geologi regional sulawesi tenggara

9
GEOLOGI REGIONAL SULAWESI TENGGARA 1.1 Geomorfologi Lengan Tenggara Sulawesi Gambar 2.1 Geomorfologi lengan tenggara sulawesi Pulau Sulawesi, yang mempunyai luas sekitar 172.000 km2 (van Bemmelen, 1949), dikelilingi oleh laut yang cukup dalam.Sebagian besar daratannya dibentuk

Upload: wahyudrmwnnn

Post on 10-Jul-2016

693 views

Category:

Documents


136 download

TRANSCRIPT

GEOLOGI REGIONAL SULAWESI TENGGARA

1.1 Geomorfologi Lengan Tenggara Sulawesi

Gambar 2.1 Geomorfologi lengan tenggara sulawesi

Pulau Sulawesi, yang mempunyai luas sekitar 172.000 km2 (van

Bemmelen, 1949), dikelilingi oleh laut yang cukup dalam.Sebagian besar

daratannya dibentuk oleh pegunungan yang ketinggiannya mecapai 3.440 m

(gunung Latimojong).

Seperti telah diuraikan sebelumnya, Pulau Sulawesi berbentuk huruf “K”

dengan empat lengan: Lengan Timur memanjang timur laut – barat daya, Lengan

Utara memanjang barat – timur dengan ujung baratnya membelok kearah utara

– selatan, Lengan tenggrara memanjang barat laut – tenggara, dan Lengan

Selatan mebujur utara selatan. Keempat lengan tersebut bertemu pada bagian

tengah Sulawesi.

Sebagian besar Lengan Utara bersambung dengan Lengan Selatan melalui

bagian tengah Sulwesi yang merupakan pegunungan dan dibentuk oleh batuan

gunung api. Di ujung timur Lengan Utara terdapat beberapa gunung api aktif, di

antaranya Gunung Lokon, Gunung Soputan, dan Gunung Sempu. Rangakaian

gunung aktif ini menerus sampai ke Sangihe.Lengan Timur merupakan rangkaian

pegunungan yang dibentuk oleh batuan ofiolit.Pertemuan antara Lengan Timur

dan bagian Tengah Sulawesi disusun oleh batuan malihan, sementara Lengan

Tenggara dibentuk oleh batuan malihan dan batuan ofiolit.

Seperti yang telah di uraikan sebelumnya,pulau Sulawesi dan daerah

sekitarnya merupakan pertemuan tiga lempeng yang aktif bertabrakan.Akibat

tektonik aktif ini,pulau Sulawesi dan daerah sekitarnya dipotong oleh sesar

regional yang masih aktif sampai sekarang.Kenampakan morfologi dikawasan ini

merupakan cerminan system sesar regional yang memotong pulau ini serta

batuan penyusunya bagian tenga Sulawesi,lengan tenggara,dan lengan selatan

dipotong oleh sesar regional yang umumnya berarah timur laut – barat

daya(gambar 4.1).sesar yang masih aktif sampai sekarang ini umumnya

merupakan sesar geser mengiri.

Van bemmelen (1945) membagi lengan tenggara sulawesi menjadi tiga

bagian: ujung utara, bagian tengah,dan ujung selatan (gambar 4.2), Ujung utara

mulai dari palopo sampai teluk tolo; dibentuk oleh batuan ofiolit, Bagian

tengah ,yang merupakan bagian paling lebar (sampai 162,5 km), didominasi oleh

batuan malihan dan batuan sedimen mesozoikum. Ujung selatan lengan

tenggara merupakan bagian yang relative lebih landai ; batuan penyusunya

didominasi oleh batuan sedimen tersier, uraian dibawah ini merupakan berian

morfologi dan morfogenesis lengan tengah Sulawesi.

Ujung utara lengan tenggara Sulawesi mempunyai cirri khas de3ngan

munculnya kompleks danau malili yang terdiri atas danau matano,danau

towuti,dan tiga danau kecil disekitarnya (danam mahalona,danau lantoa, dan

danau masapi; (gambar 4.2).pembentuka kelima danau itu diduga akibat sistem

system sesar matano,yang telah diketahui sebagai sesar geser mengiri.

Pembedaan ketinggian dari kelima danau itu memungkinkan air dari suatu danau

mengalir ke danau yang terletak lebih rendah.

1.2 Stratigrafi Regional

Gambar 2.2 stratigrafi regional

Formasi Meluhu

Nama formasi meluhu diberikan oleh rusman dan sukarma (1985)

kepada satuan batuan yang terdiri atas batu pasir kuarsa, serpih merah,

batulanau dan batulumpur dibagian bawah, dan perselingan serpih

hitam, batu pasir, dan batu gamping dibagian atas. Formasi meluhu

menindih tak selaras batuan malihan dan ditindih tak selaras oleh satuan

batu gamping formasi Tampakura.

Formasi meluhu mempunyai penyebaran yang sangat luas di

Lengan Tenggara Sulawesi. Formasi ini telah dipublikasikan secara luas;

diantaranya oleh surono dkk (1992); Surono (1997b, 1999), serta Surono

dan Bachri (2002). Sebagian besar bahasan selanjutnya merupakan

terjemahan dan/ atau kompilasi dari publikasi tersebut.

Surono (1997) membagi formasi Meluhu mennjadi tiga anggota (dari

bawah ke atas) :

Anggota toronipa yang didominasi oleh batu pasir dan konglomerat,

Anggota watutaluboto didominasi oleh batulumpu, batulanau, dan

serpih.

Anggota Tuetue dicirikan oleh hadirnya napal dan batu gamping

Anggota Toronipa

Anggota Toronipa, formasi Meluhu didominasi oleh batu pasir dan

konglomerat dengn sisipan serpih, batulanau dan batulempung. Sisipan

tipis legenit ditemukan setempat seperti disungai kecil dekat mesjid Nurul

Huda, kota kendari dan tebing tepi jalan diselatan Tinobu. Lokasi tipe

anggota Toronipa berada ditanjung Toronipa, sebelah tenggara desa

Toronipa. Penampang tegak hasil pengukuran hasil stratigrafi terperinci di

Tanjung Toronipa tersebut. Batupasir berlapis baik berfasies St dan Sp

telah ditemukan. Dibeberapa tempat, batupasir pejal tersingkap baik,

yang diduga merupakan hasil pengendapan grain flow. Secara setempat,

batupasir kerikilan Gh sering dijumpai diatas permukaan bidang rosi.

Ketebalan Anggota Toronipa pada lokasi tipe tersebut adalah 800 meter.

Ketebalan maksimum anggota ini diduga ke arah timur (Surono (1997)

1.3 Struktur Geologi Regional

Geologi struktur merupakan ilmu yang mempelajari berbagai proses/gaya

yang mempengaruhi bentuk permukaan bumi.Sebagaimana yang kita ketahui

bersama bahwa adanya arus konveksi di dalam lapisa astenor

bumi,mengakibatkan adanya gaya yang di lepaskan oleh arus ini,terhadap

lempeng –lempeng yang berada diatasnya,oleh karena itu

Adaya gaya-gaya inilah yang mengakibatkan bentuk dan struktur bumi

selalu mengalami perubahan dari bentuk primitive bumi. Secara singkat, bagian

dasar dari ilmuini yaitu para praktikan mampu menganalis bentuk-bentuk

struktur batuan di lapangan (singkapan) entah oitu gaya yang mempengaruhi

batuan sehingga terjadi perbedaan dengan batuan yang lain. Adapun beberapa

kenampakan yang perlu diperhatikan atau di analisa di antaranya :

1. Ukuran strike dan dip pada batguan (batu sedimen dan metamorf).

2. Terbentuk yang terjadi 9 analisa gaya yang menyebabkan rekahan

terjadi.

3. Mengnalisi secara keseluruhan bentuk struktur batuan dan

membandingkan nya pada peta topografi atau peta geologi. Misalnya

keberadaan sesar di sekitar pengamatan dan intrusi batuan beku,dapat

menkadi dasar. dari sumber gaya yang mengakibatkan bentuk struktur

batuan yang ada di sekitarnya.

Gambar. Penyebaran Anggota Batupasir dan Anggota Konglomerat, Formasi Langkowala Daerah Kendari dan Sekitarnya

Gambar. Stratigrafi Regional Lengan Tenggara Sulawesi

Gambar. Penampang Tegak Anggota Toronipa, Formasi Meluhu dan Tipe Lokasinya Tanjung Toronipa