ENDOKRIN

dr. Renny A. Puspitasari, Sp.PD

Adrenal Insufficient

Etiologi :

• Primer = Adrenocortical disease (Addison’s disease)

• Sekunder = Pituitary disorder (Kegagalan pituitary mensekresi ACTH)

Diagnostic studies

Krisis Adrenal

• Acute adrenal insufficiency

• Mengancam jiwa

• Penyebab : Perdarahan kelenjar adrenal, thrombosis, nekrosis, peripartum pituitary infark (Sheehan’s syndrome), pituitary apoplexy, trauma kepala, gangguan kel pituitary

• Faktor risiko : penggunaan kortikosteroid, stress fisiologi berat (sepsis, trauma, luka bakar, tindakan bedah), penggunaan ketokonazol, phenytoin, rifampicin

Seorang wanita 58 tahun datang dengan keluhan mendadak pingsan 1 hari yang lalu. Hal ini muncul ketika berkebun diawali dengan gejala muntah dan merasa pusing. Setelah itu pasien hanya berbaring serta mengeluh sakit perut dan mual. Tidak ada demam atau diare. Riwayat sebelumnya beberapa bulan yang lalu sering kelelahan, sakit perut, dan hilangnya nafsu makan dengan penurunan berat badan 5-10 kg. Riwayat medis sebelumnya adalah hipotiroid dan mendapat pengobatan levothyroxine. Pada pemeriksaan fisik didapatkan, TD 89/62 mm Hg saat berbaring dan sistoliknya turun 20 mmHg saat berdiri, nadi 102 bpm saat berbaring dan 125 bpm saat berdiri, suhu axiller 37.6 ° C, serta didapatkan hiperpigmentasi di ujung jarinya. Lain-lain dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil Na 121 mEq / L, K 5,8 mEq / L, HCO3 16 mEq / L, glukosa 52 mg / dL, dan kreatinin 1,0 mg / dL.

Apa diagnosis yang paling mungkin?

a) Hiperaldosteronisme primer

b) Hiperaldosteronisme sekunder

c) Adrenal insufisiensi primer

d) Adrenal insufisiensi sekunder

e) Cushing disease

Tatalaksana yang harus diberikan pertama kali pada krisis adrenal adalah …

a. Infus glukosa 5%

b. Infus ringer laktat

c. Injeksi deksametason

d. Injeksi dipendhiramine

e. Injeksi metotreksat

Hipotalamus-Tiroid Axis

Hipotiroidisme Sekunder/Sentral

Hipotiroidisme Primer (T4↓, T3 ↓, TSH ↑)

Hipotiroidisme sebab lain

Cold intolerance, konstipasi, BB meningkat, nafsu makan menurun, gangguan menstruasi, depresi

Hashimoto’s Thyroiditis

Indikasi Terapi :

• TSH > 10

• TSH 5-10 (disertai FT4 rendah)

• TSH 5-10, FT4 normal (disertai gejala klinis)

Terapi :

• Levotiroksin 100-125 mcg/hari atau 1,6 mcg/hari (Usia muda) ; 25-50 mcg/hari (Usia lanjut)

• Hipotiroid subklinis bila TSH < 10 tidak dianjurkan.

• Bila ada keluhan dan kelainan objektif jantung (25-50 mcg/hari)

Evaluasi dan monitoring :

• 6-8 minggu sejak terapi inisiasi dimulai (klinis, TSH)

• TSH tinggi Dosis levothyroksin dinaikkan antara 12,5-25 mcg.

• TSH turun dibawah normal, dosis diturunkan 12,5-25 mcg.

• TSH normal maka monitoring dilakukan 3-6 bulan 12 bulan

TARGET = nilai TSH kisaran 0,4-2,5 mU/l

nilai FT4 kisaran 1,3-1,5 ng/L (hipotiroid sentral)

Pada tiroiditis hashimoto terdapat peningkatan infiltrasi sel … ini pada kelenjar tiroid

a. Limfosit

b. Hemoglobin

c. Mioglobin

d. Trombosit

e. Platelet

Salah satu manifestasi hipotiroid pada system saraf perifer adalah

a. Polineuropati

b. Radikulopati

c. Mielopati

d. Sindroma Carpal Tunnel

e. Guiliian barre syndrome

Krisis Tiroid

• Tirotoksikosis Manifestasi klinis hormon tiroid tinggi dalam darah

• Hipertiroid Tirotoksikosis karena kelenjar hipertiroid hiperaktif

• Krisis tiroid Suatu keadaan klinis hipertiroidisme yang paling berat dan mengancam jiwa

• Faktor pencetus krisis hipertiroid : infeksi, operasi, trauma, zat kontras beriodium, hipoglikemia, partus, stes emosi, penghentian obat anti-tiroid, ketoasidosis diabetikum, tromboemboli paru, penyakit serebrovaskular/stroke, palpasi tiroid terlalu kuat

Patogenesis Grave’s disease

burch wartofsky score

Penatalaksanaan

Perawatan supportif

Obat-obatan antagonis terhadap aktivitas hormon tiroid

Pengobatan terhadap faktor presipitasi

Obat-obatan krisis tiroid

a. Blokade produksi hormon tiroid

• Propiltiourasil (PTU) dosis tinggi, 300 mg tiap 4-6 jam

• Metimazol, dosis ekuivalennya ialah 20-30 mg tiap 4 jam.

b. Blokade pengeluaran hormon tiroid

• Solusio lugol, 8 tetes tiap 6 jam

• Na-Iodida, dosis 1 g tiap 12 jam baik oral maupun per infus, diberikan 1-2 jam setelah PTU dan dilanjutkan selama 7-10 hari

• Ipodate (obat kontras radiologi/oragrafin), dosis 1-3 g/hari secara oral

c. Penghambat Beta Propranolol dosis 60-80 mg tiap 6 jam per oral atau 1-3 mg intravena perlahan.

d. Glukokortikoid Hidrokortisol 100-500 mg intravena tiap 12 jam

Seorang wanita, 30 tahun, datang dengan keluhan penurunan berat badan, tremor, dan intoleransi panas. Tidak ada riwayat penyakit, dan medikasi yang dikonsumsi adalah pil konrasepsi oral. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 96/65, HR 110/menit dan terdapat pembesaran kelenjar tiroid tanpa nodul. Kulit panas ketika disentuh dan ada tremor pada tangan. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan peningkatan T4 dan T3, dan penurunan TSH. Temuan jantung yang mungkin ditemukan adalah a. Fibrilasi atrial b. SVT c. Bradikardi d. Peningkatan ukuran jantung e. Efusi pericardial

Obat-obatan di bawah ini yang berfungsi untuk induksi involusi dan mengurangi vaskularitas tiroid adalah...

a. KCl

b. Tyrax

c. Propanolol

d. Carbamazepin

e. Solusio lugol

Wanita 32 tahun dating dengan keluhan intoleransi panas, diare, kelemahan, dan penurunan berat badan sebanyak 5 kg. Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD 90/60 mmHg, heart rate 110/menit, dan terdapa tremor di tangan. Level TSH menurun serta T3 dan T4 meningkat. Berikut ini keadaan apa yang bisa memperburuk/menyebabkan gejala ini.

a. Pemberian PTU

b. Terapi prednisone dosis tinggi

c. Blokade beta adrenergic

d. Pneumonia

e. Pemberian salisilat

Terapi pilihan untuk krisis tiroid yang bekerja dengan memblok sintesis hormone baru adalah

a. PTU

b. Lugol

c. Rehidrasi

d. Hidrokortison

e. Aspirin

Nodul tiroid

Nodul Tiroid adalah benjolan padat atau berisi air yang terbentuk dalam kelenjar tiroid.

Jenis nodul tiroid :

• Nodul koloid

• Kista tiroid

• Gondol multinodular

• Nodul inflamasi

• Nodul tiroid hiperfungsi

• Kanker tiroid

Sebuah nodul tiroid ditemukan pada seorang wanita usia 40 tahun. Tidak ada gejala yang menunjukkan adanya keadaan hipo atau hipertiroid. Terdapat 20 mm nodul non tender pada lobus kanan tanpa adanya limfadenopati. Fungsi tiroid normal. Langkah selanjutnya adalah

a. Scan tiroid

b. FNAB

c. Ulangi pemeriksaan dalam 6 bulan

d. Parsial tiroidektomi

e. Komplit tiroidektomi

Teknik pencitraan isotropik yang dapat memberikan gambaran morfologi fungsional jaringan tiroid adalah...

a. USG tiroid

b. CT Scan Tiroid

c. MRI Tiroid

d. Skintigrafi

e. Level TSH

Hipoparatiroid

Kelenjar paratiroid memproduksi hormone paratiroid Fungsi : Mengontrol kadar kalsium • Meningkatkan resorpsi kalsium dari tulang • Meningkatkan reabsorbsi kalsium di ginjal • Peningkatan absorbs kalsium di saluran cerna oleh vit D

Tiroidektomi Hipoparatiroid Hipokalsemi

Wanita 32 tahun datang ke IGD dengan keluhan badan tidak enak dengan kram otot dan lemas. Sebelumnya pernah menderita goiter dan menjalani tiroidektomi 3 tahun lalu dan sedang mengkonsumsi suplemen tiroid. Pada pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 120/70 mmHg, HR 100x /menit. Paru dan jantung DBN. Refleks meningkat secara simetris. Serum kalsium 6,5 mg/dl (normal 8,4-10,2) PTH 130 pg/ml (normal 230-630, TSH 3 mU/L (normal 0,5-5), dan albumin 4 g/dl. Apa yang meyebabkan kalsium yang rendah? a. Idiopatik b. Hipoparatiroid herediter c. Posradiasi d. Resistensi end organ e. Pembedahan

Sindroma Metabolik

Terapi dislipidemia sumber : PERKENI 2015

Pria 56 tahun didagnosis dengan sindroma metabolic yang terdiri dari hipertensi, resistensi insulin, dislipidemia, dan obesitas abdomen. Tidak ada riwayat penyakit jantung atau vascular. Kolesterol total 270 mg/dL, HDL 50 mg/dL, LDL 150 mg/dL, dan TG 150 mg/dL. Kalkulasi risiko Framingham untuk 10 tahun kedepan adalah 10-20%. Pilihan terapi yang tepat adalah

a. Derivat asam fibrik (gemfibrozil)

b. Asam nicotinic

c. Bile acid-binding resin (cholestyramine)

d. HMG COA reductase inhibitor

e. Modifikasi gaya hidup

Efek samping asam nikotinik sebagai terapi dislipidemia adalah

a. Hiperurisemia

b. Obstipasi

c. Nyeri kepala

d. Bradikardi

e. Miositis

Pria, 45 tahun, datang untuk periksa Kesehatan secara rutin. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 134/80 mmHg, Hr 80 x/menit, RR 20 x /menit, T 37,2 derajat celcius. Pada pemeriksaan jantung, paru dan abdomen tidak didapatkan kelainan. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan gula darah puasa 89 mg/dL, LDL, 180 mg/dL, HDL 50 mg/dL, serta trigliserida 1100 mg/dL. Selain meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, hipertrigliserida juga meningkatkan risiko? a. Hepatitis b. Melanoma c. Pankreatitis d. Carsinoma colon e. Splenomegali

Pilihan obat untuk mengatasi hipertrigliseridemia berat adalah

a. HMG COAreductase

b. Bile acid sequestrant

c. Glukokortikoid

d. Immunomodulator

e. Asam lemak omega 3

Laki-laki 25 tahun datang ke dokter untuk berkonsultasi mengenai kebiasaan makan dan berat badan. Berat badan pasien meningkat 20 kg dalam 2 tahun terakhir. Pasien ingin mengetahui keadaan kesehatannya untuk saat ini. Pasien memiliki tinggi badan 185 cm, dan berat badan 130 kg. Menurut kriteria WHO, pasien ini masuk ke dalam kategori

a. Berat badan lebih

b. Pra obes

c. Obes tingkat I

d. Obes tingkat II

e. Obes tingkat III

130 / (1,85)2 = 37,98

Terapi pembedahan pada obesitas diberikan pada pasien dengan IMT lebih dari

a. 25

b. 30

c. 35

d. 28

e. 40

PENYAKIT PARU

dr. Renny A. Puspitasari, Sp.PD

Bronkitis

Iritasi dan peradangan pada area bronkus di paru-paru

Akut < 3 bulan ; kronik > 3 bulan

Penyebab : infeksi virus, bakteri

Gejala : • batuk produktif yang lendirnya kuning

keabu-abuan atau kehijauan. • Sakit tenggorokan • sakit kepala • hidung berair atau tersumbat • sakit dan nyeri dada atau perut karena

batuk terus-menerus • kelelahan • demam yang tidak terlalu tinggi, meriang

dan menggigil. • bronkitis kronis sesak napas atau mengi

Tatalaksana

• Bronkitis akut :

Biasanya sembuh sendiri, terjadi perbaikan dalam 1-3 minggu

Penyebab virus >>

Tatalaksana supportif dan simptomatis

Antibiotik (bila penyebab bakteri)

• Bronkitis kronis :

Bronkodilator

Glukokortikoid

Antibiotik

Fosfodiesterasi 4 inhibitor

Seorang pria 56 tahun datang dengan batuk kronis. Muncul terus menerus dan semakin progresif sejak 3 tahun ini. Batuk produktif berwarna putih atau kuning. Tidak ada keluhan wheezing, asma, gagal jantung, dan GERD. Pasien merokok 1 pak per hari selama 35 tahun. Pada pemeriksaan fisik dada, tidak ada kelainan, dan FEV, FCV pada spirometri normal. Diagnosis yang paling mendekati adalah

a. PPOK

b. Cor pulmonale awal

c. Bronkitis kronis

d. Asthma

e. Emfisema

Prinsip tatalaksana bronchitis adalah dengan menggunakan, kecuali …

a. Bronkodilator

b. Glukokortikoidd

c. Antibiotik

d. Phospodiesterasi 4 inhibitor

e. Antiretroviral

Bronkiektasis

• kelainan kronik yang ditandai dengan dilatasi bronkus secara permanen, disertai proses inflamasi pada dinding bronkus dan parenkim paru sekitarnya.

• Patogenesis yang terjadi berkaitan kombinasi inflamasi berulang dinding bronkus dan fibrosis parenkim, menghasilkan dinding bronkus yang lemah dan berlanjut menjadi dilatasi yang irreversibel.

Gejala eksaserbasi akut

• Perubahan produksi sputum

• Sesak nafas bertambah

• Batuk bertambah

• Demam (suhu badan >38,0˚C)

• Peningkatan wheezing

• Malaise fatigue, letahargie, atau penurunan toleransi aktivitas

• fisik

• Penurunan faal paru

• Perubahan radiologis baru yang sesuai dengan proses infiltasi

• paru

• Perubahan pada suara nafas

Alur diagnostik bronkiektasis

Tatalaksana

• identifikasi keadaan eksaserbasi akut

• terapi underlying disease

• drainase postural –> mengurangi sekresi sputum

• antibiotik

• bronkodilator

• nebulizer sputum

• terapi bedah untuk menghilangkan segmen paru atau lobus paru yang mengalami kerusakan hebat yang dapat menjadi sumber infeksi atau perdarahan

Komplikasi

• Bronkitis kronis

• Pneumonia dengan atau tanpa atelectasis

• Pleuritis

• Efusi pleura atau empyema

• Abses metastasis di otak

• Hemoptisis

• Sinusitis

• Kor pulmonale kronik

• Kegagalan pernapasan

• Amiloidosis

Seorang wanita 63 tahun datang dengan sesak dan batuk, serta sputum yang berbau. Sebelumnya pernah terjadi kejadian serupa di masa lalu. Tidak ada gejala lain dan pasien mengatakan tidak mengkonsumsi alcohol. Pada pemeriksaan fiik ditemukan TD 138/86 mmHg, nadi 88 x per menit, RR 18 x per menit dan suhu 37,5 derajat. Pasien tampak sakit kronis. Dengan clubbing fingers. Suara jantung normal, JVP 4 cm, tidak ada ronnkhi. Tidak ada hepatosplenomegaly dan tidak ada limfadenopati. Foto thoraks menunjukkan scarring di lobus kiri bawah yang pada CT scan terlihat perubahan kistik dengan dilatasi jalan napas dan penebalan dinding bronkial. Tatalaksana awal pada kasus ini … a. Antibiotik dan drainase postural b. Steroid oral c. Radioerapi d. Bronkodilator inhalasi e. OAT

Komplikasi yang dapat muncul akibat bronkiektasis adalah, kecuali

a. Bronkitis kronis

b. Pleuritis

c. Meningitis

d. Efusi pleura

e. Abses otak

JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH

dr. Renny A. Puspitasari, Sp.PD

Gagal Jantung

Manifestasi Klinis

Laboratorium

Pria 64 tahun dengan gagal jantung diberikan 80 mg/hari furosemide. Pasien merasa lemah dan Lelah, namun gejala gagal jantungnya membaik. Tidak ada perubahan keluaran urin, dan respon diuretic yang baik setiap pasien minum furosemide. Level potassium dari pasien adalah 2,5 mmol/L.. Gambaran yang muncul pada EKG adalah

a. Pemendekan PR interval

b. Pemanjangan PR interval

c. Pemanjangan QU Interval

d. Pemendekan QT interval

e. Gelombang T tinggi dengan basis sempit

ECG Hypocalemia

• Increased amplitude and width of the P wave

• Prolongation of the PR interval

• T wave flattening and inversion

• ST depression

• Prominent U waves (best seen in the precordial leads)

• Apparent long QT interval due to fusion of the T and U waves (= long QU interval)

• Delayed ventricular repolarization

Berikut ini yang merupakan kriteria major dalam Kriteria Framingham untuk mendiagnosis gagal jantung, kecuali

a. Paroksismal nocturnal dispnea

b. Ronki paru

c. Kardiomegali

d. Gallop S3

e. Hepatomegali

Tamponade Jantung

• Sindroma klinis yang disebabkan akumulasi cairan pada ruang pericardium yang menyebabkan berkurangnya pengisian ventrikel diastolik

• Etiologi : trauma >>, neoplasma, infeksi, pericarditis, drugs, cardiovascular surgery, connective tissue disease, dsb.

Seorang pria 25 tahun datang ke UGD dengan nyeri dada precordial yang menyebar ke bahu kiri namun tidak ke lengan kiri. Nyeri semakin berat saat berparing dan membaik dengan duduk tegak. Nyeri disertai dengan demam dan menggigil. Pada pemeriksaan fisik ditemukan 105/75 mmHg, nadi 110x/menit regular, suhu 37,5 derajat celcius. Suara jantung normal, terdapat biphasic rub, dan paru-paru tidak ada kelainan. Pada EKG ditemukan elevasi segmen ST pada semua lead kecuali aVR dan V1. Pada hari kertiga perawatan, tekanan darah pasien menurun, dan tekanan vena jugular meningkat, dan suara jantung menghilang serta ditemukan ronki basal bilateral. Diagnosis yang tepat adalah a. Emboli pulmoner b. Ekstensi infark miokard c. Cardiac tamponade d. Infeksi bacterial sekunder e. Ruptur korda tendinae

Pulsus paradoksus yang terjadi pada tamponade jantung terjadi akibat

a. Pembesaran ventrikel kanan

b. Pembesaran ventrikel kiri

c. Pembesaran aorta

d. Mitral stenosis

e. Pulmonal stenosis