forensik notebook

Upload: anggarani-nia

Post on 06-Jan-2016

57 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Forensik

TRANSCRIPT

Asfiksia

Suatu keadaan yang ditandai dengan adanya gangguan pertukaran udara pernafasan, sehingga mengakibatkan oksigen darah berkurang dan disertai peningkatan karbonmonoksida.Cara Intra luminer: sebab sumbatan ada disaluran nafas Sumbatan sal nafas oleh makanan Tersedak makanan Udema laring dll Extra luminer: sebab sumbatan ada di luar sal,nafas Gantung Jerat Cekik dll Penyebab Alamiah Difteri Laringitis Ca laring, dll Trauma mekanik Cekik, jerat, dada terjepit (tembok, mobil, dll) Keracunan Mengakibatkan depresi saraf pusat (barbiturat, narkotik, dll)Fase asfiksia1. Dispnea Kadar oksigen turun, peningktan CO2, merangsang pusat nafas, sehingga frekuensi dan amplitudo nafas meningkat. Nadi cepat Tekanan darah meningkat Tampak sianosis di mukan dan tangan 2. Konvulsi Kadar oksigen otak rendah, terjadi gangguan fungsi otak, terjadi eksitasi tak terkontrol dari otak, tampak pada otot mengalami kejang Pupil dilatasi Denyut jantung menurun Tekanan darah menurun 3. Apnea Depresi pusat nafas, pernafasan melemah sampai berhenti Relaksasi macam-macam sfingter Bersamaan dengan fase kejang.4. Akhir Paralisis pusat pernfasan Tanda intravital Sianosis / biru gelap 38

Palung kuku Bibir Konjungtiva Telapak tangan / kaki Muka Telinga, dll Bintik perdarahan (petikie hamoragik) Konjungtiva Pleura Durameter dll Bercak perdarahan (spotting) Konjungtiva palpebra Pleura dll Keluarnya feses, urin, sperma, janin, muntah, terjadi pada fase konvulsi Pembekakan organ dalam Paru Otak Pleques payeri dll Darah lebih gelap, lebih encer Pada tenggelam, mungkin ada kadaverik spasme

Tenggelam

Suatu keadaan dimana lubang udara pernafasan tertutup oleh cairan. Lubang udara pernfasan ada 2, yaitu lubang hidung dan lubang mulut.Macam-macam isitilah Total drowing : seluruh tubuh masuk air Parsial drowning : kepala atau muka masuk air Dry drowning : korban mati sebelum menghitup banyak air Wet drowning : korban mati setelah banyak menghirup banyak airTahap tenggelam Orang tenggelam panic tahan nafas tidak kuat menahan nafas tarik nafas kuat air masuk sal nafas sumbatan jalan nafas oleh air asfiksia mati. Jadi tahap-tahapnya adalah: tahan nafas dispnea defort konvulsi apnea terminalLatar belakang Pembunuhan Bunuh diri Mati dibunuh lalu ditenggelamkan Kecelakaan Kapal tenggelam Kram perut saat di air dll Tanda intravital Jika korban saat tenggelam masih hidup dapat ditemukan tanda intravital Sianosis Kadaverik spasme (tidak selalu ada) Bintik perdarahan Bercak perdarahan Keluar feses, mani, kencing? Cutis anserine (fenomena yang timbul akibat kontraksi muskulus erektor pili yang terdapat pada setiap folikel rambut, dan memperlihatkan gambaran yang timbul pada kondisi dingin), dll Perhatikan adanya luka Apakah karena benturan saat di air Atau terjadi saat masih di darat (dugaan) sehingga mungkin terjadi karena unsur pidana Jadi periksa intravitalitas lukanya Pemeriksaan Longsap proof (Percobaan getah paru)Merupakan pemeriksaan patognomonis untuk kasus-kasus tertentu. Dicari benda-benda asing dalam getah paru yang diambil pada daerah subpleura, antara lain: pasir, lumpur, telur cacing, tanaman air, dll. Cara pemeriksaan getah paru yaitu:1. Paru-paru dilepaskan satu persatu secara tersendiri dengan memotong hilus.2. Paru-paru yang sudah dilepas tidak boleh diletakkan tetapi langsung disiram dengan dengan air bersih (bebas diatom dan alga).3. Permukaan paru dibersihkan dengan cara dikerik/dikerok 2-3 kali, lalu pisau kembali dibersihkan dengan air yang mengalir.4. Dengan mata pisau yang tegak lurus permukaan paru, kemudian permukaan paru diiris sedangkal (subpleura), lalu pisau kembali dibersihkan di bawah air yang megalir, lalu dikibaskan sampai kering.5. Dengan ujung pisau, getah paru pada irisan tadi diambil kemudian diteteskan pada objek glass lalu ditutup cover glass dan diperiksa di bawah mikroskop.Syarat sediaan percobaan getah paru yaitu eritrosit dalam sediaan harus sedikit jumlahnya. Bila banyak mungkin irisan terlalu dalam. Pemeriksaan darah secara kimia (Gettler test) Destruksi testUntuk analisa diatom (binatang bersel satu). Pengumpulan bahan dari media tenggelam yang diduga harus dilakukan semenjak penemuan jenazah, dari air permukaan dan dalam, menggunakan 1 hingga 1,5 L tempat steril untuk disimpan pada suhu 4C. Bahan-bahan dari korban dugaan tenggelam yang diambil dengan cara steril, kebanyakan berasal dari paru-paru, ginjal, otak, dan sumsum tulang. Syaratnya paru-paru harus masih dalam keadaan segar, yang diperiksa bagian kanan perifer paru-paru atau sumsum costae, dan jenis diatome harus sama dengan diatome di perairan tersebut. Caramelakukan pemeriksaan diatome yaitu:1. Ambil potongan jaringan sebesar 2-5 gram (hati, ginjal, limpa dan sumsum tulang).2. Potongan jaringan tersebut dimasukkan 10 mL asam nitrat jenuh, 0,5 ml asam sulfat jenuh.3. Kemudian dimasukkan lemari asam sampai semua jaringan hancur.4. Warna jaringan menjadi hitam oleh karena karbonnya.5. Ditambahkan natrium nitrat tetes demi tetes sampai warna menjadi jernih.6. Kadang-kadang sifat cairan asam sehingga sukar untuk melakukan pemeriksaan, oleh karena itu ditambahkan sedikit NaOH lemah (sering tidak dilakukan oleh karena bila berlebihan akan menghancurkan chitine).7. Kemudian dicuci dengan aquadest. Lalu dikonsentrasikan (seperti telur cacing), disimpan/diambil sedikit untuk diperiksa, diteteskan pada deck gelas lalu keringkan dengan api kecil.8. Kemudian ditetesi oil immersion dan diperiksa dibawah mikroskop. Kadar elektrolit darah Adanya benda air di sal nafas atau makanan. dll

TEKNIK SEKSI DAN AUTOPSI

AUTOPSI adalah pemeriksaan mayat, meliputi pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam.Fungsi autopsi : Menentukan sebab dan cara kematian Menentukan diagnosis klinis dibandingkan dengan diagnosis Post Mortem Mengetahui proses penyakit Menentukan aktivitas terapi Pendidikan mahasiswa kedokteran Tujuan Autopsi1. Menentukan identitas 2. Menentukan benda bukti 3. Membuat visum et repertum 4. Menentukan sebab dan cara kematian Macam autopsy1. Autopsi anatomi untuk belajar 2. Autopsi klinik pada mayat yang diduga karena penyakit 3. Autopsi forensik pada mayat diduga karena sebab yang tidak wajar Pemeriksaan Luar Pentingnya pemeriksaan luar jauh lebih besar pada kasus forensik, khususnya pada kematian akibat trauma. Label Mayat Tutup Mayat Bungkus Mayat Pakaian Perhiasan Benda di samping mayat Tanda kematian : lebam mayat, kaku mayat, suhu tubuh mayat, pembusukan Luka, dan tanda-tanda tubuh.Identifikasi Umur pada anak-anak dengan ukuran pada dewasa : perubahan pada kulit dan mata, antara lain: kehilangan elastisitas kulit, hiperkeratosis senilis, bintik Campbell de Morgan, purpura senilis dan arkus senilis. Warna rambut. Kehilangan gigi Panjang tubuh tumit s/d puncak kepala. Tinggi post-mortem mungkin berbeda beberapa cm dari tinggi yang diketahui sewaktu hidup. Berat badan (kg) bayi harus selalu diukur, jika tidak ada fasilitas ditaksir Keadaan kebersihan, hygiene, panjang rambut dan jenggot, keadaan jari kaki dan tangan, urin dan feses dicatat. Kelainan kongenital dari beberapa tipe dilaporkan ,misalnya talipes equinovarus sampai spina bifida, dari nevus sampai kaki tambahan. Warna kulit secara umum dicatat, terutama hipostasis. Cari kongesti atau sianosis dari wajah, tangan dan kaki. Perubahan warna yang terlokalisasi, khususnya anggota badan unilateral, mengarah pada emboli arteri atau gangren yang baru mulai. Cetakan merah atau merah kecoklatan diatas sendi-sendi besar mengindikasikan hipotermia. Warna abnormal yang lain termasuk warna coklat dari methemoglobinemia pada beberapa keracunan, bintik perunggu dari clostridial septicaemia dan merah gelap dari sianida mirip dengan warna cherry-pink dari carboxyhemoglobin. Mata harus diperiksa secara cermat, terutama untuk mendeteksi petekie pada sisi luar dari kelopak mata, konjungtiva dan sklera. Petekie juga dicari di belakang telinga dan pada kulit dari wajah, terutama sekeliling mulut, dagu dan dahi. Tanda luar bawaan penting dalam hubungannya dengan luka lama dan penyakit. Tattoo, sirkumsisi, amputasi, luka bekas operasi, deformitas fra ktur lama dan bekas luka, luka bakar atau percobaan bunuh diri pada pergelangan tangan dan kerongkongan dicatat. Tangan Tanda-tanda seperti luka baru dan lama, luka tangkis, memar di ruas-ruas jari dan electrical marks Mulut atau lubang hidung mungkin terdapat muntahan, busa atau darah Tingkat kaku mayat (rigor mortis) dinilai dengan memfleksikan lengan dan kaki untuk mengetes tahanan. Mulut : benda-benda asing, obat-obatan, gigi yang rusak, Isi lambung dalam mulut, gusi dan bibir yang luka (terutama frenulum yang ruptur pada kekerasan terhadap anak-anak) Lidah periksa apakah tergigit atau tidak.tergigit epilepsi atau pukulan pada rahang. Gigi palsu sebaiknya diidentifikasi dan dipindahkan sebelum otopsi. Bubuk kering pada bibir mungkin bisa didapat obat-obatan atau racun; korosi dari mulut, bibir dan dagu mungkin dapat dilihat pada racun yang mengiritasi. Genitalia eksterna memerlukan pemeriksaan yang cermat, seperti pada anus. Patulous anus kelemahan sfingter. Sediaan apusan mukosa atau swab yang positif untuk semen diagnosis dari kejahatan seksual Pemeriksaan rutin pada genitalia pria : inspeksi umum dari penis, glans dan skrotum, dengan palpasi dari testis. Sirkumsisi sebaiknya dicatat. Luka-luka tertentu diperiksa dengan cermat. Bedakan dengan jelas luka apakah itu, abrasi, memar, laserasi, luka sayat, luka bakar dsb. Bentuk dan kondisi dari batas dari tiap luka sebaiknya digambarkan dengan tepat. Pengukuran harus teliti berupa panjang, luas, orientasi pada aksis tubuh dan berdasarkan bidang anatomis. Pada kulit kepala, oksiput dan ujung dari telinga dapat digunakan sebagai titik referensi, bersama dengan vertex dan garis tengah kepala. Luas luka bakar dinilai dengan total area menggunakan Rule of Nine. Diskripsi luka Setiap luka; tanda kematian; tanda khas identitas, harus didiskripsikan dengan jelas koordinatnya, dan ciri-cirinya Pakai mid line tubuh sebagai sumbu utama (x) dan garis lintang tubuh yang sesuai sebagai sumbu kedua (y)

Pemeriksaan DalamPembedahan Mayat Mayat diletakkan melintang, bahu diganjal, ekstensi maksimal kepala.Incisi kulit pada linea mediana, mulai dari bawah dagu sampai umbilicus dan simphisis pubis.Incisi leher hanya sebatas tebal kulit.Incisi abdomen menembus peritoneum.Incisi I Ada 2 Variasi1. S-Ij-Px-Sop2. Ij-Px-Sop (Solo >>>)Ket: Sm = Submandibula, Ij = Incisura Jugularis, Px = Procesus Xiphoideus, Sop = Simpisis Osis Pubis

Incisi YAda 4 Variasi1. A-Ij-Px-Sop2. A-Ms-Px-Sop3. A-Px-Sop4. Pm-Ij-Px-SopKet: A = Acromion, Ij = Incisura Jugularis, Px = Proccesus Xyphoideus, Sop = Simpisis Osis Pubis, Pm = Proccesus Mastoideus

Incisi Y sering digunakan pada keadaan pencekikan, penggantungan, dan beberapa kondisi dimana laring mungkin rusak , juga digunakan ketika diseksi pada daerah wajah diperlukan, untuk melihat kedalaman dari memar atau kerusakan tulang. Adanya jejas luka di linea mediana leher, maka pilihan insisi model Y yang dimulai dari prosesus mastoideus diutamakan

Teknik Otopsi1. Teknik VirchowOrgan tubuh dibuka removal by organPaling mudah, tapi tidak efektif karen hubungan antar organ yang satu dengan yang lain sudah hilang 2. Teknik Rokinstansky Buka rongga tubuh lihat dan periksa organ dengan membuat irisan baru organ dikumpulkan menjadi satu kesatuan 3. Teknik Letulle Organ dikeluarkan dalam 2 kelompok :- leher dan dada- usus dari duodenojejunal-rectosigmoid 4. Teknik Ghon 3 blok organ : leher dan dada; tractus digestivus; tractus urogenital Teknik Autopsi Otak Incisi kulit kepala dari mastoid kanan melalui vertex ke mastoid Kulit kepala dibalik ke arah muka 1,5 cm atas bola mata ke belakang sampai protuberantia occipitalis eksterna Potong m.Temporalis dan fascia Gergaji tengkorak, buka dengan pahat Lepaskan calvaria dan durameter Buka sinus sagittalis superior, v.cerebellaris dan v. galleni magna di gunting hingga durameter lepas Angkat lobus frontalis potong nervus opticus dan nervus cranialis Potong tentorium cerebelli Cerebellum dipisahkan dari batang otak dengan memotong kedua penduculus

Pembukaan Rongga Thorak Dinding dada dilepaskan dengan memulai irisan pada otot-otot sepanjang arcus costae Dilakukan terus ke arah dada bagian atas sampai daerah tulang selangka dan kesamping garis ketiak depan Thorax dibuka dengan membuka kedua sendi sternoklavikular pada 0,5-1 cm dari batas rawan tulang masing-masing iga Rawan iga dipotong mulai dari iga ke-2 terus ke arah caudal, dengan tangan kanan memegang gagang pisau dan telapak tangan kiri menekan punggung pisau Potong sampai dengan arcus costae Lakukan hal yang sama pada sisi lainnya Pengirisan dengan bagian perut pisau dan bidang pisau (blade) yang tegak lurus dengan otot

Autopsi jantung Potong dinding atrium kanan diantara VCS dan VCI Incisi ke auricula kanan untuk mencari trombus Pisau dimasukkan melalui valvula.tricuspidalis sampai apex, buat irisan melalui dinding lateral sehingga ventrikel kanan terbuka Buka atrium kiri, buat irisan ke auricula kiri Ukur diameter valvula jantung, katup aorta, valvula A.Pulmonalis, ukur tebal otot, nilai konsistensi, dilatasi dan hipertrofi Diameter katup-katup jantung: Trikuspid : 11 cm Mitral : 9,5 cm Pulmonal : 7 cm Aortal: 6,5 cm Tebal dinding ventrikel: Tebal dinding ventrikel kanan : 3 5 mm Tebal dinding ventrikel kiri : 13 15 mm

Autopsi Paru Lepaskan jantung, pericardium sehingga tampak trachea, bronchus dan aorta Potong trachea secara transversal di bawah laryng Potong kedua bronchi, perlekatan paru dengan dinding thoraks dilepaskan Cabang-cabang bronchus dibuka, perhatikan isi dan mukosa Pembuluh darah kedua bronchi dipotong dekat hilus dan ditimbang paru dan kedua bronchusIncisi Paru :1. Hilus menghadap ke bawah 2. Incisi apex basis3. Incisi selanjutnya incisi pertama dengan jarak masing-masing 3 cm4. Kelenjar limfe dipotong dan diperiksa Periksa :1. Cairan pleura2. Perlekatan paru dengan dinding thorak 3. Ukuran dan bentuk thoraks 4. Keadaan pleura

Autopsi Lidah / laryng 1. Kulit pada leher dan platysma ditarik ke atas 2. Potong jaringan di bawahnya 3. Tampak otot leher dan glandula submandibularis 4. Otot leher diangkat, tampak glandula submandibularis 5. Lidah tarik ke bawah melalui dasar mulut, potong jaringan antara pallatum molle dan pallatum durum dan kedua tonsil palatina 6. Alat leher,pharing, esofagus dilepas dari jaringan belakangnya 7. Ikat esofagus, potong melintang bawah pharyng

Autopsi tractus digestivus Pisahkan jejunum dan usus kecil dari mesenterium, beri 2 ikatan di tempat yang di tempat yang berdekatan, beberapa cm di bawah lig.Treitz, kmd potong Potong peritoneum pd dinding belakang abdomen Feces pada rectum dan sigmoid ditekan ke atas, kemudian 5-6cm diatas rectosigmoid junction diberi 2 ikatan dan potong Pengeluaran duodenum bersama lambung, hepar dan pancreas Rectum dikeluarkan bersama tractus genitalis Esofagus Buka secara memanjang melalui dinding belakang linea medianaDodenum dan Pancreas Dilepas dari jaringan peritoneal Hepar, esofagus, lambung, duodenum dan pancreas dikeluarkan sebagai satu unitPancreas Buat irisan melintang multiple dengan irisan frontal Cari ductus pancreas Perhatikan isi, besar, keadaan dinding ductus Lambung Lambung dibuka dengan gunting pada curvatura mayor. Perhatikan isi lambung, simpan dalam botol atau kantung plastik bila isi lambung tersebut diperlukan untuk pemeriksaan toksikologik atau laboratorium. Selaput lendir lambung diperiksa terhadap kemungkinan adanya erosi, ulserasi, perdarahan/resapan darah.

Autopsi Ginjal Ginjal diliputi jaringan lemak (capsula adiposa renis). Dengan pengirisan di bagian lateral ginjal dibebaskan. Perhatikan adanya kelainan berupa resapan darah, luka-luka, atau kista-kista retensi. Iris lateral ke medial tepat di bidang tengah sehingga penampang akan melewati pelvis renis. Perhatikan : gambaran korteks dan medulla,pelvis renis (kemungkinan terdapatnya batu ginjal, tanda peradangan, nanah, dsb) Kelenjar SuprarenalisAnak ginjal kanan terletak di bagian mediokranial dari kutub atas ginjal kanan, berada antara permukaan belakang hati dan permukaan bawah diafragma. Bentuk seperti trapesium.Anak ginjal kiri terletak di bagian mediokranial kiri kutub atas ginjal kiri, terletak antara pancreas dan diafragma. Bentuk seperti bulan sabit tipis.Autopsi Prostat Rectum dipisahkan dari VU Tampak kel.prostat, iris sejajar prostat Potong setebal 5 mm dengan penampang yang lebar diambil

Autopsi Anus VU diletakkan di atas meja Anus posisi sedemikian rupa Anus dibuka dari bagian anal ke oral

THANATOLOGI

Berasal dari kata thanatos : yang berhubungan dengan kematian, logos : ilmuDefinisi: Ilmu yang mempelajari tentang kematian dan perubahan yang terjadi setelah kematian serta faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut.MatiAda beberapa istilah, yaitu: Mati suri Nama lain Apperent death Suspended animation Adalah penurunan fungsi organ vital sampai pada taraf minimal yang reversibel. Diketahui ternyata hidup lagi setelah dinyatakan mati. Tidak boleh ada alat bantu kehidupan yg dipakai (respirator, dll). Terhentinya ketiga sistem penunjang kehidupan yang ditentukan oleh alat kedokteran sederhana. Dengan alat kedokteran yang canggih masih dapat dibuktikan bahwa ketiga sistem tersebut masih berfungsi. Mati suri sering ditemukan pada kasus keracunan obat tidur, tersengat aliran listrik dan tenggelam. Mati somatikTerjadi akibat terhentinya fungsi ketiga organ vital sistem penunjang kehidupan, secara menetap (ireversibel).Ketiga sistem organ vital tsb adalah Sistem saraf pusat Sistem kardiovasculer Sistem pernafasanSecara klinis tidak ditemukan:1. Pada Sistem saraf Refleks FisiologisPupil cahayaKornea sentuhTriceps, biceps, patella, dll Refleks Patologis Babinski, chadoks, dll Tonus otot, sehingga terkesan tubuh saat diangkat berat relaksasi primer 2. Pada Sistem kardiovaskuler Alat EEG mendatar Palpasi Nadi tidak teraba (pergelangan tangan, leher), Iktus kordis negatif Auskultasi Denyut jantung tidak terdengar 3. Pada Sistem pernafasan Inspeksi Tak tampak gerakan dada Bulu/serat halus yang ditaruh di depan hidung tak bergerak Jika diatas dada ditaruh piring berisi air t ada getaran gelombang Palpasi Tak teraba udara keluar masuk di sal nafas Tak ada gerakan naik turun dada Tak teraba ada udara keluar masuk hidung Auskultasi Tak terdengar suara aliran udara di depan hidung, di trakea, di dada Mati seluler Kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian somatis. Kematian terjadi karena tiadanya bahan metabolisme dan tertimbunya metabolit. Kerusakan terjadi pada semua organela sel, terakhir kerusakan terjadi pada mitokondria sel. Daya tahan hidup masing-masing organ atau jaringan berbeda-beda, sehingga terjadinya kematian seluler pada tiap organ atau jaringan tidak bersamaan. Pengertian ini penting dalam transplantasi organ. SSP4 menit Otot4 jam Kornea 6 jam Darah 6 jam Pupil 20 jam Spermabeberapa hari Kulit8 jam Kerusakan sel dimulai dengan adanya kerusakan pada dinding sel. Terakhir kerusakan sel terjadi pada mitokondria Pada pembusukan kerusakan sel tidak terjadi hanya karena faktor internal sel, tapi juga faktor extra sel Sel-sel radang juga mengalami kerusakan, sehingga tanda intravital radang akan sukar ditentukan Mati serebralKerusakan kedua hemisfer otak yang irreversibel, kecuali batang otak dan serebelum, kedua sistem lain masih berfungsi dengan bantuan alat KONDISI DILEMA ETIKPada saat ini otak sudah tidak bekerja, hanya saja sistem otonom yang ada di batang otak masih bekerja, dan kedua organ vital lain masih berfungsi minimal Mati batang otakKerusakan seluruh isi neuronal intrakranial yang irreversibel, termasuk batang otak dan serebelum.Seseorang secara keseluruhan tidak dapat dinyatakan hidup lagi Mati klinis Mati sosiologis Tanda Kematian1. Tanda Awal Relaksasi primer Tonus otot menghilang dan relaksasi Sistem kardiovaskuler Terhentinya sirkulasi (dinilai > 15 menit) Kulit pucat. Sistem pernafasan Pernafasan berhenti (dinilai > 10 menit) Sistem saraf Lain-lain Kulit Mata Pembuluh darah retina mengalami segmentasi beberapa menit setelah kematian Pengeringan kornea keruh (dalam 10 menit masih dapat dihilangkan dengan meneteskan air) Refleks kornea dan cahaya (-) Bulbus oculli melunak dan mengkerut 2. Tanda Lanjut Penurunan suhu = algor mortisSuhu dapat turun (umumnya), atau naik.Suhu tubuh berubah karena:a. Tubuh sudah tidak ada metabolisme.b. Tidak ada sirkulasi yang meratakan suhu tubuhc. Ada beda suhu tubuh dengan suhu lingkungan Dipengaruhi oleh baju, usia, sakit sebelumnya, lingkunganPrinsip : Penurunan suhu tubuh terjadi karena proses pemindahan panas dari suatu benda ke benda yang lebih dingin, melalui cara konduksi (antar lapis jaringan yang berbeda koefisien hantar), radiasi, evaporasi (permukaan tubuh mayat ke lingkungan), dan konveksi Skala waktu :Terjadi fenomena penurunan suhu yang sigmoid, pada beberapa jam pertama penurunan sangat lambat, karena : Masih ada metabolisme sisa dalam jaringan Membutuhkan waktu untuk mencapai temperature gradient karena koefisien hantar yang tidak sama

9 faktor yang mempengaruhi cepat atau lamanya penurunan suhu tubuh mayat, yaitu:a. Besarnya perbedaan suhu tubuh mayat dengan lingkungannya. b. Suhu tubuh mayat saat mati. Makin tinggi suhu tubuhnya, makin lama penurunan suhu tubuhnya. c. Aliran udara makin mempercepat penurunan suhu tubuh mayat. d. Kelembaban udara makin mempercepat penurunan suhu tubuh mayat. e. Konstitusi tubuh pada anak dan orang tua makin mempercepat penurunan suhu tubuh mayat. f. Aktivitas sebelum meninggal. g. Sebab kematian, misalnya asfiksia dan septikemia, mati dengan suhu tubuh tinggi. h. Pakaian tipis makin mempercepat penurunan suhu tubuh mayat. i. Posisi tubuh dihubungkan dengan luas permukaan tubuh yang terpapar Cara melakukan penilaian algor mortis, yaitu :Lingkungan sangat mempengaruhi ketidakteraturan penurunan suhu tubuh mayat. a. Tempat pengukuran suhu memegang peranan penting. b. Dahi dingin setelah 4 jam post mortem. c. Badan dingin setelah 12 jam post mortem. d. Suhu organ dalam mulai berubah setelah 5 jam post mortem. e. Bila mayat mati dalam air, penurunan suhu tubuhnya tergantung dari suhu, aliran, dan keadaan airnya. Interpretasi Penurunan suhu post mortal tidak teratur Sangat dipengaruhi keadaan lingkungan Berbagai skala waktu telah diajukan para ahli, diantaranya dengan rumus atau =37C suhu rectal C + 3 (dalam celcius) Lebam mayat = livor mortisDefinisi: warna yang muncul pada kulit pada orang yang sudah mati. Warna: merah gelap (umumnya), merah terang (pada keracunan sianida), dllLokasi: Bagian terendah dari tubuh, tidak dibagian yang menempel dengan lantaiManfaat: tanda pasti kematian, umur kematian, sebab kematian Patofisiologi :Cairan (darah) menempati tempat terbawah karena pengaruh gravitasi, kecuali pada bagian tubuh yang tertekan alas keras Lebam akan tampak dan berangsur intensitas dan luasnya bertambah sehingga akhirnya menetap Membentuk warna merah ungu (livide)

a. Lebam pada kulit mayat dengan posisi mayat terlentang, dapat kita lihat pada belakang kepala, daun telinga, ekstensor lengan, fleksor tungkai, ujung jari dibawah kuku, dan kadang-kadang di samping leher. Tidak ada lebam yang dapat kita lihat pada daerah skapula, gluteus dan bekas tempat dasi. b. Lebam pada kulit mayat dengan posisi mayat tengkurap, dapat kita lihat pada dahi, pipi, dagu, bagian ventral tubuh, dan ekstensor tungkai. c. Lebam pada kulit mayat dengan posisi tergantung, dapat kita lihat pada ujung ekstremitas dan genitalia eksterna. d. Lebam pada organ dalam mayat dengan posisi terlentang dapat kita temukan pada posterior otak besar, posterior otak kecil, dorsal paru-paru, dorsal hepar, dorsal ginjal, posterior dinding lambung, dan usus yang dibawah (dalam rongga panggul). Skala waktu :Terjadi setelah mati somatis, dan tampak 20 30 menit kemudian. Dengan penekanan hilang < 6 10 jamDitekan tidak dapat hilang lagi > 6 10 jam

Faktor yang mempengaruhi Viskositas darah, makin kental makin cepat Luas dan intensitas Kadar Hb, makin rendah intensitasnya, asfiksia lebam luas Warna Suhu dingin merah terang Keracunan CO/ CN merah terang, anilin kebiruan, nitrit kecoklatan Ada 5 warna lebam mayat yang dapat kita gunakan untuk memperkirakan penyebab kematian, yaitu : a. Merah kebiruan merupakan warna normal lebam. b. Merah terang menandakan keracunan CO, keracunan CN, atau suhu dingin. c. Merah gelap menunjukkan asfiksia. d. Biru menunjukkan keracunan nitrit. e. Coklat menandakan keracunan aniline. Ada 4 penyebab bercak makin lama semakin meluas dan menetap, yaitu : a. Ekstravasasi dan hemolisis sehingga hemoglobin keluar. b. Kapiler sebagai bejana berhubungan. c. Lemak tubuh mengental saat suhu tubuh menurun. d. Pembuluh darah terjepit oleh otot saat rigor mortis. Livor mortis dapat kita lihat pada kulit mayat. Juga dapat kita temukan pada organ dalam tubuh mayat. Masing-masing sesuai dengan posisi mayat. Ada 5 macam interpretasi livor mortis, yaitu : a. Tanda pasti kematian. b. Menaksir saat kematian. c. Menaksir lama kematian. d. Menaksir penyebab kematian. e. Posisi mayat setelah terjadi lebam bukan pada saat mati.

Kaku mayat = rigor mortisPatofisiologi Terjadi bila cadangan glikogen habis aktin dan miosin menggumpal. Dimulai dari otot kecil ke arah dalam dan menghilang juga dari otot kecil (proteolisis). Bila otot dipaksa diregangkan, maka otot akan robek/ putus kaku mayat tidak tampak. Dapat disertai dan tidak disertai pemendekan serabut otot .Perubahan kekakuan pada mayat : a. Relaksasi primer : 2 3 jam setelah kematian b. Rigor mortis c. Relaksasi sekunder Kekakuan tersebut terjadi pada seluruh otot yang disertai dengan sedikit pemendekan serabut otot, yang terjadi setelah periode pelemasan atau relaksasi primer, yang disebabkan karena terjadinya perubahan kimiawi pada protein serabut-serabut otot Mekanisme Merupakan kontraksi otot yang tetap berlangsung meskipun tidak terdapatnya pontesial aksi.Mekanisme:a. Attachedb. Realased c. Cockedd. Force Generatinge. AttachedPeranan Dalam Forensik Membantu memperkirakan waktu kematian secara lemah. Onset: paling cepat 10 menit, umumnya 2 jam. Tahap-tahapnya: Beginning : 2 jam post mortem Contracting : 8-12 jam post mortem Rigid Stage : 18 jam setelah fase contracting Resolution Flacid stage: 12 jam setelah fase rigid Skala waktu RM Kurang dari 2 4 jam PM : belum terjadi rigor mortis Lebih dari 3 4 jam PM : rigor mortis mulai tampak Rigor mortis maksimal 12 jam PM Rigor mortis dipertahankan selama 12 jam Rigor mortis menghilang 24 36 jam PM Faktor yang mempengaruhi :a. Aktivitas pre mortal, mempercepat kaku b. Suhu tubuh tinggi, mempercepat kaku c. Bangun tubuh dengan otot atletis memperlambat kaku d. Suhu lingkungan tinggi, mempercepat kaku Mempercepat rigor mortis antara lain; aktivitas tubuh sebelum mati, suhu tubuh yang tinggi, bentuk tubuh yang kurus dengan otot-otot yang kecil dan suhu lingkungan yang tinggi . Otot merah onset dan durasinya lebih cepat dibandingkan otot putih. Otot-otot daerah temporomandibula lebih banyak otot merahlebih dahulu muncul. Hukum Nysten: penjalarannya menuju ke bawah. Interpretasi Menunjukkan posisi mayat setelah terjadinya kaku mayat Memperkirakan lamanya kematian, dengan melihat dan memeriksa luasnyaKekakuan yang menyerupai kaku mayat a. Cadaveric spasm: instantaneous rigor, cataleptic rigidity, instantaneous rigidity Timbul dengan intensitas sangat kuat tanpa didahului relaksasi primer Cadangan glikogen dan ATP habis bersifat setempat setelah mati klinis karena kelelahan atau emosi yang hebat sesaat sebelum meninggal Koordinasi otot baik seperti orang hidup Petunjuk sikap terakhir masa hidupnya Patofisiologi Penyebab masih belum diketahui secara pasti Biasanya berhubungan dgn: kasus kekerasan yg mengakibatkan ketegangan emosi pada korban yang menderita nyeri hebat menjelang kematiannya, kelelahan Otot-otot yg bersangkutan telah mengalami kerja fisik atau kontraksi sebelum korban meninggal dunia habisnya glikogen dan ATP yg bersifat setempat pd saat mati klinis cadaveric spasm. Kekakuan dpt terjadi pd seluruh tubuh, tetapi umumnya hanya mengenai sekelompok otot tertentu, misalnya lengan dan tangan2. Cadaveric spasm berbeda dgn kaku mayat pd umumnya (rigor mortis). Cadaveric spasm tjd tanpa melalui fase relaksasi primer. Setelah terjadinya kematian segera akan diikuti oleh relaksasi muskuler secara total yang dikenal dengan primary muscular flaccidity, pada saat ini sel dan jaringan otot masih hidup dan masih menunjukan reaksi pengerutan bila mendapat rangsangan mekanis atau listrik (reaksi supravital)Dengan berlalunya waktu, reaksi supravital akan berkurang, krn makin banyak otot yg mati. Umumnya reaksi supravital berlangsung sangat singkat (rata-rata 23 jam setelah kematian). Reaksi yg jelas adalah 1 2 jam pertama setelah kematian. Bersamaan dengan menghilangnya reaksi supravital, rigor mortis muncul secara serentak pada semua otot volunter dan otot involunter.

b. Heat stiffeningc. Cold stiffening

Pembusukan = dekomposisi Maserasi Mumifikasi Saponifikasi

Pemeriksaan Darah

Cara Px Darah1. Inspeksi 2. Microscopis 3. Analisa Kimia4. Spectroscopis 5. Serologis 6. Gol. Darah 7. DNAInspeksi

Guna1. Menentukan di mana korban 1x kena trauma2. Menduga arah datangnya darah dengan melihat btk bercak : pada jarak < 20 cm : pada jarak 30 100 cm : pada jarak > 100 cm : Miring3. Menduga sumber perdarahan Paru: Merah, bergelembung Lambung: Coklat Vena: Merah gelap, tergenang Arteri: Merah terang, menyemprot 4. Menduga umur bercak Baru: Cair 12 36 jam: Kering5. Menduga posisi korban waktu diserang Korban berdiri, ditusuk di dada darah Microskopis Cara: Basah : Langsung dilihat di bawah mikroscop Kering : Dikerok, direndam dlm lar. garam fis -> Prep hapus -> kering -> cat (eosin, wright, giemsa) -> Lihat di bawah mikroscop Interpretasi: darah mamalia: Erythrosit btk cakram inti (-)Analisa Kimia

1. Reaksi benzidin reagens : lar. jenuh kristal benzidin dlm as. asetat glasial + : bila warna biru 2. Reaksi guaiac reagens : lar. Guaiacol dlm alc 96%+ : bila warna biru