fat splitting

24
1. Sumber Lemak Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. Salah satu anggota dari golongan lipid ini adalah lemak yang tergolong dalam lipid netral.Lemak merupakan sumber energi dalam aktivitas tubuh manusia, yang bila dioksidasi secara sempurna dalam tubuh menghasilkan 9,3 kalori lemak per 1 gram. Lemak sebagai bahan pangan dibagi menjadi 2 golongan, yaitu : 1) lemak yang siap dikonsumsi tanpa harus dimasak (edible fat consumed uncooked) misalnya mentega, margarin dan lemakyang biasa digunakan dalam kembang gula, dan 2) lemak yang dimasak bersama bahan pangan atau dijadikan sebagai bahan pengantar panas dalam memasak bahan pangan, misalnya minyak goreng, shortening dan lemak babi. Disamping kegunaannya sebagai bahan pangan, lemak juga berfungsi sebagai bahan pembuatan sabun, bahan pelumas (misalnya minyak jarak), sebagai obat- obatan(misalnya minyak ikan), sebagai pengkilat cat(terutama yang berasal dari golongan minyak mengering).Produk dunia dari lemak diperkirakan akan meningkat setiap tahunnya, kenaikan produksi ini terutama disebabkan karena melimpahnya panen biji-bijian sebagai sumber lemak. 1

Upload: restiava

Post on 27-Oct-2015

119 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

oleokimia

TRANSCRIPT

Page 1: Fat Splitting

1. Sumber Lemak

Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam

serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar seperti suatu

hidrokarbon atau dietil eter. Salah satu anggota dari golongan lipid ini adalah lemak

yang tergolong dalam lipid netral.Lemak merupakan sumber energi dalam aktivitas

tubuh manusia, yang bila dioksidasi secara sempurna dalam tubuh menghasilkan 9,3

kalori lemak per 1 gram. Lemak sebagai bahan pangan dibagi menjadi 2 golongan,

yaitu : 1) lemak yang siap dikonsumsi tanpa harus dimasak (edible fat consumed

uncooked) misalnya mentega, margarin dan lemakyang biasa digunakan dalam

kembang gula, dan 2) lemak yang dimasak bersama bahan pangan atau dijadikan

sebagai bahan pengantar panas dalam memasak bahan pangan, misalnya minyak

goreng, shortening dan lemak babi.

Disamping kegunaannya sebagai bahan pangan, lemak juga berfungsi sebagai

bahan pembuatan sabun, bahan pelumas (misalnya minyak jarak), sebagai obat-

obatan(misalnya minyak ikan), sebagai pengkilat cat(terutama yang berasal dari

golongan minyak mengering).Produk dunia dari lemak diperkirakan akan meningkat

setiap tahunnya, kenaikan produksi ini terutama disebabkan karena melimpahnya

panen biji-bijian sebagai sumber lemak.

Sumber Lemak

Lemak dihasilkan oleh alam yang dapat bersumber dari bahan hewani atau

nabati.Karena dalam hewan atau tumbuhan itu lemak tersebut berfungsi sebagai

cadangan energi. Lemak bisa diklasifikasikan berdasarkan sumbernya, sebagai

berikut :

1. Bersumber dari tanaman.

Biji-bijian palawija : jagung, biji kapas, kacang, wijen, kedele, bunga

matahari.

Kulit buah tanaman tahunan : zaitun dan kelapa sawit.

Biji-bijian dari tanaman tahunan : kelapa, coklat, inti sawit, babassu, cohune

dan sejenisnya.

1

Page 2: Fat Splitting

2. Bersumber dari hewan :

Susu hewan peliharaan : lemak susu.

Daging hewan peliharaan : lemak sapi dan turunannya oleostearin, oleo oil

dari oleo stock, lemak babi dan muttor tallow.

Adapun perbedaan umum antara lemak nabati dan hewani adalah :

1) lemak hewani mengandung kolesterol,

2) kadar asam lemak tidak jenuh pada lemak hewani lebih kecil dari lemak nabati,

3) lemak hewani mempunyai bilangan Reichert-Meissl lebih besar dari bilangan

Polenske lebih kecil dibandingkan dengan minyak nabati.

Lemak nabati dan hewani dapat diklasifikasikan bedasarkan sifat fisiknya berikut

dengan contohnya :

1. Lemak nabati, seperti : lemak biji coklat, inti sawit, cohune, babassu, tengkawang,

nutmeg butter, shea butter.

2. Lemak hewani :

a. Lemak susu (butter fat), seperti : lemak dari susu sapi, kerbau, kambing, dan

domba.

b. Hewan peliharaan, seperti : lemak babi, skin grease, mutton tallow, lemak tulang,

lemak/gemul wool.

Lemak dalam tanaman dibentuk dalam sel hidup yang merupakan hasil dri

serangkaian reaksi yang kompleks alam proses metabolisme.Molekul lemak disintesa

dengan proses kondensasi dari suatu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak.

Molekul asam lemak dan gliserol tersebut dibentuk dari hasil oksidasi karbohidrat

secara proses metabolisme berlangsung.

Proses pembentukan lemak dalam tanaman terdiri dari tiga tahap, yaitu :

1. Sintesa gliserol.

Gilserol disintesa dari dihidroksi aseton fosfat, yang merupakan salah satu hasil

penguraian fruktosa difosfat oleh enzim oleh aldose dalam tanaman. Dihidroksi aseton

2

Page 3: Fat Splitting

fosfat direduksi menjadi gliserol fosfat dan akhirnya diubah menjadi gliserol dengan

proses de-phaphorilase.

2. Sintesa asam lemak.

Asam lemak dihasilakan dari reaksi dua persenyawaan yang m,engandung karbon,

yang etrbentuk selama proses metabolisme misalnya asam asetat, asetaldehida, dan

alkohol (etanol). Dalam kondisi anaerob, asam lemak dalam tanaman disintesa oleh

bakteri tertentu. Sebagai contoh adalah sintesa asam butirat dan asam kaproat oleh

bakteri Clostridium Kluyveri, dengan reaksi sebagai berikut :

2 CH3OH + CH3COOH C⃗ . Kluyveri CH3(CH2)2COOH + H2O

Asam butirat

C2H5OH + CH3COOH C⃗ . Kluyveri CH3(CH2)4COOH + 2H2O

Asam kaproat

3. Kondensasi gliserol dan asam lemak sehingga membentuk lemak.

Proses pembentukan lemak atau minyak dalam tanaman merupakan proses

esterifikasi gliserol dengan asam lemak. Sebagai contoh adalah proses pembentukan

palmitin.Enzim lipase biasanya terdapat dalam biji-bijian yang dapat mengandung

lemak misalnya kacang kedele, biji jarak, biji bunga matahari, biji jagung dan juga

terdapat dalam daging hewan serta beberapa jenis bakteri.

Lemak hewani bersumber dari tubuh hewan, yang terdapat dalam jaringan adipose.

Jenis-jenis lemak hewani yang telah banyak dikenal adalah lemak susu, kuning telur,

lemak sapi, lemak babi,lemak sumsum, lemak ayam, lemak ikan paus, ikan hiu, dan

sebagainya

2. Pengertian Fat Splitting

Fat Splitting menurut bahasa berarti pemecahan lemak. Sedangkan secara

definisi berarti proses pemecahan lemak atau minyak (Trigliserida) menjadi Fatty

3

Page 4: Fat Splitting

Acid (Asam lemak) serta gliserin sebagai produk samping, dengan menggunakan air

(Proses hidrolisa) dan atau menggunakan enzim.

Secara tersirat dapat diketahui reaktan pada proses ini adalah minyak (crude

palm oil, palm kernel oil, serta coconut oil) atau lemak yang sudah di kilang untuk

pembersihan, dan yang akan dijelaskan secara mendalam pada bagian-bagian

selanjutnya adalah menggunakan coconut oil dan crude palm oil (CPO) sebagai

umpan reaksi.

Adapun kegunaan dari proses “pemecahan lemak” ini adalah untuk

menghasilkan asam lemak dan gliserin sebagai produk samping. Sebagaimana kita

ketahui bersama kedua produk ini memiliki nilai jual lebih bila dibandingkan umpan

kita tadi. Adapun asam lemak dapat juga dikatakan “basic oleochemical” terpenting,

pada industri oleochemical asam lemak digunakan sebagai materi awal untuk sabun,

medium-chain trigliserida, polyol ester, alkanoamida, dan sebagainya.

3. Reaksi Serta Mekanisme Reaksi Fat Splitting

Sebagaimana kita ketahui minyak kelapa maupun minyak sawit, bisa dihidrolisa

atau dipecah menjadi korespondensi asam lemak dan gliserin. Reaksinya dijelaskan

menurut persamaan:

RCOOCH2 RCOOH CH2OH

| |

R’COOCH + 3H2O R’COOH + CHOH

| |

R’’COO CH2 R’’COOH CH2OH

Tigliserida 3 Air 3 Asam Lemak Gliserin

4

Page 5: Fat Splitting

Pada penggunaan minyak kelapa, fraksi asam lemak adalah C8-C18 dan bukan

tidak memungkinkan juga C6.

Fat splitting merupakan reaksi yang essensial yang berlangsung pada tahapan

sebagai berikut :

Asam lemak radikal, berpindah tempat dari trigliserida satu kali dari tri ke di ke

mono. Pemecahan yang tidak sempurna akan menghasilkan monogliserida, digliseridaa,

dan mungkin juga masih berbentuk trigliserida. Semenjak proses inisiasi, reaksi berjalan

lamban, terbatas oleh kelarutan air di dalam fasa minyak. Pada tahapan kedua, prosedur

reaksi mulai bergerak cepat, karena peningkatan kelarutan air pada fasa minyak. Pada

tahap akhir ditandai dengan dimishing rata-rata reaksi sebagai asam lemak dan gliserin

sebagai produk kondiri equilibrium. Dapat di lihat pada ilustrasi berikut:

Pemecahan lemak merupakan reaksi yang reversibel, pada titik equilibrium nilai

hidrolisis dan reesterifikasi adalah setimbang. Gliserin sebagai produk harus ditari

keluar secara kontinu, sebagai usaha untuk menghindari terjadinya reesterifikasi yang

berlebihan.

Meningkatkan suhu dan tekanan akan memepercepat reaksi karena akan

meningkatkan kelarutan air di dalam fasa minyak, dan untuk meningkatkan energi

aktifasi. Temperatur pada bagian partikel, akan menimbbulkan efek yang signifikan.

Menaikkan suhu dan temperatur (misal dari 150 – 220 oc akan meningkatkan kelarutan

5

Page 6: Fat Splitting

air 2 sampai 3 kali lipat. Presentasi asam mineral yang kecil seperti asam sulfat atau

oksida logam (seperti Zn dan Magnesium Clorida) meningkatkan reaksi pemecahan.

Oksida logam adalah katalis sebenarnya. Ia juga berperan dalam formasi dan proses

emulsi.

4. Macam-Macam Proses Fat Splitting

1) Proses Twitchell

Proses twitchell adalah proses yang mula-mula dikembangkan pada pemisahan

lemak. Proses ini masih menggunakan cara yang sederhana, disebabkan murah serta

kemudahan dari instalasi dan operasi. Tetapi proses ini membutuhkan energi yang

besar dan kualitas produk yang rendah. Proses pemisahan menggunakan reagen

Twitchell dan H2SO4 sebagai katalis dalam hidrolisis. Reagennya adalah campuran

dari oleic atau asam lainnya dengan naptalen tersulfonasi.

Operasi terjadi dalam suatu wooden lead-lined, atau tong tahan asam.

Kandungan yang terdiri dari air yang jumlahnya ± ½ dari lemak, H2SO4 1-2 % dan

reagen Twitchell 0,75-1,25 % dipanaskan sampai mendidih pada tekanan atmosfer

selama 36-48 jam, menggunakan steam terbuka. Proses biasanya diulangi dua sampai

empat kali, fasa tiap tahap menghasilkan larutan gliserin dan air. Pada tahap akhir,

air ditambahkan dan campuran dipanaskan kembali hingga mendidih guna mencuci

asam yang tertinggal.

Pada periode reaksi yang panjang, steam yang dibutuhkan menjadi tinggi

dan diskolorisasi asam lemak tidak merata sehingga pemakaian proses ini tidak

menguntungkan.

Gambar 1. Proses Twitchell.

6

Page 7: Fat Splitting

2) Proses Autoclave Batch

Proses ini adalah metode komersial yang membutuhkan waktu yang cukup

lama dalam pemisahan. Asam yang disediakan harus dalam jumlah yang cukup

banyak untuk menghasilkan zat ligh-clored. Proses ini lebih cepat dibandingkan

dengan proses Twitchell, butuh waktu selama 6-10 jam sampai selesai. Pemisahan

menggunakan katalis zinc, Mg atau kalsium oksida. Dari semua katalis yang paling

aktif adalah zinc. Sekitar 2-4 % katalis digunakan dan sejumlah dari serbuk zinc

ditambahkan untuk meningkatkan warna dari asam lemak.

Autoclave merupakan silnder yang tinggi, dengan diameter 1220-1829 mm

dan tinggi 6-12 m dibuat dari alloy yang tahan terhadap korosi (corrosion-resistant

alloy) dan terlindungi secara penuh. Penginjeksian steam menyebabkan terjadinya

pengadukan, meskipun pada beberapa kondisi digunakan mesin pengaduk.

Dalam operasi, autoclave diisi dengan lemak dan air yang jumlahnya (sekitar

± ½ dari lemak) dan katalis. Steam dihembuskan guna menggantikan udara terlarut

dan autoclave ditutup. Steam yang digunakan untuk menaikkan tekanan sampai 1135

kPa dan diinjeksikan secara kontiniu, sementara sebagian kecil kisi-kisi menjaga

agitasi dan tekanan operasi. Konversi dapat dicapai lebih dari 95% setelah 6-10 jam.

Isi dari autoclave dipindahkan ke tangki, dimana terbentuk asam lemak

dibagian atas dan gliserin pada bagian bawah. Asam lemak yang terbentuk

ditambahkan asam mineral untuk memisahkan kandungan sabun dan selanjutnya

dilakukan pencucian kembali guna memisahkan sisa asam mineral.

Gambar 2. Proses Autoclave Batch

7

Page 8: Fat Splitting

3) Proses Kontinu

Proses kontiniu merupakan proses pemisahan lemak dengan menggunakan

suhu dan tekanan yang tinggi. Proses pemisahan asam lemak lebih dikenal dengan

proses Coltage-Emery, merupakan metode yang paling efisien dalam hidrolisis

lemak. Suhu dan tekanan tinggi dipergunakan untuk mempercepat waktu reaksi.

Aliran counter current dipenuhkan oleh minyak dan air guna menghasilkan suatu

derajat pemisahan yang maksimal tanpa memerlukan katalis.

Menara pemisah merupakan bagian utama dari proses ini. Kebanyakan dari

menara pemisah mempunyai konfigurasi sama dan dioperasikan dengan cara yang

sama. Tergantung dari kapasitas, menara bisa berkapasitas pad diameter 508-1220

mm dengan tinggi 18-25 m dan terbuat dari bahan tahan korosi seperti baja stainless

316 atau campuran logam yang dirancang untuk beroperasi pada tekanan sekitar

5000 kPa.

Gambar 3. Single-stage countercurrent splitting.

Gambar 3 menunjukkan suatu rancangan Single-stage Countercurrent splitting,

lemak terdegradasi pada sebuah cincin sparge bagian tengah sekitar 1 meter dari

dasar dengan sebuah pompa bertekanan tinggi. Air terdapat pada bagian atas dengan

8

Page 9: Fat Splitting

perbandingan 0-50% dari berat lemak. Temperatur pemisahan yang tinggi (250-260 oC) cukup menjamin penghancuran fase air pada minyak.

Volume kosong menara digunakan sebagai tempat reaksi. Lemak mentah

lewat sebagai fase yang saling bersentuhan dari dasar atas menara, sementara cairan

lebih berat mengalir turun sebagai fase terdispersi dalam bentuk campuran lemak dan

asam. Derajat pemisahan dapat dicapai hingga 99%. Proses continiu countercurrent

tekanan tinggi memecah lemak dan minyak dengan lebih efisien dari pada proses lain

dengan lama reaksi 2-3 jam.

Konsumsi utilitas untuk per ton umpan adalah :

Steam (6000 kPa) 190 kg

Air pendingin (20oC) 3 m3

Energi elektrik 10 kWj

Air proses 0,6 m3

4) Pemecahan secara enzimatis

Lemak dan minyak dapat dihidrolisis dengan enzim alami.Pemecahan lemak

dengan enzim telah dilakukan melalui percobaan.Tetapi saat ini prosesnya tidak

begitu dianggap penting karena biayanya yang mahal dan waktu reaksinya yang

lama.Pemecahan lemak dan minyak secara enzimatis oleh lipase dari Candida

Rugosa, Aspergilus niger, dan Rhizopus Arrhizus telah dipelajari pada range

temperatur 26-40 oC dengan periode 48-72 jam dengan hasil pemecahan kira-kira

98 %.

9

Page 10: Fat Splitting

Perbandingan Beberapa Proses Fat Splitting

Twitchell Batch Autoklav Kontinu Counter-

current dari P&G

Enzimatik

Suhu oc 100-105 150-175 atau 240 250 26-46

Tekanan 5.2-10.0 atau 2.9-3.1

Katalis Asamalkil, aril

sulfonat dan

asam

sikloalifatik,

dipakai

bersama-sama

dengan asam

sulfat sebanyak

0.7-1.25%

Seng, kalsium, atau

magnesium oksida 1-

2%, atau tanpa katalis

Optional Lipase dari

candida

rugosa,

aspergilus

niger

Dan rizopus

arrhizus

Waktu, h 12-48 5-10 atau 2-4 2-3 48-72

Metode

operasi

Batch Batch Kontinu

Perolehan 35-98%

larutan gliserol

5-15%

bergantung

jumlah tahap

dan jenis lemak

85-95%

larutan gliserol 10-15%

tergantung pada jumlah

tahap dan jenis lemak

97-99%

larutan gliserol 10-

25% tergantung

jenis lemak

98%

Keuntungan - suhu dan

tekanan

rendah

- bisa untuk

skala lab.

- Investasi awal

relatif ringan

- dapat diadaptasi

untuk skala kecil

- investasi awal lebih

murah daripada kontinu

proses

- lebih cepat dari pada

twitchell proses

- tidak butuh ruang

luas

- kualitas produk

seragam

- perolehan lebih

tinggi

- konsentrasi lebih

tinggi

- biaya murah

untuk operasi

Perolehan

tinggi dan

lebih ramah

lingkungan

hidup

10

Page 11: Fat Splitting

- karena otomatis,

pengendaliannya

mudah

Kelemahan - penanganan

katalis butuh

waktu lama

- stok bahan

baku kurang

bagus,

terpaksa di

rafinasi, agar

tidak teracuni

oleh katalis

- konsumsi

steam tinggi

- cenderung

bewarna gelap

- lebih dari 1

tahap untuk

perolehan

tinggi

- pengendalian

manual

- biaya tenaga

kerja tinggi

- Investasi awal

agak tinggi

- Penanganan

katalis

- Waktu reaksi

lebih lama dari

pada kontinu

proses

- Biaya tenaga

kerja tinggi

- Perlu lebih dari

satu tahap

untuk hasil

yang baik

- investasi

awal tinggi

- suhu dan

tekanan

tinggi

- tingkat

penanganan

yang

dibutuhkan

tinggi

Waktu yang

lama diikuti

investasi

biologi

mahal

5. Uraian Proses

Pada prinsipnya pembuatan pemisahan lemak ini terbagi menjadi beberapa tahap :

1. tahap degumming

2. tahap hidrolisa

3. fatty acid distilation and fractionation opertion

4. tahap penguapan

11

Page 12: Fat Splitting

Gambar 4 : tahap proses

Degumming merupakan proses pemisahan getah (gum), yaitu lendir yang terdiri

dari phospotida, protein residu, karbohidrat, air, resin, lechitin, dimana bahan-bahan

tersebut merupakan bahan impuritis yang dapat mengganggu proses-proses selanjutnya.

Misalnya lechitin pada suhu tinggi dapat menghasilkan warna gelap.

Biasanya proses ini dilakukan dengan cara dehidrasi gum dengan injeksi asam

pospat sehingga kotoran terbentuk mudah lepas dari minyak, kemudian disusul dengan

proses sentrifugasi minyak yang telah di degumming, selanjutnya dihidrolisa pada

reaktor hidrolisa.

Hidrolisa lemak atau minyak untuk menghasilkan asam lemak dan gliserol

dilakuakan dengan merasakan air bertekanan dengan minyak atau lemak pada menara

splitting. Minyak dan air secara kontinu di alirkan ke splitting yang beroperasi pada

suhu 250oc dan tekanan 50 atm. Gliserol dapat larut dalam air sedangkan asam lemak

tidak larut, sehingga trigliserida terikat bersama asam lemak merupakan bagian atas dari

produk di menara splitting. Sedangkan gliserol dan air berada di bottom menara. Reaksi

yang terjadi bersifat endotermis (memerlukan panas).

Selanjutnya produk gliserol yang masih mengandung sebagian besar air

dilakuakan pemisahan dengan cara penguapan menggunakan evaporator yang

merupakan unit operasi dimana gliserol dipisahkan dari komponen campurannya yaitu

air. Hasil dari unit pemisahan ini diperkirakan menghasilkan produk gliserol 90,9%.

Selanjutnya dilakukan distilasi dan operasi fraksionasi. Asam lemak yang

dihasilkan dibersihkan dan dipisahkan dengan penyulingan dan fraksinasi.

12

Page 13: Fat Splitting

Penyulingan zat asam yang mengandung lemak kasar.

Zat asam yang mengandung lemak sangat sensitif jika dipanaskan, dioksidasi,

dan dapat menimbulkan karat. Penyulingan dibawa ke ruang hamapa dan menurunkan

temperatur sehingga memperpendek waktu proses. Zat asam yang mengandung lemak

kasar dikeringkan dengan melewati ruang hampa dan dimasukkan pada unit destilasi,

direaksikan pada ruang hampa 1,2 kPa atau temperatur kira-kira 210oc.

Panas memudahkan pengurangan kotoran seperti halnya bau dan badan warna

dari uap air yang meninggalkan sistem tersebut. Lemak yang disaring punya warna

putih dan bebas dari ketidak murnian. Akhirnya terdiri dari beberapa kualitas produk

akhir, ynag dapat di daur ulang secara langsung dengan penyulingan kembali.

Menurut lurgi pemakaian lemak kasar per ton untuk 50 – 200 ton per hari.

Heating steam (5 000 kPa) 370 kg

Steam (300 – 1000 kPa) 150 kg

Cooling water (20oc) 15 m3

Electrical energy 5 kWh

Export steam (300 kPa) 120 kg

Pecahan spesifik dengan kemurnian lebih dari 99 % laris untuk produk tertentu.

Kebetulan dalam pengembangan dalam teknologi fraksionasi sekarang dapat siap

menghadapi tantang ini. Kemurnian 99, 5 % kaleng dapat dicapai untuk C12 atau C14

Fraksionasi dapat memisahkan campuran zat asam yang mengandung lemak.

Detergen punya ikatan C12 – C18 yang terpisah dari keseluruhan oleh lapisan di atas C8

– C10. potongan tengah C12 – C14 dapat difraksionasi lebih lanjut dari C12 – C18

dengan memanfaatkan dua atau lebih kolom.

Keseluruhan proses fraksionasi dapat memberi perbandingan hasil akhir. Pada

dasrnya masing-masing proses menggunakan suatu deaerator, sumber panaas, kolom

fraksionasi, sistem penguapan, dan sumber ruang hampa. Proses berbeda untuk tiap

kolom. Dengan penguapan dan pemadatan dan engaturan pipa untuk menimbulkan

panas yang lebih baik, tetapi mereka dapat memberi hasil yang baik. Sistem ruang

hampa disajikan dengan bebas untuk masng-masing kolom dan pada umumya berisi

suatu ruang hampa dan suatu ejektor uap air mencapai ruang hampa yang paling tinggi.

13

Page 14: Fat Splitting

Suatu sistem ruang hampa tidaklah direkomendarikan. Karena dapat mempengaruhi

langkah-langkah lain.

6. Blok Diagram Proses

Sebagai mana telah diulas lebih lengkap mengenai tahapan-tahapan proses

pada fat splitting, maka dapat dibuatkan diagram alir proses fat splitting

menggunakan metode kontinu.

14

Page 15: Fat Splitting

7. Penjelasan Mengenai Produk

Kita telah tahu mengenai macam proses, mekanisme, serta mekanisme proses

fat splitting dari ulasan yang telah panjang lebar di atas. Nah pada bgian akhir

pembahasan ini akan kami jelaskan sedikit mengenai produk akhir dari proses fat

splitting. Adapun produk yang dihasilkan adalah asam lemak dan gliserin (sebagai

produk samping), namun kami hanya kan menjelaskan mengenai asam leak saja,

karena gliserin akan dijelaskan sangat mendalam pada ulasan kelompok berikkutnya.

Asam lemak merupakan salah satu bahan dasar oleokimia yang sangat penting

dalam industri oleokimia selanjutnya. Asam lemak dapat diperoleh dari minyak

nabati, seperti CPO, PKO, dan coconut oil. Sedang asam lemak itu sendiri

merupakan asam karboksilat dengan jumlah atom karbon C6 – C24 dan dapat

diperoleh dengan cara pemisahan minyak nabati

Kandungan asam lemk pada CPO, PKO, dan coconut oil dapat dilihat pada tabel

berikut:

Asam lemak

Formula CPO (%) PKO (%) Coconut oil (%)

CaproicCaprilicCapricLauricMyristicPalmiticStreticOleiclinoleic

C6H12O2

C8H16O2

C10H20O2

C12H24O2

C14H28O2 C15H32O2

C18H36O2

C18H34O2

C18H32O2

1.1-2.540-463.6-4.739-457-11

0.2-0.86-96-1046-5017-198-102-35-7

1-2.5

0-13-53-5

44-5115-177-102-3

12-191-2

Terjadi perbedaan disebabkan karena jumlah atom karbon, posisi rantai

cabang, dan ikatan rangkap antara 2 atom karbon, maka dibedakan menjadi asam

lemak jenuh dan tak jenuh. Kegunaan asam lemak antara lain; sabun, detergen,

alkohol lemak, kosmetik, karet, plastik, crayon, cat, pengemulsi makanan, vernish,

dan serta obat-obatan.

15

Page 16: Fat Splitting

8. Kesimpulan

1. Proses Fat Splitting merupakan proses pemisahan minyak atau lemak

2. Langkah fat splitting adalah reaksi hidrolisa dengan 4 metode yaitu twitchell,

batch autoklav, kontinu, dan enzime, yang masingn-masingnya memiliki

kelebihan dan kekurangan. Pada kesempatan ini kami lebih memilih metode

kontinu.

3. Adapun tahapan prosesnya adalah degumming, hidrolisa, dekanter, yang

memisahkan giserol-air (selanjutnya menuju evaporator untuk memisahkannya)

serta trigliserida-asam lemak (selanjutnya ke unit fraksinator)

4. Hasil utama proses ini adalah asam lemak serta produk samping berupa gliserin

5. Proses Twitchell merupakan proses yang paling sederhana pada pemecahan

lemak dan masih digunakan dalam skala kecil karena biayanya yang murah dan

pengoperasian yang mudah. Namun, waktu reaksinya lama dan konsumsi

steam-nya tinggi.

6. Proses Autoclave-Batch merupakan metode komersial paling tua yang

digunakan untuk pemecahan lemak tingkat tinggi, waktu reaksinya lebih cepat

daripada proses Twitchell. Namun, dibandingkan dengan proses Kontinu lebih

lambat

7. Proses Kontinu merupakan proses yang paling efisien dalam metoda hidrolisis

lemak, menghasilkan konversi yang paling tinggi diantara semua proses fat

splitting dengan waktu reaksi yang singkat.

8. Proses secara Enzimatis memanfaatkan enzim lipase dari mikroorganisme

sebagai biokatalisator bagi reaksi penguraian minyak atau lemak (hidrolisis)

menjadi gliserin asam-asam lemak murni tersebut, maka asam lemak hasil

hidrolisis tersebut difraksinasi dengan cara destilasi

9. Pemilihan proses dipertimbangkan berdasarkan : konversi produk yang tinggi,

waktu reaksi lebih singkat, dan biaya operasi yang lebih murah

10. Berdasarkan kriteria pemilihan proses di atas, maka proses kontinu adalah

proses yang paling baik untuk diterapkan dalam proses pemecahan lemak yang

paling efektif dan efisien.

16