gambaranjumlahleukositpadapenderita ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/kti novian ps.pdf ·...

72
GAMBARAN JUMLAH LEUKOSIT PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG TIDAK TERKONTROL (Studi di Puskesmas Bareng Kabupaten Jombang) KARYA TULIS ILMIAH NOVIAN WAHYU PRASETYONINGTIYAS 15.131.0078 PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2018

Upload: dangbao

Post on 17-Jun-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

GAMBARAN JUMLAH LEUKOSIT PADA PENDERITADIABETES MELITUS TIPE 2 YANG

TIDAK TERKONTROL(Studi di Puskesmas Bareng Kabupaten Jombang)

KARYA TULIS ILMIAH

NOVIAN WAHYU PRASETYONINGTIYAS15.131.0078

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKAJOMBANG

2018

Page 2: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

ii

GAMBARAN JUMLAH LEUKOSIT PADA PENDERITADIABETES MELITUS TIPE 2 YANG

TIDAK TERKONTROL(Studi di Puskesmas Bareng Kabupaten Jombang)

Karya Tulis IlmiahDiajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan

Menyelesaikan Studi di Program Studi Diploma III AnalisKesehatan

NOVIAN WAHYU PRASETYONINGTIYAS15.131.0078

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKAJOMBANG

2018

Page 3: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

iii

Page 4: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

iv

Page 5: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

v

GAMBARAN JUMLAH LEUKOSIT PADA PENDERITADIABETES MELITUS TIPE 2 YANG TIDAK TERKONTROL

(Studi di Puskesmas Bareng Kabupaten Jombang)

Oleh :

Novian Wahyu Prasetyoningtiyas* Evi Puspita Sari** Siti Shofiyah***

ABSTRAK

Pendahuluan: Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengankarakteristik hiperglikemia yang ditandai oleh tingginya kadar gula dalam darahmelebihi nilai normal yang disebabkan kelainan dalam sekresi insulin, kerjainsulin atau keduanya. Diabetes Melitus menginduksi defisiensi imunitas melaluibeberapa mekanisme. Kadar gula darah yang tidak terkontrol dalam waktu lamaakan menurunkan fungsi fagositosis oleh sel leukosit sehingga rentan terkenainfeksi dan menyebabkan inflamasi yang meningkatkan jumlah leukosit. Tujuan;dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran jumlah leukosit pada penderitaDiabetes Melitus Tipe 2 yang tidak terkontrol.Metode: Desain penelitian inimenggunakan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh penderitaDiabetes Melitus Tipe 2 pada anggota prolanis di Puskesmas BarengKabupaten Jombang selama 2 hari didapatkan sampel sejumlah 20 responden.Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling.Variabelpenelitian ini yaitu jumlah leukosit.Analisa data menggunakan editing, codingdan tabulating kemudian dinyatakan dalam persentase.Hasil: Penelitianmenunjukkan bahwa 14 responden (70%) memiliki jumlah leukosit normal.Kesimpulan: dari penelitian ini adalah jumlah leukosit pada penderita diabetesmelitus tipe 2 yang tidak terkontrol sebagian besar dalam kategori normal.

Kata kunci : DM tipe 2 tidak terkontrol, jumlah leukosit

Page 6: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

vi

AN OVERVIEW OF THE NUMBER OF LEUKOCYTE IN PATIENTS WITHDIABETES MELLITUS (DM) TYPE 2 ARE UNCONTROLLED

(Studi at the Puskesmas Bareng District Jombang)

ABSTRACT

Premilinary: Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disease with characteristichyperglycemia that is characterized by high levels of sugar in the blood exceedsnormal values due to the abnormalities in insulin secretion, insulin action or both.DM induce imunitas defisiensi mechanisms through some. Blood sugar levelswere uncrontrolled in a long time will lose function fagositosis by leukosite cellsso vulnerable to infection and cause inflamatory that increase the number ofleukosite. Aims: of this study was to determine an overview of the number ofleukocytes in patients with DM type 2 are uncontrolled. Method: The researchdesign used is descriptive. The population in this study were all patients withtype 2 DM on the members of prolanis in puskesmasBareng Jombang districtduring the 2 days the sample obtained a number of the 20 respondents.Sampling was done by purposive sampling technique. The research variablesthe are number of leukocytes. Analysis of the data using the editing, coding, andtabulating then expressed in percentage. Results: of this study showed that 14respondents (70%) have the number of leukocytes to normal. Conclusion: ofthis study is the number of leukocytes in patients with DM type 2 areuncontrolled most of in the category of normal.

Keywords : DM type 2 uncontrolled, number of leukocytes

Page 7: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

vii

Page 8: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

viii

Page 9: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

ix

MOTTO

“ Tantangan adalah Beban, jika hanya dipikirkan

Cita-cita juga menjadi Beban, jika hanya di angan-angan ”

maka,

Mencoba dan Melakukan ialah bukti dari

Perjuangan & Kesuksesan

Page 10: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-

Nya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini berhasil terselesaikan. Karya Tulis Ilmiah ini

diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan gelar Diploma III

Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang yang berjudul “Gambaran Jumlah

Leukosit pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 yang Tidak Terkontrol (Studi di

Puskesmas Bareng Kabupaten Jombang) ”.

Untuk menyelesaikan Karya Tulis ilmiah ini adalah suatu hal yang mustahil

apabila peneliti tidak mendapat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak.

Dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan terimakasih kepada H. Imam

Fathoni, S.KM., M.M selaku Ketua STIKes ICMe Jombang, Sri Sayekti, S.Si.,

M.Ked selaku Kaprodi D-III Analis Kesehatan, Evi Puspita Sari, S.ST., M.Imun,

selaku pembimbing utama dan Siti Shofiyah, S.ST., M.Kes, selaku pembimbing

anggota sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan, keluarga saya Ayah

dan Ibu tercinta, yang selalu memberikan dukungan kasih sayangnya dan

dukungan secara materil serta ketulusan do’anya sehingga peneliti mampu

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik. Sahabat-sahabat saya

Scaskita Prihandini dan Muhammad Taufiq serta teman-teman saya D3 Analis

Kesehatan seperjuangan yang berjuang bersama-sama demi keberhasilan kita.

Karya Tulis Ilmiah jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran

yang dapat mengembangkan Karya Tulis Ilmiah ini sangat peneliti harapkan

guna menambah pengetahuan dan manfaat bagi perkembangan ilmu kesehatan.

Jombang, 26 Mei 2018

Peneliti

Page 11: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i

HALAMAN JUDUL DALAM................................................................................... ii

SURAT KEASLIAN................................................................................................. iii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI....................................................................... iv

ABSTRAK................................................................................................................. v

ABSTRACT.............................................................................................................. vi

LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH........................................... vii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI.................................................................... viii

RIWAYAT HIDUP.................................................................................................... ix

MOTTO..................................................................................................................... x

KATA PENGANTAR............................................................................................... xi

DAFTAR ISI............................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL...................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR................................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................. xv

DAFTAR SINGKATAN........................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian................................................................................. 3

Page 12: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

xii

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diabetes Melitus..................................................................................... 5

2.2 Sel Darah Putih (Leukosit).................................................................... 9

2.3 Hubungan jumlah leukosit dengan DM Tipe 2 yang tidak terkontrol 16

2.4 Penelitian yang Relevan....................................................................... 17

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konsep .......................................................................... 19

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual.................................................. 19

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian................................................................................... 21

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian.............................................................. 21

4.3 Populasi Penelitian, Sampling, dan Sampel...................................... 21

4.4 Kerangka Kerja (Frame Work)....................................................... 22

4.5 Variabel dan Definisi Operasional Variabel....................................... 23

4.6 Instrumen Penelitian dan Cara Penelitian.......................................... 24

4.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data................................................. 27

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil.......................................................................................................... 30

5.2 Pembahasan........................................................................................... 35

Page 13: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

xiii

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan.............................................................................................. 38

6.2 Saran........................................................................................................ 38

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kriteria Diabetes Melitus menurut Hasdianah (2012)................... 5

Tabel 4.1 Definisi Operasional Jumlah Leukosit pada Penderita DM Tipe

2 yang Tidak Terkontrol...................................................................... 24

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin penderia DMTipe 2 yang tidak terkontrol di Puskesmas Bareng Jombangtahun 2018................................................................................... 31

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan umur penderita DM Tipe 2yang tidak terkontrol di Puskesmas Bareng Jombang tahun2018............................................................................................ 31

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi berdasarkan kontrol makanan pada penderitaDM Tipe 2 yang tidak terkontrol di Puskesmas BarengJombang tahun 2018................................................................... 31

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi berdasarkan pengobatan yang dilakukanpenderita DM Tipe 2 yang tidak terkontrol di PuskesmasBareng Jombang tahun 2018...................................................... 32

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi berdasarkan adanya infeksi atau tidakpada penderita DM Tipe 2 yang tidak terkontrol diPuskesmas Bareng Jombang tahun 2018 .................................. 32

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi berdasarkan jumlah leukosit penderitaDM Tipe 2 yang tidak terkontrol di Puskesmas BarengJombang tahun 2018 .................................................................. 32

Tabel 5.7 Tabulasi silang jumlah leukosit berdasarkan jenis kelaminpenderita DM Tipe 2 yang tidak terkontrol di PuskesmasBareng Jombang tahun 2018....................................................... 33

Tabel 5.8 Tabulasi silang jumlah leukosit berdasarkan umur penderitaDM Tipe 2 yang tidak terkontrol di Puskesmas BarengJombang tahun 2018.................................................................. 33

Tabel 5.8 Tabulasi silang jumlah leukosit berdasarkan umur penderitaDM Tipe 2 yang tidak terkontrol di Puskesmas BarengJombang tahun 2018.................................................................. 34

Tabel 5.9 Tabulasi silang jumlah leukosit berdasarkan kontrol makananpenderita DM Tipe 2 yang tidak terkontrol di Puskesmas BarengJombang tahun 2018............................................................ 34

Page 15: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

xv

Tabel 5.10 Tabulasi silang jumlah leukosit berdasarkan pengobatanyang dilakukan penderita DM Tipe 2 yang tidak terkontrol diPuskesmas Bareng Jombang tahun 2018................................. 34

Page 16: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Leukosit, 100x................................................................................... 10

Gambar 2.2 (a) Neutrofil batang (b) Neutrofil segmen (c) Eosinofil (d)

Basofil (e) Monosit (f) Limfosit, 100x............................................ 15

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Gambaran Jumlah Leukosit pada

Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 yang Tidak Terkontrol........ 19

Gambar 4.1 Kerangka kerja gambaran jumlah leukosit pada penderita

Diabetes Melitus Tipe 2 yang Tidak Terkontrol.......................... 22

Page 17: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi

Lampiran 2 Surat Ketersediaan menjadi Responden Penelitian

Lampiran 3 Daftar Kuesioner

Lampiran 4 Lembar Observasional

Lampiran 5 Tabulasi Hasil Pemeriksaan

Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian dari STIKes ICMe Jombang

Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian dari Dinas Kesehatan Jombang

Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian dari Puskesmas Bareng

Lampiran 9 Dokumentasi penelitian

Page 18: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

xviii

DAFTAR SINGKATAN

ADA : American Diabetes Association

AL : Asidosis Laktat

NIDDM : Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus

WHO :World Health Organisation

DM : Diabetes Melitus

DMG : Diabetes Melitus Gestasional

GDP : Gula Darah Puasa

GD2PP : Gula Darah 2 Pos Prandial

HNK : Hiperosmolar Non Ketotik

KAD : Keto Asidosis Diabetik

mg/dl : Miligram per Desiliter

ml : Mililiter

MN : Mononuklear

OAD : Obat Anti Diabetes

PMN : Polimononuklear

WBC : White Blood Cell

Page 19: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

1

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Melitus merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemia yang ditandai oleh tingginya kadar gula dalam darah melebihi

nilai normal yang disebabkan kelainan dalam pengeluaran insulin, keaktifan

insulin atau keduanya (Chodijah dkk, 2013). Diantara penyakit degeneratif,

DM menjadi salah satu ancaman kesehatan manusia. Penyakit ini tidak

menular tetapi jumlah penderitanya akan terus meningkat di masa

mendatang. Diabetes Melitus berkontribusi terhadap munculnya berbagai

infeksi dan komplikasi (Sari dan Hisyam, 2014).

Diabetes Melitus menjadi salah satu penyakit kronik yang cukup banyak

diderita oleh penduduk dunia. Indonesia sendiri menempati urutan keempat

dalam daftar negara yang penderita DM terbanyak dibawah India, China,

dan Amerika (Chodijah dkk, 2013). Penderita DM terbesar merupakan tipe 2

yaitu NIDDM, yang peningkatan prevalensinya sangat tajam (Syaify, 2012).

World Health Organization (WHO) memprediksi adanya peningkatan jumlah

pasien DM yang cukup besar pada tahun-tahun mendatang dengan

kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000

menjadi 21,3 juta pada tahun 2030 (Chodijah dkk, 2013).

Diabetes Melitus biasanya disertai dengan infeksi berat. Diabetes

Melitus menginduksi defisiensi imunitas melalui beberapa mekanisme.

Peningkatan kadar gula darah dapat menyebabkan terganggunya fungsi

fagosit sel leukosit yang akan terkumpul di tempat peradangan (Chodijah dkk,

2013). Pada penderita DM diketahui bahwa kadar glukosa yang sangat tinggi

Page 20: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

2

dan tidakterkontrol dalam waktu lama dapat menurunkan fungsi fagositosis

oleh sel leukosit sehingga rentan terkena infeksi dan menyebabkan inflamasi

(Syaify, 2012).

Leukosit merupakan komponen darah yang dapat mendeteksi adanya

infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan virus, serta dapat melihat

kekebalan tubuh, karena leukosit berperan dalam sistem pertahanan tubuh.

Jumlah leukosit dapat membantu diagnostik adanya kerusakan organ dan

menjadi sumber informasi mengenai proses penyakit defisiensi imun pada

DM yang tidak terkontrol (Mukarromah, 2013). Peningkatan jumlah leukosit

juga secara tipikal mengindikasikan adanya suatu infeksi dari perkembangan

DM tersebut (Sitepu dkk, 2016).

Perkembangan penyakit DM dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan

yang kurang. Perlu upaya deteksi dini dan memberikan pengobatan sejak

awal penyakit meliputi edukasi, penyuluhan, perencanaan makanan, latihan

jasmani, terapi dan obat penurun gula darah. Khususnya dapat memberikan

motivasi agar masyarakat mau mengontrol penyakitnya secara rutin untuk

mengurangi penderita DM yang tidak terkontrol mengingat pentingnya

sistem kekebalan tubuh agar terhindar dari berbagai infeksi dan komplikasi

(Fachrudin dkk, 2013). Sesuai uraian diatas, peneliti tertarik meneliti

Gambaran Jumlah Leukosit pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 yang

Tidak Terkontrol.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran jumlah leukosit penderita Diabetes Melitus Tipe 2

yang tidak terkontrol pada Prolanis di Puskesmas Bareng Kabupaten

Jombang?

Page 21: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

3

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui gambaran jumlah leukosit penderita Diabetes Melitus Tipe

2 yang tidak terkontrol pada Prolanis di Puskesmas Bareng Kabupaten

Jombang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Menambah ilmu pengetahuan bagi khalayak umum khususnya

Mahasiswa STIKes ICMe Jombang program studi Analis Kesehatan

mengenai jumlah leukosit pada penderita Diabetes Melitus Tipe 2

yang tidak terkontrol.

1.4.2 Manfaat praktis

a. Bagi Masyarakat

Masyarakat diharapkan dapat menjaga sistem pertahanan

tubuh dengan kontrol gula darah rutin agar penderita Diabetes

Melitus Tipe 2 dapat berkurang dengan dilakukan terapi

pencegahan dan pengobatan dini sehingga masyarakat terhindar

dari rentannya terkena infeksi dan komplikasi.

b. Bagi Mahasiswa Bidang Kesehatan

Meningkatkan peran profesi di bidang kesehatan terhadap

pasien untuk memberikan edukasi, penyuluhan, pola makan

mengingat pentingnya menjaga kekebalan tubuh khususnya pada

penderita DM dengan mengontrol rutin kadar gula darahnya.

Page 22: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

4

c. Bagi Peneliti

Menambah keterampilan melakukan pemeriksaan mengenai

hitung jumlah leukosit yang dapat memberikan informasi proses

penyakit pada DM yang tidak terkontrol dan diagnostik adanya

kerusakan organ.

Page 23: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diabetes Melitus

2.1.1 Definisi

Diabetes Melitus atau sering disebut kencing manis yaitu penyakit

hiperglikemia karena tubuh kurang insulin secara absolut ataupun

relatif. Tingkat kadar glukosa menentukan apakah seseorang

menderita DM atau tidak (Hasdianah, 2012).

Diabetes juga penyakit kronis ketika pankreas kurang

menghasilkan insulin, ketika tubuh tidak efektif menggunakan insulin.

Hiperglikemia jadi efek diabetes tidak terkontrol yang menyebabkan

kerusakan serius pada banyak sistem tubuh (Suiraoka, 2012).

2.1.2 Kriteria

Berikut ini adalah kriteria DM yang akan disajikan dalam Tabel 2.1

Tabel 2.1 Kriteria Diabetes Melitus menurut Hasdianah (2012).Bukan DM Puasa Vena <100

Kapiler <802 Jam PP -

GangguanToleransiDM

Puasa Vena 100-140Kapiler 80-120

2 Jam PP Vena 100-140Kapiler 80-120

DM Puasa Vena >140Kapiler >120

2 Jam PP Vena > 200Kapiler >200

2.1.2 Diagnosis

Kriteria diagnosis DM pada lansia tidak berbeda dengan kriteria

pada umumnya di masyarakat. Kriteria yang dianjurkan ADA yaitu bila

terdapat salah satu atau lebih hasil pemeriksaan gula darah dibawah

ini :

5

Page 24: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

6

a. Kadar glukosa sewaktu ≥200 mg/dl.

b. Kadar glukosa puasa ≥126 mg/dl.

c. Kadar glukosa plasma ≥200 mg/dl pada 2 jam sesudah beban

glukosa 75 gram pada tes toleransi glukosa oral (Hasdianah,

2012).

2.1.3 Klasifikasi

Klasifikasi DM oleh Perkeni yang sesuai dengan anjuran

klasifikasi DM ADA. Klasifikasi etiologi DM adalah sebagai berikut :

a. Diabetes Melitus Tipe1 (Insulin Dependent)

Diabetes Melitus Tipe 1 atau disebut dengan tergantung

insulin (insulin dependent) menggunakan insulin sebab tubuh tidak

menghasilkan insulin. Pada DM tipe 1, badan kurang atau tidak

menghasilkan insulin, terjadi karena masalah genetik, virus atau

penyakit autoimun. Injeksi insulin diperlukan setiap hari untuk

pasien DM tipe 1. Diabetes Melitus tipe 1 disebabkan faktor

genetika (keturunan), faktor imunologik dan faktor lingkungan.

b. Diabetes Melitus Tipe 2 (Insulin Requirement)

Diabetes Melitus Tipe 2 atau disebut juga dengan

membutuhkan insulin (insulin requirement) adalah mereka yang

membutuhkan insulin sementara atau seterusnya. Pankreas tidak

menghasilkan cukup insulin agar kadar gula darah normal, oleh

karena badan tidak dapat respon terhadap insulin. Penyebabnya

tidak hanya satu yaitu akibat resistensi insulin ialah banyaknya

jumlah insulin tapi tidak berfungsi. Bias juga karena kekuranga

insulin atau karena gangguan sekresi produksi insulin. Diabetes

Melitus tipe 2 menjadi semakin umum oleh karena faktor resikonya

Page 25: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

7

yaitu obesitas dan kekurangan olahraga. Faktor yang

mempengaruhi timbulnya Diabetes Melitus yaitu usia lebih dari 65

tahun, obesitas, riwayat keluarga.

c. Diabetes Melitus Gestasional (DMG)

Wanita hamil yang belum pernah mengidap DM, tetapi

memiliki angka gula darah cukup tinggi selama kehamilan dapat

dikatakan telah menderita diabetes gestasional. DM tipe ini

merupakan gangguan toleransi glukosa berbagai derajat yang

ditemukan pertama kali saat hamil. Pada umumnya DMG

menunjukkan adanya gangguan toleransi glukosa yang relatif

ringan sehingga jarang memerlukan pertolongan dokter.

Kebanyakan wanita penderita DMG memiliki homeostatis glukosa

relatif normal selama paruh pertama kehamilan (sekitar usia 5

bulan) dan juga bisa mengalami defisiensi insulin relatif pada

paruh kedua, tetapi kadar gula darah biasanya kembali normal

setelah melahirkan.

2.1.4 Gejala

Secara umum gejala Diabetes Melitus diungkapkan oleh

Hasdianah (2012) dibagu menjadi gejala akut dan kronik.

1. Gejala akut

a. Banyak makan (polyphagia).

b. Banyak minum (polydipsia).

c. Banyak kencing (polyuria).

d. Mudah lelah.

2. Gejala kronik

a. Kesemutan .

Page 26: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

8

b. Kram, capai dan mudah mengantuk.

c. Mata kabur, biasanya sering ganti kacamata.

2.1.5 Komplikasi

Menurut Hasdianah (2012) Komplikasi pada Diabetes Melitus

meliputi:

1. Hiperglikemia

2. Komplikasi Kronik

a. Mikrovaskuler :

1) Ginjal

2) Mata

b. Makrovaskuler

1) Jantung koroner

2) Pembuluh darah kaki

3) Pembuluh darah otak

c. Nefropati : mikro dan makrovaskuler

3. Ketoasidosis diabetikum

4. Hipoglikemi

Hipoglikemia adalah menurunnya kadar gula dalam darah.

Hipoglikemia murni adalah menurunnya kadar gula dalam darah

<60mg/dl. Reaksi hipoglikemia adalah glukosa darah turun

mendadak, meskipun glukosa darah masih >100mg/dl.

Hipoglikemia reaktif adalah gejala hipoglikemia yang terjau 3-5

jam sesudah makan. Setiap terjadi penurunan kesadaran pada

penderita DM harus dipikirkan kemungkinan mengalami

hipoglikemia. Hipoglikemia pada pasien DM biasanya disebabkan

Page 27: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

9

oleh pemakaian Obat Anti Diabetes (OAD) oral terutama

golongan sulfonylurea dan insulin.

5. Kardiopati, nefropati dan retinopati diabetik

2.2.0 Pencegahan

Tindakan mencegah diabetes mellitus adalah melakukan

modifikasi gaya hidup, diantaranya menurunkan berat badan, latihan

fisik dan mengurangi konsumsi lemak dan kalori. Upaya

pencegahannya adalah :

1. Membiasakan makan dengan pola makan gizi seimbang.

2. Mempertahankan berat badan dalam batas normal.

3. Membiasakan diri berolahraga.

4. Menghindari makanan, zat atau obat yang dapat mencetuskan

timbulnya diabetes.

5. Pengendalian gula darah agar tidak terjadi infeksi atau komplikasi

diabetes.

6. Mengatasi gula darah dengan obat-obatan baik oral maupun

suntikan.

2.2 Sel Darah Putih (Leukosit)

2.2.1 Definisi

Leukosit diproduksi oleh jaringan hemopoetik untuk jenis granula

(polimorfonuklear) dan jaringan limfatik untuk jenis tak bergranula

(mononuklear). Jumlah paling sedikit 4.000-10.000/mm3. Berfungsi

untuk melindungi tubuh dari infeksi. Karena itu, jumlah leukosit

tersebut berubah-ubah dari waktu ke waktu, sesuai dengan jumlah

Page 28: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

10

benda asing yang dihadapi dalam batas-batas yang masih dapat

ditoleransi tubuh tanpa menimbulkan gangguan fungsi (Indriani, 2017).

Leukosit adalah unit sistem pertahanan tubuh yang bergerak aktif.

Leukosit sebagian dibentuk di sumsum tulang dan sebagian lagi di

jaringan limfe. Setelah dibentuk sel-sel ini diangkut dalam darah

menuju bagian tubuh yang membutuhkannya. Berdasarkan bentuk

intinya, leukosit terbagi dalam dua kelompok yaitu granulosit yang

terdiri dari neutrofil, eosinfil, basofil dan agranulosit yang terdiri dari

limfosit dan monosit (Prawesti, 2016). Peningkatan jumlah leukosit di

atas normal disebut lekositosis, sedangkan penurunan jumlah lekosit

dibawah normal disebut lekopenia (Lestari, 2016).

Gambar 2.1 Leukosit, 100x (Prawesti, 2016).

2.2.2 Struktur

Bentuknya bias berubah, bisa bergerak dengan pseudopodia,

memiliki macam-macam inti sel, jadi ia bisa dibedakan menurut inti sel

nya dan tidak berwarna. Jenis golongan sel ini yaitu tidak bergranula

yaitu limfosit T dan B; monosit dan makrofag; serta golongan yang

bergranula yaitu eosinofil, basofil, dan neutrofil (Handayani dan

Haribowo, 2008).

2.2.3 Fungsi

Fungsi dari sel darah putih adalah sebagai berikut :

Page 29: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

11

a. Secara khusus dikirim menuju daerah yang mengalami infeksi

dan mengalami peradangan, dengan demikian leukosit dapat

melindungi tubuh dari benda asing masuk dalam tubuh (Prawesti,

2016).

b. Sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh bibit penyakit atau

bakteri masuk dalam tubuh jaringan atau sistem retikulo endotel

(Handayani dan Haribowo, 2008).

c. Sebagai pengangkut, yaitu mengangkut zat lemak dari dinding

usus melewati limpa lalu ke pembuluh darah (Handayani dan

Haribowo, 2008).

d. Untuk melindungi tubuh dari infeksi (Mehta dan Hoffbrand, 2014).

2.2.4 Jenis-jenis sel

Menurut Prawesti (2008), adapun beberapa jenis leukosit adalah

sebagai berikut :

1. Neutrofil

Neutrofil merupakan leukosit darah perifer yang paling

banyak. Sel ini memiliki masa hidup singkat, sekitar 10 jam dalam

sirkulasi. Sekitar 50% neutrofil dalam darah perifer menempel

pada dinding pembuluh darah. Neutrofil memasuki jaringan

dengan cara bermigrasi sebagai respon terhadap faktor

kemotaktik. Migrasi, fagositosis dan pembunuhan adalah fungsi

yang bergantung pada energi (Mehta dan Hoffbrand, 2014).

Terdapat dua macam neutrofil yaitu neutrofil batang dan

neutrofil segmen perbedaan kedua neutrofil tersebut terletak pada

bentuk intinya yang berbeda sedangkan ciri-ciri lainya sama.

Neutrofil batang merupakan bentuk muda dari neutrofil segmen.

Page 30: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

12

Neutrofil berukuran sekitar 14 µm, inti padat bengan bentuk

batang seperti tapal kuda pada neutrofil batang dan inti padat

dengan bentuk segmen yang terdiri dari dua sampai lima lobus

dengan sitoplasma pucat. Granula neutrofil berbentuk butiran

halus tipis dengan sifat netral sehingga terjadi percampuran

warna asam (eosin) dan warna basa (biru metilen) pada granula

yang menghasilkan warna ungu atau merah muda yang samar.

Neutrofil berperan penting dalam garis depan pertahanan tubuh

terhadap invasi zat asing. Neutrofil bersifat fagosit dan dapat

masuk ke dalam jaringan yang terinfeksi. Satu sel neutrofil dapat

memfagosit 5-10 bakteri dengan masa hidup sekitar 6-10 jam.

2. Eosinofil

Eosinofil memiliki kinetika produksi, diferensiasi, dan sirkulasi

yang serupa dengan kinetika pada neutrofil; faktor pertumbuhan

IL-5 penting dalam mengatur produksinya. Sel ini memiliki inti

bilobus dan granul yang terwarnai menjadi merah oranye

(mengandung histamine). Sel ini sangat penting dalam respon

terhadap penyakit parasitik dan penyakit alergi. Pelepasan isi

granulanya ke pathogen yang lebih besar (misalnya helmin)

membantu destruksinya dan fagositosis berikutnya (Mehta dan

Hoffbrand, 2014).

Jumlah eosinofil dalam tubuh 1-3%, sel-sel ini mirip dengan

neutrofil kecuali ukuran eosinofil mencapai 16 µm. Ukuran granula

sama besar dan teratur seperti gelembung udara. Nukleus jarang

terdapat lebih dari tiga lobus. Eosinofil merupakan fagosit paling

lemah, memiliki kacenderungan berkumpul dalam satu jaringan

Page 31: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

13

yang terjadi reaksi antigen-antibodi karena kemampuan

khususnya dalam memfagosit dan mencerna kompleks antigen-

antibodi. Eosinofil meningkat jika terjadi infeksi cacing,

pembuangan fibrin pada selama proses peradangan dan

masuknya protein asing. Masa hidup eosinofil lebih lama dari

pada neutrofil sekitar 8-12 jam (Prawesti, 2016).

3. Basofil

Basofil yaitu jenis leukosit paling sedikit jumlahnya yaitu 0-1%.

Sel ini memiliki ukuran sekitar 14 µm, granula memiliki ukuran

yang bervariasi dan tidak teratur hingga menutupi nukleus yang

bersifat basofilik sehingga berwarna gelap jika dilakukan

pewarnaan giemsa. Basofil hanya kadang-kadang ditemukan

dalam darah normal, terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang

seperti asma, alergi kulit dan lain-lain. Penurunan basofil terjadi

pada penderita stres dan kehamilan (Prawesti, 2016).

Basofil sangat terkait dengan sel mast (sel kecil dalam

sumsum tulang dan jaringan yang terwarnai menjadi gelap).

Keduanya berasal dari prekursor granulosit dalam sumsum tulang.

Sel-sel ini merupakan leukosit darah perifer yang paling sedikit

dan memiliki granul ungu gelap besar yang dapat mengaburkan

inti. Isi granul mengandung histamin dan heparin dan dilepaskan

setelah pengikatan IgE ke reseptor permukaan. Sel-sel ini

berperan penting pada reaksi hipersensitivitas segera. Sel mast

juga berperan penting dalam pertahanan melawan alergen dan

pathogen parasitik (Mehta dan Hoffbrand, 2014).

Page 32: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

14

4. Monosit

Monosit bersikulasi selama 20-40 hari, kemudian masuk ke

dalam jaringan sebagai makrofag. Di tempat ini monosit matang

dan menjalankan fungsi umumnya yaitu fagositosis dan

pembunuhan. Dalam jaringan, monosit bertahan hidup selama

beberapa hari, mungkin beberapa bulan. Sel ini memiliki morfologi

berubah-ubah dalam darah perifer, tetapi berinti satu

(mononuklear) dan memiliki sitoplasma keabua dengan vakuola

da granul berukuran kecil. Dalam jaringan, monosit sering

memiliki proyeksi sitoplasmik panjang yang menyebabkannya

dapat berkomunikasi secara luas dengan sel-sel lain (Mehta dan

Hoffbrand, 2014).

Sel leukosit yang memiliki ukuran paling besar yaitu sekitar

18 µm, inti padat dan berlekuk seperti 10 ginjal atau bulat seperti

telur. Jumlah monosit perkiraan 2 – 8% dari total jumlah leukosit.

Peningkatan monosit terjadi pada infeksi virus, dan bakteri.

Jumlah monosit akan mengalami penurunan pada penderita

leukemia limposit dan anemia aplastik (Prawesti, 2016).

5. Limfosit

Limfosit merupakan komponen penting pada respon imun

dan berasal dari sel stem hemopoietik. Sel stem limfoid umum

mengalami diferensiasi dan poliferasi untuk menjadi sel B, yang

memperantarai imunitas humoral atau imunitas yang diperantarai

antibody, dan sel T (diproses dalam timus), yang memperantarai

imunitas selular. Limfosit matur adalah sel mononuklear kecil

dengan sitoplasma yang sedikit berwarna biru. Sebagian besar

Page 33: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

15

limfosit darah perifer (70%) adalah sel T, yang mungkin memiliki

lebih banyak sitoplasma dibandingkan sel B dan dapat

mengandung granul (Mehta dan Hoffbrand, 2014).

Maturasi limfosit terjadi terutama dalam sumsum tulang untuk

sel B dan dalam timus untuk sel T, tetapi juga melibatkan kelenjar

betah bening, hati, limpa dan bagian lainnya. Antigen yang

diekspresikan pada permukaan suatu sel bereaksi dengan reagen

antibodi monoklonal. Limfosit memiliki masa hidup terlama di

antara semua leukosit dapat hidup selama beberapa tahun

(Mehta dan Hoffbrand, 2014).

Merupakan sel yang berbentuk bulat dengan ukuran 12 µm.

Sel ini kompeten secara imunologik karena kemampuannya

membantu fagosit dan jumlahnya mencapai 20 – 40%. Sebagai

imunosit, limfosit memiliki kemampuan spesifisitas antigen dan

ingatan imunologik. Peningkatan limfosit terdapat pada leukemia

limfositik, infeksi virus dan infeksi kronik. Sedangkan penurunan

limfosit terjadi pada penderita kanker,anemia aplastik dan gagal

ginjal (Prawesti, 2016).

Gambar 2.2 (a) Neutrofil batang (b) Neutrofil segmen (c)Eosinofil (d) Basofil (e) Monosit (f) Limfosit, 100x

(Prawesti, 2016).

Page 34: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

16

2.2 Hubungan Jumlah leukosit dengan DM Tipe 2 yang Tidak Terkontrol

Diabetes Melitus merupakan kelompok penyakit yang berkaitan dengan

meningkatnya glukosa darah yang disebabkan kelainan dalam sekresi

insulin, aksi insulin atau keduanya. DM sering disertai infeksi dan tidak

jarang dengan infeksi berat, sepsis atau ulkus. DM menginduksi defisiensi

imun melalui beberapa mekanisme. Salah satunya yaitu peningkatan kadar

gula darah akan mengganggu fungsi fagosit dalam kemotaksis dan imigrasi

sel-sel inflamasi di tempat peradangan (Chodijah dkk, 2013).

Peran sistem imun terus berkembang secara dinamis. Kemampuan

tubuh secara imunologis yang berkurang pada DM merupakan sifat bawaan

yang melekat bersamaan dengan kejadian DM itu sendiri. Leukosit yang

terdiri dari sel PMN dan MN pada penderita DM, kemampuan mobilisasi dan

kemotaksis dari PMN menurun (Manaf, 2008). Penderita diabetes tidak

terkontrol respon imunnya menurun. Akibatnya, penderita rentan terkena

infeksi, seperti infeksi saluran kencing, infeksi paru-paru serta infeksi kaki

(Hasdianah, 2012).

Peningkatan insidensi DM akan meningkatkan insidensi komplikasi

akibat DM tersebut (Muslim, 2014). Leukosit yang termasuk dalam sistem

imun dapat mendeteksi adanya infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan

virus serta dapat melihat kekebalan tubuh (Manaf, 2008). Leukosit akan

memfagositosis seluruh benda asing pada tubuh dalam proses infeksi

(Amiruddin dkk, 2016). Peningkatan jumlah leukosit secara tipikal

mengindikasikan adanya suatu infeksi atau peradangan (Sitepu, 2016).

Page 35: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

17

2.3 Penelitian yang Relevan

Sitepu, Djafar, & Panda (2016) mengatakan dalam penelitiannya yang

berjudul Gambaran Jumlah Leukosit pada Pasien Infark Miokard Akut di

RSUP Prof.Dr.D. Kandou Manado periode Januari-Desember 2015

menggunakan jenis penelitian deskriptif observasional menggunakan data

rekam medik pasien yang didapatkan hasil gambaran jumlah leukosit

berdasarkan 45 sampel lebih dari setengah jumlah sampel mengalami

peningkatan jumlah leukosit.

Pada penelitian dengan judul “Perbandingan Jumlah Leukosit pada

penderita Diabetes Mellitus yang Mengalami Gangren Diabetik dengan yang

Tidak Mengalami Gangren di RSUD Kabupaten Badung” oleh Ayu Rosita,

Oka T.G, dan Prasetya Didik (2013) menggunakan metode observasional

analitik dengan mengambil 40 sampel pasien DM yang tidak mengalami

gangren dan mengalami gangren. Diperoleh hasil bahwa rata-rata jumlah

leukosit pada DM yang mengalami gangren (12.490/mm3) > dari jumlah

leukosit penderita DM yang tidak mengalami gangren (7.790/mm3).

Pada penelitian Charifa Sama (2016) dengan judul “Perbedaan dari

Jumlah Leukosit dan Hitung Jenis Leukosit antara Pasien Nefropati Diabetik

dengan Non Nefropati Diabetik pada Penderita NIDDM di RSU Kota

Tangerang Selatan Tahun 2014-2015”, metode yang digunakan analitik

observasional dengan pendekatan cross-sectional. Responden dalam

penelitian sebanyak 69 orang. Pemilihan responden dengan metode

konsekutif sampling dari pasien RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2014-

2015. Kesimpulan dalam penelitian ini tidak terdapat perbedaan yang

bermakna dari basofil, eosinofil, neutrofil batang dan segmen serta monosit

antara pasien nefropati diabetik dengan non nefropati diabetik. Tetapi

Page 36: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

18

terdapat perbedaan bermakna dari limfosit antara pasien nefropati diabetik

dan non nefropati diabetik.

Page 37: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

19

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep penelitian yaitu rincian hubungan variabel satu

dengan variabel lain yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2010).

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Gambaran Jumlah Leukosit padaPenderita Diabetes Melitus Tipe 2 yang Tidak Terkontrol.

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual

Diabetes Melitus merupakan penyakit yang banyak diderita

dikalangan masyarakat. Dari berbagai Tipe DM yang sering dijumpai ialah

DM Tipe 2 karena faktor resikonya yaitu obesitas dan kekurangan olahraga.

Salah satu karekteristik DM ditandai adanya Hiperglikemi yaitu

meningkatnya kadar gula dalam darah.

Diabetes Melitus Tipe 2 yangTidak Terkontrol

Hiperglikemia

Defisiensi Imunitas

Rentan terjadinya Infeksi

Peningkatan JumlahLeukosit

Inflamasi

19

Page 38: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

20

Penderita DM yang kadar glukosanya terus meningkat atau tidak

terkontrol akan menyebabkan imun menurun. Mengakibatkan rentan

terkena infeksi saluran kemih, infeksi paru-paru dan kaki. Infeksi tersebut

jika dibiarkan karena tidak sepengetahuan penderita penyakit DM tidak

terkontrol, akan mengakibatkan inflamasi. Bagian luka tidak akan bisa

sembuh pasalnya pembuluh darah tersumbat karena glukosa tidak

terkontrol.

Leukosit sendiri merupakan sel imun yang memiliki bagian penting

dari sistem pertahanan tubuh serta berfungsi melindungi tubuh dari infeksi.

Karena itu, jumlah leukosit berubah-ubah dari waktu ke waktu, sesuai

dengan jumlah benda asing yang dihadapi dalam batas yang masih bisa

ditoleransi tubuh. Jumlah leukosit dapat membantu diagnostik adanya

infeksi atau inflamasi pada penderita DM yang tidak terkontrol dan menjadi

sumber informasi mengenai sistem imun dari DM yang tidak terkontrol.

Adanya infeksi sampai inflamasi pada perkembangan DM secara tipikal

mengindikasikan peningkatan jumlah leukosit.

Page 39: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

21

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan ialah deskriptif. Deskriptif merupakan suatu

penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan fenomenal yang terjadi di

masa sekarang (Notoatmodjo, 2010).

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian dimulai dari penyusunan proposal sampai penyusunan

tugas akhir yaitu bulan Maret sampai September 2018.

4.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Bareng dan pemeriksaan

sampel akan dilakukan di Laboratorium Hematologi STIKes Insan

Cendekia Medika Jombang, Jawa Timur.

4.3 Populasi Penelitian, Sampling, dan Sampel

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian

(Notoatmodjo, 2010). Populasi penelitian ini adalah seluruh penderita

Diabetes Melitus Tipe 2 pada anggota prolanis di Puskesmas Bareng

Kabupaten Jombang sejumlah 67 orang.

4.3.2 Sampling

Teknik sampling yang digunakan ialah Purposive Sampling, yaitu

teknik penetapan sampel dengan memilih sampel pada populasi

21

Page 40: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

22

sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, agar sampel bisa mewakili

karakteristik populasi yang dikenal sebelumnya (Notoatmodjo, 2010).

4.3.3 Sampel

Sampel ialah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

dianggap mewakili populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel penelitian

ini ialah penderita Diabetes Melitus Tipe 2 yang tidak terkontrol pada

anggota prolanis di Puskesmas Bareng Kabupaten Jombang

sebanyak 20 sampel yang sesuai kriteria.

Penentuan kriteria sampel berdasarkan kriteria inklusi dan

eksklusi. Kriteria inklusi ialah kriteria yang perlu dipenuhi setiap

anggota populasi yang diambil jadi sampel. Kriteria inklusinya yaitu

penderita diabetes melitus tipe 2 yang tidak terkontrol dilihat dari kadar

HbA1C diatas normal (≥6,5%) yang berfungsi mamantau kadar

glukosa darah 3 bulan terakhir.

Kriteria eksklusi adalah kriteria ciri-ciri anggota populasi yang

tidak dapat diambil sebagai sampel. Kriteria eksklusi dalam penelitian

ini ialah penderita diabetes melitus tipe 2 yang tidak terkontrol dan

tidak sedang terkena infeksi atau luka dari jamur, bakteri atau virus.

4.4 Kerangka Kerja (Frame Work)

Kerangka kerja yaitu langkah yang dilakukan dalam penelitian

berbentuk kerangka hingga analisis data (Hidayat, 2010).

Identifikasi Masalah

Penyusunan Proposal

Desain Penelitian

Deskriptif

Page 41: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

23

Gambar 4.1 Kerangka kerja gambaran jumlah leukosit pada penderitaDiabetes Melitus Tipe 2 yang Tidak Terkontrol.

4.5 Variabel dan Definisi Operasional Variabel

4.5.1 Variabel

Variabel ialah obyek penelitian yang menjadi titik penelitian

(Arikunto, 2006). Variabel dalam penelitian ini ialah jumlah leukosit

pada penderita Diabetes Melitus Tipe 2 yang tidak terkontrol.

4.5.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dipakai untuk mempermudah

pengumpulan data dan membatasi lingkup variabel (Saryono, 2011).

Definisi operasional variabel penelitian ini disajikan pada Tabel 4.1.

Populasi

Seluruh penderita Diabetes Melitus Tipe 2 pada prolanisdiPuskesmas Bareng Kabupaten Jombang sejumlah 67 orang.

Sampling

Purposive Sampling

Sampel

Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 yang tidak terkontrolpada anggota prolanis di Puskesmas Bareng Kabupaten

Jombang sebanyak 20 sampel yang sesuai kriteria

Pengolahan dan Analisis Data

Editing, Coding, Tabulating

Laporan Akhir

Page 42: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

24

Tabel 4.1 Definisi Operasional Jumlah Leukosit pada Penderita DMTipe 2 yang Tidak Terkontrol.

Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala KriteriaOperasional Data

Jumlah Banyaknya sel darah Jumlah 1. Mikroskop Ordinal 1. Normal (4.000leukosit pada putih (leukosit) pada leukosit 2. Kamar Hitung - 10.000/mmᶟ)DM Tipe 2 penderita Diabetes dalam darah 3. Lembar 2. Leukositosisyang tidak Melitus yaitu gangguan per mmᶟ Observasional (tinggi :terkontrol metabolik yang

ditandaidarah >10.000/mmᶟ)

dengan peningkatan 3. Leukopeniaglukosa dalam darah (rendah :(hiperglikemi). DM <4.000/mmᶟ)tipe 2 yang tidak ter (Gandasoebratakontrol didapatkan dari , 2013)kadar HbA1C diatasnormal (≥6,5).

4.6 Instrumen Penelitian dan Posedur Kerja

4.6.1 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen yang digunakan

pada penelitian ini adalah :

a. Alat

1. Kaca Penutup atau deckglass

2. Kamar Hitung Improved Neubauer

3. Mikroskop

4. Penghisap

5. Pipet Thoma Leukosit

6. Spuit 3cc

b. Bahan

1. Darah vena dengan antikoagulan EDTA

2. Larutan Turk dengan komposisi :

Larutan Gentian Violet 1% dalam air 1 ml

Asam Asetat Glacial 1 ml

Page 43: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

25

Aquadest add 100 ml

4.1.2 Prosedur Kerja

A. Pengambilan Sampel Darah Vena

1. Memasang torniquet pada lengan pasien.

2. Mengusap dengan kapas alkohol pada sekitar area yang

akan ditusuk.

3. Menusuk pembuluh vena sampai jarum masuk dalam lumen

vena.

4. Melepaskan torniquet dan perlaha tarik torax sampai jumlah

darah sesuai.

5. Menaruh kapas kering di atas bekas tusukan jarum tadi.

6. Mengangkatjarum dan mengalirkan dalam tabung melalui

dinding.

7. Membuang jarum pada tempat pembuangan jarum.

B. Pemeriksaan Jumlah Leukosit

a. Mengisi Pipet Thoma Leukosit

1. Menghisap darah sampai tanda 0,5.

2. Menghapus sisa darah pada ujung pipet.

3. Menghisap larutan Turk sampai tanda 11.

4. Mengangkat pipet dan menutup ujung pipet lalu melepas

karet penghisap.

5. Mengkocok pipet selama 15-30 detik. Jika tidak segera

dihitung, meletakkan dalam sikaphorizontal

(Gandasoebrata, 2007).

Page 44: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

26

b. Mengisi Kamar Hitung

1. Meletakkan kamar dengan deck glass terpasang di

permukaan.

2. Mengkocok pipet selama 3 menit secara terus-menerus.

3. Membuang cairan sebanyak 3 atau 4 tetes dan

menyentuhkan ujung pipet di permukaan kamar hitung

dengan menyinggung pinggir deck glass. Membiarkan

kamar hitung terisi sendiri.

4. Membiarkan selama 2 atau 3 menit agar leukosit

mengendap. (Gandasoebrata, 2007).

c. Menghitung Jumlah Sel

1. Memakai lensa objektif kecil 10x.

2. Meletakkan kamar hitung di bawah objektif dan fokuskan.

Sendirinya leukosit terlihat.

3. Menghitung semua leukosit dalam keempat “bidang besar”.

d. Perhitungan

AL=A

Px t1

Keterangan : AL : Anthal Leukosit

X : jumlah sel yang ditemukan

t : tinggi kamar hitung

P : Pengenceran

A : jumlah kotak leukosit

Page 45: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

27

4.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

4.7.1 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data yaitu langkah memperoleh data sebagai hasil

yang berarti (Notoatmodjo, 2010). Sesudah data terkumpul

dilakukan tahapan Editing, Coding dan Tabulating.

a. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan

isi kuesioner apakah kuesioner sudah diisi dengan lengkap,

jelas jawaban dari responden, relevan jawaban dengan

pertanyaan, konsisten jawaban dengan pertanyaan (Riyanto,

2010).

b. Coding

Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf

menjadi data berbentuk angka atau bilangan (Riyanto, 2010).

Berikut pengkodean pada penelitian ini :

A. Data Umum

1) Responden Kode R

Responden no.1 Kode R1

Responden no.2 Kode R2

Responden no.n Kode Rn

2) Jenis Kelamin Kode J

Laki-laki Kode J1

Perempuan Kode J2

3)Umur U

<60 tahun U1

≥60 tahun U2

Page 46: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

28

4)Pengobatan yang dilakukan Kode P

Rutin Kode P1

Tidak Rutin Kode P2

5) Kontrol Makanan Kode K

Diet Kode K1

Tidak Diet Kode K2

6) Adanya Infeksi Kode V

Ada Kode V1

Tidak ada Kode V2

B. Data Khusus

Jumlah Leukosit pada Penderita DM Tipe 2 yang Tidak

terkontrol :

a. Normal Kode N

b. Leukositosis (Tinggi) Kode T

c. Leukopenia (Rendah) Kode L

c. Tabulating

Tabulating ialah tabel data sesuai dengan tujuan penelitian

(Notoatmodjo, 2010). Data disajikan sesuai jenis variabel yang

menggambarkan hasil jumlah leukosit pada penderita DM Tipe

2 yang tidak terkontrol.

4.7.2 Analisa Data

Analisa data disebut juga kegiatan pengolahan data dari hasil

pengumpulan data (Arikunto, 2010). Data tersebut adalah jumlah

leukosit pada penderita DM Tipe 2 yang tidak terkontrol pada

anggota prolanis di Puskesmas Bareng Kabupaten Jombang.

Page 47: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

29

Penyajian data disajikan dalam bentuk persentase yang

menggambarkan karakteristik dan tujuan penelitian.

Peneliti memberikan nilai terhadap pemeriksaan dengan

melihat nilai normal jumlah leukosit yakni 4.000-10.000 per µl darah

(Gandasoebrata, 2013). Setelah hasil diperoleh, membuat tabel

hasil pemeriksaan, disesuaikan dengan kategori di atas yaitu hasil

normal dijumlah ada berapa dan begitu juga dengan abnormal

(tinggi atau rendah), masing-masing hasil yang diperoleh dihitung

dengan menggunakan rumus :

P = f x 100 %N

Keterangan : P = Persentase

f = Jumlah responden berdasarkan jumlah leukosit

N = Jumlah populasi

Hasil pengolahan data diinterpretasikan menggunakan skala

berikut (Arikunto, 2010) :

1. 100% = Seluruh sampel

2. 76-99% = Hampir seluruh sampel

3. 51-75% = Sebagian besar sampel

4. 50% = Setengah sampel

5. 26-49% = Hampir setengah sampel

6. 1-25% = Sebagian kecil sampel

7. 0% = Tidak satupun sampel

Page 48: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel pada tanggal 10

dan 12 Juli 2018 di Puskesmas Bareng Kabupaten Jombang. Penderita

diabetes melitus tipe 2 yang tidak terkontrol sebanyak 20 responden dari

prolanis yang diambil secara Purposive Sampling dan diperiksa di

laboratorium STIKes ICMe Jombang.

5.1.1 Gambaran Umum Puskesmas Bareng Jombang

Puskesmas Bareng Kabupaten Jombang terletak di Jalan Dr.

Sutomo, No.47 Bareng, Kec. Bareng, Kabupaten Jombang, Jawa

Timur 61419, Indonesia. Lokasi puskesmas cukup strategis terletak

ditengah kawasan yang cukup ramai dengan disekitarnya rumah

masyarakat, dan dekat dengan pasar Bareng, sehingga banyak

pasien yang datang melakukan pemeriksaan kesehatan. Puskesmas

ini adalah salah satu puskesmas yang cukup besar di Kabupaten

Jombang yang merupakan jenis puskesmas rawat inap. Puskesmas

Bareng merupakan puskesmas anak dari Dinas Kesehatan Jombang

yang melayani pasien rawat inap atau rawat jalan sehingga pelayanan

yang diberikan maksimal.

Penelitian dilakukan di Puskesmas Bareng Kabupaten Jombang

tepatnya pada anggota prolanis yang ada di Puskesmas Bareng.

Program prolanis mempermudah pelayanan kesehatan peserta JKN

atau BPJS bagi masyarakat usia lanjut yang perlu diperhatikan.

30

Page 49: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

31

Prolanis di Puskesmas Bareng dilaksanakan setiap satu bulan sekali

pada minggu kedua di hari selasa dan kamis.

5.1.2 Gambaran Umum Karakteristik Responden

a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin penderiaDM Tipe 2 yang tidak terkontrol di Puskesmas BarengJombang tahun 2018

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)1. Laki-laki 7 35.2. Perempuan 13 65

Total 20 100Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan Tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden berjenis kelamin perempuan yaitu sejumlah 13 orang

(65%).

b. Karakteristik responden berdasarkan umur

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan umur penderita DM Tipe2 yang tidak terkontrol di Puskesmas Bareng Jombangtahun 2018

No. Umur Frekuensi Persentase (%)1. <60 tahun 6 302. ≥60 tahun 14 70

Total 20 100Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan Tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden berumur ≥60 tahun yaitu sejumlah 14 orang (70%)

c. Karakteristik responden berdasarkan kontrol makanan

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi berdasarkan kontrol makanan padapenderita DM Tipe 2 yang tidak terkontrol diPuskesmas Bareng Jombang tahun 2018

No. KontrolMakanan Frekuensi Persentase (%)

1. Diet 4 202. Tidak Diet 16 80

Total 20 100Sumber : Data Primer, 2018

Page 50: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

32

Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa hampir seluruh

responden tidak mengontrol pola makan yaitu sejumlah 16 orang

(80%).

d. Karakteristik responden berdasarkan pengobatan yang dilakukan

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi berdasarkan pengobatan yangdilakukan penderita DM Tipe 2 yang tidak terkontrol diPuskesmas Bareng Jombang tahun 2018

No. Pengobatanyang Frekuensi Persentase (%)

dilakukan1. Rutin 17 852. Tidak Rutin 3 15

Total 20 100Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa hampir seluruh

responden rutin melakukan pengobatan yaitu sejumlah 17 orang

(80%).

e. Karakteristik responden berdasarkan adanya infeksi

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi berdasarkan adanya infeksi atau tidakpada penderita DM Tipe 2 yang tidak terkontrol diPuskesmas Bareng Jombang tahun 2018

No. Adanya Infeksi Frekuensi Persentase (%)1. Ada 0 02. Tidak Ada 20 100

Total 20 100Sumber : Data Primer, 2018

Berdasarkan Tabel 5.5 menunjukkan bahwa seluruh

responden tidak ada atau tidak terdapat infeksi yaitu sejumlah 20

orang (100%).

5.1.3 Gambaran Khusus Karakteristik Responden

a. Karakteristik responden berdasarkan jumlah leukosit

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi berdasarkan jumlah leukositpenderita DM Tipe 2 yang tidak terkontrol di PuskesmasBareng Jombang tahun 2018

No. Jumlah Leukosit Frekuensi Persentase (%)1. Normal 14 702. Leukopenia 0 0

Page 51: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

33

3. Leukositosis 6 30Total 20 100

Berdasarkan Tabel 5.6 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden memiliki jumlah leukosit normal yaitu sejumlah 14 orang

(70%).

5.1.4 Tabulasi Silang

a. Tabulasi silang hasil pemeriksaan jumlah leukosit berdasarkan jenis

kelamin

Tabel 5.7 Tabulasi silang jumlah leukosit berdasarkan jenis kelaminpenderita DM Tipe 2 yang tidak terkontrol di PuskesmasBareng Jombang tahun 2018

No JenisKelamin

Jumlah Leukosit Jumlah

Normal Leukositosis Leukopenia

1. Laki-laki 4 3 - 7

2. Perempuan 10 3 - 13

Jumlah 14 6 - 20

Sumber : Data primer, 2018

Berdasarkan tabulasi silang pada Tabel 5.7 menunjukkan

bahwa setengah responden yang mengalami leukositosis yaitu

berjenis kelamin laki-laki sejumlah 3 responden dan perempuan

sejumlah 3 responden.

b. Tabulasi silang hasil pemeriksaan jumlah leukosit berdasarkan

umur

Tabel 5.8 Tabulasi silang jumlah leukosit berdasarkan umurpenderita DM Tipe 2 yang tidak terkontrol di PuskesmasBareng Jombang tahun 2018.

No Umur Jumlah Leukosit Jumlah

Normal Leukositosis Leukopenia

1. <60tahun

6 0 - 6

Page 52: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

34

2. ≥60tahun

8 6 - 14

Jumlah 14 6 - 20

Sumber : Data primer, 2018

Berdasarkan tabulasi silang pada Tabel 5.8 menunjukkan

bahwa seluruh responden yang mengalami leukositosis yaitu

memiliki umur ≥60 tahun sejumlah 6 responden dan yang normal

sejumlah 8 responden.

c. Tabulasi silang hasil pemeriksaan jumlah leukosit berdasarkan

kontrol makanan

Tabel 5.9 Tabulasi silang jumlah leukosit berdasarkan kontrolmakanan penderita DM Tipe 2 yang tidak terkontrol diPuskesmas Bareng Jombang tahun 2018.

No KontrolMakanan

Jumlah Leukosit Jumlah

Normal Leukositosis Leukopenia

1. Diet 4 0 - 4

2. Tidak Diet 10 6 - 16

Jumlah 14 6 - 20

Sumber : Data primer, 2018

Berdasarkan tabulasi silang pada Tabel 5.9 menunjukkan

bahwa seluruh responden yang mengalami leukositosis yaitu tidak

mengontrol makanan sejumlah 6 responden dan yang normal

sejumlah 10 responden.

d. Tabulasi silang hasil pemeriksaan jumlah leukosit berdasarkan

pengobatan yang dilakukan

Tabel 5.10 Tabulasi silang jumlah leukosit berdasarkan pengobatanyang dilakukan penderita DM Tipe 2 yang tidakterkontrol di Puskesmas Bareng Jombang tahun 2018.

No Pengobatan Jumlah Leukosit Jumlah

yang Normal Leukositosis Leukopenia

Page 53: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

35

dilakukan

1. Rutin 14 3 - 17

2. Tidak Rutin 0 3 - 3

Jumlah 14 6 - 20

Sumber : Data primer, 2018

Berdasarkan tabulasi silang pada Tabel 5.10 menunjukkan

bahwa setengah responden yang mengalami leukositosis yaitu

tidak melakukan pengobatan rutin sejumlah 3 responden dan

melakukan pengobatan tidak rutin sejumlah 3 responden.

5.2 Pembahasan

Hasil menunjukkan 6 orang (30%) memiliki jumlah leukosit diatas

normal, sedangkan 14 orang (70%) normal. Hasil penelitian didapatkan

seluruh respondenyang mengalami leukositosis adalah pada responden

yang berusia ≥60 tahun. Sistem imun pada usia lanjut mengalami

penurunan sehingga tubuh rentan terjadi infeksi dan inflamasi yang dapat

meningkatkan jumlah leukosit.Fatmah (2006) mengatakan bahwa

peningkatan usia dapat meningkatkan leukosit sewaktu-waktu jika limfosit

terpapar pada hormon timus. Pada lansia sebagian besar kelenjar timus

tidak berfungsi karena fungsi organnya mengalami penurunan. Organ

kurang efisien dibandingkan usia muda.

Responden yang tidak mengontrol pola makan didapatkan seluruhnya

mengalami leukositosis sehingga resiko peningkatan jumlah leukosit terjadi.

Sejalan dengan Santoso (2018) bahwa pengontrolan pola makanan

penderita hiperglikemik yang buruk berhubungan dengan terjadinya

peningkatan sitokin (IL-6, CRP). Penderita DM mengalami peningkatan

Page 54: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

36

sitokin proinflamasi, seperti interleukin 6 (IL-6) dan interleukin 8 (IL-8) yang

kemudian akan memacu produksi sel darah putih atau leukosit.

Setengah dari responden yang memiliki jumlah leukosit di atas normal

melakukan pengobatan tidak rutin sehingga hiperglikemi menjadi tidak

terkontrol dan memicu meningkatnya jumlah leukosit. Sesuai dengan teori

Santoso, dkk (2018) kondisi hiperglikemi ini menyebabkan pembentukan

radikal bebas melalui proses non enzymatic glycation dari protein, oksidasi

glukosa dan meningkatkan peroksidasi lipid yang memicu perusakan dari

enzim-enzim, sehingga menyebabkan jaringan rentan terhadap stres

oksidatif dan meningkatkan resistensi insulin akibat stres oksidatif tersebut.

Inflamasi yang terjadi pada tubuh dapat diukur menggunakan biomarker

tertentu salah satunya sel darah putih atau leukosit.Hitung jumlah leukosit

menjadi salah satu yang memegang peranan penting dalam patogenesis

resistensi insulin.

Hasil data menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki

jumlah leukosit normal sejumlah 14 orang (70%), didapati hampir seluruh

responden melakukan pengobatan secara rutin dengan mengikuti program

lansia di Puskesmas Bareng setiap satu bulan sekali. Dalam program lansia

dilakukan pemeriksaan kadar gula, mengukur tekanan darah, pengobatan

secara rutin, dan melaksanakan kegiatan senam. Pada kegiatan tersebut,

responden juga mendapatkan edukasi berupa informasi atau penyuluhan

tentang pola hidup sehat guna mengontrol penyakit DM dan menghindari

terjadinya komplikasi. Sehingga masyarakat dapat menurunkan resiko-

resiko DM yang tidak terkontrol salah satunya peningkatan jumlah leukosit

tersebut.

Page 55: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

37

Hasdianah (2012) mengatakan diabetes melitus dapat didiagnosis

berdasarkan kriteria A1C atau kriteria glukosa plasma, baik dengan GDP

atau glukosa darah 2 jam post prandial (GD2PP). Penderita DM perlu

melakukan manajemen kadar glukosa darah dengan melakukan

pemeriksaan laboratorium rutin. Pemeriksaan HbA1c telah

direkomendasikan oleh ADA untuk memantau hiperglikemi pada DM. Batas

nilai HbA1c terkontrol adalah <6,5% karena dapat menurunkan komplikasi

vaskuler dan tidak terkontrol apabila nilai ≥6,5%.

Diabetes Melitus berkontribusi terhadap munculnya berbagai infeksi

dan komplikasi (Sari dan Hisyam, 2014). Kondisi hiperglikemi tidak

terkontrol menyebabkan jaringan rentan terhadap inflamasi karena terjadi

peningkatan sitokin inflamasi. Inflamasi tersebut dapat diukur dengan hitung

jumlah sel darah putih atau leukosit. Hitung jumlah sel leukosit memegang

peranan penting dalam sistem pertahanan tubuh sehingga hitung jumlah sel

leukosit dapat dipertimbangkan sebagai diagnosis awal dan pencegahan

dari komplikasi agar kekebalan tubuh terjaga (Santoso dkk, 2018).

Page 56: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

38

38

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas

Bareng Kabupaten Jombang, Jawa Timur bisa disimpulkan bahwa sebagian

besar penderita Diabetes Melitus tipe 2 yang tidak terkontrol memiliki jumlah

leukosit dalam kategori normal (70%).

6.2 Saran

Dari hasil penelitian peneliti dapat menyarankan :

6.2.1 Bagi masyarakat

Masyarakat diharapkan dapat menjaga sistem pertahanan tubuh

dengan menjaga pola makan, melakukan pengobatan dan mengontrol

kadar gula darah secara rutin sehingga masyarakat terhindar dari

rentannya terkena infeksi dan komplikasi.

6.2.2 Bagi tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan khususnya perawat diharapkan untuk

memberikan informasi dengan melakukan penyuluhan kepada

masyarakat mengenai pentingnya hidup sehat, nutrisi, sistem

pertahanan tubuh dan juga sistem pengobatan serta kontrol gula

darah sehingga penyakit DM tipe 2 dapat diobati dan menurunkan

resikonya.

6.2.3 Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan ini

menjadi penelitian analitik dengan komparasi perbedaan jumlah

leukosit pada penderita DM tipe 2 yang tidak terkontrol dan jumlah

leukosit pada penderita DM tipe 2 yang terkontrol.

Page 57: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

39

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.Rineka Cipta, Jakarta.

Chodijah, S, Nugroho, A, dan Pandelaki,K. 2013. Hubungan Kadar Gula DarahPuasa dengan Jumlah Leukosit pada Pasien Diabetes Melitus denganSepsis. Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm.602-606.

Fachruddin, Ismi I, Citrakesumasari, dan Alharini, S. 2013. Upaya Penanganandan Perilaku Pasien Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di PuskesmasBara-baraya Kota Makassar Tahun 2013. Hasanuddin Makassar.

Fatmah. 2006. Respon Imunitas yang Rendah Pada Tubuh Manusia Usia Lanjut.Makara, Kesehatan, Vol.10, No.1, Juni 2006 : 47-53. Departemen GiziKesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UniversitasIndonesia, Depok.

Gandasoebrata, R. 2013. Penuntun Laboratorium Medik. Dian Rakyat, Jakarta.

Hasdianah. 2012. Mengenal Diabetes Melitus pada Orang Dewasa dan Anak-anak dengan Solusi Herbal. Nuha Medika, Yogyakarta.

Lestari, S. 2016. Hematologi 2. Stikes Icme, Jombang.

Manaf, Asman. 2008. Genetical Abnormality and Glucotoxicity in DiabetesMellitus: The Background of Tissue Damage and Infection. Padang.

Mehta, Atul dan Hoffbrand, Victor. 2014. At a Glance Hematologi. Erlangga,Jakarta.

Mukarromah, Siti B, dkk. 2013. Pengaruh Latihan Aquarobik Terhadap JumlahHitung Lekosit Pada Wanita Obesitas Di Kota Semarang. UniversitasNegeri Semarang.

Muslim, Azhari. 2014. Hubungan Jumlah Leukosit dengan Kadar MikroalbuminUrin pada Penderita Diabetes Melitus. Poltekkes KemenkesTanjungkarang.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta,Jakarta.

Prawesti, Dias W. 2016. Pemeriksaan Jumlah Leukosit dan Hitung JenisLeukosit pada Pasien Tuberkulosis Rawat Inap di RSUD Ciamis Tahun2016. STIKes Muhammadiyah Ciamis.

Riyanto, Agus. 2010. Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Nuha Medika,Yogyakarta.

Page 58: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

40

Santoso S, Rachmawati B, dan Retnoningrum D. 2018. Perbedaan JumlahLeukosit, Neutrofil dan Limfosit Absolut pada Penderita DM Tipe 2terkontrol dan Tidak Terkontrol. JKD, Vol.7,Mei 2018 : 854-862. FakultasKedokteran, Universitas Diponegoro Semarang.

Sari, N dan Hisyam, B. 2014. Hubungan antara Diabetes Melitus Tipe II denganKejadian Gagal Ginjal Kronik di Rumah Sakit PKU MuhammadiyahYogyakarta Periode Januari 2011 sampai Oktober 2012. JKKI, Vol.6 No.1,Jan-Apr 2014. Indonesia.

Saryono dan Mekar, Dwi A. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif & Kuantitatif.Nuha Medika, Yogyakarta.

Sitepu, Ade M, Djafar, Dewi U, dan Panda, Agnes L. 2016. Gambaran jumlahleukosit pada pasien infark miokard akut di RSUP Prof. Dr. R.D.KandouManado periode Januari-Desember 2015. Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4,Nomor 2, Juli-Desember 2016.

Syaify, Ahmad. 2012. Pengaruh Level Hba1c terhadap Fungsi FagositosisNeutrofil (PMN) pada Penderita Periodontitis Diabetika. Maj Ked Gr;Desember 2012; 19(2); 93-97. Gadjah Mada Yogyakarta.

Suiraoka. 2012. Penyakit Degeneratif Faktor mengenal, mencegah danmengurangi Resiko 9 Penyakit Degeneratif. Yogyakarta.

Page 59: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

41

Page 60: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi
Page 61: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

Lampiran 2

Pernyataan Ketersediaan menjadi Responden Penelitian

GAMBARAN JUMLAH LEUKOSIT PADA PENDERITA DIABETES MELITUSTIPE 2 YANG TIDAK TERKONTROL

(Studi di Puskesmas Bareng Kabupaten Jombang)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama

: ……………………………….…………………………

Umur/tanggal lahir : …………………………………………………..……..

Alamat : ……………………………………………..…………..

Menyatakan bersedia dan mau berpartisipasi menjadi responden penelitian

yang akan dilakukan oleh Novian Wayu Prasetyoningtiyas, mahasiswa dari

Program Studi Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang.

Demikian pernyataan ini saya tanda tangani untuk dapat dipergunakan

seperlunya dan apabila di kemudian hari terdapat perubahan/keberatan, maka

saya dapat mengajukan kembali hal keberatan tersebut.

Jombang, Juni 2018

Responden

Page 62: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

Lampiran 3

LEMBAR KUESIONER

(Daftar Pertanyaan)

Hari / Tanggal :

A. DATA RESPONDEN1. Nama:

2. Jenis kelamin:

3. Umur :

4. No responden :

B. KUESIONER

Petunjuk pengisian lingkarilah jawaban yang anda pilih !

1. Apakah anda melakukan pengobatan secara teratur?

a. Iya b. Tidak2. Berapa lama anda melakukan pengobatan?

a. < 2 bulan b. > 2 bulan

3. Apakah anda melakukan kontrol makanan?

a. Diet b.Tidak Diet

4. Apakah anda rutin mengontrol (periksa) gula darah?

a. Rutin b. Tidak Rutin

5. Apakah anda saat ini mengalami infeksi (luka, jamur,virus/ penyakit)?

a. Iya b.Tidak

C. HASIL PEMERIKSAAN

1. HbA1C:

2. Jumlah Leukosit:

Page 63: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

Lampiran 4

LEMBAR OBSERVASI

PEMERIKSAAN JUMLAH LEUKOSIT PADA PENDERITA DIABETESMELITUS TIPE 2 YANG TIDAK TERKONTROL(Studi di Puskesmas Bareng Kabupaten Jombang)

Responden Hasil Pemeriksaan Kategori

R1 7.700/mm3 Normal

R2 8.900/mm3 Normal

R3 10.350/mm3 Lekositosis (Tinggi)

R4 19.300/mm3 Lekositosis (Tinggi)

R5 13.100/mm3 Lekositosis (Tinggi)

R6 11.300/mm3 Lekositosis (Tinggi)

R7 5.000/mm3 Normal

R8 8.400/mm3 Normal

R9 11.700/mm3 Lekositosis (Tinggi)

R10 14.700/mm3 Lekositosis (Tinggi)

R11 5.900/mm3 Normal

R12 9.800/mm3 Normal

R13 6.050/mm3 Normal

R14 5.650/mm3 Normal

R15 4.000/mm3 Normal

R16 8.350/mm3 Normal

R17 5.550/mm3 Normal

R18 7.700/mm3 Normal

R19 7.200/mm3 Normal

R20 7.250/mm3 Normal

Page 64: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

Lampiran 5

TABULASI HASIL PEMERIKSAANJUMLAH LEUKOSIT PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG

TIDAK TERKONTROL(Studi di Puskesmas Bareng Kabupaten Jombang)

Keterangan : J1 : Laki-laki P1 : Rutin

J2 : Perempuan P2 : Tidak Rutin

U1 : < 60 tahun V1 : Ada

U2 : ≥60 tahun V2 : Tidak Ada

K1 : Diet N : Normal

K2 : Tidak Diet T :Tinggi (Lekositosis)

Responden Jenis Kelamin Umur Kontrol Makanan Pengobatan Adanya Infeksi Hasil Jumlah Leukosit Kategori

R1 J2 U2 K2 P1 V2 7.700/mm3 N

R2 J1 U1 K1 P1 V2 8.900/mm3 N

R3 J2 U2 K2 P2 V2 10.350/mm3 T

R4 J1 U2 K2 P1 V2 19.300/mm3 T

R5 J1 U2 K2 P1 V2 13.100/mm3 T

R6 J2 U2 K2 P2 V2 11.300/mm3 T

R7 J2 U1 K2 P1 V2 5.000/mm3 N

R8 J2 U2 K2 P1 V2 8.400/mm3 N

R9 J2 U2 K2 P2 V2 11.700/mm3 T

R10 J1 U2 K2 P1 V2 14.700/mm3 T

R11 J2 U2 K2 P1 V2 5.900/mm3 N

R12 J1 U2 K2 P1 V2 9.800/mm3 N

R13 J2 U1 K2 P1 V2 6.050/mm3 N

R14 J2 U2 K2 P1 V2 5.650/mm3 N

R15 J2 U2 K2 P1 V2 4.000/mm3 N

R16 J1 U2 K2 P1 V2 8.350/mm3 N

R17 J2 U2 K2 P1 V2 5.550/mm3 N

R18 J1 U1 K1 P1 V2 7.700/mm3 N

R19 J2 U1 K1 P1 V2 7.200/mm3 N

R20 J2 U1 K1 P1 V2 7.250/mm3 N

Page 65: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

Lampiran 6

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Soffa Marwa Lesmana, A.Md. AK

Jabatan : Staf Laboratorium Klinik DIII Analis Kesehatan

Menerangkan bahwa mahasiswa dibawah ini:

Nama : Novian Wahyu Prasetyoningtiyas

NIM : 15.131.0078

Telah melaksanakan pemeriksaan hitung jumlah leukosit pada penderita

Diabetes Melitus Tipe 2 yang tidak terkontrol (Studi di Puskesmas Bareng

Kabupaten Jombang) di laboratorium Hematologi prodi DIII Analis Kesehatan

mulai tanggal 10 dan12 Juli 2018, dengan hasil sebagai berikut :

Page 66: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

Responden Perhitungan Jumlah Leukosit Kategori

Kotak 1 Kotak 2 Kotak 3 Kotak 4

R1 36 40 25 53 7.700/mm3Normal

R2 35 43 54 46 8.900/mm3Normal

R3 52 54 52 49 10.350/mm3Lekositosis (Tinggi)

R4 84 62 123 117 19.300/mm3Lekositosis (Tinggi)

R5 62 60 63 77 13.100/mm3Lekositosis (Tinggi)

R6 69 65 51 41 11.300/mm3Lekositosis (Tinggi)

R7 23 25 26 26 5.000/mm3Normal

R8 33 43 41 51 8.400/mm3Normal

R9 52 53 69 60 11.700/mm3Lekositosis (Tinggi)

R10 71 75 81 67 14.700/mm3Lekositosis (Tinggi)

R11 34 26 20 38 5.900/mm3Normal

R12 38 36 63 59 9.800/mm3Normal

R13 29 29 31 32 6.050/mm3Normal

R14 33 13 30 37 5.650/mm3Normal

R15 20 15 22 23 4.000/mm3Normal

R16 44 31 44 48 8.350/mm3Normal

R17 23 35 32 21 5.550/mm3Normal

R18 36 40 25 53 7.700/mm3Normal

R19 36 40 34 40 7.200/mm3Normal

R20 29 41 36 39 7.250/mm3Normal

Page 67: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi
Page 68: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi
Page 69: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

Lampiran 9

DOKUMENTASI PENELITIAN

1. Alat dan Bahan

a. Torniquet b. Kamar Hitung Inproved Neubauer

c. Plaster d. Spuit

e. Kapas Alkohol f. Pipet Thoma Leukosit

g.Cover Glass h. Mikroskop

Page 70: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

i. Larutan Turk j. Counter Cell

k. Handskun dan Masker l. Tisu

m. Tabung Vakum

Page 71: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

3. Pengambilan sampel darah prolanis

Page 72: GAMBARANJUMLAHLEUKOSITPADAPENDERITA ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/405/13/KTI Novian PS.pdf · M.KedselakuKaprodiD-IIIAnalisKesehatan,EviPuspitaSari,S.ST.,M.Imun, ... Melitus menginduksi

4. Pengisian dalam kamar hitung

5. Pemeriksaan hitung jumlah leukosit