gilut (1) fix

Upload: viena-lovina

Post on 07-Jul-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    1/30

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Rongga mulut merupakan tempat hidup bakteri aerob dan anaerob yang

     berjumlah lebih dari 400 ribu spesies bakteri. Ratio antara bakteri aerob dengan

    anaerob berbanding 10:1 sampai 100:1. Organisme-organisme ini merupakan flora

    normal dalam mulut yang terdapat dalam plak gigi, cairan sulkus ginggia, mucus

    membrane, dorsum lidah, salia dan mukosa mulut. !nfeksi odontogen adalah

    infeksi yang berasal dari gigi dapat menyebar secara perkontinuitatum, hematogen

    dan limfogen, yang disebabkan antara lain oleh periodontitis apikalis yang berasal

    dari gigi nekrosis, dan periodontitis marginalis. !nfeksi gigi dapat terjadi melalui

     berbagai jalan: "1# le$at penghantaran yang pathogen yang berasal dari luar 

    mulut% " melalui suatu keseimbangan flora yang endogenus% "'# melalui

    masuknya bakteri ke dalam pulpa gigi yang ital dan steril secara normal. 1,&

    (ebih dari setengah kasus infeksi odontogen yang ditemukan "sekitar 

    )0*# disebabkan oleh bakteri anaerob. Organisme penyebab infeksi odontogen

    yang sering ditemukan pada pemeriksaan kultur adalahalpha-hemolytic

    Streptococcus, Peptostreptococcus, Peptococcus, Eubacterium, Bacteroides

    (Prevotella) melaninogenicus, and Fusobacterium. +erdapat hubungan antara

     penyakit periodontal dan problem medis yang lain, maka penting untuk mencegah

    terjadinya infeksi gigi sedapat mungkin atau mengetahui sedini mungkin

    terjadinya infeksi gigi sehingga dapat dicegah atau diobati. okter gigi dan dokter 

    umum harus $aspada terhadap terjadinya implikasi klinis pada hubungan inter-

    relasi antara infeksi odontogenik dan kondisi medis lain yang dapat berpengaruh

    terhadap pasien yang membutuhkan pera$atan.1',

    eberhasilan klinis pada saat ini merupakan gambaran untuk mengetahui

    etiologi dari infeksi gigi "odontogen#, seleksi yang tepat dari pemberian ariasi

    antimikrobial dalam mencegah dan mara$at infeksi gigi, dan pengaturan akibat

    yang terjadi ketika dihubungkan dengan prosedur pengobatan gigi. Rekomendasi

    didasarkan pada literatur yang mutakhir dan kerentanan mikroorganisme terhadap

    infeksi dalam rongga mulut1,'

    1

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    2/30

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Defiinisi infeksi odontogen

    !nfeksi odontogen adalah infeksi yang berasal dari gigi. enyebabnya

    adalah bakteri yang merupakan flora normal dalam mulut, yaitu bakteri dalam

     plak, dalam sulkus ginggia, dan mukosa mulut. /ang ditemukan terutama bakteri

    kokus aerob gram positif, kokus anaerob gram positif dan batang anaerob gram

    negatie. akteri-bakteri tersebut dapat menyebabkan karies, gingiitis, dan

     periodontitis. ika mencapai jaringan yang lebih yang lebih dalam melalui

    nekrosis pulpa dan pocket periodontal dalam, maka akan terjadi infeksi

    odontogen. 1

    2.2. Etiologi infeksi odontogen

    enyebabnya infeksi odotogen adalah adalah bakteri yang merupakan flora

    normal dalam mulut, yaitu bakteri dalam plak, dalam sulkus ginggia, dan

    mukosa mulut. akteri yang utama ditemukan adalah bakteri kokus aerob gram

     positif, kokus anaerob gram positif dan batang anaerob gram negatie. akteri-

     bakteri tersebut dapat menyebabkan karies, gingiitis, dan periodontitis.&  ika

    mencapai jaringan yang lebih yang lebih dalam melalui nekrosis pulpa dan pocket

     periodontal dalam, maka akan terjadi infeksi odontogen. (ebih dari setengah

    kasus infeksi odontogen yang ditemukan "sekitar )0 *# disebabkan oleh bakteri

    anaerob. Organisme penyebab infeksi odontogen yang sering ditemukan pada

     pemeriksaan kultur adalahalpha-hemolytic Streptococcus, Peptostreptococcus,

     Peptococcus, Eubacterium, Bacteroides (Prevotella) melaninogenicus, and  Fusobacterium. akteri aerob sendiri jarang menyebabkan infeksi odontogen

    "hanya sekitar 2 *#. ila infeksi odontogen disebabkan bakteri aerob, biasanya

    organisme penyebabnya adalah speciesStreptococcus. !nfeksi odontogen banyak 

     juga yang disebabkan oleh infeksi campuran bakteri aerob dan anaerob yaitu

    sekitar '2 *. ada infeksi campuran ini biasanya ditemukan 2-10 organisme pada

     pemeriksaan kultur. '

    2.3. Klasifikasi infeksi odontogen

    2

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    3/30

     erdasarkan tipe infeksinya, infeksi odontogen bisa dibagi menjadi4 :

    1. !nfeksi odontogen lokal 3 terlokalisir, misalnya: bses periodontal akut%

     peri implantitis.

    a. bses periapikal

    bses periapikal sering juga disebut abses dento-aleolar, terjadi di

    daerah periapikal gigi yang sudah mengalami kematian dan terjadi keadaan

    eksaserbasi akut. 5ungkin terjadi segera setelah kerusakan jaringan pulpa

    atau setelah periode laten yang tiba-tiba menjadi infeksi akut dengan gejala

    inflamasi, pembengkakan dan demam. 5ikroba penyebab infeksi umumnya

     berasal dari pulpa, tetapi juga bisa berasal sistemik "bakteremia#.

    6ambar &.1 : bses periapikal

    7umber : $$$.dental-health

     b. bses subperiosteal

    6ejala klinis abses subperiosteal ditandai dengan selulitis jaringan

    lunak mulut dan daerah maksilofasial. embengkakan yang menyebar ke

    ekstra oral, $arna kulit sedikit merah pada daerah gigi penyebab.

    enderita merasakan sakit yang hebat, berdenyut dan dalam serta tidak 

    terlokalisir. ada rahang ba$ah bila berasal dari gigi premolar atau molar 

     pembengkakan dapat meluas dari pipi sampai pinggir mandibula, tetapi

    masih dapat diraba. 6igi penyebab sensitif pada sentuhan atau tekanan.

    3

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    4/30

    6ambar &.& : a. !lustrasi gambar bses subperiosteal dengan lokalisasi di

     daearah lingual

     b. +ampakan linis bses 7ubperiosteal

    7umber : !al S"!ge!#$ 8argiskos 8ragiskos , 6ermany, 7pringer 

    c. bses submukosa

    bses ini disebut juga abses spasium estibular, merupaan

    kelanjutan abses subperiosteal yang kemudian pus berkumpul dan sampai

    diba$ah mukosa setelah periosteum tertembus. Rasa sakit mendadak 

     berkurang, sedangkan pembengkakan bertambah besar. 6ejala lain yaitu

    masih terdapat pembengkakan ekstra oral kadang-kadang disertai

    demam.lipatan mukobukal terangkat, pada palpasi lunak dan fluktuasi

     podotip. ila abses berasal darigigi insisius atas maka sulkus nasolabial

    mendatar, terangatnya sayap hidung dan kadang-kadang pembengkakan

     pelupuk mata ba$ah. elenjar limfe submandibula membesar dan sakit

     pada palpasi. 4,2

    4

    a b

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    5/30

    6ambar &.' : a. !lustrasi gambar bses 7ubmukosa dengan lokalisasi

    didaerah bukal.

     b. +ampakan klinis bses 7ubmukosa

    7umber : !al S"!ge!#$ 8argiskos 8ragiskos , 6ermany, 7pringer 

    d. bses fosa kanina

    8osa kanina sering merupakan tempat infeksi yang bersal dari gigi

    rahang atas pada regio ini terdapat jaringan ikat dan lemak, serta

    memudahkan terjadinya akumulasi cairan jaringan. 6ejala klinis ditandai

    dengan pembengkakan pada muka, kehilangan sulkus nasolabialis dan

    edema pelupuk mata ba$ah sehingga tampak tertutup. ibir atas bengkak,

    seluruh muka terasa sakit disertai kulit yang tegang ber$arna merah.  4,2

    5

    a b

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    6/30

    6ambar &.4 : a. !lustrasi abses 8ossa kanina

     b. +ampakan klinis bses 8ossa kanina

    7umber : !al S"!ge!#$ 8ragiskos 8ragiskos , 6ermany, 7pringer 

    e. bses spasium bukal

    7pasium bukal berada diantara m. masseter ,m. pterigoidus interna

    dan m. usinator. erisi jaringan lemak yang meluas ke atas ke dalam

    diantara otot pengunyah, menutupi fosa retro9ogomatik dan spasium

    infratemporal. bses dapat berasal dari gigi molar kedua atau ketiga

    rahang atas masuk ke dalam spasium bukal.

    6ejala klinis abses ini terbentuk di ba$ah mukosa bukaldan

    menonjol ke arah rongga mulut. ada perabaan tidak jelas ada proses

    supuratif, fluktuasi negatif dan gigi penyebab kadang-kadang tidak jelas.

    5asa infeksi3pus dapat turun ke spasium terdekat lainnya. ada

     pemeriksaan estraoral tampak pembengkakan difus, tidak jelas pada

     perabaan. 4,2

    a b

    6

    a b

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    7/30

    6ambar &.2 : a. !lustrasi gambar memperlihatkan penyebaran abses

    lateral ke muskulus buccinator 

      b. +ampakan linis

    7umber : !al S"!ge!#$ 8ragiskos 8ragiskos , 6ermany, 7pringer 

    f. bses spasium infratemporal

    bses ini jarang terjadi, tetapi bila terjadi sangat berbahaya dan

    sering menimbulkan komplikasi yang fatal. 7pasium infratemporal terletak 

    di ba$ah dataran horisontal arkus-9igomatikus dan bagian lateral di batasi

    oleh ramus mandibula dan bagian dalam oleh m.pterigoid interna. agian

    atas dibatasi oleh m.pterigoid eksternus. 7pasium ini dilalui a.maksilaris

    interna dan n.mandibula,milohioid,lingual,businator dan n.chorda timpani.

    erisi pleksus enus pterigoid dan juga berdekatan dengan pleksus

    faringeal. 4, 

    7

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    8/30

      a

    b

    6ambar &.) : a. !lustrasi gambar penyebaran abses ke rongga

    infratemporal

      b. +ampakan klinis

    7umber : !al S"!ge!#, 8argisos 8ragiskos , 6ermany, 7pringer 

    g. bses spasium submasseter 

    7pasium submasseter berjalan ke ba$ah dan ke depan diantara

    insersi otot masseter bagian superfisialis dan bagian dalam. 7pasium ini

     berupa suatu celah sempit yang berjalan dari tepi depan ramus antara origo

    m.masseter bagian tengah dan permukaan tulang. eatas dan belakang

    antara origo m.masseter bagian tengah dan bagian dalam. isebelah

     belakang dipisahkan dari parotis oleh lapisan tipis lembar fibromuskular.

    !nfeksi pada spasium ini berasal dari gigi molar tiga rahang ba$ah,

     berjalan melalui permukaan lateral ramus ke atas spasium ini.

    6ejala klinis dapat berupa sakit berdenyut diregio ramus mansibula

     bagian dalam, pembengkakan jaringan lunak muka disertai trismus yang

     berjalan cepat, toksik dan delirium. agian posterior ramus mempunyai

    daerah tegangan besar dan sakit pada penekanan. 4,2

      a b

    8

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    9/30

    6ambar &. : a. !lustrasi gambar menunjukkan penyebaran abses ke

    daerah submasseter

     b. +ampakan klinis

    7umber : !al S"!ge!#$ 8ragiskos 8ragiskos , 6ermany, 7pringer 

    h. bses spasium submandibula

    7pasium ini terletak dibagian ba$ah m.mylohioid yang

    memisahkannya dari spasium sublingual. (okasi ini di ba$ah dan medial

     bagian belakang mandibula. ibatasi oleh m.hiooglosus dan m.digastrikus

    dan bagian posterior oleh m.pterigoid eksternus. erisi kelenjar ludah

    submandibula yang meluas ke dalam spasium sublingual. uga berisi

    kelenjar limfe submaksila. ada bagian luar ditutup oleh fasia superfisial

    yang tipis dan ditembus oleh arteri submaksilaris eksterna.

    !nfeksi pada spasium ini dapat berasal dari abses dentoaleolar,

    abses periodontal dan perikoronitis yang berasal dari gigi premolar atau

    molar mandibula. 2,)

      ab

    6ambar &.; : a. !lustrasi gambar penyebaran dari abses ke daerah

    submandibular di ba$ah muskulus mylohyoid

     b. +ampakan klinis

    7umber : !al S"!ge!#$ 8ragiskos 8ragiskos , 6ermany, 7pringer 

    9

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    10/30

    i.bses sublingual

    7pasium sublingual dari garis median oleh fasia yang tebal , teletek 

    diatas m.milohioid dan bagian medial dibatasi oleh m.genioglosus dan

    lateral oleh permukaan lingual mandibula.

    6ejala klinis ditandai dengan pembengkakan daasarr mulut dan lidah

    terangkat, bergerser ke sisi yang normal. elenjar sublingual aan tampak 

    menonjol karena terdesak oleh akumulasi pus di ba$ahnya. enderita akan

    mengalami kesulitan menelen dan terasa sakit. 2.)

      a

    b

    6ambar &.< : a. erkembangan abses di daerah sublingual

     b. embengkakan mukosa pada dasar mulut dan eleasi

    lidah ke arah berla$anan

    7umber : !al s"!ge!#, 8ragiskos 8ragiskos , 6ermany, 7pringer 

     j. bses spasium submental

    7pasium ini terletak diantara m.milohioid dan m.plastima. di

    depannya melintang m.digastrikus, berisi elenjar limfe submental.

    erjalanan abses kebelakang dapat meluas ke spasium mandibula dan

    sebaliknya infesi dapat berasal dari spasium submandibula. 6igi penyebab

     biasanya gigi anterior atau premolar.

    10

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    11/30

    6ejala klinis ditandai dengan selulitis pada regio submental. +ahap

    akhir akan terjadi supuratif dan pada perabaan fluktuatif positif. ada

    npemeriksaan intra oral tidak tampak adanya pembengkakan. adang-

    kadang gusi disekitar gigi penyebab lebih merah dari jaringan sekitarnya.

    ada tahap lanjut infeksi dapat menyebar juga kearah spasium yang

    terdekat terutama kearah belakang. 4,2

    a

    b

    6ambar &.10 : a. !lustrasi penyebaran abses ke daerah submental

     b. +ampakan klinis

    7umber : !al S"!ge!#$ 8ragiskos 8ragiskos , 6ermany, 7pringer 

    k. bses spasium parafaringeal

    7pasium parafaringeal berbentuk konus dengan dasar kepala dan

    apeks bergabung dengan selubung karotid. agian luar dibatasi oleh

    muskulus pterigoid interna dan sebelah dalam oleh muskulus kostriktor.

    sebelah belakang oleh glandula parotis, muskulus preertebalis dan

     prosesus stiloideus serta struktur yang berasal dari prosesus ini.

    ebelakang dari spasium ini merupakan lokasi arteri karotis, ena

     jugularis dan nerus agus, serta sturktur saraf spinal, glosofaringeal,

    simpatik, hipoglosal dan kenjar limfe. !nfeksi pada spasium ini mudah

    menyebar keatas melalui berbagai foramina menuju bagian otak. ejadian

    tersebut dapat menimbulkan abses otak, meningitis atau trombosis sinus.

    11

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    12/30

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    13/30

    ngina (ud$ig?s merupakan suatu selulitis difus yang mengenai

    spasia sublingual, submental dan submandibular bilateral, kadang-kadang

    sampai mengenai spasia pharingeal.

    6ambar &.1& ngina (ud$ig?s yang meluas ke daerah mediastinum

    6ejala klinis dari hlegmon, seperti oedema pada kedua sisidasar mulut,

     berjalan cepat menyebar ke leher hanya dalam beberapa jam, lidah terangkat,

    trismus progressif, konsistensi kenyal @ kaku seperti papan, pembengkakan $arna

    kemerahan, leher kehilangan anatomi normalnya, seringkali disertai

    demam3kenaikkan temperatur tubuh, sakit dan sulit menelan, kadang sampai sulit

     bicara dan bernafas serta stridor. 10,11

    ngina (ud$ig?s memerlukan penangganan sesegera mungkin, berupa:

    rujukan untuk mendapatkan pera$atan rumah sakit, antibiotik intraenous dosis

    tinggi, biasanya untuk terapi a$al digunakan mpisillin dikombinasikan dengan

    metronida9ole, penggantian cairan melalui infus, drainase through and through,

    serta penangganan saluran nafas, seperti endotracheal intubasi atau tracheostomi

     jika diperlukan. 10,11

    2.% &akto!'fakto! #ang (e!)e!an te!*adin#a infeksi+

    faktor-faktor yang berperan sebagai berikut%

    1. Airulensi dan Buantity

    i rongga mulut terdapat bakteri yang bersifat komensalis. pabila

    lingkungan memungkinkan terjadinya inasi, baik oleh flora normal maupun

     bakteri asing, maka akan terjadi perubahan dan bakteri bersifat patogen.

    13

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    14/30

    atogenitas bakteri biasanya berkaitan dengan dua faktor yaitu irulensi dan

    Cuantity. Airulensi berkaitan dengan kualitas dari bakteri seperti daya inasi,

    toksisitas, en9im dan produk-produk lainnya. 7edangkan Buantity adalah

     jumlah dari mikroorganisme yang dapat menginfeksi host dan juga berkaitan

    dengan jumlah faktor-faktor yang bersifat irulen.

    &. ertahanan +ubuh (okal

    ertahanan tubuh lokal memiliki dua komponen. ertama barier anatomi,

     berupa kulit dan mukosa yang utuh, menahan masuknya bakteri ke jaringan di

     ba$ahnya. embukaan pada barier anatomi ini dengan cara insisi poket

     periodontal yang dalam, jaringan pulpa yang nekrosis akan membuka jalan

    masuk bakteri ke jaringan di ba$ahnya. 6igi-gigi dan mukosa yang sehat

    merupakan pertahanan tubuh lokal terhadap infeksi. danya karies dan saku

     periodontal memberikan jalan masuk untuk inasi bakteri serta memberikan

    lingkungan yang mendukung perkembangbiakan jumlah bakteri.

    5ekanisme pertahanan lokal yang kedua adalah populasi bakteri normal

    di dalam mulut, bakteri ini biasanya hidup normal di dalam tubuh host dan

    tidak menyebabkan penyakit. ika kehadiran bateri tersebut berkurang akibat

     penggunaan antibiotik, organisme lainnya dapat menggantikannya dan

     bekerjasama dengan bakteri penyebab infeksi mengakibatkan infeksi yang

    lebih berat.

    '. ertahanan Dumoral

    5ekanisme pertahanan humoral, terdapat pada plasma dan cairan tubuh

    lainnya dan merupakan alat pertahanan terhadap bakteri. ua komponen

    utamanya adalah imunoglobulin dan komplemen. !munoglobulin adalah

    antibodi yang mela$an bakteri yang menginasi dan diikuti proses fagositosisaktif dari leukosit. !munoglobulin diproduksi oleh sel plasma yang merupakan

     perkembangan dari limfosit .+erdapat lima tipe imunoglobulin, 2 * terdiri

    dari !g 6 merupakan pertahanan tubuh terhadap bakteri gram positif. !g

    sejumlah 1& * merupakan imunoglobulin pada kelenjar ludah karena dapat

    ditemukan pada membran mukosa. !g 5 merupakan * dari imunoglobulin

    yang merupakan pertahanan terhadap bakteri gram negatif. !g E terutama

    14

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    15/30

     berperan pada reaksi hipersensitiitas. 8ungsi dari !g sampai saat ini belum

    diketahui.

    omplemen adalah mekanisme pertahanan tubuh humoral lainnya,

    merupakan sekelompok serum yang di produksi di hepar dan harus di aktifkan

    untuk dapat berfungsi. 8ungsi dari komplemen yang penting adalah yang

     pertama dalam proses pengenalan bakteri, peran kedua adalah proses

    kemotaksis oleh polimorfonuklear leukosit yang dari aliran darah ke daerah

    infeksi. etiga adalah proses opsonisasi, untuk membantu mematikan bakteri.

    eempat dilakukan fagositosis. +erakhir membantu munculnya kemampuan

    dari sel darah putih untuk merusak dinding sel bakteri.

    4. ertahanan 7eluler 

    5ekanisme pertahanan seluler berupa sel fagosit dan limfosit. 7el fagosit

    yang berperan dalam proses infeksi adalah leukosit polimorfonuklear. 7el-sel

    ini keluar dari aliran darah dan bermigrasi e daerah inasi bakteri dengan

     proses kemotaksis. 7el-sel ini melakukan respon dengan cepat, tetapi sel-sel ini

    siklus hidupnya pendek, dan hanya dapat melakukan fagositosis pada sebagian

    kecil bakteri. 8ase ini diikuti oleh keluarnya monosit dari aliran darah ke

     jaringan dan disebut sebagai makrofag. 5akrofag berfungsi sebagai

    fagositosis, pembunuh dan menghancurkan bakteri dan siklus hidupnya cukup

    lama dibandingkan leukosit polimorfonuklear. 5onosit biasanya terlihat pada

    infeksi lanjut atau infeksi kronis. omponen yang kedua dari pertahanan

    seluler adalah populasi dari limfosit, seperti telah di sebutkan sebelumnya

    limfosit akan berdifernsiasi menjadi sel plasma dan memproduksi antibodi

    yang spesifik seperti !g 6. (imfosit + berperan pada respon yang spesifik 

    seperti pada re$e%si graft   "penolakan cangkok# dan tumor suveillance"pertahanan terhadap tumor#. 2

     Ta,a)an Infeksi-

    !nfeksi odontogenik umumnya mele$ati tiga tahap sebelum mereka

    menjalani resolusi:

    1. 7elama 1 sampai ' hari - pembengkakan lunak, ringan, lembut, dan

    adonannya konsisten.

    15

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    16/30

    &. ntara 2 sampai hari @ tengahnya mulai melunak dan abses merusak 

    kulit atau mukosa sehingga membuatnya dapat di tekan. us mungkin

    dapat dilihat le$at lapisan epitel, membuatnya berfluktuasi.

    '. khirnya abses pecah, mungkin secara spontan atau setelah

     pembedahan secara drainase. 7elama fase pemecahan, regio yang

    terlibat kokoh3tegas saat dipalpasi disebabkan oleh proses pemisahan

     jaringan dan jaringan bakteri. )

    2.+ Patofisiologi

    !nfeksi odontogen dapat menyebar secara perikontinuitatum, hematogen

    dan limfogen, yang disebabkan antara lain oleh periodontitis apikalis yang berasal

    dari nekrosis dan periodontitis marginalis. !nfeksi gigi dapat terjadi melalui

     berbagai jalan)- :

    - (e$at penghantaran yang patogen yang berasal dari luar mulut- 5elalui suatu keseimbangan flora yang endogenus- 5elalui masuknya bakteri ke dalam pulpa gigi yang ital dan steril secara

    normal

    8okus infeksi dalam rongga mulut)- :

    1. !nfeksi periapikal gigi

    aries gigi atau gigi berlubang yang tidak dira$at atau dibiarkan saja lama

    kelamaan dapat menyebabkan indeksi periapikal. !nfeksi periapikal yang

    kronis dapat menyebabkan terbentuknya granuloma, kista, dan abses

    &. kar gigi yang infeksi

    ika gigi karies dibiarkan begitu saja lama kelamaan gigi rapuh, patah sehingga

    tinggal akar giginya saja. 7ebaiknya sisa akar gigi dicabut, sebabkan jika tidak 

    dapat menyebabkan infeksi kronis.

    '. !nfeksi jaringan periodontal

    +erjadi pada OD yang buruk, yang ditandai dengan gusi mudah berdarah jika

    tersentuh, kemerahan, pendarahan spontan dari gusi, pembengkakan gusi

    sampai dengan kegoyangan gigi.

    4. 6igi yang impaksi

    16

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    17/30

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    18/30

    mengisolasi penyebaran infeksi. Respon jaringan periapikal terhadap iritasi

    tersebut dapat berupa periodontitis apikalis yang supuratif.  

    2.- Tanda dan ge*ala;

    1. danya respon !nflamasi

    Respon tubuh terhadap agen penyebab infeksi adalah inflamasi. ada

    keadaan ini substansi yang beracun dilapisi dan dinetralkan. uga dilakukan

     perbaikan jaringan, proses inflamasi ini cukup kompleks dan dapat

    disimpulkan dalam beberapa tanda :

    . Diperemi yang disebabkan asodilatasi arteri dan kapiler dan peningkatan

     permeabilitas dari enula dengan berkurangnya aliran darah pada ena.

    . eluarnya eksudat yang kaya akan protein plasma, antiobodi dan nutrisi

    dan berkumpulnya leukosit pada sekitar jaringan.

    F. erkurangnya faktor permeabilitas, leukotaksis yang mengikuti migrasi

    leukosit polimorfonuklear dan kemudian monosit pada daerah luka.

    . +erbentuknya jalinan fibrin dari eksudat, yang menempel pada dinding

    lesi.

    &. danya gejala infeksi

    6ejala-gejala tersebut dapat berupa : rubor atau kemerahan terlihat pada

    daerah permukaan infeksi yang merupakan akibat asodilatasi. +umor atau

    edema merupakan pembengkakan daerah infeksi. alor atau panas

    merupakan akibat aliran darah yang relatif hangat dari jaringan yang lebih

    dalam, meningkatnya jumlah aliran darah dan meningkatnya metabolisme.

    olor atau rasa sakit, merupakan akibat rangsangan pada saraf sensorik yang

    di sebabkan oleh pembengkakan atau perluasan infeksi. kibat aksi faktor 

    18

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    19/30

     bebas atau faktor aktif seperti kinin, histamin, metabolit atau bradikinin pada

    akhiran saraf juga dapat menyebabkan rasa sakit. 8ungsio laesa atau

    kehilangan fungsi, seperti misalnya ketidakmampuan mengunyah dan

    kemampuan bernafas yang terhambat. ehilangan fungsi pada daerah

    inflamasi disebabkan oleh faktor mekanis dan reflek inhibisi dari pergerakan

    otot yang disebabkan oleh adanya rasa sakit.

    '. (imphadenopati

    ada infeksi akut, kelenjar limfe membesar, lunak dan sakit. ulit di

    sekitarnya memerah dan jaringan yang berhubungan membengkak. ada infeksi

    kronis perbesaran kelenjar limfe lebih atau kurang keras tergantung derajat

    inflamasi, seringkali tidak lunak dan pembengkakan jaringan di sekitarnya

     biasanya tidak terlihat. (okasi perbesaran kelenjar limfe merupakan daerah

    indikasi terjadinya infeksi. 7upurasi kelenjar terjadi jika organisme penginfeksi

    menembus sistem pertahanan tubuh pada kelenjar menyebabkan reaksi seluler dan

    memproduksi pus. roses ini dapat terjadi secara spontan dan memerlukan insisi

    dan drainase. 

    2.- P!insi) Penanganan infeksi odontogen

    !nsidiensi, kega$atan, setra kematian pada kasus infeksi odontogenik 

    menurun secara drastis )0 tahun belakangan semenjak ditemukannya penicillin

    sebagai terapi pada infeksi odontogenik.

    r. 6uralnick mengaplikasikan prinsip-prinsip penting dari jalan

    keluarnya infeksi yaitu melalui bedah agresif drainase yang disebabkan oleh absesatau selulitis. elakangan ini, r. (arry eterson menjadikan prinsip

     penatalaksanaan infeksi odontogenik menjadi ; langkah yang apabila diikuti

    dengan baik akan menjamin tingginya tingkat pera$atan. ; rinsip tersebut

    adalah,;:

    19

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    20/30

    1. +entukan keparahan infeksi.

    alam menentukan keparahan infeksi dari penderita, dokter $ajib

    memeriksa secara detail ri$ayat serta fisik pasien untuk mengetahui lokasi

    anatomis, progress infeksi serta apakah infeksi ini membahayakan saluran napas.• (okasi natomis

    (okasi spasia leher dan kepala dapat menentukan derajat keparahan dari

    infeksi. 5isalnya% spasia bukal, infra orbital dan periosteal dikategorikan

    dengan tingkat keparahan yang rendah karena infeksi di spasia ini tidak 

    mengganggu saluran nafas.

    &.1 tabel skor keparahan penyakit pada infeksi odontogen

    • rogress !nfeksi

    rogres infeksi dapat kita dapatkan dari anamnesa onset penyakit,

    serta tanda dan gejala yang dikeluhkan pasien. ada tabel dapat

    dilihat :

    +abel &.& +anda dan gejala infection stage

    20

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    21/30

    • 7aluran Hafas

    asus kematian karena infeksi odontogenik paling banyak 

    disebabkan oleh obstruksi saluran napas. adi, dokter harus

    memperhatikan apabila infeksi odonogenik menyebabkan

    gangguan saluran napas. pabila terjadi obstruksi saluran napas

    komplit, penanganan yang dapat dilakukan adalah dengan intubasi

    endotrakeal, trakeatomi. 7edangkan apabila terjadi obstruksi

    saluran nafas inkomplit, yang harus dilakukan adalah dengan

    memosisikan pasien dengan posisi Isniffing? yaitu ke atas dengan

    dagu diangkat.

    &. Ealuasi pertahanan host.

    okter $ajib mengetahui kondisi pasien apakah memiliki penyakit3

    kelainan sistemik atau tidak. enyakit sistemik nantinya akan mengganggu

     bahkan lebih membahayakan pasien, misalnya diabetes, terapi kortikosteroid,

    translantasi organ, malnutrisi dan penderita !7.

    '. +entukan pengaturan pera$atan.

    21

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    22/30

    Gajib diperhatikan pera$atan pada pasien, apakah pasien tersebut dapat

    dira$at jalan atau $ajib dira$at di R7. erikut ini adalah tanda dan gejala yang

    mengindikasikan pasien dira$at di R7:

    +abel &.' indikasi pasien masuk rumah sakit

    4. (akukan pembedahan.7ecara umum, pembedahan untuk inf odontogenik tidak sulit. ertama-

    tama dokter $ajib mengetahui anatomi dari fasia-fasia yang terdapat pada kepala

    dan leher. ika sudah dapat dilakukan suatu insisi kecil. erikut ini lokasi insisi

     pada berbagai fasia:

    .

    6ambar &.1& letak insisi penanganan infeksi odontogenik 

    22

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    23/30

    bses fluktuan dengan dinding yang tertutup, baik abses periodontal

    maupun periapikal, dira$at secara lokal yaitu insisi dan drainase, maka

    anestesi yang dilakukan sebelumnya yaitu pada $aktu sebelum aspirasi

    sudah dianggap cukup untuk melanjutkan tindakan ini. (okasi standar untuk 

    melakukan insisi abses adalah daerah yang paling bebas, yaitu daerah yang

     paling mudah terdrainase dengan memanfaatkan pengaruh graitasi. 7eperti

     pada pembuatan flap, biasanya kesalahan yang sering dilakukan adalah

    membuat insisi yang terlalu kecil. !nsisi yang agak lebih besar 

    mempermudah drainase dan pembukaannya bisa bertahan lebih lama. rain

    yang dipakai adalah suatu selang karet dan di pertahankan pada posisinya

    dengan jahitan. ;

    6ambar &.1& : !lustrasi gambar untuk insisi bses

    7umber : !al S"!ge!#$ 8rgaiskos 8ragiskos , germany, 7pringer 

    23

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    24/30

    6ambar &.1& : !lustrasi gambar setelah dilakukan insisi bses

    7umber : !al S"!ge!#$ 8ragiskos 8ragiskos , germany, 7pringer 

    7etelah dilakukan insisi, dokter dapat melakukan drainase yaitu

    mengeluarkan pus dari area yang terinfeksi, ada & tipe drainase yaitu tipe

    trough-and-trough yang memiliki & path$ay dan ackson ratt.

    2. ukungan medis

    era$atan medis suportif untuk pasien infeksi odontogenik adalah dengan

    memperhatikan asupan nutrisi, memperhatikan hidrasi dan mengontrol gejala

    demamnya.

    ). emilihan terapi antibiotik yang tepat.

    ntibiotik yang biasa digunakan pada infeksi odontogenik, lebih tepatnya

    kita harus memberikan antibiotik dengan tepat pada sasaran mikrobiologi yang

    dituju.

    24

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    25/30

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    26/30

    Clin#!m&cin (150 – 300 mgq8h

    10 mg / kg q8h

    Amoxicillin /cl!l!n!'e

    875 mg q12h 45 mg /kg q12h

    e'%oni#!)ole l 1o 'he olloing (

    250 mg q6h o%500 mg q12h

    75 mg / kg q6h o% 15mg / kg q12h

    Penicillin VK250 – 500 mgq6h

    50 mg /kg

    o% Amoxicillin 500 mg q8h 15 mg /kg q8h

    o% $%&'h%om&cin ( 250 mg q6h 10 mg / kg q8h

    . 5engadministrasikan antibiotik dengan benar.

    Rute pemberian atau administrasi dari antibiotik haruslah tepat guna

    mencapai target etiologi infeksi odontogenik tersebut. 5isalnya dengan

     pemberian oral atau intraena.

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    27/30

    BAB III

    KESIPULAN

    !nfeksi odontogen adalah infeksi yang berasal dari gigi enyebabnya infeksi

    odotogen adalah adalah bakteri yang merupakan flora normal dalam mulut, infeksi

    odontogen yang ditemukan "sekitar )0 *# disebabkan oleh bakteri anaerob.

    erdasarkan tipe infeksinya dapat dibagi menjadi !nfeksi "a# odontogen local "b#

    odontogen luas "c#  ife-!hreatening . +anda dan gejala dapat berupa respon

    !nflamasi, gejala infeksi dan limphadenopati. enanganan yang diberikan adalah

    dengan menerapkan prinsip penanganan infeksi odontogen yaitu% "a# mentukan

    27

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    28/30

    keparahan infeksi "b# mengaluasi pertahanan host "c# menentukan pengaturan

     pera$atan "d# melakukan pembedahan "e# dukungan medis "f# emilihan terapi

    antibiotik yang tepat. "g# 5engadministrasikan antibiotik dengan benar "h#

    mengealuasi asien secara +eratur.

    DA&TA PUSTAKA

    1. dityo,5uhammad !ra$an,dkk.&010. Flinical Science Session& 'mpa%si

    igi, Peri%oronitis, dan per%ulitis.andung: 8akultas edokteran 6igi

    Jniersitas !slam andung.

    28

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    29/30

    &. erini, et al, 1

  • 8/18/2019 gilut (1) fix

    30/30