fatwa pensucian alat produksi yang terkena najis mutawassithah

6
I\,IAJELIS ULAIVIA IND ONE SIA WADAH MUSYAWARAH PARA ULAMA ZU'AMA DAN CENDEKIAWAN MUSLIM Jalan proklamasi No. 5l lrlenteng Jakarts Pusat 10320Te|p. 31902666-3917853, Fax' 31905266 Website : httpl/www.mui.or.id E'mail : [email protected] FATWA MAIELIS UU\MA INDONESIA Nomor: 9 Tahun z0lt Tentang PENSUCIAN ALAT PRODUI$I YANG TERKENA NAIIS TWUTAWASSITHAH (NAIIS SEDANG) DENGAN SETAIN AIR Komisi Fatwa Maielis Ulama Indonesia IMUIJ setelah: MENIMBANG : a. bahwa alat produksi (mesinJ yang digunakan untuk memproduksi suatu produk halal, di dalam prakteknya dimungkinkan juga digunakan untuk memproduksi produk lain yang berbahan naiis dan/atau haram sehingga alat produksi tersebut meniadi mutanaiiis (terkena naiisJ; b. dicuci dengan menggunakan air akan merusak produk atau merusak alat tersebut, sementara penyucian bisa menggunakan bahan selain air yang dapat menghilangkan sifat-sifat najis; c. bahwa terhadap hal di atas, muncul pertanyaan di masyarakat mengenai hukum pensucian alat produksi dengan menggunakan selain air; d. bahwa oleh karena itu, Komisi Fatwa MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang hukum pensucian alat produksi yang terkenanaiis mutawassithalr (naiis sedang) dengan selain air, sebagai pedoman. : 1. Firman Allah SWT, antara lain: {rn :ru/J'F'i,i! -s J:J;t'it 6}?: MENGINGAT "den Aku [25J: 4B) turunkan dari langit air yang st)ci", {QS. Al'Furqon {r \ :Jtiiv'F y)t";eeiuo[L] t'a'{'k JT') "dan diturunkan atas kalian air dari langit agar kaltan bersuci dengannya" (QS. AI-Anfal [8]: 11) 2. Hadits-hadits Nabi sAW, antara lain: #i #! # "-11 *'r ,;it ;"'tt'r;oJ.,7ji t:"'"lt;i {:'; e 4dF 3,sF #t {

Upload: hoangbao

Post on 18-Jan-2017

229 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fatwa Pensucian Alat Produksi Yang Terkena Najis Mutawassithah

I\,IAJELIS ULAIVIA IND ONE SIAWADAH MUSYAWARAH PARA ULAMA ZU'AMA DAN CENDEKIAWAN MUSLIM

Jalan proklamasi No. 5l lrlenteng Jakarts Pusat 10320Te|p. 31902666-3917853, Fax' 31905266Website : httpl/www.mui.or.id E'mail : [email protected]

FATWAMAIELIS UU\MA INDONESIA

Nomor: 9 Tahun z0ltTentang

PENSUCIAN ALAT PRODUI$I YANG TERKENA NAIIS TWUTAWASSITHAH

(NAIIS SEDANG) DENGAN SETAIN AIR

Komisi Fatwa Maielis Ulama Indonesia IMUIJ setelah:

MENIMBANG : a. bahwa alat produksi (mesinJ yang digunakan untukmemproduksi suatu produk halal, di dalam prakteknyadimungkinkan juga digunakan untuk memproduksi produklain yang berbahan naiis dan/atau haram sehingga alatproduksi tersebut meniadi mutanaiiis (terkena naiisJ;

b. dicuci dengan menggunakan air akan merusak produk atau

merusak alat tersebut, sementara penyucian bisamenggunakan bahan selain air yang dapat menghilangkansifat-sifat najis;

c. bahwa terhadap hal di atas, muncul pertanyaan di masyarakatmengenai hukum pensucian alat produksi dengan

menggunakan selain air;

d. bahwa oleh karena itu, Komisi Fatwa MUI memandang perlumenetapkan fatwa tentang hukum pensucian alat produksiyang terkenanaiis mutawassithalr (naiis sedang) dengan selain

air, sebagai pedoman.

: 1. Firman Allah SWT, antara lain:

{rn :ru/J'F'i,i! -s J:J;t'it 6}?:MENGINGAT

"den Aku

[25J: 4B)turunkan dari langit air yang st)ci", {QS. Al'Furqon

{r \ :Jtiiv'F y)t";eeiuo[L] t'a'{'k JT')"dan diturunkan atas kalian air dari langit agar kaltan bersuci

dengannya" (QS. AI-Anfal [8]: 11)

2. Hadits-hadits Nabi sAW, antara lain:

#i #! # "-11

*'r,;it ;"'tt'r;oJ.,7ji

t:"'"lt;i {:'; e4dF 3,sF #t

{

Page 2: Fatwa Pensucian Alat Produksi Yang Terkena Najis Mutawassithah

Fatwa tentang Pensucian AIat Produksi yang Terkena Najis Mutawassithah 2(Najis Sedang) dengan Selain Air

Anas bin Maltk M. berkata: datang searqng dari pedalamankemudian kencing di pojokan masjid, orang.orangmenghardiknya tapi dilarang oleh nabi SAW. Ketika orangtersebut selesat dari kencingnya Nabi SAW memerintahkanuntuk mengambil air satu ember, kemudian menyiramkannya dttempat kencing orang tersebut" HR Bukhari-Muslim

ULn *t itt ilt *r*Ut jtif;r *ie Ud i;f V'V tX Jv y:Lhi |ry ablst f 'a q;; i#:- rlt.t-1

(d.-, otst)F, ,kp'^:ZX - "*i,.. A,3Asma M berkata: datang searang perempuan b"rtinyo kepadaNabi SAW: di antara kami (para wanita) terkena darah haidh dib aju, b ag aimana mensu cikannyaT N abi menj awab : meng g osol<,

membersihkan kemudian membasahinyo dengan air lalu shalatdengan baju tersebut" HR. Muslim

Hadis ini menunjukkan bahwa cara mensucikan tempat yangterkena najis sedang(najis mutawasslthah) adalah dengan air.

tj!4 6rt *r r& ^ist ,k *tsr 4;i a6bi oi'{,,wroi;:rt{#; *At.r#;J,

Para sahabat Nabi SAW berperang melawan (membunuh)orang kafir dengsn menggunakan pedang, kemudian merekamengusap pedongnya lalu shalat .dengan tetap membawapedangnya"

Hadis ini menuniukkan bahwa cara mensucikan barang yangkeras yang terkena najis sedang adalah cukup dilap saja.

MEMPERHATIKAN : 1. Pendapat para ulama; antara lain:a. Pendapat Ibnu Rusyd, ulama rnazhab Maliki, dalam

kitabnya " Bidayah al-Muj tahid' sbb:

0i JI I,o .--6ii

W;j #Jl ,.:l.t't*l_l l:rLt[ll dJ,. .:[Ji $y t**o lJ,^iLrlJ

*,dtf t*it" a.",td.Jl ;rys 'J*;

lr^t.b Jtt L"

*l**it czi^> ji Jti t: rcitf tf -t' si ,t l-r,.b )i

-b.ai JL*"d-,!l ,t Y! s.tlt 6y tr a-",toJt Jlj Y :f,s JU_r

(Ft"-r4.*l ail*i) **+t;ltf ellt" JU il.J (d+e dcttArtinya: "fpere ulama] berbeda pendapat terhadappensucian najis selain dengan air, baik berupa cair ataupunpadat. Satu kelompok berpendapat boleh selagi sesuatutersebut suci dan bisa menghilangkan barang najisnya {'ainan-naiasah) baik cair atau padat, sebagaimana pendopatAbu Hanifah dan pengikutnya, Dan kelampok lainnyaberpendopat tidak boleh menghilangkan najis dengan selainair, kecuali dalarn hal istijmar {cebok dengan batu) yangdisepakati para ulama, sebagaimana pendapat imam trfialikdan imam Syaf i* ,

b. Pendapat lbnu al-Humam, rrlama mazhab Flanafi, dalamkitabnya Fatltu al-Qadir sbb:

Kntnici Fnhnn ilfniolie f flnrnn f-rln-.noirt 9

Page 3: Fatwa Pensucian Alat Produksi Yang Terkena Najis Mutawassithah

Fatwa tentang Pensucian Alat Produlcsi yang Terkena Najis Mutanassithah 3(Nqik Sedang) dengan Selain Air

dJhtr i6 . $h)t *'l**; *b,'irr tt" *irr .-r a;eiLi &:

:dtqfr;di*e/&

.,fu "'l

,l*rtat;*:;: *#Uludt tt-{d"1;glJ:-J / Ja

/ J * J

Artinya, "woiis jika terkena cermin atau pedang maka untukmensacikannya cukup dengan diusap, karena tidakmenyerap najis, Artinya, na"lis yang terkena bagian luarnyacukup dihilangkan dengan diusap. Kalimat "kerene tidakmenyerap najis" menjelaskan bchwa alasan bolehnyaadalah karena merupakan benda mengkilap, keras dankedap air (shaqil), sehingga seandsinya harrya kedap airsaja maka tetap tidak suci kecuali dengan eir, Pendapatpenulis ini didasarkan atas hadis shahih bahwa parctsahahat nabi SAW perang dengan orang-orung kafir denganmenggunakan pedang, kemudian mereka mengusappedangnya kemudian sholat dengan tetap membawanye"

c. Pendapat al-Kasani, ulama mazhab Hanafi, dalam kitabnyaB adae-i' as-.9h anag,-{ Fi Tartib asy-Syeroe-i' sbb:

ir*Jtr *bk , & df ,# ztt;3r Uei'-t,,tl / t/ o (/.&- Lo*-*j-:,,/,"g'f)?i e

Artinya: "jika suatu najis (baik kering ataupun basah)mengenai benda yang mengkilap, keras dan kedap air{shulban shaqiilcn}, seperti pedang, cermin dan sejenisnyamaka bisa sucf dengan dilap, karena najisnya tidqk bisamenyerap ke dalamnyo"

d. Pendapat Ar-Ramli, ulama mazhab Syafi'i, dalam kitabnyaNihayah al-ltduhtaj IIa Syarh al-fuIinhaj sbb:

,pt {,6,,*t of ,efr ( W Jtit )'-#.d if , i'y )!ao. c / 1.r... o

/ r'/ " r' a t " r'

la ?lq* *;Lt*-t "! d{;f d'J 6 Fit,i;Jt $t '-;'J a*r\>

a , ': 4 / et ;,# a:u;r *",*i rit c*ii : *"fli.,+,I

6T"ri ,'n5. *,-'ef JrJ v.' ? J

4

LAk"uArtinya: "jelasnya, benda mengkilap, keras dan kedap air{shaqil), yang t;erkena najis wulaupun belum keringhukumnya najis hukrni. Pendapat tersebut tidak sepenuhnyatepat, karena sesungguhnya hukumnya adalah nojis 'eini,Pendapat tersebut dimaksudkan untuk mengcounterpendapat yang menyatakan bahwa untuk mensucikannya

't)# d lfu rU'/ a*,l;")tl i:,tt *:, ( lr;iq

*r*t'ct

*;: c

U f "[ 6"vr, f;ll "fu- il

Page 4: Fatwa Pensucian Alat Produksi Yang Terkena Najis Mutawassithah

Fatws tentang Pensucian AIat Prodului yang Terkena Najis Mutawassithah 4(Najis Sedang) dengan Selsin Air

cukup dengan diusap. Pendapst {imam Nawawi) dalamkitab Raudhafit a*Thalibin menyatakan: saya berpendapatbahwa menurut mazha'b Syafi'i'jika najis terkena bendayang mengkilap, keras dan kedap air (shaqil] sepertl pedangdan cermin tidak bfsa sucf hanya dengan diusap, tapi harusdisiram (dengan air)"

e. Pendapat al-lmam an-Nawawi, ulama mazhab Syaf i,dalam kitabnya al-Majmu' Syarh al-tr4uhadzdzab sbb:

if,€JtJ *5, tt *bk W r#,r-,,*r {.tbl ti!

'rl )t/l ro .4,*9

i6 *t';t f4 q fu v3d;I'frs il 6;{)

# \ fu * i?r UI'J$ r !'rr; r iliArtinya: "jika najis terkena bendct mengkilap, keras dankedap atr (shaqil) seperti pedang, cermin dan sejenisnyamaka tidak suci harrya dengan diusap, Benda tersebut tidakbisa suci kecuali dengan dicuci dengan air seperti bendaIainnya, sebaguimana pendapat imam Ahmad ibnu Hambaldan imam Daud Az-Zhohirf, Sedangksn imam Malik danimam Abu Hantfah berpendapat benda tersebut suci dengandiusap"

f. Pendapat lbnu Qudamah, ulama mazhab Hanbali dalamkitabnya as-Syarh al-Kabir Li lbni Qudamah sbb:'*')th.*-*i\'-dr-

^Wr iGVl :*;63t {\bioJ / "ii :.. t/ 6t, or trzol ,; lr. / l'{, o ,1, cro /

.ft.d atu=3r # y:l tt 1;l:u,*-;I'iok'{,otrt:k g:,Jr g

Artinya: "Jika najis terkena benda yang mengkilap, kerasdan kedap air (shaqil) seperti cermin dan sejenisnya makaharus mencucinya dengan air dan tidak suci honya dengandiusap, karens benda yang terkena najis, tidak cukup hanyodiusop seperti bejana lainnya"

g. Pendapat ad-Dardir, ulama mazhab Maliki, dalam kitabnyaos-Syarh ol-Kabir Li ad-Dardir sbb:

G w1a 6:r6J! J'i (W "tW)

,f ,-* (:)Q?vr;it,b * tt ;pi ;?, if.ci {-s asvilt

,li *|1; ;l',y W a, *tt' *. r? i,Nt ;:r*,,l;r1^-\ ,,tn'l aK 91t3.iu}ft r$-iit, Glfilg)

Artinya: "dan dimaafkan (mensucikan deigan ielain air)terhadap benda semisal pedang yang mengkilap dan keras(shaqil). Yang dimaksud "sernisal pedang" adalqh bendasejenisnyu seperti pisau, cermin kaca, berlian, dqn benda-benda lain yang mengkilap, keras dan kedap air (shiqalahwa shalabah) yang bisa rusak jika dicuci dengan air.Kemudian menjelaskan tentang alasan (illah)dimaafkannya, karena ada perbedaan pendapal yalmi"kerena bisa rusak" jika dicuci dengan air".

2. Keputusan Fatwa MUI tanggal 23 Mei 2003 tentangStandarisasi Fatwa Halal, khususnya tentang tidak bolehnya

Page 5: Fatwa Pensucian Alat Produksi Yang Terkena Najis Mutawassithah

Fatwa tentang Pensucian Alat Produlesi yang Terlwna Najis Mutanassithah 5(Najts Sedang) dengan SelainAir

MENETAPI(AN

Pertama

Kedua

mempergunakan suatu peralatan bergantian antara produkbabi dan non babi meskipun sudah melalui proses pencucian.

3. Keterangan LP POM MUI dalam rapat komisi fatwa tanggal 28Desember 20L0, yakni: Tidak semua fasilitas produksi suatuproduk yang terkena najis bisa disucikan denganmenggunakan air karena ada kemungkinan akanmempengaruhi kualitas produk Fasilitas tersebut terkenanajis mutowassithah (najis sedangJ karena bahan padat ataucair yang bukan berasal dari babi. Pada dunia industri bahanyang digunakan sebagai bahan pembersih sama denganproduh Misalnya Produk cair dibersihkan dengan bahan cairsejenis seperti fasilitas pengolahan minyak dibilas denganminyak iuga (tanpa melibatkan panasJ. Najis yangterkandungan pada fasilitas tersebut adalah bahan yang larutminyah Sedangkan produk padat (contohnya whey powderatau lactose, non dairy creamer) fasilitas produksinyadibersihkan dengan bahan powder baik berupa produk jadi,ataupun salah satu bahan yang terkandung dalam produkWhey powder dan lacfose kemungkinan mengandung najissejumlah kecil enzim hewan yang tidak bersertifikat halal. NonDairy Creamer mengandung bahan pengemulsi yang mungkinberasal dari hewan yang tidak bersertifikat halal

4. Pendapat peserta rapat Komisi Fatwa pada tanggal 23Desember 2010, 30 Desember 2010, dan 5 lanuari 2010.

Dengan bertawakal kepada Allah SWT

MEMUTUSKAN

FATWA TENTANG PENSUCIAN AIAT PRODUKSI YANGTERKENA NAJIS MUTAWASSITHAH INAJIS SEDANG) DENGANSELAIN AIR

Ketentuan UmumDalam fatwa ini, yang dimaksud dengan:

L. Najis mutawassithah adalah najis sedang yaitu najis yangditimbulkan karena bersentuhan dengan barang najis selainnajis mukhaffafah (najis air seni bayi laki-laki sebelum usiadua tahun yang hanya mengonsumsi ASI), dan najismughallazhah fnajis babi, aniingatau turunan keduanyaJ.

2. Alat produksi adalah semua peralatan yang bersentuhanlangsung dengan bahan produk yang apabila dicuci dengan airbisa rusak

Ketentuan Hukumt. Menegaskan kembali fatwa MUI nomor 4 tahun 2003 yang

berbunyi: nsuatu peralatan tidak boleh digunakan bergantianantara produk babi dan non babi meskipun sudah melaluiproses pencucien".

2. Pada prinsipnya, pensucian suatu benda, termasuk alatproduksi, yang terkena najis mutawassithah (najis sedangJdilakukan dengan menggunakan air.

3. Alat produksi yang terbuat dari benda keras dan tidakmenyerap naiis (tosyarub), misalnya terbuat dari besi ataubaia apabila terkena najis mutawassithah fnaiis sedang), jikadisucikan dengan menggunakan air akan merusak alat

l{n*mic'i Enlttrrt d,{.-iolin T fl'.*nt.t fntr|nr-nnJrt

Page 6: Fatwa Pensucian Alat Produksi Yang Terkena Najis Mutawassithah

Fatwa tentang Pensucian Alat Produksi yang Terkena Najis Mutawassithah 6(Najis Sedang) dengan Selain Air

Ketiga

Ketua

PROF. DR, H. HASANUDDINAF.,

dan/atau proses produksinya, maka dapat disucikan denganmenggunakan selain air, selama barang tersebut suci sertabekas najis berupa bau, rasa dan warnanya telah hilang.

4. Suatu alat produksi boleh digunakan bergantian antaraproduk halal dengan pruduk non halal yang terkena najismutawassithah apabila sebelum proses produksi dilakukanpensucian sebagaimana ketentuan nomor dua dan tiga di aas.

: KetentuanPenutup1. Fatwa ini berlaku seiak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan

jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akandiperbaiki dan disempurnakan sebagaimana mestinya.

2. Agar setiap muslim dan pihak-pihak yang memerlukan dapatmengetahuinya, menghimbau semua pihak untukmenyebarluaskan fatwa ini.

Ditetapkan di : |akartaPada tanggal : SB.Rabi'Ul,,AWWal_1432 H

3 Maret 2OL1 M

MATE NDONESIAA

Sekretaris

HIU.ASRORUN NI'AM SHOLEH, MA