gambaran histopatologi kasus pneumonia pada …digilib.unila.ac.id/61317/2/skripsi tanpa bab...

48
GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA KAMBING (Capra aegagrus hircus) QURBAN DI DESA TULUS REJO, KECAMATAN PEKALONGAN, LAMPUNG TIMUR TAHUN 2019 (Skripsi) Oleh Ostarica Alqoriani A PROGRAM STUDI BIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2020

Upload: others

Post on 08-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA

KAMBING (Capra aegagrus hircus) QURBAN DI DESA TULUS REJO,

KECAMATAN PEKALONGAN, LAMPUNG TIMUR TAHUN 2019

(Skripsi)

Oleh

Ostarica Alqoriani A

PROGRAM STUDI BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2020

Page 2: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

i

ABSTRAK

GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA

KAMBING (Capra aegagrus hircus) QURBAN DI DESA TULUS REJO,

KECAMATAN PEKALONGAN, LAMPUNG TIMUR TAHUN 2019

Oleh

Ostarica Alqoriani A

Jumlah peternakan kambing yang meningkat setiap tahun terjadi akibat tingginya

permintaan terhadap daging, susu, dan kotoran kambing. Selain dijual sebagai

kebutuhan pasar akan daging dan susu kambing, biasanya kambing diperjual

belikan sebagai hewan qurban. Kambing dikumpulkan dari berbagai daerah di

suatu tempat yang kemudian akan diperjual belikan. Penempatan hewan ternak

dari berbagai umur dalam satu tempat dan jumlah hewan yang melebihi batas

maksimal dalam satu kandang dapat menyebabkan tersebarnya penyakit yang

disebabkan oleh virus, bakteri, dan salah satunya menyebabkan radang paru-paru

atau pneumonia. Kotoran dan suhu yang ada di Lampung Timur dikhawatirkan

dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri penyebab pneumonia. Tujuan penelitian

ini yaitu untuk mengetahui perbedaan antara histopatologi organ paru-paru

kambing qurban yang sehat dengan kambing qurban yang terinfeksi pneumonia

dan jenis pneumonia yang paling banyak menginfeksi kambing qurban. Penelitian

ini dilakukan bulan Oktober-November 2019 di Laboratorium Patologi Balai

Veteriner Lampung. Sampel organ paru-paru kambing (Capra aegagrus hircus)

qurban diambil dari masjid Baburahman Desa Tulus Rejo, Kecamatan

Pekalongan, Lampung Timur sejumlah 13 sampel bekerja sama dengan Balai

Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru kambing

qurban positif terinfeksi pneumonia, dengan ciri-ciri adanya sel radang disertai

penebalan septa alveoli, edema, dan adanya hemoragi. Jenis pneumonia yang

paling banyak ditemukan yaitu edema pulmonal dan edema peri-bronchial.

Kata kunci: pneumonia pada kambing, kambing, gejala pneumonia.

Page 3: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

ii

GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA

KAMBING (Capra aegagrus hircus) QURBAN DI DESA TULUS REJO,

KECAMATAN PEKALONGAN, LAMPUNG TIMUR TAHUN 2019

Oleh

Ostarica Alqoriani A

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA SAINS

Pada

Program Studi Biologi

Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

PROGRAM STUDI BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2020

Page 4: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

iii

Page 5: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

iv

Page 6: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

v

Page 7: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 21

Oktober 1998, merupakan putri kedua dari tiga bersaudara

pasangan Ayahanda M. Ali Amin dan Ibunda Parida

Ariani. Penulis menyelesaikan Pendidikan dasar di Sekolah

Dasar Negeri (SDN) 2 Jatimulyo pada tahun 2010,

pendidikan menengah pertama di Sekolah Menengah Pertama (SMP) 20 Bandar

Lampung pada tahun 2013, dan pendidikan menengah atas di Sekolah Menengah

Atas (SMA) Alhuda pada tahun 2016. Pada tahun yang sama penulis diterima di

Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Universitas Lampung (UNILA) pada Program

Studi Biologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(FMIPA) melalui jalur masuk Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SNMPTN).

Selama perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten dosen untuk mata kuliah

Biologi Umum dan Embriologi Hewan pada semester lima. Selain mengikuti

perkuliahan, penulis juga aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Biologi

(HIMBIO) FMIPA Unila sebagai anggota Bidang Sains dan Teknologi tahun

2017-2018. Pada Januari 2019, penulis melaksanakan Kerja Praktik (KP) dengan

judul “Gambaran Histopatologi Organ Paru Pada Anjing Herder (Canis lupus

familiaris) Yang Diduga Terinfeksi Pneumonia di Laboratorium Patologi Balai

Page 8: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

vii

Veteriner Lampung”. Kemudian Juli 2019 melaksanakan Kuliah Kerja Nyata

(KKN) di Desa Sriminosari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur.

Page 9: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

viii

MOTTO Tetaplah menjadi baik, jika tidak kamu temukan orang baik maka orang lain yang akan menemukanmu dalam keadaan

baik.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Mengajarlah, permudahlah, dan jangan mempersulit. Bila

salah seorang di antara kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad).

Orang-orang yang suka berkata jujur akan mendapatkan

tiga hal: kepercayaan, cinta, dan rasa hormat. (Ali bin Abi Thalib).

Page 10: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

ix

PERSEMBAHAN

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Dengan mengucap Alhamdulillahirabbil ‘alamiin

Kupersembahkan karya kecilku ini dengan penuh ketulusan

kepada:

Ayahanda dan Ibundaku tercinta yang selalu memberikan

kasih sayang tiada henti dan selalu memanjatkan doa demi

keberhasilan putrinya.

Ayuk dan adikku tercinta, serta keluarga besarku yang

selalu ikhlas memberikan bantuan, semangat dan doa.

Sahabat-sahabatku tersayang yang selalu menemani saat

suka maupun duka.

Bapak dan Ibu dosen yang telah membimbing dan

memberikan ilmunya tanpa pamrih.

Serta Almamater tercinta

Universitas Lampung.

Page 11: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

x

SANWACANA

Alhamdulillahirabbil ‘aalamiin, puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa

Ta’ala, karena atas karunia dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA

PADA KAMBING (Capra aegagrus hircus) QURBAN DI DESA TULUS

REJO, KECAMATAN PEKALONGAN, LAMPUNG TIMUR TAHUN

2019”. Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Science

Bidang Biologi di Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

Universitas Lampung.

Semangat, bantuan, dan doa banyak penulis dapatkan dari berbagai pihak selama

penyusunan skripsi ini sehingga dapat terus maju dan tidak patah semangat. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Kedua orang tuaku Bapak M.Ali Amin dan Ibu Parida Ariani, serta ayuk dan

adikku Bella Alqoriani A dan Irawan Irdian tercinta. Yang selalu memberikan

cinta dan kasih sayang, doa, nasehat, semangat, dan dukungan baik moril

maupun materil kepada penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

2. Bapak Dr. Hendri Busman, M.Biomed. selaku Pembimbing Utama yang telah

sabar membimbing, memberikan kritik dan saran serta nasehat kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Page 12: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

xi

3. Bapak Dr. Gregorius Nugroho Susanto, M.Sc. selaku Pembimbing Kedua

yang telah membimbing dengan sabar memberikan kritik dan masukan kepada

penulis agar dapat menyelesaikan skripsi dengan lebih baik lagi.

4. Ibu Dr. Nuning Nurcahyani, M.Sc. selaku Pembahas dan sekaligus

Pembimbing Akademik, yang telah banyak memberikan ilmu, berbagi

pengalaman, memberikan kritik dan saran, serta banyak membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Yulianty, M. Si. selaku Ketua Program Studi Jurusan Biologi FMIPA

Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. M. Kanedi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Biologi FMIPA

Universitas Lampung.

7. Bapak Drs. Suratman, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

8. Bapak Prof. Dr. Karomani, M.Si. selaku Rektor Universitas Lampung.

9. Bapak dan Ibu Dosen, serta staff Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Lampung, khususnya di Jurusan Biologi atas semua

bantuannya.

10. Bapak Bayu Triwibowo, A.Md., Ibu Ahyul Heni, S.St., Bapak drh. A. Joko

Siswanto, dan Bapak drh. Joko Susilo, M.Sc. yang selama ini telah

membimbing, memberikan ilmu, dan berbagi pengalaman selama penulis

melakukan penelitian.

11. Bapak Suryantana selaku Kepala Seksi Pelayanan Teknis dan suluruh staff

Balai Veteriner Lampung yang telah menerima penulis untuk melakukan

penelitian dengan sangat ramah dan baik.

Page 13: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

xii

12. Sahabat-sahabatku tersayang, Sekar, Susi, dan Umy yang telah sabar

menghadapi tingkah laku dan sifat penulis selama ini, terima kasih untuk doa,

semangat, dan nasehat agar penulis dapat lebih baik lagi.

13. Sahabatku “Kance Family” (Dhita, Danu, Erman, dan Garbiel), terima kasih

untuk doa, semangat, dan kebersamaannya selama ini.

14. Kakak dan teman-temanku, Ara, Aris, Bagus, Indah, kak Salih, Liza, Rikhe,

Uky, Yosi, yang sudah berbaik hati membantu, memberikan nasehat,

masukan, arahan, semangat dan doa kepada penulis agar lebih baik lagi.

15. Kakak-kakak, teman-teman dan adik-adik angkatan 2014, 2015, 2016, 2017,

dan 2018 serta teman-teman yang dengan ikhlas membantu, memberikan

semangat dan doa kepada penulis.

16. Almamaterku tercinta Universitas Lampung dan semua pihak yang telah

banyak membantu penulis selama perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini.

Begitu banyak bantuan, nasehat, kritik, dan saran, serta doa yang kalian berikan

untuk penulis yang tidak dapat dijelaskan satu persatu ucapan rasa syukur dan

terima kasih, semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala dapat membalas semua

kebaikan kalian, aamiin. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam

penulisan skripsi ini, namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk

kita semua.

Bandar Lampung, 31 Januari 2020

Ostarica Alqoriani A.

Page 14: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

xii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ............................................................................................. i

HALAMAN JUDUL DALAM ............................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................... v

RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vi

MOTTO ................................................................................................. viii

PERSEMBAHAN ................................................................................. ix

SANWACANA ...................................................................................... x

DAFTAR ISI .......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ................................................................ 4

E. Kerangka Pikir ........................................................................ 4

F. Hipotesis ................................................................................. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi dan Klasifikasi Kambing ....................................... 6

Page 15: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

xiv

B. Pneumonia .............................................................................. 8

C. Penularan Penyakit ................................................................. 11

D. Etiologi ................................................................................... 12

E. Gejala Pneumonia ................................................................... 13

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat ................................................................. 14

B. Alat dan Bahan ....................................................................... 14

1. Alat ..................................................................................... 14

2. Bahan .................................................................................. 15

C. Prosedur Penelitian ................................................................. 15

1. Rancangan Penelitian ......................................................... 15

a. Lapangan ........................................................................ 15

b. Laboratorium .................................................................. 15

2. Teknik Pembuatan Slide ..................................................... 16

a. Trimming ........................................................................ 16

b. Dehidrasi ........................................................................ 16

c. Embedding ..................................................................... 16

d. Cutting ............................................................................ 17

e. Staining .......................................................................... 17

f. Mounting ........................................................................ 18

g. Pengamatan Mikroskopis ............................................... 18

D. Diagram Alir Penelitian ......................................................... 19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan .................................................................... 20

B. Pembahasan ............................................................................ 25

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan ............................................................................ 30

B. Saran ....................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 32

LAMPIRAN ........................................................................................... 35

Gambar 4-9 ............................................................................................. 36

Gambar 10-17 ......................................................................................... 37

Gambar 18-20 ......................................................................................... 38

Page 16: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Tahapan Proses Staining ........................................................... 18

Tabel 2. Tabel pengamatan organ paru-paru kambing qurban yang

diduga terinfeksi pneumonia. .................................................... 20

Page 17: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Histologi organ paru-paru mencit normal pewarnaan

H & E (100X) keterangan: 1. bronkiolus,

2. septa alveolus .................................................................... 10

Gambar 2. Pneumonia interstitialis non supuratif dengan penebalan

alveoli oleh sel limfositik pewarnaan H&E (16X10)

keterangan: 1. alveolus, 2. bronkus ....................................... 10

Gambar 3. Diagram Alir Penelitian ........................................................ 19

Gambar 4. Proses trimming ..................................................................... 36

Gambar 5. Tahapan dehidrasi ................................................................. 36

Gambar 6. Proses embedding. ................................................................. 36

Gambar 7. Proses cutting menggunakan mikrotom ................................ 36

Gambar 8. Tahapan staining menggunakan pewarna Hematoxylin

dan Eosin (HE) ...................................................................... 36

Gambar 9. Proses mounting .................................................................... 36

Gambar 10. Oven .................................................................................... 37

Gambar 11. Mikrotom ............................................................................ 37

Gambar 12. Inkubator ............................................................................. 37

Gambar 13. Pisau scalpel ........................................................................ 37

Gambar 14. Stainning jar ........................................................................ 37

Gambar 15. Tissue .................................................................................. 37

Gambar 16. Canada balsam atau entelan ................................................ 37

Gambar 17. Mikroskop trinokuler .......................................................... 37

Page 18: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

xvii

Gambar 18. Object glass ......................................................................... 38

Gambar 19. Pinset ................................................................................... 38

Gambar 20. Cover glass .......................................................................... 38

Page 19: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tingginya permintaan terhadap daging dan susu kambing menjadi alasan

banyaknya peternak kambing yang bermunculan. Selain daging dan susu

kambing, kotoran kambing pun masih dapat digunakan sebagai pupuk

kandang. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah peternakan kambing yang

meningkat setiap tahunnya. Menurut data Ditjen PKH (2017), populasi

kambing di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 18.410.379 dengan Lampung

sebagai urutan ketiga penghasil kambing sebanyak 1.340.085 setelah Provinsi

Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Menurut Murtidjo (1993) dan Sarwono (2006), menjelaskan kambing menjadi

salah satu hewan ternak yang digemari dengan nilai ekonomi yang tinggi. Hal

tersebut dikarenakan tubuh kambing yang relatif kecil namun masa

pendewasaannya cukup cepat dengan perawatan yang mudah, kambing dalam

pemeliharaan tidak membutuhkan lahan yang luas, dan modal yang

dibutuhkan relatif kecil. Selain dijual sebagai kebutuhan pasar akan daging

dan susu kambing, biasanya kambing diperjual belikan sebagai hewan qurban.

Page 20: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

2

Kambing-kambing yang akan dijadikan hewan qurban dikumpulkan dari

berbagai daerah. Hewan-hewan qurban harus dipilih yang sehat, tidak boleh

cacat, tidak boleh dikebiri, serta dipilih hanya yang jantan saja (Sitepoe,

2008). Bagi kambing yang akan dijadikan hewan qurban haruslah kambing

yang paling sehat diantara kambing-kambing lainnya. Umumnya lokasi

kambing dan pemberian pakan kambing berada dalam satu lokasi yang sama

pula. Sehingga dengan dikumpulkannya kambing dari berbagai daerah

dikhawatirkan akan menurunkan kesehatan kambing-kambing tersebut. Hal ini

juga dijelaskan oleh Murtidjo (1993), bahwa penempatan hewan ternak dari

berbagai umur dalam satu tempat dan jumlah hewan yang melebihi batas

maksimal dalam satu kandang dapat menyebabkan penyebaran beberapa

penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan sebagainya.

Salah satu penyakit yang dapat menginfeksi hewan ternak yaitu radang paru-

paru atau sering dikenal sebagai pneumonia. Pneumonia dapat disebabkan

oleh beberapa faktor seperti tata cara pengelolaan peternakan dan lingkungan

hewan yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan ternak. Menurut Sendow

et al., (2002), pneumonia dapat menginfeksi kambing mencapai 15%. Selain

itu, tingginya angka kematian hewan ternak mencapai 51% diakibatkan oleh

semua jenis pneumonia.

Pneumonia dapat disebabkan adanya bakteri, virus, dan lainnya. Fikri (2016)

menyebutkan bakteri Streptococcus pneumonia merupakan bakteri penyebab

infeksi pneumonia. Liu et al. (2008), menjelaskan bakteri Streptococcus

berkembang biak paling baik pada suhu 370

C. Alimudin (Komunikasi pribadi,

2019) menyatakan suhu di Lampung Timur pada musim kemarau dapat

Page 21: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

3

mencapai 350C. Menurut Mirwansyah selaku Kepala Dinas Kesehatan

Lampung Timur dalam Jaya (2017) pneumonia di Lampung Timur terdeteksi

muncul dan menyerang cukup banyak balita, namun hal ini masih dalam

pendataan.

Apabila kambing-kambing qurban yang sudah terpilih paling berkualitas

masih dapat terinfeksi pneumonia, maka tidak menutup kemungkinan bahwa

hewan-hewan ternak lainnya dapat terinfeksi dengan tingkatan yang lebih

parah. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian tentang infeksi pneumonia

yang menginfeksi kambing qurban di wilayah Lampung Timur.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa saja jenis pneumonia yang banyak menginfeksi kambing qurban?

2. Bagaimana perubahan histopatologi organ paru-paru kambing qurban yang

terinfeksi pneumonia?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan yaitu:

1. Untuk mengetahui perbedaan antara histopatologi organ paru-paru

kambing qurban yang sehat dengan organ paru-paru kambing qurban yang

terinfeksi pneumonia

2. Untuk mengetahui jenis pneumonia yang paling banyak menginfeksi

kambing qurban.

Page 22: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

4

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi bahwa tidak hanya

hewan ternak biasa yang dapat terinfeksi pneumonia, melainkan hewan qurban

yang sudah melalui tahap seleksi pun masih dapat terinfeksi pneumonia.

E. Kerangka Pikir

Jumlah peternakan kambing yang meningkat setiap tahunnya akibat tingginya

permintaan terhadap daging, susu, dan kotoran kambing. Dengan tubuh yang

kecil namun masa pendewasaannya yang cukup cepat, modal yang dibutuhkan

relatif kecil dan jarak antar kelahiran yang pendek, serta pemeliharaan

kambing yang tidak membutuhkan lahan yang begitu luas menjadi alasan

kambing menjadi salah satu hewan ternak yang digemari.

Selain dijual sebagai kebutuhan pasar akan daging dan susu kambing,

biasanya kambing diperjual belikan sebagai hewan qurban. Kambing-kambing

akan dikumpulkan dari berbagai daerah di suatu tempat untuk akhirnya akan

diperjual belikan dan dipotong. Hal tersebut biasanya akan berdampak buruk

terhadap kesehatan kambing. Karena penempatan hewan ternak dari berbagai

umur dalam satu tempat dan jumlah hewan yang melebihi batas maksimal

dalam satu kandang dapat menyebabkan tersebarnya penyakit yang

disebabkan oleh virus, bakteri, dan sebagainya, salah satunya menyebabkan

radang paru-paru atau dikenal sebagai pneumonia.

Page 23: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

5

F. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Kambing qurban yang sudah melewati seleksi kesehatan memiliki

kemungkinan kecil terjadi perubahan dilihat secara mikroskopis.

2. Tidak ada jenis pneumonia yang menginfeksi kambing qurban.

Page 24: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi dan Klasifikasi Kambing

Menurut Sarwono (2006), kambing tergolong hewan pemamah biak, berkuku

genap, serta pada kambing jantan memiliki tanduk sepasang menggantung.

Hampir semua jenis kambing merupakan hewan pegunungan yang suka hidup

di lereng-lereng curam, namun kambing masih tetap dapat bertahan hidup di

lingkungan-lingkungan paling buruk, karena memiliki daya adaptasi yang

tinggi. Kambing memiliki kebiasaan memakan dedaunan hijau dengan cara

berdiri. Kambing dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kambing liar dan

kambing ternak. Murtidjo (1993) menjelaskan, pada kelamin kambing jantan

mengeluarkan bau yang khas yang secara alamiah dapat digunakan ketika

dalam masa birahi. Kambing biasanya hidup di tempat yang tandus dengan

sedikit ditumbuhi rerumputan. Kambing yang umumnya kita jumpai

merupakan hasil domestikasi manusia yang diturunkan dari tiga jenis

kambing, yaitu:

1. Capra hircus, yaitu kambing liar yang berasal dari daerah perbatasan

Pakistan dan Turki.

2. Capra falconeri, yaitu kambing liar yang berasal dari daerah Kashmir,

India.

3. Capra Prisca, yaitu kambing liar yang berasal dari Barkan.

Page 25: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

7

Berikut merupakan klasifikasi kambing menurut Kusuma (2009) dalam Hati

(2016):

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Bangsa : Artiodactyla

Suku : Bovidae

Marga : Capra

Jenis : Capra aegagrus hircus.

Banyaknya jumlah kambing dalam suatu usaha peternakan menjadi alasan

dibutuhkannya sebuah kandang sebagai tempat naungan. Kandang yang bersih

dapat menjadi penunjang dihasilkannya kambing berkualitas tinggi. Menurut

Sitepoe (2008), terdapat dua jenis kandang kambing, yaitu kandang yang

langsung bersentuhan dengan tanah dan kandang yang memiliki tangga atau

dikenal dengan kandang panggung. Kedua kandang tersebut dibuat

berdasarkan fungsinya masing-masing. Kandang yang langsung bersentuhan

dengan tanah dibuat untuk kambing yang akan digembalakan, sedangkan

kandang berjenis panggung dibuat sebagai kandang penggemukan. Menurut

Murtidjo (1993), biasanya kambing hanya dijadikan pekerjaan sambilan oleh

para peternak tradisional, sehingga banyak ditemukan sistem perkandangan

yang tidak memenuhi syarat sebuah kandang. Hal tersebut akhirnya dapat

merugikan tidak hanya peternak, melainkan penduduk dan lingkungan sekitar,

bahkan hewan ternak itu sendiri.

Page 26: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

8

B. Pneumonia

Pneumonia secara istilah merupakan radang akut dan dapat menular di dalam

paru-paru. Secara mikroskopis, pada organ paru-paru yang terinfeksi

pneumonia perubahan-perubahan terlihat di sekitar bronkus dan bronkiolus,

sedangkan secara makroskopis, pada pneumonia terlihat penambahan volume

yang ditandai dengan pleura pulmonalis yang tegang. Bagian yang terinfeksi

pneumonia akan memperlihatkan perubahan warna dari merah, hitam, hingga

kelabu. Pada pneumonia fibrinosa memiliki bidang sayatan kering dan

berbutir-butir halus, sedangkan pneumonia hemoragik, kataral atau purulent

memiliki bidang sayatan yang basah.

Pada pnuemoni kataral cairan sedikit keruh, pneumonia hemoragik cairan

berwarna merah karena darah, dan pneumonia purulent cairan menyerupai

susu hingga coklat karena mengandung nanah bercampur darah. Pada uji

apung, jaringan yang terinfeksi pneumonia ketika dipotong akan tenggelam.

Pada jenis pneumonia gangraenosa terjadi pembusukan jaringan pulmoner

akibat adanya bakteri dengan kemampuan untuk melarutkan jaringan yang

telah mati. Pneumonia jenis ini dapat diakibatkan oleh adanya aspirasi bahan-

bahan asing seperti obat-obatan, makanan, nanah, atau benda asing yang

bearasal dari lambung. Pembusukan ini dapat dimulai dari nodul-nodul kecil

hingga sebesar biji kacang dan dapat menjadi luas hingga menjadi lobuler atau

lober serta menimbulkan bau. Pneumonia ini dapat mencapai tingkat terparah

yaitu kematian hewan (Ressang, 1984).

Page 27: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

9

Corwin (2001) menjelaskan pneumonia merupakan radang paru-paru yang

dapat menimbulkan manefestasi peradangan pada setiap lobusnya. Ressang

juga (1984) menjelaskan pneumonia dapat dibagi berdasarkan sifat eksudatnya

yaitu pneumonia cair dan pneumonia padat. Pneumonia cair yaitu kataral,

hemoragik, bergangren, purulan, atau campuran dari masing-masing jenis

pneumonia tersebut. Sedangkan pneumonia padat yaitu pneumonia fibrinosa.

Pneumonia berdasarkan lokasinya yaitu, pneumonia dangkal merupakan

eksudat yang dapat ditemukan di dalam ruang alveoli, dan pneumonia

interstisiel yaitu adanya radang di alveoli. Biasanya sel-sel radang paling

banyak ditemukan di dalam septa dan di dalam jaringan ikat peri-bronchial

dan peri-vaskuler.

Menurut Wahid dan Imam (2013), terdapat faktor-faktor yang dapat

meningkatkan resiko terinfeksi pneumonia pada manusia, yaitu infeksi saluran

pernapasan atas, umur di bawah 2 bulan, usia lanjut, malnutrisi, berat bayi

yang lahir rendah, imunisasi tidak legkap, tidak mendapatkan ASI eksklusif,

dan polusi udara. Sedangkan menurut Sarwono (2006), pneumonia atau

radang paru-paru merupakan salah satu penyakit menular yang juga dapat

menginfeksi kambing sebagai hewan ternak. Pneumonia dapat diakibatkan

oleh ventilasi kandang yang buruk, lembab dan berbau.

Tidak terlihat perubahan yang signifikan pada paru-paru secara makroskopis,

namun terdapat warna merah kecoklatan pada paru-paru yang terinfeksi

pneumonia. Pada uji apung, maka jaringan akan mengapung dan berat ketika

diangkat karena adanya edema dan penambahan jaringan. Pneumonia yang

Page 28: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

10

ditularkan melalui virus dapat ditemukan pada semua jenis hewan peliharaan.

Secara makroskopis, organ paru yang terinfeksi pneumonia terasa padat,

berwarna keabu-abuan, terjadi penambahan volume yang biasanya diikuti

dengan adanya edema pulmonum, dan ditemukan adanya eksudat tebal

berwarna kuning kecoklatan (Ressang, 1984).

Menurut Aini dan Harjana (2018), gambaran histologi organ paru-paru mencit

yang normal sebagaimana terdapat pada Gambar 1.

Gambar 1. Histologi organ paru-paru mencit normal pewarnaan H & E (100X)

keterangan: 1. bronkiolus, 2. septa alveolus.

Menurut Sendow dkk. (2004), gambaran histopatologi organ paru-paru sapi

yang terinfeksi pneumonia sebagaimana terdapat pada Gambar 2.

Gambar 2. Pneumonia interstitialis non supuratif dengan penebalan alveoli

oleh sel limfositik pewarnaan H & E (16 x 10).

Keterangan: 1. alveolus, 2. bronkus.

2 1

1 2

Page 29: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

11

C. Penularan Penyakit

Menurut Wahid dan Imam (2013), terdapat dua aspek yang dapat

menyebabkan organisme terinfeksi pneumonia, yaitu aspek aspirasi dan

inhalasi. Selain bakteri, virus, dan jamur, penderita pneumonia juga dapat

terinfeksi akibat bahan kimia, asap rokok, debu, gas, makanan, cairan, dan

racun.

Menurut Ressang (1984), pneumonia dapat menular melalui jalur aerogen

maupun hematogen. Selain bakteri dan virus, pneumonia juga dapat

disebabkan oleh kuman yang secara normal hidup di dalam paru-paru sehat

yang kemudian menjadi pathogen akibat berkurangnya resistensi paru-paru

atau imun tubuh. Pneumonia juga dapat disebabkan oleh cacing-cacing yang

masuk ke dalam paru-paru, contohnya Askaris dan Ankilostomum. Subronto

(1985) menjelaskan agen penyebab pneumonia memasuki jaringan paru dapat

secara aerogen (inhalasi) maupun hematogen. Secara aerogen, radang paru-

paru dapat terjadi secara bersamaan, atau diawali dengan radang bronkus dan

bronkiolus. Beratnya peradangan tergantung pada jenis, virulensi, dan jumlah

agen yang masuk ke dalam jaringan. Pada percobaan apung, jaringan yang

mengalami konsolidasi akan melayang hingga tenggelam. Selaput lendir

saluran pernapasan yang meningkat kepekaannya akan meningkatkan

kepekaan jaringan terhadap rangsangan ringan hingga terjadinya batuk. Selain

itu, batuk juga dapat disebabkan oleh adanya eksudat radang di dalam saluran

pernapasan.

Page 30: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

12

Pada pneumonia jenis kataral biasanya disebabkan oleh virus disertai kuman-

kuman sekunder seperti virus Haemophilus suis. Pneumonia jenis ini juga

dapat disebabkan oleh Streptococcus dan Pasteurella dengan atau tanpa

gabungan dari infeksi virus. Pneumonia jenis kataral ini biasanya dapat terjadi

menahun dengan septa inter-alveoler yang terus tumbuh hingga septa menebal

dan terjadi pengerasan pada paru-paru (Ressang, 1984).

D. Etiologi

Radang paru-paru atau pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa faktor.

Tata cara pengelolaan peternakan dan lingkungan hewan sangat berpengaruh

pada kesehatan suatu peternakan. Menurut Murtidjo (1993), faktor-faktor

penyebab terjadinya pneumonia pada suatu peternakan yaitu, kandang yang

lembab atau berdebu, ventilasi udara yang buruk, banyaknya angin yang

masuk ke dalam kandang, penempatan hewan ternak dari berbagai umur

dalam satu tempat, jumlah hewan yang melebihi batas maksimal dalam satu

kandang, dan tidak terpenuhinya kebutuhan kolostrum bagi anak-anak hewan

ternak.

Menurut Ermawati (2011), beberapa virus penyebab pneumonia yaitu,

adenovirus, parainfluenza-3, dan rhinovirus, serta bakteri yaitu Pasteurella

multocida, sedangkan menurut Wahid dan Imam (2013), bakteri penyebab

pneumonia yaitu Streptococcus dan Mycoplasma pneumonia, dan dari

golongan jamur adalah candidiasis, histoplasmosis, dan aspergifosis. Subronto

(1985) juga menjelaskan infeksi oleh kuman Pasteurella sp dan Mycoplasma

sp biasanya berlangsung secara akut, sedangkan Mycobakterium sp dapat

menyebabkan gejala yang kronik dan pembentukan granuloma.

Page 31: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

13

E. Gejala Pneumonia

Menurut Yuwono (2008), penderita pneumonia ditandai dengan timbul gejala

batuk, dan sukar bernapas atau nafas cepat yang ditandai dengan frekuensi

nafas lebih dari 40 kali per menit. Beberapa tanda umum lainnya yaitu adanya

tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Menurut Sarwono (2006),

kambing yang terinfeksi pneumonia mnimbulkan gajala hidung ingusan deras

dari jernih hingga bernanah, nadi berdenyut cepat, demam, batuk, nafsu

makan berkurang, lidah menjulur, suara bernapas seperti orang memarut,

pernapasan berat atau cepat, serta berlebihan. Kambing yang terinfeksi juga

terlihat suka mengerang, mengeluh, dan mengertak gigi akibat rasa nyeri.

Murtidjo (1993) menjelaskan gejala-gejala kambing yang terinfeksi

pneumonia yaitu, nafsu makan yang berkurang, ternak terlihat kurus dan

lemah, batuk dan sulit bernapas, serta demam dengan suhu tubuh yang

semakin tinggi.

Page 32: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

14

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan bulan Oktober-November 2019 di Laboratorium

Patologi Balai Veteriner Lampung. Sampel organ paru-paru kambing (Capra

aegagrus hircus) qurban diambil pada hari raya Idul Adha bulan Agustus

2019 di masjid Baburrahman Desa Tulus Rejo, Kecamatan Pekalongan,

Lampung Timur di bawah kerja sama dengan Balai Veteriner Lampung.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, masker dan sarung tangan

sebagai perlengkapan untuk memulai penelitian, wadah sebagai tempat

sampel organ paru kambing sebelum dilakukan pembuatan preparat,

pinset, gunting, pisau scalpel, embedding cassette, oven, cangkir logam,

tissue, mikrotom, wadah air, inkubator, object glass dan cover glass, rak

pewarnaan, dan mikroskop trinokuler untuk melakukan pengamatan.

Page 33: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

15

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, sampel organ paru-paru

kambing qurban, formalin 10%, alkohol bertingkat (80%, 90%, 100%),

xylol, paraffin cair, pewarna Hematoxylin dan Eosin, dan Canada balsam.

C. Prosedur Penelitian

1. Rancangan Penelitian

a. Lapangan

Sampel organ paru-paru kambing (Capra aegagrus hircus) qurban

diambil dari masjid Baburrahman Desa Tulus Rejo, Kecamatan

Pekalongan, Lampung Timur sejumlah 13 sampel oleh staf Balai

Veteriner Lampung yang bertempat tinggal di Desa Tulus Rejo,

Kecamatan Pekalongan Lampung Timur pada bulan Agustus 2019.

b. Laboratorium

Pengamatan yang dilakukan di laboratorium dilakukan secara

deskriptif, yaitu seluruh sampel yang telah diproses akan dilakukan

pembacaan di bawah mikroskop. Penelitian ini menggunakan

eksperimen kuasi, dimana variabel tergantung yaitu perubahan

histopatologi organ paru-paru kambing qurban yang terinfeksi

pneumonia, dan variabel bebas yaitu penyebab-penyebab pneumonia

yang dapat menginfeksi kambing qurban, serta jenis pneumonia yang

paling banyak menginfeksi kambing qurban di wilayah Lampung

Timur.

Page 34: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

16

2. Teknik Pembuatan Slide

Organ paru-paru kambing yang telah diambil difiksasi dalam larutan

formalin dengan perbandingan 1:10 untuk menghindari kerusakan organ

dan mendapatkan hasil yang baik. Menurut Sudatri dkk. (2016), tahapan-

tahapan pembuatan preparat histopatologi, yaitu sebagai berikut:

a. Trimming

Trimming merupakan proses pemotongan organ dengan ketebalan 2-4

mm. Proses ini dilakukan untuk mendapatkan bagian dari organ yang

diduga terinfeksi. Kemudian organ-organ tersebut akan dimasukan ke

dalam embedding cassette dengan 1-5 potong organ yang disesuaikan

dengan ukuran organ yang dipotong. Lalu dialiri dengan air mengalir

selama 30 menit guna menghilangkan formalin.

b. Dehidrasi

Dehidrasi merupakan tahapan pengeluaran air dari jaringan agar

seluruh ruang antar sel dapat mudah terisi oleh paraffin. Tahapan ini

dilakukan dengan memasukan ke dalam alkohol bertingkat (70-100%)

selama masing-masing 1 jam. Kemudian dilanjutkan dengan proses

clearin’ menggunakan larutan xilol selama 24 jam.

c. Embedding

Tahapan ini merupakan tahapan dimana jaringan di dalam embedding

cassette dipindahkan ke dalam base mold dengan mengatur jarak antar

jaringan yang kemudian akan kembali ditutup menggunakan

embedding cassette dan dituangkan paraffin cair secukupnya. Paraffin

dapat terus mencair bila diletakan di dalam oven dengan suhu 58℃.

Page 35: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

17

Setelah paraffin membeku, maka lepaskan dari base mold dan letakan

di suhu 4-6℃ beberapa saat hingga masuk ke tahapan berikutnya.

d. Cutting

Setelah tahapan embedding selesai, maka selanjutnya masuk tahapan

cutting yaitu pemotongan jaringan menggunakan microtom di ruangan

dengan suhu dingin. Tahapan cutting yaitu sebagai berikut:

1. Paraffin diblok terlebih dahulu sebelum dilakukan pemotongan.

2. Lakukan pemotongan kasar terlebih dahulu sebelum dilakukan

pemotongan dengan ketebalan 3 mikron dan pilih lembaran

terbaik.

3. Pindahkan lembaran jaringan tersebut ke dalam waterbath

beberapa saat agar mengembang dengan sempurna.

4. Ambil lembaran jaringan tersebut menggunakan objek glass

dengan gerakan menyendok. Usahakan tidak terbentuk gelembung

udara di bawah jaringan.

5. Tempatkan objek glass berisikan jaringan tersebut di dalam

inkubator dengan suhu 37℃ selama 24 jam hingga jaringan

melekat dengan sempurna.

e. Staining

Staining merupakan tahapan pewarnaan dengan menggunakan metode

Hematoxylin-Eosin (HE). Tahapan-tahapan staining yaitu sebagai

berikut:

Page 36: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

18

Tabel 1. Tahapan Proses Staining

Zat Kimia Waktu

Xylol I 5 menit

Xylol II 5 menit

Xylol III 5 menit

Alkohol Absolut I 5 menit

Alkohol Absolut II 5 menit

Akuades 1 menit

Harris Hematoxylin 20 menit

Akuades 1 menit

Acid Alkohol 2-3 celupan

Akuades 1 menit

Akuades 1 menit

Eosin 2 menit

Alkohol 96% I 2 menit

Alkohol 96% II 3 menit

Alkohol Absolut III 3 menit

Alkohol Absolut IV 3 menit

Xylol IV 5 menit

Xylol V 5 menit

f. Mounting

Tahapan ini merupakan penetesan bahan mounting menggunakan

Canada balsam di area jaringan yang berada di atas object glass lalu

ditutup oleh cover glass. Usahakan tidak ada gelembung udara yang

terbentuk.

g. Pengamatan Mikroskopis

Jaringan yang sudah melewati serangkaian proses di atas, selanjutnya

dilakukan pembacaan di bawah mikroskop trinokuler dengan

pembesaran 100x dan 400x.

Page 37: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

19

C. Diagram Alir Penelitian

Adapun diagram alir dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Gambar 3. Diagram Alir Penelitian

Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan oleh

staf Laboratorium Patologi di bawah

kerja sama dengan Balai Veteriner

Lampung

Identifikasi Data

Slide jaringan paru-paru kambing qurban

dibaca di bawah mikroskop trinokuler untuk

mengamati perubahan histopatologi organ

paru-paru dan mengidentifikasi jenis

pneumonia yang paling banyak menginfeksi.

Pembuatan preparat histopatologi

Proses fiksasi organ paru-paru

kambing (Capra aegagrus hircus)

qurban menggunakan formalin 10%

Proses pembuatan slide preparat

histopatologi menggunakan metode

Hematoxilin Eosin (HE).

Page 38: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Adapun data hasil pengamatan pada penelitian sampel kambing qurban yang

diduga terinfeksi pneumonia dari masjid Baburrahman Desa Tulus Rejo

Kecamatan Pekalongan Lampung Timur, dapat dilihat pada Tabel 2:

Tabel 2. Pengamatan organ paru-paru kambing qurban yang diduga

terinfeksi pneumonia.

No. Gambar Ciri-ciri Keterangan

1.

A.

B.

Tidak ditemukan

adanya sel

radang, edema,

maupun darah

pada perbesaran

100X dan 400X.

Histopatologi

organ paru-paru

kambing

qurban yang

normal. H&E

(A) 100X, (B)

400X.

Keterangan:

1. septa alveoli.

2.

Tidak ditemukan

adanya sel

radang, edema,

maupun darah

pada perbesaran

100X dan 400X.

Histopatologi

organ paru-paru

kambing

qurban yang

normal. H&E

(A) 100X, (B)

400X.

Keterangan:

1

1

1

2

3

Page 39: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

21

A.

B.

1. septa alveoli.

2. tulang rawan

3. bronkus

3.

A.

B.

Tidak ditemukan

adanya sel

radang, edema,

maupun darah

pada perbesaran

100X dan 400X.

Histopatologi

organ paru-paru

kambing

qurban yang

normal. H&E

(A) 100X, (B)

400X.

Keterangan:

1. septa alveoli.

4.

A.

Tidak ditemukan

adanya sel

radang, edema,

maupun darah

pada perbesaran

100X dan 400X.

Histopatologi

organ paru-paru

kambing

qurban yang

normal. H&E

(A) 100X, (B)

400X.

Keterangan:

1. septa alveoli.

2. bronkiolus

3

2

1

1

1

1 2

2 1

Page 40: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

22

B.

5.

A.

B.

Tidak ditemukan

adanya sel

radang, edema,

maupun darah

pada perbesaran

100X dan 400X.

Histopatologi

organ paru-paru

kambing

qurban yang

normal. H&E

(A) 100X, (B)

400X.

Keterangan:

1. septa alveoli

2. bronkus

3. tulang rawan

6.

A.

B.

Tidak ditemukan

adanya sel

radang, edema,

maupun darah

pada perbesaran

100X dan 400X.

Histopatologi

organ paru-paru

kambing

qurban yang

normal. H&E

(A) 100X, (B)

400X.

Keterangan:

1. septa alveoli

2. bronkus

3. tulang rawan

7.

A.

Tidak ditemukan

adanya sel

radang, edema,

maupun darah

pada perbesaran

100X dan 400X.

Histopatologi

organ paru-paru

kambing

qurban yang

normal. H&E

(A) 100X, (B)

400X.

Keterangan:

1. septa alveoli.

2

1

3

3 1

3

2

1

1

1

1

3

Page 41: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

23

B. 8.

A.

B.

Ditemukan

adanya

penebalan septa

alveoli berisi sel

radang.

Histopatologi

organ paru-paru

kambing

qurban yang

terinfeksi

moderate

pneumonia

interstitialis

multivocal

acut. H&E (A)

100X, (B)

400X.

Keterangan:

1. bronkus

2. penebalan

septa alveoli

3. tulang rawan

4. sel radang

9.

A.

B.

Ditemukan

adanya edema di

dalam alveoli

dan terjadi

penebalan septa

alveoli berisi sel

radang.

Histopatologi

organ paru-paru

kambing

qurban yang

terinfeksi mild

pneumonia

edema

pulmonum

vocal acut.

H&E (A)

100X, (B)

400X.

Keterangan:

1. tulang rawan

2. edema

3. bronkus

4. penebalan

septa alveoli

5. sel radang.

10.

Ditemukan

adanya edema di

dalam alveoli

dan terjadi

penebalan septa

alveoli berisi sel

radang.

Histopatologi

organ paru-paru

kambing

qurban yang

terinfeksi mild

pneumonia

edema

1

3

2

4

2

2

2

1 3

4

5

1

2 3

Page 42: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

24

A.

B.

pulmonum

vocal acut.

H&E (A)

100X, (B)

400X.

Keterangan:

1. penebalan

septa alveoli

2. edema

3. bronkiolus

4. sel radang.

11.

A.

B.

Ditemukan

adanya butir-

butir darah,

edema, dan

penebalan septa

alveoli berisi sel

radang.

Histopatologi

organ paru-paru

kambing

qurban yang

terinfeksi mild

pneumonia

edema

pulmonum dan

mild

pneumonia

hemoragika

vocal acut.

H&E (A)

100X, (B)

400X.

Keterangan:

1. hemoragi

2. penebalan

septa alveoli

3. edema

4. sel radang.

12.

A.

Ditemukan

adanya

tumpukan sel

radang di sekitar

bronkus dan

penebalan septa

alveoli berisi sel

radang.

Histopatologi

organ paru-paru

kambing

qurban yang

terinfeksi mild

pneumonia

peri-bronchial

vocal acut.

H&E (A)

100X, (B)

400X.

Keterangan:

1. tulang rawan

2

3

3

1

2

3

4

3

2

1

4

Page 43: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

25

B.

2. sel radang

3. penebalan

septa alveoli.

13.

A.

B.

Ditemukan

adanya

tumpukan sel

radang di sekitar

bronkus dan

penebalan septa

alveoli berisi sel

radang.

Histopatologi

organ paru-paru

kambing

qurban yang

terinfeksi mild

pneumonia

peribronchial

vocal acut.

H&E (A)

100X, (B)

400X.

Keterangan:

1. septa alveoli

2. tulang rawan

3. bronkus

4. sel radang.

2

1

3

4

4

2

2

Page 44: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

30

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari penelitian ini yaitu:

1. Berdasarkan hasil pengamatan, sebanyak 7 sampel negatif terinfeksi

pneumonia dengan ciri tidak ditemukan adanya penebalan septa alveoli

yang berisi sel radang, edema, dan darah, sedangkan sebanyak 6 sampel

paru-paru qurban lainnya positif terinfeksi pneumonia dengan ciri

ditemukan adanya penebalan septa alveoli yang berisi sel radang, edema,

hemoragi, dan tumpukan sel radang di tepi bagian luar bronkus.

2. Berdasarkan hasil penelitian, dari 13 sampel organ paru-paru didapatkan 6

sampel kambing qurban terinfeksi pneumonia, sehingga 46% sampel

sudah terinfeksi pneumonia dengan jenis terbanyak yaitu pneumonia

edema pulmonum dan pneumonia peri-bronchial.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka perlu diadakan

pemeriksaan kesehatan kambing qurban yang lebih baik lagi untuk tahun

berikutnya dan memberikan pemahaman kepada petugas bahwa kambing

qurban yang sudah terlihat terinfeksi pneumonia tidak layak untuk

Page 45: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

31

dikonsumsi. Disarankan juga untuk melakukan uji lanjut untuk menentukan

jenis bakteri yang dapat menyebabkan infeksi pneumonia sehingga

memperkuat diagnosa penyakit menggunakan uji isolasi bakteri.

Page 46: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

32

DAFTAR PUSTAKA

Aini, A.P., Dan Harjana, T. 2018. Pengaruh Paparan Asap Rokok Elektrik

(Vapour) Dengan Berbagai Variasi Dosis Terhadap Gambaran Histologi

Bronkiolus Mencit (Mus musculus). Jurnal Prodi Biologi. Vol 7 No 8.

Alimudin, S. 2019. Suhu di Lampung Timur Pada Saat Musim Kemarau. [Hasil

Wawancara Pribadi]. 22 Desember 2019. Labuhan Ratu VII, Braja

Harjosari.

Corwin, E. J. 2001. Patofisiologi (Alih Bahasa, Brahm, U.). Penerbit EGC.

Jakarta.

Ditjen PKH. 2017. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2017 (Livestock

and Animal Health Statistics 2017). Direktorat Jenderal Peternakan dan

Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI. Hal: 86

Ermawati, D. 2011. Untung Menggiurkan dari Budidaya Kelinci. Yogyakarta.

CV. Andi Offset.

Fikri, B. A. 2016. Analisis Faktor Risiko Pemberian Asi Dan Ventilasi Kamar

Terhadap Kejadian Pneumonia Balita. The Indonesian Journal of Public

Health. Vol. 11 (1), 14–27.

Hati, I. R. P. 2016. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Sisik Naga

(Pyrrosia piloselloides) Terhadap Tingkat Kematangan Folikel Ovarium

Kambing (Capra aegragus hircus) secara In-Vitro [Skripsi]. Universitas

Islam Negri (UIN). Malang.

Herdiani, N. dan Putri, E.B.P. 2018. Gambaran Histopatologi Paru Tikus Wistaar

Setelah Diberi Paparan Asap Rokok. Medical and Health Science Journal.

Volume 2(2): 7-14.

Kartadisastra, H. R. 2001. Beternak Kelinci Unggul. Kanisius. Yogyakarta.

Kubiak, B. D., Albert, S.P., Gatto, L.A., Snyder, K.P., Maier, K.G., Vieau, C.J.,

Roy, S., dan Nieman, G.F. 2010. Peritoneal Negative Pressure Therapy

Prevents Multiple Organ Injury in A Chronic Porcine Sepsis and

Ischemia/Reperfusion Model. SHOCK Journal. Vol. 34(5): 525-534.

Page 47: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

33

Kumar, V., Cotran, R.S., Robbins, S.L. 2009. Buku Saku Dasar Patologi Penyakit

Cetakan 1. EGC. Jakarta.

Jaya, H.D.2017. Pneumonia Ancam Anak Saat Cuaca Ekstrem.

https://www.lampost.co/berita-pneumonia-ancam-anak-saat-cuaca-

ekstrem.html. Diakses pada 22 Desember 2019 pukul 20:47 WIB.

Liu Y, Wang H, Chen M, Sun Z, Zhao R, Zhang L., Wang, H., Zhang, H., Wang,

L., Chu, Y., Liu, Y.,Ni, Y. 2008. Serotype Distribution and Antimicrobial

Resistance Patterns of Streptococcus pneumoniae Isolated from Children in

China Younger than 5 Years. Diagnostic microbiology and infectious

disease. 61(3):256-631.

Murtidjo, B. A. 1993. Memelihara Kambing Sebagai Ternak Potong Perah.

Kanisius. Yogyakarta.

Rampengan, S. H. 2014. Edema Paru Kardiogenik Akut. Jurnal Biomedik. Vol. 6

(3): 149-156.

Ressang, A. 1984. Patologi Khusus Veteriner. Team Leader IFAD Project: Bali.

Retnowati, Y., dan Nugroho, T.A.E. 2015. Pemeriksaan Mikroba Dan Patologi

Organ Paru-Paru Sapi Yang Mengalami Pneumoni di Kota Gorontalo.

Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo.

Sarwono, B. 2006. Beternak Kambing Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sendow, I., Syafriati, T., dan Damayanti, R. 2004. Gambaran Seroepidemiologi

dan Histopatologi Infeksi Virus Parainfluenza Tipe 3 pada Sapi. JITV. Vol.

9. No. 2. Bogor.

Sendow, I., Syafriati, T., Wiedosari, E., dan Selleck, P. 2002. Infeksi Virus

Parainfluenza Tipe 3 pada Kasus Pneumonia Kambing dan Domba. JITV.

Vol. 7. No. 1. Bogor.

Sitepoe, M. 2008. Cara Memelihara Domba dan Kambing Organik. PT. Indeks.

Jakarta.

Subronto, 1985. Ilmu Penyakit Ternak. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta.

Sudatri, N. W., Iriani S., Suartini, N. M., dan Yulihastuti, D. A. 2016. Penurunan

Fungsi Hati Tikus Betina (Rattus Norvegivus L) Yang Diinjeksi White

Vitamin C Dosis Tinggi Dalam Jangka Waktu Lama Ditinjau Dari Kadar

Sgpt, Sgot Serta Gambaran Histologi Hati. Journal of Biological Sciences.

Vol. 3, No. 1, 44-51. Bali.

Sun, A., Wang, W., Ye, X., Wang, Y., Yang, X., Ye, Z., Sun, X., dan Zhang, C.

2017. Protective Effects of Methane-Rich Saline on Rats with

Page 48: GAMBARAN HISTOPATOLOGI KASUS PNEUMONIA PADA …digilib.unila.ac.id/61317/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Veteriner Lampung. Dari hasil penelitian ditemukan 6 sampel paru-paru

34

Lipopolysaccharide-Induced Acute Lung Injury. Oxidative Medicine and

Cellular Longevity (Hindawi). Vol. 2017:1-12.

Susilo, J. 2019. Ciri-Ciri Dari Masing-Masing Jenis Pneumonia. [Hasil

Wawancara Pribadi]. 3 Oktober 2019. Laboratorium Balai Veteriner

Lampung.

Wahid, A., dan Imam, S. 2013. Keperawatan Medikal Bedah, Asuhan

Keperawatan pada Gangguan Sistem Respirasi. Trans Info Media.

Jakarta.

Yuwono, T. A. 2008. Faktor – Faktor Lingkungan Fisik Rumah Yang

Berhubungan Dengan Kejadian Pneumonia Pada Anak Balita Di Wilayah

Kerja Puskesmas Kawunganten Kabupaten Cilacap [Tesis]. Universitas

Diponegoro. Semarang.