epidemiologi kd2

71
MK. EPIDEMIOLOGI MK. EPIDEMIOLOGI KD 2 KD 2

Upload: handityo-pramadhana

Post on 25-Nov-2015

65 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • MK. EPIDEMIOLOGIKD 2

  • RANCANGAN PENELITIAN CROSS SECTIONAL

  • DEFINISISurvey cross sectional merupakan suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi atau hubungan antara faktor-faktor resiko dengan dampak/efek, dgn cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach).

    Faktor risiko dan dampak atau efeknya diobservasi pada saat yang sama, artinya tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan.

  • faktor risiko serta dampak diukur menurut keadaan atau status pada saat observasi/ pemeriksaan.

    Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama. Desain ini dapat mengetahui dengan jelas mana yang jadi pemajan dan outcome, serta jelas kaitan hubungan sebab akibatnya (Notoatmodjo, 2002).

  • Angka rasio prevalensi memberi gambaran tentang prevalensi suatu penyakit di dalam populasi yang berkaitan dengan faktor risiko yang dipelajari atau yang timbul akibat faktor-faktor risiko tertentu.

  • peneliti hanya mengobservasi fenomena pada satu titik waktu tertentu. Penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, ataupun eksplanatif, penelitian cross-sectional mampu menjelaskan hubungan satu variabel dengan variabel lain pada populasi yang diteliti, menguji keberlakuan suatu model atau rumusan hipotesis serta tingkat perbedaan di antara kelompok sampling pada satu titik waktu tertentu.

  • Namun penelitiancross sectionaltidak memiliki kemampuan untuk menjelaskan dinamika perubahan kondisi atau hubungan dari populasi yang diamatinya dalam periode waktu yang berbeda, serta variabel dinamis yang mempengaruhinya (Nurdini, 2006).

  • Tujuan penelitian cross sectional menurut Budiarto (2004) yaitu sebagai berikut:1. Mencari prevalensi serta insidensi satu atau beberapa penyakit tertentu yang terdapat di masyarakat.2. Memperkirakan adanya hubungan sebab akibat pada penyakit-penyakit tertentu dengan perubahan yang jelas.3. Menghitung besarnya resiko tiap kelompok, resiko relatif, dan resiko atribut.

  • Perbedaan Cross Sectional

    Deskriptif cross sectional: hanya sekedar mendeskripsikan distribusi penyakit dihubungkan dengan variabel penelitian, Analitik cross sectional: diketahui dengan jelas mana yang jadi pemajan dan outcome, serta jelas kaitan hubungan sebab akibatnya. Contoh penelitian deskriptif cross sectional adalah angka kejadian diare di Desa B tahun 2005 Contoh penelitian analitik cross sectional adalah hubungan pendidikan orang tua dengan kejadian diare yang diukur pada waktu bersamaan.

  • Ciri-ciri penelitiancross sectionalmenurut Budiarto (2004)1. Pengumpulan data dilakukan pada satu saat atau satu periode tertentu dan pengamatan subjek studi hanya dilakukan 1kali selama 1penelitian.2. Perkiraan besarnya sampel dihitung tanpa memperhatikan kelompok yang terpajan atau yg tidak terpajan.3. Pengumpulan data dapat diarahkan sesuai dengan kriteria subjek studi. Misalnya hubungan antara Cerebral Blood Flow pada perokok, bekas perokok dan bukan perokok.

  • 4. Tidak terdapat kelompok kontrol & tidak terdapat hipotesis spesifik.5. Hubungan sebab akibat hanya berupa perkiraan yang dapat digunakan sebagai hipotesis dalam penelitian analitik atau eksperimental.

  • Kelebihan studi cross-sectional:Kelebihan rancangan studi potong lintang adalah kemudahannya untuk dilakukan dan murah, sebab tidak memerlukan follow-up, dan hasilnya cepat diperoleh Jika tujuan penelitian sekedar mendeskripsikan distribusi penyakit dihubungkan dengan paparan faktor-faktor penelitian, maka studi potong lintang ini merupakan rancangan studi yang cocok, efisien dan cukup kuat di segi metodologik.

  • memungkinkan penggunaan populasi dari masyarakat umum, tidak hanya para pasien yang mencari pengobatan, hingga generalisasinya cukup memadaiSelain itu seperti penelitian observasional lainnya, studi potong lintang tidak memaksa subjek untuk mengalami faktor yang diperkirakan bersifat merugikan kesehatan (faktor resiko). Demikian pula, tidak ada subjek yang kehilangan kesempatan memperoleh terapi yang diperkirakan bermanfaat, bagi subjek yang kebetulan menjadi kontrol.

  • Dapat dipakai untuk meneliti banyak variabel sekaligusJarang terancam loss to follow-up (drop out)Hasil penelitian dapat dimasukkan ke dalam tahapan pertama suatu penelitian kohort atau eksperimen, tanpa atau dengan sedikit sekali menambah biayaDapat dipakai sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang bersifat lebih konklusifMembangun hipotesis dari hasil analisis

  • Kekurangan penelitian cross sectional:Dibutuhkan subyek penelitian yang relatif besar atau banyak, dgn asumsi variabel bebas yg berpengaruh cukup banyak.Kurang dapat menggambarkan proses perjalanan/ perkembangan penyakit secara tepat.Faktor-faktor risiko tidak dapat diukur secara akurat dan akan mempengaruhi hasil penelitian.Nilai prognosa atau prediksinya (daya ramal) lemah atau kurang tepat.

  • Sulit untuk menentukan sebab akibat karena pengambilan data risiko dan efek dilakukan pada saat yang bersamaan (temporal relationship tidak jelas)Studi prevalensI lebih banyak menjaring subyek yang mempunyai masa sakit yg panjang daripada yang mempunyai masa sakit yg pendek, karena inidividu yg cepat sembuh atau cepat meninggal mempunyai kesempatan yang lebih kecil untuk terjaring dalam studiTidak praktis untuk meneliti kasus yang jarangData studi potong lintang hanya bermanfaat untuk merumuskan hipotesis daripada untuk mengujinya

  • Korelasi faktor risiko dgn dampaknya adalah paling lemah bila dibandingkan dgn rancangan penelitian analitik yang lainnya.Kesimpulan hasil penelitian berkaitan dgn kekuatan rancangan yg disusun. Umumnya kekuatan rancangan yang baik adalah sekitar 40%, artinya hanya sebesar 40% variabel bebas atau faktor risiko mampu menjelaskan variabel terikat atau dampak, sisanya yaitu yg 60% tidak mampu dijelaskan dengan model yang dibuat.

  • Jika yg diteliti pengaruh paparan thd kejadian penyakit (baru diamati), data yg dipakai hrs insidensi, bukan prevalensi. Penggunaan data prevalensi sbg pengganti data insidensi mengakibatkan bias prevalensi-insidensi Neyman. Jika meneliti penyakit yg berdurasi pendek& memiliki mortalitas tinggi (mis. Infark otot jantung/MI) maka penggun. prevalensi mengakibatkan penghitungan frekuensi penyakit mjd kurang dari yg sebenarnya (tjd bias prevalensi-insidensi Neyman. )

  • RANCANGAN/DESAIN PENELITIAN CROSS SECTIONAL

  • Langkah-langkah penelitian cross sectional1. Mengidentifikasi variabel-variabel penelitian dan mengidentifikasi faktor resiko dan faktor efek.2. Menetapkan subjek penelitian.3. Melakukan observasi atau pengukuran variabel- variabel yg merupakan faktor resiko dan efek sekaligus berdasarkan status keadaan variabel pada saat itu (pengumpulan data)4. Melakukan analisis korelasi dg cara membandingkan proporsi antar kelompok-kelompok hasil observasi (pengukuran).

  • CONTOH:Ingin mengetahui hubungan antara anemia besi pada ibu hamil dengan berat badan bayi lahir (BBL), dengan menggunakan rancangan atau pendekatan cross sectional (Notoatmodjo, 2002). Tahap pertama: mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti dan kedudukan masing-masing: 1) Variabel dependen (efek): Berat badan bayi lahir 2) Variabel independen (resiko): Anemia besiTahap Kedua: menetapkan studi penelitian atau populasi dan sampelnya.

  • Subjek penelitian adalah ibu-ibu yg baru melahirkan, namun perlu dibatasi dari daerah mana mereka diambil, apakah di lingkup Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Bersalin, atau Rumah Bersalin. Demikian pula batas waktunya juga ditentukan. Kemudian cara pengambilan sampelnya, apakah bedasarkan teknik random atau non random.Tahap Ke3: melakukan pengumpulan data, observasi atau pengukuran terhadap variabel dependen dan independen (dalam waktu yg sama). Caranya, mengukur berat badan bayi yg baru dilahirkan dan memeriksa Hb darah ibu.

  • Tahap Ke 4: mengolah dan menganalisis data dg cara membandingkan antara berat badan bayi lahir dengan Hb darah ibu. Dari analisis ini akan diperoleh bukti ada atau tidak adanya hubungan antara anemia besi dengan berat badan bayi lahir.

  • Contoh penelitian Cross sectional bersifat analitik yang dikutip dalam Budiarto (2004) yaitu hubungan antara anemia dengan kelahiran bayi dg berat badan lahir rendah (BBLR). Pada setiap ibu hamil yg akan melahirkan dilakukan pemeriksaan Hb kemudian setelah bayi lahir ditimbang berat badannya. Kriteria inklusi adalah persalinan normal/fisiologis dengan kehamilan yang cukup bulan. Batasan untuk anemia adalah Hb kurang dari 11gr%.

  • BBLRANEMI + - JUMLAH RESIKO + 15 85 100 0,15 - 8 92 100 0,008JUMLAH 23 177 200

    Hasil dari tabel tersebut menunjukkan bahwa resiko anemia terhdp BBLR 2X lebih besar dibandingkan dg tidak anemia. Resiko atribut (RA) = 0,15 0,08 = 0,07. Ini berarti bahwa resiko BBLR yg dapat dihindarkan bila tidak terjadi anemia pada ibu hamil sebesar 0,07.

  • Analisis data dlm penelitian ini menggunakan uji Chi-Square untuk menguji hubungan atau pengaruh dua buah variabel nominal dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel nominal lainnya (Wijayanto, 2009). {(15x92)(85x8)} 2 x 200 X2 = 100x100x38x162X2 = 95772000/61560000 = 1,56X2 0,05;dk=1 = 3,84P > 0,05

  • Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara anemia dan BBLR. Penelitian ini dilakukan dg pendekatancross sectional karena pengumpulan data dilakukan pada waktu yg hampir bersamaan, tetapi bersifat analitis karena dilakukan analisis seperti penelitian kohor. Kelemahan penelitian ini adl tidak diketahui apakah anemia terjadi sebelum hamil atau setelah hamil dan komparabilitas kedua kelompok tidak dpt dilakukan, misalnya tingkat pendidikn, makanan yg dikonsumsi, sosialekonomi, dll yg mgk berpengaruh terhadap terjadinya anemia (Budiarto, 2004).

  • RANCANGAN PENELITIAN CASE CONTROL

  • DEFINISIYaitu rancangan penelitian epidemiologi yang mempelajari hubungan antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya

  • Rancangan penelitian ini ada yg menyebutnya sebagai studi retrospektif, meskipun istilah ini kurang tepat.Penelitian ini berusaha melihat ke belakang, yaitu data digali dari dampak (efeknya) atau akibat yang terjadi. Kemudian dari dampak tersebut ditelusuri variabel-variabel penyebabnya atau variabel yg mempengaruhi.

  • Penelitian epidemiologi kasus-kontrol ini hasil korelasinya lebih tajam dan mendalam bila dibandingkan dgn rancangan penelitian potong-lintang, sebab menggunakan subyek kontrol atau subyek dengan dampak positif dicarikan kontrolnya dan subyek dengan dampak negatif juga dicari kontrolnya.Kmd variabel penyebab atau yg berpengaruh ditelusuri lebih dulu, baru kemudian faktor risiko atau variabel yang berpengaruh diamati secara retrospektif.

  • Kelebihan penelitian case control :a.Tidak menghadapi kendala etik, seperti halnya penelitian kohort dan eksperimental.b.Pengambilan kasus dan kontrol pada kurun waktu yang bersamaan.c.Adanya pengendalian faktor risiko sehingga hasil penelitian lebih tajam.d.Tidak perlu intervensi waktu, lebih ekonomis sebab subyek bias dibatasi.

  • Sifatnya relatif murah dan mudahCocok untuk penyakit dengan periode laten yang panjangTepat untuk meneliti penyakit langkaDapat meneliti pengaruh sejumlah paparan terhadap penyakit

  • KELEMAHANAlur metodologi inferensi kausal yang bertentangan dengan logika NORMALRawan terhadap biasTidak cocok untuk paparan langkaTidak dapat menghitung laju insidensiValidasi informasi yang diperoleh sulit dilakukanKelompok kasus dan kontrol dipilih dari dua populasi yang terpisah

  • Kekurangan penelitian case control :a.Tidak diketahuinya efek variabel luar oleh karena keterbatasan teknis yaitu variabel yang tidak ikut dikenakan waktumatching.

    b.Bias penelitian akibat tidak dilakukan pengukuran oleh peneliti dgn tanpa mengetahui yg harus diukur (blind measurement).

  • c.Kelemahan pengukuran variabel secara retrospektif adalah obyektivitas dan reliabilitasnya sehingga untuk faktor-faktor risiko yang tidak jelas informasinya dari anamnesis maupun data rancangan sekunder sangat berisiko bila menggunakan rancangan ini untuk mengatasinya,anamnesis sebaiknya dilengkapi data penunjang yg diperlukan untuk menegakkan diagnosis, misalnya pemeriksaan laboratorium klinis, roentgenologi, mikrobiologis, dan imunologis. Apabila data tersebut adalah data sekunder, perlu dilengkapi dgn uraian mengenai cara memperoleh data secara lengkap.

  • d.Kadang-kadang untuk memilih kontrol dengan matchingkita mengalami kesulitan oleh karena banyaknya faktor risiko dan/atau sedikitnya subyek penelitian.

    Contoh: riset tentang hubungan antara angioskorma hati dan vinil klorida (Brady et al, 1977), penelitian tentang kematian ibu postpartum dan persalinan sesar.

  • KRITERIA PEMILIHAN KASUSKriteria Diagnosis dan kriteria inklusi harus dibuat dengan jelasPopulasi sumber kasus dapat berasal dari rumah sakit atau populasi/masyarakat

  • KRITERIA PEMILIHAN KONTROLMempunyai potensi terpajan oleh faktor risiko yang sama dengan kelompok kasusTidak menderita penyakit yang ditelitiBersedia ikut dalam penelitian

  • ANALISA DATAPerhitungan ODD Ratio (OR)

    case controlExposure + a+b

    Exposure c+d a+c b+d

    ab cd

  • ODD RATIO a.dODD RATIO (OR) = b.c

  • CONTOH SOAL

    Suatu penelitian kasus kontrol tentang hubungan antara rokok dan kanker paru-paru. Pada penelitian tsb diambil 100 orang penderita kanker paru-paru yang dirawat di beberapa rumah sakit selama 1 tahun sebagai kelompok kasus, sedangkan untuk kelompok kontrol diambil 100 penderita penyakit lain. Hasil wawancara menunjukkan bahwa pada kelompok kasus terdapat 90 orang perokok, sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 40 orang perokok. Hitunglah besarnya resiko merokok terhadap terjadinya kanker paru-paru!

  • Suatu penelitian menggunakan rancangan kasus-kontrol untuk menentukan hubungan antara infark miokard dengan rokok. Kelompok kasus terdiri dari 100 orang penderita infark miokard dan kelompok kontrol terdiri dari 200 orang bukan penderita infark miokard. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara 100 org penderita infark miokard terdapat 20 orang perokok & diantara 200 orang bukan penderita infark miokard terdapat 14 orang perokok. Hitunglah besarnya resiko relatifnya!

  • RANCANGAN PENELITIAN COHORT

  • DEFINISI KOHORTAdalah rancangan penelitian epidemiologi analitik observasional yang mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar berdasarkan status penyakit

  • SKEMA KOHORT

    Terpapar (E)sakit (D)tidak sakit (D)

    Tidak terpapar (E)sakit (D)tidak sakit (D)

  • CIRI-CIRI KOHORTPemilihan subyek berdasarkan status paparannya, kemudian dilakukan pengamatan dan pencatatan apakah subyek mengalami outcome yang diamati atau tidak. Bisa bersifat retrospektif atau prospektif

  • KARAKTERISTIK PENELITIAN KOHORBersifat observasionalPengamatan dilakukan dari sebab ke akibatDisebut sebagai studi insidensTerdapat kelompok kontrolTerdapat hipotesis spesifikDapat bersifat prospektif ataupun retrospektifUntuk kohor retrospektif, sumber datanya menggunakan data sekunder

  • KEUNTUNGAN KOHORTKesesuaian dengan logika normal dalam membuat inferensi kausalDapat menghitung laju insidensiUntuk meneliti paparan langkaDapat mempelajari beberapa akibat dari suatu paparan

  • KELEMAHAN KOHORTLebih mahal dan butuh waktu lamaPada kohort retrospektif, butuh data sekunder yang lengkap dan handalTidak efisien dan tidak praktis untuk kasus penyakit langkaRisiko untuk hilangnya subyek selama penelitian, karena migrasi, partisipasi rendah atau meninggal

  • SUMBER KELOMPOK TERPAPARPopulasi umum, untuk keadaan berikut:

    Prevalensi paparan pada populasi cukup tinggiMempunyai batas geografik yang jelasSecara demografik stabilKetersediaan catatan demografik yang lengkap dan up to date

  • Populasi khusus, untuk keadaan berikut:

    Prevalensi paparan dan kejadian penyakit pada populasi umum rendahKemudahan untuk memperoleh informasi yang akurat dan pengamatan yang lebih terkontrol

  • SUMBER KELOMPOK TAK TERPAPARPOPULASI UMUMPOPULASI KHUSUS

    Bisa dipilih dari populasi yang sama atau bukan dengan populasi terpapar

  • ANALISA DATA KOHORTPerhitungan Relative Risk (RR)

    outcome+ outcome-

    Exposure + a+b

    Exposure c+d a+c b+d

    abcd

  • RELATIVE RISK a/(a+b)RISIKO RELATIF (RR)= c/(c+d)

  • Contoh Soal1. Penelitian tentang hubungan antara kehamilan di luar rahim dengan pemakaian IUD. Untuk penelitian ini diambil sebanyak 100 orang yang memakai IUD dan 100 orang bukan pemakai IUD sebagai kelompok kontrol. Dari hasil pengamatan selama 5 tahun menunjukkan bahwa dari 100 orang akseptor IUD terdapat insidens kehamilan di luar rahim sebanyak 15 orang dan pada kelompok kontrol sebanyak 7 orang. Hitunglah besarnya resiko relatifnya!

  • 2. Dalam penelitian tentang hubungan antara alkohol dengan terjadinya hemorage stroke, diambil 2916 orang yang tidak minum alkohol dan 4960 orang peminum alkohol yang diikuti selama 12 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 197 orang peminum alkohol dan 93 orang bukan peminum alkohol mengalami stroke. Hitunglah besar resiko relatifnya!

  • EPIDEMIOLOGIREPORT(MANAJEMEN PENCATATAN dan PELAPORANEPIDEMIOLOGI)

  • Pencatatan dan Pelaporan merupakan kegiatan yang harus diperhatikan oleh tenaga kesehatan (khususnya Epidemiolog) dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik bagi individu, keluarga dan masyarakat.Untuk dapat melakukan kegiatan Pencatatan dan Pelaporan dengan baik, maka dibutuhkan Data dan Informasi yang Tepat dan Akurat, karena tanpa adanya hal tersebut hasil kegiatan pencatatan dan pelaporan tersebut akan sangat diragukan kebenarannya.

  • Pengertian Pencatatan dan Pelaporanmenurut bebarapa ahli:1) menurut KRON dan GRAYPENCATATAN dan PELAPORAN adalah Mengkomunikasikan secara tertulis kepada Tim Kesehatan lain yg memerlukan data kesehatan atau data Epidemiologi secara teratur.

    2) menurut KOZIER dan ERBPENCATATAN dan PELAPORAN adalah Dokumen Formal & Legal yg dibuat secara tertulis tentang data data kesehatan.

  • PENCATATAN dan PELAPORAN merupakan :1) Suatu kegiatan mencatat dg berbagai alat/media tentang data kesehatan yg diperlukan sehingga terwujud tulisan yg bisa dibaca & dapat dipahami isinya.2) Salah satu kegiatan administrasi kesehatan yang harus dikerjakan & dipertanggungjawabkan oleh petugas kesehatan (khususnya Epidemiolog).3) Kumpulan Informasi kegiatan upaya pelayanan kesehatan yg berfungsi sebagai alat/sarana komunikasi yang penting antar petugas kesehatan.

  • TUJUAN Pencatatan dan Pelaporan menurut POTTER dan PERRY :1) KOMUNIKASI : sebagai alat komunikasi yang efektf antar petugas kesehatan shg kesinambungan informasi dan upaya pelayanan kesehatan dapat tercapai.2) PENDIDIKAN : sbg informasi tentang gambaran penyakit atau masalah kesehatan dan pemecahannya3) PENGALOKASIAN DANA : dapat digunakan untuk merencanakan tindakan & kegiatan yang tepat dg dana yang tersedia.4) EVALUASI : sebagai dasar ntuk melakukan evaluasi terhadap hasil intervensi yg diberikan.

  • 5) DOKUMEN YG SAH : sebagai bukti nyata dan legal yg dpt digunakan bila didapatkan penyimpangan serta bila diperlukan untuk keperluan pengadilan.6) JAMINAN MUTU : dapat memberikan jaminan kepada masyarakat terhadap mutu layanan kesehatan yg diberikan.7) PENELITIAN : merup sumber data yg sgt bermanfaat untuk kepentingan penelitian atau riset.8) ANALISIS : merupakan dasar analisis masalah kesehatan pada individu, keluarga maupun masyarakat.9) FEED BACK : dpt digunakan sbg umpan balik dlm rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

  • Sistem Pencatatan dan Pelaporan1) PENCATATANSistem Pencatatan secara umum terbagi dlm 2 bag, yaitu Sistem Pencatatan Tradisional & Sistem Pencatatan Non-Tradisional.Sistem Pencatatan Tradisional adalah : system pencatatan yg memiliki catatan masing-masing dari setiap profesi atau petugas kesehatan, dimana dalam system ini masing-masing disiplin ilmu (Dokter, Bidan, Perawat, Epidemiolog, Ahli Gizi dsb) memp. catatan sendiri sendiri secara terpisah.

  • Keuntungan system ini adalah Pencatatan dapat dilakukan secara lebih sederhana.

    Kelemahan system ini adalah data tentang kesehatan yang terkumpul kurang menyeluruh, koordinasi antar petugas kesehatan tidak ada dan upaya pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan tuntas sulit dilakukan.

  • Sistem Pencatatan Non-Tradisional adalah Pencatatan yg berorientasi pada Masalah (Problem Oriented Record /POR).

    Keuntungan sistem ini adalah kerjasama antar tim kesehatan lebih baik dan menunjang mutu pelayanan kesehatan secara menyeluruh. Setiap petugas kesehatan dituntut untuk membuat pencatatan tentang data kesehatan sebaik mungkin.

  • Kriteria sistem pencatatan data kesehatan yg baik :

    Pencatatan Harus Sistematis, Jelas, Ringkas dan mengacu pd respon pasien terhadap kejadian penyakit atau intervensi yang diberikan.Ditulis dengan Baik dan menghindari kesalahan. Tepat waktu, ditulis segera setelah tindakan/kegiatanDitulis secara Terperinci mencakup What, Why, When, Where, Who and HowMenghindari kata-kata yang sulit diukurMencantumkan nama jelas dan tanda tangan setelah melakukan pencatatan.

  • 2) PELAPORAN

    Pelaporan merupakan cara komunikasi petugas kesehatan yg dapat dilakukan baik secara tertulis maupun lisan tentang hasil dari suatu kegiatan atau intervensi yg telah dilaksanakan. LAPORAN LISAN Kelemahan : Kemungkinan yang dilaporkan hanyalah hal-hal yg baik-baik saja dan bersifat subyektif. Keuntungan : Hasil dari kegiatan/intervensi yang telah dilakukan dan data yg telah terkumpul dapat segera ditindaklanjuti dalam waktu yg lebih cepat.

  • LAPORAN TERTULISKelemahan : memakan waktu dan biaya yang lebih.Keuntungan : - bisa lebih bersifat Objektif dan lebih terperinci - pelaporan dapat bersifat positif maupun negatif.

  • Sistematika Pencatatan dan Pelaporan Epidemiologi, baik yg berupa hasil penelitian, survey maupun hasil penyelidikan epidemiologi pada umumnya terdiri atas :1. Judul Laporan2. Pendahuluan : a. Latar Belakang b. Permasalahan c. Tujuan penelitian/survey/penyelidikan epidemiologi3. Metode 4. Hasil 5. Pembahasan6. Kesimpulan dan Saran7. Ringkasan8. Kepustakaan

  • TUGAS :

    MEMBUAT LAPORAN PENELITIAN MENGGUNAKAN SALAH SATU RANCANGAN

    *