feltrip ggs

32
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMIS JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA ”LAPORAN FIELDTRIPBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada daerah Sulawesi selatan memiliki sejarah tektonik yang sangat unik, terutama dibatu kalasi, daerah Kapa,Kecamatan Mallusetasi,Kabupaten barru, sehingga menarik untuk diteliti terutama bahan galian. Untuk itu , informasi geologi daerah tersebut mutlak diperlukan tidak hanya bagi pemanfaatan sumberdaya mineral yang ekonomis sifatnya , namun penting pula bagi pengelolaan,pembangunan dan pengembangan wilayah tersebut. Sulawesi selatan sebagai salah satu wilayah di Indonesia telah diteliti oleh sekian banyak ahli geologi dengan kepentingan yang berbeda-beda, namun masih belum cukup memadai untuk dapat menampilkan data-data yang lebih detail. Untuk itu usaha-usaha dan kegiatan pemetaan yang berskala besar terus diupayakan dan dilakukan pada masing-masing daerah wilayah ini. Sehubungan dengan hsl diatas, maka penyusun mencoba melakukan pengamatan geologi khususnnya mengenai studi geologi struktur didaerah Barru agar dapat mengklasifikasikan unsur-unsur struktur geologi nantinya sangat berguna dalam pencarian sumber daya alam dan bahan galian. ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST 09320120005

Upload: ahmad-jeli-rinaldi

Post on 27-Jan-2016

248 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

teknik eksplorasi

TRANSCRIPT

Page 1: Feltrip Ggs

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

”LAPORAN FIELDTRIP”

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada daerah Sulawesi selatan memiliki sejarah tektonik yang sangat unik, terutama

dibatu kalasi, daerah Kapa,Kecamatan Mallusetasi,Kabupaten barru, sehingga menarik

untuk diteliti terutama bahan galian. Untuk itu , informasi geologi daerah tersebut mutlak

diperlukan tidak hanya bagi pemanfaatan sumberdaya mineral yang ekonomis sifatnya ,

namun penting pula bagi pengelolaan,pembangunan dan pengembangan wilayah tersebut.

Sulawesi selatan sebagai salah satu wilayah di Indonesia telah diteliti oleh sekian

banyak ahli geologi dengan kepentingan yang berbeda-beda, namun masih belum cukup

memadai untuk dapat menampilkan data-data yang lebih detail. Untuk itu usaha-usaha dan

kegiatan pemetaan yang berskala besar terus diupayakan dan dilakukan pada masing-

masing daerah wilayah ini.

Sehubungan dengan hsl diatas, maka penyusun mencoba melakukan pengamatan

geologi khususnnya mengenai studi geologi struktur didaerah Barru agar dapat

mengklasifikasikan unsur-unsur struktur geologi nantinya sangat berguna dalam pencarian

sumber daya alam dan bahan galian.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

1.2.1 Maksud

Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat secara langsung objek serta proses-proses

yang terjadi dialam yang berhubungan dengan struktur geologi dan kemudian

membandingkannya dengan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah, selain itu juga untuk

mengetahui ciri-ciri struktur yang terjadi dilapangan.

1.2.2 Tujuan

Adapun tujuan diadakannya praktek lapangan ini yaitu agar kita dapat mengetahui

dan membedakan ciri-ciri fisik pola dan bentuk struktur geologi yang nantinya digunakan

ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005

Page 2: Feltrip Ggs

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

”LAPORAN FIELDTRIP”

untuk merekonstruksi proses-proses geologi yang terjadi baik secara deskriptif maupun

statistik. Sekain itu juga dapat membantu pola kerangka struktur geologi.

1.3 BATASAN MASALAH

Mengingat akan meluasnya pembahasan yang mengenai pada tidak efisiensinya

hasil yang diperoleh berikut penggunaan waktu dan biaya yang tidak tepat . maka

penyusun membatasi masalah yaitu mengenai struktur-struktur yang dijumpai pada daerah

penelitian dengan jenis-jenisnnya, ciri-ciri serta gejala-gejala dan factor penyebabnya.

1.4 ALAT DAN BAHAN

1.4.1 alat

Alat yang digunakan selama penelitian, antara lain :

1. Palu geologi

2. Clip board

3. Alat tulis menulis (ATM)

4. Gps

5. Kompas

6. Mistar

7. Camera digital

8. Rol meter

9. Pita meter

1.4.2 bahan

Bahan yang digunakan selama penelitian antara lain:

1. Kertas A4

2. Peta dasar daerah penelitian

3. Buku lapangan

ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005

Page 3: Feltrip Ggs

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

”LAPORAN FIELDTRIP”

4. Kantung sampel

1.5 MANFAAT KULIAH LAPANGAN

Manfaat fieldtrip geologi struktur yaitu untuk mengetahui bentuk-bentuk struktur

geologi seperti sesar, kekar, dan lipatan.

1.6 WAKTU, LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAH

Praktek lapangan mata kuliah geologi struktur ini dilaksanakan pada hari

Sabtu, tanggal 27 desember 2014 sampai dengan hari minggu tanggal 28 desember

2014. Kami berangkat daei kampus UMI pukul13.30 WITA dan tiba di basecamp

lapangan pada pukul 17.20 WITA.

Adapun lokasi penelitian bertempat Pulau Batukalasi. Pulau ini merupakan

daerah yang termasuk Kecamatan Malusetasi Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi

Selatan. Daerah ini dapat ditempuh dengan menggunakan roda dua dan empat karena

ditunjang dengan kondisi jalan yang bagus. Meskipun begitu untuk mencapai pulau

Batukalasi harus berjalan kaki dari basecamp melewati laut dangkal sekitar 15 menit.

ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005

Page 4: Feltrip Ggs

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

”LAPORAN FIELDTRIP”

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Struktur geologi adalah segala unsur dari bentuk arsitektur kulit bumi yang

diakibatkan oleh gejala-gejala endogen bumi. (geologi dasar, halaman.153)

2.1 DEFINISI LIPATAN

Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu bahan yang

ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan dari lengkungan pada unsur garis bidang

didalam bahan tersebut.(geologi dasar hal.160)

Lipatan dapat terbentuk karena proses/pengaruh :

1. Tektonik

2. Gaya berat (pelengseran)

3. Akibat pengaruh-pengaruh setempat

4. Intrusi batuan beku dalam

5. Injeksi garam

A. DESKRIPSI GEOMETRI PADA LIPATAN

Secara geometri suatu lipatan dapat dideskripsikan sebagai suatu permukaan bidang

lengkung yang tunggal. Bentuk suatu lipatan sangat beragam, dari yang sederhana sampai

sangat rumit, yang sulit dideskripsikan secara terinci. Untuk kegunaan praktis, disamping

metoda matematik, dipakai metoda deskriptif lain seperti pembuatan kontur struktur dan

sebagainya. Sebagai penyederhanaan, suatu lipatan dapat dianggap sebagai suatu bentuk

permukaan yang silindris dengan sumbu lipatan sebagai kerangka permukaan tersebut, dan

unsur-unsurnya dapat ditunjukkan pada suatu penampang (profile) lipatan. Beberapa titik

profil permukaan dideskripsikan seperti pada gambar 2.1.

1. Hinge point

Titik maksimum pelengkungan pada lapisan yang terlipat.

2. Crest

Titik tertinggi pada lengkungan.

3. Trough

ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005

Page 5: Feltrip Ggs

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

”LAPORAN FIELDTRIP”

Titik terendah pada pelengkungan.

4. Inflection point

Titik batas dari dua pelengkungan yang berlawanan.

Gambar 2.1 Titik-titik yang dideskripsi pada profil permukaan lipatan

silindris

B. KLASIFIKASI LIPATAN

Berdasarkan bentuk penampang tegak billings (1986),

menggolongkan lipatan berdasarkan penampang tegak menjadi:

1. Lipatan simetri yaitu lipatan dimana “axial plane”nya itu vertikal.

2. Lipatan asimetri yaitu lipatan dimana “axial plane”nya condong.

3. Overtunrned fold yaitu lipatan dimana “axial plane”nya condong dan kedua sayapnya

miring pada arah yang sama dan biasanya pada sudut yang berbeda.

4. Recumbent fold yaitu lipatan dimana “axial plane” nya horizontal.

5. Vertical isoclinal fold yaitu lipatan dimana “axial plane” nya vertical.

6. Isoclined isoclinal fold yaitu lipatan dimana “axial plane” nya condong.

7. Recumbent isoclinal fold yaitu lipatan dimana “axial plane” nya horizontal.

8. Cheuron fold yaitu lipatan dimana “hinge” nya tajam dan menyudut.

ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005

Page 6: Feltrip Ggs

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

”LAPORAN FIELDTRIP”

9. Box fold yaitu lipatan dimana “crest” nya luas dan datar.

10.Fan Fold yaitu lipatan dimana sayapnya membalik.

11.Monocline yaitu lipatan dimana kemiringan lapisan secara lokal terjal.

12.Homocline yaitu lapisan yang miring dalam satu arah dengan sudut yang relative sama.

13.Structure terrace yaitu lipatan dimana kemiringan lapisan secara lokal terjal (Penuntun

geologi struktur hal.65)

C. Geometri Lipatan

Lipatan dijumpai dalam berbagai bentuk (geometri), yang disebut sebagai “fold style” dan

ukuran. Variasi geometri lipatan terutama tergantung pada sifat dan keragaman bahan, dan

asal kejadian mekanik pada saat proses perlipatan.

Secara umum terdapat “antiform”, bentuk tertutup keatas dan “synform”, bentuk tertutup

kebawah. Suatu antiklin adalah bentuk lipatan dengan bagian lapisan tertua pada inti (sisi

cekung permukaan lipatan) sedangkan sinklin dengan bagian termuda pada inti.

ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005

Page 7: Feltrip Ggs

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

”LAPORAN FIELDTRIP”

Gambar 2.2 : Model Mekanika Struktur Lipatan (Park, 1989)(penuntun geologi struktur

2000 halaman 60)

2.2 KEKAR

Kekar adalah bidang rekahan yang tidak memperlihatkan pergeseran yang berarti

(bagian masanya masih berhubungan/bergabung).

Kekar merupakan gejala yang umum dan sering dijumpai. Pada umumnya menunjukkan

pola sistematik (prefered orientaton) dan seringkali simetrik. Walaupun demikian, kekar

ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005

Page 8: Feltrip Ggs

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

”LAPORAN FIELDTRIP”

adalah unsur struktur yang sulit dipakai di dalam interpretasi kondisi “strain” dan “stress”

dari proses deformasi yang telah lampau (Gambar 2.3).

Faktor pembatas (untuk analisa kinematik/ dinamik) :

Sulit ditentukan jenisnya

Tidak ada/kecil nya sifat pergeseran.

Sulit menentukan waktu pembentukannya.

Aktif/diaktif kan kembali oleh deformasi yang berulang.

Dapat terbentuk oleh bermacam proses.

Gambar 2.3. Pola fractures yang dihasilkan dari percobaan di laboratorium (Mean,

1976)

Kekar adalah bidang planar yang mempunyai kecenderungan gerak pada bidangnya

(Gambar 2.4) :

1. Bergeser (shear) sejajar permukaan

2. Meregang (dilation) tegaklurus permukaan

3. Pemendekan (shortening) tegaklurus permukaan

atau kombinasi dari ketiga nya.

ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005

Page 9: Feltrip Ggs

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

”LAPORAN FIELDTRIP”

Gambar 2.4. Jenis rekahan pada batuan (Twiss dan Moore, 1992).(prinsip dasar geologi

struktur hal.99)

2.3. Sesar (Fault)

Sesar adalah rekahan atau zona rekahan pada batuan yang telah mengalami

pergeseran sehingga terjadi perpindahan antara bagian-bagian yang berhadapan, dengan

arah yang sejajar dengan bidang patahan. Pergeseran pada sesar bias terjadi sepanjang

garis lurus yang disebut sesar translasi atau terputar yang dinamakan sesar rotasi.

Pergeseran-pergeseran ini mempunyai demensi berkisar antara beberapa cm sampai

mencapai ratusan km. Bahan yang hancur akibat pergeseran yang terdapat pada jalur sesar,

dapat berupa “gouge” yaitu suatu bahan yang halus karena lumat akibat gerusan dan

“breksi sesar” yaitu zona hancuran yang memperlihatkan orientasi fragmen akibat gerusan.

a. Istilah-istilah penting yang berhubungan dengan sesar.

- Bidang sesar adalah bidang rekahan dimana terjadi pergeseran antara blok-blok yang

saling berhadapan. Seringkali bidang sesar tercerminkan secara morfologis sebagai “gawir

sesar” (gambar 2.4).

- Hanging wall adalah blok patahan yang berada dibagian atas bidang sesar.

- Foot wall adalah blok yang ada dibagian bawah bidang sesar (gambar 2.5).

- Throw (loncatan vertikal) adalah jarak slip / separation yang diukur pada bidang vertikal

(gambar 2.5).

- Heave (loncatan horizontal) adalah jarak slip / separation yang diukur pada bidang

horizontal (gambar 2.5).

ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005

Page 10: Feltrip Ggs

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

”LAPORAN FIELDTRIP”

X Z = Pergeseran sesar

X Y = Throw

Y Z = Heave

α = Kemiringan sesar

Gambar 2.5 : Diagram blok yang memperlihatkan bagian-bagian dari sesar

b. Klasifikasi Sesar

Berdasarkan pada sifat gerak, sesar dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :

a. Sesar normal yaitu gerak hanging wall relatif turun terhadap foot wall

b. Sesar mendatar yaitu gerak relatif hanging wall relatif naik terhadap foot wall

c. Sesar mendatar yaitu gerak relatif mendatar pada bagian-bagian yang tersesarkan.

Gerak-gerak ini sangat berhubungan dengan sifat atau posisi tegasan utama yang bekerja

pada daerah atau tubuh batuan yang mengalami deformasi (gambar 2.6)

ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005

Page 11: Feltrip Ggs

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

”LAPORAN FIELDTRIP”

Gambar 2.6 : Diagram blok yang memperlihatkan jenis-jenis sesar

ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005

Page 12: Feltrip Ggs

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

”LAPORAN FIELDTRIP”

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tahapan Pendahuluan

Tahapan pendahuluan perlu dilakukan sebelum kegiatan penelitian dilapangan

untuk memperlancar tahapan untuk memperlancar tahapan selanjutnya.Adapun tahap

pendahuluan ini meliputi:

3.1.1 Persiapan administrasi

Tahap persiapan administrasi mencakup pengurusan dana serta pengurusan surat

izin penelitian sebelum berangkat kelokasi penelitian.

3.1.2 Studi Pustaka

Tahapan studi pustaka dilakukan untuk mempelajari literatur – literature tentang

struktur geologi.

3.2 Tahapan pengambilan data

3.2.1 Sumber data

Data yang diambil dalam kegiatan penelitian ini adalah data primer yaitu data yang

diperoleh langsung dari lapangan.

3.2.2 Jenis data

Data primer yaitu data pengukuran kekar dan data pengukuran sesar yang diperoleh

dari hasil pengukuran lapangan.

3.2.3 Teknik pengambilan data

Teknik pengambilan data penelitian yang digunakan dalam penuliasan dan

penyusunan laporan fieldtrip ini adalah dengan mengambil data secara langsung

dilapangan, mengamati dan menganalisis segala hal yang berkaitan dengan struktur

geologi.

3.3 Tahap pengolahan dan analisis data

3.3.1 Teknik pengolahan data

Setelah semua data terkumpul, data kemudian dicek kembali untuk selanjutnya

dilakukan perhitungan data kekar dan sesar, kemudian factor – factor apa saja yang

mempengaruhi terjadinya struktur geologi.

3.3.2 Metode analisis data

ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005

Page 13: Feltrip Ggs

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

”LAPORAN FIELDTRIP”

Tahap analisis data yang dianalisis yaitu data kekar dan sessar, data kekar

dianalisis dengan cara menggunakan diagram roset, sedangkan data sesar digunakan untuk

melihat arah sesarnya.

3.4 Tahap penyusunan laporan penelitian

Tahap ini adalah tahap paling akhir dalam kegiatan penelitian dimana data – data

yang sudah diolah dan didapatkan hasilnya. Setelah melalui kesemuanya itu selanjutnya

dijadikan laporan. Laporan yang telah disusun selanjutnya diasistensikan kepada asisten

pendamping.

BAB IV

ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005

Page 14: Feltrip Ggs

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

”LAPORAN FIELDTRIP”

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Pengukuran Kekar

Data-data pengukuran kekar yang diambil dim lapangan adalah sebagai berikut:

No

Kekar Jarak

antar

Kekar

(cm)

Bukaan

Kekar

(cm)

Isian/Mineral

Panjang

Kekar

(cm)

Keterangan

N…˚E N…˚W

1 26 3 2 Pasir 65 Sistematik

2 65 23 1,1 Pasir 34 Tidak sistematik

3 32 2,1 0,2 Tidak ada 62 Tidak sistematik

4 48 1,5 0,2 Tidak ada 29 Sistematik

5 46 19,1 0,3 Tidak ada 22 Sistematik

6 34 3,8 1 Pasir 33 Tidak sistematik

7 41 3 0,3 Tidak ada 31 Tidak sistematik

8 62 5 0,4 Tidak ada 61 Sistematik

9 40 11,3 0,1 Tidak ada 12 Tidak sistematik

10 23 2 0,2 Tidak ada 9 Tidak sistematik

11 16 2,3 0,2 Tidak ada 7 Sistematik

12 24 7,5 0,1 Tidak ada 6 Sistematik

13 44 15 0,8 Pasir 190 Tidak sistematik

14 29 15 0,4 Pasir 10 Sistematik

15 23 4 0,2 Tidak ada 22 Sistematik

ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005

Page 15: Feltrip Ggs

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

”LAPORAN FIELDTRIP”

16 30 4,5 0,5 Pasir 53 Sistematik

17 45 12 0,4 Tidak ada 59 Tidak sistematik

18 50 13,5 0,3 Tidak ada 53 Tidak sistematik

19 60 5 0,3 Tidak ada 51 Sistematik

20 60 7 0,3 Tidak ada 58 Sistematis

21 65 3 1 Pasir 42 Sistematis

22 51 3 0,2 Tidak ada 14 Sistematis

23 30 6 0,4 Pasir 19 Sistematis

24 45 3 0,2 Tidak ada 15 Tidak sistematik

25 34 6 0,1 Tidak ada 6 Sistematis

26 1 2 0,1 Tidak ada 35 Tidak sistematik

27 5 1 0,2 Tidak ada 4 Sistematis

28 600 4,7 0,1 Tidak ada 13 Sistematis

29 41 3,5 0,1 Tidak ada 12 Sistematik

30 80 4 0,2 Tidak ada 5 Tidak Sistematik

31 60 1,5 0,3 Tidak ada 7 Tidak Sistematik

32 60 9,3 0,3 Tidak ada 12 Sistematik

33 46 5,5 0,4 Pasir 19 Sistematik

34 20 6 0,2 Tidak ada 44 Sistematik

35 41 9 0,2 Tidak ada 59 Tidak Sistematik

36 66 2 0,4 Pasir 11 Sistematik

37 10 5 0,1 Tidak ada 9 Tidak Sistematik

38 11 3 0,4 Pasir 6 Sistematik

ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005

Page 16: Feltrip Ggs

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

”LAPORAN FIELDTRIP”

39 48 5 0,1 Tidak ada 28 Tidak Sistematik

40 41 6 2 Pasir 39 Sistematik

41 63 6 0,5 Pasir 6 Tidak Sistematik

42 5 4 0,7 Pasir 16 Sistematik

43 17 2,3 0,2 Tidak ada 10 Sistematik

44 25 6 1,4 Pasir 20 Sistematik

45 25 2,6 0,7 Pasir 27 Tidak Sistematik

46 48 5 0,3 Tidak ada 10 Sistematik

47 45 6 0,1 Pasir 14 Tidak sistematik

48 28 8,5 0,2 Pasir 14 Sistematik

49 45 4 0,2 Tidak ada 36 Sistematik

50 59 4,5 0,4 Pasir 37 Sistematik

51 84 3 0,1 Tidak ada 8 Sistematik

52 65 8 0,3 Tidak ada 16,5 Tidak sistematik

53 14 8,5 0,6 Pasir 130 Tidak sistematik

54 46 10,5 0,4 Pasir 69 Tidak sistematik

55 26 7,5 0,1 Tidak ada 38 Sistematik

56 42 9 0,2 Tidak ada 66 Tidak sistematik

57 43 9 0,1 Tidak ada 18 Tidak sistematik

58 35 14 0,2 Tidak ada 24 Tidak sistematik

59 8 3,5 0,1 Tidak ada 23 Sistematis

60 30 6 0,1 Tidak ada 14 Sistematis

61 10 24 0,2 Tidak ada 9 Sistematis

ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005

Page 17: Feltrip Ggs

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

”LAPORAN FIELDTRIP”

62 35 3 0,1 Tidak ada 57 Tidak sistematik

63 46 3 0,3 Tidak ada 17 Sistematis

64 20 12 0,2 Tidak ada 15 Sistematis

65 59 3 0,3 Tidak ada 15 Sistematis

66 30 10 0,1 Tidak ada 10 Sistematis

67 35 7,5 0,4 Tidak ada 44 Sistematis

68 30 0,5 0,2 Tidak ada 16 Sistematis

69 10 2 0,1 Tidak ada 20 Sistematis

70 21 5 0,1 Tidak ada 17 Sistematis

71 39 2,5 0,1 Tidak ada 19 Sistematis

72 1 6 0,3 Tidak ada 39 Tidak sistematik

73 12 3 0,3 Tidak ada 34 Sistematis

74 12 2 0,2 Tidak ada 33 Sistematis

75 28 7,4 0,2 Tidak ada 43 Tidak sistematis

76 86 4,5 0,2 Tidak ada 9 Sistematis

77 35 10 0,1 Tidak ada 13 Tidak sistematis

78 55 3,5 0,2 Tidak ada 28 Sistematis

79 30 23,5 0,2 Tidak ada 7 Sistematis

80 26 2 0,2 Tidak ada 19 Tidak sistematis

81 18 12 0,1 Tidak ada 23 Tidak sistematis

82 59 3,5 0,4 Pasir 12 Sistematis

83 25 16 0,1 Tidak ada 18 Sistematis

84 40 17 0,4 Pasir 16 Tidak sistematis

ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005

Page 18: Feltrip Ggs

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

”LAPORAN FIELDTRIP”

85 55 4 0,2 Tidak ada 12 Tidak sistematis

86 15 2 0,2 Tidak ada 46 Tidak sistematis

87 83 6 0,1 Tidak ada 14 Sistematis

88 87 2 0,4 Pasir 18 Sistematis

89 48 3 2 Pasir 12 Sistematis

90 50 5 0,1 Tidak ada 21 Sistematis

91 51 3 0,1 Tidak ada 3 Tidak sistematis

92 15 6,2 0,2 Tidak ada 6 Tidak sistematis

93 35 6,9 0,3 Tidak ada 17 Tidak sistematis

94 10 2,5 0,1 Tidak ada 4 Tidak sistematis

95 15 4,3 0,1 Tidak ada 15 Tidak sistematis

96 35 11 0,1 Tidak ada 25 Tidak sistematis

97 30 3,5 0,1 Tidak ada 5 Tidak sistematis

98 5 5,5 0,2 Tidak ada 16 Tidak sistematis

99 15 3,5 0,1 Tidak ada 33 Tidak sistematis

100 30 8 0,1 Tidak ada 36 Tidak sistematis

Tabel 4.1 Data Pengamatan Kekar

4.1.2 Pengukuran Sesar

ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005

Page 19: Feltrip Ggs

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

”LAPORAN FIELDTRIP”

4.1.2.1 Tabel Data Pengamatan Sesar A1-A2

DIP (…˚)

Panjang Sesar

Kiri Kanan

1 25 10

69 Meter

2 16 12

3 14 18

4 29 14

4.1.2.2 Tabel Data Pengamatan B1-B2

DIP (…˚)

Panjang Sesar

Kiri Kanan

1 15 18

50 Meter

2 20 14

3 17 12

4 19 19

4.1.2.3 Tabel Data Pengamatan C1-C2

DIP (…˚)

Panjang Sesar

Kiri Kanan

1 23 20 63 Meter

2 25 25

3 21 19

4 16 17

ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005

Page 20: Feltrip Ggs

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

”LAPORAN FIELDTRIP”

4.1.2.4 Tabel Data Pengamatan D1-D2

DIP (…˚)

Panjang Sesar

Kiri Kanan

1 20 19

43 Meter

2 26 25

3 12 11

4 14 14

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengukuran Kekar

NilaiTurus Angka

N…˚E N…˚W N…˚E N…˚W

0-10 9 1

11-20 11 1

21-30 17 4

31-40 5 7

41-50 7 14

51-60 2 11

61-70 1 5

71-80 - 1

ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005

Page 21: Feltrip Ggs

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

”LAPORAN FIELDTRIP”

81-90 2 2

Tabel 4.2 Perhitungan Kekar pada Diagram Roset

Gambar 4.1 diagram roset

Maka dari pengamatan dilapangan kita dapat menentukan arah gaya yang

menyebabkan terjadinya kekar dengan menganalisa menggunakan diagram roset sehingga

didapatkan σ1 N 100 W karena σ1 merupakan gaya utama diantara dua titik maximum dan

σ3 N 800 E karena σ3 merupakan gaya utama tegak lurus terhadap σ1.

4.2.2 Pembahasan Sesar

ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005

A1

A2B2C2 D2

D1C1 B112,9 m 34 m5,6 m63 m 50 m 69 m 43 m

Page 22: Feltrip Ggs

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

”LAPORAN FIELDTRIP”

Gambar 4.1 Sketsa Sesar

Dari data sesar yang telah kita ambil dilapangan maka dapat disimpulkan bahwa

jenis sesar yang terdapat dipulau batukalasi adalah sesar geser.

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005

Page 23: Feltrip Ggs

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

”LAPORAN FIELDTRIP”

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan fieldtrip kali ini yaitu kekar dan

sesar dapat ditentukan berdasarkan ciri-ciri atau kenampakkan dilapanngan misalnya kekar

dcirikan dngan adanya rekahan batuan yang belum mengalami pergeseran,sedangkan sesar

dicirikan dengan adanya rekahan batuan yang telah mengalami pergeseran.

5.2. SARAN

Saran saya agar format data lapangan di fixkan terlebih dahulu agar praktikan tidak

bingung pada saat melakukan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Endarto danang.2005.pengantar geologi dasar.universitas sebeblas maret.surakarta

Tim penyusun.2009.penuntun geologi struktur prinsip dasar geometri dan

interpretasi.ITB.bandung

Tim penyusun.2013.penuntun geologi struktur.UMI.makassar

ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005

Page 24: Feltrip Ggs

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM BATUAN DAN DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

”LAPORAN FIELDTRIP”

ADI SATRIO WICAKSONO MUH. IDRIS JURADI, ST09320120005