fakultas psikologi universitas muhammadiyah …eprints.ums.ac.id/39079/24/naskah publikasi.pdf ·...

12
HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh : IRVAN PRAJUDHA SUKARNO F. 100090018 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

Upload: others

Post on 11-Jul-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …eprints.ums.ac.id/39079/24/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sebesar 106,26 dengan rerata hipotetik sebesar 92,5. Jadi rerata empirik > rerata

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Oleh :

IRVAN PRAJUDHA SUKARNO

F. 100090018

FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

Page 2: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …eprints.ums.ac.id/39079/24/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sebesar 106,26 dengan rerata hipotetik sebesar 92,5. Jadi rerata empirik > rerata

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)

Irvan Prajudha [email protected]

Muhammad Amir

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

AbstrakKesediaan para karyawan untuk berkontribusi secara positif tersebut pada

gilirannya akan menjadi sumber bagi peningkatan efektivitas, efisiensi, dankreativitas kerja disebut dengan OCB, namun hal tersebut sulit ditemui karenamunculnya OCB pada karyawan dipengaruhi oleh bebrapa faktor, antara lain olehkecerdasan emosional.

Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui hubungan antara kecerdasanemosional dengan organizational citizenship behavior (OCB), sehingga penulismengajukan hipotesis ”Ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan OCB ”.Subjek dalam penelitian ini adalah PT. Sari Warna Asli, departemen Weaving IIyang berjumlah 305 karyawan. Teknik pengambilan sampel adalah quota randomsampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan cara menetapkan jumlahtertentu sebagai target yang harus dipenuhi dalam pengambilan sampel daripopulasi (khususnya yang tidak terhingga atau tidak jelas). Alat ukur yangdigunakan untuk mengungkap variabel-variabel penelitian ada 2 macam alat ukur,yaitu : (1) skala kecerdasan emosional, dan (2) skala OCB. Analisis data dalampenelitian ini menggunakan korelasi product moment.

Berdasarkan hasil analisis maka diperoleh korelasi antara kecerdasanemosional dengan OCB yakni (r) sebesar 0,607 dengan p= 0,000 dimana p < 0,01,hal ini berarti ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kecerdasanemosional dengan OCB. Artinya, Semakin tinggi kecerdasan emosi maka semakintinggi OCB karyawan, sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosi maka semakinrendah pula OCB karyawan. Rerata empirik variabel kecerdasan emosionalsebesar 106,26 dengan rerata hipotetik sebesar 92,5. Jadi rerata empirik > reratahipotetik yang menggambarkan bahwa pada umumnya karyawan mempunyaikecerdasan emosional yang tinggi. Selanjutnya rerata empirik variabel OCBsebesar 92,41 dengan rerata hipotetik sebesar 70. Jadi rerata empirik > reratahipotetik yang berarti pada umumnya karyawan mempunyai OCB yang tinggi.Peranan kecerdasan emosional terhadap OCB (SE) sebesar 36,8%, artinya masihterdapat 63,2% yang mempengaruhi OCB misalnya antara lain: budaya dan iklimorganisasi, kepribadian dan suasana hati, persepsi terhadap dukunganorganisasional, persepsi terhadap kualitas hubungan/interaksi atasan bawahan,masa kerja, dan jenis kelamin.

Kata kunci : OCB, kecerdasan emosional, karyawan.

Page 3: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …eprints.ums.ac.id/39079/24/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sebesar 106,26 dengan rerata hipotetik sebesar 92,5. Jadi rerata empirik > rerata
Page 4: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …eprints.ums.ac.id/39079/24/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sebesar 106,26 dengan rerata hipotetik sebesar 92,5. Jadi rerata empirik > rerata
Page 5: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …eprints.ums.ac.id/39079/24/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sebesar 106,26 dengan rerata hipotetik sebesar 92,5. Jadi rerata empirik > rerata

1

PENDAHULUANSumber daya manusia

merupakan aset paling penting dalamsuatu organisasi karena merupakansumber yang mengarahkan organisasiserta mempertahankan danmengembangkan organisasi dalamberbagai tuntutan masyarakat danzaman. Oleh karena itu sumber dayamanusia harus selalu diperhatikan,dijaga, dan dikembangkan.

Salah satu kunci keberhasilanorganisasi ditengah-tengah persainganadalah sejauh mana orang-orang dalamorganisasi secara sinergis berkontribusipositif, baik dalam perencanaanmaupun dalam pengimplementasianrencana yang disusun yang diarahkanpada usaha pencapaian tujuan. Hanyasaja untuk membuat karyawan mauberkontribusi secara positif walau tanpaada imbalan merupakan hal sulitditemui, sehingga sangat penting bagiorganisasi untuk dapat membuatkaryawannya berkontribusi secarapositif dengan kesadarannya sendiri.

Kesediaan para karyawanuntuk berkontribusi secara positiftersebut pada gilirannya akan menjadisumber bagi peningkatan efektivitas,efisiensi, dan kreativitas kerja (Boglerand Somech dalam Ningtyas, 2005).Perilaku untuk bersedia memberikankontribusi positif ini diharapkan tidakhanya terbatas dalam kewajiban kerjasecara formal, melainkan idealnya lebihdari kewajiban formalnya (Bowlerdalam Sofyandi, 2007).

Melakukan pekerjaan melebihipekerjaan formal atau dapat bahwa apayang dikerjakan karyawan tidak selaludigerakan oleh hal-hal yangmenguntungkan bagi dirinya, namundikarenakan karyawan tersebut akanmempunyai perasaan puas jika dapatmembantu atau mengerjakan sesuatu

yang lebih dari perannya, maka kondisitersebut bisa disebut sebagai perilakukewarganegaraan organisasi atau jugadisebut organizational citizenshipbehavior (OCB).

Seperti dikatakan oleh Sofyandi(2007) bahwa OCB merupakan perilakupositif orang-orang yang ada dalamorganisasi. Perilaku ini terekspresikandalam bentuk kesediaan secara sadardan sukarela untuk bekerja,memberikan kontribusi pada organisasilebih dari pada apa yang dituntut secaraformal oleh organisasi. OCBmerupakan ekspresi kecintaan,loyalitas, dan rasa memiliki yang tinggidari anggota organisasi. Jika dalamsebuah organisasi terdapat orang-orangyang memiliki OCB tinggi, maka dapatdiharapkan organisasi tersebut akanmampu menghadapi tantangan yangmuncul dari perubahan lingkungan,baik internal maupun eksternal.Ditambahkan oleh Organ (dalamSeniati, 2004), bahwa OCB merupakanbentuk perilaku yang merupakanpilihan dan inisiatif individual, tidakberkaitan dengan sistem reward formalorganisasi tetapi secara bersamaandapat meningkatkan efektivitasorganisasi.

pentingnya OCB dapat dimilikioleh setiap karyawan, agar organisasiatau perusahaan dapat berjalan lebihefektif, sebab seorang karyawan yangOCB nya tinggi akan bersediamembantu rekan-rekan kerjanya yangsedang menemui kesulitan maupunbersedia melakukan pekerjaan di luarperannya demi tujuan perusahaan,namun apabila OCB rendah makaseorang karyawan tidak akan pedulidengan kesulitan rekan kerjanya dantidak bersedia melakukan pekerjaan diluar perannya. Dengan demikian suatuperusahaan akan sangat mengharapkan

Page 6: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …eprints.ums.ac.id/39079/24/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sebesar 106,26 dengan rerata hipotetik sebesar 92,5. Jadi rerata empirik > rerata

2

perilaku kewargaan ini muncul dikalangan karyawan. Namun padakenyataannya tidak semua organisasiberisi sepenuhnya dengan karyawan-karyawan yang mempunyai OCBtinggi. Seperti yang terjadi di PT. SariWarna Asli, Boyolali bahwa dari hasilobservasi yang dilakukan oleh penulispada 13 Agustus 2014 mulai dari pukul12.00 – 17.00 WIB terlihat ketika adakaryawan yang akan menyeberangjalan namun karyawan yang lainnyatidak mau membantu menyeberangkankaryawan lain. Ada juga ketikakaryawan yang melihat sampahberserakan tidak mau membuangsampah tersebut pada tempatnya danhanya melihat karyawan tersebutmenunggu karyawan lain yang bertugasmembersihkannya.

Melihat fenomena tersebutmaka perlu kiranya diketahui faktor-faktor yang menyebabkan munculnyaOCB pada karyawan, dan menurutAbraham (1999) bahwa salah satufaktor OCB adalah kecerdasanemosional. Selanjutnya dikatakanbahwa kecerdasan emosional yangtinggi akan meningkatkan perilakualtruistik individu, akan memampukankaryawan untuk memahami rekan kerjadan merespon lebih baik dibandingkaryawan yang rendah kecerdasanemosinya, yang mana perilakualtruistik tersebut merupakan bagiandari dimensi OCB.

Ditambahkan oleh Staw,Sutton, and Pelled (1994) menerangkantentang perilaku yang berkaitan dengankecerdasan tersebut yakni pertama,menjadi karyawan yang mempunyaiperasaan positif yang dapatmemperkuat dan memperlihatkanperilaku altruisme yang pada akhirnyadapat memampukan karyawanmemelihara kondisi pikiran yang sehat,

kedua bahwa karyawan yang lebihpositif perasaannya akan lebih mudahmelakukan interaksi sosial, dan ketigabahwa karyawan akan lebih mudahmerasakan kepuasan kerja yang padaakhirnya akan memunculkan perilakumenolong, yang mana ketiga haltersebut termasuk dalam dimensiperilaku OCB.

Hal tersebut didukung olehhasil penelitian yang dilakukan olehChin, Anantharaman, dan Tong (2006)pada 536 karyawan di berbagai industriyang berbeda di Malaysia, yangmenyatakan bahwa kecerdasanemosional menyumbangkan peranterhadap munculnya OCB. Penelitianlain yang dilakukan oleh Wong danLaw (2002) juga mendukung bahwakecerdasan emosional berkaitan denganOCB, bahwa karyawan yangmempunyai kecerdasan emosionalyang tinggi akan lebih banyakkemungkinannya untuk mempunyaiperilaku menolong dan extra role lebihtinggi.

Kecerdasan emosional itusendiri menurut Cooper dan Sawaf(1997) adalah kemampuan merasakan,memahami dan secara efektifmenerapkan daya dan kepekaan emosisebagai sumber energi, informasi,koneksi, dan pengaruh yangmanusiawi. Sedangkan Patton (1998)berpendapat bahwa kecerdasanemosional adalah menggunakan emosikita secara efektif untuk mencapaitujuan, membangun hubunganproduktif dan meraih keberhasilan ditempat kerja. Menurut Reuven Bar-On(dalam Stein dan Book, 2000) bahwa,“Kecerdasan emosional adalahserangkaian kemampuan, kompetensi,dan kecakapan non kognitif, yangmempengaruhi kemampuan seseorang

Page 7: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …eprints.ums.ac.id/39079/24/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sebesar 106,26 dengan rerata hipotetik sebesar 92,5. Jadi rerata empirik > rerata

3

untuk berhasil mengatasi tuntutan dantekanan lingkungan.”

Menurut Goleman (2005)kecerdasan emosi merupakankemampuan untuk memotivasi dirisendiri dan bertahan menghadapifrustasi, mengendalikan dorongan hatidan tidak melebih-lebihkankesenangan, mengatur suasana hati danmenjaga agar beban stress tidakmelumpuhkan kemampuan berpikir,berempati dan berdoa. Keterampilanemosi merupakan meta-ability yangakan menentukan seberapa baikmenggunakan keterampilan-keterampilan lain maupun yangdimiliki, termasuk intelektual yangbelum terasah.

Berdasar uraian di atas makadapat dibuat rumusan masalah, “apakahada hubungan antara kecerdasanemosional dengan OrganizationalCitizenship Behavior (OCB) padakaryawan PT. Sariwarna AsliIndustri?” sehingga dari rumusanmasalah tersebut peneliti mengambiljudul penelitian ini yakni “Hubunganantara kecerdasan emosional denganOrganizational Citizenship Behavior(OCB) pada karyawan PT. SariwarnaAsli Industri”.

Tujuan PenelitianDalam penelitian ini, peneliti ingin:

1. mengetahui hubungan antarakecerdasan emosional denganOrganizational CitizenshipBehavior (OCB) pada karyawanPT. Sariwarna Asli Industri.

2. Untuk mengetahui sumbangankecerdasan emosional karyawanterhadap OrganizationalCitizenship Behavior (OCB).

3. Untuk mengetahui tingkatOrganizational CitizenshipBehavior pada karyawan.

4. Untuk mengetahui tingkatkecerdasan emosional padakaryawan.

Organizational Citizenship Behavior(OCB)

Organizational CitizenshipBehavior (OCB) merupakan istilahyang digunakan untukmengidentifikasikan perilakukaryawan, OCB ini mengacu padakonstruk dari extra-role behavior(ERB), yang didefinisikan sebagaiperilaku yang menguntungkanorganisasi dan atau berniat untukmenguntungkan organisasi yanglangsung dan mengarah pada peranpengharapan.

Dyne (1995) (dalam Chien,2004) mendefinisikan OCB merupakanperilaku yang fungsional, extra-role,yang merupakan aktivitas pro-sosialyang mengarahkan individu, kelompokdan atau organisasi. Menurut Organ(1988), OCB sebagai perilaku individuyang bersifat bebas (discretionary),yang tidak secara langsung ataueksplisit mendapat penghargaan darisistem imbalan formal, dan yang secarakeseluruhan mendorong keefektifanfungsi-fungsi organisasi. OCB inibersifat bebas dan sukarela karenaperilaku tersebut tidak diharuskan olehpersyaratan peran atau deskripsijabatan yang secara jelas dituntutberdasarkan kontrak dengan organisasi,melainkan sebagai pilihan personal(Davis, 2004).

Faktor-faktor yangmempengaruhi seseorang untukberprilaku melebihi kewajibannyasebagai anggota perusahaan secarasukarela antara lain berasal dari

Page 8: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …eprints.ums.ac.id/39079/24/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sebesar 106,26 dengan rerata hipotetik sebesar 92,5. Jadi rerata empirik > rerata

4

kepuasan kerja, budaya dan iklimorganisasi, kepribadian dan suasanahati, persepsi terhadap dukunganorganisasional, persepsi terhadapkualitas hubungan/interaksi atasanbawahan, masa kerja, dan jeniskelamin.

Abraham (1999) mengatakanbahwa salah satu faktor OCB adalahkecerdasan emosional. Selanjutnyadikatakan bahwa kecerdasan emosionalyang tinggi akan meningkatkanperilaku altruistik individu, akanmemampukan karyawan untukmemahami rekan kerja dan meresponlebih baik dibanding karyawan yangrendah kecerdasan emosinya, yangmana perilaku altruistik tersebutmerupakan bagian dari dimensi OCB.

Organ (1988) dalam Castro et al.(2004) pertama kali mengajukan istilahOrganizational Citizenship Behavior(OCB). Adapun lima dimensi primerdari OCB:a. Altruism yaitu perilaku membantu

karyawan lain tanpa ada paksaanpada tugas-tugas yang berkaitanerat dengan operasi-operasiorganisasional.

b. Civic virtue, perilaku yangmengindikasikan karyawan ikutbertanggung jawab, berpartisipasidan memperhatikan kehidupanorganisasi, diwujudkan dengantindakan individu dalammemberikan saran yangmembangun tentang bagaimanamemperbaiki efektivitas kinerjatim, termasuk kehadiran secaraaktif untuk berpartisipasi dalamkegiatan kegiatan yang diadakanorganisasi. Perilaku Civic virtue inimenunjukkan partisipasi sukareladan dukungan terhadap fungsi-fungsi organisasi baik secara

professional maupun socialalamiah.

c. Concientiousness, perilaku yangmemenuhi atau melebihi syaratminimal peran yang dikehendakioleh organisasi, diwujudkan dengandatang tepat atau di awal waktu,tidak menghabiskan waktu untukmelakukan hal-hal yang tidak perlu,bekerja dengan ketelitian tinggi,dan sebagainya.

d. Courtesy, perilaku yang bertujuanuntuk mencegah terjadinya masalahkerja dengan rekan sekerja ataudalam organisasi, diwujudkandengan sikap karyawan yangmempertimbangkan nasehat ataupertimbangan dari karyawan lainmaupun atasan sebelum bertindakatau mengambil keputusan sertapemberian informasi-informasipenting yang dimilikinya dalamrangka penyelesaian masalah. berisitentang kinerja dari prasyarat peranyang melebihi standar minimum.

e. Sportmanship, sikap/perilaku yanglebih memandang organisasi kearahyang positif daripada ke negatif,diwujudkan dengan tidak mengeluhterhadap kondisi-kondisi sementarayang kurang ideal tanpa melakukanpengaduan yang dapat menjatuhkanorganisasi di mata masyarakat.

Kecerdasan EmosionalMenurut Goleman (2005)

kecerdasan emosi merupakankemampuan untuk memotivasi dirisendiri dan bertahan menghadapifrustasi, mengendalikan dorongan hatidan tidak melebih-lebihkankesenangan, mengatur suasana hati danmenjaga agar beban stress tidakmelumpuhkan kemampuan berpikir,berempati dan berdoa. Keterampilanemosi merupakan meta-ability yang

Page 9: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …eprints.ums.ac.id/39079/24/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sebesar 106,26 dengan rerata hipotetik sebesar 92,5. Jadi rerata empirik > rerata

5

akan menentukan seberapa baikmenggunakan keterampilan-keterampilan lain maupun yangdimiliki, termasuk intelektual yangbelum terasah.

Menurut Salovey dan Mayerdalam (Suradinata, 1998)menggambarkan kecerdasan emosionalseperti kumpulan faktor-faktor non-intelektual yang mempengaruhi danmengatur sukses personal danprofesional, tidak hanya satu halmelainkan termasuk di dalamnya:mengetahui perasaan diri sendiri danpada orang lain serta menggunakanpengetahuan itu untuk membuatkeputusan yang baik. Juga kemampuanuntuk mengatur dan mengelola moodyang tidak enak dengan menenangkandiri sendiri ketika cemas atau mengaturkemarahan secara tepat.Mempertahankan harapan apabiladalam kemunduran, memiliki empatidan mampu bergaul serta bersosialisasidengan baik dengan orang lain.

Menurut Brazelton (dalamGoleman, 1997) terdapat tujuh aspekutama kemampuan yang sangat pentingyang berkaitan dengan kecerdasanemosional yaitu: a. Keyakinan.Perasaan pada diri seseorang terhadaptubuh, perilaku dan dunianya; b. Rasaingin tahu. Perasaan bahwamenyelidiki segala sesuatu itu bersifatpositif dan menimbulkan kesenangan;c. Niat. Hasrat untuk berhasil, danuntuk bertindak berdasar niat itudengan tekun. Ini berkaitan dengandaya perasaan terampil; d. Kendali diri.Kemampuan menyesuaikan danmengendalikan tindakan dengan polayang sesuai dengan usia, suatu rasakendali batiniah; e. Keterkaitan.Kemampuan untuk melibatkan diridengan orang lain berdasarkan padaperasaan saling memahami; f.

Kecakapan berkomunikasi. Lebih padakemampuan verbal terhadap ide danpendapat orang lain; g. Kooperatif.Kemampuan untuk menyeimbangkankebutuhannya sendiri dengankebutuhan orang lain.

Terdapat tujuh unsur utamakemampuan penting yang berkaitandengan kecerdasan emosional, yaitu:a. Keyakinan

Perasaan kendali dan penguasaanseseorang terhadap tubuh, perilaku,dan dunia. Perasaan yang dimilikiseseorang yang harus berhasil padaapa yang menjadi tanggungjawabnya dan akan ada orang lainyang akan turut membantumencapai keberhasilan itu.

b. Rasa ingin tahuPerasaan bahwa menyelidiki segalasesuatu itu bersifat positif danmenimbulkan kesenangan.

c. NiatHasrat dan kemampuan untukberhasil, dan untuk bertindakberdasarkan niat itu dengan tekun.Ini berkaitan dengan perasaanterampil, perasaan efektif.

d. Kendali diriKemampuan untuk menyesuaikandan mengendalikan tindakandengan pola yang sesuai denganusia; suatu rasa kendali batiniah.

e. KeterkaitanKemampuan untuk melibatkan diridengan orang lain berdasarkan padaperasaan saling memahami.

f. Kecakapan berkomunikasiKeyakinan dan kemampuan verbaluntuk bertukar gagasan, perasaan,dan konsep dengan orang lain. Iniada kaitannya dengan rasa percayapada orang lain dan kenikmatanterlibat dengan orang lain.

g. Koperatif

Page 10: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …eprints.ums.ac.id/39079/24/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sebesar 106,26 dengan rerata hipotetik sebesar 92,5. Jadi rerata empirik > rerata

6

Kemampuan untukmenyeimbangkan kebutuhannyasendiri dengan kebutuhan oranglain dalam kegiatan kelompok.

Berdasarkan uraian-uraianyang telah dipaparkan, maka penulismengajukan hipotesis, yaitu adahubungan positif antara kecerdasanemosional dengan OCB padakaryawan.

METODE PENELITIANPopulasi pada penelitian ini adalah parakaryawan PT. Sari Warna Aslidepartemen Weaving II yang berjumlah305 karyawan.

Pengumpulan data dalampenelitian ini menggunakan skalapengukuran psikologis. Ada dua skalayang digunakan dalam penelitian ini,yaitu skala kecerdasan emosional danOCB.

Tingkat OCB diukur denganmenggunakan skala OCB yang telahdibuat oleh Widyastutie (2010) dandimodifikasi oleh penulis berdasarkanpada lima dimensi yang dikemukakanoleh Aldag & Resckhe (Sofyandi,2007) yang meliputi: 1). Altruisme; 2).Conscientiousness; 3). Sportmanship;4). Keterlibatan dalam fungsi-fungsiorganisasi; dan 5). Menyimpaninformasi tentang kejadian-kejadianmaupun perubahan-perubahan dalamorganisasi.

Tingkat kecerdasan emosidiukur dengan menggunakan skalakecerdasan emosi yang telah dibuatoleh Pusvita (2013) dan dimodifikasioleh penulis berdasarkan aspek-aspekyang dikemukakan oleh Brazelton(Goleman, 1997) yang meliputi: a.Keyakinan; b. Rasa ingin tahu; c. Niat;d. Kendali diri; e. Keterkaitan; f.Kecakapan berkomunikasi; g.Kooperatif.

Teknik analisis yang digunakanuntuk menghubungkan antarakecerdasan emosional dengan OCBpada karyawan adalah SPSS dengananalisis product moment.

HASIL DAN PEMBAHASANDari hasil analisis data dapat

diketahui bahwa ada hubungan yangsangat signifikan antara kecerdasanemosi dengan OCB pada karyawan PT.Sari Warna Asli Textile Industry,Boyolali dengan r= 0, 0,607 denganp<0,01. Jadi hipotesa yang penulisajukan terbukti.

Terbuktinya hipotesis yangdiajukan oleh penulis membuktikanbahwa kecerdasan emosi merupakankemampuan merasakan, memahamidan secara efektif menerapkan dayadan kepekaan emosi sebagai sumberenergi, informasi, koneksi, sehinggadari kepekaan emosi tersebut seorangkaryawan bias menampilkan perilakubaiknya, menolong secara sukarela dantanpa pamrih yang disebut sebagaiOCB. Seperti dikatakan oleh Zurasaka(2008), bahwa kepribadian atau lebihtepatnya kecerdasan emosiberpengaruh terhadap OCB.

Seperti dikatakan oleh Chin,Anantharaman, dan Tong (2006)bahwa kecerdasan emosionalmenyumbangkan peran terhadapmunculnya OCB, yang mana teoritersebut didasari oleh penelitian merekayang dilakukan pada 536 karyawan diberbagai industri yang berbeda diMalaysia. Penelitian lain yangdilakukan oleh Wong dan Law (2002)juga mendukung bahwa kecerdasanemosional berkaitan dengan OCB,bahwa karyawan yang mempunyaikecerdasan emosional yang tinggi akanlebih banyak kemungkinannya untuk

Page 11: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …eprints.ums.ac.id/39079/24/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sebesar 106,26 dengan rerata hipotetik sebesar 92,5. Jadi rerata empirik > rerata

7

mempunyai perilaku menolong danextra role lebih tinggi.

Berdasar uraian di atas makahasilnya dapat dicocokkan dengan hasilpenelitian yang dilakukan di PT. SariWarna Asli Textile Industry, Boyolaliyakni karena rata-rata karyawannyamempunyai kecerdasan emosi yangtinggi, sehingga pada akhirnya OCByang terjadi juga tinggi di kalangankaryawannya.

Hal tersebut ditunjukkandengan rerata empirik variabel OCBsebesar 92,41 dengan rerata hipotetiksebesar 70. Berdasarkan kategorisasidari penghitungan standar deviasi makadiperoleh kategorisasi OCB padakaryawan PT. Sari Warna Asli TextileIndustry, Boyolali umumnya tinggi.

Adanya OCB yang tinggi padakaryawan PT. Sari Warna Asli TextileIndustry, Boyolali karena dipengaruhioleh rasa senasib sepenanggungansebagai karyawan PT tersebut, yangmana juga ada paguyuban karyawanyang dibentuk demi untuk menggalangpersatuan dan kesatuan sesamakaryawan PT. Sari Warna Asli TextileIndustry, Boyolali.

Selanjutnya rerata empirikvariabel kecerdasan emosi sebesar106,26 dengan rerata hipotetik sebesar92,5. Berdasarkan kategorisasi daripenghitungan standar deviasi makadiperoleh kategorisasi kecerdasanemosi pada karyawan PT. Sari WarnaAsli Textile Industry, Boyolali jugatinggi.

Kecerdasan emosi yang tinggipada karyawan PT. Sari Warna AsliTextile Industry, Boyolali karenasesama karyawan PT. Sari Warna AsliTextile Industry, Boyolali sudahterbiasa melakukan kegiatan bersamauntuk saling peduli dan saling

menolong sehingga terbentukkecerdasan emosi yang tinggi pula.

Variabel kecerdasan emosimenyumbang cukup relevan dengansumbangan efektifnya, SE= 36,8%terhadap OCB. Dengan demikiandiharapkan perusahaan untuk tetapmemperhatikan masalah kecerdasanemosi ini, sehingga OCB juga biasselalu tinggi yang menguntungkan bagiperusahaan. Adapun faktor lain yangmempengaruhi OCB sebesar 63,2%selain kecerdasan emosi adalah budayaatau iklim organisasi, kepribadian dansuasana hati, persepsi terhadapdukungan sosial, masa kerja dan jeniskelamin (Novliadi, 2007).

Adapun kelemahan dalampenelitian ini adalah: Untuk sampling,karena penyebaran angket hanyadiwakilkan pada personalia makakemungkinan terjadi bias pada hasilpenelitian, karena intruksi pengisianangket tidak dapat diawasi denganbaik.

DAFTAR PUSTAKA

Castro, B.C,.,Armario, M.E., And Ruiz,M.D. 2004. The Influence OfEmployee OrganizationalCitizenship Behavior OnCustomer Loyalty.International Journal OfService Industry Management.Vol. 15 No. 1, pp.27- 53.Emerald Group PublishingLimited

Chien, H.M. 2004. An Investigation OfThe Relationship OfOrganizational Structure,Employee’s Personality AndOcbs. Journal Of AmericanAcademy Of Business. Vol.5,pp.428. Cambridge.

Page 12: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH …eprints.ums.ac.id/39079/24/NASKAH PUBLIKASI.pdf · sebesar 106,26 dengan rerata hipotetik sebesar 92,5. Jadi rerata empirik > rerata

8

Cooper, Robert and Ayman Sawaf,1997. Executive EQ, EmotionalIntelligency in Business.London: Orion Business Book

Davis, J. 2004. OrganizationalCitizenship Behavior AndOrganizational Commitment InNepal. Aston University.Birmingham

Goleman, D. 2005. Working withEmotional Intelligence:Kecerdasan emosi untukmencapai puncak prestasi. AlihBahasa: Alex Tri K. Widodo.Jakarta : PT. Gramedia PustakaUtama.

Organ, D.W. 1988. OrganizationalCitizenship Behavior: The GoodSoldier Syndrome. Lexington,MA: Lexington Books

Stein, Steven J. Dan Howard E. Book,2000. Ledakan EQ, 15 PrinsipDasar Kecerdasan Emosionaldalam Meraih Sukses (terj.).Bandung: Kaifa, cet. IV.

Zurasaka, A. 2008. Teori PerilakuOrganisasi,Http://Zurasaka.Wordpress.Com /2008/11/25/ Perilaku-Organisasi. Diakses Tanggal 15April 2014.