flame fotometri

22
 Praktikum Analisis Spektrometr i Tahun Akademik 2012/2013  Flame Fotometri FLAME FOTOMETRI I TUJUAN a. Mempelajari dan memahami prinsip kerja flame photomete r b. Menentukan konsen trasi K dan Na pada larutan tugas dan sampel alam II TEORI Sebuah fotometer nyala adalah alat yang digunakan dalam analisis kimia anorganik untuk menentukan konsentrasi ion logam tertentu, di antaranya natrium, kalium, lithium, dan kalsium. Fotometri nyala adalah suatu metoda analisa yang berdasarkan pada pengukuran besaran emisi sinar monokromatis spesifik pada panjang  gelombang tertent u yang di pancarkan oleh suatu logam alkali atau alkali tanah pada saat berpijar dalam keadaan nyala dimana besaran ini merupakan fungsi dari konsentrasi dari komponen logam tersebut. Fotometri nyala berdasarkan pada kenyataan bahwa sebagian besar unsur akan tereksitasi dalam suatu nyala pada suhu tertentu. Eksitasi terjadi bila elektron dari atom netral keluar dari orbitalnya ke orbital yang lebih tinggi, dan bila terjadi eksitasi atom, ion molekul akan kembali ke orbital semula dan akan memancarkan cahaya pada panjang gelombang tertentu. Prinsip dari flame fotometri ini adalah pancaran cahaya yang tereksitasi yang kemudian kembali ke keadaan dasar. Misalkan logam natrium menghasilkan pijaran warna kuning, kalium memancarkan warna ungu seadangkan litium memancarkan sinar merah bila dibakar dalam nyala. Hal inilah telah dimanfaatkan untuk maksud identifikasi unsur alkali tersebut. Dipancarkannya warna sinar yang berbeda-beda atau warna yang khas oleh tiap-tiap unsur adalah disebabkan oleh karena energi kalor dari suatu nyala- nyala elektron dikulit paling luar dari unsur-unsur tersebut tereksitasi dari tingkat dasar ke tingkat yang lebih tinggi, yang dibolehkan. Pada waktu elektron-elektron tereksitasi kembali ke tingkat dasar, akan diemisikan foton  yang energinya. O leh karena tingkat-tin gkat energi eksitasi tersebu t adalah khas

Upload: yasherly-amrina

Post on 19-Oct-2015

1.450 views

Category:

Documents


173 download

DESCRIPTION

laporan, fotometri nyala.

TRANSCRIPT

Praktikum Analisis SpektrometriTahun Akademik 2012/2013FLAME FOTOMETRI1. TUJUAN 1. Mempelajari dan memahami prinsip kerja flame photometer1. Menentukan konsentrasi K dan Na pada larutan tugas dan sampel alam

1. TEORI Sebuah fotometer nyala adalah alat yang digunakan dalam analisis kimia anorganik untuk menentukan konsentrasi ion logam tertentu, di antaranya natrium, kalium, lithium, dan kalsium.Fotometri nyala adalah suatu metoda analisa yang berdasarkan pada pengukuran besaran emisi sinar monokromatis spesifik pada panjang gelombang tertentu yang di pancarkan oleh suatu logam alkali atau alkali tanah pada saat berpijar dalam keadaan nyala dimana besaran ini merupakan fungsi dari konsentrasi dari komponen logam tersebut. Fotometri nyala berdasarkan pada kenyataan bahwa sebagian besar unsur akan tereksitasi dalam suatu nyala pada suhu tertentu. Eksitasi terjadi bila elektron dari atom netral keluar dari orbitalnya ke orbital yang lebih tinggi, dan bila terjadi eksitasi atom, ion molekul akan kembali ke orbital semula dan akan memancarkan cahaya pada panjang gelombang tertentu. Prinsip dari flame fotometri ini adalah pancaran cahaya yang tereksitasi yang kemudian kembali ke keadaan dasar.Misalkan logam natrium menghasilkan pijaran warna kuning, kalium memancarkan warna ungu seadangkan litium memancarkan sinar merah bila dibakar dalam nyala. Hal inilah telah dimanfaatkan untuk maksud identifikasi unsur alkali tersebut.Dipancarkannya warna sinar yang berbeda-beda atau warna yang khas oleh tiap-tiap unsur adalah disebabkan oleh karena energi kalor dari suatu nyala- nyala elektron dikulit paling luar dari unsur-unsur tersebut tereksitasi dari tingkat dasar ke tingkat yang lebih tinggi, yang dibolehkan. Pada waktu elektron-elektron tereksitasi kembali ke tingkat dasar, akan diemisikan foton yang energinya. Oleh karena tingkat-tingkat energi eksitasi tersebut adalah khas atau spesifik untuk suatu unsur logam tertentu, maka sinar yang dipancarkan oleh suatu atom unsur logam tersebut adalah khas pula. Dasar ini digunakan untuk analisa kualitatif unsur-unsur logam secara reaksi nyala.

Flame fotometer dibedakan atas dua yaitu : Filter flame fotometerHanya terbatas untuk analisa unsur Na,K dan Li Spektro flame fotometerDigunakan untuk analisa unsur K,Ca,Mg,Sr,Ba dll. Perbedaan alat ini terletak pada monokromatornya, dimana alat pertama menggunakan filter sebagai monokromatornya dan alat kedua yang berfungsi sebagai monokromatornya adalah pengatur panjang gelombang. Gangguan-gangguan dalam fotometri menurut sumber dan filtratnya: 1. Gangguan Spectral Yaitu gangguan yang di sebabkan oleh unsur-unsur lain yang terdapat bersama dengan unsur yang akan dianalisa. Gangguan ini disebabkan karena penggunaan filter untuk memilih yang akan diukur intensitasnya. Misalnya : spektrum pita dari Ca(OH)2 akan mengganggu pancaran sinar Na pada panjang gelombang 550 nm. Gangguan tersebut dapat dihilangkan dengan mempertinggi pemisahan cahaya atau mengatur band width.1. Gangguan dari sifat fisik larutan Variasi sifat fisik dari larutan dapat memperkecil atau membesar intensitas sinar yang akan dianalisa, sehingga intensitas yang terbaca tidak sesuai dengan konsentrasi yang akan dianalisa, seperti :1. Viskositas Makin besar visikositas dari suatu larutan yang dianalisa, makin lambat larutan tersebut mencapai nyala. Sehingga intensitas pancaran pada alat akan semakin kecil dan tidak sesuai dengan konsentrasi unsur yang kita analisa. 1. Tekanan uap dan permukaan larutanSifat ini akan mempengaruhi ukuran besar kabut. Kabut dengan ukuran besar akan sedikit mecapai nyala, sehingga intensitas yang terbaca pada alat akan lebih kecil dari nilai yang sebenarnya. 1. Gangguan ionisasi Gangguan ini disebabkan karena menggunakan suhu nyala yang lebih tinggi. Logam alkali dan alkali tanah yang mudah terionisasi, akibat dari adanya ionisasi akan mengurangi jumlah atom netral. Akibatnya intensitas dari spektrum atom akan berkurang dan tidak sesuai dengan konsentrasi yang akan kita amati. Nyala yang dihasilkan dari campuran oksigen dan gas akan mempunyai energi yang dapat mengionisasi logam alkali dan alkali tanah hal ini menggakibatkan terjadinya penurunan jumlah atom yang akan diekstraksi. Adanya atom yang lebih mudah terionisasi akan memberikan sejumlah elektron kedalam nyala sehingga akan mendesak ion menjadi atom. 1. Dari anion-anion yang ada dalam larutan logam. Pada umumnya sinar dari emisi unsur-unsur akan lebih rendah apabila jumlah asam yang relatif tinggi gangguan anion ini tidak akan nyata bila kadarnya lebih rendah dari 0,1M diatas kepekatan tersebut asam sulfat, nitrat dan fosfat akan memberikan akibat pada penurunan sinar emisi logam. Gangguangangguan analisa fotometri secara intensitas langsung adalah segala gangguan atau hal dan peristiwa-peristiwa yang dapat mempengaruhi intensitas pancaran unsur yang kita analisa, sehingga nilai intensitas pancaran yang dihasilkan tersebut tidak lagi sesuai dengan unsur yang sebenarnya.Dengan fotometer nyala, kebanyakan atom berada dalam keadaan dasar (ground state energi), sehingga mempunyai kecendrungan untuk menyerap energi yang dipancarkan oleh atom yang tereksitasi ketika kembali ke keadaan dasar, peristiwa ini disebut self absorbtion.Pada flame fotometri sumber energi (power supply) berasal dari tabung gas elpiji. Aliran gas kemudian melalui kompresor yaitu alat yang berfungsi untuk mengalirkan gas yang berasal dari power supply ke alat flame fotometer. Kemudian lihatlah nyala api pada lubang nyala dan atur filter. Filter logam K adalah warna biru, filter untuk Na adalah warna kuning dan filter untuk Li adalah warna ungu.Flame fotometer ini mengukur intensitas emisi yang dipancarkan oleh sebagian unsur yang ada.Emisi ini terjadi apabila elektron yang telah tereksitasi kembali lagi ke keadaan dasarnya. Pada saat kembali ke keadaan dasar ini elektron tersebut memancarkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu.

Beberapa masalah yang ditemui dalam analisa kuantitatif secara flame fotometri 1. Radiasi dari unsur Jika terdapat garis spektrum yang berdekatan dengan garis spektrum logam yang ditentukan sehingga memungkinkan terjadinya interferensi.1. Penambahan kation Dalam nyala tinggi, beberapa atom logam mungkin terionisasi,misalnya : Na Na + e .Ion tersebut mempunyai spektrum emisi tersendiri dengan frekuensi- frekuensi yang berbeda dari atomnya sehingga akan mengurangi tenaga radiasi dari emisi atomnya. 1. Interferensi anionPada percobaan ini dilakukan penentuan kadar logam natrium dan kaliumdengan cara pengukuran intensitas nyala masing-masing logam alkali tersbut. Karena intensitas nyala merupakan fungsi dari konsentrasi atau kadar unsur sampel.Atomizer adalah bagian dari alat pada flame fotometer untuk merubah sampel dari suatu larutan menjadi suatu aerosol atau kabut yang kemudian masuk kedalam nyala. Proses ini merupakan proses yang paling penting dalam menentukan hasil dari analisa nyala. Untuk mendapatkan nyala yang tetap maka pembakar harus disuplay dengan bahan bakar dan oksigen/udara dengan tekanan yang tetap. Flame fotometer adalah alat yang digunakan dalam analisis kimia anorganik untuk menentukan konsentrasi ion logam tertentu, di antaranya natrium, kalium, lithium, dan kalsium. Metoda ini dapat dilakukan pada unsur logam alkali dan alkali tanah karena unsur-unsur pada golongan ini akan memancarkan nyala yang khas apabila dibakar dalam nyala. Sebagai contoh :1. NatriumAkan memancarkan pijaran warna kuning.

1. KaliumAkan menghasilkan sinar ungu1. LitiumAkan memancarkan sinar merah apabila dibakar dalam nyala.Dengan adanya sifat ini, maka unsur ini dapat diidentifikasi dengan menggunakan metoda ini.Besaran intensitas sinar pancaran ini ternyata sebanding dengan tingkat kandungan unsur dalam larutan, sehingga metoda flame fotometer digunakan untuk tujuan kuantitatif dengan mengukur intensitasnya secara relatif. Metoda ini menggunakan fotosel sebagai detektornya dan pada kondisi yang sama digunakan gas propana atau elpiji sebagai pembakarnya untuk membebaskan air sehingga yang tersisa hanyalah kandungan logam. Kebanyakan alat analisa atomic emission menggunakan burner (pembakar) dengan alat turbelen.Tapi telah diketahui bahwa burner dengan aliran laminar mempunyai hasil yang lebih baik sehingga tipe ini lebih banyak digunakan.Metoda fotometri nyala ini didasarkan pada penyerapan energi oleh atom.Nyala pembakar Bunsen dapat digunakan sebagai sumber energi pada metoda fotometri nyala. Metoda ini efektif untuk menentukan konsentrasi rendah io-ion logam Na, K, dan Ca.Bila atom logam dibakar, maka atom logam menyerap energi lalu tereksitasi dan saat berubah ke bentuk dasar sejumlah energi akan dilepaskan. Atom-atom mengalami transisi bila menyerap energi. Energi akan dipancarkan ketika atom tereksitasi kembali ke tingkat energi dasar. Detektor akan mendeteksi energi terpancar tersebut.Metoda ini biasanya digunakan untuk menentukan konsentrasi ion logam yang rendah seperti penentuan kadar kalium dalam air minum atau serum darah. Cuplikan yang diukur adalah berupa larutan biasanya air sebagai pelarut. Larutan mengalir ke ruang pengkabutan, karena terisap oleh aliran gas bahan bakar dan oksigen yang cepat. Berbeda dengan spektroskopi sinar tampak, metoda ini tidak memperdulikan warna larutan. Pada flame fotometri ini berguna untuk menentukan konsentrasi ion logam yang rendah (ppm sampai dengan ppb).II. PROSEDUR PERCOBAAN2.1 Alat dan Bahana. Alat 1. Peralatan flame fotometer : Mengukur emisi sampel dan standar1. Labu ukur: Mengencerkan sampel dan standar1. Buret: Mengambil larutan dengan teliti1. Pipet gondok: Memipet larutan dengan teliti

b. Bahan 3. Larutan standar K 1000 mg/L : Larutan induk K3. Aquadest : Pelarut 3. Larutan standar Na 1000 mg/L : larutan induk Na

3.2 Cara Kerjaa. Pembuatan Larutan Standar1. Larutan standar induk kalium dan natrium 1000 mg/L diencerkan menjadi 50 mg/L masing-masing sebanyak 100 ml.2. Deretan standar Kalium 0; 1; 2; 4; 7 dan 10 mg/L dibuat dengan mengencerkan larutan standar 50 mg/L pada labu ukur 50 ml. hal yang sama juga dilakukan terhadap standar natrium.3. Larutan tugas diminta dengan menyerahkan labu ukur 50 ml lalu diencerkan sampai batas dengan aquadest

b. Penggunaan alat Flame Fotometer1. Alat flame fotometer dihubungkan dengan tabung gas bahan bakar yakni propan ataupun gas elpiji, serta instalasi jaringan listrik hidupkan kompresornya.2. Power di-On kan, tombol ignitor ditekan sampai didapatkan hidup nyala api pada burnernya. Nyala burner diatur menjadi kerucut biru dengan mengatur tombol fuel.3. Dipasangkan posisi monokromator pada filter Kalium, deretan standarnya disiapkan.4. Larutan blanko diaspirasikan, lalu tombol blank diatur sampai didapatkan pembacaan indikator alat menunjukkan tepat pada nilai 00.5. Diganti dengan larutan standar tertinggi dari deretan standar. Tombol sensifity diatur, dalam hal ini tombol fine sampai didapatkan penunjukan indikator tepat pada skala 100.6. Kapiler dibilas dengan aquadest, lalu kembali diukur larutan blanko. Indikator harus menunjukkan posisi 00, jika sedikit tergeser tepatkan kembali dengan memutar tombol blank. Kini alat telah dalam kondisi set.7. Pengukuran dilakukan terhadap seluruh deretan larutan standar, dimulai dari konsentrasi terendah.8. Dilakukan pula terhadap larutan tugas serta larutan sampel air alam dan air tanaman yang ditugaskan.9. Untuk air tanaman dilakukan pengenceran awal 50 kali dengan aquadest demikian juga untuk air alam berupa air muara, air payau ataupun air laut. Jika masih pekat, encerkan lagi catat dan faktor pengenceran yang dilakukan diperhitungkan.10. Dibuat kurva kalibrasi standar K. Dengan bantuan kurva kalibrasi standar ini ditentukan kadar K dari larutan sampel / tugas.11. Hal yang sama juga dilakukan terhadap penentuan Na. Jangan lupa faktor pengenceran yang dilakukan dimasukkan pada perhitungan hasil.12. Kadar logam K dan Na dari sampel dilaporkan dalam satuan mg/L.

3.3 Skema Kerjaa. Pembuatan Larutan Standar

Larutan standar induk 1000 ppm Kalium dan Natrium

diencerkan menjadi larutan standar 50 ppm masing-masing dalam labu ukur 100 mL dibuat deretan standar kalium 0,1,2,4,7 dan 10 ppm dengan mengencerkan larutan standar 50 ppm pada labu 50 mL Larutan tugasdilakukan hal yang sama untuk Natrium

Alat Flame fotometerdiencerkan pada labu 50 mL

b. Penggunaan alat Flame Fotometer

Alat Flame fotometer

disambungkan dengan tabung gas bahan bakar,instalasi jaringan listrik dan hidukan kompresornya tombol power di-On kan diatur nyala burner menjadi kerucut biru dengan mengatur tombol fuel Larutan blankodipasang posisi monokromator pada filter kalium,siapkan deretan standar

diaspirasikan ,lalu atur tombol blank sampai didapatkan pembacaan indikator alat pada nilai 0 Kapilerdiganti dengan larutan standar tertinggi atur sensitivity sampai tepat skala 100 dibilas dengan aquades,lalu ukur blanko sampai angka menunjukan skala 0 dilakukan pengukuran untuk seluruh deretan larutan standar (dimulai dari konsentrasi rendah) dilakukan pengukuran untuk sampel tugas, air alam dan air tanaman Untuk air tanaman, air alam dilakukan pengenceran 50 kali

Kurva kalibrasi standar K dibuat

Kurva kalibrasi standar Na dibuat

Kadar logam K dan Na ditentukan

3.4 Skema Alat

Flame fotometri

DAFTAR PUSTAKA

Ismono, Drs. 1980. CARA-CARA OPTIK DALAM ANALISA KIMIA. Bandung : Departemen Kimia ITB.

Mohammed, A. Hassan. 2006. ANALYTICAL CHEMISTRY QUANTITATIVE ANALYSIS. University of Fayoum.

Rasyid, Roslinda, Mahyudin dan Miza Agustin. 2011. PEMERIKSAAN KADAR KALIUM DAN NATRIUM PADA HERBA Centella asiatica (L) URBAN DENGAN METODA FOTOMETRI NYALA. Padang ; univ. Andalas

Skogg. 1965. ANALYTICAL CHEMISTRY Edisi keenam. Florida : Sounders College Publishing

IV. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN4.1 Data dan Perhitungan1. Pembuatan larutan kalium 50 ppm dari larutan induk 1000 ppm N1 x V1= N2 x V2 1000 ppm x V1= 50 ppm x 100 mLV1 = 5 mL2. Pembuatan larutan dari kalium 50 ppmN1 x V1 = N2 x V2a) untuk 1 ppm50 ppm x V1 = 1 ppm x 50 mL V1 = 1 mLb) untuk 2 ppm50 ppm x V1 = 2 ppm x 50 mL V1 = 2 mLc) untuk 4 ppm50 ppm x V1 = 4 ppm x 50 mL V1 = 4 mLd) untuk 7 ppm50 ppm x V1 = 7 ppm x 50 mL V1 = 7 mLe) untuk 10 ppm50 ppm x V1 = 10 ppm x 50 mL V1 = 10 mLData percobaanLarutan NaLarutan K

KonsentrasiEmisiKonsentrasiEmisi

139122

249228

454449

764770

10861089

Cx 5 mL59Cx 5 mL43

Larutan sampelEmisi pada NaEmisi pada K

Air sayur79

Air hujan00

3. Tabel Persamaan Regresi pada KxYxyx2

0000

122221

228564

44919616

77049049

1089890100

x = 24y = 258xy = 1654x2 = 170

x = 4 y = 43B = = = A = B = 43 8,4054 (4)= 9,3784Y = A + Bx = 9,3784 + 8,4054x

4. Tabel Persamaan Regresi pada Naxyxyx2

0000

139391

249984

45421616

76444849

1086860100

x = 24y = 292xy = 1661 = 170

= 48,6667B= = = A = B = 48,6667 6,6622 (4) = 22,0179Y = A + Bx = 22,0179 + 6,6622x5. Konsentrasi sampel dan volume sampela. Larutan tugas KY = 9,3784 + 8,4054x43 = 9,3784 + 8,4054xx = 4% Kesalahan K = x 100 %=x 100 %=

b. Larutan tugas Na Y = 22,0179 + 6,6622x59 = 22,0179 + 6,6622x x = 5,5510% Kesalahan Na = x 100 % = x 100 % = 11,02 %

4.2 Grafika. Larutan standar K

b. Larutan standar Na

3 4 4.1 4.3 PembahasanSebuah flame fotometer adalah alat yang digunakan dalam analisis kimia anorganik untuk menentukan konsentrasi ion logam tertentu. Metoda ini dapat dilakukan pada unsur logam alkali dan alkali tanah karena unsur-unsur pada golongan ini akan memancarkan nyala yang khas apabila dibakar dalam nyala. Berbeda dengan spektroskopi sinar tampak, metoda ini tidak memperdulikan warna larutan. Pada flame fotometri ini berguna untuk menentukan konsentrasi ion logam yang rendah (ppm sampai dengan ppb).Pada praktikum flame fotometri ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi logam alkali yaitu Kalium dan Natrium yang terdapat pada larutan tugas, sampel dan tumbuhan dengan menggunakan prinsip pengukuran emisi nyala dipancarkan yang berasal dari elektron yang tereksitasi kemudian kembali kekeadaan dasar. Pada flame fotometri sumber energi (power supply) berasal dari tabung gas elpiji. Aliran gas kemudian melalui kompresor yaitu alat yang berfungsi untuk mengalirkan gas yang berasal dari power supply ke alat flame fotometer.Sampel alam dan tumbuhan yang digunakan adalah air hujan dan air cucian sayur. Sampel tersebut mengandung ion Kalium dan Natrium. Logam Kalium menghasilkan pijaran warna kuning sedangkan natrium memancarkan warna ungu. Hal inilah yang dimanfaatkan untuk mengidentifikasi unsur alkali tersebut.Dipancarkannya warna sinar yang berbeda-beda atau warna yang khas oleh tiap-tiap unsur adalah disebabkan oleh karena energi kalor dari suatu nyala - nyala elektron dikulit paling luar dari unsur-unsur tersebut tereksitasi dari tingkat dasar ke tingkat yang lebih tinggi, yang dibolehkan. Ion Kalium dan Natrium diubah menjadi aerosol menyerupai atom untuk membebaskan air agar tidak ada pengotor yang melekat yang akan mengganggu pembacaan skala yang kemudian masuk kedalam nyala. Proses ini merupakan proses yang paling penting dalam menentukan hasil dari analisa nyala kemudian dengan adanya energi (nyala api), elektron valensi pada Kalium dan Natrium tersebut berpindah ke orbital yang lebih tinggi energinya untuk sesaat kemudian kembali lagi ke keadaan dasar, hal ini lah yang menyebabkan emisi nyala pada ion tersebut. Emisi nyala yang dipancarkan merupakan sinar monokromatis yang akan ditangkap oleh foto sel (detektor) lalu menghasilkan out put berupa intensitas cahaya (I).Flame fotometri menggunakan analisa kuantitatif dan kualitatif, pada waktu elektron-elektron tereksitasi kembali ke tingkat dasar, akan diemisikan foton yang energinya. Karena tingkat-tingkat energi eksitasi tersebut adalah khas atau spesifik untuk suatu unsur logam tertentu, maka sinar yang dipancarkan oleh suatu atom unsur logam tersebut adalah khas pula. Dasar ini digunakan untuk analisa kualitatif unsur-unsur logam secara reaksi nyala, sedangkan untuk analisa kuantitatif yaitu pada pembacaan skala indikator yang merupakan besar emisi yang dipancarkan logam alkali pada sampel.Pada proses pangukuran emisi Kalium dengan berbagai konsentrasi dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi suatu senyawa maka semakin besar pula emisinya. Hal ini menandakan bahwa konsentrasi berbanding lurus dengan emisi. Hal yang sama terjadi saat pengukuran emisi Natrium. Dari regresi yang diperoleh dapat dilihat grafik yang menanjak dengan regresi Kalium adalah Y = 9,3784 + 8,4054x dan regresi Natrium adalah Y = 22,0179 + 6,6622x.Konsentrasi Kalium dalam larutan tugas adalah sebesar 4 ppm dengan persen kesalahan 11,02 %, sedangkan Natrium 5,5510 ppm dengan persen kesalahan 20 %. Persen kesalahan yang didapatkan ini cukup besar yang menandakan praktikum yang dilakukan kurang maksimal, hal ini dapat disebabkan oleh kurang stabilnya hasil yang didapatkan saat mengukur emisi dari masing-masing larutan standar maupun sampel yang digunakan.Pada pengkuran konsentrasi Kalium dan Natrium dalam larutan sampel tumbuhan dan sampel alam didapatkan emisi Kalium dan Natrium lebih besar pada larutan sampel tumbuhan sebesar 9 dan 7, sedangkan untuk sampel alam yaitu air hujan emisi yang didapatkan adalah 0. Kadar logam yang tergandung dalam air hujan lebih sedikit daripada yang terdapat dalam air sayur, karena logam Natrium dan kalium yang ada dalam air hujan tersebut telah diserab oleh plastik yang digunakan sebagai wadah sampel dalam waktu yang cukup lama, niali emisi untuk air hujan ini adalah 0, hal ini jugalah yang menyebabkan nilai emisi untuk air tanaman juga kecil.V. KESIMPULAN DAN SARAN5 5.1 KesimpulanDari praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:1. Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan maka emisi yang diberikan juga akan semakin besar.2. Konsentrasi Kalium dan Natrium dalam larutan tugas adalah sebesar 4 ppm dan 5,5510 ppm dengan % kesalahan 11,02% dan 20%.3. Konsentrasi Kalium dan Natrium di dalam larutan sampel tumbuhan lebih besar daripada konsentrasi Kalium dan Natrium di dalam sampel alam.

5.2 SaranUntuk mendapatkan hasil yang lebih baik, maka disarankan :1. Pahami prinsip dan hal hal yang berhubungan dengan objek percobaan.2. Teliti saat melakukan pengukuran emisi.3. Jangan simpan larutan sampel didalam wadah plastik terlalu lama.

VI. JURNAL6.1 Judul Jurnal Judul : Pemeriksaan kadar kalium dan natrium pada herba centella asiatica (l) urban dengan metoda fotometri nyala

6.2 Analisa JurnalKandungan kalium dan natrium menyebabkan tumbuhan Centella asiatica (L) Urban atau yang biasa dikenal dengan nama Pegagan (family Umbeliferaceae) berkhasiat sebagai diuretic dan pemecah batu ginjal. Kalium akan bereaksi dengan batu ginjal yang berupa kalsium karbonat membentuk kalium karbonat.Pada penelitian ini penentuan kandungan kalium dan natrium dalam herba pegagan dilakukan dengan menggunakan metoda Fotometri Nyala. Metoda ini cocok digunakan karena kalium dan natrium merupakan unsur yang mudah tereksitasi dengan memancarkan sinar yang karakteristik dengan intensitas yang cukup tinggi untuk diukur dengan fotosel. Penentuan kadar air sampel dilakukan sesuai dengan yang tertera pada Farmakope Indonesia IV dan didapatkan hasil rata-rata kandungan air sampel sebesar 17,21%.Perlakuan sampel setelah dikering anginkan adalah dengan menjadikannya serbuk yang bertujuan untuk mempercepat proses destruksi. Bentuk serbuk memiliki luas permukan yang lebih besar dibandingkan dengan bentuk tumbuhan dalam keadaan utuh sehingga larutan pendestruksi akan lebih mudah berpenetrasi.Proses destruksi bertujuan untuk menghilangkan, merombak dan memutuskan ikatan-ikatan senyawa organik yang terdapat dalam sampel sehingga yang tinggal hanya senyawa anorganik saja. Metoda destruksi yang digunakan adalah metoda destruksi basah. Metoda ini digunakan karena pengerjaannya lebih sederhana, oksidasi kontinyu dan cepat dan unsur-unsur yang diperoleh mudah larut sehingga dapat ditentukan dengan metoda analisa tertentu.Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kadar kalium yang terdapat dalam herba pegagan kering adalah sebesar 2,58% dan pada herba pegagan segar 2,14%. Sedangkan kadar natrium pada herba pegagan kering adalah 2,65% dan pada herba pegagan segar 2,19%. Diharapkan peneliti selanjutnya untuk dapat memeriksa kandungan kalium dan natrium dari jenis tumbuhan lain dengan metode yang sama.

Flame Fotometri