frekuensi stresor psikososial

Upload: zahratul-fajri

Post on 15-Jul-2015

156 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/13/2018 frekuensi stresor psikososial

    1/6

    Driyana, dkk. 1989, Frekuens i B t re sor Ps ikososi al 130

    FREKUENSI STRESOR PSIKOSOSIAL PADA PENDERlTADEPRESI RAWAT JALAN DI RSUP DR. SARDJITOYOGYAKARTADriyaria, Ibrahim Nuhriawangsa,Mutrarsi Firngadi dan Soemarni DWJurusan Ilmu Kedokteran Klinik Fakultas KedokteranUniversitas Gadjah Mada

    Driyana, Ibrahim Nuhriawangsa, Mutrarsi Fimgadi and Soemarni DW, 1988.Frequency of Psychosocial Stressor among Ambulatory patients with Depression inSardjito General Hospital, Yogyakarta.BeritaKedokteranMasyarokatV : (3) 130-135Most clinicians and investigators have long been convinced that depression is

    closely associated with individual vulnerability toward existing exposures ofpsychososialstressors or life-events. Such stressful life-events may specifically link with individualvulnerability constellation as a key fits into a lock, leading to fragil integrative capacitymechanism and inevitably produces susceptibility of depression psychopathological out-break. A cross-sectional study invesatigating the frequency of psychosocial stressorsamong ambulatory patients with depression in Sardjito General Hospital during theperiod of September to October 1988 had been deliberately carried-out,Holmes a n d Rahe list of stressful life-events and Wheaton psychosocial stressorsbased questionaires were used for assessing acute and chronic stressors respectively,while MMPI Scale 2 was instituted for depression diagnostic device.Itwas found that there was significant dilTerence of psychosocial stressor scorebetween depression (n = 24) and non-depression (n=24) group (t= 8.78 db=46 p

  • 5/13/2018 frekuensi stresor psikososial

    2/6

    131

    bahwa depresi berkaitan erat dengan kepekaan seseorang (vulnerability ataudiathesis) terhadap.stresor kebidupan yang dialaminya (Klerman, 1980).Dari uraian tersebut timbul permasalahan : (1) Apakah terdapat perbedaanfrekuensi .stresor psikososial pada penderita depresi dibandingkan kelompoknon-depresi? (2) Apakah terdapat hubungan antara stresor psikososial dan depresi?Untuk menjawab permasalahan tersebut peneIitian cross-sectional inibertujuan untuk menilai perbedaan skor stresor psikososial pada kelompokpenderita depresi dan nondepresi, serta hubungan antara stresor psikososialterhadap depresi.Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai acuan teoritik maupunmasukan upaya pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi penderita depresi.Dalam kepustakaan depresi merupakan salah satu gangguan jiwa yangdikelompokkan dalam gangguan afektif dengan gejala utama berupa kemasgulanyang disertai gangguan psikomotor dan somatik dalam kurun waktu tertentu(Prawirohardjo, 1984). Setyonegoro dan Iskandar (1981) menyatakan depresi dalampsikiatri dapat berarti gejala, kumpulan gejala, atau suatu kesatuan penyakitnosologik. Hampir setiap orang pernah mengalami depresi sampai tingkat tertentudalam masa hidupnya (Klerman, 1980; Setyonegoro dan Iskandar, 1981).Prawirohardjo (1987) menyatakan bahwa manisfestasi depresi dapat berupakumpulan keluh kesah yang merupakan retleksi gangguan psikologik yang terbataspada segi afektif seperti sedih, murung, tidak mempunyai gairah, pesimistik, merasaberdosa, dan rasa rendah diri. Manifestasi lain dapat berupa sindrom, yaitu keluhkesah dan gejala kait-mengkait secara teratur dan dianggap sebagai refleksigangguan pada beberapa segi : afektif, somatik dan gangguan bagian psikis lain.Gangguan afek dapat berbentuk gangguan daya ingat dan konsentrasi, kelesuanbadan dan jiwa, perasaan kosong, terhambat dalam berpikir dan bertindak ataujustru merasa dikejar-kejar. Keluhan somatik dapat muncul sebagai penurunannafsu makan sampai penurunan berat badan, gangguan tidur, gangguan libido,gangguan perut sampai obstipasi, dan ganggugan vegetatif seperti berdebar-debar,sesak napas, tremor dan kecemasan.

    Penelitian-penelitian epidemiologik tentang angka prevalensi dan angkainsidensi di Indonesia masih terbatas. Salan (1987) melaporkan angka prevalensidepresi yang berobat ke Puskesmas Tambora mendapatkan angka 10.7%. Angkayang dihimpun berdasarkan Daftar Isian Pasien Mental rawat menginap antaratahun 1971-1978 didapatkan bahwa di Indonesia terdapat sekitar 44-304 penderitadepresi setiap tahun (Salan, 1981). Prawirohardjo (1987) menyatakan bahwapenelitian tentang prevalensi depresi tidak pernah mendapatkan angka pasti karenakriteria depresi, populasi yang diteliti dan alat ukur yang digunakan berbeda-beda.Di negara barat angka prevalensi depresi berkisar antara 20-896 setiap 100.000penduduk, sedangkan di Iuar negara barat seperti Thailand, Jepang, Korea, Ugandadan Australia berkisar an tara 20-690 setiap 100.000 penduduk (cit. Salan, 1985).Willis (1976) menyatakan bahwa terdapat bukti-bukti bahwa depresi lebih banyakdijumpai pada orang-orang dari kelompok sosial ekonomi menengah dan tinggi,tetapi Hirschfeld dan Cross (1982) melaporkan penemuan yang sebaliknya yaitudenresi lebih hanvsk rI';"rr ....,o; .....~~ t._1 '- -- . . -

  • 5/13/2018 frekuensi stresor psikososial

    3/6

    Driyana, dkk. 1989, Frekuensi Stresor Psikososial 132

    al., (1983) menyatakan bahwa di negara maju seperti Swiss penderita Depresidijumpai sekitar 6,6% pada kelompok sosial ekonomi tinggi, 63,2% menengah dansebanyak 20,5% kelompok sosial ekonomi rendah. WHO (cit. Kielholtz et al, 1982)memperkirakan depresi pada populasi masyarakat dunia sebesar 3%. Kielholz danPoldinger (cit. Kielholz et al.; 1982) menyatakan lebih 10% penderita yang berobatkepada dokter menderita depresi.Berbagai alat ukur dalam praktek klinik sudah banyak tersedia. MMPI scala2 yang diambil terpisah dengan instrumen induk yang dirancang oleh Kinley danHateway (Graham, 1977) untuk mengidentifikasikan psikopatologik umum, telahdikembangkan di Indonesia. Walaupun Gildberstadt dan Duker (1965) menyatakanbahwa penerangan MMPI tidak bersandar pada salah satu skor yang meninggi tetapididasarkan pada bentuk seluruh skala, dandinyatakan pemakaian skala terpisahtidak dianjurkan karen a peneliti akan kehilangan banyak informasi, namun Salan(1983) menyatakan bahwa pemisahan skala 2 MMPI sebagai alat bantupsikodiagnostik depresi masih dapat dipertanggungjawabkan, karena skaladimaksud tidak terkena koreksi K Berdasarkan kenyataan tersebut Rosjid (1988)menguji validitas dan reliabilitas Scala 2 MMPI sebagai alat bantu psikodiagnostikdepresi menemukan bahwa skala tersebut cukup valid dan reliabel. Dengan nilaibatas pemisah 25/26 ternyata sensitivitas 90%, spesifisitas 92.5%, nilai ramal positif94.74, nilai ramal negatif90.4% dan efektivitas 92.50%.

    Di lain pihak, penelitian tentang peranan stresor psikososial pernahdilakukan. Waender (dalam Klerman, 1980) menyatakan stresor psikososialterdapat pada 25% penderita depresi dan 5% kelompok kontro1. Dinyatakan lebihlanjut 20% populasi yang terkena stresor psikososial berkembang menjadi depresi.Derkman (1971 cit. Prawirohardjo, 1985) menyatakan bahwa semakin besar jumlahstresor psikososial berkembang menjadi depresi. Berkman (cit. Prawirohardj 0, 1985)menyatakan bahwa semakin besar jumlah stresor psikososial yang dialarni individu,semakin besar resiko mendapat gangguan jiwa, tidak tergantung pada status sosialekonomi. Myers et al., (cit. Prawairohardjo, 1985) dalam penelitian longitudinalmenemukan bahwa memburuk dan membaiknya gejala gangguan jiwaberhubungan dengan peningkatan dan penurunan stresor psikososial. Di sampingitu, stresor psikososial yang berubah-ubah akan memberikan gambaran penyakityang berubah-ubah pula. Data tersebut dilengkapi hasil penelitian Paykel (1969)dalam Klerman (1980) dan Prawirohardjo (1985) di mana kelompok penderitadepresi mengalami stresor psikososial 4 kali lebih banyak dibanding kelompokkontrol. Penilaian jumlah dan jenis stresor psikososial telah dikembangkan. Holmesdan Rahe (dalam Kaplan dan Sadock, 1984) menyusun daftar psikososial terdiri atas43 item yang masing-masing diberi skor. Wheaton (1983) menyatakan bahwa daftarstresor kehidupan Holmes dan Rahe merupakan stresor akut. Selanjutnya disusundaftar stresor kehidupan kronik meliputi pekerjaan yang tidak sesuai, perkawinantidak serasi, pendapatan rendah dan situasi kronik lain yang tidak menguntuhgkanseperti dikucilkan kelompok sebaya.

  • 5/13/2018 frekuensi stresor psikososial

    4/6

    133 Driyana, dkk. 1989, Frekuen.si_ Stresor Psikososial

    BAHAN DAN CARAPenelitian ini memakai cross-sectional design, dengan mengambil subyekpenelitian penderita depresi rawat jalan di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta, mulaibulan September sampai Nopember 1988. Penderita depresi dengan ciri psikotik,depresi yang berkaitan dengan mental retardasi, epilepsi, mempunyai latar belakang

    organik atau penyalahguna obat dikeluarkan dari penelitian. Dimasukkan penelitianpenderita depresi pria atau wanita, usia 16-45 tahun, bersedia mengikuti penelitian,mampu memahami pernyataan-pernyataan dalam kuesioner penelitian dan skorskala L MMPI tidak melebihi 10. Depresi ditegakkan dengan memakai skala 2MMPIyang terdiri atas 60 item yang cukup dijawab dengan ya atau tidak. Keadaan depresiditegakkan sesuai dengan hasil penelitian Rosjid (1988) dengan batas pemisah 25/26.Stresor psikososial akut diukur dengan daftar peristiwa kehidupan Holmes danRahe, sedangkan stresor kronik diukur dengan kuesioner berdasarkan stresorkehidupan kronik Wheaton. Sebagai variabel bergantung keadaan depresi, variabelbebas adalah stresor psikososial. Variabel kendali meliputi jenis kelamin, umur,status marital dan pendidikan. Kepada setiap subyek diminta mengisi identitas,skala L dan skala 2 MMPI, stresor psikososial akut dan kronik. Data dicatat dandibuat tabulasi kernudian dilakukan uji statistik dengan uji t dan uji korelasi tatajenjang Spearman.HASIL DAN PEMBAHASANSelama periode penelitian tercatat 24 penderita depresi yang memenuhikriteria penelitian dengan rerata umur 24.38 . 9.13. Sebagai kelompok kontroldiperoleh 31 penderita nondepresi. Disebabkan hasil pengisian kuesionermeragukan, 7 penderita tidak dapat dianalisis sehingga dikeluarkan dari penelitian.Sisanya 24 penderita non-depresi dipakai sebagai kelompok kontrol dengan rerataumur 27.58J2.74. Skor psikososial akut dan kronik pada kelompak penderitanon-depresi dengan rerata skor 7.71.4.02. Uji statistik menunjukkan kelompokpenderita depresi secara sangat bermakna mengalami stresor psikososial akutmaupun kronik lebih besar dibandingkan dengan kelompok penderita nondepresi(p

  • 5/13/2018 frekuensi stresor psikososial

    5/6

    ' a n a . dkk. 1989, Frek~nsi Stresor Psikososial 134

    Dalam penelitian ini ditemukan bahwa kelompok penderita depresi:nunjukkan skor stresor psikososial yang bermakna lebih besar ,dibandingkanngan kelompok non-depresi. Hasil penelitian ini mendukungpenelitian-penelitianng telah dikeljjakan sebelumnya seperti penelitian Wender (1967) dalam Klerman)80), Berkman (1971) dalam Prawirohardjo (1985) dan Paykel (1969) dalamerman (1980) dan Prawirohardjo (1985); Hasil penelitian inijuga menunjukkanhwa kelompok penderita depresi menunjukkan skor stresor psikososial akut danonik secara bermakna lebih besar dibandingkan kelompok nondepresi, sehinggaiggapan bahwa depresi lebih besar kaitannya dengan stresor akut (deWitt, 1984),rnyata juga berkaitan dengan stresor kronik.

    Uji korelasi antara skor MMPI skala 2 dan skor stresor psikososial totalenunjukkan adanya korelasi kuat dan bermakna, demikian juga korelasi antara.or MMPI skala 2 dan skor stresor psikososial akut dan kronik.

    Hasil penelitian ini belum dapat diberlakukan secara luas (generalisasi)arena pencuplikan dan ukurannya tidak mempertimbangkan aspek statistik,iisalnya perambangan, namun demikian dapat dimanfaatkan untuk kepentinganraktek klinik psikiatrik.~SIMPULAN DAN SARAN

    Telah dilakukan penelitian cross-sectional tentang skor stresor psikososialada penderita depresi rawat jalan di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta pada bulanleptember-Nopember 1988. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) kelompokienderita depresi mempunyai skor stresor psiltososial yang secara bermakna lebihiesar dibandingkan dengan kelompak nandepresi, baik skor stresor total, stresortkut maupun stresor kronik; dan (2) Didapatkan juga bahwa terdapat korelasi yangrermakna skor MMPI skala 2 danakor stresor psikososial total maupunnasing- masing.Penelitian ini diharapkan dapat membangkitkan minat pada penelitianselanjutnya, misalnya stresor psikososial jenis apa yang paling bertanggungjawabterhadap terjadinya depresi, sehingga akan sangat bermanfaat pada upaya prevensi,kurasi dan sumber-sumber penanggulangannya.Ucapan terima kasih

    Kepada semua pihak yang telah membantil terselenggara danterselesaikannya penelitian inidiucapkan banyak terima kasih, kliususnya kepadadr. KRT. Soejono Prawirohusodo yang telah memberi dorongan dan bimbinganpenelitian ini.KEPUSTAKAANDirektorat Kesehatan Jiwa 1983 Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia,DitKes.Wa, Jakarta.Gilberstadt, H. dan Duker, J. 1965 A Handbook for Clinical and Acturial J,fMPIInterpretation, W.B.Saunders Company, London. .

    - -

  • 5/13/2018 frekuensi stresor psikososial

    6/6

    135 Driyana, dkk. 1989, Fre/wensi Sb 'e30r Ps ikosos ia l

    Hirsfeld, R.MA. dan Cross, C.K. 1982 Epidemologi of Affective Disorders, Arr:h.Gen.Psy. 39 : 35-46.Kaplan, H.I. dan S8dock, B.J. 1985 Modem S yn op sis of Comprehensive Te::Wookof Psychiairy/IV, 4thed, Williams and Willkins, Baltimore.Klennan, G.L. 1980 Overview of Affective Disorders, dalam Kaplan, H.I., Friedman,AM., Sadock, B.J.(eds), Comprehernjive Te:tbook ofPsychWtry/llI, 3rded, Williams and Willkins, Baltimore.Keilholz,P., Poldinger, W., and Adam, S.C. 1982 Masked Depression, Deutaeher Artzte - Verlag,Koln-Lovenich.Linn,L. 1980 Clinical Manifestation of Psychiatric Disorders, daJ.am Kaplan, H.I., Freedman, AM.,Sadock, B.J. (eds.), Comprehensive Te:tbook of Psychiatry/llI, 3rd.ed., Williams and Willkins,Baltimore.Prawirohardjo, S. 1984 Kecemasan dan Depresi, Nasknh Pertemuan Ilmiah. Anxiety dan Depresi,

    Fk-UN8, Surakarta.----------, 1985 Depresi di kalangan Pemuda, Kumpulan Nasknh Seminar dan Simposium, Panitia

    HUT XXX IX . FK UGM, Yogyakarta.-------.------, 1987 Depresi: Dalam Proporsi sebenarnya. Makalah Simposium Sehari PenatalaksanaanKesehaian Jiwa dalam Praklek Umum, Unit Ilmu Kedokteran Jiwa RSU Surak8l1.a-IDI danIDAJI, Surakarta.Reus, V.I . , 1984 AIl'ective Disorders, dalam Goldman, H.H.,RelJiew of General Psychiatry, Lange MedicalPublication, USARosjid, A, 1988 Prevalensi dan Korelasi Depresi dengan Prestasi Belajar Pelajar SMA Negeri diKotamadya Yogyakarta dengan menggunakan Skala 2 MMPI, Karya Ilmian Paripuma,Laboratorium Kedokteran Jiwa FK-UGMSalan, R 1981 Konsep dan Diagnosis Depresi, dalam Kuswnanto Setyonegoro, Yu11skandar, Rudi Salandan Kedja Musadik (eds, )Depresi, Yayasan Dharma Graha, Jakarta.-----------, 1985 Beberapa Perrnasalahan Epidemiologi. Depresi, da1am Yul Iskandar dan KusumantoSetyonegoro (eds.), Psikiatri Biologi voL IV, Yayasan Dharma Graha, Jakarta------------, 1987EpidemiologiDepresi: Sualu Laporan tentang frekuensi depresi diPuskesmas, JakartaSartorius, M, Davian, H., Ernberg, G., Fenton, F.R., Fltii, N., Gastpar, m., Gulbinat, W., Jablensky, A,Kielhol~ P., Lehman, H.E., Naragi, M.. Shmizu. M o, Shinfu1cu, N., Takahashi, R., 1983DepressiEJein Difference Cultures, WHO , GenevaSetyDnegoro, K dan Iskandar, Y., 1981 Suatu Problema Diagnosis dan Terapi pada Praktek Umurn,dalam Kusumanto Setyonegoro, Yul Iskandar, Rudi Salan dan Keclja MusadiJt (eds.), Depresi,

    Yayasan Dharma Graha, JakartaSethi, BB., 1986 EpidemiololO' of Depression in India. da l am Psychopatology, International Journal. ofDesc rip tiv e Psy ro ]XJ lh ology , Ph enomeno logy and Clin ical D iognos is , Karger Medical andScientific Publishers, Basel,Wheaton, B ., 1983 Stress, Personal Coping Resources and Psychiatric SymptDm, Journal of Health andSocial BehalJiou" 24:208-29Willis. JH., 1976 Clinical P~ialry. Blackwell Scientific Publications. Oxford.