(feni indriyani) uji efek tonikum ektrak daun sambiloto

59
UJI EFEK TONIKUM EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata, Nees.) TERHADAP HEWAN UJI MENCIT DENGAN METODE MASERASI Usulan Karya Tulis Ilmiah Oleh : Feni Indriyani C11211224 PROGRAM STUDI DIII FARMASI

Upload: feni-be-sincerely

Post on 21-Dec-2015

106 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

farmasi

TRANSCRIPT

Page 1: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

UJI EFEK TONIKUM EKSTRAK ETANOL DAUN SAMBILOTO

(Andrographis paniculata, Nees.) TERHADAP HEWAN UJI MENCIT

DENGAN METODE MASERASI

Usulan Karya Tulis Ilmiah

Oleh :

Feni Indriyani

C11211224

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI MULIA

2015

Page 2: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki 3000 jenis tanaman obat namun baru sekitar

450 saja yang sudah diketahui khasiatnya sehingga perkembangan obat di

Indonesia belum pesat. Obat tradisional belum bisa diterima sepenuhnya

oleh kalangan medis dan dunia kedokteran modern. Namun akhir-akhir ini

penelitian mengenai obat tradisional semakin banyak dilakukan baik oleh

kalangan akademis, medis maupun instansi swata dan pemerintah

(Prapanza dan Marianto, 2003).

Penggunaan obat zaman dahulu dan sekarang memang berbeda.

Dahulu obat tradisional dikonsumsi dalam keadaan segar dan diolah secara

sederhana. Zaman sekarang obat tradisional digunakan dalam bentuk

sediaan instan seperti jamu. Kendala utama ketika mengkonsumsi obat

tradisional adalah bahan baku dan proses peracikan yang dianggap

merepotkan. Selain bahan baku yang menjadi kendala obat tradisional

adalah pengetahuan dan informasinya. Tanaman obat hanya dikenal lewat

cara bertukar pengalaman, cerita dari mulut ke mulut atau kitab-kitab

zaman dahulu. Maka diperlukan cara untuk mempublikasikan khasiat dan

manfaat obat tradisional secara lebih luas misalnya melalui buku, media

massa dan hasil penelitian.

Page 3: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

Penggunaan obat penambah stamina pada zaman sekarang ini

semakin meluas. Hal ini seiring dengan kebutuhan masyarakat yang

semakin meningkat pola aktivitas kerjanya. Masyarakat pada era ini

membutuhkan kerja ekstra keras karena semakin banyaknya tuntutan atau

persaingan untuk memenuhi kebutuhan sosial dan ekonomi. Pola aktivitas

kerja yang semakin meningkat membutuhkan tenaga lebih banyak

sehingga menyebabkan kelelahan, oleh karena itu membutuhkan obat

penambah stamina agar stamina menjadi lebih fit dan bugar (Wahyuni dan

Kusumawati, 2008).

Tonikum adalah suatu bahan atau campuran bahan yang dapat

memperkuat tubuh atau tambahan tenaga atau energi pada tubuh. Kata

tonik berasal dari bahasa Yunani yang berarti meregang. Tonikum dapat

meregang atau memperkuat sistem fisiologi tubuh sebagaimana halnya

olahraga yang dapat memperkuat otot-otot, yaitu dengan meningkatkan

kelenturan alami dan sistem pertahanan tubuh (Hermayanti, 2013).

Tonik digunakan untuk memacu dan memperkuat semua sistem

dan organ serta menstimulan perbaikan sel-sel tonus otot. Efek tonik ini

terjadi karena efek stimulan yang dilakukan terhadap sistem syaraf pusat.

Efek tonik ini dapat digolongkan ke dalam golongan psikostimulansia.

Senyawa psikostimulansia dapat meningkatkan aktivitas psikis, sehingga

menghilangkan rasa kelelahan dan penat, serta meningkatkan kemampuan

berkonsentrasi (Wahyuni dan Kusumawati, 2008)

Page 4: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat yaitu

tanaman sambiloto (Andrographis paniculata, Nees.). Tanaman ini

mengandung bahan kimia diantaranya senyawa andrographolid yang

menyebabkan rasa pahit terutama bagian daun dan batangnya. Diduga

senyawa ini merupakan bahan aktif daun sambiloto (Andrographis

paniculata, Nees.) yang banyak mengandung unsur-unsur mineral seperti

kalium, natrium, kalsium dan asam kersik. Beberapa penelitian juga

menunjukkan bahwa tanaman sambiloto (Andrographis paniculata, Nees.)

mengandung alkane, keton, aldehid, damar, dan minyak atsiri (Prapanza

dan Marianto, 2003).

Habitat asli sambiloto (Andrographis paniculata, Nees.) adalah

tempat-tempat terbuka yang teduh dan agak lembab seperti kebun, tepi

sungai, pekarangan, semak atau rumpun bambu. Sambiloto (Andrographis

paniculata, Nees.) mudah tumbuh sepanjang tahun baik musim kemarau

maupun musim penghujan. Tanaman sambiloto (Andrographis paniculata,

Nees.) dapat cepat berkembangbiak dengan setek batang atau biji

(Prapanza dan Marianto, 2003).

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan

menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar

pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus

manjadi serbuk. Ekstrak air dilakukan penyarian dengan air dengan cara

maserasi, perkolasi atau dapat pula dengan penyeduhan dengan air

Page 5: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

mendidih (Dirjem POM, 1979). Penelitian yang sudah dilakukan oleh

Warditiani dkk menunjukkan bahwa ekstrak etanol terpurifikasi herba

sambiloto (Andrographis paniculata, Nees.) positif mengandung golongan

flavonoid dan terpenoid (Warditiani et.al, 2013)

Berdasarkan penelitian dalam Warta Tumbuhan Obat Indonesia

tahun 1996 ditemukan bahwa infus daun sambiloto (Andrographis

paniculata, Nees.) tergolong cukup aman. Berdasarkan kriteria Gleason,

M. N., infus sambiloto (Andrographis paniculata, Nees.) termasuk zat

yang Practically Non Toxic (Dzulkarnain, Arifin dan Santosoatmodjo,

1974)

Berdasarkan latar belakang tersebut maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ekstrak etanol daun

sambiloto (Andrographis paniculata, Nees.) mempunyai efek tonik pada

mencit dan pada konsentrasi berapa dapat memberikan efek tonik yang

optimum.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah uji efek tonikum ekstrak etanol daun sambiloto

(Andrographis paniculata, Nees.) adalah :

1. Apakah ektrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata,

Nees.) Memberikan efek tonikum pada hewan uji mencit ?

Page 6: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

2. Berapa konsentrasi ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis

paniculata, Nees.) yang paling efektif untuk memberikan efek tonikum

?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian uji efek tonikum ekstrak etanol daun sambiloto

(Andrographis paniculata, Nees.) dibagi menjadi dua, yaitu secara umum

dan khusus sebagai berikut :

1. Tujuan Khusus

Mengetahui adanya efek tonikum ekstrak etanol daun

sambiloto (Andrographis paniculata, Nees.) pada hewan uji mencit

dan mengetahui konsentrasi ekstrak etanol daun sambiloto

(Andrographis paniculata, Nees.) yang paling efektif untuk

memberikan efek tonikum

2. Tujuan Umum

Memberikan informasi kepada masyarakat bahwa tanaman

sambiloto (Andrographis paniculata, Nees.) yang pada awalnya

dikenal sebagai tumbuhan obat anti kanker ternyata memiliki khasiat

sebagai tonikum, sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan

daya tahan dan stamina tubuh.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Page 7: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

Manfaat teoritis pada penelitian ini berkaitan dengan kemampuan

ektrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata, Nees.) untuk

memberikan efek tonikum pada hewan uji mencit.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh

selama di bangku kuliah dan menambah pengetahuan serta

wawasan.

b. Bagi Akademis

Sebagai salah satu bahan referensi dan kepustakaan bagi

Prodi Farmasi “Bhakti Mulia” Sukoharjo demi perkembangan ilmu

dan wawasan pengetahuan

c. Bagi Masyarakat

Mengenalkan tentang daun sambiloto (Andrographis

paniculata, Nees.) dapat digunakan sebagai tonikum yaitu untuk

meningkatkan daya tahan dan stamina tubuh

Page 8: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata, Nees.)

a. Ciri Fisik

Sambiloto termasuk dalam genus Andrographis. Genus ini

terdiri dari 28 spesies tetapi hanya sedikit yang berkhasiat obat dan

yang paling popular adalah Andrographis paniculata. Sambiloto

memiliki beberapa sinonim yakni Justicia paniculata, Burm., Justicia

stricta, Lamk., dan Justicia latebrosa, Russ. Tanaman yang

digolongkan jenis perdu atau semak ini termasuk keluarga

Acanthaceae. Sambiloto (Andrographis paniculata, Nees.) termasuk

kedalam subfamili Acanthoidae. (Khasiat dan manfaat sambiloto)

Klasifikasi tanaman sambiloto (Andrographis paniculata,

Nees.) sebagai berikut :

Devisi : Spermatophyta

Sub Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Solanales

Suku : Acanthaceae

Marga : Andrographis

Jenis : Andrographis paniculata Ness

Page 9: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

Tanaman ini dikenal dengan nama daerah sambiloto. Tanaman

ini juga dikenal dengan sebutan sambilata (Melayu), sambiloto (Jawa

tengah), ki oray (Sunda), pepaitan (Maluku), shirotholmustaqim

(Aceh), ampadu (Minangkabau), sambiroto (Bali) (ITO dan

Tumbuhan, Tumbuhan obat Indonesia)

Diukur dari pangkal batang hingga ujung tajuk, tinggi

sambiloto bervariasi antara 30 cm – 100 cm. Tanaman yang rasanya

sangat pahit ini memiliki banyak cabang. Bunganya berwarna putih

keunguan. Daunnya kecil-kecil, berbentuk lanset (pedang), ujung

runcing, tetapi rata, tangkai pendek, lebar 1 cm – 3 cm. Permukaan

atas daun berwarna hijau tua dan permukaan bawahnya berwarna hijau

muda. Buah sambiloto (Andrographis paniculata, Nees.) berbentuk

jorong (bulat panjang), pangkal dan ujungnya tajam. Panjang buah

sekitar 2 cm. (khasiat dan manfaat sambiloto)

b. Kandungan kimia

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tanaman

sambiloto (Andrographis paniculata, Nees.) mengandung

Andrographolid, keton, aldehid, dammar, saponin, tannin, minyak

atsiri, flavonoid dan terpentin. (khasiat dan manfaat sambiloto)

1) Andrographolid

Daun sambiloto (Andrographis paniculata, Nees.)

mengandung sejumlah senyawa kimia yang merupakan ciri khas

Page 10: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

tumbuhan ini. Semua bagian tanaman sambiloto seperti daun,

batang bunga dan akar terasa sangat pahit jika dimakan atau

direbus untuk diminum. Rasa pahit itu disebabkan oleh adanya

senyawa andrographolid yang banyak terdapat di dalam tanaman

sambiloto (Andrographis paniculata, Nees.) , terutama bagian daun

dan batangnya. Di dalam daun kadar senyawa andrographolid

sebesar 2,5% - 4,8% dari berat keringnya. Diduga senyawa ini

merupakan bahan aktif daun sambiloto (Andrographis paniculata,

Nees.) yang banyak mengandung unsur-unsur mineral seperti

kalium, natrium, kalsium dan asam kersik. (khasiat dan manfaat

sambiloto)

2) Aldehid dan Keton

Aldehid adalah senyawa organik yang karbon – karbonilnya

(karbon yang terikat pada oksigen) selalu berikatan dengan paling

sedikit satu hidrogen. Keton adalah senyawa organik yang karbon

– karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lain. Aldehid dan

keton dapat membentuk ikatan hidrogen antar molekul karena tidak

adanya gugus hidroksil (-OH). Dengan demikian titik didihnya

lebih rendah dibanding alkohol padanannya. Tapi aldehida dan

keton dapat saling tarik melalui antaraksi polar-polar, sehingga titik

didihnya lebih tinggi dibanding alkana padanannya. (Kima organic

dan hayati hal 82)

Page 11: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

Aldehid dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen

dengan molekul air yang polar. Anggota deret yang rendah yaitu

formaldehida, asetaldehida dan aseton bersifat larut air dalam

segala perbandingan.

Berbagai aldehid dan keton telah diisolasi dari tanaman dan

hewan. Banyak diantaranya, terutama yang berbobot molekul

tinggi, berbau sedap. Senyawa tersebut umum dikenal dengan

nama biasa yang menyatakan sumber alam atau sifat khasnya. Uji

untuk mendeteksi senyawa ini hasilnya mudah dilihat. Uji yang

paling banyak digunakan untuk deteksi aldehida adalah uji Tollens,

Benedict dan Fehling. (Kima organic dan hayati hal 82)

3) Saponin

Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan

dalam tumbuhan. Saponin memiliki karakteristik berupa buih,

sehingga ketika direaksikan dengan air dan dikocok maka akan

terbentuh buih yang dapat bertahan lama. Saponin mudah larut

dalam air dan tidak larut dalam eter. Saponin memiliki rasa pahit

menusuk dan menyebabkan bersin serta iritasi pada selaput lender.

Saponin merupaka racun yang dapat menghancurkan butir darah

atau hemolisis pada darah.

Saponin siklasifikasikan menjadi dua yaitu : saponin steroid

dan saponin triterpenoid. Saponin steroid tersusun atas inti steroid

Page 12: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

(C7) dengan molekul karbohidrat. Steroid saponin dihidrolisis

menghasilkan suatu aglikon yang dikenal sebagai saraponin. Tipe

saponin ini memiliki efek anti jamur. Saponin triterpenoid tersusun

atas inti triterpenoid dengan molekul karbohidrat. Dihidrolisis

menghasilkan suatu aglikon yang disebut sapogenin. Ini merupaka

suatu senyawa yang mudah dikristalkan lewat asetalasi sehingga

dimurnikan. Tipe saponin ini adalah turunan amyrine. (Dasar-dasar

farmakologi kelas X, hal 22)

4) Tanin

Tanin merupakan golongan yang terdiri atas senyawa

polifenol larut air, yang memiliki bobot molekul tinggi. Senyawa

ini memberikan rasa kelat dan pahit dalam tanaman dan makanan.

Secara garis besar tanin terbagi menjadi dua golongan yaitu tanin

dapat terhidrolisis dan tanin yang tidak dapat terhidrolisis.

(farmakognosi dan fitoterapi, hal 85)

5) Dammar

Resin atau dammar adalah suatu campuran yang kompleks

dari sekret tumbuh-tumbuhan dan insekta, biasanya berbentuk

padat dan amorf dan merupakan hasil terakhir dari metabolism dan

dibentuk diruang-ruang skizofen dan skizolisigen.

Secara fisis resin (damar) ini biasanya keras, transparan

plastis dan pada pemanasan menjadi llunak atau meleleh. Secara

Page 13: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

kimiawi resin adalah campuran yang kompleks dari asam-asam

resinat, alkoholiresinat, resinotannol, ester-ester dan resene-resene.

Bebas dari zat lemas dan mengandung sedikir oksigen. Karena

mengandung zat karbon dalam kadar tinggi, maka kalau dibakar

menghasilkan hangus. Juga ada yang menganggap bahwa resin

terdiri dari zat-zat terpenoid, yang dengan jalan adisi dengan air

menjadi damar dan fitosterin. Sifat larut dalam air, sebagian larut

dalam alkohol, larut dalam eter, aseton, petroleum eter, kloroform,

minyak terpenting dan lain-lain minyak. Apabila resin-resin di

pisahkan dan di murnikan, biasanya dibentuk zat padat bis

terbakar. Resin ini juga tidak larut dalam air,tetapi larut dalam

alkohol dan lain-lain pelarut organik yang membentuk larutan yang

apabila di uapkan meninggalkan sisa yang berupa lapisan tipis

seperti vernis. (Nadjeeb’s blog)

6) Minyak Atsiri

Minyak atsiri lazim dikenal dengan nama minyak mudah

menguap atau minyak terbang. Definisi minyak atsiri yang ditulis

dalam Encyclopedia of Chemical Technology menyebutkan bahwa

minyak atsiri merupakan senyawa yang pada umumnya berwujud

cairan, yang diperoleh dari bagian tanaman, akar, kulit, batang,

daun, buah, biji maupun dari bungan dengan cara penyulingan

dengan uap. Meskipun kenyataannya untuk memperoleh minyak

Page 14: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

atsiri dapat dapat juga diperoleh dengan cara lain seperti dengan

cara ekstraksi dengan menggunakan pelarut organik maupun

dengan cara dipres atau dikempa dan secara enzimatik. (minyak

atsiri, 2004)

Minyak atsiri dapat dibagi menjadi dua kelompok. Pertama

minyak atsiri yang dengan mudah dapat dipisahkan menjadi

komponen-komponen atau penyusun murninya. Komponen-

komponen ini dapat menjadi bahan dasar untuk diproses menjadi

produk-produk lain. Contohnya minyak sereh dan minyak daun

cengkeh. Biasanya komponen utama yang terdapat dalam minyak

atsiri tersebut dipisahkan atau diisolasi dengan penyulingan

bertingkat atau dengan proses kimia yang sederhana. Kelompok

kedua adalah minyak atsiri yang sukar dipisahkan menjadi

komponen murninya. Contoh minyak akar wangi dan minyak

kenanga.

7) Flavonoid

Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari C6 – C3 – C6.

Flavonoid umumnya terdapat pada tumbuhan sebagai glikosida.

Gugusan gula bersenyawa pada satu atau lebih grup hidroksil

fenolik. Flavonoid terdapat pada seluruh bagian tanaman, termasuk

pada buah, tepung sari dan akar. Kegunaannya pada manusia

dengan dosis kecil dapat bekerja sebagai stimulan pada jantung,

Page 15: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

hesperidin mempengaruhi pembuluh darah kapiler. Flavon

terhidroksilasi bekerja sebagai diuretik dan sebagai antioksidan

pada lemak. (penuntun fitokimia dlm farmasi)

8) Terpenoid

Terpenoid adalah senyawa alam yang terbentuk dengan

proses biosintesis, terdistribusi luas dalam dunia tumbuhan dan

hewan. Terpenoid ditemukan tidak hanya pada tumbuhan tingkat

tinggi namun juga pada terumbu karang dan mikroba.

Sebagian besar terpenoid mempunyai struktur siklik dengan

satu atau lebih gugus fungsional (hidroksi, karbonil dll). Sesuai

dengan strukturnya, terpenoid pada umumnya merupakan senyawa

yang larut dalam lipid, senyawa ini berada pada sitoplasma sel

tumbuhan. Berdasarkan tingkat kepolarannya terpenoid pada

umumnya diekstraksi dari jaringan tumbuhan dengan petroleum

eter, eter dan kloroform, selanjutnya dipisahkan dengan metode

kromatografi dengan fasa diam silica gel atau alumina dan dengan

fasa gerak yang sesuai. Senyawa tidak menguap terpenoid

diimplikasikan sebagai hormon seks. (penuntun fitokimia dalam

farmasi)

c. Kegunaan

Sambiloto (Andrographis paniculata, Nees.) berkhasiat sebagai

obat demam, obat penyakit kulit, obat kencing manis, obat radang

Page 16: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

telinga dan obat masuk angin. Sambiloto (Andrographis paniculata,

Nees.) juga memiliki khasiat dari kandungan kimia yang dimiki yaitu

kalium yang berfungsi meningkatkan jumlah urin sekaligus membantu

mengeluarkannya. Minyak atsiri yang bermanfaat sebagai antiradang.

Laktone yang berfungsi sebagai antiradang dan antipiretik karena

mengandung neoandgrographolid, andrographolid,

deoksiandrographolid, 14-deoksi-11, dan 12-didehidroandrographolid.

Flavonoid yang antara lain berfungsi untuk mencegah dan

menghancurkan penggumpalan darah.

Zat andrographolid menghasilkan rasapahit yang luar biasa

pada sambiloto dan memiliki multiefek farmakologis. Zat aktif ini

mampu menghambat pertumbuhan sel kanker hati, payudara dan

prostat. Sebagai koleretik andrographolid dapat meningkatlkan aliran

empedu, garam empedu dan asam empedu. Selain itu zat ini juga bisa

meningkatkan produkdi antibodi. Beberapa efek farmakologis

sambiloto (Andrographis paniculata, Nees.) yang sudah diketahui

diantatanya antiradang, antiinfeksi sehingga bisa digunakan sebagai

antbiotik untuk melawan virus, merangsang daya tahan sel darah putih

sehingga efektif untuk mengobati infeksi, antibakteri bakteriotatis pada

Staphylococeus aureus

2. Simplisia

a. Definisi Simplisia

Page 17: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat

yang belum mengalami pengolahan apapun kecuali pengeringan.

Ada tiga macam simplisia yaitu simplisia nabati, simplisia hewani

dan simplisia mineral. (Dirjen POM, 1985 cara pembuatan

simplisia)

Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman

utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman. Eksudat tanaman ialah

isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel dengan

cara tertentu dikeluarkan selnya, atau zat-zat nabati lainnya yang

dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan berupa zat

kimia murni.

Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh,

bagian hewan atau zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh

hewan dan belum berupa zat kimia murni.

Simplisia pelican (mineral) adalah simplisia yang berupa

bahan pelican (mineral) yang belum diolah atau telah diolah

dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni. (Dirjen

POM, 1977 MMI Jilid 1)

b. Penanganan Simplisia

Tanaman obat yangmenjadi sumber simplisia nabati, merupakan

salah satu faktor yangdapat mempengaruhi mutu simplisia. Pada

umumnya pembuatan simplisia melalui tahapan sebagai berikut:

Page 18: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

1. Pengumpulan Bahan Baku

Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda

antara lain tergantung pada bagian tanaman yang digunakan,

umur tanaman atau bagian tanaman pada saat panen, waktu

panen dan lingkungan tempat tumbuh. Waktu panen sangat erat

hubungannya dengan pembentukan senyawa aktif di dalam

bagian tanaman yang akan dipanen

2. Sortasi Basah

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran –

kotoran atau bahan – bahan asing lainnya dari bahan simplisia.

Misalnya pada simplisia pada simplisia yang dibuat dari akar

suatu tanaman obat, bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil,

rumput, batang, daun akar yang telah rusak, serta pengotor

lainnya harus dibuang.

3. Pencucian

Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan

pengotor lainnya yang melekat pada bahan simplisia.

Pencucian dilakukan dengan air bersih. Bahan simplisia yang

mengandung zat yang mudah larut di dalam air yang mengalir,

pencucian dilakukan dalam waktu sesingkat mungkin. Cara

sortasi dan pencucian sangat mempengaruhi jenis dan jumlah

mikroba awal simplisia.

Page 19: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

4. Perajangan

Beberapa jenis simplisia perlu mengalami proses

perajangan. Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk

mempermudah proses pengeringan, pengepakan dan

penggilingan. Tanaman yang baru diambil tidak boleh langsung

dirajang tetapi dijemur dalam keadaan utuh selama 1 hari.

5. Pengeringan

Tujuan pengeringan adalah untuk mendapatkan simplisia

yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu

yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan

menghentikan reaksi enzimatik akan dicegah penurunan mutu

atau perusakan simplisia. Air yang msih tersisa dalam simplisia

pada kadar tertentu dapat menjadi media pertumbuhan kapang

dan jasad renik lainnya.

6. Sortasi kering

Sortasi setelah pengeringan sebenarya merupaka tahap

akhir pembuatan simplisia. Tujuan sortasi untuk memisahkan

benda-benda asing seperti bagian-bagian tanaman yang tidak

diinginkan dan pengotor-pengotor lain yang masih ada dan

tertinggal pada simplisia kering. Proses ini dilakukan sebelum

simplisia dibungkus atau kemudian disimpan.

7. Pengepakan dan Penyimpanan

Page 20: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

Simplisia dapat rusak, mundur atau berubah mutunya

karena berbagai faktor luar dan dalam seperti cahaya, oksigen

udara, reaksi kimia intern, dehidrasi, penyerapan air,

pengotoran, serangga dan kapang.

Oleh karena itu pada penyimpanan simplisia perlu

diperhatikan beberapa hal yang dapat mengakibatkan

kerusakan simplisia yaitu cara pengepakan, pembungkusan dan

pewadaahan, persyaratan gudang simplisia, cara sortasi dan

pemeriksaan mutu, serta cara pengawetannya. Penyebab

kerusakan pada simplisi yang utama adalah air dan

kelembaban.

8. Pemeriksaan Mutu

Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan pada waktu penerimaan

atau pembeliannya dari pengumpul atau pedagang simplisia.

(Cara pembuatan simplisia)

c. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan

menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok,

diluar pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus

mudah digerus menjadi serbuk. Ekstrak air dilakukan penyarian

dengan air dengan cara maserasi, perkolasi atau dapat pula dengan

penyeduhan dengan air mendidih (FI III)

Page 21: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

3. Metode Penyarian

a. Penyarian

Penyarian adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut

dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia

yang disari mengandung zat aktif yang dapat larut dan zat yang

tidak larut seperti serat, karbohidrat, protein dan lain-lain. Faktor

yang mempengaruhi kecepatan penyarian adalah kecepatan difusi

zat yang larut melalui lapisan-lapisan batas antara cairan penyari

dengan bahan yang mengandung zat tersebut.

Zat aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat

digolongkan ke dalam alkaloida, glikosida, flavonoid dan lain-lain.

Struktur kimia yang berbeda-beda akan mempengaruhi kelarutan

serta stabilitas senyawa-senyawa tersebut terhadap pemanasan,

logam berat, udara, cahaya dan derajat keasaman. Dengan

diketahui zat aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah

pemilihan cairan penyari dan cara penyarian yang tepat.

Proses penyarian selain memperhatikan sifat fisik simplisia

dan sifat zat aktifnya, juga harus memperhatikan zat-zat yang

sering terdapat dalam simplisia seperti protein, karbohidrat, lemak

dan gula. Proses penyarian dapat dipisahkan menjadi pembuatan

serbuk, pembahasan, penyarian dan pemekatan. (Sediaan galenik)

b. Maserasi

Page 22: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana.

Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam

cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan

masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif

akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan

zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang

terpekat didesak ke luar. Peristiwa tersebut berulang sehingga

terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar sel dan di

dalam sel. (sediaan galenik, hal 10)

Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang

mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak

mengandung zat yang mudah mengembang dalam cairan penyari,

tidak mengandung benzoin, stirak dan lain-lain. Keuntungan cara

penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan

yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan. Kerugian cara

maserasi adalah pengerjaannya lama dan penyariannya kurang

sempurna. (sediaan galenik, hal 10)

c. Larutan Penyari

Pemilihan cairan penyari harus mempertimbangkan banyak

faktor. Cairan penyari yang baik harus memenuhi kriteria berikut

ini :

- Murah dan mudah diperoleh

Page 23: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

- Stabil secara fisika dan kimia

- Bereaksi netral

- Tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar

- Selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendaki

- Tidak mempengaruhi zat berkhasiat

- Diperbolehkan oleh peraturan

Dalam penelitian ini menggunakan pelarut etanol karena

beberapa pertimbangan yakni :

- Lebih selektif

- Kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% keatas

- Tidak beracun

- Netral

- Absorbsinya baik

- Etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan

- Panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit.

Sedangkan kerugiannya adalah etanol mahal harganya,

mudah menguap dan mudah terbakar. Etanol dapat melarutkan

alkaloida, basa minyak menguap, glikosida, kurkumin, kumarin,

antrakinon, flavonoid, steroid, dammar dan klorofil. Lemak,

malam, tannin dan saponin hanya sedikit larut. Dengan demikian

zat pengganggu yang larut hanya terbatas.

Page 24: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

Peningkatan penyarian digunakan campuran antara etanol

dan air. Perbandingan jumlah etanol dan air tergantung pada bahan

yang akan disari. (sediaan galenik, hal 6)

4. Mencit (Mus muscullus L.)

Klasifikasi ilmiah pada mencit atau tikus putih yaitu :

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Rodentia

Famili : Muridae

Upafamili : Murinae

Genus : Mus

Spesies : Mus musculus

Mencit adalah binatang asli Asia, India dan Eropa Barat. Jenis

ini sekarang ditemukan di seluruh dunia karena pengenalan oleh

manusia. Sebagian besar mencit diperoleh dari peternak hewan

laboratorium untuk digunakan dalam penelitian biomedis, pengujian,

dan pendidikan. Bahkan tujuh puluh persen dari semua hewan yang

digunakan dalam kegiatan biomedis adalah mencit. Dalam ilmu

genetika, mencit adalah mamalia yang dicirikan paling lengkap.

Anatomi dan fisiologi mencit :

Page 25: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

Berat badan mencit dewasa : 25 gram – 40 gram (betina); 20

gram -40 gram (jantan)

Lama hidup : 1,5 tahun – 3 tahun

Umur dewasa : 35 hari

Umur kawin : 8 minggu

Siklus estrus : 12 jam – 14 jam

Jumlah anak : rata-rata 6, bisa sampai 15 ekor

Berat lahir : 0,5 gram – 1,0 gram

Pernapasan rate : 94 napas/menit – 163 napas/menit

Denyit jantung : 325 denyut/menit – 780

denyut/menit

Rata-rata suhu normal dubur : 99,5oF

Perut dibagi menjadi bagian nonglandular proksimal dan bagian

distal kelenjar.

Paru-paru kiri terdiri dari satu lobus, sedangkan paru-paru kanan

terdiri dari empat lobus.

Memiliki liam pasang kelenjar susu.

Sangat berkkonsentrasi urin diproduksi; jumlah besar protein

diekskresikan dalam urin. (wikipedia)

5. Tonikum

Tonikum adalah obat yang menguatkan badan dan merangsang

selera makan. (Restiani, 2009 Cited Retani 2014 : Hal 4)

Page 26: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

Tonikum adalah istilah yang dahulu digunakan untuk kelas

preparat obat-obatan yang dipercaya mempunyai kemampuan

mengembalikan tonus normal pada jaringan. Tonikum mempunyai

efek yang menghasilkan tonus normal yang ditandai dengan

ketegangan terus-menerus (Restiani, 2009 Cited Retani 2014 : Hal 4).

Efek dari tonikum adalah efek yang memacu dan memperkuat

system organ serta menstimulan perbaikan sel-sel tonus otot. Efek

tonik ini terjadi karena efek stimulan dilakukan terhadap sistem saraf

pusat. Efek tonik ini dapat digolongkan ke dalam golongan

psikostimulansia. Senyawa psikostimulansia dapat meningkatkan

kemampuan berkonsentrasi kapasitas yang bersangkutan. (Mutschler,

1986 : Hal 157)

Stimulan yang dihasilkan bekerja pada korteks yang

mengakibatkan euforia, tahan lelah, stimulansia ringan. Pada medula

menghasilkan efek meningkatkan pernapasan, stimulasi psikomotor,

stimulasi vagus, euphoria dapat menunda tumbuhya sikap negatif

terhadap kerja yang melelahkan (Nieforth dan Cohen 1981 : Hal….).

6. Kafein

Kafein adalah 1,3,4 trimetil xantin. Pemerian berupa serbuk

putih atau bentuk jarum mengkilat putih, biasanya menggumpal tidak

berbau, mempunyai rasa pahit (Mutschler, 1986). Kelarutan kafein

dalam air bertambah dengan adanya asam sitrat, benzoat, salisilat, dan

Page 27: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

bromida. Dari turunan xantin yang ada didalam tanaman yaitu kafein,

teofilin dan teobramin, kafein memiliki kerja psikotonik yang paling

kuat. Agak kurang kerjanya adalah teofilin, sedangkan pada teobromin

tidak mempunyai stimulasi pusat (Mutschler, 1986).

B. Kerangka Pikir

Ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis

paniculata, Nees.)

Terpenoid sebagai tonikum

Kontrol positif

Pengujian pada hewan uji dengan variasi dosis

Kontrol negatif

Mengamati pengaruh pemberian perlakuan terhadap hewan uji

Peningkatan daya tubuh

C. Hipotesis

Page 28: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

Daun sambiloto (Andrographis paniculata, Nees.) mengandung

flavonoid dan terpenoid dimana kedua senyawa tersebut dapat

memberikan efek tonikum. Terutama terpenoid yang merupakan golongan

stimulant. Penelitian yang sudah dilakukan oleh Widjaja pada tahun 2012

menyebutkan bahwa ektrak terpurifikasi herba sambiloto (Andrographis

paniculata, Nees.) positif mengandung golongan senyawa flavonoid dan

terpenoid. Ekstrak terpurifikasi dibuat dengan mengekstraksi serbuk herba

sambiloto (Andrographis paniculata, Nees.) dengan metode maserasi

menggunakan etanol 90%, kemudian dilakukan purifikasi bertahap

menggunakan pelarut n-heksan. Jadi daun sambiloto (Andrographis

paniculata, Nees.) dapat digunakan sebagai penambah stimulant tubuh.

Page 29: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmasi Peltekkes Bhakti Mulia

Sukoharjo.

2. Waktu

Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2014 – April 2015

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan True

experiment designI dengan pendekatan Pretes postes with control grup.

Perlakuan dengan pemberian ekstrak etanol daun sambiloto terhadap

mencit jantan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah mencit jantan (Mus musculus L.)

ras Swiss.

2. Sampel

Sampel yang diambil harus mempunyai kriteria, mencit jantan yang

tidak cacat secara anatomi, sudah berumur 1-2 bulan dan berat badan

20-30 gram sebagai hewan uji, dan tidak menunjukkan aktivitas

pergerakan sebelum perlakuan.

Page 30: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

3. Besar Sampel

Jumlah mencit jantan (Mus Musculus L.) ras Swiss yang

digunakan dalam penelitian ini sebanyak 45 ekor. Terdapat 3

kelompok pada perlakuan ekstrak etanol daun samboloti

(Andrographis paniculata, Nees.) yang setiap kelompok digunakan 3

ekor mencit dan perlakuan pemberian ekstrak menggunakan 3 variasi

dosis dan dilakukan 3 kali replikasi. Sedangkan pada kelompok kontrol

positif dan kontrol negatif tiap kelompoknya juga digunakan 3 ekor

mencit yang tiap kelompoknya dilakukan 3 kali replikasi.

4. Cara Pengambilan Sampel

Sampel diambil dari mencit yang secara genetic sifatnya sama,

maka pengambilan sampel secara Simple random sampling untuk

menghindari bias karena faktor umur dan berat badan maka

pengelompokan sampel dilakukan secara acak dan dilakukan

penimbangan mencit sebelum perlakuan.

Mencit sebanyak 45 ekor diadaptasi dengan lingkungannya

selama satu minggu dan dipuaskan selama 8 jam sebelum digunakan.

Setelah menjalani masa adaptasi kemudian mencit dibagi menjadi 5

kelompok secara acak. Masing-masing kelompok terdiri dari 3 ekor

mencit.

Kelompok I diberi perlakuan secara peroral CMC-Na 1% b/v

sebagai control negatif. Kelompok II, III, IV diberi perlakuan secara

Page 31: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

peroral ekstrak etanol daun sambiloto sebanyak 1 ml/20 g BB mencit.

Untuk kelompok II dengan konsentrasi 5% b/v, kelompok III dengan

konsentrasi 10% b/v, kelompok IV dengan konsentrasi 15% b/v.

Kelompok V diberi perlakuan secara peroral kafein 100

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan yaitu :

1. Variabel bebas

Variabel bebas (variable independent) dalam penelitian ini yaitu

ekstrak daun sambiloto.

2. Variabel terikat

Variabel terikat (variable dependent) dalam penelitian ini yaitu efek

tonikum yang timbul pada mencit.

3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu sebagai control positifnya

kafein, dan control negatifnya CMC-Na 1%.

E. Definisi Operasional

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan

menyinari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar

pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus

menjadi serbuk. Ekstrak air dilakukan penyarian dengan air dengan cara

maserasi, perkolasi, atau dapat pula dengan penyeduhan dengan air mendidih.

Ekstrak etanolik adalah ekstrak kental yang dihasilkan dari suatu penyarian

Page 32: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

zat aktif menggunakan penyari etanol dan kemudian diuapkan sampai hasil

penyarian menjadi kental dengan warna yang kehitaman.

Ekstrak etanol daun sambiloto (Andrographis paniculata, Nees.)

adalah ekstrak kental dari simplisia Andrographis paniculata, Nees. Dengan

cara mengekstraksi daun sambiloto(Andrographis paniculata, Nees.) dengan

pelarut etanol 90% dengan metode maserasi yang kemudian diuapkan.

Kontrol positif adalah bahan yang digunakan sebagai pembanding,

digunakan kafein yang dapat memberikan efek stimulan dan sebagai obat

perangsang susunan saraf pusat yang kuat.

Kontrol negatif adalah bahan yang digunakan sebagai pembanding,

dimaksudkan sebagai kelompok tanpa perlakuan sehingga perubahan pada

variabel terikat dapat terlihat. Sebagai kontrol negatif digunakan aquadest.

Tonikum adalah obat yang menguatkan badan dan merangsang selera

makan. Efek dari tonikum berupa efek yang memacu dan memperkuat semua

sistem organ serta menstimulan perbaikan sel-sel tonus otot.

F. Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas dijaga dengan:

a. Kondisi mencit dibuat sama

b. Sampel diambil secara acak

c. Penelitian efek tonikum pada mencit menggunakan criteria

standard an alat ukur yang sama.

Page 33: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

2. Reliabilitas data dijaga dengan replikasi tiga kali pada tiap uji

H. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara statistic menggunakan metode uji

Anova pada tingkat kepercayaan 95%.

I. Prosedur Penelitian

1. Alat

Beker glass (pyrex)

Batang pengaduk (lokal)

Klain flannel (lokal)

Gelas ukur (pyrex)

Cawan penguap (lokal)

Pipet tetes (lokal)

Spuit peroral (terumo)

Bejana air (lokal)

Lap atau handuk pengering (lokal)

Timbangan analitik

Blender

Waretbath

Stopwatch

2. Bahan

Page 34: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

Bahan sampel : 200 g daun sambiloto (Andrographis

paniculata, Nees.) yang sudah di

keringkan

Bahan kimia :

- 2 liter etanol 96%

- Aquabidest

Hewan uji

Hewan uji yang digunakan adalah mencit jantan

Dosis pemberian

Dosis control positif (kafein) : 100mg/kg BB

Dosis ekstrak :

50mg/kg BB

100mg/kg BB

200mg/kg BB

Dosis control negatif (CMC-Na) :

Volume peberian

Volume pemberian yang digunakan secara per oral adalah 1.0

ml.

J. Cara Kerja

1. Pengambilan Sampel

Sampel diambil dari daerah Pacitan, Jawa Timur yaitu daun

sambiloto yang segar, utuh tidak cacat. Kemudian dikeringkan.

Page 35: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

2. Pengeringan dan pembuatan serbuk

Daun sambiloto yang akan digunakan disortasi, dicuci, diangin-

anginkan lalu dioven pada suhu 50oC sampai kering. Kemudian

dihaluskan dengan cara di blender hingga berbentuk serbuk.

3. Pembuatan ekstrak

a. Membersihkan simplisia daun sambiloto (Andrographis

paniculata, Nees.).

b. Menimbang bobot simplisia sebesar 200 gram.

c. Menghaluskan simplisia dan dimasukkan kedalam beker glass.

d. Menambahkan etanol 90% 1.000 ml kedalam beker glass.

e. Mendiamkan maserasi selama 18 jam kemudian mengaduknya

selama 6 jam. Lalu didiamkan lagi selama 18 jam.

f. Menyerkai maserasi dengan kain flanel. Sementara ampasnya

direndam lagi dengan etanol 90% sebanyak 1.000 ml.

Kemudian diserkai lagi dengan kain flanel dan hasilnya

dicampur dengan hasil serkai yang pertama.

g. Menyaring hasil maserasi menggunakan kertas saring.

h. Hasil maserasi berupa tingtur yang akan menjadi ekstrak kental

setelah diuapkan.

4. Pemberian pada mencit

a. Sebelum diuji, hewan uji ditimbang terlebih dahulu untuk

menentukan dosisnya.

Page 36: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

b. Hewan uji dimasukkan ke dalam bejana/tangki yang berisi air

dan diberi gelombang.

c. Setelah timbul lelah dengan tanda hewan uji membiarkan

kepalanya dibawah permukaan air selama 7 detik.

d. Diangkat dari tangki dan dicatat waktu lelahnya.

e. Hewan uji diistirahatkan selama 30 menit.

f. Setelah itu hewan uji diberi perlakuan peroral.

g. 30 menit kemudian, hewan uji direnangkan kembali dan dicatat

waktu lelahnya.

h. Dihitung data efek toniknya (farmakologi, 2013).

K. Hipotesis Sintetik

H0 : ekstrak etanol daun sambiloto tidak memiliki efek tonikum

H1 : ekstrak etanol daun sambiloto memiliki efek tonikum

L. Jadwal Penelitian

No Jenis Kegiatan2014 2015

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei

1 Pengajuan Judul

2Penyusunan

Proposal

3 Ujian Proposal

4 Pengajuan Surat Ijin

Page 37: (Feni Indriyani) Uji Efek Tonikum Ektrak Daun Sambiloto

5 Pengumpulan Data

6 Analisis Data

7 Laporan Penelitian

8 Ujian Hasil