazol
Sirup
125 mg/5 ml
2 sampai 4 bulan
(4 - < 6 kg) ¼ 1 2,5 ml 2,5 ml
4 sampai 12
bulan
(6 - < 10 Kg)
½ 2 5 ml 5 ml
12 bln s/d 5 thn
(10 - < 19 Kg) 1 3 7,5 ml 10 ml
Pantau dan catat :
Jumlah yang diberikan dan sisanya
Banyaknya muntah
Frekwensi buang air besar dan konsistensi tinja
Berat badan (harian)
Selama fase ini diare secara perlahan berkurang pada penderita dengan edema ,
mula-mula berat badannya akan berkurang kemudian berat badan naik
7. Perhatikan masa tumbuh kejar balita (catch- up growth)
Pada fase ini meliputi 2 fase yaitu fase transisi dan fase rehabilitasi :
Fase Transisi (minggu ke 2)
Pemberian makanan diberikan secara perlahan-lahan.
Ganti formula khusus awal (energi 75 Kkal dan protein 0.9-1.0 g per
100 ml) dengan formula khusus lanjutan (energi 100 Kkal dan protein
2.9 gram per 100 ml) dalam jangka waktu 48 jam.
Kemudian naikkan dengan 10 ml setiap kali, sampai hanya sedikit
formula tersisa, biasanya pada saat tercapai jumlah 30 ml/kgbb/kali
pemberian (200 ml/kgbb/hari).
Pemantauan pada fase transisi:
1. Frekuensi nafas
2. Frekuensi denyut nadi
Bila terjadi peningkatan detak nafas > 5 kali/menit dan denyut
nadi > 25 kali /menit dalam pemantauan setiap 4 jam
berturutan, kurangi volume pemberian formula. Setelah
normal kembali, ulangi menaikkan volume seperti di atas.
3.Timbang anak setiap pagi sebelum diberi makan
Pemantauan fase rehabilitasi
Kemajuan dinilai berdasarkan kecepatan pertambahan
badan :
Timbang anak setiap pagi sebelum diberi makan.
Setiap minggu kenaikan bb dihitung.
Baik bila kenaikan bb 50 g/Kg bb/minggu.
Kurang bila kenaikan bb < 50 g/Kg bb/minggu, perlu re-
evaluasi menyeluruh.
TAHAPAN PEMBERIAN DIET
FASE STABILISASI : FORMULA WHO 75 ATAU
PENGGANTI
FASE TRANSISI : FORMULA WHO 75
FORMULA WHO 100 ATAU
PENGGANTI
FASE REHABILITASI : FORMULA WHO 135 (ATAU
PENGGANTI)
MAKANAN KELUARGA
8. Lakukan penanggulangan kekurangan zat gizi mikro
Semua pasien KEP berat/Gizi buruk, mengalami kurang vitamin dan
mineral.
Walaupun anemia biasa terjadi, jangan tergesa-gesa memberikan preparat
besi (Fe) tunggu hingga mau makan& berat badan mulai naik
Berikan setiap hari :
Tambahan multivitamin lain
Bila berat badan mulai naik berikan zat besi dalam bentuk tablet besi folat
atau sirup besi dengan dosis sebagai berikut :
UMUR
DAN
BERAT BADAN
TABLET
BESI/FOLAT
Sulfas ferosus 200 mg
+ 0,25 mg Asam Folat
Berikan 3 kali
sehari
SIRUP BESI
Sulfas ferosus 150 ml
Berikan 3 kali
sehari
6 sampai 12 bulan
(7 - < 10 Kg)
¼ tablet 2,5 ml (1/2 sendok teh)
12 bulan sampai 5
tahun
½ tablet 5 ml (1 sendok teh)
Bila anak diduga menderita kecacingan
berikan Pirantel Pamoat dengan dosis tunggal
sebagai berikut
UMUR ATAU BERAT BADAN PIRANTEL PAMOAT (125mg/tablet)
(DOSIS TUNGGAL)
4 bulan sampai 9 bulan (6-<8 Kg) ½ tablet
9 bulan sampai 1 tahun (8-<10 Kg) ¾ tablet
1 tahun sampai 3 tahun (10-<14 Kg) 1 tablet
3 Tahun sampai 5 tahun (14-<19 Kg) 1 ½ tablet
Vitamin A oral berikan 1 kali dengan dosis
Umur Kapsul Vitamin A Kapsul Vitamin A
200.000 IU 100.000 IU
6 bln sampai 12 bln - 1 kapsul
12 bln sampai 5 Thn 1 kapsul -
9. Berikan stimulasi sensorik dan dukungan emosional
Pada KEP berat/gizi buruk terjadi keterlambatan perkembangan
mental dan perilaku, karenanya berikan :
-Kasih sayang
-Ciptakan lingkungan yang menyenangkan
-Lakukan terapi bermain terstruktur selama 15 – 30 menit/hari
-Rencanakan aktifitas fisik segera setelah sembuh
-Tingkatkan keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain
dsb)
Bila berat badan anak sudah berada di garis warna kuning
anak dapat dirawat di rumah dan dipantau oleh tenaga
kesehatan puskesmas atau bidan di desa.
Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap
dilanjutkan dirumah setelah pasien dipulangkan dan ikuti
pemberian makanan dan aktifitas bermain.
10.Persiapan untuk tindak lanjut di rumah
A.Tingkat Rumah Tangga
Ibu memberikan aneka ragam makanan dalam porsi
kecil dan sering kepada anak sesuai dengan
kebutuhan
Teruskan pemberian ASI sampai anak berusia 2
tahun
TATALAKSANA DIET PADA KEP BERAT/ GIZI BURUK
Timbang berat badan sekali seminggu, bila tidak naik kaji penyebabnya (asupan
gizi tidak adequat, defisiensi zat gizi, infeksi, masalah psikologis).
Bila asupan zat gizi kurang, modifikasi diet sesuai selera.
Bila ada gangguan saluran cerna (diare, kembung,muntah) menunjukkan bahwa
formula tidak sesuai dengan kondisi anak, maka gunakan formula rendah atau bebas
lactosa dan hipoosmolar, misal: susu rendah laktosa, formula tempe yang ditambah
tepung-tepungan.
Kejadian hipoglikemia : beri minum air gula atau makan setiap 2 jam
EVALUASI DAN PEMANTAUAN PEMBERIAN DIET
Merencanakan kunjungan rumah
Merencanakan pemberdayaan keluarga
IV.TINDAK LANJUT
KOMPLIKASI
Noma
Kecacatan Fisik dan Mental yang permanen
Koma
Syok
Semakin muda usia anak mengalami malnutrisi
maka prognosis buruk.
Penanganan secara prognosis baik.
Jika pengobatan tidak diberikan atau terlambat,
kondisi ini bisa mengancam jiwa.
PROGNOSIS
Meningkatkan hasil produksi pertanian
Penyediaan makanan formula yang mengandung tinggi protein
dan tinggi energy untuk anak-anak yang disapih
Memperbaiki infrastruktur pemasaran
Subsidi harga bahan makanan
Pemberian makanan suplamenter
Pendidikan gizi
Pendidikan dan pemeliharaan kesehatan
Tujuan intervensi gizi meliputi:
Peningkatan kapasitas kerja manusia
Peningkatan kesejahteraan rakyat
Pemerataan pendapat yang lebih baik
Diperbaiki dengan: -Terapi dietetik
-Pemberian antibiotika setempat
maupun sistemik
-Membersihkan jaringan-jaringan
yang sudah nekrotis
-Rekonstruksi plastik
Pencegahan terhadap noma
NOMA
Berikan vitamin A oral pada hari 1, 2, 14 ( usia < 6 bulan, 50.000 IU:
usia 6-12 bulan 100.000 IU: anak-anak 200.000 IU). Jika dosis
pertama sudah diberikan, obati pada hari 1 dan 14 saja. Jika mata
menunjukkan tanda-tanda peradangan atau ulserasi, berikan
perawatan tambahan berikut untuk mata yang terkena untuk
mencegah pecahnya kornea dan ekstraksi lensa:
Pencegahan defisiensi vitamin A
Con’t
Tetes mata kloramfenikol atau tetrasiklin, 2-3 jam
selama 7-10 hari
Tetes mata atropine 1 tetes 3 kali sehari selama 3-5 hari
Tutup dengan bantalan mata
Perban mata
Kwashiorkor merupakan gangguan bentuk akut anak malnutrisi protein ditandai
dengan edema, moon face, iritabilitas, anoreksia, ulserasi dermatosis, dan
pembesaran hati dengan infiltrat lemak dimana prevalensinya paling banyak
terdapat pada anak dibawah lima tahun, ibu yang sedang mengandung serta
menyusui dan pada negara berkembang, area tropik serta subtropik (seperti Africa,
Asia dan Amerika Selatan), di area dimana terdapat kelaparan, persediaan makanan
yang terbatas serta pengetahuan yang kurang.
KESIMPULAN
Con’t
Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia
adalah kematian anak usia bawah lima tahun (balita).
Angka kematian balita di negara-negara berkembang
khususnya di Indonesia masih cukup tinggi. Salah
satu penyebab yang menonjol diantaranya karena
keadaan gizi yang kurang baik atau bahkan buruk.
Con’t
Malnutrisi energy protein merupakan masalah gizi yang
multifaktorial, sehingga tindakan pencegahan mengurangi
insiden dan menurunkan angka kematian, maka untuk
mencegah bisa dilakukan beberapa langkah antara lain:
Penyuluhan pada masyarakat mengenai gizi seimbang,
Con’t
Pemantauan tumbuh kembang dan penentuan status gizi secara berkala, Mencari kemungkinan adanya pantangan makanan, Perlunya bahan makanan bergizi baik disamping kuantitas, Mengobati infeksi karena adanya interaksi sinergis antara malnutrisi energy protein dengan infeksi, Mengadakan kerjasama antara pemerintah dengan dinas kesehatan setempat
Con’t
untuk mendidik tenaga-tenaga kesehatan, Melakukan penyuluhan tentang Keluarga Berencana kepada masyarakat, Penyediaan bahan makanan di Puskesmas untuk perbaikan gizi terutama kepada keluarga dengan gizi buruk, Mengadakan kerjasama dengan dinas pertanian untuk mengajari masyarakat cara bercocok tanam.
THANK YOU