emfisema paru.pptx

20
BY. MULIA MAYANGSARI, S.KEP.NS. PASIEN EMPHYSEMA PARU

Upload: firdaus-senopati

Post on 29-Jan-2016

128 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: emfisema paru.pptx

B Y. M U L I A M A Y A N G S A R I , S . K E P. N S .

PASIEN EMPHYSEMA PARU

Page 2: emfisema paru.pptx

Anatomi & Fisiologi Paru

1. Secara anatomis sistem pernapasan di bagi menjadi saluran napas atas dan bawah.

2. Struktur utama saluran napas atas meliputi: hidung, faring dan laring.

3. Fungsi utama saluran napas atas adalah : menghangatkan, menyaring, dan melembabkan udara yang dihirup pada saat inspirasi.

4. Struktur utama saluran napas bawah terdiri dari : trakea dan paru, meliputi bronki, bronkioli, dan alveoli. Dilindungi oleh rongga toraks dan otot pernapasan, yaitu diafragma dan otot interkosta

Page 3: emfisema paru.pptx

Cont...

5. Ventilasi membutuhkan gerakan dinding sangkar toraks yaitu diafragma. Efek dari gerakan adalah secara bergantian meningkatkan dan menurunkan kapasitas dada.

6. Kapasitas dalam dada meningkat, udara masuk melalui trakea , karena penurunan tekanan di dalam dan mengembangkan paru yang disebut inspirasi

7. Ketika dinding dada dan diafragma kembali ke ukurannya semula, paru-paru yang elastis mengempis dan mendorong udara keluar melalui bronkus dan trakea.

Page 4: emfisema paru.pptx

Epidemiologi :

Di Indonesia penggunaan tembakau diperkirakan menyebabkan 70 % kematian karena penyakit paru kronik dan emfisema. Dua pertiga dari seperempat laki-laki dan wanita memiliki emfisema paru pada saat kematian.

Data WHO menunjukkan bahwa pada tahun 1990, PPOK, termasuk di dalamnya emfisema paru, menempati urutan ke-6 sebagai penyebab utama kematian di dunia, sedangkan pada tahun 2002 telah menempati urutan ke-3 setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker.

Emfisema paru yang tergolong PPOK diperkirakan akan menempati peringkat ketiga penyebab kematian di seluruh dunia pada tahun 2020.

Page 5: emfisema paru.pptx

APA ITU EMFISEMA PARU??

1.Didefinisikan sebagai suatu distensi abnormal ruang udara di luar bronkhiolus terminal dengan kerusakan dinding alveoli (Smeltzer & Bare, 2002).

2.Disebabkan oleh destruksi progresif septum alveolar dan kapiler, yang menyebabkan jalan napas dan ruang udara yang membesar, recoil elastik paru yang menurun, dan jalan napas yang semakin mudah mengalami kolaps (Ward, et al., 2006)

3.Merupakan pengembangan paru yang ditandai dengan pelebaran ruang udara didalam paru-paru disertai destruksi jaringan (Somantri, 2009).

Page 6: emfisema paru.pptx

Etiologi:

1. Rokok2. Polusi3. Infeksi Saluran Nafas4. Genetik, adanya

defisiensi α 1-antitrpsin

5. Faktor Sosial Ekonomi

6. Hipotesis Elastase-anti elastase

7. Penuaan

Page 7: emfisema paru.pptx

Manifestasi Klinis....

1. Penampilan Umum,

a. Kurus, kulit pucat dan flattened

hemidiafrgma

b. Tidak ada tanda cor pulmonal dengan

edema dependen pada stadium akhir

2. Usia 65 – 75 tahun

Page 8: emfisema paru.pptx

Cont...

3. Pada pemeriksaan fisik pasien dengan emfisema paru akan ditemukan:

a. Dispneab. Infeksi sistem respirasic. Barrel chestd. Pada auskultasi terdapat

penurunan suara napas e. hiperesonans dan

penurunan fremitus taktil saat perkusi.

Page 9: emfisema paru.pptx

Empat perubahan patologik yang timbul pada pasien emfisema:

1. Hilangnya elastisitas paru

2. Hiperinflasi paru3. Terbentuknya

bullae4. Kolaps jalan

napas kecil dan udara terperangkap

Page 10: emfisema paru.pptx

3 Tipe dari Emfisema :

1. Emfisema Centriolobular (centriacinar), menyebabkan kerusakan bronkiolus pada region paru atas. Tipe ini sering terjadi akibat kebiasaan merokok yang lama

Page 11: emfisema paru.pptx

Cont...2. Emfisema Panlobular (Panacinar),

melibatkan seluruh alveolus distal dan bronkiolus terminal serta paling

banyak pada paru bagian bawah. Tipe ini sering tejadi pada pasien dengan

defisiensi α1-antitripsin

Page 12: emfisema paru.pptx

Cont....

3. Emfisema Paraseptal, mengenai saluran napas distal, duktus dan

sakus. Dapat mengalami komplikasi pneumothorax spontan

Page 13: emfisema paru.pptx

Patofisiologi.....

Emfisema terjadi karena kerusakan dinding alveolar, yang menyebabkan overdistensi permanen ruang udara. Perjalanan udara terganggu akibat dari perubahan ini. Kesulitan selama ekspirasi pada emfisema merupakan akibat dari adanya destruksi dinding (septum) diantara alveoli, kollaps jalan nafas sebagian dan kehilangan elastisitas recoil. Pada saat alveoli dan septa kollaps, udara akan tertahan diantara ruang alveolar (disebut blebs) dan diantara parenkim paru (disebut bullae). Proses ini akan menyebabkan peningkatan ventilatory pada “dead space” atau area yang tidak mengalami pertukaran gas atau darah.

Page 14: emfisema paru.pptx

Cont....

Kerja nafas meningkat dikarenakan terjadinya kekurangan fungsi jaringan paru untuk melakukan pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Emfisema juga menyebabkan destruksi kapiler paru, lebih lanjut terjadi penurunan perfusi oksigen dan penurunan ventilasi. Pada beberapa tingkat emfisema dianggap normal sesuai dengan usia, tetapi jika hal ini timbul pada awal kehidupan (usia muda), biasanya berhubungan denganbronchitis kronis dan merokok (Somantri, 2009).

Page 15: emfisema paru.pptx

Pengkajian Diagnostik :

1. Chest X-Ray : dapat menunjukkan hiperinflation paru, flattened diafragma, peningkatan ruang udara retrosternal, dan penurunan tanda vaskular/bulla

2. Pemeriksaan Fungsi Paru : dilakukan untuk menentukan penyebab dari dyspnea, menentukan abnormalitas fungsi tersebut apakah akibat obstruksi atau restriksi, memperkirakan tingkat disfungsi dan untuk mengevaluasi efek dari terapi, misal :bronchodilator.

3. TLC (Jumlah Limfosit Total) : menurun pada pasien emfisema

Page 16: emfisema paru.pptx

Cont....

4. Kapasitas Inspirasi : menurun pada emfisema5. FEV1/FVC : ratio tekanan volume ekspirasi

(FEV) terhadap tekanan kapasitas vital (FVC) menurun pada bronchitis dan asthma.

6. ABGs (Arterial Blood Gas) : menunjukkan proses penyakit kronis, seringkali PaO2 menurun dan PaCO2 normal atau meningkat (bronchitis kronis dan emfisema) tetapi seringkali menurun pada asthma, pH normal atau asidosis, alkalosis respiratori ringan sekunder terhadap hiperventilasi (emfisema sedang atau asthma).

Page 17: emfisema paru.pptx

Cont...

7. Bronchogram : pada pasien emfisema dapat menunjukkan dilatasi dari bronchi saat inspirasi, kollaps bronchial pada tekanan ekspirasi

8. Darah Komplit : peningkatan hemoglobin dapat terjadi pada pasien emfisema berat.

9. Kimia Darah : kemungkinan dapat ditemukan alpha 1-antitrypsin pada pasien dengan emfisema primer.

Page 18: emfisema paru.pptx

Cont...

10. Sputum Kultur : untuk menentukan adanya infeksi, mengidentifikasi patogen, pemeriksaan sitologi untuk menentukan penyakit keganasan atau allergi.

11. ECG : pada pasien bronchitis dan emfisema gelombang P pada Leads II, III, AVF panjang dan tinggi, axis QRS vertikal ditemukan pada pasien emfisema.

12. Exercise ECG, Stress Test : menolong mengkaji tingkat disfungsi pernafasan, mengevaluasi keefektifan obat bronchodilator, merencanakan/evaluasi program.

Page 19: emfisema paru.pptx

Gambar hasil pemeriksaan foto X-Ray pada pasien emfisema....

Page 20: emfisema paru.pptx