geografi kota

36
BAB I PENDAHULUAN BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Geografi Kota Urban geography is that branch of science, which deals the study of urban areas,in terms of concentration,infrastructure,economy and environmental impacts. (Geografi Perkotaan adalah cabang ilmu pengetahuan, yang membahas studi daerah perkotaan, dalam hal konsentrasi, infrastruktur, ekonomi dan dampak lingkungan.) Urban geography is the study of the history of urban settlement, the development of cities, urban structure, spatial patterns that occur within the city, as well as urban problems and policies. ( Geografi perkotaan adalah studi tentang sejarah pemukiman perkotaan, pengembangan kota-kota, struktur perkotaan, pola-pola spasial yang terjadi di dalam kota, serta masalah- masalah perkotaan dan kebijakan) Urban geography is the study of urban areas . That is the study of areas which have a high concentration of buildings and infrastructure . These are areas where the majority of economic activities are in the secondary sector and tertiary sectors . They often have a high population density . (Geografi Perkotaan adalah studi mengenai perkotaan. Itu adalah studi tentang daerah-daerah yang memiliki konsentrasi tinggi bangunan dan infrastruktur. yaitu

Upload: ashshiddiqi

Post on 29-Jun-2015

1.478 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Geografi Kota

BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

KAJIAN TEORI

A Pengertian Geografi Kota

Urban geography is that branch of science which deals the study of urban

areasin terms of concentrationinfrastructureeconomy and environmental

impacts (Geografi Perkotaan adalah cabang ilmu pengetahuan yang membahas

studi daerah perkotaan dalam hal konsentrasi infrastruktur ekonomi dan dampak

lingkungan)

Urban geography is the study of the history of urban settlement the

development of cities urban structure spatial patterns that occur within the city

as well as urban problems and policies (Geografi perkotaan adalah studi tentang

sejarah pemukiman perkotaan pengembangan kota-kota struktur perkotaan pola-

pola spasial yang terjadi di dalam kota serta masalah-masalah perkotaan dan

kebijakan)

Urban geography is the study of urban areas That is the study of areas which

have a high concentration of buildings and infrastructure These are areas where

the majority of economic activities are in the secondary sector and tertiary

sectors They often have a high population density(Geografi Perkotaan adalah

studi mengenai perkotaan Itu adalah studi tentang daerah-daerah yang memiliki

konsentrasi tinggi bangunan dan infrastruktur yaitu daerah di mana sebagian

besar kegiatan ekonomi merupakan sektor sekunder dan sektor tersier Kota

memiliki kepadatan penduduk yang tinggi)

B Pengertian Fasilitas

Fasilitas adalah sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi kemudahan

sedangkan fasilitas sosial adalah fasilitas yg disediakan oleh pemerintah atau

swasta untuk masyarakat spt sekolah klinik dan tempat ibadah fasilitas umum

adalah fasilitas yg disediakan untuk kepentingan umum spt jalan dan alat

penerangan umum (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

ldquoFacilities is general usage something designed built or installed to served a

specific function than afford an convenience or servicerdquo (Ahuja 1994 114)

ldquoBuildings services equipment etc that are provided for a particular

purpose sports or leisure facilities (conference storage facilities shopping

banking cooking facilities for welcoming disable people all rooms have private

facilities (private bathroom)rdquo (Oxford Advanced Learned Dictionary sixth

edition 2000 471)

Fasilitas berdasarkan sifatnya terbagi menjadi

1 Fasilitas Umum yaitu fasilitas yang bisa digunakan oleh orang banyak baik

oleh penghuni perumahan sendiri atau orang di luar perumahan

Misal sekolah rumah sakit tempat olahraga pasar tempat ibadah

2 Fasilitas khusus yaitu fasilitas yang istimewa atau tidak umum yang tidak

dimiliki oleh kebanyakan

Misal club house kantor food court supermarket shopping centre

Fasilitas menurut denah atau lokasi yaitu

1 Eksterior

Misal keamanan 24 jam kolam renang fitness centre

2 Interior

Misal air conditioning (AC) kamar mandi lengkap

(Ahuja 1994 19)

C Kota Inti Pusat Kota

Pusat kota merupakan pusat dari segala kegiatan kota antara lain politik sosial

budaya ekonomi dan teknologi Jika dilihat dari fungsinya pusat kota merupakan

tempat sentral yang bertindak sebagai pusat pelayanan bagi daerah-daerah di

belakngnya mensuplainya dengan barang-barang dan jasa-jasa pelayanan jasa-

jasa ini dapat disusun menurut urutan menaik dan menurun tergantung pada

ambang batas barang permintaan

Pusat kota terbagi dalam dua bagian

1 Bagian paling inti (The Heart of The Area) disebut RBD (Retail Business

District) Kegiatan dominan pada bagian ini antara lain department store

smartshop office building clubs hotel headquarter of economic civic

political

2 Bagian diluarnya disebut WBD (Whole Business District) yang ditempati oleh

bangunan yang diperuntukkan untuk kegiatan ekonomi dalam jumlah yang

besar antara lain pasar dan pergudangan

Sedangkan menurut Arthur dan Simon (1973) pusat kota adalah pusat

keruangan dan administrasi dari wilayahnya yang memiliki beberapa ciri yaitu

1 Pusat kota merupakan tempat dari generasi ke generasi menyaksikan

perubahan-perubahan waktu

2 Pusat kota merupakan tempat vitalitas kota memperoleh makanan dan energi

dengan tersebarnya pusat-pusat aktivitas seperti pemerintahan lokasi untuk

balai kota toko-toko besar dan bioskop

3 Pusat kota merupakan tempat kemana orang pergi bekerja tempat ke mana

mereka rdquopergi ke luarrdquo

4 Pusat kota merupakan terminal dari pusat jaringan jalan kereta api dan

kendaraan umum

5 Pusat kota merupakan kawasan di mana kita menemukan kegiatan usaha

kantor pemerintahan pelayanan gudang dan industri pengolahan pusat

lapangan kerja wilayah ekonomis metropolitan

6 Pusat kota merupakan penghasilan pajak yang utama meskipun kecil namun

nilai bangunan yang ada di pusat kota merupakan proporsi yang besar dari

segala keseluruhan kota karena pusat kota memiliki prasarana yang

diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi

7 Pusat kota merupakan pusat-pusat fungsi administratif dan perdagangan besar

mengandung rangkaian toko-toko eceran kantor-kantor profesional

perusahaan jasa gedung bioskop cabang-cabang bank dan bursa saham

Dalam kota kecil yang swasembada kawasan ini juga menyediakan fasilitas

perdagangan besar mencakup pusat-pusat administratif dan transportasi yang

diperlukan

D Kota Satelit

Kota satelit adalah kota kecil di tepi sebuah kota besar yang meskipun

merupakan komunitas mandiri sebagian besar penduduknya tergantung dengan

kehidupan di kota besar Biasanya penghuni kota satelit ini adalah komuter dari

kota besar tersebut ini

Kota satelit merupakan daerah penunjang bagi kota-kota besar di sekitarnya

dan merupakan jembatan masukakses untuk menuju ke kota besar Karena kota

satelit juga berfungsi sebagai penunjang kota besar maka implikasi daripada kota

satelit sebagai penunjang akan tampak pada hidup keseharian warganya Kota

satelit bisa juga sebagai pemasok barang-barang kebutuhan warga kota besar

karena semakin besar dan berkembangnya suatu kota maka sikap warganya untuk

memproduksi barang-barang untuk kebutuhan mereka juga akan semakin turun

Karena hal inilah maka fungsi kota satelit sebagai kota penunjang kebutuhan

hidup masyarakat kota juga akan semakin tampak

E Pola Model dan Struktur Ruang Kota

Pola keruangan kota kaitannya dengan tataguna lahan wilayah perkotaan

meliputi

+ Kota Inti kota

+ Sub daerah perkotaan

+ Jalur tepi daerah perkotaan

+ Jalur tepi daerah perkotaan paling luar

+ Jalur batas desa ndash kota pedesaan

Berdasarkan lokasi pusat kegiatan kota dikelompokkan menjadi

1 Pusat kota

2 Selaput inti kota

3 Kota satelit

4 Sub Urban

Adapun model struktur ruang apabila dilihat berdasarkan pusat ndash pusat

pelayanannya diantaranya

1 Mono centered

Terdiri dari satu pusat dan beberapa sub pusat yang tidak saling terhubung

antara sub pusat yang satu dengan sub pusat yang lain

2 Multi nodal

Terdiri dari satu pusat dan beberapa sub pusat dan sub sub pusat yang

saling terhubung satu sama lain Sub sub pusat selain terhubung langsung

dengan sub pusat juga terhubung langsung dengan pusat

3 Multi centered

Terdiri dari beberapa pusat dan sub pusat yang saling terhubung satu sama

lainnya

4 Non centered

Pada model ini tidak terdapat node sebagai pusat maupun sub pusat

Semua node memiliki hirarki yang sama dan saling terhubung antara yang satu

dengan yang lainnya

(Sinulingga 2005)

F Faktor-faktor Timbulnya Pusat Pelayanan

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya suatu pusat-pusat pelayanan yaitu

1 Faktor Lokasi

Letak suatu wilayah yang strategis menyebabkan suatu wilayah dapat menjadi

suatu pusat pelayanan

2 Faktor Ketersediaan Sumber Daya

Ketersediaan sumber daya dapat menyebabkan suatu wilayah menjadi pusat

pelayanan

3 Kekuatan Aglomerasi

Kekuatan aglomerasi terjadi karena ada sesuatu yang mendorong kegiatan

ekonomi sejenis untuk mengelompok pada sutu lokasi karena adanya suatu

keuntungan yang selanjutnya akan menyebabkan timbulnya pusat-pusat

kegiatan

4 Faktor Investasi Pemerintah

Ketiga faktor diatas menyebabkan timbulnya pusat-pusat pelayanan secara

ilmiah sedangkan faktor investasi pemerintah merupakan sesuatu yang

sengaja dibuat (Artificial)

G Konsepsi Metropolitan

1 Secara Generik Suatu permukiman berskala besar yang terdiri dari satu

atau lebih kota besar dan kawasan yang secara keseluruhan terintegrasi

membentuk suatu sistem struktur ruang tertentu dengan satu atau lebih

kota besar sebagai pusat (kota inti) dan beberapa kota lebih kecil yang

berfungsi sebagai kota satelit yang memiliki keterkaitan ekonomi dan

sosial dan mempunyai ekonomi jasa dan industri yang beragam

Beberapa konsep Metropolitan antara lain

(1) Satu kota inti dan daerah semi perkotaan serta daerah pinggiran perkotaan

(Gambar 1)

(2) Satu kota inti dan beberapa kota satelitnya (Gambar 2)

(3) Beberapa kota inti dan kota-kota satelitnya yang masing-masing kota inti

disekat oleh Ruang Terbuka HijauSabuk Hijau (Gambar 3)

2 Secara Aplikatif

- Skala besar ditunjukkan dengan jumlah penduduk lebih dari 1 juta jiwa

dihitung dari seluruh kawasan yang terintegrasi

- Kepadatan penduduk kotor gt 60 jiwaha

- Batas kawasan Metropolitan adalah batas fungsional yang mencakup

wilayah administrasi dari pusat (kota inti) atau sub-pusat (kota satelit)

yang terintegrasi

Terintegrasi ditunjukan dengan peran ekonomi pusat yang jauh lebih besar

dari kota atau kawasan sekitar yang diukur dari

1 Jumlah ragam aktifitas jasa dan industri

2 Jumlah komuter ke pusat kota yang besar

Sistem struktur ruang yang jelas yang menunjukkan adanya pusat dan sub

pusat yang berbentuk

1 Monosentris Gambar 1

2 Polisentris Gambar 2 dan 3 Dengan dua atau lebih kota inti setara

yang terintegrasi dengan kota satelit

BAB III

PEMBAHASAN

A JABODETABEK Sebagai Kawasan Metropolitan

Propinsi DKI Jakarta merupakan kota metropolitan yang merupakan tempat

yang menarik baik sebagai tempat usaha atau kerja maupun tempat tinggal

Pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan terbukanya lapangan usaha

menyebabkan pertumbuhan penduduk metropolitan Jakarta meningkat secara

berarti dengan konsekuensi pada kebutuhan penyediaan sarana dan prasarana

perkotaan untuk memperkuat fungsi internal dan eksternal kota Tabel jumlah

penduduk DKI Jakarta dan kota satelitnya bisa dilihat pada table di bawah ini

Tabel 1 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin menurut Propinsi dan

KabupatenKota 2005

No Propinsi Kota Total Jumlah Penduduk (jiwa)1 DKI Jakarta 8839247

Kep Seribu 18644Kota Jakarta Pusat 889448Kota Jakarta Utara 1445623Kota Jakarta Timur 2391166Kota Jakarta Selatan 2001353Kota Jakarta Barat 2093013

2 Jawa Barat 38886975Kota Bogor 3829053Kota Bekasi 1993478Kota Depok 1374903

3 Banten 9008151Kota Tangerang 1451595

Sumber SUPAS 2005 Data Statistik Indonesia

Gambar Jakarta sebagai kota inti dan BODETABEK sebagai kota satelit

Kawasan JABODETABEK sebagai satu kesatuan wilayah perencanaan

mempunyai peran sebagai pusat pengembangan kegiatan perekonomian wilayah

yang produktif efektif dan efisien

B Kondisi Fasilitas Umum dan Sosial Kawasan JABODETABEK

A Kota DKI Jakarta

a Transportasi

Salah satu kondisi yang mempengaruhi permasalahan transportasi

adalah prasarana jalan yang masih terbatas akibat tidak imbangnya

persentase pertambahan kendaraan yang mencapai 874 persen per tahun

sementara persentase pertambahan prasarana jalan hanya 628 persen per

tahun selama dekade terakhir

b Utilitas kota

Permasalahan infrastruktur khususnya jaringan utilitas seperti gas

listrik dan telepon di DKI Jakarta yang berkaitan dengan penataan ruang

antara lain adalah

o Belum terpadunya sistem informasi pengembangan jaringan utilitas

dengan penataan ruang kota

o Perkembangan kota yang sangat pesat kurang diimbangi dengan

penyediaan utilitasnya secara terpadu

o Standar penyediaan ducting system belum sepenuhnya dapat

diterapkan karena berkaitan dengan biaya investasi prasarana

c Air bersih

Permasalahan utama air bersih di DKI Jakarta terutama adalah belum

meratanya distribusi air bersih perpipaan yang dapat dinikmati oleh

penduduk Jakarta Produksi air dari instalasi pengolahan air bersih (IPA)

baru mencapai total produksi plusmn 40 juta m3tahun Permasalahan lain adalah

penurunan kualitas air baku untuk produksi air bersih yang diperoleh

terutama dari air permukaan (sungaikanal)

d Air limbah

Pemukiman di Jakarta masih banyak menggunakan sistem pembuangan

setempat (on site) sebagai sarana pembuangan limbahnya dan hanya

menampung air limbah di jamban saja Limbah yang berasal dari kegiatan

mencuci dan mandi pada umumnya disalurkan ke dalam saluran drainase

yang kemudian mengalir ke sungai atau saluran-saluran terbuka

B Kota Bogor

- Bidang sarana dan prasarana energi

Untuk energi kelistrikan Kota Bogor dilayani oleh 7 Gardu Induk

yakni GI Ciawi kapasitas 2 x 30 MVA GI Kedungbadak kapasitas 2 x 30

MVA GI Bogor Baru kapasitas 2 x 60 MVA GI Karacak kapasitas 2 x 30

MVA GI Cibinong kapasitas 2 x 60 MVA dan GI Sentul kapasitas 2 x 60

MVA yang disediakan oleh PT PLN Untuk mendistribusikan jaringan

listrik ini terdapat 50 gardu distribusi yang tersebar di seluruh wilayah

Kota Bogor Sampai dengan tahun 2004 dengan pola distribusi yang ada

maka cakupan layanan listrik di Kota Bogor telah mencapai 99335 dari

seluruh wilayah Kota Bogor Pada tahun 2008 direncanakan dioperasikan

gardu induk yang baru rencana di Bubulak dengan kapasitas 2x60 MVA

(GI Bogor Kota) Pasokan listrik Kota Bogor terkait dengan jaringan

transmisi Jawa-Bali yang pada Thn 2009 proyek 10000 MW terwujud

maka pasokan sampai 2025 masih mencukupi Untuk tipe konstsruksi

jaringan listrik masih menggunakan saluran udara (di atas tanah) sehingga

mempunyai resiko tinggi

- Pelayanan sumber energi gas

Pelayanan sumber energy ini juga dilakukan oleh PT PGN

Perkembangan layanan distribusi gas ini juga berkembang dengan sangat

pesat dimana tingkat perumbuhan pelanggannya meningkat sebesar

20492 dalam kurun waktu tahun 1999-2003 Total gas yang tersalurkan

di akhir tahun 2003 telah mencapai 222068209 m3

- Penyediaan air bersih

Seluruh masyarakat Kota Bogor dilayani oleh BUMD PDAM Tirta

Pakuan dan sebagian oleh BUMD PDAM Tirta Kahuripan (Kabupaten

Bogor) Penyediaan air bersih ini dilakukan dengan memanfaatkan

sumber mata air dan sungai yang ada di Kota Bogor Total penyaluran air

bersih oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2005 untuk kegiatan

domestik adalah 24007048 m3 dengan jumlah pelanggan 70014

sambungan yang distribusi penyaluran air bersih ini telah melayani

6791 dari keseluruhan penduduk Kota Bogor (diluar yang terlayani oleh

PDAM Tirta Kahuripan) Selain memperoleh layanan air bersih dari

PDAM sebagian masyarakat Bogor untuk memenuhi kebutuhan air

bersihnya sehari-hari didapatkan melalui cara pengambilan air tanah dan

air permukaan Saat ini Kota Bogor masih belum dihadapkan pada krisis

air mengingat sumber air baik dari mata air (3 mata air) maupun sungai

(3 sungai) menghasilkan debit air yang masih memadai yakni 1125 liter

per detik

- Sarana dan prasarana telekomunikasi

Sampai dengan tahun 2004 telah mampu melayani sampai dengan 80

kebutuhan masyarakat Kota Bogor Melalui PT Telkom Kandatel Bogor

telah berhasil ditingkatkan pelayanan sambungan hingga mencapai

333467 SST dengan berbagai jenis layanannya baik untuk bisnis

perumahan maupun telepon umum Dengan teknologi yang semakin

berkembang pada saat ini maka untuk daerah-daerah tertentu yang belum

dapat terlayani oleh jaringan kabel Telkom pelayanannya telah dapat

dijangkau oleh jaringan telekomunikasi nir-kabel (wireless) baik itu yang

disediakan oleh PT Telkom maupun perusahaan-perusahaan swasta

lainnya yang bergerak di bidang telekomunikasi Untuk layanan

komunikasi data maka di Kota Bogor juga telah dilayani oleh jaringan

internet berkapasitas lebar baik itu dengan menggunakan kabel maupun

dengan nir-kabel yang terus berkembangan sesuai dengan perkembangan

teknologi informasi

- Penanganan permasalahan sampah padat

Kota Bogor masih menggunakan sistem konvensional yaitu

dikumpulkan di beberapat titik pengumpulan lalu dibawa ke tempat

pembuangan akhir Jumlah produksi sampah yang dihasilkan oleh

berbagai kegiatan di Kota Bogor diperkirakan mencapai 2124 m3 per hari

dimana sampah yang dihasilkan adalah 72 bersifat organik dan 28

bersifat anorganik Dari jumlah sampah yang dihasilkan ini baru dapat

terangkut menuju TPA sebesar 688 karena adanya keterbatasan armada

truk pengangkutan sampah Karena tidak semuanya dapat terangkut maka

sebagai akibatnya sampah yang tidak terangkut lalu dibuang oleh

masyarakat ke sungai atau ke lahan kosong yang ada sehingga

menimbulkan dampak negatif baik kepada lingkungan maupun kebersihan

dan kesehatan masyarakat

- Pengolahan limbah cair

Pengolahan limbah cair di kota Bogor secara umum masih belum

berjalan dengan baik Indikasi ini terlihat dari indikasi pencemaran air di

Kota Bogor yang telah berada di atas batas mutu untuk beberapa kriteria

Kontaminasi ini terutama ditimbulkan dari limbah cair rumah tangga yang

pembuangannya tidak dengan menggunakan kaidan pengolahan limbah

yang benar Berdasarkan data yang ada pada tahun 2003 hanya 2253

penduduk yang rumahnya dilengkapi dengan tangki septik Sebagai

akibatnya maka hampir 80 kegiatan rumah tangga di Bogor turut

berpartisipasi dalam pencemaran air di Kota Bogor akibat tidak adanya

IPAL rumah tangga yang baik dan terpadu

- Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan di Kota Bogor secara fisik jumlah dan

ketersebarannya sudah sangat mencukupi Di Kota Bogor terdapat 286

sarana pendidikan usia pasca balita (TK Diniyah dan RA) 366 sarana

pendidikan dasar (SD dan Ibthidaiyah) 145 sarana pendidikan menengah

pertama (SMP dan Tsanawiyah) 110 sarana pendidikan menengah atas

(SMA SMK dan Aliyah) dan 9 sarana pendidikan tinggi (Akademi

Sekolah Tinggi dan Perguruan Tinggi)

- Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan di Kota Bogor juga sudah sangat memadai Di

Kota Bogor terdapat 24 unit Puskesmas RRI 22 unit Puskesmas

Pembantu 3 Puskesmas Keliling dan 9 Rumah Sakit Selain itu

Pelayanan Kesehatan di Kota Bogor juga didukung oleh 8 rumah bersalin

77 balai pengobatan 556 praktek dokter 737 apotek 28 toko obat berizin

dan 16 laboratorium kesehatan

- Pelayanan kebutuhan rohani

Pelayanan kebutuhan rohani di Kota Bogor juga telah tersedia fasilitas-

fasilitas ibadah yang letaknya tersebar di seluruh Kota Bogor Adapun

fasilitas-fasiltitas peribadatan yang tersedia tersebut adalah 634 mesjid

753 musholla 27 Gereja Protestan 8 Gereja Khatolik dan 9 wihara

Budha Fasilitas-fasilitas ini hampir seluruhnya didanai oleh swadaya

masyarakat dalam pengadaan dan perawatannya

- Kegiatan Jasa dan Perdagangan

Dikarenakan Kota Bogor secara regional mempunyai fungsi utama

sebagai pusat kegiatan bagi daerah-daerah sekitarnya maka kegiatan jasa

dan perdagangan memiliki aktivitas yang tinggi di Kota Bogor Untuk

menampung aktivitas tersebut maka di Kota Bogor terdapat fasilitas-

fasilitas perdagangan yang melayani tidak hanya lokal untuk kota Bogor

tetapi juga untuk pasar regional Bogor Raya Adapun fasilitas-fasilitas

perdagangan yang berada di Kota Bogor adalah sebagai berikut 4 pasar

regional 5 pasar lokal 7 pasar modernsupermarket 388 toko dan 2212

warung

C Kota Depok

- Komponen Air Bersih

Pelayanan air bersih Kota Depok sistem perpipaannya hanya mampu

mencukupi 19 dari seluruh kebutuhan warganya

- Komponen Drainase

Beberapa ruas jalan di Depok tidak memiliki sistem drainase yang

layak Hal ini dikarenakan perkembangan wilayah ini sedari awal tidak

disertai dengan perencanaan yang bervisi ke depan sebagai kota

permukiman Sebelum tahun 1970-an Depok merupakan areal persawahan

yang sarat dengan sistem irigasi sehingga infrastruktur jalan yang ada

sekarang mengikuti sistem pengairan ini Untuk membangun system

drainase memang membutuhkan biaya yang tinggi Namun bila tidak

dimulai Depok akan bernasib sama dengan Jakarta yang digenangi air bila

hujan turun Bila ini terjadi kondisi Jakarta akan lebih parah lagi

- Komponen Persampahan

Timbulan sampah yang terdapat di Kota Depok merupakan jumlah

sampah yang berasal dari daerah perumahan daerah komersial (pasar

pertokoan dan pusat perdagangan) daerah industri perkantoran sarana

umum jalan taman dan lain-lain

Saat ini daerah-daerah yang sudah dilayani oleh Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Depok baik sampah domestik maupun non domestik

meliputi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Sukmajaya Kecamatan Pancoran

dan Kecamatan Beji Berdasarkan hal tersebut produksi sampah yag

terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah saat ini adalah

sebesar 900 m3hari atau 25 dari jumlah timbulan sampah yang

dihasilkan Kota Depok sebesar 3600 m3hari Timbulan sampah yang

bersal dari daerah pelayanan dikumpulkan di Tempat Pembuangan

Sementara (TPS) yang tersebar di lokasi-lokasi tertentu untuk selanjutnya

di angkut ke Tempat Pembuangan Akhir Cipayung yang terletak di di

Kecamatan Pancoran Mas Depok

Untuk memudahkan pelayanan sejak bulan Maret 2003 dilakukan

pembagian wilayah pelayanan pada tiap-tiap kecamatan dengan dipimpin

oleh masing-masing seorang Koordinator Kecamatan (Korcam) dengan

dibantu oleh staf administrasi dan petugas retribusi yaitu

1 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Cimanggis

2 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Sukmajaya

3 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Pancoran Mas dan Beji

4 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Limo dan Sawangan

- Komponen Jalan

Berkaitan dengan mobilitas di Kota Depok persoalan yang dihadapi

antara lain tingginya komuter karena sebagian besar penduduk bekerja di

DKI Jakartaterbatasnya jalan alternatif di bagian poros tengah kota

menuju Jakarta kurangnya penataan bangunan pada ruas jalan lintas

regional dan sepanjang jalan utama dan pemanfaatan badan jalan untuk

kegiatan perdagangan dan parkir yang menimbulkan kerawanan

kemacetan lalu lintas

D Kota Tangerang

- Pendidikan

Pada tahun 2001 fasilitas pendidikan yang ada di Kota Tangerang

antara lain TK SD SLTP SLTA dan Perguruan Tinggi

- Fasilitas Kesehatan

Dalam upaya peningkatan masalah kesehatan Kota Tangerang terus

meningkatkan pelayanannya dengan upaya pengadaan berbagai sarana dan

prasarana kesehatan

Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Tangerang adalah Rumah

Sakit Puskesmas Balai Pengobatan Posyandu dan penyebarannya sudah

cukup merata di setiap kecamatan

- Komponen Air Bersih

Daerah pelayanan air bersih Kota Tangerang terdiri dari

a Daerah perumahan yang air bersihnya dilayani oleh developer sendiri

b Daerah perumahan dan industri yang dilayani oleh PDAM Kota

Tangerang

Wilayah pelayanan air bersih Kota Tangerang meliputi 13 Kecamatan

yang dikelola 3 (tiga) Institusi yaitu

a Cabang Babakan dengan IPA Babakan kapasitas 80 ldet dan IPA

Cikokol Kapasitasnya 500 ldet dan 100 ldet

b Cabang Perumnas I dengan IPA Perumnas kapasitas 40 dan 20 ldet

serta IPA Cikokol kapasitas 500 ldet dan 100 ldet

c Cabang Perumnas II dengan IPA Cikokol dengan kapasitas 500 ldet

Total kapasitas terpasang saat ini 740 ldet sumber air baku yang

dipakai adalah Sungai Cisadane dengan kapasitas produksi sekitar 647

ldet dan distribusi system pemompaan Penduduk yang terlayani dari

sistem air bersih tersebut sekitar 3403 penduduk kota Tangerang

Kapasitas produksi distribusi air terjual dan persentase kebocoran air

PDAM Kota Tangerang tahun 1997 ndash 2003 dirinci dalam tabel berikut ini

Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa kapasitas produksi distribusi

jumlah air terjual dan panjang pipa terpasang dari tahun 1999 sampai

dengan tahun 2003 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya

Peningkatan tersebut diiringi dengan penurunan tingkat kebocoran Ini

menunjukkan bahwa kinerja PDAM Kota Tangerang dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan

untuk Kota Metropolitan sebesar 15 dan kebutuhan ideal adalah 185

literoranghari maka kebutuhan air bersih untuk Kota Tangerang

disajikan dalam tabel berikut ini

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 lorghari Kota Tangerang dengan jumlah penduduk 1354226 jiwa

membutuhkan 250531810 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Tangerang baru dapat

memproduksi sebanyak 55900800 lhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 194631010 lhr

- Komponen Persampahan

Lokasi tempat pembuangan akhir sampah yang ada di Kota Tangerang

adalah TPA Rawakucing Pengelolaan sampah di Rawa Kucing

menggunakan sistem pembuangan dengan metode open dumping Luas

lahan TPA 8 Ha Luas yang tersisa sekitar 2 ndash 3 Ha Jumlah sampah dari

Kota Tangerang yang dibuang di TPA Rawa Kucing sekitar 1710 m3

sampah perhari (berdasar truk masuk 190 triphari) TPA dilengkapi

dengan Excavator Buldozer dan Wheel Loader dengan beban kerja

operasi rata-rata 4 jam per hari Dalam rangka mengurangi timbulan

sampah memperpanjang umur pakaiTPA dan meminimalkan dampak

lingkungan di sekitar lokasi TPA maka dilakukan upaya pengolahan

sampah Pada saat ini upaya pengolahan sampah yang telah dilakukan di

TPA Rawa Kucing adalah pengolahan sampah organik menjadi pupuk

organik kompos di bawah Unit Pengolahan Sampah Organik (UPSO) TPA

Rawakucing

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Sistem pengolahan air limbah di Kota Tangerang belum dilakukan

secara maksimalhal ini disebabkan belum dapat dioperasikannya Instalasi

Pengelolaan Air Limbah

Air limbah yang ada di Kota Tangerang berasal dari limbah rumah

tangga air hujan dan limbah industri Sistem pembuangan air hujan

mengikuti pola aliran alami dalam hal ini drainase terbuka Sedangkan

untuk limbah buangan rumah tangga adalah dengan menggunakan sistem

septic tank dan dibuang ke drainase terbuka

- Komponen Jalan

Sistem jalan di Kota Tangerang merupakan bagian dari jalan Nasional

dan Propinsi Jalan Tol Sukarno-Hatta Jalan Daan Mogot Jalan Gatot

Subroto Jalan Thamrin dan Jalan Jendral Sudirman merupakan jalan

negara yang menghubungkan Kota Tangerang dengan Kota Jakarta dan

Kabupaten Tangerang dan diklasifikasikan sebagai jalan arteri primer

Jalan Cokroaminoto Jalan M Toha Jalan Maulana Hasanudin Jalan

Kisamaun Jalan Perintis Kemerdekaan Jalan Raden Saleh dan Jalan

Raden Patah yang menghubungkan Kota Tangerang dan Jakarta

diklasifikasikan sebagai jalan arteri sekunder Panjang jalan Kota

Tangerang sekitar 5556 km yang statusnya terdiri dari jalan negara jalan

propinsi dan jalan kota Adapun panjang jalan berdasarkan klasifikasi

fungsi jalan yang ada meliputi

1 Arteri primer 3035 km

2 Kolektor primer 7165 km

3 Arteri sekunder 2746 km

4 Kolektor sekunder 10277 km

5 Lokal 32336 km

E Kota Bekasi

- Pendidikan

- Fasilitas Kesehatan

- Komponen Air Bersih

Sumber air bersih untuk daerah pelayanan Kota Bekasi berasal dari

sumber air permukaan Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air di lima

kecamatan di Kota Bekasi

Kapasitas produksi dari kelima unit IPA yang ada sebesar 1065

literdetik Berikut ini adalah tabel kapasitas IPA yang ada di Kota Bekasi

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 ldtorg Kota Bekasi dengan jumlah penduduk 1845005

membutuhkan 341325925 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Bekasi baru dapat

memproduksi sebanyak 109728000 literhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 231597925 literhari

- Komponen Persampahan

Pengelolaan sampah Kota Bekasi dilakukan oleh Sub Dinas

Kebersihan DPU Kota Bekasi Pelayanan Dinas Kebersihan saat ini hanya

mencakup 35 dari seluruh timbulan sampah penduduk

Berikut ini adalah data-data tentang persampahan Kota Bekasi

1048713 Perkiraan timbulan sampah perhari 4602 m3hari

1048713 Kapasitas angkut rata-rata perhari 18 m3harikendaraan

1048713 Ritasi Kendaraan rata-rata perhari 3 ritharikendaraan

1048713 Kemampuan daya angkut rata-rata perhari 6 ndash 12 m3harikendaraan

1048713 Kebutuhan kendaraan angkut sampah (4602 18) (A) 255 unit

1048713 Jumlah kendaraan efektif tahun 2003

a Wilayah 54 unit kendaraan

b Pasar Kota 11 unit kendaraan

c Sewa kendaraan angkutan sampah -- kendaraan

d Swastanisasi Mobil Tinja 11 unit kendaraan

Jumlah (B) 65 unit kendaraan

Kekurangan kendaraan (C) = A ndash B = 190 unit kendaraan

Tempat Pembuangan Akhir di Kota Bekasi terletak di TPA Sumur

Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi Sebelumnya terletak di

TPA Bantar Gebang (milik Pemda DKI Jakarta) Persentase komposisi

sampah di Kota Bekasi terdiri dari sampah organik 75 kertas 8

kaintextil 1 karetkulit tiruan 1 plastik 9 metallogam 2 gelas

kaca 1 lain-lain 5

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu tingkat timbulan

sampah sebanyak 00035 m3oranghari Kota Bekasi dengan jumlah

penduduk 1845005 jiwa menghasilkan 645751m3 timbulan

sampahJumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 00035

m3oranghari Namun sampah yang terangkut saat ini sebanyak 1610 m3

Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 484751m3

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Layanan sanitasi yang saat ini diberikan kepada masyarakat baru

berupa layanan penyedotan lumpur tinja di septik tank milik masyarakat

yang dilakukan melalui truk tinja milik Pemda serta truk tinja milik

swasta Tingkat pelayanan yang saat ini sudah dicapai dengan bantuan

swasta telah mencapai rata-rata 40 Lumpur tinja yang berasal dari septik

tank masyarakat disedot dan diangkut menggunakan truk tinja (Vacuum)

milik Sub Dinas Kebersihan DPU Kota Bekasi serta truk tinja milik

swasta Di Kota Bekasi terdapat 11 unit truk tinja milik Subdin Kebersihan

DPU Kota Bekasi serta 21 unit truk tinja milik swasta Pengolahan akhir

tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di

Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kapasitas IPLT 115

m3hari Secara fisik kondisi prasarana masih belum lengkap antara lain

pompa lumpur bar screen dan screen chamber dan pagar pengaman

IPLT belum beroperasi penuh karena masih dalam penyelesaian

- Komponen Drainase

Wilayah Kota Bekasi dialiri 5 (lima) sungai utama yaitu Kali Cakung

Kali Bekasi Kali Sunter Kali Cikeas Kali Cileungsi beserta anak-anak

sungainya Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai drainase

utamaprimer (drainase makro) Kelima sungai tersebut mempunyai daerah

tangkapan air yang cukup luas dengan muara ke arah utara dan berakhir di

Laut Jawa Sistem drainase Kota Bekasi saat ini mencakup wilayah seluas

kurang lebih 9035 hektar atau 43 dari luas wilayah kota Terdapat

saluran penerussekunder dari pusat daerah tangkapan dalam kota ke badan

air penerima dengan lebar dan kedalaman saluran bervariasi

Kondisi sistem drainase yang ada telah banyak yang rusak dan kurang

terpelihara Akibat dari kondisi yang ada maka genangan menjadi masalah

utama di Kota Bekasi dengan luas genangan sekitar 585 hektar yang

tersebar di 27 lokasi Genangan yang terjadi di Kota Bekasi disebabkan

oleh

1 Adanya hambatan saluran air dari arah selatan ke utara oleh

1048713 Jalan tol

1048713 Kalimalang

1048713 Jalan Kereta Api

1048713 Selokangorong-gorong yang ada saat ini kapasitasnya sudah tidak

memenuhi lagi

2 Faktor alamiah saluran itu sendiri karena terjadi penggerusan dan

terbawanya material saluran oleh aliran air sehingga terjadi

pedangkalan dan sedimentasi yang mengakibatkan terjadinya

penyempitan dimensi saluran drainase

3 Faktor pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam

saluran drainase dan pembangunan fisik yang tidak memperhatikan

garis sempadan saluran menyebabkan penyumbatan dan kerusakan

saluran drainase

4 Adanya pengembangan wilayah kota yang mengubah tata guna lahan

mengakibatkan bertambahnya debit air di saluran Luapangenangan

terjadi karena pertambahan debit tersebut tidak disertai dengan

perencanaan ulang saluran drainase eksisting

- Komponen Jalan dan Transportasi

Menjamurnya permukiman di Kota Bekasi tidak diimbangi dengan

penyediaan infrastruktur jalan yang memadai Hampir setiap hari jalan-

jalan di Bekasi khususnya dari dan menuju pintu tol Bekasi Barat dan

Bekasi Timur padat dan terhambat Di beberapa jalan seperti Jl AYani

misalnya rasio kemacetan mencapai 089 artinya kendaraan melaju dengn

kecepatan di bawah 40 km per jam Masalah klasik pun dituding sebagai

penyebabnya Ruas jalan yang tersedia tidak seimbang dengan mobilitas

kendaraan yang melintas

Arus lalu lintas dari dan ke Kota Bekasi hanya dilayani satu terminal

angkutan umum Kondisinya pun tidak terawat jorok banyak kubangan

jika hujan onggokan sampah selain masalah keamanan yang rawan

Penumpang dan bus menjadi enggan masuk terminal Akibatnya

bermunculan terminal-terminal bayangan di sepanjang jalan

Panjang jalan total seluruh Kota Bekasi adalah 32279 km yang

hampir seluruhnya adalah jalan beraspal dan hanya sebagian kecil saja

yang merupakan jalan tanah Kondisi jalan sebagian besar baik mencapai

6675 dari total panjang jalan Sedangkan jalan dengan kondisi sedang

sebanyak 1253 kondisi rusak 1394 dan 678 sisanya rusak berat

Berikut ini adalah tabel panjang jalan menurut jenis permukaan

kondisi dan kelas jalan di Kota Bekasi tahun 2003

Sumber

httpdigilibpetraacid

Badan Pusat Statistik

wwwmenlhgoidiartpdf_1065226644pdf

httpwwwbappedajakartagoiddownloadpropedaPropeda_BAB11pdf

Profil Kabupaten Kota Depok 2003

Profil Kabupaten Kota Bekasi 2003

Profil Kabupaten kota Tangerang 2003

httpbappedabogorcitynet

httplovescokelatwordpresscom20100109struktur-tuang-kota

Page 2: Geografi Kota

ldquoFacilities is general usage something designed built or installed to served a

specific function than afford an convenience or servicerdquo (Ahuja 1994 114)

ldquoBuildings services equipment etc that are provided for a particular

purpose sports or leisure facilities (conference storage facilities shopping

banking cooking facilities for welcoming disable people all rooms have private

facilities (private bathroom)rdquo (Oxford Advanced Learned Dictionary sixth

edition 2000 471)

Fasilitas berdasarkan sifatnya terbagi menjadi

1 Fasilitas Umum yaitu fasilitas yang bisa digunakan oleh orang banyak baik

oleh penghuni perumahan sendiri atau orang di luar perumahan

Misal sekolah rumah sakit tempat olahraga pasar tempat ibadah

2 Fasilitas khusus yaitu fasilitas yang istimewa atau tidak umum yang tidak

dimiliki oleh kebanyakan

Misal club house kantor food court supermarket shopping centre

Fasilitas menurut denah atau lokasi yaitu

1 Eksterior

Misal keamanan 24 jam kolam renang fitness centre

2 Interior

Misal air conditioning (AC) kamar mandi lengkap

(Ahuja 1994 19)

C Kota Inti Pusat Kota

Pusat kota merupakan pusat dari segala kegiatan kota antara lain politik sosial

budaya ekonomi dan teknologi Jika dilihat dari fungsinya pusat kota merupakan

tempat sentral yang bertindak sebagai pusat pelayanan bagi daerah-daerah di

belakngnya mensuplainya dengan barang-barang dan jasa-jasa pelayanan jasa-

jasa ini dapat disusun menurut urutan menaik dan menurun tergantung pada

ambang batas barang permintaan

Pusat kota terbagi dalam dua bagian

1 Bagian paling inti (The Heart of The Area) disebut RBD (Retail Business

District) Kegiatan dominan pada bagian ini antara lain department store

smartshop office building clubs hotel headquarter of economic civic

political

2 Bagian diluarnya disebut WBD (Whole Business District) yang ditempati oleh

bangunan yang diperuntukkan untuk kegiatan ekonomi dalam jumlah yang

besar antara lain pasar dan pergudangan

Sedangkan menurut Arthur dan Simon (1973) pusat kota adalah pusat

keruangan dan administrasi dari wilayahnya yang memiliki beberapa ciri yaitu

1 Pusat kota merupakan tempat dari generasi ke generasi menyaksikan

perubahan-perubahan waktu

2 Pusat kota merupakan tempat vitalitas kota memperoleh makanan dan energi

dengan tersebarnya pusat-pusat aktivitas seperti pemerintahan lokasi untuk

balai kota toko-toko besar dan bioskop

3 Pusat kota merupakan tempat kemana orang pergi bekerja tempat ke mana

mereka rdquopergi ke luarrdquo

4 Pusat kota merupakan terminal dari pusat jaringan jalan kereta api dan

kendaraan umum

5 Pusat kota merupakan kawasan di mana kita menemukan kegiatan usaha

kantor pemerintahan pelayanan gudang dan industri pengolahan pusat

lapangan kerja wilayah ekonomis metropolitan

6 Pusat kota merupakan penghasilan pajak yang utama meskipun kecil namun

nilai bangunan yang ada di pusat kota merupakan proporsi yang besar dari

segala keseluruhan kota karena pusat kota memiliki prasarana yang

diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi

7 Pusat kota merupakan pusat-pusat fungsi administratif dan perdagangan besar

mengandung rangkaian toko-toko eceran kantor-kantor profesional

perusahaan jasa gedung bioskop cabang-cabang bank dan bursa saham

Dalam kota kecil yang swasembada kawasan ini juga menyediakan fasilitas

perdagangan besar mencakup pusat-pusat administratif dan transportasi yang

diperlukan

D Kota Satelit

Kota satelit adalah kota kecil di tepi sebuah kota besar yang meskipun

merupakan komunitas mandiri sebagian besar penduduknya tergantung dengan

kehidupan di kota besar Biasanya penghuni kota satelit ini adalah komuter dari

kota besar tersebut ini

Kota satelit merupakan daerah penunjang bagi kota-kota besar di sekitarnya

dan merupakan jembatan masukakses untuk menuju ke kota besar Karena kota

satelit juga berfungsi sebagai penunjang kota besar maka implikasi daripada kota

satelit sebagai penunjang akan tampak pada hidup keseharian warganya Kota

satelit bisa juga sebagai pemasok barang-barang kebutuhan warga kota besar

karena semakin besar dan berkembangnya suatu kota maka sikap warganya untuk

memproduksi barang-barang untuk kebutuhan mereka juga akan semakin turun

Karena hal inilah maka fungsi kota satelit sebagai kota penunjang kebutuhan

hidup masyarakat kota juga akan semakin tampak

E Pola Model dan Struktur Ruang Kota

Pola keruangan kota kaitannya dengan tataguna lahan wilayah perkotaan

meliputi

+ Kota Inti kota

+ Sub daerah perkotaan

+ Jalur tepi daerah perkotaan

+ Jalur tepi daerah perkotaan paling luar

+ Jalur batas desa ndash kota pedesaan

Berdasarkan lokasi pusat kegiatan kota dikelompokkan menjadi

1 Pusat kota

2 Selaput inti kota

3 Kota satelit

4 Sub Urban

Adapun model struktur ruang apabila dilihat berdasarkan pusat ndash pusat

pelayanannya diantaranya

1 Mono centered

Terdiri dari satu pusat dan beberapa sub pusat yang tidak saling terhubung

antara sub pusat yang satu dengan sub pusat yang lain

2 Multi nodal

Terdiri dari satu pusat dan beberapa sub pusat dan sub sub pusat yang

saling terhubung satu sama lain Sub sub pusat selain terhubung langsung

dengan sub pusat juga terhubung langsung dengan pusat

3 Multi centered

Terdiri dari beberapa pusat dan sub pusat yang saling terhubung satu sama

lainnya

4 Non centered

Pada model ini tidak terdapat node sebagai pusat maupun sub pusat

Semua node memiliki hirarki yang sama dan saling terhubung antara yang satu

dengan yang lainnya

(Sinulingga 2005)

F Faktor-faktor Timbulnya Pusat Pelayanan

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya suatu pusat-pusat pelayanan yaitu

1 Faktor Lokasi

Letak suatu wilayah yang strategis menyebabkan suatu wilayah dapat menjadi

suatu pusat pelayanan

2 Faktor Ketersediaan Sumber Daya

Ketersediaan sumber daya dapat menyebabkan suatu wilayah menjadi pusat

pelayanan

3 Kekuatan Aglomerasi

Kekuatan aglomerasi terjadi karena ada sesuatu yang mendorong kegiatan

ekonomi sejenis untuk mengelompok pada sutu lokasi karena adanya suatu

keuntungan yang selanjutnya akan menyebabkan timbulnya pusat-pusat

kegiatan

4 Faktor Investasi Pemerintah

Ketiga faktor diatas menyebabkan timbulnya pusat-pusat pelayanan secara

ilmiah sedangkan faktor investasi pemerintah merupakan sesuatu yang

sengaja dibuat (Artificial)

G Konsepsi Metropolitan

1 Secara Generik Suatu permukiman berskala besar yang terdiri dari satu

atau lebih kota besar dan kawasan yang secara keseluruhan terintegrasi

membentuk suatu sistem struktur ruang tertentu dengan satu atau lebih

kota besar sebagai pusat (kota inti) dan beberapa kota lebih kecil yang

berfungsi sebagai kota satelit yang memiliki keterkaitan ekonomi dan

sosial dan mempunyai ekonomi jasa dan industri yang beragam

Beberapa konsep Metropolitan antara lain

(1) Satu kota inti dan daerah semi perkotaan serta daerah pinggiran perkotaan

(Gambar 1)

(2) Satu kota inti dan beberapa kota satelitnya (Gambar 2)

(3) Beberapa kota inti dan kota-kota satelitnya yang masing-masing kota inti

disekat oleh Ruang Terbuka HijauSabuk Hijau (Gambar 3)

2 Secara Aplikatif

- Skala besar ditunjukkan dengan jumlah penduduk lebih dari 1 juta jiwa

dihitung dari seluruh kawasan yang terintegrasi

- Kepadatan penduduk kotor gt 60 jiwaha

- Batas kawasan Metropolitan adalah batas fungsional yang mencakup

wilayah administrasi dari pusat (kota inti) atau sub-pusat (kota satelit)

yang terintegrasi

Terintegrasi ditunjukan dengan peran ekonomi pusat yang jauh lebih besar

dari kota atau kawasan sekitar yang diukur dari

1 Jumlah ragam aktifitas jasa dan industri

2 Jumlah komuter ke pusat kota yang besar

Sistem struktur ruang yang jelas yang menunjukkan adanya pusat dan sub

pusat yang berbentuk

1 Monosentris Gambar 1

2 Polisentris Gambar 2 dan 3 Dengan dua atau lebih kota inti setara

yang terintegrasi dengan kota satelit

BAB III

PEMBAHASAN

A JABODETABEK Sebagai Kawasan Metropolitan

Propinsi DKI Jakarta merupakan kota metropolitan yang merupakan tempat

yang menarik baik sebagai tempat usaha atau kerja maupun tempat tinggal

Pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan terbukanya lapangan usaha

menyebabkan pertumbuhan penduduk metropolitan Jakarta meningkat secara

berarti dengan konsekuensi pada kebutuhan penyediaan sarana dan prasarana

perkotaan untuk memperkuat fungsi internal dan eksternal kota Tabel jumlah

penduduk DKI Jakarta dan kota satelitnya bisa dilihat pada table di bawah ini

Tabel 1 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin menurut Propinsi dan

KabupatenKota 2005

No Propinsi Kota Total Jumlah Penduduk (jiwa)1 DKI Jakarta 8839247

Kep Seribu 18644Kota Jakarta Pusat 889448Kota Jakarta Utara 1445623Kota Jakarta Timur 2391166Kota Jakarta Selatan 2001353Kota Jakarta Barat 2093013

2 Jawa Barat 38886975Kota Bogor 3829053Kota Bekasi 1993478Kota Depok 1374903

3 Banten 9008151Kota Tangerang 1451595

Sumber SUPAS 2005 Data Statistik Indonesia

Gambar Jakarta sebagai kota inti dan BODETABEK sebagai kota satelit

Kawasan JABODETABEK sebagai satu kesatuan wilayah perencanaan

mempunyai peran sebagai pusat pengembangan kegiatan perekonomian wilayah

yang produktif efektif dan efisien

B Kondisi Fasilitas Umum dan Sosial Kawasan JABODETABEK

A Kota DKI Jakarta

a Transportasi

Salah satu kondisi yang mempengaruhi permasalahan transportasi

adalah prasarana jalan yang masih terbatas akibat tidak imbangnya

persentase pertambahan kendaraan yang mencapai 874 persen per tahun

sementara persentase pertambahan prasarana jalan hanya 628 persen per

tahun selama dekade terakhir

b Utilitas kota

Permasalahan infrastruktur khususnya jaringan utilitas seperti gas

listrik dan telepon di DKI Jakarta yang berkaitan dengan penataan ruang

antara lain adalah

o Belum terpadunya sistem informasi pengembangan jaringan utilitas

dengan penataan ruang kota

o Perkembangan kota yang sangat pesat kurang diimbangi dengan

penyediaan utilitasnya secara terpadu

o Standar penyediaan ducting system belum sepenuhnya dapat

diterapkan karena berkaitan dengan biaya investasi prasarana

c Air bersih

Permasalahan utama air bersih di DKI Jakarta terutama adalah belum

meratanya distribusi air bersih perpipaan yang dapat dinikmati oleh

penduduk Jakarta Produksi air dari instalasi pengolahan air bersih (IPA)

baru mencapai total produksi plusmn 40 juta m3tahun Permasalahan lain adalah

penurunan kualitas air baku untuk produksi air bersih yang diperoleh

terutama dari air permukaan (sungaikanal)

d Air limbah

Pemukiman di Jakarta masih banyak menggunakan sistem pembuangan

setempat (on site) sebagai sarana pembuangan limbahnya dan hanya

menampung air limbah di jamban saja Limbah yang berasal dari kegiatan

mencuci dan mandi pada umumnya disalurkan ke dalam saluran drainase

yang kemudian mengalir ke sungai atau saluran-saluran terbuka

B Kota Bogor

- Bidang sarana dan prasarana energi

Untuk energi kelistrikan Kota Bogor dilayani oleh 7 Gardu Induk

yakni GI Ciawi kapasitas 2 x 30 MVA GI Kedungbadak kapasitas 2 x 30

MVA GI Bogor Baru kapasitas 2 x 60 MVA GI Karacak kapasitas 2 x 30

MVA GI Cibinong kapasitas 2 x 60 MVA dan GI Sentul kapasitas 2 x 60

MVA yang disediakan oleh PT PLN Untuk mendistribusikan jaringan

listrik ini terdapat 50 gardu distribusi yang tersebar di seluruh wilayah

Kota Bogor Sampai dengan tahun 2004 dengan pola distribusi yang ada

maka cakupan layanan listrik di Kota Bogor telah mencapai 99335 dari

seluruh wilayah Kota Bogor Pada tahun 2008 direncanakan dioperasikan

gardu induk yang baru rencana di Bubulak dengan kapasitas 2x60 MVA

(GI Bogor Kota) Pasokan listrik Kota Bogor terkait dengan jaringan

transmisi Jawa-Bali yang pada Thn 2009 proyek 10000 MW terwujud

maka pasokan sampai 2025 masih mencukupi Untuk tipe konstsruksi

jaringan listrik masih menggunakan saluran udara (di atas tanah) sehingga

mempunyai resiko tinggi

- Pelayanan sumber energi gas

Pelayanan sumber energy ini juga dilakukan oleh PT PGN

Perkembangan layanan distribusi gas ini juga berkembang dengan sangat

pesat dimana tingkat perumbuhan pelanggannya meningkat sebesar

20492 dalam kurun waktu tahun 1999-2003 Total gas yang tersalurkan

di akhir tahun 2003 telah mencapai 222068209 m3

- Penyediaan air bersih

Seluruh masyarakat Kota Bogor dilayani oleh BUMD PDAM Tirta

Pakuan dan sebagian oleh BUMD PDAM Tirta Kahuripan (Kabupaten

Bogor) Penyediaan air bersih ini dilakukan dengan memanfaatkan

sumber mata air dan sungai yang ada di Kota Bogor Total penyaluran air

bersih oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2005 untuk kegiatan

domestik adalah 24007048 m3 dengan jumlah pelanggan 70014

sambungan yang distribusi penyaluran air bersih ini telah melayani

6791 dari keseluruhan penduduk Kota Bogor (diluar yang terlayani oleh

PDAM Tirta Kahuripan) Selain memperoleh layanan air bersih dari

PDAM sebagian masyarakat Bogor untuk memenuhi kebutuhan air

bersihnya sehari-hari didapatkan melalui cara pengambilan air tanah dan

air permukaan Saat ini Kota Bogor masih belum dihadapkan pada krisis

air mengingat sumber air baik dari mata air (3 mata air) maupun sungai

(3 sungai) menghasilkan debit air yang masih memadai yakni 1125 liter

per detik

- Sarana dan prasarana telekomunikasi

Sampai dengan tahun 2004 telah mampu melayani sampai dengan 80

kebutuhan masyarakat Kota Bogor Melalui PT Telkom Kandatel Bogor

telah berhasil ditingkatkan pelayanan sambungan hingga mencapai

333467 SST dengan berbagai jenis layanannya baik untuk bisnis

perumahan maupun telepon umum Dengan teknologi yang semakin

berkembang pada saat ini maka untuk daerah-daerah tertentu yang belum

dapat terlayani oleh jaringan kabel Telkom pelayanannya telah dapat

dijangkau oleh jaringan telekomunikasi nir-kabel (wireless) baik itu yang

disediakan oleh PT Telkom maupun perusahaan-perusahaan swasta

lainnya yang bergerak di bidang telekomunikasi Untuk layanan

komunikasi data maka di Kota Bogor juga telah dilayani oleh jaringan

internet berkapasitas lebar baik itu dengan menggunakan kabel maupun

dengan nir-kabel yang terus berkembangan sesuai dengan perkembangan

teknologi informasi

- Penanganan permasalahan sampah padat

Kota Bogor masih menggunakan sistem konvensional yaitu

dikumpulkan di beberapat titik pengumpulan lalu dibawa ke tempat

pembuangan akhir Jumlah produksi sampah yang dihasilkan oleh

berbagai kegiatan di Kota Bogor diperkirakan mencapai 2124 m3 per hari

dimana sampah yang dihasilkan adalah 72 bersifat organik dan 28

bersifat anorganik Dari jumlah sampah yang dihasilkan ini baru dapat

terangkut menuju TPA sebesar 688 karena adanya keterbatasan armada

truk pengangkutan sampah Karena tidak semuanya dapat terangkut maka

sebagai akibatnya sampah yang tidak terangkut lalu dibuang oleh

masyarakat ke sungai atau ke lahan kosong yang ada sehingga

menimbulkan dampak negatif baik kepada lingkungan maupun kebersihan

dan kesehatan masyarakat

- Pengolahan limbah cair

Pengolahan limbah cair di kota Bogor secara umum masih belum

berjalan dengan baik Indikasi ini terlihat dari indikasi pencemaran air di

Kota Bogor yang telah berada di atas batas mutu untuk beberapa kriteria

Kontaminasi ini terutama ditimbulkan dari limbah cair rumah tangga yang

pembuangannya tidak dengan menggunakan kaidan pengolahan limbah

yang benar Berdasarkan data yang ada pada tahun 2003 hanya 2253

penduduk yang rumahnya dilengkapi dengan tangki septik Sebagai

akibatnya maka hampir 80 kegiatan rumah tangga di Bogor turut

berpartisipasi dalam pencemaran air di Kota Bogor akibat tidak adanya

IPAL rumah tangga yang baik dan terpadu

- Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan di Kota Bogor secara fisik jumlah dan

ketersebarannya sudah sangat mencukupi Di Kota Bogor terdapat 286

sarana pendidikan usia pasca balita (TK Diniyah dan RA) 366 sarana

pendidikan dasar (SD dan Ibthidaiyah) 145 sarana pendidikan menengah

pertama (SMP dan Tsanawiyah) 110 sarana pendidikan menengah atas

(SMA SMK dan Aliyah) dan 9 sarana pendidikan tinggi (Akademi

Sekolah Tinggi dan Perguruan Tinggi)

- Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan di Kota Bogor juga sudah sangat memadai Di

Kota Bogor terdapat 24 unit Puskesmas RRI 22 unit Puskesmas

Pembantu 3 Puskesmas Keliling dan 9 Rumah Sakit Selain itu

Pelayanan Kesehatan di Kota Bogor juga didukung oleh 8 rumah bersalin

77 balai pengobatan 556 praktek dokter 737 apotek 28 toko obat berizin

dan 16 laboratorium kesehatan

- Pelayanan kebutuhan rohani

Pelayanan kebutuhan rohani di Kota Bogor juga telah tersedia fasilitas-

fasilitas ibadah yang letaknya tersebar di seluruh Kota Bogor Adapun

fasilitas-fasiltitas peribadatan yang tersedia tersebut adalah 634 mesjid

753 musholla 27 Gereja Protestan 8 Gereja Khatolik dan 9 wihara

Budha Fasilitas-fasilitas ini hampir seluruhnya didanai oleh swadaya

masyarakat dalam pengadaan dan perawatannya

- Kegiatan Jasa dan Perdagangan

Dikarenakan Kota Bogor secara regional mempunyai fungsi utama

sebagai pusat kegiatan bagi daerah-daerah sekitarnya maka kegiatan jasa

dan perdagangan memiliki aktivitas yang tinggi di Kota Bogor Untuk

menampung aktivitas tersebut maka di Kota Bogor terdapat fasilitas-

fasilitas perdagangan yang melayani tidak hanya lokal untuk kota Bogor

tetapi juga untuk pasar regional Bogor Raya Adapun fasilitas-fasilitas

perdagangan yang berada di Kota Bogor adalah sebagai berikut 4 pasar

regional 5 pasar lokal 7 pasar modernsupermarket 388 toko dan 2212

warung

C Kota Depok

- Komponen Air Bersih

Pelayanan air bersih Kota Depok sistem perpipaannya hanya mampu

mencukupi 19 dari seluruh kebutuhan warganya

- Komponen Drainase

Beberapa ruas jalan di Depok tidak memiliki sistem drainase yang

layak Hal ini dikarenakan perkembangan wilayah ini sedari awal tidak

disertai dengan perencanaan yang bervisi ke depan sebagai kota

permukiman Sebelum tahun 1970-an Depok merupakan areal persawahan

yang sarat dengan sistem irigasi sehingga infrastruktur jalan yang ada

sekarang mengikuti sistem pengairan ini Untuk membangun system

drainase memang membutuhkan biaya yang tinggi Namun bila tidak

dimulai Depok akan bernasib sama dengan Jakarta yang digenangi air bila

hujan turun Bila ini terjadi kondisi Jakarta akan lebih parah lagi

- Komponen Persampahan

Timbulan sampah yang terdapat di Kota Depok merupakan jumlah

sampah yang berasal dari daerah perumahan daerah komersial (pasar

pertokoan dan pusat perdagangan) daerah industri perkantoran sarana

umum jalan taman dan lain-lain

Saat ini daerah-daerah yang sudah dilayani oleh Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Depok baik sampah domestik maupun non domestik

meliputi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Sukmajaya Kecamatan Pancoran

dan Kecamatan Beji Berdasarkan hal tersebut produksi sampah yag

terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah saat ini adalah

sebesar 900 m3hari atau 25 dari jumlah timbulan sampah yang

dihasilkan Kota Depok sebesar 3600 m3hari Timbulan sampah yang

bersal dari daerah pelayanan dikumpulkan di Tempat Pembuangan

Sementara (TPS) yang tersebar di lokasi-lokasi tertentu untuk selanjutnya

di angkut ke Tempat Pembuangan Akhir Cipayung yang terletak di di

Kecamatan Pancoran Mas Depok

Untuk memudahkan pelayanan sejak bulan Maret 2003 dilakukan

pembagian wilayah pelayanan pada tiap-tiap kecamatan dengan dipimpin

oleh masing-masing seorang Koordinator Kecamatan (Korcam) dengan

dibantu oleh staf administrasi dan petugas retribusi yaitu

1 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Cimanggis

2 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Sukmajaya

3 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Pancoran Mas dan Beji

4 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Limo dan Sawangan

- Komponen Jalan

Berkaitan dengan mobilitas di Kota Depok persoalan yang dihadapi

antara lain tingginya komuter karena sebagian besar penduduk bekerja di

DKI Jakartaterbatasnya jalan alternatif di bagian poros tengah kota

menuju Jakarta kurangnya penataan bangunan pada ruas jalan lintas

regional dan sepanjang jalan utama dan pemanfaatan badan jalan untuk

kegiatan perdagangan dan parkir yang menimbulkan kerawanan

kemacetan lalu lintas

D Kota Tangerang

- Pendidikan

Pada tahun 2001 fasilitas pendidikan yang ada di Kota Tangerang

antara lain TK SD SLTP SLTA dan Perguruan Tinggi

- Fasilitas Kesehatan

Dalam upaya peningkatan masalah kesehatan Kota Tangerang terus

meningkatkan pelayanannya dengan upaya pengadaan berbagai sarana dan

prasarana kesehatan

Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Tangerang adalah Rumah

Sakit Puskesmas Balai Pengobatan Posyandu dan penyebarannya sudah

cukup merata di setiap kecamatan

- Komponen Air Bersih

Daerah pelayanan air bersih Kota Tangerang terdiri dari

a Daerah perumahan yang air bersihnya dilayani oleh developer sendiri

b Daerah perumahan dan industri yang dilayani oleh PDAM Kota

Tangerang

Wilayah pelayanan air bersih Kota Tangerang meliputi 13 Kecamatan

yang dikelola 3 (tiga) Institusi yaitu

a Cabang Babakan dengan IPA Babakan kapasitas 80 ldet dan IPA

Cikokol Kapasitasnya 500 ldet dan 100 ldet

b Cabang Perumnas I dengan IPA Perumnas kapasitas 40 dan 20 ldet

serta IPA Cikokol kapasitas 500 ldet dan 100 ldet

c Cabang Perumnas II dengan IPA Cikokol dengan kapasitas 500 ldet

Total kapasitas terpasang saat ini 740 ldet sumber air baku yang

dipakai adalah Sungai Cisadane dengan kapasitas produksi sekitar 647

ldet dan distribusi system pemompaan Penduduk yang terlayani dari

sistem air bersih tersebut sekitar 3403 penduduk kota Tangerang

Kapasitas produksi distribusi air terjual dan persentase kebocoran air

PDAM Kota Tangerang tahun 1997 ndash 2003 dirinci dalam tabel berikut ini

Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa kapasitas produksi distribusi

jumlah air terjual dan panjang pipa terpasang dari tahun 1999 sampai

dengan tahun 2003 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya

Peningkatan tersebut diiringi dengan penurunan tingkat kebocoran Ini

menunjukkan bahwa kinerja PDAM Kota Tangerang dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan

untuk Kota Metropolitan sebesar 15 dan kebutuhan ideal adalah 185

literoranghari maka kebutuhan air bersih untuk Kota Tangerang

disajikan dalam tabel berikut ini

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 lorghari Kota Tangerang dengan jumlah penduduk 1354226 jiwa

membutuhkan 250531810 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Tangerang baru dapat

memproduksi sebanyak 55900800 lhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 194631010 lhr

- Komponen Persampahan

Lokasi tempat pembuangan akhir sampah yang ada di Kota Tangerang

adalah TPA Rawakucing Pengelolaan sampah di Rawa Kucing

menggunakan sistem pembuangan dengan metode open dumping Luas

lahan TPA 8 Ha Luas yang tersisa sekitar 2 ndash 3 Ha Jumlah sampah dari

Kota Tangerang yang dibuang di TPA Rawa Kucing sekitar 1710 m3

sampah perhari (berdasar truk masuk 190 triphari) TPA dilengkapi

dengan Excavator Buldozer dan Wheel Loader dengan beban kerja

operasi rata-rata 4 jam per hari Dalam rangka mengurangi timbulan

sampah memperpanjang umur pakaiTPA dan meminimalkan dampak

lingkungan di sekitar lokasi TPA maka dilakukan upaya pengolahan

sampah Pada saat ini upaya pengolahan sampah yang telah dilakukan di

TPA Rawa Kucing adalah pengolahan sampah organik menjadi pupuk

organik kompos di bawah Unit Pengolahan Sampah Organik (UPSO) TPA

Rawakucing

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Sistem pengolahan air limbah di Kota Tangerang belum dilakukan

secara maksimalhal ini disebabkan belum dapat dioperasikannya Instalasi

Pengelolaan Air Limbah

Air limbah yang ada di Kota Tangerang berasal dari limbah rumah

tangga air hujan dan limbah industri Sistem pembuangan air hujan

mengikuti pola aliran alami dalam hal ini drainase terbuka Sedangkan

untuk limbah buangan rumah tangga adalah dengan menggunakan sistem

septic tank dan dibuang ke drainase terbuka

- Komponen Jalan

Sistem jalan di Kota Tangerang merupakan bagian dari jalan Nasional

dan Propinsi Jalan Tol Sukarno-Hatta Jalan Daan Mogot Jalan Gatot

Subroto Jalan Thamrin dan Jalan Jendral Sudirman merupakan jalan

negara yang menghubungkan Kota Tangerang dengan Kota Jakarta dan

Kabupaten Tangerang dan diklasifikasikan sebagai jalan arteri primer

Jalan Cokroaminoto Jalan M Toha Jalan Maulana Hasanudin Jalan

Kisamaun Jalan Perintis Kemerdekaan Jalan Raden Saleh dan Jalan

Raden Patah yang menghubungkan Kota Tangerang dan Jakarta

diklasifikasikan sebagai jalan arteri sekunder Panjang jalan Kota

Tangerang sekitar 5556 km yang statusnya terdiri dari jalan negara jalan

propinsi dan jalan kota Adapun panjang jalan berdasarkan klasifikasi

fungsi jalan yang ada meliputi

1 Arteri primer 3035 km

2 Kolektor primer 7165 km

3 Arteri sekunder 2746 km

4 Kolektor sekunder 10277 km

5 Lokal 32336 km

E Kota Bekasi

- Pendidikan

- Fasilitas Kesehatan

- Komponen Air Bersih

Sumber air bersih untuk daerah pelayanan Kota Bekasi berasal dari

sumber air permukaan Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air di lima

kecamatan di Kota Bekasi

Kapasitas produksi dari kelima unit IPA yang ada sebesar 1065

literdetik Berikut ini adalah tabel kapasitas IPA yang ada di Kota Bekasi

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 ldtorg Kota Bekasi dengan jumlah penduduk 1845005

membutuhkan 341325925 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Bekasi baru dapat

memproduksi sebanyak 109728000 literhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 231597925 literhari

- Komponen Persampahan

Pengelolaan sampah Kota Bekasi dilakukan oleh Sub Dinas

Kebersihan DPU Kota Bekasi Pelayanan Dinas Kebersihan saat ini hanya

mencakup 35 dari seluruh timbulan sampah penduduk

Berikut ini adalah data-data tentang persampahan Kota Bekasi

1048713 Perkiraan timbulan sampah perhari 4602 m3hari

1048713 Kapasitas angkut rata-rata perhari 18 m3harikendaraan

1048713 Ritasi Kendaraan rata-rata perhari 3 ritharikendaraan

1048713 Kemampuan daya angkut rata-rata perhari 6 ndash 12 m3harikendaraan

1048713 Kebutuhan kendaraan angkut sampah (4602 18) (A) 255 unit

1048713 Jumlah kendaraan efektif tahun 2003

a Wilayah 54 unit kendaraan

b Pasar Kota 11 unit kendaraan

c Sewa kendaraan angkutan sampah -- kendaraan

d Swastanisasi Mobil Tinja 11 unit kendaraan

Jumlah (B) 65 unit kendaraan

Kekurangan kendaraan (C) = A ndash B = 190 unit kendaraan

Tempat Pembuangan Akhir di Kota Bekasi terletak di TPA Sumur

Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi Sebelumnya terletak di

TPA Bantar Gebang (milik Pemda DKI Jakarta) Persentase komposisi

sampah di Kota Bekasi terdiri dari sampah organik 75 kertas 8

kaintextil 1 karetkulit tiruan 1 plastik 9 metallogam 2 gelas

kaca 1 lain-lain 5

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu tingkat timbulan

sampah sebanyak 00035 m3oranghari Kota Bekasi dengan jumlah

penduduk 1845005 jiwa menghasilkan 645751m3 timbulan

sampahJumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 00035

m3oranghari Namun sampah yang terangkut saat ini sebanyak 1610 m3

Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 484751m3

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Layanan sanitasi yang saat ini diberikan kepada masyarakat baru

berupa layanan penyedotan lumpur tinja di septik tank milik masyarakat

yang dilakukan melalui truk tinja milik Pemda serta truk tinja milik

swasta Tingkat pelayanan yang saat ini sudah dicapai dengan bantuan

swasta telah mencapai rata-rata 40 Lumpur tinja yang berasal dari septik

tank masyarakat disedot dan diangkut menggunakan truk tinja (Vacuum)

milik Sub Dinas Kebersihan DPU Kota Bekasi serta truk tinja milik

swasta Di Kota Bekasi terdapat 11 unit truk tinja milik Subdin Kebersihan

DPU Kota Bekasi serta 21 unit truk tinja milik swasta Pengolahan akhir

tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di

Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kapasitas IPLT 115

m3hari Secara fisik kondisi prasarana masih belum lengkap antara lain

pompa lumpur bar screen dan screen chamber dan pagar pengaman

IPLT belum beroperasi penuh karena masih dalam penyelesaian

- Komponen Drainase

Wilayah Kota Bekasi dialiri 5 (lima) sungai utama yaitu Kali Cakung

Kali Bekasi Kali Sunter Kali Cikeas Kali Cileungsi beserta anak-anak

sungainya Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai drainase

utamaprimer (drainase makro) Kelima sungai tersebut mempunyai daerah

tangkapan air yang cukup luas dengan muara ke arah utara dan berakhir di

Laut Jawa Sistem drainase Kota Bekasi saat ini mencakup wilayah seluas

kurang lebih 9035 hektar atau 43 dari luas wilayah kota Terdapat

saluran penerussekunder dari pusat daerah tangkapan dalam kota ke badan

air penerima dengan lebar dan kedalaman saluran bervariasi

Kondisi sistem drainase yang ada telah banyak yang rusak dan kurang

terpelihara Akibat dari kondisi yang ada maka genangan menjadi masalah

utama di Kota Bekasi dengan luas genangan sekitar 585 hektar yang

tersebar di 27 lokasi Genangan yang terjadi di Kota Bekasi disebabkan

oleh

1 Adanya hambatan saluran air dari arah selatan ke utara oleh

1048713 Jalan tol

1048713 Kalimalang

1048713 Jalan Kereta Api

1048713 Selokangorong-gorong yang ada saat ini kapasitasnya sudah tidak

memenuhi lagi

2 Faktor alamiah saluran itu sendiri karena terjadi penggerusan dan

terbawanya material saluran oleh aliran air sehingga terjadi

pedangkalan dan sedimentasi yang mengakibatkan terjadinya

penyempitan dimensi saluran drainase

3 Faktor pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam

saluran drainase dan pembangunan fisik yang tidak memperhatikan

garis sempadan saluran menyebabkan penyumbatan dan kerusakan

saluran drainase

4 Adanya pengembangan wilayah kota yang mengubah tata guna lahan

mengakibatkan bertambahnya debit air di saluran Luapangenangan

terjadi karena pertambahan debit tersebut tidak disertai dengan

perencanaan ulang saluran drainase eksisting

- Komponen Jalan dan Transportasi

Menjamurnya permukiman di Kota Bekasi tidak diimbangi dengan

penyediaan infrastruktur jalan yang memadai Hampir setiap hari jalan-

jalan di Bekasi khususnya dari dan menuju pintu tol Bekasi Barat dan

Bekasi Timur padat dan terhambat Di beberapa jalan seperti Jl AYani

misalnya rasio kemacetan mencapai 089 artinya kendaraan melaju dengn

kecepatan di bawah 40 km per jam Masalah klasik pun dituding sebagai

penyebabnya Ruas jalan yang tersedia tidak seimbang dengan mobilitas

kendaraan yang melintas

Arus lalu lintas dari dan ke Kota Bekasi hanya dilayani satu terminal

angkutan umum Kondisinya pun tidak terawat jorok banyak kubangan

jika hujan onggokan sampah selain masalah keamanan yang rawan

Penumpang dan bus menjadi enggan masuk terminal Akibatnya

bermunculan terminal-terminal bayangan di sepanjang jalan

Panjang jalan total seluruh Kota Bekasi adalah 32279 km yang

hampir seluruhnya adalah jalan beraspal dan hanya sebagian kecil saja

yang merupakan jalan tanah Kondisi jalan sebagian besar baik mencapai

6675 dari total panjang jalan Sedangkan jalan dengan kondisi sedang

sebanyak 1253 kondisi rusak 1394 dan 678 sisanya rusak berat

Berikut ini adalah tabel panjang jalan menurut jenis permukaan

kondisi dan kelas jalan di Kota Bekasi tahun 2003

Sumber

httpdigilibpetraacid

Badan Pusat Statistik

wwwmenlhgoidiartpdf_1065226644pdf

httpwwwbappedajakartagoiddownloadpropedaPropeda_BAB11pdf

Profil Kabupaten Kota Depok 2003

Profil Kabupaten Kota Bekasi 2003

Profil Kabupaten kota Tangerang 2003

httpbappedabogorcitynet

httplovescokelatwordpresscom20100109struktur-tuang-kota

Page 3: Geografi Kota

smartshop office building clubs hotel headquarter of economic civic

political

2 Bagian diluarnya disebut WBD (Whole Business District) yang ditempati oleh

bangunan yang diperuntukkan untuk kegiatan ekonomi dalam jumlah yang

besar antara lain pasar dan pergudangan

Sedangkan menurut Arthur dan Simon (1973) pusat kota adalah pusat

keruangan dan administrasi dari wilayahnya yang memiliki beberapa ciri yaitu

1 Pusat kota merupakan tempat dari generasi ke generasi menyaksikan

perubahan-perubahan waktu

2 Pusat kota merupakan tempat vitalitas kota memperoleh makanan dan energi

dengan tersebarnya pusat-pusat aktivitas seperti pemerintahan lokasi untuk

balai kota toko-toko besar dan bioskop

3 Pusat kota merupakan tempat kemana orang pergi bekerja tempat ke mana

mereka rdquopergi ke luarrdquo

4 Pusat kota merupakan terminal dari pusat jaringan jalan kereta api dan

kendaraan umum

5 Pusat kota merupakan kawasan di mana kita menemukan kegiatan usaha

kantor pemerintahan pelayanan gudang dan industri pengolahan pusat

lapangan kerja wilayah ekonomis metropolitan

6 Pusat kota merupakan penghasilan pajak yang utama meskipun kecil namun

nilai bangunan yang ada di pusat kota merupakan proporsi yang besar dari

segala keseluruhan kota karena pusat kota memiliki prasarana yang

diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi

7 Pusat kota merupakan pusat-pusat fungsi administratif dan perdagangan besar

mengandung rangkaian toko-toko eceran kantor-kantor profesional

perusahaan jasa gedung bioskop cabang-cabang bank dan bursa saham

Dalam kota kecil yang swasembada kawasan ini juga menyediakan fasilitas

perdagangan besar mencakup pusat-pusat administratif dan transportasi yang

diperlukan

D Kota Satelit

Kota satelit adalah kota kecil di tepi sebuah kota besar yang meskipun

merupakan komunitas mandiri sebagian besar penduduknya tergantung dengan

kehidupan di kota besar Biasanya penghuni kota satelit ini adalah komuter dari

kota besar tersebut ini

Kota satelit merupakan daerah penunjang bagi kota-kota besar di sekitarnya

dan merupakan jembatan masukakses untuk menuju ke kota besar Karena kota

satelit juga berfungsi sebagai penunjang kota besar maka implikasi daripada kota

satelit sebagai penunjang akan tampak pada hidup keseharian warganya Kota

satelit bisa juga sebagai pemasok barang-barang kebutuhan warga kota besar

karena semakin besar dan berkembangnya suatu kota maka sikap warganya untuk

memproduksi barang-barang untuk kebutuhan mereka juga akan semakin turun

Karena hal inilah maka fungsi kota satelit sebagai kota penunjang kebutuhan

hidup masyarakat kota juga akan semakin tampak

E Pola Model dan Struktur Ruang Kota

Pola keruangan kota kaitannya dengan tataguna lahan wilayah perkotaan

meliputi

+ Kota Inti kota

+ Sub daerah perkotaan

+ Jalur tepi daerah perkotaan

+ Jalur tepi daerah perkotaan paling luar

+ Jalur batas desa ndash kota pedesaan

Berdasarkan lokasi pusat kegiatan kota dikelompokkan menjadi

1 Pusat kota

2 Selaput inti kota

3 Kota satelit

4 Sub Urban

Adapun model struktur ruang apabila dilihat berdasarkan pusat ndash pusat

pelayanannya diantaranya

1 Mono centered

Terdiri dari satu pusat dan beberapa sub pusat yang tidak saling terhubung

antara sub pusat yang satu dengan sub pusat yang lain

2 Multi nodal

Terdiri dari satu pusat dan beberapa sub pusat dan sub sub pusat yang

saling terhubung satu sama lain Sub sub pusat selain terhubung langsung

dengan sub pusat juga terhubung langsung dengan pusat

3 Multi centered

Terdiri dari beberapa pusat dan sub pusat yang saling terhubung satu sama

lainnya

4 Non centered

Pada model ini tidak terdapat node sebagai pusat maupun sub pusat

Semua node memiliki hirarki yang sama dan saling terhubung antara yang satu

dengan yang lainnya

(Sinulingga 2005)

F Faktor-faktor Timbulnya Pusat Pelayanan

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya suatu pusat-pusat pelayanan yaitu

1 Faktor Lokasi

Letak suatu wilayah yang strategis menyebabkan suatu wilayah dapat menjadi

suatu pusat pelayanan

2 Faktor Ketersediaan Sumber Daya

Ketersediaan sumber daya dapat menyebabkan suatu wilayah menjadi pusat

pelayanan

3 Kekuatan Aglomerasi

Kekuatan aglomerasi terjadi karena ada sesuatu yang mendorong kegiatan

ekonomi sejenis untuk mengelompok pada sutu lokasi karena adanya suatu

keuntungan yang selanjutnya akan menyebabkan timbulnya pusat-pusat

kegiatan

4 Faktor Investasi Pemerintah

Ketiga faktor diatas menyebabkan timbulnya pusat-pusat pelayanan secara

ilmiah sedangkan faktor investasi pemerintah merupakan sesuatu yang

sengaja dibuat (Artificial)

G Konsepsi Metropolitan

1 Secara Generik Suatu permukiman berskala besar yang terdiri dari satu

atau lebih kota besar dan kawasan yang secara keseluruhan terintegrasi

membentuk suatu sistem struktur ruang tertentu dengan satu atau lebih

kota besar sebagai pusat (kota inti) dan beberapa kota lebih kecil yang

berfungsi sebagai kota satelit yang memiliki keterkaitan ekonomi dan

sosial dan mempunyai ekonomi jasa dan industri yang beragam

Beberapa konsep Metropolitan antara lain

(1) Satu kota inti dan daerah semi perkotaan serta daerah pinggiran perkotaan

(Gambar 1)

(2) Satu kota inti dan beberapa kota satelitnya (Gambar 2)

(3) Beberapa kota inti dan kota-kota satelitnya yang masing-masing kota inti

disekat oleh Ruang Terbuka HijauSabuk Hijau (Gambar 3)

2 Secara Aplikatif

- Skala besar ditunjukkan dengan jumlah penduduk lebih dari 1 juta jiwa

dihitung dari seluruh kawasan yang terintegrasi

- Kepadatan penduduk kotor gt 60 jiwaha

- Batas kawasan Metropolitan adalah batas fungsional yang mencakup

wilayah administrasi dari pusat (kota inti) atau sub-pusat (kota satelit)

yang terintegrasi

Terintegrasi ditunjukan dengan peran ekonomi pusat yang jauh lebih besar

dari kota atau kawasan sekitar yang diukur dari

1 Jumlah ragam aktifitas jasa dan industri

2 Jumlah komuter ke pusat kota yang besar

Sistem struktur ruang yang jelas yang menunjukkan adanya pusat dan sub

pusat yang berbentuk

1 Monosentris Gambar 1

2 Polisentris Gambar 2 dan 3 Dengan dua atau lebih kota inti setara

yang terintegrasi dengan kota satelit

BAB III

PEMBAHASAN

A JABODETABEK Sebagai Kawasan Metropolitan

Propinsi DKI Jakarta merupakan kota metropolitan yang merupakan tempat

yang menarik baik sebagai tempat usaha atau kerja maupun tempat tinggal

Pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan terbukanya lapangan usaha

menyebabkan pertumbuhan penduduk metropolitan Jakarta meningkat secara

berarti dengan konsekuensi pada kebutuhan penyediaan sarana dan prasarana

perkotaan untuk memperkuat fungsi internal dan eksternal kota Tabel jumlah

penduduk DKI Jakarta dan kota satelitnya bisa dilihat pada table di bawah ini

Tabel 1 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin menurut Propinsi dan

KabupatenKota 2005

No Propinsi Kota Total Jumlah Penduduk (jiwa)1 DKI Jakarta 8839247

Kep Seribu 18644Kota Jakarta Pusat 889448Kota Jakarta Utara 1445623Kota Jakarta Timur 2391166Kota Jakarta Selatan 2001353Kota Jakarta Barat 2093013

2 Jawa Barat 38886975Kota Bogor 3829053Kota Bekasi 1993478Kota Depok 1374903

3 Banten 9008151Kota Tangerang 1451595

Sumber SUPAS 2005 Data Statistik Indonesia

Gambar Jakarta sebagai kota inti dan BODETABEK sebagai kota satelit

Kawasan JABODETABEK sebagai satu kesatuan wilayah perencanaan

mempunyai peran sebagai pusat pengembangan kegiatan perekonomian wilayah

yang produktif efektif dan efisien

B Kondisi Fasilitas Umum dan Sosial Kawasan JABODETABEK

A Kota DKI Jakarta

a Transportasi

Salah satu kondisi yang mempengaruhi permasalahan transportasi

adalah prasarana jalan yang masih terbatas akibat tidak imbangnya

persentase pertambahan kendaraan yang mencapai 874 persen per tahun

sementara persentase pertambahan prasarana jalan hanya 628 persen per

tahun selama dekade terakhir

b Utilitas kota

Permasalahan infrastruktur khususnya jaringan utilitas seperti gas

listrik dan telepon di DKI Jakarta yang berkaitan dengan penataan ruang

antara lain adalah

o Belum terpadunya sistem informasi pengembangan jaringan utilitas

dengan penataan ruang kota

o Perkembangan kota yang sangat pesat kurang diimbangi dengan

penyediaan utilitasnya secara terpadu

o Standar penyediaan ducting system belum sepenuhnya dapat

diterapkan karena berkaitan dengan biaya investasi prasarana

c Air bersih

Permasalahan utama air bersih di DKI Jakarta terutama adalah belum

meratanya distribusi air bersih perpipaan yang dapat dinikmati oleh

penduduk Jakarta Produksi air dari instalasi pengolahan air bersih (IPA)

baru mencapai total produksi plusmn 40 juta m3tahun Permasalahan lain adalah

penurunan kualitas air baku untuk produksi air bersih yang diperoleh

terutama dari air permukaan (sungaikanal)

d Air limbah

Pemukiman di Jakarta masih banyak menggunakan sistem pembuangan

setempat (on site) sebagai sarana pembuangan limbahnya dan hanya

menampung air limbah di jamban saja Limbah yang berasal dari kegiatan

mencuci dan mandi pada umumnya disalurkan ke dalam saluran drainase

yang kemudian mengalir ke sungai atau saluran-saluran terbuka

B Kota Bogor

- Bidang sarana dan prasarana energi

Untuk energi kelistrikan Kota Bogor dilayani oleh 7 Gardu Induk

yakni GI Ciawi kapasitas 2 x 30 MVA GI Kedungbadak kapasitas 2 x 30

MVA GI Bogor Baru kapasitas 2 x 60 MVA GI Karacak kapasitas 2 x 30

MVA GI Cibinong kapasitas 2 x 60 MVA dan GI Sentul kapasitas 2 x 60

MVA yang disediakan oleh PT PLN Untuk mendistribusikan jaringan

listrik ini terdapat 50 gardu distribusi yang tersebar di seluruh wilayah

Kota Bogor Sampai dengan tahun 2004 dengan pola distribusi yang ada

maka cakupan layanan listrik di Kota Bogor telah mencapai 99335 dari

seluruh wilayah Kota Bogor Pada tahun 2008 direncanakan dioperasikan

gardu induk yang baru rencana di Bubulak dengan kapasitas 2x60 MVA

(GI Bogor Kota) Pasokan listrik Kota Bogor terkait dengan jaringan

transmisi Jawa-Bali yang pada Thn 2009 proyek 10000 MW terwujud

maka pasokan sampai 2025 masih mencukupi Untuk tipe konstsruksi

jaringan listrik masih menggunakan saluran udara (di atas tanah) sehingga

mempunyai resiko tinggi

- Pelayanan sumber energi gas

Pelayanan sumber energy ini juga dilakukan oleh PT PGN

Perkembangan layanan distribusi gas ini juga berkembang dengan sangat

pesat dimana tingkat perumbuhan pelanggannya meningkat sebesar

20492 dalam kurun waktu tahun 1999-2003 Total gas yang tersalurkan

di akhir tahun 2003 telah mencapai 222068209 m3

- Penyediaan air bersih

Seluruh masyarakat Kota Bogor dilayani oleh BUMD PDAM Tirta

Pakuan dan sebagian oleh BUMD PDAM Tirta Kahuripan (Kabupaten

Bogor) Penyediaan air bersih ini dilakukan dengan memanfaatkan

sumber mata air dan sungai yang ada di Kota Bogor Total penyaluran air

bersih oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2005 untuk kegiatan

domestik adalah 24007048 m3 dengan jumlah pelanggan 70014

sambungan yang distribusi penyaluran air bersih ini telah melayani

6791 dari keseluruhan penduduk Kota Bogor (diluar yang terlayani oleh

PDAM Tirta Kahuripan) Selain memperoleh layanan air bersih dari

PDAM sebagian masyarakat Bogor untuk memenuhi kebutuhan air

bersihnya sehari-hari didapatkan melalui cara pengambilan air tanah dan

air permukaan Saat ini Kota Bogor masih belum dihadapkan pada krisis

air mengingat sumber air baik dari mata air (3 mata air) maupun sungai

(3 sungai) menghasilkan debit air yang masih memadai yakni 1125 liter

per detik

- Sarana dan prasarana telekomunikasi

Sampai dengan tahun 2004 telah mampu melayani sampai dengan 80

kebutuhan masyarakat Kota Bogor Melalui PT Telkom Kandatel Bogor

telah berhasil ditingkatkan pelayanan sambungan hingga mencapai

333467 SST dengan berbagai jenis layanannya baik untuk bisnis

perumahan maupun telepon umum Dengan teknologi yang semakin

berkembang pada saat ini maka untuk daerah-daerah tertentu yang belum

dapat terlayani oleh jaringan kabel Telkom pelayanannya telah dapat

dijangkau oleh jaringan telekomunikasi nir-kabel (wireless) baik itu yang

disediakan oleh PT Telkom maupun perusahaan-perusahaan swasta

lainnya yang bergerak di bidang telekomunikasi Untuk layanan

komunikasi data maka di Kota Bogor juga telah dilayani oleh jaringan

internet berkapasitas lebar baik itu dengan menggunakan kabel maupun

dengan nir-kabel yang terus berkembangan sesuai dengan perkembangan

teknologi informasi

- Penanganan permasalahan sampah padat

Kota Bogor masih menggunakan sistem konvensional yaitu

dikumpulkan di beberapat titik pengumpulan lalu dibawa ke tempat

pembuangan akhir Jumlah produksi sampah yang dihasilkan oleh

berbagai kegiatan di Kota Bogor diperkirakan mencapai 2124 m3 per hari

dimana sampah yang dihasilkan adalah 72 bersifat organik dan 28

bersifat anorganik Dari jumlah sampah yang dihasilkan ini baru dapat

terangkut menuju TPA sebesar 688 karena adanya keterbatasan armada

truk pengangkutan sampah Karena tidak semuanya dapat terangkut maka

sebagai akibatnya sampah yang tidak terangkut lalu dibuang oleh

masyarakat ke sungai atau ke lahan kosong yang ada sehingga

menimbulkan dampak negatif baik kepada lingkungan maupun kebersihan

dan kesehatan masyarakat

- Pengolahan limbah cair

Pengolahan limbah cair di kota Bogor secara umum masih belum

berjalan dengan baik Indikasi ini terlihat dari indikasi pencemaran air di

Kota Bogor yang telah berada di atas batas mutu untuk beberapa kriteria

Kontaminasi ini terutama ditimbulkan dari limbah cair rumah tangga yang

pembuangannya tidak dengan menggunakan kaidan pengolahan limbah

yang benar Berdasarkan data yang ada pada tahun 2003 hanya 2253

penduduk yang rumahnya dilengkapi dengan tangki septik Sebagai

akibatnya maka hampir 80 kegiatan rumah tangga di Bogor turut

berpartisipasi dalam pencemaran air di Kota Bogor akibat tidak adanya

IPAL rumah tangga yang baik dan terpadu

- Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan di Kota Bogor secara fisik jumlah dan

ketersebarannya sudah sangat mencukupi Di Kota Bogor terdapat 286

sarana pendidikan usia pasca balita (TK Diniyah dan RA) 366 sarana

pendidikan dasar (SD dan Ibthidaiyah) 145 sarana pendidikan menengah

pertama (SMP dan Tsanawiyah) 110 sarana pendidikan menengah atas

(SMA SMK dan Aliyah) dan 9 sarana pendidikan tinggi (Akademi

Sekolah Tinggi dan Perguruan Tinggi)

- Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan di Kota Bogor juga sudah sangat memadai Di

Kota Bogor terdapat 24 unit Puskesmas RRI 22 unit Puskesmas

Pembantu 3 Puskesmas Keliling dan 9 Rumah Sakit Selain itu

Pelayanan Kesehatan di Kota Bogor juga didukung oleh 8 rumah bersalin

77 balai pengobatan 556 praktek dokter 737 apotek 28 toko obat berizin

dan 16 laboratorium kesehatan

- Pelayanan kebutuhan rohani

Pelayanan kebutuhan rohani di Kota Bogor juga telah tersedia fasilitas-

fasilitas ibadah yang letaknya tersebar di seluruh Kota Bogor Adapun

fasilitas-fasiltitas peribadatan yang tersedia tersebut adalah 634 mesjid

753 musholla 27 Gereja Protestan 8 Gereja Khatolik dan 9 wihara

Budha Fasilitas-fasilitas ini hampir seluruhnya didanai oleh swadaya

masyarakat dalam pengadaan dan perawatannya

- Kegiatan Jasa dan Perdagangan

Dikarenakan Kota Bogor secara regional mempunyai fungsi utama

sebagai pusat kegiatan bagi daerah-daerah sekitarnya maka kegiatan jasa

dan perdagangan memiliki aktivitas yang tinggi di Kota Bogor Untuk

menampung aktivitas tersebut maka di Kota Bogor terdapat fasilitas-

fasilitas perdagangan yang melayani tidak hanya lokal untuk kota Bogor

tetapi juga untuk pasar regional Bogor Raya Adapun fasilitas-fasilitas

perdagangan yang berada di Kota Bogor adalah sebagai berikut 4 pasar

regional 5 pasar lokal 7 pasar modernsupermarket 388 toko dan 2212

warung

C Kota Depok

- Komponen Air Bersih

Pelayanan air bersih Kota Depok sistem perpipaannya hanya mampu

mencukupi 19 dari seluruh kebutuhan warganya

- Komponen Drainase

Beberapa ruas jalan di Depok tidak memiliki sistem drainase yang

layak Hal ini dikarenakan perkembangan wilayah ini sedari awal tidak

disertai dengan perencanaan yang bervisi ke depan sebagai kota

permukiman Sebelum tahun 1970-an Depok merupakan areal persawahan

yang sarat dengan sistem irigasi sehingga infrastruktur jalan yang ada

sekarang mengikuti sistem pengairan ini Untuk membangun system

drainase memang membutuhkan biaya yang tinggi Namun bila tidak

dimulai Depok akan bernasib sama dengan Jakarta yang digenangi air bila

hujan turun Bila ini terjadi kondisi Jakarta akan lebih parah lagi

- Komponen Persampahan

Timbulan sampah yang terdapat di Kota Depok merupakan jumlah

sampah yang berasal dari daerah perumahan daerah komersial (pasar

pertokoan dan pusat perdagangan) daerah industri perkantoran sarana

umum jalan taman dan lain-lain

Saat ini daerah-daerah yang sudah dilayani oleh Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Depok baik sampah domestik maupun non domestik

meliputi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Sukmajaya Kecamatan Pancoran

dan Kecamatan Beji Berdasarkan hal tersebut produksi sampah yag

terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah saat ini adalah

sebesar 900 m3hari atau 25 dari jumlah timbulan sampah yang

dihasilkan Kota Depok sebesar 3600 m3hari Timbulan sampah yang

bersal dari daerah pelayanan dikumpulkan di Tempat Pembuangan

Sementara (TPS) yang tersebar di lokasi-lokasi tertentu untuk selanjutnya

di angkut ke Tempat Pembuangan Akhir Cipayung yang terletak di di

Kecamatan Pancoran Mas Depok

Untuk memudahkan pelayanan sejak bulan Maret 2003 dilakukan

pembagian wilayah pelayanan pada tiap-tiap kecamatan dengan dipimpin

oleh masing-masing seorang Koordinator Kecamatan (Korcam) dengan

dibantu oleh staf administrasi dan petugas retribusi yaitu

1 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Cimanggis

2 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Sukmajaya

3 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Pancoran Mas dan Beji

4 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Limo dan Sawangan

- Komponen Jalan

Berkaitan dengan mobilitas di Kota Depok persoalan yang dihadapi

antara lain tingginya komuter karena sebagian besar penduduk bekerja di

DKI Jakartaterbatasnya jalan alternatif di bagian poros tengah kota

menuju Jakarta kurangnya penataan bangunan pada ruas jalan lintas

regional dan sepanjang jalan utama dan pemanfaatan badan jalan untuk

kegiatan perdagangan dan parkir yang menimbulkan kerawanan

kemacetan lalu lintas

D Kota Tangerang

- Pendidikan

Pada tahun 2001 fasilitas pendidikan yang ada di Kota Tangerang

antara lain TK SD SLTP SLTA dan Perguruan Tinggi

- Fasilitas Kesehatan

Dalam upaya peningkatan masalah kesehatan Kota Tangerang terus

meningkatkan pelayanannya dengan upaya pengadaan berbagai sarana dan

prasarana kesehatan

Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Tangerang adalah Rumah

Sakit Puskesmas Balai Pengobatan Posyandu dan penyebarannya sudah

cukup merata di setiap kecamatan

- Komponen Air Bersih

Daerah pelayanan air bersih Kota Tangerang terdiri dari

a Daerah perumahan yang air bersihnya dilayani oleh developer sendiri

b Daerah perumahan dan industri yang dilayani oleh PDAM Kota

Tangerang

Wilayah pelayanan air bersih Kota Tangerang meliputi 13 Kecamatan

yang dikelola 3 (tiga) Institusi yaitu

a Cabang Babakan dengan IPA Babakan kapasitas 80 ldet dan IPA

Cikokol Kapasitasnya 500 ldet dan 100 ldet

b Cabang Perumnas I dengan IPA Perumnas kapasitas 40 dan 20 ldet

serta IPA Cikokol kapasitas 500 ldet dan 100 ldet

c Cabang Perumnas II dengan IPA Cikokol dengan kapasitas 500 ldet

Total kapasitas terpasang saat ini 740 ldet sumber air baku yang

dipakai adalah Sungai Cisadane dengan kapasitas produksi sekitar 647

ldet dan distribusi system pemompaan Penduduk yang terlayani dari

sistem air bersih tersebut sekitar 3403 penduduk kota Tangerang

Kapasitas produksi distribusi air terjual dan persentase kebocoran air

PDAM Kota Tangerang tahun 1997 ndash 2003 dirinci dalam tabel berikut ini

Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa kapasitas produksi distribusi

jumlah air terjual dan panjang pipa terpasang dari tahun 1999 sampai

dengan tahun 2003 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya

Peningkatan tersebut diiringi dengan penurunan tingkat kebocoran Ini

menunjukkan bahwa kinerja PDAM Kota Tangerang dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan

untuk Kota Metropolitan sebesar 15 dan kebutuhan ideal adalah 185

literoranghari maka kebutuhan air bersih untuk Kota Tangerang

disajikan dalam tabel berikut ini

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 lorghari Kota Tangerang dengan jumlah penduduk 1354226 jiwa

membutuhkan 250531810 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Tangerang baru dapat

memproduksi sebanyak 55900800 lhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 194631010 lhr

- Komponen Persampahan

Lokasi tempat pembuangan akhir sampah yang ada di Kota Tangerang

adalah TPA Rawakucing Pengelolaan sampah di Rawa Kucing

menggunakan sistem pembuangan dengan metode open dumping Luas

lahan TPA 8 Ha Luas yang tersisa sekitar 2 ndash 3 Ha Jumlah sampah dari

Kota Tangerang yang dibuang di TPA Rawa Kucing sekitar 1710 m3

sampah perhari (berdasar truk masuk 190 triphari) TPA dilengkapi

dengan Excavator Buldozer dan Wheel Loader dengan beban kerja

operasi rata-rata 4 jam per hari Dalam rangka mengurangi timbulan

sampah memperpanjang umur pakaiTPA dan meminimalkan dampak

lingkungan di sekitar lokasi TPA maka dilakukan upaya pengolahan

sampah Pada saat ini upaya pengolahan sampah yang telah dilakukan di

TPA Rawa Kucing adalah pengolahan sampah organik menjadi pupuk

organik kompos di bawah Unit Pengolahan Sampah Organik (UPSO) TPA

Rawakucing

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Sistem pengolahan air limbah di Kota Tangerang belum dilakukan

secara maksimalhal ini disebabkan belum dapat dioperasikannya Instalasi

Pengelolaan Air Limbah

Air limbah yang ada di Kota Tangerang berasal dari limbah rumah

tangga air hujan dan limbah industri Sistem pembuangan air hujan

mengikuti pola aliran alami dalam hal ini drainase terbuka Sedangkan

untuk limbah buangan rumah tangga adalah dengan menggunakan sistem

septic tank dan dibuang ke drainase terbuka

- Komponen Jalan

Sistem jalan di Kota Tangerang merupakan bagian dari jalan Nasional

dan Propinsi Jalan Tol Sukarno-Hatta Jalan Daan Mogot Jalan Gatot

Subroto Jalan Thamrin dan Jalan Jendral Sudirman merupakan jalan

negara yang menghubungkan Kota Tangerang dengan Kota Jakarta dan

Kabupaten Tangerang dan diklasifikasikan sebagai jalan arteri primer

Jalan Cokroaminoto Jalan M Toha Jalan Maulana Hasanudin Jalan

Kisamaun Jalan Perintis Kemerdekaan Jalan Raden Saleh dan Jalan

Raden Patah yang menghubungkan Kota Tangerang dan Jakarta

diklasifikasikan sebagai jalan arteri sekunder Panjang jalan Kota

Tangerang sekitar 5556 km yang statusnya terdiri dari jalan negara jalan

propinsi dan jalan kota Adapun panjang jalan berdasarkan klasifikasi

fungsi jalan yang ada meliputi

1 Arteri primer 3035 km

2 Kolektor primer 7165 km

3 Arteri sekunder 2746 km

4 Kolektor sekunder 10277 km

5 Lokal 32336 km

E Kota Bekasi

- Pendidikan

- Fasilitas Kesehatan

- Komponen Air Bersih

Sumber air bersih untuk daerah pelayanan Kota Bekasi berasal dari

sumber air permukaan Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air di lima

kecamatan di Kota Bekasi

Kapasitas produksi dari kelima unit IPA yang ada sebesar 1065

literdetik Berikut ini adalah tabel kapasitas IPA yang ada di Kota Bekasi

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 ldtorg Kota Bekasi dengan jumlah penduduk 1845005

membutuhkan 341325925 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Bekasi baru dapat

memproduksi sebanyak 109728000 literhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 231597925 literhari

- Komponen Persampahan

Pengelolaan sampah Kota Bekasi dilakukan oleh Sub Dinas

Kebersihan DPU Kota Bekasi Pelayanan Dinas Kebersihan saat ini hanya

mencakup 35 dari seluruh timbulan sampah penduduk

Berikut ini adalah data-data tentang persampahan Kota Bekasi

1048713 Perkiraan timbulan sampah perhari 4602 m3hari

1048713 Kapasitas angkut rata-rata perhari 18 m3harikendaraan

1048713 Ritasi Kendaraan rata-rata perhari 3 ritharikendaraan

1048713 Kemampuan daya angkut rata-rata perhari 6 ndash 12 m3harikendaraan

1048713 Kebutuhan kendaraan angkut sampah (4602 18) (A) 255 unit

1048713 Jumlah kendaraan efektif tahun 2003

a Wilayah 54 unit kendaraan

b Pasar Kota 11 unit kendaraan

c Sewa kendaraan angkutan sampah -- kendaraan

d Swastanisasi Mobil Tinja 11 unit kendaraan

Jumlah (B) 65 unit kendaraan

Kekurangan kendaraan (C) = A ndash B = 190 unit kendaraan

Tempat Pembuangan Akhir di Kota Bekasi terletak di TPA Sumur

Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi Sebelumnya terletak di

TPA Bantar Gebang (milik Pemda DKI Jakarta) Persentase komposisi

sampah di Kota Bekasi terdiri dari sampah organik 75 kertas 8

kaintextil 1 karetkulit tiruan 1 plastik 9 metallogam 2 gelas

kaca 1 lain-lain 5

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu tingkat timbulan

sampah sebanyak 00035 m3oranghari Kota Bekasi dengan jumlah

penduduk 1845005 jiwa menghasilkan 645751m3 timbulan

sampahJumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 00035

m3oranghari Namun sampah yang terangkut saat ini sebanyak 1610 m3

Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 484751m3

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Layanan sanitasi yang saat ini diberikan kepada masyarakat baru

berupa layanan penyedotan lumpur tinja di septik tank milik masyarakat

yang dilakukan melalui truk tinja milik Pemda serta truk tinja milik

swasta Tingkat pelayanan yang saat ini sudah dicapai dengan bantuan

swasta telah mencapai rata-rata 40 Lumpur tinja yang berasal dari septik

tank masyarakat disedot dan diangkut menggunakan truk tinja (Vacuum)

milik Sub Dinas Kebersihan DPU Kota Bekasi serta truk tinja milik

swasta Di Kota Bekasi terdapat 11 unit truk tinja milik Subdin Kebersihan

DPU Kota Bekasi serta 21 unit truk tinja milik swasta Pengolahan akhir

tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di

Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kapasitas IPLT 115

m3hari Secara fisik kondisi prasarana masih belum lengkap antara lain

pompa lumpur bar screen dan screen chamber dan pagar pengaman

IPLT belum beroperasi penuh karena masih dalam penyelesaian

- Komponen Drainase

Wilayah Kota Bekasi dialiri 5 (lima) sungai utama yaitu Kali Cakung

Kali Bekasi Kali Sunter Kali Cikeas Kali Cileungsi beserta anak-anak

sungainya Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai drainase

utamaprimer (drainase makro) Kelima sungai tersebut mempunyai daerah

tangkapan air yang cukup luas dengan muara ke arah utara dan berakhir di

Laut Jawa Sistem drainase Kota Bekasi saat ini mencakup wilayah seluas

kurang lebih 9035 hektar atau 43 dari luas wilayah kota Terdapat

saluran penerussekunder dari pusat daerah tangkapan dalam kota ke badan

air penerima dengan lebar dan kedalaman saluran bervariasi

Kondisi sistem drainase yang ada telah banyak yang rusak dan kurang

terpelihara Akibat dari kondisi yang ada maka genangan menjadi masalah

utama di Kota Bekasi dengan luas genangan sekitar 585 hektar yang

tersebar di 27 lokasi Genangan yang terjadi di Kota Bekasi disebabkan

oleh

1 Adanya hambatan saluran air dari arah selatan ke utara oleh

1048713 Jalan tol

1048713 Kalimalang

1048713 Jalan Kereta Api

1048713 Selokangorong-gorong yang ada saat ini kapasitasnya sudah tidak

memenuhi lagi

2 Faktor alamiah saluran itu sendiri karena terjadi penggerusan dan

terbawanya material saluran oleh aliran air sehingga terjadi

pedangkalan dan sedimentasi yang mengakibatkan terjadinya

penyempitan dimensi saluran drainase

3 Faktor pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam

saluran drainase dan pembangunan fisik yang tidak memperhatikan

garis sempadan saluran menyebabkan penyumbatan dan kerusakan

saluran drainase

4 Adanya pengembangan wilayah kota yang mengubah tata guna lahan

mengakibatkan bertambahnya debit air di saluran Luapangenangan

terjadi karena pertambahan debit tersebut tidak disertai dengan

perencanaan ulang saluran drainase eksisting

- Komponen Jalan dan Transportasi

Menjamurnya permukiman di Kota Bekasi tidak diimbangi dengan

penyediaan infrastruktur jalan yang memadai Hampir setiap hari jalan-

jalan di Bekasi khususnya dari dan menuju pintu tol Bekasi Barat dan

Bekasi Timur padat dan terhambat Di beberapa jalan seperti Jl AYani

misalnya rasio kemacetan mencapai 089 artinya kendaraan melaju dengn

kecepatan di bawah 40 km per jam Masalah klasik pun dituding sebagai

penyebabnya Ruas jalan yang tersedia tidak seimbang dengan mobilitas

kendaraan yang melintas

Arus lalu lintas dari dan ke Kota Bekasi hanya dilayani satu terminal

angkutan umum Kondisinya pun tidak terawat jorok banyak kubangan

jika hujan onggokan sampah selain masalah keamanan yang rawan

Penumpang dan bus menjadi enggan masuk terminal Akibatnya

bermunculan terminal-terminal bayangan di sepanjang jalan

Panjang jalan total seluruh Kota Bekasi adalah 32279 km yang

hampir seluruhnya adalah jalan beraspal dan hanya sebagian kecil saja

yang merupakan jalan tanah Kondisi jalan sebagian besar baik mencapai

6675 dari total panjang jalan Sedangkan jalan dengan kondisi sedang

sebanyak 1253 kondisi rusak 1394 dan 678 sisanya rusak berat

Berikut ini adalah tabel panjang jalan menurut jenis permukaan

kondisi dan kelas jalan di Kota Bekasi tahun 2003

Sumber

httpdigilibpetraacid

Badan Pusat Statistik

wwwmenlhgoidiartpdf_1065226644pdf

httpwwwbappedajakartagoiddownloadpropedaPropeda_BAB11pdf

Profil Kabupaten Kota Depok 2003

Profil Kabupaten Kota Bekasi 2003

Profil Kabupaten kota Tangerang 2003

httpbappedabogorcitynet

httplovescokelatwordpresscom20100109struktur-tuang-kota

Page 4: Geografi Kota

kehidupan di kota besar Biasanya penghuni kota satelit ini adalah komuter dari

kota besar tersebut ini

Kota satelit merupakan daerah penunjang bagi kota-kota besar di sekitarnya

dan merupakan jembatan masukakses untuk menuju ke kota besar Karena kota

satelit juga berfungsi sebagai penunjang kota besar maka implikasi daripada kota

satelit sebagai penunjang akan tampak pada hidup keseharian warganya Kota

satelit bisa juga sebagai pemasok barang-barang kebutuhan warga kota besar

karena semakin besar dan berkembangnya suatu kota maka sikap warganya untuk

memproduksi barang-barang untuk kebutuhan mereka juga akan semakin turun

Karena hal inilah maka fungsi kota satelit sebagai kota penunjang kebutuhan

hidup masyarakat kota juga akan semakin tampak

E Pola Model dan Struktur Ruang Kota

Pola keruangan kota kaitannya dengan tataguna lahan wilayah perkotaan

meliputi

+ Kota Inti kota

+ Sub daerah perkotaan

+ Jalur tepi daerah perkotaan

+ Jalur tepi daerah perkotaan paling luar

+ Jalur batas desa ndash kota pedesaan

Berdasarkan lokasi pusat kegiatan kota dikelompokkan menjadi

1 Pusat kota

2 Selaput inti kota

3 Kota satelit

4 Sub Urban

Adapun model struktur ruang apabila dilihat berdasarkan pusat ndash pusat

pelayanannya diantaranya

1 Mono centered

Terdiri dari satu pusat dan beberapa sub pusat yang tidak saling terhubung

antara sub pusat yang satu dengan sub pusat yang lain

2 Multi nodal

Terdiri dari satu pusat dan beberapa sub pusat dan sub sub pusat yang

saling terhubung satu sama lain Sub sub pusat selain terhubung langsung

dengan sub pusat juga terhubung langsung dengan pusat

3 Multi centered

Terdiri dari beberapa pusat dan sub pusat yang saling terhubung satu sama

lainnya

4 Non centered

Pada model ini tidak terdapat node sebagai pusat maupun sub pusat

Semua node memiliki hirarki yang sama dan saling terhubung antara yang satu

dengan yang lainnya

(Sinulingga 2005)

F Faktor-faktor Timbulnya Pusat Pelayanan

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya suatu pusat-pusat pelayanan yaitu

1 Faktor Lokasi

Letak suatu wilayah yang strategis menyebabkan suatu wilayah dapat menjadi

suatu pusat pelayanan

2 Faktor Ketersediaan Sumber Daya

Ketersediaan sumber daya dapat menyebabkan suatu wilayah menjadi pusat

pelayanan

3 Kekuatan Aglomerasi

Kekuatan aglomerasi terjadi karena ada sesuatu yang mendorong kegiatan

ekonomi sejenis untuk mengelompok pada sutu lokasi karena adanya suatu

keuntungan yang selanjutnya akan menyebabkan timbulnya pusat-pusat

kegiatan

4 Faktor Investasi Pemerintah

Ketiga faktor diatas menyebabkan timbulnya pusat-pusat pelayanan secara

ilmiah sedangkan faktor investasi pemerintah merupakan sesuatu yang

sengaja dibuat (Artificial)

G Konsepsi Metropolitan

1 Secara Generik Suatu permukiman berskala besar yang terdiri dari satu

atau lebih kota besar dan kawasan yang secara keseluruhan terintegrasi

membentuk suatu sistem struktur ruang tertentu dengan satu atau lebih

kota besar sebagai pusat (kota inti) dan beberapa kota lebih kecil yang

berfungsi sebagai kota satelit yang memiliki keterkaitan ekonomi dan

sosial dan mempunyai ekonomi jasa dan industri yang beragam

Beberapa konsep Metropolitan antara lain

(1) Satu kota inti dan daerah semi perkotaan serta daerah pinggiran perkotaan

(Gambar 1)

(2) Satu kota inti dan beberapa kota satelitnya (Gambar 2)

(3) Beberapa kota inti dan kota-kota satelitnya yang masing-masing kota inti

disekat oleh Ruang Terbuka HijauSabuk Hijau (Gambar 3)

2 Secara Aplikatif

- Skala besar ditunjukkan dengan jumlah penduduk lebih dari 1 juta jiwa

dihitung dari seluruh kawasan yang terintegrasi

- Kepadatan penduduk kotor gt 60 jiwaha

- Batas kawasan Metropolitan adalah batas fungsional yang mencakup

wilayah administrasi dari pusat (kota inti) atau sub-pusat (kota satelit)

yang terintegrasi

Terintegrasi ditunjukan dengan peran ekonomi pusat yang jauh lebih besar

dari kota atau kawasan sekitar yang diukur dari

1 Jumlah ragam aktifitas jasa dan industri

2 Jumlah komuter ke pusat kota yang besar

Sistem struktur ruang yang jelas yang menunjukkan adanya pusat dan sub

pusat yang berbentuk

1 Monosentris Gambar 1

2 Polisentris Gambar 2 dan 3 Dengan dua atau lebih kota inti setara

yang terintegrasi dengan kota satelit

BAB III

PEMBAHASAN

A JABODETABEK Sebagai Kawasan Metropolitan

Propinsi DKI Jakarta merupakan kota metropolitan yang merupakan tempat

yang menarik baik sebagai tempat usaha atau kerja maupun tempat tinggal

Pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan terbukanya lapangan usaha

menyebabkan pertumbuhan penduduk metropolitan Jakarta meningkat secara

berarti dengan konsekuensi pada kebutuhan penyediaan sarana dan prasarana

perkotaan untuk memperkuat fungsi internal dan eksternal kota Tabel jumlah

penduduk DKI Jakarta dan kota satelitnya bisa dilihat pada table di bawah ini

Tabel 1 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin menurut Propinsi dan

KabupatenKota 2005

No Propinsi Kota Total Jumlah Penduduk (jiwa)1 DKI Jakarta 8839247

Kep Seribu 18644Kota Jakarta Pusat 889448Kota Jakarta Utara 1445623Kota Jakarta Timur 2391166Kota Jakarta Selatan 2001353Kota Jakarta Barat 2093013

2 Jawa Barat 38886975Kota Bogor 3829053Kota Bekasi 1993478Kota Depok 1374903

3 Banten 9008151Kota Tangerang 1451595

Sumber SUPAS 2005 Data Statistik Indonesia

Gambar Jakarta sebagai kota inti dan BODETABEK sebagai kota satelit

Kawasan JABODETABEK sebagai satu kesatuan wilayah perencanaan

mempunyai peran sebagai pusat pengembangan kegiatan perekonomian wilayah

yang produktif efektif dan efisien

B Kondisi Fasilitas Umum dan Sosial Kawasan JABODETABEK

A Kota DKI Jakarta

a Transportasi

Salah satu kondisi yang mempengaruhi permasalahan transportasi

adalah prasarana jalan yang masih terbatas akibat tidak imbangnya

persentase pertambahan kendaraan yang mencapai 874 persen per tahun

sementara persentase pertambahan prasarana jalan hanya 628 persen per

tahun selama dekade terakhir

b Utilitas kota

Permasalahan infrastruktur khususnya jaringan utilitas seperti gas

listrik dan telepon di DKI Jakarta yang berkaitan dengan penataan ruang

antara lain adalah

o Belum terpadunya sistem informasi pengembangan jaringan utilitas

dengan penataan ruang kota

o Perkembangan kota yang sangat pesat kurang diimbangi dengan

penyediaan utilitasnya secara terpadu

o Standar penyediaan ducting system belum sepenuhnya dapat

diterapkan karena berkaitan dengan biaya investasi prasarana

c Air bersih

Permasalahan utama air bersih di DKI Jakarta terutama adalah belum

meratanya distribusi air bersih perpipaan yang dapat dinikmati oleh

penduduk Jakarta Produksi air dari instalasi pengolahan air bersih (IPA)

baru mencapai total produksi plusmn 40 juta m3tahun Permasalahan lain adalah

penurunan kualitas air baku untuk produksi air bersih yang diperoleh

terutama dari air permukaan (sungaikanal)

d Air limbah

Pemukiman di Jakarta masih banyak menggunakan sistem pembuangan

setempat (on site) sebagai sarana pembuangan limbahnya dan hanya

menampung air limbah di jamban saja Limbah yang berasal dari kegiatan

mencuci dan mandi pada umumnya disalurkan ke dalam saluran drainase

yang kemudian mengalir ke sungai atau saluran-saluran terbuka

B Kota Bogor

- Bidang sarana dan prasarana energi

Untuk energi kelistrikan Kota Bogor dilayani oleh 7 Gardu Induk

yakni GI Ciawi kapasitas 2 x 30 MVA GI Kedungbadak kapasitas 2 x 30

MVA GI Bogor Baru kapasitas 2 x 60 MVA GI Karacak kapasitas 2 x 30

MVA GI Cibinong kapasitas 2 x 60 MVA dan GI Sentul kapasitas 2 x 60

MVA yang disediakan oleh PT PLN Untuk mendistribusikan jaringan

listrik ini terdapat 50 gardu distribusi yang tersebar di seluruh wilayah

Kota Bogor Sampai dengan tahun 2004 dengan pola distribusi yang ada

maka cakupan layanan listrik di Kota Bogor telah mencapai 99335 dari

seluruh wilayah Kota Bogor Pada tahun 2008 direncanakan dioperasikan

gardu induk yang baru rencana di Bubulak dengan kapasitas 2x60 MVA

(GI Bogor Kota) Pasokan listrik Kota Bogor terkait dengan jaringan

transmisi Jawa-Bali yang pada Thn 2009 proyek 10000 MW terwujud

maka pasokan sampai 2025 masih mencukupi Untuk tipe konstsruksi

jaringan listrik masih menggunakan saluran udara (di atas tanah) sehingga

mempunyai resiko tinggi

- Pelayanan sumber energi gas

Pelayanan sumber energy ini juga dilakukan oleh PT PGN

Perkembangan layanan distribusi gas ini juga berkembang dengan sangat

pesat dimana tingkat perumbuhan pelanggannya meningkat sebesar

20492 dalam kurun waktu tahun 1999-2003 Total gas yang tersalurkan

di akhir tahun 2003 telah mencapai 222068209 m3

- Penyediaan air bersih

Seluruh masyarakat Kota Bogor dilayani oleh BUMD PDAM Tirta

Pakuan dan sebagian oleh BUMD PDAM Tirta Kahuripan (Kabupaten

Bogor) Penyediaan air bersih ini dilakukan dengan memanfaatkan

sumber mata air dan sungai yang ada di Kota Bogor Total penyaluran air

bersih oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2005 untuk kegiatan

domestik adalah 24007048 m3 dengan jumlah pelanggan 70014

sambungan yang distribusi penyaluran air bersih ini telah melayani

6791 dari keseluruhan penduduk Kota Bogor (diluar yang terlayani oleh

PDAM Tirta Kahuripan) Selain memperoleh layanan air bersih dari

PDAM sebagian masyarakat Bogor untuk memenuhi kebutuhan air

bersihnya sehari-hari didapatkan melalui cara pengambilan air tanah dan

air permukaan Saat ini Kota Bogor masih belum dihadapkan pada krisis

air mengingat sumber air baik dari mata air (3 mata air) maupun sungai

(3 sungai) menghasilkan debit air yang masih memadai yakni 1125 liter

per detik

- Sarana dan prasarana telekomunikasi

Sampai dengan tahun 2004 telah mampu melayani sampai dengan 80

kebutuhan masyarakat Kota Bogor Melalui PT Telkom Kandatel Bogor

telah berhasil ditingkatkan pelayanan sambungan hingga mencapai

333467 SST dengan berbagai jenis layanannya baik untuk bisnis

perumahan maupun telepon umum Dengan teknologi yang semakin

berkembang pada saat ini maka untuk daerah-daerah tertentu yang belum

dapat terlayani oleh jaringan kabel Telkom pelayanannya telah dapat

dijangkau oleh jaringan telekomunikasi nir-kabel (wireless) baik itu yang

disediakan oleh PT Telkom maupun perusahaan-perusahaan swasta

lainnya yang bergerak di bidang telekomunikasi Untuk layanan

komunikasi data maka di Kota Bogor juga telah dilayani oleh jaringan

internet berkapasitas lebar baik itu dengan menggunakan kabel maupun

dengan nir-kabel yang terus berkembangan sesuai dengan perkembangan

teknologi informasi

- Penanganan permasalahan sampah padat

Kota Bogor masih menggunakan sistem konvensional yaitu

dikumpulkan di beberapat titik pengumpulan lalu dibawa ke tempat

pembuangan akhir Jumlah produksi sampah yang dihasilkan oleh

berbagai kegiatan di Kota Bogor diperkirakan mencapai 2124 m3 per hari

dimana sampah yang dihasilkan adalah 72 bersifat organik dan 28

bersifat anorganik Dari jumlah sampah yang dihasilkan ini baru dapat

terangkut menuju TPA sebesar 688 karena adanya keterbatasan armada

truk pengangkutan sampah Karena tidak semuanya dapat terangkut maka

sebagai akibatnya sampah yang tidak terangkut lalu dibuang oleh

masyarakat ke sungai atau ke lahan kosong yang ada sehingga

menimbulkan dampak negatif baik kepada lingkungan maupun kebersihan

dan kesehatan masyarakat

- Pengolahan limbah cair

Pengolahan limbah cair di kota Bogor secara umum masih belum

berjalan dengan baik Indikasi ini terlihat dari indikasi pencemaran air di

Kota Bogor yang telah berada di atas batas mutu untuk beberapa kriteria

Kontaminasi ini terutama ditimbulkan dari limbah cair rumah tangga yang

pembuangannya tidak dengan menggunakan kaidan pengolahan limbah

yang benar Berdasarkan data yang ada pada tahun 2003 hanya 2253

penduduk yang rumahnya dilengkapi dengan tangki septik Sebagai

akibatnya maka hampir 80 kegiatan rumah tangga di Bogor turut

berpartisipasi dalam pencemaran air di Kota Bogor akibat tidak adanya

IPAL rumah tangga yang baik dan terpadu

- Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan di Kota Bogor secara fisik jumlah dan

ketersebarannya sudah sangat mencukupi Di Kota Bogor terdapat 286

sarana pendidikan usia pasca balita (TK Diniyah dan RA) 366 sarana

pendidikan dasar (SD dan Ibthidaiyah) 145 sarana pendidikan menengah

pertama (SMP dan Tsanawiyah) 110 sarana pendidikan menengah atas

(SMA SMK dan Aliyah) dan 9 sarana pendidikan tinggi (Akademi

Sekolah Tinggi dan Perguruan Tinggi)

- Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan di Kota Bogor juga sudah sangat memadai Di

Kota Bogor terdapat 24 unit Puskesmas RRI 22 unit Puskesmas

Pembantu 3 Puskesmas Keliling dan 9 Rumah Sakit Selain itu

Pelayanan Kesehatan di Kota Bogor juga didukung oleh 8 rumah bersalin

77 balai pengobatan 556 praktek dokter 737 apotek 28 toko obat berizin

dan 16 laboratorium kesehatan

- Pelayanan kebutuhan rohani

Pelayanan kebutuhan rohani di Kota Bogor juga telah tersedia fasilitas-

fasilitas ibadah yang letaknya tersebar di seluruh Kota Bogor Adapun

fasilitas-fasiltitas peribadatan yang tersedia tersebut adalah 634 mesjid

753 musholla 27 Gereja Protestan 8 Gereja Khatolik dan 9 wihara

Budha Fasilitas-fasilitas ini hampir seluruhnya didanai oleh swadaya

masyarakat dalam pengadaan dan perawatannya

- Kegiatan Jasa dan Perdagangan

Dikarenakan Kota Bogor secara regional mempunyai fungsi utama

sebagai pusat kegiatan bagi daerah-daerah sekitarnya maka kegiatan jasa

dan perdagangan memiliki aktivitas yang tinggi di Kota Bogor Untuk

menampung aktivitas tersebut maka di Kota Bogor terdapat fasilitas-

fasilitas perdagangan yang melayani tidak hanya lokal untuk kota Bogor

tetapi juga untuk pasar regional Bogor Raya Adapun fasilitas-fasilitas

perdagangan yang berada di Kota Bogor adalah sebagai berikut 4 pasar

regional 5 pasar lokal 7 pasar modernsupermarket 388 toko dan 2212

warung

C Kota Depok

- Komponen Air Bersih

Pelayanan air bersih Kota Depok sistem perpipaannya hanya mampu

mencukupi 19 dari seluruh kebutuhan warganya

- Komponen Drainase

Beberapa ruas jalan di Depok tidak memiliki sistem drainase yang

layak Hal ini dikarenakan perkembangan wilayah ini sedari awal tidak

disertai dengan perencanaan yang bervisi ke depan sebagai kota

permukiman Sebelum tahun 1970-an Depok merupakan areal persawahan

yang sarat dengan sistem irigasi sehingga infrastruktur jalan yang ada

sekarang mengikuti sistem pengairan ini Untuk membangun system

drainase memang membutuhkan biaya yang tinggi Namun bila tidak

dimulai Depok akan bernasib sama dengan Jakarta yang digenangi air bila

hujan turun Bila ini terjadi kondisi Jakarta akan lebih parah lagi

- Komponen Persampahan

Timbulan sampah yang terdapat di Kota Depok merupakan jumlah

sampah yang berasal dari daerah perumahan daerah komersial (pasar

pertokoan dan pusat perdagangan) daerah industri perkantoran sarana

umum jalan taman dan lain-lain

Saat ini daerah-daerah yang sudah dilayani oleh Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Depok baik sampah domestik maupun non domestik

meliputi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Sukmajaya Kecamatan Pancoran

dan Kecamatan Beji Berdasarkan hal tersebut produksi sampah yag

terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah saat ini adalah

sebesar 900 m3hari atau 25 dari jumlah timbulan sampah yang

dihasilkan Kota Depok sebesar 3600 m3hari Timbulan sampah yang

bersal dari daerah pelayanan dikumpulkan di Tempat Pembuangan

Sementara (TPS) yang tersebar di lokasi-lokasi tertentu untuk selanjutnya

di angkut ke Tempat Pembuangan Akhir Cipayung yang terletak di di

Kecamatan Pancoran Mas Depok

Untuk memudahkan pelayanan sejak bulan Maret 2003 dilakukan

pembagian wilayah pelayanan pada tiap-tiap kecamatan dengan dipimpin

oleh masing-masing seorang Koordinator Kecamatan (Korcam) dengan

dibantu oleh staf administrasi dan petugas retribusi yaitu

1 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Cimanggis

2 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Sukmajaya

3 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Pancoran Mas dan Beji

4 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Limo dan Sawangan

- Komponen Jalan

Berkaitan dengan mobilitas di Kota Depok persoalan yang dihadapi

antara lain tingginya komuter karena sebagian besar penduduk bekerja di

DKI Jakartaterbatasnya jalan alternatif di bagian poros tengah kota

menuju Jakarta kurangnya penataan bangunan pada ruas jalan lintas

regional dan sepanjang jalan utama dan pemanfaatan badan jalan untuk

kegiatan perdagangan dan parkir yang menimbulkan kerawanan

kemacetan lalu lintas

D Kota Tangerang

- Pendidikan

Pada tahun 2001 fasilitas pendidikan yang ada di Kota Tangerang

antara lain TK SD SLTP SLTA dan Perguruan Tinggi

- Fasilitas Kesehatan

Dalam upaya peningkatan masalah kesehatan Kota Tangerang terus

meningkatkan pelayanannya dengan upaya pengadaan berbagai sarana dan

prasarana kesehatan

Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Tangerang adalah Rumah

Sakit Puskesmas Balai Pengobatan Posyandu dan penyebarannya sudah

cukup merata di setiap kecamatan

- Komponen Air Bersih

Daerah pelayanan air bersih Kota Tangerang terdiri dari

a Daerah perumahan yang air bersihnya dilayani oleh developer sendiri

b Daerah perumahan dan industri yang dilayani oleh PDAM Kota

Tangerang

Wilayah pelayanan air bersih Kota Tangerang meliputi 13 Kecamatan

yang dikelola 3 (tiga) Institusi yaitu

a Cabang Babakan dengan IPA Babakan kapasitas 80 ldet dan IPA

Cikokol Kapasitasnya 500 ldet dan 100 ldet

b Cabang Perumnas I dengan IPA Perumnas kapasitas 40 dan 20 ldet

serta IPA Cikokol kapasitas 500 ldet dan 100 ldet

c Cabang Perumnas II dengan IPA Cikokol dengan kapasitas 500 ldet

Total kapasitas terpasang saat ini 740 ldet sumber air baku yang

dipakai adalah Sungai Cisadane dengan kapasitas produksi sekitar 647

ldet dan distribusi system pemompaan Penduduk yang terlayani dari

sistem air bersih tersebut sekitar 3403 penduduk kota Tangerang

Kapasitas produksi distribusi air terjual dan persentase kebocoran air

PDAM Kota Tangerang tahun 1997 ndash 2003 dirinci dalam tabel berikut ini

Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa kapasitas produksi distribusi

jumlah air terjual dan panjang pipa terpasang dari tahun 1999 sampai

dengan tahun 2003 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya

Peningkatan tersebut diiringi dengan penurunan tingkat kebocoran Ini

menunjukkan bahwa kinerja PDAM Kota Tangerang dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan

untuk Kota Metropolitan sebesar 15 dan kebutuhan ideal adalah 185

literoranghari maka kebutuhan air bersih untuk Kota Tangerang

disajikan dalam tabel berikut ini

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 lorghari Kota Tangerang dengan jumlah penduduk 1354226 jiwa

membutuhkan 250531810 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Tangerang baru dapat

memproduksi sebanyak 55900800 lhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 194631010 lhr

- Komponen Persampahan

Lokasi tempat pembuangan akhir sampah yang ada di Kota Tangerang

adalah TPA Rawakucing Pengelolaan sampah di Rawa Kucing

menggunakan sistem pembuangan dengan metode open dumping Luas

lahan TPA 8 Ha Luas yang tersisa sekitar 2 ndash 3 Ha Jumlah sampah dari

Kota Tangerang yang dibuang di TPA Rawa Kucing sekitar 1710 m3

sampah perhari (berdasar truk masuk 190 triphari) TPA dilengkapi

dengan Excavator Buldozer dan Wheel Loader dengan beban kerja

operasi rata-rata 4 jam per hari Dalam rangka mengurangi timbulan

sampah memperpanjang umur pakaiTPA dan meminimalkan dampak

lingkungan di sekitar lokasi TPA maka dilakukan upaya pengolahan

sampah Pada saat ini upaya pengolahan sampah yang telah dilakukan di

TPA Rawa Kucing adalah pengolahan sampah organik menjadi pupuk

organik kompos di bawah Unit Pengolahan Sampah Organik (UPSO) TPA

Rawakucing

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Sistem pengolahan air limbah di Kota Tangerang belum dilakukan

secara maksimalhal ini disebabkan belum dapat dioperasikannya Instalasi

Pengelolaan Air Limbah

Air limbah yang ada di Kota Tangerang berasal dari limbah rumah

tangga air hujan dan limbah industri Sistem pembuangan air hujan

mengikuti pola aliran alami dalam hal ini drainase terbuka Sedangkan

untuk limbah buangan rumah tangga adalah dengan menggunakan sistem

septic tank dan dibuang ke drainase terbuka

- Komponen Jalan

Sistem jalan di Kota Tangerang merupakan bagian dari jalan Nasional

dan Propinsi Jalan Tol Sukarno-Hatta Jalan Daan Mogot Jalan Gatot

Subroto Jalan Thamrin dan Jalan Jendral Sudirman merupakan jalan

negara yang menghubungkan Kota Tangerang dengan Kota Jakarta dan

Kabupaten Tangerang dan diklasifikasikan sebagai jalan arteri primer

Jalan Cokroaminoto Jalan M Toha Jalan Maulana Hasanudin Jalan

Kisamaun Jalan Perintis Kemerdekaan Jalan Raden Saleh dan Jalan

Raden Patah yang menghubungkan Kota Tangerang dan Jakarta

diklasifikasikan sebagai jalan arteri sekunder Panjang jalan Kota

Tangerang sekitar 5556 km yang statusnya terdiri dari jalan negara jalan

propinsi dan jalan kota Adapun panjang jalan berdasarkan klasifikasi

fungsi jalan yang ada meliputi

1 Arteri primer 3035 km

2 Kolektor primer 7165 km

3 Arteri sekunder 2746 km

4 Kolektor sekunder 10277 km

5 Lokal 32336 km

E Kota Bekasi

- Pendidikan

- Fasilitas Kesehatan

- Komponen Air Bersih

Sumber air bersih untuk daerah pelayanan Kota Bekasi berasal dari

sumber air permukaan Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air di lima

kecamatan di Kota Bekasi

Kapasitas produksi dari kelima unit IPA yang ada sebesar 1065

literdetik Berikut ini adalah tabel kapasitas IPA yang ada di Kota Bekasi

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 ldtorg Kota Bekasi dengan jumlah penduduk 1845005

membutuhkan 341325925 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Bekasi baru dapat

memproduksi sebanyak 109728000 literhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 231597925 literhari

- Komponen Persampahan

Pengelolaan sampah Kota Bekasi dilakukan oleh Sub Dinas

Kebersihan DPU Kota Bekasi Pelayanan Dinas Kebersihan saat ini hanya

mencakup 35 dari seluruh timbulan sampah penduduk

Berikut ini adalah data-data tentang persampahan Kota Bekasi

1048713 Perkiraan timbulan sampah perhari 4602 m3hari

1048713 Kapasitas angkut rata-rata perhari 18 m3harikendaraan

1048713 Ritasi Kendaraan rata-rata perhari 3 ritharikendaraan

1048713 Kemampuan daya angkut rata-rata perhari 6 ndash 12 m3harikendaraan

1048713 Kebutuhan kendaraan angkut sampah (4602 18) (A) 255 unit

1048713 Jumlah kendaraan efektif tahun 2003

a Wilayah 54 unit kendaraan

b Pasar Kota 11 unit kendaraan

c Sewa kendaraan angkutan sampah -- kendaraan

d Swastanisasi Mobil Tinja 11 unit kendaraan

Jumlah (B) 65 unit kendaraan

Kekurangan kendaraan (C) = A ndash B = 190 unit kendaraan

Tempat Pembuangan Akhir di Kota Bekasi terletak di TPA Sumur

Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi Sebelumnya terletak di

TPA Bantar Gebang (milik Pemda DKI Jakarta) Persentase komposisi

sampah di Kota Bekasi terdiri dari sampah organik 75 kertas 8

kaintextil 1 karetkulit tiruan 1 plastik 9 metallogam 2 gelas

kaca 1 lain-lain 5

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu tingkat timbulan

sampah sebanyak 00035 m3oranghari Kota Bekasi dengan jumlah

penduduk 1845005 jiwa menghasilkan 645751m3 timbulan

sampahJumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 00035

m3oranghari Namun sampah yang terangkut saat ini sebanyak 1610 m3

Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 484751m3

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Layanan sanitasi yang saat ini diberikan kepada masyarakat baru

berupa layanan penyedotan lumpur tinja di septik tank milik masyarakat

yang dilakukan melalui truk tinja milik Pemda serta truk tinja milik

swasta Tingkat pelayanan yang saat ini sudah dicapai dengan bantuan

swasta telah mencapai rata-rata 40 Lumpur tinja yang berasal dari septik

tank masyarakat disedot dan diangkut menggunakan truk tinja (Vacuum)

milik Sub Dinas Kebersihan DPU Kota Bekasi serta truk tinja milik

swasta Di Kota Bekasi terdapat 11 unit truk tinja milik Subdin Kebersihan

DPU Kota Bekasi serta 21 unit truk tinja milik swasta Pengolahan akhir

tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di

Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kapasitas IPLT 115

m3hari Secara fisik kondisi prasarana masih belum lengkap antara lain

pompa lumpur bar screen dan screen chamber dan pagar pengaman

IPLT belum beroperasi penuh karena masih dalam penyelesaian

- Komponen Drainase

Wilayah Kota Bekasi dialiri 5 (lima) sungai utama yaitu Kali Cakung

Kali Bekasi Kali Sunter Kali Cikeas Kali Cileungsi beserta anak-anak

sungainya Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai drainase

utamaprimer (drainase makro) Kelima sungai tersebut mempunyai daerah

tangkapan air yang cukup luas dengan muara ke arah utara dan berakhir di

Laut Jawa Sistem drainase Kota Bekasi saat ini mencakup wilayah seluas

kurang lebih 9035 hektar atau 43 dari luas wilayah kota Terdapat

saluran penerussekunder dari pusat daerah tangkapan dalam kota ke badan

air penerima dengan lebar dan kedalaman saluran bervariasi

Kondisi sistem drainase yang ada telah banyak yang rusak dan kurang

terpelihara Akibat dari kondisi yang ada maka genangan menjadi masalah

utama di Kota Bekasi dengan luas genangan sekitar 585 hektar yang

tersebar di 27 lokasi Genangan yang terjadi di Kota Bekasi disebabkan

oleh

1 Adanya hambatan saluran air dari arah selatan ke utara oleh

1048713 Jalan tol

1048713 Kalimalang

1048713 Jalan Kereta Api

1048713 Selokangorong-gorong yang ada saat ini kapasitasnya sudah tidak

memenuhi lagi

2 Faktor alamiah saluran itu sendiri karena terjadi penggerusan dan

terbawanya material saluran oleh aliran air sehingga terjadi

pedangkalan dan sedimentasi yang mengakibatkan terjadinya

penyempitan dimensi saluran drainase

3 Faktor pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam

saluran drainase dan pembangunan fisik yang tidak memperhatikan

garis sempadan saluran menyebabkan penyumbatan dan kerusakan

saluran drainase

4 Adanya pengembangan wilayah kota yang mengubah tata guna lahan

mengakibatkan bertambahnya debit air di saluran Luapangenangan

terjadi karena pertambahan debit tersebut tidak disertai dengan

perencanaan ulang saluran drainase eksisting

- Komponen Jalan dan Transportasi

Menjamurnya permukiman di Kota Bekasi tidak diimbangi dengan

penyediaan infrastruktur jalan yang memadai Hampir setiap hari jalan-

jalan di Bekasi khususnya dari dan menuju pintu tol Bekasi Barat dan

Bekasi Timur padat dan terhambat Di beberapa jalan seperti Jl AYani

misalnya rasio kemacetan mencapai 089 artinya kendaraan melaju dengn

kecepatan di bawah 40 km per jam Masalah klasik pun dituding sebagai

penyebabnya Ruas jalan yang tersedia tidak seimbang dengan mobilitas

kendaraan yang melintas

Arus lalu lintas dari dan ke Kota Bekasi hanya dilayani satu terminal

angkutan umum Kondisinya pun tidak terawat jorok banyak kubangan

jika hujan onggokan sampah selain masalah keamanan yang rawan

Penumpang dan bus menjadi enggan masuk terminal Akibatnya

bermunculan terminal-terminal bayangan di sepanjang jalan

Panjang jalan total seluruh Kota Bekasi adalah 32279 km yang

hampir seluruhnya adalah jalan beraspal dan hanya sebagian kecil saja

yang merupakan jalan tanah Kondisi jalan sebagian besar baik mencapai

6675 dari total panjang jalan Sedangkan jalan dengan kondisi sedang

sebanyak 1253 kondisi rusak 1394 dan 678 sisanya rusak berat

Berikut ini adalah tabel panjang jalan menurut jenis permukaan

kondisi dan kelas jalan di Kota Bekasi tahun 2003

Sumber

httpdigilibpetraacid

Badan Pusat Statistik

wwwmenlhgoidiartpdf_1065226644pdf

httpwwwbappedajakartagoiddownloadpropedaPropeda_BAB11pdf

Profil Kabupaten Kota Depok 2003

Profil Kabupaten Kota Bekasi 2003

Profil Kabupaten kota Tangerang 2003

httpbappedabogorcitynet

httplovescokelatwordpresscom20100109struktur-tuang-kota

Page 5: Geografi Kota

2 Multi nodal

Terdiri dari satu pusat dan beberapa sub pusat dan sub sub pusat yang

saling terhubung satu sama lain Sub sub pusat selain terhubung langsung

dengan sub pusat juga terhubung langsung dengan pusat

3 Multi centered

Terdiri dari beberapa pusat dan sub pusat yang saling terhubung satu sama

lainnya

4 Non centered

Pada model ini tidak terdapat node sebagai pusat maupun sub pusat

Semua node memiliki hirarki yang sama dan saling terhubung antara yang satu

dengan yang lainnya

(Sinulingga 2005)

F Faktor-faktor Timbulnya Pusat Pelayanan

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya suatu pusat-pusat pelayanan yaitu

1 Faktor Lokasi

Letak suatu wilayah yang strategis menyebabkan suatu wilayah dapat menjadi

suatu pusat pelayanan

2 Faktor Ketersediaan Sumber Daya

Ketersediaan sumber daya dapat menyebabkan suatu wilayah menjadi pusat

pelayanan

3 Kekuatan Aglomerasi

Kekuatan aglomerasi terjadi karena ada sesuatu yang mendorong kegiatan

ekonomi sejenis untuk mengelompok pada sutu lokasi karena adanya suatu

keuntungan yang selanjutnya akan menyebabkan timbulnya pusat-pusat

kegiatan

4 Faktor Investasi Pemerintah

Ketiga faktor diatas menyebabkan timbulnya pusat-pusat pelayanan secara

ilmiah sedangkan faktor investasi pemerintah merupakan sesuatu yang

sengaja dibuat (Artificial)

G Konsepsi Metropolitan

1 Secara Generik Suatu permukiman berskala besar yang terdiri dari satu

atau lebih kota besar dan kawasan yang secara keseluruhan terintegrasi

membentuk suatu sistem struktur ruang tertentu dengan satu atau lebih

kota besar sebagai pusat (kota inti) dan beberapa kota lebih kecil yang

berfungsi sebagai kota satelit yang memiliki keterkaitan ekonomi dan

sosial dan mempunyai ekonomi jasa dan industri yang beragam

Beberapa konsep Metropolitan antara lain

(1) Satu kota inti dan daerah semi perkotaan serta daerah pinggiran perkotaan

(Gambar 1)

(2) Satu kota inti dan beberapa kota satelitnya (Gambar 2)

(3) Beberapa kota inti dan kota-kota satelitnya yang masing-masing kota inti

disekat oleh Ruang Terbuka HijauSabuk Hijau (Gambar 3)

2 Secara Aplikatif

- Skala besar ditunjukkan dengan jumlah penduduk lebih dari 1 juta jiwa

dihitung dari seluruh kawasan yang terintegrasi

- Kepadatan penduduk kotor gt 60 jiwaha

- Batas kawasan Metropolitan adalah batas fungsional yang mencakup

wilayah administrasi dari pusat (kota inti) atau sub-pusat (kota satelit)

yang terintegrasi

Terintegrasi ditunjukan dengan peran ekonomi pusat yang jauh lebih besar

dari kota atau kawasan sekitar yang diukur dari

1 Jumlah ragam aktifitas jasa dan industri

2 Jumlah komuter ke pusat kota yang besar

Sistem struktur ruang yang jelas yang menunjukkan adanya pusat dan sub

pusat yang berbentuk

1 Monosentris Gambar 1

2 Polisentris Gambar 2 dan 3 Dengan dua atau lebih kota inti setara

yang terintegrasi dengan kota satelit

BAB III

PEMBAHASAN

A JABODETABEK Sebagai Kawasan Metropolitan

Propinsi DKI Jakarta merupakan kota metropolitan yang merupakan tempat

yang menarik baik sebagai tempat usaha atau kerja maupun tempat tinggal

Pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan terbukanya lapangan usaha

menyebabkan pertumbuhan penduduk metropolitan Jakarta meningkat secara

berarti dengan konsekuensi pada kebutuhan penyediaan sarana dan prasarana

perkotaan untuk memperkuat fungsi internal dan eksternal kota Tabel jumlah

penduduk DKI Jakarta dan kota satelitnya bisa dilihat pada table di bawah ini

Tabel 1 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin menurut Propinsi dan

KabupatenKota 2005

No Propinsi Kota Total Jumlah Penduduk (jiwa)1 DKI Jakarta 8839247

Kep Seribu 18644Kota Jakarta Pusat 889448Kota Jakarta Utara 1445623Kota Jakarta Timur 2391166Kota Jakarta Selatan 2001353Kota Jakarta Barat 2093013

2 Jawa Barat 38886975Kota Bogor 3829053Kota Bekasi 1993478Kota Depok 1374903

3 Banten 9008151Kota Tangerang 1451595

Sumber SUPAS 2005 Data Statistik Indonesia

Gambar Jakarta sebagai kota inti dan BODETABEK sebagai kota satelit

Kawasan JABODETABEK sebagai satu kesatuan wilayah perencanaan

mempunyai peran sebagai pusat pengembangan kegiatan perekonomian wilayah

yang produktif efektif dan efisien

B Kondisi Fasilitas Umum dan Sosial Kawasan JABODETABEK

A Kota DKI Jakarta

a Transportasi

Salah satu kondisi yang mempengaruhi permasalahan transportasi

adalah prasarana jalan yang masih terbatas akibat tidak imbangnya

persentase pertambahan kendaraan yang mencapai 874 persen per tahun

sementara persentase pertambahan prasarana jalan hanya 628 persen per

tahun selama dekade terakhir

b Utilitas kota

Permasalahan infrastruktur khususnya jaringan utilitas seperti gas

listrik dan telepon di DKI Jakarta yang berkaitan dengan penataan ruang

antara lain adalah

o Belum terpadunya sistem informasi pengembangan jaringan utilitas

dengan penataan ruang kota

o Perkembangan kota yang sangat pesat kurang diimbangi dengan

penyediaan utilitasnya secara terpadu

o Standar penyediaan ducting system belum sepenuhnya dapat

diterapkan karena berkaitan dengan biaya investasi prasarana

c Air bersih

Permasalahan utama air bersih di DKI Jakarta terutama adalah belum

meratanya distribusi air bersih perpipaan yang dapat dinikmati oleh

penduduk Jakarta Produksi air dari instalasi pengolahan air bersih (IPA)

baru mencapai total produksi plusmn 40 juta m3tahun Permasalahan lain adalah

penurunan kualitas air baku untuk produksi air bersih yang diperoleh

terutama dari air permukaan (sungaikanal)

d Air limbah

Pemukiman di Jakarta masih banyak menggunakan sistem pembuangan

setempat (on site) sebagai sarana pembuangan limbahnya dan hanya

menampung air limbah di jamban saja Limbah yang berasal dari kegiatan

mencuci dan mandi pada umumnya disalurkan ke dalam saluran drainase

yang kemudian mengalir ke sungai atau saluran-saluran terbuka

B Kota Bogor

- Bidang sarana dan prasarana energi

Untuk energi kelistrikan Kota Bogor dilayani oleh 7 Gardu Induk

yakni GI Ciawi kapasitas 2 x 30 MVA GI Kedungbadak kapasitas 2 x 30

MVA GI Bogor Baru kapasitas 2 x 60 MVA GI Karacak kapasitas 2 x 30

MVA GI Cibinong kapasitas 2 x 60 MVA dan GI Sentul kapasitas 2 x 60

MVA yang disediakan oleh PT PLN Untuk mendistribusikan jaringan

listrik ini terdapat 50 gardu distribusi yang tersebar di seluruh wilayah

Kota Bogor Sampai dengan tahun 2004 dengan pola distribusi yang ada

maka cakupan layanan listrik di Kota Bogor telah mencapai 99335 dari

seluruh wilayah Kota Bogor Pada tahun 2008 direncanakan dioperasikan

gardu induk yang baru rencana di Bubulak dengan kapasitas 2x60 MVA

(GI Bogor Kota) Pasokan listrik Kota Bogor terkait dengan jaringan

transmisi Jawa-Bali yang pada Thn 2009 proyek 10000 MW terwujud

maka pasokan sampai 2025 masih mencukupi Untuk tipe konstsruksi

jaringan listrik masih menggunakan saluran udara (di atas tanah) sehingga

mempunyai resiko tinggi

- Pelayanan sumber energi gas

Pelayanan sumber energy ini juga dilakukan oleh PT PGN

Perkembangan layanan distribusi gas ini juga berkembang dengan sangat

pesat dimana tingkat perumbuhan pelanggannya meningkat sebesar

20492 dalam kurun waktu tahun 1999-2003 Total gas yang tersalurkan

di akhir tahun 2003 telah mencapai 222068209 m3

- Penyediaan air bersih

Seluruh masyarakat Kota Bogor dilayani oleh BUMD PDAM Tirta

Pakuan dan sebagian oleh BUMD PDAM Tirta Kahuripan (Kabupaten

Bogor) Penyediaan air bersih ini dilakukan dengan memanfaatkan

sumber mata air dan sungai yang ada di Kota Bogor Total penyaluran air

bersih oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2005 untuk kegiatan

domestik adalah 24007048 m3 dengan jumlah pelanggan 70014

sambungan yang distribusi penyaluran air bersih ini telah melayani

6791 dari keseluruhan penduduk Kota Bogor (diluar yang terlayani oleh

PDAM Tirta Kahuripan) Selain memperoleh layanan air bersih dari

PDAM sebagian masyarakat Bogor untuk memenuhi kebutuhan air

bersihnya sehari-hari didapatkan melalui cara pengambilan air tanah dan

air permukaan Saat ini Kota Bogor masih belum dihadapkan pada krisis

air mengingat sumber air baik dari mata air (3 mata air) maupun sungai

(3 sungai) menghasilkan debit air yang masih memadai yakni 1125 liter

per detik

- Sarana dan prasarana telekomunikasi

Sampai dengan tahun 2004 telah mampu melayani sampai dengan 80

kebutuhan masyarakat Kota Bogor Melalui PT Telkom Kandatel Bogor

telah berhasil ditingkatkan pelayanan sambungan hingga mencapai

333467 SST dengan berbagai jenis layanannya baik untuk bisnis

perumahan maupun telepon umum Dengan teknologi yang semakin

berkembang pada saat ini maka untuk daerah-daerah tertentu yang belum

dapat terlayani oleh jaringan kabel Telkom pelayanannya telah dapat

dijangkau oleh jaringan telekomunikasi nir-kabel (wireless) baik itu yang

disediakan oleh PT Telkom maupun perusahaan-perusahaan swasta

lainnya yang bergerak di bidang telekomunikasi Untuk layanan

komunikasi data maka di Kota Bogor juga telah dilayani oleh jaringan

internet berkapasitas lebar baik itu dengan menggunakan kabel maupun

dengan nir-kabel yang terus berkembangan sesuai dengan perkembangan

teknologi informasi

- Penanganan permasalahan sampah padat

Kota Bogor masih menggunakan sistem konvensional yaitu

dikumpulkan di beberapat titik pengumpulan lalu dibawa ke tempat

pembuangan akhir Jumlah produksi sampah yang dihasilkan oleh

berbagai kegiatan di Kota Bogor diperkirakan mencapai 2124 m3 per hari

dimana sampah yang dihasilkan adalah 72 bersifat organik dan 28

bersifat anorganik Dari jumlah sampah yang dihasilkan ini baru dapat

terangkut menuju TPA sebesar 688 karena adanya keterbatasan armada

truk pengangkutan sampah Karena tidak semuanya dapat terangkut maka

sebagai akibatnya sampah yang tidak terangkut lalu dibuang oleh

masyarakat ke sungai atau ke lahan kosong yang ada sehingga

menimbulkan dampak negatif baik kepada lingkungan maupun kebersihan

dan kesehatan masyarakat

- Pengolahan limbah cair

Pengolahan limbah cair di kota Bogor secara umum masih belum

berjalan dengan baik Indikasi ini terlihat dari indikasi pencemaran air di

Kota Bogor yang telah berada di atas batas mutu untuk beberapa kriteria

Kontaminasi ini terutama ditimbulkan dari limbah cair rumah tangga yang

pembuangannya tidak dengan menggunakan kaidan pengolahan limbah

yang benar Berdasarkan data yang ada pada tahun 2003 hanya 2253

penduduk yang rumahnya dilengkapi dengan tangki septik Sebagai

akibatnya maka hampir 80 kegiatan rumah tangga di Bogor turut

berpartisipasi dalam pencemaran air di Kota Bogor akibat tidak adanya

IPAL rumah tangga yang baik dan terpadu

- Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan di Kota Bogor secara fisik jumlah dan

ketersebarannya sudah sangat mencukupi Di Kota Bogor terdapat 286

sarana pendidikan usia pasca balita (TK Diniyah dan RA) 366 sarana

pendidikan dasar (SD dan Ibthidaiyah) 145 sarana pendidikan menengah

pertama (SMP dan Tsanawiyah) 110 sarana pendidikan menengah atas

(SMA SMK dan Aliyah) dan 9 sarana pendidikan tinggi (Akademi

Sekolah Tinggi dan Perguruan Tinggi)

- Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan di Kota Bogor juga sudah sangat memadai Di

Kota Bogor terdapat 24 unit Puskesmas RRI 22 unit Puskesmas

Pembantu 3 Puskesmas Keliling dan 9 Rumah Sakit Selain itu

Pelayanan Kesehatan di Kota Bogor juga didukung oleh 8 rumah bersalin

77 balai pengobatan 556 praktek dokter 737 apotek 28 toko obat berizin

dan 16 laboratorium kesehatan

- Pelayanan kebutuhan rohani

Pelayanan kebutuhan rohani di Kota Bogor juga telah tersedia fasilitas-

fasilitas ibadah yang letaknya tersebar di seluruh Kota Bogor Adapun

fasilitas-fasiltitas peribadatan yang tersedia tersebut adalah 634 mesjid

753 musholla 27 Gereja Protestan 8 Gereja Khatolik dan 9 wihara

Budha Fasilitas-fasilitas ini hampir seluruhnya didanai oleh swadaya

masyarakat dalam pengadaan dan perawatannya

- Kegiatan Jasa dan Perdagangan

Dikarenakan Kota Bogor secara regional mempunyai fungsi utama

sebagai pusat kegiatan bagi daerah-daerah sekitarnya maka kegiatan jasa

dan perdagangan memiliki aktivitas yang tinggi di Kota Bogor Untuk

menampung aktivitas tersebut maka di Kota Bogor terdapat fasilitas-

fasilitas perdagangan yang melayani tidak hanya lokal untuk kota Bogor

tetapi juga untuk pasar regional Bogor Raya Adapun fasilitas-fasilitas

perdagangan yang berada di Kota Bogor adalah sebagai berikut 4 pasar

regional 5 pasar lokal 7 pasar modernsupermarket 388 toko dan 2212

warung

C Kota Depok

- Komponen Air Bersih

Pelayanan air bersih Kota Depok sistem perpipaannya hanya mampu

mencukupi 19 dari seluruh kebutuhan warganya

- Komponen Drainase

Beberapa ruas jalan di Depok tidak memiliki sistem drainase yang

layak Hal ini dikarenakan perkembangan wilayah ini sedari awal tidak

disertai dengan perencanaan yang bervisi ke depan sebagai kota

permukiman Sebelum tahun 1970-an Depok merupakan areal persawahan

yang sarat dengan sistem irigasi sehingga infrastruktur jalan yang ada

sekarang mengikuti sistem pengairan ini Untuk membangun system

drainase memang membutuhkan biaya yang tinggi Namun bila tidak

dimulai Depok akan bernasib sama dengan Jakarta yang digenangi air bila

hujan turun Bila ini terjadi kondisi Jakarta akan lebih parah lagi

- Komponen Persampahan

Timbulan sampah yang terdapat di Kota Depok merupakan jumlah

sampah yang berasal dari daerah perumahan daerah komersial (pasar

pertokoan dan pusat perdagangan) daerah industri perkantoran sarana

umum jalan taman dan lain-lain

Saat ini daerah-daerah yang sudah dilayani oleh Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Depok baik sampah domestik maupun non domestik

meliputi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Sukmajaya Kecamatan Pancoran

dan Kecamatan Beji Berdasarkan hal tersebut produksi sampah yag

terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah saat ini adalah

sebesar 900 m3hari atau 25 dari jumlah timbulan sampah yang

dihasilkan Kota Depok sebesar 3600 m3hari Timbulan sampah yang

bersal dari daerah pelayanan dikumpulkan di Tempat Pembuangan

Sementara (TPS) yang tersebar di lokasi-lokasi tertentu untuk selanjutnya

di angkut ke Tempat Pembuangan Akhir Cipayung yang terletak di di

Kecamatan Pancoran Mas Depok

Untuk memudahkan pelayanan sejak bulan Maret 2003 dilakukan

pembagian wilayah pelayanan pada tiap-tiap kecamatan dengan dipimpin

oleh masing-masing seorang Koordinator Kecamatan (Korcam) dengan

dibantu oleh staf administrasi dan petugas retribusi yaitu

1 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Cimanggis

2 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Sukmajaya

3 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Pancoran Mas dan Beji

4 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Limo dan Sawangan

- Komponen Jalan

Berkaitan dengan mobilitas di Kota Depok persoalan yang dihadapi

antara lain tingginya komuter karena sebagian besar penduduk bekerja di

DKI Jakartaterbatasnya jalan alternatif di bagian poros tengah kota

menuju Jakarta kurangnya penataan bangunan pada ruas jalan lintas

regional dan sepanjang jalan utama dan pemanfaatan badan jalan untuk

kegiatan perdagangan dan parkir yang menimbulkan kerawanan

kemacetan lalu lintas

D Kota Tangerang

- Pendidikan

Pada tahun 2001 fasilitas pendidikan yang ada di Kota Tangerang

antara lain TK SD SLTP SLTA dan Perguruan Tinggi

- Fasilitas Kesehatan

Dalam upaya peningkatan masalah kesehatan Kota Tangerang terus

meningkatkan pelayanannya dengan upaya pengadaan berbagai sarana dan

prasarana kesehatan

Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Tangerang adalah Rumah

Sakit Puskesmas Balai Pengobatan Posyandu dan penyebarannya sudah

cukup merata di setiap kecamatan

- Komponen Air Bersih

Daerah pelayanan air bersih Kota Tangerang terdiri dari

a Daerah perumahan yang air bersihnya dilayani oleh developer sendiri

b Daerah perumahan dan industri yang dilayani oleh PDAM Kota

Tangerang

Wilayah pelayanan air bersih Kota Tangerang meliputi 13 Kecamatan

yang dikelola 3 (tiga) Institusi yaitu

a Cabang Babakan dengan IPA Babakan kapasitas 80 ldet dan IPA

Cikokol Kapasitasnya 500 ldet dan 100 ldet

b Cabang Perumnas I dengan IPA Perumnas kapasitas 40 dan 20 ldet

serta IPA Cikokol kapasitas 500 ldet dan 100 ldet

c Cabang Perumnas II dengan IPA Cikokol dengan kapasitas 500 ldet

Total kapasitas terpasang saat ini 740 ldet sumber air baku yang

dipakai adalah Sungai Cisadane dengan kapasitas produksi sekitar 647

ldet dan distribusi system pemompaan Penduduk yang terlayani dari

sistem air bersih tersebut sekitar 3403 penduduk kota Tangerang

Kapasitas produksi distribusi air terjual dan persentase kebocoran air

PDAM Kota Tangerang tahun 1997 ndash 2003 dirinci dalam tabel berikut ini

Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa kapasitas produksi distribusi

jumlah air terjual dan panjang pipa terpasang dari tahun 1999 sampai

dengan tahun 2003 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya

Peningkatan tersebut diiringi dengan penurunan tingkat kebocoran Ini

menunjukkan bahwa kinerja PDAM Kota Tangerang dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan

untuk Kota Metropolitan sebesar 15 dan kebutuhan ideal adalah 185

literoranghari maka kebutuhan air bersih untuk Kota Tangerang

disajikan dalam tabel berikut ini

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 lorghari Kota Tangerang dengan jumlah penduduk 1354226 jiwa

membutuhkan 250531810 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Tangerang baru dapat

memproduksi sebanyak 55900800 lhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 194631010 lhr

- Komponen Persampahan

Lokasi tempat pembuangan akhir sampah yang ada di Kota Tangerang

adalah TPA Rawakucing Pengelolaan sampah di Rawa Kucing

menggunakan sistem pembuangan dengan metode open dumping Luas

lahan TPA 8 Ha Luas yang tersisa sekitar 2 ndash 3 Ha Jumlah sampah dari

Kota Tangerang yang dibuang di TPA Rawa Kucing sekitar 1710 m3

sampah perhari (berdasar truk masuk 190 triphari) TPA dilengkapi

dengan Excavator Buldozer dan Wheel Loader dengan beban kerja

operasi rata-rata 4 jam per hari Dalam rangka mengurangi timbulan

sampah memperpanjang umur pakaiTPA dan meminimalkan dampak

lingkungan di sekitar lokasi TPA maka dilakukan upaya pengolahan

sampah Pada saat ini upaya pengolahan sampah yang telah dilakukan di

TPA Rawa Kucing adalah pengolahan sampah organik menjadi pupuk

organik kompos di bawah Unit Pengolahan Sampah Organik (UPSO) TPA

Rawakucing

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Sistem pengolahan air limbah di Kota Tangerang belum dilakukan

secara maksimalhal ini disebabkan belum dapat dioperasikannya Instalasi

Pengelolaan Air Limbah

Air limbah yang ada di Kota Tangerang berasal dari limbah rumah

tangga air hujan dan limbah industri Sistem pembuangan air hujan

mengikuti pola aliran alami dalam hal ini drainase terbuka Sedangkan

untuk limbah buangan rumah tangga adalah dengan menggunakan sistem

septic tank dan dibuang ke drainase terbuka

- Komponen Jalan

Sistem jalan di Kota Tangerang merupakan bagian dari jalan Nasional

dan Propinsi Jalan Tol Sukarno-Hatta Jalan Daan Mogot Jalan Gatot

Subroto Jalan Thamrin dan Jalan Jendral Sudirman merupakan jalan

negara yang menghubungkan Kota Tangerang dengan Kota Jakarta dan

Kabupaten Tangerang dan diklasifikasikan sebagai jalan arteri primer

Jalan Cokroaminoto Jalan M Toha Jalan Maulana Hasanudin Jalan

Kisamaun Jalan Perintis Kemerdekaan Jalan Raden Saleh dan Jalan

Raden Patah yang menghubungkan Kota Tangerang dan Jakarta

diklasifikasikan sebagai jalan arteri sekunder Panjang jalan Kota

Tangerang sekitar 5556 km yang statusnya terdiri dari jalan negara jalan

propinsi dan jalan kota Adapun panjang jalan berdasarkan klasifikasi

fungsi jalan yang ada meliputi

1 Arteri primer 3035 km

2 Kolektor primer 7165 km

3 Arteri sekunder 2746 km

4 Kolektor sekunder 10277 km

5 Lokal 32336 km

E Kota Bekasi

- Pendidikan

- Fasilitas Kesehatan

- Komponen Air Bersih

Sumber air bersih untuk daerah pelayanan Kota Bekasi berasal dari

sumber air permukaan Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air di lima

kecamatan di Kota Bekasi

Kapasitas produksi dari kelima unit IPA yang ada sebesar 1065

literdetik Berikut ini adalah tabel kapasitas IPA yang ada di Kota Bekasi

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 ldtorg Kota Bekasi dengan jumlah penduduk 1845005

membutuhkan 341325925 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Bekasi baru dapat

memproduksi sebanyak 109728000 literhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 231597925 literhari

- Komponen Persampahan

Pengelolaan sampah Kota Bekasi dilakukan oleh Sub Dinas

Kebersihan DPU Kota Bekasi Pelayanan Dinas Kebersihan saat ini hanya

mencakup 35 dari seluruh timbulan sampah penduduk

Berikut ini adalah data-data tentang persampahan Kota Bekasi

1048713 Perkiraan timbulan sampah perhari 4602 m3hari

1048713 Kapasitas angkut rata-rata perhari 18 m3harikendaraan

1048713 Ritasi Kendaraan rata-rata perhari 3 ritharikendaraan

1048713 Kemampuan daya angkut rata-rata perhari 6 ndash 12 m3harikendaraan

1048713 Kebutuhan kendaraan angkut sampah (4602 18) (A) 255 unit

1048713 Jumlah kendaraan efektif tahun 2003

a Wilayah 54 unit kendaraan

b Pasar Kota 11 unit kendaraan

c Sewa kendaraan angkutan sampah -- kendaraan

d Swastanisasi Mobil Tinja 11 unit kendaraan

Jumlah (B) 65 unit kendaraan

Kekurangan kendaraan (C) = A ndash B = 190 unit kendaraan

Tempat Pembuangan Akhir di Kota Bekasi terletak di TPA Sumur

Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi Sebelumnya terletak di

TPA Bantar Gebang (milik Pemda DKI Jakarta) Persentase komposisi

sampah di Kota Bekasi terdiri dari sampah organik 75 kertas 8

kaintextil 1 karetkulit tiruan 1 plastik 9 metallogam 2 gelas

kaca 1 lain-lain 5

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu tingkat timbulan

sampah sebanyak 00035 m3oranghari Kota Bekasi dengan jumlah

penduduk 1845005 jiwa menghasilkan 645751m3 timbulan

sampahJumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 00035

m3oranghari Namun sampah yang terangkut saat ini sebanyak 1610 m3

Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 484751m3

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Layanan sanitasi yang saat ini diberikan kepada masyarakat baru

berupa layanan penyedotan lumpur tinja di septik tank milik masyarakat

yang dilakukan melalui truk tinja milik Pemda serta truk tinja milik

swasta Tingkat pelayanan yang saat ini sudah dicapai dengan bantuan

swasta telah mencapai rata-rata 40 Lumpur tinja yang berasal dari septik

tank masyarakat disedot dan diangkut menggunakan truk tinja (Vacuum)

milik Sub Dinas Kebersihan DPU Kota Bekasi serta truk tinja milik

swasta Di Kota Bekasi terdapat 11 unit truk tinja milik Subdin Kebersihan

DPU Kota Bekasi serta 21 unit truk tinja milik swasta Pengolahan akhir

tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di

Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kapasitas IPLT 115

m3hari Secara fisik kondisi prasarana masih belum lengkap antara lain

pompa lumpur bar screen dan screen chamber dan pagar pengaman

IPLT belum beroperasi penuh karena masih dalam penyelesaian

- Komponen Drainase

Wilayah Kota Bekasi dialiri 5 (lima) sungai utama yaitu Kali Cakung

Kali Bekasi Kali Sunter Kali Cikeas Kali Cileungsi beserta anak-anak

sungainya Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai drainase

utamaprimer (drainase makro) Kelima sungai tersebut mempunyai daerah

tangkapan air yang cukup luas dengan muara ke arah utara dan berakhir di

Laut Jawa Sistem drainase Kota Bekasi saat ini mencakup wilayah seluas

kurang lebih 9035 hektar atau 43 dari luas wilayah kota Terdapat

saluran penerussekunder dari pusat daerah tangkapan dalam kota ke badan

air penerima dengan lebar dan kedalaman saluran bervariasi

Kondisi sistem drainase yang ada telah banyak yang rusak dan kurang

terpelihara Akibat dari kondisi yang ada maka genangan menjadi masalah

utama di Kota Bekasi dengan luas genangan sekitar 585 hektar yang

tersebar di 27 lokasi Genangan yang terjadi di Kota Bekasi disebabkan

oleh

1 Adanya hambatan saluran air dari arah selatan ke utara oleh

1048713 Jalan tol

1048713 Kalimalang

1048713 Jalan Kereta Api

1048713 Selokangorong-gorong yang ada saat ini kapasitasnya sudah tidak

memenuhi lagi

2 Faktor alamiah saluran itu sendiri karena terjadi penggerusan dan

terbawanya material saluran oleh aliran air sehingga terjadi

pedangkalan dan sedimentasi yang mengakibatkan terjadinya

penyempitan dimensi saluran drainase

3 Faktor pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam

saluran drainase dan pembangunan fisik yang tidak memperhatikan

garis sempadan saluran menyebabkan penyumbatan dan kerusakan

saluran drainase

4 Adanya pengembangan wilayah kota yang mengubah tata guna lahan

mengakibatkan bertambahnya debit air di saluran Luapangenangan

terjadi karena pertambahan debit tersebut tidak disertai dengan

perencanaan ulang saluran drainase eksisting

- Komponen Jalan dan Transportasi

Menjamurnya permukiman di Kota Bekasi tidak diimbangi dengan

penyediaan infrastruktur jalan yang memadai Hampir setiap hari jalan-

jalan di Bekasi khususnya dari dan menuju pintu tol Bekasi Barat dan

Bekasi Timur padat dan terhambat Di beberapa jalan seperti Jl AYani

misalnya rasio kemacetan mencapai 089 artinya kendaraan melaju dengn

kecepatan di bawah 40 km per jam Masalah klasik pun dituding sebagai

penyebabnya Ruas jalan yang tersedia tidak seimbang dengan mobilitas

kendaraan yang melintas

Arus lalu lintas dari dan ke Kota Bekasi hanya dilayani satu terminal

angkutan umum Kondisinya pun tidak terawat jorok banyak kubangan

jika hujan onggokan sampah selain masalah keamanan yang rawan

Penumpang dan bus menjadi enggan masuk terminal Akibatnya

bermunculan terminal-terminal bayangan di sepanjang jalan

Panjang jalan total seluruh Kota Bekasi adalah 32279 km yang

hampir seluruhnya adalah jalan beraspal dan hanya sebagian kecil saja

yang merupakan jalan tanah Kondisi jalan sebagian besar baik mencapai

6675 dari total panjang jalan Sedangkan jalan dengan kondisi sedang

sebanyak 1253 kondisi rusak 1394 dan 678 sisanya rusak berat

Berikut ini adalah tabel panjang jalan menurut jenis permukaan

kondisi dan kelas jalan di Kota Bekasi tahun 2003

Sumber

httpdigilibpetraacid

Badan Pusat Statistik

wwwmenlhgoidiartpdf_1065226644pdf

httpwwwbappedajakartagoiddownloadpropedaPropeda_BAB11pdf

Profil Kabupaten Kota Depok 2003

Profil Kabupaten Kota Bekasi 2003

Profil Kabupaten kota Tangerang 2003

httpbappedabogorcitynet

httplovescokelatwordpresscom20100109struktur-tuang-kota

Page 6: Geografi Kota

(Sinulingga 2005)

F Faktor-faktor Timbulnya Pusat Pelayanan

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya suatu pusat-pusat pelayanan yaitu

1 Faktor Lokasi

Letak suatu wilayah yang strategis menyebabkan suatu wilayah dapat menjadi

suatu pusat pelayanan

2 Faktor Ketersediaan Sumber Daya

Ketersediaan sumber daya dapat menyebabkan suatu wilayah menjadi pusat

pelayanan

3 Kekuatan Aglomerasi

Kekuatan aglomerasi terjadi karena ada sesuatu yang mendorong kegiatan

ekonomi sejenis untuk mengelompok pada sutu lokasi karena adanya suatu

keuntungan yang selanjutnya akan menyebabkan timbulnya pusat-pusat

kegiatan

4 Faktor Investasi Pemerintah

Ketiga faktor diatas menyebabkan timbulnya pusat-pusat pelayanan secara

ilmiah sedangkan faktor investasi pemerintah merupakan sesuatu yang

sengaja dibuat (Artificial)

G Konsepsi Metropolitan

1 Secara Generik Suatu permukiman berskala besar yang terdiri dari satu

atau lebih kota besar dan kawasan yang secara keseluruhan terintegrasi

membentuk suatu sistem struktur ruang tertentu dengan satu atau lebih

kota besar sebagai pusat (kota inti) dan beberapa kota lebih kecil yang

berfungsi sebagai kota satelit yang memiliki keterkaitan ekonomi dan

sosial dan mempunyai ekonomi jasa dan industri yang beragam

Beberapa konsep Metropolitan antara lain

(1) Satu kota inti dan daerah semi perkotaan serta daerah pinggiran perkotaan

(Gambar 1)

(2) Satu kota inti dan beberapa kota satelitnya (Gambar 2)

(3) Beberapa kota inti dan kota-kota satelitnya yang masing-masing kota inti

disekat oleh Ruang Terbuka HijauSabuk Hijau (Gambar 3)

2 Secara Aplikatif

- Skala besar ditunjukkan dengan jumlah penduduk lebih dari 1 juta jiwa

dihitung dari seluruh kawasan yang terintegrasi

- Kepadatan penduduk kotor gt 60 jiwaha

- Batas kawasan Metropolitan adalah batas fungsional yang mencakup

wilayah administrasi dari pusat (kota inti) atau sub-pusat (kota satelit)

yang terintegrasi

Terintegrasi ditunjukan dengan peran ekonomi pusat yang jauh lebih besar

dari kota atau kawasan sekitar yang diukur dari

1 Jumlah ragam aktifitas jasa dan industri

2 Jumlah komuter ke pusat kota yang besar

Sistem struktur ruang yang jelas yang menunjukkan adanya pusat dan sub

pusat yang berbentuk

1 Monosentris Gambar 1

2 Polisentris Gambar 2 dan 3 Dengan dua atau lebih kota inti setara

yang terintegrasi dengan kota satelit

BAB III

PEMBAHASAN

A JABODETABEK Sebagai Kawasan Metropolitan

Propinsi DKI Jakarta merupakan kota metropolitan yang merupakan tempat

yang menarik baik sebagai tempat usaha atau kerja maupun tempat tinggal

Pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan terbukanya lapangan usaha

menyebabkan pertumbuhan penduduk metropolitan Jakarta meningkat secara

berarti dengan konsekuensi pada kebutuhan penyediaan sarana dan prasarana

perkotaan untuk memperkuat fungsi internal dan eksternal kota Tabel jumlah

penduduk DKI Jakarta dan kota satelitnya bisa dilihat pada table di bawah ini

Tabel 1 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin menurut Propinsi dan

KabupatenKota 2005

No Propinsi Kota Total Jumlah Penduduk (jiwa)1 DKI Jakarta 8839247

Kep Seribu 18644Kota Jakarta Pusat 889448Kota Jakarta Utara 1445623Kota Jakarta Timur 2391166Kota Jakarta Selatan 2001353Kota Jakarta Barat 2093013

2 Jawa Barat 38886975Kota Bogor 3829053Kota Bekasi 1993478Kota Depok 1374903

3 Banten 9008151Kota Tangerang 1451595

Sumber SUPAS 2005 Data Statistik Indonesia

Gambar Jakarta sebagai kota inti dan BODETABEK sebagai kota satelit

Kawasan JABODETABEK sebagai satu kesatuan wilayah perencanaan

mempunyai peran sebagai pusat pengembangan kegiatan perekonomian wilayah

yang produktif efektif dan efisien

B Kondisi Fasilitas Umum dan Sosial Kawasan JABODETABEK

A Kota DKI Jakarta

a Transportasi

Salah satu kondisi yang mempengaruhi permasalahan transportasi

adalah prasarana jalan yang masih terbatas akibat tidak imbangnya

persentase pertambahan kendaraan yang mencapai 874 persen per tahun

sementara persentase pertambahan prasarana jalan hanya 628 persen per

tahun selama dekade terakhir

b Utilitas kota

Permasalahan infrastruktur khususnya jaringan utilitas seperti gas

listrik dan telepon di DKI Jakarta yang berkaitan dengan penataan ruang

antara lain adalah

o Belum terpadunya sistem informasi pengembangan jaringan utilitas

dengan penataan ruang kota

o Perkembangan kota yang sangat pesat kurang diimbangi dengan

penyediaan utilitasnya secara terpadu

o Standar penyediaan ducting system belum sepenuhnya dapat

diterapkan karena berkaitan dengan biaya investasi prasarana

c Air bersih

Permasalahan utama air bersih di DKI Jakarta terutama adalah belum

meratanya distribusi air bersih perpipaan yang dapat dinikmati oleh

penduduk Jakarta Produksi air dari instalasi pengolahan air bersih (IPA)

baru mencapai total produksi plusmn 40 juta m3tahun Permasalahan lain adalah

penurunan kualitas air baku untuk produksi air bersih yang diperoleh

terutama dari air permukaan (sungaikanal)

d Air limbah

Pemukiman di Jakarta masih banyak menggunakan sistem pembuangan

setempat (on site) sebagai sarana pembuangan limbahnya dan hanya

menampung air limbah di jamban saja Limbah yang berasal dari kegiatan

mencuci dan mandi pada umumnya disalurkan ke dalam saluran drainase

yang kemudian mengalir ke sungai atau saluran-saluran terbuka

B Kota Bogor

- Bidang sarana dan prasarana energi

Untuk energi kelistrikan Kota Bogor dilayani oleh 7 Gardu Induk

yakni GI Ciawi kapasitas 2 x 30 MVA GI Kedungbadak kapasitas 2 x 30

MVA GI Bogor Baru kapasitas 2 x 60 MVA GI Karacak kapasitas 2 x 30

MVA GI Cibinong kapasitas 2 x 60 MVA dan GI Sentul kapasitas 2 x 60

MVA yang disediakan oleh PT PLN Untuk mendistribusikan jaringan

listrik ini terdapat 50 gardu distribusi yang tersebar di seluruh wilayah

Kota Bogor Sampai dengan tahun 2004 dengan pola distribusi yang ada

maka cakupan layanan listrik di Kota Bogor telah mencapai 99335 dari

seluruh wilayah Kota Bogor Pada tahun 2008 direncanakan dioperasikan

gardu induk yang baru rencana di Bubulak dengan kapasitas 2x60 MVA

(GI Bogor Kota) Pasokan listrik Kota Bogor terkait dengan jaringan

transmisi Jawa-Bali yang pada Thn 2009 proyek 10000 MW terwujud

maka pasokan sampai 2025 masih mencukupi Untuk tipe konstsruksi

jaringan listrik masih menggunakan saluran udara (di atas tanah) sehingga

mempunyai resiko tinggi

- Pelayanan sumber energi gas

Pelayanan sumber energy ini juga dilakukan oleh PT PGN

Perkembangan layanan distribusi gas ini juga berkembang dengan sangat

pesat dimana tingkat perumbuhan pelanggannya meningkat sebesar

20492 dalam kurun waktu tahun 1999-2003 Total gas yang tersalurkan

di akhir tahun 2003 telah mencapai 222068209 m3

- Penyediaan air bersih

Seluruh masyarakat Kota Bogor dilayani oleh BUMD PDAM Tirta

Pakuan dan sebagian oleh BUMD PDAM Tirta Kahuripan (Kabupaten

Bogor) Penyediaan air bersih ini dilakukan dengan memanfaatkan

sumber mata air dan sungai yang ada di Kota Bogor Total penyaluran air

bersih oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2005 untuk kegiatan

domestik adalah 24007048 m3 dengan jumlah pelanggan 70014

sambungan yang distribusi penyaluran air bersih ini telah melayani

6791 dari keseluruhan penduduk Kota Bogor (diluar yang terlayani oleh

PDAM Tirta Kahuripan) Selain memperoleh layanan air bersih dari

PDAM sebagian masyarakat Bogor untuk memenuhi kebutuhan air

bersihnya sehari-hari didapatkan melalui cara pengambilan air tanah dan

air permukaan Saat ini Kota Bogor masih belum dihadapkan pada krisis

air mengingat sumber air baik dari mata air (3 mata air) maupun sungai

(3 sungai) menghasilkan debit air yang masih memadai yakni 1125 liter

per detik

- Sarana dan prasarana telekomunikasi

Sampai dengan tahun 2004 telah mampu melayani sampai dengan 80

kebutuhan masyarakat Kota Bogor Melalui PT Telkom Kandatel Bogor

telah berhasil ditingkatkan pelayanan sambungan hingga mencapai

333467 SST dengan berbagai jenis layanannya baik untuk bisnis

perumahan maupun telepon umum Dengan teknologi yang semakin

berkembang pada saat ini maka untuk daerah-daerah tertentu yang belum

dapat terlayani oleh jaringan kabel Telkom pelayanannya telah dapat

dijangkau oleh jaringan telekomunikasi nir-kabel (wireless) baik itu yang

disediakan oleh PT Telkom maupun perusahaan-perusahaan swasta

lainnya yang bergerak di bidang telekomunikasi Untuk layanan

komunikasi data maka di Kota Bogor juga telah dilayani oleh jaringan

internet berkapasitas lebar baik itu dengan menggunakan kabel maupun

dengan nir-kabel yang terus berkembangan sesuai dengan perkembangan

teknologi informasi

- Penanganan permasalahan sampah padat

Kota Bogor masih menggunakan sistem konvensional yaitu

dikumpulkan di beberapat titik pengumpulan lalu dibawa ke tempat

pembuangan akhir Jumlah produksi sampah yang dihasilkan oleh

berbagai kegiatan di Kota Bogor diperkirakan mencapai 2124 m3 per hari

dimana sampah yang dihasilkan adalah 72 bersifat organik dan 28

bersifat anorganik Dari jumlah sampah yang dihasilkan ini baru dapat

terangkut menuju TPA sebesar 688 karena adanya keterbatasan armada

truk pengangkutan sampah Karena tidak semuanya dapat terangkut maka

sebagai akibatnya sampah yang tidak terangkut lalu dibuang oleh

masyarakat ke sungai atau ke lahan kosong yang ada sehingga

menimbulkan dampak negatif baik kepada lingkungan maupun kebersihan

dan kesehatan masyarakat

- Pengolahan limbah cair

Pengolahan limbah cair di kota Bogor secara umum masih belum

berjalan dengan baik Indikasi ini terlihat dari indikasi pencemaran air di

Kota Bogor yang telah berada di atas batas mutu untuk beberapa kriteria

Kontaminasi ini terutama ditimbulkan dari limbah cair rumah tangga yang

pembuangannya tidak dengan menggunakan kaidan pengolahan limbah

yang benar Berdasarkan data yang ada pada tahun 2003 hanya 2253

penduduk yang rumahnya dilengkapi dengan tangki septik Sebagai

akibatnya maka hampir 80 kegiatan rumah tangga di Bogor turut

berpartisipasi dalam pencemaran air di Kota Bogor akibat tidak adanya

IPAL rumah tangga yang baik dan terpadu

- Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan di Kota Bogor secara fisik jumlah dan

ketersebarannya sudah sangat mencukupi Di Kota Bogor terdapat 286

sarana pendidikan usia pasca balita (TK Diniyah dan RA) 366 sarana

pendidikan dasar (SD dan Ibthidaiyah) 145 sarana pendidikan menengah

pertama (SMP dan Tsanawiyah) 110 sarana pendidikan menengah atas

(SMA SMK dan Aliyah) dan 9 sarana pendidikan tinggi (Akademi

Sekolah Tinggi dan Perguruan Tinggi)

- Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan di Kota Bogor juga sudah sangat memadai Di

Kota Bogor terdapat 24 unit Puskesmas RRI 22 unit Puskesmas

Pembantu 3 Puskesmas Keliling dan 9 Rumah Sakit Selain itu

Pelayanan Kesehatan di Kota Bogor juga didukung oleh 8 rumah bersalin

77 balai pengobatan 556 praktek dokter 737 apotek 28 toko obat berizin

dan 16 laboratorium kesehatan

- Pelayanan kebutuhan rohani

Pelayanan kebutuhan rohani di Kota Bogor juga telah tersedia fasilitas-

fasilitas ibadah yang letaknya tersebar di seluruh Kota Bogor Adapun

fasilitas-fasiltitas peribadatan yang tersedia tersebut adalah 634 mesjid

753 musholla 27 Gereja Protestan 8 Gereja Khatolik dan 9 wihara

Budha Fasilitas-fasilitas ini hampir seluruhnya didanai oleh swadaya

masyarakat dalam pengadaan dan perawatannya

- Kegiatan Jasa dan Perdagangan

Dikarenakan Kota Bogor secara regional mempunyai fungsi utama

sebagai pusat kegiatan bagi daerah-daerah sekitarnya maka kegiatan jasa

dan perdagangan memiliki aktivitas yang tinggi di Kota Bogor Untuk

menampung aktivitas tersebut maka di Kota Bogor terdapat fasilitas-

fasilitas perdagangan yang melayani tidak hanya lokal untuk kota Bogor

tetapi juga untuk pasar regional Bogor Raya Adapun fasilitas-fasilitas

perdagangan yang berada di Kota Bogor adalah sebagai berikut 4 pasar

regional 5 pasar lokal 7 pasar modernsupermarket 388 toko dan 2212

warung

C Kota Depok

- Komponen Air Bersih

Pelayanan air bersih Kota Depok sistem perpipaannya hanya mampu

mencukupi 19 dari seluruh kebutuhan warganya

- Komponen Drainase

Beberapa ruas jalan di Depok tidak memiliki sistem drainase yang

layak Hal ini dikarenakan perkembangan wilayah ini sedari awal tidak

disertai dengan perencanaan yang bervisi ke depan sebagai kota

permukiman Sebelum tahun 1970-an Depok merupakan areal persawahan

yang sarat dengan sistem irigasi sehingga infrastruktur jalan yang ada

sekarang mengikuti sistem pengairan ini Untuk membangun system

drainase memang membutuhkan biaya yang tinggi Namun bila tidak

dimulai Depok akan bernasib sama dengan Jakarta yang digenangi air bila

hujan turun Bila ini terjadi kondisi Jakarta akan lebih parah lagi

- Komponen Persampahan

Timbulan sampah yang terdapat di Kota Depok merupakan jumlah

sampah yang berasal dari daerah perumahan daerah komersial (pasar

pertokoan dan pusat perdagangan) daerah industri perkantoran sarana

umum jalan taman dan lain-lain

Saat ini daerah-daerah yang sudah dilayani oleh Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Depok baik sampah domestik maupun non domestik

meliputi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Sukmajaya Kecamatan Pancoran

dan Kecamatan Beji Berdasarkan hal tersebut produksi sampah yag

terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah saat ini adalah

sebesar 900 m3hari atau 25 dari jumlah timbulan sampah yang

dihasilkan Kota Depok sebesar 3600 m3hari Timbulan sampah yang

bersal dari daerah pelayanan dikumpulkan di Tempat Pembuangan

Sementara (TPS) yang tersebar di lokasi-lokasi tertentu untuk selanjutnya

di angkut ke Tempat Pembuangan Akhir Cipayung yang terletak di di

Kecamatan Pancoran Mas Depok

Untuk memudahkan pelayanan sejak bulan Maret 2003 dilakukan

pembagian wilayah pelayanan pada tiap-tiap kecamatan dengan dipimpin

oleh masing-masing seorang Koordinator Kecamatan (Korcam) dengan

dibantu oleh staf administrasi dan petugas retribusi yaitu

1 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Cimanggis

2 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Sukmajaya

3 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Pancoran Mas dan Beji

4 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Limo dan Sawangan

- Komponen Jalan

Berkaitan dengan mobilitas di Kota Depok persoalan yang dihadapi

antara lain tingginya komuter karena sebagian besar penduduk bekerja di

DKI Jakartaterbatasnya jalan alternatif di bagian poros tengah kota

menuju Jakarta kurangnya penataan bangunan pada ruas jalan lintas

regional dan sepanjang jalan utama dan pemanfaatan badan jalan untuk

kegiatan perdagangan dan parkir yang menimbulkan kerawanan

kemacetan lalu lintas

D Kota Tangerang

- Pendidikan

Pada tahun 2001 fasilitas pendidikan yang ada di Kota Tangerang

antara lain TK SD SLTP SLTA dan Perguruan Tinggi

- Fasilitas Kesehatan

Dalam upaya peningkatan masalah kesehatan Kota Tangerang terus

meningkatkan pelayanannya dengan upaya pengadaan berbagai sarana dan

prasarana kesehatan

Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Tangerang adalah Rumah

Sakit Puskesmas Balai Pengobatan Posyandu dan penyebarannya sudah

cukup merata di setiap kecamatan

- Komponen Air Bersih

Daerah pelayanan air bersih Kota Tangerang terdiri dari

a Daerah perumahan yang air bersihnya dilayani oleh developer sendiri

b Daerah perumahan dan industri yang dilayani oleh PDAM Kota

Tangerang

Wilayah pelayanan air bersih Kota Tangerang meliputi 13 Kecamatan

yang dikelola 3 (tiga) Institusi yaitu

a Cabang Babakan dengan IPA Babakan kapasitas 80 ldet dan IPA

Cikokol Kapasitasnya 500 ldet dan 100 ldet

b Cabang Perumnas I dengan IPA Perumnas kapasitas 40 dan 20 ldet

serta IPA Cikokol kapasitas 500 ldet dan 100 ldet

c Cabang Perumnas II dengan IPA Cikokol dengan kapasitas 500 ldet

Total kapasitas terpasang saat ini 740 ldet sumber air baku yang

dipakai adalah Sungai Cisadane dengan kapasitas produksi sekitar 647

ldet dan distribusi system pemompaan Penduduk yang terlayani dari

sistem air bersih tersebut sekitar 3403 penduduk kota Tangerang

Kapasitas produksi distribusi air terjual dan persentase kebocoran air

PDAM Kota Tangerang tahun 1997 ndash 2003 dirinci dalam tabel berikut ini

Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa kapasitas produksi distribusi

jumlah air terjual dan panjang pipa terpasang dari tahun 1999 sampai

dengan tahun 2003 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya

Peningkatan tersebut diiringi dengan penurunan tingkat kebocoran Ini

menunjukkan bahwa kinerja PDAM Kota Tangerang dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan

untuk Kota Metropolitan sebesar 15 dan kebutuhan ideal adalah 185

literoranghari maka kebutuhan air bersih untuk Kota Tangerang

disajikan dalam tabel berikut ini

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 lorghari Kota Tangerang dengan jumlah penduduk 1354226 jiwa

membutuhkan 250531810 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Tangerang baru dapat

memproduksi sebanyak 55900800 lhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 194631010 lhr

- Komponen Persampahan

Lokasi tempat pembuangan akhir sampah yang ada di Kota Tangerang

adalah TPA Rawakucing Pengelolaan sampah di Rawa Kucing

menggunakan sistem pembuangan dengan metode open dumping Luas

lahan TPA 8 Ha Luas yang tersisa sekitar 2 ndash 3 Ha Jumlah sampah dari

Kota Tangerang yang dibuang di TPA Rawa Kucing sekitar 1710 m3

sampah perhari (berdasar truk masuk 190 triphari) TPA dilengkapi

dengan Excavator Buldozer dan Wheel Loader dengan beban kerja

operasi rata-rata 4 jam per hari Dalam rangka mengurangi timbulan

sampah memperpanjang umur pakaiTPA dan meminimalkan dampak

lingkungan di sekitar lokasi TPA maka dilakukan upaya pengolahan

sampah Pada saat ini upaya pengolahan sampah yang telah dilakukan di

TPA Rawa Kucing adalah pengolahan sampah organik menjadi pupuk

organik kompos di bawah Unit Pengolahan Sampah Organik (UPSO) TPA

Rawakucing

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Sistem pengolahan air limbah di Kota Tangerang belum dilakukan

secara maksimalhal ini disebabkan belum dapat dioperasikannya Instalasi

Pengelolaan Air Limbah

Air limbah yang ada di Kota Tangerang berasal dari limbah rumah

tangga air hujan dan limbah industri Sistem pembuangan air hujan

mengikuti pola aliran alami dalam hal ini drainase terbuka Sedangkan

untuk limbah buangan rumah tangga adalah dengan menggunakan sistem

septic tank dan dibuang ke drainase terbuka

- Komponen Jalan

Sistem jalan di Kota Tangerang merupakan bagian dari jalan Nasional

dan Propinsi Jalan Tol Sukarno-Hatta Jalan Daan Mogot Jalan Gatot

Subroto Jalan Thamrin dan Jalan Jendral Sudirman merupakan jalan

negara yang menghubungkan Kota Tangerang dengan Kota Jakarta dan

Kabupaten Tangerang dan diklasifikasikan sebagai jalan arteri primer

Jalan Cokroaminoto Jalan M Toha Jalan Maulana Hasanudin Jalan

Kisamaun Jalan Perintis Kemerdekaan Jalan Raden Saleh dan Jalan

Raden Patah yang menghubungkan Kota Tangerang dan Jakarta

diklasifikasikan sebagai jalan arteri sekunder Panjang jalan Kota

Tangerang sekitar 5556 km yang statusnya terdiri dari jalan negara jalan

propinsi dan jalan kota Adapun panjang jalan berdasarkan klasifikasi

fungsi jalan yang ada meliputi

1 Arteri primer 3035 km

2 Kolektor primer 7165 km

3 Arteri sekunder 2746 km

4 Kolektor sekunder 10277 km

5 Lokal 32336 km

E Kota Bekasi

- Pendidikan

- Fasilitas Kesehatan

- Komponen Air Bersih

Sumber air bersih untuk daerah pelayanan Kota Bekasi berasal dari

sumber air permukaan Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air di lima

kecamatan di Kota Bekasi

Kapasitas produksi dari kelima unit IPA yang ada sebesar 1065

literdetik Berikut ini adalah tabel kapasitas IPA yang ada di Kota Bekasi

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 ldtorg Kota Bekasi dengan jumlah penduduk 1845005

membutuhkan 341325925 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Bekasi baru dapat

memproduksi sebanyak 109728000 literhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 231597925 literhari

- Komponen Persampahan

Pengelolaan sampah Kota Bekasi dilakukan oleh Sub Dinas

Kebersihan DPU Kota Bekasi Pelayanan Dinas Kebersihan saat ini hanya

mencakup 35 dari seluruh timbulan sampah penduduk

Berikut ini adalah data-data tentang persampahan Kota Bekasi

1048713 Perkiraan timbulan sampah perhari 4602 m3hari

1048713 Kapasitas angkut rata-rata perhari 18 m3harikendaraan

1048713 Ritasi Kendaraan rata-rata perhari 3 ritharikendaraan

1048713 Kemampuan daya angkut rata-rata perhari 6 ndash 12 m3harikendaraan

1048713 Kebutuhan kendaraan angkut sampah (4602 18) (A) 255 unit

1048713 Jumlah kendaraan efektif tahun 2003

a Wilayah 54 unit kendaraan

b Pasar Kota 11 unit kendaraan

c Sewa kendaraan angkutan sampah -- kendaraan

d Swastanisasi Mobil Tinja 11 unit kendaraan

Jumlah (B) 65 unit kendaraan

Kekurangan kendaraan (C) = A ndash B = 190 unit kendaraan

Tempat Pembuangan Akhir di Kota Bekasi terletak di TPA Sumur

Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi Sebelumnya terletak di

TPA Bantar Gebang (milik Pemda DKI Jakarta) Persentase komposisi

sampah di Kota Bekasi terdiri dari sampah organik 75 kertas 8

kaintextil 1 karetkulit tiruan 1 plastik 9 metallogam 2 gelas

kaca 1 lain-lain 5

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu tingkat timbulan

sampah sebanyak 00035 m3oranghari Kota Bekasi dengan jumlah

penduduk 1845005 jiwa menghasilkan 645751m3 timbulan

sampahJumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 00035

m3oranghari Namun sampah yang terangkut saat ini sebanyak 1610 m3

Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 484751m3

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Layanan sanitasi yang saat ini diberikan kepada masyarakat baru

berupa layanan penyedotan lumpur tinja di septik tank milik masyarakat

yang dilakukan melalui truk tinja milik Pemda serta truk tinja milik

swasta Tingkat pelayanan yang saat ini sudah dicapai dengan bantuan

swasta telah mencapai rata-rata 40 Lumpur tinja yang berasal dari septik

tank masyarakat disedot dan diangkut menggunakan truk tinja (Vacuum)

milik Sub Dinas Kebersihan DPU Kota Bekasi serta truk tinja milik

swasta Di Kota Bekasi terdapat 11 unit truk tinja milik Subdin Kebersihan

DPU Kota Bekasi serta 21 unit truk tinja milik swasta Pengolahan akhir

tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di

Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kapasitas IPLT 115

m3hari Secara fisik kondisi prasarana masih belum lengkap antara lain

pompa lumpur bar screen dan screen chamber dan pagar pengaman

IPLT belum beroperasi penuh karena masih dalam penyelesaian

- Komponen Drainase

Wilayah Kota Bekasi dialiri 5 (lima) sungai utama yaitu Kali Cakung

Kali Bekasi Kali Sunter Kali Cikeas Kali Cileungsi beserta anak-anak

sungainya Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai drainase

utamaprimer (drainase makro) Kelima sungai tersebut mempunyai daerah

tangkapan air yang cukup luas dengan muara ke arah utara dan berakhir di

Laut Jawa Sistem drainase Kota Bekasi saat ini mencakup wilayah seluas

kurang lebih 9035 hektar atau 43 dari luas wilayah kota Terdapat

saluran penerussekunder dari pusat daerah tangkapan dalam kota ke badan

air penerima dengan lebar dan kedalaman saluran bervariasi

Kondisi sistem drainase yang ada telah banyak yang rusak dan kurang

terpelihara Akibat dari kondisi yang ada maka genangan menjadi masalah

utama di Kota Bekasi dengan luas genangan sekitar 585 hektar yang

tersebar di 27 lokasi Genangan yang terjadi di Kota Bekasi disebabkan

oleh

1 Adanya hambatan saluran air dari arah selatan ke utara oleh

1048713 Jalan tol

1048713 Kalimalang

1048713 Jalan Kereta Api

1048713 Selokangorong-gorong yang ada saat ini kapasitasnya sudah tidak

memenuhi lagi

2 Faktor alamiah saluran itu sendiri karena terjadi penggerusan dan

terbawanya material saluran oleh aliran air sehingga terjadi

pedangkalan dan sedimentasi yang mengakibatkan terjadinya

penyempitan dimensi saluran drainase

3 Faktor pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam

saluran drainase dan pembangunan fisik yang tidak memperhatikan

garis sempadan saluran menyebabkan penyumbatan dan kerusakan

saluran drainase

4 Adanya pengembangan wilayah kota yang mengubah tata guna lahan

mengakibatkan bertambahnya debit air di saluran Luapangenangan

terjadi karena pertambahan debit tersebut tidak disertai dengan

perencanaan ulang saluran drainase eksisting

- Komponen Jalan dan Transportasi

Menjamurnya permukiman di Kota Bekasi tidak diimbangi dengan

penyediaan infrastruktur jalan yang memadai Hampir setiap hari jalan-

jalan di Bekasi khususnya dari dan menuju pintu tol Bekasi Barat dan

Bekasi Timur padat dan terhambat Di beberapa jalan seperti Jl AYani

misalnya rasio kemacetan mencapai 089 artinya kendaraan melaju dengn

kecepatan di bawah 40 km per jam Masalah klasik pun dituding sebagai

penyebabnya Ruas jalan yang tersedia tidak seimbang dengan mobilitas

kendaraan yang melintas

Arus lalu lintas dari dan ke Kota Bekasi hanya dilayani satu terminal

angkutan umum Kondisinya pun tidak terawat jorok banyak kubangan

jika hujan onggokan sampah selain masalah keamanan yang rawan

Penumpang dan bus menjadi enggan masuk terminal Akibatnya

bermunculan terminal-terminal bayangan di sepanjang jalan

Panjang jalan total seluruh Kota Bekasi adalah 32279 km yang

hampir seluruhnya adalah jalan beraspal dan hanya sebagian kecil saja

yang merupakan jalan tanah Kondisi jalan sebagian besar baik mencapai

6675 dari total panjang jalan Sedangkan jalan dengan kondisi sedang

sebanyak 1253 kondisi rusak 1394 dan 678 sisanya rusak berat

Berikut ini adalah tabel panjang jalan menurut jenis permukaan

kondisi dan kelas jalan di Kota Bekasi tahun 2003

Sumber

httpdigilibpetraacid

Badan Pusat Statistik

wwwmenlhgoidiartpdf_1065226644pdf

httpwwwbappedajakartagoiddownloadpropedaPropeda_BAB11pdf

Profil Kabupaten Kota Depok 2003

Profil Kabupaten Kota Bekasi 2003

Profil Kabupaten kota Tangerang 2003

httpbappedabogorcitynet

httplovescokelatwordpresscom20100109struktur-tuang-kota

Page 7: Geografi Kota

2 Secara Aplikatif

- Skala besar ditunjukkan dengan jumlah penduduk lebih dari 1 juta jiwa

dihitung dari seluruh kawasan yang terintegrasi

- Kepadatan penduduk kotor gt 60 jiwaha

- Batas kawasan Metropolitan adalah batas fungsional yang mencakup

wilayah administrasi dari pusat (kota inti) atau sub-pusat (kota satelit)

yang terintegrasi

Terintegrasi ditunjukan dengan peran ekonomi pusat yang jauh lebih besar

dari kota atau kawasan sekitar yang diukur dari

1 Jumlah ragam aktifitas jasa dan industri

2 Jumlah komuter ke pusat kota yang besar

Sistem struktur ruang yang jelas yang menunjukkan adanya pusat dan sub

pusat yang berbentuk

1 Monosentris Gambar 1

2 Polisentris Gambar 2 dan 3 Dengan dua atau lebih kota inti setara

yang terintegrasi dengan kota satelit

BAB III

PEMBAHASAN

A JABODETABEK Sebagai Kawasan Metropolitan

Propinsi DKI Jakarta merupakan kota metropolitan yang merupakan tempat

yang menarik baik sebagai tempat usaha atau kerja maupun tempat tinggal

Pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan terbukanya lapangan usaha

menyebabkan pertumbuhan penduduk metropolitan Jakarta meningkat secara

berarti dengan konsekuensi pada kebutuhan penyediaan sarana dan prasarana

perkotaan untuk memperkuat fungsi internal dan eksternal kota Tabel jumlah

penduduk DKI Jakarta dan kota satelitnya bisa dilihat pada table di bawah ini

Tabel 1 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin menurut Propinsi dan

KabupatenKota 2005

No Propinsi Kota Total Jumlah Penduduk (jiwa)1 DKI Jakarta 8839247

Kep Seribu 18644Kota Jakarta Pusat 889448Kota Jakarta Utara 1445623Kota Jakarta Timur 2391166Kota Jakarta Selatan 2001353Kota Jakarta Barat 2093013

2 Jawa Barat 38886975Kota Bogor 3829053Kota Bekasi 1993478Kota Depok 1374903

3 Banten 9008151Kota Tangerang 1451595

Sumber SUPAS 2005 Data Statistik Indonesia

Gambar Jakarta sebagai kota inti dan BODETABEK sebagai kota satelit

Kawasan JABODETABEK sebagai satu kesatuan wilayah perencanaan

mempunyai peran sebagai pusat pengembangan kegiatan perekonomian wilayah

yang produktif efektif dan efisien

B Kondisi Fasilitas Umum dan Sosial Kawasan JABODETABEK

A Kota DKI Jakarta

a Transportasi

Salah satu kondisi yang mempengaruhi permasalahan transportasi

adalah prasarana jalan yang masih terbatas akibat tidak imbangnya

persentase pertambahan kendaraan yang mencapai 874 persen per tahun

sementara persentase pertambahan prasarana jalan hanya 628 persen per

tahun selama dekade terakhir

b Utilitas kota

Permasalahan infrastruktur khususnya jaringan utilitas seperti gas

listrik dan telepon di DKI Jakarta yang berkaitan dengan penataan ruang

antara lain adalah

o Belum terpadunya sistem informasi pengembangan jaringan utilitas

dengan penataan ruang kota

o Perkembangan kota yang sangat pesat kurang diimbangi dengan

penyediaan utilitasnya secara terpadu

o Standar penyediaan ducting system belum sepenuhnya dapat

diterapkan karena berkaitan dengan biaya investasi prasarana

c Air bersih

Permasalahan utama air bersih di DKI Jakarta terutama adalah belum

meratanya distribusi air bersih perpipaan yang dapat dinikmati oleh

penduduk Jakarta Produksi air dari instalasi pengolahan air bersih (IPA)

baru mencapai total produksi plusmn 40 juta m3tahun Permasalahan lain adalah

penurunan kualitas air baku untuk produksi air bersih yang diperoleh

terutama dari air permukaan (sungaikanal)

d Air limbah

Pemukiman di Jakarta masih banyak menggunakan sistem pembuangan

setempat (on site) sebagai sarana pembuangan limbahnya dan hanya

menampung air limbah di jamban saja Limbah yang berasal dari kegiatan

mencuci dan mandi pada umumnya disalurkan ke dalam saluran drainase

yang kemudian mengalir ke sungai atau saluran-saluran terbuka

B Kota Bogor

- Bidang sarana dan prasarana energi

Untuk energi kelistrikan Kota Bogor dilayani oleh 7 Gardu Induk

yakni GI Ciawi kapasitas 2 x 30 MVA GI Kedungbadak kapasitas 2 x 30

MVA GI Bogor Baru kapasitas 2 x 60 MVA GI Karacak kapasitas 2 x 30

MVA GI Cibinong kapasitas 2 x 60 MVA dan GI Sentul kapasitas 2 x 60

MVA yang disediakan oleh PT PLN Untuk mendistribusikan jaringan

listrik ini terdapat 50 gardu distribusi yang tersebar di seluruh wilayah

Kota Bogor Sampai dengan tahun 2004 dengan pola distribusi yang ada

maka cakupan layanan listrik di Kota Bogor telah mencapai 99335 dari

seluruh wilayah Kota Bogor Pada tahun 2008 direncanakan dioperasikan

gardu induk yang baru rencana di Bubulak dengan kapasitas 2x60 MVA

(GI Bogor Kota) Pasokan listrik Kota Bogor terkait dengan jaringan

transmisi Jawa-Bali yang pada Thn 2009 proyek 10000 MW terwujud

maka pasokan sampai 2025 masih mencukupi Untuk tipe konstsruksi

jaringan listrik masih menggunakan saluran udara (di atas tanah) sehingga

mempunyai resiko tinggi

- Pelayanan sumber energi gas

Pelayanan sumber energy ini juga dilakukan oleh PT PGN

Perkembangan layanan distribusi gas ini juga berkembang dengan sangat

pesat dimana tingkat perumbuhan pelanggannya meningkat sebesar

20492 dalam kurun waktu tahun 1999-2003 Total gas yang tersalurkan

di akhir tahun 2003 telah mencapai 222068209 m3

- Penyediaan air bersih

Seluruh masyarakat Kota Bogor dilayani oleh BUMD PDAM Tirta

Pakuan dan sebagian oleh BUMD PDAM Tirta Kahuripan (Kabupaten

Bogor) Penyediaan air bersih ini dilakukan dengan memanfaatkan

sumber mata air dan sungai yang ada di Kota Bogor Total penyaluran air

bersih oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2005 untuk kegiatan

domestik adalah 24007048 m3 dengan jumlah pelanggan 70014

sambungan yang distribusi penyaluran air bersih ini telah melayani

6791 dari keseluruhan penduduk Kota Bogor (diluar yang terlayani oleh

PDAM Tirta Kahuripan) Selain memperoleh layanan air bersih dari

PDAM sebagian masyarakat Bogor untuk memenuhi kebutuhan air

bersihnya sehari-hari didapatkan melalui cara pengambilan air tanah dan

air permukaan Saat ini Kota Bogor masih belum dihadapkan pada krisis

air mengingat sumber air baik dari mata air (3 mata air) maupun sungai

(3 sungai) menghasilkan debit air yang masih memadai yakni 1125 liter

per detik

- Sarana dan prasarana telekomunikasi

Sampai dengan tahun 2004 telah mampu melayani sampai dengan 80

kebutuhan masyarakat Kota Bogor Melalui PT Telkom Kandatel Bogor

telah berhasil ditingkatkan pelayanan sambungan hingga mencapai

333467 SST dengan berbagai jenis layanannya baik untuk bisnis

perumahan maupun telepon umum Dengan teknologi yang semakin

berkembang pada saat ini maka untuk daerah-daerah tertentu yang belum

dapat terlayani oleh jaringan kabel Telkom pelayanannya telah dapat

dijangkau oleh jaringan telekomunikasi nir-kabel (wireless) baik itu yang

disediakan oleh PT Telkom maupun perusahaan-perusahaan swasta

lainnya yang bergerak di bidang telekomunikasi Untuk layanan

komunikasi data maka di Kota Bogor juga telah dilayani oleh jaringan

internet berkapasitas lebar baik itu dengan menggunakan kabel maupun

dengan nir-kabel yang terus berkembangan sesuai dengan perkembangan

teknologi informasi

- Penanganan permasalahan sampah padat

Kota Bogor masih menggunakan sistem konvensional yaitu

dikumpulkan di beberapat titik pengumpulan lalu dibawa ke tempat

pembuangan akhir Jumlah produksi sampah yang dihasilkan oleh

berbagai kegiatan di Kota Bogor diperkirakan mencapai 2124 m3 per hari

dimana sampah yang dihasilkan adalah 72 bersifat organik dan 28

bersifat anorganik Dari jumlah sampah yang dihasilkan ini baru dapat

terangkut menuju TPA sebesar 688 karena adanya keterbatasan armada

truk pengangkutan sampah Karena tidak semuanya dapat terangkut maka

sebagai akibatnya sampah yang tidak terangkut lalu dibuang oleh

masyarakat ke sungai atau ke lahan kosong yang ada sehingga

menimbulkan dampak negatif baik kepada lingkungan maupun kebersihan

dan kesehatan masyarakat

- Pengolahan limbah cair

Pengolahan limbah cair di kota Bogor secara umum masih belum

berjalan dengan baik Indikasi ini terlihat dari indikasi pencemaran air di

Kota Bogor yang telah berada di atas batas mutu untuk beberapa kriteria

Kontaminasi ini terutama ditimbulkan dari limbah cair rumah tangga yang

pembuangannya tidak dengan menggunakan kaidan pengolahan limbah

yang benar Berdasarkan data yang ada pada tahun 2003 hanya 2253

penduduk yang rumahnya dilengkapi dengan tangki septik Sebagai

akibatnya maka hampir 80 kegiatan rumah tangga di Bogor turut

berpartisipasi dalam pencemaran air di Kota Bogor akibat tidak adanya

IPAL rumah tangga yang baik dan terpadu

- Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan di Kota Bogor secara fisik jumlah dan

ketersebarannya sudah sangat mencukupi Di Kota Bogor terdapat 286

sarana pendidikan usia pasca balita (TK Diniyah dan RA) 366 sarana

pendidikan dasar (SD dan Ibthidaiyah) 145 sarana pendidikan menengah

pertama (SMP dan Tsanawiyah) 110 sarana pendidikan menengah atas

(SMA SMK dan Aliyah) dan 9 sarana pendidikan tinggi (Akademi

Sekolah Tinggi dan Perguruan Tinggi)

- Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan di Kota Bogor juga sudah sangat memadai Di

Kota Bogor terdapat 24 unit Puskesmas RRI 22 unit Puskesmas

Pembantu 3 Puskesmas Keliling dan 9 Rumah Sakit Selain itu

Pelayanan Kesehatan di Kota Bogor juga didukung oleh 8 rumah bersalin

77 balai pengobatan 556 praktek dokter 737 apotek 28 toko obat berizin

dan 16 laboratorium kesehatan

- Pelayanan kebutuhan rohani

Pelayanan kebutuhan rohani di Kota Bogor juga telah tersedia fasilitas-

fasilitas ibadah yang letaknya tersebar di seluruh Kota Bogor Adapun

fasilitas-fasiltitas peribadatan yang tersedia tersebut adalah 634 mesjid

753 musholla 27 Gereja Protestan 8 Gereja Khatolik dan 9 wihara

Budha Fasilitas-fasilitas ini hampir seluruhnya didanai oleh swadaya

masyarakat dalam pengadaan dan perawatannya

- Kegiatan Jasa dan Perdagangan

Dikarenakan Kota Bogor secara regional mempunyai fungsi utama

sebagai pusat kegiatan bagi daerah-daerah sekitarnya maka kegiatan jasa

dan perdagangan memiliki aktivitas yang tinggi di Kota Bogor Untuk

menampung aktivitas tersebut maka di Kota Bogor terdapat fasilitas-

fasilitas perdagangan yang melayani tidak hanya lokal untuk kota Bogor

tetapi juga untuk pasar regional Bogor Raya Adapun fasilitas-fasilitas

perdagangan yang berada di Kota Bogor adalah sebagai berikut 4 pasar

regional 5 pasar lokal 7 pasar modernsupermarket 388 toko dan 2212

warung

C Kota Depok

- Komponen Air Bersih

Pelayanan air bersih Kota Depok sistem perpipaannya hanya mampu

mencukupi 19 dari seluruh kebutuhan warganya

- Komponen Drainase

Beberapa ruas jalan di Depok tidak memiliki sistem drainase yang

layak Hal ini dikarenakan perkembangan wilayah ini sedari awal tidak

disertai dengan perencanaan yang bervisi ke depan sebagai kota

permukiman Sebelum tahun 1970-an Depok merupakan areal persawahan

yang sarat dengan sistem irigasi sehingga infrastruktur jalan yang ada

sekarang mengikuti sistem pengairan ini Untuk membangun system

drainase memang membutuhkan biaya yang tinggi Namun bila tidak

dimulai Depok akan bernasib sama dengan Jakarta yang digenangi air bila

hujan turun Bila ini terjadi kondisi Jakarta akan lebih parah lagi

- Komponen Persampahan

Timbulan sampah yang terdapat di Kota Depok merupakan jumlah

sampah yang berasal dari daerah perumahan daerah komersial (pasar

pertokoan dan pusat perdagangan) daerah industri perkantoran sarana

umum jalan taman dan lain-lain

Saat ini daerah-daerah yang sudah dilayani oleh Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Depok baik sampah domestik maupun non domestik

meliputi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Sukmajaya Kecamatan Pancoran

dan Kecamatan Beji Berdasarkan hal tersebut produksi sampah yag

terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah saat ini adalah

sebesar 900 m3hari atau 25 dari jumlah timbulan sampah yang

dihasilkan Kota Depok sebesar 3600 m3hari Timbulan sampah yang

bersal dari daerah pelayanan dikumpulkan di Tempat Pembuangan

Sementara (TPS) yang tersebar di lokasi-lokasi tertentu untuk selanjutnya

di angkut ke Tempat Pembuangan Akhir Cipayung yang terletak di di

Kecamatan Pancoran Mas Depok

Untuk memudahkan pelayanan sejak bulan Maret 2003 dilakukan

pembagian wilayah pelayanan pada tiap-tiap kecamatan dengan dipimpin

oleh masing-masing seorang Koordinator Kecamatan (Korcam) dengan

dibantu oleh staf administrasi dan petugas retribusi yaitu

1 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Cimanggis

2 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Sukmajaya

3 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Pancoran Mas dan Beji

4 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Limo dan Sawangan

- Komponen Jalan

Berkaitan dengan mobilitas di Kota Depok persoalan yang dihadapi

antara lain tingginya komuter karena sebagian besar penduduk bekerja di

DKI Jakartaterbatasnya jalan alternatif di bagian poros tengah kota

menuju Jakarta kurangnya penataan bangunan pada ruas jalan lintas

regional dan sepanjang jalan utama dan pemanfaatan badan jalan untuk

kegiatan perdagangan dan parkir yang menimbulkan kerawanan

kemacetan lalu lintas

D Kota Tangerang

- Pendidikan

Pada tahun 2001 fasilitas pendidikan yang ada di Kota Tangerang

antara lain TK SD SLTP SLTA dan Perguruan Tinggi

- Fasilitas Kesehatan

Dalam upaya peningkatan masalah kesehatan Kota Tangerang terus

meningkatkan pelayanannya dengan upaya pengadaan berbagai sarana dan

prasarana kesehatan

Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Tangerang adalah Rumah

Sakit Puskesmas Balai Pengobatan Posyandu dan penyebarannya sudah

cukup merata di setiap kecamatan

- Komponen Air Bersih

Daerah pelayanan air bersih Kota Tangerang terdiri dari

a Daerah perumahan yang air bersihnya dilayani oleh developer sendiri

b Daerah perumahan dan industri yang dilayani oleh PDAM Kota

Tangerang

Wilayah pelayanan air bersih Kota Tangerang meliputi 13 Kecamatan

yang dikelola 3 (tiga) Institusi yaitu

a Cabang Babakan dengan IPA Babakan kapasitas 80 ldet dan IPA

Cikokol Kapasitasnya 500 ldet dan 100 ldet

b Cabang Perumnas I dengan IPA Perumnas kapasitas 40 dan 20 ldet

serta IPA Cikokol kapasitas 500 ldet dan 100 ldet

c Cabang Perumnas II dengan IPA Cikokol dengan kapasitas 500 ldet

Total kapasitas terpasang saat ini 740 ldet sumber air baku yang

dipakai adalah Sungai Cisadane dengan kapasitas produksi sekitar 647

ldet dan distribusi system pemompaan Penduduk yang terlayani dari

sistem air bersih tersebut sekitar 3403 penduduk kota Tangerang

Kapasitas produksi distribusi air terjual dan persentase kebocoran air

PDAM Kota Tangerang tahun 1997 ndash 2003 dirinci dalam tabel berikut ini

Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa kapasitas produksi distribusi

jumlah air terjual dan panjang pipa terpasang dari tahun 1999 sampai

dengan tahun 2003 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya

Peningkatan tersebut diiringi dengan penurunan tingkat kebocoran Ini

menunjukkan bahwa kinerja PDAM Kota Tangerang dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan

untuk Kota Metropolitan sebesar 15 dan kebutuhan ideal adalah 185

literoranghari maka kebutuhan air bersih untuk Kota Tangerang

disajikan dalam tabel berikut ini

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 lorghari Kota Tangerang dengan jumlah penduduk 1354226 jiwa

membutuhkan 250531810 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Tangerang baru dapat

memproduksi sebanyak 55900800 lhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 194631010 lhr

- Komponen Persampahan

Lokasi tempat pembuangan akhir sampah yang ada di Kota Tangerang

adalah TPA Rawakucing Pengelolaan sampah di Rawa Kucing

menggunakan sistem pembuangan dengan metode open dumping Luas

lahan TPA 8 Ha Luas yang tersisa sekitar 2 ndash 3 Ha Jumlah sampah dari

Kota Tangerang yang dibuang di TPA Rawa Kucing sekitar 1710 m3

sampah perhari (berdasar truk masuk 190 triphari) TPA dilengkapi

dengan Excavator Buldozer dan Wheel Loader dengan beban kerja

operasi rata-rata 4 jam per hari Dalam rangka mengurangi timbulan

sampah memperpanjang umur pakaiTPA dan meminimalkan dampak

lingkungan di sekitar lokasi TPA maka dilakukan upaya pengolahan

sampah Pada saat ini upaya pengolahan sampah yang telah dilakukan di

TPA Rawa Kucing adalah pengolahan sampah organik menjadi pupuk

organik kompos di bawah Unit Pengolahan Sampah Organik (UPSO) TPA

Rawakucing

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Sistem pengolahan air limbah di Kota Tangerang belum dilakukan

secara maksimalhal ini disebabkan belum dapat dioperasikannya Instalasi

Pengelolaan Air Limbah

Air limbah yang ada di Kota Tangerang berasal dari limbah rumah

tangga air hujan dan limbah industri Sistem pembuangan air hujan

mengikuti pola aliran alami dalam hal ini drainase terbuka Sedangkan

untuk limbah buangan rumah tangga adalah dengan menggunakan sistem

septic tank dan dibuang ke drainase terbuka

- Komponen Jalan

Sistem jalan di Kota Tangerang merupakan bagian dari jalan Nasional

dan Propinsi Jalan Tol Sukarno-Hatta Jalan Daan Mogot Jalan Gatot

Subroto Jalan Thamrin dan Jalan Jendral Sudirman merupakan jalan

negara yang menghubungkan Kota Tangerang dengan Kota Jakarta dan

Kabupaten Tangerang dan diklasifikasikan sebagai jalan arteri primer

Jalan Cokroaminoto Jalan M Toha Jalan Maulana Hasanudin Jalan

Kisamaun Jalan Perintis Kemerdekaan Jalan Raden Saleh dan Jalan

Raden Patah yang menghubungkan Kota Tangerang dan Jakarta

diklasifikasikan sebagai jalan arteri sekunder Panjang jalan Kota

Tangerang sekitar 5556 km yang statusnya terdiri dari jalan negara jalan

propinsi dan jalan kota Adapun panjang jalan berdasarkan klasifikasi

fungsi jalan yang ada meliputi

1 Arteri primer 3035 km

2 Kolektor primer 7165 km

3 Arteri sekunder 2746 km

4 Kolektor sekunder 10277 km

5 Lokal 32336 km

E Kota Bekasi

- Pendidikan

- Fasilitas Kesehatan

- Komponen Air Bersih

Sumber air bersih untuk daerah pelayanan Kota Bekasi berasal dari

sumber air permukaan Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air di lima

kecamatan di Kota Bekasi

Kapasitas produksi dari kelima unit IPA yang ada sebesar 1065

literdetik Berikut ini adalah tabel kapasitas IPA yang ada di Kota Bekasi

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 ldtorg Kota Bekasi dengan jumlah penduduk 1845005

membutuhkan 341325925 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Bekasi baru dapat

memproduksi sebanyak 109728000 literhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 231597925 literhari

- Komponen Persampahan

Pengelolaan sampah Kota Bekasi dilakukan oleh Sub Dinas

Kebersihan DPU Kota Bekasi Pelayanan Dinas Kebersihan saat ini hanya

mencakup 35 dari seluruh timbulan sampah penduduk

Berikut ini adalah data-data tentang persampahan Kota Bekasi

1048713 Perkiraan timbulan sampah perhari 4602 m3hari

1048713 Kapasitas angkut rata-rata perhari 18 m3harikendaraan

1048713 Ritasi Kendaraan rata-rata perhari 3 ritharikendaraan

1048713 Kemampuan daya angkut rata-rata perhari 6 ndash 12 m3harikendaraan

1048713 Kebutuhan kendaraan angkut sampah (4602 18) (A) 255 unit

1048713 Jumlah kendaraan efektif tahun 2003

a Wilayah 54 unit kendaraan

b Pasar Kota 11 unit kendaraan

c Sewa kendaraan angkutan sampah -- kendaraan

d Swastanisasi Mobil Tinja 11 unit kendaraan

Jumlah (B) 65 unit kendaraan

Kekurangan kendaraan (C) = A ndash B = 190 unit kendaraan

Tempat Pembuangan Akhir di Kota Bekasi terletak di TPA Sumur

Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi Sebelumnya terletak di

TPA Bantar Gebang (milik Pemda DKI Jakarta) Persentase komposisi

sampah di Kota Bekasi terdiri dari sampah organik 75 kertas 8

kaintextil 1 karetkulit tiruan 1 plastik 9 metallogam 2 gelas

kaca 1 lain-lain 5

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu tingkat timbulan

sampah sebanyak 00035 m3oranghari Kota Bekasi dengan jumlah

penduduk 1845005 jiwa menghasilkan 645751m3 timbulan

sampahJumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 00035

m3oranghari Namun sampah yang terangkut saat ini sebanyak 1610 m3

Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 484751m3

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Layanan sanitasi yang saat ini diberikan kepada masyarakat baru

berupa layanan penyedotan lumpur tinja di septik tank milik masyarakat

yang dilakukan melalui truk tinja milik Pemda serta truk tinja milik

swasta Tingkat pelayanan yang saat ini sudah dicapai dengan bantuan

swasta telah mencapai rata-rata 40 Lumpur tinja yang berasal dari septik

tank masyarakat disedot dan diangkut menggunakan truk tinja (Vacuum)

milik Sub Dinas Kebersihan DPU Kota Bekasi serta truk tinja milik

swasta Di Kota Bekasi terdapat 11 unit truk tinja milik Subdin Kebersihan

DPU Kota Bekasi serta 21 unit truk tinja milik swasta Pengolahan akhir

tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di

Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kapasitas IPLT 115

m3hari Secara fisik kondisi prasarana masih belum lengkap antara lain

pompa lumpur bar screen dan screen chamber dan pagar pengaman

IPLT belum beroperasi penuh karena masih dalam penyelesaian

- Komponen Drainase

Wilayah Kota Bekasi dialiri 5 (lima) sungai utama yaitu Kali Cakung

Kali Bekasi Kali Sunter Kali Cikeas Kali Cileungsi beserta anak-anak

sungainya Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai drainase

utamaprimer (drainase makro) Kelima sungai tersebut mempunyai daerah

tangkapan air yang cukup luas dengan muara ke arah utara dan berakhir di

Laut Jawa Sistem drainase Kota Bekasi saat ini mencakup wilayah seluas

kurang lebih 9035 hektar atau 43 dari luas wilayah kota Terdapat

saluran penerussekunder dari pusat daerah tangkapan dalam kota ke badan

air penerima dengan lebar dan kedalaman saluran bervariasi

Kondisi sistem drainase yang ada telah banyak yang rusak dan kurang

terpelihara Akibat dari kondisi yang ada maka genangan menjadi masalah

utama di Kota Bekasi dengan luas genangan sekitar 585 hektar yang

tersebar di 27 lokasi Genangan yang terjadi di Kota Bekasi disebabkan

oleh

1 Adanya hambatan saluran air dari arah selatan ke utara oleh

1048713 Jalan tol

1048713 Kalimalang

1048713 Jalan Kereta Api

1048713 Selokangorong-gorong yang ada saat ini kapasitasnya sudah tidak

memenuhi lagi

2 Faktor alamiah saluran itu sendiri karena terjadi penggerusan dan

terbawanya material saluran oleh aliran air sehingga terjadi

pedangkalan dan sedimentasi yang mengakibatkan terjadinya

penyempitan dimensi saluran drainase

3 Faktor pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam

saluran drainase dan pembangunan fisik yang tidak memperhatikan

garis sempadan saluran menyebabkan penyumbatan dan kerusakan

saluran drainase

4 Adanya pengembangan wilayah kota yang mengubah tata guna lahan

mengakibatkan bertambahnya debit air di saluran Luapangenangan

terjadi karena pertambahan debit tersebut tidak disertai dengan

perencanaan ulang saluran drainase eksisting

- Komponen Jalan dan Transportasi

Menjamurnya permukiman di Kota Bekasi tidak diimbangi dengan

penyediaan infrastruktur jalan yang memadai Hampir setiap hari jalan-

jalan di Bekasi khususnya dari dan menuju pintu tol Bekasi Barat dan

Bekasi Timur padat dan terhambat Di beberapa jalan seperti Jl AYani

misalnya rasio kemacetan mencapai 089 artinya kendaraan melaju dengn

kecepatan di bawah 40 km per jam Masalah klasik pun dituding sebagai

penyebabnya Ruas jalan yang tersedia tidak seimbang dengan mobilitas

kendaraan yang melintas

Arus lalu lintas dari dan ke Kota Bekasi hanya dilayani satu terminal

angkutan umum Kondisinya pun tidak terawat jorok banyak kubangan

jika hujan onggokan sampah selain masalah keamanan yang rawan

Penumpang dan bus menjadi enggan masuk terminal Akibatnya

bermunculan terminal-terminal bayangan di sepanjang jalan

Panjang jalan total seluruh Kota Bekasi adalah 32279 km yang

hampir seluruhnya adalah jalan beraspal dan hanya sebagian kecil saja

yang merupakan jalan tanah Kondisi jalan sebagian besar baik mencapai

6675 dari total panjang jalan Sedangkan jalan dengan kondisi sedang

sebanyak 1253 kondisi rusak 1394 dan 678 sisanya rusak berat

Berikut ini adalah tabel panjang jalan menurut jenis permukaan

kondisi dan kelas jalan di Kota Bekasi tahun 2003

Sumber

httpdigilibpetraacid

Badan Pusat Statistik

wwwmenlhgoidiartpdf_1065226644pdf

httpwwwbappedajakartagoiddownloadpropedaPropeda_BAB11pdf

Profil Kabupaten Kota Depok 2003

Profil Kabupaten Kota Bekasi 2003

Profil Kabupaten kota Tangerang 2003

httpbappedabogorcitynet

httplovescokelatwordpresscom20100109struktur-tuang-kota

Page 8: Geografi Kota

BAB III

PEMBAHASAN

A JABODETABEK Sebagai Kawasan Metropolitan

Propinsi DKI Jakarta merupakan kota metropolitan yang merupakan tempat

yang menarik baik sebagai tempat usaha atau kerja maupun tempat tinggal

Pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan terbukanya lapangan usaha

menyebabkan pertumbuhan penduduk metropolitan Jakarta meningkat secara

berarti dengan konsekuensi pada kebutuhan penyediaan sarana dan prasarana

perkotaan untuk memperkuat fungsi internal dan eksternal kota Tabel jumlah

penduduk DKI Jakarta dan kota satelitnya bisa dilihat pada table di bawah ini

Tabel 1 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin menurut Propinsi dan

KabupatenKota 2005

No Propinsi Kota Total Jumlah Penduduk (jiwa)1 DKI Jakarta 8839247

Kep Seribu 18644Kota Jakarta Pusat 889448Kota Jakarta Utara 1445623Kota Jakarta Timur 2391166Kota Jakarta Selatan 2001353Kota Jakarta Barat 2093013

2 Jawa Barat 38886975Kota Bogor 3829053Kota Bekasi 1993478Kota Depok 1374903

3 Banten 9008151Kota Tangerang 1451595

Sumber SUPAS 2005 Data Statistik Indonesia

Gambar Jakarta sebagai kota inti dan BODETABEK sebagai kota satelit

Kawasan JABODETABEK sebagai satu kesatuan wilayah perencanaan

mempunyai peran sebagai pusat pengembangan kegiatan perekonomian wilayah

yang produktif efektif dan efisien

B Kondisi Fasilitas Umum dan Sosial Kawasan JABODETABEK

A Kota DKI Jakarta

a Transportasi

Salah satu kondisi yang mempengaruhi permasalahan transportasi

adalah prasarana jalan yang masih terbatas akibat tidak imbangnya

persentase pertambahan kendaraan yang mencapai 874 persen per tahun

sementara persentase pertambahan prasarana jalan hanya 628 persen per

tahun selama dekade terakhir

b Utilitas kota

Permasalahan infrastruktur khususnya jaringan utilitas seperti gas

listrik dan telepon di DKI Jakarta yang berkaitan dengan penataan ruang

antara lain adalah

o Belum terpadunya sistem informasi pengembangan jaringan utilitas

dengan penataan ruang kota

o Perkembangan kota yang sangat pesat kurang diimbangi dengan

penyediaan utilitasnya secara terpadu

o Standar penyediaan ducting system belum sepenuhnya dapat

diterapkan karena berkaitan dengan biaya investasi prasarana

c Air bersih

Permasalahan utama air bersih di DKI Jakarta terutama adalah belum

meratanya distribusi air bersih perpipaan yang dapat dinikmati oleh

penduduk Jakarta Produksi air dari instalasi pengolahan air bersih (IPA)

baru mencapai total produksi plusmn 40 juta m3tahun Permasalahan lain adalah

penurunan kualitas air baku untuk produksi air bersih yang diperoleh

terutama dari air permukaan (sungaikanal)

d Air limbah

Pemukiman di Jakarta masih banyak menggunakan sistem pembuangan

setempat (on site) sebagai sarana pembuangan limbahnya dan hanya

menampung air limbah di jamban saja Limbah yang berasal dari kegiatan

mencuci dan mandi pada umumnya disalurkan ke dalam saluran drainase

yang kemudian mengalir ke sungai atau saluran-saluran terbuka

B Kota Bogor

- Bidang sarana dan prasarana energi

Untuk energi kelistrikan Kota Bogor dilayani oleh 7 Gardu Induk

yakni GI Ciawi kapasitas 2 x 30 MVA GI Kedungbadak kapasitas 2 x 30

MVA GI Bogor Baru kapasitas 2 x 60 MVA GI Karacak kapasitas 2 x 30

MVA GI Cibinong kapasitas 2 x 60 MVA dan GI Sentul kapasitas 2 x 60

MVA yang disediakan oleh PT PLN Untuk mendistribusikan jaringan

listrik ini terdapat 50 gardu distribusi yang tersebar di seluruh wilayah

Kota Bogor Sampai dengan tahun 2004 dengan pola distribusi yang ada

maka cakupan layanan listrik di Kota Bogor telah mencapai 99335 dari

seluruh wilayah Kota Bogor Pada tahun 2008 direncanakan dioperasikan

gardu induk yang baru rencana di Bubulak dengan kapasitas 2x60 MVA

(GI Bogor Kota) Pasokan listrik Kota Bogor terkait dengan jaringan

transmisi Jawa-Bali yang pada Thn 2009 proyek 10000 MW terwujud

maka pasokan sampai 2025 masih mencukupi Untuk tipe konstsruksi

jaringan listrik masih menggunakan saluran udara (di atas tanah) sehingga

mempunyai resiko tinggi

- Pelayanan sumber energi gas

Pelayanan sumber energy ini juga dilakukan oleh PT PGN

Perkembangan layanan distribusi gas ini juga berkembang dengan sangat

pesat dimana tingkat perumbuhan pelanggannya meningkat sebesar

20492 dalam kurun waktu tahun 1999-2003 Total gas yang tersalurkan

di akhir tahun 2003 telah mencapai 222068209 m3

- Penyediaan air bersih

Seluruh masyarakat Kota Bogor dilayani oleh BUMD PDAM Tirta

Pakuan dan sebagian oleh BUMD PDAM Tirta Kahuripan (Kabupaten

Bogor) Penyediaan air bersih ini dilakukan dengan memanfaatkan

sumber mata air dan sungai yang ada di Kota Bogor Total penyaluran air

bersih oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2005 untuk kegiatan

domestik adalah 24007048 m3 dengan jumlah pelanggan 70014

sambungan yang distribusi penyaluran air bersih ini telah melayani

6791 dari keseluruhan penduduk Kota Bogor (diluar yang terlayani oleh

PDAM Tirta Kahuripan) Selain memperoleh layanan air bersih dari

PDAM sebagian masyarakat Bogor untuk memenuhi kebutuhan air

bersihnya sehari-hari didapatkan melalui cara pengambilan air tanah dan

air permukaan Saat ini Kota Bogor masih belum dihadapkan pada krisis

air mengingat sumber air baik dari mata air (3 mata air) maupun sungai

(3 sungai) menghasilkan debit air yang masih memadai yakni 1125 liter

per detik

- Sarana dan prasarana telekomunikasi

Sampai dengan tahun 2004 telah mampu melayani sampai dengan 80

kebutuhan masyarakat Kota Bogor Melalui PT Telkom Kandatel Bogor

telah berhasil ditingkatkan pelayanan sambungan hingga mencapai

333467 SST dengan berbagai jenis layanannya baik untuk bisnis

perumahan maupun telepon umum Dengan teknologi yang semakin

berkembang pada saat ini maka untuk daerah-daerah tertentu yang belum

dapat terlayani oleh jaringan kabel Telkom pelayanannya telah dapat

dijangkau oleh jaringan telekomunikasi nir-kabel (wireless) baik itu yang

disediakan oleh PT Telkom maupun perusahaan-perusahaan swasta

lainnya yang bergerak di bidang telekomunikasi Untuk layanan

komunikasi data maka di Kota Bogor juga telah dilayani oleh jaringan

internet berkapasitas lebar baik itu dengan menggunakan kabel maupun

dengan nir-kabel yang terus berkembangan sesuai dengan perkembangan

teknologi informasi

- Penanganan permasalahan sampah padat

Kota Bogor masih menggunakan sistem konvensional yaitu

dikumpulkan di beberapat titik pengumpulan lalu dibawa ke tempat

pembuangan akhir Jumlah produksi sampah yang dihasilkan oleh

berbagai kegiatan di Kota Bogor diperkirakan mencapai 2124 m3 per hari

dimana sampah yang dihasilkan adalah 72 bersifat organik dan 28

bersifat anorganik Dari jumlah sampah yang dihasilkan ini baru dapat

terangkut menuju TPA sebesar 688 karena adanya keterbatasan armada

truk pengangkutan sampah Karena tidak semuanya dapat terangkut maka

sebagai akibatnya sampah yang tidak terangkut lalu dibuang oleh

masyarakat ke sungai atau ke lahan kosong yang ada sehingga

menimbulkan dampak negatif baik kepada lingkungan maupun kebersihan

dan kesehatan masyarakat

- Pengolahan limbah cair

Pengolahan limbah cair di kota Bogor secara umum masih belum

berjalan dengan baik Indikasi ini terlihat dari indikasi pencemaran air di

Kota Bogor yang telah berada di atas batas mutu untuk beberapa kriteria

Kontaminasi ini terutama ditimbulkan dari limbah cair rumah tangga yang

pembuangannya tidak dengan menggunakan kaidan pengolahan limbah

yang benar Berdasarkan data yang ada pada tahun 2003 hanya 2253

penduduk yang rumahnya dilengkapi dengan tangki septik Sebagai

akibatnya maka hampir 80 kegiatan rumah tangga di Bogor turut

berpartisipasi dalam pencemaran air di Kota Bogor akibat tidak adanya

IPAL rumah tangga yang baik dan terpadu

- Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan di Kota Bogor secara fisik jumlah dan

ketersebarannya sudah sangat mencukupi Di Kota Bogor terdapat 286

sarana pendidikan usia pasca balita (TK Diniyah dan RA) 366 sarana

pendidikan dasar (SD dan Ibthidaiyah) 145 sarana pendidikan menengah

pertama (SMP dan Tsanawiyah) 110 sarana pendidikan menengah atas

(SMA SMK dan Aliyah) dan 9 sarana pendidikan tinggi (Akademi

Sekolah Tinggi dan Perguruan Tinggi)

- Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan di Kota Bogor juga sudah sangat memadai Di

Kota Bogor terdapat 24 unit Puskesmas RRI 22 unit Puskesmas

Pembantu 3 Puskesmas Keliling dan 9 Rumah Sakit Selain itu

Pelayanan Kesehatan di Kota Bogor juga didukung oleh 8 rumah bersalin

77 balai pengobatan 556 praktek dokter 737 apotek 28 toko obat berizin

dan 16 laboratorium kesehatan

- Pelayanan kebutuhan rohani

Pelayanan kebutuhan rohani di Kota Bogor juga telah tersedia fasilitas-

fasilitas ibadah yang letaknya tersebar di seluruh Kota Bogor Adapun

fasilitas-fasiltitas peribadatan yang tersedia tersebut adalah 634 mesjid

753 musholla 27 Gereja Protestan 8 Gereja Khatolik dan 9 wihara

Budha Fasilitas-fasilitas ini hampir seluruhnya didanai oleh swadaya

masyarakat dalam pengadaan dan perawatannya

- Kegiatan Jasa dan Perdagangan

Dikarenakan Kota Bogor secara regional mempunyai fungsi utama

sebagai pusat kegiatan bagi daerah-daerah sekitarnya maka kegiatan jasa

dan perdagangan memiliki aktivitas yang tinggi di Kota Bogor Untuk

menampung aktivitas tersebut maka di Kota Bogor terdapat fasilitas-

fasilitas perdagangan yang melayani tidak hanya lokal untuk kota Bogor

tetapi juga untuk pasar regional Bogor Raya Adapun fasilitas-fasilitas

perdagangan yang berada di Kota Bogor adalah sebagai berikut 4 pasar

regional 5 pasar lokal 7 pasar modernsupermarket 388 toko dan 2212

warung

C Kota Depok

- Komponen Air Bersih

Pelayanan air bersih Kota Depok sistem perpipaannya hanya mampu

mencukupi 19 dari seluruh kebutuhan warganya

- Komponen Drainase

Beberapa ruas jalan di Depok tidak memiliki sistem drainase yang

layak Hal ini dikarenakan perkembangan wilayah ini sedari awal tidak

disertai dengan perencanaan yang bervisi ke depan sebagai kota

permukiman Sebelum tahun 1970-an Depok merupakan areal persawahan

yang sarat dengan sistem irigasi sehingga infrastruktur jalan yang ada

sekarang mengikuti sistem pengairan ini Untuk membangun system

drainase memang membutuhkan biaya yang tinggi Namun bila tidak

dimulai Depok akan bernasib sama dengan Jakarta yang digenangi air bila

hujan turun Bila ini terjadi kondisi Jakarta akan lebih parah lagi

- Komponen Persampahan

Timbulan sampah yang terdapat di Kota Depok merupakan jumlah

sampah yang berasal dari daerah perumahan daerah komersial (pasar

pertokoan dan pusat perdagangan) daerah industri perkantoran sarana

umum jalan taman dan lain-lain

Saat ini daerah-daerah yang sudah dilayani oleh Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Depok baik sampah domestik maupun non domestik

meliputi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Sukmajaya Kecamatan Pancoran

dan Kecamatan Beji Berdasarkan hal tersebut produksi sampah yag

terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah saat ini adalah

sebesar 900 m3hari atau 25 dari jumlah timbulan sampah yang

dihasilkan Kota Depok sebesar 3600 m3hari Timbulan sampah yang

bersal dari daerah pelayanan dikumpulkan di Tempat Pembuangan

Sementara (TPS) yang tersebar di lokasi-lokasi tertentu untuk selanjutnya

di angkut ke Tempat Pembuangan Akhir Cipayung yang terletak di di

Kecamatan Pancoran Mas Depok

Untuk memudahkan pelayanan sejak bulan Maret 2003 dilakukan

pembagian wilayah pelayanan pada tiap-tiap kecamatan dengan dipimpin

oleh masing-masing seorang Koordinator Kecamatan (Korcam) dengan

dibantu oleh staf administrasi dan petugas retribusi yaitu

1 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Cimanggis

2 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Sukmajaya

3 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Pancoran Mas dan Beji

4 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Limo dan Sawangan

- Komponen Jalan

Berkaitan dengan mobilitas di Kota Depok persoalan yang dihadapi

antara lain tingginya komuter karena sebagian besar penduduk bekerja di

DKI Jakartaterbatasnya jalan alternatif di bagian poros tengah kota

menuju Jakarta kurangnya penataan bangunan pada ruas jalan lintas

regional dan sepanjang jalan utama dan pemanfaatan badan jalan untuk

kegiatan perdagangan dan parkir yang menimbulkan kerawanan

kemacetan lalu lintas

D Kota Tangerang

- Pendidikan

Pada tahun 2001 fasilitas pendidikan yang ada di Kota Tangerang

antara lain TK SD SLTP SLTA dan Perguruan Tinggi

- Fasilitas Kesehatan

Dalam upaya peningkatan masalah kesehatan Kota Tangerang terus

meningkatkan pelayanannya dengan upaya pengadaan berbagai sarana dan

prasarana kesehatan

Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Tangerang adalah Rumah

Sakit Puskesmas Balai Pengobatan Posyandu dan penyebarannya sudah

cukup merata di setiap kecamatan

- Komponen Air Bersih

Daerah pelayanan air bersih Kota Tangerang terdiri dari

a Daerah perumahan yang air bersihnya dilayani oleh developer sendiri

b Daerah perumahan dan industri yang dilayani oleh PDAM Kota

Tangerang

Wilayah pelayanan air bersih Kota Tangerang meliputi 13 Kecamatan

yang dikelola 3 (tiga) Institusi yaitu

a Cabang Babakan dengan IPA Babakan kapasitas 80 ldet dan IPA

Cikokol Kapasitasnya 500 ldet dan 100 ldet

b Cabang Perumnas I dengan IPA Perumnas kapasitas 40 dan 20 ldet

serta IPA Cikokol kapasitas 500 ldet dan 100 ldet

c Cabang Perumnas II dengan IPA Cikokol dengan kapasitas 500 ldet

Total kapasitas terpasang saat ini 740 ldet sumber air baku yang

dipakai adalah Sungai Cisadane dengan kapasitas produksi sekitar 647

ldet dan distribusi system pemompaan Penduduk yang terlayani dari

sistem air bersih tersebut sekitar 3403 penduduk kota Tangerang

Kapasitas produksi distribusi air terjual dan persentase kebocoran air

PDAM Kota Tangerang tahun 1997 ndash 2003 dirinci dalam tabel berikut ini

Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa kapasitas produksi distribusi

jumlah air terjual dan panjang pipa terpasang dari tahun 1999 sampai

dengan tahun 2003 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya

Peningkatan tersebut diiringi dengan penurunan tingkat kebocoran Ini

menunjukkan bahwa kinerja PDAM Kota Tangerang dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan

untuk Kota Metropolitan sebesar 15 dan kebutuhan ideal adalah 185

literoranghari maka kebutuhan air bersih untuk Kota Tangerang

disajikan dalam tabel berikut ini

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 lorghari Kota Tangerang dengan jumlah penduduk 1354226 jiwa

membutuhkan 250531810 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Tangerang baru dapat

memproduksi sebanyak 55900800 lhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 194631010 lhr

- Komponen Persampahan

Lokasi tempat pembuangan akhir sampah yang ada di Kota Tangerang

adalah TPA Rawakucing Pengelolaan sampah di Rawa Kucing

menggunakan sistem pembuangan dengan metode open dumping Luas

lahan TPA 8 Ha Luas yang tersisa sekitar 2 ndash 3 Ha Jumlah sampah dari

Kota Tangerang yang dibuang di TPA Rawa Kucing sekitar 1710 m3

sampah perhari (berdasar truk masuk 190 triphari) TPA dilengkapi

dengan Excavator Buldozer dan Wheel Loader dengan beban kerja

operasi rata-rata 4 jam per hari Dalam rangka mengurangi timbulan

sampah memperpanjang umur pakaiTPA dan meminimalkan dampak

lingkungan di sekitar lokasi TPA maka dilakukan upaya pengolahan

sampah Pada saat ini upaya pengolahan sampah yang telah dilakukan di

TPA Rawa Kucing adalah pengolahan sampah organik menjadi pupuk

organik kompos di bawah Unit Pengolahan Sampah Organik (UPSO) TPA

Rawakucing

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Sistem pengolahan air limbah di Kota Tangerang belum dilakukan

secara maksimalhal ini disebabkan belum dapat dioperasikannya Instalasi

Pengelolaan Air Limbah

Air limbah yang ada di Kota Tangerang berasal dari limbah rumah

tangga air hujan dan limbah industri Sistem pembuangan air hujan

mengikuti pola aliran alami dalam hal ini drainase terbuka Sedangkan

untuk limbah buangan rumah tangga adalah dengan menggunakan sistem

septic tank dan dibuang ke drainase terbuka

- Komponen Jalan

Sistem jalan di Kota Tangerang merupakan bagian dari jalan Nasional

dan Propinsi Jalan Tol Sukarno-Hatta Jalan Daan Mogot Jalan Gatot

Subroto Jalan Thamrin dan Jalan Jendral Sudirman merupakan jalan

negara yang menghubungkan Kota Tangerang dengan Kota Jakarta dan

Kabupaten Tangerang dan diklasifikasikan sebagai jalan arteri primer

Jalan Cokroaminoto Jalan M Toha Jalan Maulana Hasanudin Jalan

Kisamaun Jalan Perintis Kemerdekaan Jalan Raden Saleh dan Jalan

Raden Patah yang menghubungkan Kota Tangerang dan Jakarta

diklasifikasikan sebagai jalan arteri sekunder Panjang jalan Kota

Tangerang sekitar 5556 km yang statusnya terdiri dari jalan negara jalan

propinsi dan jalan kota Adapun panjang jalan berdasarkan klasifikasi

fungsi jalan yang ada meliputi

1 Arteri primer 3035 km

2 Kolektor primer 7165 km

3 Arteri sekunder 2746 km

4 Kolektor sekunder 10277 km

5 Lokal 32336 km

E Kota Bekasi

- Pendidikan

- Fasilitas Kesehatan

- Komponen Air Bersih

Sumber air bersih untuk daerah pelayanan Kota Bekasi berasal dari

sumber air permukaan Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air di lima

kecamatan di Kota Bekasi

Kapasitas produksi dari kelima unit IPA yang ada sebesar 1065

literdetik Berikut ini adalah tabel kapasitas IPA yang ada di Kota Bekasi

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 ldtorg Kota Bekasi dengan jumlah penduduk 1845005

membutuhkan 341325925 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Bekasi baru dapat

memproduksi sebanyak 109728000 literhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 231597925 literhari

- Komponen Persampahan

Pengelolaan sampah Kota Bekasi dilakukan oleh Sub Dinas

Kebersihan DPU Kota Bekasi Pelayanan Dinas Kebersihan saat ini hanya

mencakup 35 dari seluruh timbulan sampah penduduk

Berikut ini adalah data-data tentang persampahan Kota Bekasi

1048713 Perkiraan timbulan sampah perhari 4602 m3hari

1048713 Kapasitas angkut rata-rata perhari 18 m3harikendaraan

1048713 Ritasi Kendaraan rata-rata perhari 3 ritharikendaraan

1048713 Kemampuan daya angkut rata-rata perhari 6 ndash 12 m3harikendaraan

1048713 Kebutuhan kendaraan angkut sampah (4602 18) (A) 255 unit

1048713 Jumlah kendaraan efektif tahun 2003

a Wilayah 54 unit kendaraan

b Pasar Kota 11 unit kendaraan

c Sewa kendaraan angkutan sampah -- kendaraan

d Swastanisasi Mobil Tinja 11 unit kendaraan

Jumlah (B) 65 unit kendaraan

Kekurangan kendaraan (C) = A ndash B = 190 unit kendaraan

Tempat Pembuangan Akhir di Kota Bekasi terletak di TPA Sumur

Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi Sebelumnya terletak di

TPA Bantar Gebang (milik Pemda DKI Jakarta) Persentase komposisi

sampah di Kota Bekasi terdiri dari sampah organik 75 kertas 8

kaintextil 1 karetkulit tiruan 1 plastik 9 metallogam 2 gelas

kaca 1 lain-lain 5

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu tingkat timbulan

sampah sebanyak 00035 m3oranghari Kota Bekasi dengan jumlah

penduduk 1845005 jiwa menghasilkan 645751m3 timbulan

sampahJumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 00035

m3oranghari Namun sampah yang terangkut saat ini sebanyak 1610 m3

Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 484751m3

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Layanan sanitasi yang saat ini diberikan kepada masyarakat baru

berupa layanan penyedotan lumpur tinja di septik tank milik masyarakat

yang dilakukan melalui truk tinja milik Pemda serta truk tinja milik

swasta Tingkat pelayanan yang saat ini sudah dicapai dengan bantuan

swasta telah mencapai rata-rata 40 Lumpur tinja yang berasal dari septik

tank masyarakat disedot dan diangkut menggunakan truk tinja (Vacuum)

milik Sub Dinas Kebersihan DPU Kota Bekasi serta truk tinja milik

swasta Di Kota Bekasi terdapat 11 unit truk tinja milik Subdin Kebersihan

DPU Kota Bekasi serta 21 unit truk tinja milik swasta Pengolahan akhir

tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di

Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kapasitas IPLT 115

m3hari Secara fisik kondisi prasarana masih belum lengkap antara lain

pompa lumpur bar screen dan screen chamber dan pagar pengaman

IPLT belum beroperasi penuh karena masih dalam penyelesaian

- Komponen Drainase

Wilayah Kota Bekasi dialiri 5 (lima) sungai utama yaitu Kali Cakung

Kali Bekasi Kali Sunter Kali Cikeas Kali Cileungsi beserta anak-anak

sungainya Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai drainase

utamaprimer (drainase makro) Kelima sungai tersebut mempunyai daerah

tangkapan air yang cukup luas dengan muara ke arah utara dan berakhir di

Laut Jawa Sistem drainase Kota Bekasi saat ini mencakup wilayah seluas

kurang lebih 9035 hektar atau 43 dari luas wilayah kota Terdapat

saluran penerussekunder dari pusat daerah tangkapan dalam kota ke badan

air penerima dengan lebar dan kedalaman saluran bervariasi

Kondisi sistem drainase yang ada telah banyak yang rusak dan kurang

terpelihara Akibat dari kondisi yang ada maka genangan menjadi masalah

utama di Kota Bekasi dengan luas genangan sekitar 585 hektar yang

tersebar di 27 lokasi Genangan yang terjadi di Kota Bekasi disebabkan

oleh

1 Adanya hambatan saluran air dari arah selatan ke utara oleh

1048713 Jalan tol

1048713 Kalimalang

1048713 Jalan Kereta Api

1048713 Selokangorong-gorong yang ada saat ini kapasitasnya sudah tidak

memenuhi lagi

2 Faktor alamiah saluran itu sendiri karena terjadi penggerusan dan

terbawanya material saluran oleh aliran air sehingga terjadi

pedangkalan dan sedimentasi yang mengakibatkan terjadinya

penyempitan dimensi saluran drainase

3 Faktor pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam

saluran drainase dan pembangunan fisik yang tidak memperhatikan

garis sempadan saluran menyebabkan penyumbatan dan kerusakan

saluran drainase

4 Adanya pengembangan wilayah kota yang mengubah tata guna lahan

mengakibatkan bertambahnya debit air di saluran Luapangenangan

terjadi karena pertambahan debit tersebut tidak disertai dengan

perencanaan ulang saluran drainase eksisting

- Komponen Jalan dan Transportasi

Menjamurnya permukiman di Kota Bekasi tidak diimbangi dengan

penyediaan infrastruktur jalan yang memadai Hampir setiap hari jalan-

jalan di Bekasi khususnya dari dan menuju pintu tol Bekasi Barat dan

Bekasi Timur padat dan terhambat Di beberapa jalan seperti Jl AYani

misalnya rasio kemacetan mencapai 089 artinya kendaraan melaju dengn

kecepatan di bawah 40 km per jam Masalah klasik pun dituding sebagai

penyebabnya Ruas jalan yang tersedia tidak seimbang dengan mobilitas

kendaraan yang melintas

Arus lalu lintas dari dan ke Kota Bekasi hanya dilayani satu terminal

angkutan umum Kondisinya pun tidak terawat jorok banyak kubangan

jika hujan onggokan sampah selain masalah keamanan yang rawan

Penumpang dan bus menjadi enggan masuk terminal Akibatnya

bermunculan terminal-terminal bayangan di sepanjang jalan

Panjang jalan total seluruh Kota Bekasi adalah 32279 km yang

hampir seluruhnya adalah jalan beraspal dan hanya sebagian kecil saja

yang merupakan jalan tanah Kondisi jalan sebagian besar baik mencapai

6675 dari total panjang jalan Sedangkan jalan dengan kondisi sedang

sebanyak 1253 kondisi rusak 1394 dan 678 sisanya rusak berat

Berikut ini adalah tabel panjang jalan menurut jenis permukaan

kondisi dan kelas jalan di Kota Bekasi tahun 2003

Sumber

httpdigilibpetraacid

Badan Pusat Statistik

wwwmenlhgoidiartpdf_1065226644pdf

httpwwwbappedajakartagoiddownloadpropedaPropeda_BAB11pdf

Profil Kabupaten Kota Depok 2003

Profil Kabupaten Kota Bekasi 2003

Profil Kabupaten kota Tangerang 2003

httpbappedabogorcitynet

httplovescokelatwordpresscom20100109struktur-tuang-kota

Page 9: Geografi Kota

Gambar Jakarta sebagai kota inti dan BODETABEK sebagai kota satelit

Kawasan JABODETABEK sebagai satu kesatuan wilayah perencanaan

mempunyai peran sebagai pusat pengembangan kegiatan perekonomian wilayah

yang produktif efektif dan efisien

B Kondisi Fasilitas Umum dan Sosial Kawasan JABODETABEK

A Kota DKI Jakarta

a Transportasi

Salah satu kondisi yang mempengaruhi permasalahan transportasi

adalah prasarana jalan yang masih terbatas akibat tidak imbangnya

persentase pertambahan kendaraan yang mencapai 874 persen per tahun

sementara persentase pertambahan prasarana jalan hanya 628 persen per

tahun selama dekade terakhir

b Utilitas kota

Permasalahan infrastruktur khususnya jaringan utilitas seperti gas

listrik dan telepon di DKI Jakarta yang berkaitan dengan penataan ruang

antara lain adalah

o Belum terpadunya sistem informasi pengembangan jaringan utilitas

dengan penataan ruang kota

o Perkembangan kota yang sangat pesat kurang diimbangi dengan

penyediaan utilitasnya secara terpadu

o Standar penyediaan ducting system belum sepenuhnya dapat

diterapkan karena berkaitan dengan biaya investasi prasarana

c Air bersih

Permasalahan utama air bersih di DKI Jakarta terutama adalah belum

meratanya distribusi air bersih perpipaan yang dapat dinikmati oleh

penduduk Jakarta Produksi air dari instalasi pengolahan air bersih (IPA)

baru mencapai total produksi plusmn 40 juta m3tahun Permasalahan lain adalah

penurunan kualitas air baku untuk produksi air bersih yang diperoleh

terutama dari air permukaan (sungaikanal)

d Air limbah

Pemukiman di Jakarta masih banyak menggunakan sistem pembuangan

setempat (on site) sebagai sarana pembuangan limbahnya dan hanya

menampung air limbah di jamban saja Limbah yang berasal dari kegiatan

mencuci dan mandi pada umumnya disalurkan ke dalam saluran drainase

yang kemudian mengalir ke sungai atau saluran-saluran terbuka

B Kota Bogor

- Bidang sarana dan prasarana energi

Untuk energi kelistrikan Kota Bogor dilayani oleh 7 Gardu Induk

yakni GI Ciawi kapasitas 2 x 30 MVA GI Kedungbadak kapasitas 2 x 30

MVA GI Bogor Baru kapasitas 2 x 60 MVA GI Karacak kapasitas 2 x 30

MVA GI Cibinong kapasitas 2 x 60 MVA dan GI Sentul kapasitas 2 x 60

MVA yang disediakan oleh PT PLN Untuk mendistribusikan jaringan

listrik ini terdapat 50 gardu distribusi yang tersebar di seluruh wilayah

Kota Bogor Sampai dengan tahun 2004 dengan pola distribusi yang ada

maka cakupan layanan listrik di Kota Bogor telah mencapai 99335 dari

seluruh wilayah Kota Bogor Pada tahun 2008 direncanakan dioperasikan

gardu induk yang baru rencana di Bubulak dengan kapasitas 2x60 MVA

(GI Bogor Kota) Pasokan listrik Kota Bogor terkait dengan jaringan

transmisi Jawa-Bali yang pada Thn 2009 proyek 10000 MW terwujud

maka pasokan sampai 2025 masih mencukupi Untuk tipe konstsruksi

jaringan listrik masih menggunakan saluran udara (di atas tanah) sehingga

mempunyai resiko tinggi

- Pelayanan sumber energi gas

Pelayanan sumber energy ini juga dilakukan oleh PT PGN

Perkembangan layanan distribusi gas ini juga berkembang dengan sangat

pesat dimana tingkat perumbuhan pelanggannya meningkat sebesar

20492 dalam kurun waktu tahun 1999-2003 Total gas yang tersalurkan

di akhir tahun 2003 telah mencapai 222068209 m3

- Penyediaan air bersih

Seluruh masyarakat Kota Bogor dilayani oleh BUMD PDAM Tirta

Pakuan dan sebagian oleh BUMD PDAM Tirta Kahuripan (Kabupaten

Bogor) Penyediaan air bersih ini dilakukan dengan memanfaatkan

sumber mata air dan sungai yang ada di Kota Bogor Total penyaluran air

bersih oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2005 untuk kegiatan

domestik adalah 24007048 m3 dengan jumlah pelanggan 70014

sambungan yang distribusi penyaluran air bersih ini telah melayani

6791 dari keseluruhan penduduk Kota Bogor (diluar yang terlayani oleh

PDAM Tirta Kahuripan) Selain memperoleh layanan air bersih dari

PDAM sebagian masyarakat Bogor untuk memenuhi kebutuhan air

bersihnya sehari-hari didapatkan melalui cara pengambilan air tanah dan

air permukaan Saat ini Kota Bogor masih belum dihadapkan pada krisis

air mengingat sumber air baik dari mata air (3 mata air) maupun sungai

(3 sungai) menghasilkan debit air yang masih memadai yakni 1125 liter

per detik

- Sarana dan prasarana telekomunikasi

Sampai dengan tahun 2004 telah mampu melayani sampai dengan 80

kebutuhan masyarakat Kota Bogor Melalui PT Telkom Kandatel Bogor

telah berhasil ditingkatkan pelayanan sambungan hingga mencapai

333467 SST dengan berbagai jenis layanannya baik untuk bisnis

perumahan maupun telepon umum Dengan teknologi yang semakin

berkembang pada saat ini maka untuk daerah-daerah tertentu yang belum

dapat terlayani oleh jaringan kabel Telkom pelayanannya telah dapat

dijangkau oleh jaringan telekomunikasi nir-kabel (wireless) baik itu yang

disediakan oleh PT Telkom maupun perusahaan-perusahaan swasta

lainnya yang bergerak di bidang telekomunikasi Untuk layanan

komunikasi data maka di Kota Bogor juga telah dilayani oleh jaringan

internet berkapasitas lebar baik itu dengan menggunakan kabel maupun

dengan nir-kabel yang terus berkembangan sesuai dengan perkembangan

teknologi informasi

- Penanganan permasalahan sampah padat

Kota Bogor masih menggunakan sistem konvensional yaitu

dikumpulkan di beberapat titik pengumpulan lalu dibawa ke tempat

pembuangan akhir Jumlah produksi sampah yang dihasilkan oleh

berbagai kegiatan di Kota Bogor diperkirakan mencapai 2124 m3 per hari

dimana sampah yang dihasilkan adalah 72 bersifat organik dan 28

bersifat anorganik Dari jumlah sampah yang dihasilkan ini baru dapat

terangkut menuju TPA sebesar 688 karena adanya keterbatasan armada

truk pengangkutan sampah Karena tidak semuanya dapat terangkut maka

sebagai akibatnya sampah yang tidak terangkut lalu dibuang oleh

masyarakat ke sungai atau ke lahan kosong yang ada sehingga

menimbulkan dampak negatif baik kepada lingkungan maupun kebersihan

dan kesehatan masyarakat

- Pengolahan limbah cair

Pengolahan limbah cair di kota Bogor secara umum masih belum

berjalan dengan baik Indikasi ini terlihat dari indikasi pencemaran air di

Kota Bogor yang telah berada di atas batas mutu untuk beberapa kriteria

Kontaminasi ini terutama ditimbulkan dari limbah cair rumah tangga yang

pembuangannya tidak dengan menggunakan kaidan pengolahan limbah

yang benar Berdasarkan data yang ada pada tahun 2003 hanya 2253

penduduk yang rumahnya dilengkapi dengan tangki septik Sebagai

akibatnya maka hampir 80 kegiatan rumah tangga di Bogor turut

berpartisipasi dalam pencemaran air di Kota Bogor akibat tidak adanya

IPAL rumah tangga yang baik dan terpadu

- Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan di Kota Bogor secara fisik jumlah dan

ketersebarannya sudah sangat mencukupi Di Kota Bogor terdapat 286

sarana pendidikan usia pasca balita (TK Diniyah dan RA) 366 sarana

pendidikan dasar (SD dan Ibthidaiyah) 145 sarana pendidikan menengah

pertama (SMP dan Tsanawiyah) 110 sarana pendidikan menengah atas

(SMA SMK dan Aliyah) dan 9 sarana pendidikan tinggi (Akademi

Sekolah Tinggi dan Perguruan Tinggi)

- Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan di Kota Bogor juga sudah sangat memadai Di

Kota Bogor terdapat 24 unit Puskesmas RRI 22 unit Puskesmas

Pembantu 3 Puskesmas Keliling dan 9 Rumah Sakit Selain itu

Pelayanan Kesehatan di Kota Bogor juga didukung oleh 8 rumah bersalin

77 balai pengobatan 556 praktek dokter 737 apotek 28 toko obat berizin

dan 16 laboratorium kesehatan

- Pelayanan kebutuhan rohani

Pelayanan kebutuhan rohani di Kota Bogor juga telah tersedia fasilitas-

fasilitas ibadah yang letaknya tersebar di seluruh Kota Bogor Adapun

fasilitas-fasiltitas peribadatan yang tersedia tersebut adalah 634 mesjid

753 musholla 27 Gereja Protestan 8 Gereja Khatolik dan 9 wihara

Budha Fasilitas-fasilitas ini hampir seluruhnya didanai oleh swadaya

masyarakat dalam pengadaan dan perawatannya

- Kegiatan Jasa dan Perdagangan

Dikarenakan Kota Bogor secara regional mempunyai fungsi utama

sebagai pusat kegiatan bagi daerah-daerah sekitarnya maka kegiatan jasa

dan perdagangan memiliki aktivitas yang tinggi di Kota Bogor Untuk

menampung aktivitas tersebut maka di Kota Bogor terdapat fasilitas-

fasilitas perdagangan yang melayani tidak hanya lokal untuk kota Bogor

tetapi juga untuk pasar regional Bogor Raya Adapun fasilitas-fasilitas

perdagangan yang berada di Kota Bogor adalah sebagai berikut 4 pasar

regional 5 pasar lokal 7 pasar modernsupermarket 388 toko dan 2212

warung

C Kota Depok

- Komponen Air Bersih

Pelayanan air bersih Kota Depok sistem perpipaannya hanya mampu

mencukupi 19 dari seluruh kebutuhan warganya

- Komponen Drainase

Beberapa ruas jalan di Depok tidak memiliki sistem drainase yang

layak Hal ini dikarenakan perkembangan wilayah ini sedari awal tidak

disertai dengan perencanaan yang bervisi ke depan sebagai kota

permukiman Sebelum tahun 1970-an Depok merupakan areal persawahan

yang sarat dengan sistem irigasi sehingga infrastruktur jalan yang ada

sekarang mengikuti sistem pengairan ini Untuk membangun system

drainase memang membutuhkan biaya yang tinggi Namun bila tidak

dimulai Depok akan bernasib sama dengan Jakarta yang digenangi air bila

hujan turun Bila ini terjadi kondisi Jakarta akan lebih parah lagi

- Komponen Persampahan

Timbulan sampah yang terdapat di Kota Depok merupakan jumlah

sampah yang berasal dari daerah perumahan daerah komersial (pasar

pertokoan dan pusat perdagangan) daerah industri perkantoran sarana

umum jalan taman dan lain-lain

Saat ini daerah-daerah yang sudah dilayani oleh Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Depok baik sampah domestik maupun non domestik

meliputi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Sukmajaya Kecamatan Pancoran

dan Kecamatan Beji Berdasarkan hal tersebut produksi sampah yag

terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah saat ini adalah

sebesar 900 m3hari atau 25 dari jumlah timbulan sampah yang

dihasilkan Kota Depok sebesar 3600 m3hari Timbulan sampah yang

bersal dari daerah pelayanan dikumpulkan di Tempat Pembuangan

Sementara (TPS) yang tersebar di lokasi-lokasi tertentu untuk selanjutnya

di angkut ke Tempat Pembuangan Akhir Cipayung yang terletak di di

Kecamatan Pancoran Mas Depok

Untuk memudahkan pelayanan sejak bulan Maret 2003 dilakukan

pembagian wilayah pelayanan pada tiap-tiap kecamatan dengan dipimpin

oleh masing-masing seorang Koordinator Kecamatan (Korcam) dengan

dibantu oleh staf administrasi dan petugas retribusi yaitu

1 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Cimanggis

2 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Sukmajaya

3 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Pancoran Mas dan Beji

4 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Limo dan Sawangan

- Komponen Jalan

Berkaitan dengan mobilitas di Kota Depok persoalan yang dihadapi

antara lain tingginya komuter karena sebagian besar penduduk bekerja di

DKI Jakartaterbatasnya jalan alternatif di bagian poros tengah kota

menuju Jakarta kurangnya penataan bangunan pada ruas jalan lintas

regional dan sepanjang jalan utama dan pemanfaatan badan jalan untuk

kegiatan perdagangan dan parkir yang menimbulkan kerawanan

kemacetan lalu lintas

D Kota Tangerang

- Pendidikan

Pada tahun 2001 fasilitas pendidikan yang ada di Kota Tangerang

antara lain TK SD SLTP SLTA dan Perguruan Tinggi

- Fasilitas Kesehatan

Dalam upaya peningkatan masalah kesehatan Kota Tangerang terus

meningkatkan pelayanannya dengan upaya pengadaan berbagai sarana dan

prasarana kesehatan

Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Tangerang adalah Rumah

Sakit Puskesmas Balai Pengobatan Posyandu dan penyebarannya sudah

cukup merata di setiap kecamatan

- Komponen Air Bersih

Daerah pelayanan air bersih Kota Tangerang terdiri dari

a Daerah perumahan yang air bersihnya dilayani oleh developer sendiri

b Daerah perumahan dan industri yang dilayani oleh PDAM Kota

Tangerang

Wilayah pelayanan air bersih Kota Tangerang meliputi 13 Kecamatan

yang dikelola 3 (tiga) Institusi yaitu

a Cabang Babakan dengan IPA Babakan kapasitas 80 ldet dan IPA

Cikokol Kapasitasnya 500 ldet dan 100 ldet

b Cabang Perumnas I dengan IPA Perumnas kapasitas 40 dan 20 ldet

serta IPA Cikokol kapasitas 500 ldet dan 100 ldet

c Cabang Perumnas II dengan IPA Cikokol dengan kapasitas 500 ldet

Total kapasitas terpasang saat ini 740 ldet sumber air baku yang

dipakai adalah Sungai Cisadane dengan kapasitas produksi sekitar 647

ldet dan distribusi system pemompaan Penduduk yang terlayani dari

sistem air bersih tersebut sekitar 3403 penduduk kota Tangerang

Kapasitas produksi distribusi air terjual dan persentase kebocoran air

PDAM Kota Tangerang tahun 1997 ndash 2003 dirinci dalam tabel berikut ini

Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa kapasitas produksi distribusi

jumlah air terjual dan panjang pipa terpasang dari tahun 1999 sampai

dengan tahun 2003 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya

Peningkatan tersebut diiringi dengan penurunan tingkat kebocoran Ini

menunjukkan bahwa kinerja PDAM Kota Tangerang dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan

untuk Kota Metropolitan sebesar 15 dan kebutuhan ideal adalah 185

literoranghari maka kebutuhan air bersih untuk Kota Tangerang

disajikan dalam tabel berikut ini

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 lorghari Kota Tangerang dengan jumlah penduduk 1354226 jiwa

membutuhkan 250531810 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Tangerang baru dapat

memproduksi sebanyak 55900800 lhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 194631010 lhr

- Komponen Persampahan

Lokasi tempat pembuangan akhir sampah yang ada di Kota Tangerang

adalah TPA Rawakucing Pengelolaan sampah di Rawa Kucing

menggunakan sistem pembuangan dengan metode open dumping Luas

lahan TPA 8 Ha Luas yang tersisa sekitar 2 ndash 3 Ha Jumlah sampah dari

Kota Tangerang yang dibuang di TPA Rawa Kucing sekitar 1710 m3

sampah perhari (berdasar truk masuk 190 triphari) TPA dilengkapi

dengan Excavator Buldozer dan Wheel Loader dengan beban kerja

operasi rata-rata 4 jam per hari Dalam rangka mengurangi timbulan

sampah memperpanjang umur pakaiTPA dan meminimalkan dampak

lingkungan di sekitar lokasi TPA maka dilakukan upaya pengolahan

sampah Pada saat ini upaya pengolahan sampah yang telah dilakukan di

TPA Rawa Kucing adalah pengolahan sampah organik menjadi pupuk

organik kompos di bawah Unit Pengolahan Sampah Organik (UPSO) TPA

Rawakucing

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Sistem pengolahan air limbah di Kota Tangerang belum dilakukan

secara maksimalhal ini disebabkan belum dapat dioperasikannya Instalasi

Pengelolaan Air Limbah

Air limbah yang ada di Kota Tangerang berasal dari limbah rumah

tangga air hujan dan limbah industri Sistem pembuangan air hujan

mengikuti pola aliran alami dalam hal ini drainase terbuka Sedangkan

untuk limbah buangan rumah tangga adalah dengan menggunakan sistem

septic tank dan dibuang ke drainase terbuka

- Komponen Jalan

Sistem jalan di Kota Tangerang merupakan bagian dari jalan Nasional

dan Propinsi Jalan Tol Sukarno-Hatta Jalan Daan Mogot Jalan Gatot

Subroto Jalan Thamrin dan Jalan Jendral Sudirman merupakan jalan

negara yang menghubungkan Kota Tangerang dengan Kota Jakarta dan

Kabupaten Tangerang dan diklasifikasikan sebagai jalan arteri primer

Jalan Cokroaminoto Jalan M Toha Jalan Maulana Hasanudin Jalan

Kisamaun Jalan Perintis Kemerdekaan Jalan Raden Saleh dan Jalan

Raden Patah yang menghubungkan Kota Tangerang dan Jakarta

diklasifikasikan sebagai jalan arteri sekunder Panjang jalan Kota

Tangerang sekitar 5556 km yang statusnya terdiri dari jalan negara jalan

propinsi dan jalan kota Adapun panjang jalan berdasarkan klasifikasi

fungsi jalan yang ada meliputi

1 Arteri primer 3035 km

2 Kolektor primer 7165 km

3 Arteri sekunder 2746 km

4 Kolektor sekunder 10277 km

5 Lokal 32336 km

E Kota Bekasi

- Pendidikan

- Fasilitas Kesehatan

- Komponen Air Bersih

Sumber air bersih untuk daerah pelayanan Kota Bekasi berasal dari

sumber air permukaan Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air di lima

kecamatan di Kota Bekasi

Kapasitas produksi dari kelima unit IPA yang ada sebesar 1065

literdetik Berikut ini adalah tabel kapasitas IPA yang ada di Kota Bekasi

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 ldtorg Kota Bekasi dengan jumlah penduduk 1845005

membutuhkan 341325925 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Bekasi baru dapat

memproduksi sebanyak 109728000 literhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 231597925 literhari

- Komponen Persampahan

Pengelolaan sampah Kota Bekasi dilakukan oleh Sub Dinas

Kebersihan DPU Kota Bekasi Pelayanan Dinas Kebersihan saat ini hanya

mencakup 35 dari seluruh timbulan sampah penduduk

Berikut ini adalah data-data tentang persampahan Kota Bekasi

1048713 Perkiraan timbulan sampah perhari 4602 m3hari

1048713 Kapasitas angkut rata-rata perhari 18 m3harikendaraan

1048713 Ritasi Kendaraan rata-rata perhari 3 ritharikendaraan

1048713 Kemampuan daya angkut rata-rata perhari 6 ndash 12 m3harikendaraan

1048713 Kebutuhan kendaraan angkut sampah (4602 18) (A) 255 unit

1048713 Jumlah kendaraan efektif tahun 2003

a Wilayah 54 unit kendaraan

b Pasar Kota 11 unit kendaraan

c Sewa kendaraan angkutan sampah -- kendaraan

d Swastanisasi Mobil Tinja 11 unit kendaraan

Jumlah (B) 65 unit kendaraan

Kekurangan kendaraan (C) = A ndash B = 190 unit kendaraan

Tempat Pembuangan Akhir di Kota Bekasi terletak di TPA Sumur

Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi Sebelumnya terletak di

TPA Bantar Gebang (milik Pemda DKI Jakarta) Persentase komposisi

sampah di Kota Bekasi terdiri dari sampah organik 75 kertas 8

kaintextil 1 karetkulit tiruan 1 plastik 9 metallogam 2 gelas

kaca 1 lain-lain 5

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu tingkat timbulan

sampah sebanyak 00035 m3oranghari Kota Bekasi dengan jumlah

penduduk 1845005 jiwa menghasilkan 645751m3 timbulan

sampahJumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 00035

m3oranghari Namun sampah yang terangkut saat ini sebanyak 1610 m3

Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 484751m3

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Layanan sanitasi yang saat ini diberikan kepada masyarakat baru

berupa layanan penyedotan lumpur tinja di septik tank milik masyarakat

yang dilakukan melalui truk tinja milik Pemda serta truk tinja milik

swasta Tingkat pelayanan yang saat ini sudah dicapai dengan bantuan

swasta telah mencapai rata-rata 40 Lumpur tinja yang berasal dari septik

tank masyarakat disedot dan diangkut menggunakan truk tinja (Vacuum)

milik Sub Dinas Kebersihan DPU Kota Bekasi serta truk tinja milik

swasta Di Kota Bekasi terdapat 11 unit truk tinja milik Subdin Kebersihan

DPU Kota Bekasi serta 21 unit truk tinja milik swasta Pengolahan akhir

tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di

Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kapasitas IPLT 115

m3hari Secara fisik kondisi prasarana masih belum lengkap antara lain

pompa lumpur bar screen dan screen chamber dan pagar pengaman

IPLT belum beroperasi penuh karena masih dalam penyelesaian

- Komponen Drainase

Wilayah Kota Bekasi dialiri 5 (lima) sungai utama yaitu Kali Cakung

Kali Bekasi Kali Sunter Kali Cikeas Kali Cileungsi beserta anak-anak

sungainya Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai drainase

utamaprimer (drainase makro) Kelima sungai tersebut mempunyai daerah

tangkapan air yang cukup luas dengan muara ke arah utara dan berakhir di

Laut Jawa Sistem drainase Kota Bekasi saat ini mencakup wilayah seluas

kurang lebih 9035 hektar atau 43 dari luas wilayah kota Terdapat

saluran penerussekunder dari pusat daerah tangkapan dalam kota ke badan

air penerima dengan lebar dan kedalaman saluran bervariasi

Kondisi sistem drainase yang ada telah banyak yang rusak dan kurang

terpelihara Akibat dari kondisi yang ada maka genangan menjadi masalah

utama di Kota Bekasi dengan luas genangan sekitar 585 hektar yang

tersebar di 27 lokasi Genangan yang terjadi di Kota Bekasi disebabkan

oleh

1 Adanya hambatan saluran air dari arah selatan ke utara oleh

1048713 Jalan tol

1048713 Kalimalang

1048713 Jalan Kereta Api

1048713 Selokangorong-gorong yang ada saat ini kapasitasnya sudah tidak

memenuhi lagi

2 Faktor alamiah saluran itu sendiri karena terjadi penggerusan dan

terbawanya material saluran oleh aliran air sehingga terjadi

pedangkalan dan sedimentasi yang mengakibatkan terjadinya

penyempitan dimensi saluran drainase

3 Faktor pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam

saluran drainase dan pembangunan fisik yang tidak memperhatikan

garis sempadan saluran menyebabkan penyumbatan dan kerusakan

saluran drainase

4 Adanya pengembangan wilayah kota yang mengubah tata guna lahan

mengakibatkan bertambahnya debit air di saluran Luapangenangan

terjadi karena pertambahan debit tersebut tidak disertai dengan

perencanaan ulang saluran drainase eksisting

- Komponen Jalan dan Transportasi

Menjamurnya permukiman di Kota Bekasi tidak diimbangi dengan

penyediaan infrastruktur jalan yang memadai Hampir setiap hari jalan-

jalan di Bekasi khususnya dari dan menuju pintu tol Bekasi Barat dan

Bekasi Timur padat dan terhambat Di beberapa jalan seperti Jl AYani

misalnya rasio kemacetan mencapai 089 artinya kendaraan melaju dengn

kecepatan di bawah 40 km per jam Masalah klasik pun dituding sebagai

penyebabnya Ruas jalan yang tersedia tidak seimbang dengan mobilitas

kendaraan yang melintas

Arus lalu lintas dari dan ke Kota Bekasi hanya dilayani satu terminal

angkutan umum Kondisinya pun tidak terawat jorok banyak kubangan

jika hujan onggokan sampah selain masalah keamanan yang rawan

Penumpang dan bus menjadi enggan masuk terminal Akibatnya

bermunculan terminal-terminal bayangan di sepanjang jalan

Panjang jalan total seluruh Kota Bekasi adalah 32279 km yang

hampir seluruhnya adalah jalan beraspal dan hanya sebagian kecil saja

yang merupakan jalan tanah Kondisi jalan sebagian besar baik mencapai

6675 dari total panjang jalan Sedangkan jalan dengan kondisi sedang

sebanyak 1253 kondisi rusak 1394 dan 678 sisanya rusak berat

Berikut ini adalah tabel panjang jalan menurut jenis permukaan

kondisi dan kelas jalan di Kota Bekasi tahun 2003

Sumber

httpdigilibpetraacid

Badan Pusat Statistik

wwwmenlhgoidiartpdf_1065226644pdf

httpwwwbappedajakartagoiddownloadpropedaPropeda_BAB11pdf

Profil Kabupaten Kota Depok 2003

Profil Kabupaten Kota Bekasi 2003

Profil Kabupaten kota Tangerang 2003

httpbappedabogorcitynet

httplovescokelatwordpresscom20100109struktur-tuang-kota

Page 10: Geografi Kota

o Standar penyediaan ducting system belum sepenuhnya dapat

diterapkan karena berkaitan dengan biaya investasi prasarana

c Air bersih

Permasalahan utama air bersih di DKI Jakarta terutama adalah belum

meratanya distribusi air bersih perpipaan yang dapat dinikmati oleh

penduduk Jakarta Produksi air dari instalasi pengolahan air bersih (IPA)

baru mencapai total produksi plusmn 40 juta m3tahun Permasalahan lain adalah

penurunan kualitas air baku untuk produksi air bersih yang diperoleh

terutama dari air permukaan (sungaikanal)

d Air limbah

Pemukiman di Jakarta masih banyak menggunakan sistem pembuangan

setempat (on site) sebagai sarana pembuangan limbahnya dan hanya

menampung air limbah di jamban saja Limbah yang berasal dari kegiatan

mencuci dan mandi pada umumnya disalurkan ke dalam saluran drainase

yang kemudian mengalir ke sungai atau saluran-saluran terbuka

B Kota Bogor

- Bidang sarana dan prasarana energi

Untuk energi kelistrikan Kota Bogor dilayani oleh 7 Gardu Induk

yakni GI Ciawi kapasitas 2 x 30 MVA GI Kedungbadak kapasitas 2 x 30

MVA GI Bogor Baru kapasitas 2 x 60 MVA GI Karacak kapasitas 2 x 30

MVA GI Cibinong kapasitas 2 x 60 MVA dan GI Sentul kapasitas 2 x 60

MVA yang disediakan oleh PT PLN Untuk mendistribusikan jaringan

listrik ini terdapat 50 gardu distribusi yang tersebar di seluruh wilayah

Kota Bogor Sampai dengan tahun 2004 dengan pola distribusi yang ada

maka cakupan layanan listrik di Kota Bogor telah mencapai 99335 dari

seluruh wilayah Kota Bogor Pada tahun 2008 direncanakan dioperasikan

gardu induk yang baru rencana di Bubulak dengan kapasitas 2x60 MVA

(GI Bogor Kota) Pasokan listrik Kota Bogor terkait dengan jaringan

transmisi Jawa-Bali yang pada Thn 2009 proyek 10000 MW terwujud

maka pasokan sampai 2025 masih mencukupi Untuk tipe konstsruksi

jaringan listrik masih menggunakan saluran udara (di atas tanah) sehingga

mempunyai resiko tinggi

- Pelayanan sumber energi gas

Pelayanan sumber energy ini juga dilakukan oleh PT PGN

Perkembangan layanan distribusi gas ini juga berkembang dengan sangat

pesat dimana tingkat perumbuhan pelanggannya meningkat sebesar

20492 dalam kurun waktu tahun 1999-2003 Total gas yang tersalurkan

di akhir tahun 2003 telah mencapai 222068209 m3

- Penyediaan air bersih

Seluruh masyarakat Kota Bogor dilayani oleh BUMD PDAM Tirta

Pakuan dan sebagian oleh BUMD PDAM Tirta Kahuripan (Kabupaten

Bogor) Penyediaan air bersih ini dilakukan dengan memanfaatkan

sumber mata air dan sungai yang ada di Kota Bogor Total penyaluran air

bersih oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2005 untuk kegiatan

domestik adalah 24007048 m3 dengan jumlah pelanggan 70014

sambungan yang distribusi penyaluran air bersih ini telah melayani

6791 dari keseluruhan penduduk Kota Bogor (diluar yang terlayani oleh

PDAM Tirta Kahuripan) Selain memperoleh layanan air bersih dari

PDAM sebagian masyarakat Bogor untuk memenuhi kebutuhan air

bersihnya sehari-hari didapatkan melalui cara pengambilan air tanah dan

air permukaan Saat ini Kota Bogor masih belum dihadapkan pada krisis

air mengingat sumber air baik dari mata air (3 mata air) maupun sungai

(3 sungai) menghasilkan debit air yang masih memadai yakni 1125 liter

per detik

- Sarana dan prasarana telekomunikasi

Sampai dengan tahun 2004 telah mampu melayani sampai dengan 80

kebutuhan masyarakat Kota Bogor Melalui PT Telkom Kandatel Bogor

telah berhasil ditingkatkan pelayanan sambungan hingga mencapai

333467 SST dengan berbagai jenis layanannya baik untuk bisnis

perumahan maupun telepon umum Dengan teknologi yang semakin

berkembang pada saat ini maka untuk daerah-daerah tertentu yang belum

dapat terlayani oleh jaringan kabel Telkom pelayanannya telah dapat

dijangkau oleh jaringan telekomunikasi nir-kabel (wireless) baik itu yang

disediakan oleh PT Telkom maupun perusahaan-perusahaan swasta

lainnya yang bergerak di bidang telekomunikasi Untuk layanan

komunikasi data maka di Kota Bogor juga telah dilayani oleh jaringan

internet berkapasitas lebar baik itu dengan menggunakan kabel maupun

dengan nir-kabel yang terus berkembangan sesuai dengan perkembangan

teknologi informasi

- Penanganan permasalahan sampah padat

Kota Bogor masih menggunakan sistem konvensional yaitu

dikumpulkan di beberapat titik pengumpulan lalu dibawa ke tempat

pembuangan akhir Jumlah produksi sampah yang dihasilkan oleh

berbagai kegiatan di Kota Bogor diperkirakan mencapai 2124 m3 per hari

dimana sampah yang dihasilkan adalah 72 bersifat organik dan 28

bersifat anorganik Dari jumlah sampah yang dihasilkan ini baru dapat

terangkut menuju TPA sebesar 688 karena adanya keterbatasan armada

truk pengangkutan sampah Karena tidak semuanya dapat terangkut maka

sebagai akibatnya sampah yang tidak terangkut lalu dibuang oleh

masyarakat ke sungai atau ke lahan kosong yang ada sehingga

menimbulkan dampak negatif baik kepada lingkungan maupun kebersihan

dan kesehatan masyarakat

- Pengolahan limbah cair

Pengolahan limbah cair di kota Bogor secara umum masih belum

berjalan dengan baik Indikasi ini terlihat dari indikasi pencemaran air di

Kota Bogor yang telah berada di atas batas mutu untuk beberapa kriteria

Kontaminasi ini terutama ditimbulkan dari limbah cair rumah tangga yang

pembuangannya tidak dengan menggunakan kaidan pengolahan limbah

yang benar Berdasarkan data yang ada pada tahun 2003 hanya 2253

penduduk yang rumahnya dilengkapi dengan tangki septik Sebagai

akibatnya maka hampir 80 kegiatan rumah tangga di Bogor turut

berpartisipasi dalam pencemaran air di Kota Bogor akibat tidak adanya

IPAL rumah tangga yang baik dan terpadu

- Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan di Kota Bogor secara fisik jumlah dan

ketersebarannya sudah sangat mencukupi Di Kota Bogor terdapat 286

sarana pendidikan usia pasca balita (TK Diniyah dan RA) 366 sarana

pendidikan dasar (SD dan Ibthidaiyah) 145 sarana pendidikan menengah

pertama (SMP dan Tsanawiyah) 110 sarana pendidikan menengah atas

(SMA SMK dan Aliyah) dan 9 sarana pendidikan tinggi (Akademi

Sekolah Tinggi dan Perguruan Tinggi)

- Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan di Kota Bogor juga sudah sangat memadai Di

Kota Bogor terdapat 24 unit Puskesmas RRI 22 unit Puskesmas

Pembantu 3 Puskesmas Keliling dan 9 Rumah Sakit Selain itu

Pelayanan Kesehatan di Kota Bogor juga didukung oleh 8 rumah bersalin

77 balai pengobatan 556 praktek dokter 737 apotek 28 toko obat berizin

dan 16 laboratorium kesehatan

- Pelayanan kebutuhan rohani

Pelayanan kebutuhan rohani di Kota Bogor juga telah tersedia fasilitas-

fasilitas ibadah yang letaknya tersebar di seluruh Kota Bogor Adapun

fasilitas-fasiltitas peribadatan yang tersedia tersebut adalah 634 mesjid

753 musholla 27 Gereja Protestan 8 Gereja Khatolik dan 9 wihara

Budha Fasilitas-fasilitas ini hampir seluruhnya didanai oleh swadaya

masyarakat dalam pengadaan dan perawatannya

- Kegiatan Jasa dan Perdagangan

Dikarenakan Kota Bogor secara regional mempunyai fungsi utama

sebagai pusat kegiatan bagi daerah-daerah sekitarnya maka kegiatan jasa

dan perdagangan memiliki aktivitas yang tinggi di Kota Bogor Untuk

menampung aktivitas tersebut maka di Kota Bogor terdapat fasilitas-

fasilitas perdagangan yang melayani tidak hanya lokal untuk kota Bogor

tetapi juga untuk pasar regional Bogor Raya Adapun fasilitas-fasilitas

perdagangan yang berada di Kota Bogor adalah sebagai berikut 4 pasar

regional 5 pasar lokal 7 pasar modernsupermarket 388 toko dan 2212

warung

C Kota Depok

- Komponen Air Bersih

Pelayanan air bersih Kota Depok sistem perpipaannya hanya mampu

mencukupi 19 dari seluruh kebutuhan warganya

- Komponen Drainase

Beberapa ruas jalan di Depok tidak memiliki sistem drainase yang

layak Hal ini dikarenakan perkembangan wilayah ini sedari awal tidak

disertai dengan perencanaan yang bervisi ke depan sebagai kota

permukiman Sebelum tahun 1970-an Depok merupakan areal persawahan

yang sarat dengan sistem irigasi sehingga infrastruktur jalan yang ada

sekarang mengikuti sistem pengairan ini Untuk membangun system

drainase memang membutuhkan biaya yang tinggi Namun bila tidak

dimulai Depok akan bernasib sama dengan Jakarta yang digenangi air bila

hujan turun Bila ini terjadi kondisi Jakarta akan lebih parah lagi

- Komponen Persampahan

Timbulan sampah yang terdapat di Kota Depok merupakan jumlah

sampah yang berasal dari daerah perumahan daerah komersial (pasar

pertokoan dan pusat perdagangan) daerah industri perkantoran sarana

umum jalan taman dan lain-lain

Saat ini daerah-daerah yang sudah dilayani oleh Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Depok baik sampah domestik maupun non domestik

meliputi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Sukmajaya Kecamatan Pancoran

dan Kecamatan Beji Berdasarkan hal tersebut produksi sampah yag

terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah saat ini adalah

sebesar 900 m3hari atau 25 dari jumlah timbulan sampah yang

dihasilkan Kota Depok sebesar 3600 m3hari Timbulan sampah yang

bersal dari daerah pelayanan dikumpulkan di Tempat Pembuangan

Sementara (TPS) yang tersebar di lokasi-lokasi tertentu untuk selanjutnya

di angkut ke Tempat Pembuangan Akhir Cipayung yang terletak di di

Kecamatan Pancoran Mas Depok

Untuk memudahkan pelayanan sejak bulan Maret 2003 dilakukan

pembagian wilayah pelayanan pada tiap-tiap kecamatan dengan dipimpin

oleh masing-masing seorang Koordinator Kecamatan (Korcam) dengan

dibantu oleh staf administrasi dan petugas retribusi yaitu

1 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Cimanggis

2 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Sukmajaya

3 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Pancoran Mas dan Beji

4 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Limo dan Sawangan

- Komponen Jalan

Berkaitan dengan mobilitas di Kota Depok persoalan yang dihadapi

antara lain tingginya komuter karena sebagian besar penduduk bekerja di

DKI Jakartaterbatasnya jalan alternatif di bagian poros tengah kota

menuju Jakarta kurangnya penataan bangunan pada ruas jalan lintas

regional dan sepanjang jalan utama dan pemanfaatan badan jalan untuk

kegiatan perdagangan dan parkir yang menimbulkan kerawanan

kemacetan lalu lintas

D Kota Tangerang

- Pendidikan

Pada tahun 2001 fasilitas pendidikan yang ada di Kota Tangerang

antara lain TK SD SLTP SLTA dan Perguruan Tinggi

- Fasilitas Kesehatan

Dalam upaya peningkatan masalah kesehatan Kota Tangerang terus

meningkatkan pelayanannya dengan upaya pengadaan berbagai sarana dan

prasarana kesehatan

Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Tangerang adalah Rumah

Sakit Puskesmas Balai Pengobatan Posyandu dan penyebarannya sudah

cukup merata di setiap kecamatan

- Komponen Air Bersih

Daerah pelayanan air bersih Kota Tangerang terdiri dari

a Daerah perumahan yang air bersihnya dilayani oleh developer sendiri

b Daerah perumahan dan industri yang dilayani oleh PDAM Kota

Tangerang

Wilayah pelayanan air bersih Kota Tangerang meliputi 13 Kecamatan

yang dikelola 3 (tiga) Institusi yaitu

a Cabang Babakan dengan IPA Babakan kapasitas 80 ldet dan IPA

Cikokol Kapasitasnya 500 ldet dan 100 ldet

b Cabang Perumnas I dengan IPA Perumnas kapasitas 40 dan 20 ldet

serta IPA Cikokol kapasitas 500 ldet dan 100 ldet

c Cabang Perumnas II dengan IPA Cikokol dengan kapasitas 500 ldet

Total kapasitas terpasang saat ini 740 ldet sumber air baku yang

dipakai adalah Sungai Cisadane dengan kapasitas produksi sekitar 647

ldet dan distribusi system pemompaan Penduduk yang terlayani dari

sistem air bersih tersebut sekitar 3403 penduduk kota Tangerang

Kapasitas produksi distribusi air terjual dan persentase kebocoran air

PDAM Kota Tangerang tahun 1997 ndash 2003 dirinci dalam tabel berikut ini

Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa kapasitas produksi distribusi

jumlah air terjual dan panjang pipa terpasang dari tahun 1999 sampai

dengan tahun 2003 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya

Peningkatan tersebut diiringi dengan penurunan tingkat kebocoran Ini

menunjukkan bahwa kinerja PDAM Kota Tangerang dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan

untuk Kota Metropolitan sebesar 15 dan kebutuhan ideal adalah 185

literoranghari maka kebutuhan air bersih untuk Kota Tangerang

disajikan dalam tabel berikut ini

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 lorghari Kota Tangerang dengan jumlah penduduk 1354226 jiwa

membutuhkan 250531810 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Tangerang baru dapat

memproduksi sebanyak 55900800 lhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 194631010 lhr

- Komponen Persampahan

Lokasi tempat pembuangan akhir sampah yang ada di Kota Tangerang

adalah TPA Rawakucing Pengelolaan sampah di Rawa Kucing

menggunakan sistem pembuangan dengan metode open dumping Luas

lahan TPA 8 Ha Luas yang tersisa sekitar 2 ndash 3 Ha Jumlah sampah dari

Kota Tangerang yang dibuang di TPA Rawa Kucing sekitar 1710 m3

sampah perhari (berdasar truk masuk 190 triphari) TPA dilengkapi

dengan Excavator Buldozer dan Wheel Loader dengan beban kerja

operasi rata-rata 4 jam per hari Dalam rangka mengurangi timbulan

sampah memperpanjang umur pakaiTPA dan meminimalkan dampak

lingkungan di sekitar lokasi TPA maka dilakukan upaya pengolahan

sampah Pada saat ini upaya pengolahan sampah yang telah dilakukan di

TPA Rawa Kucing adalah pengolahan sampah organik menjadi pupuk

organik kompos di bawah Unit Pengolahan Sampah Organik (UPSO) TPA

Rawakucing

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Sistem pengolahan air limbah di Kota Tangerang belum dilakukan

secara maksimalhal ini disebabkan belum dapat dioperasikannya Instalasi

Pengelolaan Air Limbah

Air limbah yang ada di Kota Tangerang berasal dari limbah rumah

tangga air hujan dan limbah industri Sistem pembuangan air hujan

mengikuti pola aliran alami dalam hal ini drainase terbuka Sedangkan

untuk limbah buangan rumah tangga adalah dengan menggunakan sistem

septic tank dan dibuang ke drainase terbuka

- Komponen Jalan

Sistem jalan di Kota Tangerang merupakan bagian dari jalan Nasional

dan Propinsi Jalan Tol Sukarno-Hatta Jalan Daan Mogot Jalan Gatot

Subroto Jalan Thamrin dan Jalan Jendral Sudirman merupakan jalan

negara yang menghubungkan Kota Tangerang dengan Kota Jakarta dan

Kabupaten Tangerang dan diklasifikasikan sebagai jalan arteri primer

Jalan Cokroaminoto Jalan M Toha Jalan Maulana Hasanudin Jalan

Kisamaun Jalan Perintis Kemerdekaan Jalan Raden Saleh dan Jalan

Raden Patah yang menghubungkan Kota Tangerang dan Jakarta

diklasifikasikan sebagai jalan arteri sekunder Panjang jalan Kota

Tangerang sekitar 5556 km yang statusnya terdiri dari jalan negara jalan

propinsi dan jalan kota Adapun panjang jalan berdasarkan klasifikasi

fungsi jalan yang ada meliputi

1 Arteri primer 3035 km

2 Kolektor primer 7165 km

3 Arteri sekunder 2746 km

4 Kolektor sekunder 10277 km

5 Lokal 32336 km

E Kota Bekasi

- Pendidikan

- Fasilitas Kesehatan

- Komponen Air Bersih

Sumber air bersih untuk daerah pelayanan Kota Bekasi berasal dari

sumber air permukaan Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air di lima

kecamatan di Kota Bekasi

Kapasitas produksi dari kelima unit IPA yang ada sebesar 1065

literdetik Berikut ini adalah tabel kapasitas IPA yang ada di Kota Bekasi

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 ldtorg Kota Bekasi dengan jumlah penduduk 1845005

membutuhkan 341325925 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Bekasi baru dapat

memproduksi sebanyak 109728000 literhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 231597925 literhari

- Komponen Persampahan

Pengelolaan sampah Kota Bekasi dilakukan oleh Sub Dinas

Kebersihan DPU Kota Bekasi Pelayanan Dinas Kebersihan saat ini hanya

mencakup 35 dari seluruh timbulan sampah penduduk

Berikut ini adalah data-data tentang persampahan Kota Bekasi

1048713 Perkiraan timbulan sampah perhari 4602 m3hari

1048713 Kapasitas angkut rata-rata perhari 18 m3harikendaraan

1048713 Ritasi Kendaraan rata-rata perhari 3 ritharikendaraan

1048713 Kemampuan daya angkut rata-rata perhari 6 ndash 12 m3harikendaraan

1048713 Kebutuhan kendaraan angkut sampah (4602 18) (A) 255 unit

1048713 Jumlah kendaraan efektif tahun 2003

a Wilayah 54 unit kendaraan

b Pasar Kota 11 unit kendaraan

c Sewa kendaraan angkutan sampah -- kendaraan

d Swastanisasi Mobil Tinja 11 unit kendaraan

Jumlah (B) 65 unit kendaraan

Kekurangan kendaraan (C) = A ndash B = 190 unit kendaraan

Tempat Pembuangan Akhir di Kota Bekasi terletak di TPA Sumur

Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi Sebelumnya terletak di

TPA Bantar Gebang (milik Pemda DKI Jakarta) Persentase komposisi

sampah di Kota Bekasi terdiri dari sampah organik 75 kertas 8

kaintextil 1 karetkulit tiruan 1 plastik 9 metallogam 2 gelas

kaca 1 lain-lain 5

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu tingkat timbulan

sampah sebanyak 00035 m3oranghari Kota Bekasi dengan jumlah

penduduk 1845005 jiwa menghasilkan 645751m3 timbulan

sampahJumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 00035

m3oranghari Namun sampah yang terangkut saat ini sebanyak 1610 m3

Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 484751m3

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Layanan sanitasi yang saat ini diberikan kepada masyarakat baru

berupa layanan penyedotan lumpur tinja di septik tank milik masyarakat

yang dilakukan melalui truk tinja milik Pemda serta truk tinja milik

swasta Tingkat pelayanan yang saat ini sudah dicapai dengan bantuan

swasta telah mencapai rata-rata 40 Lumpur tinja yang berasal dari septik

tank masyarakat disedot dan diangkut menggunakan truk tinja (Vacuum)

milik Sub Dinas Kebersihan DPU Kota Bekasi serta truk tinja milik

swasta Di Kota Bekasi terdapat 11 unit truk tinja milik Subdin Kebersihan

DPU Kota Bekasi serta 21 unit truk tinja milik swasta Pengolahan akhir

tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di

Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kapasitas IPLT 115

m3hari Secara fisik kondisi prasarana masih belum lengkap antara lain

pompa lumpur bar screen dan screen chamber dan pagar pengaman

IPLT belum beroperasi penuh karena masih dalam penyelesaian

- Komponen Drainase

Wilayah Kota Bekasi dialiri 5 (lima) sungai utama yaitu Kali Cakung

Kali Bekasi Kali Sunter Kali Cikeas Kali Cileungsi beserta anak-anak

sungainya Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai drainase

utamaprimer (drainase makro) Kelima sungai tersebut mempunyai daerah

tangkapan air yang cukup luas dengan muara ke arah utara dan berakhir di

Laut Jawa Sistem drainase Kota Bekasi saat ini mencakup wilayah seluas

kurang lebih 9035 hektar atau 43 dari luas wilayah kota Terdapat

saluran penerussekunder dari pusat daerah tangkapan dalam kota ke badan

air penerima dengan lebar dan kedalaman saluran bervariasi

Kondisi sistem drainase yang ada telah banyak yang rusak dan kurang

terpelihara Akibat dari kondisi yang ada maka genangan menjadi masalah

utama di Kota Bekasi dengan luas genangan sekitar 585 hektar yang

tersebar di 27 lokasi Genangan yang terjadi di Kota Bekasi disebabkan

oleh

1 Adanya hambatan saluran air dari arah selatan ke utara oleh

1048713 Jalan tol

1048713 Kalimalang

1048713 Jalan Kereta Api

1048713 Selokangorong-gorong yang ada saat ini kapasitasnya sudah tidak

memenuhi lagi

2 Faktor alamiah saluran itu sendiri karena terjadi penggerusan dan

terbawanya material saluran oleh aliran air sehingga terjadi

pedangkalan dan sedimentasi yang mengakibatkan terjadinya

penyempitan dimensi saluran drainase

3 Faktor pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam

saluran drainase dan pembangunan fisik yang tidak memperhatikan

garis sempadan saluran menyebabkan penyumbatan dan kerusakan

saluran drainase

4 Adanya pengembangan wilayah kota yang mengubah tata guna lahan

mengakibatkan bertambahnya debit air di saluran Luapangenangan

terjadi karena pertambahan debit tersebut tidak disertai dengan

perencanaan ulang saluran drainase eksisting

- Komponen Jalan dan Transportasi

Menjamurnya permukiman di Kota Bekasi tidak diimbangi dengan

penyediaan infrastruktur jalan yang memadai Hampir setiap hari jalan-

jalan di Bekasi khususnya dari dan menuju pintu tol Bekasi Barat dan

Bekasi Timur padat dan terhambat Di beberapa jalan seperti Jl AYani

misalnya rasio kemacetan mencapai 089 artinya kendaraan melaju dengn

kecepatan di bawah 40 km per jam Masalah klasik pun dituding sebagai

penyebabnya Ruas jalan yang tersedia tidak seimbang dengan mobilitas

kendaraan yang melintas

Arus lalu lintas dari dan ke Kota Bekasi hanya dilayani satu terminal

angkutan umum Kondisinya pun tidak terawat jorok banyak kubangan

jika hujan onggokan sampah selain masalah keamanan yang rawan

Penumpang dan bus menjadi enggan masuk terminal Akibatnya

bermunculan terminal-terminal bayangan di sepanjang jalan

Panjang jalan total seluruh Kota Bekasi adalah 32279 km yang

hampir seluruhnya adalah jalan beraspal dan hanya sebagian kecil saja

yang merupakan jalan tanah Kondisi jalan sebagian besar baik mencapai

6675 dari total panjang jalan Sedangkan jalan dengan kondisi sedang

sebanyak 1253 kondisi rusak 1394 dan 678 sisanya rusak berat

Berikut ini adalah tabel panjang jalan menurut jenis permukaan

kondisi dan kelas jalan di Kota Bekasi tahun 2003

Sumber

httpdigilibpetraacid

Badan Pusat Statistik

wwwmenlhgoidiartpdf_1065226644pdf

httpwwwbappedajakartagoiddownloadpropedaPropeda_BAB11pdf

Profil Kabupaten Kota Depok 2003

Profil Kabupaten Kota Bekasi 2003

Profil Kabupaten kota Tangerang 2003

httpbappedabogorcitynet

httplovescokelatwordpresscom20100109struktur-tuang-kota

Page 11: Geografi Kota

Pelayanan sumber energy ini juga dilakukan oleh PT PGN

Perkembangan layanan distribusi gas ini juga berkembang dengan sangat

pesat dimana tingkat perumbuhan pelanggannya meningkat sebesar

20492 dalam kurun waktu tahun 1999-2003 Total gas yang tersalurkan

di akhir tahun 2003 telah mencapai 222068209 m3

- Penyediaan air bersih

Seluruh masyarakat Kota Bogor dilayani oleh BUMD PDAM Tirta

Pakuan dan sebagian oleh BUMD PDAM Tirta Kahuripan (Kabupaten

Bogor) Penyediaan air bersih ini dilakukan dengan memanfaatkan

sumber mata air dan sungai yang ada di Kota Bogor Total penyaluran air

bersih oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2005 untuk kegiatan

domestik adalah 24007048 m3 dengan jumlah pelanggan 70014

sambungan yang distribusi penyaluran air bersih ini telah melayani

6791 dari keseluruhan penduduk Kota Bogor (diluar yang terlayani oleh

PDAM Tirta Kahuripan) Selain memperoleh layanan air bersih dari

PDAM sebagian masyarakat Bogor untuk memenuhi kebutuhan air

bersihnya sehari-hari didapatkan melalui cara pengambilan air tanah dan

air permukaan Saat ini Kota Bogor masih belum dihadapkan pada krisis

air mengingat sumber air baik dari mata air (3 mata air) maupun sungai

(3 sungai) menghasilkan debit air yang masih memadai yakni 1125 liter

per detik

- Sarana dan prasarana telekomunikasi

Sampai dengan tahun 2004 telah mampu melayani sampai dengan 80

kebutuhan masyarakat Kota Bogor Melalui PT Telkom Kandatel Bogor

telah berhasil ditingkatkan pelayanan sambungan hingga mencapai

333467 SST dengan berbagai jenis layanannya baik untuk bisnis

perumahan maupun telepon umum Dengan teknologi yang semakin

berkembang pada saat ini maka untuk daerah-daerah tertentu yang belum

dapat terlayani oleh jaringan kabel Telkom pelayanannya telah dapat

dijangkau oleh jaringan telekomunikasi nir-kabel (wireless) baik itu yang

disediakan oleh PT Telkom maupun perusahaan-perusahaan swasta

lainnya yang bergerak di bidang telekomunikasi Untuk layanan

komunikasi data maka di Kota Bogor juga telah dilayani oleh jaringan

internet berkapasitas lebar baik itu dengan menggunakan kabel maupun

dengan nir-kabel yang terus berkembangan sesuai dengan perkembangan

teknologi informasi

- Penanganan permasalahan sampah padat

Kota Bogor masih menggunakan sistem konvensional yaitu

dikumpulkan di beberapat titik pengumpulan lalu dibawa ke tempat

pembuangan akhir Jumlah produksi sampah yang dihasilkan oleh

berbagai kegiatan di Kota Bogor diperkirakan mencapai 2124 m3 per hari

dimana sampah yang dihasilkan adalah 72 bersifat organik dan 28

bersifat anorganik Dari jumlah sampah yang dihasilkan ini baru dapat

terangkut menuju TPA sebesar 688 karena adanya keterbatasan armada

truk pengangkutan sampah Karena tidak semuanya dapat terangkut maka

sebagai akibatnya sampah yang tidak terangkut lalu dibuang oleh

masyarakat ke sungai atau ke lahan kosong yang ada sehingga

menimbulkan dampak negatif baik kepada lingkungan maupun kebersihan

dan kesehatan masyarakat

- Pengolahan limbah cair

Pengolahan limbah cair di kota Bogor secara umum masih belum

berjalan dengan baik Indikasi ini terlihat dari indikasi pencemaran air di

Kota Bogor yang telah berada di atas batas mutu untuk beberapa kriteria

Kontaminasi ini terutama ditimbulkan dari limbah cair rumah tangga yang

pembuangannya tidak dengan menggunakan kaidan pengolahan limbah

yang benar Berdasarkan data yang ada pada tahun 2003 hanya 2253

penduduk yang rumahnya dilengkapi dengan tangki septik Sebagai

akibatnya maka hampir 80 kegiatan rumah tangga di Bogor turut

berpartisipasi dalam pencemaran air di Kota Bogor akibat tidak adanya

IPAL rumah tangga yang baik dan terpadu

- Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan di Kota Bogor secara fisik jumlah dan

ketersebarannya sudah sangat mencukupi Di Kota Bogor terdapat 286

sarana pendidikan usia pasca balita (TK Diniyah dan RA) 366 sarana

pendidikan dasar (SD dan Ibthidaiyah) 145 sarana pendidikan menengah

pertama (SMP dan Tsanawiyah) 110 sarana pendidikan menengah atas

(SMA SMK dan Aliyah) dan 9 sarana pendidikan tinggi (Akademi

Sekolah Tinggi dan Perguruan Tinggi)

- Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan di Kota Bogor juga sudah sangat memadai Di

Kota Bogor terdapat 24 unit Puskesmas RRI 22 unit Puskesmas

Pembantu 3 Puskesmas Keliling dan 9 Rumah Sakit Selain itu

Pelayanan Kesehatan di Kota Bogor juga didukung oleh 8 rumah bersalin

77 balai pengobatan 556 praktek dokter 737 apotek 28 toko obat berizin

dan 16 laboratorium kesehatan

- Pelayanan kebutuhan rohani

Pelayanan kebutuhan rohani di Kota Bogor juga telah tersedia fasilitas-

fasilitas ibadah yang letaknya tersebar di seluruh Kota Bogor Adapun

fasilitas-fasiltitas peribadatan yang tersedia tersebut adalah 634 mesjid

753 musholla 27 Gereja Protestan 8 Gereja Khatolik dan 9 wihara

Budha Fasilitas-fasilitas ini hampir seluruhnya didanai oleh swadaya

masyarakat dalam pengadaan dan perawatannya

- Kegiatan Jasa dan Perdagangan

Dikarenakan Kota Bogor secara regional mempunyai fungsi utama

sebagai pusat kegiatan bagi daerah-daerah sekitarnya maka kegiatan jasa

dan perdagangan memiliki aktivitas yang tinggi di Kota Bogor Untuk

menampung aktivitas tersebut maka di Kota Bogor terdapat fasilitas-

fasilitas perdagangan yang melayani tidak hanya lokal untuk kota Bogor

tetapi juga untuk pasar regional Bogor Raya Adapun fasilitas-fasilitas

perdagangan yang berada di Kota Bogor adalah sebagai berikut 4 pasar

regional 5 pasar lokal 7 pasar modernsupermarket 388 toko dan 2212

warung

C Kota Depok

- Komponen Air Bersih

Pelayanan air bersih Kota Depok sistem perpipaannya hanya mampu

mencukupi 19 dari seluruh kebutuhan warganya

- Komponen Drainase

Beberapa ruas jalan di Depok tidak memiliki sistem drainase yang

layak Hal ini dikarenakan perkembangan wilayah ini sedari awal tidak

disertai dengan perencanaan yang bervisi ke depan sebagai kota

permukiman Sebelum tahun 1970-an Depok merupakan areal persawahan

yang sarat dengan sistem irigasi sehingga infrastruktur jalan yang ada

sekarang mengikuti sistem pengairan ini Untuk membangun system

drainase memang membutuhkan biaya yang tinggi Namun bila tidak

dimulai Depok akan bernasib sama dengan Jakarta yang digenangi air bila

hujan turun Bila ini terjadi kondisi Jakarta akan lebih parah lagi

- Komponen Persampahan

Timbulan sampah yang terdapat di Kota Depok merupakan jumlah

sampah yang berasal dari daerah perumahan daerah komersial (pasar

pertokoan dan pusat perdagangan) daerah industri perkantoran sarana

umum jalan taman dan lain-lain

Saat ini daerah-daerah yang sudah dilayani oleh Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Depok baik sampah domestik maupun non domestik

meliputi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Sukmajaya Kecamatan Pancoran

dan Kecamatan Beji Berdasarkan hal tersebut produksi sampah yag

terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah saat ini adalah

sebesar 900 m3hari atau 25 dari jumlah timbulan sampah yang

dihasilkan Kota Depok sebesar 3600 m3hari Timbulan sampah yang

bersal dari daerah pelayanan dikumpulkan di Tempat Pembuangan

Sementara (TPS) yang tersebar di lokasi-lokasi tertentu untuk selanjutnya

di angkut ke Tempat Pembuangan Akhir Cipayung yang terletak di di

Kecamatan Pancoran Mas Depok

Untuk memudahkan pelayanan sejak bulan Maret 2003 dilakukan

pembagian wilayah pelayanan pada tiap-tiap kecamatan dengan dipimpin

oleh masing-masing seorang Koordinator Kecamatan (Korcam) dengan

dibantu oleh staf administrasi dan petugas retribusi yaitu

1 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Cimanggis

2 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Sukmajaya

3 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Pancoran Mas dan Beji

4 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Limo dan Sawangan

- Komponen Jalan

Berkaitan dengan mobilitas di Kota Depok persoalan yang dihadapi

antara lain tingginya komuter karena sebagian besar penduduk bekerja di

DKI Jakartaterbatasnya jalan alternatif di bagian poros tengah kota

menuju Jakarta kurangnya penataan bangunan pada ruas jalan lintas

regional dan sepanjang jalan utama dan pemanfaatan badan jalan untuk

kegiatan perdagangan dan parkir yang menimbulkan kerawanan

kemacetan lalu lintas

D Kota Tangerang

- Pendidikan

Pada tahun 2001 fasilitas pendidikan yang ada di Kota Tangerang

antara lain TK SD SLTP SLTA dan Perguruan Tinggi

- Fasilitas Kesehatan

Dalam upaya peningkatan masalah kesehatan Kota Tangerang terus

meningkatkan pelayanannya dengan upaya pengadaan berbagai sarana dan

prasarana kesehatan

Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Tangerang adalah Rumah

Sakit Puskesmas Balai Pengobatan Posyandu dan penyebarannya sudah

cukup merata di setiap kecamatan

- Komponen Air Bersih

Daerah pelayanan air bersih Kota Tangerang terdiri dari

a Daerah perumahan yang air bersihnya dilayani oleh developer sendiri

b Daerah perumahan dan industri yang dilayani oleh PDAM Kota

Tangerang

Wilayah pelayanan air bersih Kota Tangerang meliputi 13 Kecamatan

yang dikelola 3 (tiga) Institusi yaitu

a Cabang Babakan dengan IPA Babakan kapasitas 80 ldet dan IPA

Cikokol Kapasitasnya 500 ldet dan 100 ldet

b Cabang Perumnas I dengan IPA Perumnas kapasitas 40 dan 20 ldet

serta IPA Cikokol kapasitas 500 ldet dan 100 ldet

c Cabang Perumnas II dengan IPA Cikokol dengan kapasitas 500 ldet

Total kapasitas terpasang saat ini 740 ldet sumber air baku yang

dipakai adalah Sungai Cisadane dengan kapasitas produksi sekitar 647

ldet dan distribusi system pemompaan Penduduk yang terlayani dari

sistem air bersih tersebut sekitar 3403 penduduk kota Tangerang

Kapasitas produksi distribusi air terjual dan persentase kebocoran air

PDAM Kota Tangerang tahun 1997 ndash 2003 dirinci dalam tabel berikut ini

Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa kapasitas produksi distribusi

jumlah air terjual dan panjang pipa terpasang dari tahun 1999 sampai

dengan tahun 2003 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya

Peningkatan tersebut diiringi dengan penurunan tingkat kebocoran Ini

menunjukkan bahwa kinerja PDAM Kota Tangerang dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan

untuk Kota Metropolitan sebesar 15 dan kebutuhan ideal adalah 185

literoranghari maka kebutuhan air bersih untuk Kota Tangerang

disajikan dalam tabel berikut ini

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 lorghari Kota Tangerang dengan jumlah penduduk 1354226 jiwa

membutuhkan 250531810 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Tangerang baru dapat

memproduksi sebanyak 55900800 lhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 194631010 lhr

- Komponen Persampahan

Lokasi tempat pembuangan akhir sampah yang ada di Kota Tangerang

adalah TPA Rawakucing Pengelolaan sampah di Rawa Kucing

menggunakan sistem pembuangan dengan metode open dumping Luas

lahan TPA 8 Ha Luas yang tersisa sekitar 2 ndash 3 Ha Jumlah sampah dari

Kota Tangerang yang dibuang di TPA Rawa Kucing sekitar 1710 m3

sampah perhari (berdasar truk masuk 190 triphari) TPA dilengkapi

dengan Excavator Buldozer dan Wheel Loader dengan beban kerja

operasi rata-rata 4 jam per hari Dalam rangka mengurangi timbulan

sampah memperpanjang umur pakaiTPA dan meminimalkan dampak

lingkungan di sekitar lokasi TPA maka dilakukan upaya pengolahan

sampah Pada saat ini upaya pengolahan sampah yang telah dilakukan di

TPA Rawa Kucing adalah pengolahan sampah organik menjadi pupuk

organik kompos di bawah Unit Pengolahan Sampah Organik (UPSO) TPA

Rawakucing

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Sistem pengolahan air limbah di Kota Tangerang belum dilakukan

secara maksimalhal ini disebabkan belum dapat dioperasikannya Instalasi

Pengelolaan Air Limbah

Air limbah yang ada di Kota Tangerang berasal dari limbah rumah

tangga air hujan dan limbah industri Sistem pembuangan air hujan

mengikuti pola aliran alami dalam hal ini drainase terbuka Sedangkan

untuk limbah buangan rumah tangga adalah dengan menggunakan sistem

septic tank dan dibuang ke drainase terbuka

- Komponen Jalan

Sistem jalan di Kota Tangerang merupakan bagian dari jalan Nasional

dan Propinsi Jalan Tol Sukarno-Hatta Jalan Daan Mogot Jalan Gatot

Subroto Jalan Thamrin dan Jalan Jendral Sudirman merupakan jalan

negara yang menghubungkan Kota Tangerang dengan Kota Jakarta dan

Kabupaten Tangerang dan diklasifikasikan sebagai jalan arteri primer

Jalan Cokroaminoto Jalan M Toha Jalan Maulana Hasanudin Jalan

Kisamaun Jalan Perintis Kemerdekaan Jalan Raden Saleh dan Jalan

Raden Patah yang menghubungkan Kota Tangerang dan Jakarta

diklasifikasikan sebagai jalan arteri sekunder Panjang jalan Kota

Tangerang sekitar 5556 km yang statusnya terdiri dari jalan negara jalan

propinsi dan jalan kota Adapun panjang jalan berdasarkan klasifikasi

fungsi jalan yang ada meliputi

1 Arteri primer 3035 km

2 Kolektor primer 7165 km

3 Arteri sekunder 2746 km

4 Kolektor sekunder 10277 km

5 Lokal 32336 km

E Kota Bekasi

- Pendidikan

- Fasilitas Kesehatan

- Komponen Air Bersih

Sumber air bersih untuk daerah pelayanan Kota Bekasi berasal dari

sumber air permukaan Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air di lima

kecamatan di Kota Bekasi

Kapasitas produksi dari kelima unit IPA yang ada sebesar 1065

literdetik Berikut ini adalah tabel kapasitas IPA yang ada di Kota Bekasi

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 ldtorg Kota Bekasi dengan jumlah penduduk 1845005

membutuhkan 341325925 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Bekasi baru dapat

memproduksi sebanyak 109728000 literhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 231597925 literhari

- Komponen Persampahan

Pengelolaan sampah Kota Bekasi dilakukan oleh Sub Dinas

Kebersihan DPU Kota Bekasi Pelayanan Dinas Kebersihan saat ini hanya

mencakup 35 dari seluruh timbulan sampah penduduk

Berikut ini adalah data-data tentang persampahan Kota Bekasi

1048713 Perkiraan timbulan sampah perhari 4602 m3hari

1048713 Kapasitas angkut rata-rata perhari 18 m3harikendaraan

1048713 Ritasi Kendaraan rata-rata perhari 3 ritharikendaraan

1048713 Kemampuan daya angkut rata-rata perhari 6 ndash 12 m3harikendaraan

1048713 Kebutuhan kendaraan angkut sampah (4602 18) (A) 255 unit

1048713 Jumlah kendaraan efektif tahun 2003

a Wilayah 54 unit kendaraan

b Pasar Kota 11 unit kendaraan

c Sewa kendaraan angkutan sampah -- kendaraan

d Swastanisasi Mobil Tinja 11 unit kendaraan

Jumlah (B) 65 unit kendaraan

Kekurangan kendaraan (C) = A ndash B = 190 unit kendaraan

Tempat Pembuangan Akhir di Kota Bekasi terletak di TPA Sumur

Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi Sebelumnya terletak di

TPA Bantar Gebang (milik Pemda DKI Jakarta) Persentase komposisi

sampah di Kota Bekasi terdiri dari sampah organik 75 kertas 8

kaintextil 1 karetkulit tiruan 1 plastik 9 metallogam 2 gelas

kaca 1 lain-lain 5

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu tingkat timbulan

sampah sebanyak 00035 m3oranghari Kota Bekasi dengan jumlah

penduduk 1845005 jiwa menghasilkan 645751m3 timbulan

sampahJumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 00035

m3oranghari Namun sampah yang terangkut saat ini sebanyak 1610 m3

Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 484751m3

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Layanan sanitasi yang saat ini diberikan kepada masyarakat baru

berupa layanan penyedotan lumpur tinja di septik tank milik masyarakat

yang dilakukan melalui truk tinja milik Pemda serta truk tinja milik

swasta Tingkat pelayanan yang saat ini sudah dicapai dengan bantuan

swasta telah mencapai rata-rata 40 Lumpur tinja yang berasal dari septik

tank masyarakat disedot dan diangkut menggunakan truk tinja (Vacuum)

milik Sub Dinas Kebersihan DPU Kota Bekasi serta truk tinja milik

swasta Di Kota Bekasi terdapat 11 unit truk tinja milik Subdin Kebersihan

DPU Kota Bekasi serta 21 unit truk tinja milik swasta Pengolahan akhir

tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di

Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kapasitas IPLT 115

m3hari Secara fisik kondisi prasarana masih belum lengkap antara lain

pompa lumpur bar screen dan screen chamber dan pagar pengaman

IPLT belum beroperasi penuh karena masih dalam penyelesaian

- Komponen Drainase

Wilayah Kota Bekasi dialiri 5 (lima) sungai utama yaitu Kali Cakung

Kali Bekasi Kali Sunter Kali Cikeas Kali Cileungsi beserta anak-anak

sungainya Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai drainase

utamaprimer (drainase makro) Kelima sungai tersebut mempunyai daerah

tangkapan air yang cukup luas dengan muara ke arah utara dan berakhir di

Laut Jawa Sistem drainase Kota Bekasi saat ini mencakup wilayah seluas

kurang lebih 9035 hektar atau 43 dari luas wilayah kota Terdapat

saluran penerussekunder dari pusat daerah tangkapan dalam kota ke badan

air penerima dengan lebar dan kedalaman saluran bervariasi

Kondisi sistem drainase yang ada telah banyak yang rusak dan kurang

terpelihara Akibat dari kondisi yang ada maka genangan menjadi masalah

utama di Kota Bekasi dengan luas genangan sekitar 585 hektar yang

tersebar di 27 lokasi Genangan yang terjadi di Kota Bekasi disebabkan

oleh

1 Adanya hambatan saluran air dari arah selatan ke utara oleh

1048713 Jalan tol

1048713 Kalimalang

1048713 Jalan Kereta Api

1048713 Selokangorong-gorong yang ada saat ini kapasitasnya sudah tidak

memenuhi lagi

2 Faktor alamiah saluran itu sendiri karena terjadi penggerusan dan

terbawanya material saluran oleh aliran air sehingga terjadi

pedangkalan dan sedimentasi yang mengakibatkan terjadinya

penyempitan dimensi saluran drainase

3 Faktor pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam

saluran drainase dan pembangunan fisik yang tidak memperhatikan

garis sempadan saluran menyebabkan penyumbatan dan kerusakan

saluran drainase

4 Adanya pengembangan wilayah kota yang mengubah tata guna lahan

mengakibatkan bertambahnya debit air di saluran Luapangenangan

terjadi karena pertambahan debit tersebut tidak disertai dengan

perencanaan ulang saluran drainase eksisting

- Komponen Jalan dan Transportasi

Menjamurnya permukiman di Kota Bekasi tidak diimbangi dengan

penyediaan infrastruktur jalan yang memadai Hampir setiap hari jalan-

jalan di Bekasi khususnya dari dan menuju pintu tol Bekasi Barat dan

Bekasi Timur padat dan terhambat Di beberapa jalan seperti Jl AYani

misalnya rasio kemacetan mencapai 089 artinya kendaraan melaju dengn

kecepatan di bawah 40 km per jam Masalah klasik pun dituding sebagai

penyebabnya Ruas jalan yang tersedia tidak seimbang dengan mobilitas

kendaraan yang melintas

Arus lalu lintas dari dan ke Kota Bekasi hanya dilayani satu terminal

angkutan umum Kondisinya pun tidak terawat jorok banyak kubangan

jika hujan onggokan sampah selain masalah keamanan yang rawan

Penumpang dan bus menjadi enggan masuk terminal Akibatnya

bermunculan terminal-terminal bayangan di sepanjang jalan

Panjang jalan total seluruh Kota Bekasi adalah 32279 km yang

hampir seluruhnya adalah jalan beraspal dan hanya sebagian kecil saja

yang merupakan jalan tanah Kondisi jalan sebagian besar baik mencapai

6675 dari total panjang jalan Sedangkan jalan dengan kondisi sedang

sebanyak 1253 kondisi rusak 1394 dan 678 sisanya rusak berat

Berikut ini adalah tabel panjang jalan menurut jenis permukaan

kondisi dan kelas jalan di Kota Bekasi tahun 2003

Sumber

httpdigilibpetraacid

Badan Pusat Statistik

wwwmenlhgoidiartpdf_1065226644pdf

httpwwwbappedajakartagoiddownloadpropedaPropeda_BAB11pdf

Profil Kabupaten Kota Depok 2003

Profil Kabupaten Kota Bekasi 2003

Profil Kabupaten kota Tangerang 2003

httpbappedabogorcitynet

httplovescokelatwordpresscom20100109struktur-tuang-kota

Page 12: Geografi Kota

dengan nir-kabel yang terus berkembangan sesuai dengan perkembangan

teknologi informasi

- Penanganan permasalahan sampah padat

Kota Bogor masih menggunakan sistem konvensional yaitu

dikumpulkan di beberapat titik pengumpulan lalu dibawa ke tempat

pembuangan akhir Jumlah produksi sampah yang dihasilkan oleh

berbagai kegiatan di Kota Bogor diperkirakan mencapai 2124 m3 per hari

dimana sampah yang dihasilkan adalah 72 bersifat organik dan 28

bersifat anorganik Dari jumlah sampah yang dihasilkan ini baru dapat

terangkut menuju TPA sebesar 688 karena adanya keterbatasan armada

truk pengangkutan sampah Karena tidak semuanya dapat terangkut maka

sebagai akibatnya sampah yang tidak terangkut lalu dibuang oleh

masyarakat ke sungai atau ke lahan kosong yang ada sehingga

menimbulkan dampak negatif baik kepada lingkungan maupun kebersihan

dan kesehatan masyarakat

- Pengolahan limbah cair

Pengolahan limbah cair di kota Bogor secara umum masih belum

berjalan dengan baik Indikasi ini terlihat dari indikasi pencemaran air di

Kota Bogor yang telah berada di atas batas mutu untuk beberapa kriteria

Kontaminasi ini terutama ditimbulkan dari limbah cair rumah tangga yang

pembuangannya tidak dengan menggunakan kaidan pengolahan limbah

yang benar Berdasarkan data yang ada pada tahun 2003 hanya 2253

penduduk yang rumahnya dilengkapi dengan tangki septik Sebagai

akibatnya maka hampir 80 kegiatan rumah tangga di Bogor turut

berpartisipasi dalam pencemaran air di Kota Bogor akibat tidak adanya

IPAL rumah tangga yang baik dan terpadu

- Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan di Kota Bogor secara fisik jumlah dan

ketersebarannya sudah sangat mencukupi Di Kota Bogor terdapat 286

sarana pendidikan usia pasca balita (TK Diniyah dan RA) 366 sarana

pendidikan dasar (SD dan Ibthidaiyah) 145 sarana pendidikan menengah

pertama (SMP dan Tsanawiyah) 110 sarana pendidikan menengah atas

(SMA SMK dan Aliyah) dan 9 sarana pendidikan tinggi (Akademi

Sekolah Tinggi dan Perguruan Tinggi)

- Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan di Kota Bogor juga sudah sangat memadai Di

Kota Bogor terdapat 24 unit Puskesmas RRI 22 unit Puskesmas

Pembantu 3 Puskesmas Keliling dan 9 Rumah Sakit Selain itu

Pelayanan Kesehatan di Kota Bogor juga didukung oleh 8 rumah bersalin

77 balai pengobatan 556 praktek dokter 737 apotek 28 toko obat berizin

dan 16 laboratorium kesehatan

- Pelayanan kebutuhan rohani

Pelayanan kebutuhan rohani di Kota Bogor juga telah tersedia fasilitas-

fasilitas ibadah yang letaknya tersebar di seluruh Kota Bogor Adapun

fasilitas-fasiltitas peribadatan yang tersedia tersebut adalah 634 mesjid

753 musholla 27 Gereja Protestan 8 Gereja Khatolik dan 9 wihara

Budha Fasilitas-fasilitas ini hampir seluruhnya didanai oleh swadaya

masyarakat dalam pengadaan dan perawatannya

- Kegiatan Jasa dan Perdagangan

Dikarenakan Kota Bogor secara regional mempunyai fungsi utama

sebagai pusat kegiatan bagi daerah-daerah sekitarnya maka kegiatan jasa

dan perdagangan memiliki aktivitas yang tinggi di Kota Bogor Untuk

menampung aktivitas tersebut maka di Kota Bogor terdapat fasilitas-

fasilitas perdagangan yang melayani tidak hanya lokal untuk kota Bogor

tetapi juga untuk pasar regional Bogor Raya Adapun fasilitas-fasilitas

perdagangan yang berada di Kota Bogor adalah sebagai berikut 4 pasar

regional 5 pasar lokal 7 pasar modernsupermarket 388 toko dan 2212

warung

C Kota Depok

- Komponen Air Bersih

Pelayanan air bersih Kota Depok sistem perpipaannya hanya mampu

mencukupi 19 dari seluruh kebutuhan warganya

- Komponen Drainase

Beberapa ruas jalan di Depok tidak memiliki sistem drainase yang

layak Hal ini dikarenakan perkembangan wilayah ini sedari awal tidak

disertai dengan perencanaan yang bervisi ke depan sebagai kota

permukiman Sebelum tahun 1970-an Depok merupakan areal persawahan

yang sarat dengan sistem irigasi sehingga infrastruktur jalan yang ada

sekarang mengikuti sistem pengairan ini Untuk membangun system

drainase memang membutuhkan biaya yang tinggi Namun bila tidak

dimulai Depok akan bernasib sama dengan Jakarta yang digenangi air bila

hujan turun Bila ini terjadi kondisi Jakarta akan lebih parah lagi

- Komponen Persampahan

Timbulan sampah yang terdapat di Kota Depok merupakan jumlah

sampah yang berasal dari daerah perumahan daerah komersial (pasar

pertokoan dan pusat perdagangan) daerah industri perkantoran sarana

umum jalan taman dan lain-lain

Saat ini daerah-daerah yang sudah dilayani oleh Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Depok baik sampah domestik maupun non domestik

meliputi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Sukmajaya Kecamatan Pancoran

dan Kecamatan Beji Berdasarkan hal tersebut produksi sampah yag

terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah saat ini adalah

sebesar 900 m3hari atau 25 dari jumlah timbulan sampah yang

dihasilkan Kota Depok sebesar 3600 m3hari Timbulan sampah yang

bersal dari daerah pelayanan dikumpulkan di Tempat Pembuangan

Sementara (TPS) yang tersebar di lokasi-lokasi tertentu untuk selanjutnya

di angkut ke Tempat Pembuangan Akhir Cipayung yang terletak di di

Kecamatan Pancoran Mas Depok

Untuk memudahkan pelayanan sejak bulan Maret 2003 dilakukan

pembagian wilayah pelayanan pada tiap-tiap kecamatan dengan dipimpin

oleh masing-masing seorang Koordinator Kecamatan (Korcam) dengan

dibantu oleh staf administrasi dan petugas retribusi yaitu

1 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Cimanggis

2 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Sukmajaya

3 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Pancoran Mas dan Beji

4 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Limo dan Sawangan

- Komponen Jalan

Berkaitan dengan mobilitas di Kota Depok persoalan yang dihadapi

antara lain tingginya komuter karena sebagian besar penduduk bekerja di

DKI Jakartaterbatasnya jalan alternatif di bagian poros tengah kota

menuju Jakarta kurangnya penataan bangunan pada ruas jalan lintas

regional dan sepanjang jalan utama dan pemanfaatan badan jalan untuk

kegiatan perdagangan dan parkir yang menimbulkan kerawanan

kemacetan lalu lintas

D Kota Tangerang

- Pendidikan

Pada tahun 2001 fasilitas pendidikan yang ada di Kota Tangerang

antara lain TK SD SLTP SLTA dan Perguruan Tinggi

- Fasilitas Kesehatan

Dalam upaya peningkatan masalah kesehatan Kota Tangerang terus

meningkatkan pelayanannya dengan upaya pengadaan berbagai sarana dan

prasarana kesehatan

Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Tangerang adalah Rumah

Sakit Puskesmas Balai Pengobatan Posyandu dan penyebarannya sudah

cukup merata di setiap kecamatan

- Komponen Air Bersih

Daerah pelayanan air bersih Kota Tangerang terdiri dari

a Daerah perumahan yang air bersihnya dilayani oleh developer sendiri

b Daerah perumahan dan industri yang dilayani oleh PDAM Kota

Tangerang

Wilayah pelayanan air bersih Kota Tangerang meliputi 13 Kecamatan

yang dikelola 3 (tiga) Institusi yaitu

a Cabang Babakan dengan IPA Babakan kapasitas 80 ldet dan IPA

Cikokol Kapasitasnya 500 ldet dan 100 ldet

b Cabang Perumnas I dengan IPA Perumnas kapasitas 40 dan 20 ldet

serta IPA Cikokol kapasitas 500 ldet dan 100 ldet

c Cabang Perumnas II dengan IPA Cikokol dengan kapasitas 500 ldet

Total kapasitas terpasang saat ini 740 ldet sumber air baku yang

dipakai adalah Sungai Cisadane dengan kapasitas produksi sekitar 647

ldet dan distribusi system pemompaan Penduduk yang terlayani dari

sistem air bersih tersebut sekitar 3403 penduduk kota Tangerang

Kapasitas produksi distribusi air terjual dan persentase kebocoran air

PDAM Kota Tangerang tahun 1997 ndash 2003 dirinci dalam tabel berikut ini

Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa kapasitas produksi distribusi

jumlah air terjual dan panjang pipa terpasang dari tahun 1999 sampai

dengan tahun 2003 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya

Peningkatan tersebut diiringi dengan penurunan tingkat kebocoran Ini

menunjukkan bahwa kinerja PDAM Kota Tangerang dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan

untuk Kota Metropolitan sebesar 15 dan kebutuhan ideal adalah 185

literoranghari maka kebutuhan air bersih untuk Kota Tangerang

disajikan dalam tabel berikut ini

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 lorghari Kota Tangerang dengan jumlah penduduk 1354226 jiwa

membutuhkan 250531810 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Tangerang baru dapat

memproduksi sebanyak 55900800 lhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 194631010 lhr

- Komponen Persampahan

Lokasi tempat pembuangan akhir sampah yang ada di Kota Tangerang

adalah TPA Rawakucing Pengelolaan sampah di Rawa Kucing

menggunakan sistem pembuangan dengan metode open dumping Luas

lahan TPA 8 Ha Luas yang tersisa sekitar 2 ndash 3 Ha Jumlah sampah dari

Kota Tangerang yang dibuang di TPA Rawa Kucing sekitar 1710 m3

sampah perhari (berdasar truk masuk 190 triphari) TPA dilengkapi

dengan Excavator Buldozer dan Wheel Loader dengan beban kerja

operasi rata-rata 4 jam per hari Dalam rangka mengurangi timbulan

sampah memperpanjang umur pakaiTPA dan meminimalkan dampak

lingkungan di sekitar lokasi TPA maka dilakukan upaya pengolahan

sampah Pada saat ini upaya pengolahan sampah yang telah dilakukan di

TPA Rawa Kucing adalah pengolahan sampah organik menjadi pupuk

organik kompos di bawah Unit Pengolahan Sampah Organik (UPSO) TPA

Rawakucing

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Sistem pengolahan air limbah di Kota Tangerang belum dilakukan

secara maksimalhal ini disebabkan belum dapat dioperasikannya Instalasi

Pengelolaan Air Limbah

Air limbah yang ada di Kota Tangerang berasal dari limbah rumah

tangga air hujan dan limbah industri Sistem pembuangan air hujan

mengikuti pola aliran alami dalam hal ini drainase terbuka Sedangkan

untuk limbah buangan rumah tangga adalah dengan menggunakan sistem

septic tank dan dibuang ke drainase terbuka

- Komponen Jalan

Sistem jalan di Kota Tangerang merupakan bagian dari jalan Nasional

dan Propinsi Jalan Tol Sukarno-Hatta Jalan Daan Mogot Jalan Gatot

Subroto Jalan Thamrin dan Jalan Jendral Sudirman merupakan jalan

negara yang menghubungkan Kota Tangerang dengan Kota Jakarta dan

Kabupaten Tangerang dan diklasifikasikan sebagai jalan arteri primer

Jalan Cokroaminoto Jalan M Toha Jalan Maulana Hasanudin Jalan

Kisamaun Jalan Perintis Kemerdekaan Jalan Raden Saleh dan Jalan

Raden Patah yang menghubungkan Kota Tangerang dan Jakarta

diklasifikasikan sebagai jalan arteri sekunder Panjang jalan Kota

Tangerang sekitar 5556 km yang statusnya terdiri dari jalan negara jalan

propinsi dan jalan kota Adapun panjang jalan berdasarkan klasifikasi

fungsi jalan yang ada meliputi

1 Arteri primer 3035 km

2 Kolektor primer 7165 km

3 Arteri sekunder 2746 km

4 Kolektor sekunder 10277 km

5 Lokal 32336 km

E Kota Bekasi

- Pendidikan

- Fasilitas Kesehatan

- Komponen Air Bersih

Sumber air bersih untuk daerah pelayanan Kota Bekasi berasal dari

sumber air permukaan Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air di lima

kecamatan di Kota Bekasi

Kapasitas produksi dari kelima unit IPA yang ada sebesar 1065

literdetik Berikut ini adalah tabel kapasitas IPA yang ada di Kota Bekasi

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 ldtorg Kota Bekasi dengan jumlah penduduk 1845005

membutuhkan 341325925 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Bekasi baru dapat

memproduksi sebanyak 109728000 literhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 231597925 literhari

- Komponen Persampahan

Pengelolaan sampah Kota Bekasi dilakukan oleh Sub Dinas

Kebersihan DPU Kota Bekasi Pelayanan Dinas Kebersihan saat ini hanya

mencakup 35 dari seluruh timbulan sampah penduduk

Berikut ini adalah data-data tentang persampahan Kota Bekasi

1048713 Perkiraan timbulan sampah perhari 4602 m3hari

1048713 Kapasitas angkut rata-rata perhari 18 m3harikendaraan

1048713 Ritasi Kendaraan rata-rata perhari 3 ritharikendaraan

1048713 Kemampuan daya angkut rata-rata perhari 6 ndash 12 m3harikendaraan

1048713 Kebutuhan kendaraan angkut sampah (4602 18) (A) 255 unit

1048713 Jumlah kendaraan efektif tahun 2003

a Wilayah 54 unit kendaraan

b Pasar Kota 11 unit kendaraan

c Sewa kendaraan angkutan sampah -- kendaraan

d Swastanisasi Mobil Tinja 11 unit kendaraan

Jumlah (B) 65 unit kendaraan

Kekurangan kendaraan (C) = A ndash B = 190 unit kendaraan

Tempat Pembuangan Akhir di Kota Bekasi terletak di TPA Sumur

Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi Sebelumnya terletak di

TPA Bantar Gebang (milik Pemda DKI Jakarta) Persentase komposisi

sampah di Kota Bekasi terdiri dari sampah organik 75 kertas 8

kaintextil 1 karetkulit tiruan 1 plastik 9 metallogam 2 gelas

kaca 1 lain-lain 5

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu tingkat timbulan

sampah sebanyak 00035 m3oranghari Kota Bekasi dengan jumlah

penduduk 1845005 jiwa menghasilkan 645751m3 timbulan

sampahJumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 00035

m3oranghari Namun sampah yang terangkut saat ini sebanyak 1610 m3

Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 484751m3

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Layanan sanitasi yang saat ini diberikan kepada masyarakat baru

berupa layanan penyedotan lumpur tinja di septik tank milik masyarakat

yang dilakukan melalui truk tinja milik Pemda serta truk tinja milik

swasta Tingkat pelayanan yang saat ini sudah dicapai dengan bantuan

swasta telah mencapai rata-rata 40 Lumpur tinja yang berasal dari septik

tank masyarakat disedot dan diangkut menggunakan truk tinja (Vacuum)

milik Sub Dinas Kebersihan DPU Kota Bekasi serta truk tinja milik

swasta Di Kota Bekasi terdapat 11 unit truk tinja milik Subdin Kebersihan

DPU Kota Bekasi serta 21 unit truk tinja milik swasta Pengolahan akhir

tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di

Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kapasitas IPLT 115

m3hari Secara fisik kondisi prasarana masih belum lengkap antara lain

pompa lumpur bar screen dan screen chamber dan pagar pengaman

IPLT belum beroperasi penuh karena masih dalam penyelesaian

- Komponen Drainase

Wilayah Kota Bekasi dialiri 5 (lima) sungai utama yaitu Kali Cakung

Kali Bekasi Kali Sunter Kali Cikeas Kali Cileungsi beserta anak-anak

sungainya Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai drainase

utamaprimer (drainase makro) Kelima sungai tersebut mempunyai daerah

tangkapan air yang cukup luas dengan muara ke arah utara dan berakhir di

Laut Jawa Sistem drainase Kota Bekasi saat ini mencakup wilayah seluas

kurang lebih 9035 hektar atau 43 dari luas wilayah kota Terdapat

saluran penerussekunder dari pusat daerah tangkapan dalam kota ke badan

air penerima dengan lebar dan kedalaman saluran bervariasi

Kondisi sistem drainase yang ada telah banyak yang rusak dan kurang

terpelihara Akibat dari kondisi yang ada maka genangan menjadi masalah

utama di Kota Bekasi dengan luas genangan sekitar 585 hektar yang

tersebar di 27 lokasi Genangan yang terjadi di Kota Bekasi disebabkan

oleh

1 Adanya hambatan saluran air dari arah selatan ke utara oleh

1048713 Jalan tol

1048713 Kalimalang

1048713 Jalan Kereta Api

1048713 Selokangorong-gorong yang ada saat ini kapasitasnya sudah tidak

memenuhi lagi

2 Faktor alamiah saluran itu sendiri karena terjadi penggerusan dan

terbawanya material saluran oleh aliran air sehingga terjadi

pedangkalan dan sedimentasi yang mengakibatkan terjadinya

penyempitan dimensi saluran drainase

3 Faktor pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam

saluran drainase dan pembangunan fisik yang tidak memperhatikan

garis sempadan saluran menyebabkan penyumbatan dan kerusakan

saluran drainase

4 Adanya pengembangan wilayah kota yang mengubah tata guna lahan

mengakibatkan bertambahnya debit air di saluran Luapangenangan

terjadi karena pertambahan debit tersebut tidak disertai dengan

perencanaan ulang saluran drainase eksisting

- Komponen Jalan dan Transportasi

Menjamurnya permukiman di Kota Bekasi tidak diimbangi dengan

penyediaan infrastruktur jalan yang memadai Hampir setiap hari jalan-

jalan di Bekasi khususnya dari dan menuju pintu tol Bekasi Barat dan

Bekasi Timur padat dan terhambat Di beberapa jalan seperti Jl AYani

misalnya rasio kemacetan mencapai 089 artinya kendaraan melaju dengn

kecepatan di bawah 40 km per jam Masalah klasik pun dituding sebagai

penyebabnya Ruas jalan yang tersedia tidak seimbang dengan mobilitas

kendaraan yang melintas

Arus lalu lintas dari dan ke Kota Bekasi hanya dilayani satu terminal

angkutan umum Kondisinya pun tidak terawat jorok banyak kubangan

jika hujan onggokan sampah selain masalah keamanan yang rawan

Penumpang dan bus menjadi enggan masuk terminal Akibatnya

bermunculan terminal-terminal bayangan di sepanjang jalan

Panjang jalan total seluruh Kota Bekasi adalah 32279 km yang

hampir seluruhnya adalah jalan beraspal dan hanya sebagian kecil saja

yang merupakan jalan tanah Kondisi jalan sebagian besar baik mencapai

6675 dari total panjang jalan Sedangkan jalan dengan kondisi sedang

sebanyak 1253 kondisi rusak 1394 dan 678 sisanya rusak berat

Berikut ini adalah tabel panjang jalan menurut jenis permukaan

kondisi dan kelas jalan di Kota Bekasi tahun 2003

Sumber

httpdigilibpetraacid

Badan Pusat Statistik

wwwmenlhgoidiartpdf_1065226644pdf

httpwwwbappedajakartagoiddownloadpropedaPropeda_BAB11pdf

Profil Kabupaten Kota Depok 2003

Profil Kabupaten Kota Bekasi 2003

Profil Kabupaten kota Tangerang 2003

httpbappedabogorcitynet

httplovescokelatwordpresscom20100109struktur-tuang-kota

Page 13: Geografi Kota

- Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan di Kota Bogor juga sudah sangat memadai Di

Kota Bogor terdapat 24 unit Puskesmas RRI 22 unit Puskesmas

Pembantu 3 Puskesmas Keliling dan 9 Rumah Sakit Selain itu

Pelayanan Kesehatan di Kota Bogor juga didukung oleh 8 rumah bersalin

77 balai pengobatan 556 praktek dokter 737 apotek 28 toko obat berizin

dan 16 laboratorium kesehatan

- Pelayanan kebutuhan rohani

Pelayanan kebutuhan rohani di Kota Bogor juga telah tersedia fasilitas-

fasilitas ibadah yang letaknya tersebar di seluruh Kota Bogor Adapun

fasilitas-fasiltitas peribadatan yang tersedia tersebut adalah 634 mesjid

753 musholla 27 Gereja Protestan 8 Gereja Khatolik dan 9 wihara

Budha Fasilitas-fasilitas ini hampir seluruhnya didanai oleh swadaya

masyarakat dalam pengadaan dan perawatannya

- Kegiatan Jasa dan Perdagangan

Dikarenakan Kota Bogor secara regional mempunyai fungsi utama

sebagai pusat kegiatan bagi daerah-daerah sekitarnya maka kegiatan jasa

dan perdagangan memiliki aktivitas yang tinggi di Kota Bogor Untuk

menampung aktivitas tersebut maka di Kota Bogor terdapat fasilitas-

fasilitas perdagangan yang melayani tidak hanya lokal untuk kota Bogor

tetapi juga untuk pasar regional Bogor Raya Adapun fasilitas-fasilitas

perdagangan yang berada di Kota Bogor adalah sebagai berikut 4 pasar

regional 5 pasar lokal 7 pasar modernsupermarket 388 toko dan 2212

warung

C Kota Depok

- Komponen Air Bersih

Pelayanan air bersih Kota Depok sistem perpipaannya hanya mampu

mencukupi 19 dari seluruh kebutuhan warganya

- Komponen Drainase

Beberapa ruas jalan di Depok tidak memiliki sistem drainase yang

layak Hal ini dikarenakan perkembangan wilayah ini sedari awal tidak

disertai dengan perencanaan yang bervisi ke depan sebagai kota

permukiman Sebelum tahun 1970-an Depok merupakan areal persawahan

yang sarat dengan sistem irigasi sehingga infrastruktur jalan yang ada

sekarang mengikuti sistem pengairan ini Untuk membangun system

drainase memang membutuhkan biaya yang tinggi Namun bila tidak

dimulai Depok akan bernasib sama dengan Jakarta yang digenangi air bila

hujan turun Bila ini terjadi kondisi Jakarta akan lebih parah lagi

- Komponen Persampahan

Timbulan sampah yang terdapat di Kota Depok merupakan jumlah

sampah yang berasal dari daerah perumahan daerah komersial (pasar

pertokoan dan pusat perdagangan) daerah industri perkantoran sarana

umum jalan taman dan lain-lain

Saat ini daerah-daerah yang sudah dilayani oleh Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Depok baik sampah domestik maupun non domestik

meliputi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Sukmajaya Kecamatan Pancoran

dan Kecamatan Beji Berdasarkan hal tersebut produksi sampah yag

terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah saat ini adalah

sebesar 900 m3hari atau 25 dari jumlah timbulan sampah yang

dihasilkan Kota Depok sebesar 3600 m3hari Timbulan sampah yang

bersal dari daerah pelayanan dikumpulkan di Tempat Pembuangan

Sementara (TPS) yang tersebar di lokasi-lokasi tertentu untuk selanjutnya

di angkut ke Tempat Pembuangan Akhir Cipayung yang terletak di di

Kecamatan Pancoran Mas Depok

Untuk memudahkan pelayanan sejak bulan Maret 2003 dilakukan

pembagian wilayah pelayanan pada tiap-tiap kecamatan dengan dipimpin

oleh masing-masing seorang Koordinator Kecamatan (Korcam) dengan

dibantu oleh staf administrasi dan petugas retribusi yaitu

1 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Cimanggis

2 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Sukmajaya

3 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Pancoran Mas dan Beji

4 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Limo dan Sawangan

- Komponen Jalan

Berkaitan dengan mobilitas di Kota Depok persoalan yang dihadapi

antara lain tingginya komuter karena sebagian besar penduduk bekerja di

DKI Jakartaterbatasnya jalan alternatif di bagian poros tengah kota

menuju Jakarta kurangnya penataan bangunan pada ruas jalan lintas

regional dan sepanjang jalan utama dan pemanfaatan badan jalan untuk

kegiatan perdagangan dan parkir yang menimbulkan kerawanan

kemacetan lalu lintas

D Kota Tangerang

- Pendidikan

Pada tahun 2001 fasilitas pendidikan yang ada di Kota Tangerang

antara lain TK SD SLTP SLTA dan Perguruan Tinggi

- Fasilitas Kesehatan

Dalam upaya peningkatan masalah kesehatan Kota Tangerang terus

meningkatkan pelayanannya dengan upaya pengadaan berbagai sarana dan

prasarana kesehatan

Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Tangerang adalah Rumah

Sakit Puskesmas Balai Pengobatan Posyandu dan penyebarannya sudah

cukup merata di setiap kecamatan

- Komponen Air Bersih

Daerah pelayanan air bersih Kota Tangerang terdiri dari

a Daerah perumahan yang air bersihnya dilayani oleh developer sendiri

b Daerah perumahan dan industri yang dilayani oleh PDAM Kota

Tangerang

Wilayah pelayanan air bersih Kota Tangerang meliputi 13 Kecamatan

yang dikelola 3 (tiga) Institusi yaitu

a Cabang Babakan dengan IPA Babakan kapasitas 80 ldet dan IPA

Cikokol Kapasitasnya 500 ldet dan 100 ldet

b Cabang Perumnas I dengan IPA Perumnas kapasitas 40 dan 20 ldet

serta IPA Cikokol kapasitas 500 ldet dan 100 ldet

c Cabang Perumnas II dengan IPA Cikokol dengan kapasitas 500 ldet

Total kapasitas terpasang saat ini 740 ldet sumber air baku yang

dipakai adalah Sungai Cisadane dengan kapasitas produksi sekitar 647

ldet dan distribusi system pemompaan Penduduk yang terlayani dari

sistem air bersih tersebut sekitar 3403 penduduk kota Tangerang

Kapasitas produksi distribusi air terjual dan persentase kebocoran air

PDAM Kota Tangerang tahun 1997 ndash 2003 dirinci dalam tabel berikut ini

Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa kapasitas produksi distribusi

jumlah air terjual dan panjang pipa terpasang dari tahun 1999 sampai

dengan tahun 2003 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya

Peningkatan tersebut diiringi dengan penurunan tingkat kebocoran Ini

menunjukkan bahwa kinerja PDAM Kota Tangerang dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan

untuk Kota Metropolitan sebesar 15 dan kebutuhan ideal adalah 185

literoranghari maka kebutuhan air bersih untuk Kota Tangerang

disajikan dalam tabel berikut ini

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 lorghari Kota Tangerang dengan jumlah penduduk 1354226 jiwa

membutuhkan 250531810 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Tangerang baru dapat

memproduksi sebanyak 55900800 lhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 194631010 lhr

- Komponen Persampahan

Lokasi tempat pembuangan akhir sampah yang ada di Kota Tangerang

adalah TPA Rawakucing Pengelolaan sampah di Rawa Kucing

menggunakan sistem pembuangan dengan metode open dumping Luas

lahan TPA 8 Ha Luas yang tersisa sekitar 2 ndash 3 Ha Jumlah sampah dari

Kota Tangerang yang dibuang di TPA Rawa Kucing sekitar 1710 m3

sampah perhari (berdasar truk masuk 190 triphari) TPA dilengkapi

dengan Excavator Buldozer dan Wheel Loader dengan beban kerja

operasi rata-rata 4 jam per hari Dalam rangka mengurangi timbulan

sampah memperpanjang umur pakaiTPA dan meminimalkan dampak

lingkungan di sekitar lokasi TPA maka dilakukan upaya pengolahan

sampah Pada saat ini upaya pengolahan sampah yang telah dilakukan di

TPA Rawa Kucing adalah pengolahan sampah organik menjadi pupuk

organik kompos di bawah Unit Pengolahan Sampah Organik (UPSO) TPA

Rawakucing

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Sistem pengolahan air limbah di Kota Tangerang belum dilakukan

secara maksimalhal ini disebabkan belum dapat dioperasikannya Instalasi

Pengelolaan Air Limbah

Air limbah yang ada di Kota Tangerang berasal dari limbah rumah

tangga air hujan dan limbah industri Sistem pembuangan air hujan

mengikuti pola aliran alami dalam hal ini drainase terbuka Sedangkan

untuk limbah buangan rumah tangga adalah dengan menggunakan sistem

septic tank dan dibuang ke drainase terbuka

- Komponen Jalan

Sistem jalan di Kota Tangerang merupakan bagian dari jalan Nasional

dan Propinsi Jalan Tol Sukarno-Hatta Jalan Daan Mogot Jalan Gatot

Subroto Jalan Thamrin dan Jalan Jendral Sudirman merupakan jalan

negara yang menghubungkan Kota Tangerang dengan Kota Jakarta dan

Kabupaten Tangerang dan diklasifikasikan sebagai jalan arteri primer

Jalan Cokroaminoto Jalan M Toha Jalan Maulana Hasanudin Jalan

Kisamaun Jalan Perintis Kemerdekaan Jalan Raden Saleh dan Jalan

Raden Patah yang menghubungkan Kota Tangerang dan Jakarta

diklasifikasikan sebagai jalan arteri sekunder Panjang jalan Kota

Tangerang sekitar 5556 km yang statusnya terdiri dari jalan negara jalan

propinsi dan jalan kota Adapun panjang jalan berdasarkan klasifikasi

fungsi jalan yang ada meliputi

1 Arteri primer 3035 km

2 Kolektor primer 7165 km

3 Arteri sekunder 2746 km

4 Kolektor sekunder 10277 km

5 Lokal 32336 km

E Kota Bekasi

- Pendidikan

- Fasilitas Kesehatan

- Komponen Air Bersih

Sumber air bersih untuk daerah pelayanan Kota Bekasi berasal dari

sumber air permukaan Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air di lima

kecamatan di Kota Bekasi

Kapasitas produksi dari kelima unit IPA yang ada sebesar 1065

literdetik Berikut ini adalah tabel kapasitas IPA yang ada di Kota Bekasi

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 ldtorg Kota Bekasi dengan jumlah penduduk 1845005

membutuhkan 341325925 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Bekasi baru dapat

memproduksi sebanyak 109728000 literhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 231597925 literhari

- Komponen Persampahan

Pengelolaan sampah Kota Bekasi dilakukan oleh Sub Dinas

Kebersihan DPU Kota Bekasi Pelayanan Dinas Kebersihan saat ini hanya

mencakup 35 dari seluruh timbulan sampah penduduk

Berikut ini adalah data-data tentang persampahan Kota Bekasi

1048713 Perkiraan timbulan sampah perhari 4602 m3hari

1048713 Kapasitas angkut rata-rata perhari 18 m3harikendaraan

1048713 Ritasi Kendaraan rata-rata perhari 3 ritharikendaraan

1048713 Kemampuan daya angkut rata-rata perhari 6 ndash 12 m3harikendaraan

1048713 Kebutuhan kendaraan angkut sampah (4602 18) (A) 255 unit

1048713 Jumlah kendaraan efektif tahun 2003

a Wilayah 54 unit kendaraan

b Pasar Kota 11 unit kendaraan

c Sewa kendaraan angkutan sampah -- kendaraan

d Swastanisasi Mobil Tinja 11 unit kendaraan

Jumlah (B) 65 unit kendaraan

Kekurangan kendaraan (C) = A ndash B = 190 unit kendaraan

Tempat Pembuangan Akhir di Kota Bekasi terletak di TPA Sumur

Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi Sebelumnya terletak di

TPA Bantar Gebang (milik Pemda DKI Jakarta) Persentase komposisi

sampah di Kota Bekasi terdiri dari sampah organik 75 kertas 8

kaintextil 1 karetkulit tiruan 1 plastik 9 metallogam 2 gelas

kaca 1 lain-lain 5

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu tingkat timbulan

sampah sebanyak 00035 m3oranghari Kota Bekasi dengan jumlah

penduduk 1845005 jiwa menghasilkan 645751m3 timbulan

sampahJumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 00035

m3oranghari Namun sampah yang terangkut saat ini sebanyak 1610 m3

Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 484751m3

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Layanan sanitasi yang saat ini diberikan kepada masyarakat baru

berupa layanan penyedotan lumpur tinja di septik tank milik masyarakat

yang dilakukan melalui truk tinja milik Pemda serta truk tinja milik

swasta Tingkat pelayanan yang saat ini sudah dicapai dengan bantuan

swasta telah mencapai rata-rata 40 Lumpur tinja yang berasal dari septik

tank masyarakat disedot dan diangkut menggunakan truk tinja (Vacuum)

milik Sub Dinas Kebersihan DPU Kota Bekasi serta truk tinja milik

swasta Di Kota Bekasi terdapat 11 unit truk tinja milik Subdin Kebersihan

DPU Kota Bekasi serta 21 unit truk tinja milik swasta Pengolahan akhir

tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di

Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kapasitas IPLT 115

m3hari Secara fisik kondisi prasarana masih belum lengkap antara lain

pompa lumpur bar screen dan screen chamber dan pagar pengaman

IPLT belum beroperasi penuh karena masih dalam penyelesaian

- Komponen Drainase

Wilayah Kota Bekasi dialiri 5 (lima) sungai utama yaitu Kali Cakung

Kali Bekasi Kali Sunter Kali Cikeas Kali Cileungsi beserta anak-anak

sungainya Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai drainase

utamaprimer (drainase makro) Kelima sungai tersebut mempunyai daerah

tangkapan air yang cukup luas dengan muara ke arah utara dan berakhir di

Laut Jawa Sistem drainase Kota Bekasi saat ini mencakup wilayah seluas

kurang lebih 9035 hektar atau 43 dari luas wilayah kota Terdapat

saluran penerussekunder dari pusat daerah tangkapan dalam kota ke badan

air penerima dengan lebar dan kedalaman saluran bervariasi

Kondisi sistem drainase yang ada telah banyak yang rusak dan kurang

terpelihara Akibat dari kondisi yang ada maka genangan menjadi masalah

utama di Kota Bekasi dengan luas genangan sekitar 585 hektar yang

tersebar di 27 lokasi Genangan yang terjadi di Kota Bekasi disebabkan

oleh

1 Adanya hambatan saluran air dari arah selatan ke utara oleh

1048713 Jalan tol

1048713 Kalimalang

1048713 Jalan Kereta Api

1048713 Selokangorong-gorong yang ada saat ini kapasitasnya sudah tidak

memenuhi lagi

2 Faktor alamiah saluran itu sendiri karena terjadi penggerusan dan

terbawanya material saluran oleh aliran air sehingga terjadi

pedangkalan dan sedimentasi yang mengakibatkan terjadinya

penyempitan dimensi saluran drainase

3 Faktor pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam

saluran drainase dan pembangunan fisik yang tidak memperhatikan

garis sempadan saluran menyebabkan penyumbatan dan kerusakan

saluran drainase

4 Adanya pengembangan wilayah kota yang mengubah tata guna lahan

mengakibatkan bertambahnya debit air di saluran Luapangenangan

terjadi karena pertambahan debit tersebut tidak disertai dengan

perencanaan ulang saluran drainase eksisting

- Komponen Jalan dan Transportasi

Menjamurnya permukiman di Kota Bekasi tidak diimbangi dengan

penyediaan infrastruktur jalan yang memadai Hampir setiap hari jalan-

jalan di Bekasi khususnya dari dan menuju pintu tol Bekasi Barat dan

Bekasi Timur padat dan terhambat Di beberapa jalan seperti Jl AYani

misalnya rasio kemacetan mencapai 089 artinya kendaraan melaju dengn

kecepatan di bawah 40 km per jam Masalah klasik pun dituding sebagai

penyebabnya Ruas jalan yang tersedia tidak seimbang dengan mobilitas

kendaraan yang melintas

Arus lalu lintas dari dan ke Kota Bekasi hanya dilayani satu terminal

angkutan umum Kondisinya pun tidak terawat jorok banyak kubangan

jika hujan onggokan sampah selain masalah keamanan yang rawan

Penumpang dan bus menjadi enggan masuk terminal Akibatnya

bermunculan terminal-terminal bayangan di sepanjang jalan

Panjang jalan total seluruh Kota Bekasi adalah 32279 km yang

hampir seluruhnya adalah jalan beraspal dan hanya sebagian kecil saja

yang merupakan jalan tanah Kondisi jalan sebagian besar baik mencapai

6675 dari total panjang jalan Sedangkan jalan dengan kondisi sedang

sebanyak 1253 kondisi rusak 1394 dan 678 sisanya rusak berat

Berikut ini adalah tabel panjang jalan menurut jenis permukaan

kondisi dan kelas jalan di Kota Bekasi tahun 2003

Sumber

httpdigilibpetraacid

Badan Pusat Statistik

wwwmenlhgoidiartpdf_1065226644pdf

httpwwwbappedajakartagoiddownloadpropedaPropeda_BAB11pdf

Profil Kabupaten Kota Depok 2003

Profil Kabupaten Kota Bekasi 2003

Profil Kabupaten kota Tangerang 2003

httpbappedabogorcitynet

httplovescokelatwordpresscom20100109struktur-tuang-kota

Page 14: Geografi Kota

yang sarat dengan sistem irigasi sehingga infrastruktur jalan yang ada

sekarang mengikuti sistem pengairan ini Untuk membangun system

drainase memang membutuhkan biaya yang tinggi Namun bila tidak

dimulai Depok akan bernasib sama dengan Jakarta yang digenangi air bila

hujan turun Bila ini terjadi kondisi Jakarta akan lebih parah lagi

- Komponen Persampahan

Timbulan sampah yang terdapat di Kota Depok merupakan jumlah

sampah yang berasal dari daerah perumahan daerah komersial (pasar

pertokoan dan pusat perdagangan) daerah industri perkantoran sarana

umum jalan taman dan lain-lain

Saat ini daerah-daerah yang sudah dilayani oleh Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Depok baik sampah domestik maupun non domestik

meliputi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Sukmajaya Kecamatan Pancoran

dan Kecamatan Beji Berdasarkan hal tersebut produksi sampah yag

terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah saat ini adalah

sebesar 900 m3hari atau 25 dari jumlah timbulan sampah yang

dihasilkan Kota Depok sebesar 3600 m3hari Timbulan sampah yang

bersal dari daerah pelayanan dikumpulkan di Tempat Pembuangan

Sementara (TPS) yang tersebar di lokasi-lokasi tertentu untuk selanjutnya

di angkut ke Tempat Pembuangan Akhir Cipayung yang terletak di di

Kecamatan Pancoran Mas Depok

Untuk memudahkan pelayanan sejak bulan Maret 2003 dilakukan

pembagian wilayah pelayanan pada tiap-tiap kecamatan dengan dipimpin

oleh masing-masing seorang Koordinator Kecamatan (Korcam) dengan

dibantu oleh staf administrasi dan petugas retribusi yaitu

1 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Cimanggis

2 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Sukmajaya

3 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Pancoran Mas dan Beji

4 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Limo dan Sawangan

- Komponen Jalan

Berkaitan dengan mobilitas di Kota Depok persoalan yang dihadapi

antara lain tingginya komuter karena sebagian besar penduduk bekerja di

DKI Jakartaterbatasnya jalan alternatif di bagian poros tengah kota

menuju Jakarta kurangnya penataan bangunan pada ruas jalan lintas

regional dan sepanjang jalan utama dan pemanfaatan badan jalan untuk

kegiatan perdagangan dan parkir yang menimbulkan kerawanan

kemacetan lalu lintas

D Kota Tangerang

- Pendidikan

Pada tahun 2001 fasilitas pendidikan yang ada di Kota Tangerang

antara lain TK SD SLTP SLTA dan Perguruan Tinggi

- Fasilitas Kesehatan

Dalam upaya peningkatan masalah kesehatan Kota Tangerang terus

meningkatkan pelayanannya dengan upaya pengadaan berbagai sarana dan

prasarana kesehatan

Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Tangerang adalah Rumah

Sakit Puskesmas Balai Pengobatan Posyandu dan penyebarannya sudah

cukup merata di setiap kecamatan

- Komponen Air Bersih

Daerah pelayanan air bersih Kota Tangerang terdiri dari

a Daerah perumahan yang air bersihnya dilayani oleh developer sendiri

b Daerah perumahan dan industri yang dilayani oleh PDAM Kota

Tangerang

Wilayah pelayanan air bersih Kota Tangerang meliputi 13 Kecamatan

yang dikelola 3 (tiga) Institusi yaitu

a Cabang Babakan dengan IPA Babakan kapasitas 80 ldet dan IPA

Cikokol Kapasitasnya 500 ldet dan 100 ldet

b Cabang Perumnas I dengan IPA Perumnas kapasitas 40 dan 20 ldet

serta IPA Cikokol kapasitas 500 ldet dan 100 ldet

c Cabang Perumnas II dengan IPA Cikokol dengan kapasitas 500 ldet

Total kapasitas terpasang saat ini 740 ldet sumber air baku yang

dipakai adalah Sungai Cisadane dengan kapasitas produksi sekitar 647

ldet dan distribusi system pemompaan Penduduk yang terlayani dari

sistem air bersih tersebut sekitar 3403 penduduk kota Tangerang

Kapasitas produksi distribusi air terjual dan persentase kebocoran air

PDAM Kota Tangerang tahun 1997 ndash 2003 dirinci dalam tabel berikut ini

Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa kapasitas produksi distribusi

jumlah air terjual dan panjang pipa terpasang dari tahun 1999 sampai

dengan tahun 2003 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya

Peningkatan tersebut diiringi dengan penurunan tingkat kebocoran Ini

menunjukkan bahwa kinerja PDAM Kota Tangerang dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan

untuk Kota Metropolitan sebesar 15 dan kebutuhan ideal adalah 185

literoranghari maka kebutuhan air bersih untuk Kota Tangerang

disajikan dalam tabel berikut ini

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 lorghari Kota Tangerang dengan jumlah penduduk 1354226 jiwa

membutuhkan 250531810 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Tangerang baru dapat

memproduksi sebanyak 55900800 lhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 194631010 lhr

- Komponen Persampahan

Lokasi tempat pembuangan akhir sampah yang ada di Kota Tangerang

adalah TPA Rawakucing Pengelolaan sampah di Rawa Kucing

menggunakan sistem pembuangan dengan metode open dumping Luas

lahan TPA 8 Ha Luas yang tersisa sekitar 2 ndash 3 Ha Jumlah sampah dari

Kota Tangerang yang dibuang di TPA Rawa Kucing sekitar 1710 m3

sampah perhari (berdasar truk masuk 190 triphari) TPA dilengkapi

dengan Excavator Buldozer dan Wheel Loader dengan beban kerja

operasi rata-rata 4 jam per hari Dalam rangka mengurangi timbulan

sampah memperpanjang umur pakaiTPA dan meminimalkan dampak

lingkungan di sekitar lokasi TPA maka dilakukan upaya pengolahan

sampah Pada saat ini upaya pengolahan sampah yang telah dilakukan di

TPA Rawa Kucing adalah pengolahan sampah organik menjadi pupuk

organik kompos di bawah Unit Pengolahan Sampah Organik (UPSO) TPA

Rawakucing

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Sistem pengolahan air limbah di Kota Tangerang belum dilakukan

secara maksimalhal ini disebabkan belum dapat dioperasikannya Instalasi

Pengelolaan Air Limbah

Air limbah yang ada di Kota Tangerang berasal dari limbah rumah

tangga air hujan dan limbah industri Sistem pembuangan air hujan

mengikuti pola aliran alami dalam hal ini drainase terbuka Sedangkan

untuk limbah buangan rumah tangga adalah dengan menggunakan sistem

septic tank dan dibuang ke drainase terbuka

- Komponen Jalan

Sistem jalan di Kota Tangerang merupakan bagian dari jalan Nasional

dan Propinsi Jalan Tol Sukarno-Hatta Jalan Daan Mogot Jalan Gatot

Subroto Jalan Thamrin dan Jalan Jendral Sudirman merupakan jalan

negara yang menghubungkan Kota Tangerang dengan Kota Jakarta dan

Kabupaten Tangerang dan diklasifikasikan sebagai jalan arteri primer

Jalan Cokroaminoto Jalan M Toha Jalan Maulana Hasanudin Jalan

Kisamaun Jalan Perintis Kemerdekaan Jalan Raden Saleh dan Jalan

Raden Patah yang menghubungkan Kota Tangerang dan Jakarta

diklasifikasikan sebagai jalan arteri sekunder Panjang jalan Kota

Tangerang sekitar 5556 km yang statusnya terdiri dari jalan negara jalan

propinsi dan jalan kota Adapun panjang jalan berdasarkan klasifikasi

fungsi jalan yang ada meliputi

1 Arteri primer 3035 km

2 Kolektor primer 7165 km

3 Arteri sekunder 2746 km

4 Kolektor sekunder 10277 km

5 Lokal 32336 km

E Kota Bekasi

- Pendidikan

- Fasilitas Kesehatan

- Komponen Air Bersih

Sumber air bersih untuk daerah pelayanan Kota Bekasi berasal dari

sumber air permukaan Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air di lima

kecamatan di Kota Bekasi

Kapasitas produksi dari kelima unit IPA yang ada sebesar 1065

literdetik Berikut ini adalah tabel kapasitas IPA yang ada di Kota Bekasi

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 ldtorg Kota Bekasi dengan jumlah penduduk 1845005

membutuhkan 341325925 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Bekasi baru dapat

memproduksi sebanyak 109728000 literhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 231597925 literhari

- Komponen Persampahan

Pengelolaan sampah Kota Bekasi dilakukan oleh Sub Dinas

Kebersihan DPU Kota Bekasi Pelayanan Dinas Kebersihan saat ini hanya

mencakup 35 dari seluruh timbulan sampah penduduk

Berikut ini adalah data-data tentang persampahan Kota Bekasi

1048713 Perkiraan timbulan sampah perhari 4602 m3hari

1048713 Kapasitas angkut rata-rata perhari 18 m3harikendaraan

1048713 Ritasi Kendaraan rata-rata perhari 3 ritharikendaraan

1048713 Kemampuan daya angkut rata-rata perhari 6 ndash 12 m3harikendaraan

1048713 Kebutuhan kendaraan angkut sampah (4602 18) (A) 255 unit

1048713 Jumlah kendaraan efektif tahun 2003

a Wilayah 54 unit kendaraan

b Pasar Kota 11 unit kendaraan

c Sewa kendaraan angkutan sampah -- kendaraan

d Swastanisasi Mobil Tinja 11 unit kendaraan

Jumlah (B) 65 unit kendaraan

Kekurangan kendaraan (C) = A ndash B = 190 unit kendaraan

Tempat Pembuangan Akhir di Kota Bekasi terletak di TPA Sumur

Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi Sebelumnya terletak di

TPA Bantar Gebang (milik Pemda DKI Jakarta) Persentase komposisi

sampah di Kota Bekasi terdiri dari sampah organik 75 kertas 8

kaintextil 1 karetkulit tiruan 1 plastik 9 metallogam 2 gelas

kaca 1 lain-lain 5

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu tingkat timbulan

sampah sebanyak 00035 m3oranghari Kota Bekasi dengan jumlah

penduduk 1845005 jiwa menghasilkan 645751m3 timbulan

sampahJumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 00035

m3oranghari Namun sampah yang terangkut saat ini sebanyak 1610 m3

Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 484751m3

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Layanan sanitasi yang saat ini diberikan kepada masyarakat baru

berupa layanan penyedotan lumpur tinja di septik tank milik masyarakat

yang dilakukan melalui truk tinja milik Pemda serta truk tinja milik

swasta Tingkat pelayanan yang saat ini sudah dicapai dengan bantuan

swasta telah mencapai rata-rata 40 Lumpur tinja yang berasal dari septik

tank masyarakat disedot dan diangkut menggunakan truk tinja (Vacuum)

milik Sub Dinas Kebersihan DPU Kota Bekasi serta truk tinja milik

swasta Di Kota Bekasi terdapat 11 unit truk tinja milik Subdin Kebersihan

DPU Kota Bekasi serta 21 unit truk tinja milik swasta Pengolahan akhir

tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di

Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kapasitas IPLT 115

m3hari Secara fisik kondisi prasarana masih belum lengkap antara lain

pompa lumpur bar screen dan screen chamber dan pagar pengaman

IPLT belum beroperasi penuh karena masih dalam penyelesaian

- Komponen Drainase

Wilayah Kota Bekasi dialiri 5 (lima) sungai utama yaitu Kali Cakung

Kali Bekasi Kali Sunter Kali Cikeas Kali Cileungsi beserta anak-anak

sungainya Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai drainase

utamaprimer (drainase makro) Kelima sungai tersebut mempunyai daerah

tangkapan air yang cukup luas dengan muara ke arah utara dan berakhir di

Laut Jawa Sistem drainase Kota Bekasi saat ini mencakup wilayah seluas

kurang lebih 9035 hektar atau 43 dari luas wilayah kota Terdapat

saluran penerussekunder dari pusat daerah tangkapan dalam kota ke badan

air penerima dengan lebar dan kedalaman saluran bervariasi

Kondisi sistem drainase yang ada telah banyak yang rusak dan kurang

terpelihara Akibat dari kondisi yang ada maka genangan menjadi masalah

utama di Kota Bekasi dengan luas genangan sekitar 585 hektar yang

tersebar di 27 lokasi Genangan yang terjadi di Kota Bekasi disebabkan

oleh

1 Adanya hambatan saluran air dari arah selatan ke utara oleh

1048713 Jalan tol

1048713 Kalimalang

1048713 Jalan Kereta Api

1048713 Selokangorong-gorong yang ada saat ini kapasitasnya sudah tidak

memenuhi lagi

2 Faktor alamiah saluran itu sendiri karena terjadi penggerusan dan

terbawanya material saluran oleh aliran air sehingga terjadi

pedangkalan dan sedimentasi yang mengakibatkan terjadinya

penyempitan dimensi saluran drainase

3 Faktor pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam

saluran drainase dan pembangunan fisik yang tidak memperhatikan

garis sempadan saluran menyebabkan penyumbatan dan kerusakan

saluran drainase

4 Adanya pengembangan wilayah kota yang mengubah tata guna lahan

mengakibatkan bertambahnya debit air di saluran Luapangenangan

terjadi karena pertambahan debit tersebut tidak disertai dengan

perencanaan ulang saluran drainase eksisting

- Komponen Jalan dan Transportasi

Menjamurnya permukiman di Kota Bekasi tidak diimbangi dengan

penyediaan infrastruktur jalan yang memadai Hampir setiap hari jalan-

jalan di Bekasi khususnya dari dan menuju pintu tol Bekasi Barat dan

Bekasi Timur padat dan terhambat Di beberapa jalan seperti Jl AYani

misalnya rasio kemacetan mencapai 089 artinya kendaraan melaju dengn

kecepatan di bawah 40 km per jam Masalah klasik pun dituding sebagai

penyebabnya Ruas jalan yang tersedia tidak seimbang dengan mobilitas

kendaraan yang melintas

Arus lalu lintas dari dan ke Kota Bekasi hanya dilayani satu terminal

angkutan umum Kondisinya pun tidak terawat jorok banyak kubangan

jika hujan onggokan sampah selain masalah keamanan yang rawan

Penumpang dan bus menjadi enggan masuk terminal Akibatnya

bermunculan terminal-terminal bayangan di sepanjang jalan

Panjang jalan total seluruh Kota Bekasi adalah 32279 km yang

hampir seluruhnya adalah jalan beraspal dan hanya sebagian kecil saja

yang merupakan jalan tanah Kondisi jalan sebagian besar baik mencapai

6675 dari total panjang jalan Sedangkan jalan dengan kondisi sedang

sebanyak 1253 kondisi rusak 1394 dan 678 sisanya rusak berat

Berikut ini adalah tabel panjang jalan menurut jenis permukaan

kondisi dan kelas jalan di Kota Bekasi tahun 2003

Sumber

httpdigilibpetraacid

Badan Pusat Statistik

wwwmenlhgoidiartpdf_1065226644pdf

httpwwwbappedajakartagoiddownloadpropedaPropeda_BAB11pdf

Profil Kabupaten Kota Depok 2003

Profil Kabupaten Kota Bekasi 2003

Profil Kabupaten kota Tangerang 2003

httpbappedabogorcitynet

httplovescokelatwordpresscom20100109struktur-tuang-kota

Page 15: Geografi Kota

2 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Sukmajaya

3 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Pancoran Mas dan Beji

4 Wilayah pelayanan pada Kecamatan Limo dan Sawangan

- Komponen Jalan

Berkaitan dengan mobilitas di Kota Depok persoalan yang dihadapi

antara lain tingginya komuter karena sebagian besar penduduk bekerja di

DKI Jakartaterbatasnya jalan alternatif di bagian poros tengah kota

menuju Jakarta kurangnya penataan bangunan pada ruas jalan lintas

regional dan sepanjang jalan utama dan pemanfaatan badan jalan untuk

kegiatan perdagangan dan parkir yang menimbulkan kerawanan

kemacetan lalu lintas

D Kota Tangerang

- Pendidikan

Pada tahun 2001 fasilitas pendidikan yang ada di Kota Tangerang

antara lain TK SD SLTP SLTA dan Perguruan Tinggi

- Fasilitas Kesehatan

Dalam upaya peningkatan masalah kesehatan Kota Tangerang terus

meningkatkan pelayanannya dengan upaya pengadaan berbagai sarana dan

prasarana kesehatan

Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Tangerang adalah Rumah

Sakit Puskesmas Balai Pengobatan Posyandu dan penyebarannya sudah

cukup merata di setiap kecamatan

- Komponen Air Bersih

Daerah pelayanan air bersih Kota Tangerang terdiri dari

a Daerah perumahan yang air bersihnya dilayani oleh developer sendiri

b Daerah perumahan dan industri yang dilayani oleh PDAM Kota

Tangerang

Wilayah pelayanan air bersih Kota Tangerang meliputi 13 Kecamatan

yang dikelola 3 (tiga) Institusi yaitu

a Cabang Babakan dengan IPA Babakan kapasitas 80 ldet dan IPA

Cikokol Kapasitasnya 500 ldet dan 100 ldet

b Cabang Perumnas I dengan IPA Perumnas kapasitas 40 dan 20 ldet

serta IPA Cikokol kapasitas 500 ldet dan 100 ldet

c Cabang Perumnas II dengan IPA Cikokol dengan kapasitas 500 ldet

Total kapasitas terpasang saat ini 740 ldet sumber air baku yang

dipakai adalah Sungai Cisadane dengan kapasitas produksi sekitar 647

ldet dan distribusi system pemompaan Penduduk yang terlayani dari

sistem air bersih tersebut sekitar 3403 penduduk kota Tangerang

Kapasitas produksi distribusi air terjual dan persentase kebocoran air

PDAM Kota Tangerang tahun 1997 ndash 2003 dirinci dalam tabel berikut ini

Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa kapasitas produksi distribusi

jumlah air terjual dan panjang pipa terpasang dari tahun 1999 sampai

dengan tahun 2003 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya

Peningkatan tersebut diiringi dengan penurunan tingkat kebocoran Ini

menunjukkan bahwa kinerja PDAM Kota Tangerang dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan

untuk Kota Metropolitan sebesar 15 dan kebutuhan ideal adalah 185

literoranghari maka kebutuhan air bersih untuk Kota Tangerang

disajikan dalam tabel berikut ini

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 lorghari Kota Tangerang dengan jumlah penduduk 1354226 jiwa

membutuhkan 250531810 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Tangerang baru dapat

memproduksi sebanyak 55900800 lhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 194631010 lhr

- Komponen Persampahan

Lokasi tempat pembuangan akhir sampah yang ada di Kota Tangerang

adalah TPA Rawakucing Pengelolaan sampah di Rawa Kucing

menggunakan sistem pembuangan dengan metode open dumping Luas

lahan TPA 8 Ha Luas yang tersisa sekitar 2 ndash 3 Ha Jumlah sampah dari

Kota Tangerang yang dibuang di TPA Rawa Kucing sekitar 1710 m3

sampah perhari (berdasar truk masuk 190 triphari) TPA dilengkapi

dengan Excavator Buldozer dan Wheel Loader dengan beban kerja

operasi rata-rata 4 jam per hari Dalam rangka mengurangi timbulan

sampah memperpanjang umur pakaiTPA dan meminimalkan dampak

lingkungan di sekitar lokasi TPA maka dilakukan upaya pengolahan

sampah Pada saat ini upaya pengolahan sampah yang telah dilakukan di

TPA Rawa Kucing adalah pengolahan sampah organik menjadi pupuk

organik kompos di bawah Unit Pengolahan Sampah Organik (UPSO) TPA

Rawakucing

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Sistem pengolahan air limbah di Kota Tangerang belum dilakukan

secara maksimalhal ini disebabkan belum dapat dioperasikannya Instalasi

Pengelolaan Air Limbah

Air limbah yang ada di Kota Tangerang berasal dari limbah rumah

tangga air hujan dan limbah industri Sistem pembuangan air hujan

mengikuti pola aliran alami dalam hal ini drainase terbuka Sedangkan

untuk limbah buangan rumah tangga adalah dengan menggunakan sistem

septic tank dan dibuang ke drainase terbuka

- Komponen Jalan

Sistem jalan di Kota Tangerang merupakan bagian dari jalan Nasional

dan Propinsi Jalan Tol Sukarno-Hatta Jalan Daan Mogot Jalan Gatot

Subroto Jalan Thamrin dan Jalan Jendral Sudirman merupakan jalan

negara yang menghubungkan Kota Tangerang dengan Kota Jakarta dan

Kabupaten Tangerang dan diklasifikasikan sebagai jalan arteri primer

Jalan Cokroaminoto Jalan M Toha Jalan Maulana Hasanudin Jalan

Kisamaun Jalan Perintis Kemerdekaan Jalan Raden Saleh dan Jalan

Raden Patah yang menghubungkan Kota Tangerang dan Jakarta

diklasifikasikan sebagai jalan arteri sekunder Panjang jalan Kota

Tangerang sekitar 5556 km yang statusnya terdiri dari jalan negara jalan

propinsi dan jalan kota Adapun panjang jalan berdasarkan klasifikasi

fungsi jalan yang ada meliputi

1 Arteri primer 3035 km

2 Kolektor primer 7165 km

3 Arteri sekunder 2746 km

4 Kolektor sekunder 10277 km

5 Lokal 32336 km

E Kota Bekasi

- Pendidikan

- Fasilitas Kesehatan

- Komponen Air Bersih

Sumber air bersih untuk daerah pelayanan Kota Bekasi berasal dari

sumber air permukaan Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air di lima

kecamatan di Kota Bekasi

Kapasitas produksi dari kelima unit IPA yang ada sebesar 1065

literdetik Berikut ini adalah tabel kapasitas IPA yang ada di Kota Bekasi

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 ldtorg Kota Bekasi dengan jumlah penduduk 1845005

membutuhkan 341325925 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Bekasi baru dapat

memproduksi sebanyak 109728000 literhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 231597925 literhari

- Komponen Persampahan

Pengelolaan sampah Kota Bekasi dilakukan oleh Sub Dinas

Kebersihan DPU Kota Bekasi Pelayanan Dinas Kebersihan saat ini hanya

mencakup 35 dari seluruh timbulan sampah penduduk

Berikut ini adalah data-data tentang persampahan Kota Bekasi

1048713 Perkiraan timbulan sampah perhari 4602 m3hari

1048713 Kapasitas angkut rata-rata perhari 18 m3harikendaraan

1048713 Ritasi Kendaraan rata-rata perhari 3 ritharikendaraan

1048713 Kemampuan daya angkut rata-rata perhari 6 ndash 12 m3harikendaraan

1048713 Kebutuhan kendaraan angkut sampah (4602 18) (A) 255 unit

1048713 Jumlah kendaraan efektif tahun 2003

a Wilayah 54 unit kendaraan

b Pasar Kota 11 unit kendaraan

c Sewa kendaraan angkutan sampah -- kendaraan

d Swastanisasi Mobil Tinja 11 unit kendaraan

Jumlah (B) 65 unit kendaraan

Kekurangan kendaraan (C) = A ndash B = 190 unit kendaraan

Tempat Pembuangan Akhir di Kota Bekasi terletak di TPA Sumur

Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi Sebelumnya terletak di

TPA Bantar Gebang (milik Pemda DKI Jakarta) Persentase komposisi

sampah di Kota Bekasi terdiri dari sampah organik 75 kertas 8

kaintextil 1 karetkulit tiruan 1 plastik 9 metallogam 2 gelas

kaca 1 lain-lain 5

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu tingkat timbulan

sampah sebanyak 00035 m3oranghari Kota Bekasi dengan jumlah

penduduk 1845005 jiwa menghasilkan 645751m3 timbulan

sampahJumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 00035

m3oranghari Namun sampah yang terangkut saat ini sebanyak 1610 m3

Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 484751m3

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Layanan sanitasi yang saat ini diberikan kepada masyarakat baru

berupa layanan penyedotan lumpur tinja di septik tank milik masyarakat

yang dilakukan melalui truk tinja milik Pemda serta truk tinja milik

swasta Tingkat pelayanan yang saat ini sudah dicapai dengan bantuan

swasta telah mencapai rata-rata 40 Lumpur tinja yang berasal dari septik

tank masyarakat disedot dan diangkut menggunakan truk tinja (Vacuum)

milik Sub Dinas Kebersihan DPU Kota Bekasi serta truk tinja milik

swasta Di Kota Bekasi terdapat 11 unit truk tinja milik Subdin Kebersihan

DPU Kota Bekasi serta 21 unit truk tinja milik swasta Pengolahan akhir

tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di

Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kapasitas IPLT 115

m3hari Secara fisik kondisi prasarana masih belum lengkap antara lain

pompa lumpur bar screen dan screen chamber dan pagar pengaman

IPLT belum beroperasi penuh karena masih dalam penyelesaian

- Komponen Drainase

Wilayah Kota Bekasi dialiri 5 (lima) sungai utama yaitu Kali Cakung

Kali Bekasi Kali Sunter Kali Cikeas Kali Cileungsi beserta anak-anak

sungainya Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai drainase

utamaprimer (drainase makro) Kelima sungai tersebut mempunyai daerah

tangkapan air yang cukup luas dengan muara ke arah utara dan berakhir di

Laut Jawa Sistem drainase Kota Bekasi saat ini mencakup wilayah seluas

kurang lebih 9035 hektar atau 43 dari luas wilayah kota Terdapat

saluran penerussekunder dari pusat daerah tangkapan dalam kota ke badan

air penerima dengan lebar dan kedalaman saluran bervariasi

Kondisi sistem drainase yang ada telah banyak yang rusak dan kurang

terpelihara Akibat dari kondisi yang ada maka genangan menjadi masalah

utama di Kota Bekasi dengan luas genangan sekitar 585 hektar yang

tersebar di 27 lokasi Genangan yang terjadi di Kota Bekasi disebabkan

oleh

1 Adanya hambatan saluran air dari arah selatan ke utara oleh

1048713 Jalan tol

1048713 Kalimalang

1048713 Jalan Kereta Api

1048713 Selokangorong-gorong yang ada saat ini kapasitasnya sudah tidak

memenuhi lagi

2 Faktor alamiah saluran itu sendiri karena terjadi penggerusan dan

terbawanya material saluran oleh aliran air sehingga terjadi

pedangkalan dan sedimentasi yang mengakibatkan terjadinya

penyempitan dimensi saluran drainase

3 Faktor pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam

saluran drainase dan pembangunan fisik yang tidak memperhatikan

garis sempadan saluran menyebabkan penyumbatan dan kerusakan

saluran drainase

4 Adanya pengembangan wilayah kota yang mengubah tata guna lahan

mengakibatkan bertambahnya debit air di saluran Luapangenangan

terjadi karena pertambahan debit tersebut tidak disertai dengan

perencanaan ulang saluran drainase eksisting

- Komponen Jalan dan Transportasi

Menjamurnya permukiman di Kota Bekasi tidak diimbangi dengan

penyediaan infrastruktur jalan yang memadai Hampir setiap hari jalan-

jalan di Bekasi khususnya dari dan menuju pintu tol Bekasi Barat dan

Bekasi Timur padat dan terhambat Di beberapa jalan seperti Jl AYani

misalnya rasio kemacetan mencapai 089 artinya kendaraan melaju dengn

kecepatan di bawah 40 km per jam Masalah klasik pun dituding sebagai

penyebabnya Ruas jalan yang tersedia tidak seimbang dengan mobilitas

kendaraan yang melintas

Arus lalu lintas dari dan ke Kota Bekasi hanya dilayani satu terminal

angkutan umum Kondisinya pun tidak terawat jorok banyak kubangan

jika hujan onggokan sampah selain masalah keamanan yang rawan

Penumpang dan bus menjadi enggan masuk terminal Akibatnya

bermunculan terminal-terminal bayangan di sepanjang jalan

Panjang jalan total seluruh Kota Bekasi adalah 32279 km yang

hampir seluruhnya adalah jalan beraspal dan hanya sebagian kecil saja

yang merupakan jalan tanah Kondisi jalan sebagian besar baik mencapai

6675 dari total panjang jalan Sedangkan jalan dengan kondisi sedang

sebanyak 1253 kondisi rusak 1394 dan 678 sisanya rusak berat

Berikut ini adalah tabel panjang jalan menurut jenis permukaan

kondisi dan kelas jalan di Kota Bekasi tahun 2003

Sumber

httpdigilibpetraacid

Badan Pusat Statistik

wwwmenlhgoidiartpdf_1065226644pdf

httpwwwbappedajakartagoiddownloadpropedaPropeda_BAB11pdf

Profil Kabupaten Kota Depok 2003

Profil Kabupaten Kota Bekasi 2003

Profil Kabupaten kota Tangerang 2003

httpbappedabogorcitynet

httplovescokelatwordpresscom20100109struktur-tuang-kota

Page 16: Geografi Kota

- Komponen Air Bersih

Daerah pelayanan air bersih Kota Tangerang terdiri dari

a Daerah perumahan yang air bersihnya dilayani oleh developer sendiri

b Daerah perumahan dan industri yang dilayani oleh PDAM Kota

Tangerang

Wilayah pelayanan air bersih Kota Tangerang meliputi 13 Kecamatan

yang dikelola 3 (tiga) Institusi yaitu

a Cabang Babakan dengan IPA Babakan kapasitas 80 ldet dan IPA

Cikokol Kapasitasnya 500 ldet dan 100 ldet

b Cabang Perumnas I dengan IPA Perumnas kapasitas 40 dan 20 ldet

serta IPA Cikokol kapasitas 500 ldet dan 100 ldet

c Cabang Perumnas II dengan IPA Cikokol dengan kapasitas 500 ldet

Total kapasitas terpasang saat ini 740 ldet sumber air baku yang

dipakai adalah Sungai Cisadane dengan kapasitas produksi sekitar 647

ldet dan distribusi system pemompaan Penduduk yang terlayani dari

sistem air bersih tersebut sekitar 3403 penduduk kota Tangerang

Kapasitas produksi distribusi air terjual dan persentase kebocoran air

PDAM Kota Tangerang tahun 1997 ndash 2003 dirinci dalam tabel berikut ini

Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa kapasitas produksi distribusi

jumlah air terjual dan panjang pipa terpasang dari tahun 1999 sampai

dengan tahun 2003 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya

Peningkatan tersebut diiringi dengan penurunan tingkat kebocoran Ini

menunjukkan bahwa kinerja PDAM Kota Tangerang dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan

untuk Kota Metropolitan sebesar 15 dan kebutuhan ideal adalah 185

literoranghari maka kebutuhan air bersih untuk Kota Tangerang

disajikan dalam tabel berikut ini

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 lorghari Kota Tangerang dengan jumlah penduduk 1354226 jiwa

membutuhkan 250531810 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Tangerang baru dapat

memproduksi sebanyak 55900800 lhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 194631010 lhr

- Komponen Persampahan

Lokasi tempat pembuangan akhir sampah yang ada di Kota Tangerang

adalah TPA Rawakucing Pengelolaan sampah di Rawa Kucing

menggunakan sistem pembuangan dengan metode open dumping Luas

lahan TPA 8 Ha Luas yang tersisa sekitar 2 ndash 3 Ha Jumlah sampah dari

Kota Tangerang yang dibuang di TPA Rawa Kucing sekitar 1710 m3

sampah perhari (berdasar truk masuk 190 triphari) TPA dilengkapi

dengan Excavator Buldozer dan Wheel Loader dengan beban kerja

operasi rata-rata 4 jam per hari Dalam rangka mengurangi timbulan

sampah memperpanjang umur pakaiTPA dan meminimalkan dampak

lingkungan di sekitar lokasi TPA maka dilakukan upaya pengolahan

sampah Pada saat ini upaya pengolahan sampah yang telah dilakukan di

TPA Rawa Kucing adalah pengolahan sampah organik menjadi pupuk

organik kompos di bawah Unit Pengolahan Sampah Organik (UPSO) TPA

Rawakucing

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Sistem pengolahan air limbah di Kota Tangerang belum dilakukan

secara maksimalhal ini disebabkan belum dapat dioperasikannya Instalasi

Pengelolaan Air Limbah

Air limbah yang ada di Kota Tangerang berasal dari limbah rumah

tangga air hujan dan limbah industri Sistem pembuangan air hujan

mengikuti pola aliran alami dalam hal ini drainase terbuka Sedangkan

untuk limbah buangan rumah tangga adalah dengan menggunakan sistem

septic tank dan dibuang ke drainase terbuka

- Komponen Jalan

Sistem jalan di Kota Tangerang merupakan bagian dari jalan Nasional

dan Propinsi Jalan Tol Sukarno-Hatta Jalan Daan Mogot Jalan Gatot

Subroto Jalan Thamrin dan Jalan Jendral Sudirman merupakan jalan

negara yang menghubungkan Kota Tangerang dengan Kota Jakarta dan

Kabupaten Tangerang dan diklasifikasikan sebagai jalan arteri primer

Jalan Cokroaminoto Jalan M Toha Jalan Maulana Hasanudin Jalan

Kisamaun Jalan Perintis Kemerdekaan Jalan Raden Saleh dan Jalan

Raden Patah yang menghubungkan Kota Tangerang dan Jakarta

diklasifikasikan sebagai jalan arteri sekunder Panjang jalan Kota

Tangerang sekitar 5556 km yang statusnya terdiri dari jalan negara jalan

propinsi dan jalan kota Adapun panjang jalan berdasarkan klasifikasi

fungsi jalan yang ada meliputi

1 Arteri primer 3035 km

2 Kolektor primer 7165 km

3 Arteri sekunder 2746 km

4 Kolektor sekunder 10277 km

5 Lokal 32336 km

E Kota Bekasi

- Pendidikan

- Fasilitas Kesehatan

- Komponen Air Bersih

Sumber air bersih untuk daerah pelayanan Kota Bekasi berasal dari

sumber air permukaan Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air di lima

kecamatan di Kota Bekasi

Kapasitas produksi dari kelima unit IPA yang ada sebesar 1065

literdetik Berikut ini adalah tabel kapasitas IPA yang ada di Kota Bekasi

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 ldtorg Kota Bekasi dengan jumlah penduduk 1845005

membutuhkan 341325925 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Bekasi baru dapat

memproduksi sebanyak 109728000 literhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 231597925 literhari

- Komponen Persampahan

Pengelolaan sampah Kota Bekasi dilakukan oleh Sub Dinas

Kebersihan DPU Kota Bekasi Pelayanan Dinas Kebersihan saat ini hanya

mencakup 35 dari seluruh timbulan sampah penduduk

Berikut ini adalah data-data tentang persampahan Kota Bekasi

1048713 Perkiraan timbulan sampah perhari 4602 m3hari

1048713 Kapasitas angkut rata-rata perhari 18 m3harikendaraan

1048713 Ritasi Kendaraan rata-rata perhari 3 ritharikendaraan

1048713 Kemampuan daya angkut rata-rata perhari 6 ndash 12 m3harikendaraan

1048713 Kebutuhan kendaraan angkut sampah (4602 18) (A) 255 unit

1048713 Jumlah kendaraan efektif tahun 2003

a Wilayah 54 unit kendaraan

b Pasar Kota 11 unit kendaraan

c Sewa kendaraan angkutan sampah -- kendaraan

d Swastanisasi Mobil Tinja 11 unit kendaraan

Jumlah (B) 65 unit kendaraan

Kekurangan kendaraan (C) = A ndash B = 190 unit kendaraan

Tempat Pembuangan Akhir di Kota Bekasi terletak di TPA Sumur

Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi Sebelumnya terletak di

TPA Bantar Gebang (milik Pemda DKI Jakarta) Persentase komposisi

sampah di Kota Bekasi terdiri dari sampah organik 75 kertas 8

kaintextil 1 karetkulit tiruan 1 plastik 9 metallogam 2 gelas

kaca 1 lain-lain 5

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu tingkat timbulan

sampah sebanyak 00035 m3oranghari Kota Bekasi dengan jumlah

penduduk 1845005 jiwa menghasilkan 645751m3 timbulan

sampahJumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 00035

m3oranghari Namun sampah yang terangkut saat ini sebanyak 1610 m3

Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 484751m3

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Layanan sanitasi yang saat ini diberikan kepada masyarakat baru

berupa layanan penyedotan lumpur tinja di septik tank milik masyarakat

yang dilakukan melalui truk tinja milik Pemda serta truk tinja milik

swasta Tingkat pelayanan yang saat ini sudah dicapai dengan bantuan

swasta telah mencapai rata-rata 40 Lumpur tinja yang berasal dari septik

tank masyarakat disedot dan diangkut menggunakan truk tinja (Vacuum)

milik Sub Dinas Kebersihan DPU Kota Bekasi serta truk tinja milik

swasta Di Kota Bekasi terdapat 11 unit truk tinja milik Subdin Kebersihan

DPU Kota Bekasi serta 21 unit truk tinja milik swasta Pengolahan akhir

tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di

Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kapasitas IPLT 115

m3hari Secara fisik kondisi prasarana masih belum lengkap antara lain

pompa lumpur bar screen dan screen chamber dan pagar pengaman

IPLT belum beroperasi penuh karena masih dalam penyelesaian

- Komponen Drainase

Wilayah Kota Bekasi dialiri 5 (lima) sungai utama yaitu Kali Cakung

Kali Bekasi Kali Sunter Kali Cikeas Kali Cileungsi beserta anak-anak

sungainya Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai drainase

utamaprimer (drainase makro) Kelima sungai tersebut mempunyai daerah

tangkapan air yang cukup luas dengan muara ke arah utara dan berakhir di

Laut Jawa Sistem drainase Kota Bekasi saat ini mencakup wilayah seluas

kurang lebih 9035 hektar atau 43 dari luas wilayah kota Terdapat

saluran penerussekunder dari pusat daerah tangkapan dalam kota ke badan

air penerima dengan lebar dan kedalaman saluran bervariasi

Kondisi sistem drainase yang ada telah banyak yang rusak dan kurang

terpelihara Akibat dari kondisi yang ada maka genangan menjadi masalah

utama di Kota Bekasi dengan luas genangan sekitar 585 hektar yang

tersebar di 27 lokasi Genangan yang terjadi di Kota Bekasi disebabkan

oleh

1 Adanya hambatan saluran air dari arah selatan ke utara oleh

1048713 Jalan tol

1048713 Kalimalang

1048713 Jalan Kereta Api

1048713 Selokangorong-gorong yang ada saat ini kapasitasnya sudah tidak

memenuhi lagi

2 Faktor alamiah saluran itu sendiri karena terjadi penggerusan dan

terbawanya material saluran oleh aliran air sehingga terjadi

pedangkalan dan sedimentasi yang mengakibatkan terjadinya

penyempitan dimensi saluran drainase

3 Faktor pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam

saluran drainase dan pembangunan fisik yang tidak memperhatikan

garis sempadan saluran menyebabkan penyumbatan dan kerusakan

saluran drainase

4 Adanya pengembangan wilayah kota yang mengubah tata guna lahan

mengakibatkan bertambahnya debit air di saluran Luapangenangan

terjadi karena pertambahan debit tersebut tidak disertai dengan

perencanaan ulang saluran drainase eksisting

- Komponen Jalan dan Transportasi

Menjamurnya permukiman di Kota Bekasi tidak diimbangi dengan

penyediaan infrastruktur jalan yang memadai Hampir setiap hari jalan-

jalan di Bekasi khususnya dari dan menuju pintu tol Bekasi Barat dan

Bekasi Timur padat dan terhambat Di beberapa jalan seperti Jl AYani

misalnya rasio kemacetan mencapai 089 artinya kendaraan melaju dengn

kecepatan di bawah 40 km per jam Masalah klasik pun dituding sebagai

penyebabnya Ruas jalan yang tersedia tidak seimbang dengan mobilitas

kendaraan yang melintas

Arus lalu lintas dari dan ke Kota Bekasi hanya dilayani satu terminal

angkutan umum Kondisinya pun tidak terawat jorok banyak kubangan

jika hujan onggokan sampah selain masalah keamanan yang rawan

Penumpang dan bus menjadi enggan masuk terminal Akibatnya

bermunculan terminal-terminal bayangan di sepanjang jalan

Panjang jalan total seluruh Kota Bekasi adalah 32279 km yang

hampir seluruhnya adalah jalan beraspal dan hanya sebagian kecil saja

yang merupakan jalan tanah Kondisi jalan sebagian besar baik mencapai

6675 dari total panjang jalan Sedangkan jalan dengan kondisi sedang

sebanyak 1253 kondisi rusak 1394 dan 678 sisanya rusak berat

Berikut ini adalah tabel panjang jalan menurut jenis permukaan

kondisi dan kelas jalan di Kota Bekasi tahun 2003

Sumber

httpdigilibpetraacid

Badan Pusat Statistik

wwwmenlhgoidiartpdf_1065226644pdf

httpwwwbappedajakartagoiddownloadpropedaPropeda_BAB11pdf

Profil Kabupaten Kota Depok 2003

Profil Kabupaten Kota Bekasi 2003

Profil Kabupaten kota Tangerang 2003

httpbappedabogorcitynet

httplovescokelatwordpresscom20100109struktur-tuang-kota

Page 17: Geografi Kota

Dari tabel tersebut di atas terlihat bahwa kapasitas produksi distribusi

jumlah air terjual dan panjang pipa terpasang dari tahun 1999 sampai

dengan tahun 2003 selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya

Peningkatan tersebut diiringi dengan penurunan tingkat kebocoran Ini

menunjukkan bahwa kinerja PDAM Kota Tangerang dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan Dengan asumsi kebocoran yang diperbolehkan

untuk Kota Metropolitan sebesar 15 dan kebutuhan ideal adalah 185

literoranghari maka kebutuhan air bersih untuk Kota Tangerang

disajikan dalam tabel berikut ini

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 lorghari Kota Tangerang dengan jumlah penduduk 1354226 jiwa

membutuhkan 250531810 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Tangerang baru dapat

memproduksi sebanyak 55900800 lhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 194631010 lhr

- Komponen Persampahan

Lokasi tempat pembuangan akhir sampah yang ada di Kota Tangerang

adalah TPA Rawakucing Pengelolaan sampah di Rawa Kucing

menggunakan sistem pembuangan dengan metode open dumping Luas

lahan TPA 8 Ha Luas yang tersisa sekitar 2 ndash 3 Ha Jumlah sampah dari

Kota Tangerang yang dibuang di TPA Rawa Kucing sekitar 1710 m3

sampah perhari (berdasar truk masuk 190 triphari) TPA dilengkapi

dengan Excavator Buldozer dan Wheel Loader dengan beban kerja

operasi rata-rata 4 jam per hari Dalam rangka mengurangi timbulan

sampah memperpanjang umur pakaiTPA dan meminimalkan dampak

lingkungan di sekitar lokasi TPA maka dilakukan upaya pengolahan

sampah Pada saat ini upaya pengolahan sampah yang telah dilakukan di

TPA Rawa Kucing adalah pengolahan sampah organik menjadi pupuk

organik kompos di bawah Unit Pengolahan Sampah Organik (UPSO) TPA

Rawakucing

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Sistem pengolahan air limbah di Kota Tangerang belum dilakukan

secara maksimalhal ini disebabkan belum dapat dioperasikannya Instalasi

Pengelolaan Air Limbah

Air limbah yang ada di Kota Tangerang berasal dari limbah rumah

tangga air hujan dan limbah industri Sistem pembuangan air hujan

mengikuti pola aliran alami dalam hal ini drainase terbuka Sedangkan

untuk limbah buangan rumah tangga adalah dengan menggunakan sistem

septic tank dan dibuang ke drainase terbuka

- Komponen Jalan

Sistem jalan di Kota Tangerang merupakan bagian dari jalan Nasional

dan Propinsi Jalan Tol Sukarno-Hatta Jalan Daan Mogot Jalan Gatot

Subroto Jalan Thamrin dan Jalan Jendral Sudirman merupakan jalan

negara yang menghubungkan Kota Tangerang dengan Kota Jakarta dan

Kabupaten Tangerang dan diklasifikasikan sebagai jalan arteri primer

Jalan Cokroaminoto Jalan M Toha Jalan Maulana Hasanudin Jalan

Kisamaun Jalan Perintis Kemerdekaan Jalan Raden Saleh dan Jalan

Raden Patah yang menghubungkan Kota Tangerang dan Jakarta

diklasifikasikan sebagai jalan arteri sekunder Panjang jalan Kota

Tangerang sekitar 5556 km yang statusnya terdiri dari jalan negara jalan

propinsi dan jalan kota Adapun panjang jalan berdasarkan klasifikasi

fungsi jalan yang ada meliputi

1 Arteri primer 3035 km

2 Kolektor primer 7165 km

3 Arteri sekunder 2746 km

4 Kolektor sekunder 10277 km

5 Lokal 32336 km

E Kota Bekasi

- Pendidikan

- Fasilitas Kesehatan

- Komponen Air Bersih

Sumber air bersih untuk daerah pelayanan Kota Bekasi berasal dari

sumber air permukaan Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air di lima

kecamatan di Kota Bekasi

Kapasitas produksi dari kelima unit IPA yang ada sebesar 1065

literdetik Berikut ini adalah tabel kapasitas IPA yang ada di Kota Bekasi

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 ldtorg Kota Bekasi dengan jumlah penduduk 1845005

membutuhkan 341325925 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Bekasi baru dapat

memproduksi sebanyak 109728000 literhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 231597925 literhari

- Komponen Persampahan

Pengelolaan sampah Kota Bekasi dilakukan oleh Sub Dinas

Kebersihan DPU Kota Bekasi Pelayanan Dinas Kebersihan saat ini hanya

mencakup 35 dari seluruh timbulan sampah penduduk

Berikut ini adalah data-data tentang persampahan Kota Bekasi

1048713 Perkiraan timbulan sampah perhari 4602 m3hari

1048713 Kapasitas angkut rata-rata perhari 18 m3harikendaraan

1048713 Ritasi Kendaraan rata-rata perhari 3 ritharikendaraan

1048713 Kemampuan daya angkut rata-rata perhari 6 ndash 12 m3harikendaraan

1048713 Kebutuhan kendaraan angkut sampah (4602 18) (A) 255 unit

1048713 Jumlah kendaraan efektif tahun 2003

a Wilayah 54 unit kendaraan

b Pasar Kota 11 unit kendaraan

c Sewa kendaraan angkutan sampah -- kendaraan

d Swastanisasi Mobil Tinja 11 unit kendaraan

Jumlah (B) 65 unit kendaraan

Kekurangan kendaraan (C) = A ndash B = 190 unit kendaraan

Tempat Pembuangan Akhir di Kota Bekasi terletak di TPA Sumur

Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi Sebelumnya terletak di

TPA Bantar Gebang (milik Pemda DKI Jakarta) Persentase komposisi

sampah di Kota Bekasi terdiri dari sampah organik 75 kertas 8

kaintextil 1 karetkulit tiruan 1 plastik 9 metallogam 2 gelas

kaca 1 lain-lain 5

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu tingkat timbulan

sampah sebanyak 00035 m3oranghari Kota Bekasi dengan jumlah

penduduk 1845005 jiwa menghasilkan 645751m3 timbulan

sampahJumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 00035

m3oranghari Namun sampah yang terangkut saat ini sebanyak 1610 m3

Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 484751m3

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Layanan sanitasi yang saat ini diberikan kepada masyarakat baru

berupa layanan penyedotan lumpur tinja di septik tank milik masyarakat

yang dilakukan melalui truk tinja milik Pemda serta truk tinja milik

swasta Tingkat pelayanan yang saat ini sudah dicapai dengan bantuan

swasta telah mencapai rata-rata 40 Lumpur tinja yang berasal dari septik

tank masyarakat disedot dan diangkut menggunakan truk tinja (Vacuum)

milik Sub Dinas Kebersihan DPU Kota Bekasi serta truk tinja milik

swasta Di Kota Bekasi terdapat 11 unit truk tinja milik Subdin Kebersihan

DPU Kota Bekasi serta 21 unit truk tinja milik swasta Pengolahan akhir

tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di

Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kapasitas IPLT 115

m3hari Secara fisik kondisi prasarana masih belum lengkap antara lain

pompa lumpur bar screen dan screen chamber dan pagar pengaman

IPLT belum beroperasi penuh karena masih dalam penyelesaian

- Komponen Drainase

Wilayah Kota Bekasi dialiri 5 (lima) sungai utama yaitu Kali Cakung

Kali Bekasi Kali Sunter Kali Cikeas Kali Cileungsi beserta anak-anak

sungainya Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai drainase

utamaprimer (drainase makro) Kelima sungai tersebut mempunyai daerah

tangkapan air yang cukup luas dengan muara ke arah utara dan berakhir di

Laut Jawa Sistem drainase Kota Bekasi saat ini mencakup wilayah seluas

kurang lebih 9035 hektar atau 43 dari luas wilayah kota Terdapat

saluran penerussekunder dari pusat daerah tangkapan dalam kota ke badan

air penerima dengan lebar dan kedalaman saluran bervariasi

Kondisi sistem drainase yang ada telah banyak yang rusak dan kurang

terpelihara Akibat dari kondisi yang ada maka genangan menjadi masalah

utama di Kota Bekasi dengan luas genangan sekitar 585 hektar yang

tersebar di 27 lokasi Genangan yang terjadi di Kota Bekasi disebabkan

oleh

1 Adanya hambatan saluran air dari arah selatan ke utara oleh

1048713 Jalan tol

1048713 Kalimalang

1048713 Jalan Kereta Api

1048713 Selokangorong-gorong yang ada saat ini kapasitasnya sudah tidak

memenuhi lagi

2 Faktor alamiah saluran itu sendiri karena terjadi penggerusan dan

terbawanya material saluran oleh aliran air sehingga terjadi

pedangkalan dan sedimentasi yang mengakibatkan terjadinya

penyempitan dimensi saluran drainase

3 Faktor pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam

saluran drainase dan pembangunan fisik yang tidak memperhatikan

garis sempadan saluran menyebabkan penyumbatan dan kerusakan

saluran drainase

4 Adanya pengembangan wilayah kota yang mengubah tata guna lahan

mengakibatkan bertambahnya debit air di saluran Luapangenangan

terjadi karena pertambahan debit tersebut tidak disertai dengan

perencanaan ulang saluran drainase eksisting

- Komponen Jalan dan Transportasi

Menjamurnya permukiman di Kota Bekasi tidak diimbangi dengan

penyediaan infrastruktur jalan yang memadai Hampir setiap hari jalan-

jalan di Bekasi khususnya dari dan menuju pintu tol Bekasi Barat dan

Bekasi Timur padat dan terhambat Di beberapa jalan seperti Jl AYani

misalnya rasio kemacetan mencapai 089 artinya kendaraan melaju dengn

kecepatan di bawah 40 km per jam Masalah klasik pun dituding sebagai

penyebabnya Ruas jalan yang tersedia tidak seimbang dengan mobilitas

kendaraan yang melintas

Arus lalu lintas dari dan ke Kota Bekasi hanya dilayani satu terminal

angkutan umum Kondisinya pun tidak terawat jorok banyak kubangan

jika hujan onggokan sampah selain masalah keamanan yang rawan

Penumpang dan bus menjadi enggan masuk terminal Akibatnya

bermunculan terminal-terminal bayangan di sepanjang jalan

Panjang jalan total seluruh Kota Bekasi adalah 32279 km yang

hampir seluruhnya adalah jalan beraspal dan hanya sebagian kecil saja

yang merupakan jalan tanah Kondisi jalan sebagian besar baik mencapai

6675 dari total panjang jalan Sedangkan jalan dengan kondisi sedang

sebanyak 1253 kondisi rusak 1394 dan 678 sisanya rusak berat

Berikut ini adalah tabel panjang jalan menurut jenis permukaan

kondisi dan kelas jalan di Kota Bekasi tahun 2003

Sumber

httpdigilibpetraacid

Badan Pusat Statistik

wwwmenlhgoidiartpdf_1065226644pdf

httpwwwbappedajakartagoiddownloadpropedaPropeda_BAB11pdf

Profil Kabupaten Kota Depok 2003

Profil Kabupaten Kota Bekasi 2003

Profil Kabupaten kota Tangerang 2003

httpbappedabogorcitynet

httplovescokelatwordpresscom20100109struktur-tuang-kota

Page 18: Geografi Kota

- Komponen Persampahan

Lokasi tempat pembuangan akhir sampah yang ada di Kota Tangerang

adalah TPA Rawakucing Pengelolaan sampah di Rawa Kucing

menggunakan sistem pembuangan dengan metode open dumping Luas

lahan TPA 8 Ha Luas yang tersisa sekitar 2 ndash 3 Ha Jumlah sampah dari

Kota Tangerang yang dibuang di TPA Rawa Kucing sekitar 1710 m3

sampah perhari (berdasar truk masuk 190 triphari) TPA dilengkapi

dengan Excavator Buldozer dan Wheel Loader dengan beban kerja

operasi rata-rata 4 jam per hari Dalam rangka mengurangi timbulan

sampah memperpanjang umur pakaiTPA dan meminimalkan dampak

lingkungan di sekitar lokasi TPA maka dilakukan upaya pengolahan

sampah Pada saat ini upaya pengolahan sampah yang telah dilakukan di

TPA Rawa Kucing adalah pengolahan sampah organik menjadi pupuk

organik kompos di bawah Unit Pengolahan Sampah Organik (UPSO) TPA

Rawakucing

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Sistem pengolahan air limbah di Kota Tangerang belum dilakukan

secara maksimalhal ini disebabkan belum dapat dioperasikannya Instalasi

Pengelolaan Air Limbah

Air limbah yang ada di Kota Tangerang berasal dari limbah rumah

tangga air hujan dan limbah industri Sistem pembuangan air hujan

mengikuti pola aliran alami dalam hal ini drainase terbuka Sedangkan

untuk limbah buangan rumah tangga adalah dengan menggunakan sistem

septic tank dan dibuang ke drainase terbuka

- Komponen Jalan

Sistem jalan di Kota Tangerang merupakan bagian dari jalan Nasional

dan Propinsi Jalan Tol Sukarno-Hatta Jalan Daan Mogot Jalan Gatot

Subroto Jalan Thamrin dan Jalan Jendral Sudirman merupakan jalan

negara yang menghubungkan Kota Tangerang dengan Kota Jakarta dan

Kabupaten Tangerang dan diklasifikasikan sebagai jalan arteri primer

Jalan Cokroaminoto Jalan M Toha Jalan Maulana Hasanudin Jalan

Kisamaun Jalan Perintis Kemerdekaan Jalan Raden Saleh dan Jalan

Raden Patah yang menghubungkan Kota Tangerang dan Jakarta

diklasifikasikan sebagai jalan arteri sekunder Panjang jalan Kota

Tangerang sekitar 5556 km yang statusnya terdiri dari jalan negara jalan

propinsi dan jalan kota Adapun panjang jalan berdasarkan klasifikasi

fungsi jalan yang ada meliputi

1 Arteri primer 3035 km

2 Kolektor primer 7165 km

3 Arteri sekunder 2746 km

4 Kolektor sekunder 10277 km

5 Lokal 32336 km

E Kota Bekasi

- Pendidikan

- Fasilitas Kesehatan

- Komponen Air Bersih

Sumber air bersih untuk daerah pelayanan Kota Bekasi berasal dari

sumber air permukaan Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air di lima

kecamatan di Kota Bekasi

Kapasitas produksi dari kelima unit IPA yang ada sebesar 1065

literdetik Berikut ini adalah tabel kapasitas IPA yang ada di Kota Bekasi

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 ldtorg Kota Bekasi dengan jumlah penduduk 1845005

membutuhkan 341325925 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Bekasi baru dapat

memproduksi sebanyak 109728000 literhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 231597925 literhari

- Komponen Persampahan

Pengelolaan sampah Kota Bekasi dilakukan oleh Sub Dinas

Kebersihan DPU Kota Bekasi Pelayanan Dinas Kebersihan saat ini hanya

mencakup 35 dari seluruh timbulan sampah penduduk

Berikut ini adalah data-data tentang persampahan Kota Bekasi

1048713 Perkiraan timbulan sampah perhari 4602 m3hari

1048713 Kapasitas angkut rata-rata perhari 18 m3harikendaraan

1048713 Ritasi Kendaraan rata-rata perhari 3 ritharikendaraan

1048713 Kemampuan daya angkut rata-rata perhari 6 ndash 12 m3harikendaraan

1048713 Kebutuhan kendaraan angkut sampah (4602 18) (A) 255 unit

1048713 Jumlah kendaraan efektif tahun 2003

a Wilayah 54 unit kendaraan

b Pasar Kota 11 unit kendaraan

c Sewa kendaraan angkutan sampah -- kendaraan

d Swastanisasi Mobil Tinja 11 unit kendaraan

Jumlah (B) 65 unit kendaraan

Kekurangan kendaraan (C) = A ndash B = 190 unit kendaraan

Tempat Pembuangan Akhir di Kota Bekasi terletak di TPA Sumur

Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi Sebelumnya terletak di

TPA Bantar Gebang (milik Pemda DKI Jakarta) Persentase komposisi

sampah di Kota Bekasi terdiri dari sampah organik 75 kertas 8

kaintextil 1 karetkulit tiruan 1 plastik 9 metallogam 2 gelas

kaca 1 lain-lain 5

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu tingkat timbulan

sampah sebanyak 00035 m3oranghari Kota Bekasi dengan jumlah

penduduk 1845005 jiwa menghasilkan 645751m3 timbulan

sampahJumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 00035

m3oranghari Namun sampah yang terangkut saat ini sebanyak 1610 m3

Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 484751m3

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Layanan sanitasi yang saat ini diberikan kepada masyarakat baru

berupa layanan penyedotan lumpur tinja di septik tank milik masyarakat

yang dilakukan melalui truk tinja milik Pemda serta truk tinja milik

swasta Tingkat pelayanan yang saat ini sudah dicapai dengan bantuan

swasta telah mencapai rata-rata 40 Lumpur tinja yang berasal dari septik

tank masyarakat disedot dan diangkut menggunakan truk tinja (Vacuum)

milik Sub Dinas Kebersihan DPU Kota Bekasi serta truk tinja milik

swasta Di Kota Bekasi terdapat 11 unit truk tinja milik Subdin Kebersihan

DPU Kota Bekasi serta 21 unit truk tinja milik swasta Pengolahan akhir

tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di

Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kapasitas IPLT 115

m3hari Secara fisik kondisi prasarana masih belum lengkap antara lain

pompa lumpur bar screen dan screen chamber dan pagar pengaman

IPLT belum beroperasi penuh karena masih dalam penyelesaian

- Komponen Drainase

Wilayah Kota Bekasi dialiri 5 (lima) sungai utama yaitu Kali Cakung

Kali Bekasi Kali Sunter Kali Cikeas Kali Cileungsi beserta anak-anak

sungainya Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai drainase

utamaprimer (drainase makro) Kelima sungai tersebut mempunyai daerah

tangkapan air yang cukup luas dengan muara ke arah utara dan berakhir di

Laut Jawa Sistem drainase Kota Bekasi saat ini mencakup wilayah seluas

kurang lebih 9035 hektar atau 43 dari luas wilayah kota Terdapat

saluran penerussekunder dari pusat daerah tangkapan dalam kota ke badan

air penerima dengan lebar dan kedalaman saluran bervariasi

Kondisi sistem drainase yang ada telah banyak yang rusak dan kurang

terpelihara Akibat dari kondisi yang ada maka genangan menjadi masalah

utama di Kota Bekasi dengan luas genangan sekitar 585 hektar yang

tersebar di 27 lokasi Genangan yang terjadi di Kota Bekasi disebabkan

oleh

1 Adanya hambatan saluran air dari arah selatan ke utara oleh

1048713 Jalan tol

1048713 Kalimalang

1048713 Jalan Kereta Api

1048713 Selokangorong-gorong yang ada saat ini kapasitasnya sudah tidak

memenuhi lagi

2 Faktor alamiah saluran itu sendiri karena terjadi penggerusan dan

terbawanya material saluran oleh aliran air sehingga terjadi

pedangkalan dan sedimentasi yang mengakibatkan terjadinya

penyempitan dimensi saluran drainase

3 Faktor pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam

saluran drainase dan pembangunan fisik yang tidak memperhatikan

garis sempadan saluran menyebabkan penyumbatan dan kerusakan

saluran drainase

4 Adanya pengembangan wilayah kota yang mengubah tata guna lahan

mengakibatkan bertambahnya debit air di saluran Luapangenangan

terjadi karena pertambahan debit tersebut tidak disertai dengan

perencanaan ulang saluran drainase eksisting

- Komponen Jalan dan Transportasi

Menjamurnya permukiman di Kota Bekasi tidak diimbangi dengan

penyediaan infrastruktur jalan yang memadai Hampir setiap hari jalan-

jalan di Bekasi khususnya dari dan menuju pintu tol Bekasi Barat dan

Bekasi Timur padat dan terhambat Di beberapa jalan seperti Jl AYani

misalnya rasio kemacetan mencapai 089 artinya kendaraan melaju dengn

kecepatan di bawah 40 km per jam Masalah klasik pun dituding sebagai

penyebabnya Ruas jalan yang tersedia tidak seimbang dengan mobilitas

kendaraan yang melintas

Arus lalu lintas dari dan ke Kota Bekasi hanya dilayani satu terminal

angkutan umum Kondisinya pun tidak terawat jorok banyak kubangan

jika hujan onggokan sampah selain masalah keamanan yang rawan

Penumpang dan bus menjadi enggan masuk terminal Akibatnya

bermunculan terminal-terminal bayangan di sepanjang jalan

Panjang jalan total seluruh Kota Bekasi adalah 32279 km yang

hampir seluruhnya adalah jalan beraspal dan hanya sebagian kecil saja

yang merupakan jalan tanah Kondisi jalan sebagian besar baik mencapai

6675 dari total panjang jalan Sedangkan jalan dengan kondisi sedang

sebanyak 1253 kondisi rusak 1394 dan 678 sisanya rusak berat

Berikut ini adalah tabel panjang jalan menurut jenis permukaan

kondisi dan kelas jalan di Kota Bekasi tahun 2003

Sumber

httpdigilibpetraacid

Badan Pusat Statistik

wwwmenlhgoidiartpdf_1065226644pdf

httpwwwbappedajakartagoiddownloadpropedaPropeda_BAB11pdf

Profil Kabupaten Kota Depok 2003

Profil Kabupaten Kota Bekasi 2003

Profil Kabupaten kota Tangerang 2003

httpbappedabogorcitynet

httplovescokelatwordpresscom20100109struktur-tuang-kota

Page 19: Geografi Kota

untuk limbah buangan rumah tangga adalah dengan menggunakan sistem

septic tank dan dibuang ke drainase terbuka

- Komponen Jalan

Sistem jalan di Kota Tangerang merupakan bagian dari jalan Nasional

dan Propinsi Jalan Tol Sukarno-Hatta Jalan Daan Mogot Jalan Gatot

Subroto Jalan Thamrin dan Jalan Jendral Sudirman merupakan jalan

negara yang menghubungkan Kota Tangerang dengan Kota Jakarta dan

Kabupaten Tangerang dan diklasifikasikan sebagai jalan arteri primer

Jalan Cokroaminoto Jalan M Toha Jalan Maulana Hasanudin Jalan

Kisamaun Jalan Perintis Kemerdekaan Jalan Raden Saleh dan Jalan

Raden Patah yang menghubungkan Kota Tangerang dan Jakarta

diklasifikasikan sebagai jalan arteri sekunder Panjang jalan Kota

Tangerang sekitar 5556 km yang statusnya terdiri dari jalan negara jalan

propinsi dan jalan kota Adapun panjang jalan berdasarkan klasifikasi

fungsi jalan yang ada meliputi

1 Arteri primer 3035 km

2 Kolektor primer 7165 km

3 Arteri sekunder 2746 km

4 Kolektor sekunder 10277 km

5 Lokal 32336 km

E Kota Bekasi

- Pendidikan

- Fasilitas Kesehatan

- Komponen Air Bersih

Sumber air bersih untuk daerah pelayanan Kota Bekasi berasal dari

sumber air permukaan Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air di lima

kecamatan di Kota Bekasi

Kapasitas produksi dari kelima unit IPA yang ada sebesar 1065

literdetik Berikut ini adalah tabel kapasitas IPA yang ada di Kota Bekasi

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 ldtorg Kota Bekasi dengan jumlah penduduk 1845005

membutuhkan 341325925 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Bekasi baru dapat

memproduksi sebanyak 109728000 literhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 231597925 literhari

- Komponen Persampahan

Pengelolaan sampah Kota Bekasi dilakukan oleh Sub Dinas

Kebersihan DPU Kota Bekasi Pelayanan Dinas Kebersihan saat ini hanya

mencakup 35 dari seluruh timbulan sampah penduduk

Berikut ini adalah data-data tentang persampahan Kota Bekasi

1048713 Perkiraan timbulan sampah perhari 4602 m3hari

1048713 Kapasitas angkut rata-rata perhari 18 m3harikendaraan

1048713 Ritasi Kendaraan rata-rata perhari 3 ritharikendaraan

1048713 Kemampuan daya angkut rata-rata perhari 6 ndash 12 m3harikendaraan

1048713 Kebutuhan kendaraan angkut sampah (4602 18) (A) 255 unit

1048713 Jumlah kendaraan efektif tahun 2003

a Wilayah 54 unit kendaraan

b Pasar Kota 11 unit kendaraan

c Sewa kendaraan angkutan sampah -- kendaraan

d Swastanisasi Mobil Tinja 11 unit kendaraan

Jumlah (B) 65 unit kendaraan

Kekurangan kendaraan (C) = A ndash B = 190 unit kendaraan

Tempat Pembuangan Akhir di Kota Bekasi terletak di TPA Sumur

Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi Sebelumnya terletak di

TPA Bantar Gebang (milik Pemda DKI Jakarta) Persentase komposisi

sampah di Kota Bekasi terdiri dari sampah organik 75 kertas 8

kaintextil 1 karetkulit tiruan 1 plastik 9 metallogam 2 gelas

kaca 1 lain-lain 5

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu tingkat timbulan

sampah sebanyak 00035 m3oranghari Kota Bekasi dengan jumlah

penduduk 1845005 jiwa menghasilkan 645751m3 timbulan

sampahJumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 00035

m3oranghari Namun sampah yang terangkut saat ini sebanyak 1610 m3

Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 484751m3

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Layanan sanitasi yang saat ini diberikan kepada masyarakat baru

berupa layanan penyedotan lumpur tinja di septik tank milik masyarakat

yang dilakukan melalui truk tinja milik Pemda serta truk tinja milik

swasta Tingkat pelayanan yang saat ini sudah dicapai dengan bantuan

swasta telah mencapai rata-rata 40 Lumpur tinja yang berasal dari septik

tank masyarakat disedot dan diangkut menggunakan truk tinja (Vacuum)

milik Sub Dinas Kebersihan DPU Kota Bekasi serta truk tinja milik

swasta Di Kota Bekasi terdapat 11 unit truk tinja milik Subdin Kebersihan

DPU Kota Bekasi serta 21 unit truk tinja milik swasta Pengolahan akhir

tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di

Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kapasitas IPLT 115

m3hari Secara fisik kondisi prasarana masih belum lengkap antara lain

pompa lumpur bar screen dan screen chamber dan pagar pengaman

IPLT belum beroperasi penuh karena masih dalam penyelesaian

- Komponen Drainase

Wilayah Kota Bekasi dialiri 5 (lima) sungai utama yaitu Kali Cakung

Kali Bekasi Kali Sunter Kali Cikeas Kali Cileungsi beserta anak-anak

sungainya Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai drainase

utamaprimer (drainase makro) Kelima sungai tersebut mempunyai daerah

tangkapan air yang cukup luas dengan muara ke arah utara dan berakhir di

Laut Jawa Sistem drainase Kota Bekasi saat ini mencakup wilayah seluas

kurang lebih 9035 hektar atau 43 dari luas wilayah kota Terdapat

saluran penerussekunder dari pusat daerah tangkapan dalam kota ke badan

air penerima dengan lebar dan kedalaman saluran bervariasi

Kondisi sistem drainase yang ada telah banyak yang rusak dan kurang

terpelihara Akibat dari kondisi yang ada maka genangan menjadi masalah

utama di Kota Bekasi dengan luas genangan sekitar 585 hektar yang

tersebar di 27 lokasi Genangan yang terjadi di Kota Bekasi disebabkan

oleh

1 Adanya hambatan saluran air dari arah selatan ke utara oleh

1048713 Jalan tol

1048713 Kalimalang

1048713 Jalan Kereta Api

1048713 Selokangorong-gorong yang ada saat ini kapasitasnya sudah tidak

memenuhi lagi

2 Faktor alamiah saluran itu sendiri karena terjadi penggerusan dan

terbawanya material saluran oleh aliran air sehingga terjadi

pedangkalan dan sedimentasi yang mengakibatkan terjadinya

penyempitan dimensi saluran drainase

3 Faktor pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam

saluran drainase dan pembangunan fisik yang tidak memperhatikan

garis sempadan saluran menyebabkan penyumbatan dan kerusakan

saluran drainase

4 Adanya pengembangan wilayah kota yang mengubah tata guna lahan

mengakibatkan bertambahnya debit air di saluran Luapangenangan

terjadi karena pertambahan debit tersebut tidak disertai dengan

perencanaan ulang saluran drainase eksisting

- Komponen Jalan dan Transportasi

Menjamurnya permukiman di Kota Bekasi tidak diimbangi dengan

penyediaan infrastruktur jalan yang memadai Hampir setiap hari jalan-

jalan di Bekasi khususnya dari dan menuju pintu tol Bekasi Barat dan

Bekasi Timur padat dan terhambat Di beberapa jalan seperti Jl AYani

misalnya rasio kemacetan mencapai 089 artinya kendaraan melaju dengn

kecepatan di bawah 40 km per jam Masalah klasik pun dituding sebagai

penyebabnya Ruas jalan yang tersedia tidak seimbang dengan mobilitas

kendaraan yang melintas

Arus lalu lintas dari dan ke Kota Bekasi hanya dilayani satu terminal

angkutan umum Kondisinya pun tidak terawat jorok banyak kubangan

jika hujan onggokan sampah selain masalah keamanan yang rawan

Penumpang dan bus menjadi enggan masuk terminal Akibatnya

bermunculan terminal-terminal bayangan di sepanjang jalan

Panjang jalan total seluruh Kota Bekasi adalah 32279 km yang

hampir seluruhnya adalah jalan beraspal dan hanya sebagian kecil saja

yang merupakan jalan tanah Kondisi jalan sebagian besar baik mencapai

6675 dari total panjang jalan Sedangkan jalan dengan kondisi sedang

sebanyak 1253 kondisi rusak 1394 dan 678 sisanya rusak berat

Berikut ini adalah tabel panjang jalan menurut jenis permukaan

kondisi dan kelas jalan di Kota Bekasi tahun 2003

Sumber

httpdigilibpetraacid

Badan Pusat Statistik

wwwmenlhgoidiartpdf_1065226644pdf

httpwwwbappedajakartagoiddownloadpropedaPropeda_BAB11pdf

Profil Kabupaten Kota Depok 2003

Profil Kabupaten Kota Bekasi 2003

Profil Kabupaten kota Tangerang 2003

httpbappedabogorcitynet

httplovescokelatwordpresscom20100109struktur-tuang-kota

Page 20: Geografi Kota

- Fasilitas Kesehatan

- Komponen Air Bersih

Sumber air bersih untuk daerah pelayanan Kota Bekasi berasal dari

sumber air permukaan Ada lima unit Instalasi Pengolahan Air di lima

kecamatan di Kota Bekasi

Kapasitas produksi dari kelima unit IPA yang ada sebesar 1065

literdetik Berikut ini adalah tabel kapasitas IPA yang ada di Kota Bekasi

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu kebutuhan air bersih

185 ldtorg Kota Bekasi dengan jumlah penduduk 1845005

membutuhkan 341325925 lthr Jumlah ini didapatkan dari jumlah

penduduk x 185 loranghari Namun PDAM Kota Bekasi baru dapat

memproduksi sebanyak 109728000 literhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 231597925 literhari

- Komponen Persampahan

Pengelolaan sampah Kota Bekasi dilakukan oleh Sub Dinas

Kebersihan DPU Kota Bekasi Pelayanan Dinas Kebersihan saat ini hanya

mencakup 35 dari seluruh timbulan sampah penduduk

Berikut ini adalah data-data tentang persampahan Kota Bekasi

1048713 Perkiraan timbulan sampah perhari 4602 m3hari

1048713 Kapasitas angkut rata-rata perhari 18 m3harikendaraan

1048713 Ritasi Kendaraan rata-rata perhari 3 ritharikendaraan

1048713 Kemampuan daya angkut rata-rata perhari 6 ndash 12 m3harikendaraan

1048713 Kebutuhan kendaraan angkut sampah (4602 18) (A) 255 unit

1048713 Jumlah kendaraan efektif tahun 2003

a Wilayah 54 unit kendaraan

b Pasar Kota 11 unit kendaraan

c Sewa kendaraan angkutan sampah -- kendaraan

d Swastanisasi Mobil Tinja 11 unit kendaraan

Jumlah (B) 65 unit kendaraan

Kekurangan kendaraan (C) = A ndash B = 190 unit kendaraan

Tempat Pembuangan Akhir di Kota Bekasi terletak di TPA Sumur

Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi Sebelumnya terletak di

TPA Bantar Gebang (milik Pemda DKI Jakarta) Persentase komposisi

sampah di Kota Bekasi terdiri dari sampah organik 75 kertas 8

kaintextil 1 karetkulit tiruan 1 plastik 9 metallogam 2 gelas

kaca 1 lain-lain 5

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu tingkat timbulan

sampah sebanyak 00035 m3oranghari Kota Bekasi dengan jumlah

penduduk 1845005 jiwa menghasilkan 645751m3 timbulan

sampahJumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 00035

m3oranghari Namun sampah yang terangkut saat ini sebanyak 1610 m3

Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 484751m3

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Layanan sanitasi yang saat ini diberikan kepada masyarakat baru

berupa layanan penyedotan lumpur tinja di septik tank milik masyarakat

yang dilakukan melalui truk tinja milik Pemda serta truk tinja milik

swasta Tingkat pelayanan yang saat ini sudah dicapai dengan bantuan

swasta telah mencapai rata-rata 40 Lumpur tinja yang berasal dari septik

tank masyarakat disedot dan diangkut menggunakan truk tinja (Vacuum)

milik Sub Dinas Kebersihan DPU Kota Bekasi serta truk tinja milik

swasta Di Kota Bekasi terdapat 11 unit truk tinja milik Subdin Kebersihan

DPU Kota Bekasi serta 21 unit truk tinja milik swasta Pengolahan akhir

tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di

Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kapasitas IPLT 115

m3hari Secara fisik kondisi prasarana masih belum lengkap antara lain

pompa lumpur bar screen dan screen chamber dan pagar pengaman

IPLT belum beroperasi penuh karena masih dalam penyelesaian

- Komponen Drainase

Wilayah Kota Bekasi dialiri 5 (lima) sungai utama yaitu Kali Cakung

Kali Bekasi Kali Sunter Kali Cikeas Kali Cileungsi beserta anak-anak

sungainya Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai drainase

utamaprimer (drainase makro) Kelima sungai tersebut mempunyai daerah

tangkapan air yang cukup luas dengan muara ke arah utara dan berakhir di

Laut Jawa Sistem drainase Kota Bekasi saat ini mencakup wilayah seluas

kurang lebih 9035 hektar atau 43 dari luas wilayah kota Terdapat

saluran penerussekunder dari pusat daerah tangkapan dalam kota ke badan

air penerima dengan lebar dan kedalaman saluran bervariasi

Kondisi sistem drainase yang ada telah banyak yang rusak dan kurang

terpelihara Akibat dari kondisi yang ada maka genangan menjadi masalah

utama di Kota Bekasi dengan luas genangan sekitar 585 hektar yang

tersebar di 27 lokasi Genangan yang terjadi di Kota Bekasi disebabkan

oleh

1 Adanya hambatan saluran air dari arah selatan ke utara oleh

1048713 Jalan tol

1048713 Kalimalang

1048713 Jalan Kereta Api

1048713 Selokangorong-gorong yang ada saat ini kapasitasnya sudah tidak

memenuhi lagi

2 Faktor alamiah saluran itu sendiri karena terjadi penggerusan dan

terbawanya material saluran oleh aliran air sehingga terjadi

pedangkalan dan sedimentasi yang mengakibatkan terjadinya

penyempitan dimensi saluran drainase

3 Faktor pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam

saluran drainase dan pembangunan fisik yang tidak memperhatikan

garis sempadan saluran menyebabkan penyumbatan dan kerusakan

saluran drainase

4 Adanya pengembangan wilayah kota yang mengubah tata guna lahan

mengakibatkan bertambahnya debit air di saluran Luapangenangan

terjadi karena pertambahan debit tersebut tidak disertai dengan

perencanaan ulang saluran drainase eksisting

- Komponen Jalan dan Transportasi

Menjamurnya permukiman di Kota Bekasi tidak diimbangi dengan

penyediaan infrastruktur jalan yang memadai Hampir setiap hari jalan-

jalan di Bekasi khususnya dari dan menuju pintu tol Bekasi Barat dan

Bekasi Timur padat dan terhambat Di beberapa jalan seperti Jl AYani

misalnya rasio kemacetan mencapai 089 artinya kendaraan melaju dengn

kecepatan di bawah 40 km per jam Masalah klasik pun dituding sebagai

penyebabnya Ruas jalan yang tersedia tidak seimbang dengan mobilitas

kendaraan yang melintas

Arus lalu lintas dari dan ke Kota Bekasi hanya dilayani satu terminal

angkutan umum Kondisinya pun tidak terawat jorok banyak kubangan

jika hujan onggokan sampah selain masalah keamanan yang rawan

Penumpang dan bus menjadi enggan masuk terminal Akibatnya

bermunculan terminal-terminal bayangan di sepanjang jalan

Panjang jalan total seluruh Kota Bekasi adalah 32279 km yang

hampir seluruhnya adalah jalan beraspal dan hanya sebagian kecil saja

yang merupakan jalan tanah Kondisi jalan sebagian besar baik mencapai

6675 dari total panjang jalan Sedangkan jalan dengan kondisi sedang

sebanyak 1253 kondisi rusak 1394 dan 678 sisanya rusak berat

Berikut ini adalah tabel panjang jalan menurut jenis permukaan

kondisi dan kelas jalan di Kota Bekasi tahun 2003

Sumber

httpdigilibpetraacid

Badan Pusat Statistik

wwwmenlhgoidiartpdf_1065226644pdf

httpwwwbappedajakartagoiddownloadpropedaPropeda_BAB11pdf

Profil Kabupaten Kota Depok 2003

Profil Kabupaten Kota Bekasi 2003

Profil Kabupaten kota Tangerang 2003

httpbappedabogorcitynet

httplovescokelatwordpresscom20100109struktur-tuang-kota

Page 21: Geografi Kota

memproduksi sebanyak 109728000 literhari Sehingga masih dibutuhkan

kapasitas produksi sebanyak 231597925 literhari

- Komponen Persampahan

Pengelolaan sampah Kota Bekasi dilakukan oleh Sub Dinas

Kebersihan DPU Kota Bekasi Pelayanan Dinas Kebersihan saat ini hanya

mencakup 35 dari seluruh timbulan sampah penduduk

Berikut ini adalah data-data tentang persampahan Kota Bekasi

1048713 Perkiraan timbulan sampah perhari 4602 m3hari

1048713 Kapasitas angkut rata-rata perhari 18 m3harikendaraan

1048713 Ritasi Kendaraan rata-rata perhari 3 ritharikendaraan

1048713 Kemampuan daya angkut rata-rata perhari 6 ndash 12 m3harikendaraan

1048713 Kebutuhan kendaraan angkut sampah (4602 18) (A) 255 unit

1048713 Jumlah kendaraan efektif tahun 2003

a Wilayah 54 unit kendaraan

b Pasar Kota 11 unit kendaraan

c Sewa kendaraan angkutan sampah -- kendaraan

d Swastanisasi Mobil Tinja 11 unit kendaraan

Jumlah (B) 65 unit kendaraan

Kekurangan kendaraan (C) = A ndash B = 190 unit kendaraan

Tempat Pembuangan Akhir di Kota Bekasi terletak di TPA Sumur

Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi Sebelumnya terletak di

TPA Bantar Gebang (milik Pemda DKI Jakarta) Persentase komposisi

sampah di Kota Bekasi terdiri dari sampah organik 75 kertas 8

kaintextil 1 karetkulit tiruan 1 plastik 9 metallogam 2 gelas

kaca 1 lain-lain 5

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu tingkat timbulan

sampah sebanyak 00035 m3oranghari Kota Bekasi dengan jumlah

penduduk 1845005 jiwa menghasilkan 645751m3 timbulan

sampahJumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 00035

m3oranghari Namun sampah yang terangkut saat ini sebanyak 1610 m3

Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 484751m3

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Layanan sanitasi yang saat ini diberikan kepada masyarakat baru

berupa layanan penyedotan lumpur tinja di septik tank milik masyarakat

yang dilakukan melalui truk tinja milik Pemda serta truk tinja milik

swasta Tingkat pelayanan yang saat ini sudah dicapai dengan bantuan

swasta telah mencapai rata-rata 40 Lumpur tinja yang berasal dari septik

tank masyarakat disedot dan diangkut menggunakan truk tinja (Vacuum)

milik Sub Dinas Kebersihan DPU Kota Bekasi serta truk tinja milik

swasta Di Kota Bekasi terdapat 11 unit truk tinja milik Subdin Kebersihan

DPU Kota Bekasi serta 21 unit truk tinja milik swasta Pengolahan akhir

tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di

Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kapasitas IPLT 115

m3hari Secara fisik kondisi prasarana masih belum lengkap antara lain

pompa lumpur bar screen dan screen chamber dan pagar pengaman

IPLT belum beroperasi penuh karena masih dalam penyelesaian

- Komponen Drainase

Wilayah Kota Bekasi dialiri 5 (lima) sungai utama yaitu Kali Cakung

Kali Bekasi Kali Sunter Kali Cikeas Kali Cileungsi beserta anak-anak

sungainya Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai drainase

utamaprimer (drainase makro) Kelima sungai tersebut mempunyai daerah

tangkapan air yang cukup luas dengan muara ke arah utara dan berakhir di

Laut Jawa Sistem drainase Kota Bekasi saat ini mencakup wilayah seluas

kurang lebih 9035 hektar atau 43 dari luas wilayah kota Terdapat

saluran penerussekunder dari pusat daerah tangkapan dalam kota ke badan

air penerima dengan lebar dan kedalaman saluran bervariasi

Kondisi sistem drainase yang ada telah banyak yang rusak dan kurang

terpelihara Akibat dari kondisi yang ada maka genangan menjadi masalah

utama di Kota Bekasi dengan luas genangan sekitar 585 hektar yang

tersebar di 27 lokasi Genangan yang terjadi di Kota Bekasi disebabkan

oleh

1 Adanya hambatan saluran air dari arah selatan ke utara oleh

1048713 Jalan tol

1048713 Kalimalang

1048713 Jalan Kereta Api

1048713 Selokangorong-gorong yang ada saat ini kapasitasnya sudah tidak

memenuhi lagi

2 Faktor alamiah saluran itu sendiri karena terjadi penggerusan dan

terbawanya material saluran oleh aliran air sehingga terjadi

pedangkalan dan sedimentasi yang mengakibatkan terjadinya

penyempitan dimensi saluran drainase

3 Faktor pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam

saluran drainase dan pembangunan fisik yang tidak memperhatikan

garis sempadan saluran menyebabkan penyumbatan dan kerusakan

saluran drainase

4 Adanya pengembangan wilayah kota yang mengubah tata guna lahan

mengakibatkan bertambahnya debit air di saluran Luapangenangan

terjadi karena pertambahan debit tersebut tidak disertai dengan

perencanaan ulang saluran drainase eksisting

- Komponen Jalan dan Transportasi

Menjamurnya permukiman di Kota Bekasi tidak diimbangi dengan

penyediaan infrastruktur jalan yang memadai Hampir setiap hari jalan-

jalan di Bekasi khususnya dari dan menuju pintu tol Bekasi Barat dan

Bekasi Timur padat dan terhambat Di beberapa jalan seperti Jl AYani

misalnya rasio kemacetan mencapai 089 artinya kendaraan melaju dengn

kecepatan di bawah 40 km per jam Masalah klasik pun dituding sebagai

penyebabnya Ruas jalan yang tersedia tidak seimbang dengan mobilitas

kendaraan yang melintas

Arus lalu lintas dari dan ke Kota Bekasi hanya dilayani satu terminal

angkutan umum Kondisinya pun tidak terawat jorok banyak kubangan

jika hujan onggokan sampah selain masalah keamanan yang rawan

Penumpang dan bus menjadi enggan masuk terminal Akibatnya

bermunculan terminal-terminal bayangan di sepanjang jalan

Panjang jalan total seluruh Kota Bekasi adalah 32279 km yang

hampir seluruhnya adalah jalan beraspal dan hanya sebagian kecil saja

yang merupakan jalan tanah Kondisi jalan sebagian besar baik mencapai

6675 dari total panjang jalan Sedangkan jalan dengan kondisi sedang

sebanyak 1253 kondisi rusak 1394 dan 678 sisanya rusak berat

Berikut ini adalah tabel panjang jalan menurut jenis permukaan

kondisi dan kelas jalan di Kota Bekasi tahun 2003

Sumber

httpdigilibpetraacid

Badan Pusat Statistik

wwwmenlhgoidiartpdf_1065226644pdf

httpwwwbappedajakartagoiddownloadpropedaPropeda_BAB11pdf

Profil Kabupaten Kota Depok 2003

Profil Kabupaten Kota Bekasi 2003

Profil Kabupaten kota Tangerang 2003

httpbappedabogorcitynet

httplovescokelatwordpresscom20100109struktur-tuang-kota

Page 22: Geografi Kota

kaintextil 1 karetkulit tiruan 1 plastik 9 metallogam 2 gelas

kaca 1 lain-lain 5

Sesuai dengan standar kota Metropolitan yaitu tingkat timbulan

sampah sebanyak 00035 m3oranghari Kota Bekasi dengan jumlah

penduduk 1845005 jiwa menghasilkan 645751m3 timbulan

sampahJumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 00035

m3oranghari Namun sampah yang terangkut saat ini sebanyak 1610 m3

Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 484751m3

- Komponen SanitasiLimbah Cair

Layanan sanitasi yang saat ini diberikan kepada masyarakat baru

berupa layanan penyedotan lumpur tinja di septik tank milik masyarakat

yang dilakukan melalui truk tinja milik Pemda serta truk tinja milik

swasta Tingkat pelayanan yang saat ini sudah dicapai dengan bantuan

swasta telah mencapai rata-rata 40 Lumpur tinja yang berasal dari septik

tank masyarakat disedot dan diangkut menggunakan truk tinja (Vacuum)

milik Sub Dinas Kebersihan DPU Kota Bekasi serta truk tinja milik

swasta Di Kota Bekasi terdapat 11 unit truk tinja milik Subdin Kebersihan

DPU Kota Bekasi serta 21 unit truk tinja milik swasta Pengolahan akhir

tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang berlokasi di

Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kapasitas IPLT 115

m3hari Secara fisik kondisi prasarana masih belum lengkap antara lain

pompa lumpur bar screen dan screen chamber dan pagar pengaman

IPLT belum beroperasi penuh karena masih dalam penyelesaian

- Komponen Drainase

Wilayah Kota Bekasi dialiri 5 (lima) sungai utama yaitu Kali Cakung

Kali Bekasi Kali Sunter Kali Cikeas Kali Cileungsi beserta anak-anak

sungainya Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai drainase

utamaprimer (drainase makro) Kelima sungai tersebut mempunyai daerah

tangkapan air yang cukup luas dengan muara ke arah utara dan berakhir di

Laut Jawa Sistem drainase Kota Bekasi saat ini mencakup wilayah seluas

kurang lebih 9035 hektar atau 43 dari luas wilayah kota Terdapat

saluran penerussekunder dari pusat daerah tangkapan dalam kota ke badan

air penerima dengan lebar dan kedalaman saluran bervariasi

Kondisi sistem drainase yang ada telah banyak yang rusak dan kurang

terpelihara Akibat dari kondisi yang ada maka genangan menjadi masalah

utama di Kota Bekasi dengan luas genangan sekitar 585 hektar yang

tersebar di 27 lokasi Genangan yang terjadi di Kota Bekasi disebabkan

oleh

1 Adanya hambatan saluran air dari arah selatan ke utara oleh

1048713 Jalan tol

1048713 Kalimalang

1048713 Jalan Kereta Api

1048713 Selokangorong-gorong yang ada saat ini kapasitasnya sudah tidak

memenuhi lagi

2 Faktor alamiah saluran itu sendiri karena terjadi penggerusan dan

terbawanya material saluran oleh aliran air sehingga terjadi

pedangkalan dan sedimentasi yang mengakibatkan terjadinya

penyempitan dimensi saluran drainase

3 Faktor pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam

saluran drainase dan pembangunan fisik yang tidak memperhatikan

garis sempadan saluran menyebabkan penyumbatan dan kerusakan

saluran drainase

4 Adanya pengembangan wilayah kota yang mengubah tata guna lahan

mengakibatkan bertambahnya debit air di saluran Luapangenangan

terjadi karena pertambahan debit tersebut tidak disertai dengan

perencanaan ulang saluran drainase eksisting

- Komponen Jalan dan Transportasi

Menjamurnya permukiman di Kota Bekasi tidak diimbangi dengan

penyediaan infrastruktur jalan yang memadai Hampir setiap hari jalan-

jalan di Bekasi khususnya dari dan menuju pintu tol Bekasi Barat dan

Bekasi Timur padat dan terhambat Di beberapa jalan seperti Jl AYani

misalnya rasio kemacetan mencapai 089 artinya kendaraan melaju dengn

kecepatan di bawah 40 km per jam Masalah klasik pun dituding sebagai

penyebabnya Ruas jalan yang tersedia tidak seimbang dengan mobilitas

kendaraan yang melintas

Arus lalu lintas dari dan ke Kota Bekasi hanya dilayani satu terminal

angkutan umum Kondisinya pun tidak terawat jorok banyak kubangan

jika hujan onggokan sampah selain masalah keamanan yang rawan

Penumpang dan bus menjadi enggan masuk terminal Akibatnya

bermunculan terminal-terminal bayangan di sepanjang jalan

Panjang jalan total seluruh Kota Bekasi adalah 32279 km yang

hampir seluruhnya adalah jalan beraspal dan hanya sebagian kecil saja

yang merupakan jalan tanah Kondisi jalan sebagian besar baik mencapai

6675 dari total panjang jalan Sedangkan jalan dengan kondisi sedang

sebanyak 1253 kondisi rusak 1394 dan 678 sisanya rusak berat

Berikut ini adalah tabel panjang jalan menurut jenis permukaan

kondisi dan kelas jalan di Kota Bekasi tahun 2003

Sumber

httpdigilibpetraacid

Badan Pusat Statistik

wwwmenlhgoidiartpdf_1065226644pdf

httpwwwbappedajakartagoiddownloadpropedaPropeda_BAB11pdf

Profil Kabupaten Kota Depok 2003

Profil Kabupaten Kota Bekasi 2003

Profil Kabupaten kota Tangerang 2003

httpbappedabogorcitynet

httplovescokelatwordpresscom20100109struktur-tuang-kota

Page 23: Geografi Kota

Laut Jawa Sistem drainase Kota Bekasi saat ini mencakup wilayah seluas

kurang lebih 9035 hektar atau 43 dari luas wilayah kota Terdapat

saluran penerussekunder dari pusat daerah tangkapan dalam kota ke badan

air penerima dengan lebar dan kedalaman saluran bervariasi

Kondisi sistem drainase yang ada telah banyak yang rusak dan kurang

terpelihara Akibat dari kondisi yang ada maka genangan menjadi masalah

utama di Kota Bekasi dengan luas genangan sekitar 585 hektar yang

tersebar di 27 lokasi Genangan yang terjadi di Kota Bekasi disebabkan

oleh

1 Adanya hambatan saluran air dari arah selatan ke utara oleh

1048713 Jalan tol

1048713 Kalimalang

1048713 Jalan Kereta Api

1048713 Selokangorong-gorong yang ada saat ini kapasitasnya sudah tidak

memenuhi lagi

2 Faktor alamiah saluran itu sendiri karena terjadi penggerusan dan

terbawanya material saluran oleh aliran air sehingga terjadi

pedangkalan dan sedimentasi yang mengakibatkan terjadinya

penyempitan dimensi saluran drainase

3 Faktor pola perilaku masyarakat yang membuang sampah ke dalam

saluran drainase dan pembangunan fisik yang tidak memperhatikan

garis sempadan saluran menyebabkan penyumbatan dan kerusakan

saluran drainase

4 Adanya pengembangan wilayah kota yang mengubah tata guna lahan

mengakibatkan bertambahnya debit air di saluran Luapangenangan

terjadi karena pertambahan debit tersebut tidak disertai dengan

perencanaan ulang saluran drainase eksisting

- Komponen Jalan dan Transportasi

Menjamurnya permukiman di Kota Bekasi tidak diimbangi dengan

penyediaan infrastruktur jalan yang memadai Hampir setiap hari jalan-

jalan di Bekasi khususnya dari dan menuju pintu tol Bekasi Barat dan

Bekasi Timur padat dan terhambat Di beberapa jalan seperti Jl AYani

misalnya rasio kemacetan mencapai 089 artinya kendaraan melaju dengn

kecepatan di bawah 40 km per jam Masalah klasik pun dituding sebagai

penyebabnya Ruas jalan yang tersedia tidak seimbang dengan mobilitas

kendaraan yang melintas

Arus lalu lintas dari dan ke Kota Bekasi hanya dilayani satu terminal

angkutan umum Kondisinya pun tidak terawat jorok banyak kubangan

jika hujan onggokan sampah selain masalah keamanan yang rawan

Penumpang dan bus menjadi enggan masuk terminal Akibatnya

bermunculan terminal-terminal bayangan di sepanjang jalan

Panjang jalan total seluruh Kota Bekasi adalah 32279 km yang

hampir seluruhnya adalah jalan beraspal dan hanya sebagian kecil saja

yang merupakan jalan tanah Kondisi jalan sebagian besar baik mencapai

6675 dari total panjang jalan Sedangkan jalan dengan kondisi sedang

sebanyak 1253 kondisi rusak 1394 dan 678 sisanya rusak berat

Berikut ini adalah tabel panjang jalan menurut jenis permukaan

kondisi dan kelas jalan di Kota Bekasi tahun 2003

Sumber

httpdigilibpetraacid

Badan Pusat Statistik

wwwmenlhgoidiartpdf_1065226644pdf

httpwwwbappedajakartagoiddownloadpropedaPropeda_BAB11pdf

Profil Kabupaten Kota Depok 2003

Profil Kabupaten Kota Bekasi 2003

Profil Kabupaten kota Tangerang 2003

httpbappedabogorcitynet

httplovescokelatwordpresscom20100109struktur-tuang-kota

Page 24: Geografi Kota

penyebabnya Ruas jalan yang tersedia tidak seimbang dengan mobilitas

kendaraan yang melintas

Arus lalu lintas dari dan ke Kota Bekasi hanya dilayani satu terminal

angkutan umum Kondisinya pun tidak terawat jorok banyak kubangan

jika hujan onggokan sampah selain masalah keamanan yang rawan

Penumpang dan bus menjadi enggan masuk terminal Akibatnya

bermunculan terminal-terminal bayangan di sepanjang jalan

Panjang jalan total seluruh Kota Bekasi adalah 32279 km yang

hampir seluruhnya adalah jalan beraspal dan hanya sebagian kecil saja

yang merupakan jalan tanah Kondisi jalan sebagian besar baik mencapai

6675 dari total panjang jalan Sedangkan jalan dengan kondisi sedang

sebanyak 1253 kondisi rusak 1394 dan 678 sisanya rusak berat

Berikut ini adalah tabel panjang jalan menurut jenis permukaan

kondisi dan kelas jalan di Kota Bekasi tahun 2003

Sumber

httpdigilibpetraacid

Badan Pusat Statistik

wwwmenlhgoidiartpdf_1065226644pdf

httpwwwbappedajakartagoiddownloadpropedaPropeda_BAB11pdf

Profil Kabupaten Kota Depok 2003

Profil Kabupaten Kota Bekasi 2003

Profil Kabupaten kota Tangerang 2003

httpbappedabogorcitynet

httplovescokelatwordpresscom20100109struktur-tuang-kota

Page 25: Geografi Kota

Profil Kabupaten Kota Bekasi 2003

Profil Kabupaten kota Tangerang 2003

httpbappedabogorcitynet

httplovescokelatwordpresscom20100109struktur-tuang-kota