fix proposal ta oct 2011

Upload: abukal

Post on 14-Jul-2015

90 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

A. Latar Belakang Masalah Suatu bahasa diibaratkan sebagai sebuah nyawa yang mampu menghidupkan komunikasi antar semua orang yang memiliki bahasa. Tanpa adanya suatu bahasa, dapat dibayangkan betapa tidak dapat dilakukan sebuah hubungan komunikasi sesama pemakai bahasa. Dunia yang begitu luas memiliki beraneka ragam bahasa. Satu bahasa dalam satu wilayah dipastikan tidak akan menemui kendala yang berarti bagi pemakai bahasa tersebut, dikarenakan keseragaman bahasa yang dimiliki dan dimengerti oleh para pengguna bahasa. Dilihat secar geografis, Indonesia merupakan suatu bangsa yang terdiri atas beribu pulau dan memiliki beraneka ragam budaya dan adat istiadat. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki banyak bahasa disamping mempunyai bahasa nasional (Bahasa Indonesia). Bangsa Indonesia juga memiliki bahasa daerah. Kedua bahasa itu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan dan peradaban. Masing-masing daerah mempunyai bahasa daerah yang menjadi salah satu ciri khas daerah tersebut, yang dipelihara oleh rakyatnya dengan baik. Sebagai contoh, di pulau Jawa terdapat Bahasa Jawa dan Bahasa Sunda, di pulau Sumatra dan Kalimantan terdapat Bahasa Melayu, di pulau Halmahera terdapat Bahasa Tidore, Bahasa Ternate dan campuran bahasa dari daerah lain di sekitar pulau Halmahera, dan lain sebagainya[6]. Bahasa Tidore merupakan salah satu bahasa daerah yang digunakan untuk berkomunikasi antar sesama orang Tidore, orang Maitara, Mare, Moti (setengah dari

1

pulaunya bagian utara), wilayah pantai pulau Halmahera barat, maupun orang dari daerah luar pulau Tidore yang telah lama menetap di Tidore. Keberadaan bahasa Tidore saat ini hampir mengalami kepunahan. Kalangan anak muda saat ini lebih sering menggunakan bahasa pasar (bahasa sehari-hari selain bahasa Tidore) dan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi untuk melakukan komunikasi. Bahasa pasar adalah bahasa yang biasanya digunakan oleh orang Tidore (kalangan remaja, anakanak, dan orang dewasa yang bertempat tinggal di daerah perkotaan). Bahasa pasar, pengucapannya hampir sama dengan bahasa Indonesia, hanya saja dalam bahasa pasar, kata-katanya tidak sempurna atau tidak utuh bila dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Contohnya kata sebelah dalam bahasa Indonesia, sedangkan kata sabala dalam bahasa pasar dan kata sepenggal dalam bahasa Indonesia dan kata sapanggal dalam bahasa pasar. Sedangkan untuk bahasa Tidore, pengucapan dan kosakatanya sangat berbeda dengan bahasa Indonesia, seperti kata faya se nau dalam bahasa Tidore yang artinya perempuan dan laki-laki dalam bahasa Indonesia. Di sekolah-sekolah negeri atau swasta, baik itu di tingkat SD, SMP dan SMA, untuk mata pelajaran muatan lokal (mulok), sama sekali tidak diajarkan mengenai bahasa Tidore (yang diajarkan hanya pengenalan tentang budaya, seni tari, dan juga lagu-lagu daerah), sehingga anak-anak sekolah saat ini cukup kesulitan dalam mempelajari atau memahami bahasa Tidore. Di Tidore memiliki satu perpustakaan daerah yang menyajikan berbagai macam pustaka, seperti kamus bahasa TidoreIndonesia-Inggris, berbagai macam buku-buku sejarah tentang Tidore dan lain sebagainya. Sayangnya untuk pustaka seperti kamus bahasa Tidore-Indonesia-Inggris,

2

sangat terbatas. Untuk perpustakaan daerah sendiri hanya memiliki satu koleksi pustaka tentang kamus bahasa Tidore-Indonesia-Inggris yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah tingkat II Halmahera Tengah pada 1994 silam. Generasi muda sebagai generasi kebudayaan seharusnya dapat menggunakan bahasa Tidore sebagai bahasa induk selain bahasa Indonesia, agar nantinya bahasa Tidore tidak mengalami kepunahan. Terancamnya bahasa Tidore, disebabkan karena berbagai aspek, salah satu diantaranya yaitu kuatnya bahasa Indonesia yang merupakan bahasa resmi negara. Bahasa ini telah merambah ke berbagai ranah, terutama ranah sekolah. Ranah ini tampaknya besar pengaruhnya terhadap pembentukan kondisi multilingual dalam diri penutur bahasa etnik (bahasa Tidore). Apalagi dengan dikeluarkannya Undang-Undang Republik Indonesia No. 4 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan yang turut memperkokoh posisi bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Negara. Perlahan namun pasti, bahasa etnik mulai tergerus dan mulai ditinggalkan. Kalau pemakaian bahasa etnik mulai tereduksi pula pemakaiannya di ranah keluarga sebagai benteng terakhir pertahanan bahasa etnik, maka pasti terjadi pergeseran bahasa yang pada akhirnya akan bermuara pada kepunahan bahasa[7]. Kemajuan teknologi informasi dan komputer saat ini sudah sangat maju seiring dengan berkembangnya teknologi komputer dan internet yang mampu memberikan informasi dan menghubungkan dua atau lebih user secara bersamaan. Teknologi informasi saat ini telah merambah keberbagai bidang dan terus berkembang. Lebih

3

lagi saat ini informasi terkini tidak hanya dapat diakses melalui komputer yang terhubung ke internet, tetapi juga dapat diakses melalui telepon seluler yang telah banyak dimiliki masyarakat. Melihat pentingnya kamus dalam kehidupan masyarakat terutama dalam bidang pendidikan dan kebudayaan dalam memperkaya bahasa, maka dibuatlah bermacammacam kamus dari Indonesia-Inggris, Inggris-Indonesia, Arab-Indonesia, IndonesiaArab, Jawa-Indonesia, Indonesia-Jawa, dan lain sebagainya, baik dalam bentuk buku besar, aplikasi yang dapat di akses melalui internet, juga aplikasi yang dibuat untuk digunakan pada komputer dan telpon seluler. Namun untuk kamus bahasa daerah seperti bahasa Tidore hanya dapat dijumpai pada perpustakaan daerah Tidore, berbentuk buku dan hanya memiliki satu koleksi pustaka saja. Kendala lain yang biasa dijumpai pada penggunaan kamus manual seperti buku adalah dalam penggunaannya masih memiliki kesulitan dalam pencarian kata beserta artinya. Untuk pengguna yang ingin mencari kata secara cepat, tepat, dan ingin mengartikan suatu kalimat, pengguna harus mencari kata satu demi satu, mengartikannya dan kemudian menyusun sebuah kalimat. Hal ini sangat memakan waktu, menguras tenaga, dan juga pikiran. Untuk itu, dengan memanfaatkan komputer sebagai medianya, sangat

memungkinkan untuk menciptakan sebuah aplikasi berbasis desktop, yakni Aplikasi Terjemahan Bahasa Indonesia ke Bahasa Tidore dan Bahasa Tidore ke Bahasa Indonesia), dengan memanfaatkan teknologi komputer. Dengan adanya aplikasi

4

tersebut, diharapkan dapat membantu remaja, anak-anak maupun orang dewasa dalam mempelajari bahasa Tidore.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa:1.

Saat ini kebanyakan remaja dan anak-anak berkomunikasi dengan

menggunakan bahasa pasar dan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Negara, sehingga bahasa Tidore sebagai bahasa daerah kota Tidore pun ditinggalkan. 2. Kesulitan dalam memahami bahasa Tidore, karena pengucapan dan

kosakatanya jauh berbeda dengan bahasa Indonesia.3.

Penggunaan kamus manual seperti buku sangat menyulitkan pengguna

yang ingin mencari suatu arti kata secara cepat, tepat, tanpa menghabiskan banyak waktu.

C. Batasan Masalah Batasan permasalahan dibuat agar tugas akhir tetap berada pada jalur permasalahan yang dihadapi. Batasan permasalahan tersebut adalah membangun sebuah aplikasi terjemahan bahasa Indonesia-Tidore dan sebaliknya, yang dapat

5

menerjemahkan kata maupun kalimat bahasa Indonesia ke bahasa Tidore dan bahasa Tidore ke bahasa Indonesia. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah di atas, maka dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :1. Bagaimana membuat sebuah aplikasi terjemahan berbasis desktop yang dapat

menerjemahkan bahasa Indonesia-Tidore dan sebaliknya.2. Bagaimana proses pengujian aplikasi dibuat, sehingga aplikasi tersebut dapat

menerjemahkan kata atau kalimat berdasarkan inputan dengan benar.

E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah membuat sebuah aplikasi dekstop, sehingga aplikasi tersebut dapat membantu pengguna dalam mengetahui maupun mempelajari tentang bahasa Tidore dan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

F. Manfaat Penelitian

6

Dengan dilakukannya penelitian ini, beberapa manfaat yang bisa diperoleh antara lain: 1. Bagi Universitasa. Memberikan pengetahuan dan masukan informasi baru pada mahasiswa di

lingkungan kampus. b. Menambah wawasan dan pemahaman tentang teknologi pemrosesan bahasa alami dan pengembangannya. 2. Bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam pembinaan dan pengembangan bahasa Tidore. 3. Bagi Pengguna Aplikasi ini diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi pengguna, khususnya masyarakat Tidore dan sekitarnya yang ingin mengetahui, mempelajari dan melestarikan bahasa Tidore.

G. Kajian Terdahulu1. Kajian Penelitian dan Kajian Aplikasi

7

Penelitian yang dilakukan oleh Tri Atmi Mustikawati, 2004. Dalam penelitiannya yang berjudul Program Bantu Penerjemahan Kata Dalam Bahasa Indonesia ke Bahasa Jawa[3], menyimpulkan bahwa program bantu ini mempermudah pengguna dalam memahami dan mempelajari kata dalam bahasa Jawa. Kelemahan dari aplikasi yang dibuat adalah hanya sebatas penerjemah kata dari bahasa Indonesia ke bahasa Jawa. Penelitian lain yang dilakukan oleh Siti Nor Latifah, 2007, yang membahas tentang Pemrosesan Bahasa Alami Yang Menerjemahkan Bahasa Inggris Ke Bahasa Indonesia Dengan Teknologi Mobile-Internet[4]. Dalam penelitian ini juga hanya bisa menerjemahkan satu arah, yaitu bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Untuk kajian aplikasi, penelitian ini mengacu pada sebuah aplikasi kamus Indonesia-Tidore berbasis desktop. Aplikasi ini diberi nama Kamus IndonesiaTidore. Aplikasi yang dibuat ini hanya dapat menterjemahkan kata dari bahasa Indonesia ke bahasa Tidore dan sebaliknya, tetapi tidak dapat melakukan terjemahan berupa kalimat dari bahasa Indonesia ke bahasa Tidore. Berdasarkan pada kajian penelitian dan kajian aplikasi yang telah diuraikan diatas, maka disusunlah sebuah tugas akhir yang akan menghasilkan sebuah aplikasi baru, yakni aplikasi terjemahan bahasa Indonesia-Tidore dan sebaliknya, yang mana pada aplikasi yang akan dibangun ini dapat menerjemahkan kata maupun kalimat.

8

H. Landasan Teori 1. Tata Bahasa Indonesia Tata bahasa merupakan suatu himpunan dari patokan-patokan umum dasar proses berdasarkan struktur bahasa. Struktur bahasa Indonesia meliputi : 1. Sistaksis Sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang mempelajari dasar-dasar proses pembentukan kalimat dan pembentukan bahasa. Unsur-unsurnya adalah : a. Frasa, yaitu suatu konstruksi yang terdiri dari dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan. Kesatuan tersebut dapat menimbulkan suatu makna yang sebelumnya tidak ada.Misalnya frasa rumah ayah muncul makna baru yang menyatakan milik, frase muncul makna baru yang menyatakan tempat. b. Klausa, yaitu suatu konstruksi yang didalamnya terdapat beberapa kata yang mengandung hubungan fungsional subjek, predikat, dan objek. Sebuh klausa sekurang kurangnya harus mengandung satu subjek, satu predikat, datu objek dan terdapat satu predikat dengan keterangan. Misalnya anak itu menangis.

9

2. Morfem Morfem adalah bagian tata bahasa yang mempelajari tentang bentuk kata, unsurnya adalah kata dan pembentukan kata atau morfem, yaitu kesatuan yang ikut serta dalam pembentukan kata dan yang dapat dibedakan artinya. Morferm ada dua macam :a. Morfem dasar (morfem bebas), seperti kerja, puas, rumah, dan lain-lain.

b. Morfem terkait seperti : pe-, -an, ter-, ber-m dan lain- lain.

3. Fonologi Fonologi adalah bagian dari tata bahasa yang mempelajari tentang bunyibunyi bahasa. Tiap bunyi-ujaran dalam satu bahasa mempunyai fungsi untuk membedakan arti disebut fonem, yaitu kesatuan terkecil terjadi dari bunyi dan bunyi-ujaran yang dapat membedakan arti. 4. Kata Kata adalah suatu unit bahasa yang mengandung arti dan terkait dari satu morfem atau lebih yang dihubungkan satu sama lain. Kata merupakan hal yang sangat penting bagi penterjemah , karena ketika proses penerjemahan, akan memulai aktifitasnya dengan mencari arti setiap kata per-kata:

10

a. Dictionary based word Dictionary based word adalah kata yang mempunyai arti kamus. Contohnya: Kata kebun (bahasa Indonesia), kabong (bahasa Pasar), dan gura (bahasa Tidore). b. Undictionary based word Undictionary based word adalah kata yang tidak mempunyai arti kamus, sehingga ditulis menurut ucapan bahasa sekunder. Dalam menerjemahkan seorang penterjemah dapat mengetahui huruf-huruf pembentuk kata dalam menerjemahkan. Penerjemah harus yakin bahwa hasil terjemahanya akan dimengerti oleh pembaca atau pendengar. Hal ini terjadi karena terkadang kata yang mengalami proses penerjemahan tidak dapat dimengerti. 5. Kelas Kata Kata merupakan unsur utama dalam membentuk kalimat. Selain bentuk dasarnya, kata juga dapat dibentuk melalui proses morfologi, yaitu afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi (perulangan), dan komposisi (penggabungan) untuk menyampaikan maksud yang terkandung dalam kalimat. Dalam kalimat, kata memiliki kedudukan atau jabatan seperti subjek, predikat, objek dan keterangan. Dalam kaitannya dengan jabatan di dalam kalimat dan hubunganya

11

dengan fungsi serta makna yang diajukan, kata dikatagorikan kedalam kelas kata. 6. Kalimat Kalimat adalah suatu bahasa yang tekecil dalam wujud lisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh. Dalam suatu kalimat terdiri dari beberapa unsur , antara lain subjek, predikat, objek, perlengkapan dan keterangan.kalimat dikatakan sempurna jika minimal memiliki unsur subjek dan predikat.1. Ciri-ciri subjek

a. Jawaban atas pertanyaan apa dan siapa kepada predikat. b. Biasanya disertai kata itu, ini, dan, yang (sebagai pembatas antara subjek dengan predikat).2. Ciri-ciri predikat

a. Menimbulkan pertanyaan apa atau siapa Dalam hal ini jika predikat, maka dengan pertanyaan tersebut akan ada jawabnya.b. Kata adalah, ialah

12

Prediakat kalimat dapat berupa adalah, atau, ialah. Predikat demikian itu terutama digunakan pada kalimat majemuk bertingkat anak kalimat pengganti predikat. c. Dapat disertai kata-kata aspek atau modalitas Predikat kalimat yang berupa verb atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak didepan verb atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.3. Ciri-ciri objek

Predikat yang berupa verb intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter) tidak memerlukan objek, verb transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek ini adalah sebagai berikut : a. Langsung dibelakang predikat Objek hanya memiliki tempat dibelakang predikat, tidak pernah mendahului predikat. b. Dapat menjadi subjek kalimat pasif Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai

13

dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verb predikatnya. c. Didahului kata bahwa Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.4. Ciri-ciri pelengkap

Perbedaanya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif. Objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap, antara lain: a. Dibelakang predikat Ciri ini sama dengan objek. Perbedaanya objek langsung dibelakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat diisisipkan unsur lain, yaitu objek. b. Hasil jawaban dari Predikat dengan pertanyaan apa Contoh: Pemuda itu bersenjatakan pisau

14

Kata pisau adalah pelengkap. Bersenjata apa? Jawab pisau, (maka pisau sebagai pelengkap).

5. Ciri- ciri keterangan Ciri keterangan adalah dapat dipindah-pindah posisinya, seperti contoh berikut : Ibu sudah menyiram semua bunga dengan selang air. S P O K

Dengan selang air ibu sudah menyiram semua bunga. K S P O

2. Tata Bahasa Tidore Bacaan tata bahasa Tidore dituturkan sekitar 47.000 orang di pulau Tidore dan daerah-daerah lain disekitar pulau Halmahera. Bahasa daerah Tidore memiliki beberapa dialek, salah satu dialek yang cukup terkenal adalah dialek Soa-sio. Dialek ini dijadikan acuan karena daerah tersebut pada waktu itu merupakan pusat pemerintahan kesultanan[1].

15

Dibawah ini, ada beberapa indeks kosakata yang dapat digunakan langsung untuk melakukan komunikasi, yakni: a. Ucapan ma tidak ditambah pada kata benda, karena ucapan tersebut sebagai kata terpisah.b. Tekanan kata dalam bahasa Tidore biasanya jatuh pada suku kata kedua

dari arti kata. c. Kata berimbuhan dalam bahasa Tidore memiliki beberapa awalan, tetapi hanya memiliki satu akhiran, dan tidak memiliki imbuhan gabungan. d. Tanda hubung digunakan untuk memisahkan kata ulang sesuai dengan ejaan tata bahasa Indonesia. Contoh: Ace Masofo Bairere Adat se nakodi Ahu se gado-gado = = = = bekas berbuah laba-laba = adat-istiadat

hidup selama-lamanya

A. Struktur Bahasa Tidore

16

1. Sintaksis Bahasa Tidore

a. Frasa Berdasarkan data yang ditemukan, frasa bahasa Tidore ialah suatu konstruksi kebahasan yang terdiri atas dua kata atau lebih, yang belum merupakan kalimat dan masing-masing unsurnya tidak dapat berfungsi sebagai subjek dan predikat[2]. Adapun frasa bahasa Tidore dapat dideskripsikan sebagai berikut. 1. Pemberian Struktur Frasa a) Struktur frasa berdasarkan hubungan fungsional Struktur frasa bahasa Tidore berdasarkan hubungan fungsional, dapat dibagi atas tipe konstruksi endosentrik dan tipe konstruksi ekosentrik. 1) Tipe Konstruksi Endosentrik Tipe konstruksi endosentrik dalam bahasa Tidore yaitu struktur yang salah satu atau semua unsur langsungnya mempunyai fungsi yang sama dengan seluruh frasa. 2) Tipe Konstruksi Ekosentrik

17

Tipe ekosentrik dalam bahasa Tidore ialah struktur yang tiap-tiap unsur langsungnya mempunyai fungsi yang berbeda dengan fungsi keseluruhan frasa itu. b) Pemberian Jenis Frasa Berdasarkan jenis kata, frasa dalam bahasa Tidore terdiri atas beberapa jenis, yaitu: 1) Frasa Nomina (kata benda) Frasa nominal dalam bahasa Tidore yaitu frasa yang unsur intinya kata benda. Frasa ini memiliki atribut dari beberapa jenis kata lain. Contoh: Kabaya sung = Kabaya Sung 2) Frasa Verba (kata kerja) Frasa verbal yaitu frasa yang unsur intinya verba. Contoh: Otu rai Otu Rai = = = sudah tidur tidur sudah = = baju baru baju baru

18

3) Frasa Adjektiva (kata sifat) Frasa adjektival yaitu frasa yang unsur intinya berupa kata sifat. Contoh: Laha foloi Laha Foloi = = = baik sekali baik sekali

4) Frasa Adverbal (kata keterangan) Frasa adverbal yaitu frasa yang unsur intinya berupa kata keterangan. Contoh: Dufutu mudiri = Dufutu Mudiri b. Klausa 1. Identifikasi Klausa Klausa adalah suatu konstruksi yang didalamnya terdapat beberapa kata yang mengandung hubungan fungsional, yang dalam tata bahasa lama dikenal dengan pengertian subjek, predikat, objek, dan keterangan. Sebuah klausa sekurang-kurangnya harus = = besok lusa besok lusa

19

satu subjek, satu predikat, dan secara fakultatif satu objek. Dalam hal tertentu, klausa terdiri dari satu predikat dan boleh dengan keterangan (bentuk impersonal) (Keraf, 1982:136-138) Misalnya: Gubernur M. AKib Latuconsina meresmikan beberapa proyek di daerah Maluku Utara. Gubernur M. Akib Latuconsina : Subjek Meresmikan Beberapa proyek 2. Kata Berikut adalah beberapa jenis kata dalam bahasa Tidore 1. Jenis Kata Dalam Bahasa Tidore 1) Kata Antonim Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain (lawan kata). Contoh: Wako x Tagi = Pulang x Pergi : predikat : objek

20

Otu Tum

x x

mom = bola =

tidur tenggelam

x x

bangun terapung

2) Kata Sinonim Sinonim adalah bentuk bahasa yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk lain. Persamaan arti kata dalam bahasa Tidore pun memiliki sinonim dalam bentuk bahasa. Contoh: Ahu Lobi Hera Sabi Sagu Toa = = = = = = okong artinya hidup kamo artinya awan yaci tio toga artinya sobek artinya sambung artinya belah

falang artinya memberikan

3) Padanan kata atau perbandingan kata Contoh: Hare Loji = = kamasi, bermakna sangat bau sahu, bermakna sangat sakit

21

Faja Padi

= =

gaji, bermakna sangat kotor korek, bermakna bolak-balik

4) Kata sapaan Sapaan berasal dari kata sapa. Sapaan sangat penting dan bermakna sopan santun, atau tatakrama dalam sapa-menyapa. Contoh 1: Garis Keturunan Bapak dipanggil (disapa) aba Adik dari bapak (disapa) jojo Adik laki-laki atau perempuan (disapa) nangoru Saudara perempuan bapak (disapa) goa Contoh 2: Kerabat atau jabatan tertentu Engkau Kami Saya laki-laki Saya perempuan disebut disebut disebut disebut joungon farangom fangare fajaru

Orang yang berusia lanjut disebut simo

22

5) Kata ulang Dalam kata tidore hanya ada satu jenis kata ulang yang berbeda maknanya, yaitu kata ulang murni. Contoh: Komi Pake Karo Goa Soa biawak 6) Menjelaskan arti morfen Se Morfen se, jika dikaji, ia merupakan kata sambung atau penghubung, yakni dapat menghubungkan bagian kalimat atau kalimat tak sempurna menjadi kalimat sempurna. Dalam bahasa Tidore, se bermakna dan. Contoh Kata: Jou se fangare, artinya engkau dan saya = = = = = bergerak, memakai, panggil, kipas, marga, komi-komi pake-pake karo-karo goa-goa = = = = ulat tanah katak belalang kipas angin =

soa-soa

23

Contoh Kalimat: Tagi sekolah ge lupa buku se pensil ifa, artinya jika ke sekolah, jangan lupa membawa buku dan pensil.

7) Kata-kata imbuhan Se-Ma Jika dirubah atau dirangkum pada salah satu kata dasar, akan merubah makna dan membentuk imbuhan awalan ma. Contoh kata: samsusu Sagoko = = memasukkan mendirikan

8) Kata-kata akhiran Si Contoh kalimat: Jangan dulu diminum, karena kopinya masih panas (bahasa Indonesia) Yuru mahasi kofi ge sahu moju (bahasa Tidore) Tabel dibawah ini memberikan beberapa contoh kata dalam bahasa Indonesia ke bahasa Tidore berdasarkan penggolongan katanya, yakni: Tabel 1. Contoh kata bahasa Indonesia ke kata bahasa Tidore

24

Contoh Kata Bahasa Indonesia Ke Bahasa Tidore Kata (Indonesia) Kata (Tidore) Golongan Kata Saya (laki-laki) Fangare Kata ganti Saya (perempuan) Fajaru Kata ganti Kamu Ngona Kata ganti Ibu Yaya Kata ganti ayah Baba Kata ganti Romoi Satu Kata bilangan malofo Dua Kata bilangan Range Tiga Kata bilangan Raha Empat Kata bilangan Nyaboi Sepuluh Kata bilangan Pergi tagi Kata kerja Makan Talesa Kata kerja Tidur Otu Kata kerja Bermain Biso Kata kerja Sembuh Sehat Kata sifat marah Garaya Kata sifat Sakit Goga Kata sifat piring Piga Kata benda Gelas Galas Kata benda mobil Oto Kata benda sepeda Fis Kata benda dimana Kabe Kata tanya Kenapa/mengapa gahimega Kata tanya

3. Tata Bahasa Pasar Bahasa sehari-hari orang Tidore atau yang biasa dikenal dengan bahasa Pasar merupakan bahasa sehari-hari yang digunakan oleh orang Tidore (anak kecil, remaja maupun orang dewasa yang tinggal di daerah perkotaan), dan beberapa dari sekumpulan orang yang menetap di sekitar pulau Maitara, pulau Ternate, Mare, Moti dan sebagian besar pulau Halmahera, yang tidak menggunakan bahasa daerahnya. Bahasa pasar belum tahu kepastian sumber asalnya, hanya saja untuk

25

bahasa Pasar memiliki kemiripan dari bahasa Indonesia, dan beberapa bagian dari wilayah Indonesia bagian timur yang memiliki kemiripan bahasa, diantaranya yaitu Manado, Bima, Ternate, Jailolo, Maitara, Moti, Kayoa dan sebagian besar wilayah timur Indonesia yang menggunakan bahasa yang hampir sama dengan bahasa pasar. Bahasa pasar juga memiliki unsur kalimat yang sama dengan bahasa Indonesia, yaitu memiliki subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan. Contoh dalam kalimat: Tenga malam bagini ngana mo pi mana (bahasa Pasar) Tengah malam seperti ini kamu mau kemana (bahasa Indonesia) Berikut adalah contoh kata dalam bahasa Indonesia ke bahasa Pasar, berdasarkan penggolongan katanya. Tabel 2. Contoh kata dalam bahasa Indonesia ke bahasa Pasar Contoh Kata Bahasa Indonesia Ke Bahasa Pasar Kata (Indonesia) Kata (Pasar) Golongan Kata Saya (aku) Kita Kata ganti Kamu Ngana Kata ganti Abang/Mas/kakak laki-laki Abang Kata ganti Mbak/Kakak perempuan Ci Kata ganti Ayah Papa Kata ganti Ibu Mama Kata bilangan Satu Satu Kata bilangan Dua Dua Kata bilangan Sepuluh spuluh Kata bilangan Sebelas Seblas Kata bilangan Seratus Saratus Kata kerja

26

Pergi Makan Tidur Bermain Belajar Marah Sakit Sembuh Piring Gelas Mobil Sepeda Dimana Kemana Kenapa

pigi makang tidor barmaing balajar mara sake Sehat piring Galas Oto Speda dimana Pi mana bekiapa

Kata kerja Kata kerja Kata kerja Kata kerja Kata kerja Kata sifat Kata sifat Kata sifat Kata benda Kata benda Kata benda Kata benda Kata tanya Kata tanya Kata tanya

Dari beberapa kata yang dicantumkan pada tabel diatas ditemukan beberapa rule yang dapat dibentuk pada bahasa Pasar dengan perubahan yang terjadi pada suku kata dalam bahasa Indonesia, yaitu perubahan pada suku kata berimbuhan awalan, yaitu:a. Rule perubahan pada suku kata awal

Tabel 3. Rule perubahan pada suku kata awal yang berawalan huruf konsonan dari bahasa Indonesia ke bahasa Pasar. Rule Perubahan Pada Suku Kata Awal Yang Berakhiran Huruf Konsonan Dari Bahasa Indonesia Ke Bahasa Pasar Perbedaan Lafal Kata Indonesia Kata Pasar Sebentar Sabantar Se Sa Seratus Saratus Seribu Saribu semua Samua Menari Manari Me Ma melambai malambai menyala manyala

27

Be Ba

Ber Ba, Bar

merasa Belum berangkat beras Benang Berteriak Bermain

marasa balom barangkat baras Banang Bataria Barmaing

Dan juga pada beberapa kata lainnya ada pengurangan huruf pada kata dalam bahasa Pasar. Misalnya: Berkelahi Musuh Sebelas = = = bakalae musu seblas spulu ribu

Sepuluh ribu =

b. Rule perubahan pada suku kata akhir

Pada tabel dibawah ini menunjukan perubahan rule pada suku kata akhir yang berakhiran huruf konsonan dari bahasa Indonesia ke huruf vokal dari bahasa Pasar, dan huruf konsonan dari keduanya.

28

Tabel 4. Rule perubahan pada suku kata yang berakhiran huruf konsonan ke suku kata yang berakhiran huruf vokal dari bahasa Indonesia ke bahasa Pasar, dan akhiran huruf konsonan ke huruf konsonan dari kedua bahasa tersebut. Rule perubahan pada suku kata yang berakhiran huruf konsonan dan huruf vokal dari bahasa Indonesia ke bahasa Pasar Perbedaan Lafal Kata Indonesia Kata Pasar Kuliah kulia Ah a Bantah Banta Fitnah Fitna Sudah Suda Masih Masi Ih i, e Kasih Kase Makan makang An ang Ikan Ikang Akan Akang Benang Banang Main maing In ing, eng Lain laeng

Pada tabel dibawah ini menunjukan perubahan Rule pada suku kata akhir yang berakhiran huruf vokal dari bahasa Indonesia ke bahasa Pasar.

Tabel 5. Rule perubahan pada suku kata akhir yang berakhiran huruf vokal dari bahasa Indonesia ke bahasa Pasar. Rule perubahan pada suku kata akhir yang berakhiran huruf vokal dari bahasa Indonesia ke bahasa Pasar Perbedaan Lafal Kata Indonesia Kata Pasar Atau Ato Au o Kalau Kalo

29

Ai e

Bangau Pisau Lalai Bantai Andai Rantai

bango piso Lale Bante Ande Rante

4. Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence)

Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah suatu ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdasarkan pada disiplin ilmu seperti ilmu komputer, biologi, psikologi, ilmu bahasa, matematika dan teknik. Artificial Intelligence (AI) memiliki tujuan untuk menciptakan komputer-komputer yang dapat berfikir (dan juga) dapat melihat, mendengar, berjalan, berbicara, dan merasakan. Dorongan utama dari Artificial Intelligence (AI) adalah

pengembangan fungsi normal komputer yang digabungkan dengan kecerdasan manusia, seperti memberi alasan, menarik kesimpulan, belajar dan memecahkan masalah. Beberapa cabang dari Artificial Intelligence (AI) adalah sebagai berikut : 1. Sistem Pakar Sistem pakar merupakan salah satu bidang teknik kecerdasan buatan yang cukup diminati karena penerapannya diberbagai bidang baik bidang ilmu pengetahuan maupun bisnis yang terbukti sangat membantu dalam mengambil keputusan dan sangat luas penerapanya. Sistem pakar adalah sustu sistem komputer yang dirancang agar dapat melakukan penalaran seperti layaknya seorang pakar pada suatu bidang keahlian tertentu.

30

2. Natural Language Processing Natural Language Processing atau Pemrosesan Bahasa Alami merupakan salah satu tujuan jangka panjang dari Artficial Intelegence (kecerdasan buatan) yaitu pembuatan program yang memiliki kemampuan untuk memahami bahasa manusia. Pada prinsipnya bahasa alami adalah suatu bentuk representasi dari suatu pesan yang ingin dikomunikasikan antar manusia. Bentuk utama representasinya adalah berupa suara/ucapan (spoken language), tetapi sering pula dinyatakan dalam bentuk tulisan. Inti dari pemrosesan bahasa alami adalah penguraian kalimat atau sering disebut dengan parser. Parser berfungsi untuk membaca kalimat, kata demi kata dan menentukan jenis kata apa saja yang boleh mengikuti kata tersebut. Dalam pemahaman suatu bahasa ada beberapa bidang yang harus disertakan yaitu morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik, fonologi, dan pengetahuan tentang dunia sekitar.a. Komponen Utama Pengolahan Bahasa Alami

Pengolahan bahasa alami terdiri dari tiga komponen utama, yaitu : 1) Parser

Parser merupakan suatu sistem yang mengambil kalimat input bahasa alami dan menguraikannya ke dalam beberapa bagian gramatikal (kata benda, kata kerja, kata sifat, dan lain-lain). 2) Sistem Representasi Pengetahuan

31

Suatu sistem yang menganalisis output parser untuk menentukan maknanya 3) Output Translator

Suatu terjemahan yang merepresentasikan sistem pengetahuan dan melakukan langkah- langkah yang bisa berupa jawaban atas bahasa alami atau output khusus yang sesuai dengan program komputer lainnya.

Gambar 1. Komponen Pengolahan Bahasa Alami b. Analisis Bahasa Alami Secara singkat pengolahan bahasa alami mengenal bebrapa tingkat pengolahan , yaitu : 1) Analisis Sintak merupakan pemahaman tentang pengurutan kata dalam pembentukan kalimat dan hubungan antar kata tersebut dalam proses perubahan bentuk dari kalimat menjadi bentuk yang sisitematis, meliputi proses pengaturan tata letak suatu kata dalam kalimat akan membentuk kalimat yang dapat dikenali. 2) Semantik yaitu pemetaan bentuk struktur sintaksis dengan memanfaatkan tiap kata ke dalam bentuk yang lebih mendasar dan tidak tergantung struktur

32

kalimat. Semantik mempelajari arti suatu kata dan bagaimana arti kata tersebut membentuk suatu kalimat dari kalimat yang utuh. 3) Pragmatik yaitu pengetahuan yang berkaitan dengan masing-masing konteks yang berbeda. c. Translator/Penterjemah Translator adalah program yang membaca input berupa bahasa sumber (Source Language) dan menterjemahkan ke suatu bahasa target atau bahasa tujuan (Target Language). Translator untuk bahasa assembly disebut assembler. Translator untuk bahasa tingkat tinggi disebut kompilator. Bahasa tingkat tinggi berorientasi pada bahasa manusia, jadi mudah menulis program, mudah dibaca dan dirawat manusia. Saat ini terdapat ribuan kompilator mulai dari bahasa pemrograman umum seperti Fortran, Pascal, sampai bahasa spesial yang digunakan pada beragam bidang aplikasi komputer. Terdapat dua metode untuk mendefinisikan translasi, yaitu:a. Skema Translasi (Grammar)

Mekanisme memproduksi keluaran untuk kalimat yang dihasilkan.

b. Transducer

33

Transducer adalah recognizer yang dapat mengeluarkan string dengan panjang berhingga dari simbol-simbol keluaran pada tiap gerak. Penelitian ini akan membuat komponen yang mampu menterjemahkan dari bahasa Indonesia ke bahasa Tidore, bahasa Tidore ke bahasa Indonesia, dan bahasa Indonesia ke bahasa Pasar. Berikut bagian terjemahan yang terjadi pada komponen translator.

Gambar 2. Bagan Terjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa Tidore

Gambar 3. Bagan Terjemahan dari bahasa Tidore ke bahasa Indonesia

Gambar 4. Bagan Terjemahan dari bahasa Indonesia ke bahasa Pasar

34

I. Subyek Penelitian Subyek penelitian yang akan dibahas pada tugas akhir ini adalah Aplikasi Penterjemah Bahasa Indonesia Ke Bahasa Tidore dan Bahasa Tidore Ke Bahasa Indonesia. Desain sistem yang dibuat ini diharapkan dapat membantu user yang ingin mengetahui atau mempelajari lebih dalam lagi mengenai bahasa Tidore.

J. Alat Penelitian Untuk melakukan penelitian ini memerlukan beberapa peralatan yang terbagi dalam dua bagian yaitu: perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Perangkat lunak yang dibutuhkan meliputi sistem operasi dan perangkat lunak aplikasi yang lain. Berikut adalah beberapa alat yang digunakan dalam penelitian ini.a.

Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah menggunakan Laptop. Spesifikasinya sebagai berikut.1) 2) 3) 4)

Prosessor : Intel Dual Core T2350 1,87 GHz Memory : 1526 MB Harddisk VGA Layar : 80 GB : Intel Graphics Media Accelerator 950 : 14,1 Inchi

5)

35

6) b.

Lain-lain: Mouse, Keyboard, DVD-RW, Printer. Perangkat Lunak (Software)

Perangkat lunak yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah:1)Microsoft Windows XP SP2, sebagai sistem operasi. 2) Visual basic 6.0, digunakan untuk membuat program aplikasi. 3) Microsoft Access 2003, digunakan untuk perancangan dan pembuatan basis

data.4) Power Designer 6.0 (Proses Analis), sebagai software perancangan proses. 5) Microsoft Office Word 2007, untuk pembuatan prototype dan pembuatan

laporan tugas akhir.

K. Metode Pengumpulan Data Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut. 1. Studi Pustaka Merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencari, mengumpulkan dan mempelajari dokumen-dokumen sebagai referensi seperti buku, artikel, dan literatur-literatur tugas akhir yang berhubungan dengan topik

36

yang dipilih, serta browsing internet, membuka situs-situs yang berhubungan dengan penelitian ini.

2.

Wawancara Merupakan metode yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan atau tanya

jawab secara langsung atau pun tidak langsung. Tanya jawab secara langsung yaitu dengan mendatangi kediaman Bapak M. Amin Faaroek yang beralamat di Soa-sio dan Bapak K.H. Drs. Z. Abidin Ali yang beralamat di Ome. Keduanya merupakan pelaku sejarah kerajaan Tidore sekaligus ahli atau pakar bahasa Tidore, dan mahasiswa S1 dan S2 yang tingal di asrama Nuku (asrama Tidore), yang fasih berbahasa Tidore. Tanya jawab secara tidak langsung yaitu dengan mengajukan pertanyaan melalui sms atau telp. untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.

L. Tahap Penelitiana.

Analisis Kebutuhan Sistem Tahap analisis adalah tahap awal yang sangat menentukan keberhasilan dalam

pembuatan maupun pengembangan perangkat lunak. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menganalisis kebutuhan perangkat lunak yang akan dibangun, menentukan user, data masukkan dan keluaran dari perangkat lunak tersebut.

37

Analisis kebutuhan mengacu pada sejumlah data yang diperoleh dari tahap pengumpulan data. Hasil dari analisis tersebut kemudian dijadikan dasar dalam penentuan spesifikasi dari sistem yang akan dibangun. Berikut ada beberapa tahap yang digunakan dalam menganalisis kebutuhan sistem, diantaranya yaitu: a. Mengumpulkan dan mengklarifikasikan data. Tahap ini berfungsi untuk mengelompokan data yang sesuai dengan jenis dan fungsinya, yaitu tentang struktur bahasa Indonesia, struktur bahasa Tidore dan bahasa Pasar.b. Menganalisis data, sehingga mampu menterjemahkan kata atau kalimat

dari bahasa Indonesia ke bahasa Tidore atau sebaliknya dan bahasa Indonesia ke bahasa Pasar, dengan melakukan analisis mengenai struktur bahasa Indonesia, bahasa Tidore dan bahasa Pasar, agar dapat dibuat suatu sistem yang mampu melakukan proses penerjemahan.b.

Perancangan Sistem Tahap perancangan sistem merupakan kelanjutan dari tahap analisis. Kegiatan

yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.a. Perancangan Bagan Alir Sistem

Perancangan Bagan Alir Sistem dari aplikasi ini dibuat dalam bentuk Physical Model. Physical Model adalah pemodelan sistem dengan

38

menggunakan bagan alir sistem (flow chart) yang menunjukkan bagaimana sistem yang akan dirancang nantinya dapat berjalan dan diterapkan. a. Parser Parser merupakan suatu sistem yang mengambil kalimat input bahasa alami dalam hal ini adalah bahasa yang akan diterjemahkan yaitu bahasa Indonesia, bahasa Tidore atau bahasa Pasar, dan menguraikannya menjadi beberapa kata, sehingga terbentuklah kamus. b. Perancangan Kamus Kamus dalam suatu penerjemah bahasa menjadi faktor yang penting, dikarenakan di dalam kamus terdapat pembendaharaan kata-kata yang nantinya akan digunakan untuk melakukan proses penerjemahan kata Indonesia ke kata Tidore atau sebaliknya dan kata dari bahasa Indonesia ke kata dalam bahasa Pasar. Kamus berhubungan dengan kata-kata individual, yang artinya informasi tentang bagaimana kata-kata tersebut digunakan dalam kalimat, serta masukan dalam kamus mewakili kata benda, kata kerja, kata sifat dan kata keterangan. Untuk setiap kata tersebut beserta unsurnya, dapat dikategorikan menjadi kategori semantik yang berbeda. c. Sistem Representasi Pengetahuan Suatu sistem yang menganalisis output parser untuk menentukan maknanya. Tahap dalam perancangan ini meliputi perancangan tabel, diantaranya tabel

39

kata dalam bahasa Indonesia, bahasa Tidore dan bahasa Pasar, dan tabel user. d. Perancangan User Interface Perancangan ini untuk membuat struktur menu dan perancangan form. Perancangan form meliputi form utama (tab kamus dan tab translator), form administrator untuk editor database, form about dan form petunjuk penggunaan aplikasi.

c.

Implementasi Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengimplementasikan hasil

analisis kebutuhan menjadi sebuah perangkat lunak. Pengimplementasian tersebut dilakukan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 untuk penulisan kode program dan Microsoft Access 2003 untuk database.

d.

Pengujian Sistem Tahap pengujian sistem ini dilakukan untuk melihat keabsahan aplikasi yang

dibuat, agar jalannya sistem benar-benar sesuai dengan tujuan yang dimaksud. Pengujian sistem sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan suatu sistem, dan melakukan perbaikan-perbaikan jika masih ditemukan kesalahan. Metode ini dilakukan dengan dua cara yaitu: a. Black Box Test

40

Pengujian Black box test, yaitu pengujian yang dilakukan untuk antar muka perangkat lunak. Pengujian ini untuk memperlihatkan bahwa fungsifungsi telah berjalan dengan baik, dalam arti masukkan yang diterima dan keluaran yang dihasilkan benar-benar tepat. Pengujian ini dilakukan dengan meminta responden, yaitu Ibu Dewi Soyusiawaty S.T., M.T., selaku dosen Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan yang mengetahui tentang teori pemrosesan bahasa alami, dan Bapak Sudarmono selaku mahasiswa S2 UGM yang fasih berbahasa Tidore dan mengerti tentang cara berbahasa Tidore dengan baik dan benar. b. Alpha Test Pengujian Alpha Test dilakukan dengan cara mengundang beberapa responden untuk menjalankan program tersebut, kemudian masing-masing responden diberikan kuisioner untuk memberikan penilaian terhadap program yang telah diujikan. Dalam pengujian ini, responden atau pengguna yang diundang adalah mahasiswa S1 dan S2 yang fasih berbahasa Tidore, yang tinggal di asrama Nuku. Asrama Nuku adalah salah satu Asrama Tidore yang beralamat di jalan Gejayan, Yogyakarta.

41

M. Prototype 1. Perancangan Struktur Menu

Menu Utama

File Exit

Administrator Database

Bantuan Tetang Aplikasi Petunjuk Penggunaan

Gambar 5. Perancangan Struktur Menu

2. Perancangan Form

a.

Form Utama

42

Form utama merupakan bagian penting dari aplikasi ini yang menjadi navigasi utama untuk masuk kedalam sub menu yang tersedia. Tampilan form utama memiliki tiga menu utama, yang mana pada ketiga menu tersebut memiliki sub menu masing-masing, seperti tampak pada gambar 5 diatas, dan juga memiliki dua tab menu, yaitu tab menu kamus dan tab menu translator. Rancangan tampilan form menu utama dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 6. Rancangan Form Kamus

43

Gambar 7. Rancangan Form Translator

b. Menu Administrator Rancangan form ini dibuat untuk memasukkan dan menampilkan kata-kata kedalam database. Selain itu, dapat juga mengedit atau menghapus kata. Sebelum masuk kedalam menu administrator, pengguna terlebih dahulu melakukan login. Ini dimaksudkan agar pengguna yang tidak memiliki hak akses, tidak dapat merubah atau menghapus data dalam database. Berikut adalah tampilan login form administrator dan tampilan form administrator.

Login Administrator User ID Password : :

Login

Canc el

Gambar 8. Rancangan Form Login

44

Gambar 9. Rancangan Form Administrator

c. Menu Bantuan Rancangan form bantuan ini dibuat untuk membantu pengguna dalam pemakaian aplikasi. Menu ini memiliki dua sub menu, yaitu sub menu tentang aplikasi dan sub menu petunjuk penggunaan aplikasi. Berikut adalah tampilan untuk form tentang aplikasi dan form petunjuk penggunaan aplikasi.1) Sub Menu Tentang Aplikasi

Form ini dibuat untuk memberikan informasi kepada pengguna tentang aplikasi itu sendiri. Berikut adalah tampilan form tentang aplikasi

45

Gambar 10. Rancangan Form Tentang Aplikasi

2) Sub Menu Tentang Aplikasi .

Petunjuk Penggunaan Aplikasi

Ope n

Canc el

Gambar 11. Rancangan Form Tentang Aplikasi

46

3.

Daftar Pustaka

[1]. Faroek, Burhan S, S.Ip, 2008, Pintar Berbahasa Tidore, Kota Tidore Kepulauan. [2]. O. Kakerissa, A. Lessy, J. Tamaela, 1997, Sintaksis Bahasa Tidore, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Kebudayaan, Jakarta. [3]. Mustikawati, Tri Atmi, 2004, Program Bantu Penerjemahan Kata Dalam Bahasa Indonesia Ke Bahasa Jawa, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta [4]. Nor Latifah, Siti, 2007, Pemrosesan Bahasa Alami Yang Menerjemahkan Bahasa Inggris Ke Bahasa Indonesia Dengan Teknologi Mobile-Internet, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. [5]. Malahayati, Rizki, 2011, Aplikasi Pengolahan Bahasa Alami Untuk Bahasa Indonesia ke Bahasa Karo dan Sebaliknya, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. [6]. Misri, Aries, 2011, Aplikasi Penterjemah Untuk Bahasa Indonesia ke Bahasa Cirebon dan Sebaliknya, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. [7]. http://www.prakarsa-rakyat.org/artikel/kolom/artikel_cetak.php?aid=47053 Pendidikan dan

47