evaluasi desain pondasi tiang bor gedung...
TRANSCRIPT
EVALUASI DESAIN PONDASI TIANG BOR GEDUNG ASRAMA
LIMA TINGKAT DI KAMPUS INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
Cindy Sovia Saris
Mahasiswa
Program Studi Teknik Sipil
Institut Teknologi Sumatera
Jalan Terusan Ryacudu,
Lampung Selatan
Nugraha Bintang Wirawan
Dosen
Program Studi Teknik Sipil
Institut Teknologi Sumatera
Jalan Terusan Ryacudu,
Lampung Selatan
bintangwirawan@gmail
Idharmahadi Adha
Dosen
Program Studi Teknik Sipil
Universitas Lampung
Jalan Sumantri Brojonegoro,
Bandar Lampung
Abstract
This thesis is aimed to make a design of bored pile foundation (group pile type) for the dormitory building
construction in ITERA. The analysis of the upper structure was processed in ETABS application. The plan and
calculation of the group pile foundation was using SPT data. Analysis of soil bearing capacity solved by
Mayerhof method. Meanwhile the reinforcement was calculate in PCACol application.
The result from this calculation and analysis from this alternative design obtained a group pile foundation with
specification on each pile containing two pile, with each diameter of pile is 0,4m and the height is 4,15m. The
total of pile cap needed is 80, so the number of piles needed for the alternative design is 160 piles. For the
longitudinal reinforcement is using 8D-16 and for the stirrup is using spiral D10-150. Other than, on the project
design itself, the number of total pile needed is 83 piles, with six type of diameter piles there are 0,8m, 1m,
1,1m, 1,3m, 1,5m, 1,8m. For this design, the longitudinal reinforcement is using D22 with a different total
number of steel on each piles. Other then, for the stirrup is using spiral D12-150.
Keywords: bored pile, dormitory, SPT.
Abstrak
Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk mendesain pondasi dalam tipe tiang bor (kelompok) untuk proyek
pembangunan gedung asrama di kampus ITERA. Analisis pembebanan struktur atas menggunakan data
struktur proyek yang diolah pada aplikasi ETABS. Perencanaan dan perhitungan pondasi bor tiang kelompok
menggunakan data SPT. Analisa daya dukung tanah menggunakan metode Mayerhof. Sedangkan penulangan
dihitung dengan bantuan aplikasi PCACol.
Hasil perhitungan dan analisis dalam desain alternatif ini diperoleh desain pondasi bor tiang kelompok dengan
spesifikasi tiap cap berisi 2 tiang dengan masing-masing diameter 0,4m dan tinggi 4,15m. Jumlah cap yang
dibutuhkan sebanyak 80, sehingga jumlah tiang yang dibutuhkan untuk desain tiang kelompok adalah 160
tiang. Pada tulangan utama digunakan tulangan 8D-16, sedangkan untuk tulangan sengkang digunakan
tulangan spiral D10-150. Pada desian proyek sendiri, jumlah tiang yang digunakan adalah 83 tiang, dengan
spesifikasi enam jenis diameter pondasi yaitu, 0,8m, 1m, 1,1m, 1,3m, 1,5m, dan 1,8m. Pada desain ini, tulangan
utama yang digunakan adalah D22 dengan jumlah penggunaan besi yang berbeda tiap tiangnya. Sedangkan
pada tulangan sengkang digunakan tulangan spiral D12-150.
Kata Kunci: pondasi bor, gedung asrama, SPT.
PENDAHULUAN Institut Teknologi Sumatera (ITERA) beralamat di Jalan Terusan Ryacudu, Desa Way Hui,
Kecamatan Jatiagung, Lampung Selatan dan menempati 285 hektar lahan yang ada di
Lampung. Hingga saat ini, Kampus ITERA memiliki empat gedung utama yang telah
dibangun. Seiring dengan perkembangan waktu, Kampus ITERA terus melakukan
pembangunan guna melengkapi sarana dan prasarana untuk menunjang perkuliahan.
Gedung merupakan suatu komponen penting bagi suatu kampus. Suatu struktur bangunan
terdiri dari struktur atas dan struktur bawah. Struktur bangunan membutuhkan pondasi yang
kuat dan kokoh untuk menopang dan menyalurkan beban dari konstruksi di atasnya. Secara
umum, pembangunan pondasi tiang dibagi dua jenis yaitu pondasi tiang tunggal dan pondasi
tiang kelompok. Pertimbangan penggunaannya didasari oleh jenis tanah dimana gedung
akan dibangun dan berat konstruksi itu sendiri. Keuntungan dari penggunaan tiang kelompok
adalah kegagalan dari satu tiang dapat diminimalisir akibat adanya tiang yang lain (prinsip
redudancy). Selain itu dengan menggunakan tiang kelompok dapat menyebabkan terjadinya
pemadatan ke arah lateral, terutama pada saat dilakukan pemancangan sehingga
memperbesar tekanan tanah lateral yang bekerja sekeliling tiang, dan meningkatkan
kapasitas tahanan geseknya. Hal tersebut terutama berlaku pada jenis tanah pasiran.
Sebelum melakukan pelaksanaan pembangunan, kajian terhadap desain yang ada sangatlah
diperlukan untuk meminimalisir masalah yang akan terjadi pada saat pelaksanaan.
Pada desain pembangunan gedung asrama Institut Teknologi Sumatera jenis pondasi yang
dipilih adalah pondasi bored pile tunggal. Menanggapi hal tersebut, penulisan laporan tugas
akhir ini dikonsentrasikan untuk melakukan review kembali desain pondasi bored pile pada
proyek pembangunan gedung asrama mahasiswa lima lantai yang dibangung di atas tanah
di daerah kampus ITERA, Lampung.
Dasar Teori Perhitungan Daya Dukung Tanah
Kuat daya dukung tanah perlu dihitung untuk mengetahui kemampuan tanah dalam menahan
beban, sehingga dapat ditentukan jumlah tiang yang baik dan aman untuk digunakan. Daya
dukung aksial pondasi tiang dapat berasal dari tahanan geser selimut tiang dan tahanan ujung
tiang. Perhitungan daya dukung dihitung dengan persamaan berikut:
Qult = Qp + Qs
Qall = Qult
Fs
di mana:
Qult : Daya dukung ultimit
Qp : Daya dukung ujung tiang
Qs : Daya dukung friksi
Qall : Daya dukung ijin
Fs : Factor of savety
Pada metode Mayerhof nilai daya dukung ujung tiang (Qp) dan daya dukung friksi (Qs)
dihitung dengan persamaan:
Qp = 40xApxNSPT
Qs = Ns x As
10
di mana:
Qp : Daya dukung ujung tiang
Ap : Luas penampang tiang
NSPT : Nilai rata-rata statistic dari bilangan-bilangan SPT dalam daerah ±
10D di atas dan 4D di bawah ujung tiang
Qs : Daya dukung friksi
As : Keliling tiang
Ns : Nilai SPT rata-rata sepanjang tiang
Perhitungan Beban Sentris
Kebutuhan jumlah tiang ditentukan kemampuan daya dukung tahan ijin menopang beban
maksimum, maka syarat dari persamaan tersebut adalah P ≤ Qall. Sehingga persamaan yang
berlaku adalah:
PMAX = (V
A+
Mxy
Ix) ≤ Qall (untuk tiang tunggal)
P = V
n+
Mx.y
ny.Σy2+
My.x
nx.Σx2≤ Qult (untuk tiang kelompok)
di mana:
Mx, My : Momen
x,y : Titik absis
𝛴x2, 𝛴y2 : Jumlah Kwadrat absis tiang
V : Jumlah beban vertical
N : Jumlah tiang kelompok
nx : jumlah tiang di sumbu x
ny : jumlah tiang di sumbu y
Qult : Daya dukung ultimit yang bekerja
pada tiang
P : Beban axial tiang
Perhitungan Efisiensi Tiang Kelompok
Perhitungan efisiensi kelompok tiang berdasarkan rumus Converse-Labbarre dari Uniform
Building Code AASHTO adalah:
Eg = 1 − arctanD
Sx
(m − 1)n + (n − 1)m
90mn
di mana:
Eg : Efisiensi tiang kelompok
D : Diameter tiang (m)
S : Jarak antar tiang (m)
M : Jarak tiang pada deret baris
n : Jarak tiang pada deret kolom
Np : Banyaknya tiang kelompok
Perhitungan Efisiensi Tiang Kelompok
Kapasitas daya dukung vertikal kelompok tiang ijin dapat dihitung dengan persamaan:
Qug = Qall x n x Eg
di mana:
Qug : Daya dukung kelompok (ton)
Qall : Daya dukung ijin (ton)
N : jumlah tiang kelompok
Eg : Efisiensi kelompok tiang
Syarat : Qug ≥ Pu
METODOLOGI PENELITIAN Pengumpulan Data
Data yang digunakan berupa data sekunder yang diperoleh dari pihak instansi yang terkait.
Klasifikasi data sekunder itu sendiri adalah data tanah, informasi desain struktur atas dan
arsitektur gedung, literatur-literatur penunjang, dan peta/denah yang berkaitan erat dengan
proses pemodelan dan desain tugas akhir ini.
Data sekunder yang diperoleh adalah desain struktur proyek, data penyelidikan tanah yakni
Peta Boring ITERA dan Bor Hole di titik 5.
Tabel 1. Data Penyelidikan Tanah (BH-5 ITERA) Kedalaman
(m)
Tebal Lapisan
(m) Layer N-SPT Deskripsi Tanah
2 2 1 29 sandy silty clay
4 2 1 24 sandy silty clay
6 2 1 44 sandy silty clay
8 2 1 14 sandy silty clay
10,5 2,5 2 30 clay
12 1,5 3 29 sandy silty clay
13,5 1,5 4 32 clay
15 1,5 5 26 sandy silty clay
17 2 6 62 clay
20 3 7 66 clay stone
Selain itu, data dasar struktur atas yang diperoleh adalah data teknis dan data pemodelan.
Data teknis berisi informasi berikut:
1. Jenis konstruksi yang digunakan adalah
konstruksi beton bertulang
2. Jenis tanah adalah tanah keras
3. Fungsi bangunan sebagai asrama
mahasiswa
4. Kategori gedung sebagai perumahan
atau hunian
5. Termasuk gempa wilayah 3 (tiga)
6. Berjumlah lima tingkat
Data Pemodelan yang diperoleh adalah:
1. Beton
Kuat desak (fc’) = 30000 kN/m2
Modulus Elastisitas = 25742960 kN/m2
Berat volume beton = 2400 kg/m3
Poisson ratio beton = 0,2
2. Jenis Kolom
Terdapat 4 jenis kolom yang diinputkan dalam desain struktur atas gedung, yaitu:
K1 = 470 x 470 mm
K2 = 570 x 570 mm
K3 = 370 x 370 mm
K4 = 170 x170 mm
3. Jenis Balok
Terdapat - jenis balok yang diinputkan dalam desain struktur atas gedung, yaitu:
B1 = 270 x 400 mm
B2 = 270 x 600 mm
B3 = 370 x 600 mm
B4 = 220 x 400 mm
B5 = 170 X 600 mm
B6 = 370 x 600 mm
B7 = 470 x 700 mm
B8 = 370 x 700 mm
4. Jenis Slab
Terdapat - jenis slab yang diinputkan dalam desain struktur atas gedung, yaitu S1 dengan
ukuran 120 mm dan S2 dengan ukuran 100m.
Metode Analisis
Dari data sekunder berupa gambar denah bangunan asrama yang telah didapatkan,
selanjutnya dilakukan pemodelan bangunan tersebut untuk menghitung sistem
pembebanannya. Pemodelan dilakukan menggunakan bantuan software ETABS.
Perhitungan pembebanan dilakukan pada titik yang paling kritis. Dari perhitungan tersebut
dapat diketahui besaran gaya geser dasar bangunan yang di desain.
Setelah pemodelan selesai, hal yang dilakukan adalah perhitungan desain pondasi.
Perhitungan diawali dengan menginisialisasi dimensi dan panjang bored pile. Kemudian
dilakukan perhitungan daya dukung aksial dan lateral tiang tunggal. Setelah itu akan
didapatkan desain awal konfigurasi group tiang, lalu dilakukan perhitungan terhadap daya
dukung group tiang pada titik-titik yang telah ditentukan. Jika sudah dibagi dengan faktor sf
(safety factor) dan dinyatakan sudah aman (ok) tahapan selanjutnya adalah mendesain
tulangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pemodelan Struktur Atas dengan Aplikasi ETABS
Pemodelan struktur atas dikerjakan dengan bantuan aplikasi ETABS, klasifikasi komponen-
komponen struktur diisi berdasarkan data struktur atas dan SNI gedung yang berlaku.
Pemodelan struktur atas juga diperhitungkan untuk mampu menahan gempa. Melalui
pemodelan tersebut diperoleh hasil berikut:
Tabel 2. Beban Maximum pada Struktur Atas Beban Max
(Ton)
Perkiraan Tipe Tipe Pondasi Berdasarkan
Pondasi Desain Proyek
95,41 P-1 PC-5
52,96 P-2
PC-6
56,59 PC-4
Lokasi terjadinya beban maksimum tersebut dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 1. Lokasi Beban Maksimum pada Denah Gedung
Perhitungan Daya Dukung Lapangan Berdasarkan Data Nilai N-SPT
Perhitungan pondasi tiang bor pada proyek ini direncanakan kembali dengan klasifikasi
panjang pondasi 4,15m (sesuai desain), diameter pondasi 0,4m dan dengan faktor keamanan
(fs) 3. Dengan persamaan Meyerhof, dihitung daya dukung tanah menggunakan diameter
0,4, 0,6m dan 0,8m. Resume hasil perhitungan daya dukung ijin (Qall) dengan diameter-
diameter tersebut disajikan pada tabel 3.
Tabel 3. Resume Hasil Perhitungan Daya Dukung Ijin (Qall) dengan diameter berbeda Diameter
(m)
Ap
(m2)
As
(m2)
Qp
(Ton)
Qs
(Ton)
Qult
(Ton)
Qall
(Ton)
0,4 0,13 1,26 173,49 15,65 189,14 63,05
0,6 0,28 1,89 356,40 23,48 379,88 126,63
0,8 0,50 2,51 573,26 31,30 604,56 201,52
Perhitungan Beban Maksimum Akibat Struktur Atas yang diterima oleh Tiang
Diamter pondasi yang digunakan adalah 0,4m dan jumlah tiang sebanyak 2. Kemudian
dengan persamaan yang ada, maka Pmax dapat dihitung dengan memperhatikan konfigurasi
tiang pada gambar 2.
Gambar 2. Konfigurasi Pondasi Tiang Kelompok
P = V
n+
Mx.y
ny.Σy2+
My.x
nx.Σx2≤ Qult
Dengan nilai Qall sebesar 63,05Ton, maka dengan persamaan tersebut Pmax untuk P-1 dan
P-2 dapat dihitung. Sehingga diperoleh hasil Pmax(1) sebesar 51,82Ton dan Pmax(2)
sebesar 30,28Ton. Dengan syarat Pmax ≤ Qall, maka konfigurasi tiang kelompok tersebut
dinyatakan aman.
Perhitungan Efisiensi Tiang Kelompok
Efisiensi kelompok tiang dihitung berdasarkan rumus Converse-Labbarre dari Uniform
Building Code AASHTO adalah:
Eg = 1 − arctanD
Sx
(m − 1)n + (n − 1)m
90mn
Sehingga diperoleh Eg sebesar 0,878.
Perhitungan Daya Dukung Tiang Kelompok
Kapasitas daya dukung vertikal kelompok tiang ijin adalah hasil kali nilai daya dukung ijin
(Qall) dengan jumlah tiang (n) dan nilai efisiensi tiang kelompok (Eg). Sehingga diperoleh
kapasitas daya dukung tiang kelompok (Qug) adalah sebesar 110,83Ton. Nilai Qug tersebut
melebihi beban maksimum yang terjadi pada struktur atas (95,41Ton), maka dinyatakan
memenuhi syarat.
Analisis Kuat Dukung Tiang Desain Proyek
Pertama-tama dengan data pemodelan struktur atas pada aplikasi ETABS (lihat tabel 2),
dihitung Qall yang terjadi dengan diameter untuk masing-masing jenis pondasi sesuai desain
proyek. Hasil perhitungan tersebut disajikan pada tabel 4.
Tabel 4. Perhitungan daya dukung ijin dengan diameter pondasi desain asli Tipe Pondasi
Desain
Diameter
(m)
Ap
(m2)
As
(m2)
Qp
(Ton)
Qs
(Ton)
Qult
(Ton)
Qall
(Ton)
PC-5 1,3 1,33 4,09 1513,76 50,87 1564,62 521,54
PC-6 1,5 1,77 4,71 2015,36 58,69 2074,05 691,35
PC-4 1,8 2,55 5,66 3411,26 70,43 3481,69 1160,56
Dengan persamaan perhitungan beban sentris untuk tiang tunggal, nilai Pmax pada masing-
masing jenis pondasi yang menerima beban maksimum pada struktur atas dihitung kembali.
Sehingga diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Analisis Kuat Dukung Tiang Pondasi Desain Proyek
Tipe Pondasi
Desain
Nilai Qall yang
berlaku
Pmax
Pmax ≤ Qall?
(Ton/m2) (Ton/m2)
PC-5 239,24 164,98 Ok
PC-6 290,14 236,40 Ok
PC-4 231,82 143,17 Ok
Dari perhitungan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa seluruh desain pondasi
pada titik maksimum tersebut aman dan mampu menahan beban struktur atas yang
tersalurkan.
Penulangan Pada pendesainan tulangan bor terdapat dua jenis tulangan, yaitu tulangan utama (tulangan
longitudinal) tulangan geser (tulangan tranversal). Tulangan Longitudinal didesain melalui
pemodelan menggunakan aplikasi PCA Col 3.63. Hasil yang diperoleh adalah desain
tulangan longitudinal 8-D16 dengan presentase 1,27%.
Sedangkan desain tulangan tranversal dihitung secara manual dengan desain tulangan
minimum. Sehingga diketahui bahwa tulangan geser yang perlu digunakan adalah 1 D10-
150.
Perbandingan Hasil Desain Alternatif dengan Desain Proyek
Berdasarkan hasil perhitungan dan data proyek diperoleh informasi pondasi yang dapat
dilihat pada tabel 6.
Jenis Pondasi Jenis
Tiang
Diameter
(m)
Jumlah Cap Jumlah Tiang
Tinggi
Tiang
(m)
Tulangan
Utama
Tulangan
Sengkang
Desain Proyek
PC1
PC2
PC3
PC4
PC5
PC6
0,8
1
1,1
1,3
1,5
1,8
1
12
22
30
16
2
83
4,15
14 D22
21 D22
26 D22
35 D22
47 D22
67 D22
Sp. D12 150
Desain Alternatif PC-1 0,4 80 160 4,15 8 D16 Sp. D10 150
KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan pada perencanaan pondasi bored pile
pada proyek pembangunan gedung asrama mahasiswa di kampus Institut Teknologi
Sumatera, maka diperoleh kesimpulan bahwa pondasi yang digunakan adalah pondasi bored
pile tiang kelompok dengan jumlah tiang per cap 2 tiang. Masing-masing tiang memiliki
diameter 0,4m dan tinggi 4,15m. Selain itu, berdasarkan data struktur dari proyek diperoleh
informasi bahwa, jumlah tiang yang digunakan adalah 83 tiang. Dengan spesifikasi pondasi
bored pile tiang tunggal, diameter pondasi dan cap yang digunakan berjumlah 6 mulai dari
ukuran 0,8m, 1m, 1,1m, 1,3m, 1,5m hingga 1,8m. Tulangan yang digunakan pada data
proyek adalah 21-D22 untuk tulangan utama dan tulangan spiral D12-150 untuk tulangan
sengkang. Sedangkan memalui hasil desain alternatif ini diperoleh hasil penggunaan pondasi
bored pile tiang kelompok, dengan spesifikasi masing-masing cap berjumlah 2 tiang dengan
ukuran diameter 0,4 dan tinggi 4,15m per tiang. Pada tulangan desain alternatif ini digunakan
tulangan utama 8D-16 dan tulangan sengkang spiral D10-150.
DAFTAR PUSTAKA Asroni, Ali. 2010. Kolom Pondasi dan Balok T Beton Bertulang. Yogyakarta: Graha.
Bowles, Joseph E. 1997. Analisis dan Desain Pondasi Jilid 2, Edisi Keempat. Jakarta:
Erlangga.
Das, Braja. M. 1995. Mekanika Tanah (Prinsip – Prinsip Rekayasa Geoteknis)
Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Gunawan, Rudi. 1983. Pengantar Teknik Pondasi. Yogyakarta: Kanisius.
Pratikto. 2009. Konstruksi Beton I. Bahan Ajar. Jakarta: Program SI Teknik Sipil
Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung tahun 1987.
SNI 1726:2012 mengenai “Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan
gedung dan non gedung”.
SNI 1727:2013 mengenai “Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan
struktur lain”.
LAMPIRAN Gambar 1 adalah denah pondasi desain alternatif dan gamabr 2 adalah detail penulangannya.
Sedangkan gambar 3 dan 4 adalah konfigurasi tulangan desain proyek.
4000 4000 4000 4000 4000 4000 4000 4000 6000 4000 4000 4000 4000 4000 4000 4000 4000
70000
20
00
20
00
30
00
1000
20
00
40
00
20
00
1000
30
00
20
00
20
00
24
00
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
D'
D
C'''
C''
C'
C
B
B'
B''
A
A'
B'''
20
00
20
00
30
00
1000
20
00
40
00
20
00
1000
30
00
20
00
20
00
24
00
0
D'
D
C'''
C''
C'
C
B
B'
B''
A
A'
B'''
4000 4000 4000 4000 4000 4000 4000 4000 6000 4000 4000 4000 4000 4000 4000 4000 4000
70000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
DENAH PONDASI
SKALA 1 : 1000KODE
GAMBARNOMOR
LEMBARSKALA
JUDUL GAMBAR :
DENAH PONDASI
1 : 100 G1 1
KODE
GAMBARNOMOR
LEMBARSKALA
JUDUL GAMBAR :
400
400
400
1200
A A
400400600400400
2200
PONDASI TIPE P-1SKALA 1 : 100
Tulangan Utama 8D-16
Sengkang Spiral D10-150
400
200 200
POTONGAN BSKALA 1 : 100
B B
400 400 600 400 400
POTONGAN ASKALA 1 : 100
850
4150
1 : 100 G2 2
PENULANGAN