fibroadenoma mammae

Upload: stephanievania04

Post on 15-Oct-2015

99 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Fibroadenoma mammae (FAM) sinistraNova Geby Barika

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

[email protected]

LATAR BELAKANG

Fibroadenoma merupakan tumor padat jinak tersering pada payudara wanita dan tumor payudara tersering pada wanita muda. Bagi seorang wanita, payudara merupakan lambang kewanitaannya sehingga jika ditemukan benjolan, hal ini dapat meresahkan. Tentunya tugas kita sebagai dokter untuk dapat mengerti dan membantu menangani keluhan ini sebaik mungkin.

TUJUANAdapun tujuan dari pembuatan makalah PBL ini adalah

Untuk memahami anamnesis pada fibroadenoma mammae Untuk memahami pemeriksaan yang dipakai pada fibroadenoma mammae Untuk memahami etiologi fibroadenoma mammae Untuk memahami patofisiologi fibroadenoma mammae dan struktur anatomi mammae Untuk memahami diagnosis fibroadenoma mammae Untuk memahami penatalaksanaan dan pencegahan fibroadenoma mammae Untuk memahami prognosis fibroadenoma mammaeKASUS

Seorang wanita usia 23 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan benjola pada payudara kiri atas dekat ketiak. Benjolan tersebut tidak nyeri dan dapat digerakkan. Pemeriksaan fisik : TD : 120/80mmHg. N : 80x/menit, RR : 20x/menit, suhu tubuh : 36,7 C. Pada inspeksi : payudara kiri dan kanan tampak simetris, letak dan bentuk papilla mammae tampak normal, tidak tampak edema, warna kulit normal, tidak tampak adanya lesi kulit. Palpasi : teraba massa pada payudara kiri sebelah lateral atas, diameter 2 cm, kenyal, mobile, palpasi daerah leher dan ketiak : tidak teraba perbesaran KGB.

ISI

DEFINISI

Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor).Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang berbentuk bulat atau oval, bertekstur kenyal atau padat, bersimpai jelas, berbatas jelas, soliter, berbentuk benjolan yang dapat digerakkan dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat mobile, sehingga sering disebut sebagai breast mouse..

Jika ukurannya kecil, maka FAM tidak nyeri, ukuran tidak berubah dan hasil biopsi tidak ditemukan masalah, maka tidak dibutuhkan tindakan operasi apapun, cukup di pantau dengan USG secara berkala. Tetapi jika besar (ukuran melebihi 3 cm), terasa nyeri dan bertambah besar serta hasil biopsi atipik (sel-selnya sangat aktif) maka sebaiknya dilakukan pengangkatan FAM.

Ukuran FAM berkisar 1-5 cm. Ada yang sampai 15 cm yang dinamakan Giant FAM.1ANAMNESIS

Pencatatan identitas penderita secara lengkap.

usia Sudah menikah atau belum Punyak anak atau tidak Menstruasi saat usia berapa tahun Keluhan utama penderita: Riwayat penyakit sekarang Perlu juga ditanyakan sejak berapa lama benjolan tersebut muncul?

Cepat atau tidak membesar? disertai sakit atau tidak? Setiap kelainan pada payudara harus dipikirkan ganas sebelum dibuktikan tidak. Keluar cairan dari puting susu? pembesaran kelenjar getah bening, atau tanda metastasis jauh? Riwayat penyakit dahulu: obat-obatan yang pernah dipakai terutama yang bersifat hormonal? apakah pernah operasi payudara dan obstetri-ginekologi? Riwayat dalam keluarga riwayat penyakit kanker dalam keluargaPEMERIKSAAN

a. Fisik Keadaan umum pasien Tanda vital Leher dan aksila: .Aksila Sebaiknya dalam posisi duduk, karena dalam posisi ini fossa aksila jatuh ke bawah sehingga mudah untuk diperiksa dan lebih banyak dapat dicapai. Pemeriksaan aksila kanan, tangan kanan penderita diletakkan/jatuhkan lemas di tangan kanan/bahu pemeriksa dan aksila diperiksa dengan tangan kiri pemeriksa. Yang diraba kelompok kelenjar getah bening: mammaria eksterna; di bagian anterior dan di bawah tepi m. pektoralis aksila;

subskapularis di posterior aksila;

sentral di bagian pusat aksila;

apikal di ujung atas fossa aksilaris.

Pada perabaan ditentukan besar, konsistensi, jumlah; apakah berfik-sasi satu sama lain atau tidak.Supra dan infraklavikuler serta leher utama, bagian bawah dipalpasi dengan cermat dan teliti.1,2 PayudaraKarena organ payudara dipengaruhi oleh faktor hormonal antara lain estrogen dan progesteron, maka sebaiknya pemeriksaan payudara dilakukan pada saat pengaruh dari hormon-hormon ini seminimal mungkin, yaitu setelah menstruasi hari ketujuh sampai hari kesepuluh dari hari pertama haid. Dengan pemeriksaan fisik yang baik dan teliti, ketepatan pemeriksaan untuk kanker payudara secara klinis cukup tinggi.Teknik pemeriksaan :Pasien diperiksa dengan badan bagian atas terbuka.a. Posisi dudukLakukan inspeksi pada pasien dengan posisi tangan jatuh bebas ke samping dan pemeriksa berdiri di depan dalam posisi lebih kurang sama tinggi. Perhatikan keadan payudara kiri dan kanan, simetris / tidak : adakah kelainan papila, letak dan bentuknya, retraksi puting susu, kelainan kulit berupa peau dorange, dimpling, ulserasi atau tanda-tanda radang. Lakukan juga dalam keadaan dua tangan diangkat ke atas untuk melihat apakah ada bayangan tumor dibawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal, dimpling dan lain-lain.2b. Posisi berbaringPenderita berbaring dan diusahakan agar payudara jatuh tersebar rata di atas lapangan dada; jika perlu bahu/punggung diganjal dengan bantal kecil pada penderita-penderita yang payudaranya besar. Palpasi ini dilakukan dengan mempergunakan falang distal dan falang medial jari II, III, IV dan dikerjakan secara sistematis mulai dari kranial setinggi iga ke-2 sampai ke distal setinggi iga ke-6; dan jangan dilupakan pemeriksaan daerah sentral subareolar dan papil. Dapat juga sistematisasi ini dari tepi ke sentral (sentrifugal) berakhir di daerah papil. Terakhir diadakan pemeriksaan kalau ada cairan keluar dengan menekan daerah sekitar papil. Dengan pemeriksaan rabaan yang halus akan lebih teliti daripada dengan rabaan tekanan keras. Rabaan halus akan dapat membedakan kepadatan massa payudara. Tumor adalah kepadatan massa dalam payudara yang berbentuk dan mempunyai ukuran tiga dimensi.2c. Menetapkan keadaan tumor Lokasi tumor menurut kwadran di payudara atau terletak di daerah sentral (subareola dan di bawah papil). Payudara dibagi atas empat kwadran yaitu kwadran lateral atas, lateral bawah, medial atas dan bawah serta ditambah satu daerah sentral. Ukuran tumor, konsistensi, batas-batas tumor tegas atau tidak tegas. Mobilitas tumor terhadap kulit dan m. pektoralis atau dinding dada. Apabila lengket pada kulit akan kelihatan adanya cekungan pada posisi diam dalam posisi mengkontraksikan m. pektoralis diperiksa dengan menekankan tangan pada krista iliaka; jika tumor itu terfiksasi pada pektoral yang berkontraksi ini dan akan kelihatan bergerak dengan gerakan pektoral, berarti tumor ini melekat pada m. pektoralis atau pada fasia m. pektoralis.2b. PenunjangTujuannya untuk diagnostik, antara lain : 1. Pemeriksaan laboratoriumPada pasien FAM, biasanya ditemukan adanya peningkatan LED, serum alkali posfatase meningkat dan hipercalsemia.22. MammografiApabila adanya proses keganasan akan memberikan tanda-tanda primer dan sekunder. Tanda primer berupa fibrosis reaktif, comet sign, adanya perbedaan yang nyata ukuran klinik dan rontgenologik dan adanya mikrokalsifikasi. Tanda-tanda sekunder berupa retraksi, penebalan kulit, bertambahnya vaskularisasi, perubahan posisi papilla dan aerola, infiltrasi dalam jaringan lunak di belakang glandula mamae.2Mammografi dapat mendeteksi tumor-tumor payudara yang secara palpasi tidak teraba, jadi sangat baik untuk diagnosis dini dan screening. Pemeriksaan dengan mammografi mempunyai ketepatan diagnosis sekitar 83-95 %. Mammografi merupakan indikasi pemeriksaan pada wanita yang memiliki tanda-tanda atau gejala kanker payudara. Namun cara ini kurang praktis dan biayanya relatif mahal, dan tidak dianjurkan untuk usia 30 tahun ke bawah. 2Pada pemeriksaan mammogram, fibroadenoma dapat tersamarkan dan mungkin terlihat seperti suatu massa bundar atau oval dengan batas yang kurang tegas dengan ukuran 4 hingga 100 mm. Biasanya tumor mengandung kalsifikasi yang kasar yang menandakan adanya infark atau involusi. Kalsifikasi berguna untuk mendiagnosis massa ini, namun biasanya, kalsifikasi ini menyerupai suatu keganasan mikrokalsifikasi.23. Ultrasonografi

Dengan pemeriksaan ini hanya dapat dibedakan lesi solid dan kistik. Kista dibedakan dari lesi pada ultrasonografi, tapi metode ini tidak dapat mendeteksi mikrokalsifikasi. Aspirasi jarum lebih sederhana dan lebih murah untuk mendeteksi kista. Pemecahan paling baik untuk lesi meragukan yang tidak dapat teraba pada mamogram.24. XeromammografiPemakaian belakangan ini atas teknik mammografi konvensional dan Xeromammografi menunjukkan modalitas utama yang digunakan untuk mendeteksi lesi samar yang tidak dapat dipalpasi5. MSCT SCAN

Merupakan low dose CT, dimana radiasinya sama seperti mammografi 2 views. Mendeteksi mikrokalsifikasi dan lesi stelata.6. PETMerupakan FDG (F18-2deoxy-2fluoro-Dglucose) tracer dengan cara kerja mendeteksi glycolisis yang meningkat pada tumor dibanding normal. Pemeriksaan ini kurang sensitif dan memiliki spatial resolution rendah serta radiation exposure yang tinggi.7. MRIMRI memiliki sifat akurat dan memiliki sensitivitas yang tinggi.MRI lebih efektif daripada mammography sebagai screening pada wanita < 50 tahun yang memiliki risiko tinggi terhadap ca mammae yang terdapat riwayat keluarga.8. Pemeriksaan histopatologi

Digunakan untuk mendiagnosa secara pastiBahan pemeriksaan diambil secara :i. FINE NEEDLE ASPIRATION CYTOLOGI / FNACDengan jarum yang kecil ukuran 21-23.Dapat membedakan antara bentuk solid dan kistik. Hasil dapat dibaca dalam 30 menitii. CORE BIOPSIDengan jarum yang lebih besar, ukuran 14, beberapa inti diambil dari massa atau area mikrokalsifikasiiii. OPEN BIOPSI

Open biopsy hanya dapat dilakukan pada pasien yang telah diperiksa dengan imaging, FNAC, dan core biopsy. Biopsi dapat dilakukan dengan local/general anestesiiv. FROZEN SECTION / FS

Pemeriksaan rutin FS untuk mendiagnosis ca mammae sudah tidak praktis lagi, FS dapat dipakai untuk melihat kelenjar limpa tapi sensitivitasnya hanya 80%Gambaran mikroskopis Fibroadenoma mamma :Secara histologi, gambaran fibroadenoma dapat terlihat :1) Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat fibrosa) danberasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus

2) Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular (perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler)

3) Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uniformFibroadenoma yang muncul selama laktasi cukup selular dan telah dikelirukan pada potong beku dengan adenokarsinoma berdiferensiasi baik. Ahli patologi yang memeriksa suatu fibroadenoma yang muncul selama kehamilan harus diinformasikan bahwa lesi berasal dari payudara laktasi.2,3DIAGNOSIS

1. Working diagnosisFibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan pemeriksaan fisik (phisycal examination), dengan mammography atau ultrasound, dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC). Pada pemeriksaan fisik diperiksa benjolan yang ada dengan palpasi pada daerah tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui apakah mobile atau tidak, kenyal atau keras,dll. Mammography digunakan untuk membantu diagnosis, mammography sangat berguna untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 atau 70tahun, sedangkan pada wanita usia muda tidak digunakan mammography,sebagai gantinya digunakan ultrasound, hal ini karena fibroadenoma pada wanita muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik bila menggunakan mammography.Pada kasus diatas dari anamnesis serta pemeriksaan fisik wanita tersebut menderita fibroadenoma mammae sinistra.

2. Different diagnosisa. Kista payudara

Kista paling banyak ditemukan pada wanita menjelang masa menopause.

Tetapi kista dapat terjadi pada wanita pasca menopause, terutama jika mereka menjalani terapi sulih hormon.

Kista kadang menyebabkan nyeri payudara Kista teraba licin,

bisa digerakkan,

berbatas tegas

kadang nyeri bila ditekan.

Kista termasuk tumor jinak Kista dapat berisi udara, cairan kental, maupun nanah. Prognosis: Kista memang tumor yang jinak, namun 20-30% kista dapat berpotensi menjadi ganas.b. Abses payudara

Benjolan nyeri, Payudara lebih mengkilap dan berwarna merah. Benjolan terasa lunak karena berisi nanah suhu lokal panas, fisura/luka pada puting, demam, pembesaran limfonodi Infeksi ini paling sering terjadi selama menyusuic. Papiloma intraduktal pertumbuhan bukan kanker, berukuran kecil, pada saluran air susu.

Benjolan kecil ini biasanya ditemukan di belakang atau di pinggir puting susu (areola).

keluarnya cairan dari puting susu, baik secara spontan maupun jika benjolan ditekand. Tumor piloides

Lesi ini dapat bersifat ganas (jarang) atau jinak (sering). Tumor filloides ganas dapat bermetastasis secara hematogen, biasanya keparu-paru, hanya memperlihatkan komponen stroma, dan dapat menyebabkan kematian. pertumbuhannya sangat cepat dan ukurannya yang besar.e. Ca mammae

Tumor ganas

Hamil pertama > 30 th Benjolan yang keras dengan bentuk tidak teratur kulit payudara atau puting yang memerah, tebal dan bersisik. Meski jarang, pertumbuhan sel kanker payudara di sekitar areola juga bisa menyebabkan puting tenggelam Cairan aneh di puting

Kanker payudara selalu ditandai dengan pembengkakan kelenjar getah bening di daerah ketiak.EPIDEMIOLOGI

Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitu pada usia sekitar remaja atau sekitar 20 tahun.Tumor ini lebih sering dan cenderung terjadi pada umur lebih awal pada kulit hitam dibanding kulit putih atau oriental. Tumor multiple ditemukan pada 10-15% pasien. Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya.4ETIOLOGI

Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebab sesungguhnya dari fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh hormonal (hormon estrogen) sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari fibroadenoma mammae.1) Peningkatan aktivitas Estrogen yang absolut atau relatif.

2) Genetik

3) Faktor-faktor predisposisi :- Usia

- Jenis kelamin- Geografi- Pekerjaan5GEJALA KLINIS

Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada penampang tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal

Ada bagian yang menonjol ke permukaan

Ada penekanan pada jaringan sekitar

batas tegas

Rata-rata < 3 cm tidak membesar Bila diameter mencapai 10 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa ( Giant Fibroadenoma)

Tidak nyeri

Benjolan dapat digerakkan dan massa kenyal Pertumbuhannya lambat

Mudah diangkat dengan lokal surgery Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian.5 Tidak keluar sekret kekuningan/ kemerahan

Tidak bermetastase ke KGB atau sekelilingnyaPATOFISIOLOGI

Fibroadenoma mamae bukan merupakan satu-satunya penyakit pada payudara, namun insiden kasus tersebut tinggi, tergantung pada jaringan payudara yang terkena, estrogen dan usia permulaan. Tumor dapat terjadi karena mutasi dalam DNA sel. Penimbunan mutasi merupakan pemicu munculnya tumor. Penimbunan mutasi di jaringan fibrosa dan jaringan epitel dapat menyebabkan proliferasi sel dan hyperplasia yang abnormal sehingga akan tampak tumor yang membentuk lobus - lobus hal ini dikarenakan terjadi gangguan pada nukleus sel yang menyebabkan sel kehilangan fungsi deferensiasi yang disebut anaplasia. Dengan rangsangan estrogen fibroadenoma mamae ukurannya akan lebih meningkat hal ini terlihat saat menstruasi dan hamil. Nyeri pada payudara disebabkan karena ukuran dan tempat pertumbuhan fibroadenoma mamae.6

Gambar 1. Lokasi terjadinya patologi Fibroadenoma pada payudaraANATOMI PAYUDARAMammae adalah kelenjar kulit yang dimodifikasi, terletak di bagian anterior dan termasuk bagian dari lateral thoraks. Kelenjar susu yang bentuknya bulat ini terletak di fasia pektoralis. Mammae melebar ke arah superior dari iga dua, inferior dari kartilago kosta enam dan medial dari sternum serta lateral linea midaksilaris. Kompleks nipple-areola terletak diantara kosta empat dan lima. Terdapat Langer lines pada kompleks nipple-areola yang melebar ke luar secara sirkumfranse (melingkar). Langer lines ini signifikan secara klinis kepada ahli bedah dalam menentukan area insisi pada biopsi mammae.Pada bagian lateral atasnya jaringan kelenjar ini keluar dari lingkarannya ke arah aksila, disebut penonjolan Spence atau ekor payudara.Setiap mammae terdiri dari 15-20 lobus kelenjar yang setiap lobus terdiri dari beberapa lobulus. Setiap lobulus kelenjar masing-masing mempunyai saluran ke papila mamma yang disebut duktus laktiferus (diameter 2-4 mm). Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara lobulus tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper yang memberi bentuk untuk mammae.

Payudara dibagi menjadi empat kuadran. Empat kuadran yang dihasilkannya adalah (supero lateral), (supero medial), (infero lateral), dan bawah dalam (infro medial). Kuadran superolateral ini mengandung masa jaringan kelenjar mammae yang lebih banyak atau langsung di belakang areola dan sering menjadi tempat neoplasia. Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe.

Jaringan kelenjar, duktus dan jaringan penyokong

Jaringan kelenjar terdiri dari 15-25 lobus yang tersebar radier mengelilingi puting. Tiap-tiap segmen mempunyai satu aliran yang akan berdilatasi, sampai di belakang areola. Pada retro areolar ini , duktus yang berdilatasi akan menjadi lembut kecuali selama masa menyusui, ia akan mengalami distensi. Masing-masing duktus ini tak berisi dan bermuara ke duktus eksretorius. Tiap lobus dibagi menjadi 50-57 lobulus, yang bermuara ke dalam suatu duktus yang mengalirkan isinya ke dalam duktus eksretorius lobus itu. Setiap loblus terdiri atas alveolus yang bermuara ke duktus laktiferus (saluran airu susu) yang bergabung dengan duktus-duktus lainnya untuk membentuk saluran yang lebih besr dan berakhir dalam saluran sekretorik. Ketika saluran-saluran ini mendekati puting, membesar dan menyatu menjadi sinus laktiferus kemudian saluran-saluran itu tersebut menyempit lagi dan menembus puting dan bermuara di atas permukaannya.

Di antara kelenjar susu dan fasia pektrolis, juga di antara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Di antara lobules tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamentum cooper yang merupakan tonjolan jaringan payudara yang bersatu dengan lapisan luar fasia superfisialis yang berfugsi sebagai struktur penyokong dan memberi rangka untuk payudara.

PENATALAKSANAAN

Ada beberapa hal yang harus di perhatikan :

Ukuran Benjolan

Ada/tidak nya rasa nyeri

Usia pasien

Hasil biopsi dan pemeriksaan Patologi Anatomi

MEDIKA MENTOSAHanya diberikan jika pasien mengeluh gejala-gejala simptomatik, seperti :

Demam : Antipiretik

Nyeri : Analgesik

Bila dipengaruhi oleh peningkatan kadar hormon estrogen, bisa diberikan : Anti-Estrogen ( untuk menurunkan kadar estrogen yang berlebihan.

NON MEDIKA MENTOSA Biopsi exisi/eksterpasi/lumpectomySuatu tindakan pembedahan dengan anestesi umum, yang bertujuan untuk mengangkat seluruh jaringan tumor pada mammae beserta sedikit jaringan sehat. Setelah dilakukan tindakan ini akan meninggalkan bekas jaringan parut, namun lama-kelamanan akan menjadi jaringan normal kembali.Tindakan ini bertujuan sebagai diagnostic dan terapi pada pasien Fibroadenoma.

Biopsi insisiSuatu tindakan pembedahan yang dilakukan dengan cara pengangkatan sebagian kecil jaringan tumor dan sedikit jaringan sehat. Tujuan dari tindakan ini : Untuk menegakan diagnosis pasien Untuk memperkecil penyebaran tumor Untuk mengetahui sifat tumor melalui pemeriksaan PA

Ultrasound-Cryotherapy atau CryoblationSuatu tindakan terapi yang menggunakan metode pembekuan jaringan tumor dengan mengaliri cairan super dingin seperti N2O dan gas Argon yang bersuhu -40C kedalam organ target menggunakan alat seperti jarum suntikan, sehingga menyebabkan kematian sel tumor. Tindakan ini meniggalkan bekas luka yang cukup minimal.Tindakan mastectomy atau pengangkatan mammae tidak perlu dilakukan pada pasien Fibroadenoma mammae karena merupakan tumor jinak. Tindakan mastectomy dilakukan jika ukuran dan lokasi tumor menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien.1,4KOMPLIKASI

Jika benjolan dibiarkan, mungkin nantinya akan perlu dibuang apabila benjolan tersebut berubah, makin besar, atau tidak mau hilang.

Pada kasus yang jarang sekali, benjolan tersebut dapat berkembang menjadi kanker payudara.7PENCEGAHAN

Pencegahan tumor mammae secara umum dibagi menjadi :

1. Pencegahan Primer- Promosi kesehatan untuk orang sehat ( untuk mewaspadai dan menghindari berbagai faktor resiko.- Melaksanakan pola hidup sehat- Melakukan pemeriksaan SADARI ( Pemeriksaan Payudara Sendiri ), dengan segera laporkan ke dokter atau tenaga medis lain kalau menemukan benjolan atau tanda-tanda tumor. Langkah-langkah pemeriksaan SADARI:

1. Berdiri didepan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal, ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan dan perubahan pada putting susu, misalnya tertarik ke dalam atau keluar cairan dari putting susu. Perhatikan apakah kulit putting susus berkerut.2. Masih berdiri didepan cermin, kedua telapak tangan diletakkan dibelakang kepala dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini akan lebih mudah untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan kontur payudara.3. Kedua tangan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin , tekan bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.4. Angkat lengan kiri, dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar di sekeliling payudara, mulai tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai putting susu. Tekan secara perlahan dan rasakan setiap benjolan atau massa di bawah kulit. Lakukan hal yang sama pada payudara sebelah kanan.5. Tekan putting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari putting susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan kiri di tarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan mengguankan jari-jari tangan kanan, dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan.Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan.7. Pemeriksaan no.4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam keadaan basah tangan lebih mudah di gerakan dan kulit lebih licin.

Gambar 2. Gambaran visual pemeriksaan SADARI

2. Pencegahan Sekunder

Dilakukan untuk individu dengan resiko, dilakukan dengan :

Deteksi dini ( skrinning dengan mamografi

tanpa resiko : setiap 2 tahun lakukan pemeriksaan

resiko : setiap tahun lakukan pemeriksaan

Lakukan pemeriksaan SADARI1,7PROGNOSIS

prognosis FAM biasanya baik, walaupun pasien FAM memiliki resiko lebih besar untuk mengidap kanker payudara nantinya. Benjolan yang tidak dbuang harus diperiksakan secara teratur.7PENUTUP

Fibroadenoma merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat pada wanita muda. Setelah menopouse, tumor tersebut tidak lagi ditemukan. Fibroadenma teraba sebagai benjolan bulat atau berbenjol-benjol, dengan simpai licin dan konsistensi kenyal padat. Tumor ini tidak melekat ke jaringan sekitarnya dan amat mudah digerakkan kesana-kemari. Biasanya fibroadenoma tidak nyeri, tapi kadang dirasakan nyeri bila ditekan. Kadang-kadang fibroadenoma tumbuh multipel. Pada masa adolesens fibroadenoma bisa terdapat dalam ukuran yang besar. Pertumbuhan bisa cepat sekali selam kehamilan dan laktasi atau menjelang menopouse, saat rangsangan estrogen meninggi.

Fibroadenoma harus diekstirpasi karena tumor jinak ini bisa terus membesar.DAFTAR PUSTAKA1. De Jong Wim, Sjamsuhidajat R, Editor. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi II. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC. 2005;p. 392.2. Norwitz Errol R, Schorge John O. At a Glance Obstetri dan Ginekologi. Jakarta. Erlangga. 2008; p 35.3. Ramli HM; Kanker Payudara. Dalam : Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta. Binarupa Aksara. 1995; p 342-62.4. Sabiston C David jr. Buku Ajar Bedah. Edisi II. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC. 1995; p. 383-384.5. Benson Ralph C, Pernoll Martin L. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Edisi IX. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC. 2009; p 487-91.6. Anderson Silvia, McCarty Lorraine, et al. Patofisiologi. Edisi VI. Jakarta. Penerbit buku kedokteran EGC. 2006; p. 1302.7. Anonymous. 17 Desember 2009. Fibroadenoma Breast. Diunduh dari http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007216.htm. 25 April 2011.18 | Page