gambar anatomi jantung

28
Gambar Anatomi Jantung Sebelum kita membahas tentang kesehatan dan penyakit jantung, sangat penting bagi kita untuk mengetahui gambar jantung atau anatomi jantung . Pengetahuan kita tentang organ jantung akan sangat membantu kita dalam memahami kesehatan jantung dan dalam memahami adanya gangguan pada organ jantung. Pengetahuan akan anatomi jantung dan gambaran organ jantung akan sangat membantu kita didalam mengatasi dan menangani berbagai masalah jantung. Pengetahuan ini akan sangat bermanfaat didalam kita menjaga kesehatan jantung dan kita bisa sedini mungkin untuk bisa mencegah gangguan atau penyakit jantung. Di bawah ini sedikit akan kita jelaskan struktur dan bagian- bagian jantung manusai atau anatomi jantung manusia. Lihat gambar jantung di bawah ini.

Upload: aya-ibe

Post on 09-Aug-2015

134 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Gambar Anatomi Jantung

Gambar Anatomi Jantung

Sebelum kita membahas tentang kesehatan dan penyakit jantung, sangat penting bagi kita untuk mengetahui gambar jantung atau anatomi jantung. Pengetahuan kita tentang organ jantung akan sangat membantu kita dalam memahami kesehatan jantung dan dalam memahami adanya gangguan pada organ jantung.

Pengetahuan akan anatomi jantung dan gambaran organ jantung akan sangat membantu kita didalam mengatasi dan menangani berbagai masalah jantung. Pengetahuan ini akan sangat bermanfaat didalam kita menjaga kesehatan jantung dan kita bisa sedini mungkin untuk bisa mencegah gangguan atau penyakit jantung.

Di bawah ini sedikit akan kita jelaskan struktur dan bagian-bagian jantung manusai atau anatomi jantung manusia. Lihat gambar jantung di bawah ini.

Berdasarkan kajian anatomi, struktur jantung manusia dapat diuraikan sebagai berikut:

Katub Jantung Otob Jantung (Myocardium) Pericardium

Page 2: Gambar Anatomi Jantung

Endocardium Ateri Koroner

Page 3: Gambar Anatomi Jantung
Page 4: Gambar Anatomi Jantung
Page 5: Gambar Anatomi Jantung

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Diagnosa keperawatan : nyeri akut b.d iskemia jaringan sejunder terhadap sumbatan arteri koroner

Tujuan                            : nyeri yang dialami pasien dapat berkurang

Kreteria hasil                  :

-          Klien menyatakan nyeri dada hilang/terkontrol

-          Klien dapat mendemonstrasikan tekhnik relaksasi

-          Klien dapat menunjukkan menurunnya tegangan, rileks dan mudah bergerak

 

NO INTERVENSI RASIONAL1. Berikan lingkungan yang nyaman, tenang,

dan beri aktivitas perlahanMenurunkan rangsang eksternal dimana ansietas dan regangan jantung serta keterbatasan kemampuan koping dan keputusan terhadap situasi saat ini.

2. Bantu melakukan teknik relaksasi Membantu dalam menurunkan respon nyeri.

Page 6: Gambar Anatomi Jantung

misalnya napas dalam/perlahan, distraksi, visuallisasi, bimbingan imajinasi

3. Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal atau masker sesuai indikasi

Menigkatkan jumlah oksigen yang ada untuk pemakaian miokardia dan juga mengurangi ketidaknyamanan sehubungan dengan iskemia jaringan

4. Berikan obat sesuai indikasi seperti antiangina, beta bloker, analgesic

Untuk mengontrol nyeri dan meningkatkan ketenangan pasien agar proses penyembuhan berjalan lancer

 

 

1. Diagnosa keperawatan : intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan intake  oksigen dengan   kebutuhan

    Tujuan                             : aktivitas klien dapat meningkat tanpa adnya nyeri  dada

    Kriteria hasil                   :

-          klien dapat mendemonstrasikan penigkatan toleransi aktivitas dengan frekuensi  jantung dan tekanan darah dalam batas normal klien.

-          Klien tidak mengeluh adanya nyeri dada saat beraktivitas

 

No Intervensi Rasional1. Anjurkan pasien menghindari peningkatan

tekanan abdomen misalnya mengejan saat defekasi

Aktivitas yang memerlukan menahan nafas dan menunduk(maneuver valsava) dapat mengakibatkan braddikardi juga menurunkan cuurah jantung dan takikardi dengan peningkatan tekanan darah.

2. Latih klien untuk menerapkan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas, seperti banguin dari kursi bila tidak ada nyeri, ambulasi dan istirahat selama 1 jam setelah makan

Aktivitas yang meningkat dapat memberikan control jantung, meningkatkan regangan dan mencegah aktivitas berlebihan

3. Rujuk ke program rehabilitasi jantung Memberikan pengawasan ketat untuk proses penyembuhan

Page 7: Gambar Anatomi Jantung

NON-ST ELEVATION MYOCARDIAL INFARCTION April 28 undefined den ger NON-ST ELEVATION MYOCARDIAL INFARCTION

Pada beberapa pasien dengan NSTEMI, mereka memiliki resiko tinggi untuk terjadinya kemacetan pembuluh darah koroner, yang dapat menyebabkan kerusakan miokardium yang lebih luas dan aritmia yang dapat menyebabkan kematian. Resiko untuk terjadinya kemacetan dapat terjadi pada beberapa jam pertama dan menghilang dalam seiring dengan waktu

Tanda dan Gejala

1. Nyeri dada yang dilukiskan sebagai: a. Sesak, b. Nyeri seperti saat salah cerna,

c. Seperti terjatuh, d. Seperti ada yang membebat dada, e. Sepeti ada orang yang duduk di dada

2. Nyeri menjalar ke tangan kiri, kedua tangan dan atau ke dagu.

3. Nyeri kemungkinan diikuti dengan: a. Berkeringat, b. Napas pendek, c. Mual dan muntah

Pengkajian

Keluhan utama dan pengkajian tanda vital. Bantuan medis harus segera dilakukan. Lakukan pengkajian dengan menggunakan prinsip ABCDE:

Airway

1. Kaji dan pertahankan jalan napas

2. Lakukan head tilt, chin lift jika perlu

3. Gunakan alat bantu dalam membebaskan jalan napas jika diperlukan

4. Pertimbangkan untuk merujuk ke bagian anestesi untuk dilakukan intubasi apabila tidak dapat mempertahankan jalan napas.

Breathing

1. Kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximeter dengan tujuan mempertahankan saturasi oksigen lebih dari 92%.

Page 8: Gambar Anatomi Jantung

2. Berikan oksigen dengan alirang yang tinggi melalui bag-valve-mask ventilation.

3. Kaji jumlah pernapasan

4. Lakukan pemeriksaan sistem penapasan

5. Lakukan pemeriksaan x-ray dada

Circulation

1. Kaji heart rate dan rhythm.

2. Ukur tekanan darah

3. Lakukan pemeriksaan EKG – mungkin normal akan tetapi biasanya ada ST depresi

4. Pasang IV Acces (infus)

5. Lakukan pemeriksaan darah, enjim jantung atau troponin tergantung dari protokol setempat (jumlah enjim dan troponin biasanya menunjukan tingkat kerusakan myokardial).

6. Monitor gula darah

7. Ingat MONA: a. Morphine – berikan 5 mg IV, b. Oksigen – aliran tinggi, c. Nitrat – berikan sublingual, d. Aspirin – berikan 300 mg

8. Pertimbangkan untuk memberikan heparin berat molekul rendah sampai dengan pasien terbebas dari nyeri dalam 24 jam.

9. Pertimbangkan untuk memberikan Clopidogrel 300 mg yang diikuti dengan pemberian 75 mg per hari

10. Pertimbangkan pemberian beta bloker dan statin harus menjadi pertimbangan

Disability

1. Kaji tingkat kesaddaran dengan menggunakan AVPU.

Exposure

1. Lakukan pemeriksaan kesehatan dan riwayat penyakit apabila pasien stabil. Pasien dengn NSTEMI tidak diperbolehkan untuk mengendarai kendaraan dalam 4 (empat) minggu.

ST ELEVATION MYOCARDIAL INFARCTION

STEMI terjadi karena sumbatan yang komplit pada arteri koroner. Jika tidak dilakukan

Page 9: Gambar Anatomi Jantung

pengobatan dapat menyebabkan kerusakan miokardium yang lebih jauh. Pada fase akut pasien beresiko tinggi untuk mengalami fibrilasi ventrikel atau takhikardi yang dapat menyebabkan kematian. Bantuan medis harus segera dilakukan.

Tanda dan gejala

1. Nyeri dada yang dilukiskan sebagai:a. Sesak, b. Nyeri seperti saat salah cerna,

c. Seperti terjatuh, d. Seperti ada yang membebat dada, e. Sepeti ada orang yang duduk di dada

2. Nyeri menjalar ke tangan kiri, kedua tangan dan atau ke dagu.

3. Nyeri kemungkinan diikuti dengan:a. Berkeringat, b. Napas pendek, c. Mual dan muntah

Airway

1. Kaji dan pertahankan jalan napas

2. Lakukan head tilt, chin lift jika perlu

3. Gunakan alat bantu dalam membebaskan jalan napas jika diperlukan

4. Pertimbangkan untuk merujuk ke bagian anestesi untuk dilakukan intubasi apabila tidak dapat mempertahankan jalan napas.

Breathing

1. Kaji saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oximeter dengan tujuan mempertahankan saturasi oksigen lebih dari 92%.

2. Berikan oksigen dengan alirang yang tinggi melalui bag-valve-mask ventilation.

3. Kaji jumlah pernapasan

4. Lakukan pemeriksaan sistem penapasan

5. Lakukan pemeriksaan x-ray dada

Circulation

1. Kaji heart rate dan rhythm.

2. Ukur tekanan darah

3. Lakukan pemeriksaan EKG – ST elevasi akut atau bundle branch block (LBBB) baru ditambah dengan tanda myokardial infark merupakan indikasi untuk dilakukan terapi reperfusi.

Page 10: Gambar Anatomi Jantung

4. Ciri khas EKG pada STEMI

a. anterior/anteroseptal – terlihat pada V1–V4

b. inferior – terlihat pada II, III dan aVF

c. lateral – terlihat pada V5–V6 dan I dan aVL

d. posterior – kebalikan perubahan pada lead anterior

5. Pasang IV Acces (infus)

6. Lakukan pemeriksaan darah, enjim jantung atau troponin tergantung dari protokol setempat (jumlah enjim dan troponin biasanya menunjukan tingkat kerusakan myokardial).

7. Monitor gula darah

8. Ingat MONA

a. Morphine – berikan 5 mg IV

b. Oksigen – aliran tinggi

c. Nitrat – berikan sublingual

d. Aspirin – berikan 300 mg

9. Pertimbangkan untuk memberikan heparin berat molekul rendah sampai dengan pasien terbebas dari nyeri dalam 24 jam.

10. Pertimbangkan untuk memberikan Clopidogrel 300 mg yang diikuti dengan pemberian 75 mg per hari

11. Kaji kemungkinan pemberian trombolisis – obat yang biasa dipergunakan adalah:

a. streptokinase – 1.5 juta unit dalam 100 mls normal saline

b. alteplase – 15 mg bolus kemudian infuskan 0.75 mg/kg selama 1 hour

c. reteplase – 10 unit bolus kemudian 10 unit setelah 30 menit

d. tenecteplase – 30–50 mg (6,000–10,000 unit) bolus

12. Semua pasien memelukan dirujuk dengan segera ke ahli jantung

Page 11: Gambar Anatomi Jantung

Disability

1. Kaji tingkat kesaddaran dengan menggunakan AVPU.

Exposure

Lakukan pemeriksaan kesehatan dan riwayat penyakit apabila pasien stabil. Pasien dengn NSTEMI tidak diperbolehkan untuk mengendarai kendaraan dalam 4 (empat) minggu

A. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan tahap kedua dari proses keperawatan yang mana didukung

oleh penyebab serta tanda-tanda dan gejalanya. Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien

dengan CHF menurut Doenges (2001) yaitu :

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokardial/perubahan

inotropik, perubahan frekuensi, irama dan konduksi listrik, perubahan struktural.

2. Aktivitas intoleran berhubungan dengan ketidakseimbangan antar suplai oksigen, kelemahan

umum, tirah baring lama/immobilisasi.

3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju filtrasi glomerulus (menurunnya

curah jantung)/meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium/air.

4. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler-alveolus

5. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama, edema

dan penurunan perfusi jaringan.

6. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan program pengobatan berhubungan

dengan kurang pemahaman/kesalahan persepsi tentang hubungan fungsi jantung/penyakit/gagal

jantung.

Page 12: Gambar Anatomi Jantung

B. Intervensi Keperawatan

Merupakan tahap ketiga proses keperawatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien

berdasarkan diagnosa keperawatan yaitu prioritas masalah, menetapkan tujuan, menetapkan

kriteria hasil, mengidentifikasi tindakan keperawatan yang tetap untuk mencapai tujuan.

1.   Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokardial/perubahan

inotropik, perubahan frekuensi, irama dan konduksi listrik, perubahan struktural.

Tujuan                :  Tidak terjadi penurunan curah jantung.

Kriteria hasil       :  Tanda vital dalam batas yang dapat diterima (disritmia terkontrol atau hilang) dan bebas gejala

gagal jantung,  melaporkan penurunan episode dispnea, angina, ikut serta dalam aktivitas yang

mengurangi beban kerja jantung.

Intervensi :

a.   Auskultasi nadi apikal, kaji frekuensi dan irama jantung.

Rasional : biasanya terjadi takikardi (meskipun pada saat istirahat) untuk mengkompensasi

penurunan kontraktilitas ventrikel.

b.   Catat bunyi jantung.

      Rasional : S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa. Irama Gallop umum (S3

dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah ke serambi yang distensi. Murmur dapat menunjukkan

inkompetensi/ stenosis katup.

c.   Palpasi nadi perifer.

      Rasional : penurunan curah jantung dapat menunjukkan menurunnya nadi radial, popliteal,

dorsalis, pedis dan posttibial. Nadi mungkin cepat hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi dan

pulsus alternan.

d.   Pantau TD.

Page 13: Gambar Anatomi Jantung

      Rasional : pada GJK dini, sedang atau kronis tekanan darah dapat meningkat. Pada HCF lanjut

tubuh tidak mampu lagi mengkompensasi dan hipotensi tidak dapat normal lagi.

e.   Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis.

      Rasional : pucat menunjukkan menurunnya perfusi perifer sekunder terhadap tidak adekuatnya

curah jantung, vasokontriksi dan anemia. Sianosis dapat terjadi sebagai refraktori GJK. Area

yang sakit sering berwarna biru atau belang karena peningkatan kongesti vena.

f.    Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker dan obat sesuai indikasi (kolaborasi).

      Rasional : meningkatkn sediaan oksigen untuk kebutuhan miokard untuk melawan efek

hipoksia/iskemia. Banyak obat dapat digunakan untuk meningkatkan volume sekuncup,

memperbaiki kontraktilitas dan menurunkan kongesti.

g.   Berikan obat sesuai indikasi : diuretik, vasodilator, antikoagulan.

      Rasional : tipe dan dosis diuretik tergantung pada derajat gagal jantung dan status fungsi ginjal.

Penurunan preload paling banyak digunakan dalam mengobati pasien dengan curah jantung

relative normal ditambah dengan gejala kongesti. Diuretik mempengaruhi reabsorpsi natrium dan

air. Vasodilator digunakan untuk meningkatkan curah jantung, menurunkan volume sirkulasi dan

tahanan vaskuler sistemik, juga kerja ventrikel. Antikoagulan digunakan untuk mencegah

pembentukan thrombus/emboli pada adanya faktor risiko seperti statis vena, tirah baring,

disritmia jantung.

h.   Pemberian cairan IV.

      Rasional : karena adanya peningkatan tekanan ventrikel kiri, pasien tidak dapat mentoleransi

peningkatan volume cairan (preload). Pasien GJK juga mengeluarkan sedikit natrium yang

menyebabkan retensi cairan dan meningkatkan kerja miokard.

i.    Pantau seri EKG dan perubahan foto dada.

Page 14: Gambar Anatomi Jantung

      Rasional : depresi segmen ST dan datarnya gelombang T dapat terjadi karena peningkatan

kebutuhan oksigen miokard, meskipun tak ada penyakit arteri koroner. Foto dada dapat

menunjukan pembesaran jantung.

j.    Pantau pemeriksaan laboratorium, contoh BUN, kreatinin.

      Rasional : peningkatan BUN/Kreatinin menunjukan hipoperfusi/gagal ginjal.

2.   Aktivitas intoleran berhubungan dengan ketidakseimbangan antar suplai oksigen, kelemahan

umum, tirah baring lama/immobilisasi.

Tujuan                   :  Klien dapat melakukan aktifitas yang di inginkan

Kriteria hasil          : Berpartisipasi pada aktivitas yang di inginkan, memenuhi perawatan diri sendiri, mencapai

peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur, dibuktikan oleh menurunnya kelemahan dan

kelelahan.

Intervensi :

a.   Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya bila klien menggunakan

vasodilator, diuretik dan penyekat beta.

Rasional : hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena efek obat (vasodilasi),

perpindahan cairan (diuretik) atau pengaruh fungsi jantung.

b.   Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, disritmia, dispnea berkeringat

dan pucat.

Page 15: Gambar Anatomi Jantung

      Rasional : penurunan/ketidakmampuan miokardium untuk meningkatkan volume sekuncup

selama aktivitas dapat menyebabkan peningkatan segera frekuensi jantung dan kebutuhan

oksigen juga peningkatan kelelahan dan kelemahan.

c.   Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas.

      Rasional : dapat menunjukkan peningkatan dekompensasi jantung daripada kelebihan aktivitas.

d.   Implementasi program rehabilitasi jantung/aktivitas (kolaborasi) Rasional : peningkatan bertahap

pada aktivitas menghindari kerja jantung/konsumsi oksigen berlebihan. Penguatan dan perbaikan

fungsi jantung dibawah stress, bila fungsi jantung tidak dapat membaik kembali.

3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju filtrasi glomerulus (menurunnya

curah jantung)/meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium/air.

Tujuan                   : Tidak terjadi kelebihan volume cairan

Kriteria hasil          : Klien akan mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan keseimbangan masukan dan

pengeluaran, bunyi nafas bersih/jelas, tanda vital dalam rentang yang dapat diterima, berat badan

stabil dan tidak ada edema, menyatakan pemahaman tentang pembatasan cairan individual.

Intervensi :

a.   Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat hari dimana diuresis terjadi.

Rasional : pengeluaran urine mungkin sedikit dan pekat karena penurunan perfusi ginjal. Posisi

terlentang membantu diuresis sehingga pengeluaran urine dapat ditingkatkan selama tirah baring.

b.   Pantau/hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam.

Rasional: terapi diuretik dapat disebabkan oleh kehilangan cairan tiba-tiba/berlebihan

(hipovolemia) meskipun edema/asites masih ada.

c.   Pertahakan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler selama fase akut.

Page 16: Gambar Anatomi Jantung

Rasional : posisi tersebut meningkatkan filtrasi ginjal dan menurunkan produksi ADH sehingga

meningkatkan diuresis.

d.   Pantau TD dan CVP (bila ada).

Rasional : hipertensi dan peningkatan CVP menunjukkan kelebihan cairan dan dapat

menunjukkan terjadinya peningkatan kongesti paru, gagal jantung.

e.   Kaji bising usus, catat keluhan anoreksia, mual, distensi abdomen dan konstipasi.

Rasional : kongesti viseral (terjadi pada GJK lanjut) dapat mengganggu fungsi gaster/intestinal.

f.    Pemberian obat sesuai indikasi (kolaborasi) : diuretik, tiazid.

      Rasional : diuretik meningkatkan laju aliran urine dan dapat menghambat reabsorpsi

natrium/klorida pada tubulus ginjal. Tiazid meningkatkan diuresis tanpa kehilangan kalium

berlebihan.

g.   Konsultasi dengan ahli diet.

Rasional : perlu memberikan diet yang dapat diterima klien yang memenuhi kebutuhan kalori

dalam pembatasan natrium.

4. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler-

alveolus.

Tujuan                :  Tidak terjadi gangguan pertukaran gas

Kriteria hasil       : Klien akan mendemonstrasikan ventilasi dan oksigenisasi adekuat pada jaringan ditunjukkan

oleh oksimetri dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasan, berpartisipasi dalam

program pengobatan dalam batas kemampuan/situasi.

Intervensi           :

a.   Pantau bunyi nafas, catat krekles.

Page 17: Gambar Anatomi Jantung

      Rasional: menyatakan adanya kongesti paru/pengumpulan secret menunjukkan kebutuhan untuk

intervensi lanjut.

b.   Ajarkan/anjurkan klien batuk efektif, nafas dalam.

      Rasional: membersihkan jalan nafas dan memudahkan aliran oksigen.

c.   Dorong perubahan posisi.

      Rasional: membantu mencegah atelektasis dan pneumonia.

d.   Kolaborasi dalam Pantau/gambarkan seri GDA, nadi oksimetri.

      Rasional: hipoksemia dapat terjadi berat selama oedem paru.

e.   Berikan obat/oksigen tambahan sesuai indikasi

      Rasional : meningkatkan konsentrasi oksigen alveolar, yang dapat memperbaiki/ menurunkan

hipoksemia jaringan.

5.   Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama, edema

dan penurunan perfusi jaringan.

Tujuan                   : Tidak terjadi kerusakan integritas kulit.

Kriteria hasil          :  Klien akan mempertahankan integritas kulit, mendemonstrasikan perilaku/teknik mencegah

kerusakan kulit.

Intervensi :

a.   Pantau kulit, catat penonjolan tulang, adanya edema, area sirkulasinya terganggu/pigmentasi atau

kegemukan/kurus.

Rasional : kulit beresiko karena gangguan sirkulasi perifer, imobilisasi fisik dan gangguan status

nutrisi.

b.   Pijat area kemerahan atau yang memutih.

Page 18: Gambar Anatomi Jantung

Rasional: meningkatkan aliran darah, meminimalkan hipoksia jaringan.

c.   Ubah posisi sering ditempat tidur/kursi, bantu latihan rentang gerak pasif/aktif.

Rasional: memperbaiki sirkulasi waktu satu area yang mengganggu aliran darah.

d.   Berikan perawatan kulit, minimalkan dengan kelembaban/ekskresi. Rasional: terlalu kering atau

lembab merusak kulit/mempercepat kerusakan.

e.   Hindari obat intramuskuler.

Rasional : edema interstisial dan gangguan sirkulasi memperlambat absorbsi obat dan

predisposisi untuk kerusakan kulit/terjadinya infeksi.

6.   Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan program pengobatan

berhubungan dengan kurang pemahaman tentang hubungan fungsi jantung/penyakit/gagal

jantung.

Tujuan                : Pengetahuan klien bertambah

Kriteria hasil       :  Mengidentifikasi hubungan terapi untuk menurunkan episode berulang dan mencegah

komplikasi, mengidentifikasi faktor resiko dan beberapa teknik untuk menangani, melakukan

perubahan pola hidup/perilaku.

Intervensi           :

a.   Diskusikan fungsi jantung normal.

Rasional: pengetahuan proses penyakit dan harapan dapat memudahkan ketaatan pada program

pengobatan.

b.   Kuatkan rasional pengobatan.

Rasional : klien percaya bahwa perubahan program pasca pulang dibolehkan bila merasa baik

dan bebas gejala atau merasa lebih sehat yang dapat meningkatkan resiko eksaserbasi gejala.

Page 19: Gambar Anatomi Jantung

c.   Rujuk pada sumber di masyarakat/kelompok pendukung suatu indikasi.

Rasional : dapat menambahkan bantuan dengan pemantauan sendiri/penatalaksanaan dirumah.

H. Pelaksanaan Keperawatan

Pelaksanaan keperawatan adalah tindakan keperawatan yang disesuaikan dengan rencana

tindakan keperawatan yang telah disusun dan disesuaikan dengan kondisi klien

Pelaksanaan pada klien dengan CHF antara lain meningkatkan cardiac output, memandirikan

klien untuk melakukan aktifitas, mengotrol keseimbangan cairan, mencegah terjadinya gangguan

pertukaran gas, mencegah terjadinya kerusakan integritas kulit, memberikan informasi tentang

kondisi dan program pengobatan.

I.    Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah proses membandingkan efek atau hasil suatu tindakan keperawatan

dengan normal atau kriteria tujuan yang sudah dibuat merupakan tahap akhir dari proses

keperawatan evaluasi terdiri dari :

Evaluasi Formatif        :     Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon segera pada saat dan setelah dilakukan

tindakan keperawatan.

Evaluasi Sumatif         :     Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan sesuai waktu pada

tujuan ditulis pada catatan perkembangan.

Sedangkan evaluasi keperawatan yang diharapkan pada klien dengan CHF  yaitu  :

Page 20: Gambar Anatomi Jantung

1)      Tidak terjadi penurunan cardiac output,

2)      Mampu  melakukan aktifitas secara mandiri,

3)      Tidak terjadi gangguan keseimbangan cairan,

4)      Tidak terjadi gangguan pertukaran gas,

5)      Tidak terjadi kerusakan integritas kulit,

6)      Memahami tentang kondisi dan program pengobatan