fakultas pertanian universitas brawijaya malang …

25
i LAPORAN PENGUJIAN EFEKTIVITAS PUPUK UJI EFEKTIVITAS PUPUK NPK (15-11-22) MEREK "BINTANG TANI" PADA BUDIDAYA TEBU Oleh : Sudiarso dkk FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …

i

LAPORAN PENGUJIAN EFEKTIVITAS PUPUK

UJI EFEKTIVITAS PUPUK NPK (15-11-22) MEREK "BINTANG TANI"

PADA BUDIDAYA TEBU

Oleh : Sudiarso dkk

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2017

Page 2: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …

ii

Page 3: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat Rahmat-Nya, maka laporan berjudul "Uji Efektivitas Pupuk NPK (15-11-

22) merek “BINTANG TANI” Pada Budidaya Tebu" ini dapat tersusun.

Uji Efektivitas ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan dosis

Pupuk NPK (15-11-22) merek “BINTANG TANI” terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman Tebu yang hasilnya diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi

para pemakai pupuk tersebut tentunya pada kondisi agroekosistem yang

mendekati lokasi pengkajian.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada :

1. PT. PUPUT TANI MANDIRI, Medan atas kepercayaan dan dukungan dana

untuk melakukan uji efektivutas ini,

2. Tim peneliti atas kerjasamanya sehingga Uji Efektivitas dapat terlasana

dengan lancar.

3. Semua pihak yang telah membantu dan terlibat dalam Uji Efektivitas ini.

Akhirnya, saran dan kritik demi perbaikan dimasa datang sangat

diharapkan.

Malang, 6 Desember 2017

Penyusun,

Page 4: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii

KATA PENGANTAR .............................................................................. iii

DAFTAR ISI ......................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1

1.2. Tujuan .................................................................................... 3

II. LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN ................................................ 4

2.1 Lokasi .................................................................................... 4

2.2 Waktu Pelaksanaan ................................................................ 4

III. METODOLOGI

3.1 Metode .................................................................................. 5

3.2 Alat dan Bahan ....................................................................... 6

3.3 Pelaksanaan ............................................................................ 7

3.4 Pengamatan ........................................................................... 7

3.5 Analisis Data ........................................................................... 7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan ................................................................... 8

4.1.1 Kondisi Umum Pertanaman ............................................ 8

4.1.2 Tinggi Tanaman dan Jumlah Batang per rumpun ............. 8

4.1.3 Diameter Batang .......................................................... 8

4.1.4 Produksi Tebu ............................................................... 9

4.2 Pembahasan .......................................................................... 11

VI. KESIMPULAN ................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 16

LAMPIRAN :

Analisa Usahatani Tebu ................................................................. 17

Uji Mutu Pupuk NPK (15-11-22) BINTANG TANI ................................ 19

Page 5: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Gula merupakan salah satu bahan pokok Masyarakat Indonesia karena

dimanfaatkan sebagai bahan pemanis baik dalam bentuk gula konsumsi

maupun gula ravinasi yang akan diolah menjadi berbagai produk makanan

dan minuman. Kebutuhan gula terus meningkat seiring dengan meningkatnya

pertambahan jumlah penduduk, industri pangan dan bioenergy yang

menjadikan gula sebagai bahan baku. Produksi nasional hanya mampu

memenuhi kebutuhan gula konsumsi rumah tangga, sedangkan kekurangan

gula ravinasi dipenuhi dengan cara impor

Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan sumber bahan gula

terbesar pada famili Gramineae dibudidayakan secara intensif di daerah

dengan iklim tropis. Oleh karena itu, dalam rangka mendukung pencapaian

Swasembada Gula Nasional Tahun 2014, maka diperlukan sebuah

perencanaan pengembangan tebu yang baik dan terpadu dalam setiap aspek

termasuk adanya inovasi penerapan Sistem Budidaya yang Intensif. Salah

satu aspek sistem budidaya tebu yang berpengaruh nyata terhadap produksi

adalah penerapan inovasi pemupukan yang efisien baik dari segi jenis, dosis

maupun waktu dan cara aplikasinya.

Aplikasi Pemupukan yang berkembang dikalangan petani tebu selama

ini beragam baik terhadap jenis pupuk yang digunakan (tunggal dan

majemuk) maupun terhadap dosis yang diaplikasikan yang cenderung

berlebihan untuk meningkatkan bobot tebunya. Dilain pihak, di perusahaan

perkebunan tebu, dosis aplikasi pupuk cenderung sama rata untuk semua

kondisi lahan yang beragam. Dengan terjadinya kelangkaan dan mahalnya

pupuk maka aplikasi dosis pemupukan perlu dirasionalisasi sesuai dengan

status hara tanah dan kebutuhan tebu sehingga mampu mengefisiensikan

biaya produksi.

Dosis pupuk untuk tanaman Tebu adalah spesifik lokasi yang

ditentukan oleh tingkat ketersediaan unsur hara dalam tanah. Namun pada

Page 6: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …

2

umumnya sebagian besar petani dalam melakukan pemupukan Tebu

menggunakan Phonska, Urea, ZA, SP 36 dan KCl dengan dosis pupuk yang

beragam sesuai kemampuan petani dan kurang proporsional sesuai

kebutuhan tanaman dan kurang memperhatikan kondisi kesuburan tanah.

Oleh sebab itu diperlukan teknologi pemupukan yang tepat baik dosis

maupun macam pupuk N, P dan K yang diberikan agar dicapai efisiensi yang

tinggi. Beberapa perusahaan perkebunan tebu dalam memberikan

rekomendasi pemupukan tebu cukup beragam. Bila menggunaka pupuk

tunggal rekomendasinya adalah : 6 ku/ha ZA + 2 ku/ha SP36 dan 1,5 ku/ha

KCl. Namun petani lahan sawah pada umumnya menambahkan sekitar 3

ku/ha sampai 6 ku/ha ZA.

Pemupukan dengan pupuk buatan anorganik tunggal ( N, P, K )

mempunyai tingkat efisiensi yang rendah, yaitu 20 – 45% untuk N, 10 - 30%

untuk P dan 30 - 40% untuk K. Rendahnya efisiensi pemupukan tersebut dan

meningkatnya harga pupuk menyebabkan perlunya mancarari alternativ

pemupukan yang lebih efisien dan mudah diaplikasikan. Beberapa cara yang

dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pemupukan antara lain dengan

memberikan stimulant kedalam formula pupuk sehingga menjadi lebih reaktif,

membuat formulasi dengan komposisi kandungan hara tertentu dan dibentuk

dengan ukuran tertentu sehingga ketersediaan unsur hara dalam pupuk dapat

diatur sesuai kebutuhan tanaman.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dalam melakukan pemupukan

perlu dicari alternatif pupuk NPK sebagai sumber N, P dan K yang dapat

meningkatkan efisiensi pemupukan. Salah satunya adalah pupuk NPK dengan

Merek dagang “BINTANG TANI” yang diproduksi oleh PT. Puput Tani Mandiri,

Medan. Spesifikasi produk secara lengkap belum dibuat oleh perusahaan.

Sesuai dengan sampel yang diterima untuk uji efektivitas, pupuk ini berbentuk

butiran (granule) berwarna merah muda. Menurut informasi dari pihak

Produsen, pupuk ini diformulasikan dengan komposisi hara N, P, K, (15%,

11%, 22%) serta ditambah hara scond makro dan mikro (hasil Uji Mutu

terlampir). Pupuk tersebut telah mendapatkan Nomor Pendaftaran dari

Kementerian Pertanian dengan Nomor : 01.01.2016.033.

Page 7: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …

3

Karena pupuk tersebut akan dikenalkan pada masyarakt luas maka

untuk mengetahui efektivitas pupuk tersebut telah dilakukan suatu kajian

tentang respon tanaman Tebu terhadap pemberian pupuk majemuk NPK (15-

11-22) merek “BINTANG TANI”. Diharapkan dari penelitian ini dapat

dijadikan salah satu rujukan untuk memperkenalkan jenis pupuk tersebut

kepada masyarakat.

1.2. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas

penggunaan pupuk NPK (15-11-22) merek “BINTANG TANI” terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman tebu.

Page 8: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …

4

II. LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN

2.1 Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Mentaos, Desa Ngelawak,

Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, berada pada zona

Agroekosistem Ept 3.1.1.2 dengan karakteristik sebagai berikut :

Ordo tanah : Inceptisol,

Tekstur : Liat berlempung;

Kebasahan : Ustic (> 4 bulan kering);

Temperatur : Isohyperthemic (25 – 32O C);

Topografi : Datar,

Tinggi tempat : 50 meter dpl.

Kesuburan tanah : (Tabel 1)

Tabel 1. Kondisi Kesuburan Lahan Lokasi Pengkajian

Parameter Hasil Metode

Nitrogen ( rendah ) PUTS (Balit Tanah, Bogor )

Phospor ( rendah ) PUTS (Balit Tanah, Bogor )

Kalium ( rendah ) PUTS (Balit Tanah, Bogor )

Bahan Organik Rendah Pembakaran basah

pH Netral pH meter HANNA

2.2 Waktu Pelaksanaan

Pengkajian ini dilaksanakan mulai bulan Februari sampai dengan

Desember 2017.

Page 9: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …

5

III. METODOLOGI

3.1 Metode

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri 7

perlakuan, yaitu 1 pemupukan standar (diberi simbol PS), 5 dosis pemupukan

NPK BINTANG TANI dengan 5 taraf yaitu P1 = 400 kg/ha, P2 = 450 kg/ha, P3

= 500 kg/ha, P4 = 550 kg/ha, P5 = 600 kg/ha dalam basis pemupukan ZA

stándar (dosis 75% stándar) dan 1 perlakuan tanpa pupuk sebagai kontrol.

Dosis pupuk standar adalah berdasr rekomendasi pupuk konvensional

menggunakan pupuk tunggal yaitu pupuk ZA 500 kg/ha, SP36 200 kg/ha dan

KCL 150 kg/ha. Petak percobaan berukuran 10 juring x 15 m dengan jarak

pusat ke pusat (pkp) 1.3 m. Tiap petak percobaan dipupuk dengan bokashi

dosis 1000 kg/ha.

Tiap perlakuan diulang 4 kali sehingga terdapat 7 x 4 = 28 petak

percobaan. Selain perlakuan pupuk NPK, tiap petak percobaan memperoleh

perlakuan pemeliharaan yang sama. Adapun perlakuan disusun sebagai

berikut : ( Tabel 2)

Tabel 2. Perlakuan Pemupukan pada Budidaya Tebu

Kode

Jenis dan Dosis Pupuk (kg per ha.)

ZA SP 36 KCl

NPK BINTANG

TANI ORGANIK

PO 0 0 0 0 0

PS 500 200 150 - 1000

P1 450 0 0 400 1000

P2 450 0 0 450 1000

P3 450 0 0 500 1000

P4 450 0 0 550 1000

P5 450 0 0 600 1000

Page 10: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …

6

3.2. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah seperangkat peralatan budidaya

tanaman tebu, meteran, penggaris, timbangan analitik, oven, dan alat tulis-

menulis.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman tebu

varietas Bululawang (BL) SK Pelepasan Nomor : 322/kpts/SR.120/5/2004,

pupuk organik/bokashi, ZA dan NPK (15-11-22) merek “BINTANG TANI”.

3.3. Pelaksanaan

Pengolahan tanah

Pengolahan tanah dilakukan sebanyak 3 kali dengan menggunakan

bajak atau garu yang ditarik traktor.

Penanaman

Bibit yang ditanam merupakan bibit bagal (bibit yang mata tunasnya

belum tumbuh) berumur 6 – 7 bulan dengan mata tunas berjumlah 12

mata/m dan ditanam 6 stek setiap meter. Bibit ditimbun dengan tanah hingga

kedalaman 10-15 cm. Selanjutnya dilakukan irigasi pada kairan.

Pemeliharaan di Lahan

Setelah 1 – 2 BST dilakukan penggemburan I dengan menggunakan

sprintyn 4 mata yang ditarik oleh traktor. Penggemburan (kultivasi) dilakukan

2 kali. Pada penggemburan II menggunakan alat teratyn 3 mata. Gulma

dikendalikan secara manual dan kimiawi. Pengendalian hama penggerek

pucuk dilakukan secara biologis

Pada 3 BST dilakukan pengguludan selama 4 hari dengan

menggunakan cangkul. Klentek (pembuangan daun kering) dilakukan 1 kali

pada saat tanaman berumur 6 BST.

Aplikasi Pemupukan

Pemupukan ZA dan NPK dilakukan sebanyak dua kali. Pemupukan I

diberikan 1 BST (Bulan Setelah Tanam) sebanyak 1/3 dosis dari perlakuan.

Pada saat penanaman di lahan diberikan Bokashi sebanyak 1 ton/ha.

Page 11: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …

7

Pemupukan II diberikan saat tanaman berumur 3 BST (Bulan Setelah Tanam)

sebanyak 2/3 dosis perlakuan.

Parameter Pengamatan

1. Tinggi Tanaman

2. Jumlah anakan per Meter

3. Jumlah batang per rumpun

4. Diamater batang

5. Produksi, tebu ditimbang pada setiap petak perlakuan

6. Analisis tanah

3.4. Analisa Data

Model Analisis

Model Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Yij = m + Ti + ij ; i = 1,2 . . . t

Yij = respon pupuk ke i dan ulangan ke j

M = nilai tengah umum

Ti = pengaruh perlakuan (pupuk “NPK BINTANG TANI”) ke - i

ij = pengaruh galat percobaan pupuk “ NPK BINTANG TANI” ke i

dan ulangan ke j

Data yang diperoleh selanjutnya diuji dengan menggunakan analisis

ragam. Jika diantara dua perlakuan terjadi perbedan nyata, dilanjutkan

dengan menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf p = 0,05.

Page 12: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …

8

3.5. Efektivitas Secara Agronomis

Uji efektivitas secara teknis/ agronomis dilakukan dengan perhitungan

Nilai Relativitas Agonomi ( Relativity Agronomic Effectivenes / RAE ) dengan

rumus :

Hasil pupuk uji – kontrol RAE = X 100%

Hasil pupuk standar – kontrol

Nilai RAE perlakuan standar = 100% , sehingga nilai RAE pupuk

yang diuji efektif dibanding perlakuan standar jika mempunyai nilai RAE ≥

100%

1.2. Efektivitas Secara Ekonomis

Penilaian efektivitas pupuk secara ekonomis dilakukan dengan

perhitungan nilai R/C dengan rumus :

Hasil Penjualan Produksi R/C = Biaya Produksi

Page 13: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …

9

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

4.1.1 Kondisi Umum Pertanaman

Hasil analisis tanah awal menunjukkan bahwa tanah pada lokasi

penelitian tergolong agak masam dengan pH 6,1. Kemasaman tanah seperti

ini masih optimum untuk pertumbuhan tebu. Kandungan N-P-K dalam tanah

tergolong rendah.

Kondisi suhu pada bulan-bulan tersebut sebesar 27 0C - 33 0C. Secara

umum, kondisi lingkungan penelitian sesuai untuk pertumbuhan tanaman

tebu

Gulma yang terdapat pada petak percobaan pada umumnya jenis

gulma berdaun lebar yang banyak tumbuh disela-sela tanaman tebu serta

jenis rumput tumbuh di jalan dalam kebun.

4.1.2 Pertumbuhan Tinggi Batang dan Jumlah Batang per rumpun

Perlakuan pemupukan NPK secara statistik tidak berpengaruh nyata

terhadap tinggi tanaman dan jumlah batang per rumpun batang pada akhir

pengamatan (umur 8 BST), tetapi berdeda nyata dibanding dengan tanaman

tidak diberi pupuk. Tinggi tanaman yang dipupuk mencapai 207 cm – 227 cm;

sedang pada tanaman yang tidak dipupuk mencapai tinggi 141 cm. (Tabel 3).

Tabel 3. Rata-rata Tinggi Batang dan Jumlah Anakan Tebu (umur 8 BST)

Kode

Jenis dan Dosis Pupuk (kg per ha.) Tinggi Tanaman

(cm)

Jumlah Anakan per

rumpun ZA SP 36 KCl

NPK BINTANG TANI

ORGANIK

PO 0 0 0 0 0 149.4 a 22.2 a

PS 500 200 150 - 1000 216.4 b 28.5 b

P1 450 0 0 400 1000 207.1 b 26.7 b

P2 450 0 0 450 1000 215.2 b 28.3 b

P3 450 0 0 500 1000 219.8 b 29.3 b

P4 450 0 0 550 1000 227.1 b 28.8 b

P5 450 0 0 600 1000 223.7 b 30.1 b

BNT 5% 17,6

4.1

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji T taraf 5%

Page 14: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …

10

Perlakuan pemupukan NPK secara statistik tidak berpengaruh nyata

terhadap jumlah batang per rumpun yang terbentuk, tetapi berdeda nyata

dibanding dengan tanaman tidak diberi pupuk. Jumlah batang per rumpun

yang terbentuk berkisar 29.5 – 33.2. Tanaman tebu yang tidak diberi pupuk

menghasilkan pertumbuhan jumlah batang per rumpun paling sedikit yakni

24.2 batang per rumpun.

4.1.3 Diameter Batang

Perlakuan pemupukan NPK secara statistik tidak berpengaruh nyata

terhadap diameter batang pada akhir pengamatan (8 BST). Tetapi terlihat ada

kecenderungan semakin tinggi dosis pupuk NPK BINTANG TANI semakin

besar diameter batang tebu. Nilai rata-rata diameter batang pada perlakuan

yang dipupuk berkisar antara 3,48 – 3,10 cm (Tabel 4).

Tabel 4. Rata-rata Diameter Batang Tebu (Umur 8 BST)

Kode

Jenis dan Dosis Pupuk (kg per ha.) Diameter Batang (cm)

ZA SP 36 KCl NPK

BINTANG TANI

ORGANIK

PO 0 0 0 0 0 2.05 a

PS 500 200 150 - 1000 3.98 b

P1 450 0 0 400 1000 3.88 b

P2 450 0 0 450 1000 3.75 b

P3 450 0 0 500 1000 3.58 b

P4 450 0 0 550 1000 3.95 b

P5 450 0 0 600 1000 3.48 b

BNT 5% 0.76

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji T taraf 5%

4.1.4 Produksi Tebu

Hasil sidik ragam menunjukkan antar perlakuan dosis pemupukan NPK

tidak berpengaruh nyata terhadap produksi tebu, pengaruh beda nyata hanya

terjadi bila dibandingkan dengan perlakuan tanaman yang tidak diberi pupuk.

Pada penelitian ini perlakuan pemupukan diperoleh nilai produksi tebu

berkisar antara 208 kg/juring sampai 226 kg/juring (setara dengan 91.22

Page 15: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …

11

ton/ha sampai 95.89 ton/ha). Produksi terendah terjadi pada perlakuan

tanaman yang tidak diberi pupuk yakni 125 kg per juring (setara dengan 53

ton/ha (Tabel 5). Nilai ini lebih rendah dari potensi produksi varietas tebu

yang digunakan (Bululawang) yaitu sebesar 120 ton/ha yang dibudidayakan

pada lahan tegal di Turen Malang. Meskipun sidik ragam tidak beda nyata

terhadap produksi/hasil bobot batang tebu, namun perlakuan dosis pupuk

NPK BINTANG TANI memberikan hasil yang berbeda terhadap perolehan Nilai

Relativitas Agronomisnya (RAE). Peningkatan dosis mulai 450 kg/ha sampai

600 kg/ha memberikan hasil bobot batang tebu yang lebih tinggi

dibandingkan dengan perlakuan lain yakni menghasilkan RAE sebesar 101%

sampai 112%. Pada perlakuan standar menghasilkan RAE sebesar 100%.

Rata-rata Bobot Tebu per Juring dan Konversi dalam 1 Hektar disajikan pada

Tabel 5.

Tabel 5. Rata-rata Bobot Tebu per Juring, Konversi dalam 1 Hektar dan Rendemen (umur 8 BST)

Kode

Jenis dan Dosis Pupuk (kg per ha.) Bobot Tebu per

Juring (Kg)

Konversi dlm 1 hektar (kg)

Nilai Relatvitas Agronomis

(%) ZA

SP 36

KCl NPK

BINTANG TANI

ORGANIK

PO 0 0 0 0 0 124.9 a 53,061 a -

PS 500 200 150 - 1000 214.6 b 91,216 b 100.0

P1 450 0 0 400 1000 207.6 b 88,241 b 92.2

P2 450 0 0 450 1000 215.3 b 91,492 b 100.7

P3 450 0 0 500 1000 222.4 b 94,531 b 108.7

P4 450 0 0 550 1000 224.1 b 95,221 b 110.5

P5 450 0 0 600 1000 225.6 b 95,891 b 112.3

BNT 5% 22.5 9,556

Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji T taraf 5%

Page 16: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …

12

4.2. Pembahasan

Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 3 dan Tabel 4. tampak

bahwa semua perlakuan yang diuji baik dengan pupuk standar maupun

penggunaan pupuk NPK (15-11-22) merek BINTANG TANI pada semua dosis

yang dicoba tidak menyebabkan perbedaan baik terhadap tinggi tanaman,

jumlah batang per rumpun maupun diameter batang yang terbentuk. Ini

membuktikan bahwa pada perlakuan dosis tersebut khususnnya ketersediaan

hara N telah mencukupi kebutuhan untuk peubah pertumbuhan tanaman.

Dengan demikian, pengaruh pupuk N dari dosis pupuk standar tidak

memberikan efek terhadap pertumbuhan vegetativ tanaman tebu.

Berdasarkan pengamatan komponen hasil terlihat bahwa perlakuan

dengan pupuk NPK (15-11-22) merek BINTANG TANI memberikan hasil yang

positip. Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan perkembangan

produksinya semakin baik. Dari pengamatan hasil batang tebu yang tersaji

pada Tabel 5. terlihat bahwa pemupukan NPK (15-11-22) merek BINTANG

TANI mulai dosis 450 sampai 600 kg/ha memberikan pengaruh terhadap

Nilai Relatifitas Agronomis yang lebih baik dibanding dengan menggunakan

pemupukan standar ( dosis : 600 kg/ha ZA+ 200 kg/ha SP36+ 150 kg/ha KCl).

Kenyataan ini terjadi karena tingkat penyediaan unsur hara N, P dan K pada

perlakuan pupuk NPK (15-11-22) merek BINTANG TANI yang dikombinasai

dengan pemupukan ZA dosis 75% standar (450 kg/ha) secara kuantatif

jumlah unsur hara yang tersedia telah mencukupi kebutuhan untuk

pertumbuhan tanaman dan pembentukan biomas batang tebu sehingga

memperoleh bobot yang lebih tinggi yang terlihat pada peningkatan Nilai

Relativitas Agronomis (RAE). Menurut Erwin dan Z. Abidin (1986), unsur NPK

diserap makin bertambah jumlahnya sesuai dengan bertambahnya umur

untuk pertumbuhan vegetatif. Apoen (1975) menyatakan bahwa semakin

tinggi jumlah tanaman, tinggi batang dan diameter batang maka semakin

besar pula produksi yang dihasilkan. Menurut Erwin dan Z. Abidin (1986),

unsur NPK diserap makin bertambah jumlahnya sesuai dengan bertambahnya

umur untuk pertumbuhan vegetatif. Apoen (1975) menyatakan bahwa

semakin tinggi jumlah tanaman, tinggi batang dan diameter batang maka

semakin besar pula produksi yang dihasilkan.

Page 17: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …

13

Pemberian pupuk majemuk NPK BINTANG TANI akan menambah

kandungan fosfor dalam tanah sehingga tanaman dapat menyerap unsur P

untuk aktifitas pertumbuhan. Menurut Soepardi (1983) pada proses

pembentukan gula pada batang tebu, fosfor diubah dalam bentuk adenosin

trifosfat (ATP).

Kombinasi pupuk NPK yang diberikan dalam keseimbangan yang serasi,

nitrogen, fosfor, dan kalium merupakan pelengkap satu sama lainnya yang

akan menaikkan produksi. Unsur K juga mempengaruhi interaksi N dan P.

Menurut Sundara (1998) unsur K banyak dibutuhkan tanaman tebu untuk

aktivitas pertumbuhan seperti fotosintesis, translokasi gula ke batang, dan

dapat menyeimbangkan penyerapan unsur N dan P.

Meskipun tidak berpengaruh terhadap peubah produksi, pupuk NPK

BINTANG TANI yang diberikan sampai level 600 kg/ha dapat menghasilkan

produksi yang lebih besar (98.87 ton/ha) dengan nilai RAE sebesar 112% jika

dibandingkan dengan produksi tebu yang menggunakan pupuk standar NPK

dari pupuk tunggal (Urea + SP36 + KCl) yang menghasilkan 91.22 ton/ha

dengan nilai RAE 100%. Hal ini diduga penggunaan dosis NPK BINTANG TANI

yang lebih besar dari dosis standar menyebabkan adanya penambahan unsur

N, P dan K pada tanah sehingga dapat meminimalisasi kehilangan unsur hara

makro selama fase pertumbuhan. Menurut Pawirosemadi dalam Maswal dan

Z. Abidin (1988), pada tanah yang kurang ketersediaan unsur hara N, dan P

dan K, perlu ditambah unsur hara yang diperlukan dalam jumlah yang serasi,

sebab masing-masing unsur hara akan memberikan pengaruh baik yang

penuh kepada tanaman, jika unsur hara lain juga tersedia dalam jumlah yang

cukup. Pada perlakuan pupuk NPK (15-11-22) merek BINTANG TANI yang

dikombinasai dengan pemupukan ZA dosis 75% standar (450 kg/ha) mulai

dosis 450 kg/ha sampai 600 kg/ha secara kuantatif jumlah unsur hara N,P,K

yang tersedia adalah sebanyak (172 kg – 195 kg N; 50 kg – 76 kg P dan 109

kg – 142 kg) per hektar

Dari uji coba ini tampak bahwa produksi yang dicapai oleh tanaman

yang dipupuk dengan pupuk NPK (15-11-22) merek BINTANG TANI

sebanding dengan tanaman yang dipupuk dengan dosis pupuk standar,

Page 18: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …

14

bahkan bila dosis pupuk NPK BINTANG TANI ditingkatkan dosisnya mulai

450 kg/ha sampai 600 kg/ha berpengaruh terhadap peningkatan bobot batang

tebu per hektar.

Pada dasarnya kajian ini tidak hanya terbatas pada penentuan dosis

optimum, namun lebih kepada respon tanaman Tebu terhadap pemberian

pupuk NPK (15-11-22) merek BINTANG TANI tersebut. Dari data yang

tercantum pada Tabel 5, tampak bahwa tingkat efektivitas pupuk NPK (15-11-

22) merek BINTANG TANI ini cenderung lebih baik dibanding dengan pupuk

standar. Hal ini terlihat bahwa penggunaan dosis pupuk NPK (15-11-22)

merek BINTANG TANI sebanyak 600 kg/ha dalam basis pemupukan ZA dosis

75% standar (450 kg/ha ZA) masih direspon dan memberikan pengaruh

terhadap peningkatan hasil bobot batang tebu per hektar yang paling tinggi

dengan nilai relatif agronomis (RAE) sebesar 112%. Oesman (1989)

menyatakan bahwa pemupukan dengan pupuk buatan anorganik tunggal ( N,

P, K ) mempunyai tingkat efisiensi yang rendah, yaitu 20 – 45% untuk N, 10 -

30% untuk P dan 30 - 40% untuk K. Menurut informasi dari Formulator

Perusahan, pupuk NPK BINTANG TANI merupakan pupuk dengan formula

NPK (15-11-22) yang mengandung juga Silikat (SiO2) yang sangat

bermanfaat untuk pertumbuhan batang tebu. meningkatkan faktor pembentuk

cadangan air dan hara basa dalam tanah yang dapat mengefisienkan

penggunaan air dan hara basa oleh tumbuhan (KTK yang cukup tinggi yaitu).

Kapasitas tukar kation merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya

dengan kesuburan tanah. Tanah dengan KTK tinggi mampu menjerat dan

menyediakan unsur hara lebih baik daripada tanah dengan KTK rendah.

Tanah dengan KTK tinggi bila didominasi oleh kation basa, Ca, Mg, K, Na

(kejenuhan basa tinggi) dapat meningkatkan kesuburan tanah. akan

melepaskan unsur hara yang dikandungnya sedikit demi sedikit sesuai

dengan kebutuhan tanaman. Dengan demikian, manfaat yang dirasakan dari

satu kali aplikasi lebih lama bila dibandingkan dengan pupuk konvensional.

Page 19: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …

15

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji efektivitas secara terbatas ini dapat disimpulkan

hal-hal sebagai berikut :

1. Tingkat efektivitas pupuk majemuk NPK merek "BINTANG TANI"

sebanding dengan pupuk standar (ZA, SP 36 dan KCl) dilihat dari

pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Tebu.

2. Penggunaan pupuk NPK merek "BINTANG TANI" dosis ≥ 450 kg per

hektar dalam basis pupuk N dosis 0,75% standar (450 kg ZA per hektar)

memberikan hasil batang tebu yang lebih tinggi dibanding dengan

perlakuan pupuk standar dengan Nilai Relatifitas Agronimis (RAE) sebesar

101% sampai 112%,

3. Penggunaan pupuk NPK merek "BINTANG TANI" pada dosis 500 kg/ha

dalam basis pupuk N dosis 0,75% standar (450 kg ZA per hektar),

merupakan dosis optimal yang menghasilkan produksi tebu sebesar

94.531 kg dengan nilai RAE sebesar 108.7% dan secara ekonomis paling

menguntungkan dengan nilai R/C sebesar 1.90 dan IBCR sebesar 3.06.

Sedangkan pada pemumpukan standar menghasilkan produksi tebu

sebesar 91.216 kg/ha dengan nilai RAE sebesar 100% dan nilai R/C 1.86.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh pemupukan NPK

(15-11-22) merek pada tanaman RC 1 (Ratoon Cane) sehingga diharapkan

pupuk yang diaplikasikan akan lebih terlihat responnya terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman tebu dari pada tanaman PC (Plant Cane).

Page 20: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …

16

DAFTAR PUSTAKA

Apoen, S. D. 1975. Peranan Jumlah Batang dan Tinggi Tanaman terhadap

Hasil Panen pada Budidaya Tebu. Pertemuan Teknis Tengah Tahunan

II. BP3G. Pasuruan.

Erwin, Z. Abidin. 1986. Percobaan penggunaan pupuk campur dan waktu

aplikasi pada tanaman tebu. Bulletin (04): 1-10

Foth. 1988. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Edisi ketujuh. Gajah Mada University

Press. Yogyakarta. 762 hal.

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. 286 hal.

Kompas. 2008. Tahun 2009, Surplus Gula. http://cetak.kompas.com [24

Januari 2009]

Leiwakabessy, F. dan Sutadi. 1998. Pupuk dan Pemupukan. Jurusan Tanah.

Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Maswal, Z. Abidin. 1988. Pengaruh pemupukan NPK terhadap pertumbuhan

vegetatif dan produksi tebu varietas F-156 pada tanah aluvial. Bulletin

(2): 1-36

Pusat Penelitian dan Pengembangan Gula. 2008. Kiat Mengatasi Kelangkaan

Pupuk untuk Mempertahankan Produktivitas Tebu dan Produksi Gula

Nasional. www.p3gi.net [16 Desember 2009]

Sabiham, S., S. Djokosudardjo, G. Soepardi. 1983. Diktat Kuliah Pupuk dan

Pemupukan. Jurusan Ilmu tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian

Bogor. Bogor. 140 hal.

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah. Faperta, Institut

Pertanian Bogor. Bogor. 591 hal.

Sundara, B. 1998. Sugarcane Cultivation. First Edition. Vikas Publishing House

Pvt Ltd, New Delhi.292 p.

Page 21: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …

17

Lampiran ;

Perbandingan Analisa Usahatani Tebu Pada lahan Sawah Menggunakan NPK BINTANG TANI Dan Pupuk Standar (Tanam I)

Kode Produksi

(kg/ha)

Nilai Hasil

(Rp)

Total Biaya

Usahatani (Rp)

Penerimaan

Usahtani (Rp)

Selisih dgn standar

Biaya

Usahatani

Penerimaan

Usahatani

Nilai Ekonomi

R/C IBCR

PO 53,061 31,836,600 23,650,000 8,186,600 (5,753,000) (17,140,000) 1.35 -

PS 91,216 54,729,600 29,403,000 25,326,600 - - 1.86 2.98

P1 88,241 52,944,600 29,128,000 23,816,600 (275,000) (1,510,000) 1.82 2.85

P2 91,492 54,895,200 29,458,000 25,437,200 55,000 110,600 1.86 2.97

P3 94,531 56,718,600 29,788,000 26,930,600 385,000 1,604,000 1.90 3.05

P4 95,221 57,132,600 30,118,000 27,014,600 715,000 1,688,000 1.90 2.91

P5 95,891 57,534,600 30,448,000 27,086,600 1,045,000 1,760,000 1.89 2.78

Keterangan : 1. Harga tebu pada bulan Nopember 2017 adalah Rp. 600,- per kg. 2. Total Biaya Usahatani meliputi : Biaya Saprodi, tenaga kerja, sewa lahan,

dan biaya lain-lain. (analisa usahatani secara rinci pada lampiran 1)

Page 22: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …

18

Analisa Usahatani Tebu menggunakan Pupuk Konvensional

No U r a i a n Volume Harga satuan ( Rp )

Jumlah (Rp)

1 Biaya Saprodi :

Benih Jagung 9000 kg 600 5,400,000

NPK (15-11-22) BINTANG TANI 0 6,000 -

ZA (non subsidi) 600 kg 4,000 2,400,000

KCl 150 kg 7,000 1,050,000

SP 36 200 kg 5,000 1,000,000

Pupuk Organik 1,000 kg 300 300,000

Pestisida lain ( Total ) 1 pkt 200,000 200,000

Air Pengairan 1 lt 500,000 500,000

2 Tenaga kerja ( Total ) 98 OH 60,000 5880000

3 Sewa Lahan 1 hektar per musim 1 ha 10,000,000 10000000

Jumlah Biaya Produksi - 26,730,000

4 Biaya Lain-lain (10 % biaya produksi)

- 2673000

5 TOTAL BIAYA - 29,403,000

6 Produksi Tebu 91,216 kg 600 54,729,600

7 Pendapatan Usahatani (no. 6 - 5) 25,326,600

8 Nilai Ekonomi ( R/C )

1.86

Nilai Ekonomi ( IBCR ) 2.98

Page 23: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …

19

Analisa Usahatani Tebu menggunakan NPK BINTANG TANI Dosis 500 kg/ha

No U r a i a n Volume Harga satuan ( Rp )

Jumlah (Rp)

1 Biaya Saprodi :

Benih Jagung 9000 kg 600 5,400,000

NPK (15-11-22) BINTANG TANI 500 6,000 3,000,000

ZA (non subsidi) 450 kg 4,000 1,800,000

KCl 0 kg 7,000 -

SP 36 0 kg 5,000 -

Pupuk Organik 1000 lt 300 300,000

Pestisida lain ( Total ) 1 lt 200,000 200,000

Air Pengairan 1 lt 500,000 500,000

2 Tenaga kerja ( Total ) 98 OH 60,000 5,880,000

3 Sewa Lahan 1 hektar per musim 1 ha 10,000,000 10,000,000

Jumlah Biaya Produksi - 27,080,000

4 Biaya Lain-lain (10 % biaya produksi)

- 2,708,000

5 TOTAL BIAYA - 29,788,000

6 Produksi Tebu 94,531 kg 600 56,718,600

7 Pendapatan Usahatani (no. 6 - 5)

26,930,600

8 Nilai Ekonomi ( R/C ) 1.90

Nilai Ekonomi ( IBCR ) 3.05

Page 24: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …

20

Lampiran 1. Hasil Uji Mutu Pupuk NPK (15-11-22) Merek Bintang Tani

Page 25: FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …

21