evaluasi pelayanan non-tender dalam pelayanan …

113
EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN BARANG DAN JASA DI BAGIAN LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA SEKRETARIAT DAERAH KOTA MAKASSAR Disusun dan diusulkan oleh LISDA Nomor Stambuk : 105641103716 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 21-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM

PELAYANAN BARANG DAN JASA DI BAGIAN LAYANAN

PENGADAAN BARANG/JASA SEKRETARIAT DAERAH

KOTA MAKASSAR

Disusun dan diusulkan oleh

LISDA

Nomor Stambuk : 105641103716

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN BARANG

DAN JASA DI BAGIAN LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA

SEKRETARIAT DAERAH KOTA MAKASSAR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Pemerintahan

Disusun dan Diajukan oleh

LISDA

Nomor Stambuk : 105641103716

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

ii

Page 4: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

iii

Page 5: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

iv

Page 6: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

v

ABSTRAK

Lisda. 2020 Evaluasi Pelayanan Non Tender Dalam Pelayanan Barang Dan

Jasa Di Bagian Layanan Pengadaan Barang/Jasa Sekretariat Daerah Kota

Makassar (Dibimbing Oleh Nuryanti Mustari Dan Nurbiah Tahir)

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui evaluasi pelayanan non tender

dalam pelayanan barang dan jasa di BLPBJ Secretariat Daerah Kota Makassar di

Jalan Ahmad Yani Kelurahan Baru Kec. Ujung Pandang Kota Makassar. Jenis

penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif dan tipe penelitian yang digunakan

adalah tipe fenomenilagi. Adapun sumber data yang di gunakan dalam penelitian

ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder dengan jumlah informan

sebanyak 4 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode

observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik Analisis data yang di gunakan

dalam penelitian ini yaitu Reduksi data, Penyajian data, dan Penarikan kesimpulan.

Pengabsahan data yang digunakan adalah Triangulasi sumber, Triangulasi teknik

dan Triangulasi waktu. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa

bentuk 1) perencanaan dan pengembangan yang di lakukan layanan pengadaan

secara elekronik belum bisa dikatakan baik karena website yang sering mengalami

eror dan down sehingga pengguna tidak dapat mengakses 2). Monitoring sejauh ini

pengawasan yang dilakukan oleh pejabat pengadaan barang dan jasa sudah di

lakukan dengan baik tanpa ada masalah, 3). Dampak yang di timbulkan dalam

pelaksanaan pangadaan langsung sangat baik bahkan sangat transparansi, dan 4).

Efisensi yaitu pengadaan barang dan jasa di Sekretariat Daerah Kota Makassar

dilaksanakan dengan menggunakan waktu dan biaya yang terbatas untuk mencapai

sasaran yang telah ditentukan dalam waktu yang singkat karena sudah

menggunakan aplikasi layanan pengadaan secara elekronik.

Kata kunci : Evaluasi, Non Tender, Pelayanan

KATA PENGANTAR

Page 7: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

vi

Tiada kata indah yang patut diucapkan seorang hamba kepada sang pencipta

atas segala cinta kasih-Nya yang tak terhingga dan nikmat-Nya yang tak berujung

sehingga kita mampu melewati hari-hari yang penuh makna, dan memberi

kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi

Pelayanan Non Tender Dalam Pelayanan Pengadaan Barang Dan Jasa Di BLPBJ

Secretariat Daerah Kota Makassar” Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Makassar ini.

Penulisan skripsi ini guna bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan dari program studi Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar. Saya menyadari bahwa untuk

menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini tidaklah mudah, namun saya

menyadari begitu banyak pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis mengucaokan terimah kasih kepada Ibu Dr. Nuryanti Mutari, S.IP.,M.Si,

selaku pembimbing I dan Ibu Nurbiah Tahir, S.Sos., M.AP selaku pembimbing II,

yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan

penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Selanjutnya pada kesempatan ini, tak lupa penulis mengucapkan

penghargaan dan ucapan terimah kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

telah memberikan bantuannya terutama kepada:

Page 8: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

vii

1. Ibu Dr. Nuryanti Mustari, S.IP., M.Si dan bapak Ahmad Harakan, S.IP., M.Hi

selaku Ketua dan Sekertaris Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Ibu Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Prof. Dr. Abd. Rahman Rahim, SE., MM selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

4. Segenap Dosen serta staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Social dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberi bekal ilmu

pengetahuan dan pelayanan kepada penulis selama menempuh pendidikan di

Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Pihak Unit Layanan Pengadaan Barang Dan Jasa Kota Makassar yang telah

membantu saya dalam memberikan informaasi terkait penelitian ini.

6. Pihak CV. Sinar FHZ di Kota Makassar yang telah banyak membantu dan

mendukung terkait penelitian ini.

7. Pihak CV. Gibran Utama Cemerlang di Kota Makassar yang telah banyak

membantu dan mendukung terkait penelitian ini.

8. Saudara dari awal kampus sampai sekarang IP.A sekaligus teman kelas dari

semester I sampai semester 8.

9. Teman-teman angkatan 2016

10. Saudara Saya Rosmita, Jira Baktik, Ulfa Dwiyanti, Nuraini, A Nurul Hidayat

dan Idak yang selalu membantu, menemani, mensupport dan mendukung setiap

langkah penulis.

Page 9: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

viii

Page 10: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................ i

Halaman Persetujuan ...................................................................................... ii

Halaman Penerimaan Tim Penguji................................................................. iii

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ................................................. iv

Abstrak .......................................................................................................... v

Kata Pengantar ............................................................................................... vi

Daftar Isi......................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................

A. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 8

B. Konsep Evaluasi............................................................................... 11

C. Konsep Pelayanan Non Tender ........................................................ 16

D. Konsep Pengadaan Barang Dan Jasa ............................................... 20

E. Konsep E-Procurement .................................................................... 27

F. Kerangka Pikir ................................................................................. 29

G. Fokus Penelitian ............................................................................... 30

H. Deskripsi Fokus Penelitian................................................................ 30

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................

A. Waktu dan LokasiPenelitian ............................................................ 32

B. Jenis dan Tipe Penelitian ................................................................. 32

C. Sumber Data..................................................................................... 33

D. Informan Penelitian .......................................................................... 33

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 34

Page 11: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

x

F. Teknik Analisis Data........................................................................ 36

G. Pengabsahan Data ............................................................................ 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................

A. Deskriptif Umum Objek Penelitian .................................................... 39

B. Evaluasi Pelayanan Non Tender Dalam Pelayanan Barang

dan Jasa di BLPBJ Secretariat Daerah Kota Makassar ...................... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................

A. Kesimpulan ........................................................................................ 69

B. Saran ................................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

Page 12: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem penyelenggaraan pemerintahan suatu negara, khususnya, pada suatu

kota dan atau daerah memiliki peran penting dalam melaksanaan fungsi dan tugas

dalam melayani masyarakat. Instrumen-instrumen pemerintahan adalah

perwujudan dari pokok-pokok penyelenggaraan pelayanan negara. Dewasa ini

dalam prakteknya pemerintah dalam melaksanakan pelayanan terhadap masyarakat

tidak bisa terlepas dari penggunaan teknologi dan informasi. Pemerintah sudah

seharusnya memberikan pelayanan yang menyesuaikan dengan perkembangan E-

Goverment dan perkembangan terbaru yaitu Revolusi Industri 4.0. Era Revolusi

Industri 4.0 (Four Point Zero) yang saat ini sudah mengedapankan media teknologi

dan informasi sebagai dasar mengelola informasi.

Pemerintah Kota Makassar saat ini menyelenggarakan Layanan Pengadaan

Secara Elektronik (LPSE), sebagai bentuk komitmen Pemerintah Kota Makassar

terhadap kebijakan Peraturan yang diberlakukan Peraturan Presiden Republik

Indonesia No 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Pemerintah Kota Makassar telah membentuk Bagian Layanan Pengadaan Barang

dan Jasa (BLPBJ) Sekretariat Daerah Kota Makassar dengan Layanan Pengadaan

Secara Elektronik (LPSE) Kota Makassar. Tujuannya adalah untuk menghindari

terjadinya praktek korupsi, kolusi, serta nepotisme dalam tata proses kebijakan

pablik di Kota Makassar. Selain itu dapat diharapkan dapat menjamin transparansi

dan akuntabilitas pada saat non tender (pengadaan langsung) berlangsung tidak

Page 13: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

2

terjadi monopoli, intimidasi, dan premanisme dalam proses pengadaan diharapkan

dapat diminimalisir.

pelayanan non tender di Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa

Sekretariat Daerah Kota Makassar pada beberapa aspek, perlu untuk dikaji atau di

evaluasi secara khusus dikarenakan hal tersebut berkaitan dengan penggunaan

anggaran pemerintah dalam hal ini terkait dengan Oragnisasi Perangkat daerah

(OPD), perusahaan dan masyarakat sebagai salah satu kelompok sasaran kebijakan

Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Penulis melihat apa yang sudah

tertera pada Standar Operasional Prosedur (SOP) Bagian Layanan Pengadaan

Barang dan Jasa (BLPBJ) Sekretariat Daerah Kota Makassar, dalam pelaksanannya

proses pengadaan barang dan jasa pada kenyataannya masih megalami kendala

untuk menerapkan prinsip pengadaan langsung sebagaimana diatur dalam

Peraturan Presiden Republik Indonesia No 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan

Barang dan Jasa Pemerintah.

Secara teoritis tugas dari bagian layanan pengadaan barang dan jasa

(BLPBJ) adalah untuk memfasilitasi layanan pengadaan barang dan jasa,

meyelanggarakan perencanaan, pembinaan, pelaksanaan dan penatausahaan

pengadaan barang dan jasa serta evaluasi dan penyelesaian sanggah dalam proses

pengadaan barang dan jasa.

Non tender adalah metode pemilihan penyedia yang bernilai paling banyak

Rp. 200 juta untuk pengadaan barang dan jasa lainnya dan kontruksi dan jasa

konsultasi berniali paling bayak Rp. 100 juta. Pengadaan langsung di laksanakan

oleh pejabat pengadaan yang prosesnya di mulai ketika PPK (pejabat pembuat

Page 14: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

3

komitment) melakukan survey harga dan menentukan penyedia yang akan di pilih

untuk mengerjakan pekerjaan tersebut .

Pelaksanaan secara pengadaan langsung (non tender) dalam pengadaan

barang dan jasa di lembaga pemerintahan rawan memicu tindak pidana korupsi

dengan terjadinya rekayasa pengadaan karena celah bermain cukup lebar dan

berbagai kelemahan yang dimanfaatkan baik oleh panitia lelang maupun penyedia

barang dan jasa, misalnya timbulnya kondisi pasar pengadaan yang tertutup

sehingga pengadaan hanya di laksanakan oleh pengguna serta penyedia dan kurang

transfaransinya. Selain pengadaan barang dan jasa, kepemilikan atas tanah juga

rawan korupsi karena banyak celah yang terbuka untuk bermain di situ. Akibatnya

korupsi kualitas proyek misalnya jalan, rumah sakit dan sekolah yang dibangun

cepat mengalami kerusakan, yang ujung-ujungnya merugikan rakyat. Sehingga

para pejabat Negara dalam menjalankan program pembangunan fisik harus sesuai

prosedur. Titik rawan penyimpangan di mulai dari tahap perencanaan pengadaan.

Cenderung terjadi penggelembungan anggaran yang merugikan keuangan Negara.

Kerawanan penyimpangan juga pada tahap pembentukan, prakualifikasi

perusahaan, penyusunan dokumen, tahap pengumuman, dan tahap penyusunan

harga perkiraan sendiri. Karena Pelaksanaan pelayanan non tender atau pengadaan

secara langsung di bagian pengadaan barang dan jasa hanya bisa di ikuti oleh

penyedia yang di undang/di tunjuk oleh pejabat pengadaan dan sudah terdaftar di

layanan pengadaan secara elektronik (LPSE) dan sudah mengisi sikap. Lkpp.go.id

(Muhtar, 2015)

Page 15: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

4

Metode pelaksanaan Pengadaan langsung dalam aplikasi SPSE 4.3 (system

pengadaan secara elektronik) yang sudah terdaftar di aplikasi sikap.go. id dapat di

lakukan dengan dua cara, yaitu cara transaksional dan pencacatan. Pengadaan

langsung transaksional pemilihan penyedianya di lakukan melalui SPSE yang

sudah terintegrasi dengan penyedia yang terdaftar di aplikasi sikap. Sedangkan

pengadaan langsung langsung pencacatan pemilihan peyedianya dapat dilakukan

secara manual kemudian hasil pemeilihan penyedia beserta realisasinya di infut ke

dalam aplikasi. Perbedaan kedua cara di atas yaitu pada proses pemilihan penyedia.

Peraturan Presiden Republik Indonesia No 16 Tahun 2018 Tentang

Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah yang didalamnya terdapat tata cara

Pelayanan Pengadaan Secara Elektronik dengan pengadaan langsung, ini

merupakan sebuah isntrumen dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat

terkait memperadakan barang maupun jasa dilaksanakan dengan memanfaatkan

teknologi dan informasi untuk mewujudkan pengadaan yang transparansi dan

akuntabilitas sejalan dengan ketentuan peraturan undang-undang. Perkembangan

teknologi dan informasi yang sudah sangat maju memberikan kemudahan dan

mempercepat proses pengadaan barang dan jasa. Prakteknya penyedia barang dan

jasa cukup mendaftar dan mengunjungi langsung ke website Layanan Pengadaan

Secara Elektronik (LPSE) yang semuanya dilakukan secara daring (online). LPSE

pada setiap kota memiliki peran yang sangat penting.

Pelaksanaan layanan pengadaan secara elektronik di Kota Makassar

mendapatkan penguatan legal standing dari pihak pemerintah Kota Makassar pada

Tahun 2016. Pada Tahun 2016 dikeluarkan Peraturan Wali Kota Makassar No.79

Page 16: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

5

Tahun 2016 Pasal 27 Tentang bagian layanan pengadaan barang dan jasa secara

elektronik untuk meningkatkan transfaransi dan akuntabilitas, meningkatkan akses

pasar dan persaingan usaha yang sehat, memperbaiki tingkat efisiensi proses

pengadaan.

Berdasar hasil dari ringkasan bacaan dari berbagai media, pelaksanaan

layanan elektronik pengadaan barang dan jasa di bagian layanan pengadaan barang

dan jasa (BLPBJ) Sekretariat Daerah M akassar masih ditemui pelayanan server

yang kurang maksimal, sehingga pengguna jasa terkendala pada password akun

setiap pengguna yang sering mengalami error dan tidak bisa log-in untuk

melakukan pemilihan barang jasa konstruksi. Permasalahan yang terjadi

selanjutnya adalah minimnya pengetahuan pengguna jasa dalam menganalisis

ketersedian kuota, serta kurangnya sosialisasi dari pihak penyedia barang dan jasa

sehingga banyak calon user dan masyarakat umum yang meberikan komentar

miring terkait layanan pengadaan secara elektronik tersebut.

Masalah lainnya yang di temukan di bagian layanan pengadaan barang dan

jasa di Sekretariat Daerah Kota Makassar terdapat pada sistem karena di temukan

data yang tidak sinkron antara data yang di tanyangkan di website tidak sesuai

dengan data yang di tayangkan pada website layanan pengadaan secara selekronik

(LPSE) Kota Makassar diantaranya, seperti ketersediaan barang dan tanggal

penguploadtan yang berbeda jauh, ini menunjukkan adanya koordinasi yang buruk

admin penayangan layanan pengadaan secara elekronik (LPSE) Kota Makassar.

Dan masih banyaknya kekurangannya yang perluh untuk diperbaiki . Seperti yang

di kutip pada tulisan Ronalyw 30 maret tahun 2020 di

Page 17: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

6

(https://beritakotamakassar.fajar.co.id). Dari beberapa permasalahan pelayanan

server yang belum maksimal sehingga pengguna jasa terkendala maka peneliti

tertarik mengevaluasi bagian layanan pengadaan barang dan jasa Sekretariat Daerah

Kota Makassar yang berkaitan dengan pelaksanaan dan pengembangan pelayanan

non tender, monitoring, dampak, dan efisiensi.

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis jelaskan di atas, peneliti

tertarik untuk mengkaji secara mendalam tentang pengadaan barang dan jasa

dengan mengangkat judul “Evaluasi Pelayanan Non-Tender Dalam Pelayanan

Barang Dan Jasa Di Bagian Layanan Pengadaan Barang/Jasa

Sekretariat Daerah Kota Makassar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian yang telah dikemukakan

diatas, maka penulis merumuskan suatu permasalahan yang dibahas didalam

penelitian ini adalah:

Bagaimana evaluasi pelayanan non tender dalam pelayanan barang dan jasa

di bagian layanan pengadaan barang/jasa Sekretariat Daerah Kota Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari permasalahan yang telah di kemukakan diatas, maka

penulisan penelitian ini bertujuan:

Page 18: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

7

Untuk mengetahui bagaimana evalausi pelayanan non tender dalam

pelayanan barang dan jasa di bagian layanan pengadaan barang/jasa Sekretariat

Daerah Kota Makassar?

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian tersebut:

1. Secara Teoritis / Akademik

Yaitu memberikan referensi bagi perkembangan ilmu pemerintahan yang

secara khusus membahas evaluasi dan rujukan bagi penelitian berikutnya yang

membahas tentang evaluasi pelayanan non-tender dalam pelayanan barang dan jasa

di BLPBJ (bagian layanan pengadaan barang dan jasa).

2. Secara Praktik

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikaan sumbangan pengetahuan

bagi masyarakat, pemerintah kota Makassar mengenai evaluasi pelayanan non-

tender dalam pelayanan barang dan jasa di BLPBJ secretariat daerah kota

makassaar.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman masyarakat agar

memiliki sikap yang positif terhadap pengadaan barang dan jasa yang ditetapkan

oleh peemrintah daerah setempat, sehinggah memudahkan rekontruksi dan

pengembangan pengadaan barang dan jasa lebih kondusif.

Page 19: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

NO NAMA/TAHUN JUDUL HASIL PENELITIAN

Page 20: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

9

(robiatul atri &

Siti, 2016)

Evaluasi Pengadaan

Barang Dan Jasa Di

Pt Angkasa Pura I

(Persero) Adisutjipto

Yogyakarta

menyebutkan bahwa

Pengadaan Barang Dan Jasa

Di Pt Angkasa Pura I

(Persero) Adisutjipto

Yogyakarta (studi kasus

pada pekerjaan investasi

2015). Pekerjaan investasi

adalah pengadaan barang

dan jasa yang mempunyai

umur dan maanfaat lebih

dari satu tahun, umumnya

pengadaan barang

(peralatan) dan fasilitas.

Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui

bagaimana pengadaan

barang dan jasa investasi

tahun 2015 di PT Angkasa

Puraa I (persero) Adisujipto

Yogyakarna dengan

menggunakan 4 indikator,

yaitu lingkup spesikpikasi

yang terdiridari (spesifikasi

barang, pekerjaan

konstruksi, dan jasa

konsultan), kriteria

penyedia, penilaian

penawaran, kegiatan kasus

pekerjaan investasi 2015.

Metodologi penelitian yang

digunakan penulis adalah

penelitian deskriptif

kualitatif. Penulis

mengambil data berdasarkan

hasil wawancara yang

kemudian di olah menjadi

sebuah paragraf rinci

. Sumber data yang

digunakan yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu

observasi partisipatif,

wawancara, dan studi

pustaka. Dari hasil

penelitian menujunjukkan

bahwa dalam kegiatan

Page 21: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

10

pengadaan barang dan jasa,

yaitu ditemukan adanya

kegagalan dalam proses

pengadaan barang dan jasa

dikarenakan sistem yang

gagal, vendor yang tidak

berminat, dan revisi spek

teknis terhadap vendor.

1. Annisa, Sony

Warsono,

Mafis.,AK.,CA.,P

h.D.,(2018)

Evaluasi pelaksanaan

pengadaan barang

dan jasa untuk

pengadaan belanja

modal pada dinas

pendidikan provinsi

Sumaterah Barat.

Dalam penelitiannya tentang

Pengadaan merupakan salah

satu kegiatan pemerintah

untuk meningkatkan

percepatan pertumbuhan

ekonomi di Indonesia.

Pengadaan bertujuan untuk

dapat memenuhi kebutuhan

pemerintah uyang sesuai

dengan kualitas harga,

jumlah yang cukup yang

dapat di pertanggung

jawabkan dalam waktu dan

tempat tertentu sesuai

dengan ketentuan dan proses

yang berlaku. Menurut

peraturan presiden Nomor

54 Tahun 2010 pengadaan

dilakukan memalui tahapan

perencanaan, penganggaran

dan pelaksanaan pengadaan.

Penelitian dilaksanakan pada

dinas pendidikan provinsi

Sumaterah Sumatera Barat

dengan jenis penelitian

kualitatif. Teknik

pengumpulan data dilakukan

memalui tahapan wawancara

dan dokumentasi.

Wawancara di lakukan

kepada 5 orang nara sumber

yaitu kepala bidang, pejabat

pelaksana teknis kegiata,

pejabat pengadaan, dan

pejabat penerima hasil

pengadaan. Hasi penelitian

menunjukkan bahwa

pelaksanaan pengadaan

Page 22: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

11

untuk belanja modal pada

Dinas Pendidikan Provinsi

Sumaterah Barat belum

dilakasanakn secara efektif.

Terdapat beberapa factor-

faktor yang menghalangi

pelaksanaan pengadaan

tersebut seperti kualitas

sumber daya manusia dan

system pelaksanaan

pengadaan.

Penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang memiliki persamaan yaitu

menggunakan metode penelitian kualitatif dan penelitian ini sama- sama membahas

tentang evaluasi pengadaan barang dan jasa dan perbedaan hasil penelitian

terdahulu masih ditemukan adanya kegagalan dalam proses pengadaan barang dan

jasa dikarenakan sistem yang gagal, vendor yang tidak berminat, dan revisi spek

teknis terhadap vendor. Sedangkan penelitian sekarang di temukan pengadaan

barang dan jasa sudah sangat baik, dari pelayanan dan transparannya karena sudah

menggunkan sistem aplikasi LPSE yang sangat mengefisienkan waktu dan biaya.

B. Konsep Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan menilai suatu program atau kebijakan yang

sedang atau telah dilaksanakan untuk memberi masukan kepada pembuat kebijakan

agar dapat ditindak lanjutin dimasa mendatang. Harapannya program yang disusun

Page 23: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

12

dapat bermanfaat dan tepat sasaran bagi si penerima bantuan William N. Dunn

dalam (Ayurestianti, 2017).

Evaluasi yaitu penilaian hasil proses. Penilaian hasil menentukan seberapa

jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses

menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari

pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri Ali dalam

(Yunus, 2019).

Evaluasi merupakan salah satu sarana yang penting dalam melakukan

kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap berjalannya

kegiatan biasanya evaluasi dilakukan untuk menilai dan mengkaji ulang, guna

memperbaiki atau menilai kegiatan tersebut sudah sesuai dengan apa yang

diinginkan. Pengertian evaluasi Menurut (Muis, 2017) dalam bukunya yang

berjudul Metode Riset Evaluasi, mendefinisikan evaluasi sebagai “Proses

mengumpulkan informasi mengenai objek, menilai objek, dan membandingkanya

dengan kriteria, standar dan indikator”.

Menurut Dunn dalam (Mustari, 2015) Istilah evaluasi mempunyai arti yang

berhubungan, masing-masing menunjuk pada aplikasi beberapa skala nilai terhadap

hasil kebijakan dan program. Istilah evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran

(Appraisal), pemberian angka (Rating), dan penilaian (Assestment).

Evaluasi adalah keterlibatan secara aktif yang di tunjukan oleh masyarakat

dalam pnilaian ksesuaian antara rencana dan pelaksanaan pelelangan barang dan

jasa di LPSE, serta seberapa jauh hasil pelelangan tersebut dapat memenuhi

kebutuhan masyarakat. Evaluasi dapat di dinilai dari memberikan penilaian

Page 24: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

13

terhadap hasil pelelangan barang dan jasa di LPSE serta pengambilan keputusan

setelah penilaian hasil pelelangan barang dan jasa (Indrayana et al., 2014).

Menurut Wirawan dalam (Mais et al., 2019) Evaluasi adalah: Riset untuk

mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi yang bermanfaat

mengenai objek evaluasi, selanjutnya menilainya dan membandingkannya dengan

indikator evaluasi dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan

mengenai objek evaluasi tersebut.

Arifin dalam (Asrul et al., 2015) Mengemukakan bahwa pada hakikatnya

evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan

kualitas (nilai dan arti) daripada sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria

tertentu dalam rangka mengambil suatu keputusan.

Winarno dalam (Muhiddin, 2017) mengemukakan bahwa evaluasi

merupakan proses yang rumit dan kompleks. Proses ini melibatkan berbagai macam

kepentingan individu-individu yang terlibat dalam proses evaluasi. Kerumitan

dalam proses evaluasi juga karena melibatkan kriteria-kriteria yang ditujukan untuk

melakukan evaluasi. Ini berarti bahwa kegagalan dalam menentukan kriteria akan

menghambat proses evaluasi yang akan dijalankan.

Evaluasi menurut Uzer dalam (Y Sartika, 2017) evaluasi adalah suatu proses

yang ditempuh seseorang untuk memperoleh informasi yang berguna untuk

menetukan mana dari dua hal atau lebih merupakan alternatif yang diinginkan,

karena penentuan atau keputusan semacam ini tidak diambil secara acak, maka

alternatif-alternatif itu harus diberi nilai relatif, karenanya pemberian nilai itu harus

Page 25: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

14

memerlukan pertimbangan yang rasional berdasarkan informasi untuk proses

pengambilan keputusan.

Wirawan dalam (Mais et al., 2019) membedakan jenis-jenis evaluasi

berdasarkan objeknya menjadi beberapa jenis yaitu:

1. Evaluasi Kebijakan

Kebijakan adalah rencana umum dalam rangka melaksanakan fungsi dan

tugas. Kebijakan akan berlangsung terus sampai dicabut atau diganti dengan

kebijakan yang baru; umumnya karena kebijakan yang lama tidak efektif dan

efisien atau karena terjadinya pergantian pejabat dan pejabat baru mempunyai

kebijakan yang berbeda dengan pejabat sebelumnya. Istilah lainnya ialah analisis

kebijakan. Analisis kebijakan adalah menentukan atau memilih satu alternatif

kebijakan yang terbaik dari sejumlah alternatif kebijakan yang ada. Sedangkan

evaluasi kebijakan adalah menilai kebijakan yang sedang atau telah dilaksanakan.

2. Evaluasi Program

Program adalah kegiatan atau aktivitas yang dirancang untuk melaksanakan

kebijakan dan dilaksanakan untuk waktu yang tidak terbatas. Evaluasi program;

“Metode sistematis untuk mengumpulkan, menganalsisis, dan memakai informasi

untuk menjawab pertanyaaan dasar. Evaluasi Program dapat dikelompokan menjadi

evaluasi proses(process evaluation), evaluasi manfaat (outcome evaluation) dan

evaluasi akibat (impact evaluation)”. Sapta pesona yang merupakan sebuah bentuk

program bidang kepariwisataan, sesuai dengan jenis evaluasi yang ada maka masuk

dalam jenis evaluasi program dan akan dievaluasi dengan tahapan evaluasi program

yang sesuai.

Page 26: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

15

3. Evaluasi Proyek

Evaluasi proyek sebagai “kegiatan atau aktivitas yang dilaksanakan untuk

jangka waktu tertentu untuk mendukung pelaksanaan program”.

4. Evaluasi Material

Evaluasi material, untuk melaksanakan kebijakan, program atau proyek

diperlukan sejumlah material atau produk-produk tertentu. Misalnya, “untuk

melaksanakan program Bus Way diperlukan bus dengan kualitas tertentu: nyaman,

memuat banyak penumpang, tahan lama, hemat bahan bakar, dan biaya

pemeliharaannya yang murah. Oleh karena itu, bus yang dipergunakan Bus Way

dievaluasi dengan kriteria tersebut”.

5. Evaluasi Sumber Daya Manusia (SDM)

Evaluasi sumber daya manusia atau yang yang dikenal dengan evaluasi

kinerja di lakukan untuk mengetahui pengembangan sumber saya manusia atau

human resources development. Evaluasi sumber daya manusia dapat dilaksanakan

disebuah lembaga pendidikan, lembaga pemerintah, bisnis dan lembaga swadaya

masyarakat”.

Hamalik dalam (Barusu & Oktavianus, 2014) Mengemukakan bahwa model

atau jenis evaluasi program tersebut adalah:

1. Evaluasi Perencanaan dan pengembangan. Sasaran utamanya adalah

memberikan bantuan kepada penyusun program dengan cara menyediakan

informasi yang diperlukan dalam rangka mendesain suatu program. Hasil

evaluasi dapat digunakan untuk meramalkan implementasi program dan

kemungkinan tercapai tidaknya program di kemudian hari.

Page 27: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

16

2. Evaluasi Monitoring dilakukan dengan tujuan untuk memeriksa apakah program

mencapai sasaran efektif. Apakah hal-hal dan kegiatan yang telah didesain

secara spesifik dalam program itu terlaksana sebagaimana mestinya. Kenyataan

tidak jarang program justru tidak mencapai sasaran, karena apa yang telah

didesain dalam program tidak dapat dilaksanakan dengan berbagai alasan seperti

pengadaan personil, fasilitas, perlengkapan, biaya, dan faktor-faktor penyebab

lainnya.

3. Evaluasi Dampak, bertujuan menilai seberapa jauh program dapat memberikan

pengaruh tertentu pada sasaran yang telah ditetapkan, apakah program

berdampak positif atau justru sebaliknya. Dampak tersebut diukur berdasarkan

kriteria-kriteria keberhasilan, sehingga program tersebut perlu di spesifikasi agar

dapat diamati dan diukur setelah program itu dilaksanakan.

4. Evaluasi Efisiensi, dimaksud untuk menilai berapa besar tingkat efisiensi suatu

program. Apakah program mampu memberikan keuntungan memadai ditinjau

dari segi biaya yang dikeluarkan, tenaga yang digunakan dan waktu yang

terpakai.

5. Evaluasi Program Komprehensip, yaitu dampak menyeluruh terhadap program

yang meliputi; implementasi program, dampak atau pengaruh setelah program

dilaksanakan dan tingkat efisiensi program.

Terdapat enam langkah dalam evaluasi kebijakan publik menurut

(Muhiddin, 2017) yaitu:

1. Mengidentifikasi tujuan-tujuan program yang akan dievaluasi.

2. Analisisterhadap masalah

Page 28: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

17

3. Deskripsi dan standarisasi kegiatan

4. Pengukuran terhadap tingkatan perubahan yang terjadi

5. Menentukan apakah perubahan yang diamati merupakan akibat dari kegiatan

tersebut atau karena penyebab lain

6. beberapa indikator untuk menentukan keberadaaan suatu dampak.

C. Konsep Pelayanan Non Tender

Menurut Sya’diyah dan Suryowati dalam (Kristiyanti, 2018) pelayanan

yang terbaik di antaranya adalah memberikan pelayanan yang cepat sehingga

pelanggan tidak dibiarkan menunggu terlalu lama.

Menurut Suparlan dalam ( Y Sartika, 2017) pelayanan ialah sebuah usaha

pemberian bantuan ataupun pertolongan pada orang lain, baik dengan berupa materi

atau juga non materi agar orang tersebut bisa mengatasi masalahnya itu sendiri.

Pelayanan publik atau Pelayanan umum adalah dapat didefinisikan sebagai

segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik

yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi

pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau

Badan Usaha Milik Daerah, dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat

maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan

Ratminto dan Winarsih dalam (Crystalia & Ones, 2015).

Pelayanan publik merupakan suatu usaha yang dilakukan kelompok atau

seseorang birokrasi untuk memberikan bantuan kepada masyarakat dalam rangka

mencapai suatu tujuan tertentu. Salah satu dari pelaksanaan pelayanan publik yaitu

administrasi kependudukan yang berada di suatu pemerintahan (Rukayat, 2018).

Page 29: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

18

Sinambella dalam (Kuswati & Joko, 2017) menyatakan bahwa Pelayanan

publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara

negara”. Negara didirikan oleh public (masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada hakekatnya negara dalam hal

ini pemerintah (birokrat) haruslah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Kebutuhan dalam hal ini bukanlah kebutuhan secara individual akan tetapi berbagai

kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat. Pemberian pelayanan

pubik dapat dilakukan oleh pemerintah maupun oleh pihas swasta atas nama

pemerintah.

Hardiyansyah dalam (Kuswati & Joko, 2017) Pelayanan publik adalah

pemberian layanan atau melayani keperluan orang atau masyarakat dan/atau

organisasi lain yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan

aturan pokok dan tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan

kepuasan kepada penerima pelayanan. Pemberian pelayanan dari pemerintah

bertujuan untuk memberikan bantuan kepada penerima pelayanan yaitu masyarakat

dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

Moenir dalam (Kuswati & Joko, 2017) menyatakan bahwa pelayanan umum

adalah suatu usaha yang dilakukan kelompok atau seseorang atau birokrasi untuk

memberikan bantuan kepada masyarakat dalam rangka mencapai suatu tujuan

tertentu.

Hardiyansyah dalam (Siti, 2018) Jenis pelayanan umum atau publik yang

diberikan pemerintah terbagi dalam tiga kelompok, yaitu:

Page 30: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

19

1. Pelayanan administratif adalah pelayanan berupa penyediaan berbagai bentuk

dokumen yang diperlukan oleh publik, misalnya : Pembuatan Kartu Tanda

Penduduk (KTP), Sertifikat Tanah, Akta Kelahiran, Akta Kematian, Buku

Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Tanda Nomor Kendaraan

(STNK), Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor, dan sebagainya.

2. Pelayanan Barang adalah pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis

barang yang menjadi kebutuhan publik, misalnya : jaringan telepon,

penyediaan tenaga listrik, penyediaan air bersih.

3. Pelayanan Jasa adalah pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang

dibutuhkan publik, misalnya : Pendidikan tinggi dan menengah, pemeliharaan

kesehatan, penyelenggaraan transportasi, jasa pos, sanitasi lingkungan,

persampahan, penggulangan bencana, pelayanan sosial.

Bharata dalam (Crystalia & Ones, 2015) Mengemukakan pendapatnya

terdapat empat unsur penting dalam proses pelayanan publik, yaitu :

1. Penyedia Layanan, yaitu pihak yang dapat memberikan suatu Layanan tertentu

kepada konsumen, baik berupa layanan dalam bentuk penyediaan dan

penyerahan barang (goods) atau jasa-jasa (services).

2. Penerima Layanan, yaitu mereka yang disebut sebagai konsumen (customer)

atau customer yang menerima berbagai layanan dari penyedia layanan.

3. Jenis layanan, yaitu layanan yang dapat diberikan oleh penyedia layanan kepada

pihak yang membutuhkan layanan.

4. Kepuasan Pelanggan, dalam memberikan layanan penyedia layanan harus

mengacu pada tujuan utama pelayanan, yaitu kepuasan pelanggan. Hal ini sangat

Page 31: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

20

penting dilakukan karena tingkat kepuasan yang diperoleh para pelanggan itu

biasanya sangat berkaitan erat dengan standar kualitas barang atau jasa yang

mereka nikmati.

Pelayanan non tender dalam peraturan presiden no 16 tahun 2018 pasal 1

adalah metode pemilihan untuk mendapatkan penyedia barang/pekerjaan

konstruksi/ jasa lainnya yang bernilai paling banyak Rp200.000.000 (dua ratus juta

rupiah).

Non tender adalah sebuah kegiatan pengadaan barang atau jasa yang di

lakukan oleh pemerintah tanpa melalui proses pelelangan/seleksi/penunjukan

langsung. Kegiatan ini dilakukan oleh pemerintah untuk membeli barang atau

mencari jasa untuk keperluan tertentu.

Tender adalah suata rangkaian kegiatan penawaran yang bertujuan untuk

menyeleksi, mendapatkan, menetapkan serta menunjukan perusahaan mana yang

paling pantas dan layak mengerjakan sesuatu paket pekerjaan Malik dalam

(Kurniawan, 2017).

Tender adalah suatu hal yang berkaitan memborong pekerjaan atau

menyuruh pihak lain untuk memborong ataupun mengerjakan sebagian ataupun

seluruh pekerjaan sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat. Secara umum tender

meliputi tawaran pengajuan harga untuk: pertama : memborong atau melaksanakan

suatu pekerjaan, kedua : menjual barang dan jasa, ketiga : membeli barang atau jasa,

keempat : mengadakan barang dan jasa Sudarsono dalam (Kurniawan, 2017).

Tender adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia

Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya. Seleksi adalah metode pemilihan untuk

Page 32: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

21

mendapatkan Penyedia Jasa Konsultansi. Tender/Seleksi Internasional adalah

pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan peserta pemilihan dapat berasal dari

pelaku usaha nasional dan pelaku usaha asing.

D. Konsep Pengadaan Barang dan Jasa

Pengadaan barang dan jasa atau yang biasa di sebut dengan istilah lelang,

banyak yang dilakukan oleh instansi pemerintah maupun sektor swasta. Kegiatan

ini dilakukan untuk memperoleh barang dan jasa oleh suatu instansi atau lembaga

yang prosesnya di mulai dari perencanaan kebutuhan sampai dengan di

selesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang dan jasa tersebut.

Wardiyanto dalam (Novitaningrum Dadzlina, 2014) Mendefinisikan

barang/jasa publik adalah barang yang penggunaannya terkait dengan kepentingan

masyarakat banyak baik secara berkelompok maupun secara umum, sedangkan

barang/jasa privat merupakan barang yang hanya digunakan secara individual atau

kelompok tertentu.

Pengadaan barang dan jasa pemerintah sesungguhnya merupakan bagian

yang sangat penting dalam proses pelaksanaan pembangunan. Bagi pemerintah,

ketersediaan barang dan jasa pada setiap instansi pemerintah akan menjadi faktor

penentu keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing unit kerja.

Tanpa saran dan prasaranan yang memadai tentu saja pelaksanaan tugas pemerintah

akan terganggu dan tidak akan mencapai hasil yang maksimal (Sopian, 2014).

Berdasarkan peraturan presiden nomor 16 tahun 2018 dalam (Wina, 2019)

pengadaan barang dan jasa pemerintah yang selanjutnya desebut pengadaan barang

dan jasa oleh kementerian/lembaga/ perangkat daerah yang di biayai oleh

Page 33: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

22

APBN/APBD yang prosesnya sejak identifikasi kebutuhan, sampai dengan serah

terima hasil kerjaan.

Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak berwujud,

bergeraak amupun tidak bergerak, yang dapat di perdangangkan, dipakia,

dipergunakan atau di manfaatkan oleh pengguna barang.

Pengadaan barang dan jasa pemerintah menetapkan prinsip-prinsip dasar

meruapakan hal mendasar yang harus menjadi acuan, pedoman dan harus di

jalankan dalam pengadaan barang dan jasa. Jourdain dan Balgobin dalam

(Jatiningtyas et al., 2011) mengemukakan bahwa prinsip umum pengadaan barang

/ jasa pemerintah antara lain :

1. Transparansi

2. Ekonomis

3. Efisiensi dan tepat waktu (timelines)

4. Keadilan (fairness and equity)

Berdasarkan peraturan presiden nomor 16 tahun 2018 dalam (Wina, 2019)

pengadaan barang dan jasa pemerintah menetapkan prinsip-prinsip sebagai berikut

1. Efisien

Pengadaan barang dan jasa harus diusahakan untuk mendapatkan hasil yang

optimal dan terbaik dalam waktu yang cepat dengan menggunakan dana dan

kemampuan seminimal mungkin secara wajar dan bukan hanya didasarkan pada

harga terendah.

2. Efektif

Page 34: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

23

Pengadaan barang dan jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah

ditetapkan dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran

yang ditetapkan perusahaan

3. Bersaing

Di berinya kesempatan kepada semua penyedia barang dan jasa yang setara

dan memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan untuk menawarkan barang dan

jasanya berdasarkan etika dan norma pemgadaan yang berlaku, adail dan tidak

terjasi kecurangan dan Pratik korupsi, kolusi, dan nepetisme (KKN).

4. Transparan

Semua ketentuan dan iformasi mengenai pengadaan barang dan jasa

termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi,

penetapan calon penyedia barang dan jasa sifatnya terbuka bagi peserta penyedia

barang dan jasa yang berminat.

5. Adil

Pemberian perlakuan yang sama kepada semua calon penyedia barang dan

jasa, dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu dengan

cara alasan apapun.

6. Akuntabel

Pengadaan barang dan jasa harus mencapai sasaran dan dapat di

pertanggung jawabkan sehingga menjauhkan dari potensi peyalahgunaan dan

peyimpangan

Menurut peraturan presiden nomor 16 tahun 2018 dalam (Wina, 2019)

terdapat pihak yang terlibat dalam proses pengadaan barang dan jasa, yaitu:

Page 35: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

24

1. Pengguna anggaran (PA)

Pengguna anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah pejabat pemengang

kewenagan anggaran kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah atau

pejabat yang disamakan pada institusi lain pengguna APBN/APBD.

2. Kuasa pengguna anggaran (KPA)

Pejabat yang melaksanakan pendelegasian dengan limpahan dari PA, KPA

berwenang menjawab sanggah banding peserta tender pekerjaan kontruksi, KPA

dapat menugaskan PPK untuk melaksanakan kewenangan sebagiamna dimaksud

pada ayat (1) yang berkaitan dengan : pertama : melakukan tindakan yang

mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja, kedua : mengadakan perjanjian

dengan pihak lain dalam batas anggaran belanja yang telah ditetapkan. KPA dapat

dibantu oleh pengelola pangadaan barang dan jasa

3. Pejabat pembuat komitmen (PPK)

Pejabat yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pengadaan barang dan

jasa, melaksanakan E- purchasing untuk nilai paling sedikit di atas dua ratus juta

rupiah, menetapkan surat penunjukan penyedia barang dan jasa, melaporkan

pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan kepada PA/ KPA

4. Pejabat pengadaan

Pejabat yang melaksanakan persiapan dan pelaksanaan penunjukan

langsung untuk pengadaan barang / pekerjaan / kontruksi / jasa lainnya yang

bernilai paling banyak dua ratus juga rupiah

5. Kelompok kerja pemilihan

Page 36: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

25

Pejabat yang melaksanakan persiapan dan pelaksanaan pemilihan penyedia

untuk katalok elektronik dan menetapkan pemenang pemilihan / penyedia untuk

metode pemilihaan pertama: tender / penunjukan langsung untuk paket pengadaan

barang / pekerjaan konstruksi / jasa lainnya dengan nilai pagu anggaran paling

banyak seratus milliar rupiah, kedua seleksi / penunjukan langsung untuk paket

pengadaan jasa konsultasi dengan niali pagu angganran paling banyak sepuluh

milliard rupiah.

6. Pejabat Pengadaan adalah pejabat administrasi/pejabat fungsional/personel yang

bertugas melaksanakan Pengadaan Langsung, Penunjukan Langsung, dan/atau

E-purchasing.

7. Pejabat Pemeriksa Hasil Pekerjaan yang selanjutnya disingkat PJPHP adalah

pejabat administrasi/pejabat fungsional/personel yang bertugas memeriksa

administrasi hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa.

8. Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan yang selanjutnya disingkat PPHP adalah tim

yang bertugas memeriksa administrasi hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa.

9. Agen Pengadaan adalah UKPBJ atau Pelaku Usaha yang melaksanakan sebagian

atau seluruh pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa yang diberi kepercayaan oleh

Kementerian/ Lembaga / Perangkat Daerah sebagai pihak pemberi pekerjaan.

Berdasarkan peraturan presiden nomor 16 tahun 2018 (Wina, 2019)

memiliki metode dalam peyedia/pangadaan barang dan jasa yaitu :

1. E- purchasing

E-purchasing adalah tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem katalog

elektronik.

2. Pengadaan langsung

Page 37: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

26

Metode ini dilakukan apabila uraian paket pekerjaan tidak berupa industry

kreatif dan tidak dalam keadaan tertantu atau khusus, tetapi lebih berdasarkan

nalai harga pekerjaan dengan jumlah paling tinggi 200 juta rupiah untuk

pengadaan barang / pekerjaan konstruksi / jasa lainnya dan paling tinggi 50 juta

rupiah untuk jasa konsultasi.

3. Penunjukan langsung

Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan untuk mendapatkan Penyedia

Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya dalam keadaan

tertentu.

Campo dan Sundaram dalam (Jatiningtyas et al., 2011) mengungkapkan

adanya karakteristik pengadaan barang / jasa di sektor privat (swasta) yang tidak

ada pada pengadaan di sektor pemerintah. Beberapa karakteristik pengadaan

barang/jasa disektor swasta yang tidak ada pada pengadaan barang/jasa di sektor

pemerintahan antara lain :

1. Tidak terlalu menekankan proses tender kompetitif secara formal, dokumentasi

prosedur pengadaan dan konflik kepentingan yang mungkin terjadi.

2. Lebih menekankan untuk membeli barang yang memberikan high value sepadan

dengan harganya, dan menunjuk kontraktor yang akan mampu memberikan

kualitas jasa yang tinggi dengan harga yang kompetitif.

3. Dimensi akuntabilitas yang dituntut lebih ditekankan pada hasil (result) dan

bukan pada proses pengadaan itu sendiri.

Sedangkan Campo dan Sundaram dalam (Jatiningtyas et al., 2011)

mengemukakan beberapa tujuan dalam sistem pengadaan barang/jasa pemerintah,

yaitu :

Page 38: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

27

1. Ekonomis (Economy)

Yaitu untuk memperoleh barang/jasa yang sesuai dengan spesifikasi yang

ditetapkan pada waktu yang tepat dan dengan harga paling murah (lowest cost)

2. Mendorong Kompetisi (Fostering competition)

Yaitu memberikan kesempatan yang sama kepada supplier yang memenuhi

kualifikasi untuk bersaing secara sehat untuk mendapatkan kontrak pengadaan.

Dengan adanya kompetisi, diharapkan akan diperoleh manfaat dalam hal harga

dan kualitas, serta diharapkan akan mendorong akuntabilitas dalam proses

pengadaan itu sendiri.

3. Substitusi impor (Import substitution)

Yaitu mendorong perusahaan lokal untuk menghasilkan barang/jasa yang

semula haynya dapat diproduksi oleh perusahaan di luar negeri.

4. Penerapan Good Governance (Practicing Good Governance)

5. Melindungi kepentingan masyarakat (Protecting the interest of citizens)

6. Melindungi lingkungan (protecting the Environment)

E. Konsep E- Procurement

Menurut Sutedi dalam (Nuryanti, 2015) E-Procurement sebagai sebuah

website yang merupakan sistem lelang dalam pengadaan barang dan jasa oleh

pemerintah dengan menggunakan sarana teknologi, informasi, dan komiunikasi

berbasis internet.

E-Proc adalah teknologi digital yang terintegrasi dengan website untuk

memudahkan dalam proses pengadaan barang diantaranya berupa permintaan

Page 39: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

28

barang, pencarian barang, pemesanan barang, kontak kerja dengan penyedia barang

serta pembayarannnya. Turbon dalam (Habibi & Untari, 2018).

Procurement merupakan istilah generic, diterapkan untuk penggunaan

system data base yang terintegrasi dan luas (biasanya berbasis web) system

komunikasi jaringan di sebagian atau seluruh proses pembelian. Proses pengadaan

meliputi identifikasi kebutuhan awal dan spesifikasi oleh pengguna, melalui

pencarian, sumber dan tahap negosiasi kontrak, penempatan order serta

menyertakan makanisme penerimaan, memicu untuk membayar dan dukungan

evaluasi pasca-pasokan Croom dan Alistair dalam (Harjito, 2016).

Dengan adanya pengadaan barang/jasa secara elektronik (e-procurement)

diharapkan mampu meningkatkan transparansi, sehingga persaingan sehat antar

pelaku usaha dapat lebih cepat terdorong dan proses pengadaan barang dan jasa

pemerintah secara elektronik akan lebih meningkatkan dan menjamin efisiensi,

efektifitas, transparansi serta akuntabilitas dalam pembelanjaan uang

negara/pemerintah (Harjito, 2016).

Menurut Davila et al dalam (Harjito, 2016) suatu teknologi e-procurement

didefinisikan sebagai teknologi yang dirancang untuk menfasilitasi perolehan

barang oleh organisasi komersial ataupun pemerintahan melalui internet. Teknologi

internet termasuk software e-procurement, B2B (business to business) auction, B2B

market exchanges, dan purchasing consortia yang difokuskan pada otomatisasi

aliran kerja, konsolidasi dan daya belanja organisasi serta mengidentifikasi peluang

atau kesempatan melalui internet.

Page 40: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

29

Menurut Purwanto dan Habibi (Sirait, 2018) dalam secara politik e-

procurement telah mengubah relasi antara pemerintah dengan masyarakatnya. Jika

di masa lalu hubungan antara negara dengan masyarakatnya sulit dikenali, maka

dengan adanya e-procurement sekarang membuat kehadiran negara menjadi begitu

dekat dan nyata. Keputusankeputusan pemerintah terkait tentang pengadaan barang

dan jasa begitu mudah dan cepat menyebar untuk dapat didengar dan direspon oleh

masyarakat bahkan ketika keputusan itu sendiri belum diambil. Dengan penalaran

yang persis sama, kita dapat mengantisipasi bahwa sebelum e-procurement ini

diberlakukan, maka pihak-pihak yang akan terganggu oleh skema itu tentu akan

mempersiapkan perlawanan secara diamdiam. Yang jelas, setiap inovasi yang

dilakukan akan berhadapan dengan potensi resistensi, baik yang terbuka maupun

terselubung

F. Kerangka Pikir

Pengadaan barang dan jasa merupakan kegiatan untuk memperoleh barang

atau jasa yang dimulai dari perencanaaan kebutuhan sampai selesai dengan seluruh

kegiatan untuk memperoleh barang atau jasa. Pengadaan barang dan jasa sendiri

dapat dpat dibagi mejadi dua. Pengadaan barang dan jasa pada sector pemerintah.

Pada sektor pemerintah, pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di lakukan cukup

sulit proses yang berkelanjutan harus sesuai dengan aturan- aturan yangtelah

ditentukan dan tidak boleh dilanggar sedikitpun. Sesuai dengan peraturan presiden

nomor 16 tahun 2018 tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah.

Kemudian diangkat dalam penelitian terkait dengan Evaluasi Pelayanan

Non-Tender Dalam Pelayanan Barang Dan Jasa Di BLPBJ Sekretariat Daerah Kota

Page 41: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

30

Makassar, dengan menggunakan model evaluasi oleh Hamalik yaitu Perencanaan

dan Pengembangan, Monitoring, Dampak, dan Efisiensi. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada bagan kerangka pikir berikut:

Bagan kerangka pikir

Gambar : Kerangka Pikir

Evaluasi Pelayanan Non- Tender Dalam Pelayanan Barang Dan Jasa

Di BLPBJ Sekda Makassar

Evaluasi Menurut Hamalik :

1. Perencanaan dan Pengembangan

2. Monitoring

3. Dampak

4. Efisiensi

Untuk Menciptakan Pelayanan Non Tender Yang Tranparansi Dan

Akuntabilitas

Page 42: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

31

G. Fokus Penelitian

Fokus penelitian tentang Evalusi Pelayanan Non-Tender Dalam Pelayanan

Barang Dan Jasa Di BLPBJ Sekda Kota Makassar, menggunakan Pendekatan

Perencanaan dan Pengembangan, Monitoring, Dampak, dan Efisiensi.

H. Deskripsi Fokus Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian yang telah diuraikan penulis, kemudian akan

dideskripsikan seperti berikut ini :

1. Perencanaan dan pengembangan merupakan memberikan bantuan kepada

penyusunan program dengan cara menyediakan informasi yang diperlukan

dalam rangka mendesain suatu program. Hasil evaluasi dapat digunakan melihat

apakah implementasi program berhasil dikemuadian hari.

2. Monitoring merupakan kegiatan seseorang untuk mengamati atau memantau

secara seksama suatu keadaan atau kondisi dengan tujuan agar semua data yang

di peroleh dari hasil pengamatan dapat menjadi landasan pengambilan keputusan

dalam pengadaan barang/jasa di BLPBJ (bagian layanan pengadaan

barang/jasa).

3. Dampak merupakan kegiatan menilai seberapa jauh program non tender

(pengadaan langsung) yang di lakukan secara LPSE ( layanan pengadaan secara

elektronik) di bagian layanan pengadaan barang/jasa Sekretariat Daera

Makassar dapat memberikan pengaruh tertentu pada sasaran yang telah

ditetapkan, apakah program berdampak positif atau justru sebaliknya.

4. Efisiensi merupakan penilaian relatif dalam penggunaan sumber daya yang

minimum dari segi biaya yang dikeluarkan, tenaga yang digunakan dan waktu

Page 43: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

32

yang terpakai dalam pengadaan barang dan jasa di bagian layanan pengadaan

barang dan jasa di Sekretariat Dearah Kota Makasaar.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Badan Layanan Pengadaan Barang Dan

Jasa (BLPBJ) Sekretariat Daerah Kota Makassar, Adapun waktu yang di gunakan

pada penelitian ini yaitu selama 2 bulan terhitung dari tanggal 24 bulan Juli 2020

hingga 24 September 2020. Adapun alasan memilih objek lokasi penelitian tersebut

dikarenan adanya layanan pengadaan secara elekronik (LPSE) yang penulis lihat

menarik dan perlu diteliti dikarenakan terdapat upaya penerapan transparansi dan

akuntabilitas dalam proses pelayanan serta isu-isu menarik seperti opini adanya

penyalagunaan pengadaan langsung (PL), serta memperhitungkan aksesibilitas,

dimana lokasi penelitian mudah untuk di jangkau, dan memberikan peluang yang

cukup karena tidak hanya di teliti dalam sekali waktu saja. Selain itu realitas yang

Page 44: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

33

di teliti masih terjadi di lapangan atau masih berlangsung sampai saat ini. Bagian

Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Secretariat Daerah Kota Makassar juga

menjadi bagian yang memiliki peranan penting dalam pengadaan barang dan jasa

secara elekrinik di Kota Makassar.

B. Jenis Dan Tipe Penelitian

Jenis dan tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kaulitatif, adalah

penelitian untuk menjawab sebuah permasalahn secara mendalam dalam

konteks waktu dan situasi yang bersangklutan, dilakukan secara wajar dan alami

sesuai dengan kondisi objektif dilapangan. Landasan teori di manfaatkan sebagai

pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta dilapangan (Sugiyono, 2008).

Proses penelitian syang dimaksud antara lain melakukan pengamatan

terhadap narasumber, berinteraksi dengan mereka dan berupaya dalam memahami

bahasa dan tafsiran mereka. Untuk itu peneliti harus terjun dalam lapangan dalam

waktu yang cukup lama.

2. Tipe penelitian

Tipe penelitian ini adalah fenomenologi yang dimaksudkan untuk

memberikan gambaran secara jelas mengenai masalah yang diteliti berdasarkan

pengalaman yang telah dipahami informan. Masalah yang akan diteliti terkait

dengan tentang Evaluasi Pelayanan Non-Tender Dalam Pelayanan Barang Dan

Jasa di BLPBJ Sekretariat Daerah Kota Makassar.

Page 45: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

34

34

C. Sumber Data

Sumber data adalah tempat dimana peneliti memperoleh data yang

diperlukan selama melaksanakan penelitian. Adapun sumber data pada penelitian

ini yaitu :

1. Data primer

Data primer merupakan sumber data utama yang digunakan untuk

menjaring berbagai data dan informasi yang terkait dengan fokus yang dikaji. Hal

ini dilakukan melalui metode wawancara dan observasi.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan sumber data pendukung yang diperlukan untuk

melengkapi data primer yang di kumpulkan. Hal ini dilakukan sebagai upaya

penyesuaian dengan kebutuhan data lapangan. Data sekunder terutama diperoleh

melalui dokumentasi.

D. Informan Penelitian

Adapun teknik penentuan informan dalam penelitian ini berdasarkan

purposive sampling (penentuan sampling dengan tujuan tertentu). Adapun

informan dalam penelitian ini yakni pengawai BLPBJ Sekretariat Daerah Kota

Makassar dalam hal ini KASUBAG layanan pengadaan secara elekronik Bapak

Muhammad Yusriadi, KASUBAG monitoring dan evaluasi Bapak Idham

Umakapa, dan Kepala Sub Bagian Pelaksana Pengadaan Bapak Surahman Suriady

dalam hal ini semua dilaksanakan di bidding room, ruangan KASUBAG layanan

pengadaan secara elekronik, ruangan KASUBAG monitoring dan evaluasi dan

rungan rapat. Selanjutnya kepada pengguna jasa atau penyedia yaitu pihak

Page 46: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

35

35

pelaksana non tender dalam hal ini Bapak Ardiansyah yang dilakasankan di

kediaman beliau, Bapak Muhammad Akbar Amir yang dilaksanakan di kediaman

beliau dan Ibu Riska Ekawati Anwar yang dilaksanakan dikediaman beliau. Jumlah

informan ini ditentukan oleh peneliti pada saat sedang melakukan penelitian.

Adapun yang akan dijadikan informan dalam penelitian ini adalah:

Tabel 1. Informan Penelitian

No Nama Informan Instansi/Jabatan Keterangan

1.

Muhammad

Yusriadi, S.Kom

KASUBAG LPSE

Bapak suruady tentunya

sebagai kepala sub bagian

pada layanan pengadaan

secara selekronik menjadi

pusat informasi terkait

proses-proses yang ada di

pengadaan secara elekronik

2.

Idham Umakapa

KASUBAG

Monitoring dan

Evaluasi

Bapak Idham Umakapa

dijadikan pusat informasi

terkait monitoring pada

pelaksanaan pengadaan

langsung

3. Surahman

Suriady, St.,Mm

Kepala Sub Bagian

Pelaksana

Pengadaan

Bapak Surahman Suriady

dijadikan pusat informasi

terkait pelaksanaan

pengadaan

4.

Ardiansyah

User

Wakil Direktur Cv. Sinar

FHZ

5.

Muhammad

Akbar Amir

User

Dipilih sebagai informan

selaku pemenag non tender

Cv.Gibran Utama

Cemerlang

6. Riska Ekawati

Anwar

User Direktur CV. Cahaya Riska

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan, penelitian ini menggunakan tiga

teknik pengumpulan data yakni :

Page 47: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

36

36

1. Teknik observasi

Teknik ini dilakukan peneliti dengan cara melakukan pengamatan dan

pencacatan yang sistematis terhadap masalah-masalah yang terkait dengan,

Evaluasi Pelayanan Non-Tender Dalam Pelayanan Barang Dan Jasa di BLPBJ

Sekretariat Daerah Kota Makassar. Kegiatan pengamatan terhadap objek

penelitrian ini untuk memperoleh keterangan data yang lebih akurat dan untuk

mengetahui relevansi antara jawaban responden dan kenyataan yang terjadi

dilapangan dalam hal Evaluasi Pelayanan Non-Tender Dalam Pelayanan Barang

Dan Jasa di BLPBJ Sekretariat Daerah Kota Makassar.

2. Wawancara

Teknik ini dilakukan peneliti dengan cara mengadakan Tanya jawab secara

lisan dan mendalam terhadap beberapa informan yang diambil sebagai sampel baik

dari pemerintah, maupun masyarakat yang dianggap mampu memberikan informasi

yang akurat terkait Evaluasi Pelayanan Non-Tender Dalam Pelayanan Barang Dan

Jasa di BLPBJ Sekretariat Daerah Kota Makassar.

3. Dokumentasi

Teknik ini merupakan pengumpuln data melalui dokumen – dokumen atau

buku atau hasil – hasil penelitian yang relevan dengan evaluasi pelayanan Non-

Tender dalam pelayanan barang dan jasa di BLPBJ Sekretariat Daerah Kota

Makassar sehingga menunjang kerevalan data. Metode dokumentasi digunakan

untuk mengungkap serta melengkapi informasi yang erat kaitannya dengan pokok

dari permasalahan.

F. Teknik Analisis Data

Page 48: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

37

37

Adapun teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini di

kemukakan oleh (Sugiyono, 2008) memiliki tiga Langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal pokok dan memfokuskan

pada hal yang penting. Reduksi data juga berarti komponen pertama dalam analisis

data yang memperpendek, mempertegas dan membuang hal yang dirasa tidak

penting ataupun tidak berkaitan dengan fokus penelitian sehingga kesimpulan dapat

dilakukan.

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data adalah bentuk rakitan data dalam uraian singkat. Menyajikan

data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu bersifat naratif. Hal ini

dimaksudkan untuk memahami apa yang terjadi secara lebih mudah.

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)

Langkah terakhir dari model ini adalah penarikan kesimpulan. Kesimpilan

dalam penelitian mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan

sejak awal namun juga tidak, karena masalah dan rumusan masalah dalam

penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan berkembang setelah peneliti ada

dilapangan. Kesimpulan penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang

sebelumnya belum ada yang berupa deskripsi atau gambaran yang sebelumnya

belum jelas menjadi jelas.

G. Teknik Pengabsahan Data

Menurut (Sugiyono, 2008) uji keabsahan data meliputi uji kredibiliotas data,

uji transferability dan uji confirmability, keabsahan data pada penelitian ini

diperiksa menggunakan uji kredibilitas data yang dilakukan dengan teknik

Page 49: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

38

38

triagulasi. Triagulasi merupakan pengecekan dengan berbagai cara, berbagai

sumber, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat tiga triagulasi dalam

keabsahan data, yaitu triagukasi sumber, triagulasi teknik, dan triagulasi waktu.

1. Triangulasi Sumber

Triagulasi sumber adalah membandingkan cara mengecek ulang derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda.

Misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, membandingkan

apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan pribadi, membandingkan hasil

wawancara dengan dokumen.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber

yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam penelitian ini akan menggunakan

teknik observasi dan wawancara untuk mengecek data yang diperoleh dengan

teknik pengumpulan data sebelumnya.

3. Triangulasi Waktu

Triagulasi waktu digunakan untuk validitasi data yang berkaitan dengan

pengecekan data berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

Perubahan suatu proses dan perilaku manusia mengalami perubahan dari waktu

kewaktu. Untuk mendapatkan data yang sah melalui observasi pada penelitian ini

alan dihadapi pengamatan tidak hanya satu kali pengamatan saja.

Page 50: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

39

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskrpsi Objek Penelitian

Pada sub bab ini menyajikan tentang gambaran umum lokasi penelitian dan

bagaimana Evaluasi Pelayanan Non Tender Dalam Pengadaan Barang Dan Jasa di

bagian layanan pengadaan barang/jasa Sekretariat Daerah Kota Makassar, serta

menjelaskan tentang proses pelayanan non tender dalam pengadaan barang dan jasa

di bagian layanan pengadaan barang/jasa Sekretariat Daerah Kota Makassar.

Gambaran umum lokasi penelitian meliputi gambaran objek penelitian yaitu

unit kerja pengadaan barang dan jasa (UKPBJ) dan CV. Sinar FHZ. Gambaran

umum unit pengadaan barang dan jasa kota makassar terdiri dari kedudukan, tugas

dan fungsi.

Page 51: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

40

1. Deskriprif Objek Bagian Layanan Pengadaan Barang/Jasa Sekretariat Daerah

Kota Makassar

Merupakan sebuah unit kerja pengadaan barang dan jasa (UKPBJ) di

pemerintah kota makassar yang menjadi pusat keunggulan pengadaan barang dan

jasa. Mengasilkan barang dan jasa yang tepat dari setiap uang yang dibelanjakan,

diukur dari aspekkualitas, jumlah, waktu, biaya, lokasi, dan peyedia, meningkatkan

penggunaan produk dalam negeri, meningkatkan peran serta usaha mikro, usaha

kecil, dan usaha menengah, meningkatkan peran pelaku usaha nasional,

mendukung pelaksanaan penelitian dan pemanfaatan barang dan jasa hasil

penelitian, meningkatkan ke ikutsertaan industry kreatif, mendorong pemerataan

ekonomi dan mendorong pengadaan berkelanjutan. Pengaan barang dan jasa

meliputi barang, pekerjaan konstruksi, jasa konsultasi dan jasa lainny, dengan

prinsip efisien, efektif, transparans, transparansi, terbuka, bersaing, adil dan

akuntabel.

Adapun visi dan misi bagian layanan pengadaan barang dan jasa

Visi :

Menjadi Unit Kerja Pengadaan Barang Jasa yang Transparan, Efektif dan Efisien,

Profesional , Akuntabel dan Tidak Diskriminatif dalam melaksanakan Pengadaan

Barang Jasa yang Tertib, Modern, Berdasarkan Prinsip, Etika dan Tata Nilai

Pengadaan untuk mendukung Pembangunan pada Pemerintahan Kota Makassar.

Misi :

1. Mewujudkan UKPBJ Kota Makassar sebagai Center of Excellence

Page 52: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

41

2. Melaksanakan Pengadaan Barang Jasa di Pemerintahan Kota Makassar

berdasarkan peraturan yang berlaku dengan prinsip efektif, efisien, transparan,

terbuka, bersaing, adil, tidak diskriminatif, akuntabel, dan etika pengadaan

dimana proses layanan pengadaan yang dilakukan secara modern, berintegrasi,

professional, berdedikasi tinggi yang tepat, cepat, dan tertib.

3. Mengembangkan Sistem Informasi yang Modern dan Terintegrasi

4. Meningkatkan SDM pengadaan yang Berintegritas dan Profesional

Adapun etika pengadaan barang dan jasa yang di cadangkan oleh bagian

layanan pengadaan barang dan jasa Secretariat Daerak Kota Makassar. Semua

pihak yang terlibat dalam pengadaan barang dan jasa mematuhi etika sebagai

berikut:

1) Melaksanakan tugas secara tertib, sisertai rasa tanggung jawab untuk mencapai

sasaran, kelancaran, dan ketepatan tujuan pengadaanbarang dan jasa.

2) Bekerja secara peofesional, mandiri, dan menjaga kerahasiaan informasi yang

menurut sifatnya harus di rahasiakan untuk mencengah penyimpangan

pengadaan barang dan jasa.

3) Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang

berakibat saingan usaha tidak sehat.

4) Memerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai

dengan kesepakatan tertulis pihak yang terkait.

5) Menghindari dan mencengah terjadinya pertentangan kepentingan pihak yang

terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung yang berakibat persaingan

usaha tidak sehat dalam pengadaan barang dan jasa.

Page 53: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

42

6) Menghindari dan mencengah pemborosan dan pembocoran keuangan Negara.

7) Menghindari dan mencengah penyalagunaan wewanang atau kolusi dan tidak

menerima, tidak menawarkan atau tidak mejanjikan untuk memberi atau

menerima hadiah, imbalan, komisi,rabat, dan apa saja dari atau kepada siapapun

yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa.

Kemudian pertentangan kepentingan pihak yang dalam hal ini :

1) Direksi, Dewan Komisaris, atau personel inti pada suatu badan usaha,

merangkap sebagai Direksi, Dewan Komisaris, atau personel inti pada badan

usaha lain yang mengikuti Tender/Seleksi yang sama.

2) Konsultan perencana atau pengawas dalam Pekerjaan Konstruksi bertindak

sebagai pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang direncanakannya atau diawasinya,

kecuali dalam pelaksanaan pengadaan pekerjaan terintegrasi.

3) Konsultan manajemen konstruksi berperan sebagai konsultan perencana.

4) Pengurus atau manajer koperasi merangkap sebagai PPK/Pokja

Pemilihan/Pejabat Pengadaan pada pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa di

Kementerian/Lembaga/Perangkat Daerah.

5) PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan baik langsung maupun tidak langsung

mengendalikan atau menjalankan badan usaha penyedia.

6) Beberapa badan usaha yang mengikuti Tender/Seleksi yang sama, dikendalikan

baik langsung maupun tidak langsung oleh pihak yang sama, dan/atau

kepemilikan sahamnya lebih dari 50% (lima puluh persen) dikuasai oleh

pemegang saham yang sama.

Page 54: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

43

Bagian layanan pengadaan barang dan jasa secretariat daerah kota makassar,

diisi oleh beberapa jabatan seperti kepala bagian, kepala sub bagian sebanyak tiga

(3) orang diantaranya KASUBAG layanan pengadaan secara elekronik,

KASUBAG monitoring dan evaluasi, pelaksanaan pegadaan, staf, LPSE,

selanjutnya terdapat berbagai pangkat atau golongan diantaranya Pembina

berjumlah 3 orang, penata Tk.I berjumlah 7 orang, penata berjumlah 14 orang,

penata muda berjumlah 5 orang, penata muda I berjumlah 2 orang, pengatur 3 orang

dan tenaga kontrak sebanyak 13 orang. Data seluruh pengawai bagian layanan

pengadaan barang dan jasa secretariat daerah kota makassar lebih detail dapat

dilihat pada table berikut:

Struktur organisasi bagian layanan pengadaan barang dan jasa (BLPBJ)

secretariat daerah kota makassar menggunakan sebuah struktur birokrasi dengan

tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang orientasinya memlalui spesialisasi,

aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang dikelompokkan kedalam

berbagai department fungsional seperti kepala bagian, KASUBAG layanan

pangadaan barang dan jasa, KASUBAG layanan pengadaan secara elekronik,

KASUBAG monitoring dan evaluasi, pelaksana pengadaan, staf, dan LPSE,

selanjutnya terdapat berbagai pangkat atau golongan di antaranya Pembina, penata

Tk.I, penata, penata muda, penata muda I, pengatur dan tenaga kontrak wewenang

terpusat, rentang kendali yang sempit dan pengambilan keputusan yang mengikuti

rantai komando yang jelas. Gambaran struktur organisasi BLPBJ kota makassar

dapat dilihat pada lampiran 1.

Page 55: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

44

Menjadi penyedia barang dan jasa tidak serta merta dilakukan begitu saja

tanpa adanya prosedur tenrunya sudah ada langkah- langkah atau standar

operasional prosedur yang di atur oleh pihak, bagian layanan pengadaan barang dan

jasa (BLPBJ) secretariat daerah kota makassar. Gambaran prosedur menjadi

penyedia barang dan jasa pemerintah dan persyaratan dapat di lihat sebagai berikut:

Langkah 1

Daftar di

http://lpse.makassar.go.id

Langkah 2

Daftarkan email perusahaan, serta

download formulir pendaftaran dan

formulir keikutsertaan melalui

aplikasi SPSE.

Langkah 3

Klik link pada email balasan dan

lebgkapi formulir pendaftaran online

penyedia.

Langkah 4

Lakukan verifikasi data ke LPSE

tempat anda mendaftar dengan

membawa persyaratan berkas (asli

dan copy).

Gambar 1. Langkah Menjadi Penyedia Barang dan Jasa Pemerintah

Page 56: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

45

Selain tata cara atau prosedur prndaftaran menjadi penyedia barang dan jasa

pemrintah pada layanan pengadaan yang dilaksanakan secara elekronik diperlukan

beberapa persyaratan tambahan. Adapun yang menjadi persyaratan tambahan wajib

yang harus diikuti dan dipenuhi oleh calon penyedia barang dan jasa atau badan

usaha, dapat dilihat sebagai berikut:

a. Untuk Badan Usaha

1. Kartu tanda pendudukan (KTP)/ Kartu izin tinggal terbatas (KITAS)/ kartu

izin tinggal tetap (KITAP) yang di keluarkan oleh pemerintah Republik

Indonesia yang menunjukkan indentitas dari Direksi/ Pejabat/ Pimpinan

Perusahaan, dan

2. Nomor pokok wajin pajak (NPWP)

b. Untuk Usaha Perorangan

1. KTP pemilik usaha perorangan

2. NPWP pemilik usaha perorangan

c. Untuk Perusahaan Asing Yang Tidak Memiliki Kantor Perwakilan Atau

Cabang Di Indonesia

1. Akta sertifikat pendirian perusahaan (article of incorporation)

2. Identitas wajin pajak (tax identification)

Selanjutnya, ada beberpa prosedur atau arahan yang menjadi catatan penting

bagi calon penyedia barang dan jasa pemerintah diantaranya adalah penyedia dapat

ikut serta dalam setiap lelang layanan pengadaan secara elektronik, akan tetapi

Page 57: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

46

peserta diwajibkan untuk aktivasi AGREGASI INAPROC dengan login ke

Layanan Pengadaan Secara Eelektronik (LPSE) tempat dimana awal mendaftar.

B. Evaluasi Pelayanan Non Tender Dalam Pelayanan Barang Dan Jasa Di

BLPBJ Secretariat Daerah Kota Makassar

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai hasil temuan dilapangan yang

berkaitan dengan evaluasi pelayanan non tender dalam pelayanan barang dan jasa

di BLPBJ Sekretariat Daerah Kota Makassar berdasarkan hasil wawancara dan

observasi dilapangan dibahas dalam beberapa uraian dan interprestasi data dari

evaluasi pelayanan non tender dalam pelayanan barang dan jasa di BLPBJ

Sekretariat Daerah Kota Makassar.

1. Adapun yang termasuk dalam pelayanan pengadaan langsung sebagai berikut:

a. Belanja pakaian kerja lapangan dengan nilai HPS Rp. 176,9 juta akhir

pendaftran tanggal 26 oktober 2020 jam 09:59.

b. Perencanaan pembangunan Gedung Puskesmas Kaluku Bodoa dengan nilai

pagu paket Rp. 87.740.000,00 tanggal pelaksanaan 08 maret 2019.

c. Belanja modal pengadaan meja pimpinan dengan nilai pagu paket Rp.

70.000.000,00 tanggal pembuatan 19 Februari 2019.

Paket non tender hanya bisa di ikuti oleh penyedia yang di undang/ ditunjuk

oleh pejabat pengadaan, dengan syarat harus terdaftar di LPSE atau harus

mempunyai akun yang di buatkan oleh pejabat pengadaan LPSE dan sudah mengisi

sikap.lkpp.go.id (sistem informasi kinerja dan lembaga kebijakan pengadaan

barang/jasa pemerintah).

Adapun proses yang dilakukan dalam pengadaan langsung antara lain

Page 58: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

47

Proses pengadaan langsung barang dilakukan sebagai berikut:

a. Pejabat pengadaan mencari informasi barang dan harga melalui media elektronik

maupun non-elektronik.

b. Pejabat pengadaan membandingkan harga dan kualitas paling sedikit dari 2 (dua)

sumber informasi yang berbeda

c. Pejabat pengadaan melakukan klarifikasi dan negosiasi teknis untuk

mendapatkan harga yang wajar serta dapat di pertanggung jawabkan.

d. Pejabat pengadaan melakukan transaksi

e. Pejabat pengadaan mendapatkan bukti transaksi dengan ketentuan:

• Untuk pengadaan langsung yang bernilai sampai dengan Rp10.000.000,00

(sepuluh juta rupiah) berupa bukti pembelian.

• Untuk pengadaan langsung yang bernilai sampai dengan Rp 50.000.000,00

(lima puluh juta rupiah) berupa kuitansi.

• Untuk pengadaan langsung yang bernilai sampai dengan Rp200.000.000,00

(dua ratus juta rupiah) berupa surat perintah kerja.

1. Pengadaan langsung jasa konsultasi

a. Survey harga pasar untuk memilih calon penyedia jasa konsultasi mengenai

biaya personil dapat melihat dalam tabel INKINDO (ikatan nasional konsultasi

Indonesia)

b. Membandingkan harga penawaran dengan nilai biaya langsung personil

c. Klarifikasi teknis dan negosiasi biaya

Page 59: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

48

2. Bentuk pengadaan yang termasuk dalam layanan pengadaan tender sebagai

berikut:

a. Belanja modal pengadaan mebeuler dengan nilai pagu pekat Rp.

1.928.000.000,00 tanggal pembuatan 07 Agustus 2019.

b. Pembangunan gedung puskesmas layang (lanjutan) dengan nilai pagu paket

Rp. 1.513.000.000,00 tanggal pembuatan 07 Agustus 2019.

c. Belanja modal pengadaan Truck Am Roll dengan nilai pagu paket

2.249.500.000,00 tanggal pembuatan 16 Juli 2019.

Adapun pelaksanaan yang dilakukan dalam pelaksanaan lelang pada

Peraturan Presiden No 16 Tahun 2018 Pasal 50 sebagai berikut :

1. Pembentukan panitia lelang

2. Penyusunan gan pengesahan HPS

3. Penyusunan RKS/dokument dan draf iklan

4. Persetujuan draf RKS dan draf iklan

5. Pengumuman lelang

6. Pengambilan RKS oleh calon peserta lelang

7. Undangan rapat penjelasan RKS

8. Rapat penjelasan RKS oleh panitia lelamg dan dibuat berita acara rapat yang

di tanda-tangani panitia dan wakil rekanan

9. Pemasukan surat penawaran

10. Pembukaan surat penawaran yang telah masuk dibuka dalam suatu rapat yang

dihadiri pleh panitia dan peserta lelang

11. Evaluasi penawaran

Page 60: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

49

12. Usul persetujuan penetapan pemenang

13. Pengumuman pemenang

14. Masa sanggah memberikan kesempatan kepada peserta yang kalah untuk

memberikan sanggahan

15. Menjawab sanggahan

16. Menyiapkan kontrak

17. Pengajuan nol kontrak kepimpinan dilampiri summary contrak untuk

mendapatkan nol kontrak ( harga dalam kontrak sudah termasuk pajak,

pengiriman, pemasangan dan training pemakaiannya).

Evaluasi pelayanan non tender dalam pelayanan barang dan jasa di BLPBJ

pada penelitian ini dapat dilihat dari 4 indikator evalausi yaitu perencanaan dan

pengembangan, monitoring, dampak, dan efisien.

1. Perencanaan dan pengembangan

Rencana dapat melingkupi program Saat ini perencanaan dan

pengembangan menjadi salah satu prioritas dalam sistem layanann pengadaan

pengadaan secara elekronik (LPSE), sejalan dengan aturan yang ditetapkan pada

Peraturan Presiden Republic Indonesia No. 16 Tahun 2018 yang mengharuskan

seluruh staf harus menjalankan pelayanan sesuai dengan aturan yang berlaku. Sama

halnya dengan bagian layanan pengadaan barang dan jasa sekretariat daerah kota

makassar sudah mulai menerapkan perencanaan dan pengembangan, dalam hasil

wawancara dengan KASUBAG LPSE mengatakan.

“Ya sudah sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 16

Tahun 2018” (Wawancara 25 Agustus 2020).

Page 61: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

50

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di pahami bahwa perencanaan

pelayanan yang di lakukan oleh bagian layanan pengadaan secara elekronik sudah

sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 yang berlaku.dan sudah

dilakukan dengan baik didukung oleh pernyataan salah satu user yang

mengemukakan :

“Pelayanannya LPSE pengadaan barang dan jasa selama ini kita terbantu

karena di dalam webnya itu dia informasikan untuk paket-paket pengadaan

pekerjaan jadi memudahkan”.(wawancara 01 September 2020).

Dari hasil wawancara di atas dapat di pahami bahwa pelayanan yang di

lakukan pihak LPSE sudah sangat membantu penyedia barang dan jasa dalam

memilih paket-paket pengadaan pekerjaan, kemudian dipertegas oleh salah satu

user Ibu Riska Ekawati Anwar bahwasannya:

“Kalau LPSE itu sendiri itukan dari program atau website kita masuk ke

website-nya kita daftar kalau saya masuk si itu cukup bagus kadang kalau

sudah tenggak waktunya satu hari, kita kadang tidak bisa masuk pernah coba

itu hari saya tidak bisa masuk mungkin orang sudah banyak yang coba

berebutan kali dan lagian kalau mau masuk di email kan pemberitahuannya

ada di email itu kadang tidak ada bisa juga ada seperti itu tidak sampai

emailnya ke kita”(wawancara 07 November 2020).

Dari hasil wawancara di atas padat dipahami bahwa pelayanan yang

dilakukan pihak LPSE yang berbasis website masih kurang bagus dan kadang juga

tidak ada pemberitahuan yang masuk melalui email Dan di dukung oleh pernyataan

Kepala Sub Bagian Pelaksana Pengadaan:

“Proses perencanan pengadaan langsung itu lebih simple lagi dan jauh lebih

mudah itu minimal dia hanya istilahnya PPK pembuat pejabat pengadaan

nantinya juga ada perannya pejabat pengadaan pemeriksa hasil pekerjaan.”(

wawancara 14 Agustus 2020).

Page 62: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

51

Berdasarkan pemaparan dari KASUBAG Pelaksana Pengadaan Bagian

Layanan Pengadaan Barang dan Jasa sekretariat daerah kota makassar, dapat

diketuhui bahwasan seluruh anggota atau pengawai yang ada di bagian layanan

pengadaan barang dan jasa minimal telah melaksanakan pelayanan yang baik.

Proses prencanaan pengadaan langsung yang dilakukan oleh bagian layanan

pengadaan barang dan jasa lebih simple dan lebih mudah. Pelayanan pengadaan

yang di lakukan oleh bagian layanan pengadaan barang dan jasa sesuai dengan hasil

wawancara KASUBAG monitoring dan evaluasi sebagai berikut :

“Ya jadi sebenarnya proses pengadaan langsung itu terutama juga saat

penerapannya khususnya di pemerintah kota makassar secara umum itu

sudah dari dulu sudah kita mengikuti aturan pengadaan baik sebelum itu

perpes 54 tahun 2010 dan berubah di perpes no 16 tahun 2018 ini itu tidak

jauh berbeda tidak jauh berubah jadi memang dari dulu sudah di jalankan

sesuai aturan termasuk juga sebenarnya kan yang menjadi paling mendasar

pengadaan langsung itu kaidahnya terutamah dalam hal misalnya nialinya

kan contoh di atas dua ratus juta itu kalau misalnya barang kontruksi jasa

lainnya termasuk pengadaan langsung nah hanya sedikit itu yang berubah

itu di perpes 54 tahun 2010 itu jasa konsultasi sampai maksimal 50 juta

pengadaan langsung kalau di perpes 16 tahun itu berubah menjadi 100 juta

itu sudah di terapkan sejak dulu nah. Dan sudah di jalankan dengan sangat

baik dan di rerapkan termasuk bahkan kami sebenarnya sudah lebih dari itu

penakaran di perpes 16 kemarin itu dengan adanya system baru juga

namanya SPSE V. 3 yaitu adanya peningkatan versi itu di haruskan untuk

masing – masing di pemerintahan daerah termasuk instansi itu melakukan

proses melalui SPSE melalui system yang namya lpse ada fasilitas non

tender di dalamya itu ada tiga poin utama ada namanya non tender

transaksional kalau di istilakan dia mirip tender mini ada tahap- tahapnya

ada namanya pencatatan, pencatatan itu terutamah itu penekannya itu yang

memudahkan non spk di bawah 100 juta ada juga namanya pencatatan sewa

kelola itu yang kami lakukan.” ( wawancara 25 september 2020).

Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa perencanaan dan

pengembangan yang ada di bagian layanan pengadaan barang dan jasa Sekretariat

Daerah Kota Makassar, sudah dari dulu di lakukan dengan mengikuti aturan yang

berlaku meskipun peraturan presiden no 54 tahun 2015 berubah menjadi peraturan

Page 63: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

52

presiden No 16 Tahun 2018 namun hanya sedikit yang berubah hanya terletak pada

nilainya yang dulunya 50 juta untuk pengadaan jasa lainnya sekarang berubah

menjadi 100 juta. Pejabat di bagian layanan pengadaan barang dan jasa di tuntut

untuk melakukan pelayanan yang baik sebagai bentuk manifestasi dan akuntabilitas

dalam memberikan pelayanan kepada publik. Kemudian beliau mempertegas

komentarnya pada aspek tahap-tahapnya:

“Tahap-tahapnya sesuai dengan sebenarnya begini itu aplikasi pastikan di

bangun dengan mengacu dari regulasi yang ada jadi pada dasarnya

sebenarnya tidak ada yang musti di aplikasi itu contoh misalnya ppknya

memasukan dokumen pengadaan langsungnya sudah itu kemudian di tunjuk

pejabat pengadaannya kemudian selanjutnya melakukan pengadaanya pada

dasarnya seperti itu dia hanya sebagai semacam media saja yang

menggantikan selama ini transaksi proses- proses manual itu di gantikan

dengan system yang satu kelebihannya pasti lebih gampang untuk istilahnya

audit pencatatan lebih bagus dalam hal misalnya lebih rapi pelaporannya

pasti juga lebih transparan karena sudah menggunakan aplikasi.”

(wawancara 25 Agustus 2020).

Berdasarkan hasil wawancara di atas aplikaasi LPSE hanya media saja

untuk menggantikan proses transaksi yang manual dan dengan menggunakan

sistem aplikasi di bagian layanan pengadaan barang dan jasa menjadi lebih

transfaran dan pelaporan dan pencatatanya atau auditnya lebih bagus dan lebih rapi.

Namun di tambahkan lagi KASUBAG LPSE mengemukakan bahwa:

“Bahwa segala sesuatu kalau di pemerintahan itu pasti ada dasarnya semua

dasar hukumya itu tadi terutama kalau paling tertinggi dalam pengadaan

langsung itu kalau dalam perpes 16 tahun 2018 yang terbaru kemudian

mungkin juga di turunannya itu pada peraturan lembaga no 9 tahun 2015 itu

juga di atur setiap detilnya nah itu yang di jadikan dasar utamanya

sebenarnya dalam proses pengadaan langsungnya.”(wawancara 25 Agustus

2020).

Wawancara di atas menjelaskan bahwa mengenai poin yang dijadikan dasar

utama dalam perencanaan pengadaan langsung berdasarkan peraturan yang di

Page 64: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

53

keluarkan presiden karena segala sesuatu yang ada di pemerintahan pasti ada dasar

hukumnya. Adapun pernyataan lainnya dari kepala sub bagian monitoring dan

evaluasi yang mengatakan

“Banyak hal yang sudah di lakukan dari sisi sistem itu sudah sangat

membantu yang kedua kita juga ada penekanan itu penerapan SOP dan

kaidah-kaidahnya itu juga sangat membantu untuk mencengah kecurangan

dalam pengadaan langsung dan harus menjalan sesuai aturan ada SOP yang

lebih detil yang mengatur itu jauh lebih bisa meminimalkan bahkan

sebenarnya menghilangkan kasus kecurangan itu”.( wawancara 25 Agustus

2020)

Dari hasil wawancara di atas untuk Mengindentifikasi hasil komentar

sebagai bentuk penegasan dari KASUBAG monitoring dan evaluasi terkait dengan

pengawai bagian layanan pengadaan barang dan jasa, peneliti dapat

mengidentifikasi lebih awal bahwasanya profesionalitas yang merujuk pada

kejelasan tugas dan fungsi menjadi tujuan utama dalam memberikan pelayanan.

Perihal adanya opini kecurangan yang di lakukan dalam pelaksanaan pengadaan

langsung, peneliti melihat bahwa pejabat bagian layanan pengadaan barang dan jasa

sudah memaksimalkan agar tidak terjadi kecurangan dalam pelaksaan pengadaan

langsung di bagian layanan pengadaan barang dan jasa Sekretariat Daerah Kota

Makassar.

Dari hasil wawancara pada indikator perencanaan dan pengembangan, maka

diperoleh informasi dan data-data sebagainama yang dapat peneliti dapat simpulkan

dengan menggunkan teori Menurut Hamalik dalam (Barusu & Oktavianus, 2014)

Bahwa pada dasarnya Sasaran utama dalam perencanaan dan pengembangan suatu

proses memberikan bantuan kepada penyusun program dengan cara menyediakan

informasi yang diperlukan dalam rangka mendesain suatu program untuk mencapai

Page 65: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

54

maksud dan tujuan. Peningkatan perencanaan dan pengembangan digunakan untuk

meramalkan implementasi program dan kemungkinan tercapai tidaknya program

ini dikemudian hari. Sejalan dengan dengan hasil analisis peneliti menunjukkan

bahwasanya, perencanaan dan pengembangan yang dilakukan oleh pengguna

anggaran, pejabat pembuat komitmen dan pejabat pengadaan belum bisa dikatakan

sudah berjalan dengan baik oleh penyedia karena pengguna sering tidak masuk ke

website dan kadang juga tidak ada pemberitahuan yang masuk melalui email tapi

sudah memberikan informasi yang merata kepada seluruh lapisan masyarakat dan

perencanaan dan pengembangan bagian layanan pengadaan barang dan jasa Kota

Makassar yang digunakan telah memenuhi apa yang kemudian menjadi indikator

dalam sebuah manajemen evaluasi kebijakan publik.

2. Monitoring

Monitoring adalah segala bentuk kegiatan yang dapat diamati atau di pantau

agar semua data atau informasi yang diperoleh dapat menjadi landasan dalam

pengambilan keputusan sama halnya dengan layanan pengadaan secara elekronik

ini seperti yang di paparkan pada kesempatan wawancara dengan KASUBAG

monitoring dan evaluasi mengatakan:

“Nah kembali kalau kami di pihak BLPBJ karena pengadaan langsung itu

sebenarnya itu pada dasarnya sebenarnya proses ada di masing-masing

SKPD kita di sini memang BLPBJ hanya pada batasan menyediakan media

jadi kalau misalnya untuk monitorinya palingan kita hanya membatu

memonitor dalam hal aplikasi.” (wawancara 25 Agustus 2020)

Berdasarkan hasi wawancara di atas dapat dipahami bahwa pihak bagian

layanan pengadaan barang dan jasa hanya melakukan pengawasan dalam aplikasi

atau media untuk memantau siapa- siapa yang mendaftar atau mengisi formulir

Page 66: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

55

pendaftaran. Pernyataan ini didukung oleh pernyataan salah satu user yang

mengatakan bahwa:

“Kalau sudah menang dia nanti akan lanjut berurusanmi dengan yang punya

paket itu contoh tadi saya bilang perusahaan ini menang kerja rehab sekolah

tadi kan lpsenya hanya membantu mengumumkan kemudian mendaftar

perusahaan A B C D menyeleksi siapa yang memenuhi syarat kemudian

LPSE ini mengumumkan pemenangnya samapi di situmi lengkapi dokumen

untuk setiap pemenang setelah itu yang pemenang ini nanti berurusanmi

dengan ada namanya penanggung jawab proyek di kantor itu di dinas

pendidikan misalnya yang mau di bangun sekolahnya tidak ada mi lagu

rusannya LPSE. LPSE itunhanya membantu mengumkan paket-paket

pekerjaan.” (wawancara 03 Sepetember 2020).

Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa pihak Bagian layanan

pengadaan barang dan jasa sekretariat daerah kota makassar hanya melakukan

pengawasan pada aplikasi layanan pengadaan secara elekronik pada saat

menampilkan paket-paket pekerjaan ketika pejabat pengadaan (PPK) sudah

menentukan siapa pemenangnya dan sudah di tampilkan oleh bagian layanan

pengadaan secara elekronik maka pemenangnya langsung berkomunikasi kepada

penanggung jawab proyek. Pada wawancara dengan kepala sun bagian monitoring

yang mengemukakan:

“Kita melakukan yang namanya masa sanggah atau pengadaan langsung

ulang ketika dirasa ada masalah yang terjadi dalam pelaksaan pengadaan

sehingga tidak terjadi permainan atau kecurangan dalam pelaksanaan

pengadaan. Namun selama ini masih belum ditemukan permasalahan dalam

pengadaan langsung.”( wawancara 25 Agustus 2020)

Pada hasil wawancara di atas ketika dalam pengadaan langsung masih di

temukan permaslahan maka di lakukan yang namanya sanggahan atau pengadaan

langsung ulang untuk mencengah permainan atau kecurangan dalam pelaksanaan

langsung.

Page 67: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

56

Dari beberapa pendapat diatas sejalan dengan teori yang di kemukakan oleh

Hamalik dalam (Barusu & Oktavianus, 2014) Bahwa pada dasarnya pengawasan

dilakukan dengan tujuan untuk memeriksa apakah program sudah mencapai sasaran

efektif. Apakah hal-hal dan kegiatan yang telah didesain secara spesifik dalam

program pengadaan langsung sudah terlaksana sebagaimana mestinya. Kenyataan

tidak jarang program justru tidak mencapai sasaran, karena apa yang telah didesain

dalam program tidak dapat dilaksanakan dengan berbagai alasan seperti pengadaan

personil, fasilitas, perlengkapan, biaya, dan faktor-faktor penyebab lainnya.

Analisis peneliti mengenai monitoring memang menjadi hal yang sangat

urgent setelah kedalaman pemahaman terhadap tujuan-tujuan yang akan dicapai.

Pengawasan layanan pengadaan secara elektronik yang telah dilaksanakan oleh

Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa (BLPBJ) Sekretariat Daerah Kota

Makassar menunjukkan adanya jalur pengawasan yang dibentuk dari pihak BLPBJ

kepada pihak pengguna jasa, alur pengawasan yang digunakan adalah secara

daring, ini digunakan dengan harapan meningkatkan efisisensi dalam pemanfaatan

waktu dan materi untuk mencapai sasaran yang efektif, sejalan dengan teori yang

di kemukakan oleh Hamalik dalam (Barusu & Oktavianus, 2014) di atas.

Melaksanakan monitoring dengan memanfaatkan teknologi atau dengan

pengawasan daring merupakan sebuah strategi dalam menerapkan unsur penting

dalam evaluasi kebijakan publik, bahwasanya jangka waktu dan besarnya biaya

yang digunakan merupakan salah satu unsur penting dalam melaksanakan seluruh

jenis-jenis kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan kebijakan,

dengan demikian dapat ditarik benang merahnya bahwa, memanfaatkan

Page 68: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

57

pengawasan dengan menggunakan teknologi seperti yang diterapkan oleh LPSE

Kota Makassar dapat memberikan dampak aksesbilitas dan fleksibilitas bagi

pengguna layanan sehingga dapat menekan penggunaan waktu dan besarnya biaya

dalam proses pelaksanaan rangkaian kegiatan. serta menghindari potensi-potensi

adanya oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang dapat menciderai prinsip

dasar layanan pengadaan secara elektronik itu sendiri, adapun pengawasan yang

dibangun selanjutnya adalah pengawasan offline atau tidak melalui sistem daring

ini dilakukan jika terjadi hal-hal yang kemudian tidak bisa di selesaikan melalui

online seperti pemeriksaan perbaikan berkas final atau perbaikan akun dan masa

sanggah.

Terkait pengawasan pihak Bagian Layanan pengadaan Barang dan Jasa

(BLPBJ) Sekretariat Daerah Kota Makassar rupanya sudah lepas tangan atau dalam

artian sudah tidak lagi melakukan pengawasan kepada pihak Oragnisasi Perangkat

Daerah (OPD) Kota Makassar, perusahaan dan masyarakat terkait

pertanggungjawaban kondisi pelaksanaan proyek yang telah di tender dan

dimenangkan, pihak bagian layanan pengadaan barang dan jasa hanya

bertanggungjawab pada proses pelelangan selebihnya pihak BLPBJ Sekda Kota

Makassar menyerahkan ke OPD, perusahan dan masyarakat masing-masing.

Peneliti melihat bahwa lepas tangannya LPSE Kota Makassar setelah

penentuan pemenang adalah sebuah polemik yang dianggap sebagai hal yang

sangat ceroboh, sekalipun layanan pengadaan secara elektronik menekankan

tujuannya mengurangi tindak korupsi serta diawasi langsung oleh KPK, tidak

menutup kemungkinan peluang untuk meperkaya diri oleh para OPD, perusahaan

Page 69: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

58

dan masyarakat tentu ada apatahlagi jika sudah dicairkan oleh OPD terkait dan itu

sudah tidak terbaca di sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik Kota Makassar

karena secara otomatis semua transaksinya dilakukan diluar dari layanan pengadaan

secara elektronik atau sistem pengadaan langsung.

3. Dampak

Dampak sebuah hasil atau pengaruh yang menjadi sasaran utama sebuah

kebijakan publik dalam menyelesaikan permasalahan yang ada, sama halnya

dengan dampak layanan pengadaan secara elekronik ini seperti yang di paparkan

pada kesempatan wawancara dengan KASUBAG LPSE mengatakan:

“Pada dasarnya setiap metode yang di atur dalam aturan itu pada dasarnya

sebenarnya pasti tujuannya baik jadi mereka kan ada beberapa metode di

dalam proses pengadaan langsung itu ada namanya purcesing, pengadaan

langsung, penunjukan langsung, tender cepat, tender biasa ada lima metode

semua itu memiliki karakteristik sendiri memang mempunyai masing-

masing ke khasan sendiri artinya tidak serampangan kalau ini begini kalu

ini begitu semua ada batasan – batasannya termasuk juga pengadaan

langsung jadi pada dasarnya dampak pengadaan langsung itu baik seperti

tadi kriterianya masalah nilai saya pegadaan barang samapi seratus juga dan

jasa konsultasi sampai 100 juta itu pasti peruntukannya itu untuk apa pasti

tujuannya baik untuk memberikan peran bagi usaha mikro pasti arahnya

seperti itu pekerjaan – pekerjaan pengusaha local juga terserap seperti itu

dan tidak mungkin juga hal – hal yang hanya sederhana kembaliannya

contonya misalnya hanya membeli makanan yang misalnya satu juta harus

di tender itulah gunanya pengadaan langsung memudahkan sesuatu yang

tujuannya memang untuk it uterus kalau berbicara dampak negative bisa di

katakan regulasi tidak mengarah kesitu dan bisa semua mengarah ke

dampak positif.” ( Wawancara 25 Agustus 2020).

Pada hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa semua metode yang di

buat dalam peraturan pasti tujuannya baik. Didukung oleh pernyataan salah satu

pengguna atau user yang megemukakan

“Dampaknya itu memudahkan transparan kita juga tidak perlu banyak

keluar uang dan waktu untuk ikut karana gampang ji to kita aktif liat ikut

Page 70: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

59

mendaaftar apload dokumen yang dia butuhkan karena di disitu butuhkan

untuk pekerjaan ini masukan dokumen- dokumen ini syaratnya kita penuhi

sudahmi tinggal tunggumi baku lawan dengan yang B kalau rapat kalau dia

di posisi umpanya sayakan kalah A to b menang tapi saya liat si B ini

keliatannya dia ada tanda kutip kecurangan saya bisa kan ada tahapannya

itu to kalau orang mau ditentukan pemenangnya tapi sebelum itu ada masa

sanggah. Masa sanggah itulah umpanya saya liat ada kekurangannya saya

bisa masuk oh saya sanggah ini dia ini ada kekurangan dokumennya dan

ini.. nah dari situlah kalau umpanya sanggahan saya di terimah

kemungkinan di lelang ulang atau bisa saja otomatis dia tidak bisa jadi

pemenang atau di batalkan tapi kalau di jawab dari pihak LPSE oh tidak ini

ini sudah dan di perlihatkan dokumenya oh iya memang sesuai dengan

syarat didalam lelan itu sudahmi menang mki iya. Pokoknya dampak ke

perusahaan kita itu baik karena kalau ada kecuranga pasti langsung ketahuan

seperti ada yang scant dokumenya sembarangan karena panitia akan

meminta dokumen asli.” (wawancara 01 September 2020).

Demikian dapat di lihat bahwa layanan pengadaan barang dan jasa memang

sasarannya untuk memunculkan transfaransi dan akuntabilitas bagi semua pihak

dari peserta pelelangan sampai pada masyarakat umum sehingga jika ada pihak

yang merasa keberatan atas keputusan tersebut dapat melakukan banding dalam

kurun waktu 7 hari terhitung sejak tanggal pengumuman tersebut dikeluarkan

dengan demikian menunjukkan adanya tanda-tanda salah satu sasaran dari layanan

pengadaan secara elekronik, yaitu tidak adanya tendensi atau nepotisme kepada

pihak manapun, dengan memanfaatkan media elekronik atau teknoloagi, serta dari

segi waktu dan meteri dapat di manfaatkan seefisien dan seefektif mungkin,

wawancara berikutnya kepada pengguna jasa terkait transfaransi yang dirasakan

oleh peserta non tender:

“Transparan, yang namanya sistem pasti transparan dan saya rasa betul hal

tersebut terkait adanya isu permainan saya juga kurang tau bagaimana

panitia jika PL, tapi selama ini yang saya lihat jika masih dalam layanan non

tender artinya mereka yang gugur kalau di perhatikan memang pantas untuk

gugur, tetapi tetap masih ada masa sanggah sebenarnya jika masih tidak

berterimah atas keputusan pemenang”.( wawancara 01 September 2020).

Page 71: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

60

Dari hasil wawancara di atas menjunjukkan bahwa dengan menggunakan

sistem pasti lebih transparansi karena semua langsung dilihat di website semua yang

di upload oleh layanan pegadaan secara elekronik. Hal ini menjukkan bahwa

pengadaan barang dan jasa sangat beresiko ketika di lakukan secara manual salah

satu resikonya terdapat pada transparansi, pelaksanaan secara manuak atau

konvensioanl yang kurang transparan juga berkaitan dengan penyebaran informasi

kepada masyarakat luas yang tidak merata. Pada wawancara selanjutnya kepada

pihak penggunna jasa LPSE terdapat sebuah komentar yang kontradiksi dengan tata

cara non tender yaitu transparansi. Dalam wawancara itu disampaikan:

“Berbicara mengenai dampak, kita ambil contoh PL itu ada kekurangannya

itu pengadaan langsung terkadang kita harus kuat jaringan baru bisa masuk,

jadi kita harus punya jaringan untuk bisa masuk biasanya juga PL itu tidak

ada panjar jadi harus pakai modal full dari pemenang”(wawancara 03

September 2020).

Dan kemudian dipertegas oleh responden ketiga di waktu yang berbeda

mempertegas bahwasannya:

“Proses pengadaan langsungnya itu kita sudah diarahkan dari pihak panitia

pengadaan bahwa selahkan anda masuk dan yang di undang dari pihak

panitia yang bisa ikut biasanya itu dua perusahaan untuk membandingkan

harga. Jadi pengadaan langsung itu kita harus kuat jaringan baru bisa masuk,

tidak sembarang orang bisa mengikuti pengadaan langsung, menurut saya

pengadaan langsung itu kurang transparan berbeda dengan tender yang

melalui seleksi/lelang tidak ada permainan disitu” (wawancara 07

November 2020).

Ini menandakan bahwa pengadaan langsung atau PL yang dananya di bawah

200 juta rupiah itu ternyata masih terdapat indikasih permainan dari pemerintah

khususnya DPRD seperti yang disebutkan, lanjutnya beliau menyampaikan terkait

kelebihan layanan pengadaan secara elekronik:

Page 72: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

61

“Pengadaan langsung ini kelebihannya sudah pasti dikerja dan tidak ribet

tapi kita haris kuat jaringan baru bisa ikut pengadaan langsung, berbeda

dengan tender ada juga keunggulannya karena tidak ada permainan kita

betul-betul bersaing dalam memengkan penawaran” (03 September 2020).

Pemaparan responden tersebut dapat di tarik benang merahnya bahwasanya

tidak semua proses pelelangan bisa dimainkan contohnya pada tender karena harus

benar-benar bersaing dengan menggunakan data-data yang valid dan tidak

diperkenankan menggunakan data poto kopy hanya saja pengadaan langsung masih

rentan terhadap permainan karena sistemnya ditunjuk secara langsung.

Dari hasil wawancara indikator dampak diatas sejalan dengan teori yang di

kemukakan oleh Hamalik dalam (Barusu & Oktavianus, 2014) Pada dasarnya

dampak bertujuan menilai seberapa jauh program pengadaan langsung dapat

memberikan pengaruh tertentu pada sasaran yang telah ditetapkan, apakah program

berdampak positif atau justru sebaliknya. Dampak dapat diukur berdasarkan

kriteria-kriteria keberhasilan, sehingga program tersebut perlu di spesifikasi agar

dapat diamati dan diukur setelah program itu dilaksanakan.

Peneliti melihat bahwa dampak pelaksanaan pengadaan barang dan jasa

yang di lakukan secara elekronik lebih transparan karena tidak ada peluang bagi

penyedia barang dan jasa atau rekanan yang sedang atau akan mengikuti non tender

barang dan jasa untuk melakukan apa yang tidak diingikan pada pelaksanaan

pengadaan langsung, karena tidak adanya tatap muka pertemuan langsung sejalan

dengan teori yang dikemukakan oleh Hamalik dalam (Barusu & Oktavianus, 2014)

diatas apakah memberikan pengaruh positif atau justru sebaliknya.. Namun

Kacamata berbeda pada kondisi sosial di Kota Makassar, yang menujukkan bahwa

masyarakat masih awam dengan kondisi sebenarnya terkait layanan pengadaan

Page 73: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

62

elektronik tersebut, kebanyakan masyarakat menganggap masih adanya permainan

kotor dari para pemangku kebijakan terutama anggapan kecurigaan adanya

kontraktor titipan dari pihak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Makassar, ini

dapat membuka peluang untuk merusak citra atau reputasi BLPBJ Kota Makassar

terutama pada Pengadaan Langsung (PL) yang kadang disalahartikan dengan

menggunakan istilah Penunjukan Langsung (PL), artinya masyarakat umum

seolah-olah membangun wacana bahwasanya ini adalah sistem tunjuk menunjuk

dari pihak BLPBJ Kota Makassar kepada pihak yang ditunjuk semisal kontraktor

titipan dari DPRD Kota Makassar. Pengadaan secara elekronik langsung diawasi

oleh pihak berwajib dalam hal isni KPK dan Kepolisian jika terjadi pelanggaran

yang dilakukan oleh pegawai BLPBJ Kota Makassar seperti Korupsi, Kolusi dan

Nepotisme (KKN).

4. Efisiensi

Penggunakan aplikasi LPSE dapat meningkatkan efisien dari segi waktu

dan biaya juga mampu meminimalisir terjadinya hubungan istimewah dalam

pelaksanaan pengadaan langsung karena pihak panitia maupun penyedia barang dan

jasa di cegah dengan pelayanan dalam bentuk system berbasis website karena

informasi dan langkah -langkah masyarakat untuk melakukan pendaftaran dalam

pelelangan barang dan jasa sudah tersedia di dalam sistem informasi tersebut,

masyarakat tinggal melihat dan mengisi formulir pendaftaran yang terdapat di

website LPSE provinsi Sulawesi Selatan.

Penyedia barang dan jasa tinggal mengisi formulir secara elokronik, karena

system informasi pelelangan secara elekronik cukup mudah untuk di gunakan

Page 74: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

63

penyedia barang dan jasa. Sistem informasi tentang pelelangan barang dan jasa

memberikan kemudahan terhadap penyedia, mengingat masih banyak penyedia

yang kurang mengerti dalam menggunakan fasilitas teknologi komputerisasi. Oleh

karena itu, LPSE provinsi Sulawesi Selatan memberikan penjelasan atau

mensosialisasikan aplikasi tersebut dan mendesain system informasi tentang

pelelangan barang dan jasa dengan cukup mudah untuk di gunakan. Proses dari

system informasi tentang pelelangan barang dan jasa tersebut, penyedia hanya

memilih keperluannya, serta informasi-informasi terkait pelaksanaan pengadaan

barang dan jasa pemerintah dapat di akses dengan mudah tanpa mengeluarkan biaya

dan waktu. Berikut tampilan awal atau home LPSE yang telah penulis akses dari

laman LPSE yang dimana berbagai macam informasi-informasi yang diperlukan

pengguna telah di sajikan di lama berikut:

Gambar 4 tampilan home LPSE provinsi Sulsel

Page 75: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

64

(sumber: lpse provinsi SulSel, 2020)

Gambar 4 menunjukkan tampilan awal dalam website LPSE provinsi

Sulawesi selatan. Dapat di lihat bahwa, dalam gambar tersebut terdapat berbagai

informasi terkait pengadaan langsung dan beberapa sub informasi lainnya untuk

mengetahui lebih detail informasi yang diinginkan, termasuk tentang pengadaan

apa saja yang di lakukan ataupun yang baru direncanakan yang dapat di akses di

laman LPSE dalam sub SIRUP ( sistem informasi rencana umum pengadaan). Hal

ini menjadikan system pengadaan langsung lebih transparan karena semua

informasi lelang dapat di akses dengan mudah oleh para penyedia barang dan jasa

tanpa ada ketentuan apapun dalam mengaksesnya sehingga lebih mudah di

pertanggung jawabkan.

Page 76: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

65

Kejelasan informasi merupakan suatu ukuran tentang tata cara

penyelenggaran pelayanan dan hal-hal yang berkaitan dengan proses pelayanan

umum. Pelayanan umum wajib di informasikan secara terbuka dan dapat di akses

oleh semua pihak yang membutuhkan agar mudah diketahui, dipahami dan

dimengerti oleh penyedia, baik diminta maupun tidak di minta.

Informasi tentang pelelangan barang dan jasa di LPSE Sulawesi Selatan

mengenai pelelangan barang dan jasa telah mudah dilihat dalam sebuah website.

Penyedia yang ingin menjadi rekanan telah di permudah dalam hal pendaftaran

penyedia dapat mengisi pendaftaran yang ada di website LPSE. Setelah mengisi

formulir penyedia dapat mendownload berkas tersebut sebelum diberikan kepada

pihak LPSE untuk melakukan ferifikasi langsung oleh pejabat pengadaan dan

rekanan untuk memeriksa dokumen persyaratan dalam peserta lelang barang dan

jasa.

Suatu target kinerja untuk di capai dengan menggunakan biaya dan waktu

yang sedikit atau serendah-rendahnya. Sama halnya dengan pengadaan barang dan

jasa di sekretariat daerah kota makassar dilaksanakan dengan menggunakan waktu

dan biaya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan dalam waktu

yang singkat. Terkait dengan efisien layanan pengadaan barang dan jasa

KASUBAG layanan pengadaan secara elekronik BLPBJ Kota Makassar

mengatakan:

“Penggunaan aplikasi LPSE sangat berfungsi sekali untuk meng efisienkan

waktu termasuk juga kemarin kelihatan lebih efisien dalam hal keuangan

dan sudah dikatakan transparansi dan salah satu cara untuk menggunakan

aplikasi itu dan semakin berkembang ada namaya SPSE ada namanya

katalog dan menjadi lebih efisien waktunya pasti akan terus berkembang-

Page 77: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

66

berkembang sesuai aturan itu semua di cakup dalam perpes no 16 tahun

2018”. (wawancara 25 Agustus 2020).

Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa dalam peyampaian

informasi yang jelas mudah dimengerti dan dipahami yang di lakukan LPSE

provisnsi Sulawesi Selatan ditujukan kepada sasaran yang tepat yaitu penyedia

barang dan jasa dan masyarakat. Keberhasilan suatu kebijakan dapat di lihat dari

adanya penyampaian informasi yang tepat dan jelas sesuai dengan sasaran yang

akan di capai. Lanjut beliau mengatakan:

“Harus mempunyai password tidak sembarang juga orang contoh misalnya

ini langsung ikut tender ndk lah harus mengikuti syarat document tidak

langsung begitu sajaharus dia memiliki syarat-syarat tertentu contoh

misalnya dia memang valid.” ( wawancara 25 Agustus 2020).

Hal di atas menunjukkan bahwa pihak bagian layanan pengadaan barang dan

jasa (BLPBJ) sekretariat daerah kota makassar menunjukkan bahwa tidak semua

orang sembarang ikut dalam melakukan tender atau pelelangan karena ada

password yang pihak LPSE buatkan untuk penyedia barang dan jasa ketika sudah

memenuhi persyaratan dengan menggunakan aplikasi LPSE benar-benar

mengefisienkan biaya dan waktu. Pada waktu yang berbeda pada wawancara salah

satu user juga mengatakatan bahwa:

“Kalau waktu sangat efisien tok artinya kita tidak perlu lagi kekantor di situ

saja kita liat kita tinggal kita cocokan atau kita minati saya tinggal lihat apa

syarat-sayaratnya apa perlengkapannya saya aploadmi baru di kirim jadi

tinggal pantau terus di aplikasi, kalau dari segi baiya kita tidak

mengeluarkan baiya seperpun hanya modal internet saja”(wawancara 01

September 2020).

Kemudian responden ketiga diwaktu yang berbeda mempertegas bahwasannya:

“Kalau biaya iya cukup efisens karena kalau kita sudah masuk biasanya kita

di panggil untuk datang ke kantor untuk kasih liat akta perusahaan. Surat

Page 78: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

67

kepemilikan, surat izin usaha, dan sebagainya kadang kita juga masih

diminta untuk fisik jadi kita harus ke kantor Gubenur untuk rapat tapi tidak

sering ji” (Wawancara 07 November 2020).

Dari hasil wawancara di atas menjunjukkan bahwa pengguna atau user

sangat terbantu dengan adanya aplikasi LPSE karena penyampaian informasi

terhadap program pelelangan barang dan jasa, di lakukan secara langsung kepada

masyarakat melalui website yang berbasis data base yang di dalamnya terdapat

informasi alur pelayanan atau informasi barang dan jasa, informasi pelaksanaan

lelan, informasi pendaftaran peserta lelang, jenis persyaratan, dan lain-lainnya

sehingga sangat mengefisienkan waktu dan baiaya yang harus dikeluarkan, namun

pada wawancara selanjutnya terdapat sebuah komentar yang beliau kemukakan:

“Namanya juga aplikasi kadang juga dia tidak sempurna umpamanya dia

eror kita butuh informasi tapi tiba-tiba dia eror sulit untuk masuk apload

dokumen yang dibutuhkan na itu kadang eror akhirnya mungkin tertunda to

atau mungkin biasa ada perbaikan ya biasalah ke begitu kita menunggu saja

pantau terus tidak sempurna juga karna biasa aplikasinya kadang orang

bilang apa itu servernya down atau apa to atau karan mungkin banyakki

pengunjungnya”. ( wawancara 01 September 2020).

Dari wawancara diatas dapat kita lihat bahwasanya tidak semua aplikasi

sempurna meskipun sudah transparan dalam pelaksaannya namun masih ada saja

kendala yang maski di perbaiki seperti ketika tiba-tiba aplikasinya down atau eror.

Didukung oleh pernyataan salah satu user yang mengemukakan bahwa:

“Salama ini kalau dari LPSE kantor wali kota jelas ji Cuma biasa itu user

atau penggunanya yang kadang masih kurang paham tapi mereka sudah

melakukan sosialisasikan Cuma kadang orang yang mengunnakan kurang

paham karena tidak selamanya orang langsung paham to kadang ada orang

yang cara pemahamannya lambat makanya harus rajin banyak bertanya to

kalau misalmya eror kita langsung bertanya ke pihak lpse kota makassar pak

kenapa bisa begini paling dia bilang servernya lagi down ikutimi saja

stanbay saja pokonya di tunggu sampainya normal baru kita bisa masuk

lagi”. ( wawancara 03 september 2020).

Page 79: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

68

Dengan demikian dapat diartikan bahwa perihal permasalahan akun eror

yang sering kali di alami oleh user disebabkan oleh system website yang down di

saat bersamaan banyaknya pengunjung karena pengunjung dalam setiap harinya

bisa mencapai angkat 4.286.761 pengunjung website, hal tersebut menunjukkan

bahwa versi system pengadaan secara elekronik (SPSE) yang digunakan LPSE kota

makassar saat ini masih belum mampu memberikan pelayanan maksimal apabila

terjadi peningkatan jumlah pengunjung website LPSE kota makassar dalam waktu

yang bersamaan.

Dari hasil wawancara indikator efisiensi di atas sejalan dengan teori yang

dikemukakan oleh Hamalik dalam (Barusu & Oktavianus, 2014) Dampak dimaksud

untuk menilai berapa besar tingkat efisiensi suatu program. Apakah program

mampu memberikan keuntungan memadai ditinjau dari segi biaya yang

dikeluarkan, tenaga yang digunakan dan waktu yang terpakai. Efisien sejauh ini

peneliti melihat hal tersebut telah berjalan sebagaimana mestinya namun terganggu

di website yang sering mengalami eror. Sudah menjadi rahasia umum, proses

mobilisasi dari sebuah tempat ke tempat yang lain tentunya membutuhkan materi

yang tidak sedikit dan waktu luang yang lebih, dari realitas tersebut dapat

diidentifikasi bahwa efisiensi layanan pengadaan secara elektronik benar-benar

membantu para organisasi perangkat daerah, Perusahaan dan masyarakat umum

dalam menggunakan jasa pelelangan secara elektronik tersebut (pengadaan

langsung) Terkhusus pada masyarakat umum terutama di tingkat kelurahan, Bagian

Layanan Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat daerah Kota Makassar kemudian

memberikan swakelola dan ruang yang lebih mudah untuk dikelola langsung oleh

Page 80: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

69

masyarakat baik APBD/APBN sekalipun masih melalui layanan pengadaan secara

elektronik akan tetapi prosesnya tidak serumit dengan Organisasi Perangkat Daerah

(OPD) Kota Makassar dan perusahaan.

Page 81: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang telah di peroleh dan diolah pada pembahasan bab

sebelumnya, adapun kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

evalausi pelayanan non tender pendangaan barang dan jasa di BLPBJ secretariat

daerah kota makassar menunjukkan 4 indikator yaitu 1.) Perencanaan dan

pengembangan pelayanan yang dilakukan oleh pejabat bagian layanan pengadaan

barang dan jasa belum bisa dikatan baik karena server atau website layanan

pengadaan secara elekronik yang sering mengalami eror atau down sehingga

pengguna tidak bisa akses atau masuk, 2) Monitoring sejauh ini yang dilakukan

oleh bagian layanan pengadaan barang dan jasa rupanya sudah lepas tangan atau

dalam artian sudah tidak lagi melakukan pengawasan kepada pihak Organisasi

Perangkat Daerah (OPD) Kota Makassar, perusahaan dan masyarakat terkait

pertanggungjawaban kondisi pelaksanaan proyek yang telah di tender dan

dimenangkan, 3) Dampak yang di timbulkan dalam pelaksanaan pangadaan

langsung sangat baik bahkan sangat transparansi, dan 4) Efisiensi dalam pengadaan

barang dan jasa di Sekretariat Daerah Kota Makassar sudah efisiens dengan

menggunakan waktu dan biaya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang telah

ditentukan dalam waktu yang singkat karena sudah menggunakan aplikasi layanan

pengadaan secara eklekronik.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas dan hasil analisis pada bab-bab

Page 82: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

71

71

sebelumnya maka peneliti memberikan saran yaitu:

1. Kepada pihak pemerintah khususnya layanan pengadaan secara elektronik

(LPSE) dan unit bagian layanan pengadaan barang dan jasa (BLPBJ)

Sektretariat Daerah Kota Makassar seharusnya memberi standar penggunaan

server koneksi internet sehingga penyedia barang dan jasa lebih mudah adan

antisipasi jika server mengalami down atau tidak stabil.

2. Kepada pihak pemerintah khususnya layanan pengadaan secara lektronik

(LPSE) dan unit bagian layanan pengadaan barang dan jasa (BLPBJ) Sektretariat

Daerah Kota Makassar lebih bisa lagi memperbaiki servernya sehingga tidak ada

lagi penyedia barang dan jasa yang tidak dapat log -in karena eror.

DAFTAR PUSTAKA

Page 83: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

Asrul, A., Ananda, R., & Rosnita, R. (2015). Evaluasi Pembelajaran. Cita Pustaka

Media.

Ayurestianti, A. (2017). Evaluasi Pelayanan Kesehatan Dan Pendidikan Program

Keluarga Harapan (PKH). Jurnal Pemberdayaan Mayarakat, 1.

Barusu, B., & Oktavianus, F. (2014). Studi Evaluasi Manajemen Pendidikan

Perguruan Tinggi Berbasis Agama pada Universitas Kristen Tentena di Gereja

Kristen Sulawesi Tengah. Adaministrasi Pendidikan Indonesia.

Crystalia, C., & Ones, G. (2015). Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan

Pengasih Kabupaten Kulon. Di Dalam Skripsi Melalui Alamat Web:

Http://Eprints. Uny. Ac. Id/28594/1/Skripsi\% 20One s. Pdf.

Habibi, M. M., & Untari, S. (2018). Efektivitas Pelaksanaan E-Procurement Dalam

Pengaadaan Barang Dan Jasa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan

Kewarganegaraan, 3.

Harjito, Y. (2016). E-Procurement Peluang Dan Tantangan Bagi Pemerintah

Daerah. Iqtishadia, 8.

Indrayana, I., Alifadri, A., saifoe el, U., & As’ad, M. (2014). Evaluasi Pengadaan

Pekerjaan Konstruksi Dengan E-procurement Di Kota Malang. Mahasiswa

Jurusan Teknik Sipil.

Jatiningtyas, J., Nurani, N., & Endang, K. (2011). ). Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Fraud Pengadaan BarangJasa Pada Lingkungan Instansi

Pemerintah Di Wilayah Semarang. In universitas Diponegoro.

Kristiyanti, D. A. (2018). Penerapan Metode Waiting Line Untuk Evaluasi

Pelayanan Penjualan Merchandise Kampus Pada PT. Come Indonusa Jakarta.

Jurnal Pilar Nusa Mandiri, 14.

Kurniawan, F. (2017). Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Calon Kontraktor

Pemenang Tender Proyek Menggunakan Metode Topsis. In universitas

muhammadiyah dresik.

Kuswati, R. E., & Joko, K. (2017). Kualitas Pelayanan Publik di Kecamatan

Tanjungsari Kabupaten Gunungkidul. Pendidikan Administrasi Perkantoran-

SI.

Mais, R., Daud, L., & Fanley, P. (2019). Evaluasi Kebijakan Pelaksanaan Reward

dan Punishment Aparatur Sipil Negara di Kota Bitung. Eksekutif.

Muhiddin, A. (2017). Evaluasi Kebijakan Publik (Studi Kesiapan Desa Menerima

Dana Desa Di Kabupaten Gowa. In Pascasarjana.

Muhtar, R. (2015). Transparansi Pengadaan Barang/Jasa Pada Biro Umum Dan

Perlengkapan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. In Universitas

Hasanuddin Makassar.

Page 84: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

Muis, A. (2017). Evaluasi Sistem Akuntansi Pembelian Bahan Baku (Studi Kasus

Pada Manajemen Yogya Chicken. In Universitas Mercu Buana Yogyakarna.

Mustari, N. (2015). Pemahaman Kebijakan Publik, Formasi, Implementasi Dan

Evaluasi Kebijakan Publik.

Novitaningrum Dadzlina, D. (2014). Akuntabilitas Dan Transparansi Pengadaan

Barang Dan Jasa Pemerintah Melalui Electronic Procurement (Best Practice

di Pemerintah Kota Surabaya. Kebijakan Dan Manajemen Publik.

Nuryanti, D. R. P. (2015). Pengaruh Implementasi E-Procurement Dan

Pengendalian Internal Terhadap Pencengahan Fraud Pengadaan Barang Dan

Jasa. In Fakultas Ekonomi Unpas.

robiatul atri, D., & Siti, M. (2016). Duha, R. A. (2016). Evaluasi Pengadaan Barang

Dan Jasa Di Pt Angkasa Pura I (Persero) Adisutjipto Yogyakarta (Studi Kasus

Pada Pekerjaan Investasi 2015). In universitas gaja mada.

Rukayat, Y. (2018). Kualitas Pelayanan Publik Bidang Administrasi

Kependudukan Di Kecamatan Pasirjambu. Ilmiah Magister Administrasi.

Sirait, B. C. (2018). Memotrek E-Procurement Dalam Mewujudkan Good

Governance Di Indonesia. Journal Of Governance, 3.

Siti, A. (2018). Pengaruh Pelayanan Publik Terhadap Kepuasan Masyarakat Di

Kantor Desa Helvetia. In universitas islam negeri sumatera utara meddan.

Sopian, A. (2014). Dasar-Dasar Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah.

Sugiyono, S. (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif Dan R&D).

Wina, A. R. (2019). Mekanisme Pengadaan Barang Dan Jasa secara Elektonik (E-

Producement) Di emerintahan Daerah kabupaten bandung Dikaitkan Dengan

Prinsip Good Governance Sesuai Peraturan Presiden NO. 16 Tahun 2018

Tentang Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah. In Fakultas Hukum UNPAS.

Yunus, R. (2019). Evaluasi Pelayanan Dalam Asuhan Keperawatan. In OSF

Preprints.

Page 85: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

L

A

M

P

I

R

A

N

Lampiran 2

Hasil wawancara peneliti dengan Kepala Sub Bagian Monitoring Dan Evaluasi

Page 86: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

Nama : Idham Umakapa

Jabatan : KASUBAG Monitoring dan Evaluasi

Hasil wawancara peneliti dengan Kepala Sub Bagian Layanan Pengadaan Secara

Elektonik

No Pertanyaan Jawaban

1. bagaimana proses

pengawasan yang di lakukan

oleh BLPBJ dalam

pengadaan langsung?

Pengadaan langsung itu dari SKPD yang

dia lakukan oleh pejabat pengadaan jadi

kami yang tercatat dalam LPSE itu ada di

LPSE yang kami monitoring.

2. Bagaimana metode

pementauan yang di lakukan

BLPBJ terhadap pengadaan

barang/jasa secara

penunjukan langsung?

Metode yang kami pake itu adalah metode

secara manual atau kita pantau secara

manual di ambil dari system baru kita

buatkan laporan.

3. Apakah dari proses

pemantauan masih di

temukan permasalahan

dalam pengadaan barang dan

jasa secara penunjukan

langsung?

Kita melakukan yang namanya masa

sanggah atau pengadaan langsung ulang

ketika dirasa ada masalah yang terjadi

dalam pelaksaan pengadaan sehingga tidak

terjadi permainan atau kecurangan dalam

pelaksanaan pengadaan. Namun selama ini

masih belum ditemukan permasalahan

dalam pengadaan langsung.

4. apakah pengguna harus

menggunakan password dan

siapa yang membuat

password untuk penyedia

barang dan jasa?

Ya pasti harus mempunyai password tidak

sembarang juga orang contoh misalnya ini

langsung ikut tender ndk lah harus

mengikuti syarat document tidak langsung

begitu sajaharus dia memiliki syarat-syarat

tertentu contoh misalnya dia memang

valid.

Page 87: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

Nama : Muhammad Yusriadi, S.Kom

Jabatan : KASUBAG Layanan Pengadaan Secara

No Pertanyaan Jawaban

1. perencanaan pelayanan apa saja

yang di lakukan BLPBJ dalam

pengadaan barang dan jasa

secara penunjukan langsung (PL)

berjalan secara maksimal?

ya sudah sesuai dengan peraturan

presiden republic Indonesia No. 16

Tahun 2018.

2. pelayanan apa saja yang sudah

dilakukan sehingga di katakana

sudah sesuai dengan perpes no

16 tahun 2018?

ya jadi sebenarnya proses pengadaan

langsung itu terutama juga saat

penerapannya khususnya di pemerintah

kota makassar secara umum itu sudah

dari dulu sudah kita mengikuti aturan

pengadaan baik sebelum itu perpes 54

tahun 2010 dan berubah di perpes no

16 tahun 2018 ini itu tidak jauh

berbeda tidak jauh berubah jadi

memang dari dulu sudah di jalankan

sesuai aturan termasuk juga sebenarnya

kan yang menjadi paling mendasar

pengadaan langsung itu kaidahnya

terutamah dalam hal misalnya nialinya

kan contoh di atas dua ratus juta itu

kalau misalnya barang kontruksi jasa

lainnya termasuk pengadaan langsung

nah hanya sedikit itu yang berubah itu

di perpes 54 tahun 2010 itu jasa

konsultasi sampai maksimal 50 juta

pengadaan langsung kalau di perpes 16

tahun itu berubah menjadi 100 juta itu

sudah di terapkan sejak dulu nah. Dan

sudah di jalankan dengan sangat baik

dan di rerapkan termasuk bahkan kami

sebenarnya sudah lebih dari itu

penakaran di perpes 16 kemarin itu

dengan adanya sistem baru juga

namanya SPSE V. 3 yaitu adanya

peningkatan versi itu di haruskan untuk

masing – masing di pemerintahan

daerah termasuk instansi itu melakukan

proses melalui SPSE melalui system

yang namya lpse ada fasilitas non

tender di dalamya itu ada tiga poin

utama ada namanya non tender

Page 88: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

transaksional kalau di pengadaan

istilakan dia mirip tender mini ada

tahap- tahapnya ada namanya

pencatatan, pencatatan itu terutamah

itu penekannya itu yang memudahkan

non spk di bawah 100 juta ada juga

namanya pencatatan sewa kelola itu

yang kami lakukan

3. bagaimana tahap- tahapnya

dalam melaksanakan atau

bagaimana pelayanannya dalam

pengadaan langsung?

iya kalau tahap- tahapnya sesuai

dengan sebenarnya begini itu aplikasi

pastikan di bangun dengan mengacu

dari regulasi yang ada jadi pada

dasarnya sebenarnya tidak ada yang

musti di aplikasi itu contoh misalnya

ppknya memasukan dokumen

pengadaan langsungnya sudah itu

kemudian di tunjuk pejabat

pengadaannya kemudian selanjutnya

melakukan pengadaanya pada dasarnya

seperti itu dia hanya sebagai semacam

media saja yang menggantikan selama

ini transaksi proses- proses manual itu

di gantikan dengan system yang satu

kelebihannya pasti lebih gampang

untuk istilahnya audit pencatatan lebih

bagus dalam hal misalnya lebih rapi

pelaporannya pasti juga lebih

transparan karena sudah menggunakan

aplikasi.

4. Apa saja yang di jadikan dasar

utama dalam penyusunan strategi

dalam pengadaan barang dan

jasa?

seperti halnya tadi bahwa segala sesuatu

kalau di pemerintahan itu pasti ada

dasarnya semua dasar hukumya itu tadi

terutama kalau paling tertinggi dalam

pengadaan langsung itu kalau dalam

perpes tahun 2018 yang terbaru

kemudian mungkin juga di turunannya

itu pada peraturan lembaga no 9 tahun

2015 itu juga di atur setiap detilnya nah

itu yang di jadikan dasar utamanya

sebenarnya dalam proses pengadaan

langsungnya.

5. siapa saja yang terlibat dalam

penyusunan perencanaan

layanan pengadaan langsung?

kalau dalam proses perencanan

pengadaan langsung itu lebih simple

lagi dan jauh lebih mudah itu minimal

dia hanya istilahnya PPK pembuat

pejabat pengadaan nantinya juga ada

Page 89: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

perannya pejabat pengadaan pemeriksa

hasil pekerjaan

6. siapa saja yang terlibat dalam

pembuatan aplikasi lpse?

nah aplikasinya nah ini mungkin di

pahami aplikasi yang digunakan di

makassar dan di seluruh Indonesia itu

sama itu di kembangkan yang namanya

oleh LKPP lembaga kebijakan

pengadaan barang dan jasa pemerintah

itu di bangun oleh mereka nah kita ini

bisa dikatakan hanya pengguna

sebenarnya tapi di berikan kewenangan

oleh pemeritah daerag masing –

masing untuk menjalankan masing –

masing LPSE karna kan otonomi

daerah dari setiap daerah sehjingga

tidak memberatkan mereka itu

aplikasinya itu mereka semua pada saat

itu juga mereka rancang berdasarkan

aturan jadi hanya sekedar media

sebenarnya mempermudah untuk

meterjemahkan aturan yang mendasari

dari pengadaan itu dalam hal ini

pengadaan langsung

7. Cara apa saja yang telah di

lakukan BLPBJ dalam rangka

mengatasi kecurangan dalam

pelaksanaan tender?

banyak hal yang sudah di lakukan dari

sisi system itu sudah sangat membantu

yang kedua kita juga ada penekanan itu

penerapan SOP dan kaidah – kaidahnya

itu juga sangat membantu untuk

mencengah kecurangan dalam

pengadaan langsung dan harus

menjalan sesuai aturan ada SOP yang

lebih detil yang mengatur itu jauh lebih

bisa meminimalkan bahkan sebenarnya

menghilangkan kasus kecurangan itu

8. Bagaimana proses pemantauan

yang di lakukan bagian layanan

pengadaan barang/jasa terhadap

pengadaan barang/jasa secara

penunjukan langsung?

nah kembali klw kami di pihak BLPBJ

karena pengadaan langsung itu

sebenarnya itu pada dasarnya

sebenarnya proses ada di masing –

masing skpd kita di sini memang blpbj

hanya pada batasan menyediakan media

jadi kalau misalnya untuk monitorinya

palingan kita hanya membatu

memonitor dalam hal aplikasi.

Page 90: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

9. apakah ada dampak yang di

timbulkan dari pengadaan

langsung ini?

pada dasarnya setiap metode yang di

atur dalam aturan itu pada dasarnya

sebenarnya pasti tujuannya baik jadi

mereka kan ada beberapa metode di

dalam proses pengadaan langsung itu

ada namanya purcesing, pengadaan

langsung, penunjukan langsung, tender

cepat, tender biasa ada lima metode

semua itu memiliki karakteristik sendiri

memang mempunyai masing- masing

ke khasan sendiri artinya tidak

serampangan kalau ini begini kalu ini

begitu semua ada batasan – batasannya

termasuk juga pengadaan langsung jadi

pada dasarnya dampak pengadaan

langsung itu baik seperti tadi kriterianya

masalah nilai saya pegadaan barang

samapi seratus juga dan jasa konsultasi

sampai 100 juta itu pasti peruntukannya

itu untuk apa pasti tujuannya baik untuk

memberikan peran bagi usaha mikro

pasti arahnya seperti itu pekerjaan –

pekerjaan pengusaha local juga terserap

seperti itu dan tidak mungkin juga hal –

hal yang hanya sederhana

kembaliannya contonya misalnya hanya

membeli makanan yang misalnya satu

juta harus di tender itulah gunanya

pengadaan langsung memudahkan

sesuatu yang tujuannya memang untuk

it uterus kalau berbicara dampak

negative bisa di katakan regulasi tidak

mengarah kesitu dan bisa semua

mengarah ke dampak positif.

10 apakah ada perbedaan

penunjukan langsung dengan

pengadaan langsung?

perbedaannya hampir 150 derajat

perbedaannya nah kalau pengadaan

langsungkan sudah jelas tadi

kriterianya kalau penunjukan langsung

itu banyak kriteria khusus yang bisa

tapi dia tidak melihat nilai berapapun

nilainya termasuk kemarin contoh

misalnya penanganan darurat, wabah

misalnya, itu bisa penunjukan langsung

termasuk juga seperti pengadaan

peralatan-peralatan militer yang

memang sikapnya rahasia atau

Page 91: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

memiliki hak cipta misalnya kayak beli

contohnya windows kan itu harus

penunjukan langsung tidak ada

perusahaan lain yang menciptakan

windows pasti mikrosof kan hal

seperyti itu banyak kriterianya nah

kalau mau lihat itu lebih jelas itu

penunjukan langsung itu ada pasalnya

ada di pasal contoh misalnya jasa

konsultansi dia hanya dapat dilakukan

atau bisa di baca sendirilah di pasal 31

perpes 16 tahun 2018 bisa kelihatan

jelas itu semua di atur penunjukan

langsung di situ misalnya dari pasal.

11 Apakah menurut bapak/ibu

pelayanan pengadaan

barang/jasa secara penunjukan

langsung sudah berjalan dengan

tepat sesuai dengan peraturan

presiden No. 18 tahun 2018?

Dalam penggunaan aplikasi LPSE

sangat berfungsi sekali untuk meng

efisienkan waktu termasuk juga

kemarin kelihatan lebih efisien dalam

hal keuangan dan sudah dikatakan

transparansi dan salah satu cara untuk

menggunakan aplikasi itu dan semakin

berkembang ada namaya SPSE ada

namanya katalog dan menjadi lebih

efisien waktunya pasti akan terus

berkembang- berkembang sesuai

aturan itu semua di cakup dalam perpes

no 16 tahun 2018.

Page 92: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

Hasil wawancara peneliti dengan pengguna aplikasi LPSE

Nama : Muhammad Akbar Amir

Instansi : CV Gibran Utama Cemerlang

Jabatan : Direktur

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagimana pelayanan yang

diberikan oleh penyedia

layanan pangadaan barang

dan jasa secara pengadaan

langsung di BLPBJ sekda

makassar?

Untuk pelayanannya LPSE pengadaan

barang dan jasa selama ini kita terbantu

karena di dalam web-nya itu dia

informasikan untuk paket-paket pengadaan

pekerjaan jadi memudahkan.

2. Bagaimana proses

pengadaan langsung yang

di lakukan oleh bagian

layanan pangadaan barang

dan jasa?

kalau proses atau tahapan dari untuk

pengadaan barangg dan jasa dari pihak kita

rekanan atau perusahaan selalu memantau

di LPSE , kitra memantau kita harus rajin

membuka websitenya LPSE kita liat oh ada

paket untuk pekerjaan pengadaan di kantor

A dan kantor B atau C di situ kita bisa

masuk pokoknya harus dipantau tidak boleh

kita tidak tidur kalau kita tidur apa mau di

taukanni ada di situ informasinya jadi harus

di pantau itu catatan itu gak boleh gabtek

harus tau teknologinya harus di buka

sebentar- sebentar bukan buka facebook

atau yang lainnya kita harus buka LPSE

karena di situ kita cari rezeky untuk mencari

paket pekerjaan

3. Bagiamana tranparansi

yang dilakukan oleh

penyedia layanan

pengadaan barang dan jasa

secara pengadaan langsung

di BLPBJ sekda makassar?

: Kalau berdasarkan LPSE semua

transparansi karena di situ dia umumkan to,

dia umumkan baru kita liat yang mana yang

kita pilih atau yang kita minati oh saya mau

ikut di paket proyek ini yang Nampak to

anggaplah setiap kantor itu dinas khusus di

makassar masing-masing ada proyeknya jadi

dia tampakkan contohnya dinas pendidikan

Page 93: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

oh ada proyek pembangunan sekolah dengan

anggaran sekian kemudian ada dinas social

ada pengadaan ini sekian kita pilihmi yang

mana yang kita minati oke saya mau di dinas

pendidikan ikut pembangunan atau rehab SD

atau SMP misalnya . sama dengan

pengumman pemenangnya juga di umumkan

sama dengan yang kalah misalnya B kalah

dia pemumkan di situ beserta dengan alasan-

alasannya jadi menurut saya sangat

transparansi tapi wallahu alam umpanya dia

punya keluarga tapi pastu syaratnya dia pasti

dia harus memnuhi syarat ndk mungkin di

kasih pemenang kalau tidak memenuhi

syarat.

4. Apakah dengan

menggunakan media

elektronik atau aplikasi

LPSE sudah efektif dari

segi waktu dan biaya?

kalau waktu sangat efisien tok artinya kita

tidak perlu lagi kekantor di situ saja kita liat

kita tinggal kita cocokan atau kita minati

saya tinggal lihat apa syarat-sayaratnya apa

perlengkapannya saya aploadmi baru di

kirim jadi tinggal pantau terus di aplikasi,

kalau dari segi baiya kita tidak mengeluarkan

baiya seperpun hanya modal internet saja

5. Bagaimana tanggapan

bapak/ibu terkait

penggunaan aplikasi

LPSE?

Namanya juga aplikasi kadang juga dia tidak

sempurna umpamanya dia eror kita butuh

informasi tapi tiba-tiba dia eror sulit untuk

masuk apload dokumen yang dibutuhkan na

itu kadang eror akhirnya mungkin tertunda to

atau mungkin biasa ada perbaikan ya

biasalah ke begitu kita menunggu saja pantau

terus tidak sempurna juga karna biasa

aplikasinya kadang orang bilang apa itu

servernya down atau apa to atau karan

mungkin banyakki pengunjungnya.

6. Apakah ada kendala

mengenai aplikasi LPSE

misalnya bermasalah sama

password atau akunnya

yang di buatka oleh

layanan pengadaan barang

dan jasa?

Selama ini kalau dari LPSE kantor wali kota

jelas ji Cuma biasa itu user atau

penggunanya yang kadang masih kurang

paham tapi mereka sudah melakukan

sosialisasikan Cuma kadang orang yang

mengunnakan kurang paham karena tidak

selamanya orang langsung paham to kadang

ada orang yang cara pemahamannya lambat

makanya harus rajin banyak bertanya to

kalau misalmya eror kita langsung bertanya

ke pihak lpse kota makassar pak kenapa

bisa begini paling dia bilang servernya lagi

Page 94: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

down ikutimi saja stanbay saja pokonya di

tunggu sampainya normal baru kita bisa

masuk lagi.

7. Dalam pelaksanaan

pengadaan langsung apakah

ada kendala yang di alami?

Kalau dari proses mendaftar kemudian ikut

mengapload dokumen kemudian akhirnya

kita dipilih untuk jadi pemenang selama ini

ndk ada bagusji tahapan-tahapannya. Untuk

jadi pemenang itu sangat transparan yang di

lakukan oleh pihak LPSE mereka tampilkan

to contohnya ada paket yang di tampilkan

terus perusahaan saya minat perusahaan B

juga ikut syarat- syaratnya ini semua kita

ikuti tapi mungkin pada saat saya apload

untuk dokumen lengkap dia juga lengkap

tapi saya punya penawaran agak tinggi dia

agak rendah adan kemungkinan itu yang bisa

masuk yang agak rendah artinya mungkin

contoh dia buka dengan nilai umpamanya

200 juta untuk pengadaan itu saya ambil

dengan nilai umpanya turunya Cuma 150

berarti sayakan Cuma turun 50 juta to ini

mungkin dia berani kasih turun sampai di

bawah saya bisa jadi dia yang menang sebisa

mungkin 140 dia lebih berani untuk kasih

turunkan itu dari pihak PLSE dia lelang

disana dia pelajari inijuga tidak terlalu ini

kita bisa menangkan itu mungkin to

pertimbangannya.

8. Fasilitas yang di sediakan

oleh penyedia layanan

pengadaan barang dan jasa

secara elekronik apakah

sudah sesuai?

Kalau fasilitas kan system ji saja to kalau

tidak ada ji kayak dibilang paling kalua sitem

itu dia memudahkan na itumi termasuk

fasilitasnya bahwa tidak di persulit ji.

9. Apakah selama mengikuti

pengadaan langsung di

layanan pengadaan barang

dan jasa segala informasi

tersedia dan ada

kemudahan akses?

pengadaan langsung ini kelebihannya sudah

pasti dikerja dan tidak ribet tapi kita harus

kuat jaringan baru bisa ikut pengadaan

langsung, berbeda dengan tender ada juga

keunggulannya karena tidak ada permainan

kita betul-betul bersaing dalam

memenangkan penawaran

10. Menurut bapak/ibu apakah

ada dampak yang

ditimbulkan dari

pelaksanaan pengadaan

Dampaknya itu memudahkan transparan kita

juga tidak perlu banyak keluat uang dan

waktu untuk ikut karana gampang ji to kita

aktif liat ikut mendaaftar apload dokumen

Page 95: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

langsung di BLPBJ sekda

makassar?

yang dia butuhkan karena di disitu butuhkan

untuk pekerjaan ini masukan dokumen-

dokumen ini syaratnya kita penuhi sudahmi

tinggal tunggumi baku lawan dengan yang B

kalau rapat kalau dia di posisi umpanya

sayakan kalah A to b menang tapi saya liat si

B ini keliatannya dia ada tanda kutip

kecurangan saya bisa kan ada tahapannya itu

to kalau orang mau ditentukan pemenangnya

tapi sebelum itu ada masa sanggah. Masa

sanggah itulah umpanya saya liat ada

kekurangannya saya bisa masuk oh saya

sanggah ini dia ini ada kekurangan

dokumennya dan ini ini.. nah dari situlah

kalau umpanya sanggahan saya di terimah

kemungkinan di lelang ulang atau bisa saja

otomatis dia tidak bisa jadi pemenang atau di

batalkan tapi kalua di jawab dari pihak LPSE

oh tidak ini ini sudah dan di perlihatkan

dokumenya oh iya memang sesuai dengan

syarat didalam lelan itu sudahmi menang

mki iya. Pokoknya dampak ke perusahaan

kita itu baik karena kalau ada kecuranga pasti

langsung ketahuan seperti ada yang scant

dokumenya sembarangan karena panitia

akan meminta dokumen asli.

11. Apakah ada masukan dari

bapak/ibu dalam hal

meningkatkan pelayanan

yang di lakukan oleh

layanan penyedia barang

dan jasa?

Kalau soal layanan dalam bentuk sistem to

itu kan standar ji semua sudah di tau akalu

orang baru pertama sudah tau oh kalau

masuk harus ada setiap paket-paketnya

lelang itu syarat-syaratnya ini ini ini saja

penuhi sudahmi bisami ikut

12. Bagaimana pengawasan

yang di lakukan BLPBJ

dalam melakukan

pengawasan pelaksanaan

pengdaan langsung

kalau sudah menang dia nanti akan lanjut

berurusanmi dengan yang punya paket itu

contoh tadi saya bilang perusahaan ini

menang kerja rehab sekolah tadi kan lpsenya

hanya membantu mengumumkan kemudian

mendaftar perusahaan A B C D menyeleksi

siapa yang memenuhi syarat kemudian LPSE

ini mengumumkan pemenangnya samapi di

situmi lengkapi dokumen untuk setiap

pemenang setelah itu yang pemenang ini

nanti berurusanmi dengan ada namanya

penanggung jawab proyek di kantor itu di

dinas pendidikan misalnya yang mau di

Page 96: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

bangun sekolahnya tidak ada mi lagu

rusannya LPSE. LPSE itunhanya membantu

mengumkan paket-paket pekerjaan

Hasil wawancara peneliti dengan pengguna aplikasi LPSE

Nama : Riska Ekawaty Anwar

Instansi : CV Riska Cahaya

Jabatan : Direktur

No Pertanyaan Jawaban

1. Bagimana pelayanan yang

diberikan oleh penyedia

layanan pangadaan barang dan

jasa secara pengadaan langsung

di BLPBJ sekda makassar?

Kalau LPSE itu sendiri itukan dari

program atau website kita masuk ke

website-nya kita daftar kalau saya masuk

si itu cukup bagus kadang kalau sudah

tenggak waktunya satu hari, kita kadang

tidak bisa masuk percaya coba itu hari

saya tidak bisa masuk mungkin orang

sudah banyak yang coba berebutan kali

dan lagian kalau mau masuk di email kan

pemberitahuannya ada di email itu

kadang tidak ada bisa juga ada seperti itu

tidak sampai emailnya ke kita.

2. Bagaimana proses pengadaan

langsung yang di lakukan oleh

bagian layanan pangadaan

barang dan jasa?

Proses pengadaan langsungnya itu kita

sudah diarahkan dari pihak panitia

pengadaan bahwa selahkan anda masuk

dan yang di undang dari pihak panitia

yang bisa ikut biasanya itu dua

perusahaan untuk membandingkan harga.

Jadi pengadaan langsung itu kita harus

kuat jaringan baru bisa masuk, tidak

sembarang orang bisa mengikuti

pengadaan langsung, menurut saya

pengadaan langsung itu kurang

transparan berbeda dengan tender yang

melalui seleksi/lelang tidak ada

permainan disitu.

3. Bagiamana tranparansi yang

dilakukan oleh penyedia

layanan pengadaan barang dan

Kalau transparansinya itu sudah sangat

transparan karean sudah menggunakan

sistem dimana didalam sistem itu yang

Page 97: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

jasa secara pengadaan langsung

di BLPBJ sekda makassar?

diapload sudah dapat di akses oleh

seluruh lapisan masyarakat

4. Apakah dengan menggunakan

media elektronik atau aplikasi

LPSE sudah efektif dari segi

waktu dan biaya?

kalau biaya iya cukup efisens karena

kalau kita sudah masuk biasanya kita di

panggil untuk datang ke kantor untuk

kasih liat akta perusahaan. Surat

kepemilikan, surat izin usaha, dan

sebagainya kadang kita juga masih

diminta untuk fisik jadi kita harus ke

kantor Gubenur untuk rapat tapi tidak

sering ji.

5. Bagaimana tanggapan

bapak/ibu terkait penggunaan

aplikasi LPSE?

tanggapan saya itu kadang baik kalau

jaringannya tidak loading dan servernya

tidak down

6. Apakah ada kendala mengenai

aplikasi LPSE misalnya

bermasalah sama password

atau akunnya yang di buatka

oleh layanan pengadaan

barang dan jasa?

websitenya itu kadang eror pernah itu hari

saya coba beberapa kali tapi tidak bisa

masuk sama sekali saya coba berulang-

ulang tapi tetap tidak bisa masuk.

7. Apakah selama mengikuti

pengadaan langsung di layanan

pengadaan barang dan jasa

segala informasi tersedia dan

ada kemudahan akses?

kalau pengadaan langsung saya rasa

tidak ada kan hanya orang yang ditunjuk

yang bisa ikut biasanya itu dua

perusahaan baru dibandingkan harganya

lebih bagus si tidak ribet dan biasanya

yang diminta Cuma dokument surat izin

usaha, dan surat pembelian/kuitansi

sebenarnya SPSE tidak ribet ji Cuma

yang ribet itu untuk pajaknya semuanya

ada pajaknya LPSE itu pasti ada

pajaknya tidak mungkin tidak ada

pajaknya harganya yang mereka

tampilkan itu sudah ada pajaknya jadi di

situ sudah ada PPN dengan PPH, PPN

itu10% dan PPH itu tergantung

pengadaan tapi ada juga PPH itu 2%.

Nilai yang kita HPS itu tidak semuanya

diterimah karena dikeluarkan untuk

pajak. Jadi kita kalau mau lempar harga

harus hitung dulu harga pokoknya

berapa terus jangan lupa pajak, pajak itu

harus ada selalu LPSE itu harus ada

pajak

Page 98: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

8. Menurut bapak/ibu apakah

ada dampak yang ditimbulkan

dari pelaksanaan pengadaan

langsung di BLPBJ sekda

makassar?

Berbicara mengenai dampak, kita ambil

contoh PL itu ada kekurangannya itu

pengadaan langsung terkadang kita harus

kuat jaringan baru bisa masuk, jadi kita

harus punya jaringan untuk bisa masuk

biasanya juga PL itu tidak ada panjar

jadi harus pakai modal full dari

pemenang.

9. Apakah ada masukan dari

bapak/ibu dalam hal

meningkatkan pelayanan yang

di lakukan oleh layanan

penyedia barang dan jasa?

Masukan saya itu dari programnya itu

dalam masalah eror kayaknya perluh

untuk diperbarui tapi dimaklumi karena

orang berlomba-lomba untuk

pendapatkan paket pengadaan dan

kurangnya bimbingan/sosialisasinya

karena kita kan juga masih perluh belajar

masih perluh diarahkan ini caranya

gimana.

Page 99: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

Hasil wawancara peneliti dengan pengguna aplikasi LPSE

Nama : Hardiansyah

Instansi : CV Sinar FHZ

Jabatan : Wakil Direktur

No Pertanyaan jawaban

1. Bagimana pelayanan yang

diberikan oleh penyedia

layanan pangadaan barang

dan jasa secara pengadaan

langsung di BLPBJ sekda

makassar?

Untuk pelayanannya LPSE pengadaan

barang dan jasa selama ini kita terbantu

karena di dalam web-nya itu dia

informasikan untuk paket-paket pengadaan

pekerjaan jadi memudahkan.

2. Bagaimana proses

pengadaan langsung yang

di lakukan oleh bagian

layanan pangadaan barang

dan jasa?

kalau proses atau tahapan dari untuk

pengadaan barangg dan jasa dari pihak kita

rekanan atau perusahaan selalu memantau

di LPSE , kitra memantau kita harus rajin

membuka websitenya LPSE kita liat oh ada

paket untuk pekerjaan pengadaan di kantor

A dan kantor B atau C di situ kita bisa

masuk pokoknya harus dipantau tidak boleh

kita tidak tidur kalau kita tidur apa mau di

taukanni ada di situ informasinya jadi harus

di pantau itu catatan itu gak boleh gabtek

harus tau teknologinya harus di buka sebentar- sebentar bukan buka facebook

atau yang lainnya kita harus buka LPSE

Page 100: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

karena di situ kita cari rezeky untuk mencari

paket pekerjaan

3. Bagiamana tranparansi

yang dilakukan oleh

penyedia layanan

pengadaan barang dan jasa

secara pengadaan langsung

di BLPBJ sekda makassar?

: Kalau berdasarkan LPSE semua

transparansi karena di situ dia umumkan to,

dia umumkan baru kita liat yang mana yang

kita pilih atau yang kita minati oh saya mau

ikut di paket proyek ini yang Nampak to

anggaplah setiap kantor itu dinas khusus di

makassar masing-masing ada proyeknya jadi

dia tampakkan contohnya dinas pendidikan

oh ada proyek pembangunan sekolah dengan

anggaran sekian kemudian ada dinas social

ada pengadaan ini sekian kita pilihmi yang

mana yang kita minati oke saya mau di dinas

pendidikan ikut pembangunan atau rehab SD

atau SMP misalnya . sama dengan

pengumman pemenangnya juga di umumkan

sama dengan yang kalah misalnya B kalah

dia pemumkan di situ beserta dengan alasan-

alasannya jadi menurut saya sangat

transparansi tapi wallahu alam umpanya dia

punya keluarga tapi pastu syaratnya dia pasti

dia harus memnuhi syarat ndk mungkin di

kasih pemenang kalau tidak memenuhi

syarat.

4. Apakah dengan

menggunakan media

elektronik atau aplikasi

LPSE sudah efektif dari

segi waktu dan biaya?

kalau waktu sangat efisien tok artinya kita

tidak perlu lagi kekantor di situ saja kita liat

kita tinggal kita cocokan atau kita minati

saya tinggal lihat apa syarat-sayaratnya apa

perlengkapannya saya aploadmi baru di

kirim jadi tinggal pantau terus di aplikasi,

kalau dari segi baiya kita tidak mengeluarkan

baiya seperpun hanya modal internet saja

5. Bagaimana tanggapan

bapak/ibu terkait

penggunaan aplikasi

LPSE?

Namanya juga aplikasi kadang juga dia tidak

sempurna umpamanya dia eror kita butuh

informasi tapi tiba-tiba dia eror sulit untuk

masuk apload dokumen yang dibutuhkan na

itu kadang eror akhirnya mungkin tertunda to

atau mungkin biasa ada perbaikan ya

biasalah ke begitu kita menunggu saja pantau

terus tidak sempurna juga karna biasa

aplikasinya kadang orang bilang apa itu

servernya down atau apa to atau karan

mungkin banyakki pengunjungnya.

Page 101: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

6. Apakah ada kendala

mengenai aplikasi LPSE

misalnya bermasalah sama

password atau akunnya

yang di buatka oleh

layanan pengadaan barang

dan jasa?

Selama ini kalau dari LPSE kantor wali kota

jelas ji Cuma biasa itu user atau

penggunanya yang kadang masih kurang

paham tapi mereka sudah melakukan

sosialisasikan Cuma kadang orang yang

mengunnakan kurang paham karena tidak

selamanya orang langsung paham to kadang

ada orang yang cara pemahamannya lambat

makanya harus rajin banyak bertanya to

kalau misalmya eror kita langsung bertanya

ke pihak lpse kota makassar pak kenapa

bisa begini paling dia bilang servernya lagi

down ikutimi saja stanbay saja pokonya di

tunggu sampainya normal baru kita bisa

masuk lagi.

7. Dalam pelaksanaan

pengadaan langsung apakah

ada kendala yang di alami?

Kalau dari proses mendaftar kemudian ikut

mengapload dokumen kemudian akhirnya

kita dipilih untuk jadi pemenang selama ini

ndk ada bagusji tahapan-tahapannya. Untuk

jadi pemenang itu sangat transparan yang di

lakukan oleh pihak LPSE mereka tampilkan

to contohnya ada paket yang di tampilkan

terus perusahaan saya minat perusahaan B

juga ikut syarat- syaratnya ini semua kita

ikuti tapi mungkin pada saat saya apload

untuk dokumen lengkap dia juga lengkap

tapi saya punya penawaran agak tinggi dia

agak rendah adan kemungkinan itu yang bisa

masuk yang agak rendah artinya mungkin

contoh dia buka dengan nilai umpamanya

200 juta untuk pengadaan itu saya ambil

dengan nilai umpanya turunya Cuma 150

berarti sayakan Cuma turun 50 juta to ini

mungkin dia berani kasih turun sampai di

bawah saya bisa jadi dia yang menang sebisa

mungkin 140 dia lebih berani untuk kasih

turunkan itu dari pihak PLSE dia lelang

disana dia pelajari inijuga tidak terlalu ini

kita bisa menangkan itu mungkin to

pertimbangannya.

8. Fasilitas yang di sediakan

oleh penyedia layanan

pengadaan barang dan jasa

secara elekronik apakah

sudah sesuai?

Kalau fasilitas kan system ji saja to kalau

tidak ada ji kayak dibilang paling kalua sitem

itu dia memudahkan na itumi termasuk

fasilitasnya bahwa tidak di persulit ji.

Page 102: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

9. Apakah selama mengikuti

pengadaan langsung di

layanan pengadaan barang

dan jasa segala informasi

tersedia dan ada

kemudahan akses?

pengadaan langsung ini kelebihannya sudah

pasti dikerja dan tidak ribet tapi kita harus

kuat jaringan baru bisa ikut pengadaan

langsung, berbeda dengan tender ada juga

keunggulannya karena tidak ada permainan

kita betul-betul bersaing dalam

memenangkan penawaran

10. Menurut bapak/ibu apakah

ada dampak yang

ditimbulkan dari

pelaksanaan pengadaan

langsung di BLPBJ sekda

makassar?

Dampaknya itu memudahkan transparan kita

juga tidak perlu banyak keluat uang dan

waktu untuk ikut karana gampang ji to kita

aktif liat ikut mendaaftar apload dokumen

yang dia butuhkan karena di disitu butuhkan

untuk pekerjaan ini masukan dokumen-

dokumen ini syaratnya kita penuhi sudahmi

tinggal tunggumi baku lawan dengan yang B

kalau rapat kalau dia di posisi umpanya

sayakan kalah A to b menang tapi saya liat si

B ini keliatannya dia ada tanda kutip

kecurangan saya bisa kan ada tahapannya itu

to kalau orang mau ditentukan pemenangnya

tapi sebelum itu ada masa sanggah. Masa

sanggah itulah umpanya saya liat ada

kekurangannya saya bisa masuk oh saya

sanggah ini dia ini ada kekurangan

dokumennya dan ini ini.. nah dari situlah

kalau umpanya sanggahan saya di terimah

kemungkinan di lelang ulang atau bisa saja

otomatis dia tidak bisa jadi pemenang atau di

batalkan tapi kalua di jawab dari pihak LPSE

oh tidak ini ini sudah dan di perlihatkan

dokumenya oh iya memang sesuai dengan

syarat didalam lelan itu sudahmi menang

mki iya. Pokoknya dampak ke perusahaan

kita itu baik karena kalau ada kecuranga pasti

langsung ketahuan seperti ada yang scant

dokumenya sembarangan karena panitia

akan meminta dokumen asli.

11. Apakah ada masukan dari

bapak/ibu dalam hal

meningkatkan pelayanan

yang di lakukan oleh

layanan penyedia barang

dan jasa?

Kalau soal layanan dalam bentuk sistem to

itu kan standar ji semua sudah di tau akalu

orang baru pertama sudah tau oh kalau

masuk harus ada setiap paket-paketnya

lelang itu syarat-syaratnya ini ini ini saja

penuhi sudahmi bisami ikut

Page 103: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

12. Bagaimana pengawasan

yang di lakukan BLPBJ

dalam melakukan

pengawasan pelaksanaan

pengdaan langsung

kalau sudah menang dia nanti akan lanjut

berurusanmi dengan yang punya paket itu

contoh tadi saya bilang perusahaan ini

menang kerja rehab sekolah tadi kan lpsenya

hanya membantu mengumumkan kemudian

mendaftar perusahaan A B C D menyeleksi

siapa yang memenuhi syarat kemudian LPSE

ini mengumumkan pemenangnya samapi di

situmi lengkapi dokumen untuk setiap

pemenang setelah itu yang pemenang ini

nanti berurusanmi dengan ada namanya

penanggung jawab proyek di kantor itu di

dinas pendidikan misalnya yang mau di

bangun sekolahnya tidak ada mi lagu

rusannya LPSE. LPSE itunhanya membantu

mengumkan paket-paket pekerjaan

Lampiran 3

Kondisi kantor unit BLPBJ

Page 104: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

Wawancara dengan Bapak Surahman Suriady selaku KASUBAG pejabat

pengadaan

Page 105: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

Wawancara dengan Bapak Muhammad Yusriadi selaku KASUBAG LPSE

Page 106: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

Wawancara dengan Bapak Ardiansyah selaku Wakil Direktur CV. Sinar FHZ

Wawancara dengan Bapak Muhammad Akbar Amir selaku Direktur CV. Gibran

Utama cemerlang

Page 107: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …
Page 108: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …
Page 109: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …
Page 110: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …
Page 111: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …
Page 112: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …
Page 113: EVALUASI PELAYANAN NON-TENDER DALAM PELAYANAN …

RIWAYAT HIDUP

LISDA, lahir pada tanggal 04 Juli 1997 di Buntu Corre

tepatnya di Desa Pepandungan Kecamatan Baraka

Kabupaten Enrekang Provensi Sulawesi Selatan, anak ke-

enam dari enam bersaudara yang merupakan buah cinta dari

pasangan Sidin dan Balok. Penulis memulai jenjang

pendidikan formal dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) 170 DA’DAH Kab. Enrekang

pada tahun 2004 dan lulus pada tahun 2010. Ditahun yang sama, penulis

melanjutkan di MTS GUPPI DANTE KOA Kabupaten Enrekang dan tamat pada

tahun 2013. Pada tahun yang sama pula, penulis melanjutkan pendidikannya di

MAN BABULU dan tamat pada tahun 2016. Setelah tamat SMA penulis langsung

melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi melalui penerimaan mahasiswa jalur

mandiri dan terdaftar sebagai mahasiswa program studi strata satu Jurusan Ilmu

Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah

Makassar. Pada tahun 2020 penulis mendapatkan gelar S.1 Jurusan Ilmu

Pemerintahan dengan judul Evaluasi Pelayanan Non Tender Dalam Pelayanan

Barang Dan Jasa Di Bagian Layanan Pengadaan Barang/Jasa Sekretariat Daerah

Kota Makassar. Semoga dengan hasil penelitian ini bermanfaat bagi para pembaca

dan penulis dapat mengimplementasikan ilmu yang didapatkan dari Universitas

Muhammadiyah Makassar di masyarakat.