fauzi dwi raharjo.pdf

114
i PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: FAUZI DWI RAHARJO NIM : 109082000050 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M

Upload: vuongtruc

Post on 27-Jan-2017

236 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

i

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK

PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUSTAINABILITY REPORT

(Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2012-2014)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

FAUZI DWI RAHARJO

NIM : 109082000050

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016 M

--T

PENGART}II CORPORATE GOWRNANCE DAT\I KARAKTERISTIKPERUSAIIAAI\I TERHADAP PENGUNGKAPAI\T WSTAINABILITY

REPORT

(Studi Empiris Pada Perusaheen LQ45 yeng Terdaftar di Bursa EfekIndonesia Periode 2Ol2 a0l 4)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakuttas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Fauzi llwi Rehario

NIM: 10!mt2fiXm50

Yessi Fiti, SE.,M.Si.,Ak.,CANIP. 1 9760924 2AA6A4 2 002

JIIRUS$I AIONTANSI

r.AI('LTAS EKONOhII DAI\I BISMS

I.]NTVERSITAS ISLAM IYAGERI SYARIF HII}AYATI]LLAH

JAKARTA

l4sTHn0rcr0tr

Bawah Bimbingan

wDi

LEMBAR PENGESAHAN UJIAI\I KOMPREEENSIF

Hdti iui, 07 ,Ult Z01A tghh &lahrtan ujian ltompr&ensif atas mahasiswa:

l. Nama : FauziDwi Raharjo2. NIM :1090820000503. Jurtrsan : Aluntansi4. Judul Skripsi : Penganrh Corporate Governancedan Karakteristik

Perusabaan Terhadap Pengungkapan &xuinabilityReport (Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2Ol2-2O14)

Setelah macermati dan memperlihatkan penampilan dan ke,mampuan yangbersangfuutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwamahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untukmelanjutkan ketahap Ujian Skipsi sebagai salah satu syarat untuk momperoletrgelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonoriri dan Bisnis Universitas IslmNegeri Syarif Hidayatullatr Jakmta

Jakartq 07 Juli 20141. Zuhairan Yunmi Yunan^ SE.. M.Sc

NrP. 19800416 20n/9t2 t N2

Penguji I2. Yessi Fiti. SE.. Ak.. M.Si

NrP. 19760924 200,6042 A02

Pengsji II3. Y-usar Sagaia SE.. Ak.. M.Si

NIDN.20090s8601

ilt

Penguji III

Hari ini,211. Nama2. NIM3. Jurusan

LEMBAR PENGESAIIAN UJIAN SKRIPSI

Juni 2016 telah dilakukan ujian skripsi atas mahasiswa :

4. Judul SkripsiPerusahaan Terhadap Pengungkap an Sustainability Report(Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar diBursa Efek Indonesia Period e 2012-201 4)

Setelah mencermati dan memperlihatkan penampilan dan kemampuan yangbersanglutan selama proses ujian komprehensif maka diputuskan bahwamahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untukmelanjutkan ketahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untukmemperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 2l lvri20l6

1. Hepi Prayudiawan. SE..MM..Ak..CA.NIP. 19720516 200901 I 006

2. Yessi Fihi. SE.-M.Si..Ak..CA.NIP. 1 9760924 200604 2 002

Sekretaris3. Fiki Damayanti. SE..M.Si.

NrP. 1981073t 200604 2 003

4. Yessi Fitri. SE..M.Si..Ak..CA.NrP. 19760924 200604 2 002

Fat:zi Dwi Raharjo109082000050AkuntansiPengaruh Corporate Governance dan Karakteristik

lv

Penrbimbing

LEMBAR PER}I'YATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAII

Yang bertanda tangan dibawah ini:Nama

NIMFakultas

Jurusan

Fauzi Dwi Raharjo

109082000050

Ekonomi dan BisnisAkuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya :

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan danmempertanggungi awabkan.

2. Tidak melakukan plagiat atas naskah orang lain.3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa izin pemilik karya.4. Tidak melakrrkan pemanipulasian dan pemalsuan data.5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini.

Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melaluipembuktian yang dapat dipertanggungiawabkan, ternyata memang diternukanbukti bahwa saya melanggar pernyataan diatas, maka saya siap dikenai sanksi

berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakartab24 Jvnt2016

Fauzi Dwi Raharjo

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

1. Nama : Fauzi Dwi Raharjo

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 07 Februari 1991

3. Alamat : Komplek Puri Bintaro Hijau

Blok E3 No 31 Rt.002

Rw.012 Kelurahan Pondok

Aren Kecamatan Pondok

Aren Kabupaten Tangerang

Selatan

4. Telepon : 082299596100

5. Email :[email protected]

II. PENDIDIKAN FORMAL

1. SDN 05 Petukangan Selatan Jakarta (1997-2003)

2. SMPN 161 Jakarta (2003-2006)

3. SMAN 90 Jakarta (2006-2009)

4. S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Yanto (alm)

2. Ibu : Suntit Juarsih

3. Alamat : Komplek Puri Bintaro Hijau

Blok E3 No 31Rt.002

Rw.002 Kelurahan Pondok

Aren Kecamatan Pondok

Aren Kabupaten Tangerang

Selatan

4. No. Telp : 021-73461427

vii

Influence of Corporate Governance and Company Characteristics

Against Disclosure Sustainability Report

(Empirical Study on LQ45 Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange

Period 2012-2014)

ABSTRACT

This study aims to find empirical evidence about the effect of profitability,

liquidity, leverage, company size, the number of audit committee meetings, the

number of meetings of the board of directors and governance committee on the

disclosure of the company's sustainability report LQ45 listed on the Stock

Exchange 2012-2014. The number of companies sampled in this study as many as

25 companies. This study is based on a purposive sampling method. Testing the

hypothesis in this study using logistic regression analysis using SPSS 20.0.

The results showed that the leverage, the number of audit committee

meetings, the number of board meetings and committee governance significantly

influence sustainability disclosure report. Meanwhile, profitability, liquidity, and

the size of the company does not significantly influence sustainability disclosure

report..

Keywords: Sustainability Report, Profitability, Liquidity, Leverage, The size of

the Company, the Audit Committee, the Board of Directors, Governance

Committee.

viii

Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap

Pengungkapan Sustainability Report

(Studi Empiris pada perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2012-2014)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris mengenai

pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran perusahaan, jumlah rapat

komite audit, jumlah rapat dewan direksi, dan governance committee terhadap

pengungkapan sustainability report pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI

periode 2012-2014. Jumlah perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini

sebanyak 25 perusahaan. Penelitian ini bedasarkan metode purposive sampling.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi

logistic dengan menggunakan program SPSS 20.0.

Hasil penelitian menunjukan bahwa leverage, jumlah rapat komite audit,

jumlah rapat dewan direksi dan governance committee berpengaruh signifikan

terhadap pengungkapan sustainability report. Sedangkan profitabilitas, likuiditas,

dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

sustainability report.

Kata kunci : Sustainability Report, Profitabilitas, Likuditas, Leverage, Ukuran

Perusahaan, Komite Audit, Dewan Direksi, Governance Committee.

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’aalamin.

Segala puji atas ke hadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa, Yang Maha

Pengasih dan Penyayang yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh

Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap

Pengungkapan Sustainability Report (pada perusahaan LQ45 yang terdaftar

di BEI periode 2012-2014)”. Shalawat serta salam penulis curahkan kepada

junjungan nabi besar Muhammad Saw dan para sahabatnya yang telah

memberikan penerangan bagi seluruh umat.

Skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Bagaimanapun penulis menyadari bahwa dalam penulisan

skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Kesuksesan dan keberhasilan

penulis dalam menyusun skripsi ini tidak luput dari bantuan berbagai pihak.

Dengan segenap kerendahan dan ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orangtua, ibu Suntit Juarsih dan bapak Yanto (Alm) yang selalu

mengingatkan untuk menyelesaikan tugas ini, memberikan semangat dan doa

yang tiada putus, cinta, kasih sayang, pengorbanan dan dukungan baik moril

x

dan materil yang telah diberikan selama ini, sehingga penulis mampu

menyelesaikan skripsi ini.

2. Kakak tersayang, Fauziah Utami dan Adik tercinta Ghina Yantri Lestari serta

keluarga besar yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan kepada

penulis.

3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan

sekaligus dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktunya untuk

berdiskusi, memberi arahan dan motivasi juga bimbingan terbaiknya selama

ini. Terima kasih atas saran dan dukungan yang Ibu berikan selama proses

penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.

5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekertaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmunya selama ini dan karyawan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.

7. Septya Darma Yanti, sang pujaan hati yang selalu memberikan ide, motivasi,

doa dan tempat berbagi suka duka sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

xi

8. Adriansyah dan Syarief Nugroho yang tidak henti-hentinya mengingatkan dan

tidak bosan-bosannya memberi semangat serta sebagai tempat bertanya dalam

mengerjakan skripsi ini.

9. Arfian Fauzi, Dea Refida, Desy Sarwilah, Hilman Fikri, Jody Bramantyo dan

Yudha Bagaskara selaku teman kantor yang selalu menghibur di akhir pekan

serta mengingatkan untuk jangan menyerah dalam mengerjakan skripsi ini.

10. Sahabat seperjuanganku Arief Mulyawan, Dhio Rizky Chandra, Suhendro,

Tsaurah Fitria, Rifki Sulviar dan Rizky Pra Ramadhan terima kasih atas

dukungan dan bantuannya kepada penulis.

11. Rekan-rekan akuntansi 2009, terima kasih atas dukungan dan semangatnya

yang telah diberikan kepada penulis.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas

bantuan, dukungan dan doanya dalam menyelesaikan skipsi ini.

Dengan adanya keterbatasan wawasan dan pengetahuan yang dimiliki,

penulis menyadari betul skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai

pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 24 Juni 2016

Fauzi Dwi Raharjo

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . ............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI . ................................................................ . ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. …. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................. …. iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ......................... ….. v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................... …. vi

ABSTRACT ....................................................................................................... .... vii

ABSTRAK ....................................................................................................... …viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... …..ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... ... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ .. xvii

DAFTAR GAMBAR . ..................................................................................... . xviii

DAFTAR LAMPIRAN . .................................................................................. . xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian...................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................. … 11

C. Tujuan Penelitian ............................................................... … 12

D. Manfaat Penelitian ............................................................ … 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Literatur .................................................................. … 15

1. Teori Stakeholder ......................................................... … 15

2. Teori Legitimasi ........................................................... … 16

3. Corporate Social Responsibility .................................. … 17

xiv

a) Konsep Triple Bottom Line…….………………………. 19

b) Sustainability Report……………………………………. 19

4. Corporate Governance……………………………….... 27

a) Komite Audit………………………………………...28

b) Dewan Direksi……………………………………….29

c) Governance Committee ……………………………..29

5. Karakteristik Perusahaan ……………………………..... 30

a) Profitabilitas………………………………………… 30

b) Likuiditas…………………………………………… 31

c) Leverage…………………………………………….. 32

d) Ukuran Perusahaan………………………………….. 32

B. Penelitian Terdahulu . ........................................................... . 33

C. Kerangka Pemikiran……………………………………… 36

D. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis….37

1. Profitabilitas dengan Pengungkapan Sustainability

Report………………………………………………...…. 37

2. Likuiditas dengan Pengungkapan Sustainability Report... 38

3. Leverage dengan Pengungkapan Sustainability Report… 39

4. Ukuran Perusahaan dengan Pengungkapan Sustainability

Report………………………………….………………... 39

5. Komite Audit dengan Pengungkapan Sustainabilty

Report…………………………………………………… 40

6. Dewan Direksi dengan Pengungkapan Sustainability

Report…………………………………………………… 42

7. Governance Committee dengan Pengungkapan

Sustainability Report……………………………………. 43

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................. … 45

B. Metode Penentuan Sampel ................................................. … 45

C. Metode Pengumpulan Data ................................................ … 46

D. Metode Analisis Data ......................................................... … 46

E. Metode Pengujian Hipotesis…….......................................... 47

1. Statistik Deskriptif ....................................................... … 47

2. Analisis Logistic Regression…………………………… 47

a. Menilai keseluruhan model (overall model fit)……... 48

1. Uji Koefisien Determinasi (R2)………………… 49

2. Uji Kelayakan Model Regresi………………….. 49

b. Menguji Koefisien Regresi…………………………. 50

F. Operasional Variabel Penelitian……………………………. 51

xv

1. Variabel Independen .................................................... … 52

a. Profitabilitas ........................................................... … 52

b. Likuiditas…………………………………………… 52

c. Leverage………………………………………….… 53

d. Ukuran Perusahaan ................................................ … 53

e. Komite Audit ......................................................... … 54

f. Dewan Direksi……………………………………… 54

g. Governance Committee……………………………...55

2. Variabel Dependen ....................................................... … 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian....................... … 57

1. Deskripsi Objek Penelitian........................................... … 57

2. Deskripsi Sampel Penelitian ........................................ … 57

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian………………………….. 59

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif………..……………… …. 60

C. Uji Logistic Regression……………………………………... 63

1. Menilai keseluruhan model (overall model fit)…………. 63

a) Uji Koefisien Determinasi (R2)…………………….. 64

b) Uji Kelayakan Model Regresi………………………. 65

2. Menguji Koefisien Regresi Logistik……………………. 66

a) Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan

Sustainability Report……………………………...… 67

b) Pengaruh Likuiditas terhadap Pengungkapan

Sustainability Report……………………………...… 68

c) Pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan

Sustainability Report……………………………….. 69

d) Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan

Sustainability Report ……………………………….. 70

e) Pengaruh Komite Audit terhadap Pengungkapan

Sustainability Report……………...………………… 71

f) Pengaruh Dewan direksi terhadap Pengungkapan

Sustainability Report………………………………... 72

g) Pengaruh Governance Committee terhadap

Pengungkapan Sustainability Report……….………. 73

xvi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................ ... 76

B. Implikasi ............................................................................ ... 77

C. Saran. ................................................................................. …79

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... …81

LAMPIRAN ..................................................................................................... …85

xvii

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

Tabel 2.1 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu …………………………….. 34

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian ……………………………… 56

Tabel 4.1 Rinciaan Sampel Penelitian…………………………………… 58

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif……………………………………………. 60

Tabel 4.3 Overall model fit test…………………………………………….….. 64

Tabel 4.4 Model Summary ………….…………………………………… 65

Tabel 4.5 Hosmer and Lemeshow Test ………………………………………. 65

Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)………………………….. 66

Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Penelitian……………………………………... 75

xviii

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

Gambar 2.1 Skema Kerangka Konseptual …………………………………. 36

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

1. Data Sampel…………………………………………………….. 86

2. Hasil Output SPSS……………………………………………... 94

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi sangat ketat.

Banyak perusahaan yang tidak bisa bertahan lama karena tidak mampu

bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. Untuk menghadapi

persaingan tersebut, perusahaan dituntut untuk bekerja secara efektif dan

efisien. Agar perusahaan bisa bekerja secara efektif dan efisien, perusahaan

membutuhkan rencana kerja yang baik. Rencana kerja yang baik biasanya

dibuat oleh manajemen. Manajemen dituntut untuk dapat menghasilkan

keputusan-keputusan yang dapat menunjang perkembangan perusahaan

sehingga dapat tercapainya tujuan perusahaan.

Pada umumnya perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu

menghasilkan keuntungan. Keuntungan yang dihasilkan perusahaan

tersebut merupakan syarat mutlak bagi kelangsungan hidup perusahaan agar

tetap bertahan dalam kondisi apapun. Oleh karena itu, pihak manajemen

perusahaan harus melakukan upaya-upaya atau tindakan untuk

mendapatkan keuntungan yang maksimal. Jika perusahaan memperoleh

keuntungan yang maksimal, maka perusahaan akan mengalami

perkembangan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Menurut Elkington dalam Effendi (2009), selain mengejar

keuntungan, perusahaan juga harus memperhatikan dan terlibat pada

pemenuhan kesejahteraan masyarakat serta turut berkontribusi aktif dalam

2

menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini mengindikasikan perusahaan boleh

berlanjut sebagai entitas pencetak laba sepanjang tidak merusak lingkungan

dan sosial. Substansi keberadaan tanggung jawab sosial muncul dalam

rangka memperkuat keberlanjutan perusahaan dengan membangun

kerjasama antara stakeholders yang terkait.

Keuntungan merupakan salah satu tujuan utama dari suatu

perusahaan. Beberapa tahun terakhir sebagian perusahaan di Indonesia

mulai menyeimbangkan antara orientasi keuntungan dan perbaikan

lingkungan. Perusahaan mulai melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat

untuk lingkungan dan sosialnya yang dikenal dengan Triple Bottom Line

(3P).Triple Bottom Line, atau 3P yaitu Profit, People, and Planet. Profit,

mengejar keuntungan untuk kepentingan shareholders, dan memperhatikan

kepentingan stakeholders. People, memenuhi kesejahteraan masyarakat.

Planet, berpartisipasi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (Global

Reporting Initiative, 2015).

Konsep 3P dianggap sebagai pilar utama dalam membangun bisnis

berkelanjutan, serta untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Tujuan dari pembangunan berkelanjutan adalah untuk memenuhi kebutuhan

generasi sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan

datang dalam memenuhi kebutuhan mereka. Sebagai kekuatan penting

dalam masyarakat, organisasi dalam bentuk apapun memiliki sebuah peran

penting dalam pencapaian tujuan ini (Global Reporting Initiative, 2015).

Pengelolaan sumber daya memerlukan cara tepat agar dapat memenuhi

3

kebutuhan generasi yang akan datang. Salah satu cara perusahaan dalam

pengelolaan sumber daya adalah dengan mengurangi dampak lingkungan

dari 2 operasional bisnis perusahaan, meminimalkan sumber daya yang

digunakan serta kemunculan limbah (Luthfia, 2012).

Banyak hal harus dilakukan untuk dapat mewujudkan pembangunan

yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan berkelanjutan. Salah satu

tantangan utama dari pembangunan berkelanjutan adalah tuntutan adanya

pilihan-pilihan dan cara berpikir inovatif. Perkembangan pengetahuan dan

teknologi tidak hanya dituntut memberikan kontribusi terhadap

pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dapat membantu dalam memecahkan

permasalahan terkait risiko dan ancaman terhadap keberlanjutan dari

hubungan sosial, lingkungan, dan perekonomian (Global Reporting

Initiative, 2015). Isu lain yang cukup mencolok adalah soal kerusakan

lingkungan dan upaya mengelola sumber energi alternatif ramah

lingkungan (Rahman, 2008).

Laporan keberlanjutan (sustainability report) merupakan bentuk

laporan yang bersifat sukarela (voluntary) sebagai bentuk tanggungjawab

sosial dan lingkungan. Sustainability report sangat diperlukan agar

stakeholders termasuk masyarakat, mengetahui segala bentuk tanggung

jawab perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan (Sari dan Marsono,

2013). Hal ini termasuk laporan keuangan, laporan CSR ataupun

sustainability report sebagai penilaian awal atas kredibilitas suatu

4

perusahaan. Standar pelaporan sustainability report yang diakui secara

internasional mengacu pada Global Reporting Initiative (GRI).

Informasi mengenai dampak aktivitas ekonomi, sosial dan

lingkungan perusahaan dapat diungkapkan melalui sustainability report

sebagai laporan sukarela yang disajikan secara terpisah dari annual report

(Idah, 2013). Laporan sukarela tersebut disebut sustainability report

(laporan keberlanjutan) apabila kinerja yang dilaporkannya dalam kurun

waktu tertentu sudah menunjukkan kecenderungan membaik menuju

dampak positif. Masyarakat luas bisa melihat aktivitas CSR perusahaan

melalui sustainability report perusahaan itu sendiri.

Pengungkapan Sustainability Report merupakan bentuk komitmen

perusahaan dalam mempublikasikan laporan keberlanjutan. Laporan ini

memberikan informasi tentang pertanggungjawaban perusahaan terhadap

lingkungan dan sosial. Laporan ini disusun berdasarkan Pedoman

Sustainability Report Global Reporting Initiative (GRI). Sustainability

report mempunyai standar pengungkapan yang mencerminkan keseluruhan

aktivitas sosial perusahaan. Dalam hal ini, sustainability report berbeda

dengan laporan keuangan. Perusahaan kemudian mengungkapkan aktivitas

tanggung jawab sosial dan lingkungan melalui sustainability report untuk

memenuhi kepentingan stakeholder (Aniktia dan Muhammad, 2015).

Sustainability report atau juga bisa disebut laporan non-finansial

disusun secara paralel dengan laporan keuangan tahunan perusahaan.

Sustainability report merupakan laporan kinerja aspek sosial, ekonomi, dan

5

lingkungan perusahaan. Setiap Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),

laporan non-finansial dilaporkan oleh manajemen bersamaan dengan

laporan keuangan perusahaan. Seluruh pemangku kepentingan perusahan

hadir untuk membaca, menganalisa, dan mengomentari isi laporan tersebut.

Meskipun sifatnya masih sukarela (voluntary), sustainability report berbeda

dengan laporan keuangan yang telah memiliki sistem dan diamanatkan oleh

undang-undang. Laporan ini melaporkan kinerja aspek sosial, ekonomi, dan

lingkungan adalah hal mutlak bagi perusahaan yang mengklaim memiliki

kinerja CSR tinggi (Ramayana, 2009).

Beberapa dekade ini sering terjadi bencana lingkungan hidup di

berbagai belahan dunia, seperti Three Mile Island, Love Canal, Bhopal

(India), Chernobyl (Rusia), Times Beach (Missouri) sampai peracunan

merkuri di Minamata (Jepang) (Sobur, 2005). Tragedi lingkungan juga

terjadi di Indonesia, seperti kasus PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo,

Newmont Minahasa Raya di Buyat, PT. Freeport di Irian Jaya (Luthfia,

2012). Kasus Lumpur Lapindo Brantas terjadi karena faktor

ketidakberuntungan perusahaan dalam melakukan eksplorasi penggalian

pada saat pengeboran serta adanya kesalahan prosedural yang meyebabkan

semburan gas. Semburan gas tersebut menyebabkan pencemaran

lingkungan, serta berubahnya kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat

sekitar karena lumpur telah meluas ke area pemukiman warga yang

menyebabkan warga kehilangan tempat tinggal.

6

Masyarakat meminta perusahaan untuk memperhatikan kasus

tersebut, namun selama beberapa tahun perusahaan belum ditetapkan

sebagai tersangka. Kasus lain adalah pencemaran lingkungan yang terjadi di

Teluk Buyat, Minahasa Raya. Lingkungan masyarakat tercemar oleh

limbah dari PT. Newmont yang disebabkan oleh kesengajaan perusahaan

mengeluarkan limbah ke tepi Teluk Buyat sebagai lahan bebas pembuangan

limbah.Kasus PT. Newmont tengah diselesaikan melalui pengadilan namun

PT. Newmont telah ditetapkan tidak bersalah atau bebas.

Menurut UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,

perusahaan harus melakukan tanggung jawab sosial sebagai bentuk

pertanggungjawaban atas aktivitas perusahaan. Aktivitas tersebut juga perlu

dilaporkan melalui laporan tanggung jawab sosial yang disajikan dalam

annual report, atau perusahaan dapat menyajikan laporan tanggung

jawabnya melalui sustainability report sebagai laporan yang terpisah dari

annual report. Sustainability report dapat dijadikan sebagai bentuk

transparansi perusahaan dalam mengungkapkan informasi dampak

aktivitasnya. Tragedi-tragedi tersebut terjadi karena adanya ketidakpedulian

perusahaan terhadap lingkungan sosial perusahaan. Kejadian tersebut

memberikan kesadaran kepada perusahaan untuk melakukan kegiatan yang

bertanggung jawab terhadap lingkungan maupun sosial atau CSR

(Corporate Social Responsibility).

Kegiatan tersebut didukung pemerintah dengan menerbitkan

Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT)

7

yang mengungkap berbagai ketentuan tentang pendirian PT. Pasal 74 dalam

Undang-Undang ini membahas tentang tanggung jawab sosial dan

lingkungan dengan tujuan mewujudkan pembangunan ekonomi

berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang

bermanfaat bagi PT itu sendiri, komunitas setempat dan masyarakat pada

umumnya (Saputro dan Linda, 2013). Dilling (2010), menyatakan bahwa di

Eropa semakin banyak negara mewajibkan laporan keberlanjutan,

setidaknya untuk beberapa jenis dan ukuran perusahaan. Hal ini

menunjukkan adanya kepedulian negara-negara di Eropa untuk membuat

peraturan mengenai kewajiban pengungkapan Sustainability Report.

Pengungkapan Sustainability Report di Indonesia dan beberapa

Negara lain masih bersifat voluntary, artinya tidak ada aturan yang

mewajibkan seperti halnya pada penerbitan financial reporting (Utama

dalam Suryono, 2011). Meskipun demikian, minat dan prioritas perusahaan

untuk mempublikasikan sustainability report tidak berkurang. Hal ini

dikarenakan meningkatnya peraturan lingkungan di banyak negara yang

diperkirakan akan semakin ketat. Selain itu, tuntutan masyarakat akan peran

perusahaan semakin meningkat, sehingga mendorong perusahaan untuk

memberikan informasi transparan, akuntabel, serta praktik tata kelola

perusahaan yang baik (Luthfia, 2012).

Penelitian mengenai sustainability report juga mulai berkembang,

yang menandakan fenomena sustainability report mulai banyak dilakukan

oleh perusahaan. Hal ini menjadi topik yang menarik untuk diteliti.

8

Beberapa penelitian terdahulu, telah meneliti mengenai beberapa faktor

yang mempengaruhi perusahaan dalam pengungkapan sustainability report.

Dalam pengujian beberapa faktor yang mempengaruhi pengungkapan

sustainability report, ditemukan hasil tidak konsisten antara peneiliti satu

dengan peneliti lain.

Suryono dan Prastiwi (2011) dalam penelitiannya menguji

karakteristik perusahaan dan corporate governance dengan praktik

pengungkapan Sustainability Report, menunjukkan bahwa variabel

independen profitabilitas, ukuran perusahaan, komite audit, dan dewan

direksi berpengaruh signifikan terhadap praktik pengungkapan

Sustainability Report. Variabel independen likuiditas, leverage, aktivitas

perusahaan dan governance committee tidak berpengaruh terhadap praktik

pengungkapan sustainability report.

Hasil berbeda juga ditunjukkan oleh hasil penelitian Luthfia (2012),

dimana variabel independen yang digunakan adalah kinerja keuangan,

ukuran perusahaan, struktur modal, dan corporate governance. Variabel

kinerja keuangan diproksikan melalui profitabilitas, likuiditas, leverage,

dan aktivitas perusahann. corporate governance diproksikan melalui komite

audit dan dewan direksi. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel

independen leverage, ukuran perusahaan dan dewan direksi berpengaruh

positif terhadap publikasi sustainability report dan variabel independen

profitabilitas, likuiditas, aktivitas perusahaan, komite audit dan struktur

modal tidak berpengaruh terhadap publikasi sustainability report.

9

Penelitian yang dilakukan oleh Saputro dan Linda (2013), menguji

profitabilitas, likuiditas, leverage, dengan kualitas pengukapan

sustainability report. Variabel independen yang diuji, variabel likuiditas

berhubungan positif dengan pengungkapan sustainability report sedangkan

profitabilitas dan leverage berhubungan negatif dengan pengungkapan

sustainability report.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Sari dan Marsono (2013) yang

menggunakan variabel independen profitabilitas, likuiditas, leverage,

ukuran perusahaan, aktivitas perusahaan, komite audit, dewan direksi,

dewan serta dewan komisaris independen dengan variabel dependen

pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

variabel independen komite audit dan dewan komisaris independen

berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report, sedangkan

variabel profitabilitas, likuiditas, leverage, aktivitas perusahaan, ukuran

perusahaan dan dewan direksi tidak berpengaruh terhadap pengungkapan

sustainability report.

Aziz (2014) menguji Good corporate governance dengan luas

pengungkapan Sustainability Report dimana ukuran dewan komisaris,

komite audit, kepemilikan saham institusional, kepemilikan saham

terkonsentrasi, kepemilikan saham manajerial, ukuran perusahaan sebagai

variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel

kepemilikan saham manajerial yang berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pengungkapan Sustainability Report. Variabel ukuran dewan

komisaris, komite audit, kepemilikan saham institusional, kepemilikan

10

saham terkonsentrasi, ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan Sustainability Report.

Melihat adanya hasil yang tidak konsisten diantara beberapa

penelitian tersebut, menjadikan hal menarik untuk diteliti kembali.

Penelitian ini dilakukan dengan merujuk pada penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Suryono dan Prastiwi (2011) dengan melihat hasil

penelitian-penelitian terdahulu mengenai pengungkapan Sustainability

Report. Penelitian ini mencoba menguji kembali pengaruh Corporate

Governance dan Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan

Sustainability Report. Namun, penelitian sebelumnya masih jarang

menggunakan variabel governance committee, maka penulis menambahkan

variabel governance committee dalam corporate governance dan

menggunakan net profit margin untuk menghitung profitabilitas serta

sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sampel

perusahaan LQ45 periode 2012-2014. Oleh karena itu, penulis tertarik

untuk mengambil judul penelitian “Pengaruh Corporate Governance dan

Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability

Report Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI Periode 2012-

2014”.

11

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat

diambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap Pengungkapan

Sustainability Report?

2. Apakah Likuiditas berpengaruh terhadap Pengungkapan Sustainability

Report?

3. Apakah Leverage berpengaruh terhadap Pengungkapan Sustainability

Report?

4. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Pengungkapan

Sustainability Report?

5. Apakah Komite Audit berpengaruh terhadap Pengungkapan

Sustainability Report?

6. Apakah Dewan Direksi berpengaruh terhadap Pengungkapan

Sustainability Report?

7. Apakah Governance Committee Perusahaan berpengaruh terhadap

Pengungkapan Sustainability Report?

12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris

mengenai hal-hal sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan

Sustainability Report.

b. Untuk menganalisis pengaruh Likuiditas terhadap Pengungkapan

Sustainability Report.

c. Untuk menganalisis pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan

Sustainability Report.

d. Untuk menganalisis pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap

Pengungkapan Sustainability Report.

e. Untuk menganalisis pengaruh Komite Audit terhadap

Pengungkapan Sustainability Report.

f. Untuk menganalisis pengaruh Dewan Direksi terhadap

Pengungkapan Sustainability Report.

g. Untuk menganalisis pengaruh Governance Committee terhadap

Pengungkapan Sustainability Report.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian yang dilakukan,

penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat kepada beberapa

pihak. Pihak tersebut antara lain:

13

a. Akademisi

Untuk menambah pemahaman serta wawasan mengenai

sustainability, sustainability development, pengembangan teknologi

sustainability report dalam suatu perusahaan. Disamping itu,

menjelaskan mengenai peran corporate governance dan

karakteristik perusahaan terhadap Pengungkapan Sustainability

Report perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Perusahaan

Sebagai kontribusi pengetahuan mengenai pengungkapan

sustainability report serta pentingnya tanggung jawab sosial dan

lingkungan melalui sustainability report yang dilaporkan secara

terpisah dari laporan keuangan sebagai bentuk keberlanjutan

perusahaan dalam mewujudkan sustainable development.

c. Investor

Pengungkapan sustainability report merupakan hal penting yang

memiliki kontribusi sebagai pertimbangan investor untuk menilai

aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan yang diungkapkan

melalui sustainability report sebagai bentuk sustainable suatu

perusahaan terhadap lingkungan sosialnya.

d. Pemerintah

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi atau wacana

bagi pemerintah untuk menentukan kebijakan pasti mengenai

14

sustainability report yang lebih baik lagi bagi perusahaan-

perusahaan di Indonesia.

e. Masyarakat

Sebagai pengontrol perilaku-perilaku perusahaan dan memberikan

informasi akan hak-hak yang dapat diperoleh masyarakat atas

aktivitas perusahaan.

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Literatur

1. Teori Stakeholders

Teori Stakeholder merupakan pihak-pihak yang berkepentingan

terhadap perusahaan yang meliputi karyawan, konsumen, pemasok,

masyarakat, pemerintah selaku regulator, pemegang saham, kreditur,

pesaing, dan lain-lain. Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan

bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri

namun harus memberikan manfaat bagi stakeholder. Gray, et al. (1994,

dalam Purwanto,2011) menyatakan bahwa:

“Kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan

stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas

perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Makin powerful

stakeholder, makin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi.

Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara

perusahaan dengan stakeholder-nya”.

Teori stakeholder berkaitan dengan cara yang dilakukan

perusahaan untuk mengatur stakeholder-nya. Cara tersebut tergantung

pada strategi yang diadopsi perusahaan, yaitu strategi aktif dan pasif

(Purwanto, 2011). Strategi aktif tidak hanya mengidentifikasi stakeholder,

tetapi juga menentukan stakeholder mana yang memiliki kemampuan

terbesar dalam mempengaruhi alokasi sumber ekonomi ke dalam

perusahaan. Perhatian yang besar terhadap stakeholder akan

mengakibatkan tingginya tingkat pengungkapan informasi sosial dan

16

tingginya kinerja sosial perusahaan. Sedangkan perusahaan yang

mengadopsi strategi pasif cenderung tidak terus menerus memonitor

aktivitas stakeholder dan secara sengaja tidak mencari strategi optimal

untuk menarik perhatian stakeholder. Akibatnya adalah rendahnya tingkat

pengungkapan informasi sosial dan rendahnya kinerja sosial perusahaan.

Pengungkapan informasi dapat dibagi menjadi dua yakni yang

sifatnya wajib (mandatory) dan sukarela (voluntary). Salah satu bentuk

pengungkapan sukarela yang berkembang dengan pesat saat ini yaitu

pengungkapan sustainability report. Melalui pengungkapan sustainability

report (pengungkapan sosial dan lingkungan) perusahaan dapat

memberikan informasi yang lebih cukup dan lengkap berkaitan dengan

kegiatan dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial masyarakat dan

lingkungan (Ghozali dan Chariri, 2007 dalam Suryono, 2011).

2. Teori Legitimasi

Legitimasi masyarakat merupakan faktor strategis bagi perusahaan

dalam rangka mengembangkan perusahaan ke depan. Hal itu, dapat

dijadikan sebagai wahana untuk mengonstruksi strategi perusahaan,

terutama terkait dengan upaya memposisikan diri di tengah lingkungan

masyarakat yang semakin maju (Sari dan Marsono, 2013). Menurut

Dowling dan Pfeffer (1975 dalam Purwanto, 2011), teori legitimasi sangat

bermanfaat dalam menganalisis perilaku organisasi. Kedua peneliti

tersebut menyatakan bahwa:

“Karena legitimasi adalah hal yang penting bagi organisasi,

batasan-batasan yang ditekankan oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial,

17

dan reaksi terhadap batasan tersebut mendorong pentingnya analisis

perilaku organisasi dengan memperhatikan lingkungan”.

Teori legitimasi berdasarkan pada gagasan perusahaan beroperasi

di dalam masyarakat melalui suatu kontrak sosial, kemudian perusahaan

tersebut akan membuat kesepakatan untuk melaksanakan berbagai macam

tindakan yang diinginkan oleh masyarakat sebagai balasan atas

diterimanya tujuan perusahaan, kelangsungan hidup perusahaan, dan

penghargaan lainnya (Suryono, 2011). Kesesuaian nilai sosial yang ingin

diciptakan oleh perusahaan dapat diciptakan melalui peningkatan

komunikasi yang efektif bagi masyarakat.

Komunikasi ini dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi-

informasi tambahan yang lebih bersifat pendukung dan kebanyakan

bersifat sukarela. Salah satu usaha yang dapat dilakukan yakni dengan

pembuatan sustainability report. Laporan ini dapat digunakan oleh

perusahaan untuk memperoleh legitimasi (Suryono, 2011). Dengan

demikian, legitimasi merupakan manfaat atau sumber daya potensial bagi

perusahaan untuk mempertahankan hidup (going concern).

3. Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kewajiban

organisasi bisnis untuk turut serta dalam kegiatan yang bertujuan

melindungi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara

keseluruhan (Prasetyono, 2011). Menurut The World Business Council for

Sustainable Development (WBCSD) dalam Wahyuningtyas dan

Nugrahanti (2012) CSR adalah komitmen bisnis untuk memberikan

18

kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerjasama

dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka,

komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan

kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat bagi bisnis sendiri

maupun untuk pembangunan.

Pengungkapan kegiatan tanggung jawab sosial yang telah

dilaksanakan perusahaan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

citra perusahaan di masyarakat pada umumnya dan investor pada

khususnya (Sudana dan Putu Ayu, 2011). Selain itu, Syahrir dan Suhendra

(2010) dalam Kamil dan Herusetya (2012) mengatakan bahwa tujuan dari

penerapan CSR ini adalah agar menciptakan standar kehidupan yang lebih

tinggi, dengan mempertahankan kesinambungan laba usaha untuk pihak

pemangku kepentingan sebagaimana yang diungkapkan dalam laporan

keuangan entitas.

Di Indonesia, kewajiban perusahaan untuk melaksanakan CSR

diatur dalam beberapa peraturan atau perundangan seperti Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) dalam Pasal 74

(1) yang menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usaha

di bidang atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan

tanggung jawab sosial dan lingkungan. Selain itu, juga terdapat dalam

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

(UUPM) yaitu pada Pasal 15 (b) yang menyatakan bahwa setiap penanam

modal wajib melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan dan pada

19

Pasal 16 yang menyatakan bahwa setiap penanam modal

bertanggungjawab menjaga kelestarian lingkungan hidup dan menciptakan

keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan pekerja

(Purwanto, 2011).

a. Konsep Triple Bottom Line

Effendi (2009) mengemukakan bahwa istilah triple bottom line

dipopulerkan oleh John Elkington pada tahun 1997 melalui bukunya

Cannibals With Forks, the Triple Bottom Line of Twentieth

Century Business. Elkington memberi pandangan bahwa perusahaan

yang ingin berkelanjutan haruslah memerhatikan 3P, yaitu:

1) profit untuk meningkatkan pendapatan perusahaan,

2) people untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan dan

masyarakat, serta

3) planet untuk menjaga dan meningkatkan kualitas alam serta

lingkungan di mana perusahaan tersebut beroperasi.

Dalam gagasan tersebut, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada

tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu aspek

ekonomi yang direfleksikan dalam kondisi finansialnya saja, namun

juga harus memerhatikan aspek sosial dan lingkungannya.

b. Sustainability Report

Kewajiban pengungkapan CSR di Indonesia telah diakomodasi

dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (Revisi

2015) paragraf 14, yang berbunyi sebagai berikut:

20

“Beberapa entitas juga menyajikan, dari laporan keuangan,

laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah,

khususnya bagi industry dimana faktor lingkungan hidup adalah

signifikan dan ketika karyawan dianggap sebagai kelompok

pengguna laporan keuangan yang memegang peranan penting.

Laporan yang disajikan diluar laporan keuangan tersebut adalah

diluar dari ruang lingkup SAK”.

Berdasarkan hal tersebut, sudah selayaknya perusahaan

melaporkan semua aspek yang mempengaruhi kelangsungan operasi

perusahaan kepada masyarakat. Namun, PSAK No.1 (Revisi 2015)

tersebut meunjukkan bahwa perusahaan yang ada di Indonesia

diberikan suatu kebebasan dalam mengungkapkan informasi

tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan

perusahaan (Aniktia, 2015).

Penting dan besarnya desakan akan risiko dan ancaman

terhadap keberlanjutan kita bersama di samping peningkatan pilihan

dan kesempatan, akan membuat transparansi mengenai dampak

ekonomi, lingkungan dan sosial menjadi komponen utama bagi

efektifnya hubungan dengan pemangku kepentingan, kebijakan

investasi dan hubungan pasar lainnya (Global Reporting Initiative,

2015). Isu mengenai CSR terkait erat dengan sustainability

reporting. Global Reporting Initiative (GRI) merupakan salah satu

dari lembaga yang serius menangani permasalahan yang

berhubungan dengan sustainability (Yuliana et.al, 2008).

GRI berdiri karena semakin mendesaknya transparansi

pengaruh aktivitas bisnis perusahaan baik ekonomi, lingkungan dan

21

sosial sehingga dibutuhkan pedoman atau framework untuk

menyusun sustainability report bagi perusahaan dalam berbagai

ukuran dan sektor usaha di seluruh dunia (Maharani, 2012). Lebih

lanjut, Maharani mengatakan dengan menyusun sustainability

reporting maka pemakai informasi megetahui apakah perusahaan

transparan dalam menyusun kebijakan yang berorientasi pada

lingkungan, manajemen, karyawan, masyarakat dan alam, pengaruh

proses produksi atau aktivitas perusahaan terhadap lingkungan dan

sejauh mana perusahaan mengomunikasikan hal tersebut kepada

publik serta apakah perusahaan jujur terhadap diri mereka sendiri

dan terhadap lingkungan.

Laporan keberlanjutan adalah praktik pengukuran,

pengungkapan dan upaya akuntabilitas dari kinerja organisasi dalam

mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan kepada para pemangku

kepentingan baik internal maupun eksternal. Laporan Keberlanjutan

merupakan sebuah istilah umum yang dianggap sinonim dengan

istilah lainnya untuk menggambarkan laporan mengenai dampak

ekonomi, lingkungan, dan social, misalnya triple bottom line,

laporan pertanggungjawaban perusahaan, dan lain sebagainya.

Laporan Keberlanjutan yang disusun berdasarkan Kerangka

Pelaporan Global Reporting Initiative mengungkapkan keluaran dan

hasil yang terjadi dalam suatu periode laporan tertentu dalam

konteks komitmen organisasi, strategi, dan pendekatan

22

manajemennya (Global Reporting Initiative, 2015). Laporan dapat

digunakan untuk tujuan berikut, diantaranya:

1) Patok banding dan pengukuran kinerja berkelanjutan yang

menghormati hukum, norma, kode, standar kinerja, dan inisiatif

sukarela.

2) Menunjukkan bagaimana organisasi mempengaruhi dan

dipengaruhi oleh harapannya mengenai pembangunan

berkelanjutan.

3) Membandingkan kinerja dalam sebuah organisasi dan di antara

berbagai organisasi dalam waktu tertentu.

Sebagaimana dijelaskan oleh Rahman (2008) meskipun

jumlah perusahaan di Indonesia yang melaporkan sustainability

report terus meningkat, namun ada berbagai alasan untuk tidak

berpuas diri, dan masih pentingnya kerja keras hingga bertahun-

tahun ke depan. Pertama, karena jumlah perusahaan pembuat laporan

berkelanjutan masih terlampau sedikit. Apalagi jika dibandingkan

dengan jumlah seluruh perusahaan di Indonesia. Kedua, kalau kita

menyimak dengan seksama isi laporan keberlanjutan Antam yang

dianggap terbaik hingga sekarang tidak seluruh deskripsi di setiap

indikator dikatakan berimbang, untuk perusahaan lainnya. Ketiga,

pemanfaatan laporan keberlajutan masih sangat tertinggal

dibandingkan negara lain. Keempat, dunia mengarah ke ide One

Report yaitu penyatuan laporan tahunan dan laporan keberlanjutan.

23

Perusahaan yang menyusun sustainability reporting akan

memberi kemudahan bagi pemakai informasi untuk mengetahui

apakah perusahaan sudah transparan dalam menyusun kebijakan

yang berorientasi pada lingkungan, manajemen, karyawan,

masyarakat dan alam. Global Reporting Initiative membuat

sustainability report guideline yang memberi petunjuk pembuatan

laporandengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial dan

lingkungan (Admin KeuLSM, 2015). Ruang lingkup informasi

sustainaility report menurut GRI meliputi:

1) Strategy and analysis, yang digambarkan dari statement CEO

dan Preskom atau ketua organisasi independen terhadap

organisasi pembuat laporan yang memaparkan risiko dan

peluang penting secara ringkas, serta informasi umum stategi

perusahaan.

2) Organization Profile, meliputi informasi menyeluruh mengenai

nama organisasi, produk-produknya, struktur operasional,

negara-negara dimana perusahaan beroperasi, kondisi

kepemilikan dan badan hukumnya, pasar, skala organisasi,

serta keputusan-keputusan penting selama periode pelaporan.

3) Report parameter, memuat report profile, report scope and

boundary, dan GRI content index.

4) Governance (struktur organisasi dan tata kepemimpinan dalam

organisasi tersebut), Commitments to External Initiatives

24

(keterangan mengenai apakah dan bagaimana pendekatan

tertentu diambil oleh perusahaan dengan mengacu pada prinsip-

prinsip/ perjanjian/ kesepakatan dalam hal sosial dan lingkungan

yang dikembangkan secara eksternal dan diterapkan secara

sukarela) dan Engagement (sebagai gambaran luasnya

pemangku kepentingan yang didefinisikan oleh organisasi dan

relasi dengan para pemangku kepentingan tersebut).

Kerangka kerja Global Reporting Initiative telah diperbaiki

secara berkala dan pada tahun 2015, The Fourth Generation (G4)

dari kerangka kerja keberlanjutan Global Reporting Initiative telah

diperkenalkan di Amsterdam, Belanda. Global Reporting Initiative

G4 Guideliness (Global Reporting Initiative, 2015) mencakup

indikator kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan yang terdiri dari

beberapa komponen.

Indikator kinerja untuk kategori ekonomi meliputi:

1) Kinerja ekonomi, yang menggambarkan kinerja keuangan yang

dihasilkan dan dibagikan, implikasi keuangan karena perubahan

iklim, cakupan benefit plan, dan bantuan pemerintah.

2) Kehadiran pasar (Market Presence), yang menggambarkan rasio

upah standar untuk entry level per jenis kelamin terhadap upah

minimum regional, proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal,

dan proporsi manajer senior yang berasal dari masyarakat lokal.

25

3) Dampak ekonomi tidak langsung, yang menggambarkan

investasi dan layanan infrastruktur bagi publik dan penjelasan

terkait dampak ekonomi tidak langsung.

Indikator kinerja untuk kategori lingkungan hidup meliputi:

1) Bahan baku, yang menggambarkan volume dan berat bahan

baku yang digunakan serta persentase penggunaan bahan baku

daur ulang.

2) Energi, yang menggambarkan konsumsi energi langsung (per

energi primer), konsumsi energi tak langsung, penghematan

energi dari konservasi dan efisiensi, inisiatif penggunaan produk

hemat energi dan energi terbarukan, dan inisiatif pengurangan

konsumsi energi tak langsung.

3) Air, yang menggambarkan pengambilan air dan pengaruhnya

kepada sumber air, persentase dan volume penggunaan air daur

ulang.

4) Biodiversity, yang menggambarkan kinerja terkait upaya

melindungi area dekat lokasi usaha yang memiliki biodiversity

yang tinggi.

5) Emisi, gas buang, dan limbah yang menggambarkan kinerja

perusahaan dalam menekan emisi, gas buang, dan limbah.

6) Ketaatan yang diukur dari besarnya denda yang dibayar

perusahaan karena pelanggaran aturan terkait lingkungan hidup.

26

7) Transportasi yang menggambarkan dampak lingkungan hidup

dari pengiriman bahan baku dan produk yang dihasilkan.

Indikator kinerja untuk kategori sosial meliputi:

1) Ketenagakerjaan, yang menggambarkan kinerja perekrutan,

hubungan dengan buruh/ pekerja, keselamatan dan kesehatan

pekerja, pendidikan dan pelatihan, peluang yang sejajar,

remunerasi wanita dan pria yang sejajar.

2) Hak asasi manusia, yang menggambarkan kinerja kontrak

pengadaan/ investasi yang memasukkan unsur HAM, upaya

perusahaan untuk abolisi pegawai anak-anak, persentase petugas

sekuriti yang dilatih aspek HAM, jumlah insiden dengan

penduduk asli, penanganan keluhan terkait HAM.

3) Masyarakat (society), yang menggambarkan upaya perusahaan

melibatkan masyarakat setempat dan upaya pencegahan yang

diterapkan pada kegiatan berdampak negatif pada masyarakat

sekitar, upaya penanganan dan pencegahan tindakan korupsi,

dan praktik-praktik anti monopoli/persaingan usaha yang sehat.

4) Tanggung jawab produk, yang mengukur kinerja perusahaan

terkait keamanan produk dari aspek kesehatan, pelabelan

produk, komunikasi pemasaran (termasuk sponsorship), dan

kerahasiaan data pelanggan.

27

4. Corporate Governance

Menurut OECD (Organization for Economic Cooperation and

Development), corporate governance merupakan suatu sistem untuk

mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Terdapat beberapa

prinsip dalam implementasi good corporate governance (GCG).

Menurut pedoman umum good corporate governance Indonesia,

terdapat lima prinsip utama yang terkandung dalam good corporate

governance yaitu transparency, accountability, responsibility,

independency serta fairness yang akan dijabarkan sebagai berikut :

a) Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam

melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan

dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai

perusahaan, termasuk tentang kegiatan CSR.

b) Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur,

sistem dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga

pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.

c) Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian di dalam

pengelolaan perusahaan dengan prinsip korporasi yang sehat serta

peraturan perundangan yang berlaku.

d) Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan di mana

perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan

dan pengaruh atau tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai

28

dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan

prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

e) Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan

setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul

berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.

1. Komite Audit

Komite audit merupakan komite yang ditunjuk oleh

perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan

audit ekternal, internal auditor serta anggota independen, yang

memiliki tugas untuk memberikan pengawasan auditor,

memastikan manajemen melakukan tindakan korektif yang

tepat terhadap hukum dan regulasi (Suryono dan Prastiwi,

2011).

Berdasarkan keputusan Bapepam Nomor Kep-

24/PM/2004 disebutkan bahwa komite audit mengadakan rapat

sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan minimal rapat

dewan komisaris yang ditetapkan anggaran dasar perusahaan.

Rapat dilaksanakan untuk melakukan koordinasi agar efektif

dalam menjalankan pengawasan laporan dan pelaksanaan

corporate governance perusahaan agar menjadi semakin baik

(Suryono dan Prastiwi, 2011).

29

2. Dewan Direksi

Dewan direksi/ dewan direktur merupakan seseorang

yang ditunjuk untuk memimpin Peseroan Terbatas (PT), dapat

berasal dari seseorang yang memiliki perusahaan tersebut

ataupun orang profesional yang ditunjuk oleh pemilik usaha.

Dewan direksi bertindak sebagai aspek sistem pengendalian

dalam suatu perusahaan, memiliki peran ganda yaitu sebagai

monitoring dan pengambil keputusan (Dilling, 2010). Dalam

penerapannya, pelaksanaan GCG sangat bergantung pada

fungsi-fungsi dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak

yang mengurus perusahaan. Direksi sebagai organ perusahaan

bertugas dan bertanggung jawab secara penuh dalam

mengelola perusahaan. Semakin tinggi frekuensi rapat antara

anggota dewan direksi, mengindikasikan semakin seringnya

komunikasi dan koordinasi antar anggota sehingga lebih

mempermudah untuk mewujudkan good corporate governance

(Suryono dan Prastiwi, 2011).

3. Governance Committee

Suryono (2011) menjelaskan bahwa penciptaan good

corporate governance suatu perusahaan dapat diwujudkan

salah satunya melalui pembentukan dan penunjukkan anggota

governance commitee yang kompeten dan berkualitas.

30

Governance committee adalah komite yang terdiri dari

beberapa anggota dewan direksi.

Gagasan pembentukan komite ini pada awalnya,

merupakan keharusan bagi perusahaan berdasarkan Undang-

Undang Sarbanes-Oxley 2002 di Amerika Serikat. Tujuan dari

governance committee adalah melakukan pengawasan terhadap

efektivitas pengendalian internal perusahaan atas laporan

keuangan. Suryono (2011) menjelaskan bahwa Pemerintah

Indonesia telah melakukan beberapa upaya untuk mendorong

penerapan GCG, antara lain membentuk Komite Nasional

Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) yang telah

mengeluarkan Pedoman GCG dan pada tahun 2004, KNKCG

diubah menjadi Komite Nasional Kebijakan Governance

(KNKG).

5. Karakteristik Perusahaan

a) Profitabilitas

Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan

entitas dalam menghasilkan laba pada tingkat penjualan, aset, dan

ekuitas (Kamil dan Herusetya, 2012). Pengukuran profitabilitas

merupakan aktivitas yang membuat manajemen menjadi lebih

bebas dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban

sosial perusahaan kepada pemegang saham Hackston dan Milne

(1996). Perusahaan yang memiliki kemampuan kinerja keuangan

31

yang baik, akan memiliki kepercayaan yang tinggi untuk

menginformasikan kepada stakeholder-nya, karena perusahaan

mampu menunjukkan kepada mereka bahwa perusahaan dapat

memenuhi harapan mereka terutama investor dan kreditor.

Akibatnya, perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi

akan cenderung untuk melakukan pengungkapan melalui

Sustainability Report, karena profitabilitas merupakan salah satu

indikator kinerja yang harus diungkapkan dalam Sustainability

Report.

b) Likuiditas

Aktiva likuid (liquid asset) adalah aktiva yang

diperdagangkan dalam suatu pasar yang aktif sehingga akibatnya

dapat dengan cepat diubah menjadi kas dengan menggunakan

harga pasar yang berlaku (Brigham dan Houston, 2009).

Likuiditas menunjukkan hubungan antara kas dan aset lancar

lainnya dari sebuah perusahaan dengan liabilitas lancarnya.

Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan

entitas untuk membayar semua liabilitas finansial jangka pendek

pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang

tersedia (Kamil dan Herusetya, 2012).

Menurut Almilia (2007), tingkat likuiditas yang tinggi akan

menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan

semacam ini cenderung untuk melakukan pengungkapan informasi

32

yang lebih luas kepada pihak luar karena ingin menunjukkan

bahwa perusahaan itu kredibel.

c) Leverage

Rasio leverage dapat diartikan sebagai besarnya aktiva

perusahaan yang didanai dengan pendanaan dari pihak luar. Rasio

leverage menggambarkan bagaimana suatu perusahaan dapat

membayar semua kewajibannya baik yang jangka pendek maupun

jangka panjang (Brigham dan Houston, 2009). Rasio leverage

merupakan proporsi total hutang terhadap rata-rata ekuitas

pemegang saham. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan

gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan,

sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang

Almilia (2007). Tingkat rasio leverage yang semakin tinggi

menyebabkan peluang yang semakin besar bagi perusahaan untuk

melanggar kontrak utang sehingga memicu manajer dalam

melaporkan laba sekarang yang lebih tinggi dibandingkan laba di

masa mendatang (Anggraini, 2006).

d) Ukuran Perusahaan

Secara umum, perusahaan besar akan mengungkapkan

informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Terdapat

beberapa penjelasan mengenai hal tersebut. Teori keagenan

menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki biaya keagenan

yang lebih besar daripada perusahaan kecil Marwati (2001).

33

Perusahaan besar mungkin akan mengungkapkan informasi yang

lebih banyak sebagai upaya untuk mengurangi biaya keagenan

tersebut.

Perusahaan dengan ukuran yang lebih besar dapat lebih

bertahan daripada perusahaan dengan ukuran yang lebih kecil,

karena semakin besar entitas, semakin besar pula sumber daya

yang dimiliki entitas tersebut. Dengan semakin besarnya sumber

daya yang dimiliki entitas, maka entitas tersebut akan lebih banyak

berhubungan dengan stakeholder, sehingga diperlukan tingkat

pengungkapan atas aktivitas entitas yang lebih besar, termasuk

pengungkapan dalam tanggung jawab sosial (Kamil dan Herusetya,

2012).

B. PenelitianTerdahulu

Sebagai tolak ukur penelitian ini, untuk lebih jelasnya penulis

menggunakan penelitian sebelumnya yang dirangkum dalam tabel berikut:

34

Tabel 2.1

Hasil-HasilPenelitianTerdahulu

No

Peneliti

(Tahun)

Judul Penelitian

Metode Penelitian

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1 Dwi Anggoro

Saputro,

Fahrurrozie,

Linda Agustin

(2013)

Pengaruh Kinerja

Keuangan

Terhadap

Pengungkapan

Sustainability

Report Perusahaan

Bursa Efek

Indonesia.

Variabel independennya

Profitabilitas, Likuiditas,

Leverage,

sedangkan variabel

dependennya Sustainability

Report

Tidak terdapat variabel Ukuran

Perusahaan, Komite Audit, Dewan

Direksi, Governance Committee.

Sampel pada penelitian adalah

Perusahaan yang terdaftar di BEI

Periode Tahun 2011-2012

Hasil penelitian Likuiditas

berpengaruh signifikan terhadap

Sustainablity Report sedangkan

Profitabilitas dan Leverage

tidak berpengaruh signifikan

terhadap Sustainability Report.

2

Mega Putri

Yustia Sari,

Marsono(2013)

Pengaruh Kinerja

Keuangan, Ukuran

Perusahaan Dan

Corporate

Governance

Terhadap

Pengungkapan

Sustainability

Report

.

Variabel independennya

Profitabilitas, Likuiditas,

Leverage, Aktivitas Perusahaan,

Ukuran Perusahaan, Komite

Audit, Dewan Direksi, Dewan

Komisaris, sedangkan variabel

dependennya Sustainability

Report

Tidak terdapat variabel

Governance Committee. Sampel

pada penelitian adalah Perusahaan-

perusahaan non keuangan

Indonesia yang terdaftar di BEI

dan annual report perusahaan-

perusahaan tersebut berada di

Bloomberg pada tahun 2009-2011.

Hasil penelitian Profitabilitas

Likuiditas, Leverage, Aktivitas

Perusahaan, Ukuran

Perusahaan dan Dewan Direksi

tidak berpengaruh signifikan

terhadap pengungkapan

Sustainability Report. Komite

Audit dan Dewan Komisaris

Independen berpengaruh positif

signifikan terhadap

pengungkapan Sustainability

Report

35

Tabel 2.1

Hasil-HasilPenelitianTerdahulu (Lanjutan)

No

Peneliti

(tahun)

Judul Penelitian

Metode Penelitian

Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

3 Abdul Aziz

(2014)

Analisis Pengaruh

Good Corporate

Governance (GCG)

Terhadap Kualitas

Pengungkapan

Sustainability Report.

Variabel independennya Ukuran

Perusahaan, Komite Audit,

Ukuran Dewan Komisaris,

Kepemilikan Saham

Institusional, Kepemilikan

Saham Terkonsentrasi,

Kepemilikan Saham Manajerial,

sedangkan variabel dependennya

Sustainability Report

Tidak terdapat variabel

Profitabilitas, Likuiditas,

Leverage, Dewan Direksi,

Governance Committee dan

sampel penelitian adalah Pada

Perusahaan Di Indonesia Periode

Tahun 2011-2012

Hasil penelitian Ukuran Dewan

Komisaris, Komite Audit,

Kepemilikan Saham

Institusional, Kepemilikan

Saham Terkonsentrasi, Ukuran

Perusahaan tidak berpengaruh

positif signifikan terhadap

Sustainability Report.

Kepemilikan Saham Manajerial

berpengaruh positif signifikan

terhadap Sustainabilty Report.

4 Ria Aniktia

dan

Muhammad

Khafid,

(2015)

Pengaruh Mekaniseme

Good Corporate

Governance dan

Kinerja Keuangan

Terhadap

Pengungkapan

Sustainability Report.

Variabel independennya Komite

audit, Governance Committee,

Profitabilitas, Leverage, Dewan

Komisaris, Kepemilikan

manajerial, sedangkan variabel

dependennya Sustainability

Report

Tidak terdapat variabel

Likuiditas, Leverage, Ukuran

Perusahaan, Dewan Direksi dan

sampel penelitian adalah

Perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia pada tahun

2013

Hasil penelitian Komite Audit,

Governance Committee dan

Leverage berpengaruh positif

terhadap Sustainability Report.

Dewan Komisaris , Kepemilikan

Manajerial dan Profitabilitas

tidak berpengaruh terhadap

Sustainability Report

36

Metode Analisis: Regresi Logistik

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan, Implikasi, dan Saran

C. KerangkaPemikiran

Gambar di bawah ini menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat

dalam model penelitian mengenai pengaruh corporate governance dan

karakteristik perusahaan terhadap publikasi sustainability report.

Gambar 2.1

Skema Kerangka Konseptual

Variabel Independen

Variabel Dependen

Net Profit Margin

Basis Teori

Total Assets

Terdapat perusahaan yang tidak melaporkan

tanggung jawab sosial dan lingkungan

Current Ratio

Komite Audit

Dewan Direksi

Governance Committee

Debt to Equity Ratio Pengungkapan

Sustainability Report

37

D. Keterkaitan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis

1. Profitabilitas dengan Pengungkapan Sustainability Report

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba sehingga mampu meningkatkan nilai pemegang

saham perusahaan. Anggraini (2006), Almilia (2007), serta Kamil dan

Herusetya (2012) menemukan bahwa semakin tinggi tingkat

profitabilitas, semakin tinggi pula tingkat pengungkapan tanggung jawab

sosial perusahaan. Hal ini memberikan interpretasi bahwa perusahaan

dengan profitabilitas yang tinggi dapat mengatasi biaya-biaya atas

pengungkapan tanggung jawab sosial tersebut. Tingkat profitabilitas

yang semakin tinggi mencerminkan kemampuas entitas dalam

menghasilkan laba semakin tinggi, sehingga entitas mampu untuk

meningkatkan tanggung jawab sosial, serta melakukan pengungkapan

tanggung jawab sosialnya dalam laporan keuangan yang lebih luas.

Hackston & Milne (1996) menemukan tidak ada hubungan yang

signifikan antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan informasi

sosial. Sebaliknya, Anggraini (2006) menemukan pengaruh positif

profitabilitas (NPM) dengan pengungkapan informasi sosial. Penelitian

terbaru oleh Suryono dan Prastiwi (2011) menunjukan hubungan positif

antara profitabilitas yang diproksikan melalui ROA. Oleh karena itu,

penelitian ini mengasumsikan bahwa:

H1: NPM berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report.

38

2. Likuiditas dengan Pengungkapan Sustainability Report

Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada

kreditur jangka pendek (Almilia dan Retrinasari, 2007). Dalam

Fitriani (2001), Wallace et al (1994) menyatakan bahwa likuiditas

dapat juga dipandang sebagai ukuran kinerja manajemen dalam

mengelola keuangan perusahaan. Dari sisi ini, perusahaan dengan

likuiditas rendah cenderung mengungkapkan lebih banyak informasi

kepada pihak eksternal sebagai upaya untuk menjelaskan lemahnya

kinerja manajemen.

Perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi

mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mampu untuk membayar

kewajiban-kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Kuatnya

kondisi keuangan perusahaan akan memberikan image yang baik bagi

perusahaan tersebut. Salah satu cara untuk meyakinkan para

stakeholder adalah dengan mempublikasikan kegiatan yang berkaitan

dengan sosial dan lingkungan melalui sustainability report yang

terpisah dari laporan tahunan (Suryono dan Prastiwi, 2011). Oleh

karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:

H2: Tingkat likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan

sustainability report.

39

3. Leverage dengan Pengungkapan Sustainability Report

Leverage mencerminkan tingkat ketergantungan perusahaan

terhadap para investor dan kreditor dalam membiayai asetnya. Rasio

leverage yang tinggi mengakibatkan perusahaan melanggar perjanjian

kredit. Hal ini dikarenakan semakin tinggi leverage artinya semakin

besar porsi pendanaan perusahaan yang dibiayai oleh utang, sehingga

perusahaan cenderung untuk meninggikan laba sekarang. Tujuannya

adalah agar perusahaan dapat dengan mudah untuk memperoleh

pinjaman, sebab laba yang tinggi menggambarkan kondisi keuangan

perusahaan yang kuat dan baik.

Pelaporan laba yang tinggi, juga diimbangi dengan

pengurangan biaya, termasuk biaya untuk pelaporan sosial dan

lingkungan sehingga kinerja keuangannya terlihat bagus. Perusahaan

lebih memilih untuk mengurangi pengungkapan laporan terutama yang

bersifat sukarela, terlebih terpisah dari annual report seperti

sustainability report, yang tentunya akan memakan dana yang cukup

besar. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:

H3: Leverage berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability

report.

4. Ukuran Perusahaan dengan Pengungkapan Sustainability Report

Semakin besar suatu perusahaan akan semakin disorot oleh

para stakeholder. Dalam kondisi demikian perusahaan membutuhkan

40

upaya yang lebih besar untuk memperoleh legitimasi stakeholder

dalam rangka menciptakan keselarasan nilai-nilai sosial dari

kegiatannya dengan norma perilaku yang ada dalam masyarakat. Oleh

karena itu semakin besar perusahaan akan semakin berkepentingan

untuk mengungkap informasi yang lebih luas (Suryono dan Prastiwi,

2011).

Beberapa penelitian sebelumnya, seperti Hackston dan Milne

(1996), Sembiring (2005), serta Kamil dan Herusetya (2012)

menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap

pengungkapan CSR. Hal ini karena semakin besar ukuran perusahaan

maka semakin besar pula informasi yang terkandung di dalamnya,

sehingga perusahaan terdorong untuk melakukan praktik

pengungkapan sustainability report. Oleh karena itu, penelitian ini

mengasumsikan bahwa:

H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan

sustainability report.

5. Komite Audit dengan Pengungkapan Sustainabilty Report

Komite audit merupakan alat yang efektif untuk melakukan

mekanisme pengawasan, sehingga dapat mengurangi biaya agensi dan

meningkatkan kualitas pengungkapan perusahaan (Foker, 1992 dalam

Said et.al, 2009). Komunikasi yang terjalin antara komisaris, direksi,

auditor internal dan eksternal, merupakan aspek yang penting dalam

menilai keefektifan dari komite audit (Effendi, dalam Sari, 2013).

41

Dalam pelaksanaan tugasnya, komite audit mempunyai fungsi

membantu dewan komisaris untuk (i) meningkatkan kualitas Laporan

Keuangan, (ii) menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang

dapat mengurangi kesempatan terjadinya penyimpangan dalam

pengelolaan perusahaan, (iii) meningkatkan efektifitas fungsi internal

audit (SPI) maupun eksternal audit, serta (iv) mengidentifikasi hal-hal

yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris/Dewan Pengawas.

Berdasarkan keputusan Bapepam Nomor Kep-24/PM/2004

disebutkan bahwa komite audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya

sama dengan ketentuan minimal rapat dewan komisaris yang

ditetapkan anggaran dasar perusahaan. Rapat dilaksanakan untuk

melakukan koordinasi agar efektif dalam menjalankan pengawasan

laporan dan pelaksanaan corporate governance perusahaan agar

menjadi semakin baik. Dengan semakin sering mengadakan rapat,

maka koordinasi komite audit akan semakin baik sehingga dapat

melaksanakan pengawasan terhadap manajemen dengan lebih efektif

dan diharapkan dapat mendukung peningkatan pengungkapan

informasi sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan. Ho

dan Wong (2001) dalam Said et.al. (2009) menyatakan bahwa

keberadaan komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap luas

pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) yang dilakukan

perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:

42

H5: Komite audit berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability

report.

6. Dewan Direksi dengan Pengungkapan Sustainability Report

Keefektivan pengawasan dalam aktivitas perusahaan dapat

dipengaruhi oleh bagaimana dewan direksi dibentuk dan diorganisir.

Kinerja dewan yang baik akan mampu mewujudkan good corporate

governance bagi perusahaan. Dalam penerapannya, pelaksanaan GCG

sangat bergantung pada fungsi-fungsi dari dewan direksi yang

dipercaya sebagai pihak yang mengurus perusahaan. Direksi sebagai

organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara penuh

dalam mengelola perusahaan. Semakin tinggi frekuensi rapat antara

anggota dewan direksi, mengindikasikan semakin seringnya

komunikasi dan koordinasi antar anggota sehingga lebih

mempermudah untuk mewujudkan good corporate governance

(Suryono dan Prastiwi, 2011).

Informasi yang diungkapkan perusahaan tidak hanya informasi

mengenai keuangan, tetapi juga mengenai kinerja sosial dan

lingkungan dalam suatu laporan keberlanjutan (sustainability

reporting). Apabila corporate governance di perusahaan tersebut

sudah berjalan baik, yang tercermin dari seringnya komunikasi dalam

rapat dewan, maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan

43

dalam mengungkapkan kinerjanya. Oleh karena itu, penelitian ini

mengasumsikan bahwa:

H6: Dewan direksi berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability

report.

7. Governance Committee dengan Pengungkapan Sustainability

Report

Setiap perusahaan memiliki visi dan misi mengenai tujuan-

tujuan kegiatan usaha yang akan dilaksanakannya. Tentunya kegiatan

tersebut dapat tercapai dengan adanya sistem tata kelola perusahaan

yang baik. Sistem tata kelola perusahaan yang baik ini menuntut

dibangunnya dan dijalankannya prinsip-prinsip tata kelola perusahaan

(GCG) dalam proses manajerial perusahaan. Boediono, dalam

Pedoman GCG 2006 menjelaskan bahwa good corporate governance

(GCG) berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan

yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu negara.

Penciptaan good corporate governance suatu perusahaan dapat

diwujudkan salah satunya melalui pembentukan dan penunjukkan

anggota governance commitee yang kompeten dan berkualitas. Hal ini

dilakukan untuk menjamin bahwa manajemen bertindak yang terbaik

untuk kepentingan stakeholders. Pengungkapan informasi secara detil

akan memberi gambaran kinerja perusahaan sesungguhnya, sehingga

semakin banyak informasi yang diberikan perusahaan, khususnya

dalam sustainability report akan meningkatkan kepercayaan investor

44

dan stakeholders lainnya. Penelitian oleh Khomsiyah (2005) [dalam

Hidayah(2008)] menyimpulkan adanya hubungan antara indeks GCG

dengan kualitas pengungkapan. Oleh karena itu, penelitian ini

mengasumsikan bahwa:

H7: Governance Committee berpengaruh terhadap pengungkapan

sustainability report.

45

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan menjelaskan pengaruh

variabel independent, yaitu profitabilitas, likuiditas, leverage, serta ukuran

perusahaan, dan corporate governance yang meliputi komite audit, dewan

direksi, dan governance committee terhadap variabel dependen, yaitu

pengungkapan sustainability report. Penelitian ini menggunakan perusahaan

LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2014.

Peneliti menggunakan perusahaan LQ45 karena dianggap sebagai tempat yang

tepat bagi peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan berupa laporan

keuangan yang dijadikan sampel.

B. Metode Penentuan Sampel

1. Sampel

Sampel penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia, dipilih dengan menggunakan purposive sampling dengan

kriteria sebagai berikut:

a. Perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI selama periode 2012-2014.

b. Perusahaan LQ45 yang tidak keluar selama periode pengamatan tahun

2012-2014.

c. Perusahaan LQ45 selain Bank dan lembaga keuangan lainnya yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014.

46

d. Perusahaan yang menerbitkan dan menyajikan laporan keuangan

lengkap sesuai data yang diperlukan dalam penelitian dan dalam mata

uang rupiah selama periode 2012-2014.

e. Perusahaan yang tidak melakukan akuisisi dan merger serta tidak

mengalami perubahan sektor industri maupun perubahan nama selama

periode 2012-2014.

C. Metode Pengumpulan Data

Sesuai dengan data yang diperlukan yaitu data sekunder, maka

metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik dokumentasi yang berdasarkan laporan keuangan

periode 2012 sampai 2014 yang dipublikasikan oleh BEI melalui

download di internet (www.idx.co.id), mengambil dari artikel, jurnal,

penelitian terdahulu, mempelajari buku-buku pustaka yang mendukung

penelitian terdahulu dan proses penelitian serta pengungkapan dalam

berita bisnis, pengungkapan emiten dan sumber-sumber lain yang relevan.

Data yang diperlukan yaitu terkait dengan profitabilitas; likuiditas;

leverage; serta ukuran perusahaan, komite audit; dewan direksi;

governance committee dan pengungkapan sustainability report.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode analisis kuantitatif dengan menggunakan bantuan perangkat lunak

Microsoft Excel 2010 dan SPSS (Statistical Package for Social Sciences)

versi 20.0 sebagai alat untuk menguji data. Tujuan dari analisis ini adalah

47

untuk mendapatkan informasi yang relevan yang terkandung dalam data

tersebut dan menggunakan hasilnya untuk memecahkan suatu masalah.

Metode statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesa

penelitian ini adalah statistik deskriptif (seperti mean dan deviasi standart)

yang berguna untuk mengetahui karakteristik dari perusahaan yang

dijadikan sampel serta statistik inferensi yaitu berupa pengujian

multivariate dengan menggunakan binary logistic regression dengan

metode enter melalui program SPSS Statistics 20.0.

E. Metode Pengujian Hipotesis

Statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian

ini antara lain:

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu

data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

maksimum dan minimum. Statistik deskriptif merupakan statistik

yang menggambarkan atau mendeskripsikan data menjadi sebuah

informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami.

2. Analisis Logistic Regression

Penelitian ini menggunakan analisis logistic regression. Model

statistik ini sesuai digunakan dalam penelitian ini sebab variabel

dependennya adalah variabel dummy. Menurut Kuncoro (2001),

logistic regression tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel

48

bebas yang digunakan dalam model. Artinya, variabel penjelas tidak

harus terdistribusi normal.

Sejalan dengan hal tersebut, Ghozali (2012) mengatakan

pengujian multivariate dengan binary logistic regression tidak

memerlukan uji normalitas atas variabel bebas yang digunakan dalam

model, artinya variabel penjelas tidak harus memiliki distribusi

normal, linear, maupun memiliki varian yang sama dalam setiap grup.

Hal ini disebabkan oleh teknik estimasi variabel dependen yang

melandasi logistic regression adalah maximum likelihood bukan

asumsi Ordinary Least Square (OLS).

Analisis regresi logit (disebut juga regresi logistik) untuk

melihat faktor-faktor yang berkaitan dengan pengungkapan

sustainability report dianggap tepat karena terdapat variabel dummy

(nominal) dan variabel dependen dan independennya diukur secara

rasio dan internal serta tidak mempertimbangkan asumsi klasik

(Yurianto, 2000).

Dalam melakukan pengujian dengan regresi logistik, terdapat

tiga hal yang perlu dianalisis yaitu:

a. Menilai keseluruhan model (overall model fit)

Pengujian ini dilakukan untuk menilai model yang

dihipotesiskan fit dengan data atau tidak. Pengujian dilakukan

dengan membandingkan nilai antara -2 log likelihood pada awal

(blok number =0) dengan nilai -2 log likelihood pada akhir (blok

49

number =1). Pengurangan nilai antara -2LL awal (initial -2LL

function) dengan nilai -2LL pada langkah awal berikutnya

menunjukkan bahwa variabel yang dihipotesiskan fit dengan data.

Hal ini karena log likelihood pada regresi logistik mirip dengan

“sum of square error” pada model regresi sehingga penurunan log

likelihood menunjukkan model regresi semakin baik.

1) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model summary dalam regresi logistik sama dengan pengujian

R2 pada persamaan regresi linier. Tujuan dari model summary

adalah untuk mengetahui seberapa besar kombinasi variabel

independen mampu menjelaskan variasi variabel dependen.

2) Uji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi ditentukan berdasarkan nilai dari

Hosmer & Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Jika nilai statistik

Hosmer & Lemeshow’s Fit Test lebih besar dari 0,05 maka

hipotesis nol tidak dapat ditolak yang berarti model mampu

memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model

dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya.

Dasar pengambilan keputusan:

Jika probabilitas > 0,05 H0 diterima

Jika probabilitas < 0,05 H0 ditolak

50

b. Menguji Koefisien Regresi

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah masing-

masing variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen dengan menggunakan Wald statistic dan nilai

probabilitas. Wald statistic memberikan tingkat signifikansi secara

statistik untuk masing-masing koefisien. Nilai Wald statistic

dibandingkan dengan tabel X2, sedangkan nilai probabilitas

dibandingkan dengan α (5%).

Penentuan penerimaan atau penolakan H0 didasarkan pada tingkat

signifikansi α (5%) dengan kriteria sebagai berikut :

1) H0 tidak dapat ditolak apabila statistik Wald hitung < Chi

Square tabel dan nilai probabilitas (sig) > tingkat signifikansi

(α) 5%. Hal ini berarti HA ditolak atau hipotesis yang

menyatakan variabel independen berpengaruh terhadap

variabel dependen ditolak.

2) H0 ditolak apabila statistik Wald hitung > Chi Square tabel,

dengan nilai probabilitas (sig) < tingkat signifikansi (α) 5%.

Hal ini berarti HA diterima atau hipotesis yang menyatakan

variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen

diterima.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara odds

dan variabel bebas. Estimasi maksimum likelihood parameter dari model

dapat dilihat pada tampilan output variable in the equation. Model analisis

51

logit dalam metode maksimum likelihood, dapat dinyatakan dengan

persamaan:

𝐿𝑛 𝑃 (𝑠ustainability) = 𝛼+𝛽𝑋1+𝛽𝑋2+𝛽𝑋3+𝛽X4+𝛽X5+𝛽X6+𝛽X7

1−𝑃(𝑠ustainability)

Di mana:

P = Probabilitas atau kemungkinan pengungkapan

sustainabality report

X1 = profitabilitas

X2 = likuiditas

X3 = leverage

X4 = ukuran perusahaan

X5 = komite audit

X6= dewan direksi

X7= governance committee

𝛼 = Konstanta

𝛽 = Koefisien regresi logit

Ln = Log of odds

F. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45. Data-data yang

digunakan meliputi laporan keuangan periode 2012-2014, gambaran

umum perusahaan dan data lain yang dibutuhkan dalam penelitian.

Variabel independen terdiri dari profitabiltas, likuiditas, leverage, ukuran

52

Current Ratio=

perusahaan, komite audit, dewan direksi dan governance comitte terhadap

variabel dependen, yaitu pengungkapan sustainability report. Definisi

operasional variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Independen

a. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan

para eksekutif perusahaan dalam menciptaan tingkat keuntungan

baik dalam bentuk laba perusahaan maupun nilai ekonomis atas

penjualan, aset bersih perusahaan, maupun modal sendiri

(shareholders equity) (Sari, 2013). Profitabilitas dalam penelitian

ini diukur dengan menggunakan Net Profit Margin (NPM).

Net Profit Margin =

b. Likuiditas

Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai

kemampuan entitas untuk membayar semua liabilitas finansial

jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aset

lancar yang tersedia (Kamil dan Herusetya, 2012). Rasio likuiditas

diukur dengan menggunakan current ratio.

53

c. Leverage

Rasio leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangannya baik jangka pendek maupun

jangka panjang jika suatu perusahaan dilikuidasi (Suryono dan

Prastiwi, 2011). Rasio leverage diukur dengan menggunakan debt

to equity ratio.

d. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total

aset, penjualan, atau ekuitas (Almilia, 2007). Ukuran perusahaan

merupakan skala yang digunakan dalam menentukan besar

kecilnya suatu perusahaan (Sari, 2013). Dalam penelitian ini

varibel ukuran perusahaan diproksikan dengan menggunakan nilai

log of total asset yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan,

tujuannya agar mengurangi perbedaan yang signifikan antara

ukuran perusahaan besar dan ukuran perusahaan kecil sehingga

data total aset dapat terdistribusi normal. Rumus yang digunakan

adalah:

Size = Log natural (total aset)

54

e. Komite Audit

Komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung

antara dewan direksi dan audit ekternal, internal auditor serta

anggota independen, yang memiliki tugas untuk memberikan

pengawasan auditor, memastikan manajemen melakukan tindakan

korektif yang tepat terhadap hukum dan regulasi (Suryono dan

Prastiwi, 2011). Komite audit diproksikan melalui jumlah rapat

antara anggota komite audit pada suatu perusahaan selama periode

satu tahun untuk mengukur pelaksanaan corporate governance.

f. Dewan Direksi

Dewan direksi merupakan bagian perseroan yang

bertanggung jawab penuh terhadap kepengurusan perseroan untuk

kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di

dalam maupun di luar pengadilan, sesuai dengan pelaksanaan

corporate governance untuk dewan direksi diukur melalui jumlah

rapat antara anggota dewan direksi yang telah terjadi selama

periode satu tahun. Rapat antara anggota dewan direksi

merefleksikan keefektifan dalam komunikasi dan koordinasi antara

anggota dewan direksi untuk mewujudkan good corporate

governance (Suryono dan Prastiwi, 2011).

55

g. Governance Committee

Menurut Suryono (2011) governance committee merupakan

sebuah komite yang terdiri dari beberapa anggota dewan direksi,

yang memiliki tugas untuk mengembangkan dan merekomendasi

kepada dewan, pedoman dalam pelaksanaan dan etika corporate

governance. Dalam penelitian ini, pelaksanaan corporate

governance yang dilakukan perusahaan dilihat dengan keberadaan

dari pembentukan governance committee. Variabel ini

menggunakan dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberikan

nilai 1 untuk perusahaan yang terdapat pembentukan governance

committee dan 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan

pembentukan governance committee.

2. Variabel Dependen

Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

praktik pengungkapan sustainability report (laporan keberlanjutan)

oleh suatu perusahaan. Sustainability report merupakan laporan yang

berisi praktik dalam mengukur dan mengungkapkan aktivitas sosial

dan lingkungan perusahaan, sebagai tanggung jawab kepada

stakeholder internal dan eksternal mengenai kinerja organisasi dalam

mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (GRI, 2006). Variabel

ini menggunakan dummy. Pengukuran dilakukan dengan memberikan

nilai 1 untuk perusahaan yang melakukan pengungkapan sustainability

report dan 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan.

56

Ringkasan variabel dan pengukuran masing-masing variabel

independen dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

No. Variabel Pengukuran Variabel Skala

Pengukuran

1

Profitabilitas

Net Profit Margin = Rasio

2

Likuiditas Current Ratio = Rasio

3

Leverage Rasio

4

Ukuran Perusahaan

Nilai log natural of total asset yang

dimiliki oleh masing-masing

Perusahaan Rasio

5

Komite Audit

Jumlah rapat antara anggota komite

audit

Rasio

6 Dewan Direksi

Jumlah rapat antara direksi selama

periode setahun Rasio

7 Governance

Committee

Perusahaan yang sudah membentuk

governance committee = 1 Perusahaan

yang belum membentuk governance

committee = 0

Nominal

8 Pengungkapan

Sustainability Report

Perusahaan yang mengungkapkan

sustainability report = 1, perusahaan

yang tidak mengungkapkan

sustainability report = 0

Nominal

57

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Gambaran umum objek penelitian menyajikan pemilihan sampel

dan kelompok perusahaan yang menjadi populasi dari penelitian ini.

Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) dari tahun 2012 hingga tahun 2014, kecuali perusahaan-

perusahaan yang termasuk dalam kategori banking, credits agencies other

than bank, securities, dan insurance. Perusahaan-perusahaan tersebut

tidak dimasukkan ke dalam sampel penelitian karena terdapat perbedaan

dalam analisis kinerja keuangan yang dilakukan yang memungkinkan

perusahaan-perusahaan tersebut melakukan aktivitas yang cenderung lebih

fokus pada keuangan, sehingga diindikasikan memiliki karakteristik

perusahaan yang berbeda dengan perusahaan-perusahaan sampel lain pada

umumnya.

2. Deskripsi Sampel Penelitian

Objek penelitian berupa perusahaan LQ45 yang dipilih dengan

menggunakan purposive sampling. Kemudian objek penelitian tersebut

58

dikelompokkan menjadi dua kategori berdasarkan pengungkapan

sustainability report, yaitu:

a. Perusahaan yang mengungkapkan sustainability report.

b. Perusahaan yang tidak mengungkapkan sustainability report.

Sebagaimana tujuan dari penelitian ini, pengujian signifikansi

pengaruh dari variabel independen yang terdiri dari net profit margin,

current ratio, debt to equity ratio, total asset, jumlah rapat komite audit,

jumlah rapat dewan direksi serta governance committee terhadap

sustainability report. Hal ini dikarenakan penerapan sustainability report

dalam bentuk skala nominal.

Tabel 4.1

Rincian Sampel Penelitian

No Kriteria Pelanggaran Jumlah

1 Perusahaan LQ45 yang terdaftar di

BEI selama periode 2012-2014 135

2 Perusahaan LQ45 yang tidak keluar

selama periode pengamatan tahun

2012-2014

(36) 99

3 Perusahaan LQ45 selain bank dan

lembaga keuangan lainnya yang

terdaftar di BEI periode 2012-2014

(18) 81

4 Perusahaan yang menerbitkan dan

menyajikan laporan keuangan lengkap

sesuai data yang diperlukan dalam

penelitian dan dalam mata uang rupiah

selama periode 2012-2014

(6) 75

5 Perusahaan yang tidak melakukan

akuisi dan merger serta tidak

mengalami perubahan sektor industry

maupun perubahan nama selama

(0) 75

59

periode 2012-2014

Total Sampel Selama Periode Penelitian 75

Sumber: Data Sekunder diolah,2016

Perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

selama periode 2012-2014 berjumlah 135 perusahaan. Dari 135

perusahaan tersebut, ditemukan 36 perusahaan yang keluar masuk dari

LQ45 selama periode 2012-2014, terdapat 18 perusahaan yang masuk ke

dalam kategori banking, credits agencies other than bank, securities, dan

insurance, serta 6 perusahaan yang laporan tahunannya tidak

menampilkan data yang tidak lengkap. Jadi, jumlah perusahaan yang bisa

dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 75 sampel

perusahaan selama periode 2012-2014.

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model

penelitian regresi logistik (logistic regression). Tujuannya adalah untuk

memperoleh gambaran menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen,

yaitu karakteristik perusahaan (profitabilitas, likuiditas, leverage dan ukuran

perusahaan ) dan corporate governance (jumlah rapat komite audit, jumlah

rapat dewan direksi, dan governance committee) terhadap variabel dependen,

yaitu pengungkapan sustainability report.

60

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif memberikan suatu gambaran atau

deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata

(mean), standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian. Hasil

analisis deskriptif dengan menggunakan SPSS 20.0 dari variabel-variabel

penelitian ini adalah diperoleh sebanyak 75 data observasi. Sebagai

tinjauan terhadap data penelitian, berikut ini akan disajikan ringkasan

data-data dalam bentuk statistik deskriptif untuk masing-masing variabel

yang dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

NPM 75 -.082 .717 .17001 .126593

CR 75 .419 6.148 2.16862 1.255297

DER 75 .158 3.563 .79751 .547286

Size 75 15.837 19.279 17.17793 .793627

KA 75 3.000 59.000 13.41333 13.437637

DD 75 2.000 82.000 26.77333 19.745388

Valid N (listwise) 75

Sumber: data output SPPS 20

Dalam penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu skala rasio dan

skala nominal. Variabel yang menggunakan skala rasio dalam penelitian

ini terdiri dari Net Profit Margin (NPM), Current Ratio (CR), Debt to

Equity Ratio (DER), Size. Komite Audit (KA) dan Dewan Direksi (DD).

61

Sedangkan yang menggunakan data nominal adalah vaiabel Governance

Commite (GC).

Untuk variabel Net Profit Margin dengan menggunakan statistik

deskriptif hasil analisisnya adalah nilai minimum sebesar -0,082 dan nilai

maksimum sebesar 0,717 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,17001

dan standar deviasi 0,126593. Nilai minimum terjadi pada perusahaan

Aneka Tambang pada tahun 2014, hal ini menunjukan bahwa pada tahun

2014 perusahaan Aneka Tambang memiliki tingkat profitabilitas paling

sedikit dibandingkan perusahaan sejenis lainnya. Dan nilai maksimum

terjadi pada perusahaan Bumi Serpong Damai pada tahun 2014

menunjukan bahwa pada tahun tersebut perusahaan memiliki tingkat

profitabilitas tertinggi.

Hasil analisis deskriptif variabel Current Ratio menunjukan nilai

minimum sebesar 0,419 dan nilai maksimum sebesar 6,148 dengan rata-

rata sebesar 2,16862 dan standar deviasi sebesar 1,255297. Nilai minimum

terjadi pada perusahaan Xl Axiata tahun 2012 dan nilai maksimum terjadi

pada perusahaan Indosemen Tunggal Prakarsa tahun 2013.

Hasil analisis deskriptif variabel Debt to Equity Ratio menunjukan

nilai minimum sebesar 0,158 dan nilai maksimum sebesar 3,563 dengan

nilai rata-rata sebesar 0.79751 dan standar deviasi sebesar 0,547286. Nilai

62

minimum terjadi pada perusahaan Indosemen Tunggal Prakarsa tahun

2013 sedangkan nilai maksimum terjadi pada perusahaan Xl Axiata tahun

2014.

Hasil analisis deskriptif variabel Size menunjukan nilai minimum

sebesar 15,837 dan nilai maksimum sebesar 19,279 dengan nilai rata-rata

sebesar 17,17793 dan standar deviasi sebesar 0,793627. Nilai minimum

terjadi pada perusahaan PP London Sumatera tahun 2012 sedangkan nilai

maksimum terjadi pada perusahaan Astra Internasional tahun 2014.

Hasil analisis deskriptif variabel Komite Audit menunjukan nilai

minimum sebesar 3,000 dan nilai maksimum sebesar 59,000 dengan nilai

rata-rata sebesar 13,41333 dengan nilai standar deviasi sebesar 13,437637.

Nilai minimum terjadi pada perusahan Xl Axiata tahun 2013 sedangkan

nilai maksimum terjadi pada perusahaan Tambang Batubara Bukit Asam

tahun 2014.

Hasil analisis deskriptif variabel Dewan Direksi menunjukan nilai

minimum sebesar 2,000 dan nilai maksimum sebesar 82,000 dengan nilai

rata-rata sebesar 26,77333 dan nilai standar deviasi sebesar 19,745388.

Nilai minimum terjadi pada perusahaan Global Media Com tahun 2014

sedangkan nilai maksimum terjadi pada perusahaan Tambang Batubara

Bukit Asam tahun 2014.

63

Sedangkan untuk variabel governance committee yang

menggunakan skala pengukuran nominal, nilai rata-rata dan standar

deviasi tidak tepat digunakan sebagai alat analisis kualitas data, karena

kode angka yang digunakan dalam skala pengukuran nominal hanya

berfungsi sebagai label kategori semata tanpa nilai intrinsik dan tidak

memiliki arti apa-apa (Ghozali, 2012).

C. Uji Logistic Regression

Uji logistic regression dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang

berkaitan dengan pengungkapan laporan berkelanjutan dianggap tepat karena

terdapat variabel dummy (nominal) dan variabel independennya diukur secara

rasio dan internal serta tidak mempertimbangkan asumsi klasik (Yurianto,

2000). Dalam melakukan pengujian ini terdapat tiga hal yang perlu di analisis

yaitu :

1. Menilai keseluruhan model (overall model fit)

Pengujian ini dilakukan untuk menilai model yang

dihipotesiskan fit dengan data atau tidak. Pengujian dilakukan dengan

membandingkan nilai antara -2 log likelihood pada awal (block

number=0) dengan nilai -2 log likelihood pada akhir (block

number=1). Pengurangan nilai antara -2LL awal (initial -2LL

function) dengan nilai -2LL pada langkah awal berikutnya

menunjukkan bahwa variabel yang dihipotesiskan fit dengan data. Hal

64

ini karena Log Likelihood pada regresi logistik mirip dengan “sum of

square error” pada model regresi sehingga penurunan Log Likelihood

menunjukan model regresi semakin baik.

Tabel 4.3

Overall model fit test

Sumber: data Output SPSS 20

Dari tabel diatas dapat diketahui jika Nilai -2LL awal adalah

sebesar 102,889. Setelah dimasukkan ketujuh variabel independen,

maka nilai -2LL awal pada langkah berikutnya menjadi 58,982. Log

likelihood pada regresi logistik terjadi penurunan sebesar 43.907. Hal

ini mengindikasikan penurunan nilai log likehood menunjukkan model

yang semakin baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit

dengan data.

a) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Nilai Cox dan Snell’s R dan Nagelkerke’s R square juga

digunakan untuk menilai model fit. Hasil SPSS pada tabel 4.4

menunjukan bahwa memberikan nilai Cox dan Snell’s R square

0,443 dan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,594 yang berarti

variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh

variabilitas independen sebesar 59,4%. Sedangkan sisanya 40,6%

-2 Log Likelihood (LL)

block Number = 0

-2 Log Likelihood (LL)

block Number = 1

102.889 58.982

65

dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel penelitian ini, seperti

tipe industri, aktivitas perusahaan, ukuran dewan komisaris dan

sebagainya.

Tabel 4.4

b) Uji Kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi ditentukan berdasarkan nilai dari

Hosmer & lemeshow’s Goodness of Fit test. Hasil SPSS pada tabel

4.5 menunjukan nilai statistik Hosmer & lemeshow’s test sebesar

8.496 dengan probabilitas signifikan 0,291 dengan nilai signfikansi

yang lebih dari 0,05 maka tidak diperoleh adanya perbedaan data

estimasi regresi logistik dengan data observasinya. Sehingga

model regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini layak

dipakai untuk penelitian selanjutnya.

Tabel 4.5

Sumber: data output SPSS 20

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 58.982a .443 .594

Sumber: data output SPSS 20

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

1 8.496 7 .291

66

2. Menguji Koefisien Regresi Logistik

Tahap akhir adalah uji koefisien regresi, dimana hasilnya dapat

di lihat pada tabel 4.6 di bawah ini.

Tabel 4.6

Hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan

model berikut ini:

Ln P (sustainability) = -12,865 + 0,007 NPM – 0,317 CR

1-P (sustainability) – 1,713 DER + 0,678 Size + 0,077 KA

+ 0,059 DD + 2,150 GC

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a

NPM .007 .031 .055 1 .814 1.007

CR -.317 .349 .823 1 .364 .729

DER -1.713 .816 4.413 1 .036 .180

Size .678 .586 1.340 1 .247 1.970

KA .077 .037 4.432 1 .035 1.080

DD .059 .029 4.268 1 .039 1.061

GC 2.150 .807 7.107 1 .008 8.588

Constant -12.865 10.210 1.588 1 .208 .000

Sumber: data output SPSS 20

67

Berdasarkan pengujian regresi logistik (logistic regression)

sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, interpretasi

hasil disajikan dalam tujuh bagian. Adapun penjelasannya adalah

sebagai berikut

a) Pengaruh Profitabilitas terhadap Pengungkapan Sustainability

Report

Dari data table 4.6 diatas menunjukan bahwa variabel NPM

mempunyai nilai koefisien regresi sebesar 0,007 dengan

probabilitas variabel sebesar 0,814 lebih besar dari signifikansi

0,05. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis 1 ditolak, dengan

demikian terbukti bahwa NPM tidak memiliki pengaruh terhadap

sustainability report.

Hasil hipotesis ini mendukung penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Almilia dan Retrinasari (2007). Hasil penelitian ini

tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Singhvi dan

Desai (1971) bahwa profit margin yang tinggi akan mendorong

para manajer untuk memberikan informasi yang lebih terinci,

sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas

perusahaan dan kompensasi terhadap manajemen.

Tidak berpengaruhnya variabel profitabilitas yang diuji

terhadap pengungkapan sustainability report karena tingkat NPM

68

yang tinggi akan memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada

manajemen untuk mengungkapkan atau tidak mengungkapkan

suatu informasi. Argumen lain terkait penolakan hipotesis ini

adalah kelemahan net profit margin sebagai alat pengukur kinerja.

b) Pengaruh Likuiditas terhadap Pengungkapan Sustainability

Report

Variabel CR menunjukan nilai koefisien regeresi sebesar -

0,317 dengan probabilitas variabel sebesar 0,364 lebih besar dari

signifikansi 0,05. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis 2 ditolak,

dengan demikian terbukti bahwa CR tidak berpengaruh terhadap

sustainability report. Hasil hipotesis ini didukung oleh penelitian

yang dilakukan Suryono dan Prastiwi (2011), Luthfia (2012) serta

Idah (2013). Namun, hipotesis ini tidak sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Saputro dan Linda (2013).

Luthfia (2012) menyatakan bahwa likuiditas adalah

gambaran perusahaan untuk melunasi keuangan perusahaan

sebelum memberikan kredit agar tidak terjadi kredit macet.

Menurut Suryono dan Prastiwi (2011) bahwa likuiditas tidak

berpengaruh terhadap praktik pengungkapan sustainability report

dikarenakan pemberi pinjaman lebih fokus memperhatikan

mengenai kinerja keuangan daripada informasi tambahan

69

mengenai aktivitas sosial dan lingkungan melalui sustainability

report.

c) Pengaruh Leverage terhadap Pengungkapan Sustainability

Report

Variabel DER menunjukan nilai koefisien regresi sebesar

-1.713 dengan probabilitas sebesar 0,036 lebih kecil dari

signifikansi 0,05 menunjukan bahwa DER memiliki pengaruh

signifikan terhadap sustainability report. Hal ini berarti bahwa

hipotesis 3 diterima. Hasil hipotesis didukung oleh penelitian

yang dilakukan oleh Nasir et.al (2014) serta Aniktia dan

Muhammad (2015). Namun, hasil penelitian ini bertentangan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Marsono (2013).

Berpengaruhnya leverage terhadap pengungkapan

sustainability report karena perusahaan dengan leverage tinggi

berupaya untuk mendapatkan legitimasi dari stakeholder (termasuk

kreditor dan investor) melalui sustaianability report. Aniktia dan

Muhammad (2015) menyatakan bahwa semakin banyak investor

yang menjadikan laporan keberlanjutan sebagai pertimbangan

dalam proses pengambilan keputusan. Perhatian terhadap rasio

utang perusahaan yang tinggi dapat dialihkan melalui

sustainability report. Pengungkapan sustainability report dapat

70

menjaga dukungan dan kepercayaan dari para kreditor. Informasi

keberlanjutan dapat membantu pemberi pinjaman untuk

menentukan faktor risiko yang terkait dengan praktek bisnis

perusahaan (Nasir et.al, 2014).

d) Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan

Sustainability Report

Variabel Size menunjukan nilai koefisien regresi 0,678

dengan nilai probabilitas sebesar 0,247 lebih besar dari signifikansi

0,05. Hal ini menunjukan hipotesis 4 ditolak, dengan demikian

berarti Size tidak berpengaruh signifikan terhadap sustainability

report. Hasil hipotesis didukung oleh penelitian yang telah

dilakukan Nasir et.al (2014) serta Sari dan Marsono (2013).

Namun hipotesis ini tidak konsisten dengan penelitian Suryono

dan Prastiwi (2011) serta Idah (2013).

Tidak berpengaruhnya ukuran perusahaan terhadap

pengungkapan sustainability report karena perusahaan besar,

memiliki dorongan untuk menahan informasi yang mengandung

nilai relevan untuk menghindari tekanan biaya politik dalam

hukum dan kenaikan pajak, serta tekanan untuk melaksanakan

tanggung jawab social (Sari dan Marsono, 2013). Oleh karena

alasan-alasan tersebut, dimungkinkan manajemen lebih memilih

71

untuk mengungkapkan laporan yang seperlunya saja. Hal ini

membuktikan bahwa peningkatan total asset perusahaan tidak

menjamin perusahaan tersebut untuk mengungkapkan

sustainability report.

e) Pengaruh Komite Audit terhadap Pengungkapan

Sustainability Report

Variabel KA menunjukan nilai koefisien regresi 0,77

dengan nilai probabilitas sebesar 0,035 lebih kecil dari signifikansi

0,05 yang berarti variabel KA memiliki pengaruh signifikan

terhadap sustainability report. Hal ini menunjukan hipotesis 5

diterima. Hasil hipotesis didukung oleh penelitian yang telah

dilakukan Suryono dan Prastiwi (2011), Sari dan Marsono (2013)

serta Aniktia dan Muhammad (2015). Namun, hasil penelitian ini

tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aziz (2014).

Menurut penelitian Collier (1993) dalam Suryono dan

Prastiwi (2011) menyatakan bahwa keberadaan komite audit

membantu menjamin pengungkapan dan sistem pengendalian agar

berjalan dengan baik. Semakin sering komite audit melakukan

pertemuan dan saling berkomunikasi, maka beberapa temuan audit

akan dievaluasi dan dilaporkan kepada manajemen, sehingga dapat

mendorong manajemen untuk melakukan pengungkapan yang

72

lebih baik. Untuk menuju pengungkapan informasi yang lebih

baik, selain menerbitkan laporan keuangan yang berintegritas,

Pihak manajemen mengungkapkan informasi dalam laporan

tambahan, yaitu pengungkapan sustainability report.

f) Pengaruh Dewan direksi terhadap Pengungkapan

Sustainability Report

Variabel DD menunjukan nilai koefisien regresi 0,59

dengan nilai probabilitas sebesar 0,039 lebih kecil dari signifikansi

0,05 yang berarti variabel DD berpengaruh signifikan terhadap

sustainability report. Hal ini menunjukan hipotesis 6 diterima.

Hasil hipotesis ini didukung oleh penelitian yang dilakukan

Suryono dan Prastiwi (2011), Luthfia (2012) serta Idah (2013).

Namun, hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sari dan Marsono (2013) serta Nasir et.al (2014).

Tugas tanggung jawab sosial yang dimiliki dewan direksi

menjelaskan bahwa dewan direksi harus mempunyai perencanaan

tertulis yang jelas dan fokus dalam melaksanakan tanggung jawab

sosial perusahaan (Luthfia, 2012). Realisasi perencanaan tertulis

yang jelas mengenai tanggung jawab perusahaan dapat

dipublikasikan melalui sustainability report. Oleh karena itu,

tanggung jawab sosial yang diungkapkan melalui sustainability

73

report menegaskan bahwa perusahaan memperhatikan

stakeholder-nya untuk mendapatkan legitimasi dari masyarakat.

Menurut Suryono dan Prastiwi (2011), kinerja dewan

direksi yang baik akan mampu mewujudkan good corporate

governance bagi perusahaan. Dalam penerapannya, pelaksanaan

good corporate governance sangat bergantung pada fungsi-fungsi

dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak pengurus

perusahaan. Kemampuan dewan direksi dalam proses pengambilan

keputusan mempunyai peranan yang besar bagi perusahaan. Oleh

karena itu, frekuensi rapat antar anggota dewan direksi

menyebabkan semakin seringnya komunikasi serta koordinasi

antara anggota sehingga mempermudah dalam mewujudkan good

corporate governance.

g) Pengaruh Governance Committee terhadap Pengungkapan

Sustainability Report

Variabel GC menunjukan nilai koefisien regresi 2.150

dengan nilai probabilitas sebesar 0.008 lebih kecil dari signifikansi

0,05 yang berarti variabel GC berpengaruh signifikan terhadap

sustainability report. Hal ini menunjukan hipotesis 7 diterima.

Hasil hipotesis ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan

oleh Luthfia (2012), Idah (2013), Nasir et.al (2014) serta Aniktia

74

dan Muhammad (2015). Namun hasil penelitian ini bertentangan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryono dan Prastiwi

(2011).

Governance committee merupakan komite tambahan yang

dibentuk oleh dewan komisaris dalam mendukung pelaksanaan

good corporate governance. Salah satu prinsip GCG yaitu

responsibility mengharuskan perusahaan melakukan kegiatan

tanggung jawabsosial perusahaan sabagai bentuk perhatian

terhadap stakeholder-nya serta untuk mendapatkan pencitraan

yang baik di mata masyarakat (Luthfia, 2012). Governance

committee merekomendasikan pengungkapan tanggung jawab

sosial melalui sustainability report.

Menurut Idah (2013) keberadaan governance committee

memilki hubungan dengan pengungkapan sustainability report

suatu perusahaan. Governance committee dapat memberikan

rekomendasi berupa inisiatif untuk melakukan pengungkapan

sosial lingkungan yang lebih dalam mewujudkan salah satu prinsip

good corporate governance yaitu transparancy. Hal tersebut

diwujudkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial melalui

sustainability report sebagai respon perusahaan akan tekanan dari

publik maupun sebagai reaksi atas permintaan stakeholders.

75

Hasil output uji hipotesis dengan regresi logistik SPSS versi

20.0 diringkas dalam tabel 4.7 dibawah ini:

Tabel 4.7

Ringkasan Hasil Penelitian

No Hipotesis Keterangan Hasil

1 H1 Profitabilitas berpengaruh

terhadap pengungkapan

Sustainability Report

Ditolak dengan

sig.0.814>0.05

2 H2 Likuiditas berpengaruh

terhadap pengungkapan

Sustainability Report

Ditolak dengan

sig.0.364>0.05

3 H3 Leverage berpengaruh

terhadap pengungkapan

Sustainability Report

Diterima dengan

sig. 0.036<0.05

4 H4

Ukuran Perusahaan

berpengaruh terhadap

pengungkapan

Sustainability Report

Ditolak dengan

sig.0.247>0.05

5 H5 Komite Audit berpengaruh

terhadap pengungkapan

Sustainability Report

Diterima dengan

sig. 0.035<0.05

6 H6

Dewan Direksi

berpengaruh terhadap

pengungkapan

Sustainability Report

Diterima dengan

sig. 0.039<0.05

7 H7

Governance Committee

berpengaruh terhadap

pengungkapan

Sustainability Report

Diterima dengan

sig. 0.008<0.05

76

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh karakteristik perusahaan yang

meliputi profitabilitas, likuiditas, leverage, serta ukuran perusahaan; dan

corporate governance yang meliputi komite audit, dewan direksi, dan

governance committee terhadap pengungkapan sustainability repor pada

perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2012-2014. Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan terhadap 75 sampel perusahaan diperoleh hasil

bahwa:

1. Variabel net profit margin tidak berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini konsisten dengan

hasil penelitian Almilia dan Retrinasari (2007).

2. Variabel current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini konsisten dengan

hasil penelitian Suryono dan Prastiwi (2011), Luthfia (2012) serta Idah

(2013).

3. Variabel debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini konsisten dengan

hasil penelitian Nasir et.al (2014) serta Aniktia dan Muhammad (2015).

77

4. Variabel size tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Sari

dan Marsono (2013) dan Nasir et.al (2014).

5. Variabel komite audit berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

sustainability report. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian

Suryono dan Prastiwi (2011), Sari dan Marsono (2013) serta Aniktia dan

Muhammad (2015).

6. Variabel dewan direksi berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan

sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian

Suryono dan Prastiwi (2011), Luthfia (2012) serta Idah (2013).

7. Variabel governance committee berpengaruh signifikan terhadap

pengungkapan sustainability report. Hasil penelitian ini mendukung hasil

penelitian yang dilakukan oleh Luthfia (2012), Idah (2013) ), Nasir et.al

(2014) serta Aniktia dan Muhammad (2015).

B. Implikasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada

pengembangan ilmu pemeriksaan akuntansi yang khususnya membahas

mengenai pengungkapan sustainability report. Serta diharapkan dapat

memberikan informasi tambahan mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat

mempengaruhi perusahaan dalam pembuatan sustainability report, dalam hal

78

ini faktor yang mempengaruhinya adalah DER, komite audit, dewan direksi

dan governance committee.

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis

mengemukakan beberapa implikasi yang mungkin bermanfaat bagi pihak-

pihak yang berkepentingan di bawah ini sebagai berikut:

1. Akademisi

Penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk menambah wawasan

mengenai sustainability, sustainability development, pengembangan

teknologi sustainability report dalam suatu perusahaan, serta menjelaskan

mengenai pengaruh corporate governance dan karakteristik perusahaan

terhadap pengungkapan sustainability report pada perusahaan LQ45 yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Perusahaan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu perusahaan dalam

mempertimbangkan pembuatan sustainability report, karena saat ini

sustainability report sudah menjadi kebutuhan yang akan berpengaruh

terhadap kelangsungan hidup perusahaan dan masyarakat di masa yang

akan datang.

3. Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

para investor untuk mempertimbangkan keputusan pengambilan investasi

79

sehingga tidak lagi hanya menjadikan laba sebagai satu-satunya indikator

untuk menilai prospek usaha, melainkan juga kepedulian perusahaan pada

masyarakat dan alam.

4. Pemerintah

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan kepada regulator atas

efektivitas penerapan UU PT No.40 Tahun 2007 oleh perusahaan-

perusahaan publik di Indonesia.

5. Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengontrol perilaku-

perilaku perusahaan dan memeberikan informasi akan hak-hak yang dapat

diperoleh masyarakat serta lingkungan sekitar akibat dari aktivitas

perusahaan.

C. Saran

Penelitian mengenai pengungkapan sustainability report di masa yang

akan datang diharapkan mampu memberikan hasil penelitian yang lebih

berkualitas dengan mempertimbangkan saran di bawah ini:

1. Penelitian selanjutnya mungkin dapat memperluas sampel dengan

mempertimbangkan seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI sebagai

populasi penelitian, tidak hanya sebatas pada perusahaan LQ45 yang

terdaftar di BEI. Seperti memfokuskan penelitiannya hanya pada

80

perusahaan yang termasuk industri pertambangan terkait UU No.40 Tahun

2007 tentang Perseroan Terbatas.

2. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lainnya untuk

menghasilkan penelitian yang lebih baik. Misal, menambah variabel

karakteristik perusahaan seperti tipe industri, aktivitas perusahaan.

Sedangkan variabel corporate governance bisa ditambahkan kepemilikan

manajerial, kepemilikan institusional dan dewan komisaris.

3. Diharapkan periode pada penelitian selanjutnya lebih dari tiga tahun,

sehingga dapat melihat kecenderungan pengungkapan sustainability

report dengan lebih panjang.

81

DAFTAR PUSTAKA

Almilia, Luciana dan Ikka Retrinasari. Analisis Pengaruh Karakteristik

Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan

Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ. Seminar Nasional

FE Universitas Trisakti Jakarta. 2007.

Anggraini. Pengungkapan Informasi Sosial Dan Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Pengungkapan Infromasi Sosial Dalam Laporan Keuangan

Tahunan (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan Yang Terdaftar

Pada Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang. 2006

Aniktia, Ria dan Muammad Kafid. Pengaruh Mekaniseme Good Corporate

Governance Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan

Sustainability Report. Jurnal Universitas Negeri Semarang Vol. 4, No. 3.

2015.

Aziz, Abdul. Analisis Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap

Kualitas Pengungkapan Sustainability Report (Studi Empiris Pada

Perusahaan Di Indonesia Periode Tahun 2011-2012). Jurnal Audit dan

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Vol. 3, No. 2. 2014.

Bapepam. Surat Edaran Bapepam, No.SE-24/PM/2004. Tentang Komite Audit.

2004.

Brigham dan Houston. Fundamentals of Financial Management, Dasar-dasar

Manajemen Keuangan. Buku 1 Edisi 10, Salemba Empat. Jakarta. 2009.

Dilling, Petra F.A. Sustainability Reporting In A Global Context : What Are The

Characteristics of Corporations That Provide High Quality Sustainability

Reports-An Empirical Analysis. Dalam International Business & Economics

Research Journal. Vol. 9, No. 1. New York Institute of Technology.

Canada. 2010.

Effendi, Muh.Arief. The Power of Good Corporate Governance: Teori dan

Implementasi. Salemba 4, Jakarta. 2009.

Fitriani. Signifikasi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Wajib dan

Sukarela Pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Jakarta. Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional

Akuntansi IV. 2001.

82

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 20.

Cetakan VI, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.

Global Report Initiative. Sustainability Reporting Guideliness. Version 4.0,

Netherland, 2015.

Hackston, David and Markus J. Milne. Some Determinants of Social and

Environmental Disclosure in New Zealand Companies. Accounting,

Auditing and Accountability Journal.Vol. 9, No. 1. 1996.

Hidayah, Erna. Pengaruh Kualitas Pengungkapan Informasi terhadap Hubungan

Antara Penerapan Corporate Governance dengan Kinerja Perusahaan di

BEJ. Jurnal Akuntansi Vol.12, No 1. 2008.

Idah. Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap

Pengungkapan Sustainability Report. Jurnal Universitas Negeri Semarang.

2013.

Ikatan Akuntan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari

2015. Jakarta, 2015

Jensen, Michael C, dan W,H,Meckling. Theory of the Firm: Agency Costs and

Ownership Structure. Journal of Finance Economics, Vol. 3, No. 4, pp. 305-

360. 1976.

Kamil, Ahmad dan Herusetya, Antonius. Pengaruh Karakteristik Perusahaan

terhadap Luas Pengungkapan Kegiatan CSR. Media Riset Akuntansi,Vol.2,

No.1. 2012.

Kodrat, David Sukardi dan Herdinata, Christian. Manajemen Keuangan Based on

Empirical Research. Graha Ilmu. 2009.

Komite Nasional Kebijakan Governance. Pedoman Umum Good Corporate

Governance Indonesia. 2006.

Kuncoro, Mudrajat. Metode Kuantitatif : Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan

Ekonomi. Yogyakarta : UPP-AMP YKPN. 2001.

Luthfia, Khaula. Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan, Struktur

Modal, Dan Corporate Governance Terhadap Publikasi Sustainability

Report. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

2012.

Maharani, Satia Nur. Corporate Sustainability Report sebagai Indikator

Pengambilan Keputusan Investasi. Jurnal Keuangan dan Perbankan.

Vol.15,No.2, 2011.

83

Marwati. Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas Ungkapan

Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di Indonesia.

Makalah dipresentasikan dalam Simposium Nasional Akuntansi IV, 2001.

Nasir, Azwir, Elfi Ilham dan Vadela Irna Utara. Pengaruh Karakteristik

Perusahaan Dan Corporate governance Terhadap Pengungkapan

Sustainability Report Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar. Jurnal

Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Riau Vol.22, No.1. 2014.

Prasetyono. Analisis Ukuran Perusahaan, Penerapan Etika Bisnis dan Praktik

Corporate Governance Terhadap Penerapan Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan. Prosiding Seminar Nasional dan Penelitian PKM: Sosial,

Ekonomi, dan Humaniora, 2011.

Purwanto, Agus. Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,

Terhadap Corporate Social Responsibility. Jurnal Akuntansi dan Auditing

Vol. 8, No.1. 2011.

Puspitaningrum, Ayu dan Arum Prastiwi. Pengaruh Karakteristik Perusahaan

Terhadap Internet Financial and Sustainability Reporting(IFSR). Jurnal

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. 2013.

Rahman, Taufik dan Jalal. 2008. CSR di Tahun 2008: Tak Ada Kecenderungan

Menyurut. Lingkar Studi CSR. Jakarta. Online at www.csrindonesia.com.

Diakses tanggal 26 Desember 2015.

Ramayana, Reza. Ironi tentang Pelaporan Berkelanjutan. Lingkar Studi CSR.

2009.Bogor. Online at www.csrindonesia.com Diakses tanggal 25

Desember 2015.

Said, Roshima., Yuserrie Hj Zainuddin, dan Hasnah Haron. The Relationship

betweenCorporate Governance Characteristics in Malaysian Public Listed

Companies. Social Responsibility Journal.Vol.5, No.2. 2009.

Saputro, Dwi Anggoro dan Linda Agustina. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap

Pengungkapan Sustainability Report Perusahaan Bursa Efek Indonesia.

Accounting Analisis Journal, Vol 2, No. 4. 2013.

Sari, Mega Putri Yutia dan Marsono. Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran

Perusahaan Dan Corporate Governance Terhadap Pengungkapan

Sustainability Report. Journal of Accounting Universitas Diponegoro Vol.

2, No. 3. 2013.

84

Sudana, I Made dan Ayu, Putu. Corporate Governance dan Pengungkapan

Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek

Indonesia. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan.Tahun 4, No. 1. 2011.

Suryono, Hari dan Andri Prastiwi. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan

Corporate Covernance (CG) terhadap Praktik Pengungkapan

Sustainability Report (SR) - Studi pada Perusahaan – Perusahaan yang

Listed (Go – Public) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007 – 2009.

Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh. 2011.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas.

Wahyuningtyas dan Nughrahanti. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance

Terhadap Pengungkapan CSR. 2012.

Yuliana, Purnomosidini, dan Sukoharsono, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan

Terhadap Pengungkapan CSR dan Dampaknya Terhadap Reaksi Investor”,

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia.Vol.5, No 2. 2008.

Yurianto, Priyo S. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan

Laba Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Berbagai Pasar Modal Utama

Asean, Tesis, UGM. Yogyakarta. 2000.

85

LAMPIRAN-LAMPIRAN

86

1. Daftar perusahaan yang diteliti

NO KODE NAMA PERUSAHAAN

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk

2 ADRO Adaro Energy Tbk

3 AKRA AKR Corporindo Tbk

4 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk

5 ASII Astra International Tbk

6 ASRI Alam Sutera Realty Tbk

7 BMTR Global Mediacom Tbk

8 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk

9 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk

10 EXCL XL Axiata Tbk

11 GGRM Gudang Garam Tbk

12 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

13 INCO Vale Indonesia Tbk

14 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk

15 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk

16 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk

17 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk

18 KLBF Kalbe Farma Tbk

19 LPKR Lippo Karawaci Tbk

20 LSIP PP London Sumatera Tbk

21 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

22 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk

23 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk

24 TLKM Telekomunikasi Indonesia(Persero) Tbk

25 UNTR United Tractors Tbk

87

2. Output Variabel Penelitian

NO Perusahaan Tahun NPM CR DER Size KA DD GC SR

1 AALI 2012 0.212 0.685 0.326 16.335 4 37 0 1

2 ADRO 2012 0.265 1.777 1.234 17.985 23 7 1 1

3 AKRA 2012 0.037 1.228 1.800 16.283 12 51 0 1

4 ANTM 2012 0.086 2.514 0.536 16.797 17 48 1 1

5 ASII 2012 0.119 1.358 1.029 19.021 6 36 1 1

6 ASRI 2012 0.437 0.628 1.313 16.209 8 4 0 0

7 BMTR 2012 0.215 4.344 0.399 16.811 5 10 1 0

8 BSDE 2012 0.345 2.902 0.591 16.634 7 12 0 0

9 CPIN 2012 0.155 3.313 0.510 16.329 36 9 0 0

10 EXCL 2012 0.131 0.419 1.307 17.384 6 75 1 0

11 GGRM 2012 0.085 2.170 0.560 17.541 6 12 0 0

12 ICBP 2012 0.107 2.763 0.481 16.692 7 12 0 0

13 INCO 2012 0.070 3.410 0.355 16.932 4 17 1 1

14 INDF 2012 0.103 2.003 0.738 17.899 7 12 0 0

15 INTP 2012 0.272 6.028 0.172 16.940 4 3 1 1

16 ITMG 2012 0.175 2.217 0.488 16.484 12 18 1 1

17 JSMR 2012 0.225 0.682 1.529 17.024 13 50 1 1

18 KLBF 2012 0.131 3.405 0.278 16.058 4 30 1 0

19 LPKR 2012 0.484 1.211 1.168 17.029 5 10 0 0

20 LSIP 2012 0.283 3.273 0.203 15.837 13 9 0 0

21 PGAS 2012 0.350 4.196 0.660 17.448 5 58 1 1

22 PTBA 2012 0.253 4.924 0.497 16.359 55 62 0 1

23 SMGR 2012 0.251 1.706 0.463 17.096 8 36 1 1

24 TLKM 2012 0.246 1.160 0.663 18.528 30 48 1 1

25 UNTR 2012 0.105 1.946 0.557 17.734 4 36 1 1

Bersambung pada halaman berikutnya

88

Output Variabel Penelitian (Lanjutan)

1 AALI 2013 0.150 0.450 0.457 16.521 7 18 0 1

2 ADRO 2013 0.070 1.772 1.108 18.230 24 9 1 1

3 AKRA 2013 0.034 1.171 1.728 16.499 16 51 0 1

4 ANTM 2013 0.037 1.836 0.709 16.900 15 52 1 1

5 ASII 2013 0.115 1.242 1.015 19.181 5 30 1 1

6 ASRI 2013 0.241 0.753 1.706 16.485 8 4 0 0

7 BMTR 2013 0.103 2.648 0.578 16.863 4 9 1 0

8 BSDE 2013 0.506 2.667 0.683 16.932 9 12 0 0

9 CPIN 2013 0.099 3.792 0.580 16.571 36 10 0 0

10 EXCL 2013 0.049 0.737 1.632 17.511 3 57 1 0

11 GGRM 2013 0.079 1.722 0.726 17.743 6 12 0 0

12 ICBP 2013 0.089 2.411 0.603 16.873 7 11 0 0

13 INCO 2013 0.042 3.301 0.331 17.147 5 19 1 1

14 INDF 2013 0.059 1.667 1.035 18.173 9 11 0 0

15 INTP 2013 0.268 6.148 0.158 17.097 4 3 1 1

16 ITMG 2013 0.106 1.992 0.444 16.654 12 15 1 1

17 JSMR 2013 0.120 0.761 1.610 17.161 23 45 1 1

18 KLBF 2013 0.123 2.839 0.331 16.242 4 37 1 0

19 LPKR 2013 0.239 2.186 1.208 17.259 6 9 0 0

20 LSIP 2013 0.186 2.485 0.206 15.892 6 10 0 0

21 PGAS 2013 0.298 2.010 0.600 17.796 36 49 1 1

22 PTBA 2013 0.165 2.866 0.546 16.273 57 42 0 1

23 SMGR 2013 0.219 1.882 0.412 17.243 12 36 1 1

24 TLKM 2013 0.245 1.163 0.653 18.667 30 46 1 1

25 UNTR 2013 0.094 1.910 0.609 17.865 4 38 1 1

Bersambung pada halaman selanjutnya

89

Output Variabel Penelitian (Lanjutan)

1 AALI 2014 0.161 0.585 0.568 16.736 8 33 0 1

2 ADRO 2014 0.055 1.642 0.968 18.195 24 6 1 1

3 AKRA 2014 0.035 1.087 1.481 16.510 4 54 0 1

4 ANTM 2014 -0.082 1.642 0.871 16.909 23 38 1 1

5 ASII 2014 0.110 1.323 0.962 19.279 7 30 1 1

6 ASRI 2014 0.324 1.137 1.656 16.644 6 3 0 0

7 BMTR 2014 0.121 4.173 0.598 17.049 4 2 1 0

8 BSDE 2014 0.717 3.766 0.523 17.153 5 12 0 0

9 CPIN 2014 0.060 2.241 0.906 16.853 32 10 0 0

10 EXCL 2014 -0.038 0.864 3.563 17.969 7 45 1 0

11 GGRM 2014 0.083 1.620 0.752 17.880 6 12 0 0

12 ICBP 2014 0.084 2.183 0.656 17.031 6 11 0 0

13 INCO 2014 0.166 2.982 0.307 17.184 4 15 1 1

14 INDF 2014 0.081 1.807 1.084 18.269 9 11 0 0

15 INTP 2014 0.264 4.934 0.165 17.179 4 3 1 1

16 ITMG 2014 0.103 1.564 0.455 16.604 12 18 1 1

17 JSMR 2014 0.132 0.844 1.788 17.277 13 48 1 1

18 KLBF 2014 0.122 3.404 0.266 16.335 4 29 1 0

19 LPKR 2014 0.269 0.569 1.140 17.447 4 16 0 0

20 LSIP 2014 0.194 2.491 0.199 15.974 4 11 0 0

21 PGAS 2014 0.219 1.706 1.098 18.163 44 61 1 1

22 PTBA 2014 0.154 2.075 0.708 16.511 59 82 0 1

23 SMGR 2014 0.207 2.209 0.372 17.351 26 36 1 1

24 TLKM 2014 0.239 1.062 0.636 18.764 38 46 1 1

25 UNTR 2014 0.091 2.060 0.563 17.915 4 39 1 1

90

3. Output Variabel (Net Profit Margin) NPM

No KODE 2012 2013 2014

Net Income Total Rev NPM Net Income Total Rev NPM Net Income Total Rev NPM

1 AALI 2453654 11564319 0.212 1903088 12674999 0.150 2622072 16305831 0.161

2 ADRO 7007965 26413348 0.265 2813057 40308692 0.070 2278822 41355222 0.055

3 AKRA 608186 16304554 0.037 767582 22337928 0.034 790563 22468328 0.035

4 ANTM 895864 10449886 0.086 421032 11298322 0.037 -775286 9420631 -0.082

5 ASII 16992000 143138000 0.119 22297000 193880000 0.115 22125000 201701000 0.110

6 ASRI 750575 1718740 0.437 889577 3684240 0.241 1176955 3630914 0.324

7 BMTR 1349996 6280379 0.215 1029646 10019977 0.103 1290008 10657152 0.121

8 BSDE 907152 2631082 0.345 2905649 5741264 0.506 3996464 5571872 0.717

9 CPIN 2466101 15911265 0.155 2528690 25662992 0.099 1746644 29150275 0.060

10 EXCL 2743915 20969806 0.131 1032817 21265060 0.049 -891063 23460015 -0.038

11 GGRM 3042704 35599132 0.085 4383932 55436954 0.079 5395293 65185850 0.083

12 ICBP 1737905 16227848 0.107 2235040 25094681 0.089 2531681 30022463 0.084

13 INCO 652667 9354052 0.070 474260 11308498 0.042 2142362 12909588 0.166

14 INDF 3845612 37254978 0.103 3416635 57731998 0.059 5146323 63594452 0.081

15 INTP 3367813 12370676 0.272 5012294 18691286 0.268 5274009 19996264 0.264

16 ITMG 4125029 23584559 0.175 2828039 26733422 0.106 2489911 24158858 0.103

17 JSMR 1261214 5593382 0.225 1237821 10294668 0.120 1215332 9175319 0.132

18 KLBF 1266662 9694015 0.131 1970452 16002131 0.123 2121091 17368533 0.122

19 LPKR 1848521 3818985 0.484 1592491 6666214 0.239 3135216 11655042 0.269

20 LSIP 955209 3372171 0.283 768625 4133679 0.186 916695 4726539 0.194

21 PGAS 6142377 17524953 0.350 10967963 36828609 0.298 9298043 42389226 0.219

22 PTBA 2207480 8721348 0.253 1854281 11209219 0.165 2019214 13077962 0.154

23 SMGR 4926640 19598248 0.251 5354299 24501241 0.219 5573577 26987035 0.207

24 TLKM 14130000 57413000 0.246 20290000 82967000 0.245 21446000 89696000 0.239

25 UNTR 5860188 55953915 0.105 4798778 51012385 0.094 4839970 53141768 0.091

91

4. Output Variabel Current Ratio (CR)

No KODE 2012 2013 2014

Current Ast Current Lia CR Current Ast Current Lia CR Current Ast Current Lia CR

1 AALI 1780395 2600540 0.685 1691694 3759265 0.450 2403615 4110955 0.585

2 ADRO 13169233 7409376 1.777 16820685 9493041 1.772 15814016 9632863 1.642

3 AKRA 5771744 4701571 1.228 7723315 6593292 1.171 6719745 6183756 1.087

4 ANTM 7646851 3041406 2.514 7080437 3855512 1.836 6343110 3862917 1.642

5 ASII 77922000 57401000 1.358 88352000 71139000 1.242 97241000 73523000 1.323

6 ASRI 3905746 6214542 0.628 2800120 3718655 0.753 3188091 2803110 1.137

7 BMTR 10781083 2481608 4.344 9748947 3681058 2.648 10699101 2563631 4.173

8 BSDE 8440760 2908560 2.902 11831665 4436117 2.667 5735418 1523011 3.766

9 CPIN 7180890 2167652 3.313 8824900 2327048 3.792 10009670 4467240 2.241

10 EXCL 3658985 8739996 0.419 5844114 7931046 0.737 13309762 15398292 0.864

11 GGRM 29954021 13802317 2.170 34604461 20094580 1.722 38532600 23783134 1.620

12 ICBP 9888440 3579487 2.763 11321715 4696583 2.411 13603527 6230997 2.183

13 INCO 5462486 1601981 3.410 6840464 2072403 3.301 7728153 2591538 2.982

14 INDF 26202972 13080544 2.003 32464497 19471309 1.667 40995736 22681686 1.807

15 INTP 14579400 2418762 6.028 16846248 2740089 6.148 16086773 3260559 4.934

16 ITMG 9369534 4225993 2.217 9157445 4597250 1.992 7082961 4528818 1.564

17 JSMR 4531117 6648164 0.682 3746345 4919884 0.761 3641372 4312917 0.844

18 KLBF 6441711 1891618 3.405 7497319 2640590 2.839 8120805 2385920 3.404

19 LPKR 85784 70825 1.211 130431 59680 2.186 123284 216501 0.569

20 LSIP 2593816 792482 3.273 1999126 804428 2.485 1863506 748076 2.491

21 PGAS 19183520 4571487 4.196 21847077 10868753 2.010 23141099 13562910 1.706

22 PTBA 8718297 1770664 4.924 6479783 2260956 2.866 7416805 3574129 2.075

23 SMGR 8231297 4825205 1.706 9972110 5297631 1.882 11648545 5273269 2.209

24 TLKM 27973000 24107000 1.160 33075000 28437000 1.163 33762000 31786000 1.062

25 UNTR 22048115 11327164 1.946 27814126 14560664 1.910 33579799 16297816 2.060

92

5. Output Variabel Debt Equity Ratio (DER)

No KODE 2012 2013 2014

Total Lia Total Equity DER Total Lia Total Equity DER Total Lia Total Equity DER

1 AALI 3054409 9365411 0.326 4695331 10267859 0.457 6725576 11833778 0.568

2 ADRO 35751943 28962172 1.234 43420880 39202687 1.108 39228019 40534794 0.968

3 AKRA 7577785 4209740 1.800 9269980 5363161 1.728 8830735 5961183 1.481

4 ANTM 6876225 12832316 0.536 9071630 12793488 0.709 10573964 12137410 0.871

5 ASII 92460000 89814000 1.029 107806000 106188000 1.015 115705000 120324000 0.962

6 ASRI 6214543 4731875 1.313 9096298 5331785 1.706 10553173 6371194 1.656

7 BMTR 5699770 14295756 0.399 7716434 13353037 0.578 9490686 15874525 0.598

8 BSDE 6225014 10531704 0.591 9156861 13415298 0.683 9661295 18473430 0.523

9 CPIN 4172163 8176464 0.510 5771297 9950900 0.580 9919150 10943289 0.906

10 EXCL 20085669 15370036 1.307 24977479 15300147 1.632 49745863 13960625 3.563

11 GGRM 14903612 26605713 0.560 21353980 29416271 0.726 24991880 33228720 0.752

12 ICBP 5766682 11986798 0.481 8001739 13265731 0.603 9870264 15039947 0.656

13 INCO 5914617 16646267 0.355 6955286 21034044 0.331 6825337 22202650 0.307

14 INDF 25181533 34142674 0.738 39719660 38373129 1.035 44710509 41228376 1.084

15 INTP 3336422 19418738 0.172 3629554 22977687 0.158 4100172 24784801 0.165

16 ITMG 4726764 9693372 0.488 5255057 11826501 0.444 5082892 11175288 0.455

17 JSMR 14965766 9787786 1.529 17499365 10866980 1.610 20432952 11424996 1.788

18 KLBF 2046314 7371644 0.278 2815103 8499958 0.331 2607557 9817476 0.266

19 LPKR 13399189 11470106 1.168 17122789 14177573 1.208 20114772 17646449 1.140

20 LSIP 1272083 6279713 0.203 1360889 6613987 0.206 1,436,312 7,218,834 0.199

21 PGAS 15021091 22770838 0.660 20073088 33463069 0.600 40447177 36848736 1.098

22 PTBA 4223812 8505169 0.497 4125586 7551569 0.546 6141181 8670842 0.708

23 SMGR 8414229 18164855 0.463 8988908 21803976 0.412 9312214 25002452 0.372

24 TLKM 44391000 66978000 0.663 50527000 77424000 0.653 54770000 86125000 0.636

25 UNTR 18000076 32300557 0.557 21713346 35648898 0.609 21715297 38576734 0.563

93

6. Output Variabel Company Size (CS)

NO KODE 2012 2013 2014

Total Aset CS Total Aset CS Total Aset CS

1 AALI 12419820 16.335 14964431 16.521 18559354 16.736

2 ADRO 64714116 17.985 82623566 18.230 79762813 18.195

3 AKRA 11787525 16.283 14633141 16.499 14791917 16.510

4 ANTM 19708541 16.797 21865117 16.900 22044202 16.909

5 ASII 182274000 19.021 213994000 19.181 236029000 19.279

6 ASRI 10946417 16.209 14428083 16.485 16924367 16.644

7 BMTR 19995526 16.811 21069471 16.863 25365211 17.049

8 BSDE 16756718 16.634 22572159 16.932 28134725 17.153

9 CPIN 12348627 16.329 15722197 16.571 20862439 16.853

10 EXCL 35455705 17.384 40277626 17.511 63630884 17.969

11 GGRM 41509325 17.541 50770251 17.743 58220600 17.880

12 ICBP 17753480 16.692 21267470 16.873 24910211 17.031

13 INCO 22560884 16.932 27989330 17.147 29027987 17.184

14 INDF 59324207 17.899 78092789 18.173 85938885 18.269

15 INTP 22755160 16.940 26607241 17.097 28884973 17.179

16 ITMG 14420136 16.484 17081558 16.654 16258180 16.604

17 JSMR 24753551 17.024 28366345 17.161 31857948 17.277

18 KLBF 9417957 16.058 11315061 16.242 12425032 16.335

19 LPKR 24869296 17.029 31300362 17.259 37761221 17.447

20 LSIP 7551796 15.837 7974876 15.892 8655146 15.974

21 PGAS 37791930 17.448 53536157 17.796 77295913 18.163

22 PTBA 12728981 16.359 11677155 16.273 14812023 16.511

23 SMGR 26579084 17.096 30792884 17.243 34314666 17.351

24 TLKM 111369000 18.528 127951000 18.667 140895000 18.764

25 UNTR 50300633 17.734 57362244 17.865 60292031 17.915

94

Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases

Included in Analysis 75 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 75 100.0 Unselected Cases 0 .0 Total 75 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

0 0 1 1

Block 0: Beginning Block

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant

Step 0

1 102.889 .240

2 102.889 .241

3 102.889 .241

a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 102.889 c. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Table

a,b

Observed Predicted

SR Percentage Correct 0 1

Step 0 SR

0 0 33 .0

1 0 42 100.0

Overall Percentage 56.0

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant .241 .233 1.075 1 .300 1.273

95

Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables

NPM 1.441 1 .230

CR .320 1 .572

DER .635 1 .426

Size 4.642 1 .031

KA 7.170 1 .007

DD 16.696 1 .000

GC 19.737 1 .000

Overall Statistics 34.616 7 .000

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log

likelihood

Coefficients

Constant NPM CR DER Size KA DD GC

Step 1

1 64.548 -3.055 -.003 -.232 -.869 .140 .033 .027 1.711

2 59.851 -7.912 .001 -.329 -1.361 .411 .056 .043 2.103

3 59.041 -11.548 .006 -.334 -1.625 .609 .071 .054 2.163

4 58.983 -12.756 .007 -.319 -1.705 .672 .077 .059 2.152

5 58.982 -12.865 .007 -.317 -1.713 .678 .077 .059 2.150

6 58.982 -12.865 .007 -.317 -1.713 .678 .077 .059 2.150

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 102.889

d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1

Step 43.907 7 .000

Block 43.907 7 .000

Model 43.907 7 .000

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 58.982a .443 .594

a. Estimation terminated at iteration number 6 because

parameter estimates changed by less than .001.

96

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 8.496 7 .291

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

SR = 0 SR = 1 Total

Observed Expected Observed Expected

Step 1

1 8 7.429 0 .571 8

2 8 6.855 0 1.145 8

3 6 6.329 2 1.671 8

4 4 5.266 4 2.734 8

5 3 3.659 5 4.341 8

6 2 1.903 6 6.097 8

7 1 .916 7 7.084 8

8 0 .492 8 7.508 8

9 1 .152 10 10.848 11

Classification Table

a

Observed Predicted

SR Percentage

Correct 0 1

Step 1 SR

0 28 5 84.8

1 7 35 83.3

Overall Percentage 84.0

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a

NPM .007 .031 .055 1 .814 1.007

CR -.317 .349 .823 1 .364 .729

DER -1.713 .816 4.413 1 .036 .180

Size .678 .586 1.340 1 .247 1.970

KA .077 .037 4.432 1 .035 1.080

DD .059 .029 4.268 1 .039 1.061

GC 2.150 .807 7.107 1 .008 8.588

Constant -12.865 10.210 1.588 1 .208 .000

a. Variable(s) entered on step 1: NPM, CR, DER, Size, KA, DD, GC.

97

Correlation Matrix

Constant NPM CR DER Size KA DD GC

Step 1

Constant 1.000 -.094 -.316 .320 -.990 -.154 -.477 .332

NPM -.094 1.000 -.196 .015 .044 .179 .100 .172

CR -.316 -.196 1.000 .257 .231 -.088 .421 -.478

DER .320 .015 .257 1.000 -.383 -.208 -.384 .077

Size -.990 .044 .231 -.383 1.000 .116 .420 -.342

KA -.154 .179 -.088 -.208 .116 1.000 .125 .183

DD -.477 .100 .421 -.384 .420 .125 1.000 -.334

GC .332 .172 -.478 .077 -.342 .183 -.334 1.000