empowerment bukan delegation of authority

27
Empowerment bukan delegation of authority (delegasi wewenang) walaupun ada kaitannya, contohnya delegasi wewenang tanpa empowerment akan lemah bahkan dalam banyak hal akan lumpuh. Empowerment (memberikan tenaga-bukan kuasa) menyertai delegation of authority (delegasi wewenang) baik bersifat formal maupun informal. Empowerment difasilitasi oleh pimpinan di mana suasana keterbukaan, persaingan yang sehat, kerja sama yang erat dapat dirasakan dengan tujuan agar para staf dan karyawan dapat melakukan tugasnya secara maksimal baik dalam penggunaan waktu, tenaga, dan pikirannya, kemudian didorong untuk lebih kreatif dan inovatif, menjadi terbiasa dengan problem solving (pemecahan masalah), dan lebih berani dalam mengambil keputusan. Jika berjalan dengan lancar, akan tercipta dalam sebuah budaya perusahaan yang dapat mengangkat nilai-nilai tinggi bagi perusahaan. Manfaat dari empowerment–– jika dikelola dengan baik adalah untuk: a.memperkuat komitmen dan motivasi karena mereka merasa lebih memiliki atau menjadi bagian penting dalam perusahaan, b. membangkitkan ide-ide untuk memperbaiki keadaan khususnya layanan internal, agar mereka merasa dihargai atas pendapatnya, c.menonjolkan atau mencuatkan talenta atau keahlian yang terpendam, d. meningkatkan layanan pelanggan dan kinerja organisasi,e.menghemat waktu dalam mencaricari solusi atas atau terhadap masalah yang timbul dan terulang. Sebaliknya, ada juga kekurangan dan kerugian dari empowerment––jika tidak dikelola dengan baik,antara lain: a. ada individu-individu yang justru melempem dan merasa tersisihkan karena tidak merasa cukup produktif dengan ideide dan pemikiran perbaikan, b. ada perasaan waswas dalam diri mereka karena akan tersingkirkan, c. sebaliknya ada yang merasa superior dan menjadi lancang karena merasa sangat dihargai dengan ideide dan pemikiran yang dikemukakannya, d. menjadi out-of-control, keluar jalur dari tujuan mula-mula. Ron Johnson dan David Redmond, dalam bukunya, The Art of Empowerment (Prentice- Hall),memberikan tuntunan bagaimana mengelola empowermentdengan baik: 1.Selaku pimpinan Anda harus menetapkan terlebih dahulu sampai berapa jauh empowerment yang ingin Anda berikan kepada staf dan karyawan; tidak sangat terbatas akan tetapi juga tidak tanpa batas, hal ini penting dan yang perlu dikomunikasikan kepada mereka. 2.Ada penghalang-penghalang yang harus terlebih dahulu dibersihkan contohnya birokrasi organisasi yang sangat kaku dengan segala prosedur- prosedur yang ketat, faktor atau hambatan psikologis, contohnya ada karyawan-karyawan yang dari asalnya tidak terbiasa dengan keterbukaan dan sangat menghormati orang yang lebih tua, senioritas dan menghindar karena takut menyinggung perasaan. 3. Dorongan keterbukaan harus dibuktikan terlebih dahulu oleh pihak yang lebih berwenang tidak hanya sekedar dituntut dari bawahan,

Upload: ashari-adi-a

Post on 05-Aug-2015

206 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Empowerment Bukan Delegation of Authority

Empowerment bukan delegation of authority (delegasi wewenang) walaupun ada kaitannya, contohnya delegasi wewenang tanpa empowerment akan lemah bahkan dalam banyak hal akan lumpuh.

Empowerment (memberikan tenaga-bukan kuasa) menyertai delegation of authority (delegasi wewenang) baik bersifat formal maupun informal. Empowerment difasilitasi oleh pimpinan di mana suasana keterbukaan, persaingan yang sehat, kerja sama yang erat dapat dirasakan dengan tujuan agar para staf dan karyawan dapat melakukan tugasnya secara maksimal baik dalam penggunaan waktu, tenaga, dan pikirannya, kemudian didorong untuk lebih kreatif dan inovatif, menjadi terbiasa dengan problem solving (pemecahan masalah), dan lebih berani dalam mengambil keputusan. Jika berjalan dengan lancar, akan tercipta dalam sebuah budaya perusahaan yang dapat mengangkat nilai-nilai tinggi bagi perusahaan.

Manfaat dari empowerment–– jika dikelola dengan baik adalah untuk: a.memperkuat komitmen dan motivasi karena mereka merasa lebih memiliki atau menjadi bagian penting dalam perusahaan, b. membangkitkan ide-ide untuk memperbaiki keadaan khususnya layanan internal, agar mereka merasa dihargai atas pendapatnya, c.menonjolkan atau mencuatkan talenta atau keahlian yang terpendam, d. meningkatkan layanan pelanggan dan kinerja organisasi,e.menghemat waktu dalam mencaricari solusi atas atau terhadap masalah yang timbul dan terulang.

Sebaliknya, ada juga kekurangan dan kerugian dari empowerment––jika tidak dikelola dengan baik,antara lain: a. ada individu-individu yang justru melempem dan merasa tersisihkan karena tidak merasa cukup produktif dengan ideide dan pemikiran perbaikan, b. ada perasaan waswas dalam diri mereka karena akan tersingkirkan, c. sebaliknya ada yang merasa superior dan menjadi lancang karena merasa sangat dihargai dengan ideide dan pemikiran yang dikemukakannya, d. menjadi out-of-control, keluar jalur dari tujuan mula-mula.

Ron Johnson dan David Redmond, dalam bukunya, The Art of Empowerment (Prentice- Hall),memberikan tuntunan bagaimana mengelola empowermentdengan baik:

1.Selaku pimpinan Anda harus menetapkan terlebih dahulu sampai berapa jauh empowerment yang ingin Anda berikan kepada staf dan karyawan; tidak sangat terbatas akan tetapi juga tidak tanpa batas, hal ini penting dan yang perlu dikomunikasikan kepada mereka.

2.Ada penghalang-penghalang yang harus terlebih dahulu dibersihkan contohnya birokrasi organisasi yang sangat kaku dengan segala prosedur-prosedur yang ketat, faktor atau hambatan psikologis, contohnya ada karyawan-karyawan yang dari asalnya tidak terbiasa dengan keterbukaan dan sangat menghormati orang yang lebih tua, senioritas dan menghindar karena takut menyinggung perasaan.

3. Dorongan keterbukaan harus dibuktikan terlebih dahulu oleh pihak yang lebih berwenang tidak hanya sekedar dituntut dari bawahan,

4. Ditegaskan adanya koridor yang tidak boleh dilanggar,misalnya dalam konteks delegasi wewenang yang formal, tidak bisa begitu saja diterobos atau dilangkahi oleh mereka yang merasa diri produktif dengan ideide yang brilian.

5.Perlu sosialisasi terhadap bagian per bagian apa yang dimaksud dengan empowerment dan bagaimana mewujudkan untuk kebaikan bagian yang bersangkutan dan selanjutnya bagi perusahaan,

Page 2: Empowerment Bukan Delegation of Authority

6. Prodan con- selalu ada, oleh karena itu sebelumnya anda harus mengumpulkan mereka yang menjadi corong dari manfaat atau kegunaan empowerment dan memberikan arahan bagaimana mereka sebaiknya mempromosikan empowerment dalam rangka meredam yang menolak atau melawan proses empowermentyang akan dijalankan

7. Melakukan audit terhadap staf baik secara tertulis maupun wawancara one-by-one, untuk menggali talenta atau keahlian apa saja yang mereka miliki dan belum digunakan sebagaimana mestinya di perusahaan

8.Pastikan atau sediakan sumber-sumber yang diperlukan bagi staf dalam mengembangkan pemikiran-pemikiran mereka dan dalam uji coba sebelum tahap akhir diluncurkan sebagai output dari proses empowerment yang sedang dijalankan.

9. Bersetuju terlebih dahulu di muka dengan staf yang bersangkutan apa yang diharapkan dari mereka, apa ukurannya, dan apa yang dapat perusahaan berikan,sekalipun belum konkret tetapi setidaknya ada bayangan yang dapat merangsang staf atau karyawan.

10. Setiap ide dan pemikiran yang berhasil diluncurkan dan dilihat manfaatnya dengan jelas bagi perusahaan perlu diumumkan siapa penemu atau pencetusnya sehingga yang bersangkutan merasa tersanjung dan bangga, merasa dihargai dan tidak disia-siakan.

11. Monitor perkembangan dari implementasi ide atau pemikiran dalam praktiknya karena bisa saja dengan berjalannya waktu menjadi tidak efektif atau menjadi bumerang yang membawa dampak negatif bagi perusahaan. Tidak lagi zamannya kita bekerja hanya dengan rutinitas sementara perkembangan di luar begitu cepat dan dinamis, oleh karena itu empowerment menjadi sebuah alternatif yang dapat membangkitkan kinerja di perusahaan yang perlu dicoba.

Pengertian Pemberdayaan Masyarakat sebenarnya mengacu pada kata “Empowerment” , yaitu sebagai upaya mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki oleh masyarakat. Jadi pendekatan pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan masyarakat nelayan adalah penekanan pada pentingnya masyarakat lokal yang amndiri sebagai suatu sistem yang mengorganisir diri mereka sendiri. Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang demikian tentunya diharapkan memberikanperanan kepada individu bukan sebagai obyek, tetapi sebagai pelaku atau aktor yang menentukan hidup mereka sendiri. Lebih lanjut payne (1997 : 266), mengatakan bahwa:

“Empowerment seeks to help clients gain power of decision and action over their own lives by reducing the effect of social or personal blocks to exercising existing power, by increasing capacity and self confidence to use power and by transferring power from the environment to clients”.

Page 3: Empowerment Bukan Delegation of Authority

(Pemberdayaan dipandang untuk menolong klien dengan membangkitkan tenaga dalam mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan sepanjang hidup, termasuk mengurangi efek atau akibat dari gejala- gejala pada masyarakat atau individu untuk melatih agar kekuatan itu tumbuh dengan meningkatkan kapasitas percaya diri, antara lain melalui transfer daya dari lingkungannya).

Pendekataan pemberdayaan masyarakat yang berpusat pada manusia (people centered development) melandasi wawasan pengelolaan sumber daya lokal, yang merupakan mekanisme perencanaan yang menekankan pada teknologi pembelajaran sosial dan strategi perumusan program. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengaktualisasikan dirinya. Dalam hal ini, Moelyarto (1999: 37-38) mengemukakan ciri-ciri pendekatan pengelolaan sumber daya lokal yang berbasis masyarakat, meliputi :

1. Keputusan dan inisiatif untuk memenuhi masyarakat setempat dibuat ditingkat local, oleh masyarakat yang memiliki identitas yang diakui peranannya sebagai partisipan dalam proses pengambilan keputusan.

2. Fokus utama pengelolaan sumber daya local adalah memperkuat kemampuan masyarakat miskia dalam mengarahkan aset- asset yang ada dalam masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhannya.

3. Toleransi yang besar terhadap adanya variasi. Oleh karena itu mengakui makna pilihan individual, dan mengakui proses pengambilan keputusan yang dengan sentralistik.

4. Budaya kelembagaannya ditandai oleh adanya organisasi- organisasi yang otonom dan mandiri, yang saling berinteraksi memberikan umpan balik pelaksanaan untuk mengoreksi diri pada setiap jenjang organisasi.

5. Adanya jaringan koalisi dan komunikasi antara para pelaku dan organisasi local yang otonom dan mandiri, yang mencakup kelompok penerima manfaat, pemerintah lokal, lokal dan sebagainya, yang menjadi dasar bagi semua kegiatan yang ditujukan untuk memperkuat pengawasan dan penguasaan masyarakat atas berbagai sumber yang ada, serta kemampuan masyarakat untuk mengelola sumber daya setempat.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keberdayaan masyarakat terletak pada proses pengambilan keputusan sendiri untuk mengembangkan pilihan-pilihan adaptasi terhadap perubahan lingkungan dan sosial. Oleh karena itu, pemahaman mengenai proses adaptasi masyarakat nelayan terhadap lingkungannya merupakan informasi penting dalam pembangunan yang berorientasi pada manusia (people centered development), yang melandasi wawasan pengelolaan sumber daya lokal (community based resource management).

Ada berbagai perbedaan defenisi pemberdayaan (empowerment) yang dikemukakan oleh para ahli. Menurut Noe et.al (1994) pemberdayaan adalah merupakan pemberian tanggung jawab dan wewenang terhadap pekerjaan untuk mengambil keputusan menyangkut semua pengembangan produk dan pengambilan keputusan. Sedangkan menurut Khan (1997) pemberdayaan merupakan hubungan antar personal yang berkelanjutan untuk membangun

Page 4: Empowerment Bukan Delegation of Authority

kepecayaan antar karyawan dan manajemen. Byars dan Rue (1997) memberi pengertian empowerment merupakan bentuk desentralisasi yang melibatkan pada bawahan dalam membuat keputusan.

Dari defenisi di atas dapat diambil berbagai hal penting dari pengertian pemberdayaan, yaitu : pertama, pemberian tanggung jawab dan wewenang kepada karyawan. Kedua, menciptakan kondisi saling percaya antar manajemen dan karyawan. Ketiga, adanya employee involvement yaitu melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan.

Sharafat Khan ( 1997) menawarkan sebuah model pemberdayaan yang dapat dikembangkan dalam sebuah organisasi.  Model pemberdayaan tersebut yaitu :

1. Desire.  Tahap pertama dalam model empowerment adalah adanya keinginan dari manajemen untuk mendelegasikan dan melibatkan pekerja. Yang termasuk hal ini antara lain :

Pekerja diberi kesempatan untuk mengidentifikasi permasalahan yang sedang berkembang.

Memperkecil directivepersonality dan memperluas keterlibatan pekerja. Mendorong terciptanya perspektif baru dan memikirkan kembali strategi kerja. Menggambarkan keahlian team dan melatih karyawan untuk menguasai sendiri (self –

control 2. Trust. Setelah adanya keinginan dari manajemen untuk melakukan pemberdayaan, langkah selanjutnya adalah membangun kepercayaan antar manajemen dan karyawan. Adanya saling percaya antara anggota organisasi akan tercipta kondisi yang baik untuk pertukaran informasi dan saran tanpa adanya rasa takut. Hal – hal yang termasuk dalam trust antara lain :

Memberi kesempatan pada karyawan untuk berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan.

Menyediakan waktu dan sumber daya yang mencukupi bagi karyawan dalam menyelesaikan kerja.

Menyediakan pelatihan yang mencukupi bagi kebutuhan kerja. Menghargai perbedaan pandangan dan menghargai kesuksesan yang diraih oleh

karyawan. Menyediakan akses informasi yang cukup.

3.         Confident. Langkah selanjutnya setelah adanya saling percaya adalah menimbulkan rasa percaya diri karyawan dengan menghargai terhadap kemampuan yang dimiliki oleh karyawan. Hal – hal yang termasuk tindakan yang dapat menimbulkan confident antara lain :

Mendelegasikan tugas yang penting terhadap karyawan. Menggali ide dan saran dari karyawan. Memperluas tugas dan membangun jaringan antar departemen. Menyediakan jadwal job instruction dan mendorong penyelesaian yang baik.

4.Credibility. Langkah keempat menjaga kredibilitas dengan penghargaan dan mengembangkan lingkungan kerja yang mendorong kompetisi yang sehat sehingga tercipta organisasi yang memiliki performance yang tinggi. Hal yang termasuk credibility antara lain :

Memandang karyawan sebagai partner strategis

Page 5: Empowerment Bukan Delegation of Authority

Peningkatan target di semua bagian pekerjaan Memperkenalkan inisiatif individu untuk melakukan perubahan melalui partisipasi Membantu menyelesaikan perbedaan dalam penentuan tujuan dan priorotas

5.         Accountibility

Tahap dalam proses pemberdayaan selanjutnya adalah pertanggung jawaban karyawan pada wewenang yang diberikan. Dengan menetapkan secara konsisten dan jelas tentang peran, standar dan tujuan tentang penilaian terhadap kinerja karyawan, tahap ini sebagai sarana evaluasi terhadap kinerja karyawan dalam penyelesaian dan tanggung jawab terhadap wewenang yang diberikan. Hal yang termasuk accountability antara lain :

Menggunakan jalur training dalam mengevaluasi kinerja karyawan Memberikan tugas yang jelas dan ukuran yang jelas Melibatkan karyawan dalam penentuan standar dan ukuran Memberikan saran dan bantuan kepada karyawan dalam menyelesaikan beban

kerjanya Menyediakan periode dan waktu pemberian feedback

6.Communication.  Langkah terakhir adalah adanya komunikasi yang terbuka untuk menciptakan saling memahami antar karyawan dan manajemen. Keterbukaan ini dapat diwujudkan dengan adanya kritik dan saran terhadap hasil dan prestasi yang dilakukan pekerja. Hal yang termasuk dalam communication antara lain :

Menetapkan kebijakan open door communication Menyediakan waktu untuk mendapatkan informasi dan mendistribusikan

permasalahan secara terbuka Menciptakan kesempatan untuk cross – training

Model di atas menggambarkan bahwa sebuah pemberdayaan merupakan serangkaian proses yang dilakukan secara bertahap dalam organisasi agar dapat dicapai secara optimal dan membangun kesadaran dari anggota organisasi akan pentingnya proses pemberdayaan sehingga perlu adanya komitmen dari anggota terhadap organisasi. Dengan pemberian wewenang dan tanggung jawab akan menimbulkan motivasi dan komitmen karyawan terhadap organisasi

About these

Page 6: Empowerment Bukan Delegation of Authority

Asas manajemen

Istilah manajemen memiliki berbagai pengertian. Secara universal manajemen adl penggunaan sumberdaya organisasi utk mencapai sasaran dan kinerja yg tinggi dalam berbagai tipe organisasi profit maupun non profit. Definisi  manajemen yg dikemukakan  oleh Daft (2003:4) sebagai berikut: “Management is the attainment of organizational goals in an effective and efficient manner through planning organizing leading and controlling organizational resources”. Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa manajemen merupakan pencapaian tujuan organisasi dgn cara yg efektif dan efisien lewat perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengawasan sumberdaya organisasi.

Plunket dkk.(2005:5) mendefinisikan manajemen sebagai “One or more managers individually and collectively setting and achieving goals by exercising related functions (planning organizing staffing leading and controlling) and coordinating various resources (information materials money and people)”. Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa manajemen merupakan satu atau lbh manajer yg secara individu maupun bersama-sama menyusun dan mencapai tujuan organisasi dgn melakukan fungsi-fungsi terkait (perencanaan pengorgnisasian penyusunan staf pengarahan dan pengawasan) dan mengkoordinasi berbagai sumber daya (informasi material uang dan orang).

Manajer sendiri menurut Plunket dkk.(2005:5) merupakan people who are allocate and oversee the use of resources jadi merupakan orang yg mengatur dan mengawasi penggunaan sumber daya.

Lewis dkk.(2004:5) mendefinisikan manajemen sebagai: “the process of administering and coordinating resources effectively and efficiently in an effort to achieve the goals of the organization.” Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa manajemen merupakan proses mengelola dan mengkoordinasi sumber daya-sumber daya secara efektif dan efisien sebagai usaha utk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Mary Parker Follet yg dikutip oleh Handoko (2000:8) manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain utk melaksanakan berbagai tugas yg mungkin diperlukan.

Istilah manajemen memiliki berbagai pengertian. Secara universal manajemen adl penggunaan sumberdaya organisasi utk mencapai sasaran dan kinerja yg tinggi dalam

Page 7: Empowerment Bukan Delegation of Authority

berbagai tipe organisasi profit maupun non profit. Definisi  manajemen yg dikemukakan  oleh Daft (2003:4) sebagai berikut: “Management is the attainment of organizational goals in an effective and efficient manner through planning organizing leading and controlling organizational resources”. Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa manajemen merupakan pencapaian tujuan organisasi dgn cara yg efektif dan efisien lewat perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengawasan sumberdaya organisasi.

Plunket dkk.(2005:5) mendefinisikan manajemen sebagai “One or more managers individually and collectively setting and achieving goals by exercising related functions (planning organizing staffing leading and controlling) and coordinating various resources (information materials money and people)”. Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa manajemen merupakan satu atau lbh manajer yg secara individu maupun bersama-sama menyusun dan mencapai tujuan organisasi dgn melakukan fungsi-fungsi terkait (perencanaan pengorgnisasian penyusunan staf pengarahan dan pengawasan) dan mengkoordinasi berbagai sumber daya (informasi material uang dan orang).

Manajer sendiri menurut Plunket dkk.(2005:5) merupakan people who are allocate and oversee the use of resources jadi merupakan orang yg mengatur dan mengawasi penggunaan sumber daya.

Lewis dkk.(2004:5) mendefinisikan manajemen sebagai: “the process of administering and coordinating resources effectively and efficiently in an effort to achieve the goals of the organization.” Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa manajemen merupakan proses mengelola dan mengkoordinasi sumber daya-sumber daya secara efektif dan efisien sebagai usaha utk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Mary Parker Follet yg dikutip oleh Handoko (2000:8) manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain utk melaksanakan berbagai tugas yg mungkin diperlukan.

Manajemen Sebagai Ilmu Dan Seni Manajemen itu perpaduan antara ilmu dan seni

Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno yaitu ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Karenanya, manajemen dapat diartikan sebagai ilmu dan seni tentang upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Manajemen dipandang dari berbagai perpektif yang ada, mempunyai dasar yang kuat yang tidak terlepas dari perpaduan antara ilmu dan seni.

Manajemen sebagai suatu seni, disini memandang bahwa di dalam mencapai suatu tujuan diperlukan kerja sama dengan orang lain. Intinya bagaimana cara memerintahkan pada orang lain agar mau bekerja sama. Pada hakekatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah managing ( mengatur ) untuk mengatur disini diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.Seni dalam manajemen yaitu membentuk manusia menjadi lebih efektif dari yang sudah dan sedang mereka lakukan tanpa anda. Ilmu adalah pada bagaimana anda melakukannya, yaitu : planning, organizing, directing dan monitoring. Sehingga manajemen sebagai ilmu adalah melihat bagaimana manajemen dihubungkan dengan prinsip-prinsip manajemen,dan telah di organisasi menjadi teori. Dimana seorang manajer mempelajari terlebih dahulu tujuannya lalu diproses olehnya dengan keahliannya,setelah menjadi sebuah teori,lalu di buat penetapan tenaga kerja pengarah dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.

Page 8: Empowerment Bukan Delegation of Authority

Dalam kenyataannya manajemen sulit dedifenisikan karena tidak ada defenisi manajemen yang diterima secara universal. Chaster I Bernard dalam bukunya yang berjudul The function of the executive, bahwa manajemen yaitu seni dan ilmu, juga Henry Fayol, Alfin Brown Harold, Koontz Cyril O’donnel dan Geroge R. Terry. Mary Parker Follet pun mendefenisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Hal ini berarti bahwa para manajer untuk mencapai tujuan organisasinya harus melalui kerjasama orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin dilakukan. Manajemen memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa juga mempunyai pengertian lebih dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya tidak ada defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang, diantaranya adalah sebagai berikut :

1.      Manajemen sebagai ilmu pengetahuan (management as a science) adalah bersifat interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari ilmu-ilmu sosial, filsafat dan matematika.

2.      Manajemen sebagai suatu sistem (management as a system) adalah kerangka kerja yang terdiri dari beberapa komponen/bagian, secara keseluruhan saling berkaitan dan diorganisir sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

3.      Manajemen sebagai suatu fungsi (management as a function) adalah suatu rangkaian kegiatan yang masing-masing kegiatan dapat dilaksanakan tanpa menunggu selesainya kegiatan lain, walaupun kegiatan tersebut saling berkaitan dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi.

4.      Manajemen sebagai suatu proses (management as a process) adalah serangkaian tahap kegiatan yang diarahkan pada pencapaian suatu tujuan dengan pemanfaatan semaksimal mungkin sumber-sumber yang tersedia.

5.      Manajemen sebagai suatu profesi (management as a profession) adalah suatu bidang kegiatan atau bidang keahlian tertentu, antara lain profesi di bidang kedokteran, bidang teknik dan bidang hukum.

6.      Manajemen sebagai kumpulan orang (management as people / group of people) adalah suatu istilah yang dipakai dalam arti kolektif untuk menunjukkan jabatan kepemimpinan di dalam organisasi antara lain kelompok pimpinan atas, kelompok pimpinan tengah dan kelompok pimpinan bawah.

Daftar PustakaLink : (http://blog.re.or.id/definisi-manajemen.htm)Link : (http://firmanaidin.blogspot.com/2010/01/manajemen-sebagai-ilmu-dan-seni.html)

Pengerian Manajemen Menurut Para Ahli

1. Menurut Henry FayolMenyebutkan ada lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Sedangkan fungsi manajemen adalah elemen-elemen

Page 9: Empowerment Bukan Delegation of Authority

dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan

2. Menurut Prof. Oie Liang Lee“Manajemen adalah ilmu dan seni mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.

3. Menurut Richard L.Daft (2002:8) mendefinisikan sebagai berikut:“Manajemen adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumberdaya organisasi.”

4. Menurut James A.F. Stoner (2006:Organisasi.org)“Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya”.

5. Menurut Mulayu S.P. Hasibuan (2000:2) mengatakan bahwa :“Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai satu tujuan.”

6. Menurut Dr. Sp. Siagian dalam buku “FILSAFAT ADMINISTRASI”Pengertian Manajemen dapat di definisikan sebagai : “Kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui orang lain”

7. Menurut Ordway Tead yang disadur oleh Drs. He. Rosyidi dalam buku “ORGANISASI DAN MANAGEMENT“Manajemen adalah “Proses dan kegiatan pelaksanaan usaha memimpin dan menunjukan arah penyelenggaraan tugas suatu organisasi di dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan”.

8. Menurut Marry Parker Follet“Manajemen adalah seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain

Fungsi manajemen

Berikut adl lima fungsi manajemen yg paling penting menurut Handoko (2000:21) yg berasal dari klasifikasi paling awal dari fungsi-fungsi manajerial menurut Henri Fayol yaitu:

Planning

Planning atau perencanaan merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan penentuan strategi kebijaksanaan proyek program prosedur metode sistem anggaran dan standar yg dibutuhkan utk mencapai tujuan.

Organizing

Organizing atau pengorganisasian ini meliputi:

Page 10: Empowerment Bukan Delegation of Authority

1. Penentuan sumber daya-sumber daya dan kegiatan-kegiatan yg dibutuhkan utk mencapai tujuan organisasi.

2. Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yg akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan.

3. Penugasan tanggung jawab tertentu4. Pendelegasian wewenang yg diperlukan kepada individu-individu utk melaksanakan

tugasnya.

Staffing

Staffing atau penyusunan personalia adl penarikan (recruitment) latihan dan pengembangan serta penempatan dan pemberian orientasi pada karyawan dalam lingkungan kerja yg menguntungkan dan produktif.

Leading

Leading atau fungsi pengarahan adl bagaimana membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yg diinginkan dan harus mereka lakukan.

Controlling

Controlling atau pengawasan adl penemuan dan penerapan cara dan alat utk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dgn yg telah ditetapkan.

Daft (2003:6) membagi manajemen menjadi empat fungsi saja berikut penjelasannya:

1. Planning merupakan fungsi manajemen yg berkenaan dgn pendefinisian sasaran utk kinerja organisasi di masa depan dan utk memutuskan tugas-tugas dan sumber daya-sumber daya yg digunakan yg dibutuhkan utk mencapai sasaran tersebut.

2. Organizing merupakan fungsi manajemen yg berkenaan dgn penugasan mengelompokkan tugas-tugas ke dalam departemen-departemen dan mengalokasikan sumber daya ke departemen.

3. Leading fungsi manajemen yg berkenaan dgn bagaimana menggunakan pengaruh utk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi.

4. Controlling fungsi manajemen yg berkenaan dgn pengawasan terhadap aktivitas karyawan menjaga organisasi agar tetap berada pada jalur yg sesuai dgn sasaran dan melakukan koreksi apabila diperlukan.

Managemen menurut GEORGE.R.TERRY *)Menurut George .R. Terry, manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.

*)Manajemen sebagai “proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan, pengorganisasian, menggerkan dan pengawasan yang dialkukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain”. (George R. Terry, Ph.D)

Page 11: Empowerment Bukan Delegation of Authority

*) Menurut George R. Terry memberikan pengertian bahwa :

“Manajemen adalah suatu proses yang berbeda terdiri dari planning, organizing, actuating, dan controling yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lainnya. Dengan kata lain, berbagai jenis kegiatan yang berbeda itulah yang membentuk manajemen sebagai suatu proses yang tidak dapat dipisah-pisahkan dan sangat erat hubungannya.” (Yayat M. Herujito , 2001: 3

Sebenarnya teori GR Terry inilah yang paling mudah diingat.P O A CPlanning, Organizing, Actuating, ControllingPlanning --> perencanaanOrganizing --> Pengorganisasian atau pembagian tugasActuating --> PelaksanaanControlling --> Pengontrolan/Pengawasan

Menurut GR Terrymanajemen adalah suatu proses tertentu yang terdiri dari POAC yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan manusia dan sumber daya lain. suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen juiga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalm kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.

Menurut G. R. Terry dalam bukunya, Principle of Management :• Koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron / teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yangseragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan.Menurut tinjauan manajemen, koordinasi menurut Terry meliputi :1. Jumlah usaha baik secara kuantitatif, maupun secara kualitatif2. Waktu yang tepat dari usaha-usaha tersebut3. Directing atau penentuan arah usaha-usaha tersebut

• Wewenang adalah kekuasaan resmi dan kekuasaan pejabat untuk menyuruh pihak lain supaya bertindak dan taat kepada pihak yang memiliki wewenang itu

#Fungsi-fungsi manajemen menurut GEORGE.R.TERRY :

Ada 4 yaitu :

1.perencanaan(planning)

a.menjelaskan,,emantapkan dan memastikan tujuan yang di capai.

b.meramalkan keadaan untuk yang akan datang.

Page 12: Empowerment Bukan Delegation of Authority

c.memperkirakan kondisi pekerjaan yang di lakukan.

d.memilih tugas yang sesuai untuk pencapaian tujuan .

e.membuat rencana secara menyeluruh dengan menekankan kreativitas.

f.membuat kebijaksanaan,prosedur,standar&metode untuk pelaksanaan kerja.

g.mengubah rencana sesuai dengan petunjuk dan hasil pengawasan.

h.membiarkan peristiwa dan kemungkinan akan terjadi.

2.pengorganisasian (organizing)

a.membagi pekerjaan ke dalam tugas-tugas operasional.

b.Mengelompokan tugas-tugas ke dalam posisi secara operasional.

c.menggabungkan jabatan operasional ke dalam unit yang berkaitan.

d.memilih dan menempatkan orang untuk pekerjaan sesuai.

e.menjelaskan persyaratan dari tiap jabatan.

f.menyesuaikan wewenang dan tanggung jawab dari tiap anggota.

g.menyediakan berbagai fasilitas untuk pegawai.

h.menyelaraskan organisasi sesuai petunjuk hasil pengawasan.

3.penggerakan(actuating)

a.Melakukan partisipasi terhadap keputusan tindakan dan perbuatan.

b.mengarahkan orang lain dalam bekerja.

c.memotivasi anggota.

d.berkomunikasi secara efektip.

e.meningkatkan anggota agar memahami potensinya secara penuh.

f.memberi imalan penghargaan yang sesuai terhadap pekerja.

g.memcukupi keperluan pegawai sesuai dengan kegiatan pekerjaannya.

h.berusaha memperbaiki pengarahan sesuai petunjuk pengawasan.

4.pengendalian(controlling)

a.membandingkan hasil pekerjaan dengan rencana secara keseluruhan

b.menilai hasil pekerjaan dengan standar hasil kerja.

Page 13: Empowerment Bukan Delegation of Authority

c.membuat media pelaksanaan secara tepat.

d.memberitahukan media pengukur pekerjaan.

e.memindahkan data secara rinci untuk melihat perbandingan & penyimpangannya.

f.membuat saran dan tindakan perbaikan.

g.memberitahukan anggota yang bertanggungjawab terhadap pemberian penjelasan.

h.melaksanakan pengawasan sesuai dengan petunjuk hasil pengawasan.

Kegiatan dalam Fungsi Pengawasan dan Pengendalian antara lain :• Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Hal ini harus secara rutin dilakukan supaya terlihat pada point mana target yang telah tercapai dan target yang belum tercapai sehingga dapat diambil langkah penyelesaian.

• Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan. Langkah ini harus selalu dilakukan agar setiap kesalahan yang ada dapat segera diperbaiki.

• Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis

(ANITA CHRISMAWATI SIRWINDANI/12118433/12.1A.14)

Perusahaan mepunyai tujuan yang telah ditetapkan, karena dengan tujuan itulah akan mengarahkan seluruh aktiftas dan bisa dijadikan tolak ukur efektiftas kegiatan tersebut dan pencapiannya dengan memaksimalkan factor produksi yang antara lain man, material, machines, methods, money, market dan morale.

A. Definisi Manajemen

1. Manajemen : “keahlian untuk menggerakan orang untuk melakukan suatu pekerjaan” (the art of getting thing done through people) (Lawrence A. Appley, American Management Association)

1. Manajemen : “seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengontrolan dari pada “human and natural resources” untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu”.(oey Liang Gie, Guru besar manajemen UI)

Page 14: Empowerment Bukan Delegation of Authority

1. Manajemen sebagai “proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan, pengorganisasian, menggerkan dan pengawasan yang dialkukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain”. (George R. Terry, Ph.D)

B. FILSAFAT MANAJEMEN

Berbagai teori manajemen berdasar pada filsafat dibawah ini antara lain : filasafat idealisme (suatu keadaan yang amat sempurna yang menjadi pola dari segala sesuatu yang kita dapati didunia ini), filsafat ini diterapkan dalam manajemen marxis dan codetermination yang popular di Negara sosialis, jerman dan skandinavia.

filsafat realisme (dunia ini dan segala sesuatu yang terdapat didalamnya adalah kenyataan yang tidak dapat dibantah), filsafat ini beriringan dengan revolusi industri inggeris yang disusun Frederick W. taylor.

Filsafat neo-thomisme ( kenyataan itu rasio, keadaan, dan Tuhan sedangkan kebenaran adalah intuisi, segala sesuatu yang masuk akal dan yang diwahyukan Tuhan) banyak dipraktikan oleh manajemen katholik yang merujuk pada bible

filsafat pragmatisme (pengalaman dan segala sesuatu yang dapat dialami oleh manusia, keberanaran dapat dilihat dari pendapat umum) yang banyak merujuk pada manajemen yang berlaku umum mellaui opini public.

filsafat eksistensialisme (kenyataan adalah eksistensi atau keadaan yang menyerupai itu, kebenaran adalah pendapat yang sejalan dengan pandangan pribadi seseorang), peran manusia menjadi perhatian utama.

PRAKTIK MANAJEMEN

Aplikasi dari filsafat melahirkan beeberapa tahapan penerapan manajemen sebagaimana yang diungkapkan George R. Terry (2006:67) membagi tahapan praktik manajemen antara lain :

1. manajemen partisipasi

2. manajemen berdasarkan hasil (result management)

3. manajemen memperkaya pekerjaan (job enrichment),

4. manajemen prioritas produktifitas,

5. manajemen berdasarkan kemungkinan (contingency management)

6. manajemen pemanfaatan konflik

Odiorne membagi praktek manajemen dengan beberapa tahapan :

1. Manajemen memaksa (1920-an dan 1930-an)

Page 15: Empowerment Bukan Delegation of Authority

2. Manajemen mementingkan hubungan kemanusiaan (1940-an)

3. Manajemen menggunakan tekanan (1950-an)

4. Manajemen menurut keadaan (1960-an)

Bennet Silalahi (2001:10) membagai praktik manajemen menjadi 5 tahapan antara lain :

1. manajemen teknologis

2. manajemen administratif

3. manajemen sistem kemanusiaan

4. manajemen ilmiah

5. manajemen sasaran dan hasil

FUNGSI MANAJEMEN

Selain penerapan filsafat manajemen, Aplikasi ilmu manajemen dapat kita lihat beberapa Fungsi manajemen yang diungkapkan para ahli dan banyak fungsi-fungsi manajemen yang telah dikemukakan,

1. George R. Terry dalam bukunya priciples of management adalah POAC (planning, organizing, actuating dan controlling),

2. Koontz, O’donnel & Nielander : perencanaan (planning), mengorganisasi (organizing), pengadaan (staffing), mengarahkan (directing) dan mengawasi (controlling),

3. Henry Fayol (planning, organizing, commanding, cordinatong dan controlling),

4. Luther M. Gullick : perencanaan (planning), mengorganisasi (organizing), pengadaan tenaga kerja (staffing), mengarahkan (directing), menyeleraskan/mengkoordinasikan (coordinating),melaporkan (reporting), menyusun anggaran (budgeting)

5. Bennet Silalahi : perencanaan (planning), pengambilan keputusan (decision making) dan ketatalaksanaan (implementation) serta fungsi terakhir dipecahkan kembali menurut besar kecilnya perusahaan : membina organisasi (organizational development), memimpin (leading) dan mengawasi (controlling)

PERENCANAAN

Perencanaan : “Proses yang diatur supaya suatu sasaran atau tujuan masa depan yang masih samar-samar menjadi lebih jelas” (Silalahi, 2001:43). Atau bisa diartikan sebagai “keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan dating dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan” (Siagian, 1997:108)

William H. Newman (1962:15) : “planning is deciding in advance what is to be done” (penetuan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan)

Page 16: Empowerment Bukan Delegation of Authority

Lousi A. Allen : planning is the determination of a course of action to achieve a desired result” (perencanaan adalah penentuans erangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan)

Koontz & O’donnel : planning is function of manager which involves the selection from among alternative of objective, policies, procedures and programs (perencaan adalah fungsi seorang menejer yang berhubungan dengan pemilihan dari berbagai alternative daripada tujuan, kebijaksanaan, prosedur dan program.)

George R. Terry (2006) : “tindakan memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai amsa yang akan dating dalam hal memvisualisikana serta merumuskan aktifitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai ahsil yang dinginkan”

Sasaran : tujuan yang dinginkan yang melukiskan skope yang jelas serta memberikan arah kepada usaha-usaha seorang menejer. Unsur dari sasaran secara umum meliputi : 1). Efisiensi organisasi, produktifitas tinggi dan memaksimalkan laba. 2). Pertumbuhan organisasi, kepemimpinan industrial dan stabilitas organisasi. 3). Pertimbangan dalam kesejahteraan pegawai. 4). Kepentingan sosial dan masyarakat.

Jenis perencanaan :

1. Strategi planning : perencanaan utama meliputi perencanaan startegi umum/ pola dasar tujuan perusahaan.

2. Strategi manajemen : perencanaan departementasi yang harus dilaporkan setiap tahun.

3. Perencanaan adminsitrasi : perencanaan yang diatur secara terperinci dan teknikal yang terdiri dari kegiatan dan tugas. (silalahi, 2001)

George R. Terry : jenis perencanaan meliputi : a) Prosedur (procedure) b) Metode (methode) c). standar (standard) d) anggaran (budget) e). program (programs) f) faktor teknis (tecno-factor)

Unsur-unsur perencanaan

Rudyard Kipling dalam hidupan ada enam pelayan yang bernama : what, why, where, when, how, who

1). Tindakan apa yang harus dikerjakan

2). Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan

3). Dimanakah tindakan itu harus dilaksanakan

4). Kapankah tindakan itu dilaksanakan

5). Bagaimanakh cara pelaksanaan tidnakan tersebut

5). Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu

Page 17: Empowerment Bukan Delegation of Authority

Dr. Bennet silalahi (2001) : 1). Penyelidikan (research), 2). penentuan sumber langka (scarce resources), 3). penentuan lingkungan, 4). penentuan kebijakan perusahaan, 5) penetuan wahana (organisasi)

Manullang (1977) : 1) tujuan perusahaan 2) politik 3). Prosedur 4). Budget 5). Program

Louis Allen : 1) meramalkan (forecasting) 2). Menetapkan tujuan (establishing objectives), 3) mengacarakan (programming) 4). Meyusun tata waktu (scheduling) 5) menyusun anggaran (budgeting) 6). Memperkembangkan prosedur ( developing procedures) 7) menetapkan dan menafsirkan kebijaksanaan (establishing & interpreting policy)

Syarat-syarat perencanaan :

1. Realistis praktis dan terarah dimana idealisme takluk kepada rasio dan rasio pada pengalaman.

2. Disusun oleh ahli dalam perencanaan yang sangat faham tujuan utama perusahaan.

3. Dapat dilaksanakan oleh manajemen tingkat atas, menengah dan bawah secara serempak.

Ada juga berpendapat perencanaan :

1. harus mempermudah tercapainya tujuan.

2. harus dibuat orang yang memahami tujuan organisasi dan orang yang mendalami teknik perencanaan

3. harus disertai rincian yang teliti

4. harus sesaui dengan pemikiran pelaksanaan

5. harus sederhana, luwes, pragmatis

6. didalamnya ada tempat pengambilan resiko

7. harus merupakan forecasting

Proses perencanaan

1. seleksi sasaran

2. penilaian dampak lingkungan

3. mengadakan ramalan tentang perubahan

4. evaluasi kekuatan internal perushaan

5. mempertimbangkan berbagai alternatif tindakan bersama resiko dan imbalannya

6. pilihan alternatif terbaik

Page 18: Empowerment Bukan Delegation of Authority

7. penentuan program spesifik, rencana dan prosedur pelaksanaan

evaluasi bersama hasil dan akibat perencanaan dalam rangka mengambil tindkaan perbaikan dan mengadakan perubahan sesaui dengan apa yang

Pengorganisasi dalam perusahaan

Batasan organisasi :

Dalam arti badan, organisasi adalah sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu, dalam arti bagan, organisasi adalah gambaran skematis tentang hubungan kerjasama antara orang-orang yang terdapat dalam suatu badan untuk mencapai suatu tujuan dan dalam arti dinamis, organisasi adalah suatu proses penetapan dan pembaian pekerjaan, pembatasan tugas dan tanggungjawab serta penetapan hbungan antara unsur-unsur organisasi sehingga memungkinkan orang bekerjasama secara efektif untuk mencapai tujuan (M. Fuad, 2001:102)

Istilah organisasi yang didefinisikan secara statis diartikan sebagai suatu gambaran secara skematis tentang bagian-bagian tugas dan tanggungjawab dan hbungan bagian yang terdapat dalam sesautu badan atau suatu lembaga sedangkan secara dinamis diartikan sebagai suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan dialkukan, pembatasan tugas-tugas atau tangungjawab serta wewenang dan penetapan hbungan antara unsure organisasi sehingga memungkinkan orang-orang dapat bekerja bersama-sama sefektif mungkin untuk pencapaian tujuan. (Manulang, 1971:49)

Organisasi sebagai wadah berkumpulnya sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama, kemudian mengorganisasikan diri dengan bekerja bersama-sama untuk merealisasikan tujuannya (B.S. Wibowo, 202:315)

Organisasi diartikan sebagai a consciously coordinated social entity, with a relatively identifiable boundary that functions on a relatively continuous basis to achive a common goal or set of goals (stphen P. Robbins, 1990:4)

Organization are relatively permanent social entities characterized by goal-oriented behavior, specialization and structure (Warren B. brown, 1980:2)

Pengorganisasian diartikan sebagai suatu tindakan mengusahakan hubungan kelakukan yang efektif antara orang-orang, hingga mereka dapat bekerjasama secara efisien dan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.(George R.Terry, 2006:233)

Tujuan mengorganisasi :

1. mempermudah melaksanakan tugas.2. mempermudah pimpinan untuk mengawasi bawahan3. Agar tertuju pada tujuan tertentu

Page 19: Empowerment Bukan Delegation of Authority

4. untuk dapat menentukan orang yang dibutuhkan untuk menjabat tugas-tugas yang sudah dibagi-bagi

PRINSIP ORGANISASI

1. Principle of objective

Tiap organisasi harus mempunyai tujuan yang tertentu dan jelas

1. The principle of functional organization

Suatu organisasi harus didirikan diatas fungsi-fungsi utama yang diperlukan untuk mencapai tujuan efisien

1. The principle of balance

Berbagai bagian dari organisasi harus mempunyai kebutuhan yang berimbang sesuai dengan fungsi bagian tersebut dalam mencapai tujuan organisasi

1. The principle of specialization

Organisasi harus dibagi sehingga aktiftas seseorang anggota organisasi sedapat mungkin dibatasi pada pelaksanaan satu fungsi saja.

1. The principle of continuity

Organisasi harus mengambarkan jenjang kenaikan tingkat dalam strukturnya agar suplai kemampuan manajerial yang sangat diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidupnya dapat terlaksana secara berkeinambungan

1. The principle of flexibility

Organisasi dan rencana kerjanya harus lentur untuk menghadapi keadaan usaha yang terus menerus berubaha, persaingan, pengaruh luas, perluasan.

1. The principle of simplicity

Rencana organisasi harus sederhana sedemikian rupa agar dapat mencpai tujuan organisasi dengan efektif dan efisien

1. The principle of unity of command

Setiap organisasi memerlukan seorang pemimpin tunggal dan setiap bawahan harus mempunyai haya seorang atasan

1. The principle of span of control

Kemapuan seseorang untuk mengendalikan bawahan dengan efektif dan efisien, karena itu perlu ada jumlah bawahan seseorang

Page 20: Empowerment Bukan Delegation of Authority

1. The principle supervisory channels

Suatu organisasi harus diperlengkapi dengan garis kepengawsan secara tegas dari pucuk pimpinan sampai kepada para pelaksana

1. The principle of communication

Oprganisai harus memungkinkan hubungan yang baik untuk pelaksnaan tiap tugas

1. The principle of coordination

Organisasi harus memungkinkan koordinasi yang baik dari tiap fungsi agar dicapai efisiensi uyang maksimal

1. The principle of effectiveness

Organisasi harus memungkinkan efisiensi yang maksimum disertai dengan minimum usaha dan pengeluaran-pengeluaran lainnya dalam mencapai tujuannya