endotalmitis & pterygium

30
ENDOTALMITI S & PTERYGIUM M. AUZAN .S 11 139

Upload: normanprabowo

Post on 03-Oct-2015

61 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

endotalmitis

TRANSCRIPT

PowerPoint Presentation

ENDOTALMITIS & PTERYGIUMM. AUZAN .S11 139ENDOTALMITISEndotalmitis secara etimologi berasal dari bahasa Yunani endo;dalam, ophthalmos; mata, itis; radang. Jadi endotalmitis merupakan bentuk respon peradangan akibat suatu infeksi setelah trauma, bedah, atau endogen akibat sepsis pada jaringan intra okuler.EtiologiBakteri yaitu: Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, Streptococcus sp, Bacillus sp, Pseudomonas aeruginosa.

Jamur yaitu : Actinomyces, Aspergilus, Fitomikosis, Sportrikum, dan kokidiodes.

Penyebab endotalmitis non supuratif adalah infeksi kuman nonpiogen yang membentuk granuloma seperti Tuberkulosis, Sifilis, Lepra, Protozoa (Toxoplasma, Histoplasma, Cacing).

Penyebab endotalmitis non supuratif non granulomatosa adalah oleh karena suatu reaksi hipersensitiv akibat infeksi Protozoa, fokal infeksi di tempat lain atau suatu trauma mekanis.

KlasifikasiEndotalmitis : 1. Supuratif ; Granulomatosa 2. Non Supuratif; GranulomatosaNon Granulomatosa

Endotalmitis berdasarkan cara terjadinya;

Endotalmitis pos operatifEndotalmitis akibat traumaEndotalmitis endogen

ENDOFTALMITIS BAKTERIEndotalmitis bakteri merupakan suatu peradangan supuratif jaringan intraokuler yang disebabkan oleh kuman piogenik yaitu ; Staphylococcus aereus, Staphylococcus epidermidis, Streptococcus,Baccilus, Pseudomonas aeruginosa.

Gambaran Klinis:Gejala Subjektif

Onset 72 jam setelah pembedahan

Rasa nyeri

Kemunduran penglihatan

Gejala objektif

Tampak udem palpebra

Kimosis dan hiperemi konjungtiva

Edem kornea dan infiltrasi struma

Hipopion

Kekeruhan pada badan kaca berupa massa berwarna kuning dibagian anterior retrolental

PenatalaksanaanPengobatan secara umum dengan pemberian antibiotik sesuai dengan jenis kuman penyebab; bila kuman penyebab adalah Staphylococcus maka diberikan antibiotik basitrasin (topical), metisilin (subkonjungtiva dan IV), sedangkan bila Pneumokokus, Streptococcus dan Staphylococcus berikan antibiotik penisilin G (topical,subkonjungtiva dan intravena). Bila kuman penyebab adalah Pseudomonas maka diberikan gentamisin, tobramisin dan karbesilin (topical,subkonjungtiva, dan IV) , kuman batang gram lainnya diberi Gentamisin (topical,subkonjungtiva, dan IV).

ENDOFTALMITIS JAMURJarang menyebabkan infeksi pada intra ocular, onset infeksi jamur pos operasi atau trauma lambat biasanya 2 bulan atau lebih, hal ini berhubungan dengan masa inkubasi jamur.

Biasanya disebabkan oleh aktinomices, aspergilus, Fitomikosis,Sporotrikum dan koksideus, yang menyebabkan gejala mata merah dan sakit.

Pengobatan diberikan obat-obatan anti jamur yaitu Amphoterisin B 150 mikrogram sub konjungtiva, Natamycin, Miconazole.

ENDOFTALMITIS NON SUPURATIFMerupakan peradangan non supuratif jaringan intra ocular yang disebabkan oleh kuman non piogen.

Secara histopatologik pada jenis non granulomatosa terdapat destruksi jaringan yang lebih ringan daripada peradangan supuratif, selalu ditemukan sebukan sel radang baik secara difus ataupun berupa fokus-fokus pada koroid.

Gambaran klinisBiasanya berupa uveitis berat tanpa supurasi, berjalan lambat walaupun peradangan non granulomatosa berjalan lebih cepat daripada jenis granulomatosa.

Pada jenis granulomatosa terdapat granuloma yang bentuk dan letaknya tergantung penyebabnya.

Penatalaksanaan ditujukan terhadap penyebabnya dan kortikosteroid.

PTERYGIUMPterygium berasal dari bahasa Yunani yaitu Pteron yang artinya sayap (wing). Pterygium didefinisikan sebagai pertumbuhan jaringan fibrovaskuler pada subkonjungtiva dan tumbuh menginfiltrasi permukaan kornea, umumnya bilateral di sisi nasal, biasanya berbentuk segitiga dengan kepala/apex menghadap ke sentral kornea dan basis menghadap lipatan semilunar pada cantus.

EPIDEMIOLOGIPterygium tersebar di seluruh dunia, tetapi lebih banyak di daerah iklim panas dan kering. Prevalensi juga tinggi di daerah berdebu dan kering. Insiden tinggi pada umur antara 20-49 tahunLaki-laki 4 kali lebih berisiko daripada perempuan dan berhubungan dengan merokok, pendidikan rendah dan riwayat paparan lingkungan di luar rumah

ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKOHingga saat ini etiologi pasti pterygium masih belum diketahui. Beberapa faktor resiko pterygium antara lain adalah paparan ultraviolet, mikro trauma kronis pada mata, infeksi mikroba atau virus.

1. Paparan sinar matahari (UV)Paparan sinar matahari merupakan faktor yang penting dalam perkembangan terjadinya pterigium. Hal ini menjelaskan mengapa insidennya sangat tinggi pada populasi yang berada pada daerah dekat equator dan pada orang orang yang menghabiskan banyak waktu di lapangan.

2. Iritasi kronik dari lingkungan (udara, angin, debu)Faktor lainnya yang berperan dalam terbentuknya pterigium adalah alergen, bahan kimia berbahaya, dan bahan iritan (angin, debu, polutan). UV-B merupakan mutagenik untuk p53 tumor supressor gen pada stem sel limbalKlasifikasi

Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia derajat pertumbuhan pterygium dibagi menjadi :Derajat I : hanya terbatas pada limbusDerajat II : Sudah melewati limbus tetapi tidak melebihi dari 2 mm melewati korneaDerajat III : jika telah melebihi derajat 2 tetapi tidak melebihi pinggir pupil mata dalam keadaan cahaya (pupil dalam keadaan normal sekitar 3-4 mm)Derajat IV : Jika pertumbuhan pterygium sudah melewati pupil sehingga mengganggu penglihatan

Berdasarkan perjalanan penyakitnya, pterygium dibagi menjadi 2 yaitu:

Pterygium progresif : tebal dan vaskular dengan beberapa infiltrat di kornea di depan kepala pterygium (disebut cap dari pterygium)Pterygium regresif : tipis, atrofi, sedikit vaskular. Akhirnya menjadi bentuk membran, tetapi tidak pernah hilang.

GAMBARAN KLINIKGejala klinis pada tahap awal biasanya ringan bahkan sering tanpa keluhan sama sekali. Beberapa keluhan yang sering dialami pasien seperti mata sering berair dan tampak merah, merasa seperti ada benda asing, dapat timbul astigmatisme akibat kornea tertarik, pada pterygium lanjut stadium 3 dan 4 dapat menutupi pupil dan aksis visual sehingga tajam penglihatan menurun.

PENATALAKSANAAN1. Konservatif

Penanganan pterygium pada tahap awal adalah berupa tindakann konservatif seperti penyuluhan pada pasien untuk mengurangi iritasi maupun paparan sinar ultraviolet dengan menggunakan kacamata anti UV dan pemberian air mata buatan/topical lubricating drops.2 . Tindakan operatifAdapun indikasi operasi menurut Ziegler dan Guilermo Pico, yaitu: Menurut Ziegler :Mengganggu visusMengganggu pergerakan bola mataBerkembang progresifMendahului suatu operasi intraokulerKosmetik

Menurut Guilermo Pico :Progresif, resiko rekurensi > luasMengganggu visusMengganggu pergerakan bola mataMasalah kosmetikDi depan apeks pterygium terdapat Grey ZonePada pterygium dan kornea sekitarnya ada nodul pungtatTerjadi kongesti (klinis) secara periodik

DIAGNOSIS BANDINGPterygium harus dapat dibedakan dengan pseudopterygium. Pseudopterygium terjadi akibat pembentukan jaringan parut pada konjungtiva yang berbeda dengan pterygium, dimana pada pseudopterygium terdapat adhesi antara konjungtiva yang sikatrik dengan kornea dan sklera.Selain itu pterygium juga didagnosis banding dengan pinguekula yang merupakan lesi kuning keputihan pada konjungtiva bulbi di daerah nasal atau temporal limbus.

KOMPLIKASIPra-operatif: AstigmatKemerahanIritasiBekas luka yang kronis pada konjungtiva dan korneaKeterlibatan yang luas otot ekstraokular dapat membatasi penglihatan dan menyebabkan diplopia.

Intra-operatif: Nyeri, iritasi, kemerahan, graft oedema, corneoscleral dellen (thinning), dan perdarahan subkonjungtival dapat terjadi akibat tindakan eksisi dengan conjunctival autografting, namun komplikasi ini secara umum bersifat sementara dan tidak mengancam penglihatan.

Pasca-operatif:

Infeksi, reaksi bahan jahitan, diplopia, jaringan parut, parut kornea, graft konjungtiva longgar, perforasi mata, perdarahan vitreus dan ablasi retina.Penggunaan mitomycin C post operasi dapat menyebabkan ektasia atau nekrosis sklera dan korneaPterygium rekuren.

PROGNOSIS Penglihatan dan kosmetik pasien setelah dieksisi adalah baik. Kebanyakan pasien dapat beraktivitas lagi setelah 48 jam post operasi. Pasien dengan pterygium rekuren dapat dilakukan eksisi ulang dan graft dengan konjungtiva autograft atau transplantasi membran amnion