essay argumentatif - guru sebagai fasilitator siswa dalam persiapan menghadapi masyarakat ekonomi...

11
GURU SEBAGAI FASILITATOR SISWA DALAM PERSIAPAN MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Nur Aji Pratiwi PBSI FBS UNY 1. Latar Belakang Pada tahun 2015, negara-negara ASEAN mulai membentuk sebuah himpunan yang disebut Masyarakat Ekonomi Asean atau MEA. MEA merupakan pasar tunggal yang disetujui oleh negara-negara di ASEAN. Dibentuknya MEA ini bertujuan untuk mempermudah kerja sama antarnegara di ASEAN. Tidak hanya disatu bidang ekonomi saja melainkan disegala bidang termasuk pendidikan. Dengan adanya MEA masing- masing negara di ASEAN dapat menumbuhkan potensi dan kesiapannya dalam menghadapi tantangan yang melingkupi proses pembentukan MEA tersebut. Isu-isu yang mulai terdengar akan mudahnya keluar masuk warga negara asing ke Indonesia, merupakan salah satu tantangan untuk Indonesia. Indonesia harus mempersiapakan calon-calon pesaing yang berkualitas salah satunya guru yang dijadikan sebagai fasilitator siswa dalam menunjang peserta didik atau anak-anak bangsa Indonesia agar tidak mudah dikalahkan dan dapat bersaing dengan anak-anak dari negara-negara ASEAN lainnya. 2. Tujuan Mendampingi menumbuhkan semangat dan menciptakan berbagai kreatifitas anak-anak bangsa merupakan tugas

Upload: nur-aji-pratiwi

Post on 20-Mar-2017

29 views

Category:

Presentations & Public Speaking


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Essay Argumentatif - Guru sebagai Fasilitator Siswa dalam Persiapan Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

GURU SEBAGAI FASILITATOR SISWA DALAM PERSIAPAN

MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

Nur Aji Pratiwi

PBSI FBS UNY

1. Latar Belakang

Pada tahun 2015, negara-negara ASEAN mulai membentuk sebuah himpunan

yang disebut Masyarakat Ekonomi Asean atau MEA. MEA merupakan pasar tunggal

yang disetujui oleh negara-negara di ASEAN. Dibentuknya MEA ini bertujuan untuk

mempermudah kerja sama antarnegara di ASEAN. Tidak hanya disatu bidang

ekonomi saja melainkan disegala bidang termasuk pendidikan. Dengan adanya MEA

masing-masing negara di ASEAN dapat menumbuhkan potensi dan kesiapannya

dalam menghadapi tantangan yang melingkupi proses pembentukan MEA tersebut.

Isu-isu yang mulai terdengar akan mudahnya keluar masuk warga negara asing ke

Indonesia, merupakan salah satu tantangan untuk Indonesia. Indonesia harus

mempersiapakan calon-calon pesaing yang berkualitas salah satunya guru yang

dijadikan sebagai fasilitator siswa dalam menunjang peserta didik atau anak-anak

bangsa Indonesia agar tidak mudah dikalahkan dan dapat bersaing dengan anak-anak

dari negara-negara ASEAN lainnya.

2. Tujuan

Mendampingi menumbuhkan semangat dan menciptakan berbagai kreatifitas

anak-anak bangsa merupakan tugas seorang guru. Selain memberikan ilmu, guru juga

bertindak sebagai oang yang memfasilitasi anak didiknya untuk menjadi anak yang

baik bagi kemajuan bangsa dan negara. Dengan berbagai strategi, metode, dan media

pembelajaran yang digunakan dapat dijadikan alat untuk memfasilitasi anak-anak

dalam meningkatkan kreatifitasnya sehingga dapat pula menjadi bekal untuk masa

depan menjadi manusia yang memiliki tingkat SDM tinggi maupaun bekal dalam

menghadapi pendidikan di era MEA ini.

Page 2: Essay Argumentatif - Guru sebagai Fasilitator Siswa dalam Persiapan Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

PERAN GURU SEBAGAI FASILITATOR KREATIVITAS SISWA

Guru memiliki peran penting didunia pendidikan, sebagai seorang komunikator, motivator,

dan fasilitator yang bertugas sebagai penunjuk arah bagi anak-anak bangsa. Meningkatkan

mutu dan kualitas guru sangat diperlukan. Pemerintah perlu meningkatkan dengan

memberikan pelatihan terhadap guru agar guru dapat terus mengembangkan ilmu yang

dimiliki yang nantinya akan diberikan oleh anak didiknya. Adanya MEA guru-guru Indonesia

mulai bisa mengembangkan sayapnya dalam hal mengajar lintas negara ASEAN. Namun,

sebelum hal tersebut diterapkan, ada baiknya guruguru bangsa memperbaiki dunia

pendidikan di Indonesia. Dalam hal persaingan didunia pendidikan tidak hanya dirasakan

oleh guru saja melainkan siswa-siswanya. Persaingan sehat melalui kreativitas merupakan

salah satu ajang membuktikan kepada dunia jika anak bangsa Indonesia memiliki bakat yang

luar biasa. Tentunya dalam mengembangkan bakat kreativitas ini siswa tidak serta merta

berusaha sendiri melainkan membutuhkan seorang motivator dan fasilitator yakni Guru.

Sebagai komunikator, dalam mengajarkan bahan-baha ilmu pengetahuan guru mengalihkan

pengetahuan, sikap, dan ketrampilan kepada siswa dan membuat mereka mampu menyerap,

menilai, dan mengembangkan secara mandiri ilmu yang dipelajari. Sebagai motivator, guru

menimbulkan minat dan semangat pada siswa untuk secara terus-menerus mempelajari dan

mendalami ilmunya. Guru terus berupaya untuk merangsang siswanya agar mau dan senang

belajar. Sebagai fasilitator, guru berupaya untuk mempermudah dan memperlancar proses

belajar bagi siswanya. Guru sebagai fasilitator juga harus bisa membangun anak-anak bangsa

dalam menciptakan kreativitas yang profesional dan mumpuni. Agar harapan bangsa

Indonesia sebagai tuan rumah MEA dapat membawa nama baik bangsa melalui kreativitas

anak-anak bangsa. Saat ini pemerintah ikut berkontribusi dengan mulai bergerak

memperbaiki segala bidang dan infrastruktur termasuk pendidikan. Pendidikan Indonesia kini

menerapkan kurikulum K13. Kurikulum K13 merupakan kurikulum yang menjadikan siswa

harus bisa mandiri dan mengembangkan kemampuannya sendiri, sedangkan tugas guru hanya

sebagai pendamping siswa. Dengan adanya kurikulum seperti ini yang menomorsatukan

keaktifan siswa merupakan salah satu usaha pemerintah dalam menghadapi era MEA yang

sudah tak tanggung-tanggung lagi adanya permudahan masuk keluarnya tenaga kerja.

Namun, peran sebagai fasilitator siswa belum sepenuhnya dapat dilaksanakan oleh beberapa

guru di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Mengingat Indonesia merupakan negara

kepulauan yang disatukan oleh laut menyebabkan pemerataan pendidikan antara kota dengan

pelosok negeri mengalami kesulitan dan perbedaan. Dalam mengantisipasi masalah ini,

pemerintah juga mulai mendirikan program SM3T. Lulusan calon-calon guru ini harus bisa

Page 3: Essay Argumentatif - Guru sebagai Fasilitator Siswa dalam Persiapan Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

bertahan hidup di pelosok negeri demi menyebarkan ilmunya agar anak-anak bangsa di

pelosok negeri bisa memperoleh ilmu yang setara dengan anak-anak kota. Meskipun

terkendala oleh fasilitas seperti teknologi, calon-calon guru harus memperhatikan bakat dari

anak-anak agar dapat terus berkembang. Hal itu, merupakan salah satu usaha untuk

mengetahui kreativitas anak-anak yang ada di pelosok negeri.

Dalam menjalankan sebagai fasilatator, guru harus memiliki kecakapan dalam menghadapi

sikap siswa karena dalam proses pembelajaran siswa merupakan titik sentral dan bukan lagi

sebagai objek namun sebagai subjek. Karena hanya mendampingi siswa dalam berkarya, aktif

dalam mengemukakan pendapat, sekaligus juga membantu memecahkan masalah. Guru juga

harus siap sedia dalam berdiskusi dan belajar bersama dengan siswa sekaligus menciptakan

suasana belajar nyaman dan ceria agar dapat memudahkan siswa dalam mengeluarkan ide

dan kreativitasnya.

Mencipatakan kesuksesan dalam kegiatan pembelajaran adalah keinginan guru, oleh akrena

itu agar guru dapat menjalankan perannya sebagai fasilatator, guru dapat memenuhi prinsi-

prinsip yang dapat dikembangkan dengan menerapkannya pada siswa, adapun beberapa cara

agar siswa dapat belajar dengan baik, yaitu:

- Siswa secara penuh dapat mengambil bagian dalam setiap aktivitas pembelajaran.

- Apa yang dipelajari oleh siswa dapat bermanfaat dan disampaikan secara praktis

- Siswa memiliki kesempatan untuk memanfaatkan materi yang diberikan guru dengan

mengembangkan melalui bakat, keterampilannya.

- Pembelajaran dapat dipertimbangkan sesuai dengan pengalaman-pengalaman dan

daya pikir siswa.

- Menciptakan hubungan baik antara siswa dengan guru, agar dalam kegiatan belajar

guru dapat leluasa menyampaiakan materi dan siswa dapat menerima dengan baik.

Sikap dan minat siswa merupakan modal dalam berkegiatan yang kreatif. Jika sikap dan

minat ini sudah dipupuk sejak dini, maka akan timbul sikap mental yang menghasilkan anak-

anak menjadi seseorang yang berguna seperti ilmuwan, teknokrat, atau wiraswastawan yang

mampu membangun baik diri sendiri maupun masyarakat dan negaranya. Selain itu, menjadi

fasilatator siswa harus memiliki sikap yang rendah hati, sabar, mau mendengarkan keluh

kesah siswa, terbuka, berpikiran positif, dan tentunya mendekatkan diri dengan siswa.

Dengan melakukan hal-hal seperti itu, siswa tidak akan merasa tertekan dan dapat menikmati

kegiatan belajar bersama guru. Sehingga siswa bisa lebih terbuka dan mudah diajak untuck=

aktif dan berkreasi.

Page 4: Essay Argumentatif - Guru sebagai Fasilitator Siswa dalam Persiapan Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

PENGARUH KREATIVITAS SISWA DI ERA MEA

Kreativitas ialah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkan

dalam pemecahan masalah. Kreativitas meliputi baik ciri-ciri kognitif (aptitude) seperti

kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan kealian (orisinilitas) dalam pemikiran maupun ciri-

ciri afektifitas (non-aptitude) seperti rasa ingin tahu, senang engajukan pertanyaan, dan selalu

ingin mencari pengalaman baru.

Dengan terus mengasah bakat dan kemampuan siswa secara langsung kreativitas siswa ikut

berkembang. Kreativitas di era MEA ini sangat dinantikan, menciptakan sesuatu hal yang

bisa digunakan sebagai modal persaingan dengan negara-negara lain.

Namun, jika hanya mengandalkan kreativitas anak-anak bangsa tanpa mengajarkan tentang

sifat kepribadian bangsa tidaklah bisa berjalan lancar. Mengingat guru merupakan seorang

fasilitator yang mendidik sekaligus membentuk pribadi anak-anak bangsa yang sopan dan

beretika. Dua hal tersebut saling berkaitan, karena dengan bakat dan kreativitas yang unggul

anak-anak harus memiliki etika baik. Dunia pendidikan harus membentuk pribadi anak

dengan memperkayanya dengan sumber-sumber kebudayaan manusia, yakni dengan

mengajarkan mata pelajaran-mata pelajaran. Apabila pendidikan Indonesia mengabaikan

pribadi anak-anak yang berlandaskan budaya bangsa hal itu bisa menjadi bumerang yang

akan melumpuhkan bangsa Indonesia.

Saat ini, pendidikan Indonesia menggunakan kurikulum yang mengusahakan peserta didik

untuk mandiri. Bahkan, disetiap sekolah di Indonesia khususnya sekolah kejuruan memiliki

basis kurikulum yang berbeda-beda. Salah satunya adanya kurikulum yang berbasis Industri,

Jadi Mutu Pendidikan di Sekolah yang menggunakan basis industri ini mengikuti bagaimana

mutu yang diminta industri. Di sekolah ini sudah ada Industri Mandiri yakni Lampu LED

KAAFF, kelebihannya selain karya anak negeri yakni sudah mendapat lisensi produk Eropa

(CE) dan Keamanan Internasional (RoHS). Jadi siswa di sekolah ini mengerti langsung

proses produksi mulai dari Logistik, Quality Control hingga Pemasarannya. LED KAAFF

adalah salah satu prakarya siswa yang sudah menjadi produk massal. Proses untuk menjadi

sebuah produk massal dimulai dari kegiatan Prakarya siswa di Pembelajaran Sabtu-Minggu

(Persami). Di Persami inilah secara beberapa bulan akan dihasilkan karya-karya baru dari 10

kelompok parakarya siswa yang ada. Kreativitas siswa yang menghasilkan Prakarya inilah

yang diapreisasi oleh lembaga dan yayasan untuk diuji dengan industri yang terkait apakah

layak untuk diproduksi massal. Produktivitas prakarya yang dihasilkan dari keterampilan

siswa merupakan kekuatan untuk menjadikan Indonesia juara MEA dibidang pendidikan.

Page 5: Essay Argumentatif - Guru sebagai Fasilitator Siswa dalam Persiapan Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

Meski memang usaha ini perlu dapat dukungan banyak pihak agar Produk buatan anak negeri

yang sudah memenuhi standar ASEAN atau bahkan dunia.

Sekolah dengan kurikulum Industri seperti ini bisa jadi salah satu bahan rujukan bahwa di

negeri ini masih ada lembaga pendidikan yang memperhatikan pengembangan kreativitas dan

produktifitas. Internet yang berkembang membuat banyak orang bisa mudah mengakses

informasi.

Dengan contoh diatas, membuktikan kreativitas siswa dapat unggul dikancah internasional

yang bisa membawa nama baik bangsa sekligus menjadi usaha untuk bersaing di era MEA

ini. Adanya MEA merupakan sebuah peluang bagi bangsa Indonesia, karena adanya tuntutan

dalam hal persaingan baik tenaga kerja, lapangan kerja, sampai hasil kerja menjadikan

pemerintah Indonesia terus menggiat kegiatan yang bisa menunjang kreativitas.

Pengaruh kreativitas siswa atau anak-anak bangsa sangatlah kuat, dengan diberikan bekal

oleh guru maupun sekolah, anak-anak bangsa memiliki ilmu dan keterampilan sehingga dapat

dengan mudah menghadapi persaingan di era MEA ini.

Pun demikian jika negeri ini banyak memiliki anak muda yang kreativitas, inovasi dan

produktifitas yang tinggi juga bisa mudah diketahui. Jika sesama bangsa tak saling support,

kadang bisa jadi bahan negara lain untuk mengadopsinya. Oleh karenanya, peran serta

pendidikan Indonesia yang membantu dengan memberikan fasilitas dapat membuat hasil

karya anak bangsa ini bisa sangat membantu ditengah banyaknya karya produk negara lain.

Simpulan

Guru merupakan pekerjaan yang sangat dibutuhkan didunia pendidikan yang diharapkan

dapat membawa anak-anak didik bangsa menjadi anak yang berguna yang membawa nama

baik bangsa. Salah satu peran guru didunia pendidikan yakni sebagai fasilatator siswanya.

Sebagai pendamping mengembangkan kreativitas anak-anak bangsa, guru juga membantu

mewujudkan cita-cita bangsa melalui bakat dan kemampuanpeserta didik. Ditambah saat ini

di era MEA yangmana persaingan didunia pendidikan amatlah ketat, baik pemerintah

maupun guru harus memiliki strategi-strategi yang dapat meningkatkan daya kreativitas anak-

anak. Memberikan fasilitas-fasilitas baik kecanggihan teknologi maupun buku itu perlu

diberikan kepada anak-anak, hal itu dapat menambah sumber menciptakan kreativitasnya.

Guru juga perlu memberikan semangat kepada anak-anak didiknya dengan terus tekun dan

ulet dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas karena ketekunan dan keuletan sangat

menentukan keberhasilan seseorang, disamping kemampuan kreativitas yang tinggi. Di era

MEA ini semua dituntut harus bisa bersaing, dengan kreativitas siswa yang bagus dan maju

Page 6: Essay Argumentatif - Guru sebagai Fasilitator Siswa dalam Persiapan Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

dan dapat diunggulkan merupakan salah satu usaha untuk mengenalkan ke negara lain, guru

sebagai fasilitator harus bisa membuat anak-anak menciptakan kreativitas yang baik agar

negara lain bisa mengagumi atau bahkan tertarik untuk ikut mempelajari. Selain itu,

memberikan wawasan tentang budaya Indonesia dan etika bangsa juga perlu diberikan agar

anak-anak bangsa tidak dibodohi oleh bangsa lain. Dengan kreativitas anak-anak bangsa yang

baik dan unggul merupakan salah satu usaha pemerintah didunia pendidikan dalam

persaingan di era MEA.

Page 7: Essay Argumentatif - Guru sebagai Fasilitator Siswa dalam Persiapan Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

Daftar Pustaka

Mursell. J, Nasution. 1995. Mengajar dengan Sukses . PT Bumi Aksara: Jakarta

Semiawan, Conny, dkk. 1987. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah . PT

Gramedia: Jakarta

https://www.islampos.com/guru-menjadi-fasilitator-bagi-peserta-didik.html. diakses pada

tanggal 5 Januari 2017 pukul 14:10 WIB

https://uny.ac.id/berita/guruu-profesional-siap-songsong-mea.html . diakses pada tanggal 5

Januari 2017 pukul 14:30 WIB

Muliasari, Cut. “Peran Pendidikan dalam Menghadapi AEC 2015” 5 Januari 2017

m.kompasiana.com/cutamulia/peran-pendidikan-dalam-menghadapi-aec-2015.html.

Hariadi, Selamet. “Jadikan Indonesia Juara MEA dengan Kreativitas Anak Muda” 5 Januari

2017 m.kompasiana.com/selamethariadi/jadikan-indonesia-juara-mea-dengan-kreativitas-

anak-muda.html.

Wisnu, Andangjaya. “MEA dan Pendidikan yang Berkualitas” 5 Januari 2017 m.kompasiana.com/wisnuandangjaya/mea-dan-pendidikan-yang-berku